Professional Documents
Culture Documents
sedunia. Hari yang dieringati untuk mengingatkan kita bahwa HIV-AIDS belum dapat
disembuhkan. Belum ada obat yang dapat mengobati penyakit ini dengan sempurna. Obat
ARV hanya dapat memperlambat atau menghentikan perkembangan virus HIV saja.
Wacana tentang HIV-AIDS menjadi tajuk berita yang hangat diberitakan di setiap
media massa. Peningkatan jumlah kasus HIV-AIDS atau ODHA terjadi dimana saja di
seluruh dunia. Peningkatan jumlah kasus juga gterjadi di Kota Singkawang. Menurut
Achmad Kismed (red; Kepala Dinkes Kota Singkawang) terjadi peningkatan jumlah
kasus yang cukup signifikan setiap tahunnya. Peningkatan terjadi karena HIV-AIDS
mempunyai fenomena gunung es. Fenomena gunung es ini yang membuat HIV-AIDS
menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.
HIV-AIDS menjadi momok yang sangat menakutkan bagi manusia diseluruh
dunia. Hal ini wajar saja,dengan alasan belum adanya obat yang dapat menyembuhkan
penyakit ini,kemampuan HIV-AIDS sebagai pembunuh tidak pandang bulu. HIV-AIDS
dapat menyerang siapa saja. Dari usia bayi sampai dewasa dapat mengidap dan hidup
dengan virus ini. Stigma yang buruk dari masyarakat terhadap ODHA juga menjadi
alasan lainnya HIV-AIDS sebagai momok menakutkan.
Stigma masyarakat yang buruk harus dapat dihilangkan terhadap ODHA. Stigma
tersebut mempunyai efek negatif yang lebih berbahaya kepada masyarakat. Penderita
ODHA yang dikucilkan oleh masyarakat akibat stigma tersebut bukanlah obat
penyembuh maupun pelipur lara bagi mereka.stigma tersebut hanya akan membuat rasa
frustasi yang berkepanjangan bagi penderita ODHA.Stigma yang membuat rasa frustasi
bagi ODHA haya dapat diubah dan dihilangkan dengan memberikan pendidikan dan
pengetahuan yang luas terhadap masyakat tentang HIV-AIDS. Social Marketing atau
pemasaran sosial merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan secara luas dalam
memberikan pengetahuan positif bagi masyarakat luas.
PEMSASARAN SOSIAL
Dua aspek penting yang menarik dari ungkapan Les Robinson yang terkenal lewat
teori social marketing The Seven Door Approach, yaitu perkembangan masyarakat
(community development) dan pendidikan (education). Social marketing memang bukan
sekadar memasarkan sebuah gagasan untuk tujuan non-profit. Social marketing atau
pemasaran sosial pada intinya adalah upaya mengubah pandangan dan perilaku
masyarakat melalui perubahan sosial. Cara yang dipandang paling tepat untuk
melakukannya menurut Les adalah melalui pendidikan.
Philip Kotler dan Gerald Zaltman, istilah social marketing memiliki makna
yang tak jauh dari arti kata pemasaran dalam dunia bisnis itu sendiri. Social marketing
mengacu pada penerapan strategi pemasaran dalam memecahkan masalah sosial dan
kesehatan masyarakat, pada awalnya. Dalam kenyataan, teknik dan strategi pemasaran
secara luar bisa telah berhasil mendorong masyarakat untuk membeli sebuah produk,
sehingga secara teori para ahli melihat teknik-teknik menjual semacam itu juga bisa
diadaptasi untuk menjual gagasan dan perilaku dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Selama ini, berbagai masalah sosial dan kesehatan dipicu oleh perilaku
tertentu. Sebagai contoh penyebaran HIV-AIDS, kecelakaan lalu lintas atau
kehamilan yang tidak diinginkan sangat terkait dengan perilaku dan pandangan yang
perlu diubah. Masalah-masalah kesehatan sendiri memang memiliki dimensi sosial,
sekaligus individual. Sebagai contoh, hasil penelitian yang pernah dilakukan di Inggris
memperlihatkan, kemiskinan merupakan indikator yang bersifat konsisten dan dasar dari
sehat tidaknya masyarakat di Inggris. Kurangnya kesempatan, pilihan dan pemberdayaan
memicu sulitnya masyarakat menerapkan gaya hidup sehat. Di sini, social marketing
menawarkan sebuah solusi dengan mempengaruhi perilaku, tak hanya warga negara
secara individu, namun juga kelompok masyarakat yang berpengaruh dan pembuat
kebijakan. Para pelaku pemasaran sosial, bisa menyasar pada media, organisasiorganisasi dan penyusun kebijakan dan peraturan. Social marketing sebagaimana
pemasaran secara generik bukanlah teori yang berdiri sendiri. Pemasaran sosial
merupakan sebuah kerangka atau struktur kerja yang tersusun atas berbagai pengetahuan
lain seperti teori ilmu-ilmu psikologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi dalam
rangka memahami cara mempengaruhi perilaku masyarakat. Sebagaimana juga dasar
marketing bisnis, pemasaran sosial didasarkan pada proses perencanaan logis yang
melibatkan riset yang berorientasi pada konsumen, analisis pemasaran, segmentasi
pemasaran, menentukan sasaran dan identifikasi strategi dan taktik pemasaran.
Pemasaran sosial (marketing social) merupakan aplikasi strategi pemasaran
komersil untuk menjual gagasan dalam rangka mengubah sebuah masyarakat, terutama
dalam manejemen yang mencakupanalisis,perencanaan,implementasi,danpengawasan.
