You are on page 1of 24

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

STUDI ANALISIS KELAYAKAN KONVERSI LAHAN TEMBAKAU


DENGAN TANAMAN KEDELAI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PRODUKSI DAN KETAHANAN PANGAN DALAM NEGERI
Bidang Kegiatan:
PKM-PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

Wegit Triantoro

1106011581

Teknik Industri 2011

Melly Meliyawati

1106009311

Ilmu Ekonomi 2011

Pyan Putro Surya A M

1206255854

Ilmu Ekonomi 2012

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan

: Studi Analisis Kelayakan Konversi Lahan


Tembakau dengan Tanaman Kedelai
Sebagai Upaya Meningkatkan Produksi
dan Ketahanan Pangan Dalam Negeri

2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat Rumah dan No. HP

: PKM-P

f. Alamat e-mail
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. HP
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti
b. Sumber lain
7. Jangka Waktu Pelaksanaan

: Wegit Triantoro
: 1106011581
: Teknik Industri
: Universitas Indonesia
: Jalan Pekapuran No.88 Sukatani, Tapos,
Depok,Jawa Barat / 089639500530
: wegit94@gmail.com
: 2 Orang
: Pribadi Setyanto, SE, MA
: 0022055705
: Vila Cendana B-16 Jl. WR Supratman
Kampung Utan Ciputat, 15412
: Rp. 9.273.000
: Rp. 9.273.000
:0
: 5 bulan
Depok, 22 September 2014

Menyetujui,
Kepala Departemen Ilmu Ekonomi

Teguh Dartanto, S.E., M.Ec., Ph.D.


NIP. 060703016

Ketua Pelaksana Kegiatan

Wegit Triantoro
NIM. 1106011581
Dosen Pembimbing

Pribadi Setiyanto, S.E., M.A.


NIP. 197505221987031002

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Ringkasan
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Luaran yang diharapkan
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Konversi Lahan
2.2 Potensi Lahan untuk Penanaman Kedelai
2.3 Kriteria Kelayakan Investasi
2.3.1 Net Present Value (NPV)
2.3.2 Internal Rate of Return (IRR)
2.3.3 Sensitivity Analysis
2.3.4 Payback Period
2.4 Perbandingan Keuntungan Usaha Tani Kedelai dan
Tembakau Dilihat Dari Segi Ekonomis
2.4.1 Analisis Usahatani Kedelai
2.4.2 Analisis Usahatani Tembakau
Bab III Metode Penelitian
3.1 Metode dan Model Penelitian
3.2 Rancangan Penelitian
3.3 Analisis Data
Bab IV Biaya dan Jadwal Kegiatan

i
ii
iii
iv
iv
v
1
1
2
2
2
2
2
4
5
5
6
6
7
7
7
7
8
8
9
9
9

4.1. Anggaran Penelitian

4.2 Jadwal Penelitian

10

Daftar Pustaka

10

Lampiran

11

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian


Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peniliti

18
19

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perkembangan Produksi, Konsumsi dan Impor Nasional

Gambar 2. Skema/diagram Alur Penelitian

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan pendapatan dan biaya usaha tani tembakau
dan kedelai
Tabel 2. Rancangan Biaya
Tabel 3. Jadwal Penelitian

7
9
9

iv

RINGKASAN
Maraknya produk impor di Indonesia mulai meresahkan produksi
dalam negeri. Apalagi produk impor yang berkaitan erat dengan komoditas
sentral pangan nasional. Kedelai adalah salah satu komoditas sentral tersebut.
Banyaknya kebutuhan masyarakat Indonesia yang masih bergantung pada
komoditas yang merupakan sumber protein nabati ini, menjadikan kedelai
sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia. Namun hal ini tidak dapat
dikelola dengan baik pemerintah atau kurang mendapatkan perhatian, karena
ketidakmampuan ini, kedelai dalam negeri sulit untuk memenuhi permintaan
pasar. Sehingga seringkali pemerintah mengimpor kedelai dalam jumlah besar
agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga. Namun impor kedelai ini pun
bukan menjadi solusi yang indah bagi semua pihak, terutama kedelai dalam
negeri yang mulai ditiggalkan.
Sehingga perlunya diadakan suatu penelitian yang mampu
mengidentifikasi permasalahan mengenai ketersediaan kedelai dalam negeri
yang lebih lanjut tujuannya agar ketahan pangan nasional dapat lebih banyak
disokong oleh kedelai dalam negeri daripada harus mengimpor dengan jumlah
yang besar. Melalui metode analisis perbandingan usaha tani diupayakan
tingkat produktivitas dalam negeri meningkat, setelah sekian tahun
produktivitas kedelai dalam negeri malah mengalami penurunan diakibatkan
lahan yang ada kini mulai tergantikan, menganggap bahwa menanam kedelai
kini bukan lagi hal yang menguntungkan. Kemudian salah satu peralatan yang
mungkin bisa menjadi solusi dari permasalahan yang tadi adalah konversi
lahan temabakau untuk dijadikan komoditas kedelai. Pemilihan lahan
tembakau dikarenakan dalam perkembangannya tanaman tembakau justru
mengambil jatah lahan tanaman kedelai karena dianggap bahwa tanaman
tembakau lebih menguntungkan daripada kedelai. Hanya saja dampaknya
penurunan produksi kedelai dalam negeri berdampak terhadap terancamnya
ketahanan pangan nasional. Sehingga studi kelayakan yang berkebalikan
dengan fenomena saat ini pun dibutuhkan agar dapat mengembalikan luas
lahan kedelai yang terjarah sebelumnya dan menjadi penyebab utama
rendahnya produksi kedelai dalam negeri. Penelitian ini diharapkan bisa
mengungkapkan fakta dan menyampaikan data sehingga didapatkan suatu
hasil berupa kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan mampu menjadi
rujukan solusi dari masalah komoditas kedelai dalam upayanya memenuhi
pangan nasional.

