You are on page 1of 488

Hal 143 Not Just Married part 1/2

NOT JUST MARRIED (Chapter 1)


Title : Not Just Married Chapter 1
Author : Moramyun
Category : Married Life, Romance, Sad, Family Story, Chapter
Cast :
Choi Yongneul
Cho Kyuhyun
Lee Donghae
And Other Cast === Author POV ==
HyunAh Kyuhyun berhenti mengunyah roti dan mengangkat wajahnya untuk menatap
Yongneul saat mendengar nama itu. HyunAh.. nuguya?
Kyuhyun terdiam dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia kembali menegang saat
mendengar nama itu. Mengapa Yongneul bisa mengetahui nama itu? Dan mengapa ia
bertanya? Apa Yongneul tahu hubungan Kyuhyun dengan HyunAh? Dari mana kau tahu
nama itu?
Haruskah aku mengatakannya?
Apa aku yang mengatakannya saat mabuk kemarin? Sial. Kyuhyun tetap memperlihatkan
tatapan mata tajamnya namun mengalihkan pandangannya dari Yongneul. Ia merutuki
dirinya sendiri jika memang ia yang menyebut nama itu saat ia tidak sadarkan diri semalam.
Bukan siapa-siapa.
Hm? Yongneul menyondongkan tubuhnya dan meneliti setiap gerak gerik Kyuhyun. Ia
tersenyum kecil melihat Kyuhyun yang sedang salah tingkah menurutnya.
Benarkah? Sepertinya.. HyunAh seseorang yang sangat berarti bagimu. Hm? Seringai itu
merusak wajah cantik Yongneul pagi ini.
Dia menolakmu? Eo? Meninggalkanmu? Aigoo~ Yongneul menjauhkan tubuhnya dan
menyandarkannya di kursi sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Tidak apa, mungkin dia sudah menemukan pria yang lebih baik darimu. Kau tahu itu
karena apa? Huh? Itu pasti karena sikap angkuhmu, percaya padaku. Ejekan Yongneul
dibalas oleh tatapan membunuh Kyuhyun. Sepertinya Yongneul berhasil menyulut api di
pagi yang cukup dingin ini.
Deoseo, nagalkke. Yongneul menarik tasnya yang semula ia sampirkan di dekat meja
makan. Ia melirik Kyuhyun sebelum berangkat dan menepuk ringan bahu pria itu. Jadi..
karena itu semalam kau mabuk? Cih! Konyol. Bisiknya lalu meninggalkan Kyuhyun.
Kyuhyun yang sejak tadi terdiam, kini segera membalikkan tubuhnya dan ingin menyangkal
namun terlambat. Rivalnya sudah lebih dulu menghilang dari apartemen mereka. Shit!
Sepertinya aku harus menjahit mulutnya. Eugh!! runtuknya pada diri sendiri.
Yongneul dan Kyuhyun adalah sepasang suami-istri yang dijodohkan. Sejak mereka
dipertemukan, tidak pernah terlihat sekalipun mereka memiliki sikap yang baik satu sama
lain. Yongneul adalah seorang mantan artis yang kini berprofiesi sebagai seorang dokter
umum di rumah sakit. Sedangkan Kyuhyun adalah seorang direktur rumah sakit di rumah
sakit yang sama. Ia sudah memiliki banyak pengalaman medis di Jepang karena itu
pimpinan besar rumah sakit yang berpusat di Tokyo itu menempatkan Kyuhyun di posisi
penting.
Kyuhyun selalu acuh dan tidak menyukai Yongneul yang banyak bicara, sementara
Yongneul mudah sekali tersinggung dan selalu memulai pertengkaran dengan Kyuhyun.
Tidak pernah terpikirkan oleh mereka untuk memulai sebuah hubungan baik. Terutama
Yongneul. Gadis itu bahkan membuat sebuah surat perjanjian yang ditandatangani oleh
Kyuhyun sebagai bukti ketidaksukaan mereka dengan pernikahan mereka sendiri.
Secara rahasia, mereka membuat perjanjian yang salah satu point di dalamnya yaitu
permintaan Yongneul untuk menceraikannya setelah tiga bulan pernikahan mereka. Dan
yang terpenting dalam kehidupan rumah tangga mereka adalah hubungan mereka
bersifat rahasia. Tidak ada orang lain yang mengetahui pernikahan mereka kecuali keluarga
dan orang-orang yang memang mereka percaya. Entah bagaimana jadinya pernikahan
mereka nantinya, yang jelas mereka terlihat saling tidak suka dan ingin mengakhiri
pernikahan mereka. Segera.

Yongneul mendesah untuk kesekian kalinya siang itu. Ia sudah selesai dengan jadwalnya
hari itu karena itu ia melarikan diri ke tempat yang biasa ia datangi. Tempat teratas gedung
rumah sakit. Udara dingin yang menerpa tubuhnya, membuat ia mendesah dan harus
berkali-kali menyerup teh hangat yang ada di genggamannya. Hari sudah memasuki musim
gugur, cukup dingin bagi gadis itu namun ia tidak memakai syalnya. Meskipun dingin
mengganggunya, ia tetap menyukai tempat yang bisa membuatnya melihat indahnya kota
Seoul.
Teringat sekilas kejadian semalam yang membuatnya memimpikan suatu hal yang sama
sekali tidak ia mengerti. Di dalam mimpi itu Yongneul terlibat dalam sebuah perdebatan
dengan Kyuhyun. Yongneul sendiri tidak mengingat jelas penyebab pertengkaran mereka di
dalam mimpi itu. Ia hanya mengingat beberapa ucapan yang mereka berdua katakan.
Kyuhyun yang ada di dalam mimpinya bertolak belakang dengan Kyuhyun yang ada di
dunia nyata. Jika di dalam dunia nyata Kyuhyun adalah pria acuh dan sinis menurut
Yongneul namun di dalam mimpi pria itu seperti menuntut sesuatu dari Yongneul.
Mengekangnya dan memaksanya untuk tidak pergi.
Aku yang berhak memutuskan dengan siapa kau pergi. Cobalah untuk menjadi
istri yang baik walau hanya satu hari saja.
Mwo? Niga mwonde? Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa
pernikahan ini tanpa dasar apapun kecuali perjodohan? Itu berarti aku berhak
melakukan apapun dan dengan siapapun bukan?Jadi lebih baik hentikan ucapan
anehmu itu. Kau terlalu banyak berharap, Kyuhyun-ssi.
Rentetan kalimat itulah yang mereka keluarkan di dalam mimpi Yongneul. Tidak ada rasa
apapun yang aneh di diri Yongneul, hanya saja ia merasa tidak mengerti. Mengapa
belakangan ini ia sering sekali memimpikan pria itu. Bahkan sikap dan sifat pria itu sangat
berbeda dengan dunia nyata.
Haa~ desahan itu kembali terdengar. Mungkin karena semalam dia melakukan itu.
Kembali Yongneul teringat saat Kyuhyun memeluknya tanpa sadar. Ketika Kyuhyun tiba di
rumah dalam keadaan mabuk.
Tapi.. Siapa itu HyunAh? Kyuhyun mengucapkan nama itu saat ia tidak sadarkan diri.

Ponsel Yongneul berbunyi saat satu pesan masuk. Pesan dari suster Jung. Gadis periang
itu mengajaknya untuk makan siang bersama, seperti biasa.
Siang ini makan apa ya? aku bosan makan siang di luar, mungkin sesekali aku membuat
bekal makan siang. Saat memikirkan bekal makan siang, Yongneul teringat sesuatu yang
sudah menjadi kekurangannya. Oh ya, aku tidak terlalu pandai memasak. Mungkin aku
harus belajar dulu dengan eomma. Yongneul segera membalas pesan Jung sembari
berjalan menjauh dari tempatnya. Yah~ sudah lama aku tidak menghabiskan waktu
bersama eomma.
Dokter model! pria tua itu datang kembali. Tuan Han. Pasien penderita kelainan jantung
yang sudah lama dirawat di rumah sakit itu.
Tuan Han? Yongneul menghampirinya dan segera menuntun tuan Han. Sudah saya
bilang untuk tidak ke tempat ini. Di sini banyak angin.
Apa semua dokter selalu cerewet sepertimu? Huh? Yongneul hanya tertawa pelan. Suster
Jung bilang kau cuti beberapa hari, pantas aku tidak pernah melihatmu belangkan ini.
Kemana saja kau? Kencan dengan kekasih? Eo?
Aniyo, kekasih dari mana? mereka berjalan bersama menuju ruang rawat tuan Han. Apa
anda sudah merasa lebih baik? Anda terlihat lemas belakangan ini.
Aku baik-baik saja, kau tenang saja. Aku bahkan memaksakan diriku untuk memakan
habis makananku.
Yongneul kembali tertawa ringan. Itu bagus. Dan jangan lupakan obatnya.
Bisakah aku berhenti meminum obat? Tenggorokanku bosan menelan material pahit itu.
Yongneul menggeleng pelan sembari menatapnya.
Haa.. Dokter model, apa kau melewatkan harimu dengan baik? Yongneul menoleh
mendengar pertanyaan itu. Sudah lama aku tidak melihat senyumanmu. Apa kau baik-baik
saja? Apa sesuatu yang buruk sudah menimpamu?
Yongneul masih berjalan bersama tuan Han namun kedua matanya tertuju pada pria tua itu.
Mengapa pria tua itu selalu hampir bisa membaca pikirannya. Yongneul kacau? Mungkin

bisa dikatakan iya namun ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin karena bayangan
Donghae yang selama ini melayang-layang di pikirannya. Aku baik-baik saja, appa.
Tuan Han berhenti melangkah dan menatapnya tidak percaya. Yongneul baru saja
memanggilnya dengan sebutan appa. Kau
Aku baik-baik saja. Appa tidak perlu khawatir, eo. Yongneul tersenyum padanya.
Tuan Han sendiri masih menganga dibuat ucapan Yongneul. Ia menggenggam erat kedua
tangan lembut gadis itu sembari menatapnya tidak percaya. Apa kau.. baru saja
memanggilku dengan sebutan appa? Yongneul mengangguk pelan. Dengan perlahan
tuan Han menangkup wajahnya. Kau.. putriku?
Yongneul sedikit tersentuh dengan ucapan itu. Ia pun mengusap punggung tuan Han. Ne,
appa. Dengan perlahan juga, Yongneul memeluk tubuh tuan Han yang semakin terlihat
kurus. Ia menepuk-nepuk ringan punggung tuan Han.
Sejujurnya sudah lama ia ingin mengabulkan permintaan tuan Han yang satu ini, hanya saja
ia takut putra tuan Han akan merasa sakit jika mendengarnya. Namun hari ini, Yongneul
ingin tuan Han tahu bahwa ia juga sudah menganggapnya sebagai ayahnya sendiri.
Yongneul membuka pintu besar sebuah rumah bernuansa putih. Ia melihat seorang palayan
yang sudah lama bekerja di rumah itu. Mungkin bisa dikatakan kepala pelayan. Seorang
pria yang usianya sudah memasuki kepala lima. Pria tua itu sudah bekerja di keluarga Choi
jauh sebelum Yongneul lahir.
Kedua orangtua Yongneul selalu bersikap hangat pada orang yang selalu melayaninya
dengan tulus itu, bahkan ayah Yongneul menyekolahkan anak tunggal pelayan Jang yang
tinggal di Jepang bersama ibunya. Minho dan Yongneul sering bertemu dengan Jang
Geunseok, anak pelayan Jang. Mereka sangat akrab dan sudah seperti saudara kandung.
Nona? Anda datang?
Ahjussi. Yongneul berhenti dan tersenyum padanya. Woah~ sudah lama aku tidak melihat
ahjussi, ternyata perut ini semakin membesar ya hahaha. Kata Yongneul sembari
mengusap perut besar pria gemuk itu.

Hahahaha benarkah? Apa saya perlu melakukan diet? candanya. Eo nona, mengapa
tidak bersama tuan Kyuhyun tadi?
Tadi??
Iya. Tadi siang tuan Kyuhyun datang untuk bertemu dengan nyonya, saya pikir nona tahu.
Aku tidak tahu. Untuk apa dia datang menemui eomma? Apa ada sesuatu yang dia cari?
Ah, di mana eomma?
Nyonya ada di dapur, sedang membuat cake.
Cake?? Yah.. kebetulan sekali. Ahjussi tahu untuk apa aku datang? Aku ingin belajar
memasak pada eomma, lagipula sudah lama juga kami tidak menghabiskan waktu
bersama.
Jang ahjussi tersenyum melihat gadis yang sudah sejak kecil dekat dengannya itu.
Sepertinya anda ingin belajar masak untuk tuan Kyuhyun hahaha. Itu bagus sekali nona.
Yongneul berhenti tersenyum dan meliriknya tidak suka. Aku belajar untukku sendiri. Bukan
untuknya. Yongneul sudah pernah menceritakan pada Jang ahjussi tentang rasa tidak
sukanya ia dengan Kyuhyun. Sepertinya Jang ahjussi salah persepsi.
Ahjussi hampir membuat semangatku hilang. Katanya lalu menghampiri ibunya yang ia
lihat di dalam dapur.
Yongneul mendekati ibunya saat ia sudah berada di dalam dapur. Eomma! Panggil
Yongneul sembari memeluk ibunya dari belakang.
Eo, Yong? Ibu Yongneul menoleh dan melihat anak perempuan satu-satunya itu sudah
berada di belakangnya. Kapan kau datang?
Barusan hihihihi. Eomma masak apa? Dari aromanya sepertinya enak.
Hanya Cheese Cake. Oppamu dan istrinya akan datang malam ini, jadi eomma sengaja
membuat kue kesukaan mereka. Ibu Yongneul melepaskan tangan Yongneul dari perutnya
dan membalikkan tubuh.

