Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
10
11
8. Pinset anatomi
9. Bengkok
10. Kantung penampung urin
11. Sampiran
12. Jelaskan prosedur
13. Cuci tangan
14. Pasang sampiran
15. Pasang perlak
16. Gunakan sarung tangan steril
17. Pasang duk steril
18. Lakukan penis hygiene pada laki-laki atau vulva hygiene pada
perempuan
19. Beri minyak pelumas atau jeli pada ujung kateter (kurang lebih
12,5-17,5 cm pada laki-laki atau 2,5-5 cm pada perempuan)
dan Masukan perlahan (kurang lebih 17,5-20 cm pada laki-laki
atau 2,5-5 cm pada perempuan) hingga urine keluar sambil
anjurkan pasien tarik napas dalam
20. Mengisi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya
21. Sambungkan dengan kantung penampung dan fiksasi ke arah
paha/abdomen pada laki-laki atau ke arah samping pada
perempuan
22. Rapikan alat
23. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
24. Catat prosedur dan respon pasien
Pemasangan kateter kurang baik apabila tidak mengikuti
standar operasional prosedur (SOP) (Alimul Aziz, 2005).
2.1.3
12
tekanan
pada
kandung
kemih,
memudahkan
Kozier
(2010)
menyebutkan
kontra
indikasi
Komplikasi
Adanya kateter indwelling dalam traktus urinarius dapat
menimbulkan infeksi. Kolonisasi bakteri (bakteriuria) akan terjadi
dalam waktu dua minggu pada separuh dari pasien - pasien yang
menggunakan kateter urin, dan dalam waktu empat hingga enam
minggu sesudah pemasangan kateter pada hampir semua pasien.
13
itu.
Ketika
kateter
berkontraksi.
tonusnya (atonia). Apabila hal ini terjadi dan kateter dilepas, otot
detrusor mungkin tidak dapat berkontraksi dan pasien tidak dapat
mengeliminasi urinnya. Latihan kandung kemih dapat mencegah
kejadian ini (Smeltzer& Bare, 2005).
2.2
yaitu
istilah
umum
yang
menunjukan
keberadaan
14
2.2.2
15
infeksi
Litiasis
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Nekrosis papilar
Diabetes mellitus pasca transplatasi ginjal
Nefropati analgesic
Penyakit sikle-cell
Senggama
Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesterone
Kateterisasi
(Sudoyo, 2009)
saluran
kemih
disebabkan
oleh
adanya
gejala.
ketidakmampuan
Faktor
atau
risiko
kegagalan
yang
umum
kandung
mencakup
kemih
untuk
16
individu
normal,
biasanya
laki-laki
maupun
17
18
19
b. Kelemahan
c. Warna urin keruh atau berdarah (Hematuria)
d. Mual
e. Muntah
2. Infeksi Saluran Kemih Atas
a. Demam
b. Nyeri pinggang/nyeri panggul
c. Nyeri tekan bagian bawah abdomen
d. Menggigil
2.2.7 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih
Menurut Sukandar (1997) dalam Sudoyo, dkk (2009:
1012), komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari 2 tipe
yaitu:
a. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)
Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistisis) yaitu nonobstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit
ringan (self limited disiase) dan tidak menyebabkan akibat
lanjut jangka lama.
b. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated)
1) Infeksi saluran kemih selama kehamilan.
2) Infeksi saluran kemih pada diabetes mellitus. Penelitian
epidemologi melaporkan bakteriuria dan ISK lebih sering
ditemukan pada wanita diabetes mellitus dibandingkan
perempuan tanpa diabetes mellitus.
20
Ketiga
tingkatan
pencegahan
tersebut
saling
21