UNSUR-UNSUR PEMASARAN SOSIAL
1.
Produk Sosial
Yang termaksud produk sosial adalah berupa gagasan dan praktek. Perubahan
gagasan atau perilaku yang sifatnya merugikan masyarakat kepada gagasanatau perilaku
baru yang lebih baik adalah tujuan dari adalah tujuan dari pemasaran sosial.Gagasan dan
perilaku adalah produk yang dipasarkan.
2.
Target adopter
Tujuan-tujuan pemasaran sosial mengarah pada satu kelompok atau lebih terget
adopter. Ada sejumlah kelompok yang dapat diatasi dengan cara-cara yang beragam
seperti atas dasar usia, status sosial ekonomi, jumlah keluarga atau lokasi geografis.
Ketiga itu termaksud dalam teknologi Manajemen Perubahan Sosial.
3.
Tugas ahli pemasaran sosial selanjutnya adalah menghadirkan solusi secara efektif
untuk kelompok target adopter.
5.
Ahli pemasaran sosial harus harus siap mengirimkan atau memasarkan praktik
sosial darisuatu kegiatan perubahan sosial, yang mulai diminati masyarakat target
adopternya.
6.
Mempertahankan Pasar
pasar ataupun kemampulabaan). Yang harus dicapai oleh para manejemen untuk masing
masing produk atau lini produk. (http://atika-cute.blogspot.com/2012/10/makalapemasaran-sosial.html)
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KAMPANYE PRODUK SOSIAL
Pemasaran sosial seringkali digunakan untuk menyebarluaskan gagasan yang
menyangkut isu kesehatan, isu kemiskinan, maupun isu lingkungan. Sosialisasi isu-isu
sosial seperti HIV-AIDS belakangan ini cukup banyak berkembang dan komplek yang
perlu untuk segera diselesaikan. Isu HIV-AIDS diangkat karena sampai saat ini HIVAIDS masih menjadi perhatian utama dan pokok permasalahan yang dapat mengancam
kesehatan masyarakat itu sendiri apabila tidak diselesaikan dengan cara yang tepat.
Budaya masyarakat yang menciptakan stigma buruk HIV-AIDS sudah sangat mengakar
dalam masyarkat. Stigma buruk HIV-AIDS membuat citra buruk bagi ODHA sehingga
mereka dikucilkan oleh masyarakat. Untuk memperbaiki citra yang buruk langkah pertma
yang dapat dilakukan adalah dengan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas tanpa memberikan
efek negatif dan memberikan respon yang positif dalam merubah stigma mayarakat dan
juga perilaku masyarakat luas.
Pengertian komunikasi menurut para ahli
Berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar maupun
salah. Begitu juga model atau pun teori, definisi harus dilihat dari manfaatannya untuk
menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan kemudian mengevaluasinya. Menurut Carl
I. Hovland, komunikasi merupakan proses mengubah perilaku orang lain. Komunikasi
adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (comunicate)
(Mulyana, 2010:68). Proses komunikasi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi tidak
sekedar penyampaian pesan atau tidak hanya bersifat informatif, melainkan agar orang
lain mengetahui sesuatu, tetapi juga harus bersifat persuasif dengan tujuan agar
masyarakat bersedia menerima suatu paham, keyakinan dan atau melakukan sesuatu
perbuatan atau kegiatan. Sedangkan menurut paradigma Lasswell, dapat dipahami bahwa
komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Mulyana, 2010:71). Kegiatan
komunikasi dapat dilihat dengan menjawab pertanyaan who (komunikator), says what
(pesan), in which channel (saluran atau media), to whom (khalayak sasaran), with what
effect (efek).
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL
Strategi komunikasi pemasaran sosial dapat dipahami dengan menguraikan
unsur-unsur pokoknya, yaitu strategi komunikasi dan pemasaran sosial. Adapun strategi
koumunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning)
dan manajemen komunikasi (communication manajement) untuk mencapai suatu tujuan
(goal). Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi
(Effendy, 2004:29). Strategi komunikasi erat hubungannya antara tujuan yang hendak
dicapai dengan konsekuensi-konsekuensi (masalah) yang harus diperhatikan, kemudian
Daftar Pustaka
Nasaruddin.(2014). Pengidap HIV/AIDS Singkawang Tertinggi di Kalbar.
Terarsip.http:// http://pontianak.tribunnews.com/2014/04/02/pengidaphivaids-singkawang-tertinggi-di-kalbar.Diakses 22 Februari 2015
Defri Werdiyono. (2009). Wah Yogya Penyumbang Sampah Terbesar.
Terarsip
http://regional.kompas.com/read/2009/10/12/20101527/wah...yogya.pe
nyumbang.sampah.terbesar. Diakses22 Februari 2015
Mulyana Deddy. M.A. (2010). Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fiske, John. (2004). Cultural and Communication Studies (Sebuah pengantar paling
komprehensif). Yogyakarta: Jalasutra.
Thomas, Jane. Using Social Marketing to Address Obesity: The ongoing Liverpools
Challenge Social Marketing Programme. Journal of Communication in Healthcare
Volume 2 Number 3 2009.
Kotler, Philip dan Lee, Nancy R. (2009). Up and Out Of Poverty (The Social Marketing
Solution). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Rakhmat, Jalaluddin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulaksana, Uyung. (2007). Integrated Marketing Communications: Teks dan Kasus.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Uchjana Effendy, Onong. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Citra
Aditya Bakti.