You are on page 1of 5

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

43

Aplikasi Sistem Keselamatan Pasif pada Reaktor Nuklir


Nur Syamsi Syam, Anggoro Septilarso
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Jakarta
n.syam@bapeten.go.id, a.septilarso@bapeten.go.id

Abstrak Saat ini diperkirakan 15% kebutuhan listrik dunia dipenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Isu
paling mengemuka dari pembangunan dan pengoperasian suatu PLTN adalah masalah keselamatan dan faktor keekonomisan.
Berdasarkan pengalaman pengoperasian reaktor nuklir yang telah ada, maka untuk menjawab tantangan tersebut pada
reaktor generasi terkini telah dikembangkan suatu sistem yang mampu menjawab kedua tantangan tersebut tanpa harus
mengorbankan salah satu diantaranya, yaitu sistem keselamatan pasif. Pada prinsipnya sistem keselamatan pasif ini
memanfaatkan sifat atau kondisi fisis dari suatu benda/material sebagai suatu suatu sistem yang mampu mempertahankan
pengoperasian suatu reaktor nuklir dengan selamat. Sifat atau kondisi yang sering digunakan sebagai sistem keselamatan
pasif pada suatu reaktor nuklir tersebut antara lain adalah gaya gravitasi, tekanan dan konveksi alamiah. Dengan
diterapkannya sistem keselamatan pasif ini mampu menaikkan tingkat keselamatan suatu reaktor nuklir karena sistem
keselamatan reaktor mampu berfungsi dengan baik saat dibutuhkan tanpa harus diinisiasi oleh operator. Di sisi lain,
penerapan sistem keselamatan pasif ini akan menghasilkan disain reaktor yang lebih sederhana dengan lebih sedikit
komponen yang digunakan sehingga dari segi ekonomi pun menjadi lebih baik.
Kata kunci: sistem keselamatan pasif, gravitasi, tekanan, sirkulasi alamiah
I. PENDAHULUAN
Penggunaan energi nuklir melalui PLTN saat ini
memberikan sekitar 15% dari kebutuhan listrik dunia.
Sebagaimana pembangkit tenaga listrik lainnya, PLTN juga
tidak lepas dari resiko yakni potensi bahaya karena zat
radioaktif yang dimiliki oleh PLTN. Oleh karena itu, aspek
keselamatan menjadi prioritas utama dalam pembangunan
dan pengoperasian PLTN dari generasi ke generasi.
Perancang dan produsen PLTN terus berupaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan aspek keselamatan
PLTN. Peningkatan aspek keselamatan salah satunya
dilakukan melalui pengembangan sistem keselamatan
PLTN.
Salah satu konsep sistem keselamatan yang terus
dikembangkan saat ini adalah sistem keselamatan pasif.
Sistem keselamatan tersebut bekerja secara pasif untuk
memenuhi salah satu atau lebih dari ketiga hal berikut, yaitu
(a) memadamkan/shutdown reaktor dengan selamat (b)
mengambil panas peluruhan setelah shutdown (c)
mengungkung zat radioaktif agar tidak terlepas ke
lingkungan.
Sistem keselamatan pasif mulai diterapkan pada PLTN
generasi III. Gagasan dasar dari pengembangan sistem
keselamatan pasif tersebut adalah menyederhanakan desain
sehingga memudahkan pengoperasiannya, meningkatkan
keselamatan dengan menggunakan sistem yang lebih
sederhana dan lebih andal karena menggunakan tenaga
alami, serta menurunkan biaya untuk pembangunan,
pengoperasian dan perawatan PLTN.
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa jenis sistem
keselamatan pasif yang digunakan pada PLTN.
II. KATEGORI SISTEM KESELAMATAN PASIF
Pada prinsipnya sistem keselamatan pasif ini
memanfaatkan sifat atau kondisi fisis dari suatu
benda/material sebagai suatu suatu sistem yang mampu
mempertahankan pengoperasian suatu reaktor nuklir dengan
selamat. Sifat atau kondisi yang sering digunakan sebagai
sistem keselamatan pasif pada suatu reaktor nuklir tersebut
antara lain adalah gaya gravitasi, tekanan dan konveksi
alamiah. Menurut IAEA-TECDOC-626 definisi sistem

