Professional Documents
Culture Documents
TECHNOLOGY ACCEPTANCE
MODEL
(TAM)
DALAM
menggunakan
bagaimana
mahasiswa
sistem
e-portfolio
menggunakan
dan
(portofolio
ekeltronik),
menghargainya
dalam
mereka
terhadap
kegunaan
yang
dipersepsikan
(PU),
sistem
pembelajaran
e-portfolio
dan
berpotensi
cara-cara
mengubah
pembelajaran
sifat
mahasiswa
terpadu,
dukungan
sepanjang
hidup,
standard
dan
menawarkan
berbagai
tingkat
ketangguhan
dan
penggunaan
e-portfolio
dan
kemudian
sebaiknya
bisa
model
telah
dikembangkan
untuk
mengkaji
dan
diffusion theory (teori difusi inovasi) (Agarwal & Prasad, 1997, 1999;
Brancheau & Wetherbe, 1990). Akan tetapi, penelitian terkini telah
mengfokuskan pada Technology Acceptance Model (TAM) karena
penelitian itu berusaha memahami hubungan antara persepsi (seperti
persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan teknologi) dan perilaku
pemakaian.
Pembahasan-pembahasan yang terjadi dari debat akademik dan
penelitian sekitar munculnya penerimaan teknologi (Davis, 1993; Gao,
2005; Gong, Xu & Yu, 2004). Penelitian menunjukkan bahwa, walaupun
lembaga-lembaga telah melakukan banyak investasi dalam teknologi
pendidikan, banyak teknologi telah kurang dimanfaatkan atau ditinggalkan
sama sekali, karena keterbatasan penerimaan pengguna (Liu, Liao &
Pratt, 2009; Teo, 2009). Technology Acceptance Model (TAM) yang
dikembangkan oleh Davis (1989), menyatakan bahwa keberhasilan sistem
dapat ditentukan oleh penerimaan pengguna terhadap sistem itu, diukur
oleh tiga faktor berikut: PU, PEOU, dan sikap terhadap ATU sistem (Davis,
1989). Jika suatu sistem tidak mudah digunakan, maka sistem itu mungkin
tidak dipersepsikan sebagai sistem yang berguna. Menurut model itu,
persepsi
pengguna
tentang
kegunaan
sistem
dan
kemudahan
memanfaatkan
Technology
Acceptance
Model
(TAM)
dari
mereka
terhadap
teknologi
pendidikan
yang
telah
pendidikan
memberi
sistem
e-portfolio
komersial
atau
yang
diharapkan
dalam
mendukung
berbagai
prestasi
teman sebaya dan refleksi diri, maupun memberikan sarana untuk bentuk
penilaian pembelajaran yang lebih otentik (Kong, Shroff & Hung, 2009;
Orland-Barak, 2005; Pelliccione & Raison, 2009).
Walaupun sistem e-portfolio mungkin menawarkan ketangguhan dan
kemudahan kontrol, model rancangan dasar mungkin terbatas dan kaku
dalam kaitannya dengan bagaimana manangani arus dan penampilan isi
(misalnya, teks, multimedia dan penghubung jaringan yang disebut web
link). Umumnya sistem e-portfolio menggunakan fitur presentasi dan
bentuk-bentuk berbasis web yang terdiri dari bentuk-bentuk yang
terpasang tetap dan arus kerja yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memudahkan kreasi mahasiswa terhadap portofolio online untuk karya
akademik mereka. Fungsionalitas sistem e-portfolio adalah tantangan bagi
lembaga-lembaga yang berrencana menyebarkan atau memperbarui
sistem e-portfolio mereka. Salah satu tantangan itu adalah menentukan
apakah infrastruktur e-portfolio yang telah mapan dapat menawarkan
lingkungan yang menguntungkan bagi mahasiswa untuk membuat refleksi
produktif guna meningkatkan kualitas pembelajaran (Chau & Cheng,
2010). Abrani dan Barret (2005) mencatat bahwa sarana-sarana seperti
jurnal reflektif, survei laporan diri dan penuturan kisah digital dapat
memikat mahasiswa dalam refleksi, mendukung pembelajaran dan
mengfasilitasi kreasi portofolio. Selain itu, kriteria penerimaan teknologi
adalah
fundamental
untuk
memastikan
bahwa
sistem
e-portfolio
yang
mudah
digunakan,
maka
mereka
mungkin
(TAM) yang diusulkan oleh Davis (1989) adalah model sistem informasi
klasik yang dikembangkan untuk menjelaskan kelakukan pemakaian
komputer dan faktor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan teknologi.