Mengapa kau tidak mengatakan pada eomma jika kau ingin datang? Eomma bisa
membuat satu cake lagi untukmu dan Kyuhyun.
Tidak perlu, lagipula aku datang untuk belajar masak dengan eomma.
Benarkah? Ibu Yongneul segera menangkup wajah anaknya. Yah~ hantu apa yang
merasukimu hingga kau bisa seperti ini? Sebelumnya kau sangat menghindari kegiatan
memasak. Apa ini karena Kyuhyun? Pasti dia yang sudah membuatmu seperti ini. Cinta
memang membuat orang berubah. Kemajuan!
Aish~ aniyo. Yongneul menggeleng sembari melepas tangan ibunya. Sesekali aku ingin
membuat bekal makan siang, karena itu aku datang agar aku bisa memasak.
Bekal makan siang untuk Kyuhyun. Woah.. romantis sekali.
Haa terserahlah eomma mau bicara apa. Yongneul melengos dan melihat cake yang siap
dihiasi keju. Bagaimana kabar Chaerin eonni, eomma? Sudah lama aku tidak bertemu
dengannya.
Minho bilang belakangan ini Chaerin terlihat pucat, dia mudah lelah. Ha~ sudah eomma
bilang untuk berhenti bekerja tapi Chaerin bersikeras mempertahankan perkejaannya.
Eomma rasa dia terlalu lelah.
Seseorang mengetahui kondisi tubuhnya sendiri, eomma. Biarkan saja. Nanti juga dia akan
berhenti jika sudah merasa benar-benar lelah. Yongneul membantu ibunya yang mulai
menghias cake. Eomma, apa tadi Kyuhyun datang?
Oh.. ya! Tadi suamimu datang. Eo, apa dia tidak mengatakannya padamu? Yongneul
menggeleng sembari tetap fokus. Dia datang sore tadi. Dan tidak lama dia pergi.
Untuk apa?
Hanya bertanya beberapa hal.
Tentang?
Ibu Yongneul tersenyum jahil. Rahasia. Katanya lalu tertawa.

Yaish~ Ternyata eomma sama anehnya dengan Kyuhyun. Apa Kyuhyun juga
ingin menarik perhatian eomma dan mencuci otak eomma? Sama seperti apa
yang dia lakukan pada appa.
Eomma..! Teriak seseorang yang bisa mereka berdua kenali suaranya.
Eo, Minho sudah datang. Tunggulah di sini, eomma ke depan sebentar. Yongneul
mengangguk dan kembali sibuk dengan cakenya.
Reuni keluarga singkat yang tidak sengaja terjadi pada malam itu terlihat sangat hangat,
penuh dengan tawa. Yongneul yang duduk di sebelah Chaerin terlihat sibuk membahas hal
yang biasa para wanita bicarakan. Mereka berdua terlihat sangat dekat dan itu membuat
Minho tersenyum senang. Bagaimana tidak? Dulu Chaerin terlihat tidak ingin dekat dengan
Yongneul, namun adik perempuannya itu selalu memperlihatkan dirinya yang hangat pada
istrinya. Membuat Chaerin merasa nyaman berada di dekat gadis itu.
Eonni, kudengar kau sakit. Mungkin belakangan ini kau terlalu lelah bekerja. Ucap
Yongneul saat mereka mengangkat beberapa piring kotor ke dapur.
Aniyo, hanya bekerja di balik komputer, tentu tidak terlalu melelahkan. Aku rasa menjadi
seorang dokter lebih melelahkan bukan?
Kau harus memeriksakan dirimu ke dokter, atau kau ingin aku periksa? Hahaha.
Beristirahatlah di waktu senggang, jangan lupa untuk makan, dan serat sangat penting
untuk tubuh.
Yong.. Chaerin mengusap tangan Yongneul saat gadis itu bicara tanpa melihatnya.
Yongneul pun menoleh. Sebenarnya aku bukan sakit atau lelah. Aku.. Eng.. Kau akan
segera memiliki keponakan.
MWO?! Bola mata Yongneul melebar. Ka-kau hamil? Chaerin tersenyum sembari
mengangguk.
Ba-bagaimana.. Tunggu! Kupikir Minho oppa dan Chaerin eonni saling tidak menyukai,
tapi mengapa eonni. Tunggu di sini.

Yongneul segera berlari menghampiri Mino yang masih duduk bersama kedua orangtua
mereka di ruang keluarga. Oppa!
Minho dan kedua orangtua mereka terdiam melihat Yongneul seperti baru saja melihat
hantu. Wae? tanya Minho.
Chae-chaerin eonni hamil?? Wajah Yongneul seperti menuntut sebuah penjelasan.
MWO?! Teriak kedua orangtua mereka. Yak istrimu hamil tapi kau tidak mengatakannya
pada kami? tanya ayah mereka. Pantas belakangan ini Chaerin sangat lelah dan pucat.
Gumam ibu mereka.
Sementara itu Minho hanya tertawa renyah dan menggaruk leher belakangnya. Maaf, aku
lupa.
Eonni hamil tapi kau lupa? Apa kau tidak ingat sudah melakukan sesuatu padanya.
Yak ucapanmu itu terlalu frontal,Yong! Protes Minho.
Yongneul menarik Minho dan membawa kakaknya agar menjauh dari kedua orangtua
mereka. Oppa, kukira kalian tidak saling menyukai tapi bagaimana bisa kalian
melakukannya? Bahkan sampai eonni hamil. Apa kau tidak memikirkan perasaannya jika
dia tahu kau tidak mencintainya? Kau sendiri yang mengatakannya padaku, kau sama
sekali tidak menyukainya.
Dengar, Yong. Minho tahu Yongneul akan bertanya seperti itu dan ia mencoba untuk
menjelaskannya pada gadis itu.
Kami memang dijodohkan, sama sepertimu. Pernikahan kami adalah sebuah pernikahan
yang diatur tapi bukanlah sebuah skenario. Memang benar, dulu aku tidak mencintainya.
Aku mencintai orang lain, bahkan di saat aku sudah menikah dengan Chaerin. Setiap hari
aku selalu pulang larut malam, aku acuh padanya, bahkan aku jarang menghabiskan waktu
hanya untuk makan di meja yang sama dengannya. Tapi ada sebuah kejadian yang
membuatku sadar dan harus membuka mataku.
Minho melihat wajah Yongneul yang semakin terlihat bingung.
Setiap malam dia selalu menungguku pulang, dia sering tertidur di sofa. Dan hari di mana
aku sadar.. saat aku melihatnya tergeletak di lantai. Kukira aku sudah melakukan

kesalahan. Ternyata benar. Dia pingsan saat menungguku pulang, dia sengaja
menungguku pulang setiap malam dan tidak makan malam. Dia berharap aku mau makan
malam bersamanya. Dia tidak bicara padaku sebelumnya jika dia memiliki riwayat lambung
kronis. Karena itu.. aku merasa bersalah.
Jadi kau menyukainya karena rasa bersalah?
Minho menggeleng dan menatap adiknya. Aku sadar dan aku benar-benar mencintainya.
Sejak saat itu aku selalu pulang lebih awal agar aku bisa memastikan bahwa dia sudah
makan malam dan aku selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama dengannya.
Yongneul terdiam mendengar kejujuran Minho. Ia tidak menyangka Minho yang dulu matimatian bersumpah tidak akan bahagia dengan pernikahannya, kini justru terlihat sangat
menyayangi istrinya. Seandainya ia berada di posisi Chaerin, memiliki suami yang sangat
perhatian dan sayang padanya. Seperti itulah harapan Yongneul dalam hati.
Dan perdebatan singkat mereka, sudah didengar oleh seseorang yang menjadi objek
perbincangan mereka. Chaerin menyandarkan dirinya di salah satu tembok besar di rumah
itu dan tersenyum. Ia mengusap perutnya yang masih rata. Sayang, kau tahu? Appamu
benar-benar mencintai eomma. Chaerin bersyukur dalam hati. Cinta yang selama ini ia
pendam ternyata tidak lagi bertepuk sebelah tangan.
Yongneul membuka pintu apartemennya dan melihat sepatu Kyuhyun sudah ada di raknya.
Kyuhyun sudah pulang lebih dulu. Tentu saja, ini sudah hampir jam sebelas malam. Dengan
lemasnya, Yongneul berjalan masuk dan melihat Kyuhyun yang sibuk menonton televisi.
Yongneul berjalan ke arahnya dan meletakkan sesuatu di atas meja.
Eomma menitipkan ini untukmu. Yongneul duduk sebentar di sebelah Kyuhyun dengan
jarak yang cukup jauh.
Apa itu? tanya Kyuhyun saat menarik bungkusan itu.
Buka saja. jawabnya acuh.
Yongneul melihat Kyuhyun yang sepertinya menyukai makanan itu. Woah Cheese Cake!

Kyuhyun segera berlari kecil ke arah dapur, membuat Yongneul bingung melihatnya.
Senang sekali dia. Cih! Dasar.
Kyuhyun kembali dengan sebuah sendok dan piring kecil. Ia segera memakannya tanpa
berbasa-basi untuk sekedar berterimakasih pada Yongneul karena sudah
membawakannya. Eum.. ini enak. Kata Kyuhyun pelan namun masih terdengar di telinga
Yongneul.
Seperti anak kecil saja. gerutu Yongneul. Eomma bilang kau pergi ke rumah tadi sore.
Untuk apa?
Apa aku harus mengatakannya padamu? Kau penasaran? Kyuhyun tetap menikmati
cakenya.
Yaa.. tidak juga, hanya.. bingung saja. Yongneul melipat kedua tangannya di depan dada.
Kau tidak sedang mendekati eomma bukan?
Bukankah hal yang wajar jika ada seorang menantu yang dekat dengan mertuanya?
Yongneul menatapnya kesal. Pria ini, bukannya menjawab justru bertanya. Kau ingin
menarik perhatian eomma, sama halnya kau mendapat perhatian appa? Begitu?
Kyuhyun berhenti makan dan menatapnya datar. Bisakah kau tidak selalu berprasangka
buruk tentangku? Kau selalu mencurigaiku. Memangnya apa yang akan kulakukan
padamu? Selama ini aku mengikuti permainanmu tapi kau selalu membuatku naik darah.
Aku? Membuatmu naik darah? Yongneul mendengus. Jadi kau menyalahkanku?
Bukankah aku selalu mengatakan yang sebenarnya? Kau sendiri! Kau selalu hampir
merusak rencanaku. Kau menceritakan tentang pernikahan kita pada dokter Lee, kau juga
mengatakan pada dokter kulit bahwa kau sudah menikah walaupun kau merahasiakan
identitasku, bahkan kau juga ingin ikut bersama aku dan Donghae oppa ke Jeju.
Sebenarnya apa maumu? Huh?
Kyuhyun meletakkan sendoknya dan membuang muka. Selalu seperti ini. Keluhnya dalam
hati.
Lalu kau sendiri mau apa? Ingin segera bercerai denganku? Huh? Yongneul tidak
menjawabnya.

Ok, dalam beberapa minggu lagi aku akan mengakhiri kontrak kita. Dan aku akan
menceraikanmu. Katanya lalu segera pergi meninggalkan Yongneul. Terdengar suara pintu
kamar mereka yang tertutup sangat kencang karena perbuatan Kyuhyun. Yongneul sedikit
terkejut namun ia tetap terlihat kesal dengan Kyuhyun malam ini.
Kalau begitu cepatlah! Lebih cepat akan lebih baik.
=== Yongneul POV ===
Beberapa hari setelah pertengkaran itu, tidak ada satupun dari kami yang memulai untuk
menyatakan genjatan senjata. Kyuhyun selalu berangkat lebih dulu dariku, aku tidak pernah
melihatnya masih berkeliaran di rumah setiap aku bangun. Dan aku selalu menemukannya
sudah tertidur saat aku pulang kerja.
Terkadang Kyuhyun tidak ada di rumah saat aku kembali dan baru akan pulang setelah
lewat tengah malam. Hubungan kami yang aku pikir akan membaik, justru sekarang
merenggang. Mungkin kami memang diciptakan untuk tidak berada di atap rumah yang
sama.
Aku tahu, memang aku yang memulai pertengkaran beberapa hari yang lalu tapi aku pikir
aku benar. Aku tidak melakukan atau mengatakan hanya yang tidak benar. Dia saja yang
sangat tempramen dan sensitif. Bahkan di dalam pesawat yang sedang membawa kami ke
pulau Jeju pun, dia terlihat tidak ingin mengatakan maaf padaku.
Kau kenapa, Yong? suara Donghae oppa menyadarkanku dari lamunanku sendiri. Ia yang
duduk di sebelahku sepertinya sudah mengamatiku sejak tadi. Ada sesuatu?
Ah, tidak. Aku hanya merasa takut. Kau tahu aku tidak menyukai ketinggian. Aku
memperbaiki posisi dudukku. Apa kita sudah hampir sampai?
Sebentar lagi. Donghae oppa kembali membaca novel yang ada di hadapannya
sementara aku sibuk melihat awan putih dari balik kaca. Kalian sedang bertengkar
ya?tanya Donghae oppa.
Mungkin yang dia maksud adalah aku dan Kyuhyun. Memangnya.. terlihat jelas?

