Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH :
MEYBY EKA PUTRI LEMPANG
O111 10 276
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai
gelar Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar. Skripsi ini berjudul Identifikasi Proteus mirabilis dan Resistensinya
terhadap Antibiotik Imipenem, Klorampenikol, Sefotaksim, pada Daging Ayam
di Kota Makassar.
Penulisan skripsi ini tidaklah mudah. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr.drh. Lucia Muslimin, M.Sc selaku Ketua Prodi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin serta sebagai Pembimbing
Akademik dan juga Pembimbing I dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
2. Muh. Akbar Bahar, S.Si. Apt. M.Pharm.Sc. selaku dosen Farmakologi dari
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin serta Pembimbing II dalam
penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Dr. Fatma Maruddin S.Pt, MP dan drh. Andi Magfira Satya Apada sebagai
pembahas seminar proposal dan seminar hasil penelitian ini.
4. Seluruh Panitia Seminar Proposal, Panitia Seminar Hasil, dan Panitia Ujian
Akhir Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
5. Bapak dan Ibu staf pengajar Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin atas dukungan moral dan memberikan
informasi kepada penulis.
6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan doa kepada penulis.
7. Saudara seperjuangan Rozana Pratiwi Salamena yang selalu bersedia
membantu di Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
8. Pak Marcus Lembong sebagai salah satu staf ahli di Lab. Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyajikan skripsi ini dengan baik,
namun penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan mengharap kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan di masa depan. Besar harapan penulis
semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya
untuk ilmu kedokteran hewan sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat luas.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proteus sp.
2.2 Proteus mirabilis
2.3 Daging Ayam
2.4 Mikrobiologis Daging Ayam
2.5 Resistensi Antibiotik
2.6 Alur Penelitian
3 MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Bahan
3.3 Alat
3.4 Jumlah Sampel
3.5 Prosedur Pengujian
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Jumlah Total Bakteri/Total Plate Count (TPC)
4.2 Keberadaan Proteus mirabilis
4.3 Resistensi Isolat Proteus mirabilis terhadap Antimikroba
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
iii
iv
v
vi
1
1
2
2
2
2
3
3
3
5
6
7
9
10
10
10
10
10
11
14
14
16
18
21
21
21
22
26
DAFTAR TABEL
3
4
5
6
7
12
13
14
19
DAFTAR GAMBAR
4
15
16
16
17
17
18
18
19
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi bakteri Proteus
mirabilis dari daging ayam yang dicurigai menjadi salah satu penyebab foodborne
disease dan uji resistensinya terhadap antibiotik.
Identifikasi dan uji resistensi terhadap antibiotik sampel yang digunakan
adalah bagian dada daging ayam diperoleh dari 6 pasar tradisional di Kota
Makassar. Sampel pada penelitian ini sebanyak 24 sampel daging ayam bagian
dada. Uji-Uji yang dilakukan antara lain Total Jumlah Bakteri/Total Plate Count
(TPC), penyuburan bakteri pada media Tryptic Soy Broth, Kultur pada media
Salmonella Shigella Agar dan Mac Conkey Agar, Pewarnaan Gram, dan Uji
Biokimia antara lain Uji TSIA, Uji SIM, Uji MRVP, Uji SITRAT, Uji UREA,
Katalase, Oksidase, Laktosa, Glukosa, Mannitol, dan Sukrosa. Sedangkan uji
resistensi antibiotik menggunakan antibiotik imipenem, klorampenikol,
siprofloksasin, dan sefotaksim.
Diperoleh hasil dari 8 sampel (30 %) positif Proteus mirabilis, namun tidak
diperoleh adanya resistensi antibiotik terhadap isolat Proteus mirabilis yang
diperoleh.
Katakunci : bagian dada daging ayam, Proteus mirabilis, foodborne disease, pasar
tradisional, uji resistensi, antibiotik
ABSTRACT
The aim of this research is to identification of Proteus mirabilis bacteria
which cause foodborne disease was isolated from chicken meat and the antibiotic
resistant of Proteus mirabilis.
