You are on page 1of 34

makalah,,perilaku manusia..

" EMOSI,PERSEPSI,DAN MOTIVASI "

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku pada
khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang
baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan
tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan
belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu
pada situasi-situasi tertentu. Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh
perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang.
Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai / perbuatan-perbuatan kita
sehari-hari itu. disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadangkadang lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak
dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan
kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat
dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
1.2 Sasaran dan Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan dan sasaran.
Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah: Civitas Akademik Stikes Husada
Jombang pada umumnya dan Mahasiswa Keperawatan pada khususnya.
Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
Mengetahui teori emosi,persepsi,dan motivasi.
Berusaha mengupas dan membuka wawasan mengenai konsep emosi,persepsi,dan
motivasi..
Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku Manusia.
1.3 Sistematika Bahasan

Penulisan makalah ini berdasarkan sistematika pembahasan yaitu:


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Sasaran dan tujuan
1.3 Sistematika bahasan
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Konsep dasar Emosi,Persepsi dan Motivasi
A. Emosi
B. Persepsi
C. Motivasi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah-masalah yang akan diidentifikasi antara lain:


3.1 Konsep dasar Emosi,Persepsi dan Motivasi
A. Emosi
a. Defenisi
b. Penggolongan Emosi
c. Pertumbuhan dan Pengaruh Emosi
d. Fungsi Emosi dan Perubahannya

B. Persepsi
a. Defenisi
b. Macam-macam Persepsi dan Faktor-faktornya
c. Macam-macam Gangguan Persepsi (dispersepsi)
d. Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi
C.Motivasi
a. Defenisi
b. Konsep dan Jenis Motivasi
c. Pendekatan Dalam Kajian Motivasi

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konsep Dasar Emosi, Persepsi, dan Motivasi


A. Emosi
a. Defenisi
Dari Wikipedia Bahasa Indonesia Emosi adalah istilah yang digunakan untuk
keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran,
dan perilaku
.Dari Ensiklopedi bebas Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau
dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep
psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.
Menurut Syamsudin emosi adalah sebagai suatu suasana yang kompleks (a
complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau
munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku.
Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan

jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu
karena gembira.
menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras
dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi,
susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar
tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang
lalu, yang dikenal dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses
terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas
fisik.
Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara
khusus.
Perubahan emosi karena perasaan yang menekan, mempengaruhi fungsi pencernaan.
Sebagaimana diketahui, pencernaan dilakukan di dalam lambung melalui asam
lambung; biasanya lambung menghasilkan asam lambung dalam jumlah sesuai
dengan yang dibutuhkan dan berhenti kalau tugas mencerna makanan selesai.
Pengeluaran asam lambung ini diatur oleh susunan saraf parasimpatis sebagai bagian
dari susunan saraf otonom. Dalam keadaan stres, asam lambung dihasilkan secara
berlebihan dan kalau ini terjadi tanpa dipergunakan untuk mencerna makanan,
menyebabkan peradangan pada permukaan lambung dan dapat menimbulkan luka.
Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W.
Wundt menguraikan jenis-jenis emosi.

Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu :

1. Senang - tak senang

2. Tegang - tak tegang

3. Semangat - tenang
Emosi dapat membuat kita menggapai puncak kegembiraan atau menenggelamkan
kita ke dalam keputusasaan yang mendalam. Emosi-emosi yang menyenangkan atau
yang sering juga disebut emosi positif seperti gembira, penuh harapan, damai, kasih
sayang, dan lain sebagainya tidak terlalu banyak memberikan rangsangan dan juga
tidak terlalu sedikit, sehingga dapat menjaga keseimbangan yang membuat organorgan tubuh

