You are on page 1of 17

ANALISIS

TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL

(TAM)

DALAM

MENELITI NIAT MAHASISWA MENGGUNAKAN SISTEM E-PORTFOLIO


Pada tahun-tahun terakhir ini, instruktor telah semakin berminat
menyatukan teknologi berbasis Internet ke ruang kelasnya sebagai bagian
dari lingkungan pembelajaran. Dibandingkan dengan studi tentang sistem
informasi lain, sikap pengguna mahasiswa terhadap e-portfolio belum
dinilai dan dipahami dengan seksama. Makalah ini menganalisis
Technology Acceptance Model (TAM) dalam rangka meneliti niat
mahasiswa

menggunakan

bagaimana

mahasiswa

sistem

e-portfolio

menggunakan

dan

(portofolio

ekeltronik),

menghargainya

dalam

kerangka khusus suatu mata kuliah. E-portfolio Usage Questionnare


(angket kegunaan e-portfolio) dikembangkan menggunakan skala-skala
yang ada dari instrumen TAM sebelumnya dan dimodifikasi bilamana
cocok. 72 partisipan menyelesaikan angket survei dengan mengukur
jawaban

mereka

terhadap

kegunaan

yang

dipersepsikan

(PU),

kemudahan penggunaan yang dipersepsikan (PEOU), sikap terhadap


kegunaan (ATU) dan niat menggunakan (BIU) sistem e-portfolio. Hasil
studi menunjukkan bahwa PEOU mahasiswa berpengaruh signifikan
terhadap PU. Selanjutnya penelitian menunjukkan bahwa karakteristikkarakteristik individu dan faktor-faktor teknologi dapat berpengaruh
signifikan terhadap instruktor untuk menerima e-portfolio ke mata kuliah
mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa TAM adalah sebuah model teoritis
dimana validitasnya dapat meluas ke konteks e-portfolio.
Pendahuluan
Pemanfaatan
lingkungan

sistem

pembelajaran

e-portfolio
dan

berpotensi

cara-cara

mengubah

pembelajaran

sifat

mahasiswa

ditingkatkan melalui modus-modus pembelajaran yang berbeda-beda


(Ayala, 2006). E-portfolio membuat informasi bisa disimpan, diakses,
diperbarui, dan disajikan dalam berbagai format elektronik sebagai

simpanan atau bukti prestasi dan pembelajaran mahasiswa (Chau &


Cheng, 2012; Guide, 2006). Kriteria-kriteria untuk keberhasilan sistem eportfolio adalah kemudahan penggunaan, kekuatan dalam arsitektur
teknologi

terpadu,

dukungan

sepanjang

hidup,

standard

dan

transportabilitas (Jafari, 2002). Sesudah itu, sistem e-portfolio yang


berbeda-beda

menawarkan

berbagai

tingkat

ketangguhan

dan

kemudahan kontrol dalam kaitannya dengan penanganan arus dan


penampilan isi (misalnya, teks, multimedia dan penghubung jaringan).
Akan tetapi, implementasi representasi di lembaga tidak hanya mahal
tetapi juga bisa mendatangkan masalah tingkat adopsi rendah terhadap
teknologi itu oleh mahasiswa (Joyes, Gray & Hartnell-Young, 2010;
Lambert & Corrin, 2007; Zhang, Olfman & Reethan, 2007). Keramahan
pengguna dan penerimaan pengguna sistem e-portfolio adalah dua
diantara syarat-syarat

yang paling problematis untuk dipenuhi ketika

pengguna diketahui cepat frustrasi dan hanya meninggalkan aplikasi


yang membingungkan (Jafari, 2004). Untuk meningkatkan tingkat
penerimaan mahasiswa, pengurus sistem dan pendidik sebaiknya bisa
mengidentifikasi berbagai preferensi mahasiswa, niat-nya, dan maksudmaksud

penggunaan

e-portfolio

dan

kemudian

sebaiknya

bisa

memadukan faktor-faktor ini kedalam proses pengembangan, terutama


pada tahap awal (Abrami & Barret, 2005).
Beberapa

model

telah

dikembangkan

untuk

mengkaji

dan

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi


komputer. Model-model teoritis yang digunakan untuk menyelidiki
penerimaan pengguna, adopsi dan sikap penggunaan meliputi theory of
reasoned action (TRA) yang kira-kira mempunyai arti teori perbuatan yang
beralasan (Ajzen & Fishbein, 1980; Fishbein & Ajzen, 1975), theory of
planned behavior (teori perilaku terrencana/TPB) (Ajzen, 1991; Mathieson,
1991), technology accpetance model (TAM) (Davis, 1989; Davis, Bagozzi
& Warshaw, 1989), decomposed theory of planned behavior (dekomposisi
teori perilaku yang terrencana) (Taylor & Todd, 1995), dan innovation