Identification and the sensitivity of antibiotic used chicken breast from 6
of traditional market in Makassar City. Total sampel of this research is 24 sampels
chicken breast. The tests performed for the identification were Total Plate Count
(TPC), growth in medium liquid broth Tryptic Soy Broth, Gram stain, growth on
Salmonella Shigella Agar, Mac Conkey Agar, and biochemical tests including
glucose, lactose, sucrose, mannitol. The antibiotic sensitivity test for Proteus
mirabilis was carried out using the following antibiotics Imipenem,
Chloramphenicol, Cefotaxime, and Ciprofloxaxin.
Total 8 sampels were positive for Proteus mirabilis bacteria were not
resistant to most antibiotics tested.
Keywords : chicken breast, Proteus mirabilis, foodborne disease, traditional
market, antibiotic
1. PENDAHULUAN
1.5 Hipotesis
Diduga telah terjadi kontaminasi bakteri Proteus mirabilis dan adanya
resistensi antibiotik terhadap Proteus mirabilis pada daging ayam di kota
Makassar.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
A. TSIA : alkali slant/alkali butt/H2S positif/tidak ada gas
B. Urea positif
C. Lisin deaminase positif
D. Sitrat negatif (beberapa strain positif)
E. Motil positif
F. Indol negatif
Sumber : Mikoleit ML (2010)
No
1.
2.
3.
4.
5.
Perubahan warna
Ada memar
sedikit, tetapi
tidak pada
bagian dada
Bebas dari bulu
dan tidak
tunas (pin feather)
freeze burn
Ada memar
sedikit, tetapi
tidak ada freeze
burn (perubahan
warna daging
akibat kontak
dengan
permukaan yang
sangat dingin)
6.
Kebersihan
Ada bulu
tunas sedikit
yang
menyebar
Ada bulu tunas
tetap tidak
pada bagian
dada
Kalori
404 kkal
2.
Protein
18,20 g
3.
Lemak
25 g
4.
Kolesterol
60 mg
5.
Vitamin A
243 mcg
6.
Vitamin B1
0,80 g
7.
Vitamin B2
0,16 mg
8.
Kalsium
14 mg
9.
Phospor
10.
Ferum
Sumber : Agus (2003)
2.4
200 mg
1,50 mg
2.5
Resistensi Antibiotik
Positif (P.mirabilis)
Negatif
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 sampel daging ayam
bagian dada ayam yang diperoleh dari 6 pasar tradisional di wilayah Kota
Makassar.
Media-media yang digunakan untuk analisis Tryptone Soya Broth (TSB),
Nutrient Agar (NA), MacConkey Agar (MCA), Salmonella Shigella Agar (SSA),
dan media untuk uji biokimia antara lain Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfur
indole motility (SIM), Metil Red Voges Proskauer (MRVP), Medium sitrat dan
urea, serta 4 uji gula-gula antara lain glukosa, laktosa, sukrosa, dan mannitol.
Muller Hinton Agar digunakan sebagai media pengujian kepekaan antibiotik. Disk
antibiotik yang digunakan ialah imipenem, klorampenikol, sefotaksim, dan
siprofloksasin.
Bahan-bahan kimia yang digunakan yaitu aquadest steril atau dapat
digunakan NaCl fisiologis sebagai larutan pengencer, alkohol 70 % sebagai
desinfektan, spiritus, larutan H2O2 untuk uji katalase, reagen oksidase untuk uji
oksidase, minyak imersi untuk melihat bakteri pada mikroskop dengan perbesaran
100 kali, bahan-bahan untuk pewarnaan gram antara lain kristal violet, larutan
lugol, alkohol 96%, dan safranin.
3.3 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitin ini adalah cawan petri, gelas ukur,
tabung reaksi dan raknya, ose, vortex, neraca analitik, erlenmeyer, pisau, label,
inkubator, bunsen, korek api, mikroskop, objek glass, jangka sorong, masker dan
sarung tangan.
Keterangan :
T = perlakuan
n = jumlah sampel
Perhitungan pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
(T-1) (n-1) 15
(6-1) (n-1) 15
5n-5 15
5n 20
n4
T merupakan perlakuan pada penelitian ini, T sama dengan banyaknya
lokasi pasar, karena ada 6 lokasi berarti T = 6. Sedangkan dari hasil perhitungan n
sebagai total sampel yang akan diambil disetiap pasar, dan n = 4.
