Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Preformulasi:
Menggambarkan proses optimasi suatu obat melalui penentuan atau
definisi sifat-sifat fisika dan kimia yang dianggap penting dalam menyusun
formulasi sediaan yang stabil, efektif, dan aman. Data preformulasi akan sangat
membantu dalam memberikan arah yang lebih sesuai untuk membuat suatu
rencana bentuk sediaan.
Data minimal
1.
2.
3.
4.
5.
hayati,
6. produk kompetitor),
7. Bahaya potensial,
8. Toksikologi.
Data pelengkap
Selain data minimal, diperlukan juga data tambahan dalam preformulasi,
antara lain:
1
Absorpsi obat
Metabolisme
Ikatan protein
Distribusi
Eliminasi
1.
Sifat Bahan
Sifat- sifat yang perlu diperhatikan adalah:
Karakterisasi Bulk
Dalam banyak hal, proses sintesis dikembangkan sejalan dengan penelitian-
penelitian praformulasi. Suatu kandidat obat pada tahap ini seringkali belum
semua bentuk padatnya teridentifikasi, dan ada suatu potensi besar bagi polimorf
untuk bersatu. Sifat-sifat bulk untuk bentuk padat tersebut, seperti ukuran partikel,
kerapatan bulk dan morfologi permukaan juga tampak berubah selama proses
pengembangan. Oleh karena itu karakterisasi menyeluruh dari semua lot bulk
praformulasi perlu untuk mencegah ramalan stabilitas atau kelarutan yang salah,
yang tergantung pada suatu bentuk kristal tertentu.
2.
sifat bulk dan sifat fisika-kimia, yang mempunyai kisaran dari kemampuan
mengalir sampai ke stabilitas kimia. Kebiasaan (habit) adalah uraian penampilan
luar dari suatu kristal, sedangkan struktur dalam (internal structure) adalah
susunan molekul dalam zat padat tersebut. Suatu struktur dalam tunggal untuk
suatu senyawa dapat mempunyai kebiasaan-kebiasaan berbeda, tergantung pada
lingkungan tempat tumbuhnya kristal. Perubahan struktur dalam biasanya
mengubah kebiasaan kristal tersebut, sedangkan perubahan-perubahan kimia,
misalnya konversi dari suatu garam natrium menjadi bentuk asam bebasnya,
menghasilkan perubahan struktur dalam dan kebiasaan kristal. Karakterisasi suatu
bentuk padat meliputi (1) memeriksa apakah zat padat tersebut merupakan
2
(satu bentuk polimorfisme yang tidak stabil pada semua temperatur dan tekanan,
misalnya: gliseril stearat). Tidak ada cara umum yang menghubungkan
enantiotropi dan monotropi dengan
Higroskopisitas
Banyak bahan-bahan obat, terutama bentuk-bentuk garam yang larut dalam
pengambilan
lembap.
Bahan-bahan
yang
mudah
mencair
dapat sangat mempengaruhi tolok ukur yang penting sperti stabilitas kimia,
kemampuan alir (flowability), dan kemampuan untuk bercampur (kompatibilitas).
Untuk menguji higroskopisitas, sampel dari obat bulk ditaruh dalam wadahwadah terbuka dengan lapisan serbuk tipis untuk menjamin paparan atmosferis
yang maksimum. Sampel ini kemudian dipaparkan pada suatu rentang lingkungan
lembap yang relatif terkontrol, yang dibuat dengan larutan-larutan garam jenuh
dalam air. Pengambilan lembap harus dimonitor pada titik-titik waktu
pengangkutan (0 sampai 24 jam) dan penyimpanan (0 sampai 12 minggu). Metode
analitis untuk memonitor tingkat lembap (yakni gravimetri, TGA, titrasi Karl
Fischer, atau kromatografi gas) tergantung pada ketepatan yang diinginkan dan
jumlah lembap yang diadsorbsi pada sampel obat tersebut.
4.
permukaan seperti disolusi dan reaktivitas kimia secara langsung dipengaruhi oleh
ukuran, bentuk, dan morfologi permukaan dari partikel-partikel obat. Umumnya
tiap kandidat obat baru harus diuji selama praformulasi dengan ukuran partikel
terkecil yang praktis untuk membantu penyiapan sampel homogen dan
memperluas permukaan obat untuk interaksi.
Suatu mikroskop cahaya dengan jaringan (grid) yang dikalibrasi baisanya
memberikan ukuran memadai dan karakterisasi bentuk untuk partikel-partikel
obat. Pengambilan sampel dan penyiapan slide mikroskopis harus dibentuk
dengan hati-hati sebelumnya untuk memperoleh sipersi yang mewakili. Beberapa
ratus partikel harus diukur, dan rata-rata yang dihasilkan serta rentang ukuran
dicatat
dengan
histogram.
Penggunaan
fotomikrograf
dan
suatu
slide
Kerapatan Bulk
Kerapatan bulk dari suatu senyawa bervariasi luas sekali dengan metode
Secara
eksperimen,
kerapatan
sebenarnya
ditentukan
dengan
tidak mengalir bebas (kohesif). Kebanyakan sifat aliran dipengaruhi secara nyata
oleh perubahan dalam ukuran partikel, kerapatan, bentuk, muatan elektrostatis,
dan lembap yang teradsorbsi, yang mungkin timbul dari pemroresan atau
formulasi. Akibatnya suatu kandidat obat yang mengalir bebas bisa menjadi
kohesif selama perkembangan, sehingga memerlukan suatu strategi formulasi baru
6
pemampatan
melalui
slugging, keperluan
peralatan
spesial
untuk
memasukkan, atau suatu sistem uji untuk mengevaluasi perbaikan dalam aliran
yang diakibatkan oleh formulasi. Subjek ini menjadi sangat penting bila
mengembangkan suatu bentuk sediaan padat yang mengandung bahan kohesif
dalam persentase besar dalam perdagangan.
Serbuk-serbuk yang bebas mengalir bisa dikarakterisasi dengan alat
pengukur laju aliran sederhana yang terdiri dari suatu pipa logam penggiling
dimana obat mengalir melalui lubang pada suatu keseimbangan elektronik, yang
dihubungkan dengan suatu pencatat kertas grafik bergaris. Beberapa penentuan
laju aliran (g/detik) paad masing-masing ukuran lubang yang bermacam-macam
(1/8 sampai inci) harus dibuat. Umumnya makin besar deviasi standar antara
pengukuran-pengukuran laju aliran ganda, akan bertambah pula variasi berat
dalam produk-produk yang dihasilkan serbuk itu.
