You are on page 1of 11

Budidaya Melon (Cucumis melo)

Disusun Oleh:
Ulfa Mutammimah
Muhamad Hafizh D
Zulfikar D Sahid

(H0714141)
(H0714094)
(H0714164)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

PENDAHULUAN
Melon (Cucumis melo) termasuk dalam suku timun-timunan. Masih satu
kerabat dengan semangka, blewah dan timun suri. Seperti halnya suku timun-

timunan lain, melon tumbuh merambat tetapi


tidak bisa memanjat. Bila tidak ditopang,
tanaman ini akan tumbuh menjalar di atas
permukaan tanah. Tempat ideal untuk budidaya
melon berada pada kisaran ketinggian 250-700
meter dpl. Bila ketinggian kurang dari 250 meter, tanaman melon cenderung
menghasilkan buah yang kecil. Sedangkan di dataran tinggi dengan suhu dibawah
18oC, tanaman ini sulit untuk berkembang. Tanaman melon menghendaki tingkat
kelembaban udara 50-70%. Suhu rata-rata yang cocok untuk budidaya melon
berkisar 25-30oC dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Kualitas buah melon
akan semakin baik apabila terdapat perbedaan suhu siang dan malam cukup
signifikan.
Jenis buah melon sangat beragam, namun empat kultivar yang populer
dibudidayakan. Keempat jenis tersebut yaitu Reticalatus, Inodorus dan
Cantalupensis, dan Golden Melon

Reticalatus.
Jenis melon ini merupakan kultivar paling
populer. Bentuknya membulat dengan kulit
buah berwarna hijau dan teksturnya berjala,
seperti terlapisi jaring. Daging buah berwarna
hijau muda hingga oranye.

Inodorus

Jenis ini memiliki kulit buah yang mulus tidak


berjala.
kuning hingga

Bentuknya membulat hingga lonjong. Warna kulit buah


kuning pucat kehijauan. Warna dagingnya ada yang
hijau, oranye hingga putih. Daging buah
tidak beraroma.

Cantalupensis
Jenis ini memiliki kulit buah yang
bergelombang seperti labu, atau disebut
berjuring. Daging buah berwarna kuning
atau oranye, aromanya sangat kuat. Melon
jenis ini memiliki kandungan betakaroten
yang lebih tinggi dibandingkan jenis melon

yang lain.

Melon Emas (Golden Melon)


Jenis ini mempunyai ciri-ciri kulitnya
berwarna kuning muda dan bertekstur
halus.

Kulit

buah

mengkilat.

Daging

buahnya berwarna putih dengan rasa yang


manis tetapi tidak beraroma harum.

TEKNIK BUDIDAYA MELON


1. Pembibitan Tanaman Melon
Tanaman Melon untuk budidaya biasanya diperbanyak secara generatif
dari biji atau benih. Untuk budidaya melon seluas satu hektar diperlukan bibit
tanaman sekitar 16.000- 20.000 pohon atau setara dengan 500-700 gram benih
melon.
a. Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya
dengan merendam benih dalam air hangat selama 6-8 jam. Bila benih
belum mengandung fungisida, bisa ditambahkan fungisida ke dalam air
rendaman sesuai dosis.
b. Setelah direndam benih ditiriskan dan ditebarkan diatas kain basah atau
kertas koran yang telah dibasahi. Biarkan selama 1-2 hari hingga benih
berkecambah. Jaga kelembaban kain atau kertas koran tersebut. Bila
terlihat kering percikan air secukupnya.
c. Kemudian siapkan polybag kecil atau baki persemaian. Isi dengan media
tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1, lihat cara membuat media persemaian. Benamkan biji
melon sedalam 1-2 cm ke dalam media tanam tersebut.
Tempat

persemaian sebaiknya dilindungi dengan atap plastik bening atau sungkup.


Hal ini diperlukan agar bibit yang tumbuh terlindungi dari terik matahari yang
berlebihan dan kucuran air hujan langsung. Media persemaian harus terus
dikontrol dan diperhatikan agar kelembabannya terjaga. Sirami secara teratur
tetapi jangan terlalu basah. Proses penyemaian biasanya berlangsung hingga
10-14 hari. Atau ditandai dengan tumbuhnya 2-3 helai daun. Pada fase ini bibit
sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.

