You are on page 1of 11

KASUS

Seorang kakek berusia 70 tahun datang kepada saudara untuk melakukan pemeriksaan tekanan
darah rutin. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 150/100 dan pemeriksaan fisik jantung
dan paru tidak ada kelainan, demikian pula dengan pemeriksaan laboratorium. Penderita agar
tekanan darahnya diurunkan karena takut terkena stroke. Penderita juga mengatakan tidak
merokok, masih melakukan olahraga jalan pagi seminggu 3 kali selama 1 jam, masih suka makan
sayuran dan tidak suka makan lemak.
Problem pasien:
Hipertensi Grade II

2) Tujuan Terapi:
Menurunkan tekanan darah secara optimal pada batas <140/90 mmHg

3) Pemilihan Terapi
Terapi Non-Farmakologi
1.

Edukasi
- Menekankan kepada pasien untuk tetap mempertahankan latihan fisik yang biasa
-

2.
3.
-

dilakukan.
menekankan kepada pasien untuk tetap mempertahankan tidak merokok, minum
minuman beralkohol dan tidak mengkonsumsi makanan berlemak
menghindari stress
Diet
Diet sehat dan seimbang (karbohidrat 60-70%; protein 10-15%; lemak 20-25%)
Diet rendah karbohidrat
Diet rendah lemak
Diet rendah garam
Aktivitas Fisik/ Olahraga Rutin
Teratur 3-4 kali/ minggu selama 30 menit
Biasakan gaya hidup sehat dan memperbanyak aktivitas fisik

Terapi Farmakologi

Pemberian obat anti hipertensi yang aman bagi pasien usia lanjut
Pemilihan Obat-obatan
Pilihan Obat Anti Hipertensi(Katzung, 2009; MIMS Indonesia, 2010)

Golongan Anti
Hipertensi

Efficacy

Beta Bloker

Safety

+++

Suitability

Cost

++

++

Farmakodinamika:

Efek Samping:

Kontraindikasi:

Bisoprolol

anti hipertensi yg

Hipotensi

Asma, PPOM

5 mg x3x10

memblok adrenergik

(postural) pada

(bronkospasme),

(Rp.66.651)

reseptor 1 dan 2

pemberian

gangguan hati,

dengan cara

pertama

gagal jantung,

menghambat sekresi

mendadak &

penyakit vaskuler

renin oleh katekolamin.

hebat.

perifer, termasuk

Efeknya adalah

Kekurangan Na

DM.

memperlambat denyut

(sering akibat

jantung sinus dan

diet/Tx diuretic

kontraktilitas miokard

pd Px HT). jg

sehingga berkurang

bisa tjd edema,

cardiac output. Pada

mulut kering,

awalnya meningkatkan

kongesti, sakit

resistensi perifer, pada

kepala, mimpi

pemberian kronis

buruk, disfungsi

menurunkan resistensi

seksual & letargi

perifer.

Efek sentral (rasa

Farmakodinamika:

kantuk,

A: baik diserap dari GIT

halusinasi,

D: protein binding 25-

depresi),

33%

gangguan

M: di hepar

lambung-usus,

E: melalui urine

Rx kulit (gatal-

T 9-12 jam

gatal, ruam,

(meningkat pd gagal

kesemutan).

ginjal)

HDL, LDL
&TG.
Penggunaan
lamatoleransi

ACE
Inhibitor

+++

++

++

+++

Farmakodinamika:

Efek samping:

Kontraindikasi:

Captopril

Menekan sistem

Batuk kering,

Angioedema

12,5 mg x 5

angiotensin-aldosteron

stomatitis, ruam,

Hamil

x 10 (Rp

dan menghambat

pruritus, demam,

Laktasi

3.200)

konversi angiotensin I

anemia, iritasi

Stenosis aorta

25 mg x 5 x

menjadi angiotensin II

GI, hipotensi,

Hipersensitif

10

Menurunkan kadar

angioedema,

Hipotensi dengan

angiotensin II,

takikardia,

gejala

meningkatkan aktivitas

proteinuria dan

hiponatremia

renin, dan menurunkan

neutropenia pada

sekresi aldosteron.

pasien gagal

Menurunkan tahanan

ginjal,

perifer sehingga

peningkatan

meningkatkan ekskresi

ureum, dan

Na dan air, serta

kreatinin,

resistensi K.

hipotensi

Menurunkan tekanan

trimester II dan

darah pada hipertensi

III.

esensial, serta
hipertensi renovaskuler.
Farmakokinetika:
A: cepat diabsorbsi di
GIT
D: protein binding 2530%
M: di hepar
E: melalui urine
T < 3 jam

(Rp6.500)

Alfa Bloker

+++

++

++

Farmakodinamika:

Efek Samping:

Kontraindikasi:

