Professional Documents
Culture Documents
BETON NORMAL
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Penting.....
Ilmu itu ibarat air, hanya mengalir kepada orang yang rendah
hati
Berhenti mengatakan ah cuma begini karena akan menutup
pintu keilmuan Anda untuk belajar lebih jauh
Bersikaplah selalu seperti gelas kosong saat menuntut ilmu
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Mungkin Anda bingung, bagaimana sebagai engineer ketika anda berada
dilapangan atau proyek, anda dapat merancang mix design campuran
adukan beton menggunakan penerapan dasar-dasar mix design secara
praktis tanpa harus menggunakan metode mix design cara ACI dan SNI ?
3. Akibat variasi kuat tekan serta variasi sifat bahan dasarnya, maka
sebagai pelaksana engineer tentunya dituntut untuk dapat merancang
perbandingan campuran adukan betonnya agar diperoleh mutu atau
kualitas beton sesuai harapan.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Batasan Masalah
1. Perhitungan mix design cara praktis ini, dilakukan dan di analisis
hanya berdasarkan jenis beton normal dengan mutu beton yang
digunakan 21,7 Mpa (K250).
2. Metode perhitungan analisis mix design menggunakan cara ACI dan
cara SNI, tidak ditampilkan pada penulisan buku elektronik ini.
3. Perhitungan mix design cara praktis ini dibuat agar mudah
dipahami, dan diterapkan oleh para praktisi engineer tanpa harus
menggunakan metode ACI dan metode SNI yang dikenal cukup
kompleks tanpa menggunakan buku panduan serta beberapa buku
referensi yang terkait dengan peraturan dan persyaratannya.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Semen (kg)
Pasir (kg)
Kerikil (kg)
Air (liter)
w/c ratio
247
869
999
215
0.87
276
828
1012
215
0.78
299
799
1017
215
0.72
326
760
1029
215
0.66
352
731
1031
215
0.61
371
698
1047
215
0.58
384
692
1039
215
0.56
406
684
1026
215
0.53
413
681
1021
215
0.52
439
670
1006
215
0.49
448
667
1000
215
0.48
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
7. Volume bahan :
12. Porositas :
=
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Perlu diketahui bahwa sebelum anda menggunakan komposisi beton sesuai standar yang
berlaku di Indonesia berdasarkan SNI 7394 2008, pastikan terlebih dahulu data yang ada di
dalam tabel tersebut harus dicek volume padat atau absolutnya untuk memenuhi 1 m.
Bila data tersebut setelah di periksa volume padat atau absolutnya terbukti memenuhi 1 m,
maka dipastikan data yang ada di dalam tabel tersebut layak digunakan untuk kebutuhan
membuat 1 m beton dilapangan.
Sebagai contoh cek volume padat/absolut dari bahan tersebut sebagai berikut :
1. Semen =
= 0,121 m.
2. Pasir
= 0,271 m.
3. Kerikil =
= 0,407 m.
4. Air
= 0,215 m.
+
= 1,014 m dibulatkan = 1 m.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Dari hasil analisa volume padat atau absolutnya diperoleh komposisi campuran bahan
memenuhi kebutuhan 1 m dilapangan. dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
komposisi beton sesuai standar yang berlaku di Indonesia berdasarkan SNI 7394 2008 pada
tabel diatas, dapat dipastikan bahwa data yang ada pada tabel tersebut layak digunakan
sebagai kebutuhan bahan yang diperlukan untuk membuat 1 m beton dilapangan.
Sehingga dengan hasil yang diperoleh dapat dipastikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
bahan 1 m perancangan adukan beton dilapangan dengan mutu beton K250 atau 21,7 Mpa,
diperlukan kebutuhan bahan : semen = 384 kg; pasir = 692 kg; kerikil = 1039 kg; dan air = 215
kg.
Hasil tersebut terbukti dan valid berdasarkan analisa dari perhitungan diatas. Apabila saat anda
menganalisa dan menghitung data pada tabel diatas hasilnya tidak memenuhi kebutuhan
bahan 1 m beton dilapangan, maka data tersebut dapat dipastikan belum layak dipergunakan
sesuai dengan kebutuhan 1 m beton dilapangan.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
kerikil =
air
= 0,69
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Jadi beton K250 atau 21,7 Mpa memiliki komposisi bahan dalam tiap m adalah
1 : 1 : 2 atau 1 Semen : 1 Pasir : 2 Krikil.
Perlu diingat dan dipahami, bila ada pelaku konstruksi yang menjawab untuk
membuat 1 m beton mutu K250 atau 21,7 Mpa dilapangan menggunakan
perbandingan volume 1 semen : 2 Pasir : 3 kerikil adalah salah.
Terlebih lagi jika ada pelaku konstruksi yang beranggapan beton K175, K200, K225 ataupun
K250 adalah perbandingannya yaitu 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil adalah salah.
Dalam perbandingan volume beton, perbandingan air dilapangan tidak disebutkan. Yang
disebutkan hanya perbandingan semen : pasir : kerikil. Dilapangan perbandingan volume air
tidak disebutkan karena hanya dikira-kira saja perbandingannya. Sebab jika musim hujan
agregat dilapangan berupa pasir dan kerikil dalam kondisi jenuh basah, kemudian ditambahkan
air maka akan bertambah encer komposisi adukan beton tersebut.
Begitu juga sebaliknya, apabila musim kemarau kemudian ditambahkan air 1 liter belum tentu
cukup untuk membuat adukan beton tersebut. Hal ini karena kondisi agregat dilapangan
berupa pasir dan kerikil dalam kondisi jenuh kering. Sehingga dalam hal ini, perbandingan
jumlah air hanya dikira-kira saja atau menyesuaikan. Oleh karena itu, perbandingan air atau
jumlah air dilapangan tidak disebutkan meskipun telah diketahui dengan pasti dari hasil analisa
bahwa perbandingan air yang diperlukan sebesar 0,69 untuk mutu beton K250 atau 21,7 Mpa.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Dalam pembuatan beton mutu K250 atau 21,7 Mpa dilapangan, digunakan
ember yang mempunyai volume tertentu sehingga dapat di pahami sebagai
berikut :
1 ember semen : 1 ember pasir : 2 ember kerikil : 0,69 ember air, atau
1 m semen
: 1 m pasir
: 2 m kerikil
: 0,69 m air.
Bila standarnya 1 zak semen, dapat dipahami sebagai berikut dari hasil hitungan
sebelumnya :
semen : pasir : kerikil : air
384 kg : 692 kg : 1039 kg : 215 kg
1
: 1
: 2
: 0,69
40 kg : 40 kg : 80 kg
: 27,6 kg
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Kesimpulan
Dari percobaan hasil analisa sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan cara analisa praktis mix design adukan beton ini
sangat baik dan tepat untuk penggunaan langsung dan praktis
dilapangan.
Keuntungan dari cara praktis mix design ini adalah mudah digunakan,
fleksibel, mudah dipahami sesuai dengan kondisi dilapangan tanpa
harus menggunakan pembacaan grafik ataupun pembacaan tabel
tertentu dari peraturan yang dianjurkan serta referensi lainnya.
Kekurangan dari cara praktis ini yaitu perlunya cara atau metode
perhitungan khusus, guna menyelidiki kebutuhan bahan untuk
membuat 1 m adukan beton terkait mutu beton itu sendiri apabila
data dari tabel SNI 7394 2008 diatas tidak valid serta tidak
memenuhi kebutuhan 1 m beton dilapangan, ataupun datanya tidak
diperoleh secara pasti.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Cara mix design metode ACI dan SNI memerlukan pembacaan tabel
serta grafik dari peraturan yang dianjurkan, sehingga cara ini dikenal
tidak fleksibel dilapangan seperti cara praktis diatas. Cara ACI dan SNI
sedikit lebih rumit penggunaannya ketimbang cara praktis diatas,
sehingga untuk metode ACI dan SNI sangat memerlukan ketelitian
serta pemahaman yang cukup mendalam dan detail untuk
memperoleh jumlah kebutuhan-kebutuhan bahan pokok dari beton
yang ada.
Metode ACI dan SNI sangat valid dan memenuhi syarat bila digunakan
untuk analisa kebutuhan bahan beton berdasarkan kuat tekan
sebenarnya dilab.
Dalam penggunaan cara ACI dan SNI, pasir dan kerikil dianggap dalam
keadaan jenuh kering muka, sehingga dilapangan yang pada
umumnya keadaan agregatnya tidak jenuh kering-muka maka harus
dilakukan koreksi terhadap kebutuhan bahannya. Koreksi harus selalu
dilakukan minimum satu kali per hari.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Referensi
Satyarno, iman. 2013. Materi kuliah Teknologi Beton Lanjut semester 1.
Siswanto, fauzie. 2013. Materi kuliah Teknologi Beton Lanjut semester 1.
SNI 7394 2008. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan.
Tjokrodimuljo, Kardiyono. 2007. Teknologi Beton, Biro Penerbit KMTS FT UGM,
Yogyakarta.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Tentang Penulis
Muhammad Haykal adalah alumni Sarjana Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
yang juga Aktif pada beberapa perencanaan struktur dan evaluasi perencanaan struktur push
over yang bersifat freelance. saat ini penulis sedang proses menyelesaikan studi Pascasarjana
Teknik Sipil bidang Teknik Struktur di Universitas Gadjah Mada. (Yogyakarta, 12 Januari 2015).
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Anda diperbolehkan untuk mengirimkan lewat pos dan
Kiranya buku ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/