Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH:
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
REBUSAN DAUN SIRSAK PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TN. S DENGAN GOUT DI DESA TUBAN LOR KECAMATAN GONDANG
REJO KABUPATEN KARANGANYAR.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Atiek Murhayati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program
Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan,
inspirasi,
perasaan
nyaman
dalam
membimbing
serta
perasaan
nyaman
dalam
membimbing
serta
memfasilitasi
demi
Penulis
vi
vii
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SURAT KETERANGAN SELESAI PENGAMBILAN DATA
Lampiran 2 LOG BOOK
Lampiran 3 BERITA ACARA PENGOLAHAN ASUHAN KEPERAWATAN
Lampiran 4 LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
Lampiran 5 ASUHAN KEPERAWATAN
Lampiran 6 JURNAL PENELITIAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
keluarga,
memutuskan
tindakan,
merawat
keluarga yang
B. Tujuan Penulisan
Terdiri atas 2 ( dua ) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum :
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambahkan pengalaman dan pengetahuan
tentang karya tulis ilmiah.
2. Bagi Institusi
a. Bagi Puskesmas
memberikan
informasi
kepada
masyarakat
terhadap
BAB II
TINJAUAN TEORI
itu
alkohol
memicu
pengeluaran
cairan
sehingga
dapat
menyebabkan
penumpukan
kristal
pada akhirnya bisa mempengaruhi sendi disekitar ibu jari, telapak kaki,
pergelangan kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan. Pada persendian
tepi, seperti telinga, panggul, dan juga bahu biasanya akan terbentuk
kristal. Gejala lain yang menyertai adalah demam, dingin, dan nadi cepat.
Untuk gejala gout yang berat akan menyebabkan perubahan bentuk
dibagian tubuh tertentu (Utami, 2007 : 7).
Menurut Sandjaya (2014 : 16), gejala dari penyakit asam urat
sangat khas dan mempunyai tiga tahapan, yaitu :
a. Tanda asam urat tahap pertama atau tahap artritis gout akut.
Pada gejala asam urat tahap ini penderita akan mengalami serangan
artritis yang khas, serangan tersebut akan menghilang tanpa
pengobatan dalam 5-7 hari.
b. Tanda asam urat tahap kedua atau tahap artritis gout intermiten.
Penderita akan mengalami serangan artritis atau peradangan yang
khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan yang
jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama
makin rapat dan lama, serta jumlah sendi yang terserang semakin
banyak..
c. Tanda asam urat tahap ketiga atau tahap artritis gout kronik berfotus.
Tahap ini terjadi penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih, pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
10
11
keluarga
mengembangkan
secara
ekonomi
dan
kemampuan
indiuvidu
dalam
tempat
untuk
meningkatkan
12
13
14
15
16
17
18
geografis
keluarga.
Menggambarkan
mobilitas
19
d. Struktur keluarga
1) Struktur peran. Menjelaskan peran masing-masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik di keluarga atau
masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan bagiamana cara
keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama, dan
bagaiamana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi.
3) Struktur kekuatan keluarga. Menjelaskan kemampuan keluarga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga
untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga.
1) Fungsi afektif. Yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan
anggota
keluarga,
dan
bagiamana
keluiarga
20
kemampuan
keluarga
memodifikasi
dan
manfaat
pemeliharaan
lingkungan,
21
adalah
stresor
yang
dialami
keluarga
dan
22
2) Kemampuan
keluarga
berespons
terhadap
stresor.
keluarga
meliputi
pengkajian
kebutuhan
dasar,
23
Sifat masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensial masalah untuk dicegah
Skala :Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
1
3
2
1
2
2
1
0
1
3
2
1
1
2
1
0
Bobot
24
25
didasarkan
pada
diagnosis
keperawatan
yang
26
27
dengan
kesehatan.
Dalam
melakukan
pendidikan
b.
Keluarga
binaan
yang
punya
masalah
kesehatan :
1)
2)
3)
4)
c.
2)
28
3)
4)
Metode didaktik
Pada metode ini yang aktif adalah orang yang melakukan
penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak
diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi.
b.