berfungsi dengan baik. Sedangkan

emosi-emosi

yang

tidak

menyenangkan atau juga disebut emosi negatif seperti marah, cemas, gelisah, sedih,
takut, benci, dendam, putus asa, dan lain sebagainya, memberikan rangsangan yang
berlebihan pada berbagai organ tubuh, sehingga organ-organ tubuh tidak dapat
berfungsi secara normal, daya tahan tubuh terhadap infeksi diperlemah, dan timbullah
berbagai macam penyakit.
Florence Wedge dengan tepat mengatakan bahwa emosi yang tidak menyenangkan
dapat menyebabkan banyak penyakit fisik yang kelihatannya benar-benar disebabkan
oleh penyakit organik, seperti gangguan pada lambung, hati, usus, jantung, kulit dan
otot. Emosi tersebut juga dapat menyebabkan rasa nyeri pada tulang, persendian, dan
kepala. Maka tidak mengherankan, masih menurut Wedge, kalau sejumlah dokter
terkemuka menyatakan bahwa 90% penyakit yang biasa diderita oleh orang pada
zaman sekarang ini, ada kaitannya dengan gangguan emosional. Hal ini dapat
dimengerti karena emosi yang kuat lebih melelahkan organisme tubuh daripada
pekerjaan berat dari otot atau otak. Maka orang yang secara emosional stabil, tidak
akan membiarkan masalah sepele menjadi besar.Benar bahwa tidak ada alur tunggal
yang selalu dimulai dari emosi negatif ke penyakit. Ada kalanya penderitaan
karena suatu penyakit (yang bukan akibat emosi negatif) menimbulkan emosi negatif
bagi seseorang. Hal ini nampak dari banyak yang menderita sakit yang mudah
tersinggung, gampang marah, sedih, putus asa dan sebagainya.

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri ciri sebagai berikut:
Lebih bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan
dan berpikir
Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).
Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Mengenai ciri ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada
orang dewasa sebagai berikut :
Emosi Anak:
.Berlangsung singkat dan berakhir tiba - tiba
Terlihat lebih hebat dan kuat
Bersifat sementara / dangkal
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Emosi Orang Dewasa:
o Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
o Tidak terlihat hebat / kuat
o Jarang terjadi
o Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya
b. Penggolongan Emosi
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang
sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena
hal-hal yang berikut ini:
Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut)
Menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan,
dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut
atau sedang marah.
Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya,
kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki,
dan lain kali lagi ia mungkin lari.
Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan

pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah
emosi yang timbul terhadap suatu bahaya,"marah" adalah emosi yang timbul terhadap
sesuatu yang menjengkelkan.
Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena
selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
c. Pertumbuhan dan pengaruh Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya,
ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir
sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu
sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar
bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada
situasi-situasi tertentu.pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata
adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis
dan meronta.Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena
dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan
khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat
dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama
Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap
obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu,
misalnya ia suka kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan merupakan
bentuk yang paling ringan daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang
mengenai situasi atau obyek di lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih lanjut,
preferensi dapat menjadi sikap, yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu.Sikap pada seseorang, setelah beberapa waktu, dapat
menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi prasangka. Prasangka ini sangat
besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena ia akan mewarnai tiap-tiap
perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal, sebelum hal itu sendiri muncul di
hadapan orang yang bersangkutan.Sikap yang disertai dengan emosi yang berlebihlebihan disebut kompleks, misalnya kompleks rendah diri, yaitu sikap negative

terhadap diri sendiri yang disertai perasaan malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu
orang lain dan sebagainya.Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku
individu diantaranya :
a Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah
dicapai.
b.Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai
puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
c.Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami
ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap
dalam berbicara.
d.Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati
e.Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
d.Fungsi Emosi dan perubahannya.
Ada tujuh fungsi emosi bagi manusia yaitu:
1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu..
4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.
5. Meningkatkan ikatan sosial.
6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian
7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
Ada beberapa cara untuk mngatasi emosi antara lain:
1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan
2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman
3. Mencari Kesibukan Yang Disukai
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi

6. Ingin Menjadi Orang Baik


7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada
8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak
9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup
10.Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah
11.Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika
menghadapi orang yang sedang dilanda amarah.
Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama pada emosi yang
kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita antara lain :
1.Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona.
2.Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
3 Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
4.Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa.
5.Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
6.Liur : mengering kalau takut atau tegang.
7.Bulu roma : berdiri kalau takut.
8.Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.
9.Otot: Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang ataubergetar
(tremor).
10. Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional
karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