Donghae oppa tersenyum dan menutup novelnya. Yah sudah berapa tahun aku
mengenalmu, tentu aku tahu kau ini seperti apa. Kau tahu? Tidak baik bertengkar dengan
seseorang, apalagi dengan saudara sendiri.
Hanya perdebatan biasa. Ah apa kita akan ke Seogwipo-Si? tanyaku mengalihkan
pembicaraan.
Hm. Kita akan menginap di sana. Kau suka pantai kan? Besok kita akan melihat pohon
maple.
Baguslah! kataku untuk menutupi sandiwara.

Aku berjalan santai menuju kamar hotel. Kamar hotelku berada di antara kamar Donghae
oppa dan Kyuhyun. Sebenarnya Donghae oppa menawarkan untuk satu kamar dengan
Kyuhun tapi pria sombong itu menolaknya. Kulirik dia saat aku akan segera memasuki
kamar. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa aku sedang melancarkan rudal kekesalan
rupanya. Dasar!
Sore nanti kita akan ke pantai, Yong. Ganti bajumu dan beristirahatlah sebentar. Kata
Donghae oppa.
Ok. Jawabku singkat.
Aku merebahkan diriku saat berada di kamar hotel. Haa~ akhirnya sampai. Setelah
menempuh jarak dari Seoul, akhirnya aku bisa merasakan nyamannya tempat tidur. Hmm..
sepertinya aku mendengar suara ombak. Aku berjalan ke arah balkon dan melihat pantai
yang begitu indah. Woah~ Jejuuu! Akhirnya aku kembali ke tempat ini. Teriakku.
Kau suka? Donghae oppa ternyata sedang berada di depan balkon. Dan karena kamar
kami bersebelahan, jadi dia cukup jelas mendengar teriakanku.
Tentu saja, oppa. Aku melambaikan tanganku. Terimakasih sudah membawaku ke tempat
ini hihihi.
Aku sudah menyuruhmu untuk berganti pakaian dan istrahat, mengapa kau justru berada
di sana?

Aku tertawa singkat, cerewet sekali dia hahaha. Baik, kapten. Ledekku lalu masuk kembali
ke kamarku.
Aku rasa berjalan santai di pantai akan terasa menyenangkan. Kalau begitu. Aku
menarik tasku dan mencari beberapa pakaian yang cocok untuk sore nanti. Aku harus
berpakaian yang sesuai dan cocok denganku. Yang mana yaa
=== Author POV ===
Yongneul keluar dari kamarnya dan melihat Donghae sudah ada di depan pintu. Pria itu
tersenyum, seperti biasa. Dan sosok pria yang sudah beberapa hari ini mendiaminya,
berdiri tepat di belakang Donghae. Membuang pandangannya ke arah lain.
Maaf, aku lama?
Tidak, ayo kita pergi. Kata Donghae lalu segera menggandeng tangan Yongneul.
Yongneul menarik tangannya secara spontan dan membuat Donghae menoleh. Eng oppa,
ada sesuatu yang tertinggal.. tunggu sebentar.
Yongneul kembali ke kamarnya dan menutup pintu kembali. Ia tidak melakukan apapun,
tidak ada barang yang tertinggal. Hanya saja ia ingin menghindar dari genggaman tangan
Donghae. Ia sendiri tidak tahu mengapa ia harus menolaknya. Yongneul meletakkan
tangannya tepat di atas dada. Merasakan detakan jantungnya yang menggebu cukup
kencang.
Ah~ mengapa selalu seperti ini? tanyanya pada diri sendiri. Ok, tenangkan dirimu dan
segera keluar. Mereka pasti akan curiga jika aku terlalu lama di sini.
Yongneul mengambil nafas dalam dan kembali keluar dari kamarnya.
Aku meninggalkan ponselku tadi. Katanya seraya menunjukkan ponselnya. Kajja.
Yongneul lebih dulu melengos dan melewati kedua pria itu sebelum Donghae kembali
menyambar tangannya.

Mereka berjalan santai di pinggir pantai. Yongneul dan Donghae berada di depan
sementara Kyuhyun mengekori dari belakang. Ada sedikit rasa menyesal di hati Kyuhyun,

mengapa ia mau ikut bersama mereka? Kyuhyun hanya sebagai pajangan saja di tempat
itu.
Donghae berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Kyuhyun-ssi, kau ingin minum
sesuatu?
Eng?
Aku akan membeli minuman hangat di sana. kata Donghae sembari menunjuk sebuah
tempat di ujung jalan. Kau ingin kopi atau semacamnya?
Kyuhyun memutar bola matanya dan mengangguk sekilas. Kedengarnya bagus.
Ok, kalian tunggulah di sini. Donghae tersenyum penuh arti. Sebenarnya ia sengaja
meninggalkan mereka berdua di tempat itu. Donghae pikir tidak baik bagi mereka untuk
bertengkar. Bukankah mereka bersaudara? Mereka harus berbaikan. Donghae pun pergi
meninggalkan Kyuhyun yang kini berdiri bersebelahan dengan Yongneul.
Untuk beberapa menit tidak ada suara terdengar, hanya desiran ombak dan hembusan
angin yang menyapu telinga yang terdengar. Yongneul tetap diam menatap laut yang ada di
hadapannya sedangkan Kyuhyun melihat ke arah berlawanan dengan posisi Yongneul
sekarang. Ia dengan angkuhnya berdiri dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam
saku celana tanpa melirik Yongneul sedikitpun.
Yongneul pikir ia memang salah selalu berprasangka buruk tentang Kyuhyun. Mungkin saja
ia tidak melakukan apapun, samacam menarik perhatian ibunya. Namun ia kembali pada
pikirannya semula. Dia memang ingin merusak rencanaku. Batinnya. Yongneul ingat
seberapa jauh Kyuhyun sudah mengatakan pada beberapa orang bahwa ia sudah menikah.
Aku tidak melakukan apapun. Suara serak itu terdengar, Yongneul menoleh ke arah
Kyuhyun. Aku tidak melakukan apa yang seperti kaukira, kau pikir untuk apa aku mencari
perhatian ibumu?
Saat di Macau aku melihatmu yang takut keramaian, bahkan kegelapan. Aneh. Seorang
mantan artis sepertimu bisa seperti itu. Kau juga menghindari udara dingin dan ketinggian.
Aku baru tahu kau takut dengan banyak hal. Karena itu aku datang pada ibumu untuk
menanyakan apa lagi yang kau takuti. Kyuhyun menoleh dan melihat Yongneul yang sudah
menatapnya. Aku terlalu malas bertanya padamu.

Untuk apa kau mengetahui hal-hal yang membuatku takut? Aku curiga.
Cih! Kyuhyun membuang pandangannya dan tersenyum kesal. Kau selalu saja curiga
padaku, selalu seperti itu.
Yongneul menunduk dan berpikir untuk beberapa saat. Iya, mungkin ia sangat berlebihan.
Oh.. Yongneul mengangkat kapalanya. Kalau begitu kau tidak perlu bertanya pada
siapapun untuk mengenalku. Katanya membuat Kyuhyun menoleh.
Well, aku rasa kau hanya ingin mengenalku bukan? Kau bisa bertanya lengsung padaku
tentang siapa aku. Yongneul mengambik nafas dalam dan kembali memandang pantai.
Kau tahu? Aku sudah cukup lelah dengan perdebatan kita selama ini. Sudah lebih dari dua
bulan kita menikah tapi suasana di dalam rumah seperti tidak beraura. Kita tidak pernah
menghabiskan waktu bersama. Mungkin kita bisa memperbaikinya sekarang.
Yongneul melihat Kyuhyun yang masih menatapnya datar. Pria ini sama sekali tidak
memiliki reaksi terhadap wanita ya? Selama kurang dari sebulan ini kita perbaiki keadaan
kita sebelum kita bercerai. Mungkin kita bisa berteman.
Kyuhyun masih tidak bergemin kemudian mengalihkan pandangannya dari Yongneul. Kau
ingin kita berteman sampai kita bercerai nanti?
Yongneul mengangguk pelan. Kita coba pelan-pelan. Yongneul sedikit berdesis. Yaa..
meskipun mungkin sulit.
Kyuhyun mengangguk, menyetujui pendapat Yongneul. Setidaknya tidak ada pertengkaran
selama sebulan kedepan, setidaknya mereka tidak harus berteriak satu sama lain selama
sebulan ke depan, dan setidaknya Kyuhyun bisa mengerti bahwa Yongneul bukanlah gadis
yang menyukai pertengkaran. Dan itulah yang membuat Kyuhyun ingin mengenal sejauh
mungkin tentang wanita yang kini masih menyandang status sebagai istrinya.
Tunggu! Apa Kyuhyun mulai memiliki rasa terhadapnya? Kyuhyun melihat Yongneul
sepertinya mulai kedinginan. Tubuhnya sedikit bergetar.
Kau tahu kelemahanmu tapi kau sendiri tidak antisipasi. Kata Kyuhyun. Ia membuka
jaketnya dan menyampirkannya di tubuh Yongneul, membuat gadis itu terkejut dan
menatapnya.

Hangatkan sendiri tubuhmu. Ucap Kyuhyun sembari membuang pandangannya. Kyuhyun


sengaja mengalihkan perhatiannya dari tatapan Yongneul.
Gomawo. Kata Yongneul. Terdengar seperti suara seseorang yang malu. Tapi.. aku
masih penasaran. Kyuhyun-ssi, siapa itu HyunAh?
Tubuh Kyuhyun menegang mendengar nama itu. Lagi-lagi nama itu keluar dari mulut
Yongneul. Haruskah gadis itu merusak suasana mereka yang baru saja akan damai?
Kyuhyun tidak menjawabnya. Hanya semakin memalingkan wajahnya dari Yongneul.
Tidak seharusnya kita seperti ini, Kyuhyun-ssi. Kita berada di tempat yang salah. Kau
memiliki orang yang kaucintai sementara orangtua kita memaksa kita untuk menikah.
Begitupun denganku. Aku harus menikah denganmu yang belum kukenal sebelumnya.
Aku bahkan harus menutupi pernikahan kita yang sama sekali tidak kita harapkan. Kita
menikah tapi kita memilih untuk memberikan hati kita ke orang yang berbeda. Tidakkah itu
terdengar miris? Kau mungkin tidak bisa menemuinya, tidak sepertiku yang masih bisa
bertemu dengan Lee Donghae.
Yongneul tertawa renyah. Seharusnya kita bisa mengatakannya pada orangtua kita
sebelumnya.
Kau.. sepertinya kau sangat mencintai Lee Donghae.
Yongneul terdiam untuk beberapa saat. Cinta? Apa Yongneul mencintai Donghae?
Geurae. Jawabnya sembari menerawang jauh ke laut.
Haa~ Yongneul merenggangkan tubuhnya. Senang bisa berbaikan denganmu, Cho
Kyuhyun. Setidaknya untuk saat ini. tambahnya sembari tersenyum pada Kyuhyun.
Senyuman yang terlihat tulus untuk pertama kalinya.
Yongneul dan Kyuhyun kembali ke hotel bersama. Mereka lama menunggu Donghae di
pantai namun ternyata Donghae sudah lebih dulu kembali ke hotel. Membuat mereka
berdua kesal. Dengan wajah polosnya Donghae tersenyum di depan lobi hotel.
Kalian sudah datang? tanyanya sementara Kyuhyun sudah ingin meremukkan wajahnya.
Bagaimana Kyuhyun tidak kesal, Donghae membuat mereka menunggu hampir sejam di

pinggir pantai. Tentunya udara dingin yang menusuk, membuat Kyuhyun semakin naik
darah. Maaf tadi aku harus kembali ke hotel, karena itu aku menghubungi Yongneul agar
kalian kembali juga hehehe.
Kyuhyun memejamkan kedua matanya demi menahan amarah. Aku duluan. Kata Kyuhyun
meninggalkan mereka. Ia lebih dulu kembali ke kamar.
Apa kalian masih bertengkar? tanya Donghae pada Yongneul.
Bertengkar?? Yongneul terdiam sejenak dan mulai mengerti.
Oh.. jadi kau meninggalkan kami agar aku bicara pada Kyuhyun dan berbaikan
dengannya? Donghae mengangguk.
Aish~ oppa! Yongneul ingin mengumpatnya namun ia menahan diri. Tunggu! Dia pergi
agar aku bisa berbaikan dengan Kyuhyun?? Apa dia tahu kami benar-benar bertengkar
hebat? Mungkin dia melakukan sesuatu yang cukup berjasa kali ini. Setidaknya karena
kepergiannya itulah aku bisa bicara dengan Kyuhyun.
Yaa.. Sudah. Kami sudah tidak bertengkar.
Baguslah. Donghae merangkul Yongneul dan mengajaknya untuk berjalan. Kembalilah ke
kamar. Kita bertiga akan makan malam bersama nanti. Yongneul hanya berdeham dan
mengikutinya.

