Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
-
Endometritis adalah
2.2 ETIOLOGI
Endometritis adalah penyakit yang disebabkan oleh polimikroba, rata-rata
2-3 organisme. Dalam banyak kasus, muncul dari infeksi ascending dari
organisme yang ditemukan di flora normal vagina (Rivlin, 2011).
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran genital pascapartum
adalah:
1. Aerob:
-
Enterokokus
Staphylococcus aureus
Gardnerella vaginalis
2. Anaerob:
-
Spesies peptokokus
1
Spesies peptostreptokokus
Spesies klostridium
Spesies fusobakterium
Spesies mobiluncus
3. Lain-lain:
-
Spesies mycoplasma
Chlamydia tracomatis
Neisseria gonorrhoeae
(Leveno, 2009)
Dapat terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil (Thomson Reuters.
2011)
Plasenta manual
2.4 KLASIFIKASI
1. Endometritis Akut
Pada endometritis akut, endometrium mengalami edema dan hiperemi
dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi
leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan
interstisial. Sebab yang paling penting adalah infeksi gonorea dan infeksi
pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke
atas dan menyebabkan endometritis akut.
Infeksi postabortum dan postpartum sering terdapat oleh karena lukaluka pada serviks uteri, luka pada dinding uterus bekas implantasi plasenta,
yang merupakan porte dentree bagi kuman-kuman patogen. Selain itu,
alat-alat yang digunakan pada abortus dan partus yang tidak steril dapat
membawa kuman-kuman ke dalam uterus.
Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke
miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat
menjalar ke parametrium, ke tuba dan ovarium dan ke peritoneum
sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh
gejala-gejala penyakit dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi,
kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang bernanah dan uterus serta
daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akut adalah tindakan yang dilakukan dalam
uterus di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukkan radium ke
dalam uterus, memasukkan IUD ke dalam uterus dan sebagainya.
Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah
endometritis tetap terbatas pada endometrium atau menjalar ke jaringan di
sekitarnya. Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang
tidak seberapa patogen umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan
sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endometrium
pada waktu haid (Prawirohardjo, 2005).
2. Endometritis Kronik
Endometritis kronik tidak seberapa sering ditemukan, oleh karena
infeksi yang tidak dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat
mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan fungsional endometrium
pada waktu haid. Pada pemeriksaan mikroskopik, ditemukan banyak selsel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena
sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
Tuberkulosis
(Prawirohardjo, 2005).
2.5 PATOGENESIS.
Bakteri secara normal mengkoloni seviks, vagina, perineum dan saluran
cerna. Meskipun virulensinya rendah, namun berbagai bakteri ini menjadi
patogenik jika terdapat jaringan yang mengalami devitalisasi dan hematom
yang pasti ada dalam persalinan. Infeksi pascapartum bersifat polimikroba
(biasanya dua hingga tiga spesies) dan terjadi di tempat insisi atau implantasi
plasenta (Leveno, 2009).
Infeksi endometrium, atau desidua, biasanya hasil dari infeksi melalui
saluran kelamin. Dari perspektif patologis, endometritis dapat diklasifikasikan
sebagai akut dan kronis. Endometritis akut ditandai oleh adanya neutrofil
dalam kelenjar endometrium. Pada kasus nonobstetric, penyakit radang
panggul dan invasif prosedur ginekologi adalah prekursor yang paling umum
untuk endometritis akut. Pada kasus obstetri, infeksi postpartum merupakan
masalah yang umum.
Endometritis kronis ditandai oleh adanya sel plasma dan limfosit dalam
stroma endometrium. Endometritis kronis pada populasi obstetri biasanya
dikaitkan dengan produk konsepsi tertahan setelah melahirkan atau aborsi
elektif. Pada populasi nonobstetric, endometritis kronis terlihat dengan adanya
infeksi (misalnya klamidia, TBC, vaginosis bakteri) dan adanya alat
kontrasepsi dalam rahim (Zieve, 2011).
Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau desidua, dengan
ekstensi ke dalam miometrium dan jaringan parametrium. Endometritis
biasanya hasil dari infeksi naik dari saluran bawah kelamin. Dari perspektif
patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut dan kronis.
Endometritis akut dicirikan dengan adanya neutrofil dalam kelenjar
endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan adanya sel plasma dan
limfosit dalam stroma endometrium.
Pada populasi nonobstetric, PID dan prosedur ginekologi invasif adalah
prekursor paling umum untuk endometritis akut. Pada populasi obstetri,
infeksi postpartum adalah masalah yang paling umum. Endometritis kronis di
bidang kebidanan biasanya terkait dengan hasil konsepsi tertahan setelah
melahirkan atau aborsi elektif. Pada
kronis dapat dilihat dari infeksi, seperti klamidia, tuberkulosis, dan vaginosis
bakteri, dan adanya suatu alat kontrasepsi (Zieve, 2011).