7.
Analisis Kelarutan
a. Stabilitas Kimia
Kestabilan kimia berkaitan dengan bentuk larutan dan keadaan padat,
Kecepatan Disolusi
Kecepatan disolusi digunakan untuk memprediksi absorbsi dan sifat
fisikokimia. Disolusi dari suatu partikel obat dikontrol oleh beberapa sifat fisikakimia, termasuk bentuk kimia, kebiasaan kristal, ukuran partikel, kelarutan, luas
permukaan dan sifat-sifat pembasahan. Eksperimen disolusi dapat membantu
mengidentifikasi daerah masalah bioavailabilitas potensial. Sebagai contoh,
disolusi dari bentuk solvat dan polimorfis suatu obat dapat mempengaruhi
bioavailabilitas dan penyampaian obat.
9.
Konstanta Disosiasi
8
pengembangan
obat,
beberapa
lot
bulk
yang
diproduksi
dalam
penelitian
preformulasi
bertujuan
untuk
10
yang ekstrim. Sampel yang sengaja diuraikan dapat digunakan untuk menetapkan
uji spesifisitas dan memberikan perkiraan bagi laju degradasi maksimum.
Kosolven mungkin diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat yang perlu
untuk sensitivitas analitis atau untuk menghasilkan suatu kondisi awal yang
ditentukan. Jika beberapa tingkat kosolven digunakan untuk menyiapkan sampelsampel awal ini, maka laju penguraian yang tampak bisa bervariasi secara linier
dengan kebalikan dari konstanta dielektrik yang dihasilkan larutan. pH yang
tampak dari suatu larutan dapar juga bervariasi karena adanya kosolven. Beberapa
dari sampel-sampel larutan ini harus menjalani uji stabilitas cahaya, yang meliputi
pengemasan terlindung dalam wadah-wadah gelas amber dan gelas kuning-hijau.
Sampel-sampel control untuk muji cahay ini disimpan dalam kemasan dos atau
dibungkus dalam aluminium foil.
Hasil-hasil dari stabilitas larutan awal ini menentukan perjalanan aksi
berikutnya. Jika senyawa tersebut cukup stabil, maka pengembangan formulasi
cairan bias segera dimulai. Jika senyawa tersebut tidak stabil, mungkin perlu
penyelidikan lebih jauh.
14. Stabilitas Padatan
Utama penyelidikan ini adalah identifikasi kondisi-kondisi penyimpanan
stabil untuk obat dalam keadaan padat, dan identifikasi dari bahan penambah
tercampurkan untuk suatu formulasi. Berbeda dengan profil stabilitas larutan
sebelumnya, pengkajian keadaan padat ini sangat dipengaruhi oleh perubahanperubahan dalam kemurnian dan kristalinitas, yang seringkali dihasilkan dari
proses perbaikan.
Untuk menentukan profil stabilitas keadaan padat dari suatu senyawa baru,
sampel-sampel yang ditimbang ditempatkan dalam vial terbuka dengan tutup derat
dan dipaparkan secara langsung pada berbagai temperatur, kelembapan, dan
intensitas cahaya sampai 12 minggu.
Sampel biasanya terdiri dari 5-10 mg sampel yang ditimbang pada masingmasing titik data untuk analisis KCPT (HPLC), dan kira-kira 10 sampai 50 mg
sampel untuk evaluasi polimorf dengan DSC dan IR (~ 2 mg dalam KBr dan ~ 20
mg dalam Nujol). Untuk menguji oksidasi permukaan, sampel disimpan dalam
vial besar (25 mL) untuk injeksi yang ditutup dengan penutup karet yang diberi
11
garis Telfon, dan ruang kepala diisi dengan oksigen kering. Untuk menetapkan
bahwa penguraian yang diamati benar-benar hanya karena oksigen dan bukan
karena berkurangnya kelembapan, suatu rangkaian vial kedua harus diuji dimana
atmosfer dipenuhi dengan nitrogen kering. Setelah waktu pemaparan yang tetap,
sampel-sampel ini dipindahkan dan dianalisis dengan metode-metode ganda untuk
mengecek stabilitas kimia, perubahan-perubahan polimorfis, dan pemudaran.
Definisi
Digunakan dalam preparat
Contoh
Asam asetat, asam
pengasaman
Adsorben
produk.
Digunakan untuk preparat
karbonat,kalium
hidroksida, natrium
produk
Suatu zat yang mampu
karbonat,
selulosa serbuk, karbon
aktif
diklorofluorometan,
aerosol
diklorotetrafluoroetan,
Pengganti
trikloromonofluorometan
nitrogen
udara
Pengawet
antijamur
pertumbuhan jamur.
Pengawet
propionat
Benzalkonium klorida,
antimikroba
benzil alkohol,
mencegah mikroorganisme.
setilpiridium klorida,fenil
etil alkohol.
Propil galat, natrium
bisulfit, natrium
metabisulfit
Antioksidan
13
proses oksidasi
Digunakan untuk menahan pH
Pembeukan
asetat
Dinatrium edetat
kelat
Pemberi warna
Eritrosin, karamel
Pengenkapsula
preparat farmasi
Membentuk lapisan kulit untuk
ferioksida merah
Gelatin, selullosa asetat
si
Pemberi rasa
ftalat
Minyak anisi, minyak
Zat pendapar
Pelembut
sorbitol
Minyak mineral
Pengeras
Dasar
larutan
Digunakan untuk meningkatkan
biasanya salep
kuning
14
suppositoria
glikol campuran
Pensuspensi
kaboksimetil selulosa,
partikel terdispersi
Pemanis
Dekstrosa, sakarin,
natrium, sukrosa
Antilekat tablet
metil selulosa
granulasi tablet.
Penyalut
terbentuk
sukrosa
Penghancur
Natrium alginat
tablet
Pelincir tablet
Pelumas tablet
Kalium stearat,
kompresi tablet
Pada awalnya proses granulasi dilakukan secara empiris dalam skala kecil,
dimana reprodusibilitas karakter granul kurang begitu penting selama proses
manufaktur berjalan. Untuk meningkatkan manufaktur dan melakukan proses
dengan kecepatan tinggi (CPOB dan persyaratan validasi), diperlukan proses
granulasi yang terkontrol dengan tahapan proses yang lebih sedikit.