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sampai dengan Juli 2013, volume import kedelai telah menyentuh angka
1.104.041 ton (sumber: deptan.go.id). Dari sisi produksi, perkembangan produksi
kedelai pernah mencapai puncaknya pada 1992, namun kemudian terus
menunjukkan kecenderungan yang menurun. Penurunan selama 11 tahun tersebut
mencapai 125,34 persen. Hal itu disebabkan oleh gairah petani menanam kedelai
menurun. Akibatnya luas tanam kedelai juga menurun. Ini dipicu oleh masuknya
kedelai impor dengan harga murah, adanya kemudahan impor kedelai, serta bea
masuk impor/tarif nol persen (0%) yang dimulai pada tahun 1998 yang malah
menurunkan produktivitas.

Gambar 1: Perkembangan Produksi, Konsumsi dan Impor Nasional


Permintaan kedelai per kapita sejak periode 1970 sampai 1990 telah
meningkat 160%. Sedangkan pada periode 1990-an sampai tahun 2010
diperkirakan tumbuh 2,92% per tahun (Siregar, 1999). Peningkatan konsumsi
kedelai yang begitu pesat dan tidak dapat diimbangi oleh peningkatan produksi
kedelai dalam negeri, maka terjadi kesenjangan. Kesenjangan itu ditutup dengan
kedelai impor yang banyak menyita devisa (Amang dan Sawit, 1996). Sejak
perdagangan kedelai lepas dari kontrol BULOG mulai tahun 1991 impor kedelai
meningkat sangat pesat (Sudaryanto dan Swastika, 2007).
Penelitian ini lahir dari kekhawatiran akan ketahanan pangan nasional
yang terganggu karena ketidakmampuan petani memproduksi kedelai dalam
jumlah cukup serta maraknya kedelai impor di pasar indonesia. Sasaran dari
penelitian ini adalah industri komoditas kedelai dalam negeri, terutama PT.
Perkebunan, disebabkan keberadaan komoditas ini merupakan komoditas yang
strategis namun seringkali bertentangan dengan sistem usahatani Indonesia.
Kebutuhan kedelai terus meningkat karena pertambahan penduduk, juga
meningkatnya konsumsi per kapita terutama dalam bentuk olahan dan tumbuhnya
industri pakan ternak (Siregar, 2003). Lebih lanjut tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menolong industri lokal dari tekanan impor dengan melakukan
upaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai dalam negeri dengan cara
pengalihan konversi lahan dan tumpang sari.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana metode cost-benefit dapat digunakan secara akurat untuk
membuktikan keuntungan dari konversi lahan tembakau ke kedelai?
2. Seberapa besar dampak pengelolaan konversi lahan untuk meningkatkan
produksi kedelai dalam negeri dan menjaga ketahanan pangan?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan konsep solusi yang didapatkan dari hasil
penelitian ke dalam dunia nyata (dalam bentuk langkah strategis)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan dari penelitian ini yang dijabarkan dalam bentuk poinpoin:
1. Hasil studi yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah guna
memperhatikan produksi komoditas kedelai dalam negeri
2. Hasil studi yang dapat memberikan penjelasan ke petani maupun PT.
Perkebunan mengenai keuntungan menanam kedelai dari segi keuangan
ataupun segi ketahanan pangan.
3. Memberikan landasan upaya mendorong produksi kedelai dalam negeri
dalam negeri untuk terciptanya ketahanan pangan
1.4. Luaran yang Diharapkan
Berikut adalah luaran yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Hasil penelitian yang mampu menampilkan fakta terkait studi kelayakan
konversi lahan yang terpublikasikan secara ilmiah
2. Seminar mengenai hasil penelitian
3. Rekomendasi kebijakan dalam peningkatan produksi kedelai pada
Kementerian Pertanian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konversi lahan
Lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang yang berbeda. Terdapat enam konsep lahan dalam
ekonomi lahan, yaitu konsep ruang, konsep alam, konsep faktor produksi dan
konsumsi, konsep situasi, konsep properti serta konsep modal (Nasucha, 1995
dalam Kustiwan, 1996). Lahan yang ada di dunia ini terbatas, sehingga muncul
konsep konversi lahan. Konversi lahan merupakan berubahnya fungsi sebagian
atau seluruh kawasan dari fungsinya semula seperti direncanakan menjadi fungsi
lain yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.
Misalnya, berubahnya peruntukan fungsi lahan persawahan beririgasi menjadi
lahan industri, dan fungsi hutan lindung menjadi lahan pemukiman. Hal ini
sejalan dengan penelitian di Desa Sintuwu dan Desa Berdikari dimana lahan yang
dikonversi merupakan kawasan hutan lindung yang kemudian dijadikan kawasan
pemukiman oleh mereka.

Biasanya, perubahan penggunaan lahan berjalan beriringan dengan sewa lahan


yang lebih tinggi dan peningkatan nilai tanah. Atas dasar rumus kapitalisasi
Ricardo, nilai lahan (V) dapat dihitung dengan sewa lahan ter-diskon: V = R / i, di
mana R adalah sewa tahunan dan i adalah tingkat diskonto. Dalam penjelasan
yang lebih kompleks, nilai fleksibilitas tapak yang belum diperbaiki dapat
ditambahkan untuk mendapatkan nilai kini yang diperluas; ini merupakan
pendekatan opsi-riil. Sewa lahan dapat dijelaskan sebagai 'diferensial nilai sewa',
yang merupakan fungsi dari lokasi, kualitas tanah dan perbedaan intensitas
pemanfaatannya. Selain itu sewa lahan ditentukan oleh kebutuhan input tenaga
kerja, lokasi dan kualitas lahan (Soemarno, 2013).
Proses alih fungsi lahan secara langsung dan tidak langsung ditentukan oleh
dua faktor sebagai berikut (Soemarno, 2013).
(i)

sistem kelembagaan yang dikembangkan oleh masyarakat dan


pemerintah, dan

(ii)

sistem non-kelembagaan yang berkembang secara alamiah


dalam masyarakat.

Sistem kelembagaan yang dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah


antara lain direpresentasikan dalam bentuk terbitnya beberapa peraturan mengenai
konversi lahan.Ada tiga faktor, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang
merupakan determinan konversi lahan sawah, yaitu
1. Kelangkaan sumberdaya lahan dan air,
2. Dinamika pembangunan,
3. Peningkatan jumlah penduduk.
Secara mikro, faktor-faktor penyebab konversi lahan yang lazim terjadi
adalah:
1. Faktor pertambahan penduduk yang begitu cepat berimplikasi kepada
permintaan terhadap lahan pemukiman yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun;
2. Faktor ekonomi yang identik dengan masalah kemiskinan. Masyarakat
pedesaan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya melalui hasil
penjualan kegiatan pertanian yang umumnya rendah, berusaha mencari bentuk
usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk mendapatkan
modal dalam memulai usahanya, petani pada umumnya menjual tanah yang
dimilikinya. Masyarakat pedesaan beranggapan akan mendapatkan keuntungan
yang lebih tinggi dari penjualan lahan pertanian untuk kegiatan industri
dibandingkan harga jual untuk kepentingan persawahan. Di sisi lain pengerjaan
lahan pertanian memerlukan biaya tinggi. Sehingga petani lebih memilih sebagian
tanah pertaniannya untuk dijual untuk kegiatan non-pertanian;

3. Faktor luar, yaitu pengaruh warga dari daerah perbatasan yang telah lebih
dahulu menjual tanah mereka kepada pihak suasta;
4. Adanya penanaman modal swasta dengan membeli lahan-lahan produktif
milik warga;
5. Proses pengalihan pemillik lahan dari warga ke suasta dan ke orang lain
yang menguasai lahan dalam luasan lebih dari 10 hektar; dan
6. Intervensi pemerintah melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Misalnya, berdasarkan RTRW, seluas tertentu lahan akan dialokasikan untuk
pemukiman/perumahan real estate.
Menurut Badan Pertanahan Nasional, upaya-upaya pengendalian konversi
lahan oleh pemerintah terasa memberikan hasil yang diharapkan. Namun
penelitian, pada kenyataannya peraturan yang ada belum cukup efektif untuk
mengendalikan konversi lahan pertanian ke penggunaan lain. Proses alih fungsi
lahan 59,08 persen ditentukan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan sistem
pertanian yang ada seperti halnya perubahan di dalam land tenure system dan
perubahan dalam sistem ekonomi pertanian. Faktor luar sistem pertanian, seperti
industrialisasi dan faktor-faktor perkotaan lainnya, lebih dominan pengaruhnya
dibandingkan dengan faktor demografis.
Berdasarkan hal tersebut, faktor-faktor yang menentukan konversi lahan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor ekonomi,faktor sosial, dan peraturan
pertanahan yang ada.
2.2 Potensi Lahan untuk Penanaman Kedelai
Kedelai merupakan jenis tanaman yang mudah ditanam karena tidak
memerlukan jenis media tanam dan perawatan yang khusus. Kedelai dapat
tumbuh pada jenis tanah dengan tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) tanah
yang cukup baik. Tanah tersebut juga harus mengandung air dalam jumlah yang
cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Kedelai dapat tumbuh subur pada tanah pada
ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut (d.p.l.) dengan curah hujan optimal
100-200 mm/bulan. Jenis media tanam yang cocok meliputi jenis tanah alluvial,
regosol, grumosol, latosol, atau landosol selama tanah tersebut mengandung unsur
hara berupa (N, P2O5, K2O, Ca, Mg) yang cocok atau sesuai.
Di Indonesia kedelai ditanam pada lahan sawah (setelah panen padi) dan pada
lahan kering (terutama pada lahan kering yang tidak masam). Sampai saat ini
penyebaran kedelai di Indonesia masih terluas di pulau Jawa yang biasanya
memanfaatkan lahan sawah. Lahan tersebut haruslah tidak masam atau memiliki
pH diatas 5,0/, juga tanah tersebut memiliki tekstur lempung dan kandungan
bahan organik tinggi sampai sedang.
Penanaman pada lahan sawah memiliki pola tanam berupa padi-padi-kedelai
atau padi-kedelai-palawija lain/sayuran. Penanaman pada lahan kering dilakukan

setelah panen jagung atau tanaman lainnya dengan pola tanam berupa padi atau
jagung-kedelai-palawija lain atau sayuran, atau padi-palawija lain-kedelai dan
sebagainya.
Kedelai juga dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau setelah
pertanaman padi. Pada jenis lahan ini, tidak diperlukan perolahan tanah. Hanya
saja jerami yang berasal dari pertanaman padi harus dibersihkan. Setelahnya,
benih kedelai dapat langsung ditanam. Selain pada lahan sawah, kedelai juga
dapat ditanam pada jenis tanah pasang surut. Tanah pasang surut yang tipenya
kompatibel untuk ditanami benih kedelai adalah tanah tipe C dan D yang tidak
banyak memperoleh luapan air karena pada dasarnya kedelai tidak dapat tumbuh
pada tanah yang selalu digenangi air. Praktik penanaman pada tanah jenis ini
banyak terjadi di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
2.3 Kriteria Kelayakan Investasi
Sebuah alternatif investasi dikatakan layak jika memenuhi beberapa kriteria,
diantaranya adalah net present value, Internal rate of return dan payback period.
2.3.1 Net Present Value (NPV)
Net present value dapat dijelaskan sebagai selisih antara present value dari arus
kas masuk dengan present value dari arus kas keluar.
Dalam pengambilan keputusan sebuah alternatif akan dipilih apabila:
1. Suatu alternatif sebaiknya dijalankan jika NPV positif
2. Suatu alternatif secara keuangan tidak dapat dijalankan apabila NPV
negatif
NPV dinyatakan dengan rumus:
t - waktu arus kas
i - adalah suku bunga diskonto yang digunakan
- arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

Bila...

Berarti...
Maka...
investasi yang dilakukan memberikan manfaat
NPV > 0
proyek bisa dijalankan
bagi perusahaan
investasi yang dilakukan akan mengakibatkan
NPV < 0
proyek ditolak
kerugian bagi perusahaan
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak
investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus
NPV = 0
perusahaan untung ataupun merugi
ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak
investasi terhadap positioning perusahaan.

2.3.2 Internal Rate of Return (IRR)


IRR menurut Keown adalah salah satu hasil keputusan capital budgeting yang
mencerminkan tingkat pengembalian dari suatu proyek. IRR merupakan tingkat
diskonto yang diimbangi present value dari arus kas masuk dengan present value
dari arus kas keluar (Keown, et. Al, 2002)
Pengambilan keputusan sebuah alternatif dijalankan apabila:
1. Suatu alternatif layak dijalankan jika IRR lebih besar daripada tingkat
diskonto
2. Suatu alternatif secara keuangan tidak layak dijalankan jika IRR lebih
kecil daripada tingkat diskonto
Berikut adalah rumus menghitung IRR:

2.3.3 Sensitivity Analysis


Dalam melakukan analisis cost-benefit biasanya dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang tidak menentu atau tidak pasti. Hal tersebut berlaku untuk
penelitian mengenai berbagai sektor ekonomi termasuk pertanian dan konversi
lahan. Hal ini sangat penting untuk mengetahui seberapa 'sensitif' hasil dan
perubahan dalam faktor-faktor ketidakpastian. Analisis ini membantu untuk
memperoleh data yang lebih tepat untuk membatasi ketidakpastian (misalnya
mendesain ulang alternatif yang diambil jika proyek dikatakan belum layak).
Selain itu, analisis sensitivitas dapat membantu dalam berkomunikasi dengan
pengambil kebijakan mengenai tingkat ketidakpastian dan risiko dalam alternatif
yang ditawarkan. Namun, analisis sensitivitas merupakan peralatanyang memiliki
keterbatasan. Peralatan ini melihat satu-persatu perubahan dan mengganggap
faktor lain konstan sehingga terlihat interaksi antarvariabel secara simultan dari
risiko setiap alternatif.
Terdapat tiga tahap analisis sensitifitas umum:
1. Membangun model deterministik menggunakan single 'terbaik' nilai untuk
variabel input.
2. Jelajahi sensitifitas hasil untuk masing-masing variabel input dan kemudian
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko ketidakpastian mana
mungkin.
3. Membuat analisis risiko penuh menggunakan probabilitas untuk banyak
variabel secara bersamaan.

2.3.4 Payback Period


Payback period merupakan waktu yang dibutuhkan untuk nilai sekarang
dari kumulatif manfaat yang menjadi sama dengan kumulatif nilai sekarang dari
biaya (Treasury Board of Canada Secretariat, 1998). Payback period dinyatakan
sebagai ekspektasi jumlah tahun yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali
investasi awal (Houston, 2006).
Berikut merupakan rumus dari Payback Periode:
Paybck period = Tahun sebelum + (biaya yang tidak tercover pada tahun
pertama/cash flow di satu tahun)
Kriteria dari ditentukannya sebuah alternatif yaitu periode pada
pembayaran kembali. Motode ini sangat lemah dalam menentukan pilihan tetapi
menggambarkan indikator risiko dari pilihan atau alternatif. Semakin lama tingkat
pengembaliannya maka semakin berisiko altrernatif yang dipilih tersebut.
2.4 Perbandingan Keuntungan Usaha Tani Kedelai dan Tembakau Dilihat
Dari Segi Ekonomis
Untuk mengetahui sejauh mana keuntungan dari konversi lahan tembakau
pada kedelai perlu dilakukan perbandingan analisis biaya dan keuntungan dari
kedua komoditas. Berikut perbandingan biaya dan keuntungan untuk kedelai dan
tembakau.
2.4.1 Analisis Usahatani Kedelai
Rata-rata pendapatan kotor dari petani kedelai yang diperoleh dari Balittas
Litbang Deptan yaitu sekitar Rp. 5 juta (Tabel 1), dengan perhitungan harga
kedelai saat panen mencapai kisaran harga Rp. 4.500-5.000/kg. Sedangkan tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi kedelai tidak banyak yaitu 1-2 orang
untuk 1 ha lahan tani kedelai mulai dari penyiangan hingga panen.
2.4.2 Analisis Usahatani Tembakau
Dalam membandingkan tanaman tembakau dan kedelai digunakan
tembakau virginia sebagai bahan perbandingan karena tembakau virginia
dikategorikan sebagai tembakau terbaik ketiga kualitasnya di dunia. Biasanya
tembakau Virginia ini digunakan untuk memproduksi rokok putih(70%) dan
rokok kretek (30%).
Rata-rata pendapatan kotor dari petani tembakau sekirar Rp. 16 juta,
dengan harga jual tembakau rata-rata pada kisaran harga Rp. 9.500/kg. Meski
demikian, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi dari tembakau ini relatif
banyak dibutuhkan yaitu sekitar 4-7 orang petani untuk 1 ha, terutama saat
pascapanen yaitu untuk mencacah dan menjemur tembakau hingga akhirnya siap
untuk dijual ke pasaran.

Berdasarkan perbandingan dari pendapatan usaha tani tembakau Viginia


dikategorikan lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan petani kedelai. Biaya
atau total cost yang dikeluarkan oleh petani tembakau Virginia pun cenderung
lebih tinggi dibandingkan dengan petani kedelai. Dilihat dari pendapatan petani
tembakau Virginia dan petani kedelai pun lebih besar petani tembakau hal tersebut
dikarenakan harga dari tembakau Virginia yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan harga kedelai. Sedangkan jika membandingkan antara proporsi
keuntungan terhadap pendapatan, proporsi keuntungan tembakau Virginia lebih
tinggi dibandingkan dengan proporsi profit terhadap keuntungan dari berproduksi
kedelai. Selain itu, proporsi keuntungan berproduksi tembakau terhadap besarnya
pendapatan pada petani tembakau Virginia lebih tinggi dibandingkan dengan
petani kedelai yaitu berkisar antara 10% hingga 41% bergantung dengan jenis dari
tembakau.
Tabel 1. Perbandingan pendapatan dan biaya usaha tani tembakau dan kedelai
Tabel 3

Biaya

Profit

Proporsi pendapatan Pendapatan


terhadap biaya per
ha

Tembakau Virginia 12255500


FC

4369500

1,36

16625000

Tembakau Virginia 14070500


Rajangan

9159500

1,65

23230000

Kedelai

2507500

1,80

5625000

3117500

Sumber: Cyber Extention Kementerian Pertanian dan Balittas: Litbang Deptan


BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Model Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer akan didapatkan melalui metode wawancara dengan pihak
yang memainkan peran sentral dalam usahatani kedelai seperti Kementrian
Pertanian, Perseroan Terbatas Perkebunan, dan petani serta kelompok tani di
sentra-sentra produksi kedelai dan sentra-sentra produksi tembakau di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Sementara data sekunder akan diperlukan untuk mendapatkan gambaran
tentang implikasi makro dari konversi lahan. Pertama, berapa potensi luas lahan
dan produksi kedelai yang dapat dihasilkan melalui proses konversi lahan. Kedua,
berapa potensi implikasi biaya yang harus dikeluarkan agar konversi lahan
tersebut dapat berhasil dilaksanakan.

3.2 Analisis Data


Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis usaha tani
untuk melihat kelayakan rencana konversi lahan tembakau menjadi lahan kedelai
baik dari aspek finansial maupun ekonomi dilihat dari besarnya potensi kedelai
dan biaya dari konversi lahan tembakau pada kedelai. Ketika mengonversi lahan
tembakau diperlukan cost-benefit analysis sehingga pada hasil penelitian
didapatkan berapa biaya yang harus dibayar oleh pemerintah dan pengaruhnya
terhadap masyarakat pendapatan petani dan kesejahteraannya jika pemerintah
menginginkan adanya ketahanan pangan. Cost benefit analysis yang digunakan
adalah analisis biaya Capital Budgeting seperti menghitung Net Present Value
dari kedua alternatif, IRR, Profitability, Payback period, Sensitivity Analysis
hingga analisis aspek Ekonomi seperti dampak ekonomi yang dihasilkan dari
adanya konversi lahan dalam satuan moneter.
3.3 Rancangan Penelitian
Berikut adalah diagram pengerjaan penelitian yang akan dilakukan
mulai

Pengumpulan
data primer dan
sekunder

Brainstorming ide dengan


pembimbing

Uji hipotesis ulang dan


disokong dengan data
sekunder

Analisis data primer ditinjau dari


aspek financial serta ekonomi.

Hasil penelitian berupa


kesimpulan dan
rekomendasi

selesai

Gambar 2. Skema/diagram Alur Penelitian

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1. Anggaran Penelitian
Anggaran penelitian selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 2.
Berikut adalah pembagian dan persentase rincian pengeluaran.
Tabel 2. Rancangan Biaya
No.
Jenis Pengeluaran
1 Biaya Kesekretariatan dan Publikasi Ilmiah (21%)
2 Biaya Transportasi (52%)
3 Biaya Lain-Lain (Akomodasi) (27%)
Jumlah

Biaya
Rp.1.850.000,00
Rp 4.585.000,00
Rp 2.838.000,00
Rp 9.273.000,00

10

4.2 Jadwal Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 5 bulan dengan rincian
tahapan penelitian sebagai berikut.
Tabel 3. Jadwal Penelitian
Kegiatan Penelitian
Bulan 1
Tahap I : Persiapan
1.1 Brainstorming ide dan alur penelitian
1.2 Pencarian
data sekunderData
tahapPrimer
awal
Tahap
2 : Penghimpunan
Melalui Wawancara dan Observasi
2.1 Wawancara Kementrian Pertanian
2.2 Wawancara BUMN
2.3 Wawancara PT. Perkebunan
2.4 Observasi sentra produksi kedelai
2.5
Observasi
sentra produksi
tembakau
Tahap
3 : Pengolahan
dan Analisis
Data
3.1 Pengolahan data
3.2 Analisis
data
Tahap
4 : Penulisan
Laporan Akhir
Penelitian
4.1 Pengumpulan seluruh data penelitian
4.2 Penulisan laporan akhir
4.3 Kesimpulan dan finalisasi

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

Bulan 5

DAFTAR PUSTAKA
1) _. 1998.Benefit-Cost Analysis Guide. Treasury Board of Canada Secretariat:
Ottawa.
2) Houston (2006) dalam Mince Lauw (2010). Studi Kelayakan Proyek. FEUI:
Depok.
3) Amang, B. dan M.H. Sawit (1996). Ekonomi Kedelai: Rangkuman. Dalam:
Amang, B., M.H. Sawit, dan A. Rachman (eds). Ekonomi Kedelai di Indonesia.
IPB Press.
4) Murdiyati, A.S dan Teger Basuki. 2010. Agribisnis Tembakau Virginia.
Balittas: Litbang Deptan.
5) Nasucha, 1995 dalam Kustiwan, 1996 dalam Soemarno. 2013. Konversi Lahan.
Diakses pada 22 September 2014 marno.lecture.ub.ac.id.
6) Siregar, M. 1999. Metode Alternatif Penentuan Tingkat Hasil dan Harga
Kompetitif: Kasus Kedelai. Jurnal Forum Agro Ekonomi (FAE). Vol 17 No. 1:
66-73.
7) Soemarno. 2013. Konversi Lahan. Diakses pada 22 September 2014
marno.lecture.ub.ac.id.
8) Suastika, I Wayan et.al. Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut, Proyek
Penelitian pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
9) Sudaryanto, T. dan D. K. S. Swastika, 2007. Ekonomi Kedelai di Indonesia.
Forum Agro Ekonomi (FAE) 12 (3) : 1-27.
10)
Zakiah. 2011. Dampak Impor Terhadap Produksi Kedelai Nasional.
Jurnal.unsyah.ac.id/agriset/article/view/213. 25 Agustus 2014 diakses pukul
21.10.

11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
1. Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
e-mail
No. Telepon/HP

Wegit Triantoro
Laki-laki
Teknik Industri
1106011581
Jakarta, 27 Juni 1993
wegit_ti2011@yahoo.com
089639500530

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus

SD
SDN Curug 02

SMP
SMPN 103 Jaktim

1999-2005

2005-2008

SMA
SMAN 39 Jaktim
IPA
2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No.

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No.
1

3
4

Institusi Pemberi
Penghargaan
Juara 3 kategori PKM KC Filter portabel DIKTI
untuk menghasilkan air baku saat musim
kemarau dan musim hujan
Juara 2 Poster PKM KC Filter portabel
DIKTI
untuk menghasilkan air baku saat musim
kemarau dan musim hujan
Best Essay Category on OKK (Orientasi DIKTI
Kehidupan Kampus) UI 2011
DIKTI
Berhasil mendapatkan dana hibah
DIKTI sebesar 50 juta rupiah bersama
dengan Prof. Dr. Ir. Bondan T. Sofyan
M.Si. The project has tittle Pengembangan
Depok Bersih dan Hijau Terpadu Berbasis
Komunitas: Kawasan Percontohan di
Kelurahan Rangkepan Jaya
Jenis Penghargaan

Tempat
Universitas
Mataram,
Lombok
Universitas
Mataram,
Lombok
Kampus
UI, Depok
Kampus
UI, Depok

12

Siswa terbaik nomor 3 untuk Ujian Nasional di


SMAN 39 Jakarta

SMAN 39

Jakarta

Juara 1 siswa terbaik kategori IPA SMAN 39


Jakarta Timur

SMAN 39

Jakarta

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,

Wegit Triantoro
NIM. 1106011581
2. Biodata Anggota Kelompok
2.1 Biodata Anggota Kelompok ke-1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap

Pyan Putro Surya Amin Muchtar

2. Jenis Kelamin

Laki-laki

3. Program Studi

Ilmu Ekonomi

4. NIM

1206255854

5. Tempat dan Tanggal

Lamongan, 10 April 1994

Lahir
6. e-mail

pyan.amin@gmail.com

7. No. Telepon/HP

081515553302

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

MI Sunan Drajat

MTs Amanatul

MAN Insan

Institusi

lamongan

Ummah Surabaya

Cendekia Serpong

Jurusan

IPA

Tahun

2000-2006

2007-2009

2009-2012

Nama

masuk-lulus

13

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No.

Nama Pertemuan

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

Intellectual

Peningkatan Keamanan Teritorial

19-21 September 2013,

Dialogue of

Kelautan Indonesia sebagai

Universitas Brawijaya

Economy XII

Upaya Penyejahteraan Nelayan

Malang

Konferensi

BIMASTER (Bimbingan Belajar

Maret 2014, Austrlia

Internasional

Masjid Terminal) An Enforcing

Nastional University,

Pelajar Indonesia

Effort on Incrising Homeless

Canberra. Australia

2014,

Children Participation in High

Ilmiah/Seminar
1.

2.

Level Education
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No.

JenisPenghargaan

InstitusiPemberiPenghargaan

Tempat

1.

The Most Potential Student 2012

FEUI

Depok

2.

Medali Perak Olimpiade Sains

Kemendiknas

Manado

Bursa Efek Indonesia

Tangerang

Nasional
3.

Juara 2 Olimpiade Pasar Modal


tingkat profinsi

4.

Juara 1 Kompetisi Ekonomi

Selatan
Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Universitas Brawijaya

Malang

SMA Al-Azhar BSD

Tangerang

Nasional Budiono Cup


5.

Juara 1 Essay Competition


Intellectual Dialogue of
Economics

6.

Juara 1 Economics Competition


ALSEACE

7.

Penyaji Karya PKM-GT dalam

Selatan
Dikti Kemendiknas

Mataram

FOSSEI Jabodetabek

Depok

Humanitarian Affair, UK

Manila,

PIMNAS XXVI
8.

Delegasi UI dalam Temu Ilmiah


Regional Jabodetabek

9.

Delegasi Indonesia dalam


University Scholars Leadership

Filipina

14

Symposium.

10.

Delegasi Indonesia dalam

Persatuan Pelajar Indonesisa

Canberra,

Konferensi Internasional Pelajar

Australia

Australia

Indonesia 2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,

Pyan Putro Surya Amin M.


NIM. 1206255854
2.2 Biodata Anggota Kelompok ke-2
A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap

Melly Meliyawati

2.

Jenis Kelamin

3.

Program Studi

Ilmu Ekonomi

4.

NIM

1106009311

5.

Bandung, 14 Oktober 1992

6.

Tempat dan Tanggal


Lahir
e-mail

7.

No. Telepon/HP

08562047208

meliyamelly5@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi

SD
SD YAS 1
Bandung

SMP
SMP YAS Bandung

SMA
SMAN 5 Bandung

15

Jurusan

IPS

Tahun masuklulus

1999-2005

2005-2008

2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No.

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No.
1.

Jenis Penghargaan
Juara 1 Provinsi Jabar Debat APBN

Institusi Pemberi
Penghargaan
Dirjen Pajak

tingkat SMA
2.

