You are on page 1of 12

Menurut

Capernito

(2001)

kecemasan

adalah

keadaan

individu

atau

kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom
dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur
kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. (Rivai,2000).1
Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara
langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh
pengalaman yang baru (Stuart dkk, 1998). Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir
dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh
ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan
interpersonal.1
Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah
satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan
menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengan gangguan cemas
menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-hal yang kecil/sepele.1
Revisi edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IVTR) mendefinisikan gangguan ansietas menyeluruh sebagai ansietas dan kekhawatiran yang
berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari selama sedikitnya 6
bulan. Kekhawatiran ini sulit dikendalikan dan berkaitan dengan gejala somatic seperti otot
tegang, iritabilitas, sulit tidur, dan gelisah. Ansietas tidak berfokus pada gambaran gangguan
Aksis I lain, tidak disebabkan penggunaan zat atau keadaan medis umum, serta tidak hanya
terjadi selama gangguan mood atau psikiatri. Ansietas ini sulit dikendalikan, secara subjektif
menimbulkan penderitaan, dan mengakibatkan hendaya pada area penting kehidupan seseorang.3
II.2. Epidemiologi
Gangguan ansietas menyeluruh adalah suatu keadaan yang lazim, perkiraan yang masuk
akal untuk prevalensi l tahun berkisar antara 3 dan 8 persen. Rasio perempuan banding laki-laki
pada gangguan ini sekitar 2 banding 1 tetapi rasio perempuan banding laki-laki yang dirawat
inap di rumah sakit untuk gangguan ini sekitar 1 banding 1. Prevalensi seumur hidupnya adalah

45 persen.3 Resiko terjadi pada usia 18 tahun (3,1%) dan orang tua (18%) dalam setahun di
Amerika. Onset umur rata-rata terjadi pada usia 31 tahun.4

II.3. Komorbiditas
Gangguan ansietas menyeluruh mungkin adalah gangguan yang paling sering muncul
bersamaan dengan gangguan jiwa lain, biasanya fobia sosial, fobia spesifik, gangguan panik,
atau gangguan depresif. Mungkin 50 hingga 90 persen pasien dengan gangguan ansietas
menyeluruh memiliki gangguan jiwa lain. Sebanyak 25 persen pasien akhimya mengalami
gangguan panik.3 Suatu tambahan persentase pasien yang tinggi cenderung memiliki gangguan
depresif berat.3,5 Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat
menyebabkan sifat mudah marah. Depresi dan sifat mudah marah dilihat sebagai simtom-simtom
sekunder karena keduanya disebabkan oleh kecemasan yang merupakan simtom primer.5
Gangguan lazim lain yang terkait gangguan ansietas menyeluruh adalah gangguan distimik, fobia
sosial dan spesifik, serta gangguan terkait zat.3

II.4. Etiologi
Seperti pada kebanyakan gangguan jiwa, penyebab gangguan ansietas menyeluruh tidak
diketahui. Sebagaimana yang baru-baru ini didefinisikan, gangguan ansietas menyeluruh
mungkin meme- ngaruhi suatu kelompok orang yang heterogen. Mungkin karena suatu derajat
ansietas tertentu bersifat normal dan adaptif, membedakan ansietas normal dan ansietas patologis
serta membedakan faktor penyebab biologis dan faktor psikologis sulit dilakukan. Faktor
biologis dan psikologis mungkin bekerja bersama.3
1

Faktor biologis
Efektivitas terapeutik benzodiazepin dan azaspironcontohnya buspiron (BuSpar)
telah memfokuskan upaya riset biologis pada asam

-aminobutirat dan sistem

neurotransmiter serotonin. Benzodiazepin (yang merupakan agonis reseptor benzodiazepin)


diketahui mengurangi ansietas sedangkan flumazenil (Romazicon) (suatu antagonis reseptor

benzodiazepin) dan -karbolin (suatu agonis kebalikan reseptor benzodiazepin) diketahui


