You are on page 1of 62

Proses Absorbs

Devi Permata Sari


(1306370884)
Julia Nofadini
(1306370972)
Nadira Putri Pinasthika
(1306370814)
Naufal Giffari
Rachmat
(1306447833)

Teknologi
Bioproses
2015

Outline

Prinsip dasar proses absorbsi


Mekanisme/prinsip kerja absorbsi
Desain kolom absorbsi
Menentukan jumlah plate pada kolom
absorbsi
Faktor yang mempengaruhi kerja
absorbsi
Aplikasi proses absorbsi

Prinsip Dasar Absorbsi

DEFINISI
Gas Absorption
Operasi
pemisahan
solut dari fase gas ke
fase cair, yaitu dengan
mengontakkan
gas
yang
berisi
solut
dengan solvent yang
tidak menguap.

DEFINISI
Absorber
Alat yang digunakan untuk memisahkan
satu komponen atau lebih dari
campurannya menggunakan prinsip
perbedaan kelarutan
Solut
Komponen yang dipisahkan dari
campurannya
Solvent (Separating Agent)
Cairan atau gas yang melarutkan solut

Karena
perbedaan
kelarutan
inilah, transfer
massa solut
dari fase satu
ke fase yang
lain dapat
terjadi

PRINSIP DASAR
Memanfaat
perbedaan
kelarutan,
tahanan antar fasa, dan besarnya
difusivitas molekul-molekul gas pada
larutan tertentu.
Driving force dalam perpindahan massa
ini adalah tingkat konsentrasi gas
terlarut (tekanan parsial) dalam total
gas melebihi konsentrasi kesetimbangan
dengan cairan pada setiap waktu.

PRINSIP DASAR

LARUTAN GAS DALAM CAIRAN

Kemampuan gas yang bertindak sebagai terlarut untuk dapat


larut dalam cairan yang bertindak sebagai pelarut masingmasing pada komposisi dan jumlah tertentu.
Kelarutan tergantung pada :

KepolaranSenyawa
Polar
jika
bertemu dengan senyawa polar, maka
akan mudah untuk larut, sedangkan
senyawa Non polar bertemu dengan
senyawa polar maka akan tidak atau
sedikit saling melarutkan.

Tekanan Tekanan gas naik maka


kelarutan bertambah, karena jika
tekanan di tingkatkan berarti kita
paksa
gas
tersebut
masuk
kedalam larutan.
Ikatan hidrogen adanya ikatan
Suhu Suhu naik, maka kelarutan
hidrogen,
akan
mempercepat
gas turun, karena pada temperatur
kelarutan gas dalam cairan terutama
yang meningkat menyebabkan
antara
suatu
senyawa
yang
energi kinetik gas meningkat,
mengandung atom N, O dan F dengan
molekul gas bergerak semakin
senyawa lain yang mengandung
cepat
sehingga
mudah
unsur H.
meninggalkan pelarutnya.

PRINSIP DASAR
Hubungan kesetimbangan biasa disambungkan dengan konstanta
Henry yang dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan :
PA= Tekanan parsial A pada larutan
CA = Konsentrasi molar (mol/volume)
m= Konstanta Henry (tekananan/fraksi mol)
H= Konstanta Henry (tekanan/konsentrasi)
K=Konstanta kesetimbangan atau rasio
kesetimbangan uap-cair
XA= Fraksi mol A pada fasa cair

PRINSIP DASAR
DIFUSI
Transfer massa yang disebabkan gerakan molekuler
secara acak dalam fluida diam, atau fluida yang
mengalir secara laminer.

Disebabkan adanya perbedaan


konsentrasi
Dapat terjadi di fluida (gas atau cairan) dan
di dalam padatan
Difusi dalam padatan lebih lambat daripada
dalam fluida

PRINSIP DASAR
STEADY-STATE DIFFUSION
Flux difusi (J) = Banyaknya zat yang berpindah setiap satuan
waktu dan
setiap satuan luas transfer.
J=M/At=(Mass (or atom or moles))/(Area x
Time)

Tanda negatif
mengartikan flux
berjalan dari konsentrasi
tinggi ke rendah.

Ficks First
Law

PRINSIP DASAR
UNSTEADY-STATE DIFFUSION
Proses dimana flux difusi dan konsentrasi berubah seiring
waktu

Ficks Second Law

Hukum
Fick
kedua
menyatakan
bahwa
perubahan
konsentrasi
terhadap waktu dalam
daerah
tertentu
sebanding
dengan
perubahan
gradien
konsentrasi pada titik itu
dalam sistem tersebut.

Dengan asumsi D konstan

PRINSIP DASAR
LUAS AREA
ANTARFASA
Semakin besar luas area
antarfasa, semakin
besar perpindahan
massa
Luas area antarfasa
diperbesar dalam
absorpsi menggunakan
packing atau plat
Packing atau plat juga
memperpanjang waktu
kontak antara gas dan
liquid

PRINSIP DASAR
Dalam teori 2 lapisan film
terjadi 3 mekanisme
transfer massa, yaitu:
Transfer massa dari fasa
I ke lapisan film fasa I
Transfer
massa
dari
lapisan film fasa I ke
lapisan film fasa II
Transfer
massa
dari
lapisan film fasa II ke fasa
II

Keseimbangan Kelarutan Gas dalam Cairan ( Sistem Dua Komponen )

Jika
kuantitas
dari
gas
tunggal dan cairan yang
relatif nonvolatile dibawa ke
ekuilibrium.
Konsentrasi
yang dihasilkan dari gas
terlarut
dalam
cairan
dikatakan sebagai kelarutan
gas pada suhu dan tekanan
yang berlaku.
Pada suhu tetap, konsentrasi
kelarutan akan meningkat
dengan tekanan, misalnya
dari kurva A, Gambar. 8.1,
yang menunjukkan kelarutan
ammonia dalam air pada 30
C. Gas dan cairan yang
berbeda menghasilkan kurva

Keseimbangan Kelarutan Gas dalam Cairan ( Sistem Dua Komponen)


Sistem Dua Komponen

Jika tekanan kesetimbangan gas


pada konsentrasi cairan yang
diberikan tinggi, seperti kurva B
(Gambar. 8.1), gas dikatakan relatif
tidak
larut
dalam
cairan,
sedangkan jika itu adalah rendah,
seperti untuk kurva C , kelarutan
dikatakan tinggi.
Kelarutan setiap gas dipengaruhi
oleh suhu. Jika suhu sistem pada
kesetimbangan
dinaikkan,
perubahan yang akan terjadi yang
akan menyerap panas, kebanyakan
kasus kelarutan gas menurun
dengan
meningkatnya
suhu.
Sebagai contoh, kurva A (Gambar.
8.1) untuk amonia dalam air pada
30C terletak di atas kurva yang
sesuai untuk 10 C.

Faktor Pertimbangan Pemilihan Solven


Kelarutan
Gas
Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju absorpsi
dan menurunkan kuantitas solven yang diperlukan

Volatilit
as
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas
yang meninggalkan kolom absorpsi jenuh terhadap pelarut maka
akan ada banyak solven yang terbuang. Jika diperlukan dapat
digunakan cairan pelarut kedua yang volatilitasnya lebih rendah
untuk menangkap porsi gas yang teruapkan.

Korosivi
tas

Solven yang korosif dapat merusak kolom.

Faktor Pertimbangan Pemilihan Solven


Har
ga
Penggunaan solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery akan
meningkatkan biaya operasi kolom.

Ketersedi
aan

Ketersediaan pelarut di dalam negeri akan sangat mempengaruhi


stabilitas harga pelarut dan biaya operasi secara keseluruhan.

Viskosi
tas

Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi laju
absorpsi yang tinggi, meningkatkan karakter flooding dalam kolom,
jatuh-tekan yang kecil dan sifat perpindahan panas yang baik.

Lainlain

Sebaiknya pelarut tidak memiliki sifat racun, mudah terbakar, stabil


secara kimiawi dan memiliki titik beku yang rendah.

Mekanisme/Prinsip
Kerja Kolom
Absorbsi

Kolom Absorbsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada
zatyang berbeda fase mengalirberlawanan arah
yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fasecairan ke fase lainnya,
terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini
dapat berupaabsorpsi gas, destilasi,pelarutan yang
terjadi pada semua reaksi kimia.
Absorbsi adalah operasi pemisahan solute dari fase
gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas
yang berisi solute dengan pelarut cair
(solven/absorben ) yang tidak menguap.
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase
cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan
yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping
agent) yang tidak larut ke dalam cairan.

y1

Counter current flow adalah keadaan dimana arah


aliran gas berlawanan dengan arah aliran liquid.