keselamatan pasif adalah sistem yang menggunakan


komponen dan struktur yang seluruhnya pasif atau sistem
yang menggunakan komponen aktif dalam jumlah yang
sangat terbatas untuk menginisisasi operasi pasif
berikutnya. Berdasarkan hal tersebut, dokumen IAEA
mengelompokkan sistem keselamatan pasif dalam 4 kategori
(Tabel 1)[1].
TABEL 1. KATEGORISASI SISTEM KESELAMATAN
PASIF.
Kate- KateKateKateKarakteristik
gori A gori B gori C
gori D
Input sinyal
Tidak Tidak Tidak
Tidak
Sumber daya/tenaga Tidak Tidak Tidak
Tidak
luar
Bagian mekanik
Tidak Tidak Ada
Tidak/
bergerak
Ada
Fluida kerja
Tidak Ada
Ada
Tidak/
bergerak
Ada
Berikut ini diberikan contoh sistem untuk masing-masing
kategori tersebut:
Kategori A : Penghalang fisik terhadap pelepasan
produk fisi, seperti kelongsong bahan bakar, struktur
bangunan tahan gempa, pendingin teras yang hanya
mengandalkan perpindahan panas secara konduksi atau
radiasi.
Kategori B : sistem pendingin darurat atau sistem
shutdown reaktor yang bekerja dengan menginjeksikan
larutan air-borat sebagai akibat adanya gangguan
terhadap kesetimbangan hidrostatis antara sistem
bertekanan dan kolam air luar.
Kategori C : sistem injeksi yang terdiri atas akumulator
dan tanki penyimpanan dan pipa keluaran
yang
dilengkapi dengan check valves.
Kategori D : sistem injeksi atau pendinginan teras
darurat yang bekerja dengan gaya gravitasi, dengan
inisiasi oleh katup elektro-pneumatic atau katup
bertenaga baterai.

ISSN 0853-0823

44

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

III. APLIKASI SISTEM KESELAMATAN PASIF


PADA REAKTOR MAJU
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sistem
keselamatan pasif telah diterapkan pada PLTN generasi III
dan III+ atau pada reaktor maju. Berikut ini diuraikan secara
rinci penggunaan sistem yang telah dikategorisasikan
tersebut pada PLTN. Berdasarkan fungsinya, sistem
keselamatan pasif tersebut dibagi dalam dua kelompok
yakni sistem untuk pengambilan panas peluruhan dari teras
reaktor dan sistem untuk pendinginan pengungkung dan
supresi tekanan.
A. Sistem keselamatan pasif untuk pengambilan panas
peluruhan dari teras reaktor
Pre-pressurized core flooding tanks (accumulators)
Akumulator merupakan bagian dari sistem pendingin
teras darurat, berupa tangki besar berisi 75% air
mengandung borat dan sisanya berisi Nitrogen
bertekanan atau gas inert. Isi tanki diisolasi dari sistem
pendingin teras dengan menggunakan sejumlah check
valve. Dalam keadaan normal, check valve tersebut
tertutup akibat adanya perbedaan tekanan antara sistem
pendingin reaktor dan gas dalam tangki. Pada kejadian
kecelakaan kehilangan pendingin (LOCA), tekanan pada
teras akan turun di bawah tekanan gas dan menyebabkan
terbukanya katup sehingga air mengandung borat
mengalir ke teras reaktor. Secara sederhana, sistem ini
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2. Elevated tank natural circulation loops


(core make-up tanks).

Sistem ini bekerja apabila katup isolasi terbuka, yakni


apabila head fluida melebihi tekanan sistem pendingin
primer ditambah dengan sedikit tekanan untuk mengatasi
tekanan yang dibutuhkan oleh check valve. Kekurangan
dari sistem ini adalah kinerjanya dapat dibatasi oleh uap
panas yang terbentuk di sekitar teras. Sistem ini termasuk
dalam kategori D (Gambar 3).

