Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aqmarinda Lailya G
Elisya Witriyani
Fajar Sutrisno
Galuh Stiawan
Listiani
Royal Aeni
(131440128650009)
(131440128820026)
(131440128850029)
(131440128900034)
(131440129040048)
(131440129290073)
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kondisi
ini
sering
disebut
dengan
hyperemesis
kerusakan
hati
dan
ginjal,
robekan
pada
mendukung
menganggap
(ambivalent),jika
kondisi
HG
menemui
merupakan
masalah
kasus
HG
pasien.
dan
Selain
2.
3.
9.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Hyperemesis Gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hyperemesis Gravidarum
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Hyperemesis
Gravidarum
4. Untuk mengetahui patofisiologi Hyperemesis Gravidarum
5. Untuk mengetahui pathway Hyperemesis Gravidarum
6. Untuk
mengetahui
penatalaksanaan
Hyperemesis
Gravidarum
7. Untuk mengetahui diet Hyperemesis Gravidarum
8. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan Hyperemesis
Gravidarum
9. Untuk mengetahui
asuhan
Gravidarum
keperawatan
Hyperemesis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas
sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri
Willson.2006.hal:1424).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya .
Hyperemesis Gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan
gangguan
kehidupannya
sehari-hari.
Hiperemesia
bergantung
pada:
apakah
si
ibu
menerima
meningkatkan
terjadinya
hiperemesis
gravidarum
C. Tanda Dan Gejala
1. Tingkatan I (ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
b. Ibu merasa lemah
c. Nafsu makan tidak ada
d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mengering
j. Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mengering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidrasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
(bilirubin pada urine)
3. Tingkatan III (berat)
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
b. Dehidrasi hebat
D. Patofisiologi
Hyperemesis Gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan
yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium
dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat
metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntahmuntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah.
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium
E. Pathway
Faktor alergi
Faktor predisposisi
Peningkatan estrogen
Emesis gravidarum
Penurunan pengossongan
lambung
Penyesuaian
Hyperemesis Gravidarum
Peningkatan
tekanan gaster
berlebihan
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh
Dehidrasi
10
cairan
Penurunan kesadaran
Intoleransi aktivitas
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang
kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis
rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan sekaligus banyak,
tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering
2. Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan
B6),anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan), antasida dan anti mulas
3. Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah
Sakit
a. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah
Sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntah
b. Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah
mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal
yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari
dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan
pekerjaan serta lingkungan
d. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
11
12
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
I. Asuhan Keperawatan
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien
mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang
dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak
dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan
diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak
kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus
yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah
tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah,
dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi
dapat
menunjukkan
dehidrasi
13
anggota
keluarga
yang
dapat
bervariasi
terhadap
nilai
14
Dx Keperawatan
Tujuan
o
1.
Intervensi
setelah
berat
Rasional
badan
mendapatkan
pembacaan
tubuh
pemenuhan nutrisi
yang
berhubungan
klien terpenuhi
hari
akurat
dgn ,kriteria 2. Pantau asupan dan 2. Karena berat
dengan
anoreksia,mualmuntah
hasil :
1. Berat
ideal
2. Bising
normal
3. Membrane
haluaran pasien
badan 3.Kaji
dan
catat
badan
satu
kali
ergantian
sebagai akibat
setiap
dari
tugas
setiap 4 jam
retensi
cairan
jaga
3.
mukosa lembab
4.Auskultasi dan catat
suara napas pasien
dapat
meningkat
paling
Untuk
memantau
peningkatan
dan
penurunannya
4.
Untuk
memantau
aspirasi
15
2.
Gangguan
keseimbangan
jam
setelah
atau
berhubungan
mungkin
pemenuhan cairan
klien
terpenuhi
dgn ,kriteria
hasil :
1. Membrane
mukosa lembab
2. CRT kurang dari
sesering hipotensi
atau
dapat
sesuai mengindikasikan
cairan
3 detik
Catat
3. TTV normal
laporkan
perubahan
signifikan
jam.
dan
yang
tinggi
mengindikasika
n hipovolemia
3. Untuk
termasuk urine,
memberikan data
feses, muntahan,
yang lebih akurat
drainase
luka,
dan
konsisten.
drainase
Berat
badan
nasogastrik,
merupakan
drainase
slang
indicator
yang
dada,
dan
baik untuk status
haluaran
yang
cairan.
lain.
4. Untuk memeriksa
3.Timbang
pasien
dehidrasi
pada waktu yang
5.Untuk
sama setiap hari
menghindari
4.Kaji turgor kulit dan
dehidrasi
membrane
membrane
mukosa
mulut
mukosa
setiap 8 jam
6. Peningkatan berat
5.Berikan perawatan
jenis urine dapat
16
mulut
cermat
dengan
setiap
jam
6.
Periksa berat
jenis urin setiap
8 jam
17
mengindikasikan
dehidrasi
3.
Intoleransi aktivitas
tingkat1. Komunikasi
berhubungan
tindakan
berfungsi
pasien
dengan kelemahan
keperawatan
dengan
staf
umum
menggunakan
meyakinkan
terjadi
skala
kontiunitas
peningkatan
fungsional.
perawatan
toleransi aktivitas
Komunikasikan
mempertahankan
dengan
criteria
mobilitas
hasil :
staf
1. Melaporkan dan 2. Kecuali dikontra
mendemonstrasi
indikasikan,lakuka
kan
n ROM setiap 2
peningkatan
sampai
jam.
aktivitas
Tingkatkan
dari
yang
fisik
dapat
diukur
2. Skala mobilitas
0-1
3. Skala
otot
kekuatan
5
(dapat
melawan
tahanan
4. Klien
terlihat
segar
pasif
ke
sesuai
aktif,
toleransi
diantara
dapat
dan
kemandirian
2.Latihan
ROM
dapat mencegah
kontraktur sendi
dan atrofi otot
3.Menunjukkan
perubahan
neurologi karena
defisiensi
vitamin
pasien.
3.Kaji
anggota
B12
mempengaruhi
kehilangan/gangg
kamanan
uan keseimbangan
pasien
gaya
jalan,
/resiko
cedera
5.
Manifestasi
kelemahan otot
4. Awasi TD, nadi, kardiopulmonal
pernapasan,
dari
selama
respon jumlah
terhadap
tingkat adekuat
aktivitas
(mis. jaringan
Peningkatan
denyut
jantung/TD,
18
upaya
membawa
oksigen
ke
disritmia, pusing,
dispnea, takipnea,
dan sebagainya)
BAB III
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit
kurang, dan timbul aceton dalam air kencing. Hyperemesis Gravidarum
disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia.
Menurut berat ringannya gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu
ringan, sedang, dan berat.
DAFTAR PUSTAKA
20
21