Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL dan UPL) untuk Pembangunan Bengkel Motor yang berlokasi di
Jalan Raya Lintas Timur Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Lampung
ini merupakan salah satu usaha dari pihak kami guna memenuhi peraturan perundangundangan yang berlaku serta dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) merupakan Dokumen yang memuat upaya-upaya
mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat
negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana
usaha atau kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan Dokumen yang digunakan untuk
memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan kegiatan terhadap
masalah yang terjadi.
Dokumen UKL-UPL ini berisikan latar belakang, tujuan penyusunan UKL-UPL, uraian singkat
proyek, komponen lingkungan yang terkena dampak, dampak yang akan terjadi, serta
upaya pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan. Diharapkan dengan adanya
Dokumen UKL-UPL ini pengendalian terhadap lingkungan dapat dilaksanakan secara
terarah dan terpadu.
Tulang Bawang,
Juli 2014
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
DAFTAR ISI
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
iii
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
DAFTAR TABEL
Tabel II-1 Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi ................................................... II-4
Tabel III-1 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2011 ...
........................................................................................................... III-4
Tabel III-2 Rata-rata Penyinaran Matahari dan Rata-rata Suhu Udara di Kabupaten Tulang
Bawang 2011........................................................................................... III-5
Tabel III-3 Rata-rata Suhu Minimum dan Maksimum di Kabupaten Tulang Bawang, 2011 III-6
Tabel III-4 Rata-rata Kelembaban Udara dan Tekanan Udara di Kabupaten Tulang
Bawang,2008-2011.................................................................................... III-7
Tabel III-5 Rata-rata Kecepatan Angin di Kabupaten Tulang Bawang, 2011 ................ III-8
Tabel III-6 Kualitas Air Tanah Di Sekitar Lokasi Pembangunan Bengkel Motor ............. III-9
Tabel IV-1 Matrik Perkiraan Dampak Yang Akan Timbul ....................................... IV-4
Tabel V-1 Matrik Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ..................................... V-16
Tabel V-2 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup .................................... V-22
Tabel V-3 Matriks UKL UPL .......................................................................... V-24
iv
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Peta Lokasi Pembangunan Bengkel Motor .......................................... II-2
Gambar V-1 Contoh Diagram Alir Sitem Pengolahan Limbah Cair Usaha Perbengkelan .... V-9
Gambar V-2 Contoh Instalasi Pengolahan Limbah Usaha Perbengkelan ..................... V-10
Gambar V-3 Limbah logam .......................................................................... V-13
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembangunan Bengkel Motor yang berorientasi ramah lingkungan serta bisa menghidupkan
roda perekonomian di sekitar, yaitu dengan bermunculannya usaha-usaha sekunder untuk
menunjang Bengkel Motor seperti rumah makan dan warung-warung.
Berdirinya Bengkel Motor ini adalah salah satu bentuk partisipasi swasta dalam
pemerataan pembangunan di daerah, dimana lahan tersebut yang sebelumnya lahan
kosong yang tidak terpakai, tetapi dengan dibangunnya Bengkel Motor, maka lahan
tersebut menjadi produktif. Kondisi ini memberikan peluang bagi kami yang bergerak di
bidang otomotif dan suku cadangnya untuk ikut andil dalam meningkatkan taraf ekonomi
di daerah.
Sehubungan dengan Pembangunan Bengkel Motor maka dalam proses pembangunan akan
menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan, sehingga harus dilengkapi
dengan dokumen lingkungan. Dokumen lingkungan ini pada dasarnya merupakan informasi
tentang berbagai jenis kegiatan yang berpotensi menimbulakn dampak penting (negatif
maupun positif) dan berbagai komponen lingkungan yang potensial terkena dampak
penting akibat dari pelaksanaan kegiatan.
I-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Pemerintah
Republik
Indonesia
Nomor 41
tahun
1999
tentang
Indonesia
Nomor 18
tahun
1999
tentang
tahun
2001
tentang
Pemerintah
Republik
Pemerintah
Republik
Indonesia
Nomor 74
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
ATAU KEGIATAN
:
:
:
:
:
:
:
Banjar Agung
Banjar Agung
Tulang Bawang
Lampung
Bengkel Motor
3.298 m2
-
II-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
: 3.298 M2
: 812 M2
2. Perencanaan :
Dalam tampak direncanakan
a) Bengkel dengan luas keseluruhan 812 M2
b) Pematangan tanah
Untuk pematangan tanah pihak pengembangan akan berkordinasi dengan
pihak-pihak yang terkait demi kelancaran Pembangunan Bengkel Motor
tersebut. Adapun kegiatan pematangan tanah antara lain pengerukan tanah
menggunakan tanah liat dan pengerasan tanah tersebut.
c) Fasilitas air bersih
II-2
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Untuk penyediaan fasilitas air bersih akan dibuatkan sumur dengan dilengkapi
Ground Tank, Water Torn berikut jaringan-jaringannya baik dari Bengkel
Motor.
d) Fasilitas air kotor
Semua pembuangan dialirkan ke saluran sekunder dan selanjutnya diolah
terlebih dahulu dalam
bak
penampungan, untuk
dibuang
ke tempat
II-3
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Berdasarkan hasil survey dan rencana site plan proyek, maka ditetapkan luasan
lahan direncanakan adalah seluas 3.298 m2. Proses pembebasan lahan dilakukan
berdasarkan kesepakatan jual beli secara langsung kepada pemilik lahan.
3. Kegiatan perijinan
Yaitu tahapan permintaan ijin dilakukan. Permintaan ijin wajib dilakukan untuk
mendirikan sebuah bangunan, agar nantinya jika terjadi sesutau terhadap lahan
tersebut ada jaminan dari pemerintah.
