You are on page 1of 27

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL

A. Definisi
Post natal adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas
merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi mingguminggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang
normal.
B. Periode masa nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang
lamanya 6 8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat
sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu minggu, berbulan
bulan atau tahunan.
C. Adaptasi fisiologis post partum
1. Involusio uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat
juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan
sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
a. Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemi dan menyebabkan serat
otot atrofi.
b. Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam


otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah
sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebarnya
dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan
secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena
penurunan hormon estrogen dan progesteron.
c. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uteri sehingga
akan menekan pembuluh darah dan mengakibatkan berkurangnya suplai darah
ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi

situs atau tempat

implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.


2. Perubahan pada serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti
corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah ada perbatasan antara
korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
3. Lochea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan
sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lochia, yang
biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Pengeluaran lochea dapat dibagi
berdasarkan waktu dan warna diantaranya :
Lokia
Rubra/mera

Waktu
1-3 hari

h (kruenta)
Sanginolenta

3-7 hari

Warna
Merah

Ciri-ciri
Terdiri dari sel desidua, verniks

kehitaman

caseosa,

Putih

mekoneum dan sisa darah


Sisa darah bercampur lendir

rambut

lanugo,

sisa

bercampur
Serosa

7-14

merah
Kekuningan/

Lebih sedikit darah dan lebih

hari

kecoklatan

banyak serum, juga terdiri dari

leukosit dan robekan laserasi


Alba

>14

Putih

hari

plasenta
Mengandung

leukosit,

selaput

lendir serviks dan serabut jaringan


yang mati.

4. Perubahan pada vulva, vagina dan perineum


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5 perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan.
5. Sistem gastrointestinal
a. Nafsu makan
Kerapkali untuk pemulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3-4 hari
sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau
dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
sebelum melahirkan diberikan enema.
b. Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestesia
bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Pengosongan usus
Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsurangsur untuk kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam
beberapa hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk defekasi. Faktor-faktor
tersebut mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam minggu pertama.

Suppositoria dibutuhkan untuk membantu eliminasi pada ibu nifas. Akan tetapi
proses konstipasi juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan
kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.
6. Sistem perkemihan
Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi antara
kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan
dalam waktu 12 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar
hormone esktrogen yang bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang
mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.
7. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon pemberian analgetik
atau anestesi, nadi berkisar antara 50-80x/menit (bradikardi), takikardi terjadi apabila
partus lama dan terjadi perdarahan yang hebat.
Terjadi perubahan volume darah yang dipengaruhi oleh kehilangan darah saat
persalinan maupun pengeluaran edema fisiologis pada saat kehamilan. Volume darah
yang bertambah (1000-1500ml) selama kehamilan dan akan berkurang sampai 2
minggu post partum dan kembali ke kondisi seperti sebelum kehamilan pada bulan ke6 post partum.
Sedangkan dalam cardiac output (CO) akan meningkat dibandingkan saat
kehamilan pada 30-60 menit pasca persalinan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
pemutusan sirkulasi uteroplasenta. Ini akan menurun cepat pada minggu ke-2 post
partum dan kembali pada kondisi sebelum kehamilan pada 24 minggu post partum.
Dapat terjadi diaporesis pada malam hari, normal apabila tidak disertai demam.
Dapat pula menggigil disebabkan oleh instabilitas vasomotor. Dalam komponen
darah, untuk hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) setelah 72 jam setelah persalinan,
terdapat kehilangan plasma dalam jumlah besar sehingga menyebabkan Hb dan Ht
meningkat hingga 7 hari setelah persalinan. Tidak terdapat destruksi sel darah merah
selama periode post partum dan kadar sel darah merah akan kembali normal setelah
minggu 8 post partum.
Untuk leukosit, jumlah leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3. Dan
pada ibu post partum kadar leukosit dapat mencapai angka 20.000-25.000/mm 3 dan ini
merupakan angka yang normal ditemukan.
Faktor pembekuan dan fibrinogen akan meningkat selama kehamilan dan masa
post partum. Jika ditambah dengan kerusakan pembuluh darah dan imobilisasi maka
hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya tromboembolisme.

8. Sistem muskuloskeletal
Adaptasi sitem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung
secara terbalik pada masa postpartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu
relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat
pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8
setelah wanita melahirkan. Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal
sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah melahirkan.
a. Dinding Perut dan Peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita
yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga
sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum,
fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau
mengejan.
b. Kulit Abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar
dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan striae. Melalui latihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen
seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu.
1) Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki
tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan musculus rectus abdominis.
Hal tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas,
jarak kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali
normal.
2) Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus,setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak
jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh

karena ligamen, fasia dan jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak
kendor.
3) Simfisis Pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simfisis pubis yang terpisah ini
merupakan penyebab utama

morbiditas maternal dan kadang-kadang

penyebab ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh


nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak
di tempat tidur atau saat berjalan. Pemisahan simfisis dapat dipalpasi.
Seringkali klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan. Sementara pada
kebanyakan wanita gejala dapat menetap sehingga diperlukan kursi roda.
9. Sistem endokrin
a. Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan seperti
human plasenta laktogen (hPL), human corionik gonadotropin (hCG). Estrogen
dan progesteron mencapai kadar terendah pada minggu pertama postpartum.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.
b. Hormon Pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi
folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi
lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat
anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara
wanita laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45%
setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6
minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi
80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus
pertama anovulasi.
10. Payudara

Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix, payudara
mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi
payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi
terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum
sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama
setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung
protein, yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak
sedikit.
11. Tanda tanda vital
a. Suhu Badan
Dalam 24 postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5C 38C)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga
suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau
sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan menjadi lebih cepat.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah
ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikuti, kecuali apabila
ada gangguan khusus pada saluran nafas.
D. Adaptasi psikologis post partum
1. Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai

hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus pada dirinya sendiri.
Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang diawalinya dari awal
sampai akhir. Ketidaknyamanan fisik yang sering dialami ibu saat ini adalah mules,
nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindari.
2. Fase taking hold
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini,
timbul rasa khawatir ibu akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sensitif sehingga mudah tersinggung dan
marah.
3. Fase letting go
Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran bayinya. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri terhadap ketergantungan bayinya. Fase ini berlangsung setelah 6
hari.
E. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggungjawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status,
perkawinan, ruang rawat, ttv.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
d. Data riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang
dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
maksudnya klien pernah mengalami penyakit yang dirasakan saat ini dan
keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit lain yang di derita klien dan apakah keluarga klien ada juga

yang mempunyai riwayat persalinan yang sama.


e. Pola pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena keinginan
untuk menyusui bayinya.
3. Pola eliminasi
Pada klien post partum sering terjadi adanya perasaan seringatau susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema, yang
menimbulkan infeksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderitaan takut untuk melakukan BAB.
4. Pola aktivitas
Pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami
kelemahan dan nyeri.
5. Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
6. Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan
orang lain.
7. Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
8. Pola sensori dan kognitif
9. Pola persepsi dan konsep diri
10. Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual.

F. Pemeriksaan fisik
Kepala, mata, telinga, hidung, leher, dada dan payudara, abdomen, genitalia, anus,
ekstremitas, ttv.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul


a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
b. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri pada abdomen
c. Resiko infeksi b.d perdarahan luka post sc
d. Cemas b.d koping yang tidak efektif

3. Rencana tindakan
a. Diagnosa
Tujuan
KH

: Nyeri akut b.d agen cedera fisik


: Klien akan mengungkapkan penurunan nyeri
:

1. Mengungkapkan nyeri dan tegang diabdomen berkurang


2. Skala nyeri 0-1
3. Dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
4. Kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
5. TTV dalam batas normal, suhu : 36-37 C, TD : 120/80 mmHg, RR : 18-20x/menit,
Nadi : 80-100x/menit.
Intervensi :
1. Kaji nyeri secara komprehensif.
2. Hilangkan faktor-faktor yang menimbulkan ansietas
3. Instruksikan teknik relaksasi, posisikan senyaman mungkin
b. Diagnosa
Tujuan

: Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri abdomen


: dalam 3x24 jam gangguan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil

klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri.


Intervensi
:
1. Kaji tingkat mobilitas pasien
2. Motivasi klien untuk melakukan mobilitas secara bertahap
3. Pertahankan posisi tubuh yang tepat

4. Berikan dukungan dan bantuan keluarga atau orang terdekat pada latihan gerak klien.

c. Diagnosa
Tujuan

: Resiko infeksi b.d perdarahan luka post sc


: Leukosit, suhu, nadi, tetap dalam batas normal. Penyembuhan insisi

terjadi dengan tujuan pertama : uterus tetap lembut dan tidak empuk, lochea bebas dari
bau.
Intervensi

1. Angkat balutan verban pasien sesuai indikasi


2. Bantu sesuai keperluan dengan mengangkat benang kulit
3. Anjurkan klien mandi air hangat setiap hari
4. Berikan oxytosin
5. Ambil darah vagina dari kultur urine bila infeksi dicurigai
6. Berikan infus antibiotik profilaksis
d. Diagnosa
Tujuan

: Cemas b.d koping yang tidak efektif


: klien akan mengungkapkan rasa takut pada keselamatan klien dan janin,

mendiskusikan perasaan tentang kelahiran caesaria. Tampak rileks, menggunakan sumber


atau sistem pendukung secara efektif.
Intervensi
:
1. Kaji respon psikologis pada kejadian dan ketersediaan sistem pendukung
2. Pastikan apakah prosedur direncanakan atau tidak direncanakan
3. Tetap bersama klien dan tetap tenang
4. Beri penguatan aspek positif
5. Dukung atau arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan.

PENGKAJIAN

Tanggal masuk

: 03 Agustus 2015

Jam masuk

: 11.00

Ruang/kelas

: Flamboyan / III

Kamar No

: 10

Pengkajian tanggal

: 04 Agustus 2015

Jam pengkajian

: 13.00

IDENTITAS
Nama pasien

: Ny. I

Nama suami

: Tn. H

Umur

: 27 tahun

Umur

: 30 tahun

Suku/Bangsa

: Indonesia

Suku/Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: STM

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pekerjaan

: Montir

Alamat

: Singasari

Alamat

: Singasari

Status perkawinan : Menikah

RIWAYAT KEPERAWATAN :
Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri pada luka post sc, nyeri dirasakan sregit-sregit dengan
skala 5 dan terasa hilang timbul + 5 menit.
Riwayat penyakit sekarang : G3 P1 A1, Gemelli, G = 37 minggu, SC dan MOW

PERSEPSI TERHADAP NIFAS :


Apakah nifas ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari hari ? bila ya bagaimana :
Klien mengatakan tidak dapat melakukan pekerjaan rumah tangga dengan maksimal.
Harapan yang ibu inginkan selama masa nifas : Selalu diberikan kesehatan supaya bias mengurus
anaknya.
Ibu tinggal dengan siapa : Klien tinggal serumah dengan suami dan ibunya.
Siapa orang yang terpenting bagi ibu : Keluarga
Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Mendukung
Kesiapan mental untuk menjadi Ibu : ( ) Ya

RIWAYAT OBSTETRI

) Tidak

A. Riwayat Menstruasi
Menarche
: Umur 14 tahun

Siklus

: Teratur ( ) tidak (

Banyaknya

:-

Lamanya

: 7 hari

HPHT

: 18 November 2014

Keluhan

:-

B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :


1. Abortus/ 2 bulan/ kuret
2. Laki laki/ 3,5 tahun/ SC/ RS
3. Hamil ini
Perdarahan ( - )
Alergi ( - )
ST, Lok Abdomen
I : Cembung gravid
A : BU ( + ) DJJ ( + ) 1. 132x/menit 2. 130x/menit
Pe : Pekak janin
Pa : An. 1 : Letak kepala
An. 2 : letak sungsang
C. Post Partum sekarang
Tipe persalinan
: Bantuan ( SC )
Lama Persalinan
:Kala I
:Jam
Kala II
:Jam
Kala III
:Jam
Kala IV
:Jam
D. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB : ( ) ya

( ) tidak

Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :


( ) IUD ( ) Pil

( ) suntik

( ) Implant

( ) lain-lain. Sebutkan
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi

: 4 bulan setelah kelahiran pertama

Masalah yang terjadi

: Berat badan terus meningkat

RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit yang pernah dialami ibu : Hipertensi
Pengobatan yang didapat : Obat dari bidan
Riwayat penyakit keluarga :
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya

POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit
: Klien mengatakan kesehatan sangat penting, klien mandi 2x sehari dan
keramas 3x dalam seminggu.
Saat sakit

: Klien mengatakan selama di rumah sakit hanya diseka oleh keluarga,


belum gosok gigi dan belum keramas.

2. Pola nutrisi dan metabolisme


Sebelum sakit
: Klien makan 2-3x/hari dan minum 6-8 gelas/hari.
Saat sakit
: Klien mengatakan baru minum air hangat setelah SC.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
: Klien mengatakan BAB rutin sekali setiap hari dan BAK 6-8 x/hari warna
kuning jernih jernih.
Saat sakit
: Klien mengatakan belum BAB. Klien terpasang DC.
4. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit
: Klien mengatakan melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Saat sakit
: Klien mengatakan hanya tiduran di tempat tidur.
5. Pola tidur dan Istirahat
Sebelum sakit
: Klien mengatakan tidur 7-8 jam pada malam hari.
Saat sakit
: Klien mengatakan tidur 4-5 jam pada malam hari.
6. Pola persepsi dan kognitif
Tidak ada masalah, panca indera berfungsi dengan baik.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengatakan yakin sakitnya pasti akan cepat sembuh.
8. Pola hubungan dan peran
Klien mengatakan paling dekat dengan suami, hubungan dengan keluarga baik. Selain sebagai
seorang istri, klien juga berperan sebagai ibu bagi ketiga anaknya.
9. Pola repsoduksi seksual
Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah memiliki 3 anak.
10. Pola penanggulangan stress
Pola komunikasi klien spontan dan jelas. Bila ada masalah klien bercerita dengan suaminya.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit
: Klien mengatakan melakukan ibadah sholat 5 waktu.
Saat sakit
: Klien mengatakan tidak melaksanakan ibadah sholat 5 waktu.
Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok : ( ) Ya , sebutkan

( ) Tidak

Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ( ) Tidak


Ketergantungan obat : (

) Ya , sebutkan ( )Tidak

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 130/80mmHg

Nadi

: 94x/menit

Respirasi

: 20x/menit

Suhu

: 36x/menit

Berat badan

: 63 kg

Tinggi badan : 150cm

Sistem penglihatan
Posisi mata : ( ) simetris

( ) Asimetris

Kelopak mata : ( ) Normal (

) Ptosis

Gerakan mata : ( ) Normal (

) Abnormal

Pergerakan bola mata : ( ) Normal

Konjungtiva : ( ) Normal /merah (


Kornea

: ( ) Normal

Sklera

:(

) Ikterik

) Abnormal
) Anemis (

) keruh berkabut

) sangat merah
(

) terdapat perdarahan

( ) Anikterik

Sistem Pernafasan
Jalan nafas : ( ) Bersih
(
Pernafasan : (

) sputum (
) Sesak

) Sumbatan
) Lendir (

) Lidah

( ) Tidak sesak

) Dengan aktifitas

) Tanpa aktifitas

Suara nafas : ( ) Vesikuler / normal


(

) Darah

) Ronkhi

) Bronkovesikuler

) Wheezing

Menggunakan otot otot bantu pernafasan : (

) Ya ( ) Tidak

Lain lain : Sirkulasi jantung


Irama : ( ) Teratur

) Tidak teratur

Kelainan bunyi jantung : (

) Murmur

Sakit dada : (

) Ya

Timbul

:(

) Saat beraktifitas

Karakter

:(

) Seperti ditusuk- tusuk

) Gallop

( ) Tidak
(

) Tanpa aktifitas

) Seperti terbakar

) Seperti tertimpa benda berat.

Sistem Pencernaan
Keadaan mulut
Gigi

:(

) Carries

Memakai gigi palsu : (

( ) Tidak
) Ya

( ) Tidak

Lainnya :
Sistem Uro Genital
BAK
Pola rutin

: - x/hari ( ) Terkontrol

Jumlah

: 3000 cc/24jam

) Tidak terkontrol

Warna

:(
(

Lainnya

) Kuning Jernih

( ) Kuning kecoklatan

) Merah

) Putih

) Buruk

Sistem Integumen/ Muskuloskeletal


Turgor kulit : ( ) Elastis (
Warna kulit : (

) Pucat

) Sedang

) Sianosis ( ) Kemerahan

Kontraktur pada persendian ekstremitas : (

) Ya

Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya

) Tidak

( ) Tidak

Lainnya : Diatsis Rektus abdominalis : 1,5 cm


Dada dan Axilla
Mammae : membesar ( ) Ya

) Tidak

Areolla mammae : Kecoklatan


Papila mammae : Menonjol ( )
Colostrum : Keluar

( ) Ya

Datar (
(

Kedalam (

) Belum

Ektremitas atas dan bawah


Ektremitas atas

: Tangan kiri terpasang infus

Ektremitas bawah

: Pemeriksaan Homan sign untuk melihat tromboflebitis ( - )

Edema : Tidak ada


Varises : Tidak ada
PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN & GENITAL
POSNATAL

Abdomen
Inspeksi

Mengecil : ya

Linea : Negra

Striae

Luka bekas operasi :

: Albicans

( ) Ya

) Tidak

Diastasis Rektus abdominalis : 1,5 cm

PALPASI
TFU : 3 cm dibawah umbilikus
Kontraksi : Kondisi vesika urinaria
Distensi : Tidak
PERINEUM

Utuh / laserasi : Ya ./ Tidak

Episiotomi : Tidak
Jenis episiotomi :
( ) Medialis
( ) Lateralis
( ) Mediolateralis
Ruptur : Ya / Tidak

Tanda tanda infeksi : -

Lokhea : Rubra
Warna : Kemerahan
Banyaknya : Sehari ganti 4 pembalut
Bau : Amis
Oedem / Hematom : -

DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 03 Agustus 2015
Darah lengkap

Hasil

Satuan

Nilai normal

Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Hitung jenis
Basofil
Basinofil
Batang
Segmen
Limfosit
APTT
Golongan darah

L 10,4
10080
L 31
4,2
185000
L 74,4
L 24,6
33,1
H 16,9
H 11,6

g/dL
v/L
%
10-6/uL
/uL
fL
Pg
%
%
fL

12,0 16,0
4800 - 10800
37 47
4,2 5,4
150000 450000
79,0 99,0
27,0 31,0
33,0 37,0
11,5 14,5
7,2 11,1

0,2
L 0,3
L 0,6
H 74,0
L 17,8
L 8,4
A

%
%
%
%
%
Detik

0,0 1,0
2,0 4,0
2,00 5,00
40,0 70,0
25,0 40,0
9,3 11,4

2. Terapi
IVFD RL 20 tpm
Injeksi keterolak 3x30 mg

ANALISA DATA
Nama

: Ny. I

Umur

: 27 th

Ruang

: Flamboyan

No.RM

: 00956639

Tgl
/jam
4
Agust
us
2015

Data Fokus

Problem

Etiologi

DS :

Nyeri Akut

Agen

P : Klien mengeluhkan nyeri di

fisik ( post sc )

area luka post sc.


Q : Klien mengatakan nyeri
terasa

14.00

sregit sregit.
R : Klien mengatakan nyeri
didaerah post sc.
S : klien mengatakan nyeri skala
5.
T : Klien mengatakan nyeri
hilang timbul + 5 menit.
DO :
-

Klien terlihat meringis


menahan

sakit

dan

terbaring lemah di tempat

14.10

DS :
-

tidur
TD : 130/80 mmHg
Nadi :94x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36C
Hambatan
Klien mengatakan belum mobilitas fisik
bisa duduk karena masih
terasa

nyeri,

klien

mengatakan hanya bisa


-

tiduran di tempat tidur.


Klien mengatakan sulit
bergerak karena khawatir
dengan luka post sc.

DO :

cedera

Ansietas

Klien

tampak

melakukan

sulit

pergerakan/

perpindahan

DIAGNOSA KEPERAWATAN dan PRIORITAS DIAGNOSA


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( post sc )
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ansietas

INTERVENSI
Tgl /

DX

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

jam
5

Setelah

dilakuakan

Agus

keperawatan

tus

diharapkan nyeri berkurang / hilang

2015

dengan kriteria hasil :

07.1

selama

tindakan
2x24

jam,

(1400)
1. Lakukan
nyeri

bahwa

secara

komprehensif.
2. Observasi

2. Mampu mengenal nyeri.


3. Melaporkan

nyeri

pengkajian

1. Mampu mengenal nyeri.

Manajaemen

nyeri

berkurang dengan manajemen

reaksi

non-

verbal

dan

ketidak

nyeri.
4. Mengatakan

rasa

nyaman

nyamanan.
3. Ajarkan
manajemen

setelah nyeri berkurang.

nyeri

non

farmakologi.
4. Kolaborasi
pemberia
analgetik.
5. Tingkatkan
istirahat.
07.3
0

II

Setelah dilakukan tidakan keperawtan Terapi

latihan

selama 2x24 jam diharapkan klien bergerak (0221)


menunjukan

peningkatan

mobilitas,

dengan kriteria hasil :


1. Klien

mengerti

tingkat
tujuan

dari

peningkatan mobilitas
2. Klien meningkat dalam aktivitas
fisik
3. Memverbalisasikan

1. Observasi
pergerakan
klien.
2. Bantu

klien

dalam
perasaan

dalam meningkatkan kekuatan


dan kemampuan berpindah.

melakukan
latihan
pasif

gerak
aktif

pada anggota
tubuh klien.
3. Monitor
ttv
sebelum
sesudah
latihan
mobilisasi.

dan

IMPLEMENTASI
Tgl/

DX

Implementasi

Respon

Melakukan pengkajian

DS :

Agus

nyeri

tus

komprehensif

jam
5

secara

Paraf

Klien

mengatakan

2015

nyeri luka post

07.50
-

sc
Q

Klien

mengatakan
nyeri
-

terasa

sregit - sregit
R
:
Klien
mengatakan
nyeri dibagian

luka post sc
S
:
Klien
mengatakan

nyeri skala 5
T
:
Klien
mengatakan

Mengobservasi
ekspresi wajah klien

nyeri

hilang

timbul

menit.
07.50
Mengajarkan

teknik

DS : DO :

nafas dalam

Klien

terliat

meringis
kesakitan
08.30
DS :
-

Klien
mengatakan
nyeri

Memberikan

berkurang,

injeksi

skala 4

ketorolak 30 mg
DO :
-

Klien
tampak
nyaman.

09.30
DS : DO :
-

Klien
kooperatif.

05
Agus

II

Memantau ttv sebelum

DS : -

dan sesudah mobilisasi

DO :

tus

2015

Sebelum
TD

120/80mm

10.00

Hg
N

80x/menit
RR
:
-

20x/menit
Sesudah
TD : 130/80
mmHg
N

84x/menit
RR
:

10.50

21x/menit
DS :
-

Klien
mengatakan

Mengkaji kemampuan
klien
10.15

sudah dapat

dalam

mobilisasi.

miring kiri.
DO :
-

Klien dapat
memprakte
kkan miring
kiri.

DS :
-

Klien
mengatakan
lebih

Mengajarkan
bagaimana

klien
merubah

nyaman
dengan

posisi

dan

berikan

bantuan
10.30

posisi

jika

diperlukan ( miring
kanan dan duduk )

duduk.
DO :
-

Klien
tampak
nyaman dan
berkeringat.

EVALUASI
Tgl

jam

Evaluasi SOAP

Paraf

05

S : Klien mengatakan nyeri berkurang

Agu

O : Klien tampak nyaman,

stus

A : Masalah teratasi sebagian

201

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji nyeri
2. Ajarkan teknik relaksasi.
3. Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.

13.4
0

13.5
5

II

S : Klien mengatakan lebih nyaman dengan posisi


duduk
O : Klien tampak rileks
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Melatih klien mobilisasi dan berikan bantuan
jika diperlukan ( latih berjalan )

DAFTAR PUSTAKA
Cuningham, F. G., Et all. 2005. William Obstetrics, 22nd edition. Chapter 21
Disorder of Aminic Fluid Volume. Pages 523-533. USA : McGRAW

HILL.
Chandranita Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta :
EGC.
Prawiroharjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo.
Saifuddin, Abdul Bari.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

You might also like