Professional Documents
Culture Documents
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2.6
1.2.7
1.2.8
hemoroid?
Apa saja pencegahan yang bisa diterapkan dari penyakit hemoroid?
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hemoroid atau lebih dikenal dengan wasir adalah penyakit yang
disebabkan karena melebarnya pembuluh darah (vena) didaerah dubur. Ada juga
yang menyebutkan hemoroid adalah penyakit yang mengenai rectum dan anus
yang disebabkan rusaknya pleksus hemoroidalis (pembuluh darah disekitar rectum
dan anus). Hemoroid dapat digambarkan sebagai gumpalan-gumpalan jaringan
dalam saluran anal yang berisi pembuluh darah dan jaringan penunjang yang ada
disekelilingnya, yang terdiri atas otot dan serat elastic. Hemoroid muncul pada
orang dewasa baik diperkampungan maupun perkotaan. Penderita hemoroid
stadium lanjut akan membutuhkan pertolongan dokter. Pada keadaan hemoroid ini
terjadi dilatasi pleksus vena yang mengitari area rectal dan anal. Dilatasi ini sangat
sering dan terjadi pada individu yang rentan karena peningkatan tekanan yang
menetap dalam pleksus vena hemoroidal. Wasir ini dapat diderita oleh semua
orang baik laki-laki maupun perempuan. Wasir diderita sama banyaknya pada
laki-laki dan perempuan dan sedikit meningkat pada wanita yang
sedang
2. pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu
lama duduk dijamban sambil membaca;
3. peningkatan tekanan intra abdomen yang disebabkan oleh tumor (tumor usus,
tumor abdomen);
4. kehamilan disebabkan karena tekanan janin pada abdomen dan perubahan
hormonal;
5. usia tua;
6. konstipasi kronik atau diare yang berlebihan;
7. hubungan seks per anal;
8. kurang minum air;
9. kurang makan makanan berserat (sayur dan buah);
10. kurang olahraga atau imobilisasi.
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan letak terjadinya hemoroid dibedakan dalam dua klasifikasi
yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
1. Hemoroid interna (wasir dalam)
Wasir dalam ini adalah pleksus hemoroidalis superior yang berada diatas
garis mukokotan (ditutupi mukosa) (Budiman,2010). Hemoroid interna adalah
pelebaran pleksus v.hemoroidalis superior diatas garis mukokutan (linea dentata)
dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler
didalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid
terdapat pada posisi primer, yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral.
Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak primer tersebut.
Gejala yang dapat ditemukan pada wasir dalam dibagi menjadi 4 derajat
yaitu:
Derajat 1: terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps. Adanya darah segar
yang menetes saat buang air besar.
Derajat 2: muncul benjolan dari anus saat buang air besar yang dapat masuk
kembali dengan sendirinya.
Derajat 3: muncul benjolan dari anus saat buang air besar yan perlu dibantu
tangan untuk memasukkannya kembali.
Derajat 4: muncul benjolan dari anus saat buang air besar dan benjolan tersebut
keluar lagi walaupun sudah dibantu dimasukkan dengan tangan.
2. Hemoroid ekksterna (wasir luar)
Wasir luar merupakan penonjolan pleksus hemoroid inferior. Terletak
dibawah garis mukokutan pada jaringan dibawah epitel anus. Kedua pleksus
sulit duduk;
7. kendati tanda-tanda wasir mudah dikenali namn tidak semua penderita wasir
menunjukkan adanya keluhan.
2.5 Komplikasi
Menurut Black M Joyce at al (2000), komplikasi dari hemoroid antara
lain:
1. Terjadinya pendarahan
Pada derajat 1 darah keluar menetes dan memancar
2. Terjadi thrombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama-lama darah akan membeku dan terjadi
thrombosis
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid akan terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yan terdapat kuman-kumannya.
merangsang gerak usus agar lebih lancer, selain itu serat selulosa juga
menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi makanan yang
terlalu pedas atau terlalu asam, menghindari makanan yang sulit dicerna oleh
usus, tidak mengkonsumsi alcohol, kopi dan minuman bersoda. Perbanyak
minum air putih 30-40cc/kg BB/hari
b. Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan local daerah anus
dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit 3x sehari. Selain itu
penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik
banyak berjalan.
c. Menghindari mengejan yang berlebihan selama defekasi.
d. Menjaga personal hygiene yang baik terutama didaerah anus (Haryono, 2012).
2.8 Pencegahan
Pencegahaan yang dapat dilakukan untuk mencegah wasir atau hemoroid
yaitu sebagai berikut:
a. Mengusahakan pasien berendam air hangat untuk mengurangi nyeri dan
menjaga kebersihan selama sekitar 15 menit. Setidaknya 2-3 kali dalam
b.
c.
d.
e.
f.
g.
sehari.
Mengkonsumsi makanan berserat.