Demonstrasi
Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang
suatu
hal
yang
telah
dipersiapkan
dengan
teliti
untuk
29
sakit) yang kuat serta bersifat antioksidan. Sifat antioksidan yang terdapat
pada daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat mealalui
penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Kombinasi sifat analgesik
dan anti inflamasi ini mampu mengurangi gout. Hal ini disebabkan karena
penderita gout mengalami kerusakan jaringan tulang rawan, pada tulang
rawan tersebut terdiri atas sel sel kondrosit, di dalam sel kondrosit
berlangsung reaksi sintesis dan sekresi matriks ekstraseluler. Ekstrak
mangostin, mangostin, dan lainnya yang terkandung dalam daun sirsak
terbukti mampu menghambat perombakan matrik ekstraseluler serta
menstimulasi ekspresi beberapa asosiasi gen penyusun kartilago seperti
kolagen yang terdiri atas kolagen I dan kolagen II serta agrecan sehingga
membantu meregenerasi jaringan tulang rawan sehingga nyeri yang dirasakan
penderita gout dapat berkurang.
Penelitian rebusan daun sirsak dapat mengurangi nyeri gout tersebut
dilakukan pada tanggal 8 Januari 2013 pada 40 responden, dengan 20
responden sebagai kelompok intervensi dan 20 responden sebagai kelompok
kontrol. Frekuensi kelompok intervensi yang mengalami nyeri berat sebanyak
6 responden, nyeri ringan sebanyak 10 responden, dan nyeri berat sebanyak 4
responden. Sedangkan frekuensi kelompok kontrol yang mengalami nyeri
berat sebanyak 4 responden, nyeri ringan sebanyak 11 responden, dan nyeri
berat sebanyak 5 responden. Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan
rebusan daun sirsak selama 1 minggu tingkat nyeri pada kelompok intervensi
adalah 1 responden yang mengamali nyeri berat, 11 responden yang
30
mengalami nyeri sedang, dan 8 responden yang mengalami nyeri ringan. Ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya perubahan tingkat nyeri pada responden
kelompok intervensi, perubahan nyeri tersebut disebabkan karena kandungan
senyawa yang terdapat pada daun sirsak yang mampu mengurangi nyeri pada
penderita gout. Untuk kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak
diberikan rebusan daun sirsak, hanya mengalami sedikit perubahan untuk
skala nyeri yaitu sebanyak 20 responden pada akhir penelitian didapatkan 2
responden mengalami nyeri ringan, 15 responden mengalami nyeri ringan,
dan 3 responden mengalami nyeri berat.
Sirsak merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika Tropis.
untuk
mengobati
diabetes
mellitus,
sebagai
sedatif
31
BAB II
TINJAUAN TEORI
32
33
34
itu
alkohol
memicu
pengeluaran
cairan
sehingga
dapat
menyebabkan
penumpukan
kristal
35
pada akhirnya bisa mempengaruhi sendi disekitar ibu jari, telapak kaki,
pergelangan kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan. Pada persendian
tepi, seperti telinga, panggul, dan juga bahu biasanya akan terbentuk
kristal. Gejala lain yang menyertai adalah demam, dingin, dan nadi cepat.
Untuk gejala gout yang berat akan menyebabkan perubahan bentuk
dibagian tubuh tertentu (Utami, 2007 : 7).
Menurut Sandjaya (2014 : 16), gejala dari penyakit asam urat
sangat khas dan mempunyai tiga tahapan, yaitu :
d. Tanda asam urat tahap pertama atau tahap artritis gout akut.
Pada gejala asam urat tahap ini penderita akan mengalami serangan
artritis yang khas, serangan tersebut akan menghilang tanpa
pengobatan dalam 5-7 hari.
e. Tanda asam urat tahap kedua atau tahap artritis gout intermiten.
Penderita akan mengalami serangan artritis atau peradangan yang
khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan yang
jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama
makin rapat dan lama, serta jumlah sendi yang terserang semakin
banyak..
f. Tanda asam urat tahap ketiga atau tahap artritis gout kronik berfotus.
Tahap ini terjadi penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih, pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
36
37
keluarga
mengembangkan
secara
ekonomi
dan
kemampuan
indiuvidu
dalam
tempat
untuk
meningkatkan
38
39
40
41
42
43
44
geografis
keluarga.
