Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku pada
khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang
baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan
tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan
belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu
pada situasi-situasi tertentu. Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh
perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang.
Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai / perbuatan-perbuatan kita
sehari-hari itu. disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadangkadang lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak
dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan
kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat
dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
1.2 Sasaran dan Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan dan sasaran.
Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah: Civitas Akademik Stikes Husada
Jombang pada umumnya dan Mahasiswa Keperawatan pada khususnya.
Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
Mengetahui teori emosi,persepsi,dan motivasi.
Berusaha mengupas dan membuka wawasan mengenai konsep emosi,persepsi,dan
motivasi..
Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku Manusia.
1.3 Sistematika Bahasan
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
B. Persepsi
a. Defenisi
b. Macam-macam Persepsi dan Faktor-faktornya
c. Macam-macam Gangguan Persepsi (dispersepsi)
d. Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi
C.Motivasi
a. Defenisi
b. Konsep dan Jenis Motivasi
c. Pendekatan Dalam Kajian Motivasi
BAB III
PEMBAHASAN
jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu
karena gembira.
menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras
dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi,
susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar
tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang
lalu, yang dikenal dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses
terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas
fisik.
Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara
khusus.
Perubahan emosi karena perasaan yang menekan, mempengaruhi fungsi pencernaan.
Sebagaimana diketahui, pencernaan dilakukan di dalam lambung melalui asam
lambung; biasanya lambung menghasilkan asam lambung dalam jumlah sesuai
dengan yang dibutuhkan dan berhenti kalau tugas mencerna makanan selesai.
Pengeluaran asam lambung ini diatur oleh susunan saraf parasimpatis sebagai bagian
dari susunan saraf otonom. Dalam keadaan stres, asam lambung dihasilkan secara
berlebihan dan kalau ini terjadi tanpa dipergunakan untuk mencerna makanan,
menyebabkan peradangan pada permukaan lambung dan dapat menimbulkan luka.
Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W.
Wundt menguraikan jenis-jenis emosi.
3. Semangat - tenang
Emosi dapat membuat kita menggapai puncak kegembiraan atau menenggelamkan
kita ke dalam keputusasaan yang mendalam. Emosi-emosi yang menyenangkan atau
yang sering juga disebut emosi positif seperti gembira, penuh harapan, damai, kasih
sayang, dan lain sebagainya tidak terlalu banyak memberikan rangsangan dan juga
tidak terlalu sedikit, sehingga dapat menjaga keseimbangan yang membuat organorgan tubuh
emosi-emosi
yang
tidak
menyenangkan atau juga disebut emosi negatif seperti marah, cemas, gelisah, sedih,
takut, benci, dendam, putus asa, dan lain sebagainya, memberikan rangsangan yang
berlebihan pada berbagai organ tubuh, sehingga organ-organ tubuh tidak dapat
berfungsi secara normal, daya tahan tubuh terhadap infeksi diperlemah, dan timbullah
berbagai macam penyakit.
Florence Wedge dengan tepat mengatakan bahwa emosi yang tidak menyenangkan
dapat menyebabkan banyak penyakit fisik yang kelihatannya benar-benar disebabkan
oleh penyakit organik, seperti gangguan pada lambung, hati, usus, jantung, kulit dan
otot. Emosi tersebut juga dapat menyebabkan rasa nyeri pada tulang, persendian, dan
kepala. Maka tidak mengherankan, masih menurut Wedge, kalau sejumlah dokter
terkemuka menyatakan bahwa 90% penyakit yang biasa diderita oleh orang pada
zaman sekarang ini, ada kaitannya dengan gangguan emosional. Hal ini dapat
dimengerti karena emosi yang kuat lebih melelahkan organisme tubuh daripada
pekerjaan berat dari otot atau otak. Maka orang yang secara emosional stabil, tidak
akan membiarkan masalah sepele menjadi besar.Benar bahwa tidak ada alur tunggal
yang selalu dimulai dari emosi negatif ke penyakit. Ada kalanya penderitaan
karena suatu penyakit (yang bukan akibat emosi negatif) menimbulkan emosi negatif
bagi seseorang. Hal ini nampak dari banyak yang menderita sakit yang mudah
tersinggung, gampang marah, sedih, putus asa dan sebagainya.
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri ciri sebagai berikut:
Lebih bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan
dan berpikir
Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).
Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Mengenai ciri ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada
orang dewasa sebagai berikut :
Emosi Anak:
.Berlangsung singkat dan berakhir tiba - tiba
Terlihat lebih hebat dan kuat
Bersifat sementara / dangkal
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Emosi Orang Dewasa:
o Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
o Tidak terlihat hebat / kuat
o Jarang terjadi
o Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya
b. Penggolongan Emosi
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang
sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena
hal-hal yang berikut ini:
Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut)
Menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan,
dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut
atau sedang marah.
Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya,
kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki,
dan lain kali lagi ia mungkin lari.
Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan
pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah
emosi yang timbul terhadap suatu bahaya,"marah" adalah emosi yang timbul terhadap
sesuatu yang menjengkelkan.
Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena
selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
c. Pertumbuhan dan pengaruh Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya,
ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir
sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu
sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar
bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada
situasi-situasi tertentu.pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata
adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis
dan meronta.Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena
dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan
khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat
dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama
Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap
obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu,
misalnya ia suka kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan merupakan
bentuk yang paling ringan daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang
mengenai situasi atau obyek di lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih lanjut,
preferensi dapat menjadi sikap, yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu.Sikap pada seseorang, setelah beberapa waktu, dapat
menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi prasangka. Prasangka ini sangat
besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena ia akan mewarnai tiap-tiap
perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal, sebelum hal itu sendiri muncul di
hadapan orang yang bersangkutan.Sikap yang disertai dengan emosi yang berlebihlebihan disebut kompleks, misalnya kompleks rendah diri, yaitu sikap negative
terhadap diri sendiri yang disertai perasaan malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu
orang lain dan sebagainya.Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku
individu diantaranya :
a Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah
dicapai.
b.Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai
puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
c.Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami
ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap
dalam berbicara.
d.Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati
e.Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
d.Fungsi Emosi dan perubahannya.
Ada tujuh fungsi emosi bagi manusia yaitu:
1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu..
4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.
5. Meningkatkan ikatan sosial.
6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian
7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
Ada beberapa cara untuk mngatasi emosi antara lain:
1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan
2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman
3. Mencari Kesibukan Yang Disukai
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi
B.PERSEPSI
a.Defenisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Persepsi adalah proses
pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.
Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubunganhubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai
dari persepsi.
Menurut Drevardalam Sasanti (2003),Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau
identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera.Kesan yang diterima individu
sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses
berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri
individu.
Sabri (1993), mendefenisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan
manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat
inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali
milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.
Marat (1981), mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan
seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh
informasi baru dari lingkungannya.
Riggio (1990), juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat
penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
Bimo Walgito (2001), persepsi adalah proses pengorganisasian,penginterpretasian
terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu.
Maramis (1999),persepsi ialah daya mengenal barang,kualitas atau hubungan dan
perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,mengetahui atau mengartikan
setelah pancaindranya mendapat rangsang.
Davidoff, Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian
terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
Bower Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan
individu.
Gibson, Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian
arti terhadap lingkungan oleh individu.
Krech, Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu.
C.Motivasi
a.Defenisi
Istilah motivasi berasal Bahasa Inggris "MOTIVATION". Asal katanya ialah
"MOTIVE" yang artinyaTUJUAN. Di dalam surat khabar, Jadi, singkatnya,motivasi
adalah sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang
menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga
yang di inginkannya secara negatif atau positif.
Marx (1993), motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan dan mengarahkan
seseorang dalam tindakan-tindakannya yang ada secara negatif atau positif.
Boyle (1993) motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi
penggerak utama seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa
yang diinginkan.
Woolfolk (1998) motivasi sebagai keadaan dalam diri yang membangkitkan,
menguasai dan menguatkan suatu tingkah laku dalam diri seseorang.
mengikuti kelas psikologi berusaha penuh perhatian terhadap mata kuliah hari itu
kerana mereka tahu apa yang diajar penting untuk ujian kenaikan kelas. Pada
dasarnya, motivasi yang terbentuk pada seseorang ketika itu adalah gabungan antara
hal-hal diri dan keperluan pada saat itu. Persoalan yang boleh diajukan kepada diri
sendiri. Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang
masing-masing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor dalam diri seperti: keperluan, minat, rasa
ingin tahu, dan rasa kepuasan diri Ia juga merupakan cirri awal manusia, mengatasi
segala cobaan dalam proses mendapatkan sesuatu yang diingininkan (Reeve, 1996).
b) Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor luar diri atau faktor sekitar seperti: hadiah ,
tekanan sosial, hukuman, dan lain-lain.. Motivasi ekstrinsik adalah berlawanan
dengan motivasi intrinsik di mana aktivitas yang dibuat adalah bertujuan untuk
mendapatkan ganjaran, atau untuk dipuji, atau untuk mengelak daripada hukuman,
atau untuk mendapatkan perhatian seseorang yang disayangi, atau apa saja sebab
selain daripada untuk pemenuhan sendiri. Hakikatnya seseorang itu tidak sebenarnya
berminat untuk melakukan aktivitas itu, tetapi sebaliknya semata-mata untuk
mendapat hadiah. Pada dasarnya kita tidak mungkin dapat membedakan kedua jenis
motivasi ini hanya dengan melihat kepada tingkah laku. Sebaliknya kita boleh
memahaminya dengan mencoba melihat dari aspek sebab mengapa seseorang itu
melakukan perbuatan itu, yang dikenali sebagai lokasi sebab-akibat (locus of
causality). Jika seseorang senantiasa berada di perpustakaan kerana minatnya yang
suka
membaca,
maka
dikatakan
dia
mempunyai
lokasi
sebab-akibat
kemungkinan besar motivasi untuk berusaha mencapai amanah itu akan menjadi
lemah dan tidak signifikan lagi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Emosi dalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis
emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas,
sedih dan sebagainya. terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan
urutan sebagai berikut:
Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas
fisik.
Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara
khusus.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi
terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.
Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi penggerak utama
seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang masingmasing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
4.2 Saran
1. Setiap individu di harapkan menjaga emosinya agar tidak menyakitkan atau
merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Setiap persepsi senantiasa di arahkan pada hal-hal yang positif agar tercipta
kerukunan hidup antara satu dengan yang lain.
3. Saling memberikan motivasi yang positif harus selalu di pupuk untuk menciptakan
semangat dan rasa percaya diri.
4. Emosi,persepsi,dan motivasi adalah bagian dari perilaku manusia yang masingmasing memiliki karakter atau ciri khas yang berbeda.Oeh karena itu perlu di jaga
keseimbangan masing-masing.
http://kornelizsiki.blogspot.com/2010/06/makalahperilaku-manusia.html
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki
yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak
dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi
kemampuan
kognitif
pada
manusia
meliputi
tingkat
A.
RUMUSAN MASALAH
1.
C.
2.
3.
4.
5.
TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhinya , dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua. Mempelajari tentang persepsi lebih mendalam
sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran disekolah nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A . DEFINISI PERSEPSI
Secara etimologis
preceptio;dari
preceptio,yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu
sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata presepsi biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri,
presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan
presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah
yang banyak digunakan ialah social perception. Pada dasarnya , objek berupa
pribadi memberi stimulus yang sama pula.
Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :
1.
2.
Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan
4.
Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan
segalasesuatu dalam lingkungannya melalui indera.
7.
8.
Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar
manusia yang intrapsikis, dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari
objek.
9.
Dengan
kata
lain,
persepsiadalahcarakitamengubahenergi-energifisiklingkungankitamenjadipengalaman
yang bermakna.[3]
B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL
Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi
yangtelah dimiliki terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna
(color),keterangan (brightness), ukuran (size), dan bentuk (shape).
Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer
informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer
informasi yang mencakup integrasi dan aktivitas :
1.
Visual ke Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis;
kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.
2.
Auditoris ke Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah
satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
3.
4.
5.
6.
B.
SIFAT-SIFAT PERSEPSI
Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan
letak suatu objek dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al.,
t.t.). lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda.
Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk
objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.
Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;
1.
2.
3.
Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai
keseluruhan berdiri sendiri
Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan
mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan
tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta
kejadian-kejadian.
D. BENTUK-BENTUK PERSEPSI
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan
balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari
bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering
dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan
dibandingkan dengan yang obyektif.
2.
Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding
dengan hal-hal yang baru.
3.
Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya
persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.
4.
Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon
dan lain-lain.
b. Faktor internal atau dari dalam :
1.
2.
Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik
3.
4.
2.
3.
b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus
(fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi
(psikologis).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115)
meliputi :
1.Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental,
kebutuhan dan wawasan)
2. Faktor Ipoleksosbud Hankam
3. Faktor usia
4. Faktor kematangan
5. Faktor lingkungan sekitar
6. Faktor pembawaan
7. Faktor fisik dan kesehatan
8. Faktor proses mental
Asumsidanpersepsi
Harapan-harapanbudayapersepsi
Motivasidanpersepsi
Suasanahatidanpersepsi
Sikapdanpersepsi
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh
otak. Proses kognisidimulai dari persepsi.
Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi
auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa
syarat yang perlu dipenuhi, yaitu :
Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai
alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera
dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi
berfungsi sebagai reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk
menerima stimulus.
persepsi.
Sebagian
besar
dari
prinsip-prinsip
persepsi
merupakan
prinsip
SARAN
Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena
persepsi sangat penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami
cara berpikir peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung
Prof. Drs. H. A.W. Widjaja, KomunikasidanHubunganMasyarakat , PT BumiAksara : Jakarta
Werner J. Severin James W.TankardJr, 2009, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan,
Kencana : Jakarta
Prof Dr. AloLiliweri, 2011 ,KomunikasiSerba Ada SerbaMakna, Kencana : Jakarta
J.
Severin-
James
W.
Tankard,
Jr,