Gambar 3. Elevated gravity drain tanks[2]

Gambar 1. Pre-pressurized core flooding tanks (accumulator).[2]

Elevated tank natural circulation loops (core make-up


tanks)
Sistem ini terdiri atas tangki yang terhubung dengan
kalang pendingin primer pada bagian atas dan bawah
tanki. Tangki tersebut berisi air mengandung borat untuk
menyediakan injeksi pendingin pada tekanan sistem.
Dalam keadaan normal tangki tersebut diisolasi dari
bejana reaktor dengan katup isolasi yang berada pada
pipa keluaran di bagian dasar tangki (Gambar 2).
Fluida di dalam tanki selalu mendeteksi tekanan sistem
penuh melalui pipa koneksi di bagian atas tangki.
Elevated gravity drain tanks
Sistem ini terdiri dari tangki berisi air dingin
mengandung borat dengan tekanan rendah untuk
menyirami teras dengan menggunakan gaya gravitasi.
Pada beberapa desain, volume air dalam tangki cukup
besar sehingga mampu memenuhi seluruh ruang reaktor.

Passively cooled steam generator natural circulation


Sistem yang terdapat pada PWR (Pressurized Water
Reactor) ini diintegrasikan dengan generator uap. Prinsip
kerjanya adalah dengan mengkondensasikan uap dari
generator uap pada penukar panas yang berada dalam
tanki berisi air atau pada sistem pendingin dengan udara.
Sistem ini memiliki karakteristik yang mirip dengan
kondenser isolasi. Sistem ini termasuk dalam kategori D
(Gambar 4).

Gambar 4. Passively cooled steam generator (water-cooled).[2]

Passive residual heat removal heat exchangers


Fungsi utama sistem ini adalah untuk memberikan waktu
yang lebih lama dari pengambilan panas peluruhan teras
dengan perpindahan panas menggunakan kalang sirkulasi

ISSN 0853-0823

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

45

alamiah satu fase (cair). Kalang penukar panas pada


sistem ini dalam keadaan normal bersifat bertekanan dan
siap untuk dioperasikan. Aliran satu fase diaktuasi
dengan membuka katup isolasi pada bagian dasar penukar
panas. Sistem ini optimal untuk perpindahan panas satu
fasa (berbeda dengan kondenser isolasi yang optimal
untuk pendidihan dan kondensasi). Sistem ini sangat
berguna untuk skenario station blackout. Sistem ini
termasuk dalam kategori D (Gambar 5).

otomatis yang menghembuskan uap tersebut secara


langsung ke pengungkung. Perbedaan densitas yang
terbentuk antara daerah teras dengan kolam
mengakibatkan terjadinya aliran sirkulasi alamiah yang
menarik air melalui sump screen ke dalam bejana reaktor
dan mengambil panas peluruhan. Pada desain tertentu,
sirkulasi alamiah pada bejana reaktor dapat mengambil
panas peluruhan tanpa perlu mengoperasikan ADS.
Sistem ini termasuk dalam kategori D (Gambar 7).

Gambar 7. Core cooling by sump natural circulation[2]

Gambar 5. Passive residual heat removal heat exchangers[2]

Passively cooled core isolation condensers


Sistem ini didesain untuk menyediakan pendinginan teras
reaktor air didih setelah diisolasi dari pengambilan panas
primer, dalam hal ini turbin/kondenser. Selama operasi
daya, reaktor diisolasi dari penukar panas kondenser
isolasi dengan menggunakan katup. Pada kejadian
dimana teras reaktor harus diisolasi dari pengambilan
panas primer, katup yang berada pada pipa kondenser
isolasi dibuka dan uap primer dialihkan ke penukar panas
kondenser isolasi untuk dikondensasikan pada bagian
pipa vertikal. Panas dipindahkan ke atmosfer melalui
kolam ICS/PCCS. Kondensat kembali ke teras karena
adanya gaya gravitasi dalam pipa. Sistem ini termasuk
dalam kategori D (Gambar 6).

