You are on page 1of 32

PROPOSAL

PROGRAM KARYA NYATA MAHASISWA

PROGRAM PENYULUHAN OPTIMALISASI PERAN MASYARAKAT DUSUN


NGRANGIN DESA SUMBERPASIR KECAMATAN PAKIS DALAM UPAYA
HIDUP BERSIH DAN SEHAT SERTA PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI DAN BALITA
Oleh :
KELOMPOK 11
Heri Iswanto
Vieocta Apsari paradise
Laelis Saadah
Nuning Khurotul Afida
Stefani Yulita Sari
Aprilia Medikasari
Melsa Oktavia
Farida Khoirunnisa
Dwisetianti T.P.
Amelia Farina
Febrianti Dwi W.S
Tyas Permata Sari
Diah Arni Kusuma W.

(105070201111009)
(105070201111008)
(105070201111010)
(105070201111011)
(105070201111012)
(105070600111042)
(105070600111043)
(105070600111044)
(105070600111045)
(105070300111042)
(105070300111043)
(105070300111044)
(105070300111045)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JANUARI 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan

: Program Penyuluhan Optimalisasi Peran Masyarakat Dusun

Ngrangin Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis dalam Upaya Hidup Bersih dan Sehat
serta Pentingnya Asi Eksklusif pada Bayi dan Balita
Ketua Pelaksana

Nama
NIM
Jurusan/ Lab
No. Telp/ HP
Anggota Pelaksana

: Heri Iswanto
: 105070201111009
: Ilmu Keperawatan
: 085732066618

Anggota 1: Vieocta Apsari paradise


Anggota 2: Laelis Saadah
Anggota 3: Nuning Khurotul Afida
Anggota 4: Stefani Yulita Sari
Anggota 5: Aprilia Medikasari
Anggota 6: Melsa Oktavia
Lokasi Kegiatan
Lama Kegiatan

Anggota 7: Farida Khoirunnisa


Anggota 8: Dwisetianti T.P.
Anggota 9: Amelia Farina
Anggota 10: Febrianti Dwi W.S
Anggota 11: Tyas Permata Sari
Anggota 12: Diah Arni Kusuma W.

: Desa Sumberpasir, kecamatan Pakis, Kabupaten Malang


: 2 12 Januari 2014
Malang, 2 Januari 2014
Mengetahui,

Pembimbing

Ketua Pelaksana

Ns. Dian Susmarini, S. Kep, M.N.

Heri Iswanto

NIP. 197904102008122002

NIM. 105070201111009

198101212008122005
Mengetahui,
Ketua PKNM 2013/2014
dr. Bambang Prijadi, MS
NIP. 195203241984031002
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Sumberpasir adalah salah satu desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten
Malang yang terletak pada ketinggian 530 meter dari permukaan laut, suhu
relatifnya berkisar antara 21-270C. Luas wilayah Desa Sumberpasir adalah 320.724
Ha, luas tanah sawah 232 Ha, luas tanah tegal 22 Ha, luas pemukiman 61,25 Ha,
luas tanah makam 4,249 Ha,luas perkebunan 4,33 Ha, luas prasarana umum lainnya
11,06 Ha, luas pekarangan 91,085 Ha. Jarak Desa Sumberpasir dengan pusat
kecamatan Pakis sekitar 5 km dan jarak desa dengan Kota Malang sekitar 14 km.

Desa Sumberpasir terdiri dari 4 dusun yaitu Gaga Asinan, Boto Putih, Krajan, dan
Ngrangin.
Masyarakat Desa Sumberpasir sebagian besar mempunyai mata pencaharian
sebagai buruh tani dan buruh serabutan atau buruh bangunan.Penduduk rata-rata
berpendidikan akhir SMP. Komoditas utama pertanian adalah tanaman padi dan
komoditas utama perkebunan adalah jagung.Sedangkan komoditas peternakan
meliputi sapi, kambing, dan ayam.
Bayi dan balita merupakan salah satu komponendari piramida penduduk. Di
Desa Sumberpasir tercatat jumlah penduduk kelompok usia bayi dan balita adalah
sejumlah 320 bayi dan balita dengan jumlah terbanyak terdapat di dusun ngrangin
sejumlah 120 balita. Berdasarkan data yang diperoleh dengan metode wawancara
dengan perawat dan bidan desa serta dengan kader posyandu bersama masyarakat,
diketahui masyarakat masih belum begitu sadar tentang pentingnya pola hidup
bersih dan sehat (PHBS) dan pentingnya pemberian ASI Ekslusif sebagai salah satu
komponen dari PHBS.Kader posyandu juga menjelaskan bahwa secara umum
keluhan masyarakat adalah tentang diare, gatal-gatal dan batuk biasa. Namun
keluhan-keluhan tersebut tidak selalu menjadi masalah utama tiap bulannya,
terkadang muncul dan terkadang tidak ada sama sekali. Data dukung dari
puskesmas Pakis yaitu laporan prosentasi 0% tentang pemebrian ASI Eksklusif
hingga 6 bulan pertama di dusun Ngrangin pada bulan Februari 2013 dan hanya 2%
pada bulan Agustus 2013.
Masalah utama yang telah dikaji menjadi pokok utama bahasan dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dusun Ngrangin dan mewujudkan usaha kerjasama
interprofessional. Sehingga pemberian penyuluhan oleh mahasiswa kepada
masyarakat menjadi kegiatan utama bersamaan dengan hari Posyandu dilaksanakan
di Dusun Ngrangin.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana pengaruh penyuluhan PHBS dan Pemberian ASI Eksklusif
terhadap tingkat pengetahuan para ibu yang memilki bayi dan balita terhadap PHBS
dan pemberian ASI Eksklusif?
1.3 Tujuan Kegiatan