Menggambarkan
mobilitas
45
e. Struktur keluarga
4) Struktur peran. Menjelaskan peran masing-masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik di keluarga atau
masyarakat.
5) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan bagiamana cara
keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama, dan
bagaiamana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi.
6) Struktur kekuatan keluarga. Menjelaskan kemampuan keluarga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga
untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
f. Fungsi keluarga.
2) Fungsi afektif. Yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan
anggota
keluarga,
dan
bagiamana
keluiarga
46
kemampuan
keluarga
memodifikasi
dan
manfaat
pemeliharaan
lingkungan,
47
adalah
stresor
yang
dialami
keluarga
dan
48
5) Kemampuan
keluarga
berespons
terhadap
stresor.
keluarga
meliputi
pengkajian
kebutuhan
dasar,
49
Sifat masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensial masalah untuk dicegah
Skala :Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
1
3
2
1
2
2
1
0
1
3
2
1
1
2
1
0
Bobot
50
51
didasarkan
pada
diagnosis
keperawatan
yang
52
53
dengan
kesehatan.
Dalam
melakukan
pendidikan
e.
Keluarga
binaan
yang
punya
masalah
kesehatan :
5)
6)
7)
8)
f.
6)
54
7)
8)
Metode didaktik
Pada metode ini yang aktif adalah orang yang melakukan
penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak
diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi.
b.
Demonstrasi
Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang
suatu
hal
yang
telah
dipersiapkan
dengan
teliti
untuk
55
sakit) yang kuat serta bersifat antioksidan. Sifat antioksidan yang terdapat
pada daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat mealalui
penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Kombinasi sifat analgesik
dan anti inflamasi ini mampu mengurangi gout. Hal ini disebabkan karena
penderita gout mengalami kerusakan jaringan tulang rawan, pada tulang
rawan tersebut terdiri atas sel sel kondrosit, di dalam sel kondrosit
berlangsung reaksi sintesis dan sekresi matriks ekstraseluler. Ekstrak
mangostin, mangostin, dan lainnya yang terkandung dalam daun sirsak
terbukti mampu menghambat perombakan matrik ekstraseluler serta
menstimulasi ekspresi beberapa asosiasi gen penyusun kartilago seperti
kolagen yang terdiri atas kolagen I dan kolagen II serta agrecan sehingga
membantu meregenerasi jaringan tulang rawan sehingga nyeri yang dirasakan
penderita gout dapat berkurang.
Penelitian rebusan daun sirsak dapat mengurangi nyeri gout tersebut
dilakukan pada tanggal 8 Januari 2013 pada 40 responden, dengan 20
responden sebagai kelompok intervensi dan 20 responden sebagai kelompok
kontrol. Frekuensi kelompok intervensi yang mengalami nyeri berat sebanyak
6 responden, nyeri ringan sebanyak 10 responden, dan nyeri berat sebanyak 4
responden. Sedangkan frekuensi kelompok kontrol yang mengalami nyeri
berat sebanyak 4 responden, nyeri ringan sebanyak 11 responden, dan nyeri
berat sebanyak 5 responden. Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan
rebusan daun sirsak selama 1 minggu tingkat nyeri pada kelompok intervensi
adalah 1 responden yang mengamali nyeri berat, 11 responden yang
56
mengalami nyeri sedang, dan 8 responden yang mengalami nyeri ringan. Ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya perubahan tingkat nyeri pada responden
kelompok intervensi, perubahan nyeri tersebut disebabkan karena kandungan
senyawa yang terdapat pada daun sirsak yang mampu mengurangi nyeri pada
penderita gout. Untuk kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak
diberikan rebusan daun sirsak, hanya mengalami sedikit perubahan untuk
skala nyeri yaitu sebanyak 20 responden pada akhir penelitian didapatkan 2
responden mengalami nyeri ringan, 15 responden mengalami nyeri ringan,
dan 3 responden mengalami nyeri berat.
