You are on page 1of 21

TUGAS MATERNITAS

MAKALAH TENTANG IBU HAMIL DENGAN


HYPEREMESIS GRAVIDARIUM
Dosen Pengampu: Atun Raudotul M., S.Kep., Ns, M.Kep

Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Aqmarinda Lailya G
Elisya Witriyani
Fajar Sutrisno
Galuh Stiawan
Listiani
Royal Aeni

(131440128650009)
(131440128820026)
(131440128850029)
(131440128900034)
(131440129040048)
(131440129290073)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena


berkat rahmatdan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Makalah ini
membahas tentang Hiperemesis Gravidarum. Dalam penulisan makalah
ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat teratasi berkat bantuan
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Atun Raudotul M., S.Kep., Ns, M.Kep selaku dosen koordinator
mata pelajaran Maternity Care
2. Teman-teman dari kelompok 4 yang telah membantu menyelesaikan
tugas ini
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya kepada kita. Amin.

Purwokerto,27 Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Definisi Hyperemesis Gravidarium........................................................3


Etiologi Hyperemesis Gravidarum.........................................................4
Tanda Dan Gejala Hyperemesis Gravidarum.........................................5
Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum.................................................6
Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum...........................................7
Diet Hyperemesis Gravidarum...............................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah merupakan gejala yang umum terjadi pada


sekitar 50% sampai 80%

dari seluruh kehamilan. Kondisi ini

umumnya disebut morning sickness. Bagaimanapun sebesar 0,05%


- 2% pada seluruh kehamilan dapat terjadi mual dan muntah yang
berat,

kondisi

ini

sering

disebut

dengan

hyperemesis

gravidarum,dengan prevalensi 1% sampai 3% atau 5-20 kasus per


1000 kehamilan.
Hyperemesis Gravidarum (HG) dapat menyebabkan komplikasi
bahkan kematian pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik.
Mual dan muntah secara terus menerus, mengakibatkan turunnya berat
badan hingga lebih dari 5% berat sebelum hamil, dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan komplikasi maternal
seperti

kerusakan

hati

dan

ginjal,

robekan

pada

esofagus,pneumothoraks,neuropati perifer,ensefalopati wernicke,dan


kematian.
Pada janin dengan ibu yang menderita hiperemesis gravidarum
berkepanjangan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
bahkan kematian. Adanya berbagai macam dampak yang ditimbulkan
akibat hiperemesis gravidarum, perlu menjadi perhatian bagi tenaga
kesehatan.Penanganan cepat dan tepat dari tenaga kesehatan di
pelayanan kesehatan sangat diperlukan. Soltani &Taylor (2003)
menyatakan bahwa tenaga kesehatan kadang menunjukkan sikap yang
tidak

mendukung

menganggap

(ambivalent),jika

kondisi

HG

menemui

merupakan

masalah

kasus

HG

pasien.

dan

Selain

itu,literatur yang membahas tentang sikap tenaga kesehatan dalam


menangani kasus HG masih sangat terbatas.
B. Rumusan Masalah

2.
3.

9.

1. Apa definisi Hyperemesis Gravidarum?


Apa etiologi dari Hyperemesis Gravidarum?
Apa saja tanda dan gejala Hyperemesis Gravidarum?
4. Apa patofisiologi dari Hyperemesis Gravidarum?
5. Bagaimana jalannya tanda dan gejala Hyperemesis
Gravidarum?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum?
7. Apa saja diet yang di berikan?
8. Apa saja diagnosa keperawatannya?
Apa asuhan keperawatan untuk Hyperemesis Gravidarum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Hyperemesis Gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hyperemesis Gravidarum
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Hyperemesis
Gravidarum
4. Untuk mengetahui patofisiologi Hyperemesis Gravidarum
5. Untuk mengetahui pathway Hyperemesis Gravidarum
6. Untuk
mengetahui
penatalaksanaan
Hyperemesis
Gravidarum
7. Untuk mengetahui diet Hyperemesis Gravidarum
8. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan Hyperemesis
Gravidarum
9. Untuk mengetahui

asuhan

Gravidarum

keperawatan

Hyperemesis

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas
sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri
Willson.2006.hal:1424).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya .
Hyperemesis Gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan

gangguan

kehidupannya

sehari-hari.

Hiperemesia

gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-12) dapat


mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin.
Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari
morning sicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena
intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester
pertama kehamilan
Hyperemesis Gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus
dan muntah sering, cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik. Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Hyperemesis Gravidarum adalah
suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang
berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima sampai
dengan minggu kedua belas,jadi mual-muntah yang berlebihan disaat
kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
B. Etiologi

Penyebab Hyperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.


Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada
otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisasi. Beberapa faktor predesposisi
dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai
berikut:
1. Faktor predesposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuansi yang tinggi pada
mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa
faktor hormonal memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak,
juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit
ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum
diketahui pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah
dapat membantu mengurangi frekuensi muntah. (Wiknjosastro, 2005).
Diduga terdapat factor yang menyebabkan hiperemesis gravidarum :
1. Psikologis,

bergantung

pada:

apakah

si

ibu

kehamilannya. Atau kehamilannya di terima atau tidak.


2. Fisik

menerima

a. Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan


kenaikan human chorionic gonadothropin
b. Factor konsentrasi human chorionic gonadothropin yang tinggi
c. Primigravida lebih sering dari multigravida.
d. Semakin meningkat pada pola hidatidosa, hamil ganda dan
hidramnion
e. Faktor gizi/anemia

meningkatkan

terjadinya

hiperemesis

gravidarum
C. Tanda Dan Gejala
1. Tingkatan I (ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
b. Ibu merasa lemah
c. Nafsu makan tidak ada
d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mengering
j. Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mengering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidrasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
(bilirubin pada urine)
3. Tingkatan III (berat)
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
b. Dehidrasi hebat

c. Nadi kecil, cepat dan halus


d. Suhu badan meningkat dan tensi turun
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

D. Patofisiologi
Hyperemesis Gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan
yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium
dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat
metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntahmuntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah.
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium

dan klorida darah turun. Selain itu

dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke


jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping
dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan
pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss),
dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

E. Pathway

Faktor alergi

Faktor predisposisi

Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum

Penurunan pengossongan

lambung
Penyesuaian

Hyperemesis Gravidarum
Peningkatan
tekanan gaster

Intake nutrisi menurun

Pengeluaran nutrisi berlebihan kehilangan

berlebihan
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh
Dehidrasi

10

cairan

Cairan ekstraseluler dan plasma


Hemokonsentrasi
Gangguan keseimbangan cairan dan elektroloit
Aliran darah ke jaringan menurun
Metabolisme intrasel menurun
Perfusi jaringan otak
Otot lemah
Kelemahan tubuh

Penurunan kesadaran
Intoleransi aktivitas

F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang
kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis
rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan sekaligus banyak,
tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering
2. Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan
B6),anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan), antasida dan anti mulas
3. Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah
Sakit
a. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah
Sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntah
b. Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah
mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal
yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari
dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan
pekerjaan serta lingkungan
d. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B

11

kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan


pula asam amino secara intravena
e. Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas
f. Pada beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki
keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan
G. Diet Untuk Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum
1. Diet hyperemesis I
Diberikan pada hyperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti
kering,singkong rebus/ bakar,ubi rebus/ bakar,dan buah-buahan. Cairan
tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan
ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari
2. Diet hyperemesis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat
gizi kecuali vitamin A dan D
3. Diet hyperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
tingkat I. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
kalsium
4. Makanan yang dianjurkan untuk diet hyperemesis gravidarum I,II,dan
III adalah: roti panggang,buah segar,sari buah,minuman: teh dan kopi
yang encer,syrup dan kaldu yang tak berlemak
5. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hyperemesis I,II,dan III
adalah: berbumbu tajam,bahan makanan yang mengandung alkohol,dan
yang mengandung zat tambahan (pengawet,pewarna,dan bahan
penyedap) juga tidak dianjurkan

12

H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

I. Asuhan Keperawatan
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien
mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang
dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak
dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan
diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak
kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus
yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah
tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah,
dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi

dapat

menunjukkan

dehidrasi

hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan,


aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat
terjadi

13

b. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa


sakit dihepar dapat ditemukan
c. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan
umur gestasi
3. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali
per menit)
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran
mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau
aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon

anggota

keluarga

yang

dapat

bervariasi

terhadap

hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang


4. Tes Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah:

nilai

hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan


hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang
mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi

14

b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi


tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis
starvasi
5. Intervensi
N

Dx Keperawatan

Tujuan

o
1.

KetidakseimbangaD Dalam waktu 3x24 1. Timbang dan catat 1. Untuk


n nutrisi kurang jam
dari

Intervensi

setelah

berat

Rasional

badan

mendapatkan

kebutuhan diberikan tindakan

pasien pada jam

pembacaan

tubuh

pemenuhan nutrisi

yang sama setiap

yang

berhubungan

klien terpenuhi
hari
akurat
dgn ,kriteria 2. Pantau asupan dan 2. Karena berat

dengan
anoreksia,mualmuntah

hasil :
1. Berat
ideal
2. Bising
normal
3. Membrane

haluaran pasien
badan 3.Kaji
dan
catat

badan

satu

kali

ergantian

sebagai akibat

setiap

dari

tugas

setiap 4 jam

retensi

cairan

jaga
3.
mukosa lembab
4.Auskultasi dan catat
suara napas pasien

dapat

meningkat

bising usus pasien


usus

paling

Untuk
memantau
peningkatan
dan

penurunannya
4.
Untuk
memantau
aspirasi

15

2.