2. Persiapan Lahan dan Penanaman


a. Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk
menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar
100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar
bedengan 50-60 cm.
b. Setelah itu berikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang
sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahkan juga ZA, KCl dan SP-36 masingmasing 375 kg, 375 kg dan 250 kg untuk setiap hektarnya. Campurkan
pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah
bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari.
c. Bila pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5,
berikan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 ton per hektar.
Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum
pemupukan dasar.

d. Selanjutnya tutup bedengan dengan plastik mulsa hitam perak. Warna


hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang
tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan terdapat dua baris
lubang tanam dengan jarak antar baris 60 cm dan jarak antar lubang dalam
satu baris 50-60 cm. Penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2 hari
sebelum penanaman.
e. Langkah berikutnya tanam bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk
setiap lubang tanam. Kemudian siram untuk agar tidak layu karena
kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan di sore hari saat matahari
tidak terlalu terik.
3. Perawatan Budidaya Melon
a. Pemasangan Ajir

Untuk menghasilkan
buah

yang

bagus,

tanaman harus ditopang


dengan ajir atau tongkat
dari

bilah

Fungsinya

agar

bambu.
buah

yang dihasilkan tidak bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu


agar terjadi penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.
Pemasangan ajir hendaknya dilakukan sebelum tanaman tumbuh besar.
Biasanya sebelum umur tanaman 3 hari terhitung sejak pertama ditanam.
Hal ini dimaksudkan agar ajir yang ditancapkan tidak melukai akar
tanaman. Langkah-langkah pemasangan ajir :
a. Siapkan ajir sepanjang 1,5 meter. Tancapkan ajir tersebut pada lubang
tanam secara menyerong, ujung atasnya condong ke arah dalam
bedengan. Sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk
huruf X.
b. Kemudian siapkan bilah bambu yang lebih panjang dan letakkan
secara horisontal diantara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali
rafia.
b. Penyiraman
Penyiraman yang teratur sangat diperlukan dalam budidaya melon.
Penyiraman hendaknya dilakukan setiap sore hingga umur tanaman satu
minggu. Selanjutnya penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali. Ketika
musim hujan drainase harus berfungsi dengan baik. Jangan biarkan lahan
tergenang air. Tanaman melon tidak menghendaki tanah yang terlalu
basah.
c. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu
minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat bisa
dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan bisa pupuk cair organik
atau pupuk kimia buatan.

Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6


kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanaman.
Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman. Berikut tabel kebutuhan pupuk
untuk budidaya melon:

d.

Penyerbukan buatan
Melon merupakan tanaman yang memiliki tipe bunga monoecious
(bunga

jantan

dan

bunga

betina

dalam

satu

tanaman)

dan

andromonoecious (pada satu tanaman dihasilkan bunga jantan dengan


serbuk sari dan bunga sempurna). Bunga jantan terbentuk dalam kelompok
yang keluar hampir pada setiap ketiak daun sedangkan bunga betina dan
hermaprodit tumbuh tunggal dengan tangkai yang gemuk pendek, bakal
buah terletak di bawah mahkota bunga tumbuh pada ketiak daun yang
berbeda (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Pembentukan buah melalui penyerbukan sendiri tidak terjadi pada
tanaman melon meskipun memiliki bunga sempurna dengan putik dan
benang sari. Akan tetapi, terjadi melalui penyerbukan silang antara bunga
jantan dan bunga sempurna dari tanaman yang sama atau antar tanaman
(Harjadi, 1989). Pada umumnya kultivar melon bersifat andromonoecious
(pada satu tanaman menghasilkan bunga jantan dan hermaprodit).
Produksi buah melon ditentukan oleh bunga hermaprodit. Membukanya
bunga melon sangat tergantung pada keadaan temperatur, iklim dan
kelembaban. Bila temperatur rendah, kelembaban tinggi dan terlalu panas
atau terlalu banyak hujan dapat menyebabkan tertundanya bunga
membuka, akibatnya tidak terjadi pembentukan buah. Bantuan serangga 5
penyerbuk sangat penting dalam produksi buah yang tinggi. Buah melon

yang normal mengandung 400 biji. Bunga melon yang terletak pada dasar
tanaman menghasilkan buah yang lebih besar dibandingkan bunga pada
ujung tanaman. Ukuran buah dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
efektifitas penyerbukan (Ashari, 1995).
Pada musim kemarau penyerbukan dilakukan oleh serangga
penyerbuk. Namun saat musim hujan biasanya intensitas serangga
penyerbuk berkurang. Untuk mendapatkan kualitas yang baik lakukan
penyerbukan buatan.
Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari, sebelum pukul 10.
Bila terlalu siang kuncup bunga sudah agak layu atau menutup. Lakukan
penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga yang ada pada
cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon setidaknya bisa ditumbuhkan
3-4 calon buah. Kemudian diseleksi lagi, sehingga buah yang dipelihara
sampai panen cukup 1-2 per pohon, tergantung ukuran buahnya. Bila
ukuran buahnya besar, cukup satu per pohon.

