Professional Documents
Culture Documents
KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
NEUROLOGI CEDERA
KEPALA
By Ns .Nurlaila
PENGERTIAN
Trauma kapitis adalah cedera pada kepala
yang dapat menyebabkan kerusakan yang
kompleks di kulit kepala, tulang tempurung
kepala, selaput otak, dan jaringan otak itu
sendiri.
ETIOLOGI
Laserasi
Perdarahan
Epidural
Subdural
Intra Serebral
Perdarahan Epidural
Ruptur a.meningea
media ok.fraktur linier.
Pdrh cepat, kematian
cepat, perlu tindakan
operasi
Tanda lateralisasi.
Perdarahan Subdural
Ruptur vena/memar
otak.
Prognosis kurang baik.
Mortalitas > 60-90%
Alkoholik.
Cedera tembus,
benturan tumpul.
Operasi tdk selalu
menolong.
Gejala & tanda
tgt.lokasi.
Lanjutan
Cedera otak sekunder dapat disebabkan
oleh :
PATOFISIOLOGI
Cedera kepala dapat merobek meremukkan atau
menghancurkan saraf, pembuluh darah dan jaringan di
dalam atau di sekeliling otak perdarahan (hematoma) jar.
Otak, g3 oksigenasi peningkatan tekanan bisa merusak
atau menghancurkan jaringan otak mendorong otak ke
sisi yang berlawanan dan menggeser batang otak, sarafsaraf dan pembuluh darah otak Bagian paling medial dari
lobus temporalis mengalami herniasi Kompresi pada
korteks serebri atau distorsi batang otak, penurunan
kesadaran Gangguan pada pusat kardiorespiratorik
terlihat dengan adanya denyut yang tidak teratur atau denyut
yang lambat meningkatnya tekanan darah dan gangguan
pernapasan
KLASIFIKASI CEDERA
KEPALA
Berdasar Beratnya dinilai dengan Skala
Koma Glasgow
JENIS
GCS
CKR
13-15
CKS
9 -12
CKB
</= 8
JENIS PEMERIKSAAN
Respon Buka Mata (E)
Spontan
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Tidak ada
Respon Motorik Terbaik
Ikut perintah
Melokalisir nyeri
Fleksi normal (menarik anggota yg dirangsang)
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada
Respon Verbal
Berorientasi baik
Berbicara mengacau
Kata-kata tidak teratur
Suara tidak jelas
Tidak ada
NILAI
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Berdasarkan Morfologi
1. Cedera kulit kepala
MANIFESTASI KLINIS.
Gangguan kesadaran
Perubahan tanda-tanda vital
Abnormalitas pupil
Gangguan penglihatan dan pendengaran
Vertigo
Gangguan pergerakan
Kejang
Syok hipovolemik menunjukkan cedera
multisistem.
Tanda-tanda khusus
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK.
CT- Scan
Angiografi cerebral
Radiologi ( sinar X )
Pemeriksaan toksikologi
Pungsi Lumbal
GDA ( Gas darah Artei )
KOMPLIKASI
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Aktivitas / Istirahat
Perubahan kesadaran, letargi, ataksia cara berjalan tak tegap,
masalah keseimbangan,
Sirkulasi
Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi), perubahan
frekuensi jantung (bradikardi, takikardi)
Makanan / cairan
mual, muntah dan mengalami penurunan selera
Neurosensori
Kehilangan kesadaran sementara, amnesia, vertigo, sinkope,
tinnitus, kehilangan pendengaran, g3 penglihatan dan penciuman
Pernapasan
Perubahan pola napas, napas berbunyi, stridor, tersedak, ronchi,
mengi positif (mungkin karena aspirasi)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
INTERVENSI
Pre
Operatif
KEPERAWATAN
1. Pola jalan nafas tidak efektif b/d hipoksia
Intervensi
Mandiri
o
Pantau frekuensi, irama, kedalaman
pernafasan. Catat ketidakteraturan
pernafasan
o
Angkat kepala t4 tidur sesuai
aturannya, posisi miring sesuai
indikasi
Abjurkan pasien untuk melakukan
nafas dalam yang efektif jika pasien
sadar.
Kolaborasi
o
Berikan oksigen
Rasional
o
Memaksilkan
arteri
oksigen
pada
darah
Tentukan
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan keadaan tertentu
atau
yang
menyebabkan
koma/penurunan perfusi jaringan otak
fan potensial peningkatan TIK.
Menentukan
pilihan
itervensi.