L, x0

Co-current flow adalah keadaan dimana arah


aliran gas searah dengan arah aliran liquid.
y1

G, y0
L, x0

y2

x1

x1

2
y2

y3

x2

y1

x2

x3
G, y4

Cross current flow adalah keadaan dimana aliran liquid


memiliki beberapa cabang namun aliran gas tidak.
L, x0
L/3
G, y0

L/3

1
x1

y1

2
x2

L/3
y2

3
x3

y3

x3

Struktur Kolom Absorbsi (Packed


Column)
Bagian atas: Spray untuk megubah
gas input menjadi fase cair
Bagian tengah: Packed tower
untuk memperluas permukaan
sentuh sehingga mudah untuk
diabsorbsi
Bagian bawah: Input gas sebagai
tempat masuknya gas ke dalam
reaktor.
Keterangan :
a. Input gas
b. Gas keluaran
c. Pelarut
d. Hasil absorbsi
e. Disperser
f. Packed column

Struktur Kolom Absorbsi (Tray Tower)

Prinsip Kerja Kolom Absorbsi


Gas yang mengandung zat
terlarut, disebut gas kaya (rich
gas), masuk ke ruang
pendistribusian melalui celah
isian, berlawanan arah dengan
zat cair
Isian (packed) itu memberikan
permukaan yang luas untuk
kontak antara zat cair dan gas
sehingga membantu terjadinya
kontak yang maksimal antara
kedua fase, dan terjadi
penyerapan zat terlarut yang
ada di dalam rich gas oleh zat
cair yang masuk ke dalam
menara dan gas encer (lean
gas) keluar dari atas

Prinsip Kerja Kolom Absorbsi


Tray tower
mendistribusikan
contacting liquid menuruni
plate satu per satu.
Gas inlet yang dialirkan dari
bawah akan naik ke atas
melewati setiap celah tray
dan akan membuat kontak
dengan liquid.
Biasanya, selapis busa dan
buih akan terbentuk di atas
setiap tray yang dihasilkan
dari campuran gas dan
liquid

Gas yang tidak diserap akan naik melewati


lapisan busa menuju tray berikutnya untuk
tahapan absorbsi selanjutnya.
Tray tower menghasilkan efisiensi yang tinggi
karena adanya beberapa tray yang
menyebabkan semakin banyaknya kontak yang
terjadi antara gas dan liquid.
Tray tower lebih mahal dibandingkan dengan
packed bed tower.
Untuk skala kecil, sebaiknya tetap
menggunakan packed bed tower agar tetap
lebih hemat namun cukup.

Kelebihan Tray Tower


Tray tower memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan packed bed tower:
Tray tower dalam mengatasi laju alir gas yang tinggi
dan laju alir liquid yang rendah dengan
kemungkinan flooding yang kecil.
Kemungkinan kecil adanya channeling di dalam tray
tower jika dibandingkan dengan packed bed tower.
Pembentukan sedimen pada tray dapat dengan
mudah dibersihkan, sedangkan sedimen pada
packed bed akan sulit dibersihkan

Proses Pengolahan Kembali Pelarut dalam Proses Kolom Absorber

1. Menggunakan stripping vapour


Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam
kolom pengolahan dari bagian atasnya dan akan dicampur
/dikontakan dengan stripping vapor.Gas ini bisa uap atau gas
mulia, dengan kondisi termodinamika yang telah
disesuaikan.dengan pelarut yang terpolusi. Absorber yang
bersih lalu digunakan kembali di absorpsi kolom.

2. Menggunakan uap
pelarut itu sendiri
Absorber yang akan
didaur ulang masuk
ke kolom pemanasan
stripping column.
Uap pada stripping
dibuat dari cairan
pelarut itu sendiri.

Bagian yang telah didaur ulang lalu digunakan


lagi untuk menjadi absorber.

3. Menggunakan
distilasi
Sebuah kolom
destilasi juga dapat
digunakan untuk
mendaur ulang.
Absorber yang
terpolusi dilewatkan
kedalam destilasi
kolom. Dibawahnya,
pelarut dikumpulkan
dan dikirim kembali
ke absorber.

Desain Kolom Absorbsi

Tipe-tipe Menara Absorbsi


Packed
Tower
Dipilih
untuk
menangani material
yang sangat korosif,
liquid yang berbuih,
tower yang
diameternya besar
dan melibatkan
pressure drop yang
rendah.

Plate Tower

Perbedaanya terletak
pada pemisahan yang
didasarkan pada
pendistribusian
berbagai substansi
antara fase gas dan
liquid ketika seluruh
komponen antara dua
fase.

Stirred Tank

Bubble Tower

Digunakan pada sistem reaksi


kimia di mana gas akan
diabsorpsi terlebih dahulu dan
kemudian akan bereaksi
dengan suatu komponen
dengan larutan. Alat ini
memiliki kelebihan ketika
reaksi berjalan lambat, dalam
hal ini pada fase liquid,
sehingga membutuhkan
residence time yang lama
dibandingkan dengan waktu
yang disediakan.