Membina dan memberdayakan kelompok Ibu-ibu dengan bayi dan balita agar

mampu menjalankan pola hidup bersih dan sehat


Membina dan memberdayakan kelompok Ibu-ibu dengan bayi dan balita agar
dapat memberikan ASI secara eksklusif

1.4 Manfaat Kegiatan

Menambah pengetahuan dan informasi tentang PHBS dan ASI Ekslusif sehingga
para Ibu yang memiliki bayi dan balita mengetahui cara yang tepat untuk
menjaga kesehatan keluarganya khususnya bayi dan balitanya serta pentingnya

ASI Eksklusif.
Mengaplikasikan kolaborasi ilmu yang didapat langsung ke masyarakat dari
sudut pandang masing-masing.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
1. Definisi
a. Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi,

memberikan

informasi

dan

melakukan

edukasi

untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan


(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan cc
b. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan

dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat (Sudayasa, 2009).
2. Manfaat
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota
dibidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
(Dinkes Sulsel, 2006)
3. Indikator
1. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator
perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya
c. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)
d. Anggota keluarga tidak merokok
e. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur
f. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)
g. Tersedia air bersih
h. Tersedia Jamban
i. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
j. Lantai rumah bukan dari tanah
2. Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di institusi pendidikan. Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan
adalah sekolah dan siswa dengan indikator :
a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa
b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas
c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan
serasi
d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik
e. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih

f. Siswa tidak merokok


g. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah
(minimal 10 orang). (Dinkes Sulsel, 2006)

B. ASI EKSKLUSIF
1.
Definisi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.
2.

Manfaat ASI
Menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi
Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Meningkatkan kecerdasan bayi
Menjarangkan kehamilan
Praktis dan ekonomis
Mengembalikan berat badan dengan cepat
Mengurangi stress dan gelisah

3.

Nilai Nutrisi ASI


Karbohidrat mengandung laktosa sebagai sumber energi untuk otak.

Penyerapan laktosa ASI lebih baik daripada laktosa pada susu

Protein

formula sehingga jarang timbul diare.


mengandung protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus

Lemak

bayi
mengandung lemak yang tinggi yang dibutuhkan untuk

Vitamin
Mineral

pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi


mengandung vitamin A, D, E, K
mengandung kualitas mineral yang lebih baik

4. Alasan pemberian ASI Eksklusif


ASI sudah mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk
menghilangkan rasa haus dan membuat bayi merasa kenyang. Sehingga ASI
merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi agar dapat berkembang serta
tumbuh sehat dan kuat
5. Langkah Memulai Dan Mencapai Asi Eksklusif
Menyusui dalam 1 jam setelah melahirkan.
Menyusui secara eksklusif hanya ASI. Artinya tidak ditambah makanan atau

minuman lain bahkan air putih sekali pun.


Menyusui kapan pun bayi meminta (on demand), sesering yang bayi mau siang

dan malam.
Tidak menggunakan botol susu, dot maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan disaat tidak

bersama anak.
Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang

6. Kendala pemberian ASI Eksklusif


Gencarnya promosi susu formula
Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin
Kurang rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup
Pemberian makanan dan minuman sebelum ASI keluar
7. Asi Perah
ASI perah adalah ASI yang dikeluarkan dari putting susu baik dengan
menggunakan alat pemompa maupun menggunakan tangan secara manual
a. Manfaat ASI Perah
Dapat memungkinkan bayi mendapat ASI Eksklusif walaupun ibu bekerja

Menghilangkan bendungan pada payudara


Menghilangkan rembesan / penetesan ASI
Menjaga keberlangsungan persediaan ASI saat bayi sakit atau BBLR
b. Cara Memerah ASI
Memerah ASI dengan menggunakan pompa, yaitu pompa listrik dan pompa
manual. Ada 2 jenis pompa manual, yaitu bentuk piston (bagian pompa dapat

dibersihkan dan tekanannya dapat diatur) dan squeeze and bulb.