Sampai bertemu nanti malam, Yong. Donghae melambaikan tangannya.


Ne, oppa. Sahut Yongneul kemudian membuka pintu kamarnya dan masuk. Ia
menyalakan lampu kamar yang saat itu keadaannya mulai gelap. Dan saat ia membalikkan
tubuhnya, ia dikejutkan dengan sosok pria yang kini berada di hadapannya. OMO!!
Yongneul mengusap dada. Yah Cho Kyuhyun!! Apa yang kau lakukan di kamarku?!
Wae? Kau ingin mengusirku? Aku tidak yakin Donghae sudah tidak ada di depan kamarmu
sekarang. Jawabnya santai.
Yaish! Dia sudah masuk ke dalam kamarnya. Sekarang cepat keluar dan kembali ke
kamarmu. Lagipula bagaimana caranya kau masuk.

Anga. (tidak mau pergi.) Sahutnya ringan.


Wae anga? Yongneul yang mulai kesal, kini berkacak pinggang. Kau punya kamar
sendiri, Cho Kyuhyun. Pergilah.
Bukannya mengikuti kemauan Yongneul, Kyuhyun justru berjalan santai dan duduk di kursi
yang berada di sebelah tempat tidur. Memangnya kenapa jika aku di sini? Toh kita selalu
satu kamar selama ini, bahkan satu ranjang. Katanya sembari menyeringai.
Eugh!! Terserah! teriak Yongneul lalu berjalan ke kamar mandi. Kyuhyun mulai lagi
menggodanya seperti dulu. Yongneul menyesal mereka sudah berbaikan.

Yongneul melihat Kyuhyun yang masih berada di kamarnya. Pria itu sibuk dengan sesuatu
yang selalu ia bawa kemanapun. PSP. Yongneul pikir Kyuhyun pasti akan menikahi PSP jika
benda modern itu bernyawa. Yongneul duduk di pinggir tempat tidur, berhadapan dengan
Kyuhyun. Masih tidak mau pergi? Kyuhyun tersenyum namun tetap fokus pada PSPnya,
membuat Yongneul mendesah kesal. Sebenarnya apa niatmu masuk ke dalam kamarku?
Huh?
Aku hanya bosan di dalam kamar sendiri. Kyuhyun masih terlihat serius dengan
permainannya itu.
Kembalilah, ini sudah malam. Sebentar lagi Donghae oppa akan mengajak kita makan
malam dan dia pasti akan pingsan melihatmu ada di kamarku. Yongneul semakin geram
melihat Kyuhyun yang belum bereaksi. Iapun merampas PSP hitam itu dari tangan
Kyuhyun, membuat pria itu mengeram kesal.
Yak! Apa yang kau lakukan? Kembalikan!
Tidak sebelum kau kembali ke kamarmu.
Aku bilang kembalikan. Yongneul tetap menggeleng.
Yaish! Kyuhyun berusaha merebut PSP yang kini Yongneul sembunyikan di belakang
tubuhnya.

Kembalikan! Kyuhyun semakin kesal hingga ia tidak sengaja mendorong tubuh Yongneul.
Tubuh Yongneul terhempas di atas tempat tidur dengan Kyuhyun berada di atasnya. Kedua
manusia itu terdiam sesaat. Jarak mereka saat ini terlalu dekat, mungkin hanya sesenti.
Yongneul menatap dalam kedua mata Kyuhyun, pria itu bahkan tidak mengedipkan
matanya sekalipun. Kyuhyun menedekatkan wajahnya perlahan, membuat Yongneul harus
menutup matanya rapat-rapat.
Sudah kubilang untuk jangan melawanku, Choi Yongneul. bisiknya dengan suara serak.
Kyuhyun segera merampas kembali PSPnya selagi Yongneul lengah. Ia kembali menarik
tubuhnya sendiri dan duduk manis di kursi itu lagi.
Yah~ sampai di mana tadi aku? Eo, Game Over?? Aish~ aku harus mengulangnya lagi.
Gerutunya pada diri sendiri.
Sementara itu Yongneul membuka kedua mata dan segera mendudukkan tubuhnya. Ia
mengatur nafas yang sempat tidak teratur. Ia pikir Kyuhyun akan melakukan sesuatu yang
di luar kendalinya. Sial! Yongneul menatap kesal pria yang hampir membuat jantungnya
copot itu.

Hari kedua sekaligus hari terakhir mereka berada di pulau itu. Donghae mengajak Yongneul
dan Kyuhyun ke tempat di mana mereka bisa melihat pohon maple berubah warna. Musim
gugur seperti ini membuat daun pohon indah itu berubah warna. Dari warna semula yang
hijau hingga perlahan-lahan menjadi kuning kecokelatan.
Yongneul yang paling senang melihat tempat itu. Ia memang sangat menyukai musim
gugur, mengingatkannya saat ia masih kecil dulu. Ia akan pergi ke taman bersama Minho
dan Geunseok jika musim gugur tiba. Mereka akan bermain bersama di bawah pohon
maple. Yongneul tersenyum singkat melihat salah satu pohon yang daunnya sudah
berwarna cokelat sepenuhnya.
Sudah lama aku tidak menghabiskan waktu musim gugurku bersama Minho oppa dan
Geunseok. Sekarang aku menghabiskan musim gugurku bersama dua pria ini. Yongneul
berbalik dan melihat kedua pria itu berjalan ke arahnya. Mereka berdua terlihat sangat
berbeda di mata Yongneul. Jika Kyuhyun dengan angkuhnya berjalan tanpa melihatnya,

maka Donghae berjalan dengan kedua matanya yang tertuju pada Yongneul sembari
tersenyum.
Kenapa kau sangat menyukai musim gugur? tanya Donghae.
Molla. Tapi aku merasa musim gugur itu sama sepertiku. Memberikan keindahan dan
kesejukan tanpa menghiraukan daunku yang mulai gugur satu per satu. Yongneul kembali
melihat beberapa pohon di tempat itu. Aku tidak menyukai musim dingin. Sama sekali.
Musim yang hanya membuatku tidak bisa melakukan apapun, musim yang selalu
membuatku harus membawa mantel dan syal setiap hari. Yongneul tertawa ringan. Musim
dingin yang tak kuharapkan.
Kau aneh sekali, Yong.
Memang. Celetuk Kyuhyun. Kyuhyun pikir ucapannya bisa menyulut amarah Yongneul,
namun sepertinya kali ini ia gagal.
Iya, aku memang aneh. Kau tahu oppa? Bahkan ada seseorang yang menganggapku
aneh karena aku takut dengan keramaian dan kegelapan. Kata Yongneul sembali melirik
Kyuhyun yang memelototinya. Padahal orang itu sendiri aneh. Dia sendiri tidak suka
suasana sepi. Bukankah itu terdengar sama-sama aneh?
Hahahahaha. Donghae tertawa mendengarnya. Kalau begitu kalian serasi. Kalian samasama aneh bukan? Hahahaha.

Donghae sibuk mengambil gambar pepohonan yang ada di tempat itu. Sedangkan Kyuhyun
memilih untuk duduk di sebuah kursi panjang di tempat itu. Yongneul yang melihatnya pun
mendekati Kyuhyun dan duduk di sebelahnya, dengan jarak yang jauh tentunya. Kau lihat
itu, Kyuhyun-ssi? Bukankah musim gugur sangat indah?
Biasa saja.
Yongneul menoleh padanya dan mengerutkan hidungnya. Mereka kembali larut dalam
kesunyian. Tanpa Yongneul sadari, Kyuhyun sesekali mencuri pandang hanya untuk melihat
wajah berseri itu.
Sebelumnya Kyuhyun tidak pernah melihat Yongneul bisa tersenyum seperti ini, bahkan

saat mereka berada di Macau kemarin. Donghae benar-benar sesuatu, ia bisa membuat
Yongneul tersenyum setiap detik hanya dengan membawanya ke tempat ini. Sepertinya pria
itu sangat tahu persis apa yang Yongneul sukai.
Kyuhyun-ssi, apa kau masih belum mau menceritakannya padaku? Tentang HyunAh.
Aku rasa tidak ada yang perlu kuceritakan tentangnya.
Yongneul menoleh dan memiringkan kepalanya. Wae? Kalian benar-benar sudah
mengakhiri hubungan kalian?
Kyuhyun menyesal Yongneul mengetahui nama itu. Istrinya terlalu penasaran dengan sosok
HyunAh. Namun Kyuhyun sama sekali tidak ingin membicarakannya. Ia rasa tidak ada yang
perlu dibahas tentang siapa itu HyunAh.
Apa dia sangat cantik? Eo? Dia juga tinggal di Jepang? Yah~ ceritakan sedikit tentang dia.
Tidak, dia tidak ada di Jepang.
Lalu?
Kyuhyun memalingkan wajahnya pada Yongneul. Ia melihat Yongneul yang sepertinya
sangat penasaran dengan gadis itu. Bisakah kita tidak membicarakannya?
Yongneul yang mengerti pun segera menutup mulutnya dan sedikit memundurkan dirinya.
Sepertinya dia beranr-benar frustasi karena gadis itu. Kasihan sekali. Okay, sorry.
Hei kalian. Donghae berlari kecil mendapati sepasang suami istri itu. Sudah semakin
siang. Ayo kita makan siang, setelah itu kita kembali ke hotel untuk bersiap pulang.
Kyuhyun lebih dulu berdiri dan memasukkan kedua tangannya di dalam saku. Baguslah.
Lebih cepat pulang, akan lebih baik. Ia lebih dulu pergi meninggalkan Yongneul dan
Donghae. Donghae memberi isyarat pada Yongneul untuk bertanya Ada apa?. Yongneul
hanya mengangkat bahunya sembari berkata Molla tanpa suara.

Beberapa hari setelah mereka kembali ke Seoul, semua berjalan seperti biasanya. Sesuai
dengan ucapan mereka di Jeju, Kyuhyun dan Yongneul sudah semakin jarang bertengkar.
Mungkin hanya beberapa pertengkaran kecil yang terdengar. Meskipun mereka tidak
pernah sarapan bersama di setiap pagi atau sekedar makan malam setiap mereka pulang
kerja.
Ya, memang. Karena Yongneul selalu pulang lebih malam dibanding Kyuhyun yang memiliki
pekerjaan yang lebih santai. Yongneul melepaskan mantel saat ia baru saja tiba di
ruangannya. Ia mengikat rambutnya dan sedikit memperbaiki penampilan sebelum mulai
bekerja. Hingga tiba-tiba saja saat Yongneul sedang santai, suster Jung datang tanpa
mengetuk pintu. Gadis itu seperti baru saja berlari dan nafasnya terengah-engah.
Dokteeer.. Choiii
Waeyo, Jung?
Tuan Han.. tuan Han di ruang operasi.. Mendengar nama itu membuat Yongneul terdiam
untuk beberapa saat. Jika ia melihat Jung berlari seperti itu, ia yakin keadaan tuan Han
tidak baik-baik saja. Belum sempat Jung menyelesaikan kalimatnya, Yongneul sudah lebih
dulu berlari keluar ruangan. Ia berlari menuju ruang operasi. Ia bahkan belum memakai
baju dinasnya.
Yongneul melihat dua suster sedang memberikan pertolongan pada tuan Han. Kini tuan
Han sudah diberikan pertolongan agar mereka bisa memasukkan asupan oksigen di tubuh
tuan Han, dengan harapan bisa disalurkan ke jantung sehingga otak tetap bekerja. Apa
yang terjadi pada tuan Han? tanya Yongneul.
Beberapa menit yang lalu tuan Han mengeluh sakit di bagian dadanya. Tuan Han juga
mengeluhkan sakit di bagian punggung, leher, dan sekitar rahang bawah. Pernafasannya
juga semakin pendek saat tubuhnya berkeringat dingin, dokter. Jawab salah seorang
suster.
Yongneul segera membuka kancing piyama rumah sakit yang tuan Han kenakan. Beberapa
alat sudah disiapkan untuk tuan Han yang kini sudah tidak sadarkan diri. Di mana dokter
bagian jantung?! Panggil semua dokter bagian jantung!! Yongneul mulai emosional dan
berteriak.