Bubble Tower pada prinsipnya


merupakan kebalikan dari spray tower.
Dalam tower ini gas terdispersi
kedalam fasa liquid membentuk
gelembung kecil. Gelembung yang
kecil ini menjadikan kontak antar fasa
yang besar

Perpindahan massa yang terjadi


selama gelembung naik melalui
fasa liquid, gerakan gelembung
tersebut mengurangi tahanan
fasa liquidnya. Bubble Tower
digunakan bila laju perpindahan
massa dikendalikan oleh
tahanan fasa gas.

Venturri Scrabber
Umumnya digunakan untuk
mengalirkan bahan-bahan partikel dari
aliran gas ke penyerapan uap terlarut.

Stirred Tank
Venturri Scrubbing

Bubble
Tower

Spray Chamber
Liquida masuk dispraykan dan
jatuh karena gravitasi, aliran gas
naik berlawanan arah. Nozzle
(lubang) spray berfungsi untuk
memperkecil ukuran liquida. Jarak
jatuhnya liquid ditentukan
berdasarkan waktu kontak dan
pengaruh jumlah massa yang
dipindahkan
Spray Tower digunakan untuk
perpindahan massa gas-gas yang
sangat mudah larut dimana
tahanan fasa gas yang menjadi
kendali dalam fenomena ini

Falling Film Absorber


Tipe ini sangat cocok
untuk skala besar atau
komersil di mana panas
yang diperbolehkan
selama absorpsi sangat
tinggi.

Tipe-tipe Tray (Plate)


Sieve Tray
Didalamsieve tray,uapair
meluap melaluilubang
sederhanadalamtraydenganc
airan yang mengalir. Diameter
ukuran lubang berkisar dari 3
sampai 12 mm, dan
umumnyaberukuran 5 mm.
Vaporarea dariholes
variesantar 5sampai 15%dari
tray area. Cairan dijaga agar
tetap pada permukaan tray dan
dicegah agar tidak mengalir
turun kelubang oleh
energikinetik dariuap air atau
gas.

Suatu modifikasi dari sieve


tray
adalah
valve tray,
Valve
Tray
yang terdiri
daribukaanpadatraydan
suatu
liftvalveyangmelindungi
masingmasingbukaan,penyediaa
n suatuvariabel
untukmembuka
areayangbervariasi oleh
uap airarus kebocoran
cairan yang menghambat
sepanjang pembukaan
pada uap air tingkattarip
rendah.

Bubble Cup Tray


Bubble-cup tray, seperti pada
gambar 10.6-1b,telah digunakan
untuklebih 100 tahun, tetapi sejak
1950 mereka telah menggantinya
dengan sieve-typeatau valve tray
karena biayanya yang hamper dua
kali dari tipe sieve tray. Didalam
babble cup tray, uap air atau gas
rises naik sampai ke bukaan di
dalam trayke dalam bubble cups.
Kemudian gas mengalir sepanjang
slot di dalam batas luardari tiap cup
dan yang naik melalui cairan yang
mengalir.

Menentukan Jumlah
Tray pada Kolom
Absorbsi

Partial Pressure
Ideal Liquid Solutions :
Non Ideal Solutions

Dimana : P* = partial ressure, Pt =


total pressure, x = mole fraction, m =
konstanta, dan y* = persamaan garis

Countercurrent Tower
Keterangan :
Y = Mole Ratio
X = Mole Ratio
y = Mole Fraction A in
Gas
x = mole fraction A in
Liquid
P = Partial Pressure
Gs = Insoluble Gas
Ls= Nonvolatile solvent

Gas
Stream

Keterangan :
Y = kmol/kmol
P = mmHG/Atm
Gs= kmol/s
G = kmol/s

Liquid Stream

Keterangan :
Ls = kmol/s
L= kmol/s
X= kmol/kmol

Grafik Absorber dan Stripper

Absorption Factor (A)


Absorption factor is the ratio of the
slope of the operating line to the
equilibrium curve

Umumnya, jika faktor absorsi lebih


besar 1 untuk suatu komponen, maka
akan diperoleh pemisahan komponen
itu.

Jumlah Tray

Contoh Soal Absorber

Pembahasan

Grafik Jumlah Tray

Contoh Soal Stripper

Pembahasan

Faktor yang
Mempengaruhi
Kerja Absorbsi

Faktor yang Memengaruhi Laju


Absorpsi

Kelembapa
n gas

Konsentras
i gas

Temperatu
r
komponen
terlarut
dan
pelarut

Tekanan
operasi

Laju alir
fluida

Luas
permukaa
n kontak

KELEMBAPAN GAS
Kelembaban yang tinggi akan membatasi kapasitas gas
untuk mengambil kalor laten, hal ini tidak disenangi
dalam proses absorpsi. Dengan demikian, proses
dehumidification gas sebelum masuk ke dalam kolom
absorber sangat dianjurkan.
TEMPERATUR KOMPONEN TERLARUT DAN
PELARUT
Temperatur pelarut hanya sedikit berpengaruh terhadap
laju absorpsi

TEKANAN OPERASI
Peningkatan tekanan akan meningkatkan efisiensi
pemisahan

KONSENTRASI GAS
Perbedaan konsentrasi merupakan salah satu driving force
dari proses difusi yang terjadi antar dua fluida.

LAJU ALIR FLUIDA


Jika laju alir fluida semakin kecil, maka waktu kontak
antara gas dengan pelarut akan semakin lama. Dengan
demikian, akan meningkatkan jumlah gas yang
berdifusi.
LUAS PERMUKAAN KONTAK
Semakin besar permukaan gas dan pelarut yang
kontak, maka laju absorpsi yang terjadi juga akan
semakin besar. Permukaan kontak yang semakin luas
akan meningkatkan peluang gas untuk berdifusi ke
pelarut.

Aplikasi Proses Absorbsi

Proses Pembuatan Formalin


Formalin yang berfase cair berasal dari
formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi
Teknologi proses pembuatan formalin
formladehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reactor

Keluaran dari absorber tingkat 1


mengandung larutan formalin dengan
kadar formaldehid 37-40%

Output dari reactor yang berupa gas


yang mempunyai suhu
1820Cdidinginkan pada kondensor
hingga suhu 550C, dimasukkan ke
dalam absorber

Bagian terbesar dari methanol , air,


dan formaldehid dikondensasi di
bawah air pendingin di bagian menara
dan hampir semua removal dari sisa
methanol dan formaldehid gas terjadi
di bagian atas absorber dengan
counter current contact dengan air
proses

Sistem Refrigerasi Absorpsi


Amonia - Air
Digunakan banyak lemari es untuk
keperluan domestik, komersial
maupun industri
Ammonia berfungsi sebagai
refrigeran dan air sebagai
absorbenya
Sistem Ammonia Air mencapai suhu
penguapan di bawah 0 C dan tekanan
di atas tekanan atmosfer sehingga
kebocoran udara tidak terjadi

Kelemahan sistem Ammonia Air yaitu


membuthkan komponen tambahan

Syarat Refrigeran Absorben


Yang Baik
Tekanan kerja keduanya harus cukup rendah atau
sedekat mungkin dengan tekanan atmosfer
Absorben harus lebih sukar menguap dari
refrigeranya agar uap refrigeran yang meninggalkan
generator sangat sedikit atau tidak ada
Keduanya harus aman dan stabil serta tidak bersifta
korosif saat bercampur

Latent heat dari refrigeran harus setinggi mungkin

Keduanya harus dapat terlarut dengan mudah dalam


segala kondisi proses

Proses Refrigerasi
Absorpsi
Uap NH
Larutan
NH
diuapkan
dengan
kalor yang
diambil
dari sistem

dikondensasi
menjadi larutan
dan kalornya
dilepaskan ke
udara bebas

Pompa
digunaka
n untuk
menamb
ah
tekanan
larutan
NH
Sistem
Adiabatik, tidak
ada perpindahan
kalor masuk dan
keluar sistem

Menurunkan
tekanan
larutan NH
NH Cair
dirubah
menjadi
uap
dengan
kalor yang
diambil
Absorbsi NH olehdari sistem
absorben HO
Suhu absorben
dijaga tetap rendah
dengan
memindahkan kalor

Referensi
Treyball, R.E. 1981. Mass Transfer Operation (3rd edition).
Singapore: Mc Graw-Hill
Redjeki, Sri. Buku Ajar Proses Absorpsi Gas-Liquid.
Henley, E.J. dkk. 2006. Separation Process Principle.
[https://www.cpp.edu/~tknguyen/che313/pdf/chap51.pdf]
Mazzotti, Prof. Dr. Marco. Comparison co-, cross- and
counter current.
Halim, Pn. Hairul Nazirah Abdul. Bioseparation
Engineering: Absorption.
Geankoplis, Christie J. Transport Processes and Unit
Operation (Terjemahan).
Sulaiman S.T., M.T. , Fatah. 2008. Modul-1.01 Absorbsi.
Banten: Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa

You might also like