II.5.2. Tahapan Konstruksi
Tahapan kegiatan pelaksanaan fisik kawasan Pembangunan Bengkel Motor baik dari mulai
perataan tanah , sampai selesainya bangunan. Pada tahap konstruksi di uraikan sebagai
berikut :
1. Perekrutan tenaga kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk konstruksi berpotensi menimbulkan
dampak negatif berupa keresahan masyarakat, jika perekrutan tenaga kerja tidak
memprioritaskan tenaga kerja lokal (setempat). Perkiraan kebutuhan tenaga kerja
menurut posisi disajikan pada tabel berikut ini (sumber analisis konsultan):
Tabel II-1 Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
No
Jumlah
(orang)
Spesifikasi
Manager proyek
S1
S1
Keuangan
S1
Tenaga Administrasi
D3/ S1
Logistik
SMA/STM
Sopir
SMA/STM
Mandor
SMA/D3
15
SD/SMP/SMA
Jumlah
29
2. Pengoperasian basecamp
Kegiatan awal pekerjaan pelaksanaan di lapangan, adalah : pembangunan base
camp yang berfungsi sebagai
pekerja, bengkel perawatan dan perbaikan alat berat serta penyimpanan material.
Pada base camp dilengkapi dengan MCK.
II-4
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
perkayuan,
kaca,
pengaspalan
jalan,
pekerjaan
atap,
elektronik
untuk
memantau
pekerjaan
penimbunan,
II-5
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Setiap Setiap bangunan dilokasi rencana usaha dan kalau kegiatan akan
dilengkapi dengan prasarana jaringan air bersih yang dapat memenuhi
standar kualitas dan cukup jumlahnya. Sistem air bersih yang akan
dibangun, yaitu pembuatan sumur dalam.
Potensi dampak yang akan muncul adalah peningkatan air larian (run off)
pada saat pembuatan galian untuk pembuatan reservoar, dan pemasangan
pipa. Sementara untuk pengambilan air tanah dalam sebagai sumber air
bersih, potensi dampak yang muncul adalah terjadinya penurunan muka
tanah.
e) Pembangunan Sislem Jaringan Air Kotor
Semua bangunan bengkel, bengkel, kantor, dan fasilitas lain akan dibangun
sistem saluran sendiri-sendiri dan kemudian mengalir kesaluran pembagi,
yang selanjutnya akan bergabung ke saluran cabang.
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilokasi rencana usaha dan atau
kegiatan dan untuk mengurangi teradinya penyebaran dampak penurunan
kualilas air akibat adanya rencana usaha dan latau kegiatan, disatankan
untuk dilaksanakan disarankan untuk pembangungunan Instalasi Pengelolaan
Air Lmbah (IPAl) sebagai muara dari saluran air dan limbah cair yang
terdapat atau dihasilkan oleh semua kegiatan pada semua bangunan ada
dilokasi rencana usaha dan atau kegiatan. Setelah dilakukan pengendapan,
selanjutnya air dari kolam IPAL terakhir dialirkan melalui saluran drainase
terbuka.
f) Pembangunan Sistem Pembuangan Sampah
Setiap bangunan bengkel, bengkel, kantor, bangunan lain di lokasi rencana
usana dan atau kegiatan akan dilengkapi dengan tempat pembuangan
sampah sementara (TPS), yang besarnya disesuaikan dengan volume sampah
yang dikeluarkan setiap harinya dengan kelentuan dari peraturan yang
berlaku. Tempat pembuangan sampah sementara dibuat dari bahan yang
kedap air, mempunyai tutup dan dapat dijangkau dengan mudah oleh
petugas pembuangan sampah.
Pada lokasi rencana usaha dan atau kegiatan akan disiapkan tempat
pembuangan sampah lokal berupa container sampah, dengan penempatan
lokasi dan ukurannya cukup besar dan diasumsikan dapat menampung
seluruh sampah-sampah dari semua bengkel, bengkel, kantor, bangunan lain
di lokasi rencana usaha dan atau kegiatan. ampah kemudian akan diangkut
oleh mobil pengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
g) Pembangunan Sistem Jaringan Listrik
II-6
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sistem jaringan listrik utama berasal dan PT. PLN [Persero) denganjumlah
kebutuhan daya listrik pada lokasi rencana usaha dan /atau kegialan
disesuaikan dengan kebutuhan.
h) Demobilisasi Peralatan
Demobilisasi peralatan dilakukan secara bertahap. Peralatan-peralatan
berat seperti Dump Truck, Shovel, Excavator, Bulldozer, Crane, Jack
Hammer digunakan hanya dalam waktu singkat peralatan ini hanya disewa
sesaat sehingga dengan cepat direncanakan untuk didemobilisasi agar tidak
mengeluarkan biaya sewa tinggi peralatan. Kemungkinan demobilisasi
peralatan berat malalui laut atau darat.
i) Demobilisasi Tenaga Kerja (Pemutusan Hubungan Kerja/PHK)
Demobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bertahap terutama tenaga kasar
yang akan didemobilisasi saat pekerjaan fisik selesai. Proses pengurangan
tenaga kerja ini tidak akan menimbulkan gejolak karena pada saat
rekrutment, mereka telah menyadari bahwa pekerjaan yang mereka
kerjakan hanya bersifat sementara.
II.5.3. Tahapan Pasca Konstruksi
Tahapan pasca konstruksi antara lain :
1. Perekrutan tenaga kerja operasi
Tenaga kerja yang akan mendukung operasional pelabuhan pada saat operasional.
2. Pengoperasian Bengkel
Dengan dioperasikannya Bengkel akan memperlancar perbaikan kendaraan bagi
masyarakat sekitar. Dengan adanya bengkel akan mendorong pertumbuhan
perekonomian di daerah tersebut.
