Professional Documents
Culture Documents
(105070201111009)
(105070201111008)
(105070201111010)
(105070201111011)
(105070201111012)
(105070600111042)
(105070600111043)
(105070600111044)
(105070600111045)
(105070300111042)
(105070300111043)
(105070300111044)
(105070300111045)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JANUARI 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan
Ngrangin Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis dalam Upaya Hidup Bersih dan Sehat
serta Pentingnya Asi Eksklusif pada Bayi dan Balita
Ketua Pelaksana
Nama
NIM
Jurusan/ Lab
No. Telp/ HP
Anggota Pelaksana
: Heri Iswanto
: 105070201111009
: Ilmu Keperawatan
: 085732066618
Pembimbing
Ketua Pelaksana
Heri Iswanto
NIP. 197904102008122002
NIM. 105070201111009
198101212008122005
Mengetahui,
Ketua PKNM 2013/2014
dr. Bambang Prijadi, MS
NIP. 195203241984031002
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Sumberpasir adalah salah satu desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten
Malang yang terletak pada ketinggian 530 meter dari permukaan laut, suhu
relatifnya berkisar antara 21-270C. Luas wilayah Desa Sumberpasir adalah 320.724
Ha, luas tanah sawah 232 Ha, luas tanah tegal 22 Ha, luas pemukiman 61,25 Ha,
luas tanah makam 4,249 Ha,luas perkebunan 4,33 Ha, luas prasarana umum lainnya
11,06 Ha, luas pekarangan 91,085 Ha. Jarak Desa Sumberpasir dengan pusat
kecamatan Pakis sekitar 5 km dan jarak desa dengan Kota Malang sekitar 14 km.
Desa Sumberpasir terdiri dari 4 dusun yaitu Gaga Asinan, Boto Putih, Krajan, dan
Ngrangin.
Masyarakat Desa Sumberpasir sebagian besar mempunyai mata pencaharian
sebagai buruh tani dan buruh serabutan atau buruh bangunan.Penduduk rata-rata
berpendidikan akhir SMP. Komoditas utama pertanian adalah tanaman padi dan
komoditas utama perkebunan adalah jagung.Sedangkan komoditas peternakan
meliputi sapi, kambing, dan ayam.
Bayi dan balita merupakan salah satu komponendari piramida penduduk. Di
Desa Sumberpasir tercatat jumlah penduduk kelompok usia bayi dan balita adalah
sejumlah 320 bayi dan balita dengan jumlah terbanyak terdapat di dusun ngrangin
sejumlah 120 balita. Berdasarkan data yang diperoleh dengan metode wawancara
dengan perawat dan bidan desa serta dengan kader posyandu bersama masyarakat,
diketahui masyarakat masih belum begitu sadar tentang pentingnya pola hidup
bersih dan sehat (PHBS) dan pentingnya pemberian ASI Ekslusif sebagai salah satu
komponen dari PHBS.Kader posyandu juga menjelaskan bahwa secara umum
keluhan masyarakat adalah tentang diare, gatal-gatal dan batuk biasa. Namun
keluhan-keluhan tersebut tidak selalu menjadi masalah utama tiap bulannya,
terkadang muncul dan terkadang tidak ada sama sekali. Data dukung dari
puskesmas Pakis yaitu laporan prosentasi 0% tentang pemebrian ASI Eksklusif
hingga 6 bulan pertama di dusun Ngrangin pada bulan Februari 2013 dan hanya 2%
pada bulan Agustus 2013.
Masalah utama yang telah dikaji menjadi pokok utama bahasan dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dusun Ngrangin dan mewujudkan usaha kerjasama
interprofessional. Sehingga pemberian penyuluhan oleh mahasiswa kepada
masyarakat menjadi kegiatan utama bersamaan dengan hari Posyandu dilaksanakan
di Dusun Ngrangin.
Membina dan memberdayakan kelompok Ibu-ibu dengan bayi dan balita agar
Menambah pengetahuan dan informasi tentang PHBS dan ASI Ekslusif sehingga
para Ibu yang memiliki bayi dan balita mengetahui cara yang tepat untuk
menjaga kesehatan keluarganya khususnya bayi dan balitanya serta pentingnya
ASI Eksklusif.
Mengaplikasikan kolaborasi ilmu yang didapat langsung ke masyarakat dari
sudut pandang masing-masing.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
1. Definisi
a. Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi,
memberikan
informasi
dan
melakukan
edukasi
untuk
dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat (Sudayasa, 2009).
