You are on page 1of 15

Laporan Pendahuluan

Pada HIV/AIDS
A. Konsep Dasar Teori Pada HIV/AIDS
1. Definisi
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi,
tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal
dan sebagainya.
Acquired
: didapat
Immune
: system kekebalan tubuh
Deficiency
: kekurangan
Syndrome
: kumpulan gejala-gejala penyakit
Jadi, AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. AIDS adalah suatu
kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV
(Sylvia, 2006).
2. Epidemiologi
Kasus-kasus menyatakan hampir 10-40% pecandu narkoba (yang diduga sebagia
besar remaja) yang memakai jarum suntik (intravenous drug user atau IDU) positif
terinfeksi HIV dan AIDS. Penyakit AIDS diketahui keberadaanya di Indonesia pada
tahun 1987 yaitu di Bali dengan ksus 6 orang. Sehingga, sekarang dilaporkan jumlah
penderita HIV dan AIDS sekitar 80.000 sampai 120.000 kasus, dan lebih dari 85%
berusia produktif.
3. Etiologi
Retrovirus HIV-1 merupakan agen etiologi yang primer yang ditemukan pada
tahun 1983. Dan pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang kurang
patogen disebut HIV-2. Penularan terjadi melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh
dan berkaitan dengan perilaku resiko tinggi yang bisa dikenali. Keadaan ini secara
kurang proporsional tergambar pada :
a. Laki-laki homoseksual dan biseksual
b. Para Pemakai obat IV
c. Neonatus dari ibu yang terinfeksi
d. Resipien atau produk darah yang terkontaminasi
e. Pasangan heteroseksual pada individu yang masuk pada kelompok sebelumnya
4. Patofisiologi
Riwayat alami AIDS dimulai dengan infeksi oleh retrovirus HIV yang hanya
bias diketahui melalui pemeriksaan laboratorium,dan kemudian berakhir dengan
kematian.Data-data yang berhasil dikumpulkan selama 20 tahun menunjukkan bahwa
1

HIV tidak ditularkan melalui pekerjaan rumah tangga yang biasa ataupun kantak
sosial .virus HIV masuk kedalam tubuh melalui salah satu dari beberapa jalur yang
melibatkan transmisi darah atau cairan darah seperti:
a. Inokulasi langsung pada hubungan intim,khususnya jika hubungan intim tersebut
berupa anl sex yang menimbulkan trauma pada mukosa rectum
b. Transfuse darah atau produk darah yang terkontaminasi (risiko ini dapat dikurangi
dengan pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)
c. Penggunaan bersamaan jarum suntik yang tercemar
d. Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi kepada janin
( melalui kontak serviks atau darah pada saat pelahiran dan dalam air susu ibu)
Hiv menyerang sel T helper yang membawa antigen CD4+.Pada keadaan
terinfeksi HIV,antigen yang dalam keadaan normal merupakan reseptor untuk molekul
MHC (major histocompatibility complex) akan menjadi reseptor untuk retrovirus dan
memungkinkan virus tersebut masuk ke dalam sel.Pengikatan virus juga memerlukan
keberadaan koreseptor (yang diyakini berupa reseptor kemokin CCR5) pada permukaan
sel .Virus tersebut juga dapay menginfeksi sel-sel yang membawa antigen CD4+pada
traktus GL,serviks uteri,dan neuroglia.
Seperti halnya retrovirus lain.HIV akan mengopi materi genetiknya secara
terbalik bila dibandingkan dengan virus dan sel-sel lain.melalui kerja enzim reverse
transcriptase,HIV memproduksi DNA dari RNA virusnya .Transkripsi ini sering
berlangsung sangat buruk sehingga terjadi mutasi yang sebagian diantaranya membuat
virus tersebut resisten terhadap obat-obat antivirus.DNA virus memasuki nucleus sel
dan kemudian menyatu dengan DNA sel hospes .Di sini ,DNA tersebut akan transkripsi
menjadi lebih banyak RNA virus .Jika sel hospes mengadakan reproduksi ,maka
reproduksi ini melipatgandakan DNA virus bersama DNA sel itu sendiri dan kemudian
mewariskan kepada sel-sel keturunannya .Karena itu ,jika diaktifkan ,sel-sek hospes
tersebut membawa informasi ini dan bila diaktifkan ,akan menghasilkan replikasi
virus.Enzim virus,protease,menyusun komponen struktur dan RNA menjadi partikel
virus yang berpindah ke bagian perifer sel hospes tempat virus tersebut bertunas dan
muncul dari sel hospes .Dengan demikian ,virus tersebut kini bebas bermigrasi dan
menginfeksi sel-sel lain.
Replikasi HIV dapat menyebabkan kematian sel atau membuat infeksi virus
tersebut menjadi laten.Infeksi HIV menimbulkan perubahan patologi yang biasa terjadi
2