Menurut teori ini, kelakuan pemakaian sistem informasi dijelaskan secara
predominan dengan niat kelakuan yang disebut behavioral intention pada
gilirannya ditentukan oleh dua faktor kepercayaan, yaitu PU dan PEOU.
akan
mengakibatkan
perbaikan
obyektif
dalam
kinerja
dengan
pengaruh
non
instrumen
terhadap
technology
peranan
yang
lebih
besar
dalam
penerimaan
yang
berkelanjutan.
TAM menganggap bahwa behavioral intention dibentuk sebagai
akibat dari proses pengambilan keputusan dibawah sadar (Venkatesh et
al., 2003). Model ini menentukan tiga faktor kepercayaan yang menonjol
dalam kaitannya dengan pemakaian dan penerimaan teknologi informasi:
PU, PEOU dan ATU (Ajzen & Fishbein, 2000; Davis, 1989). PU
didefinisikan
sebagai
tingkat
dimana
seseorang
percaya
bahwa
faktor yang memandu kelakuan yang akan datang atau penyebab niat
yang akhirnya mengarah pada perilaku tertentu. Dalam TAM, ATU disebut
sebagai efek evaluatif dari perasaan positif atau negatif individu dalam
melaksanakan kelakuan tertentu (Ajzen & Fishbein, 2000).
Model Penelitian dan Hipotesis
TAM digunakan dalam penelitian ini karena kemampuan prediktifnya
dalam penelitian-penelitian yang melibatkan mahasiswa (Kiraz & Ozdemir,
2006; Teo, 2009). Hubungan kausal antara teknologi PU, PEOU, ATU dan
BIU ditetapkan dalam TAM untuk mencerminkan lingkungan baru suatu
sistem e-portfolio. PU didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang
individu
percaya
bahwa
penggunaan
sistem
e-portfolio
akan
adalah
tingkat
dimana
seorang
individu
percaya
bahwa
penggunaan sistem itu akan bebas dari usaha kognitif. TAM menunjukkan
bahwan pemakaian aktual sistem itu ditentukan oleh BIU sistem itu dari
pengguna, yang ditentukan oleh sikap pengguna terhadap penggunaan
sistem itu dan kegunaan yang dipersepsikan dan kemudahan penggunaan
sistem itu (Davis et al., 1989). Secara bersama, PU dan PEOU adalah
pengaruh signifikan terhadap ATU, yang pada gilirannya mempengaruhi
BIU. Disamping itu, PEOU juga telah ditunjukkan berpengaruh signifikan
terhadap PEOU (Teo, 2009). Dengan cara yang sama, BIU sistem
diposisikan terpengaruh oleh ATU. Dalam kaitannya dengan tujuan
penelitian dan sesuai dengan literatur terkait, studi ini menguji hipotesishipotesis berikut:
H1
H2
H3
H4
media (seperti teks, gambar, video, audio) dalam lingkungan digital, tetapi
juga membuat para mahasiswa dapat menyusun artifak-artifak itu dengan
banyak cara untuk menunjukkan pembelajaran sepanjang waktu, untuk
berbagi kompetensi dan untuk menunjukkan penguasaan isi mata kuliah.
Oleh karena itu alasan-alasan memilih sistem e-portfolio juga meluas
melampoui
ketersediaan
dan
kenyamanan
sistem
manajemen
pembelajaran Blackboard 9 karena ia menyediakan berbagai solusi eportfolio yang dibangun sebelumnya dan struktur alat-alat yang bisa
dibiasakan.
Rancangan mata kuliah
Isi e-portfolio untuk masing-masing dari empat mata kuliah utama
adalah mengfokuskan pada refleksi pada artifak-artifak yang diunggah
pada sistem manajemen pembelajaran Blackboard 9. Para mahasiswa
dimina mengunggah karya mereka yang meliputi pengeposan video clips
dan penugasan-penugasan dan bagian-bagian penanggkapan terhadap
refleksi mereka atau bukti-bukti lain untuk membenarkan klaim perbaikan
mereka. Aspek penting dari partisipasi mahasiswa dalam pengembangan
portofolio mereka adalah meliputi bukti untuk menunjukkan hasil
pembelajaran, yang oleh karenanya para mahasiswa dikehendaki
menelusuri pengembangan dan kemajuan mereka melalui refleksi tertulis
yang dianggap sebagai komponen kritis dari proses portofolio utuh.