diffusion theory (teori difusi inovasi) (Agarwal & Prasad, 1997, 1999;
Brancheau & Wetherbe, 1990). Akan tetapi, penelitian terkini telah
mengfokuskan pada Technology Acceptance Model (TAM) karena
penelitian itu berusaha memahami hubungan antara persepsi (seperti
persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan teknologi) dan perilaku
pemakaian.
Pembahasan-pembahasan yang terjadi dari debat akademik dan
penelitian sekitar munculnya penerimaan teknologi (Davis, 1993; Gao,
2005; Gong, Xu & Yu, 2004). Penelitian menunjukkan bahwa, walaupun
lembaga-lembaga telah melakukan banyak investasi dalam teknologi
pendidikan, banyak teknologi telah kurang dimanfaatkan atau ditinggalkan
sama sekali, karena keterbatasan penerimaan pengguna (Liu, Liao &
Pratt, 2009; Teo, 2009). Technology Acceptance Model (TAM) yang
dikembangkan oleh Davis (1989), menyatakan bahwa keberhasilan sistem
dapat ditentukan oleh penerimaan pengguna terhadap sistem itu, diukur
oleh tiga faktor berikut: PU, PEOU, dan sikap terhadap ATU sistem (Davis,
1989). Jika suatu sistem tidak mudah digunakan, maka sistem itu mungkin
tidak dipersepsikan sebagai sistem yang berguna. Menurut model itu,
persepsi

pengguna

tentang

kegunaan

sistem

dan

kemudahan

penggunaan mengakibatkan niat perilaku untuk menggunakan (atau tidak


menggunakan) sistem itu (Davis et al., 1989; Nov & Ye, 2008). Jadi, tujuan
dari studi ini adalah untuk meneliti hubungan niat perilaku menggunakan
(BIU) sistem e-portfolio oleh mahasiswa dengan faktor-faktor PU yang
sudah diseleksi, PEOU, dan ATU, dan mengembangkan model umum
penerimaan e-portfolio.
Pertanyaan penelitian berikut berusaha meneliti kegunaan sistem
yang

memanfaatkan

Technology

Acceptance

Model

(TAM)

dari

mahasiswa-mahasiswa: Apa PU, PEOU dan ATU mahasiswa terhadap


sistem e-portfolio yang memberitahukan BIU sistem dari mahasiswa?
Secara spesifik, kami berusaha lebih memahami bagaimana faktor-faktor
ini mendukung penerimaan teknologi dalam kaitannya dengan sistem e-

portfolio. Pemahaman yang seksama terhadap model Technology


Acceptance Model (TAM) bisa membantu kita menganalisis alasan-alasan
atas penolakan terhadap teknologi dan selanjutnya akan memungkinkan
kita untuk mengambil ukuran-ukuran yang efisien guna memperbaiki
penerimaan/pemakaian teknologi oleh pengguna. Menurut Davis (1989),
para praktisi mengevaluasi sistem untuk dua tujuan berikut: (1) untuk
memprediksi asseptabilitas dan (2) untuk mendiagnosis alasan-alasan
yang mengakibatkan kekurangan penerimaan dan melakukan ukuranukuran yang wajar guna memperbaiki penerimaan pengguna. Secara
keseluruhan, Technology Acceptance Model (TAM) telah menerima
dukungan empirik karena kuatnya dalam memprediksi adopsi teknologi
dalam berbagai konteks dan dengan berbagai teknologi (Gao, 2005;
McKinnon & Igonor, 2008; Park, 2009; Sugar, Crawley & Fine, 2004; Teo,
2009). Relevansi untuk studi ini adalah bahwa pemeriksaan pemakaian
sistem e-portfolio oleh mahasiswa dapat memberi kontribusi pada
penerimaan

mereka

terhadap

teknologi

pendidikan

yang

telah

dikembangkan secara spesifik untuk merespons permintaan pendidikan


guru terkini.
Latar Belakang dn Kerangka Teori
Langkah-langkah awal dalam adopsi teknologi informasi adalah
menetapkan apa maksud yang akan diutarakan oleh sistem dan fungsi
apa yang diperlukan oleh lembaga. Untuk sistem e-portfolio, langkahlangkah ini adalah merupakan tugas yang sangat menantang dalam
menetapkan definisi atau kesesuaian fungsionbalitas standard satu
ukuran cocok untuk semua yang disebut one size fits all (Zhang, et al.,
2007). Karena pemakaian Internet terus meningkat, maka banyak
lembaga