Gangguan

Dalam waktu 3x24 1. Pantau dan catat


1. Takikardia,

keseimbangan

jam

setelah

TTV setiap 2 jam dispnea,

cairan danelektrolit diberikan tindakan

atau

berhubungan

mungkin

pemenuhan cairan

dengan kehilangan elektrolit


cairan secara aktif

klien

terpenuhi
dgn ,kriteria
hasil :
1. Membrane
mukosa lembab
2. CRT kurang dari

sesering hipotensi

atau
dapat

sesuai mengindikasikan

keperluan sampai kekurangan


stabil. Kemudian volume

cairan

pantau dan catat atau


TTV setiap 4 jam ketidakseimbanga
2. Ukur asupan dan
n elektrolit.
haluaran setiap 1 2.Haluaran
urine
sampai

3 detik

Catat

3. TTV normal

laporkan

perubahan
signifikan

jam.

yang rendah dan

dan

berat jenis urine


yang

yang

tinggi

mengindikasika

n hipovolemia
3. Untuk
termasuk urine,
memberikan data
feses, muntahan,
yang lebih akurat
drainase
luka,
dan
konsisten.
drainase
Berat
badan
nasogastrik,
merupakan
drainase
slang
indicator
yang
dada,
dan
baik untuk status
haluaran
yang
cairan.
lain.
4. Untuk memeriksa
3.Timbang
pasien
dehidrasi
pada waktu yang
5.Untuk
sama setiap hari
menghindari
4.Kaji turgor kulit dan
dehidrasi
membrane
membrane
mukosa
mulut
mukosa
setiap 8 jam
6. Peningkatan berat
5.Berikan perawatan
jenis urine dapat
16

mulut
cermat

dengan
setiap

jam
6.
Periksa berat
jenis urin setiap
8 jam

17

mengindikasikan
dehidrasi

3.

Intoleransi aktivitas

Setelah dilakukan 1.Kaji

tingkat1. Komunikasi

berhubungan

tindakan

berfungsi

pasien

dengan kelemahan

keperawatan

dengan

staf

umum

selama 3x24 jam

menggunakan

meyakinkan

terjadi

skala

kontiunitas

peningkatan

fungsional.

perawatan

toleransi aktivitas

Komunikasikan

mempertahankan

dengan

tingkat ini pada

criteria

mobilitas

hasil :
staf
1. Melaporkan dan 2. Kecuali dikontra
mendemonstrasi

indikasikan,lakuka

kan

n ROM setiap 2

peningkatan

sampai

jam.

aktivitas

Tingkatkan

dari

yang

fisik
dapat

diukur
2. Skala mobilitas
0-1
3. Skala
otot

kekuatan
5

(dapat

melawan
tahanan
4. Klien
terlihat
segar

pasif

ke

sesuai

aktif,

toleransi

diantara

dapat

dan

kemandirian
2.Latihan
ROM
dapat mencegah
kontraktur sendi
dan atrofi otot
3.Menunjukkan
perubahan
neurologi karena
defisiensi
vitamin

pasien.
3.Kaji

anggota

B12

mempengaruhi

kehilangan/gangg

kamanan

uan keseimbangan

pasien

gaya

jalan,

/resiko

cedera
5.
Manifestasi

kelemahan otot
4. Awasi TD, nadi, kardiopulmonal
pernapasan,

dari

selama

dan jantung dan paru

sesudah aktivitas. untuk


Catat

respon jumlah

terhadap

tingkat adekuat

aktivitas

(mis. jaringan

Peningkatan
denyut
jantung/TD,

18

upaya
membawa
oksigen
ke

disritmia, pusing,
dispnea, takipnea,
dan sebagainya)

BAB III
19

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit
kurang, dan timbul aceton dalam air kencing. Hyperemesis Gravidarum
disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia.
Menurut berat ringannya gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu
ringan, sedang, dan berat.

DAFTAR PUSTAKA

20

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk .2009. Memahami Kesehatan


Repsoduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC
Tiran, B. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan: Asuhan kebidanan.
Jakarta: EGC
Wylie, L. 2010. Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.
Jakarta:EGC
https://www.scribd.com/doc/149692020/Makalah-HiperemesisGravidarum-Tutor-8 (Diakses pada tanggal 27 Februari 2015,jam
17.05 WIB)

21

You might also like