Memerah ASI dengan menggunakan tangan:
- Payudara dibersihkan dan dipijat memutar ke tengah menyisir dari
-

pangkal menuju putting menggunakan 3 jari tengah


Taruh penampung ASI yang sudah disterilkan diletakkan dibawah
payudara yang diperas dan tangan ditempatkan di aerola salah satu

payudara
Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk lalu tekan
tangan kearah dada, tekan ibu jari dan telunjuk dengan lembut.

Pertahankan agar jari tetap berada di aerola


Diulangi secara teratur untuk memulai aliran susu

c. Cara menyimpan ASI perah


ASI harus disimpan dengan baik setelah diperah agar dapat bertahan lama.
Terdapat beberapa cara untuk menyimpan ASI, yaitu:
ASI yang disimpan di udara terbuka dapat bertahan hingga 6 8 jam
ASI yang ditempatkan di kantong plastik kemudian dimasukkan kedalam

termos dan diberi es batu dapat bertahan selama kurang lebih 24 jam
ASI yang disimpan didalam lemari es dapat bertahan hingga 3 hari
ASI yang dibekukan dapat bertahan selama 3 bulan.
ASI yang diperah dan disimpan dengan cara yang baik tidak mengalami

perubahan kualitas, hanya warna dan bentuknya saja yang mungkin berubah.
ASI yang disimpan dalam freezer akan mengalami penurunan jumlah
immunoglobulin A akibat suhu yang terlalu dingin.
d. Cara memberikan ASI Perah
ASI perah yang akan diberikan kepada bayi harus dihangatkan terlebih dahulu.
Cara untuk menghangatkan ASI perah dapat dilakukan dengan menyiram botol ASI
dengan kran air hangat atau merendam botol berisi ASI dalam mangkuk yang berisi
air hangat. Lama penghangatan ASI perah ini tergantung pada suhu ASI
sebelumnya, suhu yang diinginkan setelah dilakukan penghangatan adalah suhu

yang sesuai dengan suhu tubuh sehingga menyerupai suhu ASI yang dikeluarkan
langsung dari payudara ibu.
Untuk bayi yang berusia kurang dari 6 bulan sebaiknya pemberian ASI perah
yang sudah dihangatkan tidak menggunakan dot tetapi menyuapkannya dengan
sendok. Ini dilakukan agar bayi tidak mengalami sindroma bingung putting karena
menyusu dengan dot lebih mudah untuk mengeluarkan susu daripada menyusu pada
payudara ibu. Ketika menyusu pada payudara ibu, bayi membutuhkan isapan yang
lebih kuat untuk dapat mengeluarkan susu dari payudara ibu.
8. Makanan Sehat Untuk Ibu Menyusui
Tidak ada makanan khusus yang harus dikonsumsi bagi ibu menyusui, tetapi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
a. Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan.
b. Jauhi rokok, asap rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan
membuat pertumbuhannya terhambat.
c. Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi
konsumsinya hingga maksimal 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga
terdapat pada coklat, teh, beberapa jenis minuman ringan dan obat.
d. Batasi / jangan terlalu banyak mengkonsumsi lemak jenuh seperti yang
terdapat pada daging berlemak, minyak kelapa, serta mentega.
e. Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu.
Hentikan konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi.
f. Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali jika sudah
dikonsultasikan dengan dokter.
Berikut beberapa tips pola makan yang sehat untuk Anda :
1. Perbanyak cairan dalam tubuh, karena 87 persen kandungan Asi adalah Air.
Selain air putih, Air Susu dan buah merupakan sumber cairan bagi tubuh.
2. Beras serta biji-bijian yang sejenisnya seperti gandum, jagung, oats, roti, dan
lain-lain mengandung nutrisi serta serat yang baik bagi si kecil.

3. Buah dan sayuran segar juga harus hadir dalam menu makanan Anda. Suplemen
vitamin A, C, B1, B2, B12, niasin dan asam folat sangat diperlukan pada masa
menyusui.
4. Sayuran seperti bayam, kangkung dan katuk juga mengandung zat besi yang
baik bagi Anda. Setiap 100 g daun katuk, terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan
204 mg kalsium.
5. Konsumsi Susu rendah lemak, yoghurt, dan keju sangat baik bagi si kecil,
karena mengandung kalsium, protein dan vitamin.
6. Jangan takut dengan kata lemak, karena banyak jenis lemak yang baik bagi
kesehatan dan perlu Anda konsumsi. Contohnya, minyak zaitun, lemak yang
terkandung dalam ikan salmon, alpukat, dan kacang.
7. Ikan dan makanan laut lainnya. Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi
pertumbuhan bayi.