3. Pemeliharaan pelabuhan dan fasilitas lainnya
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan benar terhadap Bengkel Dan
Stockyard dengan segala fasilitasnya akan memperpanjang usia konstruksi.
II-7
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
populasi penduduk 42.667 Jiwa dengan kepadatan penduduk 225/Km dan memiliki 11
kampung / desa , yaitu :
1. Kampung Banjar Agung,
2. Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya,
3. Kampung Tunggal Warga,
4. Kampung Moris Jaya,
5. Kampung Tri Darma Wijaya,
6. Kampung Banjar Dewa,
7. Kampung Warga Makmur Jaya,
8. Kampung Warga Indah Jaya,
9. Kampung Tri Tunggal Jaya,
10. Kampung Tri Mulya Jaya,
11. Kampung Tri Mukti Jaya..
III.1.2. Potensi Ekonomi
1. Sarana perekonomian
a. Memiliki 8 unit Koperasi dengan 848 anggota
b. Memiliki Pasar Kampung
2. Pertanian dan Perkebunan
Luas dan Produksi Tanaman Pertanian
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
: 32 Buah
2. SDN
: 26 Buah
3. SD Swasta Umum
: 1 Buah
4. SD Swasta Islam
: 1 Buah
5. SMP Negeri
: 6 Buah
: 9 Buah
: 4 Buah
8. SMA Negeri
: 1 Buah
: 4 Buah
:2 Buah
: 4 Buah
: 1 Buah
: 15 Buah
4. Praktek Bidan
: 1 Buah
5. Posyandu
: 25 Buah
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
III.2.2. Fauna
Satwa liar yang terdapat di dan sekitar areal adalah kelas aves, mamalia, amphibia, dan
reptilia. Jenis aves yang banyak terdapat di wilayah studi adalah burung gereja, kelompok
mamalia adalah tikus, kucing dan anjing. Kelompok reptilia adalah cicak, kadal, serta
kelompok amphibia kodok.
III-3
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Tabel III-1 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2011
III-4
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Tabel III-2 Rata-rata Penyinaran Matahari dan Rata-rata Suhu Udara di Kabupaten
Tulang Bawang 2011
III-5
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Tabel III-3 Rata-rata Suhu Minimum dan Maksimum di Kabupaten Tulang Bawang, 2011
III-6
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Tabel III-4 Rata-rata Kelembaban Udara dan Tekanan Udara di Kabupaten Tulang
Bawang,2008-2011
III-7
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
III.3.3. Tanah
Secara garis besar Tanah di Tulang Bawang dibagi 6, antara lain Aluvial, Regosol, Andosol,
Podsolik, Coklat, Latosol, dan Padsolik Merah Kuning (PMK).
III.3.4. Hidrologi dan Kualitas Air
Sarana drainase yang ada, yaitu berupa parit/selokan yang berfungsi sebagai pembuangan
air hujan di sepanjang jalan raya.
Kondisi air tanah di sekitar lokasi proyek masih tergolong baik, karena dari hasil analisi
terhadap semua parameter kunci hasilnya masih memenuhi syarat sebagai bahan air baku
III-8
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
air minum. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas air tanah yang selama ini dijadikan
sebagai air baku untuk air minum kualitasnya masih memenuhi syarat. Hasil analisi air
tanah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel III-6 Kualitas Air Tanah Di Sekitar Lokasi Pembangunan Bengkel Motor
No
Parameter
A. Fisika
1
Kekeruhan
B. Kimia
1
Besi (Fe)
2
Kadmium (Cd)
3
Kesadahan (CaCO3)
4
Timbal (Pb)
5
Nitrat (NO3)
6
Nitrit (NO2)
7
pH
8
Zat Organik (KmnO4)
Hasil
Pengujian
Batas
Maksimal
Satuan
Acuan Metode
25
Skala NTU
SNI 06-6989-25-2005
0,130
<0,001
49,9
<0,001
2,137
0,097
6,02
5,577
1,0
0,005
500
0,05
50
3,0
6,5 9,0
10
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
SNI 06-6989-04-2004
SNI 06-6989-16-2004
SNI 06-6989-12-2004
SNI 06-6989-8-2004
SNI 06-2480-1991
SNI 06-6989-09-2004
SNI 06-6989-11-2004
SNI 06-2506-1991
Sumber : Hasil Pengukuran oleh Tim UPTD Balai Laboratorium Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
III-9
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Perkiraan dampak yang timbul dengan Pembangunan Bengkel Motor dapat diuraikan
sebagai berikut :
Warga
tidak
bisa
lagi
mengandalkan
pekerjaan
sebagai
petani
jika
sawah/kebun mereka jadi dijual. Karena lahan yang mereka andalkan sudah
berubah fungsi.
IV-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
IV-3
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
b. Aktifitas pembangunan
3. Tahap Operasi
a. Aktivitas/Operasional bengkel
dan stockyard
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Keterangan
Peningkatan pendapatan/retribusi
Keresahan masyarakat
Luasan 3.298 m2
Masyarakat sekitar
Sekitar
wilayah
lingkungan sekitar
perumahan
dan
Aktivitas kendaraan
IV-4
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
fisinhing pembangunan, serta mengisi peluang usaha yang ada dilingkungan Bengkel
Motor,
pekerja).
4. Perekrutan tenaga kerja proyek dilakukan secara terbuka (transparan) dan yang
hanya memenuhi kwalifikasi yang akan diterima bekerja sebagai tenaga proyek.
V-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-3
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
ini
diperkirakan
bersumber
dari
kegiatan
mobilisasi
alat
dan
bahan/material hal ini dapat menyebabkan ketidak nyamanan warga sekitar lokasi
kegiatan
sebagai
pengguna
/pemakai
jalan
tersebut.
