You are on page 1of 10

TUGAS BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA

Disusun Oleh:

Nama

Rinny Novia Pratiwi

NIM

03121003043

Jurusan

Teknik Kimia 2012

Kelas

Dosen Pembimbing: Ir. Faisol Asip

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

Seorang sarjana teknik kimia adalah sosok yang harus bertanggung jawab
pada suatu proses industri kimia. Terlebih lagi dalam pemilihan material konstruksi
pabrik.Pemilihan material konstruksi pabrik untuk peralatan industri kimia bukan
masalah yang mudah dan gampang. Pemilihan material konstruksi dalam industri
kimia mempengaruhi proses, produk yang dihasilkan, keselamatan, dan biaya
peralatan.
Perancangan pabrik untuk industri kimia sudah barang tentu harus
memperhatikan berbagai macam pertimbangan. Hal semacam ini dilakukan dalam
rangka untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pengunaan bahan konstruksi kimia
tersebut. Kita sudah pahami bersama bahwa seorang sarjana teknik kimia harus
mengedepankan aspek ekonomi dalam setiap rancangan yang mereka buat. Menjadi
satu keharusan bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan itu sendiri. Ketika
kita mengenali sifat bahan yang kita gunakan maka sudah barang tentu penggunaan
yang nanti kita lakukan

akan menjadi efektif karena kita telah mengetahui

kekurangan dan kelebihan bahan yang kita pergunakan.


1. Kriteria Pemilihan Bahan Konstruksi Kimia
Kriteria pemilihan bahan konstruksi kimia dapat dibagi menjadi 3 antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Biaya
Yang termasuk dalam hal biaya adalah banyaknya bahan mentah yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Biaya disini antara lain biaya awal dari
pemilihan alat industri dimana biaya alatnya berdasarkan material konstruksi dari alat
industri itu sendiri, sampai tahan dalam beberapa lama alat industri tersebut juga
mempengaruhi cost industri dalam jangka waktu setahun, lima tahun bahkan 10
tahun. Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan
bahan tersebut yang meliputi biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan biaya
diluar dari biaya yang langsung tetap menjadi perhatian dalam aspek ekonominya.
Selain itu, biaya disini juga termasuk biaya produksi produknya serta biaya

perawatannya. Table dibawah ini menunjukkan biaya dari bahan konstruksi


kimia untuk alat industri atau alat prosesnya.
Suatu indikasi dari biaya penggunaan logam suatu industri dalam suatu alat
industri diberikan pada tabel 7.5 (reference : Coulson & Richards Chemical
Engineering Vol 6, Chemical Engineering process) :

Nilai dari material yang digunakan akan bergantung pada material density dan
strength (design stress) dan hal tersebut diperhitungkan juga dengan biaya material
konstruksinya. Hubungan antara material density, strength dan biaya material
konstuksinya sesuai dengan persamaan dibawah ini :

Peringkat dihitung biayanya, relatif terhadap rating untuk baja ringan (karbon
rendah), ditunjukkan pada Tabel 7.6. Bahan dengan design stress yang relatif tinggi,
seperti paduan stainless dan rendah baja, dapat lebih efisien digunakan daripada baja

karbon. Biaya relatif peralatan yang terbuat dari bahan yang berbeda akan tergantung
pada biaya fabrikasi, serta biaya dasar materi. Kecuali bahan tertentu memerlukan
teknik fabrikasi khusus, biaya relatif peralatan jadi akan lebih rendah dari bare
relative material cost.
Sebagai contoh, biaya yang harus dikeluarkan dari stainless steel storage tank
akan menjadi 2 sampai 3 kali dari biaya yang harus dikeluarkan pada carbon steel
storage tank, sedangkan biaya relatif dari logam adalah antara 5 sampai 8. Jika laju
korosi seragam, maka materi yang optimal dapat dipilih dengan menghitung tahunan
biaya untuk bahan kandidat yang mungkin. Biaya tahunan akan tergantung pada
ketahanan alat industrinya, dihitung dari laju korosi, dan biaya pembelian peralatan.

Dalam situasi tertentu, mungkin terbukti lebih ekonomis untuk menginstal


bahan yang lebih murah dengan tingkat korosi yang tinggi dan sering menggantinya;
ketimbang memilih lebih bahan yang lebih tahan lama tetapi dengan material yang
mahal. Strategi ini hanya akan dipertimbangkan untuk peralatan yang relative

sederhana dengan biaya fabrikasi rendah, dan di mana premature failure tidak akan
menyebabkan bahaya yang serius. Misalnya, baja karbon dapat ditentukan untuk
limbah cair baris di tempat stainless steel, menerima kebutuhan kemungkinan untuk
penggantian. Pipa Tebal dinding akan dipantau in situ sering untuk menentukan kapan
pengganti dibutuhkan.
Semakin mahal, ketahanan korosi, campuran logam sering digunakan sebagai
cladding pada baja karbon. Jika piring tebal diperlukan untuk kekuatan struktural,
untuk tekanan vessel makan penggunaan material clad secara substansial dapat
mengurangi biaya.
b. Ketersediaan
Yang dimaksud dengan a disini adalah sumber daya. Beberapa faktor sumber
daya yang perlu dikaji adalah :
1) Sumber daya alam yang terkait dengan keetrsedian bahan baku utama maupun
bahan baku pembantu. Dimana yang perlu dikaji adalah segi kualitas dan
kuantitasnya.
2) Sumber daya yang terkait dengan sarana dan prasarana pendukung antara lain
meliputi ketersediaan dan kemampuan jalan raya, jalan kereta api dan
pelabuhan ini terkait dengan masalah transportasi baik saat tahap konstruksi
dimana perlu sarana transportasi material dan peralatan pabrik sampai tahap
operasi untuk transportasi material dan peralatan pabrik sampai tahap operasi
untuk transportasi bahan baku dan produk. Juga perlu diketahui ada tidaknya
jaringan listrik umum telepon umum yang nantinya dibutuhkan untuk
administrasi perusahaan maupun karyawan.
3) Sumber daya manusia juga perlu diperhitungkan khususnya apabila pabrik
memerlukan jumlah karyawan yang banyak dengan spesifikasi tertentu.
Sumber daya manusia ini akan berbeda kualifikasinya saat tahap konstruksi
dengan saat tahap produksi titik ujungnya adalah biaya pengadaan tenaga
kerja.

2. Sifat-sifat umum bahan konstruksi kimia


Yang dimaksud sifat-sifat umum bahan ialah sifat mekanik,sifat thermal dan
sifat listrik. Bahan yang mengalami gaya akan terdeformasi.
a) Sifat Mekanik
Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik
menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan
tersebut) untuk menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
bahan / komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik
yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk
mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Misalkan saja
baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja mempunyai
sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu pemakaian
tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal
itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki
dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari
bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan
yang syarat pada sifat mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang
terpenuhi.
Sifat mekanik meliputi:
regangan (strain), e adalah besar deformasi persatuan panjang.
tegangan (stress), S ialah gaya persatuan luas. Selama deformasi bahan
menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang jarak
deformasi.
kekuatan (strength) ialah kemampuan bahan untuk menerima tegangan
tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa
macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja atau mengenainya.
Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi,
dan kekuatan lengkung.
keuletan (ductility) ialah besar regangan permanen sebelum perpatahan.
ketangguhan (thoughness) ialah jumlah energi yang diserab bahan sampai
terjadi perpatahan.
kekerasan (hardness Kekerasan dapat didefenisikan sebagai kemampuan
suatu bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi),

identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear
resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.
Tabel sifat mekanik bahan :
Sifat atau Karakteristik
Tegangan
Regangan
Modulus elastik
Kekuatan
Keuletan
Ketangguhan
Kekerasan

Lambang Definisi
S
Gaya/sat.luas (F/A)
e
Fraksi deformasi (L/L)
E
Tegangan/regangan
Tegangan waktu gagal/patah/putus
Besar reformasi plastik sampai patah
Energi yang diperlukan hingga patah
Ketahanan terhadap deformasi plastik

