Professional Documents
Culture Documents
Pada HIV/AIDS
A. Konsep Dasar Teori Pada HIV/AIDS
1. Definisi
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi,
tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal
dan sebagainya.
Acquired
: didapat
Immune
: system kekebalan tubuh
Deficiency
: kekurangan
Syndrome
: kumpulan gejala-gejala penyakit
Jadi, AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. AIDS adalah suatu
kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV
(Sylvia, 2006).
2. Epidemiologi
Kasus-kasus menyatakan hampir 10-40% pecandu narkoba (yang diduga sebagia
besar remaja) yang memakai jarum suntik (intravenous drug user atau IDU) positif
terinfeksi HIV dan AIDS. Penyakit AIDS diketahui keberadaanya di Indonesia pada
tahun 1987 yaitu di Bali dengan ksus 6 orang. Sehingga, sekarang dilaporkan jumlah
penderita HIV dan AIDS sekitar 80.000 sampai 120.000 kasus, dan lebih dari 85%
berusia produktif.
3. Etiologi
Retrovirus HIV-1 merupakan agen etiologi yang primer yang ditemukan pada
tahun 1983. Dan pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang kurang
patogen disebut HIV-2. Penularan terjadi melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh
dan berkaitan dengan perilaku resiko tinggi yang bisa dikenali. Keadaan ini secara
kurang proporsional tergambar pada :
a. Laki-laki homoseksual dan biseksual
b. Para Pemakai obat IV
c. Neonatus dari ibu yang terinfeksi
d. Resipien atau produk darah yang terkontaminasi
e. Pasangan heteroseksual pada individu yang masuk pada kelompok sebelumnya
4. Patofisiologi
Riwayat alami AIDS dimulai dengan infeksi oleh retrovirus HIV yang hanya
bias diketahui melalui pemeriksaan laboratorium,dan kemudian berakhir dengan
kematian.Data-data yang berhasil dikumpulkan selama 20 tahun menunjukkan bahwa
1
HIV tidak ditularkan melalui pekerjaan rumah tangga yang biasa ataupun kantak
sosial .virus HIV masuk kedalam tubuh melalui salah satu dari beberapa jalur yang
melibatkan transmisi darah atau cairan darah seperti:
a. Inokulasi langsung pada hubungan intim,khususnya jika hubungan intim tersebut
berupa anl sex yang menimbulkan trauma pada mukosa rectum
b. Transfuse darah atau produk darah yang terkontaminasi (risiko ini dapat dikurangi
dengan pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)
c. Penggunaan bersamaan jarum suntik yang tercemar
d. Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi kepada janin
( melalui kontak serviks atau darah pada saat pelahiran dan dalam air susu ibu)
Hiv menyerang sel T helper yang membawa antigen CD4+.Pada keadaan
terinfeksi HIV,antigen yang dalam keadaan normal merupakan reseptor untuk molekul
MHC (major histocompatibility complex) akan menjadi reseptor untuk retrovirus dan
memungkinkan virus tersebut masuk ke dalam sel.Pengikatan virus juga memerlukan
keberadaan koreseptor (yang diyakini berupa reseptor kemokin CCR5) pada permukaan
sel .Virus tersebut juga dapay menginfeksi sel-sel yang membawa antigen CD4+pada
traktus GL,serviks uteri,dan neuroglia.
Seperti halnya retrovirus lain.HIV akan mengopi materi genetiknya secara
terbalik bila dibandingkan dengan virus dan sel-sel lain.melalui kerja enzim reverse
transcriptase,HIV memproduksi DNA dari RNA virusnya .Transkripsi ini sering
berlangsung sangat buruk sehingga terjadi mutasi yang sebagian diantaranya membuat
virus tersebut resisten terhadap obat-obat antivirus.DNA virus memasuki nucleus sel
dan kemudian menyatu dengan DNA sel hospes .Di sini ,DNA tersebut akan transkripsi
menjadi lebih banyak RNA virus .Jika sel hospes mengadakan reproduksi ,maka
reproduksi ini melipatgandakan DNA virus bersama DNA sel itu sendiri dan kemudian
mewariskan kepada sel-sel keturunannya .Karena itu ,jika diaktifkan ,sel-sek hospes
tersebut membawa informasi ini dan bila diaktifkan ,akan menghasilkan replikasi
virus.Enzim virus,protease,menyusun komponen struktur dan RNA menjadi partikel
virus yang berpindah ke bagian perifer sel hospes tempat virus tersebut bertunas dan
muncul dari sel hospes .Dengan demikian ,virus tersebut kini bebas bermigrasi dan
menginfeksi sel-sel lain.