Dokter Do cuti hari ini. Saya sudah menghubungi semua dokter bagian jantung. Dokter Lee
sudah dalam perjalanan.
Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Yongneul segera mengambil
Automatic Eksternal Defibrilator (AED). Alat yang terdiri dari dua lempengan logam
yang dapat mengalirkan listrik itu segera di tempelkan ke dada tuan Han dengan harapan
jantung tuan Han dapat bekerja karena rangsangan listrik tersebut.
Jantungnya masih belum stabil, dok. Kata suster Jung yang sudah berada di sana.
Mereka terus mengamati detak jantung tuan Han sementara Yongneul masih berusaha
memberikan rangsangan kerja di jantung pria tua itu.
Kumohon, tuan Han.. bertahanlah. Buka matamu. Sadarlah! Teriak Yongneul dalam hati.
Sebelumnya ia tidak pernah berada di posisi ini. Baru kali ini ia menangani pasien yang
mengalami serangan jantung. Berkali-kali Yongneul melihat layar yang memperlihatkan
kondisi jantung tuan Han namun tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keadaannya
membaik.
BRAKK
Suara pintu terbuka. Seseorang yang memakai baju operasi, berbeda dengan Yongneul
yang masih memakai jas putihnya, menerobos masuk. Suster Jung, bagaimana
kondisinya? suara itu masih terdengar cukup tenang meskipun keadaan di ruangan
semakin terasa genting. Suster Jung menjabarkan keadaan tuan Han sembari tetap
memberika pertolongan. Dan Kyuhyun, direktur sekaligus dokter di rumah sakit itu, melihat
Yongneul yang gemetar dan semakin panik. Kyuhyun menghentikan tangan Yongneul yang
masih saja memegang AED.
Keluar.
Yongneul berhenti dan menatapnya bingung. Apa? Aku tidak bisa keluar. Aku harus
menolongnya. Yongneul melepaskan genggaman Kyuhyun dan kembali memberikan
kejutan di dada tuan Han.
Aku bilang keluar!! teriakan itu membuat Yongneul terpenjat. Kau pikir kau bisa
menolongnya dalam keadaan panik seperti itu?! Kyuhyun merampas AED dari tangan
Yongneul kemudian memberikan isyarat kepada suster Jung untuk membawa Yongneul

keluar dari ruang operasi. Siapkan semuanya! perintah Kyuhyun untuk semua suster yang
ada di ruangan.
Sementara Yongneul baru saja digiring keluar ruangan, Lee Sungmin berlari ke arah ruang
operasi. Ia berlari sembari melihat Yongneul yang tertunduk lemas di dekat pintu ruangan.
Dan dokter jantung itu tidak berniat menanyakan apa yang terjadi dengannya, ia yakin ini
karena pasien yang kini sedang berada di ruangan itu.
Yongneul menunggu dengan paniknya. Berkali-kali ia melirik jam tangannya, sudah terlalu
lama mereka melakukan tindakan namun mengapa belum juga menunjukkan tanda-tanda?
Doa di dalam hati pun tidak berhenti berteriak di dalam hatinya. Memejamkan mata dalam
keadaan ingin menangis seperti ini tidaklah mudah.
Alih-alih ingin menyembunyikan cairan dari matanya itu, ia justru semakin merasa sesak. Ia
merasa sesuatu yang buruk akan terjadi namun ia bersikeras menampis semua itu. Kini,
terbayang semua kejadian beberapa hari belakangan ini yang ia habiskan tanpa tuan Han.
Ia baru menyadari bahwa ia benar-benar merindukan tuan Han sekarang. Suara, tawa,
bahkan sindiran tuan Han yang sebenarnya adalah nasehat untuknya.
Aku mohon.. Berikan yang terbaik untuknya. Yongneul tahu bagaimana rasanya menjadi
penderita penyakit jantung. Ditambah lagi dengan dirinya yang tidak merasa bahagia
seutuhnya, tinggal di rumah sakit selama berbulan-bulan tidaklah mudah meskipun ia tetap
bisa merasakan rasa sayang dari anaknya.
Dokter Choi! Teriak seseorang yang berlari dengan paniknya. Putra tuan Han. Haa..aaa..
bagaimanaaa keadaan ayaah saayaa..? Ia mengambil nafas panjang. Ayah saya.. apa
ayah saya baik-baik saja?
Yongneul menatapnya haru. Haruskan ia berkata jujur? Haruskah ia berkata bahwa
ayahnya dalam keadaan baik-baik saja? Yongneul sedikit mencengkram bahu pria yang
tidak terlalu tinggi itu. Kita berdua.. hanya bisa berdoa.
Oh Tidak.. putra tuan Han tertunduk lemas. Aku bahkan belum mengunjunginya pagi ini..
suara itu terdengar semakin lirih hingga Yongneul bisa mendengar sedikit isakan. Yongneul
sendiri tidak bisa menutupi rasa sedihnya. Ia mengalihkan wajahnya demi menutup airmata
yang mulai menetes.

Beberapa menit setelah itu, pintu ruang operasi terbuka. Dokter Lee dan Kyuhyun keluar
dari ruangan dengan raut wajah yang tidak menggambarkan kebahagian. Tentu kalian bisa
menebak apa yang terjadi jika melihatnya.
Putar tuan Han segera menghampiri Kyuhyun. Dokter, bagaimana keadaan ayah saya?
Apa ayah saya baik-baik saja? Operasinya berjalan lancar bukan? Eo?
Kyuhyun memejamkan kedua matanya dan menunduk lemas. Ia menghirup nafas panjang
kemudian menatap lirih putra tuan Han. Kami sudah melakukan semampu kami. Kyuhyun
menggeleng pelan.
Tidak! Tidak mungkin! Abeoji!! putra tuan Han mulai histeris dan berlari ke dalam ruang
operasi.
Kyuhyun melihat Yongneul yang terdiam di hadapannya. Gadis itu pasti mendengarnya
juga. Tanpa berkutikpun Kyuhyun bisa melihat Yongneul meneteskan airmata di
hadapannya. Yo-.. Dokter Choi.. Kyuhyun mendekatinya.
Yongneul mengusap airmatanya dengan tergesa-gesa. Aku.. Yongneul tidak tahu harus
mengatakan apa. Saat ini hatinya tidak stabil. Ia baru kali ini merasa kehilangan seseorang.
Permisi. Yongneul berlari menghindar. Bisa Kyuhyun lihat airmata itu kembali mengalir
sebelum Yongneul membalikkan tubuhnya. Ia membiarkan Yongneul pergi begitu saja.
Kyuhyun-ah. Sungmin menepuk bahu Kyuhyun. Sepertinya dia merasa sangat
kehilangan. Aku tahu seberapa dekat tuan Han dengannya. Sungmin teringat beberapa
menit sebelum operasi, ia melihat gadis itu menundukkan kepalanya. Ini pasti pertama kali
untuknya.
Kyuhyun masih belum mengalihkan pandangannya meskipun Yongneul sudah menghilang
dari ujung koridor. Kyuhyun mencengkram masker yang ia gunakan saat operasi tadi dan
memejamkan matanya. Araseo.

Yongneul membiarkan hujan turun membasahi tubuhnya. Ada apa ini? Mengapa ia tidak
bisa merasakan iar hujan yang dingin membasahinya? Rasa kehilangan membuatnya tidak
bisa merasakan apapun. Ia tidak peduli dengan dingin yang mungkin bisa saja membuat
kondisi tubuhnya menurun di tempat tertinggi di gedung rumah sakit itu.

Yang ada di bayangannyasaat ini adalah hari-harinya yang saat dulu masih bersama tuan
Han. ia tidak menyangka sebelumnya bisa dekat dengan seorang pasien, bahkan pasien itu
berhasil membuatnya terlihat buruk sekarang. Yongneul tertunduk dalam isakannya. Jika
kehilangan tuan Han saja bisa membuatnya begitu buruk, bagaimana jika ia kehilangan
kedua orangtuanya? Mungkin Yongneul tidak akan tahu bagaimana untuk kembali tertawa.
Di tengah-tengah hujan yang tidak terlalu deras itu, berdiri seseorang yang membawa
sebuah payung. Apa kau harus seperti ini? Yongneul tidak perlu mengangkat wajahnya
untuk mengetahui siapa pemilik suara itu.
Suara Kyuhyun terdengar lebih dingin kali ini. Kau pikir tuan Han akan kembali jika kau
terus berada di tempat ini?! terdengar suara itu semakin mengeras. Kyuhyun menarik
tangan Yongneul dan membuat gadis itu mau tak mau menatapnya.
Jangan melakukan hal yang konyol!! Jika hanya kehilangan seorang pasien bisa
membuatmu seperti ini, lalu bagaimana jika ada sepuluh pasien yang mengalami hal yang
sama?!
Kyuhyun ingin membawanya untuk kembali ke dalam gedung namun Yongneul menahan
tangannya. Pergilah
Kau harus ikut denganku.
Yongneul menggeleng pelan dan melepaskan tangan Kyuhyun. Biarkan aku sendiri.
Kyuhyun semakin geram dengan sikap Yongneul. Hari ini pertama kalinya ia melihat
Yongneul menangis dan hal itu membuat hatinya sedikit sesak. Bagaimana tidak? Apa
kalian bisa membayangkan bagaimana rasanya melihat orang yang kalian sayangi
menangis sesak di hadapan kalian? Dan Kyuhyun ingin mengakhiri kesedihan yang gadis
itu rasakan. Hanya saja Kyuhyun tidak mengerti bagaimana untuk bersikap lembut. Ia tidak
sesabar orang lain.
Terserah kau!! Kyuhyun membanting payung hitam itu di hadapan Yongneul. Sontak tubuh
Kyuhyun ikut basah seperti Yongneul. Aku benar-benar tidak peduli padamu! katanya
dengan suara yang semakin meninggi. Kyuhyun pun pergi meninggalkannya sendiri.

Jam dinding di unit apartemennya sudah menunjukkan pukul sebelas malam, bahkan lewat.
Namun Kyuhyun belum juga melihat tanda-tanda Yongneul kembali ke apartemen mereka.
Beberapa jam setelah ia terakhir kali bicara pada Yongneul, ia melihat gadis itu kembali
bekerja seperti biasanya meskipun dengan ruat wajah sedih. Kyuhyun bisa membacanya. Ia
tidak berniat untuk bicara pada Yongneul lagi setelah itu. Mungkin memang benar, ia hanya
butuh waktu untuk sendiri. Kyuhyun juga pernah merasakan hal yang sama.
Sebesar apapun rasa tidak peduli Kyuhyun pada Yongneul, toh kali ini ia harus mengakui
pada dirinya sendiri bahwa sekarang ia menunggu kedatangan istrinya itu. Tanpa
sadarnyapun Kyuhyun sudah berkali-kali menghubungi Yongneul, ia bahkan sudah tiga kali
mengiriminya pesan namun tidak ada satupun pesannya ada yang dibalas. Ia semakin
gelisah setiap kali melihat jam berdetak.
Hingga suara pintu unit mereka terbuka. Kyuhyun segera melonjak dari sofa dan berjalan
cepat ke depan pintu. Ia melihat Yongneul yang begitu lemas, gadis itu menundukkan
kepalanya. Choi Yongneul! Kemana saja kau? tanya Kyuhyun menuntut penjelasan.
Yongneul mengangkat kepalanya pelan dan Kyuhyun bisa melihat wajah Yongneul yang
pucat dengan mata sayu. Kyu.. Kyuhyun-ssiii suara Yongneul melemah. Ia pun
menjatuhkan dirinya di hadapan Kyuhyun.
Dengan sigap Kyuhyun menahannya, kepala Yongneul mendarat mulus di bahunya. Yoyongneul? Kyuhyun mengangkat kedua tangannya dan menyentuh punggung gadis yang
sepertinya sudah tidak sadarkan diri itu. Panas. Tubuhnya panas. Kyuhyun mendesah
lemas.
Sudah kubilang jangan melakukan hal yang konyol. Suara itu tidak terdengar seperti
sedang memarahi Yongneul. Jika Yongneul masih tersadar, mungkin ia dengan jelas bisa
merasakan kelembutan di suara itu. Pelan-pelan Kyuhyun mengangkat tubuh lemas itu.
Sambil berjalan ke arah kamar mereka, Kyuhyun memerhatikan wajah pucat Yongneul.
Gadis ini apa sedekat itukah dia dengan tuan Han? Kyuhyun tidak pernah tahu
sebelumnya. Bahkan Sungmin yang bukan siapa-siapa bagi Yongneul mengetahuinya.
Selembut mungkin Kyuhyun meletakkan tubuh Yongneul di atas tempat tidur mereka.
Kyuhyun memerikasa suhu tubuh Yongneul.

