Professional Documents
Culture Documents
43
Abstrak Saat ini diperkirakan 15% kebutuhan listrik dunia dipenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Isu
paling mengemuka dari pembangunan dan pengoperasian suatu PLTN adalah masalah keselamatan dan faktor keekonomisan.
Berdasarkan pengalaman pengoperasian reaktor nuklir yang telah ada, maka untuk menjawab tantangan tersebut pada
reaktor generasi terkini telah dikembangkan suatu sistem yang mampu menjawab kedua tantangan tersebut tanpa harus
mengorbankan salah satu diantaranya, yaitu sistem keselamatan pasif. Pada prinsipnya sistem keselamatan pasif ini
memanfaatkan sifat atau kondisi fisis dari suatu benda/material sebagai suatu suatu sistem yang mampu mempertahankan
pengoperasian suatu reaktor nuklir dengan selamat. Sifat atau kondisi yang sering digunakan sebagai sistem keselamatan
pasif pada suatu reaktor nuklir tersebut antara lain adalah gaya gravitasi, tekanan dan konveksi alamiah. Dengan
diterapkannya sistem keselamatan pasif ini mampu menaikkan tingkat keselamatan suatu reaktor nuklir karena sistem
keselamatan reaktor mampu berfungsi dengan baik saat dibutuhkan tanpa harus diinisiasi oleh operator. Di sisi lain,
penerapan sistem keselamatan pasif ini akan menghasilkan disain reaktor yang lebih sederhana dengan lebih sedikit
komponen yang digunakan sehingga dari segi ekonomi pun menjadi lebih baik.
Kata kunci: sistem keselamatan pasif, gravitasi, tekanan, sirkulasi alamiah
I. PENDAHULUAN
Penggunaan energi nuklir melalui PLTN saat ini
memberikan sekitar 15% dari kebutuhan listrik dunia.
Sebagaimana pembangkit tenaga listrik lainnya, PLTN juga
tidak lepas dari resiko yakni potensi bahaya karena zat
radioaktif yang dimiliki oleh PLTN. Oleh karena itu, aspek
keselamatan menjadi prioritas utama dalam pembangunan
dan pengoperasian PLTN dari generasi ke generasi.
Perancang dan produsen PLTN terus berupaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan aspek keselamatan
PLTN. Peningkatan aspek keselamatan salah satunya
dilakukan melalui pengembangan sistem keselamatan
PLTN.
Salah satu konsep sistem keselamatan yang terus
dikembangkan saat ini adalah sistem keselamatan pasif.
Sistem keselamatan tersebut bekerja secara pasif untuk
memenuhi salah satu atau lebih dari ketiga hal berikut, yaitu
(a) memadamkan/shutdown reaktor dengan selamat (b)
mengambil panas peluruhan setelah shutdown (c)
mengungkung zat radioaktif agar tidak terlepas ke
lingkungan.
Sistem keselamatan pasif mulai diterapkan pada PLTN
generasi III. Gagasan dasar dari pengembangan sistem
keselamatan pasif tersebut adalah menyederhanakan desain
sehingga memudahkan pengoperasiannya, meningkatkan
keselamatan dengan menggunakan sistem yang lebih
sederhana dan lebih andal karena menggunakan tenaga
alami, serta menurunkan biaya untuk pembangunan,
pengoperasian dan perawatan PLTN.
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa jenis sistem
keselamatan pasif yang digunakan pada PLTN.
II. KATEGORI SISTEM KESELAMATAN PASIF
Pada prinsipnya sistem keselamatan pasif ini
memanfaatkan sifat atau kondisi fisis dari suatu
benda/material sebagai suatu suatu sistem yang mampu
mempertahankan pengoperasian suatu reaktor nuklir dengan
selamat. Sifat atau kondisi yang sering digunakan sebagai
sistem keselamatan pasif pada suatu reaktor nuklir tersebut
antara lain adalah gaya gravitasi, tekanan dan konveksi
alamiah. Menurut IAEA-TECDOC-626 definisi sistem
ISSN 0853-0823
44
ISSN 0853-0823
45
B. Sistem
keselamatan
pasif
untuk
pendinginan
pengungkung dan supresi tekanan.
Sistem keselamatan pasif yang akan diuraikan berikut ini
adalah sistem pada reaktor maju untuk memindahkan panas
dari pengungkung dan menurunkan tekanan dalam
pengungkung setelah terjadinya kecelakaan kehilangan air
pendingin.
Kolam supresi tekanan pengungkung
Ketika terjadi LOCA, uap dihasilkan pada pengungkung
primer (drywell) yang merupakan hasil dari penguapan
air dan atau ekpansi uap yang berasal dari sistem primer
akibat adanya kebocoran. Uap dari drywell dialirkan
melalui pipa yang terendam ke kolam supresi. Uap
tersebut mengalami kondensasi sehingga menurunkan
tekanan pada pengungkung. Sistem ini termasuk dalam
kategori B dan C (Gambar 8).
ISSN 0853-0823
46
Sistem Reaktor
SWR 1000
AREVA, France
(BWR)
AP 600 dan AP
1000
Westinghouse
Electric,
USA
(APWR)
WWER-640/407
Atomenergoproje
ct/Gidropress,
Russian
Federation
(PWR)
Advanced PWR
(APWR+)
Mitsubishi,
Japan
ESBWR,
General Electric,
USA
Advanced BWR
(ABWR-II)
TEPCO, GE,
Hitachi and
Toshiba, Japan
Advanced
CANDU Reactor
(ACR 1000) ,
AECL, Canada
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang diberikan dapat disimpulkan
bahwa sistem keselamatan pasif dengan penyederhanaan
desain yang diterapkan pada reaktor maju mampu mengatasi
aspek penting dari pembangunan dan pengoperasian PLTN
yakni keselamatan, keandalan dan ekonomi.
PUSTAKA
[1]
ISSN 0853-0823
47
TANYA JAWAB
Sehah (Fisika-UNSOED)
? Apa hubungan bencana Fukushima dengan hasil penelitian
ibu ?
Nur Syamsi Syam
@ Fukushima-1 terjadi karena gempa dan tsunami. Desain
Fukushima-1 (reaktor gen. II) menggunakan sistem-sistem
keselamatan bersifat aktif (memerlukan daya dari luar),
berbeda dengan reaktor gen III/III + yang menggunakan
sistem keselamatan pasif. Hal ini yang menyebabkan
kesulitan mengambil panas peluruhan setelah setelah reaktor
shutdown (scram), karena saat gempa yang disusul tsunami,
diesel generator rusak, sehingga sistem keselamatan berupa
pompa-pompa untuk mensirkulasikan air pendingin yang
berfungsi mengambil panas peluruhan tidak bekerja
(kehilangan catu daya). Sehingga air mendidih dan
ISSN 0853-0823