B.PERSEPSI

a.Defenisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Persepsi adalah proses
pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.
Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubunganhubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai
dari persepsi.
Menurut Drevardalam Sasanti (2003),Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau
identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera.Kesan yang diterima individu
sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses
berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri
individu.
Sabri (1993), mendefenisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan
manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat
inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali
milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.
Marat (1981), mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan
seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh
informasi baru dari lingkungannya.
Riggio (1990), juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat
penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
Bimo Walgito (2001), persepsi adalah proses pengorganisasian,penginterpretasian
terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu.
Maramis (1999),persepsi ialah daya mengenal barang,kualitas atau hubungan dan
perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,mengetahui atau mengartikan
setelah pancaindranya mendapat rangsang.
Davidoff, Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian
terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.

Bower Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan
individu.
Gibson, Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian
arti terhadap lingkungan oleh individu.
Krech, Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu.

b.Macam-macam Persepsi dan faktor-faktornya.


Ada dua macam persepsi,yaitu :
Eksternal perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
datang dari luar individu.
Self perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal
dari dalam diri individu.Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
aktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:
fakFtor pengalaman,
proses belajar,
cakrawala, dan
pengetahuan terhadap objek psikologis.
Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga
oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa jenis faktor fungsional atau faktor
yang bersifat personal antara lain:
o kebutuhan individu.
o Pengalaman
o Usia
o masa lalu
o kepribadian
o jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif.
Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain:
lingkungan keluarga

hukum-hukum yang berlaku dan


nilai-nilai dalam masyarakat.
c.Macam-macam gangguan persepsi (dispersepsi)
Menurut Maramis (1999),tersdapat 7 macam gangguan persepsi yaitu:
1.Halusinasi atau maya.
Adalah persepsi tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindra seseorang,yang
terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin organik,fungsional,psikotik
ataupun histerik.Jenis-jenis halusinasi antara lain:
Halusinasi penglihatan (halusinasi optik):
*.Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk orang,binatang,barang atau benda.
* Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk sinar,kilatan atau pola cahaya.
* Apa yang dilihat seolah-olah berwarna atau tidak berwarna.
Halusinasi auditif / halusinasi akustik ;halusinasi yang seolah-olah mendengar
suara manusia,suara hewan,suara barang,suara mesin,suara musik,dan suara kejadian
alam.
Halusinasi olfaktorik (halusinasi penciuman); halusinasi yang seolah-olah
mencium suatu bau tertentu.
Halusinasi Gustatorik (halusinasi pengecap) ;halusinasi yang seolah-olah
mengecap suatu zat /rasa tentang sesuatu yang di rasakan.
Halusinasi Taktil (halusinasi peraba) ;halusinasi yang seolah-olah merasa di rabaraba,di sentuh,di tiup,di rambati ulat,dan disinari.
Halusinasi kinestik (halusinasi gerak) ; halusinasi yang seolah-olah merasa
badannya bergerak di sebuah ruang tertentu dan merasa anggota badannya bergerak
dengan sendirinya.
Halusinasi visceral ;halusinasi alat tubuh bagian dalam yang seolah-olah ada
perasaan tertentu yang timbul di tubuh bagian dalam (mis: lambung seperti ditusuktusuk jarum)
Halusinasi hipnagogik ; persepsi sensoris bekerja yang salah pada orang
normal,yang terjadi sebelum tidur.