Tujuan proses granulasi adalah :
Menjamin agar aliran campuran dalam lubang cetak selalu seragam dan
konstan supaya keseragaman bobot dalam tablet dapat tercapai
b. Kompaksasi
c. Globulisasi
d. Ikatan panas
.
2) Metode pembuatan tablet
Definisi
Granulasi kering
Proses pembentukan
Granulasi basah
Cetak langsung
dengan menambahkan
tekanan tinggi
sehingga menjadi
tablet besar,
eksipien (termasuk
bongkahan kompak
pengaduk yang
pengisi, pengikat,
menghasilkan granul.
disintegran dan
lubrikan) tanpa
penanganan
diayak hingga
pendahuluan baik
diperoleh granul
kering.
yang diinginkan
digunakan pada
Kondisi
penerapan
pembuatatn tablet
dengan zat aktif dosis
(voluminous)
daya kompresibilitas
kompresibilitas
kurang, tidak tahan
lembab dan panas
digunakan untuk
rendah
dosis pertablet sangat kecil
dan
obat bersifat toksik
digunakan pada
pembuatan tablet
dengan zat aktif dosis
tinggi yang memiliki
sifat aliran dan
kompresibilitas yang
baik
diterpakan pada zat aktif
dengan sifat aliran dan
pembuatan tablet
kompresibilitas yang
lembab seperti
vitamin.
Peralatan maupun
Keuntungan
17
Kepraktisan proses
Efisiensi ruangan,
kompresibilitas
ditingkatkan
Dapat digunakan untuk
digunakan untuk
menggranulasi zat
aktif yang tidak tahan
segregasi komponen-
khusus untuk
membuat slug
Sulit untuk
yang baik
Memerlukan banyak
peralatan
Memerlukan proses dan
waktu yang lama terutama
menghasilkan
pewarna, maka
pengeringan
yang seragam
Selama proses banyak
dicapai
Perbedaan ukuran
menghasilkan debu
sehingga
cetak dapat
kemungkinan untuk
mengakibatkan
terjadinya kontaminan
terjadinya pemisahan
dilakukan
untuk
menunjukkan
integritas
wadah
dan
penutupan.
Kemungkinan adanya interaksi antara produk dan wadah atau label harus
dipertimbangkan.
Pemilihan bahan kemasan primer harus mempertimbangkan, misalnya,
pilihan bahan, perlindungan dari kelembaban dan cahaya, kompatibilitas bahan
konstruksi dengan bentuk sediaan (termasuk serapan untuk kontainer dan
pencucian), dan keamanan bahan konstruksi. Pembenaran untuk kemasan
sekunder harus dimasukkan, bila relevan. Jika perangkat dosis yang digunakan
(misalnya, pipet penetes, perangkat pena injeksi, serbuk kering inhaler), penting
untuk menunjukkan bahwa produk dengan dosis yang dapat diproduksi ulang dan
akurat disampaikan di bawah kondisi pengujian yang sedapat mungkin dilakukan
simulasi terhadap produk tersebut.
Pengemasan, Pemberian Etiket, dan Penyimpanan Sediaan Farmasi
Pengemasan dan penyimpanan produk farmasi yang tepat adalah penting
dalam menjaga kestabilan produk dan kemanjuran penggunaannya.
Wadah
Menurut USP, suatu wadah adalah untuk menampung suatu obat, atau
mungkin dalam berhubungan langsung dengan obat pada setiap saat. Wadah
19
primer adalah wadah yang berhubungan langsung dengan obat pada setiap saat.
Tutup merupakan bagian dari wadah. Wadah, termasuk tutup harus bersih dan
kering sebelum diisi dengan obat tersebut. Wadah tidak boleh berinteraksi secara
fisika atau kimia dengan obat yang ditempatkan di dalamnya sehingga dapat
mengubah kekuatan, kualitas, dan kemurnian samapai derajat yang berarti diluar
persyaratan resmi untuk obat khusus itu.
Wadah yang dapat diterima secara minimal disebut wadah tertutup baik.
Wadah tertutup rapat melindungi isinya dari kontaminasi cairan-cairan, zat padat
atau uap dari luar, dari hilangnya obat tersebut, dan dari pengembangan,
pencairan, atau penguapan pada kondisi pengangkutan, pengapalan, penyimpanan
dan distribus yang lazim. Wadah tertutup kedap dapat menahan masuknya udara
atau gas lain pada kondisi pengangkutan, pengapalan, penyimpanan dan distribusi
yang biasa dan lazim. Wadah-wadah ini termasuk ampul yang ditutup dengan
pelelahan, syringe yang telah diisi obat, syringe disposable dan cartridge. Wadah
dosis berganda adalah suatu wadah tertutup kedap yang membolehkan penarikan
bagian-bagian isi berturut-turut tanpa mengubah kekuatan atau membahayakan
kualitas atau kemurnian dari bagian yang tunggal.
Bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, dan cairan oral dapat dikemas dalam
wadah unit tunggal atau unit berganda. Wadah unit tunggal adalah wadah yang
dirancang untuk menampung sejumlah obat yang dimkasudkan untuk pemberian
sebagai suatu dosis tunggal dengan cepat setelah wadah tersebut dibuka. Wadah
unit berganda mengandung lebih dari suatu unit tunggal atau suatu dosis dari obat
tersebut.
Obat yang digunakan untuk injeksi dapat juga dikemas dalam syringe untuk
pemberian langsung pada pasein. Cairan oral untuk penggunaan pediatrik dalam
syringe plastic sekali pakai dengan tutup ujung mulutnya dari karet.
Banyak produk farmasi membutuhkan wadah yang dapat menahan
masuknya cahaya untuk melindunginya dari peruraian fitokimia. Dalam beberapa
hal agar gelas tidak tembus cahaya atau gelas yang dibuat tidak tembus cahaya
diperlukan suatu selaput khusus. Wadah plastik tidak tembus cahaya. Wadah
20
plastik tidak tembus cahaya menjadi tambah popular sebagai pengemas produk
farmasi.
Kompendia resmi menyediakan uji dan standar untuk wadah gelas dan
plastik dengan melihat kemampuannya untuk mencegah terjadinya transmisi
cahaya. Wadah yang dimaksudkan untuk memberikan proteksi dari cahaya atau
wadah yang terkenal sebagai penahan cahaya harus memenuhi standar
compendia yang menetukan batas transmisi cahaya antara 290 dan 450 nm.