Adapun
rencana
V-4
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
2. Pelaksanaan kegiatan bengkel motor dilakukan pagi hari/jam kerja bengkel dari
pukul 08.00-18.00 WIB, sehingga penduduk pada malam hari dapat beristirahat
dengan tenang tanpa terganggu oleh kebisingan.
2. Peningkatan arus lalu lintas
Dampak peningkatan arus lalu lintas diprakirakan bersumber dari kegiatan keluar
masuk kendaraan kegiatan oerasional bengkel motor, sehingga berpotensi
menimbulkan kemacetan lalu lintas. Adapun rencana pengelolaan dampak ini
antara ain :
1. Distribusi kendaraan yang melintas dilokasi kegiatan, mengenai jadwal
kendaraan car carier keluar masuk akan dilakukan pada siang hari, tetapi
mengenai jadwal tersebut akan disesuaikan dengan rekomendasi dari pihak
tekait (dishub, kepolisian, dll)
2. Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Tulang Bawang/polantas
setempat apabila terjadi kemacetan lalu lintas,
3. Menempatkan petugas lalu lintas yang ditempatkan dipintu masuk lokasi
kegiatan untuk mengendalikan kendaraan keluar masuk kelokasi kegiatan
dengan prinsip dasar pengaturan tetap mengutamakan kelancaran arus lalu
lintas diruas jalan umum,
3. Penanggulangan limbah
Limbah dari operasional Bengkel Motor, semua akan sesuai dengan rekomendasi
BLHD, yaitu membuang limbah B3 pada tempatnya yang sudah dientukan (sesuai
izin) seperti bak penampungan limbah B3 ketempat yang tidak seharusya.
Pengelolaan limbah B3 bengkel, terdiri dari:
a. Pewadahan
Pewadahan Pewadahan limbah B3 bengkel yang ada di lapangan masih belum
sesuai dengan Keputusan Kepala Bapedal no.1 tahun 1995. Dimana untuk
ketentuan umum kemasan yang digunakan yaitu harus kuat, tahan lama, tidak
bocor dan tidak mudah berkarat. Selain itu kemasan yang digunakan harus
tertutup untuk menghindari terjadinya paparan limbah B3 ke udara.
Keadaan di lapangan untuk pewadahan hanya dilakukan untuk oli bekas,
onderdil terkontaminasi dan botol bekas oli. Sedangkan untuk majun dan aki
bekas tidak ada pewadahan khusus. Hal tersebut sangatlah tidak dianjurkan
karena untuk limbah B3 haruslah memiliki wadah khusus yang berguna untuk
mengamankan limbah B3 tersebut dan lingkungan sekitarnya. Selain itu untuk
wadah limbah B3 harus dilengkapi dengan symbol dan label yang sesuai dengan
karakteristik limbah B3 tersebut.
V-5
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
b. Penyimpanan
Untuk penyimpanan limbah B3 yang ada di bengkel masih belum sesuai dengan
Kep. Bapedal no.1 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3 yang
berada di luar bengkel tidak memiliki bangunan khusus penyimpanan, namun
hanya diletakkan begitu saja di luar bengkel. Sehingga hampir semua drum oli
bekas maupun tandon yang terletak di luar bengkel bercampur dengan air
hujan.
c. Pengangkutan
Untuk penyimpanan limbah B3 yang ada di bengkel masih belum sesuai dengan
Kep. Bapedal no.1 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3 yang
berada di luar bengkel tidak memiliki bangunan khusus penyimpanan, namun
hanya diletakkan begitu saja di luar bengkel. Sehingga hampir semua drum oli
bekas maupun tandon yang terletak di luar bengkel bercampur dengan air
hujan.
Pengelolaan
limbah
B3
ini
berguna untuk
mencegah
dan
menanggulangi
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
lingkungan kerja yang mengandung ceceran oli/minyak atau bahan bakar lainnya.
Jika air hujan ini masuk ke dalam lingkungan kerja yang kotor, maka kotoran yang
ada di lantai akan terlarut dan terbawa aliran air. Dengan demikian pencemaran
akan menyebar mengikuti arah aliran yang ada.
Tata letak setiap unit kerja di bengkel sangat mempengaruhi kualitas air limbah
buangannya. Tata letak yang baik tidak hanya akan memberikan kesan bengkel
terlihat bersih dan rapi saja, tetapi juga akan menenkan jumlah limbah yang
dihasilkannya. Untuk bengkel yang juga melayani cucian mobil, seharusnya
menempatkan tempat/ruang cucian dekat dengan saluran pembuangan air dan
terhindar dari kegiatan bongkar mesin ataupun penggantian oli. Dengan pemisahan
ruangan tersebut, maka air bekas cucian tidak akan terkontaminasi oleh berbagai
minyak/ oli maupun kotoran lainnya.
Jika berbagai upaya pengelolaan lingkungan seperti tersebut di atas telah dilakukan
oleh bengkel, maka air limbah yang dihasilkan
tidak
banyak mengandung
kontaminan. Kontaminan yang biasanya masih ada berupa padatan (kotoran) dan
sedikit minyak, dengan demikian maka unit pengolahan air limbah yang diperlukan
juga sederhana (tidak terlalu rumit dan mahal). Unit pengolahan yang diperlukan
terutama adalah unit pengendapan untuk pemisahan kotoran dan unit pemisahan
minyak berupa fat- pit (separator).
Mengingat usaha perbengkelan pada umumnya yang berupa usaha kecil dan
menengah dan tingkat pencemaran air limbah bengkel yang telah mengikuti
program pengelolaan lingkungan tidak terlalu berat maka disini akan diberikan
contoh unit pengolahan limbah yang sederhana, sehingga sangat memungkinkan
sekali untuk dibangun dan dioperasikan oleh semua bengkel yang ada.
