You are on page 1of 4

Prosedur Pemeriksaan

Pemeriksaan Extra Oral


Pemeriksaan bentuk kepala, tipe-tipenya:
a. Mesocephalic : bentuk kepala rata-rata, dengan lengkung gigi yang normal
b. Dolicocephalic : bentuk kepala panjang dan sempit, memiliki lengkung
gigi yang sempit
c. Branchycephalic : bentuk kepala lebar dan pendek, dengan lengkung gigi
yang lebar
Pemeriksaan bentuk facial, tipe-tipenya :
a. Mesoprosopic : bentuk wajah normal atau rata-rata
b. Euryprosopic : bentuk wajah lebar dan pendek
c. Leptoprosopic : bentuk wajah panjang dan sempit
Evaluasi simetri wajah
Pemeriksaan

kesimetrisan

wajah

pasien

adalah

bertujuan

untuk

menentukan disproporsional wajah pada bidang vertical dan transversal.


Ketidaksimetrisan wajah dapat terjadi karena :
a. Defek congenital
b. Atropi atau hipertropi hemi-fasial
c. Ankilosis condilar unilateral atau hyperplasia
Pemeriksaan profil wajah
Pemeriksaannya dengan cara melihat wajah pasien dari samping. Profil
wajah dapat membantu dalam mendiagnosis penyimpangan hubungan maksilomandibula.profil wajah diperkirakan dengan menghubungkan 2 garis, yaitu :
-

Menghubungkan garis dahi dan titik A dijaringan lunak


Menghubungkan titik A dan pogonion jaringan lunak

Berdasarkan hubungan garis tersebut, maka terdapat 3 tipe profil wajah, yaitu :
a. Straight profile : dua garis menbentuk suatu garis lurus
b. Convex profile : dua garis membentuk suatu sudut dengan kecekungan
jaringan lunak. Jenis profil terjadi sebagai akibat dari suatu maksila yang

prognatik atau mandibula retrognatik , seperti yang terlihat pada kasus


maloklusi klas II div I
c. Concave profile : dua garis membentuk suatu sudut yang kecembungan
terhadap jaringan. Tipe profile ini dihubungkan dengan mandibula
prognatik atau maksila retrognatik seperti pada maloklusi klas III.
Pemeriksaan facial divergen
Facial divergen didefinisikan sebagai suatu inklinasi anterior atau posterior
dari wajah bagian bawah terhadap dahi. Divergensi wajah umumnya dipengaruhi
etnik pasien dan latar belakang ras. Divergensi wajah dapat dibagi dalam 3 tipe,
yaitu :
a. Anterior divergen : suatu garis ditarik diantara dahi dan dagu,
menunjukkan suatu inklinasi kearah anterior terhadap dagu
b. Posterior divergen : suatu garis ditarik antar dahi dan dagu, menunjukkkan
suatu inklinasi kearah posterior terhadap dagu
c. Staright atau orthognati : garis antar dahi dan dagu adalah lurus terhadap
terhadap lantai.
Pemeriksaan hubungan antero-posterior rahang
Idealnya dasar skeletal maksila adalah 2-3mm didepan dasar skeletal
mandibula ketika gigi dalam keadaan oklusi. Perhitungan dilakukan dengan
meletakkan jari telunjuk dan jari tengah masing-masing pada titik A dan B pada
jaringan lunak. Pada pasien skeletal klas II, posisi jari telunjuk adalah pada
anterior terhadap jari tengah atau hand point upward. Pada pasien skeletal klas
III, posisi jari tengah didepan jari telunjuk atau hand point downwards. Pada
pasien dengan pola skeletal klas I, hand is at an even level.
Pemeriksaan skeletal vertical
Secara normal, jarak dari suatu titik antara alis mata terhadap junction
hidung dengan bibir atas, akan sama dengan jarak dari titik akhir permukaan
bawah dagu.suatu pengurangan pada tinggi wajah bagian bawah diasosiasikan
dengan deepbite, sementara peningkatan tinggi atau panjang pada wajah bagian
bawah diasosiasikan dengan anterior openbite.