C. PRAKTIK CARA MENYUSUI


1. Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai.

2. Cara Menyusui yang Baik dan Benar


Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit demi sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini bermanfaat
sebagai desinfektan san menjaga kelembaban puting susu
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara:

ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai lebih baik
menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi

bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pasa lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu

posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di depan

perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi)

telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang (Suradi,dkk,2004).

c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
-

menyentuh pipi dengan puting susu atau,

menyentuh sisi mulut bayi dengan jari atau dengan puting susu

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke


payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi:
-

Usahakan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi sehingga


puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan
ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola

Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga
lagi

f. Melepas isapan bayi


Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi: 1) jari kelingking
ibu dimasukkan ke mulut bayi; 2) dagu ditekan ke bawah
g. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang
dihisap terakhir).
h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya

i. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara


dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-Jawa) setelah menyusui. Ketika
menyusui bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh dan
tidak enak sebelum ia menyelesaikan minumnya. Menyendawakan bayi sangat
penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya
setidaknya setelah lima menit bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi
berpindah payudara. Ada tiga cara umum menyendawakan bayi :

gendong bayi dengan kuat di pundak, wajah bayi menghadap ke belakang,


beri dukungan dengan satu tangan pada bokongnya, tepuk atau usap
punggungnya dengan tangan lain.

telungkupkan bayi di pangkuan, lambungnya berada di salah satu kaki,


kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya. Satu tangan memegangi
tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau mengusap
punggungnya sampai bersendawa;

dudukkan bayi di pangkuan, kepalanya menyandar ke depan, dadanya


ditahan dengan satu tangan. Pastikan kepalanya tidak mendongak ke
belakang. Tepuk atau gosok punggungnya

Formulir ringakasan 5 kunci pokok untuk menilai proses menyusui ibu dan bayi
berjalan dengan baik, yang disingkat dengn BREAST, yaitu Body position (posisi
badan), response (respon), emotional bonding (ikatan emosi), anatomy (anatomi),
suckling (menghisap) dan time (waktu) yang dipakai untuk menghisap.

3. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar


Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka
akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai
berikut :

Bayi tampak tenang.


Badan bayi menempel pada perut ibu.
Mulut bayi terbuka lebar.
Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang

masuk.
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
Puting susu tidak terasa nyeri.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Kepala bayi agak menengadah.
4. Lama dan frekuensi menyusui
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu
selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusu berlangsung sangat
lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada
masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500
gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar
(IDAI, 2008).
Rentang frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8 hingga 12 kali setiap
hari. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali menyusui dan
menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan cara makan sebagian besar
bayi. Banyak bayi dalam rentang beberapa jam menyusu beberapa kali, tidur untuk
beberapa jam dan bangun untuk menyusu lagi. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk
menyusui sebagai respon isyarat bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang
(isyarat kenyang meliputi relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan
puting).
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri

kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 57 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya,
bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa
jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang
bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan besarnya
kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara.
Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang
terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH)
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
5. Posisi Menyusui
Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk,
posisi menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football
(mengepit) dan posisi berbaring miring.
a) Posisi berdiri
Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman saat
menyusu. Adapun cara menyusui dengan posisi berdiri :

Bayi digendong dengan kain atau alat penggendong bayi;


Saat menyusui sebaiknya tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi merasa

tenang dan tidak terputus saat menyusu;


Letakkan badan bayi ke dada ibu dengan meletakkan tangan bayi di belakang
atau samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusu.

b) Posisi rebahan
Posisi menyusui dengan rebahan dapat dilakukan dengan cara :

Ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran
tempat tidur atau dapat diganjal dengan bantal;

Kedua kaki ibu berada lurus di atas tempat tidur;


Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara;
Ibu menyangga bayi secara merata dari kepala, bahu hingga pantatnya;
Posisikan paha ibu turut membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau
kurang dapat ditambah dengan bantal

c) Posisi duduk
gambar: posisi menyusui dengan duduk
Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk yaitu:

Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas

pangkuan ibu;
Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah

atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu;


Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan;
Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara;
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

d) Posisi Madonna (menggendong) / The Cradle Hold


Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik untuk
bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui bayi dengan
posisi Madonna (menggendong):

Peluk bayi dan kepala bayi pada lekuk siku tangan;


Jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku

tangan kanan dan bokongnya pada telapak tangan kanan;