Halusinasi hipnopompik ; persepsi sensoris bekerja yang salah,pada orang normal


terjadi tepat sebelum bangun tidur.
Halusinasi histerik ;halusinasi yang timbul pada neurosis histerik karena konflik
emosional.
2.Ilusi
Adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi) yang
sebenarnya sungguh-sungguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindra.
Contoh: - bayangan daun pisang dilihatnya seperti seorang penjahat.
- bunyi angina terdengar seperti ada orang yang memanggilnya.
3.Depersonalisasi
Adalah perasaan yang aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah
tidak seperti biasa lagi,tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis yang seseorang
merasa bahwa diri atau tubuhnya sebagai tidak nyata.
4.Derealisasi
Adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut kenyataan
sebenarnya (mis,segala sesuatu dirasakan seperti dalam mimpi)
5.Gangguan somatosensoris pada reaksi konversi.
Adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik menggambarkan
adanya suatu konflik emosional. Contohnya :
a. Anestesia,yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indra peraba padas
kulit.
b. Parestesia,yaitu perubahan pada indra peraba,seperti ditusuk-tusuk jarum,di
badannya ada semut berjalan,kulitnya terasa panas,atau kulitnya terasa tebal.
c. Gangguan penglihatan atau pendengaran
d. Makropsia (megalopsia),yaitu melihat benda lebih besar dari keadaan sebenarbnya
bahkan kadang-kadang terlalu besar sehingga menakutkan.
e. Mikropsia,yaitu melihat benda lebih kecil dari sebenarnya.
6.Gangguan psikofisiologik
Adalah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh susunan saraf yang berhubungan

dengan kehidupan (nervus vegetatif) dan disebabkan oleh gangguan emosi.


7.Agnosia.
Adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi,baik sebagian
maupun total sebagai akibat kerusakan otak.
d.Syarat dan Proses terjadinya Persepsi.
Syarat terjadinya persepsi :
a. Adanya objek : objek --- stimulus --- alat indra (reseptor).Stimulus berasal dari
luar individu (langsung mengenai alat indra / reseptor)dan dari dalam diri individu
( langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai reseptor)
b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus.
Proses terjadinya Persepsi :
Persepsi melewati tiga proses,yaitu :
a. Proses fisik (kealamiahan) objek stimulus Reseptor atau alat indra.
b. Proses Fisiologis stimulus saraf sensoris otak
c. Proses Psikologis Proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang
di terima.
Jadi,syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik,fisiologis,dan
psikologis.Secara bagan dapat di gambarkan sebagai berikut :

C.Motivasi
a.Defenisi
Istilah motivasi berasal Bahasa Inggris "MOTIVATION". Asal katanya ialah
"MOTIVE" yang artinyaTUJUAN. Di dalam surat khabar, Jadi, singkatnya,motivasi
adalah sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang
menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga
yang di inginkannya secara negatif atau positif.
Marx (1993), motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan dan mengarahkan
seseorang dalam tindakan-tindakannya yang ada secara negatif atau positif.

Boyle (1993) motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi
penggerak utama seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa
yang diinginkan.
Woolfolk (1998) motivasi sebagai keadaan dalam diri yang membangkitkan,
menguasai dan menguatkan suatu tingkah laku dalam diri seseorang.

b.Konsep dan Jenis Motivasi


Masalah yang menggerakkan dan menentukan tingkah laku seseorang itu Antara lain
yang selalu dikaitkan dengan konsep motivasi ialah :
Keinginan (drives)
Keperluan (needs)
Insentif
Rasa takut (fears)
Usaha (goals)
Tekanan sosial (social pressure)
Kepercayan diri (self-confidence)
Minat (interests)
Rasa ingin tahu (curiousity)
Kepercayaan (beliefs)
Nilai (values)
Pengharapan (expectations)
Konsep motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu atau traits.
Sebagai contohnya, ada pelajar yang bertindak melakukan sesuatu disebabkan
keinginan yang tinggi untuk berjaya tetapi ada pula yang bertindak disebabkan takut
untuk gagal; mungkin juga mereka bertindak karena minat yang sangat mendalam
dalam masalah tersebut, dan mungkin pula semata-mata disebabkan rasa bertanggung
jawab kepada kedua orang tua yang menaruh harapan begitu tinggi terhadap mereka.
Ada pula ahli Psikologi yang berpendapat bahawa konsep motivasi dirujukkan kepada
keadaan diri seseorang pada saat itu saja. Sebagai contoh, semua mahasiswa yang