Pengujian sampel dilakukan duplo. Sampel tersebut masing-masing
dimasukkan ke dalam box pendingin untuk menghentikan aktivitas
mikroorganisme.
2.
3.
4.
5.
6.
Persiapan sampel
Sampel dimasukan sebanyak 1 gram ke dalam plastik steril dan digerus
dengan mortar.
Pengenceran
Sampel ditambahkan aquadest sebanyak 9 ml secara aseptis, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung dan diberi label 10-1. Perbandingan berat
sampel dengan volume aquadest adalah 1 : 9.
Menyuburkan bakteri
Sebanyak 0,5 ml pengenceran 10-1 dimasukan ke dalam 3 ml Tryptone
Soya Broth (TSB). Setelah itu diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 370C.
Menggores media
Selanjutnya dengan menggunakan ose steril diambil suspensi bakteri pada
TSB yang telah diinkubasi lalu digores pada media MCA dan SSA,
kemudian diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37C.
Pewarnaan bakteri
Diambil koloni pada media SSA dan MCA kemudian dilakukan pewarnaan
gram.
Uji biokimia
Dilakukan uji biokimia antara lain TSIA, SIM, MR/VP, TSIA, sitrat, urea,
uji katalase, uji oksidase, serta 4 uji gula-gula antara lain glukosa, laktosa,
sukrosa, dan mannitol. Kemudian dilakukan identifikasi bakteri berdasarkan
ciri koloni dan uji biokimia yang ada di tinjauan pusaka.
H2SO4 1 %
(mL)
9,95
9,9
9,8
CFU (108/mL)
150
300
600
1.
Tempat
pengambilan
sampel
Pasar Terong
Jumlah
sampel
2.
Pasar Sentral
3.
Pasar Pabaengbaeng
4.
Pasar
Panakukkang
5.
Pasar Daya
6.
Pasar Mandai
Kode
Sampel
TPC
T1.2
T2.2
T3.2
T4.2
S1.2
S2.2
S3.2
S4.2
B1.2
B2.2
B3.2
B4.2
P1.2
P2.2
P3.2
P4.2
D1.2
D2.2
D3.2
D4.2
M1.2
M2.2
M3.2
M4.2
1,0x106
2,0x106
1,4x106
9,2x105
1,5x106
4,2x105
5,2x106
1,0x106
5,8x105
1,2x106
1,1x106
5,2x105
3,7x106
2,2x106
7,3x105
6,3x105
9,2x105
1,3x106
1,4x106
1,6x106
1,2x106
2,5x106
8,6x105
1,0x106
Standar
Keterangan
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
1x106
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
> BMCM
Pengujian TPC pada tabel diatas dilaksanakan pada tanggal 16, 20, 24, 27
Mei 2014. Berdasarkan data pada Tabel 8 terlihat bahwa sampel daging ayam
yang diambil di seluruh pasar 58% berada di atas ambang Batas Maksimum
Cemaran Mikroba. Hal tersebut dapat terjadi karena pedagang menjual daging
ayam secara terbuka yang mengakibatkan konsumen dapat memilih daging ayam
dengan cara memegang daging ayam, sehingga daging ayam dengan mudah dapat
terkontaminasi serta dapat menurunkan kualitas daging tersebut. Selain itu,
menurut Endang (2009) bila transportasi dilakukan dengan tidak layak akan
mengakibatkan jumlah total mikroba yang tinggi pada daging dan kuman-kuman
yang memang secara normal ada dalam tubuh hewan akan makin subur.