V-8
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Gambar V-1 Contoh Diagram Alir Sitem Pengolahan Limbah Cair Usaha Perbengkelan
V-9
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-10
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
yang
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok air hujan, limbah septic tank,
dan limbah kegiatan bengkel.
2) Air hujan tidak memerlukan pengolahan, tetapi perlu dimasukan ke
sumur resapan. Fungsi dari sumur resapan ini adalah dapat untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas air tanah. Jika setiap bangunan yang
ada selalu menyediakan fasilitas sumur resapan, maka terjadinya krisis air
(terutama di musim kemarau) dapat dihindarkan.
3) Limbah dari toilet perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran umum. Kandungan utama limbah toilet adalah bahan
organik yang mudah didegradasi, oleh karena itu limbah toilet dapat diolah
dengan sistem biologi. Secera sederhana limbah toilet dapat diolah dengan
menggunakan sistem septic tank, seperti yang telah banyak diterapkan
pada rumah tangga. Yang perlu diperhatikan hanya pada kontruksi septic
tank tersebut, yang mana septic tank tidak boleh bocor. Kebocoran septic
tank akan membuat berbagai bakteri patogen masuk ke dalam tanah an
mencemari air tanah di sekitarnya.
4) Air limbah dari kegiatan perbengkelan perlu dipisahkan dari berbagai cairan
lainnya, seperti oli, bahan bakar, gemuk dll. Air limbah ini yang
mengandung padatan dan oli diendapkan terlebih dahulu dalam bak
pengendapan (klarifier). Di bak pengendap ini kotoran akan mengendap
sehingga akan terpisahkan dari air. Endapan yang terbentuk dapat
diambil/diangkan secara periodik. Padatan tersebut kemudian dikeringkan
dalam bak pengering, yang selanjutnya dapat dibakar dengan insenerator.
Aliran bagian atas berupa air yang yang masih mengandung sedikit minyak.
5) Air yang mengandung minyak tersebut dialirkan melalui suatu fat-pit
(separator) untuk memisahkan minyaknya. Dengan mengalirkan limbah di
separataor secara perlahan (flow rate rendah), maka minyak akan
mengapung pada bagian atas, kemudian minyak ini dapat dipisahkan dari air
dengan cara di secrap atau dialirkan dan ditampung. Minyak yang telah
terpisahkan ini dapat dikumpulkan dengan menggunakan wadah
untuk
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
alat
(unit
dapat
padat
dari
logam. Limbah padat non logam dapat berupa ban bekas/karet, busa, kulit sintetis,
kain lap bekas yang telah terkontaminasi oleh oli/pelarut, cat kering dll. Limbah
V-12
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
logam banyak terdiri dari berbagai potongan logam, mur/skrup, bekas ceceran
pengelasan dan lain-lain.
Limbah padat usaha perbengkelan pada umumnya berupa limbah non organik yang
dapat dimanfaatkan kembali atau untuk daur ulang. Agar usaha daur ulang atau
pemanfaatan kembali ini dapat dilakukan dengan baik, maka diperlukan
pengelolaan dan kerja sama dengan pihak lain pemanfaat barang bekas. Jika
upaya ini dapat dilakukan berarti dapat mereduksi jumlah timbulan sampah
dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menghemat sumber daya yang
ada.
terjadinya
korosi
pada
logam).
Hal
ini
untuk
menjaga agar tidak terjadi korosi yang lebih besar, sebab korosi terhadap logam
akan merusak sifat-sifat dari logam yang ada sehingga akan menurunkan kualitas
logam dan meningkatkan biaya daur ulang. Logam bekas yang masih dalam kondisi
baik dapat didaur ulang dan dikirim ke perusahaan pengecoran logam lewat
para
terutama
bahan
bakar
yang
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
bertekad untuk memasyarakatkan bensin tanpa timbel pada 1999, lebih cepat
dari semula tahun 2003. Sudah seharusnya sebab dalam pemakaian bensin tanpa
timbel, Indonesia masih kalah dengan negara ASEAN lainnya.
Seiring
dengan
menipisnya
persediaan
bahan
bakar
pembakarannya yang tak ramah lingkungan, bahan bakar seperti liquid petroleum
gas (LPG) dan compressed natural gas (CNG), biodiesel (bahan bakar dari minyak
kelapa sawit) menjadi alternatif yang patut dimasyarakatkan pemakaiannya.
Apalagi LPG memiliki nilai oktan lebih tinggi, 102 - 104 RON (Requirement Octan
Number), harga relatif lebih murah dibandingkan dengan bensin, serta tidak
menimbulkan polusi dan akrab lingkungan.
Untuk keperluan pengujian emisi, sudah seharusnya jaringan bengkel resmi ATPM
dilengkapi dengan alat penguji emisi. Alat penguji itu berupa gas analyzer untuk
mengukur emisi gas buang kendaraan berbahan bakar bensin, dan smoke tester
untuk mengukur kepekatan asap dari kendaraan berbahan bakar diesel. Melalui alat
tersebut, pemilik kendaraan bisa mengetahui kadar polutan dari knalpot
kendaraannya. Jika ternyata melampaui ambang batas yang ditetapkan, akan
dilakukan penyetelan mesin (tune up). Pemilik kendaraan akan memperoleh kartu
yang berisi hasil pemeriksaan yang meliputi kadar CO (%), HC (ppm), CO2 (%),
maupun O2 (%).