Hubungan vertical skeletal dapat juga diperkirakan dengan mempelajari


sudut yang terbentuk antara tepi bawah mandibula dan plane Frankfort horizontal
(suatu garis antaractitik paling atas dari eksternal auditory meatus dan tepi inferior
mata). Secara normal, dua bidang menyilang atau memotong pada region
occipital. Pada kasus dua bidang bertemu diluar regio occipital mengindikasikan
pertumbhan wajah horizontal. Jika dua bidang bertemu pada bagian anterior
terhadap regio occipital mengindikasikan pertumbuhan wajah vertikal.
Evaluasi keseimbangan wajah
Keseimbangan wajah yang baik dapat dibagi dalam 3 bagian vertikal yang
sama dengan menggunakan 4 bidang horizontal, yaitu :
-

Pada level garis rambut


Supraorbital ridge
Dasar hidung
Tepi inferior dagu
Pada wajah bagian bawah, bibir atas menempati 1/3 bagian atas, sementara

dagu menempati 2/3 bagian sisanya.


Pemeriksaan bibir
Secara normal, bibir atas menutupi seluruh permukaan labial anterior atas
kecuali insisal 2-3mm. Bibir bawah menutupi seluruh permukaan labial anterior
bawah dan 2-3mm edge insisal anterior atas. Bibir dapat diklasifikasikan dalam 4
tipe berikut, yaitu :
a. Competent lips : bibir pada kontak ringan, sementara otot-otot dalam
keadaan istirahat.
b. Incompetent lips : secara morfologi bibir pendek, tidak dapat membentuk
suatu pola penutupan bibir dalam keadaan istirahat. Penutupan bibir hanya
dapat dilakukan dengan kontraksi aktif dari otot-otot perioral dan mentalis.
c. Potentially incompetent lips : bibir normal yang gagal untuk membentuk
suatu pola penutupan bibir akibat proklinasi insisiv-insisiv atas.
d. Everted lips : bibir hipertropi dengan lemahnya kontinuitas otot-otot.
Pemeriksaan hidung

a. Ukuran hidung : secara normal hidung terletak pada 1/3 tinggi total wajah
(dari garis rambut sampai ke tepi bawah dagu)
b. Kontur hidung : bentuk hidung bias lurus, cembung atau crooked sebagai
akibat dari nasal injuries
c. Lubang hidung : berbentuk oval, harus simetri secara bilateral. Stenosis
nostril dapat mengindikasikan terhalangnya pernafasan hidung.
Pemeriksaan dagu
a. Mentolabial sulkus
adalah suatu cekungan yang terlihat dibawah bibir bawah. Sulkus
mentolabila yang dalam dapat dilihat pada maloklusi klas II div I
sementara sulkus yang dangkal pada bimaksilari protrusi.
b. Aktivitas mentalis
Secara normal, otot-otot mentalis tidak dapat menunjukkankontraksi
apapun saat posisi istirahat. Aktivitas hiperaktif mentalis dapat terlihat
pada beberapa keadaan maloklusi seperti kasus maloklusi klas II div I, hal
ini menyebabkan dagu berkerut.
c. Posisi dagu
Dagu yang menonjol biasanya dihubungkan dengan maloklusi klas III,
sementara gau yang resesif biasanya dihubungkan dengan maloklusi klas
II.
Pemeriksaan sudut nasolabial
Sudut ini terbentuk antara tepi bawah hidung dan suatu garis yang
menghubungkan interseksi (penyilangan) hidung dan bibir atas dengan ujung bibir
(labrale superius). Sudut ini normalnya 110. Sudut ini berkurang jika pasien
memilki gigi geligi anterior maksila yang proklinasi atau prognatik maksila. Sudut
ini juga bisa bertambah pada pasien yang retognatic maksila atau retroklinasi
maksila anterior.
Bhallajhi,SI. Orthodontics Art and Science.Arya Publishing House. New
Delhi.2006.

You might also like