Informasi yang diperoleh dari beberapa pedagang di pasar Terong, pasar
Sentral, dan pasar Pabaeng-baeng bahwa daging ayam yang dijual berasal dari
tempat pemotongan yang sama yaitu di Jalan Abu Bakar Lambogo, Sedangkan
untuk pasar Panakukkang, pasar Daya, dan pasar Mandai daging ayam yang dijual
diperoleh dari luar kota Makassar namun proses pemotongan dilakukan di sekitar
pasar dan juga lokasi tempat berjualan. Gambar hasil pengujian TPC sampel
daging ayam (media kontrol (a) dan media yang ditumbuhi bakteri (b) ) dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Media NA kontrol yang tidak ditumbuhi bakteri (a) dan Media NA
yang ditumbuhi bakteri (b)
Unggas dan produknya merupakan komoditi yang sangat diminati oleh
konsumen. Daging ayam sebagai salah satu bahan pangan yang bersifat basah,
memerlukan perlakuan khusus dalam penjualan, baik dari segi tempat penjualan,
maupun sarana dan fasilitas yang melengkapi. Berdasarkan Pedoman Umum
Teknis Program Penataan Kios Daging Unggas di Pasar Tradisional, Direktorat
Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen Pertanian Tahun 2010, secara
umum persyaratan minimal peralatan harus dapat disediakan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi silang. Persyaratan minimal peralatan yang diperlukan
sebagai berikut:
Tempat penjajaan dan peralatan yang kontak dengan daging dan jeroan
tidak boleh terbuat dari kayu dan bahan-bahan yang bersifat toksik, harus
terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat atau korosif (terbuat dari
stainless steel atau logam yang digalvanisasi), kuat, tidak dicat, mudah
dibersihkan, dan mudah didisinfeksi.
Fasilitas pencucian peralatan yang senantiasa terpelihara kebersihannya;
Fasilitas pencucian tangan dan perlengkapannya.
Tempat sampah yang berpenutup.
Peralatan daging yang tidak mudah patah atau pecah, tidak bersifat toksik,
mudah dibersihkan, dan didisinfeksi.
Gambar 3. Koloni terpisah pada media SSA (yang dilingkari spidol merah diuji
selanjutnya dengan pewarnaan gram dan uji biokimia)
Gambar 6. Pengujian Biokimia (urutan dari bagian kiri) : TSIA, SIM, MR, VP,
Citrat/Sitrat, Urea, Glukosa, Laktosa, Sukrosa, dan Mannitol
Ket : Katalase positif bila menghasilkan buih seperti pada Gambar, dan oksidasi
negatif bila tidak berwarna ungu
Dari kultur pada media agar SSA dan MCA, pewarnaan gram, dan uji
biokimia peneliti dapat menyimpulkan bahwa koloni terpisah itu adalah bakteri
Proteus mirabilis dengan ciri bentuk koloni yang kecil dengan adanya H2S pada
media SSA dan colourless/tidak berwarna pada media MCA, pada pewarnaan
gram diperoleh gram negatif dengan bentuk batang/basil pendek, dan pada uji
biokimia sebagai berikut TSIA basa/basa dengan adanya H2S, SIM (indol negatif
dan motiliti positif, dan ada H2S), MR positif, VP negatif, sitrat positif, urea
positif, katalase positif, oksidase negatif, glukosa positif, laktosa negatif, sukrosa
negatif, dan mannitol negatif.
Keberadaan bakteri Proteus mirabilis pada penelitian ini dicurigai akibat
terjadinya kontaminasi sekunder (setelah pemotongan), karena adanya proses
penanganan, higienitas, dan sanitasi yang kurang baik.
Pada tahun 1946, kejadian keracunan Proteus mirabilis pernah terjadi di
Amerika (Cherry WB et al.1946). Data terbaru, tahun 2013 di China, Proteus
mirabilis dapat diisolasi pada daging ayam dan produknya olahannya yang
mengakibatkan keracunan (Wong MH et al. 2013).
30
(S)
20
(S)
26,3
(S)
33,7
(S)
T1.2
29,6
(S)
22
(S)
28,6
(S)
23,3
(S)
M3.2
23,3
(S)
24
(S)
33
(S)
28,9
(S)
P3.2
31,9
(S)
20,5
(S)
30,9
(S)
33,5
(S)
S1.2
39,8
(S)
22,5
(S)
21,4
(S)
22
(S)
S2.2
37,4
(S)
24,6
(S)
36,3
(S)
31,4
(S)
S4.2
28,6
(S)
24
(S)
44,7
(S)
28,1
(S)
40
34,4
(S)
(S)
Ket : (S) = Sensitif
35,6
(S)
23,3
(S)
B3.2
5.1 Simpulan
1.