Finalis Debat APBN tingkat Nasional

Dirjen Pajak

Sangga Kerja Peran Saka Daerah Jawa


Barat

4.

Juara 2 siswa terbaik kategori IPS

Kwartir Daerah
Jabar
SMAN 5 Bandung

SMAN5
Bandung

BEM FEUI

FEUI

SMAN 5 Bandung
5.

Best Staf Entrepreneurship and

TVRI
Bandung
Direktorat
Jendral
Pajak
Buper Kiara
Payung

2010
3.

Tempat

Leadership Department BEM FEUI


2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,

Melly Meliyawati
NIM. 1106009311

16

3. Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap

Pribadi Setyanto, SE, MA

2. Jenis Kelamin

Laki-laki

3. Program Studi

Ilmu Ekonomi

4. NIDN

0022055705

5. Tempat dan Tanggal Lahir

Jakarta, 22 Mei 1957

6. e-mail

pribadi.abuniken@gmail.com

7. No. Telepon/HP

08121061072

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No.

Nama Pertemuan

Judul Artikel

Ilmiah/Seminar

Ilmiah

Waktu dan Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tempat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan

dalam

pengajuan

program

kreativitas

mahasiswa-pengabdian

masyarakat.
Depok, 21 September 2014
Pembimbing,

Pribadi Setyanto, SE, MA


NIDN. 0022055705

17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 2).

No.

Justifikasi Pemakaian

Harga Satuan

Biaya Kesekretariatan dan Publikasi (21%)


Kesekretariatan Untuk
1. Perijinan
2.

Pelaporan dan Penggandaan

3.

Publikasi Jurnal Ilmiah

Biaya Transportasi (52%)


Transportasi Ke Dirjen
1. Kementan (Jakarta)
Transportasi ke BUMN
2. (Jakarta)
Transportasi ke PT.
3. Perkebunan (Jakarta)
Transportasi Kereta untuk
Observasi Sentra Tembakau4. Kedelai (Jakarta-Yogyakarta)
Transportasi Bus untuk
Observasi Sentra
TembakauKedelai
5 (Yogyakarta-Klaten) PP
Transportasi Kereta untuk
Observasi Sentra TembakauKedelai (Yogyakarta6 Malang)
Transportasi Kereta untuk
Observasi Sentra Tembakau7. Kedelai (Malang-Jember)
Transportasi Kereta untuk
Observasi Sentra Tembakau8. Kedelai (Malang-Jakarta)
Transportasi Dalam Kota
selama Observasi Sentra
9. Tembakau-Kedelai (5 Hari)

Kuantitas

Keterangan

Rp.
600.000,00
Rp.
250.000,00
Rp.
1.000.000,00
Jumlah Rp.1.850.000,00

Rp.150.000,00

2x

Rp. 300.000,00

Rp.150.000,00

2x

Rp. 300.000,00

Rp.150.000,00

2x

Rp. 300.000,00

Rp. 275.000

3 Orang

Rp. 825.000,00

Rp. 100.000

3 Orang

Rp. 300.000,00

Rp. 200.000

3 Orang

Rp. 600.000,00

Rp. 50.000

3 Orang

Rp. 150.000,00

Rp. 315.000

3 Orang

Rp. 945.000,00

Biaya Lain-Lain (Akomodasi) (27%)


Penginapan selama
observasi di kota Yogyakarta
1 (1 malam)
Rp. 200.000
2 Penginapan selama
Rp. 200.000

3 Orang Rp. 865.000,00


Jumlah Rp 4.585.000,00

2
2

Rp. 522.000,00
Rp. 522.000,00

18

4
5

observasi di kota Klaten (1


malam)
Penginapan selama
observasi di kota Malang (1
malam)
Penginapan selama
observasi di kota Jember (1
malam)
Keperluan makan selama
observasi (5 hari)

Rp. 200.000

Rp. 522.000,00

Rp. 200.000

Rp. 522.000,00

Rp. 150.000

5 hari

Rp 750.000,00
Rp.
Jumlah 2.838.000,00
Rp.
Total Pengeluaran
9.237.000,00
Terbilang : Delapan Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
No.

Nama/NIM

Program Studi

Bidang Ilmu

Wegit
Triantoro

Teknik Industri

Sistem
manufaktur,
proses
produksi,
aliran
material

Melly
Meliyawati

Ilmu Ekonomi

Ekonomi

Pyan Putro
Surya

Ilmu Ekonomi

Ekonomi

Alokasi
Uraian tugas
Waktu
14jam/minggu Mengurus
Peijininan,
Mengelola dan
mengatur
akomodasi dan
transportasi
perjalanan, Analisis
data berkaitan
dengan alur
produksi
12jam/minggu Keskretariatan
dalam tim,
Menganalisis data
berdasarkan pada
analisis ekonomi
dan Finansial
12jam/minggu Mengelola
pemasukan dan
pengeluaran,
Mencari data yang
berhubungan
dengan kebijakan
pemerintah yang
mendukung sentra
tembakau
(legalitas)

19

You might also like