Gelas yang digunakan dalam mengemas sediaan farmasi digolongkan
menjadi empat kategori, tergantung kepada bahan kimia dari gelas tersebut dan
kemampuaanya untuk mencegah penguraian. Gelas ditinjau dari susunan
kimianya:tipe I, II, dan III dimaksudkan untuk produk parenteral dan tipe NP
dimaksudkan untuk produk non parenteral dan tipe itu dimaksudkan untuk
penggunaan obat oral dan topikal.
Masing-masing tipe dites menurut daya tahannya terhadap serangan air.
Derajat serangan ditentukan oleh jumlah alkali yang dilepaskan dari gelas tersebut
pada kondisi uji tertentu. Melarutnya alkali dari gelas tersebut ke dalam suatu
larutan sediaan farmasi atau endapan yang ditempatkan dalam wadah dapat
mengubah kestabilan produksi tersebut.
Wadah plastik diuji untuk sesuai atau tidaknya sebagai wadah preparat
parenteral. Objek dari uji tersebut adalah untuk menentukan reaksi dari jaringan
hewan hidup dan binatang normal terhadap adanya bagian plastic dan adanya
injeksi mengekstrak pada plastic tersebut.
Diantara masalah-masalah yang ada hubungannya dengan penggunaan
plastik dalam pengemasan adalah : (1) permeabilitas wadah tersebut terhadap gas
yang ada diatmosfer dan uap lembab; (2) melepasnya (melarutnya) konstituen
wadah ke isi di dalamnya, (3) penyerapan obat dari isi wadah ke wadahnya; (4)
transmisi cahay menembus wadah tersebut; dan (5) berubahnya wadah pada
penyimpanan.
Untuk mencegah sifat dan kemampuan plastik berubah konstituennya maka
dapat dilakukan dengan penambahan gugus-gugus fungsional tertentu, seperti
berikut ini:
21
a.
Penambahan gugus metil ke tiap atom karbon lain dalam rantai polimer
dari polietilen, akan memberikan polipropilen suatu bahan yang dapat
dipanaskan di autoklaf secara efektif, sedangkan polietilen tidak dapat
b.
dipanaskan di autoklaf.
Penambahan atom klor ke setiap atom karbon dalam polimer polietilen,
polivinil klorida dihasilkan. Bahan ini kejernihannya baik sehingga ia
c.
Uraian Umum
Gelas borosilikat, daya tahan tinggi
Treated soda-lime glass
Soda-lime glass
Soda-lime glass untuk tujuan umum
Tutup Pengaman
Wadah yang aman bagi anak didefinisikan sebagai wadah yang sukar
dibuka, untuk kebanyakan anak berumur kurang dari 5 tahun tidaklah perlu
kemasan yang dapat dibuka oleh semua anak umur dibawah 5 tahun.
Kemasan Tamper-Resistant
Kemasan tamper-resistant (kemasan yang dapat menahan masuknya zat
beracun). Kemasan tamper-resistant digunakan untuk semua obat-obat OTC
dengan terkecualian obat kulit, pasta gigi, dan insulin. Kemasan tamper-resitant
didefinisikan sebagai kemasan yang mempunyai indicator atau pelindung untuk
masuk, yang jika ditembus atau hilang, dapat diharapkan memberikan bukti yang
dapat dilihat untuk pemakai bahwa pemasukan zat berbahaya telah terjadi.
Pemberian Etiket
22
Nama obat yang ada dan nama paten dari produk jika produk tersebut
2.
digunakan.
Nama dan alamat pabrik pembuat atau pendistribusi (penyalur) obat
3.
tersebut.
Pernyataan jumlah kuantitatif dari masing-masing obat yang ada dalam
4.
5.
satuan berat, volume, atau satuan dosis (yang mana pun) yang paling sesuai.
Tipe bentuk sediaan farmasi dari produk tersebut.
Jumlah netto produk obat yang diisi dalam kemasan tersebut, dalam satuan
6.
berat, volume atau jumlah satuan dosis, sebagaimana adanya yang sesuai.
Tulisan federal :Peringatan hukum Federal melarang memberikan tanpa
7.
8.
untuk anak-anak dan untuk pasein lain pada kondisi tertentu, bila tepat.
Acuan etiket untuk melihat sisipan kemasan yang menyertai atau literature
25
yang baik, tingkat kelembaban pickup dengan pelet pengering bervariasi 6-108
mg setelah penyimpanan selama lima hari. Paket-paket diuji termasuk bag PE,
PVC dengan closure cup kertas laminasi, PE/plastik PE/paket foil strip dan foil
PVC. Blister memberikan perlindungan terbaik.
Sama seperti pertanyaan yang diajukan tentang penghalang kelembaban
dengan meningkatnya penggunaan paket dosis unit fleksibel, begitu juga
kekhawatiran tentang hilangnya potensi untuk produk-produk yang sangat mudah
menguap seperti tablet nitrogliserin. Addictives efektif menstabilkan dalam
memproduksi nitrogliserin sehingga kerugian oleh perembesan dapat dikontrol.
Namun, penyerapan tetap menjadi masalah. Ketika tablet disimpan dalam paket
konvensional aluminium foil dilaminasi untuk LDPE film (film berikutnya untuk
tablet), potensi kehilangan 90% ditemukan untuk tablet yang tidak stabil.
Satu penelitian termasuk berbagai sealant termoplastik untuk paket-paket
strip. Sealant ini termasuk PVC, ionomer, dan HDPE. Pemantauan yang cermat
potensi nitrogliserin selama penyimpanan mengungkapkan bahwa penyerapan
disebabkan oleh kedua struktur kimia dan kristalinitas dari lapisan plastik. Jadi
urutan tingkat penyerapan adalah PVC> LDPE> iomomer> HDPE. Salah satu
struktur yang menyediakan penyimpanan yang cukup berpotensi untuk dua tahun
penyimpanan adalah laminasi foil dengan ionomer sebagai lapisan segel. Contoh
lain dari penyerapan terjadi ketika tablet aminofilin uncoated (relaksan otot polos
yang digunakan untuk mengobati bronkospasme) dikemas dalam sachet plastik.
Film berubah warna dalam tiga bulan dan apoteker rumah sakit membuang
kemasan. Perubahan warna itu ditemukan karena penyerapan dari etilenadiamina
dilepaskan dari tablet.