Sirsak merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika Tropis.
untuk
mengobati
diabetes
mellitus,
sebagai
sedatif
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses telaah antara
aplikasi jurnal dengan data pendukung yang terjadi antara teori dengan
kenyataan yang ada pada kasus nyata yang dilakukan pada Pemberian
Pendidikan Kesehatan Rebusan Daun Sirsak Pada Asuhan Keperawatan
Keluarga TN. S Dengan Gout di Desa Tuban Lor, Kecamatan Gondangrejo,
Kabupaten Karanganyar tanggal 09 sampai 12 April 2014 dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai dengan
evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004 : 29), pengkajian adalah suatu tahapan
ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian dilakukan penulis pada
tanggal 09 April 2014, dengan metode wawancara, observasi fasilitas
rumah, dan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga. Penulis
melakukan pengkajian pada Ny. S dengan nyeri gout pada keluarga Tn. S
di Desa Tuban Lor Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar,
berdasarkan pengkajian 32 item menurut Friedman (1998).
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S dengan gout
pada keluarga Tn. S di Desa Tuban Lor Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar, ditemukan data Ny. S mengatakan sakit di lutut
58
59
seperti ditusuk-tusuk, sakitnya timbul saat pagi hari ketika bangun tidur
dan saat beraktifitas dengan skala nyeri 7, Ny. S juga mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit yang ia alami sekarang dan mengatakan
tidak bisa menjaga kesehatannya. Saat diperiksakan ternyata nilai kadar
asam urat Ny. S 8,1 mg/dl. Lutut Ny. S juga terlihat agak merah.
Gejala dari penyakit gout datang secara tiba-tiba dan tidak
terduga. Gejala yang khas adalah nyeri di satu atau lebih sendi yang pada
malam hari semakin terasa. Kadang-kadang persendian menjadi bengkak,
kulit menjadi merah atau keunguan, dan tampak mengkilap. Gejalagejala ini pada akhirnya bisa mempengaruhi sendi disekitar ibu jari,
telapak kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan.
Pada persendian tepi, seperti telinga, panggul, dan juga bahu biasanya
akan terbentuk kristal. Gejala lain yang menyertai adalah demam, dingin,
dan nadi cepat. Untuk gejala gout yang berat akan menyebabkan
perubahan bentuk dibagian tubuh tertentu (Utami, 2007 : 7).
Tanda dan gejala yang muncul pada Ny. S adalah nyeri lutut dan
kulit sekitar lutut tampak agak merah, sedangkan tanda dan gejala yang
ada pada teori tetapi tidak muncul pada kasus adalah sendi bengkak, kulit
tampak mengkilap, demam, dingin, dan nadi cepat. Hal itu disebabkan
karena pada saat pengkajian pasien tidak menunjukkan gejala tersebut.
Salah satu tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah
mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan,
yaitu sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan,
60
61
C. Intervensi keperawatan
Menurut Capenito (2000) seperti dukutip Nursalam (2010 : 85),
rencana intervensi keperawatan adalah rencana yang disusun oleh
perawat untuk kepentingan asuhan keperawatan.
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada
tanggal 09 April 2014, didapatkan diagnosa keperawatan pemeliharaan
kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah, intervensi yang disusun adalah jelasakan pengertian
gout, jelaskan tanda gejala gout, jelaskan penyebab gout, dan ajarkan
cara membuat obat tradisional untuk mengurangi nyeri gout dengan
rebusan daun sirsak.
Tujuan umum dari diagnosa keperawatan tersebut yaitu setelah
dilakukan kunjungan selama 3x kunjungan, diharapkan tingkat
pemahaman tentang perilaku sehat meningkat. Untuk tujuan khususnya
yaitu setelah dilakukan tindakan selama 3 x 45 menit, keluarga mampu
merasakan nyeri berkurang, mengetahui pengertian gout, mengetahui
tanda gejala gout, mengetahui penyebab gout, dan keluarga mampu
mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional dengan rebusan daun
sirsak.
Intervensi yang penulis lakukan menjelaskan pengertian gout atau
asam urat. Menurut Sandjaya (2014 : 11), penyakit asam urat atau gout
adalah penyakit yang terjadi akibat kelebihan asam urat dalam darah
yang kemudian menumpuk dan tertimbun dalam bentuk kristal-kristal
62
yang
terakhir
adalah
cara
membuat
rebusan
mengajarkan
daun
sirsak
dan
untuk
63
dalam daun sirsak berfungsi sebagai analgesik (pereda rasa sakit) yang
kuat serta bersifat antioksidan. Kombinasi sifat analgesik (mengurangi
nyeri) dan anti inflamasi (anti radang) mampu mengurangi gout atau
asam urat. Pemberian rebusan daun sirsak dilakukan selama tujuh hari
karena terapi komplementer akan terlihat hasilnya jika diberikan dalam
waktu satu minggu. Penelitian rebusan daun sirsak dapat mengurangi
nyeri gout tersebut dilakukan Wirahmadi pada tanggal 8 Januari 2013
pada 40 responden, dengan 20 responden sebagai kelompok intervensi
dan 20 responden sebagai kelompok kontrol. Frekuensi kelompok
intervensi yang mengalami nyeri berat sebanyak 6 responden, nyeri
ringan sebanyak 10 responden, dan nyeri berat sebanyak 4 responden.
Sedangkan frekuensi kelompok kontrol yang mengalami nyeri berat
sebanyak 4 responden, nyeri ringan sebanyak 11 responden, dan nyeri
berat sebanyak 5 responden. Hasil penelitian menunjukkan setelah
diberikan rebusan daun sirsak selama 1 minggu tingkat nyeri pada
kelompok intervensi adalah 1 responden yang mengamali nyeri berat, 11
responden yang mengalami nyeri sedang, dan 8 responden yang
mengalami nyeri ringan. Ini menunjukkan bahwa terdapat adanya
perubahan tingkat nyeri pada responden kelompok intervensi, perubahan
nyeri tersebut disebabkan karena kandungan senyawa yang terdapat pada
daun sirsak yang mampu mengurangi nyeri pada penderita gout. Untuk
kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak diberikan rebusan daun
sirsak, hanya mengalami sedikit perubahan untuk skala nyeri yaitu
64
Amerika Tropis.
untuk
mengobati
diabetes
mellitus,
sebagai
sedatif
65
66
Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan (Setiadi, 2008 : 69).
Evaluasi penulis lakukan setiap selesai melakukan implementasi
selama tiga kali. Evaluasi pada hari Kamis, tanggal 10 April 2014
didapatkan respon subjektif yaitu Ny. S mengatakan gout/asam urat
adalah tingginya kadar asam urat dalam darah, tanda gejala gout adalah
nyeri pada jempol kaki, nyeri lutut, dan demam, keluarga mengatakan
penyebab gout adalah makan tinggi purin, serta keluarga mengatakan
sudah mengerti cara membuat rebusan daun sirsak. Respon objektif
pasien yaitu tampak memegangi lutut, keluarga tampak memperhatikan
penjelasan tentang gout, dan keluarga bisa menjawab sebagian dari
pertanyaan yang diberikan. Analisa yang dapat diambil pada masalah
67
mengatakan gout
adalah penyakit tinggi asam urat dalam darah, mengatakan tanda gejala
gout adalah nyeri lutut, tungkai kaki, jempol kaki disertai panas dan
warna kulit yang nyeri agak mengkilat. Keluarga mengatakan penyebab
gout adalah makanan tinggi purin, keluarga juga mengatakan sudah
membuat rebusan daun sirsak dan Ny. S sudah rutin meminumnya.
Respon objektifnya adalah Ny. S tampak menahan sakit, tampak
memegangi lututnya. Keluarga tampak memperhatikan penjelasan yang
diberikan, seta ada siasa rebusan daun sirsak. Analisa yang dapat diambil
pada masalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah belum teratasi. Planning yang dapat dibuat
adalah intervensi dilanjutkan, jelaskan kembali tentang pengertian gout,
tanda gejala gout, penyebab gout, komplikasi gout, serta anjurkan rutin
meminum rebusan daun sirsak.