pendidikan

memberi

sistem

e-portfolio

komersial

atau

membangun sendiri. Lembaga-lembaga pendidikan yang lebih tinggi mulai


menyebarkan sistem e-portfolio untuk mengambil keuntungan dari
perolehan

yang

diharapkan

dalam

mendukung

berbagai

prestasi

mahasiswa, baik sebagai

lemari kaca karya mahasiswa, bagi teman-

teman sebaya dan refleksi diri, maupun memberikan sarana untuk bentuk
penilaian pembelajaran yang lebih otentik (Kong, Shroff & Hung, 2009;
Orland-Barak, 2005; Pelliccione & Raison, 2009).
Walaupun sistem e-portfolio mungkin menawarkan ketangguhan dan
kemudahan kontrol, model rancangan dasar mungkin terbatas dan kaku
dalam kaitannya dengan bagaimana manangani arus dan penampilan isi
(misalnya, teks, multimedia dan penghubung jaringan yang disebut web
link). Umumnya sistem e-portfolio menggunakan fitur presentasi dan
bentuk-bentuk berbasis web yang terdiri dari bentuk-bentuk yang
terpasang tetap dan arus kerja yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memudahkan kreasi mahasiswa terhadap portofolio online untuk karya
akademik mereka. Fungsionalitas sistem e-portfolio adalah tantangan bagi
lembaga-lembaga yang berrencana menyebarkan atau memperbarui
sistem e-portfolio mereka. Salah satu tantangan itu adalah menentukan
apakah infrastruktur e-portfolio yang telah mapan dapat menawarkan
lingkungan yang menguntungkan bagi mahasiswa untuk membuat refleksi
produktif guna meningkatkan kualitas pembelajaran (Chau & Cheng,
2010). Abrani dan Barret (2005) mencatat bahwa sarana-sarana seperti
jurnal reflektif, survei laporan diri dan penuturan kisah digital dapat
memikat mahasiswa dalam refleksi, mendukung pembelajaran dan
mengfasilitasi kreasi portofolio. Selain itu, kriteria penerimaan teknologi
adalah

fundamental

untuk

memastikan

bahwa

sistem

e-portfolio

digunakan dengan efektif oleh mahasiswa.


Aplikasi model Technology Acceptance Model (TAM) akan nampak
terindikasi baik untuk memahami isu-isu konseptual yang berkaitan
dengan penggunaan e-portfolio. Penggunaan TAM dipredikatkan pada
orang-orang yang mempunyai kendali apakah mereka menggunakan
sistem itu atau tidak (Pearlson & Saunders, 2006). Faktor-faktor dalam
model ini, yaitu PU, PEOU, dan ATU, adalah mewakili atribut-atribut atau
karakteristik-karakteristik sistem, seperti rancangan keseluruhan dan fitur-

fitur sistem itu, ketrampilan dan kapabilitas pengguna, dan kepercayaan


dan sikap pengguna terhadap sistem itu (Davis, 1989; Gao, 2005; Ma &
Liu, 2005; McKinnon & Igonor, 2008). BIU adalah faktor penting yang
menentukan apakah pengguna benar-benar akan memanfaatkan sistem
itu. Misalnya, Yi dan Hwang (2003) menemukan pengaruh langsung dan
signifikan ( = 0,19; p < 0,001) antara niat perilaku dan pemakaian aktual
lingkungan berbasis web dalam studi mereka. Penggunaan model TAM
untuk memahami persepsi mahasiswa terhadap sistem e-portfolio dan
penggunaan masa depan potensial adalah berdasarkan pada asumsiasumsi berikut:
1. Jika mahasiswa mempersepsikan sistem e-portfolio sebagai
sistem yang berguna dan mudah digunakan, maka mereka
mungkin mempunyai sikap positif terhadap penggunaan sistem
itu.
2. Jika mahasiswa mempersepsikan sistem e-portfolio sebagai
sistem

yang

mudah

digunakan,

maka

mereka

mungkin

mempunyai sikap positif terhadap kegunaan sistem itu.


3. Jika mahasiswa mempunyai sikap positif terhadap sistem itu,
mereka mungkin menggunakan sistem itu dengan sering dan
intensif dan mungkin mempunyai niat yang menguntungkan
terhadap penggunaan sistem itu.
Beberapa model telah dikembangkan pada tiga dasa warsa yang lalu
untuk menyelidiki variabel-variabel yang mempengaruhi penerimaan
teknologi individu (Agarwal & Prasad, 1988; Morris & Dillon, 1997;
Thomson, Compeau & Higgins, 2006).

Technology Acceptance Model

(TAM) yang diusulkan oleh Davis (1989) adalah model sistem informasi
klasik yang dikembangkan untuk menjelaskan kelakukan pemakaian
komputer dan faktor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan teknologi.
Menurut teori ini, kelakuan pemakaian sistem informasi dijelaskan secara
predominan dengan niat kelakuan yang disebut behavioral intention pada
gilirannya ditentukan oleh dua faktor kepercayaan, yaitu PU dan PEOU.

Dengan memanipulasi dua faktor ini, maka pengembang sistem dapat


mempunyai kontrol yang lebih baik atas kepercayaan pengguna mengenai
sistem itu, dan sesudah itu, behavioral intention dan pemakaian mereka
terhadap sistem itu.
Dillon dan Morris (1998) mendefinisikan penerimaan teknologi yang
disebut technology acceptance sebagai kemauan yang dapat ditunjukkan
dalam kelompok pengguna untuk menggunakan teknologi informasi (IT)
untuk tugas-tugas IT itu dirancang untuk mendukung (h. 5). Tema-tema
yang dominan dalam penelitian adalah terutama mengfokuskan pada
pengaruh instrumen, yang menyelidiki keputusan-keputusan penerimaan
yang melibatkan kepercayaan mengenai bagaimana menggunakan
teknologi

akan

mengakibatkan

perbaikan

obyektif

dalam

kinerja

(Thompson et al., 2006). Thompson et al. membantah bahwa pendekatan


ini mungkin telah mempunyai efek terbatas terhadap penelitian teknologi
dan memperluas penelitian mereka untuk mencakup konsep-konsep yang
berkaitan

dengan

pengaruh

non

instrumen

terhadap

technology

acceptance. TAM menunjukkan bahwa PU dan PEOU adalah menentukan


BIU sistem individu. Hu et al. (1999) mengemukakan bahwa banyak faktor
mempengaruhi penerimaan teknologi awal, tetapi determinan fundamental
memainkan

peranan

yang

lebih

besar

dalam

penerimaan

yang

berkelanjutan.
TAM menganggap bahwa behavioral intention dibentuk sebagai
akibat dari proses pengambilan keputusan dibawah sadar (Venkatesh et
al., 2003). Model ini menentukan tiga faktor kepercayaan yang menonjol
dalam kaitannya dengan pemakaian dan penerimaan teknologi informasi:
PU, PEOU dan ATU (Ajzen & Fishbein, 2000; Davis, 1989). PU
didefinisikan

sebagai

tingkat

dimana

seseorang

percaya

bahwa

penggunaan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989).


PEOU adalah Sejauhmana seseorang percaya bahwa penggunaan
sistem tertentu akan bebas dari usaha (Davis, 1989). PU dan PEOU
dipandang sebagai faktor-faktor kognitif. ATU adalah sejauhmana

seorang individu mengevaluasi dan mengkaitkan sistem target dengan


pekerjaannya (Davis, 1993).

ATU telah diidentifikasi sebagai sebuah

faktor yang memandu kelakuan yang akan datang atau penyebab niat
yang akhirnya mengarah pada perilaku tertentu. Dalam TAM, ATU disebut
sebagai efek evaluatif dari perasaan positif atau negatif individu dalam
melaksanakan kelakuan tertentu (Ajzen & Fishbein, 2000).
Model Penelitian dan Hipotesis
TAM digunakan dalam penelitian ini karena kemampuan prediktifnya
dalam penelitian-penelitian yang melibatkan mahasiswa (Kiraz & Ozdemir,
2006; Teo, 2009). Hubungan kausal antara teknologi PU, PEOU, ATU dan
BIU ditetapkan dalam TAM untuk mencerminkan lingkungan baru suatu
sistem e-portfolio. PU didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang
individu

percaya

bahwa

penggunaan

sistem

e-portfolio

akan

meningkatkan kinerjanya dalam mata kuliah atau bidang studi, sementara


PEOU

adalah

tingkat

dimana

seorang

individu

percaya

bahwa

penggunaan sistem itu akan bebas dari usaha kognitif. TAM menunjukkan
bahwan pemakaian aktual sistem itu ditentukan oleh BIU sistem itu dari
pengguna, yang ditentukan oleh sikap pengguna terhadap penggunaan
sistem itu dan kegunaan yang dipersepsikan dan kemudahan penggunaan
sistem itu (Davis et al., 1989). Secara bersama, PU dan PEOU adalah
pengaruh signifikan terhadap ATU, yang pada gilirannya mempengaruhi
BIU. Disamping itu, PEOU juga telah ditunjukkan berpengaruh signifikan
terhadap PEOU (Teo, 2009). Dengan cara yang sama, BIU sistem
diposisikan terpengaruh oleh ATU. Dalam kaitannya dengan tujuan
penelitian dan sesuai dengan literatur terkait, studi ini menguji hipotesishipotesis berikut:
H1

: PU akan berpengaruh signifikan terhadap ATU.

