Professional Documents
Culture Documents
ISO 15189
Pengertian
Persyaratan tertentu untuk kualitas dan kompetensi - dengan cepat menjadi standar yang
diterima secara luas yang akan digunakan untuk akreditasi laboratorium klinis kompeten.
Tujuan utama untuk membolehkan laboratorium untuk mengatur prosedur operasional
mereka secara efisien, memenuhi harapan pelanggan mereka dan meningkatkan layanan
mereka. ISO 15189 adalah standar yang penting untuk menilai kompetensi dari laboratorium
medis di kapasitas teknis dan manajemen mutu yang efektif dari layanan profesional dan staf
- dengan atau tanpa tujuan untuk akreditasi. ISO 15189 dengan sendirinya bukan merupakan
generik (sertifikasi) standar, tapi satu yang spesifik, yang berarti bahwa pedoman untuk
orientasi, dengan pendekatan yang lebih teknis. Hal ini juga sangat berguna untuk memahami
bagaimana persyaratan umum dari sertifikasi standar ISO 9001:2000 - Quality Management
dapat diterapkan untuk kegiatan laboratorium klinis.
Persyaratan
4. Persyaratan manajemen
4.1 Organisasi dan manajemen
4.1.1 Laboratorium medik atau organisasi yang salah satu bagiannya terdapat laboratorium
medik, harus secara legal dapat dipertanggungjawabkan.
4.1.2 Pelayanan laboratorium medik, termasuk pelayanan interpretasi dan konsultasi yang
sesuai, harus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan semua personel klinik yang
bertanggung jawab untuk perawatan pasien.
4.1.3 Laboratorium medik (selanjutnya disebut laboratorium) harus memenuhi persyaratan
yang relevan dari standar ini, bila melakukan pekerjaan dalam fasilitas permanennya, atau di
tempat di luar fasilitas yang permanen dalam lingkup tanggung jawabnya.
4.1.4 Tanggung jawab personel laboratorium yang terlibat atau berpengaruh pada
pemeriksaan sampel primer harus ditetapkan untuk menghindari pertentangan kepentingan.
Pertimbangan finansial atau politik sebaiknya tidak mempengaruhi pengujian.
4.1.5 Manajemen laboratorium harus mempunyai tanggung jawab untuk mendisain,
menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen mutu. Hal ini harus
mencakup:
a) dukungan manajemen pada semua personel laboratorium dengan memberi wewenang
c) Kebijakan mutu.
d) Pendidikan dan pelatihan staf.
e) Jaminan mutu.
f) Pengendalian dokumen.
g) Rekaman, pemeliharaan dan pengarsipan.
h) Akomodasi dan lingkungan.
i) Peralatan, pereaksi dan/atau manajemen bahan habis pakai yang relevan.
j) Validasi prosedur pemeriksaan.
k) Keselamatan
l) Aspek lingkungan [misalnya transportasi, pembuangan bahan habis pakai dan limbah,
sebagai tambahan pada dan berbeda dari h) dan i)]
m) Penelitian dan pengembangan (bila sesuai).
n) Daftar prosedur pemeriksaan.
o) Protokol permintaan, sampel primer, pengumpulan dan penanganan sampel
laboratorium.
p) Validasi hasil.
q) Pengendalian mutu (termasuk uji banding antar laboratorium).
r) Sistem informasi laboratorium (lihat Lampiran B).
s) Pelaporan hasil.
t) Tindakan perbaikan dan penanganan keluhan.
u) Komunikasi dan interaksi lain dengan pasien, profesional kesehatan, laboratorium
rujukan, dan pemasok.
v) Audit internal.
penggunaan, atau dijamin dengan suatu cara terhadap penggunaan yang tidak sengaja,
f) dokumen yang disimpan atau dokumen kadaluwarsa yang diarsipkan, diidentifikasi
dengan jelas untuk mencegah penggunaan yang tidak sengaja,
g) jika sistem pengendalian dokumen laboratorium memperbolehkan amandemen
menggunakan tulisan tangan sebelum diterbitkan kembali, prosedur dan wewenang
ditetapkan, amandemen ini diberi tanda secara jelas, diparaf dan diberi tanggal, serta
dokumen yang telah direvisi diterbitkan kembali secara resmi sesegera mungkin,
h) Prosedur harus dibuat untuk menjelaskan bagaimana melakukan dan
mengendalikan perubahan dokumen yang disimpan dalam sistem komputer.
4.3.3 Semua dokumen yang relevan dengan sistem manajemen mutu harus diidentifikasi
secara unik, yang mencakup:
a) judul;
b) edisi atau tanggal revisi mutakhir, atau nomor revisi, atau semua hal tersebut;
c) jumlah halaman (bila dapat diterapkan);
d) wewenang untuk menerbitkan;
e) identifikasi sumber.
sampel pengendalian mutu dan memverifikasi bahwa hasilnya dapat diterima. Dokumentasi
kesesuaian pemasok dengan sistem manajemen mutunya dapat juga digunakan untuk
verifikasi.
4.6.3 Harus tersedia sistem pengendalian inventaris untuk perbekalan. Rekaman mutu yang
sesuai untuk jasa eksternal, perbekalan dan produk yang dibeli harus dibuat dan
dipertahankan untuk suatu periode waktu sebagaimana ditetapkan dalam sistem manajemen
mutu. Sistem ini harus mencakup perekaman nomor lot semua pereaksi yang relevan, bahan
kontrol dan kalibrator, tanggal penerimaan di laboratorium dan tanggal bahan digunakan
dalam pelayanan. Semua rekaman mutu harus tersedia untuk kaji ulang manajemen
laboratorium.