Arahkan badan bayi sedemikian rupa sehingga kuping bayi berada pada satu
garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (berbaring menyamping

dengan muka, perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu);
Tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah
merangkul badan ibu sehingga mempermudah mulut bayi mencapai payudara

(Musbikin, 2005);
tangan kiri ibu memegang payudaranya jika diperlukan

e) Posisi menggendong menyilang/transisi (The Cross Cradle Hold)


Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan mulutnya ke
puting susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi kecil (Musbikin,
2005). Posisi ini juga baik untuk bayi yang sedang sakit, (WHO, 2003). Cara
menyusui bayi dengan posisi menggendong menyilang:

Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan

dengan telapak tangan;


Jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan tangan kiri untuk

memegang bayi;
Peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu;
lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu

dibelakang kepala dan bawah telinga bayi (Musbikin, 2005);


ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika
diperlukan

f) Posisi football atau mengepit


Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani operasi caesar (untuk menghindari bayi
berbaring di atas perut). Selain itu posisi ini juga bisa digunakan jika bayi lahir kecil
atau memiliki kesulitan dalam menyusu, puting susu ibu datar (flat nipple) atau ibu
mempunyai bayi kembar (Musbikin, 2005). Adapun cara menyusui bayi dengan
posisi football atau mengepit:

Telapak tangan menyangga kepala bayi sementara tubuhnya diselipkan

dibawah tangan ibu seperti memegang bola atau tas tangan;


Jika menyusui dengan payudara kanan meka memegangnya dengan tangan

kanan, demikian pula sebaliknya;


Arahkan mulutnya ke puting susu, mula-mula dagunya (tindakan ini harus
dilakukan dengan hati-hati, jika ibu mendorong bayinya dengan keras kearah

payudara, bayi akan menolak menggerakkan kepalanya/melawan tangan ibu),

(Musbikin, 2005);
Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan tangan
sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan

g)

Posisi berbaring miring (Reclining Position)


Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan
lelah atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan
melalui operasi caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan
jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu harus
didampingi oleh orang lain ketika menyusui . Pada posisi ini kesukaran perlekatan
yang lazim apabila berbaring adalah bila bayi terlalu tinggi dan kepala bayi harus
mengarah ke depan untuk mencapai puting. Menyusui berbaring miring juga
berguna pada ibu ingin tidur sehingga ia dapat menyusui tanpa bangun .
Adapun cara menyusui dengan posisi berbaring miring :

posisi ini dilakukan sambil berbaring ditempat tidur;

mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah kepala dan


bahu, serta diantara lutut. Hal ini akan membuat punggung dan panggul pada
posisi yang lurus;

muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya ke
puting susu;

jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala bayi agar
bayi tidak perlu menegangkan lehernya untuk mencapai puting dan ibu tidak
perlu membungkukan badan ke arah bayinya, sehingga tidak cepat lelah
(Musbikin,2005).

6. Tanda Perlekatan Bayi Saat Menyusui Yang Benar

Mulut terbuka lebar

Bibir bawah terbuka ke arah luar

Dagu menyentuh payudara

Bagian hitam dari payudarat tidak terlihat di bawah bibir bawah

Sebagian besar bagian hitam payudara dan puting termasuk duktus


kolektivus terdapat di dalam mulut bayi

Lidah berada di bawah puting

Posisi menyusui dengan kondisi khusus:


Ada posisi menyusui secara khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti
menyusui pasca operasi caesar, menyusui pada bayi kembar dan meyusui dengan ASI
yang berlimpah (penuh).
Posisi menyusui pasca operasi caesar
Ada dua posisi menyusui pasca operasi caesar, diantaranya

posisi berbaring miring;

posisi football atau mengepit.

Posisi menyusui dengan bayi kembar


Posisi double football atau mengepit :
Posisi football atau mengepit sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio
caesaria, posisi football juga tepat untuk bayi kembar, di mana kedua bayi disusui
bersamaan kiri dan kanan, dengan cara:

kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti


memegang bola;

letakkan tepat di bawah payudara ibu;

posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar;

untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang
memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu;

dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja;

cara lain adalah dengan meletakkan bantal di atas pangkuan ibu

Posisi menyusui dengan ASI berlimpah


Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya
deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak dengan
cara: ibu tidur telentang lurus, sementara bayi di atas perut ibu dalam posisi
berbaring lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau bayi di tengkurapkan di
atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Dengan posisi ini maka bayi
tidak akan tesedak .
Ada banyak posisi bagi ibu untuk menyusui. Dalam tiap posisi hal yang penting
adalah bayi cukup mengambil cukup payudara ke dalam mulutnya sehingga ia dapat
mengisap secara efektif. Segera setelah persalinan, posisi menyusui yang terbaik
adalah ditelungkupkan di perut ibu sehingga kulit ibu bersentuhan pada kulit bayi
(Purwanti, 2004 dalam Angsuko, 2009). Kontak kulit dengan kulit dalam jam pertma

