Professional Documents
Culture Documents
ISBN 979-97893-0-3
Abstrak
Proses SHARON (Single reactor High activity Ammonia Removal Over Nitrite)-Anammox (Anaerobic
Ammonium Oxidation) belum pernah digunakan untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi urea
tinggi. Data-data yang diperoleh dari percobaan pendahuluan belum dapat menjelaskan unjuk kerja
reaktor SHARON dengan umpan berupa urea-amonia. Oleh karena itu, perlu disusun pemodelan
matematika untuk menentukan parameter kinetika pertumbuhan mikroba dan parameter stoikiometrik
reaksi yang terjadi pada reaktor SHARON. Penyusunan model dilakukan berdasarkan neraca massa
reaktor tangki kontinyu berpengaduk. Model yang dihasilkan berupa sistem persamaan non-linear yang
diselesaikan dengan program Matlab. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat sama
dengan nol pada keluaran reaktor SHARON dengan umpan urea-amonia tidak dapat dicapai. untuk
mendapatkan nisbah nitrit terhadap nitrat yang ekuimolar, diperlukan umpan dengan komposisi urea dan
bikarbonat yang ekuimolar. Parameter kinetik yang diperoleh dari hasil optimasi model adalah, max =
amm
1,16E-05 s-1, max = 3,998E-05 s-1, K NH3 = 3,34E-02 mol mL-3, K I,HNO2 = 1,45E-02 mol mL-3, K HNO2 =
nit
amm
amm
nit
Abstract
SHARON (Single reactor High activity Ammonia Removal Over Nitrite)-Anammox (Anaerobic
Ammonium Oxidation) has never been used for treating wastewater with high urea content. Three prior
researches have been done to examine the performance of SHARON process with urea-ammonia feed but
the results are still unable to explain its performance. To explain these results, a model of SHARON
process is needed to be built. Based on material balances of SHARON process in a stirred tank reactor, a
model was built. The model is nonlinear differential equation system and was solved using least square
method with the help of MATLAB. The simulation result shows that nitrate was always occurred in the
effluent of the SHARON process. Based on this research, equimolar nitrite to ammonia ratio can be
obtained only if the feed is equimolar in urea and bicarbonate composition. Optimized kinetic parameter
obtained are max = 1,16E-05 s-1, max = 3,998E-05 s-1,
amm
nit
amm
-3
K amm
NH3 = 3,34E-02 mole mL , K I,HNO2 = 1,45E-
nit
02 mole mL-3, K HNO2 = 6,14E-03 mole mL-3. This results show that there are inhibition in oxidizing
ammonium in the reactor and inhibition on growth of nitrite oxidizer.
Keywords: modeling, SHARON, urea-ammonia, kinetic parameter
KKR 13 -2
KKR 22 -1
1. Pendahuluan
Proses SHARON memiliki berbagai
keunggulan jika dibandingkan dengan teknologi
pengolahan air limbah konvensional. Proses
SHARON yang digabungkan dengan proses
Anammox (Anaerobic Ammonium Oxidation)
mampu mengolah air limbah dengan konsentrasi
amonia lebih dari 2000 ppm dan perbandingan C
terhadap N lebih kecil dari 0,15. Sementara itu,
teknologi pengolahan air limbah konvensional
hanya mampu mengolah air limbah dengan
kandungan nitrogen kurang dari 200 ppm
(Setiawan dan Wibisono, 2003).
Dengan keunggulan tersebut, proses
SHARON memiliki potensi yang besar untuk
diaplikasikan dalam sistem pengolahan air
limbah industri pupuk urea yang memiliki
kandungan nitrogen lebih dari 2000 ppm.
Permasalahannya,
85%
nitrogen
yang
terkandung dalam air limbah tersebut berada
dalam bentuk senyawa urea. Proses SHARON
telah terbukti memiliki unjuk kerja yang baik
dalam pengolahan limbah amonia. Namun,
kinerjanya dalam mengolah air limbah dengan
kandungan urea-amonia masih belum diketahui
secara pasti. Departemen Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung telah melakukan tiga buah
penelitian untuk mengevaluasi unjuk kerja
Reaktor SHARON dengan umpan berupa
limbah urea-amonia. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah mengetahui kondisi operasi
terbaik reaktor SHARON dengan menganalisa
pengaruh parameter HRT (Hydraulic Retention
Time), pH, dan konsentrasi urea dalam umpan
terhadap kinerja reaktor SHARON (Hartono dan
Praptana, 2005).
Data-data hasil percobaan yang
diperoleh ternyata belum dapat menjelaskan
fenomena yang terjadi pada reaktor SHARON
apabila umpan berupa air limbah urea-amonia
berkonsentrasi tinggi. Oleh sebab itu, perlu
disusun
pemodelan
matematika
untuk
menentukan parameter kinetika pertumbuhan
mikroba dan parameter stoikiometrik reaksi.
2. Fundamental
2.1 Proses SHARON-Anammox
Kombinasi
proses
SHARONAnammox bertujuan untuk mengolah air limbah
dengan kadar amonia tinggi menjadi gas
nitrogen. Pada dasarnya proses tersebut terdiri
atas tahap nitrifikasi parsial yang kemudian
dilanjutkan dengan oksidasi amonium secara
anaerobik. Reaktor SHARON berperan untuk
melakukan
nitrifikasi
parsial
dengan
mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan nitrat
dengan perbandingan komposisi 1 : 1.
Sedangkan reaktor Anammox berfungsi untuk
KKR 22 -2
X amm
2.
max
amm
KNH
3 + CNH 3
nit
2 = max
KOamm
2 + CO2
KIamm
, HNO2 + CHNO2
CHNO 2
C
nit O 2
X nit
nit
K HNO
+
C
K
2
HNO 2
O 2 + CO 2
(8)
1 dan
2 berturut-turut menyatakan
persamaan kinetika untuk reaksi oksidasi
amonium dan reaksi oksidasi nitrit.
Persamaan lain yang juga berkaitan
dengan kinetika reaksi SHARON adalah
persamaan
kesetimbangan
antara
amonium/amonia, dan asam nitrat/nitrit. Kedua
persamaan tersebut dinyatakan oleh persamaan 9
dan 10.
CNH C +
KeNH4 = 3 H
(9)
CNH+
4
C Li n, i
in
L
C L ,i
Ke HNO2 =
out
L
C H + C NO -
(10)
C HNO2
A
ij
dengan
K Iamm
C
C
C
CO2
1
, HNO2
nit
amm
rNH 4+ = ( ) (max
amm NH 3
amm O2
amm
X amm ) (nnit ) (max
nit HNO2
X nit )
Y1
K NH 3 + CNH 3 KO2 + CO2 K I ,HNO2 + CHNO2
K HNO2 + CHNO2 KOnit2 + CO2
KKR 22 -3
j=1
(11)
rNO 2 = (
K amm
C
CO 2
C
CO 2
1
1
amm
nit
namm ) ( max
amm NH 3
amm I , HNO 2
X amm ) ( ) ( max
nit HNO 2
X nit )
Y1
K NH 3 + C NH 3 K Oamm
+
C
K
Y2
K HNO 2 + C HNO 2 K Onit2 + CO 2
2
O2
I , HNO 2 + C HNO 2
rNO 3 = (
C
CO 2
1
nit
nit HNO 2
X nit )
) ( max
Y2
K HNO 2 + CHNO 2 KOnit2 + CO 2
amm
rXamm = max
rXnit = nit
max
(13)
K amm
CNH 3
C
amm O 2
amm I , HNO 2
X amm
K + CNH 3 KO 2 + CO 2 K I , HNO 2 + CHNO 2
(14)
amm
NH 3
HNO 2
nit
HNO 2
HNO 2
+C
CO 2
X nit
K + CO 2
(15)
nit
O2
Kamm
dCNH4 inL
CNH3
C
out
1
=
N L CNH4 ( amm
amm O2
amm I,HNO2
Xamm )
max amm
dt
VL
VL
Y1
KNH3 + CNH3 KO2 + CO2 KI,HNO2 + CHNO2
-(nnit nit
max
K amm
I,HNO2
C C
amm
K I,HNO2 + H + NO2
KeHNO2
(17)
C H + CNO2
)
KeHNO2
C
amm
nit
Xnit )]
X ) -(n nit max
nit O2
C H + CNO2 K O2
+ CO2
nit
K HNO2 +
KeHNO2
(
C C
( H + NO 2 )
dC NO 3
KeHNO 2
CO 2
inL
1
nit
= C NO 3 + max
X nit
C H + C NO 2 K Onit2 + CO 2
dt
VL
Y2
nit
K HNO 2 +
KeHNO 2
dC Xamm
C NH 3
C
= amm
amm O 2
max
amm
dt
K NH
C
K
+
3
NH 3
O 2 + CO 2
dC Xnit
nit
= max
dt
C H + C NO 2
)
Ke HNO 2
CO 2
X nit
C H + C NO 2 K Onit2 + C O 2
nit
+
K HNO
2
Ke HNO 2
(
(16)
CHNO2
C
nit O2 Xnit )
Knit
HNO2 + CHNO2 KO2 + CO2
(12)
(18)
K Iamm
, HNO 2
X amm
C H + C NO 2
amm
K I , HNO 2 +
KeHNO 2
(20)
3. Metodologi
Penelitian
ini
dirancang
untuk
dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap
pertama adalah pengumpulan data percobaan.
Data-data tersebut merupakan hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap kedua
merupakan pembangunan model matematika
berdasarkan neraca massa reaktor SHARON.
Model matematika yang dihasilkan berupa
sistem persamaan non-linear yang diselesaikan
dan disimulasikan dengan rutin fsolve pada
program MATLAB.
Secara garis besar, beberapa langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan model
matematika yang telah disusun adalah penentuan
tebakan awal, penulisan rutin MATLAB,
simulasi, dan optimasi.
KKR 22 -4
(19)
1
1 -n
Y1 amm
1
CNO- = 9,13 10-3 CNO-
3
3
1
Y2
(22)
Konversi urea
1
0,8
pH = 8,9
0,6
pH = 7
0,4
0,2
0
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,1
1,2
1,3
1,4
HRT [hari]
Berdasarkan
Gambar
2,
dapat
disimpulkan
bahwa
biodegradasi
urea
berlangsung cepat. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya konversi urea pada setiap HRT baik
pada pH = 7 maupun pH = 8,9. Semakin lama
HRT maka semakin banyak pula urea yang
terdegradasi
menjadi
amonia
karena
mikroorganisme dalam reaktor memiliki waktu
yang semakin banyak untuk mengkonversi urea.
Namun, pada HRT = 0,6 hari, konversi urea
lebih rendah dibandingkan dengan konversi
KKR 22 -5
Nitrit:Amonium
300
250
200
150
pH = 7
100
pH = 8,9
50
0
0.55
0.75
0.95
1.15
1.35
HRT (hari)
KKR 22 -6
Data
Pustaka
Data
Penelitian
Data
Penelitian
/Data
Pustaka
2,43E-05
1,16E-05
0,48
5. Kesimpulan
Hasil simulasi model matematika
menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat sama
dengan nol pada keluaran reaktor SHARON
dengan umpan urea-amonia tidak dapat dicapai.
Berdasarkan hasil penelitian ini, agar tercapai
nisbah nitrit terhadap amonium sebesar 1:1
maka umpan harus memiliki komposisi urea dan
bikarbonat yang ekuimolar.
Parameter kinetik yang diperoleh dari
1,22E-05
4 E-06
0,33
3,34E-02
3,34E-02
1,00
amm
I , HNO2
1,45E-02
1,45E-02
1,00
nit
HNO 2
1,90E-02
6,14E-03
0,32
amm
nit
nit
-3
mol mL-3, K amm
I,HNO2 = 1,45E-02 mol mL , K HNO2 =
KKR 22 -7
Daftar Notasi
Aij
= koefisien stoikiometrik komponen i
dalam reaksi j, mol
C G ,i
C Gin,i
C Lin,i
C L ,i
C L* ,i
k L ai
= koefisien perpindahan
volumetrik komponen i, s-1
ri
VG
VL
in
G
Gout
inL
out
L
massa
volumetrik
cairan
amm
m ax
nit
m ax
nit
amm
amm
K NH
3
K Oamm
2
K1amm
, HNO2
nit
K HNO
2
K Onit2
KKR 22 -7
Daftar Pustaka
[1]. Anthonisen, A.C., Loehr, R.E, Prakasam,
T.B.S dan Srinath, E.G. (1976). Inhibition
of nitrification by ammonia and nitrous
acid. J. Water Pollut.Control Fed., 48(5),
835-852
[2]. Hartono, Deny, Raimond Praptana, (2005),
Urea Biodegradation in The Wastewater
Using SHARON Process, Laporan
Penelitian,
Departemen Teknik Kimia,
ITB, 2005
C.,
A.A.J.C.
Schellen,
[3]. Hellinga,
J.W.Mulder, M.C.M. van Loosdrecht, J.J
Heijnen, (1998), The SHARON Process :
An Innovative Method for Nitrogen
Removal
From
Ammonium-Rich
Water
Science
and
Wastewater,
Technology, Vol.37, No 9, hal. 135-142
[4]. Pasaribu, Hety J., (2005), Biodegradasi
Urea Dalam Reaktor SHARON, Laporan
Penelitian, Bandung: Departemen Teknik
Kimia, Institut Teknologi Bandung
[5]. Setiawan, Asep Wawan, Irawan Wibisono,
(2003), Penelitian Secara Laboratorium
Biodegradasi Urea dan Ammoniak Dalam
Air Limbah dengan Proses SHARONAnammox, Laporan Akhir, Lembaga
Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat,
ITB, 2003.
[6]. Shuler, Michael L, dan F. Kargi. 1992.
Bioprocess Engineering Basic Concept.
New Jersey:Prentice-Hall
[7]. Sliekers, A.Olav, N. Derwort, J.L. Campos
Gomez, M.Strous, J.G. Kuenen, M.S.M
Jetten, (2002), Completely Autotrophic
Nitrogen Removal Over Nitrite In One
Single Reactor, Water Research, Vol. 36,
hal. 2475-2482
[8]. Van Dongen, L.G.J.M., M.S.M Jetten,
M.C.M van Loosdrecht, (2001), The
Combined SHARON/Anammox Process ,
London
[9]. Van Loosdrecht, Mark C.M, Eveline L.P
Volcke, Chris Hellinga, Sammy van der
Broeek, Peter A. Vanrolleghem, (2005),
Coupling the SHARON process with
Anammox: Model-based scenario analysis
with focus on operating costs, Water
Science & Technology Vol 52 No 4 hal.
107115
Volcke, Eveline L.P, Chris Hellinga,
[10].
Sammy van der Broeek, Mark C.M van
Loosdrecht, Peter A. Vanrolleghem, (2002),
Modelling The SHARON Process In View
of
Coupling
With
Anammox,
http://biomath.usent.be/,
Kenneth
Todar,
University
of
[11].
Wisconsin-Madison
Department
of
KKR 22 -