Professional Documents
Culture Documents
2.
a. Pengkajian
Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 / RW 10
Agama
: Islam
Suku
: Makasar
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Pendapatan / bulan
: Rp. 500.000 / bulan
Identitas Anggota Keluarga
No.
Nam Umu
a
r
JK
Hub.
Alama Agam
Pk
Pdk
t
a
r
1.
Ny. B 30 th
Istri
SDKK
Islam
SD
2.
An. A 12 th
Anak
SDKK
Islam
SM
P
Anak
SDKK
Islam
SD
3.
3.
4.
a.
b.
c.
An.
H
6 th
Genogram
Keluarga Tn.S merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu, dan dua orang anak. Lingkungan keluarga Tn.S bersifat
heterogen. Keluarga Tn.S mengatakan setiap kali ada anggota
yang sakit, langsung dibawa ke Puskesmas. Tidak ada suatu nilainilai kepercayaan tertentu yang mempengaruhi kesehatan.
Pencari nafkah dalam keluarga hanya Tn.S. Rekreasi keluarga
Tn.S adalah menonton tv bersama.
Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn S saat ini menghadapi tahap perkembangan anak
usia sekolah, tahap perkembangan keluarga masih ada yang
belum terpenuhi, antara lain tahap memenuhi kebutuhan
keluarga, membantu anak bersosialisasi dan tahap pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga.
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Anggota keluarga Tn.S saat ini, An. H menderita penyakit ISPA.
Dengan gejala demam, pilek, serta batuk.
Riwayat Kesehatan Keluarga
d. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan
perilaku yang baik bagi anak-anaknya
e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn S bekerja sebagai buruh harian dalam
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
f. Fungsi reproduksi
Tn S berusia 35 tahun dan Ny B berusia 35 tahun
merupakan usia produktif, saat ini Ny B menggunakan alat
kontrasepsi suntik
8. Koping Keluarga
a. Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas
dengan kondisi An.Z yang menderita penyakit Infeksi Saluran
pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan stres
jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak
mampu mengenal dan merawat penyakit An.Z
b. Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres
yakni keluarga membawa An.Z ke Puskesmas.
c. Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni
keluarga masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi
dan terus berusaha agar masalah kesehatan dapat diatasi.
9. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada An.H yang sedang sakit. Ny.B
mengatakan anaknya demam, batuk, dan pilek sejak dua hari
yang lalu Upaya yang dilakukan dalam mengatasi keluhan adalah
dengan memeriksakan kesehatan anaknya ke puskesmas dan
minum obat paracetamol dan istirahat yang cukup.
Hasil pemeriksaan fisik :
1. TTV : N = 100x/mnt ; S = 39oC ; RR = 30x/mnt
2. Rambut berwarna hitam, kebersihannya baik, tidak ada kelainan
3. Kulit berwarna kuning langsat, seluruh tubuh warna kulitnya
sama, tidak terdapat kelainan
4. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, tidak terdapat
kelainan, mengeluarkan air mata setiap kali batuk
5. Tidak ada pernafasan cuping hidung, terdapat sekret pada
lubang hidung yang menghalangi penciuman
6. Telinga simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat
kelainan
7. Gigi dan mulut kebersihannnya baik, tidak terdapat kelainan
8. Bunyi jantung murni tidak ada suara tambahan
9. Dada simetris, pergerakan dada mengikuti pola nafas
10. Abdomen tidak terdapat kelainan
11. Ektermitas atas dan bawah simetris, tidak terdapat kelainan
Analisa Data
No.
Data
Penyebab
Masalah
1.
DS : Ibu klien
Peningkatan
Virus
Influenza
mengatakan
suhu tubuh
anaknya demam
berhubunga
sejak 2 hari yang Masuk ke dalam
n dengan
lalu, batuk,
proses
tubuh
disertai pilek
infeksi
DO : Klien
terlihat rewel, S
= 39oC ; nadi =
100 x/mnt ; rr =
30 x/mnt,
terdapat
Infeksi
pengeluaran
sekret dari
hidung dengan
karakteristik
kental
Suhu tubuh
meningkat
2.