setelah melahirkan membantu menyusui dan ikatan antara ibu dan bayi dapat terjalin
(WHO, 1993).
Semua posisi menyusui tersebut dapat dicoba sehingga dapat menemukan posisi
yang paling nyaman sesuai kondisi ibu dan bayi. Namun dianjurkan untuk bergantiganti posisi secara teratur. Setiap posisi menyusui akan menekan bagian yang
berbeda pada payudara (bagian payudara yang lebih mendapatkan perahan adalah
yang terdapat antara bibir dan lidah). Tindakan berganti-ganti posisi ini dapat
mengosongkan semua sinus, (Musbikin, 2005). Menurut Bobak, 2004 mengatakan
bahwa posisi menyusui menggendong (Madonna) sangat efektif dilakukan bagi ibu
baru. Dan untuk saat ini, posisi menyusui yang paling baik yaitu dengan posisi
duduk. Selain posisi menyusui, bra dan pakaian yang dirancang khusus dapat juga
meningkatkan kenyamanan ibu saat menyusui (Kristiyanasari,2009)
7. Obat yang Dilarang Dikonsumsi saat Menyusui

Bromocriptine (hormone antagonist)

Cyclophosphamide/ Doxorubicin/ Methotrexate (antineoplastic agent)

Cyclosporine (immunosupressant)

Ergotamine (migraine headaches)

Lithium (psychotropic agent)

Drugs of abuse (cocaine, PCP)

8. Tanda bayi mendapat ASI yang cukup :

-BAK sebanyak 6-8 kali/hari

-Peningkatan BB rata-rata 500 gr/bulan

-Bayi menetek kurang lebih 8-12 kali/hari

-Bayi tampak sehat,warnakulit,turgor baik dan bayi cukup aktif.

9. Penyebab Suplai ASI Menurun

Pemisahan ibu dan bayi

Penjadwalan

Pemakaian dot terlalu dini

Prematuritas

Pemberian susu formula

Terlambatnya ejeksi ASI ( stress, nyeri)

Pengobatan ibu

Placenta yang tertinggal

10. Tips Sukses Menyusui

Percaya diri

Mencari informasi tentang manfaat ASI, manfaat IMD, tata cara IMD, manfaat
rawat gabung, teknik menyusui, teknik memerah ASI

Mencari tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang mendukung penggunaan


ASI

Melakukan IMD

Rawat gabung

Tidak memberikan cairan prelakteal, dot dan / empeng pada bayi

Mencari kelompok pendukung ASI

Jika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu masih tetap dapat
memberikan ASI meski berpisah dengan bayinya dengan cara memberikan ASI
yang diperah (dapat dilakukan sejak cuti melahirkan dan selama jam kerja)

11. Cara Meningkatkan ASI


Adalah dengan memberikan lebih sering, siang dan malam, setiap waktu sampai

bayi tidak mau.


Bagi ibu memakan makanan dengan gizi seimbang dan dengan pola makan yang
benar dan teratur.

Pada bayi, menyusui memiliki hubungan dengan risiko yang


lebih rendah dari :1
Sudden Infant Death Syndrome

36-50%

Penyakit Saluran Napas Bawah

72%

Infeksi gastrointestinal

64%

Diabetes tipe 1

19-27%

Diabetes tipe 2

39%

Leukemia (limfositik akut)

19%

Leukemia (mielogenik akut)

15%

Asma

27%

Obesitas pada anak2

15-30%

Dermatitis atopik

42%

Infeksi telinga akut

50%

Pada ibu, menyusui memiliki hubungan dengan risiko yang lebih


rendah dari :
Kanker payudara

28-50%*

Kanker payudara dengan riwayat 59%


keluarga
Kanker ovarium

21%

Diabetes tipe 2

4-12%

Penyakit jantung koroner3

37%

Menyusui juga baik untuk lingkungan :


Mengurangi bahan pembungkus, limbah produksi dan penjualan,
menghemat bahan bakar. Tidak ada emisi methane, tidak ada emisi
methane (gas dari kotoran sapi yang merusak ozon lebih berat
dari mobil), membantu penjarangan anak dan kontrol populasi!

