You are on page 1of 1

Analisis ekosistem hutan mangrove di Pantai Pasuruan menggunakan metode sistem informasi

geografi

Chatarina Muryani

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peranan hutan mangrove terhadap ekosistem
pesisir karena nilai ekonomis dan nilai ekologis yang sangat tinggi. Nilai ekonomis langsung dari hutan
mangrove berupa vegetasi mangrove itu sendiri baik berupa batang, daun, bunga maupun akarnya. Nilai
ekonomis tidak langsung hutan mangrove pada keberlanjutan produktifitas perikanan pesisir dan perairan
lepas pantai. Secara ekologis hutan mangrove memasok nutrient dan menjadi perantara bagi ekosistem
daratan dan lautan, dapat melindungi pantai dan sebagai tempat pemijahan, pembesaran dan tempat
mencari makan bagi berbagai jenis ikan, udang, kepiting, kerang-kerangan dan berbagai binatang lainnya.
Permasalahan utama pada hutan mangrove adalah terjadinya penebangan dan degradasi untuk berbagai
peruntukan, terutama untuk tambak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk meneliti perubahan. luas dan
sebaran hutan mangrove di pantai Pasuruan dari Th 1981- Th 1994 dan Th 1994 - Th 2008, (2) Untuk
meneliti perbedaan parameter lingkungan pada ketebalan, kepadatan dan diversitas hutan mangrove yang
berbeda-beda di pantai Pasuruan, (3) Untuk meneliti perbedaan keanekaragaman makrozoobentos pada
ketebalan, kepadatan dan diversitas hutan mangrove yang berbeda-beda di pantai Pasuruan, (4) Untuk
meneliti ketebalan, kepadatan dan diversitas hutan mangrove optimum untuk mendukung keragaman
makrozoobentos. Ada tiga tahapan penelitian yang telah dilakukan, yaitu (1) interpretasi foto udara
panchromatik hitam putih (th 1981 dan 1994), dan citra IKONOS (th 2005) dan tumpang susun peta untuk
mengetahui perubahan luas dan sebaran hutan mangrove dari th 1981 - th 2008, (2) Meneliti ketebalan,
kerapatan dan diversitas hutan mangrove serta faktor-faktor lingkungan pada ekosistem hutan mangrove, (3)
Meneliti jumlah genus dan jumlah individu makrozoobentos untuk mengetahui keragaman makrozoobentos
pada ekosistem hutan mangrove di pantai Pasuruan. Sampel dipilih pada daerah yang mempunyai
ketebalan, kerapatan dan diversitas hutan mangrove bervariasi serta mewakili daerah di sepanjang pantai
Pasuruan. Lokasi sampel ditentukan di Desa Semare mewakili daerah penelitian bagian barat, Kecamatan
Bugul Kidul Kota Pasuruan mewakili daerah penelitian bagian tengah serta Desa Penunggul dan Desa
Kedawang Kecamatan Nguling mewakili daerah penelitian bagian timur. Pada masing-masing ketebalan
hutan mangrove dibuat 3 buah transek memanjang dari hutan mangrove batas darat sampai ke batas laut
tegak lurus garis pantai. Ditentukan 3 buah plot sampel mewakili hutan mangrove "tipis", 6 plot sampel
mewakili hutan mangrove "sedang" dan 9 plot sampel mewakili hutan mangrove "tebal". Hasil penelitian
tahap-1 menunjukkan telah terjadi perubahan luas hutan mangrove sangat nyata selama th 1981 - th 2008.
(a) Pada kurun waktu th 1981 - th 1994 terjadi penurunan luas hutan mangrove sangat besar, yaitu 528,2
hektar (78,72 %), penurunan luas terbesar di Kecamatan Kraton seluas 312,8 hektar ; (b) Pada kurun waktu
th 1994 - th 2008 terjadi penambahan luas hutan mangrove 337,8 hektar (236%), penambahan luas terbesar
di Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan seluas 75,25 hektar. Hasil penelitian tahap-2 menunjukkan bahwa
ada perbedaan nilai parameter lingkungan terutama untuk bahan organik air dan tanah, tekstur tanah untuk
ketebalan, kerapatan dan diversitas hutan mangrove hutan mangrove yang berbeda-beda. Secara statistik
(berdasarkan analisis MANOVA) terdapat perbedaan faktor-faktor lingkungan pada ketebalan, kerapatan dan
diversitas hutan mangrove secara bersama-sama. Hasil penelitian tahap-3 menunjukkan bahwa ada
perbedaan jumlah taksa, jumlah individu dan indeks keanekaragaman makrozoobentos pada ketebalan,
kerapatan dan diversitas hutan mangrove yang berbeda-beda. Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi
ketebalan, kerapatan dan diversitas hutan mangrove, semakin bervariasi jumlah taksa yang diketemukan dan
semakin tinggi indeks keanekaragamannya. Berdasarkan analisis MANOVA (simultan) terdapat perbedaan
jumlah genus dan jumlah individu makrozoobentos pada ketebalan, kerapatan dan diversitas hutan
mangrove secara bersama-sama. Struktur mangrove optimum untuk keragaman makrozoobentos di pantai
Pasuruan adalah ketebalan lebih dari 120 meter, kerapatan antara 45-50 meter dan diversitas lebih dari 5
spesies. Model hutan mangrove yang paling baik untuk pantai Pasuruan adalah hutan mangrove alami yang
dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah ini yang dapat dijumpai di muara-muara sungai. Kata Kunci:
Ekosistem Hutan mangrove, SIG, Ketebalan, Kerapatan, Diversitas.

1/1

You might also like