Professional Documents
Culture Documents
Teknologi
Bioproses
2015
Outline
DEFINISI
Gas Absorption
Operasi
pemisahan
solut dari fase gas ke
fase cair, yaitu dengan
mengontakkan
gas
yang
berisi
solut
dengan solvent yang
tidak menguap.
DEFINISI
Absorber
Alat yang digunakan untuk memisahkan
satu komponen atau lebih dari
campurannya menggunakan prinsip
perbedaan kelarutan
Solut
Komponen yang dipisahkan dari
campurannya
Solvent (Separating Agent)
Cairan atau gas yang melarutkan solut
Karena
perbedaan
kelarutan
inilah, transfer
massa solut
dari fase satu
ke fase yang
lain dapat
terjadi
PRINSIP DASAR
Memanfaat
perbedaan
kelarutan,
tahanan antar fasa, dan besarnya
difusivitas molekul-molekul gas pada
larutan tertentu.
Driving force dalam perpindahan massa
ini adalah tingkat konsentrasi gas
terlarut (tekanan parsial) dalam total
gas melebihi konsentrasi kesetimbangan
dengan cairan pada setiap waktu.
PRINSIP DASAR
KepolaranSenyawa
Polar
jika
bertemu dengan senyawa polar, maka
akan mudah untuk larut, sedangkan
senyawa Non polar bertemu dengan
senyawa polar maka akan tidak atau
sedikit saling melarutkan.
PRINSIP DASAR
Hubungan kesetimbangan biasa disambungkan dengan konstanta
Henry yang dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan :
PA= Tekanan parsial A pada larutan
CA = Konsentrasi molar (mol/volume)
m= Konstanta Henry (tekananan/fraksi mol)
H= Konstanta Henry (tekanan/konsentrasi)
K=Konstanta kesetimbangan atau rasio
kesetimbangan uap-cair
XA= Fraksi mol A pada fasa cair
PRINSIP DASAR
DIFUSI
Transfer massa yang disebabkan gerakan molekuler
secara acak dalam fluida diam, atau fluida yang
mengalir secara laminer.
PRINSIP DASAR
STEADY-STATE DIFFUSION
Flux difusi (J) = Banyaknya zat yang berpindah setiap satuan
waktu dan
setiap satuan luas transfer.
J=M/At=(Mass (or atom or moles))/(Area x
Time)
Tanda negatif
mengartikan flux
berjalan dari konsentrasi
tinggi ke rendah.
Ficks First
Law
PRINSIP DASAR
UNSTEADY-STATE DIFFUSION
Proses dimana flux difusi dan konsentrasi berubah seiring
waktu
Hukum
Fick
kedua
menyatakan
bahwa
perubahan
konsentrasi
terhadap waktu dalam
daerah
tertentu
sebanding
dengan
perubahan
gradien
konsentrasi pada titik itu
dalam sistem tersebut.
PRINSIP DASAR
LUAS AREA
ANTARFASA
Semakin besar luas area
antarfasa, semakin
besar perpindahan
massa
Luas area antarfasa
diperbesar dalam
absorpsi menggunakan
packing atau plat
Packing atau plat juga
memperpanjang waktu
kontak antara gas dan
liquid
PRINSIP DASAR
Dalam teori 2 lapisan film
terjadi 3 mekanisme
transfer massa, yaitu:
Transfer massa dari fasa
I ke lapisan film fasa I
Transfer
massa
dari
lapisan film fasa I ke
lapisan film fasa II
Transfer
massa
dari
lapisan film fasa II ke fasa
II
Jika
kuantitas
dari
gas
tunggal dan cairan yang
relatif nonvolatile dibawa ke
ekuilibrium.
Konsentrasi
yang dihasilkan dari gas
terlarut
dalam
cairan
dikatakan sebagai kelarutan
gas pada suhu dan tekanan
yang berlaku.
Pada suhu tetap, konsentrasi
kelarutan akan meningkat
dengan tekanan, misalnya
dari kurva A, Gambar. 8.1,
yang menunjukkan kelarutan
ammonia dalam air pada 30
C. Gas dan cairan yang
berbeda menghasilkan kurva
Volatilit
as
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas
yang meninggalkan kolom absorpsi jenuh terhadap pelarut maka
akan ada banyak solven yang terbuang. Jika diperlukan dapat
digunakan cairan pelarut kedua yang volatilitasnya lebih rendah
untuk menangkap porsi gas yang teruapkan.
Korosivi
tas
Ketersedi
aan
Viskosi
tas
Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi laju
absorpsi yang tinggi, meningkatkan karakter flooding dalam kolom,
jatuh-tekan yang kecil dan sifat perpindahan panas yang baik.
Lainlain
Mekanisme/Prinsip
Kerja Kolom
Absorbsi
Kolom Absorbsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada
zatyang berbeda fase mengalirberlawanan arah
yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fasecairan ke fase lainnya,
terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini
dapat berupaabsorpsi gas, destilasi,pelarutan yang
terjadi pada semua reaksi kimia.