Ketidaksterilan alat-alat yang digunakan dalam menolong persalinan
menyebabkan bakteri dan ogranisme masuk dan menginfeksi organ
reproduksi, infeksi dapat menyebar melalui jaringan limfa dan dinding uterus
(Stright, 2004)
Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus
tuberkulosis genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkol pada
tengah-tengah endometrium yang meradang menahun.
GAMBARAN KLINIS
Infeksi uterus harus menjadi perhatian utama pada wanita pasca partum
dengan demam. Biasanya timbul rabas vagina (lokia) yang berbau, banyak dan
bersemu darah. Sering terdapat nyeri tekan abdomen dan parametrium uterus
sewaktu pemeriksaan bimanual. Ketajaman pemeriksaan nyeri tekan uterus
akibat metritis mungkin tersamar oleh nyeri tekan yang biasanya berkaitan
dengan insisi sesar. Demam ibu pascapartum (pascaoperasi), tanpa kasa lain
yang jelas, harus dianggap sebagai endometritis (Leveno, 2009).
2.7
TANDA GEJALA
-
Nyeri kepala
Discharge
Anoreksia, mual/muntah
Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar atau buang air
kecil
Suhu 38C atau lebih jika terjadi terus menerus, di luar 24 jam pasca
partum
(Scott, R James. 2002)
Suhu tubuh sering kali rendah selama beberapa hari, kemudian meningkat
tajam.
Subinvolusi
Abnormalitas lochea
Peningkatan sel darah putih lebih dari biasanya saat pascapartum, lebih
dari 25.000/ mm3
DIAGNOSA
Tes yang dapat dilakukan:
-
Biopsi endometrium
Laparoskopi
2.9
PENATALAKSANAAN
Sifat polimikroba dari infeksi ini mengharuskan pemberian regimen
antimikroba spektrum luas dalam pengobatan endometritis setelah pelahiran
pervaginam atau sesar. Beberapa regimen yang berbeda dapat digunakan. Di
Parkland Hospital, regimen yang digunakan adalah klindamisin plus
gentamisin dan sudah memadai bagi 95 persen wanita. Beberapa kasus yang
gagal berespon berkaitan dengan Enterococcus dan secara empiris
ditambahkan ampisilin jika tidak ada respon klinis setelah 72 jam pemberian
klindamisin plus gentamisin. Jika demam menetap, penyulit endometritis perlu
disingkirkan dengan pemeriksaan panggul dan pemeriksaan pencitraan. Tanpa
penyulit tersebut, wanita endometritis diberi antibiotik intravena sampai
afebris selama 24 jam, pada saat tersebut pasien dipulangkan tanpa terapi oral.
Hal ini biasanya memerlukan waktu 2 sampai 3 hari dan jarang menyebabkan
pasien perlu dirawat ulang atas indikasi infeksi uterus (Leveno, 2009).
A. Bila riwayat/ tanda/ gejala sesuai dengan endometritis:
10
Kaji uterus untuk memeriksa adanya nyeri tekan yang tidak biasa
11
KOMPLIKASI
-
Tromboplebitis septik
Peritonitis pelvik
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU POST PARTUM DENGAN ENDOMETRITIS
No. Register
: 135.79
Tanggal MRS
: 24 Oktober 2013
: 09.00 WIB
Tempat
Ruang
: Tanjung
I.
PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1.
Identitas Pasien
Nama Ibu
: Ny. Denis
Umur
: 35 Tahun
Umur
: 40 Tahun
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Bangsa
: Indonesia
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: S1
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
: R. 2.000.000,-/bln
Penghasilan
:Rp. 3.500.000,-/bln
Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu perutnya bagian bawah terasa nyeri,
nafsu makan menurun dan mengalami demam. Ibu masih mengeluarkan
darah dari kemaluannya, jumlahnya banyak dan berbau menyengat sejak 2
hari yang lalu.
13
3.
4.
5.
Riwayat Menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Lama haid
: 8 hari
Banyaknya
: 2x ganti pembalut
Siklus
: 21 hari
Teratur/Tidak
: Teratur
Dismenorhoe
Fluor Albus
: Ada
Jumlah
: Sedikit
Warna/ Bau
6.
Minum
7.
14
Pola Eliminasi
BAB
Setelah melahirkan ibu BAB 1 kali, konsistensi keras, nyeri sebelum dan saat
BAB dan ada sedikit darah
BAK
9.
Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan
:KB IUD
Tgl/Bln
Tempat
Pers
Pers
UK
Jenis
Pers
Penolong
Anak
Kehamilan
/
Jk
BB
PB
3000
48
Nifas
Persalinan
7
1.
Februari
BPS
9bl
Spont
Bidan
RS
9bl
Spont
Bidan
2008
16
2.
Oktober
2013
Tidak ada
Plasenta
manual
gr
2700
gr
49
15
Normal
Terjadi
infeksi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang lalu seperti DM,
hipertensi dan lain-lain
13. Riwayat Penyakit Keturunan
: tidak pernah
Obat-obatan, jamu
: tidak pernah
: 2-3x sehari
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan Emosional
: Stabil
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Suhu tubuh
: 38,5C
Nadi
: 90 x/menit
Pernafasan
: 22 x/menit
Tinggi badan
: 155 cm
BB
: 50 kg
16
2.
Pemeriksaan Khusus
A. Inspeksi
Kepala
: warna rambut hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan.
Muka
: tidak pucat
Mata
polip.
Mulut dan gigi
Telinga
Leher
Axilla
Dada
Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada bagian perut bawah, tidak ada luka
bekas operasi
Punggung : Posisi tulang belakang
: normal
Ekstremitas : simetris ka/ki, tidak oedema ka/ki, tidak ada varises ka/ki.
Anogenital : Pengeluaran pervaginam : adanya darah,banyak (1 softex) dan
berbau tidak enak, warna merah
B. Palpasi
TFU
: TFU setinggi pusat, lembek dan terdapat nyeri tekan pada perut
bag. bawah.
C. Perkusi
3.
: Reflek patella
: +/+
Pemeriksaan Dalam
Terdapat nyeri goyang pada uterus.
17
4.
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : 10,8 gr/dl
Leukosit : 30.000 sel/mm3
Swab Vaginal
5.
Kesimpulan
P2002 ibu post partum hari ke-4 dengan endometritis akut
Dx/Mx/Keb
ibu post partum hari
P2002
DS :
: Cukup
Kesadaran
: Composmentis
: 120/80 mmHg
Suhu tubuh
: 38,5C
Nadi
: 90 x/menit
Pernafasan
: 22 x/menit
Leukosit
Swab Vaginal :
Lochea
terdapat
bakteri
Staphylococcus aureus
III. INTERVENSI
Dx/Mx/Keb
Tanggal 24 Oktober Tujuan :
2013
jam
Intervensi
Rasional
WIB
ke-4
dengan KU : Baik
endometritis akut
Pervaginam
1. Pasien
dan
keluarga
mengetahui
kondisi
yang
keluarga
diberikan
2. Berikan informed choice dan
inform consent
2. Bukti
untuk
persetujuan
serta
menjadi
MRS
dan
pencegahan
dan
pemantauan
keadaan umum.
4. Saat
beristirahat,
sel-sel
optimal
sehingga
imunitas
dapat
5. Makanan
yang
bergizi
liter/hari
dimana
meningkatkan
bakteri
Staphylococcus
aureus
sehingga
proses
penyembuhan
dapat
cepat.
IV. IMPLEMENTASI
20
lebih
Ibu mengatakan masih merasakan nyeri perutnya tetapi sudah agak berkurang
O
KU : cukup
N
: 81 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 120/80 mmHg
S
: 37,8 oC
Abdomen
TFU
: Leukosit
: 11.000 /mL
BAB IV
PEMBAHASAN
22
2. Mengukur suhu tubuh pasien setiap 4 kali per hari. Suhu tubuh harus
dibawah 38 oC setelah 48 jam diberikan antibiotik
3. Menganjurkan pasien untuk minum 3 liter cairan tiap hari dan
meningkatkan istirahat
4. Memantau keamanan antibiotik selama menyusui
BAB V
PENUTUP
23
A.
KESIMPULAN
Pada endometritis akut, endometrium mengalami edema dan hiperemi dan
pada pemeriksaan makroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi
leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan
interstisial. Sebab yang paling penting adalah infeksi pada abortus dan
partus. Infeksi postabortum dan postpartum sering terdapat oleh karena
luka-luka pada serviks uteri, luka pada dinding uterus bekas implantasi
plasenta, yang merupakan porte d'entree bagi kuman-kuman patogen. Selain
itu, alat-alat yang digunkan pada abortus dan partus yang tidak steril dapat
membawa kuman-kuman ke dalam uterus. Selama melakukan asuhan
kebidanan pada Ny. Sally P2002 dengan endometritis akut mengacu pada
tujuan yang ada, yaitu mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan
pola pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata,
serta mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan masalah endometritis
akut, maka ditentukan adanya suatu masalah/diagnosa kebidanan, dari
diagnosa tersebut dapat dilakukan implementasi atau pelaksanaan sehingga
masalah kebidanan yang terjadi pada kasus tersebut dapat diselesaikan.
B.
SARAN
1. Bagi Pasien
Jika pasien merasakan ada tanda dan gejala seperti yang telah dijelaskan di
atas, segera datang ke rumah sakit atau tenaga medis yang terlatih sehingga
bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan menghasilkan prognosa yang
baik pula
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dalam melakukan asuhan terhadap pasien dengan endometritis akut, bidan
tidak bisa bekerja sendiri, harus melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG dan
laboratorium, sehingga diperoleh diagnosa yang tepat dan penanganan yang
sesuai dengan prosedur penatalaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Morgan, Geri. 2009. Obstetri & Ginekologi: Panduan Praktik. Jakarta: EGC
24
25