Menghindari minuman beralkohol.
Minum dalam jumlah yang cukup, setidaknya 1,5 liter dalam sehari.
menghindindari menggosok-gosok daerah dubur agar tidak terjadi perlukaan.
Tidak membiasakan menahan BAB dan janga pula memaksa BAB.
Menghindari terlalu lama nongkrong di toilet saat buang air besar misalnya
sambil membaca, karena kebiasaan injoni akan meningkatkan tekanan di
daerah dubur.
h. Olahraga teratur.
i. Gunakan obat antihemoroid sesuai anjuran dokter.
Sedangkan menurut Haryoga (2009), ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah berulangnya kekambuhan keluhan hemoroid, yaitu:
1. hindari mengedan terlalu kuat saat buang air besar;
2. cegah konstipasi dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan
buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan
gelas sehari untuk melancarkan defekasi;
3. jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum feses menjadi
keras;
4. tidur cukup;
5. jangan duduk terlalu lama dan senam atau olahraga rutin.
BAB 3. PATHWAYS
interna
DRJ I
DRJ II
Diskontinuitas
jaringan
Sianosis sel
Pelepasan mediator
kimia (bradikinin,
histamin, serotonis,
prostaglnadin
Merangsang ujung
saraf sel perifer
eksterna
DRJ
III
DRJ IV
akut
kronik
Prolab pembuluh
darah
Peningkatan tekanan
kapiler darah
Dilatasi pembuluh
darah
Rubor+kalor
Resiko
perdarahan
10
Menghantarkan
rangsang ke
substansi gelantinosa
nyeri
Peningkatan
permeabilitas
endotelia/cairan
eksudat
Kurang informasi
tentang
pembedahan
cemas
Ambang nyeri
menurun
Ketakutan pada
prognosis
Ansietas
inflamasi
konstipasi
11
lama
pasien
mengeluh,
faktor-faktor
yang
menyebabkannya dan upaya yang dapat menguranginya serta upaya atau obatobatan yang sudah digunakan).
7. Pemeriksaan fisik
a. Kaji tingkat kesadaran
b. Ukur tanda-tanda vital
c. Auskultasi bunyi nafas
d. Kaji kulit (bengkak, pucat, dingin)
e. Kaji terhadap nyeri atau mual
f. Abdomen : nyeri tekan pada abdomen
g. Ans : pembesaran pembuluh darah balik (vena) pada anus, terdapat benjolan
pada anus, nyeri pada anus atau bahkan perdarahan.
4.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rektal
atau anal sekunder akibat penyakit anorektal.
2. Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat
nyeri selama eliminasi.
3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu.
12
13
4.5
4.6
4.10
4.11
Tujuan dan
4.7
Intervensi
4.8
Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan:
1. Kaji skala nyeri, karakteristik 1. Membantu
memberikan
Pasien mampu
berhubung
nyeri. Laporkan perubahan nyeri
informasi
tentang
melaporan
nyeri
an dengan
dengan tepat.
kemajuan/perbaikan penyakit,
hilang/terkontrol
iritasi,
4.14
terjadinya
komplikasi
dan
4.12 Kriteria
tekanan
4.15
keefektifan intervensi.
Hasil:
2. Nyeri berat yang tidak hilang
dan
4.13 Pasien mampu 2. Catat respon terhadap obat, dan
dengan tindakan rutin dapat
sensitivitas tidur/istirahat dengan
laporkan pada dokter bila nyeri
menunjukkan
terjadinya
pada area tepat dan tampak
hilang
komplikasi/kebutuhan terhadap
rectal atau rileks.
4.16
intervensi lebih lanjut.
anal
4.17
3. Tirah baring pada posisi fowler
sekunder
3. Tingkatkan tirah baring, biarkan
rendah menurunkan tekanan
akibat
pasien melakukan posisi yang
intrabdomen, namun pasien
penyakit
nyaman
akan melakukan posisi yang
anorektal.
4.18
menghilangkan nyeri secara
4.19
alamiah.
4.20
4. Menurunkan iritasi /kulit kering
14
4.21
nyeri.
4.22
misal
pada
6. Meningkatkan
istirahat,
tehnik
bimbingan
melunakkan feses.
aktivitas senggang.
8. Meningkatkan
istirahat,
7. Berikan diet tinggi serat dan
meringankan
nyeri
dan
hidrasi yang cukup
8. Elaborasi dengan tim kesehatan
merilekskan otot halus.
4.23
stipasi
Kon 4.24
4.25
berhubung
an dengan
mengabaik
an
Tujuan:
Setelah
dilakukan
keperawatan
tindakan
selama
penyebab
Meng
etahui adanya rupture
dan
4.31
Pasie
n mengetahui tindakan yang
15
dorongan
4.27
pola
BAB
untuk
defekasi
akibat
serat
nyeri
aktivitas
selama
hidrasi adekuat
bising usus
etahui
ada
4.29
4.30
peningkatan
atau
dan
tidaknya
penurunan
bisisng usus
4.