Karena salah satu penyebab timbulnya polusi udara dari kendaraan tersebut akibat
kondisi penyetelan kendaraan yang kurang tepat, maka diperlukan bengkel-bengkel
yang memiliki tenaga mekanik yang terampil dan dapat menguasai teknologi mesin
dengan baik. Jika para tenaga mekanik dapat melakukan penyetelan kendaraan
dengan baik, maka kendaraan dapat disetel dengan tepat sehingga komposisi
bahan bakar dan udara dapat tepat dan pembakaran di mesin akan sempurna.
Dengan kondisi kendaraan seperti ini timbulnya pencemaran udara dapat lebih
ditekan lagi.
7. Pengelolaan Oli Bekas
Selama bertahun-tahun, minyak oli didaur ulang untuk digunakan kembali juga
untuk melindungi serta menjaga lingkungan dari limbah minyak tersebut.
Diperkirakan satu galon oli bekas potensial sekali untuk mengkotaminasi 1 juta
galon air minum. Ditambah lagi oli bekas yang dibuang di muara sungai, danau dan
anak sungai dapat mengancam kehidupan aquatic di tempat tersebut. Jika oli bekas
tersebut di tangani dengan serius, dapat menghemat menggunaan oli tiap harinya.
Daur ulang oli bekas dapat dilakukan di industri pengolahan pelumas bekas, yaitu
industri yang kegiatannya memproses pelumas bekas dengan menggunakan
teknologi tertentu untuk menghasilkan pelumas dasar. Minyak pelumas dasar
merupakan
salah
satu
bahan
utama
yang
digunakan
untuk
bahan
baku
V-14
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
formula
tertentu
untuk
BEKAS.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan serta nyala api. Dalam
jangka waktu tertentu oli bekas ini dapat dijual ke para pengumpul oli bekas yang
selanjutnya akan dikirim ke perusahaan pengolah oli.
V-15
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sumber Dampak
Upaya Pengelolaan
Lokasi
Waktu
Rencana Darurat
Memberikan kompensasi
harga yang sesuai,
memberikan penyuluhan
Masyarakat sekitar
lokasi
Sebelum kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan dan melakukan
musyawarah dengan
warga setempat
2. Tahap Konstruksi
a. Peluang Kerja dan
usaha baru
Aktivitas pembangunan
konstruksi
Perekrutan pekerja
Pembukaan warung
makan
Melakukan penyiraman
Pembatasan kecepatan
udara
Membersihkan material
yang tercecer
Pengaturan/penjadwalan
pengngkutan alat-alat
berat
Pengaturan jadwal
kegiatan mobilisasi
Melaksanakan
pengurugan lahan
Pembuatan saluran
drainase darurat
Konstruksi saluran air
hujan direncanakan yang
layak
Pembuatan kolam
sedimentasi
Mengoptimalisasi lahan
untuk ruang terbuka
hijau (RTH)
Penataan air limpasan
(saluran drainase
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Perekrutan secara
terbuka dan langsung
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan
b. Penurunan kualitas
udara
Aktivitas pembangunan
konstruksi
c. Peningkatan
intensitas
kebisingan
d. Peningktan Air
Kegiatan pematangan
lahan, pembuatan jaringan
dan utilitas serta
pembangunan sarana dan
prasana Bengkel Motor
e. Penurunan kualitas
air permukaan
V-16
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Jenis Dampak
f.
Peningkatan Arus
Lalu Lintas
g. Kerusakan jalan
3. Tahap Operasional
a. Peningkatan
intensitas
Kebisingan
b. Peningkatan arus
Sumber Dampak
Upaya Pengelolaan
darurat)
Pengecekan dan
pemeliharaan kelancaran
pengaliran air disaluran
desa
Membuat sedimentasi
dilokasi tertentu
Pengaturan atau
penjadwalan kendaraan
Menempatkan petugas
lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian lalu
lintas
Melakukan pembatasan
beban kendaraan
Melakukan pemeliharaan
dan rehabilitasi secara
berkala terhadap saluran
drainase
Menutup bak kendaraan
pengangkut material dan
bahan dengan terpal atau
plastik
Pembatasan kecepatan
kendaraan pada saat
keluar masuk bengkel
motor
Pelaksanaan kegiatan
bengkel dilakukan pagi
hari/jam kerja bengkel
dari pukul 08.00-18.00
WIB
Penjadwalan kendaraan
Lokasi
Waktu
Rencana Darurat
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama kegiatan
konstruksi
Menghentikan sementara
kegiatan
Selama kegiatan
bengkel
Segera melakukan
penjadwalan
Selama kegiatan
Segera melakukan
V-17
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Jenis Dampak
lalu lintas
Sumber Dampak
Upaya Pengelolaan
kendaraan kegiatan
oerasional bengkel
c. Penanggulangan
limbah
d. Timbulan Limbah
Padat
e. Pencemaran Udara
Aktivitas bengkel
f.
Pengelolaan Oli
Aktivitas bengkel
Lokasi
Waktu
Rencana Darurat
bengkel
pengaturan
Selama kegiatan
bengkel
Segera menghentikan
kegiatan
Selama kegiatan
bengkel
Segera menghentikan
kegiatan
Selama kegiatan
bengkel
Segera menghentikan
kegiatan
Selama kegiatan
Segera menghentikan
V-18
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Jenis Dampak
Bekas
Sumber Dampak
Upaya Pengelolaan
digunakan kembali
Daur ulang oli bekas
dapat dilakukan di
industri pengolahan
pelumas bekas, yaitu
industri yang kegiatannya
memproses pelumas
bekas dengan
menggunakan teknologi
tertentu untuk
menghasilkan pelumas
dasar.
