You are on page 1of 25

LAPORAN KASUS UJIAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEPERAWATAN
POST SEKSIO SESAREA PADA NY.TD

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Stase Maternitas

Disusun oleh

DIAN CHINTIA PRATIWI


NPM.220112150010

PROGRAM PROFESI NERS XXX


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

Tanggal pengkajian : Jumat, 25 September 2015


Tempat

: Ruang Alamanda RSUP Hasan Sadikin Bandung

A. IDENTITAS
I. Identitas Klien
1. Nama
2. Umur

: Ny. TD
: 32 tahun
3. Alamat

: Kp. Babakan

Dangdeur Kelurahan Pasir Biru,


4.
5.
6.
7.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Latar belakang pendidikan


Agama
Pekerjaan
No medrek
Identitas penanggung jawab
Nama
Umur
Latar belakang pendidikan
Agama
Pekerjaan
Hubungan dengan klien

Bandung.
: SLTA
: Islam
: Karyawan swasta
: 0001481161
: Tn. A
: 32 tahun
: SLTA
: Islam
: Wiraswasta
: Suami

B. KELUHAN UTAMA SAAT PENGKAJIAN


Ny.TD mengeluh nyeri pada luka operasi, rasa nyeri bertambah saat ia
melakukan aktivitas seperti bergerak, makan, dan minum. Rasa nyeri
berkurang saat ia berbaring. Rasa nyeri dirasakan seperti luka tersayat dan
tertekan benda berat. Rasa nyeri yang dirasakan Ny. TD berfokus
abdomen, yakni pada luka post operasi seksio sesarea. Ny TD mengatakan
bahwa rasa nyeri berada pada skala 5 ( 0-10 ). Rasa nyeri dirasakan setiap
saat ketika Ny. TD bergerak. Oleh karena itu, Ny. TD tidak berani untuk
turun dari tempat tidur, pergi ke toilet untuk BAK bahkan pergi
mendatangi anaknya ke ruang rawat bayi untuk memberikan ASI.
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Saat ini P1A0, Ny. TD sedang dilakukan perawatan H+2 operasi seksio
sesarea. Luka operasi masih tertutup verban. Ny. TD mengeluh nyeri pada
luka post operasinya. Rasa nyeri yang dirasakan oleh Ny.TD membuat ia
tidak beranjak dari tempat tidur.
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

G1P0A0 riwayat kehamilan dengan resiko berganda ( preeklamsi berat,


oligohidroamnion, IUGR).

Saat masa kehamilan, Ny TD mengatakan

tekanan darahnya mengalami peningkatan, yakni 130/100 pada usia


kehamilan 3 bulan, 140/110 pada usia kehamilan 4 bulan dan 160/100
pada usia kehamilan > 6 bulan. Ny. TD juga mengalami pembengkakan
pada kaki saat hamil. Hasil pemeriksaan urin pada saat hamil adalah
protein +1. Terkait kondisi kesehatannya saat hamil, Ny. TD rutin
memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas dan ke dokter terdekat. Selain
itu, Ny.TD juga pernah melakukan program untuk mendapatkan anak
karena ia baru memiliki anak setelah 7 tahun pernikahan. Ny. TD pernah
mengalami alergi makanan udang. Hal tersebut ditunjukkan dengan bintik
kemerahan pada tubuh
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Keterangan :
= Perempuan
= Meninggal
= Laki-laki
= Hipertensi
= Ny. TD
Di dalam anggota keluarga Ny.TD, ada salah seorang
penderita hipertensi, yaitu ayah dari Ny.TD.

F. POLA KEBUTUHAN DASAR


Jenis Kebutuhan Dasar
Nutrisi

Keterangan
Ny. TD mampu menghabiskan makan 1 porsi. Ny.
TD makan dengan teratur 3 x/ hari. Ny. TD sudah
mengetahui diet rendah garam
Status nutrisi Ny. TD
BB = 70 kg, TB = 155 cm
IMT = 70 kg / (1,55 )2 = 29, 1
( Ketegori Overweight ).