DS = Keluarga
mengatakan
tidak
mengetahui
tentang syaratsyarat rumah
sehat
DO = Tidak
terdapat
Ventilasi, baju
tergantung,
sampah
berserakan di
dapur, selokan
tersumbat,
terdapat
pencemaran air
limbah
Resiko
penyakit
menular
berhubunga
n dengan
Sanitasi
sanitasi
lingkungan tidak
lingkungan
tepat
tidak tepat
Kurangnya
pengetahuan
Resiko penyakit
menular
B. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
2. Resiko penyakit
menular
berhubungan dengan
sanitasi
lingkungan tidak tepat
C. Intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa
Perencanaan
Keperawata
n
Tujuan
Tindakan
Rasional
1.
Peningkata
n
suhu
tubuh
berhubunga
n
dengan
proses
infeksi
Setelah
a. Kompres a. Pori-pori
dilakukan
air hangat kulit
tindakan
membesar
keperawata
,
panas
n selama 1 b.
x Banyak
tubuh
30
menit minum air akan
diharapkan hangat
turun
suhu tubuh
b. Air
pasien
hangat
menurun c. Theraphy dapat
Dengan
obat
pct, mengenc
kriteria
dan OBH
erkan
hasil : suhu
sekret
tubuh
c. Pct
:
normal,
obat
batuk
penurun
berkurang,
panas
klien
tidak
OBH
:
rewel
obat
batuk
2.
Resiko
penyakit
menular
berhubunga
n
dengan
sanitasi
lingkungan
tidak tepat
Setelah
a. Informasi a. Pemaha
dilakukan
kan
man
tindakan
keluarga
keluarga
keperawaan tentang
akan
selama 1x20 lingkungan memberik
menit
yang tepat an
pola
diharapkan
perubaha
pasien
n ke arah
memahami b. Informasi lebih baik
tentang
kan
b. Pemaha
sanitasi
tentang
man
lingkungan penyakit
keluarga
yang tepat menular
akan
dengan
menjadik
kriteria
an
hasil
:
sebagai
keluarga
kekuatan
mengubah
untuk
sanitasi
tetap
lingkungan
menjaga
sesuai
kesehata
denga
n
syarat
lingkunga
kesehatan,
n
resiko
penyakit
menular
tidak terjadi
D.
Implementasi Keperawatan
No.
E.
DX
Pelaksanaan
Tindakan
Hasil
1.
Memberikan
air hangat
2.
Memberikan
Keluarga memahami,
penyuluhan
tentang dan
mengatakan
sanitasi
lingkungan akan
mengubah
yang baik
sesuai
dengan
kategori
rumah
Memberikan
sehat
penyuluhan
tentang Keluarga
penyakit menular
mengatakan
akan
menjaga kesehatan
lingkungannya
karena tidak ingin
terkena
penyakit
menular
Evaluasi
No.
DX
Evaluasi
1.
2.
A. Pengkajian
s Keluarga
a. Nama kepala keluarga
: Tn S
b. Umur
: 35 thn
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Pendidikan
: SMP
e. Pekerjaan
: Buruh harian
f. Agama
: Islam
g. Suku
: Makassar
h. Alamat
: Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 RW 10
i. Komposisi kelurga
No
1
2
3
4
Nama
Ny B
An S
An S
An Z
Umur
JK
35
P
14
L
10
P
5 thn 1bln L
Hubungan
Istri
Anak
Anak
Anak
Pekerjaan
Pendidikan
IRT
Tidak ada
Sekolah
BS
SMP
SD
SD
_
Genogram
j. Tipe keluarga
Keluarga Tn S merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan 3 orang anak.
k. Latar belakang keluarga
Suku keluarga Tn S adalah suku Makassar, dimana keluarga tinggal dalam suatu
lingkungan yang sifatnya heterogen artinya lingkungan tempat tinggal keluarga Tn S terdiri
dari berbagai macam jenis pekerjaan, agama, suku dan budaya. Keluarga Tn S mengatakan
apabila ada anggota keluarganya yang sakit keluarga membawanya ke Puskesmas atau rumah
sakit.
l. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn S adalah agama Islam, keluarga mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan keagamaan dan keluarga juga mengatakan tidak ada nilai-nilai
agama yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
m. Status sosial
Yang mencari nafkah dalam keluarga adalah Tn S yang bekerja sebagai buruh harian yang
berpenghasilan +Rp. 450.000 Rp. 500.000 perbulan.
n. Rekreasi
Kegiatan waktu luang keluarga adalah nonton TV bersama.
Keterangan :
1.
3
Ruang tamu
2.
4
Ruang tidur
3.
3
Dapur
4. Wc
5. Kamar mandi
IV. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan baik, bahasa
yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar dan kadang-kadang
menggunakan bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Tn S selaku kepala keluarga.
c. Struktur peran
Tn S sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah sedangkan Ny B sebagai
pengasuh anak dan mensosialisasikan anak, serta sebagai ibu rumah tangga.
d. Nilai dan norma keluarga
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang dianut oleh keluarga yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi biologis
Keluarga selalu mengatakan makan makanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur
mayur .
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan pelayanan
kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anakanaknya
e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn S bekerja sebagai buruh harian dalam mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
f. Fungsi reproduksi
Tn S berusia 35 tahun dan Ny B berusia 35 tahun merupakan usia produktif, saat ini Ny
B menggunakan alat kontrasepsi suntik
VI. Koping Keluarga
a. Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisi An.Z yang
menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya.
Sedangkan stres jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mempu
mengenal dan merawat penyakit An.Z
b. Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa
An.Z ke Puskesmas.
c. Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat mengerti
tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar masalah kesehatan dapat diatasi.
1.
b.
c.
1.
2.
S : 38,5 0C
P : 30x/i
3. BB : 15kg
TB : 98cm
4. Kebersihan rambut dan kepala
Rambut berwarna hitam, rambut pendek dan kulit kepala nampak bersih, frekuensi mencuci
rambut 2 x seminggu, tidak ada nyeri tekan.
5. Keadaan kulit
Warna kulit kuning langsat , kulit nampak bersih .
6.
Kesehatan mata
Konjungtiva tidak anemis, simentris kiri dan kanan, pergerakan bola mata kanan dan kiri
normal, sklera tidak ikterus.
7. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, tidak ada nyeri tekan dan ada
sekret yang menghalangi penciuman.
8. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen yang menghalangi pendengaran, klien tidak ada
gangguan pendengaran
9. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi tampak bersih frekuensi mennggosok gigi 2 x /sehari
ANALISA DATA
No
1
Data
Masalah Kesehatan
DS :
ISPA pada An.Z
- Ibu An. Z mengatakan
keluarga Tn.S
anaknya demam sejak 5
hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan anaknya
batuk-batuk dan suka
menangis
- Ibu An.Z mengatakan
anaknya pilek
DO :
- Klien nampak rewel
- badan An.Z teraba panas
-nampak ada pengeluaran
sekret cair
tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
: 100x/i P:30x/i
S
: 38,5 oC
2. DS:
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti tentag syarat
syarat rumah sehat
DO:
- jenis SPAL terbuka
- selokan kotor
- Ventilasi tidak ada
Masalah Keperawatan
1. Hipertermia
pada An.Z keluarga
Tn.Sberhubungan
dengan :
Ketidak mampuan
keluarga mengenal
masalah ISPA
2. Resiko
Terjadinya berbagai
macam penyakit menular
Sanitasi lingkungan
(DHF, Diare dan
yang tidak memenuhi Thypoid) pada keluarga
syarat pada keluarga Tn. S berhubungan
Tn.S
dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal
Kriteria
Perhitungan
Skor
Sifat masalah
Tidak / kurang sehat
Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Potencial masalah umntuk cegah
Tinggi
Menonjolnya masalah
Madalah besar harus segera ditangani
3/3 x 1
2/2 x 2
3/3 x 1
2/2 x 1
Total
Dx. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada
keluarga Tn. S b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
No.
1.
2.
3.
4.
Kriteria
Perhitungan
Skor
Sifat masalah
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Potencial masalah untuk cegah
Tinggi
Menonjolnya masalah
Masalah besar harus ditangani
2/3 x 1
2/2
2/2 x 2
3/3 x 1
2/2 x 1
Total
3 2/3
PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil pembahasan diatas :
Masalah
Kesehatan
Diagnosa
Keperawatan
Hipertermia
pada An.Z
keluarga Tn. S
berhubungan
dengan :
- ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
masalah
Tujuan
Umum
Khusus
Kriteria
Standar
Setelah
Setelah melakukan Respon Masalah
1.1
melakukan
intervensi keluarga verbal
kesehatan yang p
intervensi
di harapkan :
terkait dengan k
keperawatan1. keluarga mampu
ISPA :
p
keluarga An. mengenal masalah
1.Hipertermi
Z tidak
penyakit ISPA.
2. Gangguan pola
mengalami
nafas
1.2
ISPA.
t
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan
Keluarga mampu m
4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan rumah
yang sehat
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
M
d
k
m
k
ke
3.1. A
k
m
k
h
3.2.
m
b
3.3
u
i
4.1. M
u
l
y
s
y
n
5.1. M
u
k
k
p
k
5.2. A
l
m
k
k
m
1
1.1
Setelah melakukan
intervensi
keperawatan
keluarga di
harapkan :
1. Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan yang
terkait dengan
kesehatan
lingkungan
2.
Resiko terjadinya
Sanitasi
penyakit
lingkungan pada menular (DHF,
keluarga Tn. S diare, dan
Thypoind) pada
keluarga Tn. S
berhubungan
dengan :
Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
pentingnya
kesehatan
lingkungan yang
memenuhi
2. Keluarga mampu
menganbil
keputusan yang
tepat mengenai
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatn
k
p
l
.1.2
t
l
s
r
k
m
S
2.2
u
S
t
Setelah
3.1.
melakukan
Respon Masalah
intevensi
verbal
kesehatan yang u
keperawatan3. Keluarga mampu
terkait dengan d
l
keluarga Tn. merawat
kesehatan
S di
lingkungan rukmah
lingkuangan : y
harapkan
yang memenuhi
1. Dampak yang
tidak terjadi syarat kesehatan
timbul dari
3.2.
penyakit
sanitasi
u
menular
lingkungan
p
yang tidak
t
memenui
b
syarat
kesehatan 4.1. M
u
m
syarat kesehatan
4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan rumah
yang bersih
r
d
t
s
d
t
5.1
u
s
t
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas yang ada di
rumah
5.2
u
l
p
s
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Tgl/Hari
1.
Sabtu /14
06 2008
No DX
Tujuan khusus
Imlementasi
Evaluasi
Minggu
15-062008
Senin
16-062008
Selasa
17-062008
2.
3.
Kamis 1906-2008
mamanuhi syarat
kesehatan
4.
3. Keluarga mampu
merawat
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan
4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan yang
mamanuhi syarat
kesehatan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas yang ada
5.
NDX. 2
6.
NDX. 2
RESUME KASUS
TnS berumur 35 tahun mempunyai anggota keluarga 4 orang terdiri dari 3 orang
anak dan seorang istri myang merupakan keluarga inti yang tinggal serumah dilingkungan
heterogen, keluarga TnS adalah suku Makassar yang menganut agama Islam. Dalam
pelayanan kesehatan, keluarga memanfaatkan sarana kesehatan terdekat yaitu puskesmas.
Tahap perkembangan keluarga yaitu berada pada tahap anak sekolah, dimana orang
tua membantu anak untuk bersosialisasi baik dengan tetangga maupun di sekolah serta
memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
Jenis bangunan rumah Tn S adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4
m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng,
dapur nampak kotor, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik.
Keadaan lingkungan rumah kurang memenuhi syarat dimana halaman nampak kotor,
selokan nampak kotor, dan SPAL terbuka.klien menampung sampahnya di kantong plastik
dan kemudian di buang di tanah kosong disamping rumah dan jika sudah bertumpuk
kemudian dibakar.