Lokasi
Waktu
bengkel
Rencana Darurat
kegiatan
V-19
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-20
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-21
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sumber Dampak
Lokasi Pemantauan
Parameter Yang
Dilakuakan
Masyarakat sekitar
lokasi
Tanggapan masyarakat
terhadap proyek
Pengamatan langsung di
lapangan sebelum
kegiatan konstruksi
Aktivitas pembangunan
dan mobilisasi
kendaraan proyek
adanya ceceran tanah di
jalan
Aktivitas pembangunan
dan mobilisasi
kendaraan proyek
Pemukiman penduduk
yang berbatasan
dengan proyek
Parameter pencemaran
udara
Pengamatan langsung
dan survey di
lapangan
Tiap satu bulan sekali
Di sekitar lokasi
Tingkat kebisingan
c. Peningkatan erosi
Aktivitas pembangunan
Di sekitar lokasi
d. Kesempatan kerja
Aktivitas pembangunan
Di sekitar lokasi
pembangunan
e. Peningkatan air
larian
Aktivitas pembangunan
Di sekitar lokasi
pembangunan
Pengamatan langsung
dan survey di
lapangan
Tiap satu bulan sekali
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Operasional bengkel
Peningkatan suhu
Di sekitar lokasi
bengkel
Kegiatan kebutuhan
bengkel dan penggunaan
Di sekitar lokasi
2. Tahap Konstruksi
a. Penanggulanagan
debu
b. Peningkatan
kebisingan
3. Tahap Operasional
a. Perubahan iklim
mikro
b. Kuantitas air tanah
bengkel
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Pengamatan langsung
di lapangan
V-22
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Jenis Dampak
Sumber Dampak
c. Kualitas air
permukaan
d. Pencemaran udara
e. Peningkatan arus
lalu lintas
Lokasi Pemantauan
Parameter Yang
Dilakuakan
Di sekitar lokasi
bengkel
Operasional bengkel
Peningkatan pulutan di
udara
Di sekitar lokasi
bengkel
Kegiatan aktivitas
bengkeldan pengguna
sarana serta prasarana
Penanganan limbah
padat
Di sekitar lokasi
bengkel
Di sekitar lokasi
bengkel
g. Ketertiban dan
keamanan
Adanya gangguan
diwilayah bengkel
Di sekitar lokasi
h. Kesehatan
masyarakat
Di sekitar lokasi
bengkel
f.
Estetika lingkungan
bengkel
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap tiga bulan sekali
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Pengamatan langsung
di lapangan
Tiap tiga bulan sekali
Rencana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat pada matriks dibawah ini :
V-23
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sumber Dampak
Parameter
Yang
Dipantau
Luas Lahan
yang
dibebaskan
3.298 m2 dan
tidak adanya
keluhan
masyarakat
Aktivitas
pembangunan
konstruksi
Sekitar
lingkungan
pembangunan
bengkel
jumlah
penggunaan
tenaga kerja
penduduk
lebih dari 20%
dari jumlah
karyawan
yang ada
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Pembebasan Lahan
Masyarakat
sekitar lokasi
Sebelum
kegiatan
konstruksi
Tanggapan
masyarakat
terhadap
proyek
Tidak adanya
konflik sosial
dengan warga
sekitar lokasi
proyek
Selama
kegiatan
konstruksi
Jumlah
kesempatan
kerja yang
terserap dan
jumlah
penduduk yang
memperoleh
peluang
berusaha.
Masyarakat
sekitar lokasi
Selama proses
perijinan dan
pembebasan
lahan
Pemilik
bengkel
motor
Badan
pertanahan
Lurah dan
Camat
Badan
perizinan
2. Tahap Konstruksi
Perekrutan pekerja
Pembukaan warung
makan
Sekitar lokasi
pembangunan
Di sekitar lokasi
pembangunan
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
bengkel
motor
Lurah dan
Camat
V-24
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
b. Penurunan
kualitas udara
Sumber Dampak
Aktivitas
pembangunan
konstruksi
c. Peningkatan
intensitas
kebisingan
d. Peningktan Air
Larian (Run Off)
Kegiatan
mobilitas alat
dan
bahan/materi
al
Pematangan
lahan
Kegiatan
pematangan lahan,
pembuatan
jaringan dan
utilitas serta
pembangunan
sarana dan
prasana Bengkel
Motor
Parameter
Yang
Dipantau
Kandungan
CO, CO2,
Pb2+, SOX,
NOX, dan
partikulat
harus sesuai
dengan PP
No.41 Tahun
1991
Tidak Melebihi
70 dB sesuai
dengan
KepMenLH No
50 Tahun 1996
Level
permukaan air
tanah rata
rata pada
musim hujan
dan musim
kemarau di
tapak
kegiatan dan
sekitarnya
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Di sekitar lokasi
pembangunan
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
begkel
BLH
Melakukan penyiraman
Pembatasan kecepatan
udara
Membersihkan material
yang tercecer
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
kegiatan
konstruksi
Pemantauan
kualita udara
dengan
parameter
pencemaran
udara
Pengaturan/penjadwalan
pengngkutan alat-alat
berat
Pengaturan jadwal
kegiatan mobilisasi
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
kegiatan
konstruksi
Memantau
tingkat
intensitas
kebisingan
Di sekitar lokasi
pembangunan
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
begkel
BLH
Selama
kegiatan
konstruksi
Perubahan
neraca air
yaitu
meningkatnya
volume run off
dan
menurunnya
volume
infiltrasi.
Di sekitar lokasi
pembangunan
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
begkel
BLH
Melaksanakan pengurugan
lahan
Pembuatan saluran
drainase darurat
Konstruksi saluran air
hujan direncanakan yang
layak
Pembuatan kolam
sedimentasi
Mengoptimalisasi lahan
untuk ruang terbuka
hijau (RTH)
Sekitar lokasi
pembangunan
V-25
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
e. Penurunan
kualitas air
permukaan
f.