Replikasi HIV dapat menyebabkan kematian sel atau membuat infeksi virus
tersebut menjadi laten.Infeksi HIV menimbulkan perubahan patologi yang biasa terjadi
2
lansung melalui destruksi sel-sel CD4+ ,sel-sel imun lain dan sel-sel neuroglia ,atau
tidak secara langsung melalui efek sekunder disfungsi sel T CD$+ dan imunosuoresi
yang diakibatkan proses infeksi HIV berlangsung dalam tiga bentuk :
a. Imunodefisiensi(infeksi oportunis dan penyakit kanker yang tidak lazim)
b. Autoimunitas (pneumonitas interstisial limfoid,arthritis,hipergamaglobulinemia,dan
produksi autoimun)
c. Disfungsi neurologi.
5. Tanda dan Gejala
a. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
b. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,
BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
6. Penularan
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalu salah satu dari beberapa jalur yang
melibatkan transmisi darah atau cairan darah seperti :
a. Inokulasi langsung pada saat hubungan intim, khususnya jika hubungan intim
tersebut berupa anal sex yang menimbulakan trauma pada mukosa rektum.
b. Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi (resiko ini dapat dikurangi
dengan pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)
c. Penggunaan bersama jarum suntik yang tercemar.
d. Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi pada janin (melalui
kontak serviks atau darah pada saat pelahiran dan dalam air susu ibu).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
1) ELISA
2) Western blot
3) P24 antigen test
4) Kultur HIV
b. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
1) Hematokrit.
2) LED
3) CD4 limfosit
4) Rasio CD4/CD limfosit
5) Serum mikroglobulin B2
6) Hemoglobulin
8. Penatalaksanaan Medis
Terapi yang dapat menyembuhkan AIDS sampai saat ini belum dapat ditemukan.
Terapi primer meliputi penggunaan berbagai kombinasi tiga tipe obat yang berbeda
3
untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dalam menghambat replikasi virus HIV
dengan reaksi merugikan paling sedikit. Obat-obatnya adalah :
a. Inhibitor protease untuk menyekat replikasi partikel virus yang terbentuk melalui
kerja enzim protease virus
b. Inhinitor reverse transciptase nukleosida untuk mengganggu pengopian RNA virus
menjadi DNA virus oleh enzim reverse transciptase
c. Inhibitor reverse transciptase nonnukleosida untuk mengganggu kerja enzim reverse
transciptase
Terapi tambahan dapat meliputi :
a. Preaparat imunomodulator untuk meningkatkan sistem imun.
b. Preparat faktor pertumbuhan yang menstimulasi pertumbuhan koloni granulosit
manusia untuk menstimulasi produksi neutrofil
c. Preparat anti infeksi dan anti neoplasma untuk memerangi infeksi oportunitis
d. Terapi suportif, termasuk dukungan gizi, terapi penggantian cairan dan elektrolit,
terapi untuk meradakan nyeri, dan dukungan psikologis.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada HIV/AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas klien, Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan
dan alamat. Serta jenis kelamin pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat
1)
2)
3)
4)
Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural. Menurunnya volume nadi perifer.
Pucat/sianosis; perpanjangan pengisian kapiler
f. Integritas ego
Gejala:
1) Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, misal dukungan keluarga,
hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distres
spiritual
2) Mengkuatirkan penampilan; alopesia, lesi cacat, dan menurunnya BB
3) Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi
Tanda:
1) Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri
2) Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata yang
kurang.
3) Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang
sama
g. Eliminasi
Gejala:
1) Diare yang intermiten, terus menerus, sering dengan/tanpa disertai keram
abdominal.
2) Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda:
1) Feses encer dengan/tanpa disertai mukus atau darah.
2) Diare pekat yang sering.
3) Nyeri tekan abdominal.
4) Lesi/abses rektal, perianal
5) Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
h. Makanan/cairan
Gejala:
1) Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali makan,
mual/muntah.
2) Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan.
3) Penurunan BB yang cepat atau progresif.
Tanda:
1)
2)
3)
4)
o. Interaksi sosial
Gejala:
1) Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis. Kehilangan kerabat/orang
terdekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang
lain, takut akan penolakkan/kehilangan pendapatan.
2) Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal
karena aids
3) Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat
rencana.
Tanda:
1) Perubahan pada interaksi keluaga/orang terdekat
2) Aktivitas yang tak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.
p. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
1) Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku berisiko tinggi
(mis. Seksual ataupun penggunaan obat-obatan iv)
2) Penggunaan/penyalahgunaann obat-obatan iv,
saat
ini
merokok,
penyalahgunaan alkohol.
3) Pertimbangan rencana pemulangan:
4) Drg menunjukan rerata lama dirawat 10,2 hari
5) Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka,
peralatan/bahan; transportasi, belanja makanan dan persiapan ; perawatan
diri, prosedur keperawatan teknis, tugas perawatan/pemeliharaan rumah,
perawatan anak; perubahan fasilitas hidup.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV.
b. Intolerans aktivitas
malnutrisi, kelelahan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
d. Diare berhubungan dengan infeksi GI
e. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang
orang dicintai.
f. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum
g. gangguan volume cairan berhubungan dengan diare terus-menerus
8
Perencanaan Keperawatan
Keperawatan
HIV
pasien) ditransmisikan,
Intervensi
tidak 1.
tim
Rasional
Anjurkan
pasien
atau
dan
orang penting
memerlukan
lainnya
informasikan ini
infeksi
universal
metode
nonopportunisitik
yang
dapat pasien
ditransmisikan.
precautions
dan
mencegah
tim
transmisi HIV
dan
HIV,
terinfeksi
patogen
seperti
lainnya.
tidak
patogen
lain
TBC.
2.
kuman
2.Mencegah transimisi
Gunakan
darah
dan
cairan
tubuh
precaution
bial merawat
pasien.
3.
Gunakan
masker
Intolerans
bila
perlu.
Monitor
respon
kelemahan,
berpartisipasi
fisiologis
terhadap
malnutrisi,
aktivitas
kelelahan.
dan
pasien
takikardi
selama 2.
aktivitas.
1.Respon
bervariasi
2.Mengurangi
bantuan
perawatan
9
diri
Berikan
yang
3.Untuk perlindungan
pasien
kebutuhan energi
sendiri
mampu
3.
jika
Jadwalkan
perawatan
karena
meningkatkan
kebutuhan metabolik
pasien
sehingga tidak
mengganggu
Perubahan
isitirahat.
nutrisi Setelah diberikan askep 1.
Monitor
kurang
kebutuhan
tubuh pasien
mempunyai
adekuat
meningkatnya
memenuhi
kebutuhan
metaboliknya
metabolic,
dan kriteria
dihubungkan dengan
mengunyah
nyeri
dan menelan
dan mulut
dengan 2.
dan
muntah
pasien
makan
serum
albumin
tenggorokan
2.Menentukan
kebutuhan
menurunnya
menurun
kemampuan
untuk
mual
1.Intake
Monitor
data
dasar
dikontrol,
ouput
3.Mengurangi muntah
TKTP,
dan 3.
Atur
antiemetik
ormal,
sesuai order
4.Meyakinkan bahwa
4.
Rencanak
makanan
an diet dengan
dengan
pasien
pasien
dan
sesuai
keinginan
orang penting
Diare
dengan infeksi GI
lainnya.