H2

: PEOU akan berpengaruh signifikan terhadap ATU

H3

: PEOU akan berpengaruh signifikan terhadap PU

H4

: ATU akan berpengaruh signifikan terhadap BIU sistem eportfolio.

Hipotesis-hipotesis ini memunculkan model penelitian (lihat Figure 1)


yang digabarkan sebagai skema hubungan sebab dan akibat dan
digunakan sebagai titik keberangkatan untuk penelitian ini. Kotok-kotak itu
mewakili konstruk-konstruk yang diukur dengan berbagai item, dengan
anak panah yang mewakili hipotesis 1 s/d 4.
Figure 1: Model penelitian konseptual (Davis et al., 1989)
Metodologi Penelitian
Lingkungan penelitian
Jumlah 169 mahasiswa S1 (N = 169) yang terdaftar dalam Program
Sarjana Pendidikan (BEd) di Institut Pendidikan Hong Kong (HKIEd)
merupakan kelompok subyek yang memadai, yang cocok dalam konteks
dan tujuan dari studi ini.
Seleksi empat mata kuliah adalah berdasarkan pada berikut ini:
Pertama, struktur mata kuliah dan isi memberi cukup peluang bagi
mahasiswa untuk berinteraksi dengan sistem e-portfolio. Kedua, aktivitas
dan penilaian pembelajaran dalam bentuk refleksi diri disusun dalam
rancangan dan organisasi mata kuliah. Mata kuliah berjalan dari semester
Musim Semi bulan Januari 2010 sampai Mei 2010 selama periode sekitar
12 minggu. Instruktor mata kuliah menggunakan sistem e-portfolio
Blackboard 9.
Teknologi
Sistem e-portfolio Blackboard 9 dipilih untuk melengkapi studi ini
karena dua alasan berikut. Pertama, sistem manajemen pembelajaran
Blackboard 9 adalah sumberdaya yang tersedia yang dicapai oleh HKIEd.
Kedua, sistem e-portfolio Blackboard 9 tidak hanya mengijinkan para
mahasiswa untuk mengumpulkan dan menyusun arifak berbagai bentuk

media (seperti teks, gambar, video, audio) dalam lingkungan digital, tetapi
juga membuat para mahasiswa dapat menyusun artifak-artifak itu dengan
banyak cara untuk menunjukkan pembelajaran sepanjang waktu, untuk
berbagi kompetensi dan untuk menunjukkan penguasaan isi mata kuliah.
Oleh karena itu alasan-alasan memilih sistem e-portfolio juga meluas
melampoui

ketersediaan

dan

kenyamanan

sistem

manajemen

pembelajaran Blackboard 9 karena ia menyediakan berbagai solusi eportfolio yang dibangun sebelumnya dan struktur alat-alat yang bisa
dibiasakan.
Rancangan mata kuliah
Isi e-portfolio untuk masing-masing dari empat mata kuliah utama
adalah mengfokuskan pada refleksi pada artifak-artifak yang diunggah
pada sistem manajemen pembelajaran Blackboard 9. Para mahasiswa
dimina mengunggah karya mereka yang meliputi pengeposan video clips
dan penugasan-penugasan dan bagian-bagian penanggkapan terhadap
refleksi mereka atau bukti-bukti lain untuk membenarkan klaim perbaikan
mereka. Aspek penting dari partisipasi mahasiswa dalam pengembangan
portofolio mereka adalah meliputi bukti untuk menunjukkan hasil
pembelajaran, yang oleh karenanya para mahasiswa dikehendaki
menelusuri pengembangan dan kemajuan mereka melalui refleksi tertulis
yang dianggap sebagai komponen kritis dari proses portofolio utuh.
Skala pengukuran
Instrumen yang telah dilengkapi terdiri dari dua bagian (Lihat
Appendix). Bagian I dirancang untuk mengidentifikasi atribut-atribut
demografik responden. Ini berisi item-item kependudukan (demografi)
seperti tahun akademik, gender, penilaian diri, interaksi dan pengalaman
pemakaian e-portfolio mahasiswa. Pertanyaan-pertanyaan pada Bagian II
adalah berdasarkan pada studi-studi sebelumnya dengan modifikasimodifikasi untuk menyesuaikan konteks khusus dari pemakaian e-portfolio

dan selanjutnya dikembangkan dari skala TAM, diambil dari Davis et al.
(1989) dan Venkatesh et al. (2003). Semua konstruk dalam model
penelitian ini dioperasionalikan menggunakan skala standard dari literatur
masa lalu. Model TAM penelitian kami terdiri dari 20 butir (simak Tabel 1)
yang mengukur PU (5 butir), PEOU (5 butir), ATU (5 butir) dan BIU (5
butir). Skala jawaban untuk semua butir adalah skala Likert berkemas
positif, 7 point (Lam & Klokars, 1982) yang dikode 7 = sangat setuju; 6 =
cukup setuju; 5 = agak setuju; 4 = netral; 3 = agak tidak setuju; 2 = cukup
tidak setuju; 1 = sangat tidak setuju.
Pengumpulan Data
Versi berbasis web dan hard copy dari angket pemakaian e-portfolio
dibagikan pada 169 mahasiswa untuk diisi, dengan bantuan Instruktor
yang bertugas di masing-masing mata kuliah, dimana urutan butir-butir
soal diacak. Pengumpulan daftar pertanyaan ini menghasilkan 72 jawaban
data yang bisa digunakan. Untuk studi ini, uji tenaga (power test)
dilaksanakan untuk menemukan ukuran sampel yang sesuai yang
diperlukan untuk menyediakan uji tenaga yang sesuai. Hasilnya
menunjukkan bahwa ukuran sampel 72 adalah cukup untuk deteksi,
dengan tenaga yang sama dengan 0,80. Dengan ukuran 72, studi ini
mempunyai tenaga 0,783 untuk menghasilkan hasil yang statistik
signifikan, mendekati angka 0,80, ambang batas yang umumnya diterima
dalam analisis ini (Cohen, 1977). Data-data yang dikumpulkan dari 72
jawaban atau respons itu dianalisis untuk memberi bukti atas validitas dan
reliabilitas angket pemakaian e-portfolio.
Hasil dan analisis
Proses

analisis

mengukuti

inten

studi.

Pertama,

validitas

penggunaan model dalam kaitannya dengan penyelidikan dianalisis.


Dengan telah menetapkan validitas dan hubungan konstruk yang tangguh,
hasil data-data peneliti kemudian dianalisis. Ini diikuti dengan pengujian

hipotesis dengan menilai kecocokan model menggunakan berbagai indeks


dan mengevaluasi model penelitian.
Statistik deskriptif
Statistik deskriptif terhadap 4 faktor ditunjukkan pada Tabel 1. Semua
rerata (mean) adalah di atas titik tengah 3,00. Standard deviasi berkisar
dari 1,22 sampai 1,50 yang menunjukkan sebaran sempit sekitar rerata
itu.
Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas konstruk butir-butir dalam instrumen ini,
analisis faktor konfirmasi dilaksanakan dan reliabilitas faktor-faktor dinilai
menggunakan

alfa

Cronbach

(1951).

Validitas

konstruk

dinilai

menggunakan analisis faktor confirmasi (CFA) guna menguji kecocokan


data dengan model itu. Tabel 2 menunjukkan pembebanan faktor angket
pemakaian e-portfolio untuk sampel 72 mahasiswa menggunakan
mahasiswa individu sebagai satuan analisis. Hasil CFA menunjukkan
bahwa skala itu tidak hanya reliabel, tetapi juga valid untuk faktor-faktor
yang dikaji.
Faktor-faktor dianalisis menggunakan alfa Cronbach (Crombach,
1951, 1970). Semua ukuran yang digunakan dalam studi ini menunjukkan
konsistensi intern yang bagus sekali, berkisar dari 0,904 sampai 0,914
(simak Tabel 3), yang oleh karenanya melebihi estimasi reliabilitas ( =
0,70) yang direkomendasikan oleh Nunnally (1967).
Validitas diskriminan
Validitas diskriminan dinilai dengan menginspeksi korelasi antara 4
faktor (Bagozzi & Phillips, 1991). Tabel 4 menunjukkan extraksi varians
rata-rata (AVE) untuk masing-masing faktor dan menunjukkan bahwa
pertanyaan-pertanyaan untuk masing-masing faktor yang berkorelasi
dengan masing-masing faktor lain tetapi dibawah ambang batas untuk

yang

berinterkorelasi

dengan

faktor-faktor

lain.

Jadi,

hasilnya

menunjukkan bahwa validitas diskriminan dan konvergen ukuran-ukuran


itu adalah masuk akal.
Tabel

menunjukkan

rangkuman

ukuran

kecocokan

model

keseluruhan. Model ini dianggap valid, sebagaimana dibuktikan dengan


indeks kecukupan seperti statistik chi kuadrat, X 2 (N = 72) = 258, p < 0,01.
Statistik chi kuadrat adalah indeks intuitif untuk kebaikan kecocokan
pengukuran antara data dan model. Sebagaimana direkomendasikan oleh
Hair, Anderson, Tatham & Black (2003), beberapa indeks kecocokan lain
diteliti. Menurut Gofen, Straub & Boudreau (2000) dan Hair et al. (2003),
kebaikan indeks kecocokan (GFI), indeks kecocokan komparatif (CFI) dan
indeks kecocokan norma (NFI) adalah paling bagus jika diatas 0,90 dan
menunjukkan penerimaan marjinal jika diatas 0,80, kabaikan indeks
kecocokan yang disesuaikan (AGFI)

diatas 0,80 dan residual akar

kuadrat rerata (RMR) dibawah 0,05. Indeks kecocokan ini menunjukkan


bahwa model pengukuran yang diusulkan menunjukkan kecocokan bagus
dengan data-data

yang dikumpulkan. Studi ini cukup erat untuk

mengemukakan bahwa kecocokan model adalah cukup untuk menilai


hasil untuk model struktur. Jadi, kami bisa proses meneliti koefisien path
dari model struktur itu.
Pengujian hipotesis
Studi ini menggunakan pendekatan pemodelan Persamaan struktur
untuk mengembangkan sebuah model yang menggambarkan hubungan
antara 4 faktor dalam studi ini: PU, PEOU, ATU dan BIU untuk
menggunakan sistem e-portfolio. Tabel 6 menunjukkan hasil uji hipotesis
dengan mengkonfirmasi adanya hubungan statistik signifikan dalam arah
yang diprediksi dari model penelitian yang diusulkan. Secara keseluruhan,
2 dari 4 hipotesis itu diterima oleh data itu. Sesuai dengan penelitian
sebelumnya (Davis, 1989; Hu, Chau, Sheng & Tam, 1999), PEOU
berpengaruh signifikan terhadap ATU, PU tidak berpengaruh signifikan

terhadap ATU. Selain itu, PEOU berpengaruh signifikan terhadap PU,


dengan p < 0,05.
Model struktur dan hipotesis diuji dengan meneliti koefisien path dan
signifikansinya. Koefisien path ditunjukkan pada Figure 2. Sesuai dengan
hipotesis kami, PEOU menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ATU
(path = 0,30). Dengan cara yang sama, PEOU menunjukkan pengaruh
signifikan terhadap PU (path = 0,71). Link (penghubung) antara PU dan
ATU (path = 0,67) dan ATU dan BIU (path = 0,93) adalah tidak signifikan
pada taraf varians (perbedaan) 0,5. Temuan ini mendukung penelitian
sekarang yang menunjukkan hubungan kuat antara PEOU, PU dan ATU
(Teo, 2009).
Kelemahan dan penelitian selanjutnya
Ada beberapa kelemahan atau kekurangan dari studi ini yang perlu
dipertimbangkan. Pertama, fakta bahwa mahasiswa adalah individu,
dengan kepercayaan mereka sendiri dan nilai-nilai mereka sendiri,
mungkin mempunyai dampak signifikan terhadap disposisi mereka, dalam
studi ini, kami mengandalakan pada ukuran-ukuran yang dilaporkan diri
terhadap konstruk-konstruk yang diusulkan. Karena konstruk-konstruk ini
terbentuk dari koefisien persepsi individu terhadap fenomena pribadi,
maka metode-metode laporan diri adalah penting. Sekalipun demikian,
karya yang akan datang bisa menurunkan bauran potensial melalui
rancangan membujur, prosedur obyektif dan penggunaan ukuran-ukuran
perilaku. Kedua, studi ini mungkin tidak secara penuh menangkap
kompleksitas atau periodisitas pemakaian sistem e-portfolio. Oleh karena
itu, hasil studi ini sebaiknya dipandang sebagai bukti pendahuluan
mengenai pemeriksaan hubungan niat menggunakan sistem e-portfolio
oleh mahasiswa. Terakhir, karya selanjutnya bisa dilengkapi dengan
ukuran-ukuran obyektif lain untuk menghindari bias respons dan
karakteristik-karakteristik permintaan subyek.

Penelitian selanjutnya dapat meliputi studi-studi yang menyatukan


TAM dan efikasi diri komputer (CSE), dengan pandangan untuk meneliti
kombinasi kemampuan prediktif guna menjelaskan BIU antara para
pengguna teknologi dalam pendidikan. Menurut Agarwal, Sambamurthy
dan Stair (2000), konstruk tambahan dari CSE telah sering dihubungkan
dengan penelitian technology acceptance. Thompson et al. (2006)
merekomendasikan

penelitian

untuk

menyeleidiki

generalisabilitas

persepsi CSE dan untuk meneliti pengaruhnya dalam TAM. Akhirnya,


instrumen resultan dapat digunakan dalam penelitian yang akan datang
untuk menguji bagaimana para mahasiswa menilai, mengadopsi dan
menerima sistem e-portfolio dalam lingkungan pembelajaran mereka dan
membantu

memperluas

TAM

pada

berbagai

tingkat

technology

acceptance. Model TAM menyediakan pemahaman sistematis niat


mahasiswa menggunakan sistem e-portfolio; pemahaman semacam itu
dapat membantu pendidik meneliti atau memeriksa asumsi-asumsi
tentang persepsi mahasiswa mengenai nilai dan penerimaan teknologi
baru.
Pembahasan dan kesimpulan
Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan apakah TAM dapat
diterapkan secara sah dalam paradigma dengan meneliti hubungan niat
mahasiswa menggunakan sistem e-portfolio dengan faktor-faktor yang
dipilih dari PU, PEOU dan ATU.
Menurut penelitian sebelumnya (Davis, 1989; Hu et al., 1999), PEOU
berpengaruh signifikan terhadap ATU. Penjelasan adalah bahwa jika
mahasiswa mempersepsikan sistem e-portfolio sebagai sistem yang
mudah digunakan dan hampir bebas dari usaha mental, mereka bisa
mempunyai sikap menguntungkan terhadap kegunaan sistem itu. Temuantemuan ini mendukung penelitian sekarang yang menunjukkan bahwa
perasaan positif pengguna terhadap PEOU adalah berkaitan dengan
penggunaan teknologi yang berkelanjutan (Yildirim, 2000). Hasil studi ini

juga

menunjukkan

PEOU

berpengaruh

signifikan

terhadap

PU.

Penjelasannya adalah bahwa mahasiswa mau mengadopsi sistem eportfolio, dan ini bisa menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung
mengfokuskan pada kegunaan teknologi itu sendiri.
Studi ini tidak menemukan hubungan signifikan antara PU, ATU dan
BIU untuk menggunakan sistem e-portfolio. Akan tetapi, ini sesuai dengan
temuan-temuan lain yang menunjukkan bahwa peranan ATU dan TAM
telah tidak konklusif. Misalnya, Davis et al. (1989) menemukan bahwa
peranan

ATU

haanya

sederhana

dalam

memprediksi

technology

acceptance dan mungkin bahwa pengguna boleh menggunakan teknologi


bahkan jika mereka tidak mempunyai sikap positif terhadap teknologi
selama ini dipersepsikan bermanfaat atau mudah digunakan. Ini didukung
oleh Teo dan van Schalk (2009) yang menemukan bahwa sikap terhadap
penggunaan komputer tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat
menggunakan.
Studi ini adalah sebuah langkah terhadap penelitian persepsi
pemakaian sistem e-portfolio mahasiswa yang menberitahukan ATU dan
BIU sistem. Sistem e-portfolio adalah subset dari teknologi-teknologi elearning berbasis Internet, yang jika dimanfaatkan bisa kekurangan
evaluasi yang layak dalam kaitannya dengan rancangan, pengembangan,
penilaian dan standard. Ketika menyeleksi sistem e-portfolio untuk adopsi,
penting mengidentifikasi fitur-fitur seperti jenis-jenis artifak dan kapabilitas
kolaborasi dan komunikasi yang didukung dengan penilaian, dan refleksi
dan berbagai fiturs menyesuaikan kebutuhan pengguna akhir (Swan,
2009). Pengembang sistem informasi perlu mempertimbangkan proses
pengembangan dan implementasi dalam kaitannya dengan peningkatan
tingkat penerimaan oleh pengguna akhir dan oleh karena itu memprediksi
berbagai komponen sistem, termasuk interface, dengan cara yang
menjamin kepuasan pengguna akhir yang potensial.
Walaupun munculnya
pendidikan

tenaga

pemakaian teknologi pendidikan dalam

pengajar

telah

meningkat

pada

tahun-tahun

belakangan

ini,

technology

acceptance

dan

pemakaiannya

terus

problematis bagi lembaga-lembaga pendidikan (Baylor & Ritchie, 2002;


Gong et al., 2004; Saunders & Klemming, 2003). Munculnya teknologi
pendidikan sering digunakan untuk menyediakan pendekatan yang lebih
fleksibel terhadap pengajaran dan penggunaan munculnya teknologi
pendidikan oleh mahasiswa di ruang kelas adalah sangat variatif.
Akhirnya, pemahaman rancangan sistem dapat membantu mengubah
pengurus konvensional atau rancangan yang diamanahkan oleh fakultas
dari sistem e-portfolio terhadap rancangan yang terpusatkan pada
mahasiswa yang lebih erat berresonansi dengan koefisien persepsi
pemakaian dan buy-in dan motivasi mahasiswa.

You might also like