Untuk evaluasi hari ketiga pada hari Sabtu, tanggal 12 April 2014
didapatkan respon subjektif yaitu keluarga mengatakan gout adalah
penyakit tinggi asam urat dalam darah. Keluarga mengatakan tanda
68
gejala gout adalah nyeri lutut, tungkai, jempol kaki yang disertai panas
dan warna kulit yang nyeri agak merah. Keluarga mengatakan penyebab
gout adalah makanan tinggi purin, serta keluarga mengatakan sudah
membuat rebusan daun sirsak dan Ny.S sudah rutin meminumnya. Untuk
respon objektifnya yaitu Ny. S tampak menahan sakit, tampak berhatihati bila berjalan. Keluarga tampak memperhatikan penjelasan tentang
gout. Analisa yang dapat diambil pada masalah pemeliharaan kesehatan
tidak efektif b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah belum
teratasi. Planningnya yaitu lanjutkan intervensi, anjurkan rutin membuat
dan meminum rebusan daun sirsak.
Sesuai jurnal penelitian Wirahmadi (2013), pemberian rebusan
daun sirsak pada penderita nyeri gout selama 7 hari efektif, responden
mengatakan merasa lebih nyaman dan sakit yang dirasakan berkurang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa tannin, resin,
crytallizable dari daun sirsak dapat meredakan nyeri gout. Pemberian
rebusan daun sirsak dilakukan selam tujuh hari dikarenakan terapi
komplementer akan terlihat hasilnya jika diberikan dalam waktu tujuh
hari.
Karena keterbatasan waktu yang hanya selama tiga hari pada saat
pengelolaan pasien, maka pemberian rebusan daun sirsak pada pasien
hasilnya tidak efektif, didapatkan data sebelum diberikan rebusan daun
sirsak skala nyeri tujuh, dan setelah diberikan rebusan daun sirsak skala
nyeri masih tetap tujuh. Sedangkan dalam jurnal Wirahmadi (2013),
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
70
71
untuk
dua
diagnosa
keperawatan
tertulis
dalam
pendokumentasian.
4. Pada implementasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S terutama
Ny. S saat melakukan implementasi tidak mengalami hambatan, karena
keluarga antusias dan kooperatif saat penulis melaksanakan pengkajian,
intervensi, dan implementasi.
5. Pada evaluasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S pada diagnosa
yang pertama masalah belum teratasi karena Ny. S mengatakan nyeri
pada lutut belum berkurang, dan keluarga juga mengatakan sudah
mengerti tentang penyakit gout, serta akan rutin membuat rebusan daun
sirsak. Pada diagnosa yang kedua masalah juga teratasi, karena keluarga
mengatakan sudah mengetahui pentingnya kebersihan rumah, dan
keluarga juga mengatakan akan rutin membersihkan rumahnya, serta
rumah keluarga Tn. S sudah nampak bersih dan tidak berantakan lagi.
72
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah disebutkan di atas ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan demi tercapainya asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. S pada tanggal 09 - 12 April 2014 antara lain:
1. Perawat Komunitas :
a. Dengan melihat adanya perbedaan antara kasus nyata dengan teori
pada keluarga Ny. S, perawat diharapkan lebih teliti dalam mengkaji
dan menegakan diagnosa sehingga intervensi dan implementasi
dapat diberikan kepada keluarga supaya kesehatan keluarga menjadi
meningkat.
b. Perawat harus tetap mempertahankan hubungan baik dengan
keluarga untuk mendapatkan hasil optimal saat mengelola kasus
keluarga yang terdapat pada kasus tersebut.
c. Perawat
harus
rutin
mengontrol
kesehatan
keluarga
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta
Effendy, Nasrul. 2004. Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
EGC. Jakarta
Hermawati, Asri. 2008. Khasiat Ajaib Daun Sirsak. Padi. Malang
Misnadiarly. 2007. Rematik : Asam Urat, Hiperurisemia, Arthtritis Gout. Edisi 1.
Pustaka Obor Populer. Jakarta
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Saku Gangguan Muskuluskeletal : Aplikasi
Keperawatan. EGC. Jakarta
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik.
Salemba Medika. Jakarta
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. EGC. Jakarta
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Smelzter, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth. EGC. Jakarta
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta
Suranto, Adji. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda. Jakarta
Utami, Prapti. 2004. Terapi Jus untuk Rematik dan Asam Urat. Agromedia
Pustaka. Jakarta
Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7. EGC.
Jakarta
Wirahmadi, Komang. 2013. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Sirsak Terhadap
Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Genuk Barat Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang.
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3433.pdf.Diakses
tanggal 08 April 2014