Kaji
1.Mendeteksi
3 x 24 jam pasien
konsistensi
merasa
dan frekuensi
nyaman
menngontrol
komplikasi
dan
diare,
minimal
dengan
kriteria
lunak,
tidak
perut 2.
tegang,
10
feses
adanya
adanya darah.
Auskultas
i bunyi usus
2.Hipermotiliti
mumnya
diare
dengan
kram
perut
hilang,
3.
Atur agen
antimotilitas
dan
psilium
(Metamucil)
pelan,
emperburuk
perforasi
pada
4.Untuk
Berikan
ointment
intestinal
sesuai order
4.
3.Mengurangi
dan D, vaselin
menghilangkan
distensi
20
diharapkan
atau
keluarga
orang
tentang penting
sistem
lain
terhadap
akan
dan
hubungan
pasein
dan konstruktif
perawatannya
adaptasi
perubahan 2.
kebutuhannya
mengungkapk
dan
ana
perasaan
3.
Ajarkan
tentang
penyakit
dan
transmisinya.
volume Setelah diberikan askep 1.Pantau TTV
Catat
peningkatan
menerus
demam.
turgor
kulit 2.Berikan
11
tak
mereka
bahwa
berbicara
secara bebas
3.Menghilangkan
keluaraga
lembab,
keluarga.
secara verbal
kepada
Gangguan
dengan
menyadari
keluarga
keluarga
secara
2.Mereka
Biarkan
yang konstruktif
dalam
suatu
kecemasan
tentang
transmisi
melalui
kontak sederhana.
1.Indikator
volume
sirkulasi
2.Meningkatkan
dari
cairan
kompres hangat
kebutuhan
stabil,
sesuai
metabolime
haluran
urine
adekuat
indikasi
dan
dan pertahankan
diaforesis
yang
pakaian
berlebihan
yang
tetap
dihubungkan dengan
demam
demam
dalam
meningkatkan
kehilangan cairan tak
kasat mata
3.
Kaji
turgor
kulit, membran
mukosa,
dan
rasa haus
4. Ukur input dan
output cairan
5.Kolaborasi
pemberian obatobatan
antidiarea
12
3.Indikator
tidak
membantu
menurunankan
jumlah
keenceran feses
dan
inpormasi
tentang penyakit
selama
2x24
jam
diharapkan menyatakan
mengerti
kondisi,
tentang
pemeriksaan
diagnostik,
rencana
pengobatan,
dan
untuk
pasien
tidak
ketahui
di
tentang
penyakitnya.
2.
Kaji
proses
ulang
penyakit
1. Klien
akan
mengetahui
tentang
datang
2.Memberikan
pengetahuan
pilihan
tentang
beradasarkan
penyakit,penceg
informasi.
ahan
dasar
dan
pengobatanya
3.Berikan
3.Pengetahuan
informasi
yang
apa
diharapkan
mengurangi
sumber dapat
dan
infeksi, tindakan ansietas
untuk mencegah membantu
tentang:
penyebaran,
mengembankan
jelaskan
kepatuhan
pemberian
terhadap
antibiotik,
terapetik.
pemeriksaan
diagnostik:
tujuan, gambaran
singkat, persiapan
ynag dibutuhkan
sebelum
pemeriksaan,
perawatan
sesudah
13
klien
rencan
pemeriksaan.
4.Anjurkan
pasien
4.Pasien
untuk menghentikan
menggunakan
obat
yang tanda
mereda.
minum
menolong
sebanyak
ginjal.
kurang
lebih
delapan
gelas
per
hari.
5.Berikan
kesempatan
pasien
untuk
mengekspresika
n perasaan dan
masalah tentang
rencana
pengobatan.
obat
diberikan,
kepada
sering
5.Untuk
penyakit
Cairan
membilas
mendeteksi
isyarat
indikatif
kemungkinan
ketidakpatuhan
dan
membantu
mengembangkan
penerimaan
rencana
terapeutik.
Daftar Pustaka
Doenges, EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC
Sundaru, Heru. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
14
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Penerbit : Media
Kowalak, Jennifer P. 2011. Buku Ajar Fatofisiologi. Jakarta EGC.
15