2.
1.
2.
LAMPIRAN
Data Identifikasi kultur bakteri Proteus mirabilis pada daging ayam
K
O
D
E
S1.2
S2.2
S3.2
S4.2
T1.2
T2.2
S
A
M
P
E
L
10-1
10-1
10-1
10-1
10-1
10-1
Bentuk koloni
(setelah dari
TSB)
SS
MC
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=2
mm
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=1
mm(2
4 jam)
Cembu
ng,
Colour
less,
licin
d=12 mm
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess,
licin
d=1m
m (24
jam)
Kolon
i
menye
bar,
hitam,
kecil,
d=2
mm
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=12
mm(2
4 jam)
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=2
mm
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=12
mm(2
G
R
A
M
M
O
R
F
O
L
O
G
I
B
at
an
g,
pe
nd
ek
B
at
an
g,
pe
nd
ek
T
S
I
A
M V
R P
basa/
basa
H2S
SIM
S
I
T
R
A
T
K
A
T
A
L
A
S
E
O
K
S
I
D
A
S
E
U
R
E
A
L
A
K
T
O
S
A
M
A
N
N
I
T
O
L
G
L
U
K
O
S
A
S
U
K
R
O
S
A
Ket.
Proteus mirabilis
Proteus mirabilis
Tidak
tumbu
h
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess
Cembu
ng,
Colour
less,
licin
d=12 mm
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess,
licin
d=1m
m (24
Tdk dilanjutkan
B
at
an
g,
pe
nd
ek
Proteus mirabilis
B
at
an
g,
pe
nd
ek
Proteus mirabilis
B
at
an
g,
pe
nd
ek
T3.2
10-1
T4.2
10-1
B1.2
10-1
B2.2
10-1
B3.2
10-1
B4.2
10-1
P1.2
10-1
P2.2
10-1
P3.2
10-1
P4.2
10-1
D1.2
10-1
D2.2
10-1
4 jam)
Kolon
i
menye
bar,
hitam,
kecil,
d=2
mm
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=1
mm(2
4 jam)
kecil,
cembu
ng
d=2
mm
Tdk
tumbu
h
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=2
mm
Tdk
tumbu
h
Hitam
, kecil,
d=
mm
Hitam
, kecil,
d=
1mm
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=2
mm
Tdk
tumbu
h
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=1m
m(24
jam)
Tdk
tumbu
h
jam)
Tidak
tumbu
h
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess
Tdk dilanjutkan
B
at
an
g,
pe
nd
ek
+ +
Tdk
tumbu
h
Tdk dilanjutkan
Tdk dilanjutkan
Cembu
ng,
Colour
less,
licin
d=12 mm
B
at
an
g,
pe
nd
ek
Proteus mirabilis
Tdk dilanjutkan
Putih,
cembu
ng
Putih,
cembu
ng
Cembu
ng,
Colour
less,
licin
d=12 mm
B
at
an
g,
pe
nd
ek
Proteus mirabilis
Tdk dilanjutkan
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess
B
at
an
g,
pe
nd
ek
+ +
Tdk dilanjutkan
D3.2
10-1
D4.2
10-1
M1.2
10-1
M2.2
10-1
M3.2
10-1
M4.2
10-1
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng
d=2
mm
Tdk
tumbu
h
Tdk
tumbu
h
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng d=
2
mm(2
4 jam)
Hitam
diteng
ah,
cembu
ng d=
2
mm(2
4 jam)
Tdk
tumbu
h
Cembu
ng,
Colour
less,
licin
d=12 mm
B
at
an
g,
pe
nd
ek
Proteus mirabilis
Tdk dilanjutkan
Tdk dilanjutkan
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess
Kecil,
cembu
ng,
colourl
ess
B
at
an
g,
pe
nd
ek
B
at
an
g,
pe
nd
ek
+ +
Proteus mirabilis
Tdk dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Agus MB. 2003. Pemotongan, Penanganan, dan Pengolahan Daging Ayam.
Yogyakarta : Kanisius.
Amare A, Amin AM, Shiferaw A, Nazir S, and Negussie H. 2013. Yolk Sac
Infection (Omphalitis) in Kombolcha Poultry Farm, Ethiopia. AmericanEurasian Journal of Scientific Research 8 (1): 10-14, 2013
(ISSN 1818-6785)
Anonim. 2013. Proteus. [diunduh 18 Apr 2014]. Tersedia
http://www.gopetsamerica.com/bio/bacteria/proteus.aspx
pada
Cherry WB, Lentz PL, and Barnes LA. 1946. Implication of Proteus mirabilis in
an Outbreak of Gastroenteritis. Am J Public Health Nations Health. May
1946; 36(5): 484488. PMCID: PMC1625797
CLSI [Clinical Laboratory Standard Institute]. 2014. Performance Standards for
Antimicrobial Susceptibility Testing; Twenty-Fourth Informational
Supplement. USA
David B. Fankhauser. 1983. Bacteria on Prepared Slides. Professor of Biology
and Chemistry University of Cincinnati Clermont College, Batavia
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010. Pedoman Produksi
dan Penanganan Daging Ayam yang Higienis. Jakarta
Endang, S. 2009. Tinjauan Bahan Pangan Asal Hewan Yang Asuh Berdasarkan
Aspek
Mikrobiologi
di
http://peternakanlitbang.deptan.go.id.
DKI
Jakarta.
Jakarta.
Federer WT. 1963. Experimental design : theory and application. New York : The
Macmillan Company
Gupta RK, Ali S, Shoket H, Mishra VK. 2014. PCR-RFLP Differentiation of
Multidrug Resistant Proteus sp. Strains from Raw Beef. Current Research
inMicrobiology and Biotechnology Vol. 2, No. 4 (2014): 426-430
Hasan AH, Hussein SA, and Abdul Ahad. 2012. Pathological and bacteriological
study of bumblefoot cases in Sulaimaniyah province. Al-Anbar Journal Vet.
Sci. Vol. : 5 No. (1) (ISSN : 1999-6527)
Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 2012. Basic & Clinical Pharmacology.
United States (ISBN: 978-0-07-176402-5): The McGraw-Hill
CompaniesInc.
Krisnaningsih MMF, Asmara W, dan Wibowo MH. 2005. Uji Sensitivitas Isolat
Escherichia coli Patogen Pada Ayam Terhadap Beberapa Jenis Antibiotik. J.
Sain Vet. Vol.1 Th. 2005
Lukman DW, Latif H. 2007. Penuntun Praktikum Higiene Pangan. Bogor: FKH.
Penuntun Praktikum Higiene Pangan. Bogor: FKH IPB [Tidak Diterbitkan].
Manos J and Belas R. 2006. The Genera Proteus, Providencia, and Morganella.
Chapter 3.3.12, 10.1007/0-387-30746-x_12
Mikoleit ML. 2010. A WHO Network Building Capacity to Detect, Control and
Prevent Foodborne and Other Ebteric Infections From Farm to Table. USA
Nemati M. 2013. Antimicrobial Resistance of Proteus Isolaed from Poutry.
European Journal of Experimental Biology, 2013, 3(6):499-500
Noor SM, Poeloengan. 2005. Pemakaian Antibiotika Pada Ternak dan
Dampaknya pada Kesehatan Manusia. Lokakarya Nasional Keamanan
Pangan Produk Peternakan.
Nurwanto, Sartono TA, Pramono YB, Budiraharjo K, dan Satmoko SR. 1999.
Pengembangan Metode Isolasi dan Identifikasi Bakteri Salmonella dari
Berbagai Bahan Pangan Hewani Asal Unggas. Fakultas Peternakan.
Universitas Diponegoro
Rahayu, Utami E. 2012. Antibiotik, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi.
Sainstis. Volume 1, Nomor 1, April September 2012. Malang
Sauri S. 2011. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian BogorTerhadap Foodborne Disease. Fakultas Kedokteran