e. Hama dan penyakit


Budidaya melon di daerah tropis seperti Indonesia cukup rentan
dengan serangan hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang
budidaya melon antara lain kutu daun, lalat buah, ulat daun, thrips, tungau.
Sedangkan penyakit yang menyerang antara lain antraknosa, busuk buah,
busuk batang dan mosaik.
Untuk menghindari serangan hama dan penyakit lakukan kultur
teknis seperti rotasi tanaman, pemupukan berimbang dan menjaga sanitasi
kebun. Bila hama dan penyakit telah menyerang semprot dengan pestisida
yang cocok. Bisa pestisida organik atau pestisida sintetis. Lakukan
penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.

4. Pemanenan
Biasanya hasil budidaya melon siap dipanen setelah berumur 3 bulan. Ciriciri melon siap panen untuk jenis reticalatus antara lain :
serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar
permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak
warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma.
Buah melon sebaiknya dipetik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar
3-7 hari sebelum matang penuh. Hal ini berguna untuk memberikan waktu
lebih pada distribusi.
Langkah pemetikan buah melon yang benar :
Pemetikan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau atau
gunting.
Tangkai dipotong seperti huruf T, jadi bagian yang dipotong adalah yang
mengarah pada daun bukan pada buah.
Pemanenan sebaiknya pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan
secara bertahap. Pilih buah yang benar-benar telah siap dipanen.
Beberapa kendala dilapang yang dihadapi petani melon diantaranya adalah
sulitnya penentuan tingkat kematangan buah melon yang berbeda-beda.

KESIMPULAN
Melon (Cucumis melo) termasuk dalam suku timun-timunan. Masih satu
kerabat dengan semangka, blewah dan timun suri. Seperti halnya suku timuntimunan lain, melon tumbuh merambat tetapi tidak bisa memanjat. Tempat ideal
untuk budidaya melon berada pada kisaran ketinggian 250-700 meter dpl.
Tanaman melon menghendaki tingkat kelembaban udara 50-70%. Suhu rata-rata
yang cocok untuk budidaya melon berkisar 25-30oC dengan curah hujan 15002500 mm/tahun. Jenis buah melon sangat beragam, namun empat kultivar yang
populer dibudidayakan. Keempat jenis tersebut yaitu Reticalatus, Inodorus dan
Cantalupensis, dan Golden Melon.

Tanaman Melon untuk budidaya biasanya diperbanyak secara generatif dari


biji atau benih. Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Bila
benih belum mengandung fungisida, bisa ditambahkan fungisida ke dalam air
rendaman sesuai dosis. Tempat persemaian sebaiknya dilindungi dengan atap
plastik bening atau sungkup. Hal ini diperlukan agar bibit yang tumbuh
terlindungi dari terik matahari yang berlebihan dan kucuran air hujan langsung.
Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk
menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 100120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60cm.
Untuk menghasilkan buah yang bagus, tanaman harus ditopang dengan ajir
atau tongkat dari bilah bambu. Fungsinya agar buah yang dihasilkan tidak
bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu agar terjadi penetrasi sinar
matahari ke seluruh bagian tanaman. Pemupukan susulan diperlukan mulai
tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya berbentuk cair.
Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Melon merupakan tanaman yang
memiliki tipe bunga monoecious (bunga jantan dan bunga betina dalam satu
tanaman) dan andromonoecious (pada satu tanaman dihasilkan bunga jantan
dengan serbuk sari dan bunga sempurna). Pembentukan buah melalui
penyerbukan sendiri tidak terjadi pada tanaman melon meskipun memiliki bunga
sempurna dengan putik dan benang sari.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UIpress.


Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Bogor: IPBpress.
http://alamtani.com/budidaya-melon.html. Diakses pada 19 September 2015
pukul 17.44 WIB.
http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/cara-memupuk-tanaman-melon/. Diakses 19
september 2015 pukul 17:44 WIB.

http://jokowarino.id/panduan-lengkap-cara-budidaya-melon-di-dalam-pot/.
Diakses pada 19 September 2015 pukul 17.44 WIB.
http://obatpertanian.com/cara-menanam-melon-yang-baik-dan-benar.html.
Diakses pada 19 September 2015 pukul 17.44 WIB.
Rubatzky, V dan Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia. Bogor: IPBpress
Sobir dan Firmansyah, 2014. Berkebun Melon Unggul. Jakarta:Penebar Swadaya

You might also like