D. Makanan Pendamping ASI (MP ASI)


1. DEFINISI
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Tujuan dari pemberian MP ASI adalah:
a. Melangkapi zat-zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan berbagai rasa dan tekstur
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
d. Untuk melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi
Biasanya masalah utama dalam pemberian MP ASI adalah waktunya yang
terlalu dini dapat mengakibatkan diare kebersihan yang kurang, menurunnya produk
ASI karena anak sudah kenyang sehingga jarang menyusu, dan akibatnya pada
jangka panjang dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit degenerative
seperti Obesitas, hipertensi, diabetes, dll serta dapat menimbulkan alergi di
kemudian hari karena usus bayi masih sangat mudah dilalui protein asing. Terlalu
lambat juga tidak baik karena ASI saja hanya bisa memenuhi kebutuhan bayi sampai
usia 6 bulan, sehingga kalau sudah 6 bulan akan mengakibatkan malnutrisi.
Pemberian MP ASI yang paling tepat adalah di usia 6 bulan. Saat bayi berusia 6
bulan, sistem pencernaan lebih relatif sempurna dan siap menerima MP ASI. Saat bayi
berusia kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap menerima kandungan dari
makanan, sehingg makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan alergi.
Pemberian MP ASI sebelum usia 6 bulan akan membuka gerbang masuknya berbagai
macam jenis penyakit.
Tabel Pedoman pemberian makanan sehat
Jenis Makanan
Umur (bulan)
0-6
6-8
8-12
12-24
>24

ASI
V
V
V
V

Makanan

Makanan

Makanan

Lumat

Lembek/Lunak

Keluarga

v
v
v

v
v

v
v

a. Makanan bayi umur 0-6 bulan


Pada periode ini, ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
b. Makanan bayi umur 6-8 bulan
Pemberian ASI diteruskan dan mulai diperkenalkan MP ASI berbentuk lumat
dan halus karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah. Perlu diingat
sebelum pemberian MP ASI harus didahulukan dengan ASI agar ASI dapat
dimaksimalkan secara optimal
c. Makanan bayi umur 8-12 bulan
Pemberian MP ASI diteruskan dan mulai diperkenalkan MP ASI berbentuk
lunak atau atau makanan lembek/lunak sesuai dengan kondisi bayi. Pada usia ini
pencernaan bayi sudah mulai berfungsi
d. Makanan bayi umur 12-24 bulan
Pemberian ASI dan memberikan makanan keluarga atau makanan lembek/lunak
tergantung kondisi bayi diberikan 3 kali sehari dengan porsi setengah makanan
dewasa. Bayi umur 23 bulan secara bertahap harus disapih, dengan
menjarangkan menyusui
e. Makanan bayi umur >24 bulan
Bayi sudah dapat diperkenalkan makanan keluarga dan berbagai macam bahan
makanan (Depkes RI, 2005)
2. Cara Pemberian MP ASI
1. MP ASI diberikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit, dan bentuk encer secara
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
2. Makanan baru diperkenalkan satu per satu dengan memperhatikan bahwa
makanan tersebut betul-betul dapat diterima dengan baik
3. Makanan yang dapat menimbulkan alergi, yaitu sumber protein hewani
diberikan terakhir. Urutan pemberian MP ASI adalah buah-buahan, tepungtepungan, sayuran, dan daging
4. Cara memberikan makanan bayi dipengaruhi perkembangan emosionalnya.
Makanan jangan dipaksakan, sebaiknya diberikan pada saat bayi lapar.
3. Akibat Pemberian MP ASI terlalu dini
a. Risiko jangka pendek
Dalam jangka pendek, pemberian MP ASI terlalu dini kepada bayi akan
mengurangi keinginan byai untuk menyusu sehingga menurunkan frekuensi dan
intensitas pengisapan ASI oleh bayi dengan akibat produksi ASI berkurang.
Pemberian makanan dini seperti pisang atau nasi sering menyebabkan

penyumbatan saluran cerna karena liat dan tidak bisa dicerna yang dapat
menyebabkan kematian
Jika makanan yang diberikan mempunyai nilai gizi yang lebih rendah dari ASI,
maka hal ini akan merugikan bayi karena bayi dapat menderita defisiensi zat
gizi, misal zat besi. Pada bayi-bayi muda, kesinambungan zat besinya masih
rawan dan hanya zat besi yang terdapat pada ASI yang lebih mudah diserap
b. Risiko Jangka Panjang
Risiko jangka panjang yang dihubungkan dengan pemberian makanan tambahan
yang cepat diberikan adalah obesitas, hipertensi, arteriosklerosis dan alergi
makanan.
4. Akibat Pemberian MP ASI terlambat
Bila bayi tidak dilatih pada umur 6 bulan biasanya tidak mau makan lain
selain ASI, susu formula atau minuman cair sesudah berumur 1 tahun sehingga akan
menyebabkan bayi kekurangan gizi.