Satuan
Pascal
Pascal
-

Sebagai contoh, apakah sebatang baja gagal bila melengkung ataukah


kegagalan diartikan dengan perpatahan?Dengan sendirinya kriteria tergantung pada
persyaratan rancangan.Disini dapat diidentifisir dua pengertian kekuatan, pertama
kekuatan luluh yaitu kekuatan pada saat terjadi deformasi plastic dan satu kekuatan
yang dikaitkan dengan beban maksimum yang dapat dipikul.Tegangan-reganan pada
gambar harus memperhatikan deformasi, kekuatan dan kekerasan & ketangguhan.
Regangan awal berbanding lurus dengan besarnya tegangan, disamping itu
iapun mampu balik.Setelah tegangan ditiadakan, regangan lenyap, regangan linier
yang mampu balik ini disebut regangan elastik.
Modulus elastik adalah perbandingan antara tegangan (S) dan regangan
mampu balik (e).Pada tegangan yang lebih terjadi pergeseran tetap dari atom-atom
dalam suatu bahan disamping regangan elastik.Regangan tetap ini tidak mampu balik
pada saat regangan ditiadakan, regangan ini disebut regangan plastik.Perpanjangan
merupakan ukuran regangan plastik sedangkan penyusutan penampang merupakan
ukuran susut plastik.Ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastik disebut
kekuatan luluh. Nilai besarannya adalah besar gaya pada saat luluh dibagi luas
penampang.
b) Sifat thermal

Yang meliputi sifat thermal adalah kapasitas kalor. Suhu atau temperatur
adalah level aktivitas termal sedangkan kandungan kalor adalah energi termal,
keduanya berkaitan dengan kapasitas kalor. Panas jenis (specific heat) suatu bahan
ialah perbandingan antara kapasitas kalor dari bahan tersebut dengan kapasitas kalor
air. Muai panas adalah Pemuaian yang lazim dialami oleh bahan yang dipanaskan
ditimbulkan oleh peningkatan getaran termal atom-atom. Pendekatan pertama
menghasilkan hubungan pertambahan panjang (L/L0) yang sebanding dengan
naiknya suhu T .
Jadi (L/L0) = L.T. Ternyata umumnya L adalah koefisien muai linier,
naik sedikit dengan naiknya suhu.Daya hantar panas (thermal conductivity) adalah
kemampuan memindahkan panas pada bahan padat secara konduksi.
c) Sifat listrik
Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai
berikut :

Konduktif jika resistansinya < 105 ohm ; disini elektron mudah bergerak
atau mengalir, jadi netralisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara
grounding. Contoh : logam dan tubuh manusia.

Insulatif jika resistansinya > 1011 ohm ; elektron bisa dikatakan tak dapat
bergerak, jadi netralisasi hanya mungkin dilakukan dengan ionisasi. Contoh
plastik dan karet. Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan
apakah muatan listrik mudah ditimbulkan pada bahan tersebut jika tidak
mudah membangkitkan muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup rendah),
maka bahan itu dapat dikatakan sebagai anti-statik.

Statik disipatif resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm ; disini, elektron
dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time.
Untuk mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan.
Pengukuran tribocharging juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
bahan tersebut anti-statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk kategori

statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang khusus dibuat untuk
mempunyai resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif tapi
diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya bersifat
statik disipatif. Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa bersifat konduktif.
Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan Mega Ohm meter (atau
Surface Resistance Meter) ini semacam multimeter biasa tetapi dengan
jangkauan pengukuran sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat
menggunakan electrometer (misalnya Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter)
untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan dengan bantuan
stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil
yang lebih akurat, kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor. Jadi, jika
adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya
adalah dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif untuk
menetralkan

muatan

listrik

dilakukan

berdasarkan

sifat

listrik

material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat dilakukan dua cara,


yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding dilakukan jika
elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu
dengan menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground
dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah reservoar muatan (sumber muatan
yang tak-terhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat mengalirkan
muatan, maka tidak ada jalan lain untuk menetralkan muatan kecualim
memberikan muatan yang berlawanan dari udara. Sebetulnya udara
mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan
suatu benda, tapi netralisasi secara alami ini akan berlangsung sangat lama.
Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan alat/peralatan yang
disebut Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ion
positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda
yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan dengan

membasahi permukaan bahan bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water)


atau larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).
Logam dan semi konduktor dapat menghantarkan muatan listrik, apabila
ditempatkan dalam medan listrik. daya hantar tergantung pada jumlah pembawa
muatan, besar muatan, dan mobilitas dari pembawa muatan. Konduktivitas adalah
kebalikan dari pada tahanan jenis.Tahanan jenis adalah sifat bahan oleh karena itu
tidak tergantung pada bentuk. Untuk bentuk uniform dapat dihitung dari rumus :
R= L/A
Dimana ; L = panjang ; A = luas penampang dan = densitas bahan
Dengan mengetahui R, ahli teknik dapat menggunakan persamaan dasar fisika
untuk menghitung arus listrik I dalam ampere, dan daya P dalam watt, yaitu : I = E/R
dan P = E I = I2 R = E2 / R.

You might also like