Penurunan tanda/ gejala neurologis atau
kegagalan dlm pemulihannya setelah
serangan awal mungkin menunjukkan
bahwa pasien itu perlu dipindahkan ke
perawatan intensiv untuk memantau TIK
Kolaborasi
Batasi
pemberian
cairan
sesuai indikasi, berikan cairan
melalui IV dengan alat kontrol
Berikan oksigen
sesuai indikasi
tambahan
3.
Intervensi
Perubahan persepsi
sensori b/d defisit
neurologis
Rasional
Mandiri
Kaji kesadaran sensorik seperti respon
sentuhan, panas/dingin, benda tajam/tumpul
dan kesadaran terhadap gerakan dan letak
tubuh.
Perhatikan
adanya
masalah
penglihatan atau sensasi yang lain.
Hilangkan
suara
bising/stimulus
berlebihan sesuai kebutuhan
yang
kolaborasi
Rujuk pada ahli fisioterapi, terapi okupasi,
terapi wicara dan terapi kognitif,
Kolaborasi
Pertahankan
bantuan
yang
konsisten oleh staf atau keberadaan
staf sebanyak mungkin
o
Kurangi stimulus yang merangsang,
kritik yang negatif, argumentasi dan
konfrontasi.
Kolaborasi
o
Rujuk
kepada
kelompok2
penyokong seperti asosiasi cedera
kepala, pelayanan sosial ( jika ada)
o
rentang
perhatian
untuk
berkonsentrasi mungkin memendek
secara tajam untuk berkonsentrasi
mungkin memendek secara tajam
memberikan pasien perasaan yang
stabil dan mampu mengontrol situasi.
Menurunkan
resiko
terjadinya
stimulus respon pertengkaran atau
penolakan.
Bantuan
tambahan
mungkin
bermanfaat dalam upaya pemulihan.
Intervensi
Mandiri
o
Catat bagian2 dari unit keluarga,
keberadaan/keterlibatan
sistem
pendukung
o
Dengarkan pasien dengan penuh
perhatian selama pasien mengungkapkan ketidakberdayaannya yang
membuatnya gelisah
o
Anjurkan untuk mengaku perasaannya.
Jangan menyangkal atau meyakinkan
bahwa segala sesuatunya akan beres
Kolaborasi
o
Libatkan keluarga dalam pertemuan
tim rehabilitasi dan perencanaan
perawatan/pengambilan keputusan
Rasional
o
memfasilitasi, komunikasi,
memungkinkan keluarga untuk menjadi
bagian integral dari rehabilitasi dan
memberikan rasa kontrol.
7. Kurang pengetahuan
tentang proses rehabilitasi.
Intervensi
Mandiri
o
evaluasi
kemampuan
dan
kesiapan untuk belajar dari
pasien dan juga keluarganya
o
berikan kembali informasi yang
b/d proses trauma dan pengaruh
sesuadahnya
o
diskusikan
rencana
untuk
memenuhi kebutuhan perawatan
diri
Rasional
o
Post Operatif
1. Resiko infeksi terhadap
Intervensi
prosedur
invasif.Rasional
Mandiri
o
Periksa kembali kemampan dan
keadaan secara fungsional pada
kerusakan yang terjadi
o
.
o
Kolaborasi
o
Berikan antibiotik sesuai indikasi
Mengidentifikasi
kemungkinan
kerusksn secara fungsional dan
mempengaruhi pilihan intervensi
yang akan dilakukan
Mempertahankan
kenyamanan,
keamanan, dan postur tubuh yang
normal dan menurunkan/mencegah
resiko kerusaklan kulit pada daerah
kogsigis
Mempertahankan mobilisasi dan
fungsi sendi/posisi normal dan
mencegah/menurunkan
terjadinya
vena yang statis
Terapi profilaktik dapat digunakan
pada pasien yang m,engalami
trauma, kebocoran CSS untuk
menurunkan resiko terjadinya infeksi
nosokomial
Rasional
Mandiri
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Tingkatkan
aktivitas
sesuai
toleransi,
Bantu melakukan latihan rentang
gerak sendi pasif/aktif.
Meningkatkan
istirahat
dan
ketenangan.
Menyediakan
energi
yang
digunakan untuk penyembuhan.
Tirah
baring
lama
dapat
menurunkan kemampuan.
Ini
dapat
terjadi
karena
keterbatasan
aktifitas
yang
mengganggu periode istirahat.
Menyediakan
kalori
sebagai
sumber energi
o
o
o
Diskusikan
pentingnya
perubahan posisi sering,perlu
untuk mempertahankan aktivitas.
EVALUASI