Jenis Kemasan
1) Botol
Tipe bahan:
a. Kaca
b. Plastik
polypropylene PP
2) Strip Packaging
Strip packaging merupakan teknik pengemasan yang sudah berlangsung
lebih dari seperempat abad. Semua sediaan solid di bidang farmasi termasuk pil,
tablet, kapsul, lozenges, dikemas dengan sistem ini. Tetapi yang paling umum
menggunakan cara ini adalah tablet dan kapsul.
Metodenya adalah mengemas dengan dua lapisan atas/bawah, dan kemudian
di seal dan di cut. Pemilihan material harus tepat, agar tidak ada migrasi produk
keluar. Produk akan jatuh ke dalam mold yang panas, kemudian dibentuk kemasan
dan mewadahi produk tersebut. Size dan kedalaman dari mold tersebut harus
cukup untuk menampung produk dan membentuk kantong, dan jangan sampai
produk tertekan. Perlu dicek bahwa heat seal cukup efektif.
3) Blister pack
Dalam proses ini lembar plastik yang tebal dilewatkan pada rol yang telah
dipanaskan, hingga akan terbentu ruang untuk diisi produk. Produk yang akan
dikemas kemudian dilepas melalui happer, kemudian lembar foil yang sudah
dicoat dengan laquer dipakai untuk menutup lembar plastik yang sudah dibentuk
dan berisi produk lalu di cut. Strip dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan
dimasukkan dalam karton boks. Jenis-jenis blister,yaitu:
a. Thermoform Blisters
high barrier
c. Tropicalised Blister
Memastikan bahwa semua bahan dan produk terkemas yang berasal dari
kegiatan pengemasan sebelumnya telah benarbenar disingkirkan dari jalur
pengemasan itu dan daerah sekitarnya;
2.
3.
31
pengawasan
dalam
proses
dan
melaporkan
terjadinya
tiap
diperlukan untuk beberapa produk tertentu misalnya obat berdosis rendah yang
mempunyai risiko tinggi, produk yang beracun dan bahan yang dapat
menimbulkan kepekaan. Udara bertekanan tidak boleh digunakan untuk
membersihkan peralatan di daerah pengemasan karena dapat menimbulkan
pencemaran silang.
Penggunaan sikat sebagai alat pembersih hendaklah dibatasi karena dapat
menimbulkan pencemaran dari bulu sikat atau partikel yang menempel pada sikat.
Petugas
yang
memerlukan
obat
untuk
penyakitnya
yang
tidak
33
Kegiatan Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan
menjadi produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian
yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang
dikemas.
Hendaklah ada prosedur tertulis yang menguraikan penerimaan dan
identifikasi produk ruahan dan bahan pengemas, pengawasan untuk menjamin
bahwa produk ruahan dan bahan pengemas cetak dan bukan cetak serta bahan
cetak lain yang akan dipakai adalah benar, pengawasan selama proses
pengemasan rekonsiliasi terhadap produk ruahan, bahan pengemas cetak dan
bahan cetak lain, serta pemeriksaan hasil akhir pengemasan. Semua kegiatan
pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan
menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam Prosedur pengemasan
Induk. Rincian pelaksanaan pengemasan hendaklah dicatat dalam Catatan
Pengemasan Bets.
Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan
untuk memastikan bahwa area kerja dan peralatan telah bersih serta bebas dari
produk lain atau dokumen lain yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan
yang bersangkutan.
Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain
hendaklah diperiksa dan diverifikasi kebenarannya terhadap Prosedur Pengemasan
Induk atau perintah pengemasn khusus.
Bahan pengemas dan bahan cetak lain yang sudah dialokasikan untuk
prakodefikasi hendaklah disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan
ditempatkan di area terpisah serta terjamin keamanannya.
Proses prakodefikasi bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah
dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lainnya.
Seluruh bahan pengemas dan bahan cetak lain yang telah diberi
prakodefikasi hendaklah diperiksa sebelum ditransfer ke area pengemasan.
Kesiapan Jalur
Segera sebelum menempatkan bahan pengemas dan bahan cetak lain pada
jalur pengemasan, personil penanggung jawab yang ditunjuk dari bagian
pengemasan hendaklah melakukan pemeriksaan kesiapan jalur sesuai dengan
prosedur yang tertulis yang disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu), untuk :
a. Memastikan bahwa semua bahan dan produk yang sudah dikemas dari
kegiatan pengemasan sebelumnya telah benar disingkirkan dari jalur
pengemasan dan area sekitarnya;
b. Memeriksa kebersihan jalur dan area sekitarnya.
c. Memastika kebersihan peralatan yang akan dipakai.
Praktik Pengemasan
Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara
sebagai berikut :
a. Menggunakan label dalam gulungan
b. Pemberian penandaan bets pada jalur pemasangan label
c. Dengan menggunakan alat pemindai dan penghitung label elektronik
d. Label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga masingmasing mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang berbeda
e. Di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung,
hendaklah dilakukan pula pemeriksaan secara independen oleh bagian
Pengawasan Mutu selama dan pada akhir proses pengemasan.
36
Produk yang penampilannya mirip hendaklah tidak dikemas pada jalur yang
berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik. Pada tiap jalur pengemasan
nama dan nomor bets produk yang sedang dikemas hendaklah dapat terlihat
dengan jelas.
Wadah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru
sebagian dikemas, atau sub bets hendaklah diberi label atau penandaan yang
menunjukkan identitas, jumlah, nomor bets dan status produk tersebut.
Wadah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke jalur atau tempat
pengemasan dalam keadaan bersih.
Semua personil bagian pengemasan hendaklah memperoleh pelatihan agar
memahami persyaratan pengawasan selama proses dan melaporkan tiap
penyimpangan yang ditemukan pada saat mereka menjalankan tanggung jawab
spesifik tersebut.
Area pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur dan sering selama
jam kerja dan tiap ada tumpahan bahan. Personil kebersihan hendaklah diberi
pelatihan untuk tidak melakukan praktik yang dapat menyebabkan campur baur
atau pencemaran silang.
Bila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah
diberikan kepada supervisor, yang selanjutnya ditempatkan di dalam wadah yang
disediakan untuk keperluan rekonsiliasi dan kemudian dimusnahkan pada akhir
proses pengemasan.
Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan di luar jalur
pengemasan hendaklah diserahkan kepada supervisor dan tidak boleh langsung
dikembalikan ke jalur pengemasan. Bila produk tersebut setelah diperiksa oleh
supervisor ternyata identitasnya sama dengan bets yang sedang dikemas dan
keadaannya baik, maka supervisor dapat mengembalikannya ke jalur pengemasan
yang sedang berjalan. Kalau tidak, maka bahan tersebut hendaklah dimusnahkan
dan jurnalnya dicatat.
Produk yang telah diisikan ke dalam wadah akhir tetapi belum diberi label
hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur baur.
37
memenuhi
spesifikasi
hendaklah
diselidiki
secara
teliti
dengan
bagian
Manajemen
Mutu
(Pemastian
Mutu)
hendaklah
40
41
Bahan aktif
2.
Bahan eksipien
3.
5. Batch yang berbeda dalam satu pengiriman harus dianggap sebagai batch
terpisah untuk tujuan pengambilan sampel, pengujian dan rilis.
6. Pengiriman masing-masing harus secara visual diperiksa pada tanda terima
untuk umum, integritas kondisi kontainer dan segel, tumpahan dan kerusakan
mungkin, dan untuk korespondensi antara catatan pengiriman dan label
pemasok dan sampel oleh personil dan metode disetujui oleh kepala Quality
Control.
7. Kontainer besar dari yang telah diambil sampel harus diidentifikasi.
8. Sampel harus diuji untuk memenuhi dengan spesifikasi bahan. Dalam
keadaan tertentu, sebagian atau seluruh kepatuhan dengan spesifikasi dapat
dibuktikan oleh kepemilikan sertifikat analisis yang didukung oleh jaminan
tangan pertama yang mengidentifikasi.
9. Langkah-langkah harus diambil untuk memberikan jaminan bahwa semua
kontainer dalam pengiriman mengandung bahan awal yang benar, dan untuk
melindungi terhadap mislabeling wadah oleh pemasok.
10. Pengiriman bahan harus ditahan di karantina sampai disetujui dan rilis untuk
digunakan sesuai otoritas kepala Quality Control.
11. Bahan awal di daerah penyimpanan harus diberi label dengan tepat. Label
harus menanggung setidaknya informasi berikut:
a. desain nama produk dan referensi kode internal yang berlaku;
b. nomor batch/ kontrol diberikan pada penerimaan;
c. status isi pada tempat yang sesuai (misalnya di karantina, pada tes,
dirilis, ditolak);
d. tanggal kedaluwarsa atau tanggal pengujian ulang pada tempat yang
sesuai di luar yang diperlukan;
e. ketika sepenuhnya divalidasi sistem penyimpanan komputer yang
digunakan, semua informasi di atas seharusnya tidak harus dalam
bentuk terbaca pada label
12. Label yang menunjukkan status harus dilampirkan untuk bahan awal oleh
orang yang ditunjuk oleh orang yang bertanggung jawab untuk pengendalian
kualitas. Label tersebut harus bersifat atau bentuk yang mencegah
43
Bahan Aktif
Bahan aktif adalah setiap bahan yang digunakan dalam preparasi produk
farmasi dan jika digunakan dalam produk obat akan menjadi agen aktif dari obat
tersebut.
Tiap bets dari komposisi farmasi aktif harus sesuai spesiikasi kualitas,
kemurnian, identitas dan potensi, termasuk dimana sifat aplikabel untuk uji dan
44
batas residu pelarut dan teaktan. Untuk produksi bahan farmasi steril, mungkin
aplikabel untuk langkah yang prosesnya memiliki pengaruh kritis pada kualitas
dari produk jadi.
Perawatan harus
untuk bahan
merugikan
farmasi
dilakukan ketika
harus
memberikan
tidak
dipilih
memiliki efek
perlindungan memadai
tahapan untuk
pada
wadah.
informasi
berikut:
a) nama produk
b) kualitasnya, bila ditentukan
c) nomor batch
d) kadaluwarsa atau tanggal pengujian ulang, bila ditentukan
e) peringatan, jika diperlukan
f) kondisi penyimpanan, bila ditentukan
g) nama-nama produsen dan pemasok
Bahan aktif farmasi harus disimpan dalam kondisi yang ditetapkan oleh
produsen berdasarkan studi stabilitas. Rekaman harus dipelihara pada distribusi
tiap bets bahan farmasi aktif dalam rangka untuk mempermudah penarikan
kembali dari batchjika perlu, sesuai dengan prosedur tertulis.
Sebuah program uji stabilitas tertulis harus ditetapkan untuk bahan aktif
farmasi. Stabilitas menunjukkan metode yang sebaiknya digunakan. Sampel harus
disimpan dalam wadah yang sesuai dan dalam wadah simulasi pasar pada suhu
kamar atau suhu yang direkomendasikan dan di bawah kondisi stres. Tanggal
kadaluwarsa biasanya tidak perlu ditetapkan untuk bahan aktif farmasi. Jika
pengujian tidak menunjukkan shelf-life, misalnya dua tahun atau lebih di bawah
kondisi penyimpanan diantisipasi, maka produk dapat diberi label dengan tanggal
45
kadaluwarsa yang sesuai dan harus diuji ulang pada atau sebelum tanggal
tersebut (WHO,2004).
Dalam petunjuk ini, istilah pembuatan didefinisikan untuk mencakup semua
operasi dari penerimaan bahan, produksi, pengemasan, pengemasan ulang,
pelabelan, relabeling, kontrol kualitas, rilis, penyimpanan dan distribusi API dan
pengawasan yang terkait. Dalam pedoman ini, istilah harus mengidentifikasi
rekomendasi yang, jika diikuti, akan memastikan kepatuhan dengan cGMPs.
Sebuah Kandungan Obat Aktif (API) dan Zat Obat (DS) bahan awal adalah
senyawa kimia yang memberikan kontribusi untuk struktur akhir API/DS.
Biasanya dua atau lebih API/DS bahan awal akan ditemukan di setiap rute
sintetis. Yang pertama FDA membuat seleksi berdasarkan kriteria berikut:
1. Mulai bahan dengan pasar non-farmasi yang signifikan. Aplikasi harus
meliputi pembenaran dari pasar non-farmasi.
2. Memulai materi tanpa pasar non-farmasi signifikan (FDA, 2010).
Berikut empat kriteria seleksi perlu dipertimbangkan ketika menetapkan
bahan API memulai tanpa pasar non-farmasi yang signifikan.
a. Kedekatan (kesamaan/ kedekatandengan API)
Beberapa tahap reaksi perlu dilakukan sebelum isolasi antaraakhir.
Interpretasi kami kemudian minimal tiga langkah sintetik diperlukan dari
bahan awal API sampai akhir.
b. Diisolasi dan dimurnikan
c. Akumulasi kotoran
pengotor dalam bahan awal perlu dievaluasi dan spesifikasi yang relevan
diperlukan. FDA berpendapat bahwa bahan awal tidak seharusnya menjadi
sumber signifikan tingkat dari kotoran dalam API final dengan signifikan
seperti di atas 0,10%.
d. Kompleksitas struktur
Hal ini untuk mengidentifikasi API menggunakan teknik analisis umum
(misalnya UV dan IR).
46
Nama, tipe, kelas, jenis, tingkat, kode barang atau identifikasi tepat sesuai
kebutuhan.
Gambaran, proses yang dibutuhkan, instruksi untuk inspeksi, dan data teknis
lainnya, termasuk syarat persetujuan atau ferifikasi produk, prosedur, proses
peralatan, dan personel.
Bahan awal, termasuk pelarut dan pelarut olahan, kadang disimpan dalam
wadah besar, menyebabkan pemisahan bets dan merupakan hal yang sulit.
Penggunaan bahan yang demikian harus dilakukan melalui inventorisasi atau
pencatatan lain, dengan keakuratan yang jelas. Ketika melakukan pembelian dan
mengolah pelarut, kesesuaian pelarut harus dibuktikan dengan validasi atau
pengujian langsung dan bahan yang dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi.
Penyipanan bahan awal di luar ruangan (misalnya asam, bahan korosif lain,
bahan yang dapat meledak) diperbolehkan jika wadah yang digunakan
memberikan perlindungan yang sesuai isinya, label identifikasi tetap dapat terbaca
dan wadah yang digunakan dibersihkan dengan baik sebelum dibuka dan
digunakan
Eksipien harus disimpan dalam kondisi yang ditetapkan oleh produsen
berdasarkan data stabilitas. Catatan harus mencantumkan distribusi tiap bets
eksipien berdasarkan prosedur tertulis, untuk mempermudah recall bets jika
dibutuhkan.
47
berdasarkan
farmakope,
jika
tersedia,
menyediakan
dasar
komputer
digunakan
untuk
mengorganisisr,
memonitor,
Sistem dan prosedur yang menunjukkan peralatan dan perangkat lunak pada
kenyataannya bekerja sesuai
Jaminan yang berubah dalam program dibuat hanya oleh personel yang
berhak dan secara jelas disimpan dan divalidasi (WHO, 2004).
tetapi, mengandalkan pengujian akhir pada bahan yang diproses ulang untuk
mengetahui keluhan pada spesifikasi tidak dapat diterima. Kualitas dari bahan
yang diproses ulang harus dievaluasi dan dicatat menunjukkan investigasi yang
cukup dan menunjukkan eksipien yang mengalami pemrosesan ulang setidaknya
ekivalen dengan eksipien yang bisa diterima. Ketika proses ulang harus dilakukan
dengan frekuensi yang cukup sering, mungkin menunjukkan bahwa proses yang
dilakukan, instruksi pekerjaan, atau pelatihan tidak cukup dan butuh disesuaikan
atau dikaji ulang.
Eksipien yang dikembalikan harus diidentifikasi dan disimpan. Jika kondisi
penyimpanan dimana selama produk itu disimpan dan dikirim atau jika kondisi
dari wadah itu sendiri menimbulkan keraguan pada keamanan, kualitas, atau
49
Flow
senyawa
kortikosteroid
dalam
kosmetika
secara
52
2. MAKANAN
1. Metode Gravimetri
Analisis gravimetri merupakan cara analisis kuantitatif berdasarkan berat
tetapnya. Dalam analisis ini, unsure atau senyawa yang dianalisis dipisahkan
dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri
menyangkut perubahan unsure atau gugus dari senyawa yang dianalisis
menjadi senyawa lain yang murni dan stabil sehingga dapat diketahui berat
tetapnya. Berat unsure atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari
rumus senyawa serta berat atom penyusunnya (Gandjar, 2007).
2. Metode Volumetri
Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif
didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan
analit. Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi. Analit adalah
zat yang akan ditentukan konsentrasi/kadarnya (Gandjar, 2007).
3. Metode Instrumentasi
Merupakan
metode
analisis
yang
menggunakan
instumen
seperti
adalah
kromatografi
lapis
tipis,
kromatografi
kertas,
53
1. Identifikasi
Tujuan identifikasi adalah untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa
mempunyai identitas yang sesuai dengan yang tertera pada etiket. Uji ini
biasanya dilakukan dengan membandingkan karakteristik sampel (misalnya
spektrum, profil kromatogram, reaksi kimia, dan lain-lain) terhadap baku
pembanding.
2. Atribut mutu
Tujuan pemeriksaan atribut mutu adalah untuk menetapkan tetapan fisika
yang dapat digunakan sebagai atribut mutu. Tetapan fisika yang sering diuji
adalah titik atau jarak lebur, titik atau jarak didih, rotasi optic, indeks bias.
3. Kemurnian
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk membuktikan bahwa bahan bebas
dari senyawa asing dan cemaran pada batas tertentu. Pengujian terhadap
senyawa asing dan cemaran dimaksudkan untuk membatasi senyawa
demikian sampai pada jumlah yang tidak mempengaruhi artikel pada kondisi
penggunaan biasa. Metode pengujian kemurnian adalah:
Uji batas
Kelarutan
Sisa pemijaran
Kadar air
Susut pengeringan
Pemisahan / kromatografi
4. Kadar
Tujuannya adalah untuk menetapkan kadar senyawa aktif dalam bahan yang
diuji dengan cara dibandingkan dengan baku pembanding yang sesuai.
Metode yang digunakan adalah:
Volumetric
Gravimetric
Kromatografi
D. UJI STABILITAS
Studi stablitas adalah serangkaian uji yang didesain untuk mendapatkan
jaminan stabilitas suatu produk yaitu pemeliharaan spesifikasi suatu produk yang
dikemas dalam bahan pengemas yang telah ditentukan dan disimpan dalam
kondisi penyimpanan yang telah ditetapkan pada rentang waktu tertentu
(Priambodo, 2007).
Maksud pengujian stabilitas adalah untuk memberikan bukti mengenai
bagaimana mutu bahan atau produk berubah sepanjang waktu karena pengaruh
berbagai faktor lingkungan seperti suhu kelembapan dan cahaya. Pengujian
stabilitas
memungkinkan
ditetapkannya
cara
penyimpanan
yang
direkomendasikan, periode ulang, masa edar bahan baku aktif atau produk serta
kelebihan jumlah yang perlu ditambahkan kepada suatu formulasi produk obat
(Priambodo, 2007).
Menurut Priambodo (2007), pengujian stabilitas produk obat dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengujian jangka panjang
Pengujian jangka panjang mutu produk obat untuk suatu jangka waktu yang
ditentukan, terbagi dalam beberapa interval, minimal setiap tiga bulan untuk tahun
pertama, setiap enam bulan untuk tahun kedua serta selanjutnya sekali setiap
tahun dan dengan kondisi penyimpanan tertentu, misalnya suhu 300C 2OC
dengan kelembapan relatif 60 5%. Lama periode pengujian biasanya ditentukan
oleh masa edar yang diperkirakan bagi produk obat tersebut.
2. Pengujian dipercepat
Pengujian dipercepat mutu produk obat selama 36 bulan terbagi sedikitnya
dalam 4 interval waktu dengan kondisi yang diperberat, seperti temperatur dan
kelembapan tinggi, pemaparan cahaya dan sebagainya.dengan cara pengujian
stabilitas dipercepat laju penguraian obat dapat diramalkan untuk kondisi
penyimpanan tertentu, yakni 150C diatas suhu penyimpanan jangka panjang
dengan kelembapanyang sesuai misalnya 40 2oC kelembapan relatif 75% 5%.
55
2. Sediaan tablet
a. Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi
tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan
kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada
saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan
adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984).
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet
selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971).
Uji kekerasan dilakukan dengan mengambil masing-masing 10 tablet dari
tiapbatch, yang kemudian diukur kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan
tablet (Nugrahani, 2005).
58
b. Disintegrasi
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang
terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester,
yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka dibagian atas,
sementara dibagian bawah dilapisi dengan ayakan/screen no.10 mesh (Sulaiman,
2007).
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,
ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air
dengan suhu 37 C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya
merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung
berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur untuk
tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut
nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh
hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur
dalam medium basa (Sulaiman, 2007).
c. Friabilitas
Kerapuhan
merupakan
parameter
yang digunakan
untuk
mengukur
Leak testing
Karakteristik semprotan
Uji kelembapan
Uji tekanan
Batas mikroba
Laju penyampaian
61
LAMPIRAN
1.
Yang perlu diuji stabilitas itu produk-produk jenis apa saja?bagaimana criteria
suhu ruangannya? (Lideo Loria)
Jawab :
Uji stabilitas dilakukan terhadap produk baru atau setiap kali terjadi
perubahan proses produksi (alat baru atau metode pengolahan), perubahan
formula, perubahan bahan awal, dan bahan pengemas. Sedangkan pada produk
yang sudah tervalidasi namun tidak mengalami perubahan selama proses produksi
maka dilakukan post marketing stability test. Post marketing stability test
dilakukan dengan mengambil sampel dari salah satu batch pertahun dari suatu
produk, kemudian dilakukan pengujian tiap 12 bulan sekali hingga masa
kadaluarsanya.
Semua jenis produk, stabilitas obat sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu,
semakin tinggi suhu maka stabilitas suatu obat menurun.Semakin lama pemanasan
maka semakin turun stabilitas obat. Dari hasil uji stabilitas, maka kita dapat
mengetahui masa edar dari suatu obat.
Untuk tempat beku (T< -10oC), suhu dingin (T=2-8oC), sejuk(T= 8-15 oC),
normal (T= 15-30 oC), semakin dingin maka kelembaban semakin turun, dan
semakin rendah kadar air yang terkandung karena bila adanya air maka
dikhawatirkan akan terjadi reaksi premature.
2.
Jawab:
Pengawet anti mikroba adalah zat yang ditambahkan pada sediaan obat
untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan
terutama pada wadah dosis ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang
62
masuk sengaja atau tidak sengaja selama atau setelah proses produksi. Zat
antimikroba tidak boleh digunakan semata-mata untuk menurunkan jumlah
mikroba viable sebagai pengganti cara produksi yang baik. Bagaimanapun juga
dapat timbul keadaan yang memerlukan penggunaan pengawet untuk menekan
perkembangbiakan mikroba yang telah mati atau hasil metabolisme mikroba yang
hidup dapat menimbulkan efek negatif pada orang yang peka. Penafsiran hasil
suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contoh yang diuji, jika:
-
Jumlah bakteri viable pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari
0,1% dari jumlah awal.
Jumlah kapang dan khamir viable selama 14 hari pertama adalah tetap atau
kurang dari jumlah awal.
Jumlah mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap
atau kurang dari bilangan tersebut pada 1 dan 2.
3.
Jawab :
Uji Stabilitas Jangka Panjang
Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu kamar yang
dikendalikan (300C+20C) dengan kelembaban nisbi ruangan 75%+5%, kecuali
untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu rendah (50C+20C)
dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 60.
Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih
memenuhi syarat pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.
Uji Stabilitas Dipercepat
Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu ekstrim yang
dikendalikan (400C+20C) dengan kelembaban nisbi ruangan 75%+5%, kecuali
untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu ruangan (250C+20C)
dengan kelembaban nisbiruangan 60%+5%. Rentang waktu pengujian untuk uji
stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan 0, 1, 2, 3, dan 6. Biasanya pengujian
63
pada bulan ke-6 hanya untuk senyawa obat baru. Pengujian stabilitas dipercepat
menggunakan alat Climatic Chamber untuk menjaga agar suhu ekstrim dan
kelembaban nisbi terkendali.
Uji stabilitas tidak hanya pada zat aktifs aja, tapi juga pada eksipien dan
bahan pengemas agar tidak terjadi inkompatibilitas.
4.
Jawab :
-
Bahan pengemas
64
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, seri Farmasi Industri-1.
Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Andayana
N.
2009. Teori
Sediaan
Tablet.
http:// pembuatan.tablet.nutwuri.andayana.html.
Tersedia
di:
A.
2007.
Kimia
Farmasi
Analisis.
Pustaka
66