Pasie
adekuat, 4. Jelaskan pada pasien manfaat diet
n dapat mengetahui manfaat dari
(cairan dan serat) terhadap
adekuat,
makanan
eliminasi
selama BAB
mengandung
eliminasi.
yang
5.
Pasie
n dapat BAB tanpa ada rasa
Kebut
uhan
makanan
yang
4.34
Ans
ietas
berhubung
an dengan
rencana
4.36
4.37
Tujuan:
Pasien
melaporkan
menurun
tingkat
dapat terpenuhi
4.33
1. Evaluasi tingkat ansietas, catat 1. Ketakutan dapat terjadi karena
ansietas
sampai
yang
dapat
nyeri
pasien
4.40
2. Kaji tanda-tanda vital
hebat,
meningkatkan
prosedur diagnostik.
2. Perubahan pada tanda-tanda
16
pembedah
ditangani.
4.38 Kriteria Hasil:
an dan rasa
4.39 Pasien
malu.
menyatakan kesadara
4.35
4.41
vital
4.42
4.43
pasien
4.44
gangguan-gangguan
4.45
3. Berikan informasi tentang proses
penyakit dan antisipasi tindakan.
4. Jadwalkan istirahat adekuat dan
periode menghentikan tidur.
psikologis .
3. Mengetahui
merefleksikan
faktor
apa
yang
4.47
selama
atau
menunjukkan
ansietas.
4. Membatasi
4.46
5. Evaluasi
mungkin
mekanisme
koping
digunakan
untuk
berhadapan
dengan
ataupun
ancaman
sesungguhnya.
perasaan
yang
regresi
mungkin
dapat
ini
akan
energi
yang
17
Resiko
4.49
Tujuan:
terhadap
infeksi Tujuan:
4.50 Setelah
berhubungan
dilakukan
tindakan
dengan pertahanan
selama 3X24 jam
primer
tidak
pasien
tidak
adekuat.
mengalami infeksi
4.51 Kriteria
1
2
kesembuhan.
Pertahankan teknik aseptif
1. Mencegah terjadinya infeksi
Cuci tangan setiap sebelum dan 2. Membersihkan kuma yang
4
5
Hasil:
4.52
mukosa
Klien
bebas
menunjukkan
kemampuan
mencegah
4.54
kesehatan
timbulnya
Jumlah
atau
tida
pada
kulit
dan
panas, drainase
membrane mukosa
Kaji suhu badan pada pasien 7. Mengatahui adanya peningkatan
untuk antibiotik
infeksi,
kemerahan,
infeksi,
4.53
terhadap
infeksi
membran 6. Mengetahui adanya gangguan
lain
mengenai
atau
tim
terapi
penurunan
pasien
8. Meminimalkan
infeksi
4.61
suhu
pada
terjadinya
18
Menunjukkan
Status
imun,
gastrointestinal,
genitpurinaria
batas normal.
4.57
4.58
dalam
19
4.62
4.63 Implementasi
4.64
Hari/tang 4.65
4.68
gal
aktu
Kamis, 7 4.69 0
Mei 2013
W 4.66
o. Dx
4.70 1
4.67
2
8.00
Implementasi
Telah
melakukan
skala
nyeri,
pengkaji
karakteristik
nyeri.
Telah
mencatat
respon
terhadap obat
Tingkatkan
tirah
baring,
biarkan
pasien
melakukan
halus/katun
Pada nyeri
awal
sprei
berikan
3-4
jam
dilanjutkan
3-4x/hari.
Telah
melakukan
pengurangan
nyeri
tehnik
dengan
dengan
bimbingan
memberikan
sesuai indikasi.
4.71
4.72
obat
20
Hari/tangg
No
4.78 4.79
al
Kamis,
4.76
4.77
o. Dx
7 4.80 1
Mei 2013
Evaluasi
4.81
S:
4.82
ketika
dilakukan
tehnik
relaksasi
4.84
4.85
O:
Pasien tampak rileks ketka
21
4.90
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
4.91
pembuluh darah (vena) didaerah dubur. Hemoroid timbul karena kongesti vena
yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis sehingga terjadi
dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis. Penaykit hemoroid ini
dkalsifikasikan menjadi hemoroid internaa yaitu pelebaran pleksus v.hemoroidalis
superior diatas garis mukokutan (linea dentata) dan ditutupi oleh mukosa dan
hemoroid eksterna yaitu penonjolan pleksus hemoroid inferior. Terletak dibawah
garis mukokutan pada jaringan dibawah epitel anus.
4.92
4.93
5.2 Saran
4.94
4.95
22
4.99
4.100
4.101
DAFTAR PUSTAKA
4.102
4.103
4.104
4.105
4.106
4.107