mencetuskan ansietas. Walaupun tidak ada data meyakinkan yang menunjukkan bahwa
reseptor benzodiazepin abnormal pada pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh,
beberapa peneliti telah terfokus pada lobus oksipitalis yang memiliki konsentrasi reseptor
benzodiazepin paling banyak di otak. Area otak lain yang didalilkan terlibat dalam gangguan
ansietas menyeluruh adalah ganglia basalis, sistem limbik, dan korteks frontalis. Karena
buspiron adalah agonis reseptor serotonin 5-HT1A, terdapat hipotesis bahwa pengaturan
sistem serotonergik pada gangguan ansietas menyeluruh adalah abnormal. Sistem
neurotransmiter lain yang menjadi subjek penelitian gangguan ansietas menyeluruh
mencakup sistem neurotransmiter norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin. Sejumlah bukti
menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh mungkin memiliki
subsensiti vitas reseptor 2-adrenergik, seperti yang ditunjukkan dengan pelepasan hormon
pertumbuhan yang tumpul setelah infus klonidin (Catapres).3
Hanya studi pencitraan otak dalam jumlah terbatas telah dilakukan pada pasien dengan
gangguan ansietas menyeluruh. Satu studi positron emission tomography (PET) melaporkan
laju metabolik di ganglia basalis dan substansia alba pasien gangguan ansietas menyeluruh
yang rendah daripada subjek kontrol normal. Sejumlah kecil studi genetic juga telah
dilakukan di lapangan. Satu studi menemukan bahwa hubungan genetik bisa terdapat antara
gangguan ansietas menyeluruh dan ganggu depresif berat pada perempuan. Studi lain
menunjukkan komponen genetik yang khas, tetapi sulit diukur pada gangguan ansietas
menyeluruh. Sekitar 25 pcrsen kerabat derajat pertama pasien dengan gangguan ansietas
menyeluruh juga mengalami gangguan yang sama. Kerabat laki- laki cenderung memiliki
gangguan penggunaan alkohol. Sejumlah studi kembar melaporkan adanya angka kejadian
bersama 50 persen pada kembar monozigot dan 15 persen pada kembar dizigot.3
Berbagai kelainan elektroensefalogran (EEG) telah diperhatikan pada ritme alfa dan
evoked potential. Studi EEG tidur melaporkan diskontinuitas tidur yang meningkat,
penurunan tidur delta, berkurangnya tidur tahap I, dan berkurangnya tidur REM. Perubahan
struktur tidur ini berbeda dengan perubahan yang terlihat pada gangguan depresif.3
2

Faktor psikososial
Dua kelompok pikiran utama mengenai faktor psikososial yang menyebabkan timbulnya
gangguan ansietas menyeluruh adalah kelompok perilaku-kognitif dan kelompok

psikoanalitik. Menurut kelompok-perilaku kognitif, pasien dengan gangguan ansietas


menyeluruh memberikan respons pada hal-hal yang secara tidak benar dan tidak akurat
dianggap sebagai bahaya. Ketidakakuratan ini ditimbulkan melalui perhatian selektif
terhadap hal kecil negative di lingkungan dengan distorsi pemprosesan informasi dan
pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan beradaptasi diri sendiri. Kelompok
psikoanalitik mendalilkan bahwa ansietas adalah gejala konflik yang tidak disadari dan tidak
terselesaikan. Teori psikologis ini pertama kali disampaikan Sigmund Freud pada tahun 1909
dengan deskripsi mengenai Little Hans; sebelumnya Freud telah melakukan konseptualisasi
ansietas yaitu memiliki dasar fisiologis.3
Tingkatan ansietas berkaitan dengan berbagai tingkat kembangan. Pada tingkat yang
paling primitif, ansietas dapat kaitan dengan rasa takut dikalahkan atau bergabung dengan
orang lain. Pada tingkat yang lebih matur, ansietas dapat berkaitan dengan perpisahan dengan
objek yang dicintai. Pada tingkat yang lebih matur, ansietas berhubungan dengan hilangnya
cinta dari objek yang penting. Ansietas kastrasi berkaitan dengan fase oedipus pada
perkembangan dan dipertitnbangkan sebagai salah satu tingkat ansietas yang paling tinggi.
Ansietas superego, rasa takut seseorang untuk mengecewakan idealisme dan nilai-nilainya
(berasal dari orang tua yang diinternalisasikan), adalah bentuk ansietas yang paling matur.3

II.5. Diagnosis
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating" atau
"mengambang"). Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a

Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,

b
c

dsb.);
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.).6
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan

(reassurance) serta keluhan- keluhan somatik berulang yang menonjol. Adanya gejala-gejala lain

yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis
utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0), atau
gangguan obsesif-kompulsif (F42.-).6

II.6. Gambaran Klinis


Gejala utama gangguan ansietas menyeluruh adalah ansietas, ketegangan motorik,
hiperaktivitas otonom, dan kesiagaan kognitif. Ansietasnya berlebihan dan mengganggu aspek
kehidupan lain. Ketegangan motorik paling sering tampak sebagai gemetar, gelisah, dan sakit
kepala. Hiperaktivitas otonom sering bermanifestasi sebagai napas pendek, keringat berlebihan,
palpitasi, dan berbagai gejala gastrointestinal. Kesiagaan kognitif terlihat dengan adanya
iritabilitas dan mudahnya pasien merasa terkejut.3
Terdapatnya paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
1

Ketegangan motorik:
- Kedutan otot atau rasa gemetar
- Otot tegang/kaku/pegal linu
- Tidak bisa diam
- Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas otonomik:
- Napas pendek/terasa berat
- Jantung berdebar-debar
- Telapak tangan basah-dingin
- Mulut kering
- Kepala pusing/rasa melayang
- Mual, mencret, perut tidak enak
- Muka panas/badan menggigil
- Buang air kecil lebih sering
- Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang:
- Perasaan jadi peka/mudah ngilu
- Mudah terkejut/kaget
- Sulit konsentrasi pikiran
- Suka tidur
- Mudah tersinggung.5,7

Pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh biasanya mencari dokter umum atau dokter
penyakit dalam untuk membantu gejala somatik mereka. Selain itu, pasien pergi ke dokter
spesialis untuk gejala spesifikcontohnya diare kronis. Gangguan medis spesifik nonpsikiatri
jarang ditemukan dan perilaku pasien bervariasi saat mencari dokter. Sejumlah pasien menerima
diagnosis gangguan ansietas menyeluruh dan terapi yang sesuai; lainnya mencari konsultasi
medis tambahan untuk masalah mereka.3

II.7. Diagnosis Banding


Diagnosis banding gangguan ansietas menyeluruh mencakup semua gangguan medis
yang dapat menyebabkan ansietas. Pemeriksaan medis harus mencakup uji kimia darah standar,
elektrokardiogram, dan uji fungsi tiroid. Klinisi harus menyingkirkan adanya intoksikasi kafein,
penyalahgunaan stimulan, putus alkohol, dan putus obat sedatif hipnotik atau ansiolitik.
Pemeriksaan status mental dan anamnesis harus menggali kemungkinan diagnostik gangguan
panik, fobia, dan gangguan obsesif kompulsif. Umumnya, pasien dengan gangguan panik
mencari terapi lebih dini lebih dibuat tidak mampu oleh penyakitnya, memiliki awitan gejala
mendadak, dan tidak terlalu direpotkan gejala somatik dibandingkan pasien dengan gangguan
ansietas menyeluruh. Membedakan gangguan ansietas menyeluruh dengan gangguan depresif
berat serta gangguan distimik dapat sulit dilakukan; kenyataannya, kedua gangguan ini sering
muncul bersamaan. Kemungkinan diagnostik lain adalah gangguan penyesuaian dengan ansietas,
hipokondriasis, gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas dewasa, gangguan somatisasi, dan
gangguan kepribadian.3

II.8. Penatalaksanaan
1

Psikoterapi
Pendekatan psikoterapeutik utama gangguan ansietas menyeluruh adalah terapi perilakukognitif, suportif, dan psikoterapi berorientasi tilikan. Data masih terbatas mengenai
keuntungan relatif pendekatan tersebut walaupun studi yang paling canggih telah menguji
teknik perilaku-kognitif yang tampaknya memiliki efektivitas jangka pendek maupun
panjang. Pendekatan kognitif secara langsung ditujukan pada distorsi kognitif pasien yang

didalilkan dan pendekatan perilaku ditujukan pada gejala somatik secara langsung. Teknik
utama yang digunakan pada pendekatan perilaku adalah relaksasi dan biofeedback. Sejumlah
data awal menunjukkan bahwa kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku lebih efektif
daripada salah satu teknik digunakan secara tersendiri. Terapi suportif menawarkan pasien
keamanan dan kenyamanan, walaupun efektivitas jangka panjangnya diragukan. Psikoterapi
berorientasi tilikan berfokus pada membuka konflik yang tidak disadari dan mengidentifikasi
kekuatan ego. Efektivitas psikoterapi berorientasi tilikan untuk gangguan ansietas
menyeluruh dilaporkan pada banyak laporan kasus yang tidak resmi tetapi studi terkontrol
yang besar hanya sedikit.3
Sebagian besar pasien mengalami berkurangnya ansietas secara nyata ketika diberikan
kesempatan untuk mendiskusikan kesulitan mereka dengan dokter yang simpatik dan peduli.
Jika klinisi menemukan situasi eksternal yang mencetuskan ansietas, mereka mungkin
mampusendiri atau dengan bantuan pasien maupun keluarganyamengubah lingkungan
sehingga mengurangi tekanan yang menimbulkan stres. Perbaikan gejala sering
memungkinkan pasien berfungsi efektif di dalam pekerjaan dan hubungannya sehari-hari
sehingga mendapatkan hadiah dan kepuasan baru yang juga bersifat terapeutik.3
Dalam perspektif psikoanalitik, ansietas kadang-kadang adalah sinyal kekacauan tidak
disadari yang harus diselidiki Ansietas tersebut dapat normal, adaptif, maladaptif, terlalu
intens, atau terlalu ringan, bergantung keadaan. Ansietas muncul dalam sejumlah situasi
selama perjalanan siklus hidup; pada banyak kasus, perbaikan gejala bukanlah perjalanan
gangguan yang paling sesuai.3
Untuk pasien yang berorientasi pada psikologis dan memiliki motivasi untuk mengerti
sumber ansietas mereka, psikoterapi dapat menjadi terapi pilihan. Terapi psikodinamik
berlangsung dengan asumsi bahwa ansietas dapat meningkat dengan terapi yang efektif.
Tujuan pendekatan dinamik mungkin adalah meningkatkan toleransi pasien terhadap ansietas
(kapasitas untuk mengalami ansietas tanpa harus melepasnya), bukannya menghilangkan
ansietas. Riset empiris menunjukkan bahwa banyak pasien dengan terapi psikoterapeutik
yang berhasil dapat berlanjut mengalami ansietas setelah akhir psikoterapi. tetapi penguasaan
ego mereka yang meningkat memungkinkan mereka menggunakan gejala ansietas sebagai
sinyal untuk bercermin terhadap pergulatan internal dan memperluas tilikan serta pengertian
mereka. Pendekatan psikodinamik pada pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh
meliputi pencarian rasa takut yang mendasari pada pasien.3

Farmakoterapi
Karena gangguan bersifat jangka panjang, suatu rencana terapi harus dilakukan dengan
teliti. Tiga obat utama yang hams dipertimbangkan untuk terapi gangguan ansietas
menyeluruh adalah buspiron, benzodiazepin, dan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
(SSRI). Obat lain yang dapat berguna adalah obat trisiklik (contohnya imipramin [Tofranil]),
antihistamin, dan antagonist) -adrenergik (contohnya propranolol [Inderal]).3
Walaupun terapi obat untuk gangguan ansietas menyeluruh kadang-kadang dilihat
sebagai terapi 6 hingga 12 bulan, sejumlah bukti menunjukkan bahwa terapi haruslah jangka
panjang mungkin seumur hidup. Sekitar 25 persen pasien kambuh di bulan pertama setelah
penghentian terapi dan 60 hingga 80 persen kambuh pada perjalanan tahun berikutnya.
Walaupun beberapa pasien menjadi bergantung pada benzodiazepin, tidak terjadi toleransi
terhadap efek terapeutik benzodiazepin, buspiron, atau SSRI.3
Antidepresan yang baru, venlafaksin, tampaknya cukup efektif dan aman untuk
pengobatan ganguan ansietas menyeluruh. Gunakan benzodiazepin dengan tidak berlebihan
(diazepam, 5 mg per oral, 3-4 kali/hari atau 10 mg sebelum tidur) untuk jangka pendek
(beberapa minggu hingga beberapa bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk mengikuti
perjalanan penyakitnya. Pertimbangkan pemberian buspiron untuk pengobatan awal atau
untuk penggunaan kronis (20-30 mg/hari dalam dosis terbagi). Pasien tertentu yang telah
terbiasa dengan efek cepat benzodiazepin akan merasakan kurangnya efektivitas buspiron.2
Antidepresan trisiklik, SSRI, dan MAOI bermanfaat terhadap pasien- pasien tertentu
(terutama bagi mereka yang disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala
otonomik akan membaik dengan -bloker (misal, propranolol 80-160 mg/hari).2
a Benzodiazepine
Benzodiazepine merupakan obat pilihan untuk gangguan ansietas menyeluruh.
Obat ini diresepkan bila perlu sehingga pasien mengonsumsi benzodiazepin kerja cepat
saat mereka terutama merasa cemas. Pendekatan altematif adalah meresepkan
benzodiazepin untuk suatu periode waktu yang terbatas, selama pendekatan terapeutik
psikososial diterapkan.
Sejumlah masalah dikaitkan dengan penggunaan benzodiazepin pada gangguan
ansietas menyeluruh. Sekitar 25 hingga 30 persen pasien tidak berespons, dan dapat
terjadi toleransi serta ketergantungan. Sejumlah pasien juga mengalami gangguan
keterjagaan saat mengonsumsi obat sehingga berisiko mengalami kecelakaan mobil dan
mesin.

Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepin haruslah spesifik


dan dipertimbangkan. Diagnosis pasien, gejala target yang spesifik, serta durasi terapi
harus ditentukan dan informasi harus diberikan kepada pasien. Terapi untuk sebagian
besar keadaan ansietas berlangsung 2 hingga 6 minggu diikuti 1 atau 2 minggu untuk
menurunkan dosis obat secara bertahap sebelum dihentikan. Kesalahan klinis yang paling
lazim pada terapi dengan benzodiazepin adalah meneruskan terapi untuk jangka waktu
yang tidak terbatas.
Untuk terapi ansietas, biasa dilakukan pemberian obat yang dimulai dengan dosis
terendah dari kisaran terapeutik dan peningkatan dosis untuk mendapatkan respons
terapeutik. Penggunaan benzodiazepin dengan waktu paruh intermediat (8 hingga 15 jam)
cenderung menghindari sejumlah efek samping penggunaan benzodiazepin dengan waktu
paruh panjang, serta penggunaan dosis terbagi mencegah timbulnya efek samping akibat
tingginya kadar plasma. Perbaikan yang dihasilkan benzodiazepin dapat melebihi efek
antiansietas sederhana. Contohnya, obat dapat membuat pasien memandang berbagai
kejadian dengan pandangan positif. Obat ini juga memiliki aksi disinhibisi ringan, serupa
b

dengan aksi yang diamati setelah mengonsumsi sejumlah kecil alkohol.3


Buspiron
Buspiron adalah agonis parsial reseptor 5 HT1A dan tampaknya paling efektif pada
60 hingga 80 persen pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh. Data menunjukkan
bahwa buspiron lebih efektif mengurangi gejala kognitif pada gangguan ansietas
menyeluruh dibandingkan mengurangi gejala somatik. Bukti juga menunjukkan bahwa
pasien yang sebelumnya menjalani terapi dengan benzodiazepin cenderung tidak
berespons terhadap terapi dengan buspiron. Kurangnya respons dapat disebabkan tidak
adanya, dengan terapi buspiron, sejumlah efek nonansiolitik benzodiazepin (seperti
relaksasi otot dan rasa sejahtera tambahan). Kerugian utama buspiron adalah bahwa
efeknya memerlukan waktu 2 hingga 3 minggu untuk terlihat, dibandingkan dengan efek
ansiolitik benzodiazepin yang hampir segera didapatkan. Satu pendekatan adalah untuk
memulai benzodiazepin dan buspiron secara bersamaan kemudian menurunkan dosis
benzodiazepin setelah 2 sampai 3 minggu, pada saat ini buspiron seharusnya sudah
mencapai efek maksimum. Sejumlah studi juga melaporkan bahwa terapi kombinasi
jangka panjang benzodiazepin dan buspiron dapat lebih efektif daripada kedua obat

tersebut secara tersendiri. Buspiron bukanlah terapi yang efektif untuk putus
c

benzodiazepin.3
Venlafaksin
Venlafaksin (Effexor) efektif untuk mengobati insomnia, konsentrasi yang buruk,
kegelisahan, iritabilitas, dan ketegangan otot yang berlebihan akibat gangguan ansietas

menyeluruh.3
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
SSRI dapat efektif terutama untuk pasien dengan komorbid depresi. Kerugian
SSRI yang menonjol, terutama fluoxetine (Prozac), adalah bahwa obat ini meningkatkan
ansietas secara sementara. Oleh sebab itu, SSRI sertralin (Zoloft) atau paroksetin (Paxil)
adalah pilihan yang lebih baik. Sangatlah beralasan untuk memulai terapi dengan sertralin
atau paroksetin ditambah benzodiazepin kemudian menurunkan dosis benzodiazepin
setelah 2 hingga 3 minggu. Studi terkontrol diperlukan untuk menentukan apakah SSRI
sama efektifnya untuk gangguan ansietas menyeluruh karena SSRI digunakan juga untuk

gangguan panik dan gangguan obsesif kompulsif.3


Obat Lain
Jika terapi konvensional (cth., dengan buspiron atau benzodiazepin) tidak efektif
atau tidak seluruhnya efektif, kemudian diindikasikan pengkajian ulang klinis untuk
menyingkirkan adanya keadaan komorbid seperti depresi, atau untuk memahami lebih
jauh stres lingkungan pasien. Obat lain yang telah terbukti berguna untuk gangguan
ansietas menyeluruh mencakup obat trisiklik dan tetrasiklik. Antagonis reseptor adrenergik dapat mengurangi manifestasi somatik ansietas tetapi tidak keadaan yang
mendasari, dan penggunaannya biasanya terbatas pada ansietas situasional seperti
ansietas penampilan. Nefazodon (Serzone) yang juga digunakan pada depresi, telah
terbukti mengurangi ansietas dan mencegah gangguan panik.3

Tabel 1. Sediaan obat anti anxietas dan dosis anjuran7


No
1

Nama generik
Diazepam

Nama dagang
Diazepam
Lovium
Mentalium
Stesolid

Valdimex

Sediaan
Tab. 2 - 5 mg
Tab. 2 - 5 mg
Tab. 2 - 5 - 10 mg
Tab. 2 - 5 mg

Dosis anjuran

Ampul 10 mg/2 cc

Anak<10 kgBB = 5 mg

Rectal tube 5 mg/2,5 cc


Tab 5 mg

Anak >10 kgBB = 10 mg

Oral = 2-3 x 2-5 mg/hari


Injeksi = 5-10 mg (im/iv)
Rectal tube =

Chlordiazepoxide

Lorazepam

Clobazam

5
6

Bromazepam
Alprazolam

7
8

Sulpiride
Buspirone

Hydroxyzine

Trazep
Valium

Ampul 10 mg/2 cc
Rectal tube 5 mg/2,5 cc
Tab. 2 - 5 mg

Cetabrium
Tensinyl
Librium
Ativan
Renaquil
Merlopam
Frisium
Clobazam
Asabium
Clobium
Proclozam
Lexotan
Alprazolam
Xanax xr
Alganax
Calmlet
Feprax
Atarax
Alviz
Zyprax
Dogmatil
Buspar
Tran-q
Xiety
Iterax

Ampul 10 mg/2 cc
Drg 5-10 mg
Cap 5 mg
Tab 5-10 mg
Tab 0,5-1-2 mg
Tab 1 mg
Tab 0,5-2 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 1,5-3-6 mg
Tab 0,25-0,5-1 mg
Tab 0,25-1 mg
Tab 0,25-0,5-1 mg
Tab 0,25-0,5-1-2 mg
Tab 0,25-0,5-1 mg
Tab 0,5 mg
Tab 0,5-1 mg
Cap 0,25-0,5-1 mg
Cap 50 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Caplet 25 mg

2-3 x 5-10 mg/hari


2-3 x 1 mg/hari
2-3 x 10 mg/hari

3 x 1,5 mg/hari
3 x 0,25-0,5 mg/hari
1 x 0,5-1 mg/hari
3 x 0,25-0,5 mg/hari

2-3 x 50-100 mg/hari


2-3 x 10 mg/hari
3 x 25 mg/hari

II.9. Perjalanan Gangguan dan Prognosis


Awitan usia sulit dirinci; sebagian besar pasien dengan gangguan ini melaporkan bahwa
mereka telah cemas sepanjang yang mereka ingat. Pasien biasanya datang untuk mendapatkan
perhatian klinisi pada usia 20-an walaupun kontak pertama dengan klinisi dapat terjadi pada usia
berapapun. Hanya sepertiga pasien yang memiliki gangguan ansietas menyeluruh mencari terapi
psikiatri. Banyak pasien datang ke dokter umum, spesialis penyakit dalam, spesialis jantung,
spesialis paru, atau spesialis gastroenterologi, mencari terapi untuk komponen somatik gangguan
mereka. Karena tingginya insiden adanya gangguan jiwa komorbid pada pasien dengan
gangguan ansietas menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis gangguan ini sulit diprediksi.

Meskipun demikian, sejumlah data menunjukkan bahwa peristiwa hidup terkait dengan awitan
gangguan ansietas menyeluruh. Terdapatnya beberapa peristiwa hidup yang negatif sangat
meningkatkan kemungkinan gangguan tersebut untuk timbul. Dengan definisi, gangguan ansietas
menyeluruh adalah suatu keadaan kronis yang mungkin akan menetap seumur hidup.

You might also like