Skala pengukuran
Instrumen yang telah dilengkapi terdiri dari dua bagian (Lihat
Appendix). Bagian I dirancang untuk mengidentifikasi atribut-atribut
demografik responden. Ini berisi item-item kependudukan (demografi)
seperti tahun akademik, gender, penilaian diri, interaksi dan pengalaman
pemakaian e-portfolio mahasiswa. Pertanyaan-pertanyaan pada Bagian II
adalah berdasarkan pada studi-studi sebelumnya dengan modifikasimodifikasi untuk menyesuaikan konteks khusus dari pemakaian e-portfolio
dan selanjutnya dikembangkan dari skala TAM, diambil dari Davis et al.
(1989) dan Venkatesh et al. (2003). Semua konstruk dalam model
penelitian ini dioperasionalikan menggunakan skala standard dari literatur
masa lalu. Model TAM penelitian kami terdiri dari 20 butir (simak Tabel 1)
yang mengukur PU (5 butir), PEOU (5 butir), ATU (5 butir) dan BIU (5
butir). Skala jawaban untuk semua butir adalah skala Likert berkemas
positif, 7 point (Lam & Klokars, 1982) yang dikode 7 = sangat setuju; 6 =
cukup setuju; 5 = agak setuju; 4 = netral; 3 = agak tidak setuju; 2 = cukup
tidak setuju; 1 = sangat tidak setuju.
Pengumpulan Data
Versi berbasis web dan hard copy dari angket pemakaian e-portfolio
dibagikan pada 169 mahasiswa untuk diisi, dengan bantuan Instruktor
yang bertugas di masing-masing mata kuliah, dimana urutan butir-butir
soal diacak. Pengumpulan daftar pertanyaan ini menghasilkan 72 jawaban
data yang bisa digunakan. Untuk studi ini, uji tenaga (power test)
dilaksanakan untuk menemukan ukuran sampel yang sesuai yang
diperlukan untuk menyediakan uji tenaga yang sesuai. Hasilnya
menunjukkan bahwa ukuran sampel 72 adalah cukup untuk deteksi,
dengan tenaga yang sama dengan 0,80. Dengan ukuran 72, studi ini
mempunyai tenaga 0,783 untuk menghasilkan hasil yang statistik
signifikan, mendekati angka 0,80, ambang batas yang umumnya diterima
dalam analisis ini (Cohen, 1977). Data-data yang dikumpulkan dari 72
jawaban atau respons itu dianalisis untuk memberi bukti atas validitas dan
reliabilitas angket pemakaian e-portfolio.
Hasil dan analisis
Proses
analisis
mengukuti
inten
studi.
Pertama,
validitas
alfa
Cronbach
(1951).
Validitas
konstruk
dinilai
yang
berinterkorelasi
dengan
faktor-faktor
lain.
Jadi,
hasilnya
menunjukkan
rangkuman
ukuran
kecocokan
model
penelitian
untuk
menyeleidiki
generalisabilitas
memperluas
TAM
pada
berbagai
tingkat
technology
juga
menunjukkan
PEOU
berpengaruh
signifikan
terhadap
PU.
Penjelasannya adalah bahwa mahasiswa mau mengadopsi sistem eportfolio, dan ini bisa menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung
mengfokuskan pada kegunaan teknologi itu sendiri.
Studi ini tidak menemukan hubungan signifikan antara PU, ATU dan
BIU untuk menggunakan sistem e-portfolio. Akan tetapi, ini sesuai dengan
temuan-temuan lain yang menunjukkan bahwa peranan ATU dan TAM
telah tidak konklusif. Misalnya, Davis et al. (1989) menemukan bahwa
peranan
ATU
haanya
sederhana
dalam
memprediksi
technology
tenaga
pengajar
telah
meningkat
pada
tahun-tahun
belakangan
ini,
technology
acceptance
dan
pemakaiannya
terus