Professional Documents
Culture Documents
Panca usaha tani adalah, usaha meningkatkan produksi pangan dengan mempertinggi
kualitas dan kuantitas hasil pada lahan terbatas dan lebih diarahkan pada peningkatan
produksi bahan makanan pokok,terutama padi.Sistem usaha tani terdiri dari:
1. penggunaan bibit unggul
Benih unggul merupakan benih yang telah di pilih dan dipilah agar
menghasilkan kwalitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan
lainnya. Penggunaan bibit unggul merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan produksi.
2. Pengolahan tanah yang baik
Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur
hara secara lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air
dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan
memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki
rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan air dan udara. Kondisi ini juga
menguntungkan bagi mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses
dekomposisi mineral dan zat organik tanah.
3. Pemupukan yang tepat
Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa
panen, volatilisasi, pencucian, fiksasi, dan sebagainya.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan daya saing usaha
tani produk pertanian serta sejalan dengan berbagai isu lingkungan dan
pertanian berkelanjutan yang berbasis sumberdaya, makin mendorong
perlunya rekomendasi teknologi spesifik lokasi, terutama pupuk.
4.
Pengendalian hama/penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.
Pengendallian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap
langsung hama yang ada. Pengendalian mekanis dilakukan bila populasi hama
sedikit. Bila populasinya banyak, sebaiknya digunakan cara lain karena tidak
efesien dalam hal waktu maupun tenaga kerja
Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan.
Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama yang
menyerang.
Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain tidak
mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah
dilakukan cara mekanis atau sanitasi lingkungan tetap saja hama menyerang
tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran sudah banyak dijual
berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama anggrek. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis dan cara
pemakaiannya. Bila dosis dan cara pemakainan salah, akan terjadi kerusakan
pada komoditas pertanian maupun gangguan kesehatan manusia. Penggunaan
pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun demikian, biaya
yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun sanitasi
lingkungan
5.
Terasiring atau sengkedan adalah salah satu cara pemanfaatan lahan yg miring supaya
dapat dibuat untuk bercocok tanam.Ini adalah salah satu cara yg tepat untuk
memanfaatkan tanah yg miring dan juga subur untuk dibuat lahan pertanian.
Tempat yang cocok untuk pembuatan terasering atau sengkedan biasanya di daerah
yang tanahnya berbentuk perbukitan dan gunung, untuk menjadikan lahan pertanian
yang dapat dimanfaatkan yaitu caranya dg menggunakan metode terasiring atau
sengkedan.
Pembuatan terasiring sangat banyak manfaatnya,selain untuk pemanfaatan lahan yg
mati,terasiring juga dapat memudahkan para petani dalam hal irigasi,karena tanahnya
miring jadi proses irigasi akan lebih mudah.Hanya saja terasiring juga mempunyai
banyak kendala.Salah satunya adalah longsor tak dapat dipungkiri lagi tanah yg miring
rawan longsor.Apalagi bila saat musim hujan
Tetapi para petani disana cukup cekatan dalam mengatasinya.meraka dengan terampil
membuat
anyaman
dari
bambu
dan
selanjutnya
ditempekan
pada
dinding
tanggul dibuat parit kecil untuk menahan air dan mendorong terjadinya peresapan air.
Sengkedan Kredit : Diperuntukan pada lahan dengan kemiringan 3-10. Jarak
antara 2 tanggul antara 5-12 m sedangkan tanggulnya diperkuat dengan sisa-sisa
pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki
resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan
memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya
untuk tanaman keras.
Di sisi lain, kebutuhan bahan pangan semakin tinggi, mengingat jumlah populasi
penduduk yang terus meningkat saban harinya. Oleh karena itu ekstensifikasi lahan
pertanian pangan menjadi salah satu pilihan yang tak bisa dihindari. Sehingga
pemanfaatan lahan miring untuk kegiatan pertanian menjadi salah satu pilihan yang
realistis ditengah keterbatasan lahan yang ada.
Pada tahun 1971, di Filipina diperkenalkan sebuah metode untuk menata lahan miring
oleh Mindanao Baptist Rural Life Center (MBRLC). Dikemudian hari, teknik yang
populer dengan nama SALT tersebut diakui sebagai salah satu metode terbaik dalam
menata lahan miring. Teknik SALT diyakini mampu meminimalkan erosi, membantu
mengembalikan struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan produksi tanaman, mudah
dipraktekkan karena menggunakan alat sederhana, membutuhkan tenaga yang rendah
sehingga cocok untuk petani berlahan sempit, dan tidak membutuhkan modal besar.
Setidaknya, ada 10 langkah untuk menerapkan teknik menata lahan miring dengan
metode SALT, berikut langkah-langkahnya.
1. Langkah 1. Membuat alat kerja
Pangkaslah tanaman campuran nitrogen secara teratur sekali dalam sebulan dengan tinggi
1 atau 1,5 meter dari tanah. Biarkan potongan-potongan daun dan tangkai di atas permukaan
tanaman produksi. Hal ini sangat penting untuk mencegah air hujan yang jatuh. Potonganpotongan tanaman campuran nitrogen yang sudah dipangkas ini juga akan sangat bagus
sebagai pupuk organik untuk tanaman permamen maupun tanaman yang berumur pendek.
Dengan jalan ini maka secara otomatis kebutuhan pupuk komersial bisa dikurangi.
9. Langkah 9. Menerapkan rotasi tanaman
Jalan yang paling baik untuk melakukan rotasi tanaman adalah menanam tanaman
serealia (gandum-ganduman) seperti jagung dan padi. Setelah itu tanaman akar seperti
ubi, ubi rambat, kentang, wortel, dan lain-lain. Setelah itu tanaman kacang-kacangan
seperti kacang panjang, buncis, kacang tanah, kacang kedelai, dan lain-lain. Setelah itu
tanaman buah seperti cabai, melon, semangka, timun, terung, dan lain-lain. Dengan jalan
ini pula, kesuburan tanah terpelihara dengan baik dan mata rantai hama juga bisa terputus.
10. Langkah 10. Membangun teras hijauan