mengikuti kelas psikologi berusaha penuh perhatian terhadap mata kuliah hari itu
kerana mereka tahu apa yang diajar penting untuk ujian kenaikan kelas. Pada
dasarnya, motivasi yang terbentuk pada seseorang ketika itu adalah gabungan antara
hal-hal diri dan keperluan pada saat itu. Persoalan yang boleh diajukan kepada diri
sendiri. Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang
masing-masing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor dalam diri seperti: keperluan, minat, rasa
ingin tahu, dan rasa kepuasan diri Ia juga merupakan cirri awal manusia, mengatasi
segala cobaan dalam proses mendapatkan sesuatu yang diingininkan (Reeve, 1996).
b) Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor luar diri atau faktor sekitar seperti: hadiah ,
tekanan sosial, hukuman, dan lain-lain.. Motivasi ekstrinsik adalah berlawanan
dengan motivasi intrinsik di mana aktivitas yang dibuat adalah bertujuan untuk
mendapatkan ganjaran, atau untuk dipuji, atau untuk mengelak daripada hukuman,
atau untuk mendapatkan perhatian seseorang yang disayangi, atau apa saja sebab
selain daripada untuk pemenuhan sendiri. Hakikatnya seseorang itu tidak sebenarnya
berminat untuk melakukan aktivitas itu, tetapi sebaliknya semata-mata untuk
mendapat hadiah. Pada dasarnya kita tidak mungkin dapat membedakan kedua jenis
motivasi ini hanya dengan melihat kepada tingkah laku. Sebaliknya kita boleh
memahaminya dengan mencoba melihat dari aspek sebab mengapa seseorang itu
melakukan perbuatan itu, yang dikenali sebagai lokasi sebab-akibat (locus of
causality). Jika seseorang senantiasa berada di perpustakaan kerana minatnya yang
suka

membaca,

maka

dikatakan

dia

mempunyai

lokasi

sebab-akibat

intrinsik.Sebaliknya jikalau dia berada di perpustakaan kerana satu-satunya cara dia


bersama temannya, maka boleh diambil kesimpulan bahwa faktor luar yang
mempengaruhinya berada di perpustakaan dan ini dikenali sebagai lokasi sebab-akibat
luar atau motivasi ekstrinsik.
c.Pendekatan Dalam Kajian Motivasi.

Terdapat berbagai teori dan kajian untuk membicarakan konsep motivasi.


Ada empat pendekatan utama dalam mengkaji konsep motivasi:
Pendekatan Behaviourisme atau Tingkah laku
Pendekatan Humanistik atau Kemanusiaan
Pendekatan Kognitivisme
Pendekatan Pembelajaran Sosial
a) Motivasi dan Pendekatan Behaviuorisme atau Tingkahlaku
Dalam pendekatan ini, konsep motivasi dikaitkan secara jelas dengan prinsip ganjaran
dan peneguhan.Tingkahlaku yang telah diberikan peneguhan pada masa yang lalu
Untuk memahami persoalan seperti ini, ahli-ahli kaji behaviourisme menerangkan
motivasi melalui konsep peneguhan/ganjaran dan insentif. Ganjaran ialah objek
atau situasi yang menarik yang diperolehi hasil daripada sesuatu perbuatan atau
tingkahlaku. Insentif pula ialah objek atau situasi yang menggalakkan atau tidak
menggalakkan tingkah laku itu diulang.
b) Motivasi dan Pendekatan Humanistik
Pendekatan ini juga dikenali sebagai third-force di awal tahun 1940an sebagai
gerakan balas terhadap dua pendekatan yang dominan pada masa itu, yaitu
behaviuorisme dan psikoanalisis Freud. Pelopor bidang humanistik seperti Abraham
Maslow dan Carl Rogers berpendapat bahwa kedua pendekatan behaviuorisme dan
psikoanalisis tidak dapat menerangkan dengan sepenuhnya mengapa seseorang itu
bertindak. Pendekatan humanistik mencoba menunjukkan bahwa keinginan intrinsik
seseorang itu adalah digerakkan oleh keperluan untuk mencapai self-actualization
(Maslow, 1968, 1970), inborn actualizing tendency (Rogers & Freiberg, 1994), atau
keperluan kepada self-determination (Deci, Vallerand, Pelletier, & Ryan, 1991).
Pada dasarnya teori ini berpegang kepada kepercayaan bahwa manusia dilahirkan
dengan keinginan untuk berusaha memenuhi potensi yang ada pada mereka. Dalam
pendekatan ini, memotivasikan pelajar adalah bermakna memberi rangsangan kepada
resos dalam yang ada pada setiap orang, yaitu di antaranya rasa kompetensi diri, harga
diri, autonomi, dan pemenuhan mandiri. Kajian pendekatan ini mencoba

