You are on page 1of 11

Dunia Islam Pada Abad Pertengahan

A. Kerajaan Ottoman
Kerajaan Ottoman bertempat di Turki. Kerajaan Ottoman baru
merdeka pada tahun 1300 M. Kerajaan Ottoman didirikan oleh Usman I
yang sekaligus menjadi raja pertama di kerajaan tersebut. Kerajaan
Ottoman mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad II (1451-1481). Sultan ini berjasa besar, karena telah
menyebarluaskan Islam ke benua Eropa, melalui penaklukan kota Banteng
Konstantinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena
keberhasilannya ini, kemudian Sultan Muhammad II mendapat julukan Al
Fatih yang artinya Sang Penakluk. Kerajaan Ottoman mengalami masa
keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman I (1520-1566), yang
bergelar Sulaeman Agung dan Sulaiman Al-Canuni. Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang
cukup luas, yaitu: Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia Kecil,
Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai ke
batas Sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah
dan Laut Hitam. Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia,
Kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduran sehingga satu demi satu
eilayah kekuasaannya melepaskan diri. Berikut ini adalah penguasa
kerajaan Ottoman yang terkenal, di antarannya:
Usman I
Usman I sebagai pendiri Kerajaan Ottoman dan sekaligus menjadi
raja yang pertama tentu lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada
usaha-usaha untuk memperkukuh dan melindungi kekuasaanya. Pada
masa Usman I memimpin, banyak sekali serangan yang dilancarkan oleh
kekaisaran Bizantium. Oleh karena itu, untuk membantengi
kekuasaannya, anak Usman yang bernama Orkhan membentuk pasukan
tangguh yang disebut Inkisyariah (Janissary).
Murad I
Ekspansi besar-besaran kerajaan Ottoman dilakukan oleh Murad I,
sehingga dia menguasai daerah Balkan, Adrianopel (Turki), Macedonia,
Sofia (Bulgaria) dan hampir seluruh Yunani. Hal tersebut membuat
kerajaan-kerajaan kriten di Balkan dan Eropa Timur menjadi marah.
Mereka menyusun kekuatan yang terdiri atas Bulgaria, Serbia, Hongaria,
dan Rumania untuk menggempur kerajaan Ottoman. Meskipun Murad I
tewas dalam pertempuran, tetapi kemenangan tetap pada pihak Ottoman.
Bayazid I
Perluasan wilayah Ottoman tetap dilakukan meskipun pada saat itu
Kerajaan Ottoman dipegang oleh Bayazid I. Banteng Philadhelpia dan
Gramania di Iran berhasil ditaklukan oleh pasuka Bayazid I pada tahun
1391 M. Hal tersebut membuat kegelisahan di daratan Eropa yang
mengakibatkan Paus menyuruh umat kristen untuk mengangkat senjata
melawan Kerajaan Ottoman. Dengan dipimpin Raja Hongaria, Sjismond,
pasukan ini dibantu oleh Jerman sehingga terjadi pertempuran di Nicopolis
tanggal 25 September 1396 M. Kerajaan Ottoman berhasil memenangkan