Cairan

Input = minum 650 cc, air makanan 750 ml , air hasil


metabolisme oksidatif 300 ml, infus 2 botol @ 500

cc = 1000 cc
Output = urin 1 cc/ kg bb/ jam= 1680 cc
IWL = 15 / kg bb/ hari = 1.050 cc
Maka keseimbangan cairan Ny. TD
Input = Output + IWL
2.700 = 2730
Eliminasi

Ny.TD mengatakan pasca operasi ia belum BAB,


Ny.TD juga kerap kali menahan pipis karena merasa
nyeri pada luka seksio sesarea.

Istirahat dan tidur

Ny.TD mengatakan bahwa ia tidak memiliki


gangguan tidur. Ny. TD dapat tidur pada pukul 22.00
WIB dan terbangun pada pukul 05.00 WIB.

Ambulasi

Ny.TD belum mau mobilisasi aktif karena nyeri pada


luka post operasi seksio sesarea.

Kebersihan Diri

Ny.TD belum mau untuk mandi, oral hygiene pun


belum dilakukan. Ny. TD hanya meminta tubuhya
untuk diseka dengan memakai tisu basah.

G. PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan/ Keadaan

Kesadaran kompos mentis

umum
Tanda-tanda vital

TD= 140/90 mmHg, N = 80x/menit, RR= 20 x / menit,


S= 36,4 0 C

Kepala

Inspeksi = tidak ada kotoran, tidak ada kerontokkan,


Palpasi = teraba kering. Hal ini terjadi karena Ny.TD
belum keramas sejak 4 hari yang lalu.

Wajah

Inspeksi
Ny. TD tampak berkeringat
Mata= konjungtiva merah muda, sclera (ikterik
negatif), visus normal, pergerakkan pupil (+/+).
Hidung= simetris, tidak ada keluaran, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak ada gangguan
bernapas.
Mulut= kering, tidak ada stomatitis, tidak ada karies

gigi, lidah bersih.


Pipi = terdapat cloasma gravidarum, tidak terdapat
bekas jerawat, tidak ada lesi.
Telinga = Tidak ada keluaran kotoran, tidak ada
gangguan pendengaran.
Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak ada edema, palpasi kulit
teraba lembab dan lengket.
Leher

Inspeksi = Tidak ada kemerahan, tidak ada deviasi


trakea
Palpasi = Denyut nadi karotis teraba kuat,tidak ada
benjolan, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada
perbesaran kelenjar tiroid, tidak ada gangguan menelan.

Jantung

Inspeksi= Tidak ada perbesaran jantung, tidak ada


edema, tidak ada sianosis.
Auskultasi = Buyi jantung I dan II terdengar.
Palpasi = Tidak ada massa berlebih, tidak ada nyeri
dada.
Perkusi= Pekak jantung pada ruang interkostal III/IV.

Paru-paru

Inspeksi= tidak terdapat penggunaan otot pernapasan


tambahan, pergerakkan dada simetris.
Auskultasi = Apeks, basal, dan area lapang paru baik
bagian anterior maupun posterior terdengar sura napas
normal trakeal, bronkial, dan vesikuler.
Palpasi = Tidak ada krepitasi, tidak ada massa berlebih,
tidak ada nyei tekan, fremitus vocal (+/+).
Perkusi= Resnonan pada area paru anterior dan
posterior.

Payudara

Inspeksi=

Payudara

simetris,

ukuran

payudara

bertambah, tidak terdapat lesi pada puting, terdapat


daerah kehitaman di bagian areola, puting terbenam /
inverted
Palpasi =

Tidak ada pembengkakan, tidak terdapat

tanda infeksi yakni kemerahan, peningkatan panas, dan


keluaran pus. Saat di palpasi ASI tidak keluar.

Abdomen

Inspeksi

= Terlihat garis kehitaman ( linea nigra) dari

arah umbilikal sampai simpisis pubis, terdapat stretch


mark, terdapat luka seksio sesarea.
Auskultasi = Bunyi bising usus 11 x/ menit ( normal=
11-12 x/ menit ) .
Palpasi
= Involusio uteri teraba satu jari di bawah
umbilikus, uterus teraba tegang kontraksi baik, nyeri
tekan positif, terdapat distensi kandung kemih, diatasis
rektus

abdominalis

tidak

dilakukan

karena

ibu

mengeluh nyeri pada luka post operasi.


Genitalia

Inspeksi= terdapat keluaran darah merah terang


( rubra ),. Jumlah darah dalam

tidak terdapat

haemoroid.
Ekstremitas

Inspeksi= Tidak terdapat varises, tidak terdapat edema


pada ekstremitas atas dan bawah, ekstremitas kanan dan
kiri simetris.
Palpasi= Teraba denyut nadi distal, kekuatan otot 5.
Homan sign = tanda negatif tidak terdapat flebitis.
Refleks patella = +/+

H. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Peran
Pasca melahirkan, Ny. TD memiliki peran baru, yakni sebagai seorang ibu.
Ny. TD mengatakan bahwa ia akan merawat anaknya dan memberikan ASI
eksklusif meskipun Ny. TD harus bekerja kembali pada awal bulan
Desember. Ny. TD masih khawatir karena ASI belum juga keluar, ia
merasa kasihan dengan bayinya. Keterangan yang dinyatakan oleh Ny. TD
menerangkan bahwa Ny. TD sedang berada pada fase taking hold, yakni ia
sudah memiliki keinginan untuk memberikan ASI kepada bayinya.
Namun, Ny. TD masih khawatir karena ASI belum keluar. Pada keadaan
ini, Ny. TD harus diberikan pendidikan kesehatan mengenai pijat oksitosin
dan perawatan payudara untuk untuk menstimulasi keluarnya ASI.
2. Identitas diri

Ny. TD mengatakan bahwa sebelum hamil dirinya mengalami peningkatan


sensitifitas seperti mudah tersinggung. Namun, saat ini ia lebih merasa
sabar karena ia merasa memiliki identitas baru sebagai seorang ibu.
3. Harga diri
Ny.TD memiliki harga diri yang positif, Ny.TD mengatakan bahwa saat ini
ia merasa menjadi wanita yang sempurna karena telah melahirkan seorang
anak. Ny. TD sangat menantikan kehadiran anak pertamanya ini setelah
menikah 7 tahun.
4. Gambaran diri
Ny. TD tetap memiliki gambaran diri yang positif terhadap kondisi
fisiknya yang mengalami peningkatan berat badan. Ny. TD berpandangan
bahwa perubahan pada tubuhnya adalah hal yang wajar dan ia memiliki
keyakinan bahwa keadaan fisiknya akan kembali pada keadaan normal.
I. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Ny.TD bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kepercayaan untuk
memiliki seorang anak. Ny. TD belum melakukan sholat karena masih
terdapat keluaran darah pada daerah genitalia.
J. PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN DIRI, LUKA,
PENYAKIT
Ny.TD menanyakan bagaimana cara mengurangi nyeri luka post operasi
seksio sesarea. Selain itu, Ny. TD juga ingin mengetahui cara merangsang
payudara untuk dapat mengeluarkan ASI dan cara membuat puting Ny. TD
yang terbenam menjadi menonjol ke luar.
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah = Hb 11,8 g/dL ( normal 12-16 ), Ht 35 % ( normal 3547 % ), leukosit 21.700 mm3 ( normal 5000-10.000 mm3), eritrosit 3.92
juta/uL ( normal 3.6-5.8 juta/uL, trombosit 204.000 ( normal 150.000
450.000 mm3).
L. DATA BAYI NY. TD
Lahir pada tanggal 23 September 2015 pukul 22.24 dengan jenis kelamin
laki-laki usia kehamilan 39 minggu. BB = 1600 gram, PB 44 cm, APGAR
menin I= 6, menit V = 8. Lahir plasenta jam 22.27 dengan tarikan ringan
pada tali pusat. Berat plasenta 300 gram ukuran 18 x 18 x 2 cm.
M. DATA PEMAKAIAN KB

Pasca persalinan, Ny. TD menggunakan jenis KB IUD.


N. ANALISA DATA
Data Menyimpang
Data Subjektif

Etiologi
Seksio sesarea

-Ny.TD mengeluh nyeri pada


luka

operasi,

rasa

nyeri

bertambah saat ia melakukan


aktivitas

seperti

bergerak,

makan, dan minum. Rasa nyeri


berkurang saat ia berbaring.
-Ny. TD mengatakan rasa nyeri
dirasakan seperti luka tersayat
dan tertekan benda berat. Rasa
nyeri yang dirasakan Ny. TD
berfokus abdomen, yakni pada
luka post operasi seksio sesarea.
- Ny TD mengatakan bahwa rasa
nyeri berada pada skala 5 ( 010 ).
-Rasa nyeri dirasakan setiap saat
ketika Ny. TD bergerak. Oleh
karena itu, Ny. TD tidak berani
untuk turun dari tempat tidur,
pergi ke toilet untuk BAK
bahkan

pergi

mendatangi

anaknya ke ruang rawat bayi


untuk memberikan ASI.
- Ny.TD mengatakan belum mau
mobilisasi aktif karena nyeri
pada luka post operasi seksio
sesarea.
-Ny.TD

Cedera pada jaringan

menanyakan

Aktivasi mediator kimia


Merangsang sel saraf
nyeri
Gangguan rasa nyaman

Masalah
Gangguan rasa nyaman

bagaimana

cara

mengurangi

nyeri luka post operasi seksio


sesarea.
-

Ny.TD

mengatakan

pasca

operasi ia belum BAB ( Hal ini


terjadi

karena

minimnya

mobilisasi Ny.TD)
Data Objektif
- Hasil inspeksi mulut Ny. TD
kering ( Hal ini terjadi karena
rasa nyeri bertambah saat ia
bergerak untuk minum).
- Hasil palpasi kandung kemih
Ny. TD mengalami distensi (Hal
ini terjadi karena Ny.TD kerap
kali

menahan

pipis

karena

merasa nyeri pada luka seksio


sesarea).
Data Subjektif
- Ny. TD mengatakan khawatir
karena ASI belum juga keluar, ia
merasa kasihan dengan bayinya.
-Ny.

TD

mengetahui
payudara

mengatakan
cara

ingin

merangsang

untuk

dapat

Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis
anterior
Aktivasi sel-sel kelenjar
payudara dalam
memproduksi ASI

Aktivasi jaringan
penghasil ASI tidak
mengeluarkan
ASI
dan
didukung dengan
penatalaksanaan puting yang
stimulasi hisapan bayi
terbenam / inverted.
karena Ny. TD belum
bertemu dengan bayinya
Data Objektif
-Hasil inspeksi payudara puting
H+2 Post partum
terbenam / inverted.
kolostrom belum keluar
- Hasil palpasi payudara ASI

Kecemasan

tidak keluar.
Ny. TD khawatir ASI
belum keluar
Kurang pengetahuan
cara merangsang
produksi ASI
Data Subjektif
- Ny. TD mengatakan bahwa
saat ia mencoba turun dari
tempat tidur dan berjalan Ny.

Kecemasan
PEB berkanjut
Vasospasme pembuluh
darah

TD mengeluh pusing.
- Saat masa kehamilan, Ny TD

Peningkatan tekanan
perifer

mengatakan tekanan darahnya

Penurunan perfusi darah


ke otak

mengalami peningkatan, yakni


130/100 pada usia kehamilan 3
kehamilan 4 bulan dan 160/100

Peningkatan
permeabilitas jaringan
di otak

pada usia kehamilan > 6 bulan.

Edema serebri

bulan, 140/110 pada usia

-Ny. TD juga mengatakan


bahwa ia mengalami
pembengkakan pada kaki saat
hamil.
Data Objektif
-Riwayat kehamilan dengan

Risiko cidera

Peningkatan TIK
Kejang
Risiko cidera

preeklamsi berat.
- Hasil pemeriksaan urin pada
saat hamil adalah protein +1.
- TD saat ini= 140/90 mmHg.
Data Objektif
-Hasil palpasi kandung kemih
terdapat distensi. ( Kandung
kemih yang penuh atau teraba di
atas simfisis pubis dapat
mengubah posisi fundus dan
menggangu kontraksi uterus).

Kandung kemih penuh


Menghambat kontraksi
uterus
Risiko Perdarahan

Risiko Perdarahan

- Hasil pemeriksaan darah = Hb


11,8 g/dL ( normal 12-16 ), Ht
35 % ( normal 35-47 % ).

O. RANCANGAN ASUHAN KEPERAWATAN


No

Diagnosa

Perencanaan

Keperawatan
1.

Gangguan rasa
nyaman berhubungan
dengan nyeri akibat
sesarea ditandai oleh
Data Subjektif

nyeri

perawatan selama
1x24 jam

luka operasi seksio

-Ny.TD

Tujuan
Setelah dilakukan

-Pasien akan

Intervensi
Mandiri

Rasional

-Ajarkan pasien
teknik relaksasi
benson.

-Memberi
distraksi dan
meningkatkan
rasa kontrol pada
pasien dengan
melibatkan faktor
keyakinan pasien
untuk dapat
mengurangi nyeri
pasca seksio
sesarea

memperlihatkan

mengeluh teknik relaksasi


pada
luka secara individual

bertambah

nyeri yang efektif


saat ia untuk mencapai

melakukan

aktivitas kenyamanan.

operasi,

rasa

seperti

bergerak, -Pasien akan


makan, dan minum. mempertahankan

-Kaji tingkat
skala nyeri pada
pasien.

Rasa nyeri berkurang tingkat nyeri pada


saat ia berbaring.
skala 3 atau
-Ny. TD mengatakan
rasa nyeri dirasakan

kurang (dengan
skala 0-10).

seperti luka tersayat


dan

tertekan

benda

berat. Rasa nyeri yang


dirasakan

Ny.

TD

berfokus

abdomen,

yakni pada luka post


operasi seksio sesarea.

-Pasien akan
melaporkan
kesejahteraan
fisik dan
psikologis.
- Pasien akan

-Kaji psikologis
pasien terait
nyeri.

-Mengetahui
tingkat nyeri
pasien yang akan
digunakan untuk
mengevaluasi
keefektifan teknik
relaksasi nyeri
yang diberikan
-Mengetahui
kondisi fisik dan
psikologis pasien
terkait adanya
nyeri yang
dirasakan.

- Ny TD mengatakan tidak mengalami


bahwa

rasa

nyeri gangguan dalam

berada pada skala 5 frekuensi


( 0-10 ).

pernapasan,

-Rasa nyeri dirasakan


setiap saat ketika Ny.
TD

bergerak.

Oleh

karena itu, Ny. TD


tidak

berani

untuk

turun

dari

tempat

tidur, pergi ke toilet


untuk BAK bahkan
pergi

mendatangi

anaknya

ke

ruang

bayi

untuk

rawat

memberikan ASI.
- Ny.TD mengatakan
belum mau mobilisasi
aktif karena nyeri pada
luka

post

operasi

seksio sesarea.
-Ny.TD

menanyakan

bagaimana

cara

mengurangi nyeri luka


post

operasi

seksio

sesarea.
Data Objektif
- Hasil inspeksi mulut
Ny. TD kering ( Hal
ini terjadi karena rasa

frekuensi jantung,
atau tekanan
darah.

nyeri bertambah saat


ia

bergerak

untuk

minum).
-

Hasil

palpasi

kandung kemih Ny.


TD

mengalami

distensi (Hal ini terjadi


karena Ny.TD kerap
kali

menahan

pipis

karena merasa nyeri


pada
2.

luka

seksio

sesarea).
Kecemasan
berhubungan dengan
kurang pengetahuan
mengenai cara
merangsang produksi
ASI ditandai dengan
Data Subjektif
- Ny. TD mengatakan
khawatir karena ASI
belum juga keluar, ia

Setelah dilakukan Mandiri


-Berikan
perawatan selama
dorongan kepada
1x24 jam
-Pasien
akan pasien untuk
meneruskan
aktivitas

mengungkapkan

dibutuhkan

pikiran dan

meskipun

perasaaan untuk

mengalami

mengeskternalisa

kecemasan.
si kecemasan.
-Pasien
akan -Berikan

dengan bayinya.

menunjukkan

informasi

kemampuan

mengenai faktor

ingin mengetahui cara


merangsang payudara
untuk

dapat

mengeluarkan ASI dan


penatalaksanaan
puting

yang

terbenam / inverted.

untuk

ketenangan pada
pasien dan
membantu
mengurangi

yang secara verbal

merasa kasihan

-Ny. TD mengatakan

-Memberikan

berfokus pemicu produksi

pada pengetahuan ASI setelah


dan keterampilan melahirkan.

-Meningkatkan
pengetahuan
pasien tentang
faktor pemicu
produksi ASI
setelah
melahirkan.

yang baru.
-Ajarkan pasien
-Pasien

akan teknik menyusui

mengidentifikasi
gejala

yang

yang benar.

-Meningkatkan
pengetahuan
pasien dan
kesiapan dalam

merupakan
Data Objektif
indikator
-Hasil
inspeksi
-Ajarkan pasien
kecemasan pasien
payudara
puting
teknik Hoffman.
sendiri.
terbenam / inverted.
- Hasil palpasi
-Pasien
akan
payudara ASI tidak
mengkomunikasi
keluar.
kan
kebutuhan
-Berikan
dan
perasaan
penguatan positif
negatif
secara
ketika pasien
tepat.
mampu
-Pasien
akan
mendemontrasika
memiliki tandan kembali teknik
tanda vital dalam
menyusui dan
batas normal.
teknik Hoffman
yang telah

memberikan ASI.
-Terapi puting
terbenam untuk
membuat
tampilan fisik
puting lebih
menonjol ke luar.

-Memberikan
dukungan agar
pasien
menerapkan
teknik yang telah
diajarkan.

diajarkan.
3.

Risiko cidera
berhubungan dengan
peningkatan tekanan
darah ditandai oleh
Data Subjektif
- Ny. TD mengatakan
bahwa saat ia
mencoba turun dari
tempat tidur dan
berjalan Ny. TD
mengeluh pusing.
- Saat masa

Tidak

terjadi Mandiri
-Bantu ibu
cidera pada ibu
melakukan
setelah dilakukan
ambulasi yang
perawatan selama
pertama.
1x24
jam.

-Saat pertama kali

Dengan kriteria
-Kesadaran

terjadi.
-Pemahaman

kompos

mentis

-Beritahu ibu
untuk mencari
bantuan sebelum

GCS 15 ( 4-5-6).
turun dari tempat
-Tekanan darah
tidur.
dalam
batas
normal.

dari berbaring ke
duduk, hipotensi
ortostatik dapat

bahwa ibu
berisiko tinggi
jatuh dan
mengalami cidera
dapat menjamin

kehamilan, Ny TD

kepatuhan ibu

mengatakan tekanan

untuk selalu

darahnya mengalami
peningkatan, yakni

mengubah posisi

meminta bantuan
-Kaji tekanan

130/100 pada usia

darah ibu setiap 4

( misalnya untuk

kehamilan 3 bulan,

jam

pergi ke kamar

140/110 pada usia

mandi ).
-Membantu

kehamilan 4 bulan dan

mengevaluasi

160/100 pada usia

Kolaborasi
-Metildopa 3x500

kehamilan > 6 bulan.


-Ny. TD juga

PO
-Nifedipine 3 x

mengatakan bahwa ia

penatalaksaan
pemberian obat
anti hipertensi.

10 PO

mengalami
pembengkakan pada

-Membantu

kaki saat hamil.


Data Objektif
-Riwayat kehamilan

menurunkan
tekanan darah

dengan preeklamsi
berat.
- Hasil pemeriksaan
urin pada saat hamil
adalah protein +1.
- TD saat ini= 140/90
mmHg.
4.

Risiko perdarahan

Tidak

berhubungan dengan

perdarahan

distensi kandung

setelah dilakukan

kemih ditandai dengan


Data Objektif
-Hasil palpasi

perawatan selama

kandung kemih
terdapat distensi.
( Kandung kemih yang
penuh atau teraba di
atas simfisis pubis

terjadi Mandiri
-Anjurkan ibu

1x24 jam dengan


kriteria
-Tidak

ada

distensi kandung
kemih yang dapat
menggangu

untuk

-Kandung kemih

mengosongkan

yang penuh dapat

kandung kemih

menggangu

secara tuntas.

kontraksi uterus.

-Lakukan
tindakan untuk
mendorong ibu
berkemih sesuai

kontraksi uterus.
kebutuhan. Jika
dapat mengubah posisi - Hb dan Ht
ibu tidak dapat
fundus dan
dalam
batas
pergi ke toilet,

-Meningkatkan
kemampuan ibu
untuk
mengosongkan
kandung kemih.

menggangu kontraksi
uterus).
- Hasil pemeriksaan
darah = Hb 11,8 g/dL (
normal 12-16 ), Ht 35
% ( normal 35-47 % ).

normal.

bantu ibu untuk


berkemih sambil
berbaring di
tempat tidur
dengan
menggunakan

pispot.
-Pantau lokia
bersamaan
dengan
pengkajian
fundus.
-Hitung jumlah
pembalut yang
digunakan.

-Mengidentifikasi
adanya
perdarahan
abnormal. Aliran
lokia yang deras
dapat segera
terjadi ketika

-Pantau kadar Hb
dan Ht

uterus
berkontrasksi
dengan masase.
- Mendeteksi
hemoragi akibat
atonia uteri atau
laserasi vagina /
uterus.
Perdarahan
berlebihan terjadi
jika pembalut

-Pantau nadi dan

penuh dalam

TD

waktu 15 menit.
-Membantu
memperkirakan
jumlah
kehilangan darah.
Jika kadar Hb 10
mg atau kiurang
dan Ht 30 % atau
kurang, ibu tidak
akan menoleransi
kehilangan darah
dengan baik.
- Peningkatan
nadi dan
penurunan TD
dengan uterus
yang keras dan
kehilangan darah
berlebihan yang
tidak tampak
dapat menjadi
tanda
pembentukkan
hematoma ( yang
disebabkan oleh
kehilangan darah
dari kompartemen
vaskular ke dalam
jaringan.

P. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal
25 September 2015

Implementasi
Ajarkan pasien teknik relaksasi
benson.

Evaluasi
S=
Ny.TD
beristigfar kepada
Allah
dan
mengatakan
kata
dede
untuk
meningkatan
motivasinya
mengurangi nyeri.
O= Ny.TD tampak
nyaman.
A=
Masalah
teratasi.
P= Intervensi
selesai.

Kaji tingkat skala nyeri pada pasien.

S=
Ny.TD
mengatakan nyeri
berada pada skala 4
( 0-10)
O= Ny.TD tampak
rileks.
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi
lanjutan buat jadwal
evaluasi teknik
relaksasi.

Kaji psikologis pasien terait nyeri

S=Ny.TD
mengatakan ingin
kuat berjalan demi
bertemu anaknya di
ruang bayi.
O=Ny. TD tampak
tenang.
A=
Masalah
teratasi.
P= Intervensi
selesai.

25 September 2015

Berikan dorongan kepada pasien

S= Ny. TD ingin

untuk mengungkapkan secara verbal

seperti pasien post

pikiran dan perasaaan untuk

partum lainnya

mengeskternalisasi kecemasan.

yang dapat rawat

-Gunakan pendekatan yang tenang


dan meyankinkan.
-Nyatakan dengan jelas tentang
harapan terhadap perilaku pasien.
-Dampingi pasien selama prosedur.

gabung dengan
bayinya. Ny. TD
ingin menyusui
bayinya.
O= Ny. TD tampak
tenang.
A= Masalah
teratasi.
P=Intervensi selesai

- Berikan informasi mengenai faktor

S= Ny. TD

pemicu produksi ASI setelah

memahami bahwa

melahirkan.

salah satu penyebab


ASI tidak keluar
karena tidak
dirangsang dengan
hisapan bayi.
O= Ny. TD tampak
bersemangat untuk

bertemu bayinya.
A=Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi
lanjutan, mobilisasi
Ny. TD ke ruang
bayi.
-Ajarkan pasien teknik menyusui

S= Ny. TD

yang benar.

mengatakan bahwa
ia ingin segera
menerapkan teknik
menyusui yang
telah diajarkan
kepada bayinya.
O= Ny. TD tampak
antusias
memperhatikan
materi.
A=Masalah teratasi
sebagian.
P=Intervensi lebih
lanjut evaluasi
teknik menyusui
yang telah
diajarkan.

Ajarkan pasien teknik Hoffman.


- Letakkan jempol dan telunjuk
tangan di antara puting (saling
berhadapan).
-Tekan kedua jari tersebut sambil
menarik puting keluar.
-Pindah posisi kedua jari mengikuti
putaran arah jam, lakukan hal yang
sama. Ulangi sebanyak lima kali
sehari.

S= Ny. TD
mengatakan
mengerti
penatalaksanaan
puting terbenam
dengan teknik
hoffman.
O=Ny. TD
mendemostrasikan

kembali gerakan
Hoffman yang telah
diajarkan.
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi lebih
lanjut evaluasi
gerakan Hoffman
yang telah
diajarkan.
-Berikan penguatan positif ketika

S=Ny. TD

pasien mampu mendemontrasikan

mengatakan akan

kembali teknik menyusui dan teknik

menerapkan

Hoffman yang telah diajarkan.

kembali teknik
menyusui dan
gerakan Hoffman
yang telah
diajarkan.
O= Ny. TD tampak
antusias dan
semangat.
A=Masalah teratasi.
P=Intervensi
selesai.

25 September 2015

Bantu ibu melakukan ambulasi yang

S= Ny. TD

pertama.

mengatakan

-Bantu pasien untuk bangkit ke posisi


duduk secara perlahan.
-Beri kesempatan pada pasien untuk
menggantungkan tungkainya di sisi
tempat tidur selama beberapa menit
sebelum berdiri.
-Batasi waktu latihan hingga 15

bersedia untuk
belajar duduk dan
turun dari tempat
tidur.
O= Ny. TD dapat
duduk dengan
bantuan

menit, tiga kali sehari.


-Bantu pasien untuk turun dari
tempat tidur ke kursi roda atau kursi.
-Anjurkan latihan ambulasi dengan
melakukan jalan-jalan yang sering
dan singkat sedikitnya tiga kali sehari
dengan dampingan
-Tingkatkan jarak tempuh latihan
secara progresif setiap hari.

pendampingan. Ny.
TD memulai
ambulasi dengan
duduk terlebih
dahulu selama 15
menit kemudian
belajar untuk turun
dari tempat tidur
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi
lanjutan untuk
ambulasi dengan
jalan-jalan di
sekitar tempat tidur.

Beritahu ibu untuk mencari bantuan

S= Ibu mengatakan

sebelum turun dari tempat tidur.

akan meminta
bantuan perawat
untuk turun dari
tempat tidur.
O= Ibu
menggunakan kursi
roda untuk bertemu
bayinya dengan
pendampingan
perawat.
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi

Pantau tekanan darah ibu

lanjutan evaluasi

setiap 4 jam.

kemampuan
mobilitas pasien.
S= Ibu mengatakan

tidak ada keluahan


pusing.
O=Hasil TTV TTV
130/80 mmHg,
Nadi 78 x/ menit.
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi
lanjutan evaluasi
kembali TD.
25 September 2015
-Anjurkan ibu untuk mengosongkan

S= Ibu mengatakan

kandung kemih secara tuntas.

bersedia untuk
mengosongkan
kandung kemihnya.
O= Ibu
diindikasikan
pemasangan kateter
karena ingin diberi
terapi MgSO4 20 %
A= Masalah teratasi
P= Intervensi
selesai

-Lakukan tindakan untuk mendorong

S= Ibu mengatakan

ibu berkemih sesuai kebutuhan. Jika

bersedia di pasang

ibu tidak dapat pergi ke toilet, bantu

kateter.
O= Ibu

ibu untuk berkemih sambil berbaring


di tempat tidur dengan menggunakan
pispot.

diindikasikan
pemasangan kateter
karena ingin diberi
terapi MgSO4 20 %
A= Masalah teratasi
P= Intervensi
selesai

-Pantau lokia bersamaan dengan

S= Ny. TD

pengkajian fundus.

mengatakan
pempers diganti
satu kali sehari
dengan jumlah
keluaran yang tidak
sampai memenuhi
pempers.
O=Keluaran merah
terang dengan
jumlah 10 cc.
A= Masalah teratasi
sebagian
P= Intervensi
lanjutan evaluasi
kembali haluaran
lokia.

-Hitung jumlah pembalut yang

S= = Ny. TD

digunakan.

mengatakan
pempers diganti
satu kali sehari
dengan jumlah
keluaran yang tidak
sampai memenuhi
pempers.
O=
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi
lanjutan evaluasi
kembali jumlah
pembalut yang
digunakan.

-Pantau kadar Hb dan Ht

S=
O= Belum

dilakukan
pemeriksaan darah
kembali
A= Masalah belum
teratasi..
P= Intervensi
lanjutan lakukan
pemeriksaan darah
kembali.
-Pantau nadi dan TD

S=
O= TTV 130/80
mmHg, Nadi 78 x/
menit.
A= Masalah teratasi
sebagian.
P= Intervensi
lanjutan observasi
kembali nadi dan
TD.

You might also like