lansung melalui destruksi sel-sel CD4+ ,sel-sel imun lain dan sel-sel neuroglia ,atau
tidak secara langsung melalui efek sekunder disfungsi sel T CD$+ dan imunosuoresi
yang diakibatkan proses infeksi HIV berlangsung dalam tiga bentuk :
a. Imunodefisiensi(infeksi oportunis dan penyakit kanker yang tidak lazim)
b. Autoimunitas (pneumonitas interstisial limfoid,arthritis,hipergamaglobulinemia,dan
produksi autoimun)
c. Disfungsi neurologi.
5. Tanda dan Gejala
a. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
b. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,
BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
6. Penularan
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalu salah satu dari beberapa jalur yang
melibatkan transmisi darah atau cairan darah seperti :
a. Inokulasi langsung pada saat hubungan intim, khususnya jika hubungan intim
tersebut berupa anal sex yang menimbulakan trauma pada mukosa rektum.
b. Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi (resiko ini dapat dikurangi
dengan pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)
c. Penggunaan bersama jarum suntik yang tercemar.
d. Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi pada janin (melalui
kontak serviks atau darah pada saat pelahiran dan dalam air susu ibu).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
1) ELISA
2) Western blot
3) P24 antigen test
4) Kultur HIV
b. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
1) Hematokrit.
2) LED
3) CD4 limfosit
4) Rasio CD4/CD limfosit
5) Serum mikroglobulin B2
6) Hemoglobulin
8. Penatalaksanaan Medis
Terapi yang dapat menyembuhkan AIDS sampai saat ini belum dapat ditemukan.
Terapi primer meliputi penggunaan berbagai kombinasi tiga tipe obat yang berbeda
3

untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dalam menghambat replikasi virus HIV
dengan reaksi merugikan paling sedikit. Obat-obatnya adalah :
a. Inhibitor protease untuk menyekat replikasi partikel virus yang terbentuk melalui
kerja enzim protease virus
b. Inhinitor reverse transciptase nukleosida untuk mengganggu pengopian RNA virus
menjadi DNA virus oleh enzim reverse transciptase
c. Inhibitor reverse transciptase nonnukleosida untuk mengganggu kerja enzim reverse
transciptase
Terapi tambahan dapat meliputi :
a. Preaparat imunomodulator untuk meningkatkan sistem imun.
b. Preparat faktor pertumbuhan yang menstimulasi pertumbuhan koloni granulosit
manusia untuk menstimulasi produksi neutrofil
c. Preparat anti infeksi dan anti neoplasma untuk memerangi infeksi oportunitis
d. Terapi suportif, termasuk dukungan gizi, terapi penggantian cairan dan elektrolit,
terapi untuk meradakan nyeri, dan dukungan psikologis.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada HIV/AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas klien, Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan
dan alamat. Serta jenis kelamin pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat
1)
2)
3)
4)

Riwayat penyakit sekarang


Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat psikososial

d. Aktivitas dan Istirahat


Gejala:
Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi
kelelahan/malaise, perubahan pola tidur
Tanda:
Kelemahan otot, menurunnya masa otot. Respons fisiologis terhadap aktivitas
seperti perubahan dalam td, frekuensi jantung, pernapasan.
e. Sirkulasi
Gejala:
Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia), perdarahan lama pada
cedera (jarang terjadi)
4

Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural. Menurunnya volume nadi perifer.
Pucat/sianosis; perpanjangan pengisian kapiler
f. Integritas ego
Gejala:
1) Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, misal dukungan keluarga,
hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distres
spiritual
2) Mengkuatirkan penampilan; alopesia, lesi cacat, dan menurunnya BB
3) Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi
Tanda:
1) Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri
2) Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata yang
kurang.
3) Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang
sama
g. Eliminasi
Gejala:
1) Diare yang intermiten, terus menerus, sering dengan/tanpa disertai keram
abdominal.
2) Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda:
1) Feses encer dengan/tanpa disertai mukus atau darah.
2) Diare pekat yang sering.
3) Nyeri tekan abdominal.
4) Lesi/abses rektal, perianal
5) Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
h. Makanan/cairan
Gejala:
1) Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali makan,
mual/muntah.
2) Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan.
3) Penurunan BB yang cepat atau progresif.
Tanda:
1)
2)
3)
4)

dapat menunjukan adanya bising usus hiperaktif


Penurunan BB: perawakan kurus, menurunnya lemah subkutan/masa otot.
Turgor kulit buruk.
Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan warna.
5

5) Kesehatan gigi/gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal.


6) Edema (umum, dependen)
i. Higiene
Gejala: tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda:
1) Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.
2) Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri,aktivitas perawatan
diri.
j. Neurosensori
Gejala:
1) Pusing/pening,sakit kepala.
2) Perubahan status mental,kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk
mengatasi masalah,tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun.
3) Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran.
4) Kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan.
5) Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukan perubahan
paling awal).
Tanda:
1) Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai
dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis,
reterdasi psikomotor/respon melambat.
2) Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
3) Timbul refleks yang tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.
4) Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis; hemiparesis,
kejang.
5) Hemoragi retina dan eksudat (renitis cmv)
k. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
1) Nyeri umum atao lokal, sakit, rasa terbakar pada kaki.
2) Sakit kepala (keterlibatan ssp)
3) Nyeri pada pleuritis
Tanda:
1) Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
2) Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan atau pincang
3) Gerak otot melindungi bagian yang sakit
l. Pernapasan
Gejala:
6

1) ISK sering, menetap


2) Napas pendek yang progresif
3) Batuk (mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum
(tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodik saat napas dalam)
4) Bendungan atau sesak pada dada
Tanda:
1) Takipnea, distres pernapasan
2) Perubahan pada bunyi napas/bunyi napas adventisius.
3) Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
m. Keamanan
Gejala:
1) Riwayat jatuh, terbakar,pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya.
2) Riwayat menjalani transafusi darah yang sering/berulang (mis. Hemofilia,
operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)
3) Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut.
4) Riwayat atau berulangnya infeksi dengan phs
5) Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermiten/memuncak;
berkeringat malam
Tanda:
1) Perubahan integritas kulit; terpotong, ruam, mis. Eksema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/warna mola; mudah terjadi
memar yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.
2) Rektum, luka-luka perianal atau abses
3) Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada dua area tubuh atau
lebih (mis. Leher, ketiak, paha)
4) Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan.
n. Seksualitas
Gejala:
1) Riwayat perilaku berisiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan yang positiv HIV, pasangan seksual multiple, aktivitas seksual yang
tidak terlindungi, dan seks anal.
2) Menurunnya libido, terlal sakit untuk melakukan hubungan seks.
3) Penggunaan kondom yang tidak konsisten.
4) Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap
virus pada wanita yang diperkirakan dapat terpajan karena peningkatan
kekeringan/friebilitas vagina)
Tanda:
1) Kehamilan atau resiko terhadp hamil
2) Genital: manifestasi kulit (mis. Herpes, kutil); rabas.
7

o. Interaksi sosial
Gejala:
1) Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis. Kehilangan kerabat/orang
terdekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang
lain, takut akan penolakkan/kehilangan pendapatan.
2) Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal
karena aids
3) Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat
rencana.
Tanda:
1) Perubahan pada interaksi keluaga/orang terdekat
2) Aktivitas yang tak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.
p. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
1) Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku berisiko tinggi
(mis. Seksual ataupun penggunaan obat-obatan iv)
2) Penggunaan/penyalahgunaann obat-obatan iv,

saat

ini

merokok,

penyalahgunaan alkohol.
3) Pertimbangan rencana pemulangan:
4) Drg menunjukan rerata lama dirawat 10,2 hari
5) Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka,
peralatan/bahan; transportasi, belanja makanan dan persiapan ; perawatan
diri, prosedur keperawatan teknis, tugas perawatan/pemeliharaan rumah,
perawatan anak; perubahan fasilitas hidup.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV.
b. Intolerans aktivitas

berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,

malnutrisi, kelelahan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
d. Diare berhubungan dengan infeksi GI
e. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang
orang dicintai.
f. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum
g. gangguan volume cairan berhubungan dengan diare terus-menerus
8

h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inpormasi tentang penyakit


3. Intervensi
Diagnosa

Perencanaan Keperawatan

Keperawatan

Tujuan dan criteria hasil

Resiko tinggi infeksi Infeksi


(kontak

HIV

pasien) ditransmisikan,

Intervensi

tidak 1.
tim

Rasional

Anjurkan
pasien

atau

1.Pasien dan keluarga


mau

dan

berhubungan dengan kesehatan

orang penting

memerlukan

infeksi HIV, adanya memperhatikan

lainnya

informasikan ini

infeksi

universal

metode

nonopportunisitik

dengan kriteriaa kontak

yang

dapat pasien

ditransmisikan.

precautions
dan

mencegah

tim

transmisi HIV

kesehatan tidak terpapar

dan

HIV,

terinfeksi

patogen

seperti

lainnya.

tidak

patogen

lain

TBC.

2.

kuman
2.Mencegah transimisi

Gunakan
darah

dan

cairan

tubuh

infeksi HIV ke orang


lain

precaution
bial merawat
pasien.
3.

Gunakan
masker

Intolerans

aktivitas Setelah diberikan askep 1.

bila

perlu.
Monitor

berhubungan dengan 3 x 24 jam diharapkan

respon

kelemahan,

berpartisipasi

fisiologis

pertukaran oksigen, dalam kegiatan, dengan

terhadap

malnutrisi,

kriteria bebas dyspnea

aktivitas

kelelahan.

dan

pasien

takikardi

selama 2.

aktivitas.

1.Respon

bervariasi

2.Mengurangi

bantuan
perawatan
9

diri

dari hari ke hari

Berikan

yang

3.Untuk perlindungan

pasien

kebutuhan energi

sendiri

tidak 3.Ekstra istirahat perlu

mampu
3.

jika

Jadwalkan
perawatan

karena

meningkatkan
kebutuhan metabolik

pasien
sehingga tidak
mengganggu
Perubahan

isitirahat.
nutrisi Setelah diberikan askep 1.
Monitor

kurang

dari x 24 jam diharapkan

kebutuhan

tubuh pasien

mempunyai

berhubungan dengan intake kalori dan protein


intake yang kurang, yang

adekuat

meningkatnya

memenuhi

kebutuhan

metaboliknya

metabolic,

dan kriteria

dihubungkan dengan

mengunyah

nyeri

dan menelan

dan mulut

dengan 2.
dan

muntah

absorbsi zat gizi.

pasien

makan

serum

albumin

tenggorokan

2.Menentukan

kebutuhan

menurunnya

menurun

kemampuan

untuk

mual

1.Intake

Monitor

data

dasar

BB, intake dan

dikontrol,

ouput

3.Mengurangi muntah

TKTP,
dan 3.

Atur

protein dalam batas n

antiemetik

ormal,

sesuai order
4.Meyakinkan bahwa
4.

Rencanak

makanan

an diet dengan

dengan

pasien

pasien

dan

sesuai
keinginan

orang penting
Diare

berhubungan Setelah diberikan askep 1.

dengan infeksi GI

lainnya.
Kaji

1.Mendeteksi

3 x 24 jam pasien

konsistensi

merasa

dan frekuensi

nyaman

menngontrol
komplikasi

dan
diare,

minimal

dengan

kriteria

lunak,

tidak

perut 2.
tegang,
10

feses

adanya

darah dalam feses


dan

adanya darah.
Auskultas
i bunyi usus

2.Hipermotiliti
mumnya
diare

dengan

feses lunak dan warna


normal,

kram

perut

hilang,

3.

Atur agen
antimotilitas
dan

psilium

(Metamucil)

pelan,

emperburuk

perforasi

pada

4.Untuk

Berikan
ointment

motilitas usus, yang

intestinal

sesuai order
4.