4.6.4 Laboratorium harus mengevaluasi pemasok pereaksi/reagen kritis, perbekalan dan jasa
yang mempengaruhi mutu pemeriksaan dan harus menyimpan rekaman evaluasi ini serta
daftar yang telah disetujui.
4.12.1 Semua prosedur operasional harus dikaji ulang secara sistematik oleh manajemen
laboratorium pada rentang waktu berkala, sebagaimana ditetapkan dalam sistem manajemen
mutu, untuk mengidentifikasi setiap sumber potensial ketidaksesuaian atau peluang lain
untuk peningkatan dalam sistem manajemen mutu atau pelaksanaan teknis. Rencana tindakan
peningkatan harus dikembangkan, didokumentasikan dan diterapkan sebagaimana mestinya.
4.12.2 Setelah tindakan diambil, sebagai hasil dari kaji ulang, manajemen laboratorium harus
mengevaluasi efektivitas tindakan melalui suatu kaji ulang yang terarah atau audit bidang
yang dimaksud.
4.12.3 Hasil tindakan kaji ulang tersebut harus diserahkan kepada manajemen laboratorium
untuk dikaji ulang dan diterapkan pada setiap perubahan yang diperlukan dalam sistem
manajemen mutu.
4.12.4 Manajemen laboratorium harus menerapkan indikator mutu untuk memantau secara
sistematik dan mengevaluasi kontribusi laboratorium pada perawatan pasien. Apabila
program ini mengidentifikasi peluang untuk peningkatan, manajemen laboratorium harus
menggunakannya tanpa memperhatikan tempat terjadinya. Manajemen laboratorium harus
memastikan bahwa laboratorium medik berperan serta dalam kegiatan peningkatan mutu
yang berkaitan dengan bidang yang relevan dan dampak terhadap perawatan pasien.
4.12.5 Manajemen laboratorium harus menyediakan akses untuk mendapatkan kesempatan
pendidikan dan pelatihan yang sesuai bagi semua personel laboratorium dan pengguna jasa
laboratorium yang relevan.
Rekaman ini dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada yang berikut ini:
a) formulir permintaan (termasuk kartu pasien atau rekaman medik hanya jika digunakan
sebagai formulir permintaan);
b) hasil pemeriksaan dan laporan;
c) hasil cetak instrumen;
d) prosedur pemeriksaan;
e) buku atau lembar kerja laboratorium;
f) rekaman pengaksesan;
g) fungsi kalibrasi dan faktor konversi;
h) rekaman pengendalian mutu;
i) keluhan dan tindakan yang dilakukan;
j) rekaman audit internal dan eksternal;
k) rekaman penilaian mutu eksternal atau uji banding antar laboratorium;
l) rekaman peningkatan mutu;
m) rekaman pemeliharaan instrumen, termasuk rekaman kalibrasi internal dan eksternal;
n) dokumentasi lot, sertifikat bahan yang dipasok, keterangan yang disisipkan dalam
kemasan (package inserts);
o) rekaman peristiwa/kecelakaan dan tindakan yang dilakukan;
p) rekaman pelatihan dan kompetensi staf.
ditujukan pada semua unsur dan ditekankan pada bidang yang secara kritis penting untuk
perawatan pasien.
4.14.2 Audit harus secara formal direncanakan, diorganisasikan dan dilaksanakan oleh
manajer mutu atau personel kompeten yang ditunjuk. Personel harus tidak mengaudit
kegiatannya sendiri. Prosedur untuk audit internal harus ditetapkan dan didokumentasikan
dan mencakup jenis audit, frekuensi, metodologi dan dokumentasi yang diperlukan. Apabila
terdapat kekurangan atau peluang untuk peningkatan, maka laboratorium harus melakukan
tindakan perbaikan atau tindakan pencegahan sebagaimana mestinya dan harus
didokumentasikan serta dilaksanakan dalam waktu yang disepakati.
Unsur utama sistem manajemen mutu sebaiknya secara normal menjadi sasaran audit internal
sekali setiap dua belas bulan.
4.14.3 Hasil audit internal harus diserahkan kepada manajemen laboratorium untuk dikaji
ulang.
h) umpan balik, termasuk keluhan dan faktor lain yang relevan dari klinisi, pasien dan pihak
lain;
i) indikator mutu untuk memantau kontribusi laboratorium pada perawatan pasien.
j) ketidaksesuaian;
k) pemantauan waktu penyelesaian pemeriksaan (turnaround time);
l) hasil dari proses peningkatan berkelanjutan;
m) evaluasi pemasok.
Rentang waktu yang lebih pendek antar kaji ulang sebaiknya dilakukan apabila suatu sistem
manajemen mutu sedang dalam proses pemantapan. Hal ini memungkinkan tindakan dini
dalam menanggapi bidang yang memerlukan amandemen sistem manajemen mutu atau
tindakan lain.
4.15.3 Mutu dan kesesuaian kontribusi laboratorium pada perawatan pasien harus dipantau
seluas mungkin dan dievaluasi secara obyektif.
CATATAN Ketersediaan data akan berbeda sesuai dengan jenis laboratorium atau lokasi
(misalnya rumah sakit, klinik atau laboratorium rujukan)
4.15.4 Temuan dan tindakan yang timbul dari kaji ulang manajemen harus direkam dan staf
laboratorium harus diberitahu temuan dan keputusan yang diambil sebagai hasil dari kaji
ulang. Manajemen laboratorium harus memastikan bahwa tindakan yang timbul diselesaikan
dalam waktu yang tepat dan disepakati.
5. Persyaratan teknis
5.1 Personel
5.1.1 Manajemen laboratorium harus mempunyai suatu rencana organisasi, kebijakan
personel dan uraian tugas yang menetapkan kualifikasi dan tugas bagi semua personel.
5.1.2 Manajemen laboratorium harus memelihara rekaman pendidikan yang relevan dan
kualifikasi profesional, pelatihan dan pengalaman, serta kompetensi semua personel.
Informasi ini harus dengan mudah didapatkan oleh personel yang relevan, dan dapat
mencakup :
Direktur laboratorium tidak perlu melaksanakan semua tanggung jawab secara pribadi.
Namun demikian, direktur laboratorium tetap bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan
operasional dan administrasi laboratorium, untuk memastikan tersedianya pelayanan bermutu
bagi pasien.
5.1.5 Harus tersedia sumber daya staf yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan yang
diperlukan dan melakukan fungsi lain sistem manajemen mutu.
5.1.6 Personel harus sudah mengikuti pelatihan khusus tentang jaminan mutu dan manajemen
mutu untuk pelayanan yang diberikan.
5.1.7 Manajemen laboratorium harus memberi kewenangan kepada personel untuk
melakukan tugas tertentu seperti pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengoperasian jenis
peralatan tertentu, termasuk penggunaan komputer dalam sistem informasi laboratorium
(lihat Lampiran B).
5.1.8 Kebijakan harus ditetapkan untuk menentukan personel yang boleh menggunakan
sistem komputer, personel yang boleh mengakses data pasien dan personel yang diberi
wewenang untuk memasukkan data dan mengubah hasil pasien, memperbaiki penagihan atau
memodifikasi program komputer (lihat Lampiran B dan C).
5.1.9 Harus terdapat program pendidikan berkelanjutan yang tersedia bagi staf pada semua
level
5.1.10 Personel harus dilatih untuk mencegah atau mengamankan dari kemungkinan kejadian
yang tidak diinginkan.
5.1.11 Kompetensi dari tiap personel untuk melakukan tugas yang diberikan harus dievaluasi
setelah pelatihan dan secara periodik. Pelatihan dan penilaian kembali harus dilakukan, bila
perlu.
5.1.12 Personel yang melakukan pertimbangan profesional berkenaan dengan pemeriksaan
harus memiliki latar belakang teori dan praktek yang dapat diterapkan, dan juga pengalaman
terkini. Pertimbangan profesional dapat dinyatakan sebagai pendapat, interpretasi, prakiraan,
simulasi dan model, dan nilai serta sesuai dengan peraturan nasional, regional dan lokal.
Personel harus mengambil bagian dalam pengembangan profesi secara teratur atau kerjasama
dengan profesional lain.
5.1.13 Kerahasiaan informasi yang berkenaan dengan pasien harus dijaga oleh semua
personel.
5.2.1 Laboratorium harus memiliki ruangan sedemikian rupa sehingga beban kerja dapat
dilakukan tanpa mempengaruhi mutu pekerjaan, prosedur pengendalian mutu, keselamatan
personel atau pelayanan perawatan pasien. Direktur laboratorium harus menetapkan
kecukupan ruangan ini. Sumber daya harus sesuai dengan keperluan untuk mendukung
kegiatan laboratorium. Sumber daya laboratorium harus dipelihara dalam suatu fungsi dan
kondisi yang handal. Ketentuan yang sama sebaiknya dibuat untuk pengambilan dan
pemeriksaan sampel primer di tempat selain fasilitas laboratorium permanen.
5.2.2 Laboratorium harus didesain untuk efisiensi kegiatan operasional, mengoptimalkan
kenyamanan, meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pasien, karyawan
dan pengunjung harus dilindungi dari bahaya yang telah dikenal.
5.2.3 Apabila tersedia fasilitas pengambilan sampel primer, harus dipertimbangkan untuk
mengakomodasi pasien dengan keterbatasan fisik, kenyamanan dan privasi pasien, selain
untuk optimasi kondisi pengambilan.
5.2.4 Desain laboratorium dan lingkungannya harus disesuaikan dengan tugas yang akan
dilakukan. Lingkungan tempat dilakukan pengambilan sampel primer atau pemeriksaannya
atau keduanya tidak boleh menyebabkan ketidakabsahan hasil atau berpengaruh buruk pada
mutu yang dipersyaratkan untuk setiap pengukuran.
Fasilitas laboratorium untuk pemeriksaan sebaiknya memungkinkan untuk melakukan
pemeriksaan yang benar. Hal ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, sumber energi,
pencahayaan, ventilasi, air, penanganan dan pembuangan limbah serta kondisi lingkungan.
Laboratorium sebaiknya memiliki prosedur pengecekan bahwa lingkungan tidak berpengaruh
buruk pada kinerja pengambilan spesimen dan peralatan.
5.2.5 Laboratorium harus memantau, mengendalikan dan merekam kondisi lingkungan,
sebagaimana dipersyaratkan oleh spesifikasi yang relevan atau bila hal tersebut
mempengaruhi mutu hasil. Perhatian sebaiknya diberikan pada sterilitas, debu, gangguan
elektromagnetik, radiasi, kelembaban, catu daya listrik, temperatur, tingkat bunyi dan getaran
sesuai dengan kegiatan teknis yang bersangkutan.
5.2.6 Harus ada pemisahan yang efektif antara bagian laboratorium yang berbatasan, yang
didalamnya terdapat kegiatan yang bertentangan. Tindakan harus dilakukan untuk mencegah
kontaminasi silang.
CONTOH Apabila prosedur pemeriksaan menimbulkan suatu bahaya (mikobakteriologi,
radionuklida, dan lain-lain); dapat berdampak apabila tidak dipisah, seperti amplifikasi asam
nukleat; dipersyaratkan suatu lingkungan yang tenang dan pekerjaan yang tidak terganggu,
seperti untuk penapisan sitopatologi, atau pekerjaan yang mempersyaratkan suatu lingkungan
terkendali seperti untuk sistem komputerisasi.
5.2.7 Akses dan penggunaan area yang mempengaruhi mutu pemeriksaan harus dikendalikan.
Tindakan yang sesuai harus diambil untuk melindungi sampel dan sumber daya dari akses
yang tidak berwenang.
5.2.8 Sistem komunikasi di dalam laboratorium harus disesuaikan dengan ukuran dan
kompleksitas dari fasilitas serta penyampaian pesan yang efisien.
5.2.9 Ruangan dan kondisi penyimpanan yang sesuai harus disediakan untuk memastikan
kesinambungan integritas dari sampel, sediaan apus/slides, blok histologi, mikroorganisme
yang dipelihara, dokumen, arsip, manual, peralatan, pereaksi, perbekalan laboratorium,
rekaman dan hasil.
5.2.10 Area kerja harus bersih dan dipelihara dengan baik. Penyimpanan dan pemusnahan
bahan berbahaya harus dilaksanakan secara khusus sesuai dengan peraturan yang relevan.
Tindakan harus diambil untuk memastikan kerumahtanggaan yang baik dalam laboratorium.
Prosedur dan pelatihan khusus untuk personel dapat diperlukan untuk tujuan itu.
Apabila instruksi manufaktur, panduan operator atau dokumentasi lain tersedia, dokumen
tersebut dapat digunakan dalam menetapkan persyaratan untuk memenuhi standar yang
sesuai atau untuk menetapkan persyaratan kalibrasi berkala, sebagaimana mestinya, guna
memenuhi sebagian atau semua dari persyaratan ini.
5.3.3 Tiap jenis peralatan harus diberi label secara unik, diberi tanda atau identifikasi lain
5.3.4 Rekaman harus dipelihara untuk setiap jenis peralatan yang berkontribusi pada kinerja
pemeriksaan. Rekaman ini harus mencakup paling sedikit hal berikut ini :
a) identitas peralatan;
b) nama manufaktur, identifikasi tipe dan nomor seri atau identifikasi unik lainnya;
c) personel penghubung manufaktur dan nomor teleponnya, jika perlu;
d) tanggal penerimaan dan tanggal mulai digunakan;
e) lokasi saat ini, jika perlu;
f) kondisi ketika diterima (misalnya baru, bekas, atau direkondisi);
g) instruksi manufaktur, jika tersedia, atau petunjuk untuk penyimpanan;
h) rekaman kinerja peralatan yang memastikan kesesuaian penggunaan peralatan;
i) pemeliharaan yang dilakukan dan yang direncanakan;
j) kerusakan, atau malfungsi, modifikasi atau perbaikan dari peralatan;
k) prakiraan tanggal penggantian peralatan, jika memungkinkan; Rekaman kinerja berkenaan
dengan yang tertera dalam h) sebaiknya mencakup salinan laporan/sertifikat dari semua
kalibrasi dan/atau verifikasi termasuk tanggal, waktu dan hasil, penyetelan, kriteria
penerimaan dan tanggal jatuh tempo kalibrasi dan atau verifikasi berikutnya, frekuensi
pengecekan yang dilakukan di antara pemeliharaan atau kalibrasi untuk memenuhi sebagian
atau semua dari persyaratan ini. Instruksi manufaktur dapat digunakan untuk menetapkan
kriteria penerimaan, prosedur dan frekuensi verifikasi pemeliharaan atau kalibrasi atau
keduanya, guna memenuhi sebagian atau seluruh persyaratan ini.
Rekaman ini harus dipelihara dan mudah diperoleh selama masa pakai peralatan atau dalam
periode tertentu yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan nasional, regional
dan lokal.
5.3.5 Peralatan harus dioperasikan hanya oleh personel yang diberi wewenang. Instruksi
mutakhir tentang penggunaan dan pemeliharaan peralatan (termasuk panduan yang sesuai dan
petunjuk penggunaan yang diberikan oleh manufaktur peralatan) harus mudah diperoleh
personel laboratorium.
5.3.6 Peralatan harus dipelihara dalam suatu kondisi kerja yang aman. Hal ini harus
mencakup pemeriksaan keamanan listrik, alat penghentian darurat (emergency stop devices)
serta penanganan dan pemusnahan bahan-bahan kimia, radioaktif dan biologis dengan aman
oleh personel berwenang. Spesifikasi atau instruksi manufaktur atau keduanya harus
digunakan sebagaimana mestinya.
5.3.7 Apabila peralatan ditemukan rusak, alat itu harus tidak boleh digunakan, diberi label
dengan jelas dan disimpan dengan baik sampai diperbaiki yang dibuktikan melalui kalibrasi,
verifikasi atau pengujian untuk memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. Laboratorium harus
memeriksa pengaruh kerusakan alat ini pada pemeriksaan terdahulu dan melakukan prosedur
seperti yang tercantum dalam 4.9. Laboratorium harus melakukan tindakan yang benar dan
beralasan untuk mendekontaminasi peralatan sebelum dirawat, diperbaiki atau sebelum
dimusnahkan.
5.3.8 Daftar tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kontaminasi harus diberikan kepada
personel yang bekerja pada peralatan tersebut. Laboratorium harus menyediakan ruangan
yang sesuai untuk perbaikan dan peralatan perlindungan diri yang sesuai.
5.3.9 Apabila dapat dipraktikkan, peralatan di bawah pengendalian laboratorium yang
memerlukan kalibrasi atau verifikasi harus diberi label atau kode lain untuk menunjukkan
status kalibrasi atau verifikasi dan tanggal waktu re-kalibrasi atau re-verifikasi yang
seharusnya.
5.3.10 Apabila peralatan dipindahkan dari pengendalian langsung laboratorium atau
diperbaiki atau diservis, laboratorium harus memastikan bahwa peralatan tersebut telah
diperiksa dan ditunjukkan berfungsi dengan memuaskan sebelum digunakan kembali oleh
laboratorium
5.3.11 Apabila komputer atau peralatan pemeriksaan otomatis digunakan untuk
pengumpulan, pengolahan, perekaman, pelaporan, penyimpanan atau pengambilan kembali
data pemeriksaan, laboratorium harus memastikan bahwa :
a) perangkat lunak komputer, termasuk yang terpasang di dalam peralatan, didokumentasikan
dan divalidasi sebagaimana mestinya layak untuk penggunaan dalam fasilitas tersebut;
b) prosedur ditetapkan dan diterapkan untuk melindungi keutuhan data setiap saat;
c) komputer dan peralatan otomatis dipelihara untuk memastikan kelayakan fungsinya dan
dilengkapi dengan kondisi lingkungan serta kondisi operasi yang diperlukan untuk
memelihara integritas data;
d) program komputer dan rutin (alur kerja) komputer (lihat lampiran B) dilindungi secara
memadai untuk mencegah akses, perubahan atau pengrusakan secara tidak senganja atau oleh
personel tidak berwenang.
Lihat juga Lampiran B.
5.3.12 Laboratorium harus memiliki prosedur untuk penanganan, pemindahan, penyimpanan
dan penggunaan peralatan secara aman, untuk mencegah kontaminasi atau deteriorasi
5.3.13 Apabila kalibrasi menimbulkan sekumpulan faktor koreksi, laboratorium harus
memiliki prosedur untuk memastikan bahwa salinan dari faktor koreksi sebelumnya
dimutakhirkan dengan benar.
5.3.14 Peralatan termasuk perangkat keras, perangkat lunak, bahan acuan, bahan habis pakai,
pereaksi dan sistem analitik harus diamankan dari penyetelan atau pengrusakan yang dapat
membuat hasil pemeriksaan tidak absah.
Format formulir permintaan (misalnya elektronik atau kertas) dan cara permintaan tersebut
dikomunikasikan kepada laboratorium sebaiknya diputuskan dalam diskusi dengan pengguna
layanan laboratorium.
5.4.2 Instruksi khusus untuk pengambilan dan penanganan sampel primer yang benar harus
didokumentasikan dan diterapkan oleh manajemen laboratorium (lihat 4.2.4) dan tersedia
bagi personel yang bertanggungjawab untuk pengabilan sampel primer. Instruksi tersebut
harus tercantum dalam pedoman pengambilan sampel primer.
5.4.3 Pedoman pengambilan sampel primer, harus mencakup hal berikut :
a) salinan dari atau acuan untuk
1) daftar pemeriksaan laboratorium yang tersedia yang ditawarkan,
2) formulir persetujuan, apabila diperlukan,
3) informasi dan instruksi yang diberikan kepada pasien sehubungan dengan
persiapan mereka sendiri sebelum pengumpulan sampel primer,
4) informasi bagi pengguna pelayanan laboratorium tentang petunjuk medik dan
pemilihan yang tepat dari prosedur yang tersedia;
b) prosedur untuk
1) penyiapan pasien (misalnya instruksi untuk pemberi layanan dan flebotomis).
2) pemberian identifikasi sampel primer,
3) pengambilan sampel primer (misalnya flebotomi, tusukan kulit, darah, urin, dan cairan
tubuh lainnya) dengan uraian dari wadah sampel primer dan setiap bahan (zat) tambahan
yang perlu.
c) instruksi untuk :
1) pengisian formulir permintaan atau permintaan elektronik;
2) jenis dan jumlah sampel primer yang dikumpulkan;
3) pemilihan waktu khusus untuk pengumpulan sampel, jika dipersyaratkan;
4) kebutuhan penanganan khusus antara waktu pengumpulan dan waktu diterima oleh
laboratorium (persyaratan transpor, pendinginan, pemanasan, pengantaran segera, dan lainlain);
5.4.14 Sampel harus disimpan untuk jangka waktu tertentu, pada kondisi yang menjamin
stabilitas sifat sampel, yang memungkinkan pengulangan pemeriksaan setelah pelaporan hasil
atau untuk pemeriksaan tambahan.
Prosedur harus didasarkan secara keseluruhan atau sebagian pada instruksi penggunaan
(misalnya sisipan kemasan), yang ditulis oleh manufaktur, asalkan prosedur tersebut sesuai
dengan 5.5.1 dan 5.5.2 dan menguraikan prosedur sebagaimana dilakukan dalam
laboratorium dan ditulis dalam bahasa yang secara umum dipahami oleh staf laboratorium.
Setiap penyimpangan harus dikaji ulang dan didokumentasikan. Informasi tambahan yang
dapat dipersyaratkan dalam melakukan pemeriksaan juga harus didokumentasikan. Setiap kit
pemeriksaan versi baru dengan perubahan besar pereaksi atau prosedur harus diperiksa
kinerja dan kelayakannya untuk penggunaan yang dimaksud. Setiap perubahan prosedur
harus diberi tanggal dan disahkan seperti prosedur lainnya.
Sebagai tambahan pada identitas pengendalian dokumen, dokumentasi sebaiknya mencakup,
hal berikut, apabila dapat digunakan :
a) maksud pemeriksaan;
b) prinsip dari prosedur yang digunakan untuk pemeriksaan;
c) spesifikasi kinerja (misal linearitas, presisi, akurasi yang dinyatakan sebagai ketidakpastian
pengukuran, batas deteksi, rentang ukur, kebenaran pengukuran, sensitivitas dan spesifisitas
analitik);
d) sistem sampel primer (misal plasma, serum, urin);
e) jenis wadah dan bahan tambahan;
f) peralatan dan pereaksi yang diperlukan;
g) prosedur kalibrasi (ketertelusuran metrologis);
h) tahapan prosedural;
i) prosedur pengendalian mutu;
j) interferensi (misal lipemia, hemolisis, bilirubinemia) dan reaksi silang;
k) prinsip prosedur perhitungan hasil, termasuk ketidakpastian pengukuran;
l) rentang acuan biologis;
m) rentang hasil pemeriksaan pasien yang dapat dilaporkan;
n) nilai siaga / nilai kritis, apabila sesuai;
o) interpretasi laboratorium;
p) kewaspadaan keselamatan;
5.6.6 Untuk pemeriksaan yang dilakukan menggunakan prosedur atau peralatan berbeda atau
pada tempat berbeda, atau semuanya ini, harus ditetapkan suatu mekanisme untuk
memverifikasi komparabilitas hasil di seluruh rentang yang secara klinik tepat. Verifikasi
harus dilakukan pada periode yang waktunya sesuai dengan karakteristik prosedur atau
peralatan.
5.6.7 Laboratorium harus mendokumentasikan, merekam dan, jika perlu, secara cepat
menindaklanjuti hasil uji banding . Masalah atau kekurangan yang teridentifikasi harus
ditindaklanjuti dan rekaman tindakan dipelihara.
c) identifikasi unik dan lokasi pasien, apabila mungkin, dan alamat tujuan dari laporan;
d) nama atau pengenal unik lain dari peminta pemeriksaan dan alamatnya;
e) tanggal dan waktu pengambilan sampel primer, apabila tersedia dan relevan dengan
penatalaksanaan pasien, dan waktu penerimaan oleh laboratorium;
f) tanggal dan waktu laporan dikeluarkan, jika tidak dicantumkan pada laporan, harus
dapat diakses jika dibutuhkan;
g) asal bahan dan sistem (atau tipe sampel primer);
h) hasil pemeriksaan dilaporkan dalam satuan SI atau dapat ditelusuri ke satuan SI (lihat
ISO Guide 31), apabila dapat digunakan;
i) rentang acuan biologis, apabila dapat digunakan;
j) interpretasi hasil, apabila sesuai;
k) tanggapan lain (misalnya mutu atau kecukupan dari sampel primer yang dapat merusak
hasil, hasil/interpretasi dari laboratorium rujukan, penggunaan prosedur yang dikembangkan);
laporan sebaiknya mengidentifikasi pemeriksaan yang dilakukan sebagai bagian dari suatu
program pengembangan dan untuk itu tidak ada tuntutan tentang kinerja pengukuran dibuat,
dan apabila dapat digunakan, informasi tentang batas deteksi dan ketidakpastian pengukuran
sebaiknya diberikan berdasarkan permintaan;
l) identifikasi personel yang berwenang mengeluarkan laporan;
m) jika relevan, hasil yang asli dan hasil yang diperbaiki;
n) tanda tangan atau otorisasi dari personel yang memeriksa atau mengeluarkan laporan,
apabila mungkin.
CATATAN 1 Sehubungan dengan i) di bawah beberapa keadaan, mungkin tepat untuk
mendistribusikan daftar atau tabel rentang acuan biologis kepada semua pengguna pelayanan
laboratorium di tempat laporan diterima.
CATATAN 2 Peraturan nasional, regional dan lokal dapat mensyaratkan nama dan lokasi
laboratorium pemeriksaan (atau rujukan) untuk dicantumkan pada laporan akhir.
5.8.4 Jika sesuai, uraian dari pemeriksaan yang dilakukan dan hasilnya sebaiknya mengikuti
kosa kata dan sintaksis yang direkomendasikan oleh satu atau lebih dari organisasi berikut :
5.8.10 Rekaman tindak lanjut yang dilakukan sebagai tanggapan terhadap hasil dalam rentang
kritis harus disimpan. Hal ini mencakup tanggal, waktu, anggota staf laboratorium yang
bertanggung jawab, orang yang diberitahu dan hasil pemeriksaan. Setiap kesulitan yang
dihadapi dalam pemenuhan persyaratan ini harus direkam dan dikaji ulang selama audit.
5.8.11 Manajemen laboratorium, melalui konsultasi dengan peminta pemeriksaan, harus
menetapkan waktu penyelesaian pemeriksaan untuk tiap pemeriksaannya. Waktu
penyelesaian pemeriksaan harus merefleksikan kebutuhan klinik.
Harus terdapat suatu kebijakan untuk memberitahu kepada peminta pemeriksaan, apabila
suatu pemeriksaan ditunda. Waktu penyelesaian pemeriksaan, demikian juga setiap umpan
balik dari klinisi terkait, harus dipantau, direkam, dan dikaji ulang oleh manajemen
laboratorium. Bila perlu, tindakan perbaikan harus dilakukan untuk setiap masalah yang
teridentifikasi.
Hal ini tidak berarti bahwa personel klinik harus diberitahu tentang semua penundaan dalam
pemeriksaan tetapi pemberitahuan hanya dalam situasi penundaan dapat mempengaruhi
perawatan pasien. Prosedur ini sebaiknya dikembangkan dalam kerja sama antara personel
klinik dan laboratorium.
5.8.12 Apabila hasil pemeriksaan dari suatu laboratorium rujukan perlu disalin oleh
laboratorium yang merujuk, maka harus dibuat prosedur untuk memverifikasi kebenaran dari
semua salinan.
5.8.13 Laboratorium harus memiliki prosedur terdokumentasi yang jelas untuk mengeluarkan
hasil pemeriksaan, termasuk rincian tentang siapa yang dapat mengeluarkan hasil dan kepada
siapa hasil dikeluarkan. Prosedur harus juga mencakup pedoman untuk menyerahkan hasil
secara langsung kepada pasien.
5.8.14 Laboratorium harus menetapkan kebijakan dan praktik untuk menjamin, bahwa hasil
yang didistribusikan dengan telepon atau sarana elektronik lain diterima hanya oleh penerima
yang berwenang. Hasil yang disampaikan secara lisan harus diikuti dengan laporan tertulis
yang baik.
5.8.15 Laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur tertulis berkaitan dengan
perubahan laporan. Apabila diubah, rekaman harus menunjukkan waktu, tanggal dan nama
orang yang bertanggung jawab untuk perubahan tersebut. Catatan orisinil harus tetap terbaca
apabila perubahan dibuat.
Rekaman elektronik yang asli harus disimpan dan perubahan yang ditambahkan pada
rekaman tersebut melalui prosedur pengeditan yang tepat sehingga laporan secara jelas
menunjukkan perubahan
5.8.16 Hasil yang telah tersedia untuk pembuatan keputusan klinik dan direvisi harus
dipertahankan dalam laporan kumulatif berikutnya dan secara jelas diidentifikasi telah
direvisi. Jika sistem pelaporan tidak dapat menangkap amandemen, penggantian atau
perubahan, maka suatu buku harian audit harus digunakan.
Sertifikat Akreditasi
6. Sertifikat Akreditasi
6.1 Setelah keputusan akreditasi, laboratorium/lembaga inspeksi mendapatkan sertifikat
akreditasi dan lampiran sertifikat akreditasi yang berisi ruang lingkup akreditasi.
6.2 Sertifikat akreditasi KAN:
6.2.1 berlaku untuk 4 (empat) tahun;
6.2.2dapat dicabut bila KAN menyimpulkan bahwa laboratorium/lembaga inspeksi telah
gagal memenuhi Syarat dan Aturan Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi atau
kriteria akreditasi KAN.
Survailen
2.10 Survailen Tidak Terjadual/Kunjungan Tidak Rutin
2.10.1 Survailen tidak terjadwal ke laboratorium/lembaga inspeksi selama proses akreditasi
dan/atau masa akreditasi akan dilaksanakan, jika terdapat:
2.10.1.1 tindak lanjut perbaikan yang dikirimkan laboratorium/lembaga inspeksi masih belum
memuaskan menurut tim asesmen dalam tempo enam bulan setelah tanggal kunjungan
asesmen awal atau re-asesmen.
2.10.1.2 dalam kasus dimana implementasi dari tindakan perbaikan kategori 1 (satu) tidak
bisa hanya dilihat dengan dokumen atau rekaman, sperti ketidaksesuaian yang berhubungan
dengan kompetensi personel dan/atau tidak sesuainya implementasi dari panduan mutu dan
prosedur laboratorium/lembaga inspeksi.
2.10.1.3 perubahan penting yang secara nyata mempengaruhi kompetensi
laboratorium/lembaga inspeksi (perubahan struktur organisasi, perubahan kepemilikan,
perubahan personil inti, perubahan alamat, perubahan fasilitas laboratorium/lembaga
inspeksi, dan lain-lain)
2.10.1.4 hasil tidak memuaskan (outlier) dari suatu program uji profisiensi atau uji banding
antar laboratorium atau lembaga inspeksi dan tindakan perbaikan laboratorium/lembaga
inspeksi dinyatakan tidak memuaskan sampai batas waktu yang ditentukan.
2.10.1.5 pengaduan tertulis dari klien laboratorium/lembaga inspeksi yang meragukan
kompetensi laboratorium/lembaga inspeksi.
2.10.1.6 indikasi bahwa laboratorium/lembaga inspeksi tidak lagi memenuhi kriteria
akreditasi KAN.
2.10.1.7 laboratorium/lembaga inspeksi yang bermaksud memperoleh kembali status
akreditasi ruang lingkup yang dibekukan.
2.10.2 Kunjungan tidak rutin dapat dilakukan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu kepada laboratorium/lembaga inspeksi. Kungjungan tidak rutin tanpa pemberitahuan
dilakukan dalam kasus penyelidikan keluahan terhdap laboratorium/lembaga inspeksi. KAN
berhak untuk melakukan kunjungan tidak rutin tanpa pemberitahuan terlebih dahulu jika
dibutuhkan.
2.10.3 Jika ketidaksesuain ditemukan selama kunjungan tidak rutin, prosedur tindakan
perbaikan sama seperti kunjungan survailen terjadual, kecuali kunjungan tidak rutin yang
berkaitan dengan perluasan ruang lingkung akreditasi dimana prosedur tindakan
perbaikannya sama seperti pada asesmen awal.
2.7 Survailen Terjadwal
2.7.1 KAN melakukan survailen lapangan ke laboratorium/lembaga inspeksi yang
diakreditasi untuk menjamin bahwa laboratorium/lembaga inspeksi tersebut selalu menjaga
kompetensinya sesuai dengan kriteria akreditasi KAN dari waktu ke waktu.
2.7.2 Selama empat (4) tahun masa akreditasi, KAN akan melaksanakan kunjungan survailen
2 (dua) kali.
2.7.3 Kunjungan survailen pertama dilaksanakan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal ditetapkan akreditasi atau re-akreditasi.
2.7.4 Jangka waktu antara kunjungan survailen pertama dan kunjungan survailen berikutnya
dan kunjungan reasesmen tidak boleh lebih dari 18 (delapan belas) bulan.
2.7.5 Jika laboratorium/lembaga inspeksi mendapatkan kunjungan tidak rutin/survailen
dipercepat segera setelah tanggal keputusan akreditasi atau perpanjangan akreditasi, maka
kunjungan survailen pertama akan dijadualkan maksimum 12 (dua belas) bulan setelah
kunjungan tidak rutin.
2.7.6 Untuk laboratorium/lembaga inspeksi yang beroperasi lebih dari satu lokasi, maka
seluruh lokasi yang termasuk dalam sistem manajemen mutu yang sama harus mendapatkan
survailen lapangan paling tidak sekali dalam satu kali masa akreditasi.
2.7.7 Jika ditemukan ketidaksesuaian kategori satu, maka ruang lingkup akreditasi terkait
dapat dibekukan dengan segera.
2.7.8 Tindakan perbaikan survailen terjadwal
2.7.8.1 Laboratorium/lembaga inspeksi diharuskan menindaklanjuti ketidaksesuai yang
dilaporkan pada saat kunjungan survailen terjadual dan mengirimkan bukti tindakan
perbaikan kepada asesor.
2.7.8.2 Batas waktu tindakan perbaikan hasil asesmen ditetapkan oleh asesor kepala dengan
persetujuan LPK berdasarkan analisis terhadap sifat ketidaksesuaian. Tindakan perbaikan dan
verifikasi tindakan diselesaikan dalam waktu 30 hari kerja semenjak pelaksanaan asesmen
lapangan.
2.7.8.3 Jika tindakan perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan atau dianggap belum memuaskan oleh tim asesmen, maka laboratorium/lembaga
inspeksi akan dibekukan sementara.
2.7.8.4 Verifikasi lapangan mungkin akan diperlukan untuk melihat implementasi dari
tindakan perbaikan tertentu dari ketidaksesuaian yang dilaporkan pada saat survailen
2.7.9 Konfirmasi status akreditasi laboratorium/lembaga inspeksi akan diinformasikan kepada
laboratorium/lembaga inspeksi setelah tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian yang
dilaporkan pada saat survailen dinyatakan memuaskan.
7.2.12.2 bantuan kepada KAN atau personelnya dalam melakukan penyelidikan dan
pemecahan setiap keluhan yang disampaikan pihak ketiga tentang kegiatan
pengujian/kalibrasi/inspeksi yang termasuk dalam ruang lingkup yang telah diakreditasi.
7.2.13 Atas permintaan KAN, laboratorium/lembaga inspeksi harus menyediakan rekaman
semua keluhan dan perselisihan, termasuk juga tindakan perbaikannya.
7.2.14 Laboratorium/lembaga inspeksi harus menyampaikan setiap 6 (enam) bulan sekali
jumlah sertifikat yang telah diterbitkan dengan simbol akreditasi KAN sesuai dengan ruang
lingkup yang diakreditasi.
7.2.15 Laboratorium/lembaga inspeksi harus mengalokasikan waktu untuk KAN dalam
rangka pelaksanaan survailen sesuai dengan ketentuan KAN.