Pengkajian fisik pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu An.Z dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas dengan TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/I, S : 38,5C, Ibu klien
mengatakan anaknya demam, batuk-batuk, ingusan, dan suka menangis.
Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan sehingga keluarga tidak
mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi sehingga tidak mampu mencegah dan
mengatasi masalah yang ada.
Adapun diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang
dilakukan yaitu :
1. Hipertimia b/d ketidak mampuan mengenal masalah penyakit ISPA.
Intervensi :
ng ISPA
ng tua klien untuk memberikan kompres air hangat..
c. Anjurkan minum air hangat bila ada sekret.
d. Ajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.
Implementasi yang dilakukan :
a) Memberi penjelasan kepada keluarga tentang penyakit ISPA
b) Menganjurkan ibu klien untuk memberi minum air hangat bila masih ada sekret.
c) Mengajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
d) Menganjurkan untuk beristirat yang cukup.
Evaluasi :
Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang manfaat
memberikan kompres air hangat.
a.
b.
c.
d.
a)
b)
c)
Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, Diare, Thypoid pada keluarga TnS b/d
ketidakmampuan keluarga mengenal sanitasi lingkungan syarat kesehatan.
Intervensi:
Beri penjelasan (HE) tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang
ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan
Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang ada hubungannya dengan lingkungan yang
kurang bersih,terutama penyakit menular.
Motivasi dan anjurkan keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
Anjurkan dan motivasi untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
Implementasi yang dilakukan :
Memberikan penjelasan tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit
yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan.
Memotivasi keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan
rumah yang sehat.
Evaluasi :
Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang sanitasi
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, dan mengatakan akan membersihkan rumahnya
setiap hari.
ASKEP KOMUNITAS
Posted on July 26, 2013 by diankarimawati
BAB I
PENDAHULUAN
1; A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk
hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.
Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat
kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global
diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi
yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi,
pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena
itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan
alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai
tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad
kesehatan yang optimal.
( Depkes RI, 1992 ).
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu
mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya
kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini
merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta
masyarakat.
Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan
dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan
Kesehatan dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak,
Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular,
1; B.
TUJUAN
1; Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang
masalah kesehatan di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari Kota
Sukoharjo.
1;
Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktek Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) ini antara lain :
C. MANFAAT LAPORAN
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1; Masyarakat RW 01
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan
kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial
kemasyarakatan.
2; Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW 01.
3; Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari Kota
Sukoharjo.
BAB II
TINJAUAN TEORI
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggotaanggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Adapun menurut WHO (1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di
tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang
sama serta adanya saling mengenal dan interaksi antar anggota
masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan
acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam
kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut
(Christine Ibrahim, 1986) keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat)
konsep pokok, yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan
keperawatan. Paradigma keperawatan ini menggambarkan hubungan
teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori itu
berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang
perlu di selidiki (Christine Ibrahim, !986).
MANUSIA
KESEHATAN
KEPERAWATAN
MASYARAKAT
3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah
terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya,
tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan
termasuk diantaranya adalah :
1; Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir,
anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
2; Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan
lainnya. Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti;
Diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan
lainnya.
1; Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya : WTS,
pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya
2; Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti
Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan
lainnya), penitipan anak balita.
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang
komunitas sebagai klien.
1; B.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN
BEKONANG DUKUH MOJOSARI KOTA SUKOHARJO.
1;
I.
PENGKAJIAN KOMUNITAS
1; PENGKAJIAN TAHAP I
2; Geografi
1; Keadaan tanah: tanah kering namun tidak berdebu
2; Luas daerah: 8 Ha
3; Batas wilayah: Utara: desa Demakan
Barat: desa Wirun
Selatan: RT 1 RW 2
Timur: desa Demakan
1; Demografi
1; Jumlah KK: 47 KK
2; Jumlah penduduk: 508 jiwa
3; Mobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang
hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.