pertempuran tersebut dan Eropa mengalami kekalahan. Pada tahun 1402


M, Kerajaan Ottoman digempur oleh pasuka Timur Lenk, seorang
penguasa Mogul. Dengan kekuatan 800.000 orang pasuka Timur Lenk
dapat mengalahkan pasukan Bayazid I yang berkekuatan 120.000 orang.
Dalam pertempuran itu, Bayazid I tewas beserta pasukannya. Akibat
kekalahan itu, wilayah Ottoman hampir seluruhnya jatuh ketangan Timur
Lenk.
Murad II
Kerajaan Ottoman sempat mengalami keruntuhan, tetapi setelah Raja
Murad II memimpin, kerajaan tersebut menjadi bangkit kembali. Seperti
raja-raja sebelumnya, Murad II juga melakukan ekspansi besar-besaran di
daerah-daerah seperti Venesia, Salonika, dan Hongaria.
Muhammad Al Fatih
Setelah Murad II wafat, Kerajaan Ottoman dipimpin oleh putra Murad
II yang bernama Muhammad. Sama halnya dengan raja-raja sebelumnya,
Muhammad juga melakukan ekspansi besar-besaran ke seluruh wilayah.
Wilayah yang berhasil ditaklukan adalah Konstantinopel pada tahun 1453
M. Sehingga mendapat gelar Al Fatih (sang penakluk). Sejak saat itu,
Konstantinopel dijadikan ibukota Kerajaan Ottoman dan namanya diubah
manjadi Istanbul yang berarti tahta Islam. Ditaklukannya Konstantinopel
memudahkan tentara Ottoman menaklukkan Serbia, Albania, dan
Hongaria.
Sulaiman Al-Qanuni
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa
pemerintahan Sulaiman Al-Qanuni. Sulaiman diberi gelar Al Qanuni karena
berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Selain itu,
dia juga mendapat gelar Sulaiman yang Agung. Masa pemerintahannya,
wilayah Ottoman meliputi: Aljazair, Hejaz, Arme Irak, Asia kecil, Balkan,
Bulgaria, Yunani, Rumania, dan tiga laut yaitu, Laut Merah, Laut Hitam dan
Laut Tengah. Pemerintahan Kerajaan Ottoman berlangsung selama 7
abad. Kerajaan ini mulai lemah setelah kekuasaan Sulaiman Al-Qanuni.
Pada umumnya penguasa yang menggantikannya tidak mempunyai
wibawa dan lemah dalam memimpin negara.

B. Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol.
Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa
Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima
perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin
wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti
Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul,
Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah
Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar Pedisyah AlUsman, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas
dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M),
Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli
(1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan
Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah

Byzantum serta Konstantinopel (1453 M). Beberapa kemajuan pada masa


Kerajaan Usmani, Yaitu :
Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana
menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat
keempat bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul
kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa
Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri
non-muslim.
Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya
wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani
mengambil ajaran tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia,
organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab.
Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta
kaligrafi indah.
Akulturasi budaya dari berbagai Negara, diantaranya Kebudayaan
Persia, Byzantium dan Arab. Sedangkan ilmu pengetahuan yang menonjol
adalah bidang arsitektur dan hiasan kaligrafi.
Agama
Kesadaran agama pada masa Kerajaan Usmani sangatlah kuat. Pada
masa ini muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi dan Maulawiyah.
Berikut ini namanama 38 penguasa Kesultanan Usmani. Yaitu :
Periode Pertama
1)
Usman I 1299-1324
2)
Orkhan bin Usman 1324-1359
3)
Murad bin Orkhan 1359-1389
4)
Bayazid I bin Murad I 1389-1402
Periode Kedua
5)
Muhammad I bin bayazid I 1403-1421
6)
Murad II bin Muhammad I 1421-1451
7)
Muhammad II al-Fatih bin Murad I 1451-1481
8)
Bayazid II bin Muhammad II 1481-1512
9)
Salim I bin Bayazid II 1512-1520
10) Sulaiman al-Qununi bin Salim I 1520-1566
Periode Ketiga
11) Salmi II bin Sulaiman I 1566-1574
12) Murad II bin Salim II 1574-1595
13) Muhammad II bin Murad III 1595-1603
14) Ahmad I bin Muhammad III 1603-1617
15) Mustafa I bin Muhammad III 1617-1618
16) Usman II bin Ahmad I 1618-1622
17) Mustafa I untuk yang ke-2 1622-1623
18) Murad IV bin Ahmad I 1623-1640
19) Ibrahin bin Ahmad I 1640-1648
20) Muhammad IV bin Ibrahin 1648-1687