Peningkatan Arus
Lalu Lintas
Sumber Dampak
Parameter
Yang
Dipantau
adanya
peningkatan laju
air larian akibat
kegiatan
pembukaan,
penyiapan dan
pematangan lahan
yang akan
menyebabkan
terjadinya
pendangkalan di
badan air
penerima
Peraturan
Menteri
kesehatan RI
No.
416/Menkes/
PER/IX/1990,
tentang
pengawasan
dan
persyaratan
Kualitas Air
Bersih
kegiatan keluar
masuk kendaraan
pengangkut alat
dan material
kelokasi kegiatan
Sebagai tolok
ukur adalah
tidak adanya
gangguan arus
dan
keselamatan
lalu lintas
Pengaturan atau
penjadwalan kendaraan
Menempatkan petugas
lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian lalu
lintas
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Sekitar lokasi
pembangunan
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
kegiatan
konstruksi
Selama
kegiatan
konstruksi
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Parameter
yang dipantau
BOD, COD, DO,
pH, suhu, zat
padat terlarut
(TDS = Total
Dissolved
Solid), zat
padat
tersuspensi
(TSS = Total
Suspended
Solids) dll,
dipantau
dengan
menganalisis
sampling air di
Laboratorium.
Di sekitar lokasi
pembangunan
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
begkel
BLH
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
begkel
BLH
Dinas
Perhubung
an
Kemacetan
lalu lintas
yang terjadi
Di sekitar lokasi
pembangunan
V-26
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sumber Dampak
Parameter
Yang
Dipantau
g. Kerusakan jalan
kegiatan mobilisasi
alat dan
bahan/material
Sebagai tolok
ukur adalah
tidak adanya
gangguan lalu
lintas
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Melakukan pembatasan
beban kendaraan
Melakukan pemeliharaan
dan rehabilitasi secara
berkala terhadap saluran
drainase
Menutup bak kendaraan
pengangkut material dan
bahan dengan terpal atau
plastik
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
kegiatan
konstruksi
Kemacetan
lalu lintas
yang terjadi
Di sekitar lokasi
pembangunan
Selama
pembangunan
bengkel
Pemilik
begkel
BLH
Dinas
Perhubung
an
Dinas PU
Pembatasan kecepatan
kendaraan pada saat
keluar masuk bengkel
motor
Pelaksanaan kegiatan
bengkel dilakukan pagi
hari/jam kerja bengkel
dari pukul 08.00-18.00
WIB
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
kegiatan
bengkel
Memantau
tingkat
intensitas
kebisingan
Di sekitar lokasi
bengkel
Selama
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
Selama
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
Dinas
Perhubung
an
3. Tahap Operasional
a. Peningkatan
intensitas
Kebisingan
Tidak Melebihi
70 dB sesuai
dengan
KepMenLH No
50 Tahun 1996
b. Peningkatan arus
lalu lintas
kegiatan keluar
masuk kendaraan
kegiatan
oerasional bengkel
Sebagai tolok
ukur adalah
tidak adanya
gangguan lalu
lintas
Penjadwalan kendaraan
car carier keluar masuk
akan dilakukan pada
siang hari
Bekerjasama dengan
dinas perhubungan Bupati
Tulang Bawang/polantas
setempat apabila terjadi
kemacetan lalu lintas
Menempatkan petugas
lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian lalu
lintas
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
kegiatan
bengkel
Kemacetan
lalu lintas
yang terjadi
Di sekitar lokasi
bengkel
V-27
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
c. Penanggulangan
limbah
d. Timbulan Limbah
Padat dan
kesehatan
masyarakat
e. Pencemaran
Udara dan
perubahan iklim
mikro
Sumber Dampak
Aktivitas bengkel
dan pekerja
Parameter
Yang
Dipantau
Tolak ukur
adalah prilaku
pekerja dan
konsumen
bengkel
Aktivitas bengkel
dan pekerja
Tolak ukur
adalah prilaku
pekerja dan
konsumen
bengkel
Aktivitas bengkel
Kandungan
CO, CO2,
Pb2+, SOX,
NOX, dan
partikulat
harus sesuai
dengan PP
No.41 Tahun
1991
Melakukan minimalisasi
limba
Pencegahan terkadinya
kontaminasi air dengan
bahan lain seperti oli,
bahan bakar, gemuk dan
lain-lain
Menyediakan bak/wadah
tempat penampungan
sementara
Pengadan pekerja yang
bertugas untuk
mengawasi dan mengatur
sampah
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Sekitar lokasi
bengkel
Sekitar lokasi
bengkel
Sekitar lokasi
bengkel
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Selama
kegiatan
bengkel
Pengamatan
kesehatan
masyarakat
dan pekerja
Di sekitar lokasi
bengkel
Selama
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
Selama
kegiatan
bengkel
Tingkat
kebauan serta
munculnya
serangga
Pengamatan
pola penyakit
dimasyarakat,
antara lain
status gizi,
penyakit
menular dan
penyakit
lainnya
Di sekitar lokasi
bengkel
Selama
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
Selama
kegiatan
bengkel
Pengukuran
suhu udara
dan parameter
udara dilokasi
dan disekitar
lokasi
Di sekitar lokasi
bengkel
Selama
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
V-28
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sumber Dampak
Parameter
Yang
Dipantau
f.
Pengelolaan Oli
Bekas
Aktivitas bengkel
Banyaknya
kendaraan
yang
mengganti oli
dalam satu
hari
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
kegiatan
bengkel
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Jumlah
pengelolaan
oli bekas
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Di sekitar lokasi
bengkel
Periode
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Selama
bengkel
beroperasi
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Pemilik
begkel
BLH
V-29
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
VI-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
hidup,
maka
kami
bersedia
untuk
menghentikan
operasional
Juli 2014
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor