You are on page 1of 7

PEMBEDAHAN DALAM OBSTETRI

SEKSIO SESARIA
A. Defenisi
Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. (Sarwono prawidhardjo,
2000 : 133)
B. Etiologi
Seksio sesaria diindikasikan :
Indikasi pada ibu
-

Panggul sempit absolute

Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi

Stenosis servik/ vagina

Plasenta previa

Disproporsi sefalo pelvic

Ruptura uteri

Indikasi pada janin


-

Kelainan letak

Gawat janin

C. Klasifikasi
Seksio sesaria diklasifikasikan menjadi :
Seksio sesaria abdominalis (abdomen)
a. Seksio sesaria transperitonealis
-

Seksio sesaria klasik atau koparal dengan insisi memanjang pada


korpus uteri

Seksio sesaria ismika atau profunda dengan insisi pada segmen


bawah rahim

b. Sesksio sesaria ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum


perietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominal

Seksio sesaria klasik (kosporal)


Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri
kira-kira sepanjang 10 cm

Seksio sesaria ismika (profunda)


Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada
segmen bawah rahim kira-kira 10 cm

D. Komplikasi
Pada Ibu

Infeksi paerperal
-

Ringan : peningkatan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas

Berat : peritonitis, sepsis

Perdarahan

Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme


paru-paru

Pada bayi
Kematian perinatal pasca seksio sesaria sebanyak 4-7 %

E. Pemeriksaan Diagnostik
Hitung darah lengkap, golongan darah (ABO) dan percocokan silang, tes
coomos
Urinalisis : Menentukan kadar albumin/ glukosa
Kultur : Mengidentifikasi adanya virus herpes simplek tipe II
Pelvimetri : Menentukan CPD
Amniosentesis : Mengkaji maturitas paru janin
Ultranografi : Melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan,
kedudukan dan presentasi janin
Tes stress kontraksi atau tes non stress : Mengkaji respon janin terhadap
gerakan/ stress dan pola konstriksi uterus pola abnormal

F. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. RKD
Apakah klien dulu pernah mengalami seksio sesaria, apakah ada
penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul
sempit, adakah riwayat kembar
b. RKK
Apakah ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (sunsang,
lintang dll), biasanya terjadi perdarahan yang hebat tanpa disadari,
klien tidak merasakan nyeri
c. RKK
Biasanya ada riwayat anggota keluarga yang pernah menderita
hipertensi, DM, pre eklamsi/ eklamsi dan penyakit menular
3. Pemeriksaan Fisik
Sirkulasi
Hipertensi, perdarahan vagina mungkin ada
Integritas EGO
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda
kegagalan dan atau refleksi negative pada kemampuan sebagai
wanita
Makanan dan Cairan
Nyeri epigastrik, gangguan penglihatan, edema, tanda-tanda
hipertensi karena kehamilan (HKK)
Nyeri/ Ketidaknyamanan
Distosia, persalinan lama/ disfungsional, kegagalan induksi, nyeri
tekan uterus mungkin ada
Keamananan
Penyakit hubungan seksual aktif (mis : herpes), prolaps tali pusat,
distress janin, ancaman kelahiran janin yang prematur, presentasi

bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil ketuban


pecah selama 24 jam/ lebih lama, adanya kompliksi ibu seperti
HKK, diabetes, penyakit ginjal atau jantung atau infeksi asenden.
Seksualitas
Disproporsi sefalopelvis (CPD), kehamilan multiple atau gestasi
(uterus sangat distensi), melahirkan sesaria sebelumnya, tumor/
neoplasma yang menghambat pelvis/ jalan lahir.
II. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d perdarahan
2. Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d prosedur infasif, pecah ketuban,
kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan pada patogen
3. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang
dirasakan/ actual dari kesejahteraan maternal dan janin, transmisi
interpersonal
4. Resiko tinggi terhadap nyeri b/d peningkatan/ kontraksi otot yang lebih
lama, reaksi psikologis
5. Resiko kerusakan integritas jaringan b/d prosedur infasif, insisi bedah
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai prosedur
pembedahan, harapan, regimen pasca operasi b/d kurang pemajanan
tidak mengenal informasi, kesalahan interpretasi
III.Intervensi Keperawatan
1. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang
dirasakan/ actual dari kesejahteraan maternal dan janin, transmisi
interpersonal
Tujuan : Ansietas pada klien dapat teratasi
Kriteria : -