21) Sulaiman II 1687-1691


22) Ahmad II bin Ibrahim 1691-1695
23) Mustafa II bin Muhammad IV 1695-1703
Periode Keempat
24) Ahmad III bin Muhammad IV 1703-1730
25) Mahmud I bin Mustafa II 1730-1754
26) Usman III bin Mustafa II 1754-1757
27) Mustafa II bin Ahmad III 1757-1774
28) Abdul Hamid I bin Ahmad III 1774-1789
29) Salim III bin Mustafa III 1789-1807
30) Mustafa IV bin Abdul Hamid I 1807-1808
31) Mahmud II bin Abdul Hamid I 1808-1839
Periode Kelima
32) Abdul Majid bin Mahmud II 1839-1861
33) Abdul Aziz bin Mahmud II 1861-1876
34) Murad V bin Abdul Majid 1876
35) Abdul Hamid III bin Abdul Majid 1876-1909
36) Muh. V Rasyad bin Abdul Majid 1909-1918
37) Muh. Wahiduddin bin Abdul Majid 1918-1922
38) Abdul Majid II sebagai khalifah
1922-1924

C. Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia
(Iran). Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang
menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini
memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat
militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik
untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada
pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan
Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si
kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara.
Sebelumnya Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia
mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk
tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak
mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula
sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah
Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart
maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan
Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi
mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan
merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu
melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan
pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari
ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk
kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini
berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.

keemasan Kerajaan Safawi terjadi pada masa kepemimpinan Syah


Abbas (1588-1629 M)Syah Abbas berhasil memperluas wilayahnya ke
Tabriz, Sirwan, Kepulauan Harmuz, dan pelabuhan Bandar Abbas.
Beberapa kemajuan pada masa Kerajaan Safawi, yaitu :
Pemerintahan dan Politik
Struktur Organisasi pemerintahan Kerajaan Safawi secara administratif
terbagi menjadi dua, yaitu horizontal dan vertikal. Secara horizontal
berdasarkan kesukuan, sedangkan secara vertikal berdasarkan keistanaan
(dargah) dan sekretariat Negara (divan atau mamalik)
Ekonomi
Adanya pelabuhan Bandar Abbas, pelabuhan menjadi ramai,
sehingga Perdagangan semakin maju. Selain itu, juga mengalami
kemajuan dalam bidang pertanian, terutama di daerah Bulan Sabit yang
subur. Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di
bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara
menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena
stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang
terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara
Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang
pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang
subur.
Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Syah Abbas I mendirikan lembaga Pendidikan syiah, yaitu untuk lebih
memantapkan aliran Syiah yang diyakininya. Pada zaman ini muncul
beberapa ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan, diantaranya Muhammad
bin Husain Al-Amili Al-JubaI. Muhamad Baqir Astarabadi, Sadrudin
Muhammad bin Ibrahim Syiraji, dan Muhammad Baqir Majlisi.
Sedangkan dibidang budaya banyak dibangun gedung-gedung yang
megah dan indah, baik itu kantor, masjid, rumah sakit maupun jembatan
raksasa. Dalam bidang seni banyak sekali menghasilkan kerajinan tangan,
keramik, karpet, dan seni lukis.
Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan
gaya arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan
hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.

D. Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur
diwarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya
Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu,
serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30
tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya
memerintah selama 9 tahun karena kondisi dalam negeri tidak aman
dengan munculnya pemberontakan. Humayun meninggal dan digantikan
oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan
diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia memperluas
wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah.

Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin


ileh seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan di berbagai
bidang, misalnya ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas
politik yang aman dan pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad
Jayadi yang berjudul Padmayat menjadi karya sastra yang paling
menonjol. Demikian juga pembangunan masjid indah dan megah yang
berlapis mutiara yang disebut Taj Mahal.
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Babur (1428-1530 M). Ia
berkuasa selama 30 tahun. Setelah wafat digantikan oleh anaknya
Humayun, dan ia berkuasa selama 9 tahun. Kemudian Humayun
digantikan oleh anaknya yaitu Akbar. Akbar memperluas ekspansi dengan
menguasai daerah Chundar, Ghond, Ovisa, dan Asingah. Beberapa
kemajuan pada masa Kerajan Mogul, yaitu :
Politik dan Ekonomi
Stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yag stabil, membuat
laju perekonomian dan pertanian pun maju. Contohnya biji-bijian dan
sayuran serta hasil kerajinan pengolohan kain untuk pakaian maupun
gordyn.
Seni dan Budaya
Dalam bidang kesenian yang paling menonjol adalah sastra gubahan
penyair Istana, yaitu Malik Muhammad Jayadi dengan karyanya yang
berjudul padyamat. Demikian juga pembangunan masjid indah dan
megah seperti Taj Mahal.
Berikut ini daftar nama-nama para raja yang berjasa di keraajaan MogulIndia :
1) 1526-1530 - Zahiruddin Muhammad Babur
2) 1530-1556 - Humayun
3) 1605-1627 - Akbar Syah
4) 1627-1658 - Jahangir
5) 1658-1707 - Syeh Jehan
6) 1707-1712 - Aurangzeb (Alamgir)
7) 1712-1713 - Bahadur Syah I
8) 1713-1719 - Jihandar Syah
9) 1719-1748 - Farruk Siyar
10) 1748-1754 - Muhammad
11) 1754-1759 - Ahmad
12) 1759-1806 - Alam II
13) 1806-1837 - Akbar II
14) 1837-1857 - Bahdur Syah II

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Abad


Pertengahan
Pada abad pertengahan di beberapa wilayah kekuasaan Islam, ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan walaupun tidak lebih maju
daripada masa jayanya Daulah Abbasiyah dan tidak mampu menyaingi
kemajuan bangsa Eropa.
Di India pada masa pemerintahan kerajaan Mogul telah dibangun
sekolah-sekolah, yang di dalamnya diajarkan ilmu pengetahuan umum,
seperti logika, filsafat, geometri, geografi, sejarah, politik, dan
matematika. Tatkala Sultan Syah Jehan dan Aurangzeb memerintah telah
dibangun sekolah-sekolah tinggi, selain pusat pengajaran di Sueknon.
Selain itu, pada tahun 1641 M perpustakaan di Agra telah memiliki
24.000 judul buku dalam berbagai disiplin ilmu.
Di Mesir tatkala diperintah oleh Dinasti Mamluk (1250-1517 M) telah
muncul para cendekiawan Muslim seperti:
Ibnu Abi Usaibiah, penulis buku Uyun Al-Anba fi Tabaqat Al-Atibba
(penyampai informasi dalam tingkatan para dokter).
Abu Al-Fida, Ibnu Tagri Badri Atabaki, dan Al-Maqrizi, terkenal sebagai
penulis sejarah kedokteran.
Abu Hasan Ali Nafis, (wafat 1288) kepala rumah sakit Kairo yang
menemukan susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, tiga
abad lebih dulu dari Servetus (orang Portugis),
Nasiruddin At-Tusi, (1201-1274) seorang ahli observatorium dan Abu Faraj
Tabari (1226-1286) seorang ahli matematika.
Selain itu, ada seorang cendekiawan Muslim yang ahli dalam ilmu
geografi yang bernama Ibnu Batutah (703-779 H) dan juga pengembara
Muslim yang telah berkeliling dunia serta pernah singgah sebanyak dua
kali di Samudera Pasai (Aceh). Beliau telah menyusun buku yang berjudul
Rihlah Ibnu Batutah, berisi tentang perjalanan Ibnu Batutah dalam
berkeliling dunia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berpuluh-puluh
bahasa dunia.
Perlu pula diketahui bahwa pada awal abad pertengahan ini, telah
pula disusun Kitab Mausuat, yaitu buku yang sangat tebal, berisi tentang
kumpulan berbagai ilmu pengetahuan, yang pada masa sekarang disebut
ensiklopedi. Di antara cendekiawan Muslim yang menyusun Mausuat
adalah An-Nuwairy (wafat : 722 H), Ibnu Fadlullah (700-748 H), dan
Jalaluddin As-Suyuti (849-911 H).
Setelah kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah
dari benua Asia dan Afrika mengalami kemunduran di bidang politik dan
ekonomi, akibat dijajah oleh bangsa Eropa, umat Islam tidak mampu lagi
untuk menumbuh-kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad


Pertengahan
1. Arsitektur
Kata arsitektur berasal dari bahasa Yunani yaitu architektur yang
berasal dari dua suku kata yakni arche dan tektoo. Arche berarti asli, awal,
dan otentik. Tektoo bermakna berdiri stabil dan kokoh.
Arsitektur Islam adalah ilmu sekaligus seni merancang
bangunanataupun struktur lain yang fungsional dan dirancang
berdasarkan kaidah estetika Islam yang bertolak dari pengakuan akan
keesaan Allah SWT. Arsitektur Islam itu terdapat antara lain pada
bangunan masjid, istana, dan makam/pekuburan.
2. Seni Sastra
Seni sastra sebagai bagian dari kebudayaan terdapat pula di
berbagai wilayah kerajaan dan wilayah Islam seperti: Turki, Persia, Irak,
India, bahkan Indonesia.
Sastrawan-sastrawan Muslim yang hidup di abad pertengahan antara
lain:
Fariduddin Al-Attar (1119-1230)
Beliau lahir di Nisabur, timur laut Persia. Semasa mudanya beliau
mengembara ke berbagai wilayah Islam, seperti Mesir, Hejaz, India, dan
Asia Tengah. Kemudian ia kembali ke tempat kelahirannya dan menetap di
sana. Beliau menulis puisi dan menyusun petuah-petuah sufi selama
39tahun.
Karya Fariduddin yang sangat terkenal adalah Mantiq At-Tair
(musyawarah beruang). Sebuah sajak alegori yang mengisahkan
pengalaman religius kaum sufi. Buku Mantiq At-Tair ini telah diterjemahkan
dalam bahasa Inggris dengan judul The Conference Of The Birds (1955).
Jalaluddin Ar-Rumi (1207-1273 M)
Jalaluddin Ar-Rumi lahir di Afganistan pada tahun 1207 M dan wafat di
Turki tahun 1273 M. Ia adalah keturunan sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a.
Ia seorang penyair sufi terbesar pada masanya, yang mendapat gelar
Maulana (Tuan Kami).
Saadi Syiraz (wafat di Syiraz antara tahun 1291 dan 1295 M)
Saadi Syiraz adalah seorang sastrawan Persia yang karya tulisnya
berjudul Bustan (kebun buah) dan Gulistan (kebun bunga). Gulistan
ditulis dalam bentukprosa dan berisi kisah-kisah, kata-kata mutiara,
renungan pribadi yang berisi selingan puisi berisi anekdot, humor dan
nasehat. Bustan (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) berisi
kisah-kisah yang indah dan melukiskan nilai-nilai luhur Islam yakni
kebenaran, keadilan, kerendahan hati, dan kebebasan.

Fuzuli (wafat tahun 1556 M)


Fuzuli termasuk penyair terkenal dalam sejarah sastra Islam. Salah satu
karyanya yang terkenal berbentuk puisi yang berjudul Shikeyetname
(pengaduan). Fuzuli bertempat tinggal di Irak.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulakan bahwa:
Pada abad pertengan, Islam mengalami kemunduran. Hal itu ditandai antara
lain dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh, yang meliputi
seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya Islam menjadi banyak kerajaan.
Juga kerajaan Islam besar pada abad pertengahan adalah kerajaan
ottoman di Turki, kerajaan Mogul di India dan kerajaan Syafawi di Persia.
Pada abad pertengahan, bangsa Eropa lebih maju daripada kerajaankerajaan Islam umat Islam, khususnya untuk menjajah wilayah-wilayah
Islam, baik di Asia maupun di Afrika. Tujuan penjajahan bangsa Eropa
adalah gold, glory dan gospel.
Pada awal abad pertengahan terutama di 3 kerajaan besar, yakni kerajaan
Ottoman Turki, Mogul di India, dan Syafawi di Persia. Ilmu pengetahuan
tentang Islam, ilmu pengetahuan umum dankebudayaan mengalami
kemajuan, walaupun tidak semaju zaman keemasan Daulat Abbasiyah
file:///D:/WEB/Nurhikmah%20Alam%20%20Perkembangan%20Islam%20Pada
%20Abad%20Pertengahan.htm

You might also like