3.Mengurangi

dan D, vaselin

menghilangkan
distensi

atau zinc oside


Tidak efektif koping Setelah diberikan askep 1. Kaji koping 1.Memulai
keluarga

20

berhubungan dengan keluarga


cemas

diharapkan
atau

keluarga

orang

tentang penting
sistem

lain

terhadap
akan

dan

hubungan

pasein

dan konstruktif

perawatannya

adaptasi
perubahan 2.

kebutuhannya

mengungkapk

dan

ana

berinteraksi dengan cara

perasaan

3.

Ajarkan

tentang
penyakit

dan

transmisinya.
volume Setelah diberikan askep 1.Pantau TTV

cairan berhubungan 3 x 24 jam diharapkan

Catat

dengan diare terus- volume cairan kembali

peningkatan

menerus

adekuat dengan kriteria

suhu dan durasi

hasil: Membran mukosa

demam.

turgor

kulit 2.Berikan
11

tak

mereka

bahwa
berbicara

secara bebas

3.Menghilangkan

keluaraga

lembab,

keluarga.

secara verbal
kepada

Gangguan

dengan

menyadari

keluarga

keluarga

secara

2.Mereka

Biarkan

dengan kriteria pasien

yang konstruktif

dalam

terhadap sakit bekerja

keadaan yang orang mempertahankan suport


dicintai.

suatu

kecemasan

tentang

transmisi

melalui

kontak sederhana.

1.Indikator
volume
sirkulasi

2.Meningkatkan

dari
cairan

baik, tanda-tanda vital

kompres hangat

kebutuhan

stabil,

sesuai

metabolime

haluran

urine

adekuat

indikasi

dan

dan pertahankan

diaforesis

yang

pakaian

berlebihan

yang

tetap

kering jika terjdi

dihubungkan dengan

demam

demam

dalam

meningkatkan
kehilangan cairan tak
kasat mata
3.

Kaji

turgor

kulit, membran
mukosa,

dan

rasa haus
4. Ukur input dan
output cairan
5.Kolaborasi
pemberian obatobatan
antidiarea

12

3.Indikator

tidak

langsung dari status


cairan
4.Mengetahui
keseimbangan dalam
tubuh
5.Untuk

membantu

menurunankan
jumlah
keenceran feses

dan

Setelah diberikan askep


Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
kurang

inpormasi

tentang penyakit

selama

2x24

jam

diharapkan menyatakan
mengerti
kondisi,

tentang
pemeriksaan

diagnostik,

rencana

pengobatan,

dan

tindakan perawatan diri


preventif dengan criteria
hasil :

1. Berikan waktu 1.Mengetahui sejauh


kepada

pasien mana ketidak tahuan

untuk

pasien

menanyakan apa penyakitnya.


yang

tidak

ketahui

di

tentang

penyakitnya.
2.

Kaji

proses

ulang
penyakit

dan harapan yang

1. Klien

akan

mengetahui

tentang

datang

2.Memberikan
pengetahuan

dimana pasien dapat


membuat

pilihan

tentang

beradasarkan

penyakit,penceg

informasi.

ahan

dasar

dan

pengobatanya

3.Berikan

3.Pengetahuan

informasi

yang

apa

diharapkan

mengurangi
sumber dapat
dan
infeksi, tindakan ansietas
untuk mencegah membantu
tentang:

penyebaran,

mengembankan

jelaskan

kepatuhan

pemberian

terhadap

antibiotik,

terapetik.

pemeriksaan
diagnostik:
tujuan, gambaran
singkat, persiapan
ynag dibutuhkan
sebelum
pemeriksaan,
perawatan
sesudah
13

klien
rencan

pemeriksaan.
4.Anjurkan
pasien

4.Pasien
untuk menghentikan

menggunakan
obat

yang tanda
mereda.

minum

menolong

sebanyak

ginjal.

kurang

lebih

delapan

gelas

per

hari.

5.Berikan
kesempatan
pasien

untuk
mengekspresika
n perasaan dan
masalah tentang
rencana
pengobatan.

obat

mereka, jika tanda-

diberikan,

kepada

sering

5.Untuk

penyakit
Cairan
membilas

mendeteksi

isyarat

indikatif

kemungkinan
ketidakpatuhan

dan

membantu
mengembangkan
penerimaan

rencana

terapeutik.

Daftar Pustaka
Doenges, EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC
Sundaru, Heru. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
14

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Penerbit : Media
Kowalak, Jennifer P. 2011. Buku Ajar Fatofisiologi. Jakarta EGC.

15

You might also like