Klien tampak rileks


Klien mengungkapkan rasa takut pada keselamatannya
dan janin

Intervensi :
a. Kaji respon psikologis pada kejadian dan ketersediaan system
pendukung
Ras : Makin klien merasakan ancaman, makin besar tingkat
ansietas.
b. Pastikan apakah prosedur direncanakan atau tidak direncanakan
Ras : Pada kelahiran sesaria yang tidak direncanakan, klien
biasanya tidak mempunyai waktu untuk persiapan secara
psikologis atau fisiologis
c. Tetap bersama klien dan tetap tenang, bicara perlahan, tunjukkan
empati
Ras : Membantu membatasi transmisi ansietas interversonal, dan
mendemonstrasikan perhatian terhadap klien/ pasangan
d. Beri penguatan aspek positif dari ibu dan kondisi janin
Ras : Memfokuskan pada kemungkinan kebersihalan hasil akhir
dan membantu membawa ancaman yang dirasakan/ actual
kedalam perspektif
e. Anjurkan klien mengungkapkan atau mengeksfresikan perasaan
Ras : Membantu mengidentifikasikan perasaan dan memberikan
kesempatan untuk mengatasi perasaan ambivalen atau
berduka, klien dapat merasakan ancaman emosional pada
harga dirinya karena perasaannya bahwa ia telah gagal,
wanita yang lemah
f. Dukung/ arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan
Ras : Mendukung mekanisme koping dasar dan otomatik
meningkatkan kepercayaan diri dan penerimaan dan
menurunkan ansietas
g. Berikan masa privasi kurang rangsangan lingkungan seperti jumlah
orang yang ada sesuai indikasi keinginan klien
Ras : Memungkinkan kesempatan bagi klien untuk mengiteralisasi
informasi, menyusun sumber-sumber dan mengatasi dengan
efektif

2. Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d prosedur infasif, pecah ketuban,


kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan pada patogen
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria : -

Klien bebas dari infeksi


Pencapain tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa
komplikasi

Intervensi :
a. Tinjau ulang kondisi atau factor resiko yang ada sebelumnya catat
waktu pecah ketuban
Ras : Kondisi dasar ibu, seperti DM, hemoragi, menimbulkan
potensial resiko infeksi atau penyembuhan luka yang buruk.
Adanya proses infeksi dapat meningkatkan resiko
kontaminasi janin
b. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu,
nadi, jumlah sel darah putih atau bau/ warna vagina)
Ras : Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat
mengakibatkan karioamnionitis sebelum intervensi bedah dan
dapat mengubah penyembuhan luka
c. Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban
telah pecah
Ras : Menurunkan resiko infeksi asenden
d. Kolaborasi
-

Lakukan persiapan kulit praoperatif, scrub sesuai protocol


Ras : Menurunkan resiko kontaminan kulit memasuki insisi,
menurunkan resiko infeksi pasca operasi

Dapatkan kultur darah vagina dan plasenta sesuai indikasi


Ras : Mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan
tingkat keterlibatan

Catat Hb dan Ht, catat perkiraan kehilangan darah selama


prosedur pembedahan

Ras : Resiko infeksi pasca melahirkan dan penyembuhan buruk


meningkatkan bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah
berlebihan
-

Berikan antibiotic spectrum luas parenteral pada pra operasi


Ras : Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah
terjadinya proses infeksi sebagai pengobatan pada infeksi
yang teridentifikasi

IV. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.
selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan
yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
yang diharapkan
V. Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan
terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi.
Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang
jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.

You might also like