2. Manfaat
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota
dibidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
(Dinkes Sulsel, 2006)
3. Indikator
1. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator
perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya
c. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)
d. Anggota keluarga tidak merokok
e. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur
f. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)
g. Tersedia air bersih
h. Tersedia Jamban
i. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
j. Lantai rumah bukan dari tanah
2. Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di institusi pendidikan. Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan
adalah sekolah dan siswa dengan indikator :
a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa
b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas
c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan
serasi
d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik
e. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih
B. ASI EKSKLUSIF
1.
Definisi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya
air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.
2.
Manfaat ASI
Menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi
Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Meningkatkan kecerdasan bayi
Menjarangkan kehamilan
Praktis dan ekonomis
Mengembalikan berat badan dengan cepat
Mengurangi stress dan gelisah
3.
Protein
Lemak
bayi
mengandung lemak yang tinggi yang dibutuhkan untuk
Vitamin
Mineral
dan malam.
Tidak menggunakan botol susu, dot maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan disaat tidak
bersama anak.
Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang
payudara
Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk lalu tekan
tangan kearah dada, tekan ibu jari dan telunjuk dengan lembut.
termos dan diberi es batu dapat bertahan selama kurang lebih 24 jam
ASI yang disimpan didalam lemari es dapat bertahan hingga 3 hari
ASI yang dibekukan dapat bertahan selama 3 bulan.
ASI yang diperah dan disimpan dengan cara yang baik tidak mengalami
perubahan kualitas, hanya warna dan bentuknya saja yang mungkin berubah.
ASI yang disimpan dalam freezer akan mengalami penurunan jumlah
immunoglobulin A akibat suhu yang terlalu dingin.
d. Cara memberikan ASI Perah
ASI perah yang akan diberikan kepada bayi harus dihangatkan terlebih dahulu.
Cara untuk menghangatkan ASI perah dapat dilakukan dengan menyiram botol ASI
dengan kran air hangat atau merendam botol berisi ASI dalam mangkuk yang berisi
air hangat. Lama penghangatan ASI perah ini tergantung pada suhu ASI
sebelumnya, suhu yang diinginkan setelah dilakukan penghangatan adalah suhu
yang sesuai dengan suhu tubuh sehingga menyerupai suhu ASI yang dikeluarkan
langsung dari payudara ibu.
Untuk bayi yang berusia kurang dari 6 bulan sebaiknya pemberian ASI perah
yang sudah dihangatkan tidak menggunakan dot tetapi menyuapkannya dengan
sendok. Ini dilakukan agar bayi tidak mengalami sindroma bingung putting karena
menyusu dengan dot lebih mudah untuk mengeluarkan susu daripada menyusu pada
payudara ibu. Ketika menyusu pada payudara ibu, bayi membutuhkan isapan yang
lebih kuat untuk dapat mengeluarkan susu dari payudara ibu.
8. Makanan Sehat Untuk Ibu Menyusui
Tidak ada makanan khusus yang harus dikonsumsi bagi ibu menyusui, tetapi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
a. Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan.
b. Jauhi rokok, asap rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan
membuat pertumbuhannya terhambat.
c. Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi
konsumsinya hingga maksimal 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga
terdapat pada coklat, teh, beberapa jenis minuman ringan dan obat.
d. Batasi / jangan terlalu banyak mengkonsumsi lemak jenuh seperti yang
terdapat pada daging berlemak, minyak kelapa, serta mentega.
e. Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu.
Hentikan konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi.
f. Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali jika sudah
dikonsultasikan dengan dokter.
Berikut beberapa tips pola makan yang sehat untuk Anda :
1. Perbanyak cairan dalam tubuh, karena 87 persen kandungan Asi adalah Air.
Selain air putih, Air Susu dan buah merupakan sumber cairan bagi tubuh.
2. Beras serta biji-bijian yang sejenisnya seperti gandum, jagung, oats, roti, dan
lain-lain mengandung nutrisi serta serat yang baik bagi si kecil.
3. Buah dan sayuran segar juga harus hadir dalam menu makanan Anda. Suplemen
vitamin A, C, B1, B2, B12, niasin dan asam folat sangat diperlukan pada masa
menyusui.
4. Sayuran seperti bayam, kangkung dan katuk juga mengandung zat besi yang
baik bagi Anda. Setiap 100 g daun katuk, terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan
204 mg kalsium.
5. Konsumsi Susu rendah lemak, yoghurt, dan keju sangat baik bagi si kecil,
karena mengandung kalsium, protein dan vitamin.
6. Jangan takut dengan kata lemak, karena banyak jenis lemak yang baik bagi
kesehatan dan perlu Anda konsumsi. Contohnya, minyak zaitun, lemak yang
terkandung dalam ikan salmon, alpukat, dan kacang.
7. Ikan dan makanan laut lainnya. Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi
pertumbuhan bayi.
ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai lebih baik
menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi
bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pasa lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di depan
perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi)
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
-
menyentuh sisi mulut bayi dengan jari atau dengan puting susu
Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga
lagi
Formulir ringakasan 5 kunci pokok untuk menilai proses menyusui ibu dan bayi
berjalan dengan baik, yang disingkat dengn BREAST, yaitu Body position (posisi
badan), response (respon), emotional bonding (ikatan emosi), anatomy (anatomi),
suckling (menghisap) dan time (waktu) yang dipakai untuk menghisap.
masuk.
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
Puting susu tidak terasa nyeri.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Kepala bayi agak menengadah.
4. Lama dan frekuensi menyusui
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu
selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusu berlangsung sangat
lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada
masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500
gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar
(IDAI, 2008).
Rentang frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8 hingga 12 kali setiap
hari. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali menyusui dan
menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan cara makan sebagian besar
bayi. Banyak bayi dalam rentang beberapa jam menyusu beberapa kali, tidur untuk
beberapa jam dan bangun untuk menyusu lagi. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk
menyusui sebagai respon isyarat bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang
(isyarat kenyang meliputi relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan
puting).
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 57 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya,
bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa
jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang
bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan besarnya
kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara.
Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang
terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH)
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
5. Posisi Menyusui
Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk,
posisi menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football
(mengepit) dan posisi berbaring miring.
a) Posisi berdiri
Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman saat
menyusu. Adapun cara menyusui dengan posisi berdiri :
b) Posisi rebahan
Posisi menyusui dengan rebahan dapat dilakukan dengan cara :
Ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran
tempat tidur atau dapat diganjal dengan bantal;
c) Posisi duduk
gambar: posisi menyusui dengan duduk
Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk yaitu:
Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu;
Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah
dengan muka, perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu);
Tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah
merangkul badan ibu sehingga mempermudah mulut bayi mencapai payudara
(Musbikin, 2005);
tangan kiri ibu memegang payudaranya jika diperlukan
Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan
memegang bayi;
Peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu;
lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu
(Musbikin, 2005);
Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan tangan
sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
g)
muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya ke
puting susu;
jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala bayi agar
bayi tidak perlu menegangkan lehernya untuk mencapai puting dan ibu tidak
perlu membungkukan badan ke arah bayinya, sehingga tidak cepat lelah
(Musbikin,2005).
untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang
memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu;
dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja;
setelah melahirkan membantu menyusui dan ikatan antara ibu dan bayi dapat terjalin
(WHO, 1993).
Semua posisi menyusui tersebut dapat dicoba sehingga dapat menemukan posisi
yang paling nyaman sesuai kondisi ibu dan bayi. Namun dianjurkan untuk bergantiganti posisi secara teratur. Setiap posisi menyusui akan menekan bagian yang
berbeda pada payudara (bagian payudara yang lebih mendapatkan perahan adalah
yang terdapat antara bibir dan lidah). Tindakan berganti-ganti posisi ini dapat
mengosongkan semua sinus, (Musbikin, 2005). Menurut Bobak, 2004 mengatakan
bahwa posisi menyusui menggendong (Madonna) sangat efektif dilakukan bagi ibu
baru. Dan untuk saat ini, posisi menyusui yang paling baik yaitu dengan posisi
duduk. Selain posisi menyusui, bra dan pakaian yang dirancang khusus dapat juga
meningkatkan kenyamanan ibu saat menyusui (Kristiyanasari,2009)
7. Obat yang Dilarang Dikonsumsi saat Menyusui
Cyclosporine (immunosupressant)
Penjadwalan
Prematuritas
Pengobatan ibu
Percaya diri
Mencari informasi tentang manfaat ASI, manfaat IMD, tata cara IMD, manfaat
rawat gabung, teknik menyusui, teknik memerah ASI
Melakukan IMD
Rawat gabung
Jika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu masih tetap dapat
memberikan ASI meski berpisah dengan bayinya dengan cara memberikan ASI
yang diperah (dapat dilakukan sejak cuti melahirkan dan selama jam kerja)
36-50%
72%
Infeksi gastrointestinal
64%
Diabetes tipe 1
19-27%
Diabetes tipe 2
39%
19%
15%
Asma
27%
15-30%
Dermatitis atopik
42%
50%
28-50%*
21%
Diabetes tipe 2
4-12%
37%
ASI
V
V
V
V
Makanan
Makanan
Makanan
Lumat
Lembek/Lunak
Keluarga
v
v
v
v
v
v
v
penyumbatan saluran cerna karena liat dan tidak bisa dicerna yang dapat
menyebabkan kematian
Jika makanan yang diberikan mempunyai nilai gizi yang lebih rendah dari ASI,
maka hal ini akan merugikan bayi karena bayi dapat menderita defisiensi zat
gizi, misal zat besi. Pada bayi-bayi muda, kesinambungan zat besinya masih
rawan dan hanya zat besi yang terdapat pada ASI yang lebih mudah diserap
b. Risiko Jangka Panjang
Risiko jangka panjang yang dihubungkan dengan pemberian makanan tambahan
yang cepat diberikan adalah obesitas, hipertensi, arteriosklerosis dan alergi
makanan.
4. Akibat Pemberian MP ASI terlambat
Bila bayi tidak dilatih pada umur 6 bulan biasanya tidak mau makan lain
selain ASI, susu formula atau minuman cair sesudah berumur 1 tahun sehingga akan
menyebabkan bayi kekurangan gizi.
BAB 3
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Tidak memberikan
makanan tambahan
sampai bayi berusia 6
bulan
Peningkatan
pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif
Ibu tetap
memberikan ASI saat
sedang bekerja
BAB 4
METODE KEGIATAN
a. Survei Pendahuluan.
Survey dilakukan dengan wawancara kepada perangkat desa (kades, sekdes, dan
kasun), bidan desa, perawat desa serta warga masyarakat Dusun Ngrangin Desa
Sumberpasir.
b. Rencana Kegiatan.
Sasaran : Ibu Bayi dan Balita
Waktu : Kamis, 9 Januari 2014
Pukul : 08.00- 12.00
Lokasi : Rumah Warga Dusun Ngrangin Desa Sumberpasir
Tim yang terlibat: Kelompok 11
Media penyuluhan
: leaflet, poster, dan laptop
Kegiatan:
Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
-
BAB 5
RENCANA EVALUASI
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan, maka kriteria hasil yang diharapkan meliputi:
Keikutsertaan anak-anak dan ibu-ibu menyusui pada kegiatan penyuluhan tentang
PHBS dan ASI Eksklusif lebih dari 20 orang dilihat dari hasil absensi saat
regristrasi
Peningkatan pengetahuan sebesar 80 % dari hasil Pre Test dan Post Test
Peserta penyuluhan berpartisipasi aktif selama penyuluhan berlangsung dengan
memperhatikan materi dan bertanya pada sesi tanya jawab.
Setiap warga yang mendapat undangan berhak mendapatkan fasilitas pemeriksaan
kesehatan melalui kegiatan posyandu
Agar lebih detail, dibuatkan evaluasi struktur (persiapan mhs dan warga), proses
(selama pelaksanaan) dan hasil (eval hasil setelah kegiatan tsb)
BAB 6
JADWAL PELAKSANAAN
NO
1
2
3
4
5
8
9
10
KEGIATAN
2 3
TANGGAL
6 7 8 9
10 11
Survei Lapangan
Konsultasi Dosen Pembimbing
Pembuatan Proposal
Persiapan
Sosialisasi
Penyuluhan pada balita dan anak
Pembuatan Laporan Akhir
Presentasi Laporan Akhir
06.00-07.00
07.00-08.30
08.30-09.00
09.00-09.30
09.30-10.00
10.00-10.30
10.30-12.00
BAB 7
RENCANA ANGGARAN DANA
Cetak Proposal (3 x 50 x Rp 200)
Rp. 30.000
12
Rp. 30.000
Rp.
1500
Rp.
1000
Rp. 65.800
Rp. 36.000
Rp. 300.000
Rp. 40.000 +
Total
Rp. 504.300
DAFTAR PUSTAKA
Arief Y.S. 2006. Pertumbuhan danPerkembangan anak. Disampaikan pada Kuliah
Keperawatan di Universitas Airlangga pada 15 September 2009.
Hidup
Bersih
Dan
Sehat
(PHBS).Dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarkat, 1998, Pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Kania N. 2006. Stimulasi tumbuh kembang anakUntukMencapai tumbuh kembang yang
optimal. Disampaikan pada seminar stimulasi tumbuh kembang anak bandung, 11
maret 2006
Moersintowati, 2000, Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium penatalaksanaan
mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal.
Bandung: IDAI Jawa Barat.
Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Ratih I .2008.Buku Pintar Perawatan Bayi dan Anak Usia Emas. Gala Ilmu Semesta,
Yogyakarta.
Sudayasa, Putu. 2009.10 Indikator Phbs Tatanan Rumah Tangga.
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/
Tanuwidjaja, 2002, Konsep tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M, Sularyo,
Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta:
Sagung Seto.
Wahit, N. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta : EGC.2007.