menampilkan self-esteem movement, yaitu satu pendekatan yang kontroversi dalam


memenuhi keperluan pelajar untuk mendapatkan kedudukan sosial melalui persoalan
harga diri dan diganti para pelajar.
c). Motivasi dan Teori Kognitivisme
Pendekatan ini mencoba menunjukkan bahwa keinginan menguatkan image sendiri
adalah merupakan suatu kuasa motivasi yang kuat. Banyak daripada tingkahlaku kita
adalah bertujuan untuk menguatkan standar yang kita kenakan pada diri kita sendiri.
Pendekatan ini juga adalah hasil daripada rasa tidak puas hati terhadap pendekatan
behavioursme. Ahli-ahli dalam bidang ini percaya bahawa setiap tindakan kita adalah
ditentukan oleh pemikiran kita, bukan hanya disebabkan oleh kita diberikan ganjaran
atau telah dihukum dengan melakukan perbuatan itu (Schunk, 1996; Stipek, 1993).
Setiap tingkah laku yang dibuat adalah hasil daripada perancangan (Miller, Galanter,
& Pribram, 1960), amanat(Locke & Latham, 1990), skema (Ortony, Clore, & Collins,
1988), pengharapan (Vroom, 1964), dan atribusi (Weiner, 1992).Pengandaian yang
dibuat dalam pendekatan ini ialah respon yang diberikan oleh kita bukan disebabkan
oleh situasi luar atau keadaan fisik tetapi sebaliknya berdasarkan interpretasi ke atas
situasi dan kejadian ini.
d) Motivasi dan Pendekatan Pembelajaran Sosial atau Teori Personaliti
Pendekatan ini adalah gabungan antara pendekatan behaviourisme dan kognitivisme.
Ia mengambil penekanan ahli behaviorisme di atas kesan atau hasil sesuatu
tingkahlaku, dan minat ahli kognitif pula ke atas hasil dari kepercayaan dan
pengharapan seseorang.Pendekatan ini boleh diringkas sebagai teori pengharapan x
nilai. Ini bermakna bahwa motivasi adalah gabungan antara dua kekuatan, yaitu
pengharapan seseorang untuk sampai ke amanah yang ditujunya, dan nilai amanh itu
untuk dirinya. Dengan perkataan lain, persoalan yang mungkin akan ditanya ialah
Jikalau saya sungguh-sungguh berusaha, bolehkah saya berjaya? dan Jikalau saya
berjaya, adakah hasilnya akan membawa kebahagiaan kepada kehidupan saya?. Di
sini, motivasi dilihat sebagai gabungan antara dua elemen penting, yaitu kejayaan
dan kebahagiaan hidup, dan jikalau salah satu daripadanya tidak ada, maka

kemungkinan besar motivasi untuk berusaha mencapai amanah itu akan menjadi
lemah dan tidak signifikan lagi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Emosi dalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis
emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas,
sedih dan sebagainya. terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan
urutan sebagai berikut:
Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas
fisik.
Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara
khusus.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi
terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.
Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi penggerak utama
seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang masingmasing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

4.2 Saran
1. Setiap individu di harapkan menjaga emosinya agar tidak menyakitkan atau
merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Setiap persepsi senantiasa di arahkan pada hal-hal yang positif agar tercipta
kerukunan hidup antara satu dengan yang lain.
3. Saling memberikan motivasi yang positif harus selalu di pupuk untuk menciptakan
semangat dan rasa percaya diri.
4. Emosi,persepsi,dan motivasi adalah bagian dari perilaku manusia yang masingmasing memiliki karakter atau ciri khas yang berbeda.Oeh karena itu perlu di jaga
keseimbangan masing-masing.

http://kornelizsiki.blogspot.com/2010/06/makalahperilaku-manusia.html

MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG PERSEPSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki

kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di


sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa

yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak
dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi

kemampuan

kognitif

pada

manusia

meliputi

tingkat

intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia.


Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada
reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.
Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada
kemampuan kognitif. Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi
perubahan pada tubuh manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami
kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik atau juga
mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu
untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka
manusia yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba,
mempelajari atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis
pengertian itu tidaklah tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang
menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita ( penginderaan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,
termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar
maka kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal
dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita
sehingga kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita
terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.

A.

RUMUSAN MASALAH
1.

Apakah definisi persepsi?

C.

2.

Bagaimana tahap terbentuknya persepsi?

3.

Bagaimana perkembangan perseptual?

4.

Apa saja sifat-sifat persepsi?

5.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi?

TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhinya , dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua. Mempelajari tentang persepsi lebih mendalam
sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran disekolah nantinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A . DEFINISI PERSEPSI
Secara etimologis

presepsi berasal dari bahasa latin

preceptio;dari

preceptio,yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu
sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata presepsi biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri,
presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan
presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah
yang banyak digunakan ialah social perception. Pada dasarnya , objek berupa
pribadi memberi stimulus yang sama pula.
Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :
1.

Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang


memandang atau mengartikan sesuatu.

2.

Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan

banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera.


3.

Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai pemaknaan hasil


pengamatan

4.

Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan
segalasesuatu dalam lingkungannya melalui indera.

5. Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,


atauhubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.
6.

Atkinson, presepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan


menafsirkan pola stimulus dengan lingkungan.

7.

Verbeek (1978), presepsi dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang


manusia secara langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.

8.

Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar
manusia yang intrapsikis, dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari
objek.

9.

Pareek (1996: 13), presepsi dapat didefinisikan sebagai proses


menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan
memberikan reaksi pada rangsangan panca indera atau data.

Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran


(interpretasi) adalah inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam
proses komunikasi. John R. Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan presepsi
dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna Rudolph F. Verderber,
presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi (dalam mulyana, 2000: 167).
Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah pengalaman tentang
objek, wisata atau hubungan hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan pesan. Pengertian ini memberi pemahaman bahwa dalam persepsi
terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu. Disini, peratau peristiwa
yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-hubungkan pesan
yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan

menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.


Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat
maupun tersirat. Menurut Ruch (1967:300), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan
bermakna pada suatu situasi tertentu.[1]
Persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasi,dan
menginterpretasi apa yang dibayangkan tentang dunia disekelilingnya. Persepsi setiap
orang berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada sesuatu kepada
seseorang/kepada peristiwa. Disini penting untuk dicatat bahwa semua manusia tidak
dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim
membagi info dengan maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka
penerima akan menerima info yang dimaksudkan pengirim.[2]
Persepsiadalah proses internal yang kitalakukanuntukmemilih, mengevaluasi,
danmengorganisasikanrangsangandarilingkunganeksternal.

Dengan

kata

lain,

persepsiadalahcarakitamengubahenergi-energifisiklingkungankitamenjadipengalaman
yang bermakna.[3]

B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL
Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi
yangtelah dimiliki terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna
(color),keterangan (brightness), ukuran (size), dan bentuk (shape).
Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer

informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer
informasi yang mencakup integrasi dan aktivitas :
1.

Visual ke Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis;
kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.

2.

Auditoris ke Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah
satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.

3.

Auditois ke Motorvisual, mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual


dengan menulis pasangan titik dan garis.

4.

Auditoris verbal ke motor, memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan


tertentu

5.

Taktil Visualmotor, meraba bentuk dan menggambarkan bentuk

6.

Auditoris ke Visual, mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya

B.

SIFAT-SIFAT PERSEPSI
Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan
letak suatu objek dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al.,
t.t.). lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda.
Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk
objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.
Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;

1.

Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini


mengandung persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat
ruang (dimensi ketiga).

2.

Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Objek-objeknya bersifat tetap,


sehingga terdapat kestabilan yang luas.

3.

Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai
keseluruhan berdiri sendiri

menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt

merupakan suatu pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.


4.

Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan
mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan
tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta
kejadian-kejadian.

D. BENTUK-BENTUK PERSEPSI
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan
balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari
bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering
dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI


Wilson (2000) mengemukakan ada faktor dari luar dan dari dalam yang
mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor eksternal atau dari luar :


1.

Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan
dibandingkan dengan yang obyektif.

2.

Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding
dengan hal-hal yang baru.

3.

Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya
persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.

4.

Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon
dan lain-lain.
b. Faktor internal atau dari dalam :

1.

Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.

2.

Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik

3.

Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian

4.

Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,


merasakan dan lain-lain.

Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi


interpersonal adalah:
1.

Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak


tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi.

2.

Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah


kebutuhan untuk mempercayai dunia yang adil artinya kita mempercayai dunia ini
telah diatur secara adil.

3.

Kepribadia. Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk


mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan
perasaan berasalnya dari orang lain.
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis,
latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian
dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan,
intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan
didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat
membuat persepsi, adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar
terjadi persepsi, yaitu berikut ini:
a. Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).

b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus
(fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi
(psikologis).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115)
meliputi :
1.Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental,
kebutuhan dan wawasan)
2. Faktor Ipoleksosbud Hankam
3. Faktor usia
4. Faktor kematangan
5. Faktor lingkungan sekitar
6. Faktor pembawaan
7. Faktor fisik dan kesehatan
8. Faktor proses mental

Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor


fungsional dan faktor struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya,
atau sering disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis
atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli
tersebut.
Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf
yang ditimbulkannya pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf

individu. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun


stimuli yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi
yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan.
Pengaruh persepsi
Seperti yang dikemukakan, persepsi dipengaruhi olehs ejumla hfactor
psikologi termasuk asumsi-asumsi yang didaasrkan pada pengalaman- pengalaman
masalalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar) harapan-harapan budaya dan
motivasi (kebutuhan), suasanahati (mood), serta sikap sejumlah percobaan telah
menunjukkan pengaruh .faktor-faktortersebutpadapersepsi[4]:

Asumsidanpersepsi

Harapan-harapanbudayapersepsi

Motivasidanpersepsi

Suasanahatidanpersepsi

Sikapdanpersepsi

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh
otak. Proses kognisidimulai dari persepsi.
Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi
auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa
syarat yang perlu dipenuhi, yaitu :
Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai
alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera
dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi
berfungsi sebagai reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk
menerima stimulus.

Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju

persepsi.
Sebagian

besar

dari

prinsip-prinsip

persepsi

merupakan

prinsip

pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi


bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari
itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip
yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk
persepsi.
B.

SARAN
Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena
persepsi sangat penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami
cara berpikir peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Rosleny Marliany, M.Si. Paikologo Umum : Penerbit CV Pustaka Ceria : Bandung


Drs.Jalaluddin Rakhmat , M.SC .Psikologi Komunikasi :Penerbit PT Remaja Rosdakarya :

Bandung
Prof. Drs. H. A.W. Widjaja, KomunikasidanHubunganMasyarakat , PT BumiAksara : Jakarta
Werner J. Severin James W.TankardJr, 2009, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan,
Kencana : Jakarta
Prof Dr. AloLiliweri, 2011 ,KomunikasiSerba Ada SerbaMakna, Kencana : Jakarta

[1]RoslenyMarliany , M .Si ,psikologiumum , hal : 188


[2]Prof. Dr. AloLiliweri , M.S, komunikasiserbaadaserbamakna , hal :153
[3]Prof. Drs .H. A.W.Widjaja, komunikasidanhubunganmasyarakat, hal :25
S[4]Werner

J.

Severin-

James

Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan , hal: 85-89

W.

Tankard,

Jr,

You might also like