BAB 3
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Adanya kemauan ibu


untuk menjalankan
ASI eksklusif
Tidak memberikan susu
formula sampai bayi
berusia 6 bulan

Tidak memberikan
makanan tambahan
sampai bayi berusia 6
bulan
Peningkatan
pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif

Ibu tetap
memberikan ASI saat
sedang bekerja

BAB 4
METODE KEGIATAN
a. Survei Pendahuluan.
Survey dilakukan dengan wawancara kepada perangkat desa (kades, sekdes, dan
kasun), bidan desa, perawat desa serta warga masyarakat Dusun Ngrangin Desa
Sumberpasir.
b. Rencana Kegiatan.
Sasaran : Ibu Bayi dan Balita
Waktu : Kamis, 9 Januari 2014
Pukul : 08.00- 12.00
Lokasi : Rumah Warga Dusun Ngrangin Desa Sumberpasir
Tim yang terlibat: Kelompok 11
Media penyuluhan
: leaflet, poster, dan laptop
Kegiatan:
Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
-

(PHBS) dan ASI Eksklusif


Pemeriksaan kesehatan melalui kegiatan posyandu

BAB 5
RENCANA EVALUASI
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan, maka kriteria hasil yang diharapkan meliputi:
Keikutsertaan anak-anak dan ibu-ibu menyusui pada kegiatan penyuluhan tentang
PHBS dan ASI Eksklusif lebih dari 20 orang dilihat dari hasil absensi saat
regristrasi
Peningkatan pengetahuan sebesar 80 % dari hasil Pre Test dan Post Test
Peserta penyuluhan berpartisipasi aktif selama penyuluhan berlangsung dengan
memperhatikan materi dan bertanya pada sesi tanya jawab.
Setiap warga yang mendapat undangan berhak mendapatkan fasilitas pemeriksaan
kesehatan melalui kegiatan posyandu
Agar lebih detail, dibuatkan evaluasi struktur (persiapan mhs dan warga), proses
(selama pelaksanaan) dan hasil (eval hasil setelah kegiatan tsb)

BAB 6
JADWAL PELAKSANAAN
NO
1
2
3
4
5
8
9
10

KEGIATAN

2 3

TANGGAL
6 7 8 9

10 11

Survei Lapangan
Konsultasi Dosen Pembimbing
Pembuatan Proposal
Persiapan
Sosialisasi
Penyuluhan pada balita dan anak
Pembuatan Laporan Akhir
Presentasi Laporan Akhir

RUNDOWN PELAKSANAAN PENYULUHAN


Mobilisasi FKUB ke Pakis
Persiapan
Pembukaan dan Regristasi
Penyuluhan PHBS
Penyuuhan ASI Eksklusif
Tanya Jawab
Posyandu

06.00-07.00
07.00-08.30
08.30-09.00
09.00-09.30
09.30-10.00
10.00-10.30
10.30-12.00

BAB 7
RENCANA ANGGARAN DANA
Cetak Proposal (3 x 50 x Rp 200)

Rp. 30.000

12

Cetak Laporan (3 x 50 x Rp.200)

Rp. 30.000

Cetak Absensi (10x Rp.150)

Rp.

1500

Cetak Pre Test dan Post Test (5 x 200)

Rp.

1000

Cetak leaflet (150 x Rp.500)

Rp. 65.800

Cetak Poster (12 x Rp. 3000)

Rp. 36.000

Konsumsi kue (100 x Rp.3000)

Rp. 300.000

Konsumsi Aqua (2 x Rp. 20.000)

Rp. 40.000 +

Total

Rp. 504.300

DAFTAR PUSTAKA
Arief Y.S. 2006. Pertumbuhan danPerkembangan anak. Disampaikan pada Kuliah
Keperawatan di Universitas Airlangga pada 15 September 2009.

Darmosubroto S. Instrumen pemantauan tumbuhkembang anak. Pendidikan


KedokteranBerkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI;1996. h. 125-31.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang di tingkat pelayanan kesehatan.
Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program
Perilaku

Hidup

Bersih

Dan

Sehat

(PHBS).Dinkes-

sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarkat, 1998, Pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Kania N. 2006. Stimulasi tumbuh kembang anakUntukMencapai tumbuh kembang yang
optimal. Disampaikan pada seminar stimulasi tumbuh kembang anak bandung, 11
maret 2006
Moersintowati, 2000, Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium penatalaksanaan
mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal.
Bandung: IDAI Jawa Barat.
Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Ratih I .2008.Buku Pintar Perawatan Bayi dan Anak Usia Emas. Gala Ilmu Semesta,
Yogyakarta.
Sudayasa, Putu. 2009.10 Indikator Phbs Tatanan Rumah Tangga.
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/
Tanuwidjaja, 2002, Konsep tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M, Sularyo,
Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta:
Sagung Seto.
Wahit, N. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta : EGC.2007.

You might also like