B. Sistem
keselamatan
pasif
untuk
pendinginan
pengungkung dan supresi tekanan.
Sistem keselamatan pasif yang akan diuraikan berikut ini
adalah sistem pada reaktor maju untuk memindahkan panas
dari pengungkung dan menurunkan tekanan dalam
pengungkung setelah terjadinya kecelakaan kehilangan air
pendingin.
Kolam supresi tekanan pengungkung
Ketika terjadi LOCA, uap dihasilkan pada pengungkung
primer (drywell) yang merupakan hasil dari penguapan
air dan atau ekpansi uap yang berasal dari sistem primer
akibat adanya kebocoran. Uap dari drywell dialirkan
melalui pipa yang terendam ke kolam supresi. Uap
tersebut mengalami kondensasi sehingga menurunkan
tekanan pada pengungkung. Sistem ini termasuk dalam
kategori B dan C (Gambar 8).

Gambar 6. Isolation condenser cooling system[2]

Gambar 8. Kolam supresi tekanan pengungkung.[2]

Sump natural circulation


Beberapa desain menggunakan ruang reaktor dan bagian
pengungkung lebih rendah lainnya sebagai reservoar
pendingin untuk pendinginan teras dalam kondisi
pecahnya sistem primer. Dengan sistem tersebut, air yang
keluar dari sistem reaktor dikumpulkan pada penampung
(sump). Akibatnya reaktor terendam dalam air dan katup
isolasi terbuka. Pengambilan panas peluruhan terjadi
melalui pendidihan dalam teras. Uap yang dihasilkan
bergerak ke atas melalui katup sistem depressurasi

Sistem supresi tekanan/pengambilan panas pengungkung


pasif.
Sistem ini menggunakan kolam yang diletakkan pada
tempat yang lebih tinggi sebagai media pengambil panas.
Uap yang dihembuskan ke pengungkung akan mengalami
kondensasi pada permukaan tabung kondenser
pengungkung sehingga menyebabkan supresi tekanan dan
menyediakan pendinginan bagi pengungkung. Sistem ini
termasuk dalam Kategori D (Gambar 9).

ISSN 0853-0823

46

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

ESBWR (Economic Simplified Boiling Water Reactor)


menggunakan beberapa jenis sistem keselamatan pasif
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 11. Pada Tabel 2
diberikan beberapa jenis reaktor dengan sistem
keselamatan pasif yang digunakan.
TABEL 2. SISTEM KESELAMATAN PASIF PADA SISTEM
REAKTOR YANG BERBEDA.[2]

Gambar 9. Reduksi tekanan dan pengambilan panas


pengungkung setelah LOCA dengan menggunakan
kalang sirkulasi alamiah eksternal.[2]

Penyemprot pengungkung pasif


Sistem ini menggunakan gaya alami dari udara pendingin
yang terdapat dalam pengungkung. Ketika terjadi LOCA,
uap yang menyentuh permukaan dalam dari pengungkung
baja mengalami kondensasi. Panas dipindahkan melalui
dinding pengungkung ke udara luar. Kolam yang berada
di atas pengungkung, menyemprotkan air dingin yang
digerakkan oleh gaya gravitasi untuk memberikan
pendinginan pada skenario LOCA. Aliran udara melalui
celah sempit, yang disebabkan oleh efek chimney
termasuk dalam Kategori B, sedangkan penyemprot
bejana pengungkung termasuk dalam Kategori D
(Gambar 10).

Sistem Reaktor
SWR 1000
AREVA, France
(BWR)
AP 600 dan AP
1000
Westinghouse
Electric,
USA
(APWR)

WWER-640/407
Atomenergoproje
ct/Gidropress,
Russian
Federation
(PWR)

Pada umumnya reaktor maju menggunakan gabungan dari


berbagai sistem keselamatan pasif tersebut untuk
meningkatkan keselamatannya. Sebagai contoh, reaktor tipe

Gravity Driven Cooling System


Suppression Pool Injection
Isolation Condenser System
Standby Liquid Control System
Passive Containment Cooling System
ADS-SRV Vent into Suppression Pool
Passive Reactor Cooling System
Passive Containment Cooling Sistem

Advanced PWR
(APWR+)
Mitsubishi,
Japan
ESBWR,
General Electric,
USA

Gambar 10. Penyemprot pengungkung pasif.[2]

Sistem Keselamatan pasif


Emergency Condenser System
Core Flooding System
Containment Cooling Condensers
Passive Residual Heat Removal System
Core Make-up Tanks
Automatic Depressurization System
Steam Vent into IRWST
Accumulator Tanks
In-containment Refuelling
Water Storage Tank Injection
Lower Containment Sump
Recirculation
Passive Containment Cooling Sistem
ECCS Accumulator Subsystem
ECCS Tank Subsistem
Primary
Circuit
Un-tightening
Subsistem
Steam Generator Passive Heat
Removal System
Containment Passive Heat Removal
System
Passive Core Cooling System using
Steam Generator
Advanced Accumulators

Advanced BWR
(ABWR-II)
TEPCO, GE,
Hitachi and
Toshiba, Japan
Advanced
CANDU Reactor
(ACR 1000) ,
AECL, Canada

Core Make-up Tanks


Reserve Water System (RWS)
Containment Cooling Spray

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang diberikan dapat disimpulkan
bahwa sistem keselamatan pasif dengan penyederhanaan
desain yang diterapkan pada reaktor maju mampu mengatasi
aspek penting dari pembangunan dan pengoperasian PLTN
yakni keselamatan, keandalan dan ekonomi.
PUSTAKA
[1]

International Atomic Energy Agency, Safety Related Terms for


Advanced IAEA, Nuclear Plants, IAEA-TECDOC-626, Wina, 1991.
[2] International Atomic Energy Agency, TECDOC 1264, Passive Safety
Sistems and Natural Circulation in Water Cooled Nuclear Power
Plants, Wina, 2009.
[3] New Boiling Water Reactor (BWR) Options, Presented by Willard
Roit. GE Energy Nuclear, 2007.
cstools.asme.org/csconnect/ FileUpload.cfm?View=yes&ID=24116

Gambar 11. Sistem Keselamatan pasif ESBWR.[3]

ISSN 0853-0823

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

47

TANYA JAWAB
Sehah (Fisika-UNSOED)
? Apa hubungan bencana Fukushima dengan hasil penelitian
ibu ?
Nur Syamsi Syam
@ Fukushima-1 terjadi karena gempa dan tsunami. Desain
Fukushima-1 (reaktor gen. II) menggunakan sistem-sistem
keselamatan bersifat aktif (memerlukan daya dari luar),
berbeda dengan reaktor gen III/III + yang menggunakan
sistem keselamatan pasif. Hal ini yang menyebabkan
kesulitan mengambil panas peluruhan setelah setelah reaktor
shutdown (scram), karena saat gempa yang disusul tsunami,
diesel generator rusak, sehingga sistem keselamatan berupa
pompa-pompa untuk mensirkulasikan air pendingin yang
berfungsi mengambil panas peluruhan tidak bekerja
(kehilangan catu daya). Sehingga air mendidih dan

menguap, bahan bakar tak seluruhnya terendam air yang


menyebabkan terjadinya reaksi zirkonium (pada kelongsong
bahan bakar) dengan uap. Dan reaksi inilah yang
menyebabkan terjadinya ledakan pada Fukushima-1, 2, dan
3. Terkait dengan makalah ini, masalah pada Fukushima-1
telah diatasi dengan aplikasi sistem keselamatan pasif pada
reaktor generasi maju.
Dewita (PTAPB-BATAN)
? Proses pengaman dari item yang disampaikan dilakukan
secara bersamaan (pararel) atau serial?
Nur Syamsi Syam
@ Sistem keselamtan pasif yang digunakan oleh PLTN pada
umumnya bekerja berurutan karena antara satu sistem
dengan sistem yang lain saling terkait. Selain itu sistemsistem bekerja tergantung pada kejadian pemicu yang
terjadi, misal small pipe break, large pipe break, dll.

ISSN 0853-0823

You might also like