Panas sekali, pasti karena hujan tadi. Kyuhyun kembali mendesah. Ia membuka mantel
Yongneul dan menggantinya dengan selimut tebal. Mengambil handuk kecil yang
sebelumnya sudah ia basahi dan meletakkannya di kening Yongneul. Kyuhyun mengamati
wajah Yongneul yang sudah tidak terlalu pucat seperti pertama kali ia lihat tadi.
Dengan sedikit keraguan, ia mengusap wajah Yongneul selembut mungkin. Memperhatikan
setiap senti wajah itu. Aku mungkin mulai gila tapi aku harap kau membuka matamu
sekarang. Kyuhyun menarik tangannya dari wajah Yongneul dan memejamkan kedua
matanya. Mengendalikan dirinya sendiri. Tidak, aku tidak boleh.
Jangan biarkan dia tahu perasaanmu. Bagaimana mungkin aku menyukai gadis yang sudah
memiliki kekasih? Tidak ingin terus menerus mengacaukan pikirannya, Kyuhyun pun pergi
dari kamar mereka. Mungkin membuat bubur dan mengambil obat di kotak obat lebih baik
saat ini, agar Yongneul bisa memakannya jika ia sudah sadar. Lagipula hal itu akan
mengalihkan perhatiannya yang tadi sempat terjebak hanya karena wajah itu.

Yongneul membuka matanya perlahan, bayangan langit-langit semakin terlihat di matanya.


Ia mulai sadar bahwa ia sudah berada di kamarnya. Sudah sadar? Yongneul melayangkan
pandangannya ke arah suara itu. Terlihat Kyuhyun yang duduk di sampingnya dan
bersandar di headboard tempat tidur dengan kedua matanya yang masih sibuk dengan
sebuah novel.
Yongneul melepaskan handuk kecil yang sempat menurunkan panasnya dari keningnya. Ia
mencoba untuk duduk meskipun masih sedikit merasa pening. Ia berdesis pelan dan
membuat Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari novel. Kyuhyun meletakkan novelnya di
meja kecil sebelah tempat tidur dan membantu Yongneul untuk duduk.
Mengapa tidak seharian saja kau berdiri di bawah hujan? Dengan begitu kau bisa dilarikan
ke rumah sakit. sindir Kyuhyun.
Yongneul masih diam tanpa melihat lawan bicaranya. Ia mengibaskan selimut dan
menurunkan kakinya dari tempat tidur. Kyuhyun melihat Yongneul yang ingin beranjak dari
tempat tidurnya, segera menahan tangan Yongneul. Mau kemana?
Aku haus.

Tunggu di sini. Kyuhyun beranjak dan pergi keluar kamar. Tidak lama ia membawa
segelas air mineral. Ini. Bukannya mengambil gelas itu dari tangan Kyuhyun, Yongneul
justru menatapnya heran. Kau bilang kau haus.
Yongneul mengerjap beberapa kali. Eo. Sahutnya kemudian mengambil gelas itu dan
meneguk habis air mineralnya. Yongneul meletakkan gelas kosong itu di samping tempat
tidur lalu kembali mendongakkan kepalanya, melihat Kyuhyun yang kini berkacak pinggang.
Apa kau yang mengompresku?
Kau pikir hantu bisa melakukannya? Kyuhyun mengambil nafas panjang dan
menghentakkannya kembali.
Dengar, kau kira melakukan hal yang seperti tadi siang bisa membuatmu merasa lebih
baik? Kau pikir dengan seperti itu tuan Han akan kembali hidup dan menyapamu? Kau ini
seorang doker, berpikirlah secara logis, itu tidak seharusnya kau lakukan. Aku juga merasa
kehilangan karena aku ikut mengoperasinya, tentu aku merasa sedih tidak bisa
menyelamatkanya. Tapi apa yang bisa kuperbuat jika Tuhan tidak mengijinkannya untuk
berlama-lama menahan rasa sakit? Sudah terlalu lama dia menahan rasa sakit itu jadi
biarkan dia tidur dengan tenang. Kyuhyun yang melihat Yongneul yang menundukkan
kepalanya.
Aku juga pernah berada di posisi yang sama denganmu. Untuk pertama kalinya aku
melihat seorang pasien meninggal di hadapanku.
Kyuhyun duduk di sebelah Yongneul yang masih menunduk. Aku tahu wanita tidak
setegar pria tapi apa menurutmu melakukan hal seperti tadi bisa membuatmu tidak merasa
kehilangan? Bukankah sama saja? Pada akhirnya dia akan tetap tidur dengan damai.
Suara itu kini terdengar lebih lembut. Jadi.. bisakah kau tidak menyiksa dirimu sendiri?
Karena aku khawatir melihatmu seperti tadi. Tambahnya dalam hati.

Hari ini Kyuhyun membawa Yongneul ke HJ building. Sebenarnya Yongneul kesal dengan
Kyuhyun yang mengatakan pada ayahnya -yang menjabat sebagai CEO di perusahaan
entertainment itu- jika ia terserang demam beberapa hari yang lalu. Karena demam itulah
ayah Yongneul menyuruh Kyuhyun untuk membawa putrinya ke HJ building.
Bukannya mendapat perhatian dan rasa khawatir dari ayahnya, Yongneul justru menerima

banyak omelan dari ayahnya sendiri. Ayahnya menyanjung Kyuhyun yang dengan sigap
menurunkan demam putrinya sementara Yongneul menganggap apa yang Kyuhyun
ceritakan pada ayahnya adalah sebagai pemikat.
Meskipun Yongneul sendiri yang sepakat mereka akan berteman selama beberapa minggu
kedepan namun Yongneul masih saja merasa Kyuhyun selalu mencari perhatian ayahnya.
Dasar bunglon. Mengapa dia pintar sekali mencari perhatian appa?
TOK TOK TOK
Ayah Yongneul yang masih berbincang dengan Kyuhyun, terpaksa menunda percakapan
mereka. Iya, masuk.
Pintu terbuka dan terlihatlah seorang pria gemuk yang dulu sempat menjadi manager
Yongneul. Eo, apa aku menggangu?
Ani, ani. Jawab Haejun, ayah Yongneul. Duduklah. Ada apa, Shindong-ah?
Tidak ada, sajangnim. Aku hanya ingin memberikan ini. Shindong memberikan sebuah
undangan pada Haejun. Sohyun akan menikah minggu depan. Sebenarnya aku sudah
menerima undangan ini sekitar dua minggu yang lalu tapi aku baru punya waktu sekarang
untuk memberikannya.
Tidak apa. Haejun membuka surat undangan itu. Sohyun juga sudah lama mengatakan
padaku jika dia ingin menikah, hanya saja aku belum menerima undangannya.
Wah kebetulan kau di sini. Shindong merangkul Yongneul dengan akrabnya. Ini, Sohyun
juga menitipkannya untukmu.
Eo, gomawo.
Sayang.. Kali ini Haejun bicara dengan putrinya. Bisakah appa bicara berdua saja dengan
Kyuhyun? Ada yang ingin appa katakan padanya.
Tanpa basa basi Yongneul berdiri dan menarik tangan Shindong. Its ok, lagipula aku ada
urusan dengan Shindong oppa. Kajja, oppa. Yongneul terlihat kesal dengan Kyuhyun yang
semakin hari terlihat semakin dekat dengan ayahnya. Sebenarnya apa sih mau pria itu?
Cho Kyuhyun maksudmu? tanya Shindong.

Hm. Mereka berdiri di depan pintu ruangan Haejun. Eo, yah sepertinya Sohyun ingin
mengajakku berkelahi. Katanya saat ia membaca surat undangan itu.
Wae?
Lihat ini. Yongneul memperlihatkan sebuah kalimat yang membuat Shindong terlihat
bingung. Dia menyuruh semua undangan untuk membawa partner. Yang benar saja!!
Sohyun sendiri tahu Yongneul sudah menikah, hanya dia satu-satunya dancer di tempat itu
yang mengetahui pernikahan Yongneul. Gadis kurang ajar, sepertinya aku harus
menjambak rambutnya hari ini juga.
Memangnya apa yang kau bingungkan? Kau bisa mengajak suamimu.
Sssstt..!! Kecilkan suaramu, oppa. Kau ingin semua penghuni gedung ini tahu tentang
pernikahanku? Eo?
Mianhae tapi aku memang benar bukan? Kalian sudah resmi menikah. Oh ayolah..
mengapa kau harus menutupinya? Toh pada suatu hari kalian pasti akan memiliki anak dan
di hari itu juga, semua orang akan mengetahuinya bukan? ucapan itu mendapat tatapan
tajam dari Yongneul.
Kau ini kenapa sih? Lalu kau ingin mengajak siapa? Aku?? Tentu aku tidak bisa, aku sudah
menikah bahkan sudah memiliki seorang anak. Lee Hyukjae?? Kau yakin akan membawa
si monyet itu? Lee Donghae?? Aku tidak yakin ayahmu tidak akan membunuhmu.
Sebesar itukah rasa benci appa pada Donghae oppa? Shindong mengangguk sebagai
jawabannya.
Haa.. aku tidak bisa. Yongneu memicingkan sebelah matanya. Membawa Kyuhyun ke
tempat ramai dan dipenuhi media seperti itu sangatlah tidak mungkin baginya. Yongneul
bisa mati mendadak jika media tahu tentang semua ini. Terutama Lee Donghae. Ia tidak
tahu apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka jika Lee Donghae tahu tentang
pernikahannya.
Aku akan pergi sendiri, tanpa dia. Aku sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Cho
Kyuhyun.
Eish~ jangan seperti itu. Kau bicara seolah kalian tidak pernah memiliki hubungan baik.

Memang. Ucap Yongneul pelan.


Yongneul memoles wajahnya sedikit, hanya perlu sedikit tatanan make-up, Yongneul sudah
bisa terlihat sempurnya. Gaun merah marun yang menempel mengikuti liuk tubuhnya serta
rambut panjang hitamnya yang dibiarkan terurai rapi, membuatnya terlihat cantik malam itu.
Ia siap untuk pergi ke pernikahan Sohyun.
Namun sayangnya senyuman yang sempat mengembang itu sedikit sirnah saat ia
mengingat pesan dari Kyuhyun sore tadi. Kyuhyun mengiriminya pesan agar menunggunya
di rumah dan jangan pergi sebelum ia datang. Memangnya aku mengajaknya?
Kenapa dia harus ikut? Cih!
Yongneul menarik dompet pestanya, ia melihat kunci mobilnya di atas meja. Apa aku harus
membawamu, mobilku sayang? Yongneul menimbang-nimbang. Ah tidak perlu, mungkin
saja Donghae oppa akan mengantarku pulang hihihi. Cha! Lets party tonight!! Wooh~
Yongneul terlihat bersemangat dan segera meninggalkan apartemennya dengan taksi.

Yongneul tiba di depan gedung pernikahan itu. Malam ini pertama kalinya ia mendatangi
sebuah pesta setelah ia menyandang status sebagai dokter. Orang akan menganggapnya
sebagai dokter malam itu, bukanlah Choi Yongneul si artis terkenal seperti dulu. Beberapa
orang terlihat tersenyum dan menyapanya malam itu. Yong? Seseorang menyapanya.
Yah~ lama tidak bertemu. Kemana saja kau?
Hyukjae oppa? Ah~ aku tidak pergi kemanapun. Aku hanya sibuk dengan pekerjaanku.
Benarkah? Wah lihat! Kau begitu cantik malam ini, seperti biasa. Tapi kali ini kau terlihat
errr.. seksi hehehe. Apa kau sudah memiliki teman? Eo?
Hahahahaha aniyo, mungkin karena gaun merah ini. Aku.. aku belum punya teman. Tapi
mungkin kau orang terakhir yang akan kupikirkan sebagai temanku malam ini. ledek
Yongneul.
Yaish~ kau selalu menolakku. Kau tahu? Aku ini digilai banyak wanita. Yaaa.. meskipun
tidak sebanyak Donghae. katanya dengan suara yang sedikit melemah dan itu membuat

Yongneul semakin tertawa kencang. Kalau begitu aku masuk duluan, yang lain pasti sudah
menunggu. Yongneul mengangguk.
Yongneul berjalan memasuki gedung dan melihat banyak orang di sana. Ini seperti reuni
bagi Yongneul karena ia sudah lama tidak bertemu dengan teman-temannya. Dan ia pasti
akan menikmati pesta malam ini. Hingga langkah Yongneul terhenti saat ia mendengar
suara seseorang yang tidak asing baginya. Sepertinya aku kenal suara itu
Yongneul membalikkan tubuhnya dan melihat malapetak-nya. Kyuhyun datang dengan
menggunakan stelan jas lengkap. Pria itu terlihat cukup tampan dan menarik perhatian
beberapa wanita yang berada di sana namun tidak bagi Yongneul. Tatapan mata Kyuhyun
kali ini terlihat menakutkan meskipun ia melihatnya dari jarak yang jauh. Cho Kyuhyun??
Apa yang dia lakukan di sini?
Sudah kubilang untuk menungguku bukan? katanya sembari menahan amarah.
Aku tidak mengajakmu, bodoh. Pulanglah. Yongneul ingin meninggalkan Kyuhyun namun
tangannya tertahan oleh Kyuhyun. Ah waee?
Bukankah udangan diminta untuk berpasangan? Kau tidak bisa pergi sendiri.
Si-siapa bilang? Aku tidak pergi sendiri. Aku.. aku bersama seseorang. Yongneul memutar
otaknya dan terlintaslah nama itu. Aku sudah janji dengan Donghae oppa.
Aish jinjja. Desis Kyuhyun. Geumanhae.
Apa?
Hentikan semua ini atau kau akan menyesal.
Yongneul mengerutkan keningnya dan semakin menarik tangannya untuk melawan
Kyuhyun. Kau gila?
Tangan itu terlepas dari genggaman Kyuhyun dan membuat Kyuhyun semakin geram. Aku
bilang berhenti! Kyuhyun mengambil langkah seribu dan menarik tangan kiri Yongneul.
Tangan kanan Kyuhyun digunakannya untuk meraih tengkuk Yongneul. Dengan tiba-tiba
Kyuhyun meraih bibir merah Yongneul, mendaratkan bibirnya di permukaan lembut itu.
Kedua mata Yongneul membelalak seketika. Kyuhyun menciumnya di depan banyak orang.

Semua yang berada di tempat itu terdiam dan beberapa dari mereka berdecak iri. Terutama
kaum wanita. Tangan Yongneul yang gemetar mencoba untuk mendorong dada Kyuhyun
meskipun pelan. Dan Kyuhyun melepaskan ciuman mereka dengan jarak yang masih
sangat intim. Choi Yongneul, sudah kubilang untuk jangan melawanku. Bisiknya dengan
tatapan mata tajam.
to be continued
Aku sudah lelah bersandiwara. Jadi hentikan semua ini!
Apa kau sudah gila? Hentikan semua omong kosongmu, Cho Kyuhyun.

Kami sudah menikah. Choi Yongneul adalah istriku dan aku adalah
suaminya. Jadi, Lee Donghae-ssi.. Aku harap kau mengerti posisi Yongneul
sekarang.
Yong benarkah?
Kajja, Yongneul-ah.

Aku akan pergi selama kurang lebih dua minggu. Jaga pola makanmu, cobalah
untuk bangun pagi dan sarapan, kurangi memakan makanan instan dan jangan
melakukan hal yang konyol. Kau harus ingat, kau ini seorang dokter, bukan lagi
seorang artis.
jika kau ingin pergi, pergilah. Tidak perlu menasehatiku.

Apa media tidak memiliki berita lain selain sensasi yang Kyuhyun lakukan
kemarin? Yaish~ Kyuhyun sialan! Mengapa dia harus menciumku?!!

Kyuhyun orang yang tidak pernah melawanku sejak dia kecil, bahkan dia akan
selalu menciumku setiap dia pulang sekolah. Begitu juga kepada ayah dan
nunanya. Dia anak yang sangat menyayangiku.

Apa yang kulakukan? Mengapa aku jadi seperti ini?

Donghae oppa
Eo, hai.. lama tidak bertemu, Yong.

Dokter Lee Bisakah anda menceritakan sesuatu tentang HyunAh?


Dari mana kau tahu nama itu?
Aku hanya
=== Author POV ===
Yongneul berjalan memasuki gedung dan melihat banyak orang di sana. Ini seperti reuni
bagi Yongneul karena ia sudah lama tidak bertemu dengan teman-temannya. Dan ia pasti
akan menikmati pesta malam ini. Hingga langkah Yongneul terhenti saat ia mendengar
suara seseorang yang tidak asing baginya. Sepertinya aku kenal suara itu Yongneul
membalikkan tubuhnya dan melihat malapetak-nya. Kyuhyun datang dengan menggunakan
stelan jas lengkap. Pria itu terlihat cukup tampan dan menarik perhatian beberapa wanita
yang berada di sana namun tidak bagi Yongneul. Tatapan mata Kyuhyun kali ini terlihat
menakutkan meskipun ia melihatnya dari jarak yang jauh. Cho Kyuhyun?? Apa yang dia
lakukan di sini?
Sudah kubilang untuk menungguku bukan? katanya sembari menahan amarah.

Aku tidak mengajakmu, bodoh. Pulanglah. Yongneul ingin meninggalkan Kyuhyun namun
tangannya tertahan oleh Kyuhyun. Ah waee?
Bukankah tamu udangan diminta untuk berpasangan? Kau tidak bisa pergi sendiri.
Si-siapa bilang? Aku tidak pergi sendiri. Aku.. aku bersama seseorang. Yongneul memutar
otaknya dan terlintaslah nama itu. Aku sudah janji dengan Donghae oppa.
Aish jinjja. Desis Kyuhyun. Geumanhae.
Apa?
Hentikan semua ini atau kau akan menyesal.
Yongneul mengerutkan keningnya dan semakin menarik tangannya untuk melawan
Kyuhyun. Kau gila?
Tangan itu terlepas dari genggaman Kyuhyun dan membuat Kyuhyun semakin geram. Aku
bilang berhenti! Kyuhyun mengambil langkah seribu dan menarik tangan kiri Yongneul.
Tangan kanan Kyuhyun digunakannya untuk meraih tengkuk Yongneul. Dengan tiba-tiba
Kyuhyun meraih bibir merah Yongneul, mendaratkan bibirnya di permukaan lembut itu.
Kedua mata Yongneul membelalak seketika. Kyuhyun menciumnya di depan banyak orang.
Semua yang berada di tempat itu terdiam dan beberapa dari mereka berdecak iri. Terutama
kaum wanita.
Tangan Yongneul yang gemetar mencoba untuk mendorong dada Kyuhyun meskipun pelan.
Dan Kyuhyun melepaskan ciuman mereka dengan jarak yang masih sangat intim. Choi
Yongneul, sudah kubilang untuk jangan melawanku. Bisiknya dengan tatapan mata tajam.
Tangan Yongneul yang masih berada di atas dada Kyuhyun, gemetar hebat. Kedua bola
matanya yang membulat pun memerah. Dengan sekuat tenaga Yongneul mendorong pria
yang baru saja membuat mimpi buruknya menjadi nyata. Sontak tangan Kyuhyun yang
sedari tadi melingkar di pinggangnya pun terlepas. Yongneul menggigit bibir bawahnya dan
menutup mulutnya. Kau..! Haruskah Yongneul menampar Kyuhyun sekarang juga? Di
depan semua tamu undangan yang akan memasuki gedung itu? Kau benar-benar
brengsek, Cho Kyuhyun! Yongneul berbalik dan ingin segera menghilang dari hadapan
Kyuhyun namun pria itu kembali menahan tangannya.
Lepaskan aku, Cho Kyuhyun!!

Sireo! Suara Kyuhyun tidak kalah tingginya dengan Yongneul. Kita akan masuk bersama.
Desisnya. Kyuhyun menarik tangan Yongneul meskipun istrinya itu melawannya di dalam
genggaman kuat Kyuhyun.
Semua mata melihat ke arah mereka dan Kyuhyun sama sekali tidak mempedulikannya. Ia
memasuki pintu gedung itu dan Yongneul masih berusaha untuk lepas dari cengkraman
Kyuhyun. Aku bilang lepaskan aku!
Kyuhyun berhenti berjalan dan menatapnya tajam. Berhenti melawan atau aku akan
melakukan yang lebih dari yang barusan, Choi Yongneul.
Kau! Kenapa kau melakukan ini padaku?! Apa maksudmu?
Maksudku adalah agar kau membuka matamu. Kyuhyun melepaskan tangan Yongneul.
Sekarang.. bisakah kau diam?
Kalimat itu seperti bukan sebuah pertanyaan atau permintaan di telinga Yongneul. Itu
terdengar seperti sebuah perintah yang memaksa. Kau membuatku malu. Yongneul tidak
kuat untuk menahan amarahnya hingga kini sesuatu yang tidak bisa ia bendung di pelupuk
matanya hampir tumpah. Yongneul berlari ke ujung gedung itu, ke arah toilet. Saat ini
emosinya semakin tidak bisa dikendalikan.

Yongneul mengusap pelan airmata yang sempat menetes di pipinya. Beberapa orang yang
berada di toilet tidak terlalu memerhatikannya, mungkin mereka belum mendengar apa
yang sudah terjadi di luar gedung pernikahan itu beberapa menit yang lalu. Cho Kyuhyun
sialan! Apa yang sudah dia lakukan? Sekarang bagaimana ini? Pasti semua orang akan
segera mengetahuinya. Keluh Yongneul dalam hati terhenti saat ponselnya berbunyi.
Yeoboseo?
..
Ne, Donghae oppa. Aku sudah datang, aku hanya sedang berada di toilet.
..

Ah, tidak. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit serak. Yongneul terpaksa berbohong saat
Donghae menanyakan keadaannya. Apa oppa tahu kejadian barusan? Iya, aku akan
menemuimu nanti. Eo. Yongneul mengakhiri percakapan singkat mereka. Ia kembali
berkaca dan merapikan penampilannya. Ia tidak boleh terlihat menangis di depan Kyuhyun.
Pasti dia bangga bisa membuatku menangis.
Yongneul berjalan keluar dari toilet dan melihat Kyuhyun di sana. Kyuhyun bersandar di
sebuah tembok dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan menatapnya tajam.
Tatapan itu masih saja terlihat memuakkan bagi Yongneul. Dengan acuhnya Yongneul ingin
melewati Kyuhyun namun dengan sigap Kyuhyun menarik sikunya. Sudah puas
menangis?
Yongneul menghentakkan tangannya agar terlepas dari tangan Kyuhyun. Sudah puas
membuatku menangis? Yongneul membalas tatapan itu. Kenapa kau melakukan ini
padaku? Kenapa kau Ingin rasanya Yongneul kembali menangis namun ia menahannya
dengan memukul dada Kyuhyun. Kau jahat, brengsek, kurang ajar, idiot, tidak tahu malu.
Katanya sembari menahan isakan.
Kyuhyun membiarkan Yongneul memukuli dadanya berkali-kali tanpa tenaga. Ia tahu
Yongneul hanya sedang melampiaskan kekesalannya. Hingga Yongneul menghentikan
perbuatannya sendiri. Kyuhyun bisa melihat Yongneul yang menghapus air matanya
sembari tertunduk. Kyuhyun menarik tangan kanan Yongneul dari wajah yang sudah
memerah itu. Kau ingin tahu mengapa aku melakukan semua ini? Suara Kyuhyun lebih
redah dari sebelumnya, terdengar mulai melembut. Aku sudah lelah bersandiwara. Jadi
hentikan semua ini!
Yongneul mengangkat wajahnya. Kedua matanya sudah tidak mengeluarkan air mata
namun masih terlihat sangat merah. Apa kau sudah gila? Hentikan semua omong
kosongmu, Cho Kyuhyun.
Kyuhyun menggeleng pelan. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini terus, aku tidak punya
pilihan lain selain melakukan semua ini.
Memperlakukanku dengan seenaknya bukanlah sebuah pilihan. Kau mau membunuhku?
Jika menciummu bisa dikatakan sebagai membunuhmu, maka aku juga akan membunuh
diriku sendiri. Yongneul mengerutkan keningnya mendengar kalimat Kyuhyun. Sudahlah,

kita temui Sohyun dan suaminya. Kyuhyun menautkan jemari mereka dan menariknya
namun Yongneul tetap tidak ingin beranajak.
Kau bicara seolah aku ini milikmu.
Kyuhyun tersenyum tipis. Aku memang memilikimu. Kyuhyun tidak mempedulikan
Yongneul yang cukup tertegun saat mendengar ucapannya. Ia kembali menarik tangan
Yongneul dan membawanya ke tengah pesta.

Belum sampai sepuluh menit Kyuhyun dan Yongneul berada di pesta itu, seseorang yang
mulai tidak Kyuhyun sukai menghampiri mereka. Kyuhyun semakin mengeratkan
genggamannya di jemari Yongneul. Ia bahkan tidak mempedulikan perlawanan dari
Yongneul sejak tadi.
Donghae yang melihat tingkah aneh mereka terlihat bingung. Hai. Ia melihat tangan
mereka yang masih bertautan dan hal itu semakin membuat Donghae bertanya-tanya.
Eng.. kalian sudah lama datang? Kyuhyun berdeham sebagai jawabannya. Eum aku
tidak tahu jika kau juga diundang, Kyuhyun-ssi. Apa kau punya hubungan dekat dengan
Sohyun?
Tidak ada. Kami hanya pernah sekali bertemu. Itu memang benar. Kyuhyun hanya pernah
sekali melihat Sohyun saat di pernikahannya dulu. Kebetulan kau ada di sini juga,
Donghae-ssi. Ada yang ingin kukatakan padamu.
Benarkah? Kedengarannya sangat serius.
Lebih dari serius. Donghae menaikkan sebelah alisnya saat mendengar ucapan Kyuhyun.
Selama ini mungkin Yongneul dan aku salah tidak mengatakannya padamu. Kami samasama menutupinya tapi sekarang aku ingin semuanya menjadi jelas. Kami sudah menikah.
Choi Yongneul adalah istriku dan aku adalah suaminya. Jadi, Lee Donghae-ssi.. Aku harap
kau mengerti posisi Yongneul sekarang. Donghae terdiam dan terkejut lalu menatap kedua
orang yang ada di hadapannya. Kami bukan bersaudara tapi hubungan kami adalah
suami-istri.