Terazosin

Menghambat reseptor

Hipotensi

kehamilan,

tab. 1mg x

alfa 1 pada arteiol dan

ortostatik,

laktasi, gangguan

140 (Rp

venula terhadap efek

hiponatremia,

fungsi hepar,

698.858)

vasokonstriksi NE dan

edema, mulut

postural hipotensi

2mg x 28

E, hingga terjadi

kering, kongesti,

dilatasi arteriol dan

sakit kepala,

vena. Dilatasi arteriol

mimpi buruk,

menurunkan resistensi

Efek sentral (rasa

perifer sehingga

kantuk,

menurunkan TD.

halusinasi,

Farmakokinetika:

depresi),

A: diabsorpsi dari usus

gangguan

80%

lambung-usus,

D: Po: Bioavabilitas: 50

penggunaan lama

%, ikatanpotein :

bisa

90%,tersebar luas dlm

menyebabkan

jar.tubuh, melintasi

tolerans

(Rp.
250.030)

plasenta, BBB, & ASI


M: sebag.dimetab dihati
E: urin(prop. bebas,
konj,& metabolit,), 14%(tinja). T 2-3 jam
Diuretik

+++

++

++

+++

Farmakodinamika:

Efek Samping:

Kontraindikasi:

Aldacton

Meningkatkan eksresi

Hipotensi

Gangguan cairan

(Spirono-

Na, Cl beserta air

postural,

& elektrolit

sehingga mengurangi

hipokalemia,

Gangguan hepar

tab 25 mg

volume darah dan

hiperkalsemia,

berat,CHF, DM,

x100

cairan ekstrasel,

hipomagnesemia,

Addison disease,

(Rp.96.300)

tekanan darah turun

hiponatremia,

hiperkalsemi,

tab 50 mg

akibat berkurangnya

meningkatkan

gangguan ginjal,

x100 (Rp

curah jantung dan tidak

lipid darah,

SLE, porfiria,

311.500)

lakton)

menurunkan tahanan

meningkatkan

gout, hamil,

perifer pada awal

toleransi glukosa,

laktasi

terapi, setelah

mencetuskan

penggunaan kronik (6-8

gout akut

minggu) curah jantung


mendekati normal,
resitensi vaskular
perifer menurun.
Farmakinetika:
A : cepat di GIT,
bioavailibility 65-70%,
efek muncul setelah 2
jam per oral, kadar
puncak setelah 4 jam,
durasi 6-12 jam
D : ikatan ke eritrosit,
volume distribusi 0,8
l/kg, melewati plasenta
dan ke ASI, ikatan
protein 64%
M : di hepar
E : hampir sempurna
dieliminasi ginjal tanpa
diubah
Tidak efektif pada
creatinin clearence < 30
ml/menit
T 5-15 jam
Angiotensin

+++

++

II Reseptor

Farmakodinamika:

Efek Samping:

KontraindikasI:

Losartan

Antagonis

Menghambat sekresi

pusing, insomnia

Depresi volume

50 mgx3x10

aldosteron dengan cara

ortostatik

intravascular,

(Rp280.500)

menghambat secara

hipotensi, sinkop

gangguan hepar,

kompetitif terhadap

diare,dispepsi,

stenosis arteri

angiotensin II reseptor,

meningkatkan

memblok terjadinya

enzim

vasokontriksi dan

liverhiperkalemi,

sekresi aldosteron pada

nyeri punggung,

kardiovaskuler & renal

nyeri kaki, keram

Farmakokinetika:

otot, mialgia,

A: absorpsi di usus baik,

angioedema

renalis bilateral

tetapi BA 33%, FPE


besar. po: puncak3-4
jam,respon puncak 6
jam, Bioav po 25-35%.
<10% efek makanan;
ik.protein 98%
M: sebagian
dimetabolisme dihepar
CYP2C9, 3A4
metabolisme aktif,
E: ekskresi minimal
melalui urin (13%),
eliminasi T1/2 1.5-2
jam (metabolit 4-9 jam)

Pasien dengan Hipertensi Grade II, maka dipilih golongan ACE inhibitor sebagai First
Line Choice yang dikombinasikan dengan golongan Diuretik (Harrison, 2009).

Golongan
ACE
inhibitor
Captopril

Efficacy

Safety

Suitability

Cost

+++

++

++

+++
Captopril

Farmakodinamika:

Efek

Kontraindikasi:

Menekan sistem

Samping:

Angioedema,

12,5 mg

angiotensi-aldosteron dan

Batuk kering,

Hamil, laktasi,

x100 (Rp.

menghambat konversi

stomatitis,

Stenosis aorta,

14.300) 25

angiotensin I menjadi

ruam, pruritus,

hipersensitif

mg x100

angiotensin II,

demam,

Menurunkan kadar

anemia, iritasi

angiotensin II,

GI, hipotensi,

meningkatkan aktivitas

angioedema,ta

renin, dan menurunkan

kikardia,

sekresi aldosteron.

proteinuria,

Menurunkan tahanan

peningkatan

perifer

ureum,

Farmakokinetika:

creatinin

(Rp.20.475)

A: cepat diabsorbsi di
GIT
D: protein binding 2530%
M: di hepar
E: melalui urine
T < 3 jam
Lisinopril

++

++

++

++
Interpril

Farmakodinamika:

Efek

Kontraindikasi:

menekan sistem

Samping:

gagal jantung

angiotensi-aldosteron dan

Sakit kepala,

kongestif,

menghambat konversi

postural

Angioedema,

3x30

angiotensin I menjadi

hipotensi,

Hamil, laktasi,

(Rp.48.000)

angiotensin II,

ruam, pruritus,

Stenosis aorta,

10mg x 10

Menurunkan kadar

demam,

hipersensitif,

(Rp.79.500)

angiotensin II,

anemia, iritasi

meningkatkan aktivitas

GIT,

renin, dan menurunkan

angioedema,

sekresi aldosteron,

takikardia,

menurunkan tahanan

proteinuria,

perifer

peningkatan

Farmakokinetika:

ureum,

A: tidak sempurna dari

creatinin,

GI & lambat

porphyria.

(Lisinopri)
tab 5 mg

Peak 7 jam
D: protein binding 25%
M: di hepar
E: melalui urine dlm
bentuk utuh
T 12 jam

Golongan
Diuretik

Efficacy

Safety

Suitability

Cost

Spironolakto

+++

++

++

+++

Efek Samping:

Kontraindikasi:

Aldacton

Ggn fungsi

tab 25 mg

Farmakodinamika:
Diuretik hemat kalium

Hiperkalemi

yang natrium dengan

(pada

reabsobsi secara

ginjal terganggu) hamil, anastesi,

kompetitif menginhibisi

Hiponatremi,

tua, gangguan

tab 50 mg

aktivias aldosteron di

dehidrasi,

fungsi Hepar,

x100 (Rp

tubulus distalis, yang

hiperkalsiuri,

DM, asidosis

311.500)

menstimulasi ekskresi

eskresi

natrium dn air serta

magnesium

meningkatkan retensi

berkurang,

kalium.

asidosis

Farmakokinetika:

hiperkloremik

A: diabsorbsi baik di GIT, pada

fungsi Ginjal, laktasi,

sirosis

bioavalibility 70%,

hepatis

absorbsi ditingkatkan

dekompensata

oleh makanan.

Libido

D: ikatan protein plasma

impoten,

> 98%

ginekomasti,

M: menjadi canrenon

gangguan

yang aktif dan metabolit

menstruasi (efek

lain di hepar

anti androgen)

x100
(Rp.96.300)

E: T1/2 : 1,5 jam

Gangguan GIT
Sakit

kepala,

mengantuk,
kebingungan,
jarang : ataksia,
urtikaria

Dipilih Captopril dengan kombinasi Spironolakton(Aldacton)

dr. BoRa
Jl. Gunung Kelua No.29 RT 110
SIP : 032/XXX/2013
Pemberian Terapi Farmakologis
Samarinda, 18 Oktober 2013
R/ Captopril tab 12,5 mg No. X
S 2 dd tab I

R/ Spironolakton tab 25 mg No. V


S 1 dd tab I

Pro
Usia
Alamat

: Bapak Usia Tua HT


: 70 tahun
: Jl. Sambutan No.13 Samarinda

1.1

Komunikasi Terapi
a. Informasi Penyakit

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu penyakit yang tak diketahui
penyebabnya namun harus dikontrol

b. Informasi Terapi

Ingatkan pasien untuk meminum obat yang telah diresepkan secara benar dan teratur agar
kekambuhan penyakit pasien tidak terjadi.

Diet yang teratur (diet rendah garam dan gula) serta olahraga yang teratur akan sedikit
banyak membantu keberhasilan pengobatan

a. Informasi Obat dan Penggunaan

Obat antihipertensi captopril diminum 2x 1 tablet dan spironolakton diminum


1x 1 tablet

1.2

Monitoring dan Evaluasi


Pasien diminta untuk kontrol tekanan darahnya apabila obat nya habis atau pada saat
selang waktu tertentu.

Katzung BG. 2009. Farmakologi Dasar dan Klinik (Basic and Clinical Pharmacology).Edisi VI.
EGC : Jakarta
Ganiswarna SG, dkk. 2006. Farmakologi dan Terapi. FK-UI: Jakarta
L. Kasper, et al. 2009. Harrisons Manual Of Medicine. 17th Ed. Mc-Graw Hill. New York

MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. 2010/2011. Edisi10.

You might also like