You are on page 1of 21

Definisi

Asma penyakit kronik saluran nafas

ditandai inflamasi kronik , melibatkan


berbagai sel inflamasi dengan karakteristik
respon berlebihan terhadap berbagai
rangsangan

Patogenesa
Asma ditandai dengan 3 kelainan utama pada
bronkus :
bronkokonstriksi otot bronkus,
inflamasi mukosa,
bertambahnya sekret yang berada di jalan
nafas.

Tabel 2. Pembagian Derajat


Penyakit Asma Pada Anak
Parameter Klinis, Kebutuhan Obat,
dan Faal Paru

Asma Episodik Asma Episodik


Jarang
Sering
(Asma Ringan) (Asma Sedang)

Asma
Persisten
(Asma Berat)

Frekuensi serangan

< 1 x/bulan

> 1 x/bulan

Sering

Lama serangan

< 1 minggu

1 minggu

Hampir
sepanjang
tahun tidak ada
remisi

Intensitas serangan

Biasanya ringan Biasanya


sedang
Tanpa gejala
Sering ada
gejala

Biasanya berat

Pemeriksaan fisis, di luar serangan

Tidak terganggu Sering


terganggu
Normal (tidak
Mungkin
ditemukan
terganggu
kelainan)
(ditemukan
kelainan)

Sangat
terganggu
Tidak pernah
normal

Obat pengendali (anti inflamasi)

Tidak perlu

Perlu steroid

Uji faal paru, di luar serangan

PEF/FEV1 >
80%

Di antara serangan
Tidur dan aktivitas

Perlu, non
steroid
PEF/FEV1 60
80%

Gejala siang
dan malam

PEF/FEV1 <
60%

Tujuan penatalaksanaan
asma
:

Menghilangkan & mengendalikan gejala asma


Mencegah eksaserbasi akut
Meningkatkan & mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin
Mengupayakan aktiviti normal termasuk
exercise
Menghindari efek samping obat
Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara
(airflow limitation) ireversibel
Mencegah kematian karena asma

Asma dikatakan terkontrol


bila
:

Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk


gejala malam
Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk
exercise
Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja
singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)
Variasi harian APE kurang dari 20 %
Nilai APE normal atau mendekati normal
Efek samping obat minimal (tidak ada)
Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat

Penatalaksanaan Saat Serangan di Rumah


1.Terapi awal
Berikan segera Inhalasi agonis beta2 kerja
cepat 3 kali dalam 1 jam (berarti setiap 20
menit), contohnya Salbutamol 5mg, Terbutalin
10 mg, Fenoterol 2,5 mg
Jika tidak tersedia inhalasi agonis beta2
maka dapat diberikan agonis beta2 oral
31tablet 2 mg
2.Evaluasi respon
pasien

Jika keadaan pasien membaik


gejala batuk, sesak dan mengi
berkurang atau tidak terjadi
serangan ulang selama 4 jam
pemberian beta2 agonis diteruskan
setiap 3-4 jam selama 1-2 hari.

Jika keadaan pasien tidak membaik


atau malah memburuk berikan
kortikosteroid oral seperti 60-80 mg
metilprednisolon kemudian
pemberian beta2 agonis diulangi &
segera rujuk pasien ke rumah sakit.

Pengelolaan Serangan Asma di Rumah Sakit


1.Terapi awal
Inhalasi beta2 agonis kerja singkat secara nebulisasi 1
dosis tiap 20 menit selama 1 jam atau
agonis beta2 injeksi seperti Terbutalin o,5 ml subkutan
atau adrenalin 1/1000 0,3 ml subkutan.
Berikan oksigen dengan kanul nasal 4-6 l/menit untuk
mencapai saturasi 90% pada dewasa dan 95% pada
anak-anak.
Berikan kortikosteroid sistemik seperti hidrokortison
100-200mg atau metilprednisolon IV jika:
1.Serangan asma berat
2.Tidak ada respon segera dengan beta2 agonis
3.Jika pasien sedang mendapat kortikosteroid peroral
4.Lakukan penilaian ulang APE, saturasi oksigen dan
pemeriksaan lain bila diperlukan

Jika respon
baikpasien
dipulangkan, teruskan
pengobatan inhalasi
beta2 agonis & dapat
ditambahkan
kortikosteroid oral,
berikan arahan pada
pasien minum obat
secara teratur.

Jika respon pasien tidak


sempurna dalam 1-2 jam
pasien dirawat di rumah
sakit dengan:
1.Pemberian inhalasi beta2
agonis dan inhalasi
antikolinergik
2.Beri kortikosteroid
sistemik
3.Berikan oksigen sama
seperti sebelumnya
4.Dapat diberikan aminofilin

Jika respon buruk dalam 1 jam


pasien dirawat di ICU dengan
diberikan
Inhalasi beta2 agonis dan
inhalasi antikolinergik,
Kortikosteroid IV
Beta2 agonis subkutan, IM dan
IV
Beri oksigen
Aminofilin IV
Berikan intubasi dan ventilasi
mekanik

Penatalaksanaan Asma di Luar


Serangan
Penatalaksanaan Asma Intermiten
tidak diperlukan pengobatan pencegahan
jangka panjang. Tetapi obat yang dipakai
untuk menghilangkan gejala yaitu agonis
beta 2 inhalasi, obat lain tergantung intensitas
serangan, bila berat dapat ditambahkan
kortikosteroid oral.

Penatalaksanaan Asma Persisten Ringan


Pengobatan pencegahan jangka panjang terdiri
dari:
inhalasi kortikosteroid 200-500 mikrogram,
kromoglikat,
Nedocromil atau teofilin lepas lambat
Untuk menghilangkan gejala digunakan:
agonis beta 2 inhalasi bila perlu tapi tidak
melebihi 3-4 kali per hari dan obat pencegah
setiap hari.

Penatalaksanaan Asma Persisten Sedang


Pengobatan jangka panjang terdiri dari:
inhalasi kortikosteroid 800-2000 mikrogram,
bronkodilator kerja lama,
khususnya untuk gejala malam:
inhalasi atau oral agonis beta 2 atau
teofilin lepas lambat

Untuk menghilangkan gejala, digunakan :

agonis beta 2 inhalasi bila perlu tapi tidak


melebihi 3-4 kali per hari dan obat pencegah
setiap hari.

Penatalaksanaan Asma Persisten Berat


Pengobatan jangka panjang terdiri dari:
inhalasi kortikosteroid 800-2000 migrogram;
bronkodilator kerja lama (inhalasi agonis beta
2 kerja lama, teofilin lepas lambat, dan atau
agonis beta 2 kerja lama tablet atau sirup;
kortikosteroid kerja lama tablet atau sirup.

untuk menghilangkan gejala agonis beta 2

inhalasi bila perlu dan obat pencegah setiap


hari.

Jadi prinsipnya :
pengobatan asma dimulai sesuai dengan
tingkat beratnya asma, bila asma tidak
terkendali lanjutkan ke tingkat berikutnya

Akhir-akhir ini diperkenalkan terapi anti IgE


untuk asma alergi yang berat.
Penelitian menunjukkan anti IgE dapat
menurunkan berat asma, pemakaian obat anti
asma serta kunjungan ke gawat darurat
karena serangan asma akut dan kebutuhan
rawat inap.

Terapi non farmakologi


Edukasi pasien

-membantu pasien meningkatkan pemahaman &


melakukan penatalaksanaan & mengontrol asma
Pengukuran peak flow meter
Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
Pemberian oksigen
Banyak minum untuk menghindari dehidrasi
terutama pada anak-anak
Kontrol secara teratur
Pola hidup sehat

Kesimpulan
Konsep patogenesis asma bronkial

hipereaktivitas saluran napas yang didasari


oleh inflamasi alergik kronis penyempitan
saluran napas yang bersifat reversibel,&
mebaik secara spontan ataupun dengan
pengobatan.
Gejala dapat berupa batuk berulang, mengi,

dada terasa tertekan, dan sesak napas,


terutama pada malam dan/atau pagi hari.

Pengobatan asma tidak hanya ditujukan

untuk mengatasi bronkokonstriksi tapi juga


untuk mengatasi inflamasi alergi dan
hiperreaktifitas bronkus.
Penatalaksanaan asma yang benar tidak

hanya mengatasi serangan akut tetapi


penanganan jangka panjang mencegah
terjadinya serangan dan mengoptimalkan
penderita sehingga dapat hidup produktif dan
berkualitas,

Penatalaksanaan asma ada dua, yaitu:

-penatalaksanaan asma pada saat serangan


(reliever) dengan memakai obat bronkodilator
(salbutamol, terbutalin, theophilin) termasuk
penatalaksanaan asma di rumah dan di rumah
sakit
-penatalaksanaan asma di luar serangan
(controller) dengan memakai anti inflamasi

TERIMA KASIH

You might also like