Absorbsi adalah operasi pemisahan solute dari fase
gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas
yang berisi solute dengan pelarut cair
(solven/absorben ) yang tidak menguap.
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase
cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan
yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping
agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
y1
L, x0
G, y0
L, x0
y2
x1
x1
2
y2
y3
x2
y1
x2
x3
G, y4
L/3
1
x1
y1
2
x2
L/3
y2
3
x3
y3
x3
2. Menggunakan uap
pelarut itu sendiri
Absorber yang akan
didaur ulang masuk
ke kolom pemanasan
stripping column.
Uap pada stripping
dibuat dari cairan
pelarut itu sendiri.
3. Menggunakan
distilasi
Sebuah kolom
destilasi juga dapat
digunakan untuk
mendaur ulang.
Absorber yang
terpolusi dilewatkan
kedalam destilasi
kolom. Dibawahnya,
pelarut dikumpulkan
dan dikirim kembali
ke absorber.
Plate Tower
Perbedaanya terletak
pada pemisahan yang
didasarkan pada
pendistribusian
berbagai substansi
antara fase gas dan
liquid ketika seluruh
komponen antara dua
fase.
Stirred Tank
Bubble Tower
Venturri Scrabber
Umumnya digunakan untuk
mengalirkan bahan-bahan partikel dari
aliran gas ke penyerapan uap terlarut.
Stirred Tank
Venturri Scrubbing
Bubble
Tower
Spray Chamber
Liquida masuk dispraykan dan
jatuh karena gravitasi, aliran gas
naik berlawanan arah. Nozzle
(lubang) spray berfungsi untuk
memperkecil ukuran liquida. Jarak
jatuhnya liquid ditentukan
berdasarkan waktu kontak dan
pengaruh jumlah massa yang
dipindahkan
Spray Tower digunakan untuk
perpindahan massa gas-gas yang
sangat mudah larut dimana
tahanan fasa gas yang menjadi
kendali dalam fenomena ini
Menentukan Jumlah
Tray pada Kolom
Absorbsi
Partial Pressure
Ideal Liquid Solutions :
Non Ideal Solutions
Countercurrent Tower
Keterangan :
Y = Mole Ratio
X = Mole Ratio
y = Mole Fraction A in
Gas
x = mole fraction A in
Liquid
P = Partial Pressure
Gs = Insoluble Gas
Ls= Nonvolatile solvent
Gas
Stream
Keterangan :
Y = kmol/kmol
P = mmHG/Atm
Gs= kmol/s
G = kmol/s
Liquid Stream
Keterangan :
Ls = kmol/s
L= kmol/s
X= kmol/kmol
Jumlah Tray
Pembahasan
Pembahasan
Faktor yang
Mempengaruhi
Kerja Absorbsi
Kelembapa
n gas
Konsentras
i gas
Temperatu
r
komponen
terlarut
dan
pelarut
Tekanan
operasi
Laju alir
fluida
Luas
permukaa
n kontak
KELEMBAPAN GAS
Kelembaban yang tinggi akan membatasi kapasitas gas
untuk mengambil kalor laten, hal ini tidak disenangi
dalam proses absorpsi. Dengan demikian, proses
dehumidification gas sebelum masuk ke dalam kolom
absorber sangat dianjurkan.
TEMPERATUR KOMPONEN TERLARUT DAN
PELARUT
Temperatur pelarut hanya sedikit berpengaruh terhadap
laju absorpsi
TEKANAN OPERASI
Peningkatan tekanan akan meningkatkan efisiensi
pemisahan
KONSENTRASI GAS
Perbedaan konsentrasi merupakan salah satu driving force
dari proses difusi yang terjadi antar dua fluida.
Proses Refrigerasi
Absorpsi
Uap NH
Larutan
NH
diuapkan
dengan
kalor yang
diambil
dari sistem
dikondensasi
menjadi larutan
dan kalornya
dilepaskan ke
udara bebas
Pompa
digunaka
n untuk
menamb
ah
tekanan
larutan
NH
Sistem
Adiabatik, tidak
ada perpindahan
kalor masuk dan
keluar sistem
Menurunkan
tekanan
larutan NH
NH Cair
dirubah
menjadi
uap
dengan
kalor yang
diambil
Absorbsi NH olehdari sistem
absorben HO
Suhu absorben
dijaga tetap rendah
dengan
memindahkan kalor
Referensi
Treyball, R.E. 1981. Mass Transfer Operation (3rd edition).
Singapore: Mc Graw-Hill
Redjeki, Sri. Buku Ajar Proses Absorpsi Gas-Liquid.
Henley, E.J. dkk. 2006. Separation Process Principle.
[https://www.cpp.edu/~tknguyen/che313/pdf/chap51.pdf]
Mazzotti, Prof. Dr. Marco. Comparison co-, cross- and
counter current.
Halim, Pn. Hairul Nazirah Abdul. Bioseparation
Engineering: Absorption.
Geankoplis, Christie J. Transport Processes and Unit
Operation (Terjemahan).
Sulaiman S.T., M.T. , Fatah. 2008. Modul-1.01 Absorbsi.
Banten: Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa