You are on page 1of 5

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Ny. C Umur 26 Tahun P0A0


Umur Kehamilan 38 Minggu
Di Klinik Kasih Sayang

Tanggal Pengkajian

: 28 September 2015, 08.00 WIB

Nama Pengkaji

: Bidan A

I.

PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2. Ibu mengatakan ada rasa seperti ingin BAB.
B. DATA OBYEKTIF
1. KU
: Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Perineum menonjol
4. Vulva- vagina dan spingter ani membuka
5. Keluarnya lendir dan darah yang semakin banyak
6. Vt
: Pembukaan serviks lengkap, Terlihatnya bagian kepala bayi
pada introitus vagina

II.

INTERPRESTASI DATA
A. Diagnosa : Ibu dengan P0A0 26 tahun 38 minggu inpartu kala II (pembukaan 10 cm).
B. Masalah
: Ibu mengalami tanda- tanda fisiologis dalam persalinan.
C. Kebutuhan : Mulai dipimpin untuk meneran.

III.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI


Tidak Ada

V.

PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH


1. Lakukan pemeriksaan dalam.
2. Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran
bayinya.
3. Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan.
4. Berikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya.

5.
6.
7.
8.
9.

Tentramkan hati ibu dalam mengahadapi dan menjalani kala ll persalinan.


Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan bila diperlukan.
Bantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.
Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk meneran.
Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama proses persalinan

berlangsung.
10. Berikan penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali akan melakukan
11.
12.
13.
14.
15.
VI.

tindakan.
Diagnosis kala II dan mulai meneran.
Pemantauan ibu pada kala II.
Pemantauan janin sebelum bayi lahir.
Pemantauan saat bayi lahir.
Langkah IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

PELAKSANAAN
1. Melakukan pemeriksaan dalam, meliputi :
a. Perineum
b. Porsio
c. Pembukaan
d. Ketuban
e. Presentasi
f. Penurunan
2. Menganjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya.
3. Menganjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu mengganti
posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan
memberikan dukungan serta semangat selama persalinan.
4. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan
5.
6.
7.
8.

menjelaskan tahapan kemajuan persalinan.


Menentramkan hati ibu dalam mengahadapi dan menjalani kala II persalinan.
Melakukan bimbingan dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
Membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.
Setelah pembukaan lengkap, menganjurkan ibu untuk meneran apabila ada dorongan kuat
dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran panjang dan menahan

nafas. Menganjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.


9. Memberikan rasa aman dan semangat serta menentramkan hatinya selama proses persalinan
berlangsung.
10. Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali akan
melakukan tindakan, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, menjelaskan apa yang
dialami ibu dan bayinya serta hasil dari pemeriksaan.
11. Mendiagnosis kala II dan mulai meneran, dengan cara :
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
b. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada tangan yang akan melakukan
pemeriksaan dalam.
c. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dalam.

d. Melakukan pemeriksaan dalam secara hati- hati untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap.
e. Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran maka membantu ibu
untuk mengambil posisi yang nyaman untuk meneran.
f. Memberikan ibu minum dan memantau DJJ setiap 5 menit.
g. Memastikan ibu bisa beristirahat diantara kontraksi.
12. Memantau ibu pada kala II, meliputi :
a. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit.
b. Suhu, nadi, dan respirasi ibu setiap 30 menit.
c. DJJ setiap 5- 10 menit.
d. Memastikan ibu sudah berkemih dalam 2 jam terakhir.
e. Memeriksa apakah ada kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya (setelah
bayi lahir).
13. Memantau janin sebelum bayi lahir, meliputi :
a. DJJ setiap selesai meneran.
b. Penurunan kepala bayi melalui memeriksa abdomen (memeriksa bagian luar) setiap 30
menit dan memeriksa dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi.
c. Memeriksa kondisi kepala janin (apa ada Caput atau Moulage).
d. Memeriksa warna cairan ketuban.
e. Memeriksa apa ada presentasi majemuk (tangan, tali pusat).
f. Melihat apa terjadi putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir.
14. Memantau saat bayi lahir, meliputi :
a. Bayi menangis atau tidak (bernafas tanpa kesulitan).
b. Bayi bergerak dengan aktif atau dalam keadaan lemas.
c. Warna kulit bayi merah muda, pucat atau biru.
15. Melakukan langkah IMD (Inisiasi Menyusu Dini), dengan langkah sebagai berikut :
Langkah I
a. Mencatat waktu kelahiran bayi, tepat saat waktu bayi lahir.
b. Meletakkan bayi di atas perut bawah ibu.
c. Mengeringkan bayi, menyelimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit
sebelum tali pusat diklem. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya dengan halus, tanpa membersihkan verniks.
d. Menghindari pengeringan tangan bayi.
e. Menghindari isap lendir di dalam mulut bayi.
f. Melakukan rangsangan taktil dengan menggosok punggung, perut, dada atau
tungkai kaki dengan telapak tangan.
g. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).
h. Menyuntikkan secara IM 10 Iu Oksitosin pada ibu.
i. Membiarkan bayi berada di atas handuk atau kain bersih di perut ibu.
Langkah II
a. Setelah 2 menit pascapersalinan, melakukan penjepitan tali pusat dengan klem
sekitar 3 cm dari dinding perut bayi. Dari titik jepitan, menekan tali pusat dengan 2

jari, kemudian mendorong isi tali pusat kearah ibu. Melakukan penjepitan kedua
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi ibu. Memotong tali pusat
ditunda sampai tali pusat berhenti berdenyut.
b. Memegang tali pusat diantara klem tersebut. Satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua
klem tersebut.
c. Mengikat punting tali pusat dengan tali yang steril. Melingkarkan tali disekeliling
punting tali pusat dan mengikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati pada
bagian yang berlawanan.
d. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu, meluruskan bahu bayi menempel di dada
ibu. Kepala bayi harus berada diantara payudara ibu, tapi lebih rendah dari putting.
e. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi dikepala bayi.
f. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
satu jam. Meminta ibu untuk memeluk dan membelai bayinya.
g. Menghindari kontak kulit ke kulit tersebut.
Langkah III
a. Membiarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusu.
b. Menganjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusui,
misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lain. Menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar 10- 15 menit. Bayi cukup untuk menyusu
dari satu payudara.
c. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai
menyusu. Menunda pula memandikan bayi 6- 24 jam setelah bayi lahir.
d. Mengusahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi diruang bersalin sehingga
bayi selesai menyusu.
e. Segera setelah bayi baru lahir selesai menghisap , bayi akan berhenti menelan dan
melepaskan putting. Bayi dan ibu segera mengantuk. Membungkus bayi dengan
kain bersih dan kering lalu melakukan penimbangan dan pengukuran bayi,
f.

memberikan suntikan vit K, dan mengoleskan salep antibiotik pada mata bayi.
Mengenakan pakaian pada bayi atau tetap menyelimuti. Menutup bayi dengan topi

selama beberapa hari pertama.


g. Satu jam kemudian memberikan bayi suntikan hepatitis B pertama.
h. Menempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Meletakkan kembali bayi dekat
dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bias menyusu sesering
keinginannya.
VII.

EVALUASI

Ibu dengan P0A0 26 tahun 38 minggu jam , tanggal 28 September 2015 bayi lahir spontan
segera menangis. Apgar skor 8, jenis kelamin Laki- Laki, BB 2500 gram, PB 25 cm. Tidak terjadi
perobekan perineum.

You might also like