4; Julah keluarga: 47 keluarga
5; Kepadatan penduduk: padat
6; Tingkat pendidikan:
TK
SMA
: 16 orang
SMP
: 15 orang
SD
: 20 orang
1; Pekerjaan:
PNS
: 17 20 orang
Buruh
IRT
1; Pendapatan rata-rata:
Rp 800.000,
1;
2;
3;
4;
: 20%
: 30%
TK
: 17 20 orang
SMA
: 16 orang
SMP
: 15 orang
SD
: 20 orang
1; Rekreasi
Karang taruna dari wilayah setempat sering mengadakan wisata bersamasama ke suatu tempat. Kelompok khusus seperti anggota kader juga
sering mengadakan rekreasi bersama yang diharapkan dapat mengurangi
stresor dan beban pikiran.
1; DISTRIBUSI PENYAKIT DI MASYARAKAT
Dari rekapitulasi data bulan Maret-Mei di puskesmas mojolaban ada 1.439
orang yang bekunjung/periksa. Dari jumlah tersebut ada 5 penyakit
dengan distribusi terbesar yaitu:
1;
2;
3;
4;
5;
1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
1; II.
No
ANALISA DATA
Data fokus
Problem
Etiologi
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
DS: Dari hasil wawancara dengan
ketua RW 1 mengatakan bahwa ratarata lansia menderita hipertensi
Resiko tinggi
peningkatan
angka
kejadian
hipertensi
pada lansia
DO :
;
;
3.
Resiko tinggi
peningkatan
angka
kejadian
penyakit
Demam
Berdarah
Resiko
penularan
angka
kejadian ISPA
(infeksi
saluran
pernapasan
atas)
DO :
;
;
;
Lingkungan yang
kurang memadahi,
ditandai dengan
Pembuangan
sampah yang
masih dekat
dengan
pekarangan
Lingkungan yang
kurang
mendukung,ditand
ai dengan:
lingkungan yang
padat dan sanitasi
rumah
;
;
1; III.
URUTAN MASALAH
Jumlah
score
Kreteria penapisan
Tersedia sumber
Masalah
kesehatan
58
32
1; DBD
1; ISPA
1; Hipertensi
Berdasarkan urutan masalah dapat disusun masalah keperawatan
komunitas sebagai berikut :
1; Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah b.d
Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan
sampah yang masih dekat dengan pekarangan
2; Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia b.d
Kurangnya pengetahuan masyarakat
3; Resiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)
b.d Lingkungan yang kurang mendukung,ditandai dengan: lingkungan
yang padat dan sanitasi rumah
1; IV.
RENCANA TINDAKAN
Dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan komunitas
melibatkan peran serta masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun kesadaran masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan.
Perumusan tujuan disesuaikan dengan masalah yang akan ditindaklanjuti
dengan rumusan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada
perubahan perilaku baik secara kognitif, afektif dan psikomotor serta
rumusan tujuan jangka pendek yang merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan jangka panjang serta hasil yang diharapkan ada setiap
akhir kegiatan tertentu. Rencana kegiatan yang dirumuskan dalam
mengatasi masalah kesehatan masyarakat Kelurahan Bekonang Dukuh
Mojosari RW 0I Kota Sukoharjo dengan melibatkan masyarakat yang
diwakili oleh Kader antara lain:
1; Tanggal 5 juni 2013 Melakukan pencarian data di Puskesmas Mojolaban
dan mencari tempat yang tepat untuk masalah yang masih aktual saat ini.
2; Tanggal 8 Juni 2013 melakukan Pengkajian di Dukuh Mojosari RW 0I
3; Tanggal 10 Juni 2013 Musyawarah dengan KADER untuk dilaksanakannya
kegiatan MMD (musyawarah Masyarakat Desa)
4; Tanggal 13 juni 2013 penyebaran surat undangan untuk masing-masing
perwakilan tiap RT, TOGA, TOMA dan KADER yang ada di RW 0I Dukuh
Mojosari Kelurahan Bekonang.
40
1; E.
TAHAP IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung
maupun tidak langsung kepada masyarakat dan kebutuhan masyarakat.
Pada umumnya tindakan keperawatan komunitas yang dilakukan RW 0I
Dukuh Mojosari sesuai dengan teori yaitu berfokus pada upaya
meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah
penyakit dan rehabilitasi dengan menggunakan strategi yaitu proses
kelompok, health promotion dan patnership.
Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah keperawatan komunitas adalah hasil kerja
sama dengan masyarakat.
Implementasi untuk masalah kesehatan lingkungan yang diangkat adalah
Demam Berdarah di RW 0I Dukuh Mojosari berhubungan dengan
Lingkungan yang kurang memadahi. Kegiatan dimulai dengan
memberikan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
hari Rabu, 19 Juni 2013 di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang.
Kemudian kegiatan di lanjutkan dengan pemeriksaan jentik jentik
nyamuk pada setiap tandon air yang ada di RW 0I Dukuh Mojosari
Kelurahan Bekonang yang di lakukan pada hari Senin, 17 Juni oleh
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
1; F.
TAHAP EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang digunakan
untuk menilai keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan
komunitas yang ada. Dari evaluasi yang dilaksanakan dapat diketahui
masalah keperawatan komunitas dapat terpecahkan seluruh, sebagian,
atau tidak terpecahkan tetapi menimbulkan masalah baru. Kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah mengukur keberhasilan mengumpulkan
data dan menganalisa. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan
masyarakat.
Evaluasi hasil kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas kegiatan
sesaat setelah kegiatan dilakukan dan evaluasi yang dilakukan pada akhir
program untuk menilai aktifitas jangka panjang yang akan dilakukan
sebagai rencana tindak lanjut di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan
Bekonang Kota Sukoharjo. Evaluasi secara umum dilakukan setelah
mahasiswa selesai melaksanakan kegiatan yang direncanakan.
Pelaksanaaan kegiatan yang telah dilakukan berjalan lancar, sesuai
rencana dan adanya peran serta KADER dan mayarakat setempat. Selama
dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.
Hasil evaluasi tindakan untuk mengatasi masalah DBD dengan melakukan
Penyuluhan Kesehatan yang dihadiri oleh warga RW 0I Dukuh Mojosari,
Terdapat bapak-bapak dan Ibu- Ibu yang aktif bertanya dan
mendengarkan materi yang diampaikan.
BAB IV
ANALISA SWOT
1;
;
;
;
;
Strenghts (kekuatan)
Terdapat fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumah
Terdapat tenaga kesehatan 2 perawat dan 1 bidan
Tersedinya tempat pada setiap kegiatan
Peran aktif Masyarakat
1; Weaknesses (kelemahan)
; Aktivitas warga yang kebanyakan pada bekerja dari pagi sampai siang
1;
;
;
;
;
;
Opportunity (peluang)
Terdapat puskesmas
Terdapat posyandu lansia
Terdapat posyandu balita
Terdapat pos kesehatan desa (PKD)
Terdapat perkumpulan TOGA dan TOMA
1;
;
;
;
;
;
;
Threathment (ancaman)
Kurangnya kerja bakti antar warga Dukuh Mojosari terutama RW 0I
Kurangnya PHBS pada warga Dukuh Mojosari terutama RW 0I
Jumlah penduduk yang padat
Pembuangan sampah masih dekat pekarangan
Kegiatan karang taruna kurang aktif
Tidak terdapat panti sosial
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka
dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1; Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah RW 0I Dukuh
Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo antara lain adalah
1; Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah
b.d Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan
sampah yang masih dekat dengan pekarangan
2; Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia b.d
Kurangnya pengetahuan masyarakat
3; Resiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)
b.d Lingkungan yang kurang mendukung,ditandai dengan: lingkungan
yang padat dan sanitasi rumah
4; Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
antara lain adalah memberikan penyuluhan kesehatn tentang DBD dan
pemeriksaan jentik jentik nyamuk di sekitar 20 rumah yang ada
disekitar rumah tersangka DBD pada hari senin tanggal 17 juni 2013.
5; Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari
masyarakat dilingkungan di wilayah RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan
Bekonang Kota Sukoharjo, hal ini dapat dilihat dari partisipasi warga
selama kegiatan berlangsung
B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
1; Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus RT RW
perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Antara lain warga aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar
tidak menjadi sarang nyamuk
1; Puskesmas dan Kelurahan