Donghae mencoba untuk menyaring kalimat Kyuhyun barusan. Mereka sudah menikah?
Yong benarkah? Ia menatap Yongneul penuh arti, meminta sebuah penjelasan pasti
dari gadis yang dicintainya itu.
Yongneul tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Ia tertunduk dan sibuk menyembunyikan
wajahnya. Entah apa lagi yang harus ia katakan dan tunjukkan pada Donghae. Mereka
tertangkap basah oleh banyak orang karena perbuatan Kyuhyuh beberapa menit yang lalu
dan sekarang Donghae dibuat terkejut sekaligus tidak percaya oleh omongan langsung dari
Kyuhyun.
Semoga kau mengerti, Donghae-ssi. Kyuhyun kembali menarik tangan Yongneul sebelum
ia kehabisan kesabaran. Kajja, Yongneul-ah. Kyuhyun memaksa Yongneul untuk
menyesuaikan langkah besarnya. Tanpa menanggapi setiap pandangan orang yang masih
tertuju pada mereka dan panggilan beberapa orang yang mengenal Yongneul. Semua
seperti hembusan angin menurut Kyuhyun. Tujuan utamanya sekarang adalah membawa
Yongneul pergi sejauh mungkin dari Donghae.
Sesampainya mereka di depan mobil Kyuhyun, Yongneul baru bisa melepaskan tangannya.
Ia sedikit meringis dan melihat bekas cengkraman kuat di tangannya. Rasanya ia ingin
sekali marah namun ia selalu tidak bisa melakukannya pada Kyuhyun malam itu.
Masuk. Titah Kyuhyun. Aku bilang masuk. Ulangnya saat Yongneul tidak mengindahkan
perintah itu.
Kenapa harus? Aku belum bertemu dengan Sohyun.
Kita bisa menghubunginya di rumah. Sekarang cepat masuk sebelum kesabaranku benarbenar habis.
Kali ini Yongneul nyaris seperti anak berusia lima tahun yang sedang diperintah oleh
ayahnya. Ia menuruti kata-kata Kyuhyun saat pria itu membukakan pintu mobil. Ia duduk di
balik kaca dan mengamati Kyuhyun yang berjalan memutar untuk duduk di balik kemudi.
Hal pertama yang Kyuhyun lakukan di sana adalah ia menatap hampa dari balik kaca.
Masih dengan tangannya yang bertengger di stir mobil. Kau menurutlah, setidaknya
untuk malam ini. Tolong hargai aku sebagai seorang suami. Katanya lalu menatap

Yongneul yang ada di sebelah kanannya. Kau tidak tahu betapa beratnya menjadi seorang
suami dari Choi Yongneul. Tambahnya lalu memakaikan Yongneul seat belt. Maaf.
Untuk apa?
Untuk semuanya. Kyuhyun meraih tangan Yongneul yang masih memerah akibat
perlakuannya. Pasti.. ini masih terasa sakit. Aku akan mengobatinya di rumah. Kyuhyun
segera menyalakan mesin mobil dan membawa mereka untuk pulang.

Dengan lembut Kyuhyun mengompres tangan Yongneul. Kyuhyun sendiri heran mengapa
cengkramannya bisa sekuat itu hingga membuat luka merah di tangan putih itu. Ia tidak
sadar saat melakukannya tadi. Mungkin karena emosinya yang sudah memuncak. Aku
tidak sadar saat melakukannya, maafkan aku.
Yongneul masih diam. Sejak di dalam mobil, ia sama sekali tidak mengeluarkan suara.
Berbeda dengan Yongneul yang biasanya, yang selalu berteriak dan menyahuti setiap
kalimat Kyuhyun. Yongneul berdiri dari sofa dan berjalan memasuki kamar tanpa
menghiraukan tangan Kyuhyun yang mencoba untuk menahannya. Ia tetap pergi
meninggalkan Kyuhyun.
Yongneul berdiri di beranda kamar dan memandang gedung-gedung di malam itu. Entah
apa yang ada di pikirannya saat ini, ia hanya ingin lebih tenang setelah apa yang sudah ia
alami beberapa jam yang lalu. Hingga tanpa di sadarinya, seseorang berdiri di sampingnya.
Masih tidak ingin memaafkanku? Yongneul tetap diam.
Sebelumnya aku tidak pernah mengira aku bisa melakukan semua ini padamu. Saat
pertama kali bertemu denganmu dulu, aku tidak berniat untuk membangun sebuah keluarga
dengan wanita yang tidak mencintaiku. Aku menyetujui kontrak yang kau buat karena aku
juga ingin bercerai denganmu. Tapi semenjak kita menikah, aku justru semakin tidak
mengerti diriku sendiri. Aku selalu merasa tidak suka saat kau pulang lebih larut malam
dariku, aku juga semakin tidak suka saat kau memperkenalkanku pada Lee Donghae
sebagai sepupuhmu. Kupikir itu karena kau ingin menutupi pernikahan kita jadi aku tidak
terlalu mempermasalahkan tapi.. aku semakin tidak menyukainya saat kau mengatakan kau
mencintainya. Kyuhyun menatap wajah Yongneul yang masih acuh padanya.

Aku tidak suka kau berada di dekatnya. Kalimat itu membuat Yongneul mengalihkan
pandangan padanya.
Cho Kyuhyun, beri satu alasan padaku mengapa kau mengatakan semua ini padaku.
Karena aku tidak menyukainya, hanya itu.
Hanya itu?
Kyuhyun diam menatapnya. Kali ini tatapan kedua mata Yongneul benar-benar berhasil
memenjarakannya. Haruskah aku mengatakan bahwa aku tidak ingin berpisah
denganmu? kali ini Yongneul yang terdiam mendengarnya. Ia segera memalingkan
wajahnya hingga ia merasakan sepasang tangan melingkari lehernya dari belakang.
Kyuhyun memeluk lehernya dari belakang.
Ia menyandarkan kepalanya di sisi kepala Yongneul dan merasakan aroma shampoo yang
entah sejak kapan menjadi aroma kesukaannya. Hari itu.. ayahmu menyalahkanku yang
tidak bisa menjagamu. Ayahmu sudah beberapa kali melihatmu bersama Lee Donghae,
ayahmu mengira aku tidak tegas menjadi suami dan membiarkanmu pergi bersama pria
lain. Aku tidak bisa mengatakan pada ayahmu tentang perjanjian kita dan hubunganmu
dengan Lee Donghae, aku tidak ingin kau disalahkan.
Yongneul memikirkan kalimat itu. Jika Kyuhyun bilang bahwa ia tidak ingin Yongneul
disalahkan itu berarti ayahnya sudah mengatakn sesuatu yang buruk pada Kyuhyun.
Appa memarahimu?
Hm. Lebih dari itu. Tidak apa, asalkan ayahmu mempercayai alasanku, kau pasti tidak
akan dimarahai oleh ayahmu.
A-alasan?
Iya, aku bilang bahwa kau hanya sekedar bertemu dan memberi masukan pada Lee
Donghae. Yang kutahu dia akan bermain di sebuah drama bukan? Jadi.. aku terpaksa
membohongi ayahmu. Yongneul terdiam, ia tidak menyangka Kyuhyun menutupi
kesalahannya. Jika diingat-ingat sudah berapa kali Kyuhyun membelanya. Mengapa
Yongneul tidak pernah sekalipun berterimakasih karena hal itu?
Kenapa kau sela-

Ssstt..! Kyuhyun membalikkan tubuh Yongneul dan membuat gadis itu menatapnya. Bisa
Kyuhyun liat raut wajah Yongneul yang kini mulai kembali seperti semula, tidak ada lagi
pandangan amarah dari wajah yang masih terlihat bengkak karena menangis itu. Kau
terlalu banyak bertanya malam ini. Kyuhyun menyelipkan rambut Yongneul yang menutup
wajah indah itu ke balik telinga Yongneul. Aku ingin mengakhiri semuanya jadi.. bisakah
kau mengakhiri perdebatan kita? Bukankah kau sendiri yang mengatakan jika kita akan
berteman sejak kita di Jeju?
Yongneul semakin tidak mengerti dengan Kyuhyun. Pria itu sangat berbeda belakangan ini.
Mungkin Kyuhyun sangat menganggap serius ide Yongneul untuk berteman namun
mengapa tingkah Kyuhyun seperti lebih dari teman. Yongneul tidak ingin berpikir yang
berlebihan, ia tetap yakin Kyuhyun melakukan semua ini hanya karena pria itu sudah
menganggap mereka bersahabat. Sadarkan dirimu, Choi Yongneul. Kyuhyun hanya
menganggapmu sebagai teman, kau harus ingat itu. Perintahnya sendiri dalam hati.
Aku akan pergi selama kurang lebih dua minggu. Jaga pola makanmu, cobalah untuk
bangun pagi dan sarapan, kurangi memakan makanan instan dan jangan melakukan hal
yang konyol. Kau harus ingat, kau ini seorang dokter, bukan lagi seorang artis. Kyuhyun
teringat saat pertama kali melihat Yongneul jatuh sakit. Meski hanya demam namun
Kyuhyun cukup khawatir dibuatnya. Kau mudah sakit.. sepertinya.
Yongneul melepaskan tangan Kyuhyun yang masih bersentuhan dengan tubuhnya. Aku
bisa menjaga diriku sendiri, aku bukan lagi seorang anak kecil. Mengapa kau harus seperti
ini? Jika kau ingin pergi, pergilah. Tidak perlu menasehatiku. Ia mengalihkan
pandangannya dari Kyuhyun.
Well, just Kyuhyun memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. make sure. Takut
sewaktu-waktu kau melakukan hal yang aneh. Tingkah seseorang tidak akan ada yang bisa
menebak bukan? Kyuhyun menatapnya aneh, membuat Yongneul terpaksa harus
menundukkan wajahnya untuk menghindar dari tatapan itu. Kau pasti lelah, beristirahatlah.
Aku akan mandi.
Yongneul mulai mengangkat wajahnya saat Kyuhyun sudah berjalan meninggalkannya. Ia
menatap punggung Kyuhyun. Rasanya ia ingin meneriakkan sebuah kalimat yang entah
sejak kapan sudah tersusun di dalam hati namun otak Yongneul bekerja sebaliknya.
Bibirnya seolah diperintahkan untuk tidak mengeluarkan satu katapun untuk Kyuhyun saat

ini. Begitu sulitnya ia untuk bicara, hingga Yongneul meremas keras kedua tangannya. Ia
memejamkan kedua matanya dan berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.

Suara alarm membangunkan Yongneul yang masih sulit untuk membuka matanya. Siapa
yang memasang alarm? Seingat gadis itu, ia tidak pernah memasang alarm tiap malam.
Tangannya mencari sesuatu yang menjadi sumber suara itu di atas meja sebelah tempat
tidurnya. Ia menarik jam kecil itu untuk mematikannya. Keningnya mengerut saat ia melihat
sebuah catatan kecil menempel di jam itu.
Bangun pagi akan membuat tubuhmu terasa lebih segar. Segeralah mandi
untuk menghilangkan rasa malas.
Yongneul berdecik, ia sudah tahu siapa yang menulis catatan itu. Apa dia harus melakukan
ini? Haa~
Yongneul mengedarkan pandangannya. Sepertinya ia sudah tidak mendengar suara
gemercik air seperti biasa. Dengan malasnya ia duduk di tepi tempat tidur dan menggaruk
lemas kepalanya. Benar-benar mencerminkan gadis yang pemalas. Mungkin mereka yang
sejak dulu mengelukkan kecantikan dan keanggunan gadis ini di depan kamera, akan
berpikir dua kali untuk menjadi penggemarnya jika melihat tingkahnya saat ini. Yongneul
meninggalkan tempat tidurnya dan berjalan lesuh keluar kamar. Saat ia membuka pintu, ia
tidak merasakan tanda-tanda adanya seseorang di unit apartemen itu. Sepi. Kemana dia?
Yongneul teringat kalimat Kyuhyun semalam.
Aku akan pergi selama kurang lebih dua minggu.
Ah~ dia sudah pergi. Bagus. Yongneul kembali melangkah menuju dapur. Ia melihat
sesuatu yang di atas meja makan. Segelas susu putih hangat dan sepiring roti berselai
strawberry yang ditutupi tudung saji. Selembar kertas kecil juga menempel di sana.
Jangan lupa sarapan dan.. biar kutebak, aku rasa kau belum mandi. Ingat, kau
harus mandi!
Tjk! Yongneul melemparkan kertas itu di atas meja. Sejak kapan dia mulai mengatur
hidupku? Keluhnya. Namun ia tertarik pada sesuatu yang sudah Kyuhyun siapkan. Cacing
di perutnya memang sudah mulai mengaung. Yongneul pun mengambil segelas susu itu.

Masih hangat. Itu berarti pria itu belum lama pergi meninggakan apartemen itu. Yongneul
juga mengambil piring itu dan membawa sarapannya ke ruang depan.
Yongneul menikmati sarapannya sendiri dan menyalakan televisi. Ia akan berangkat kerja
lebih siang menurut jadwal. Ah! Mari kita lihat, ada berita apa pagi ini? Yongneul meraih
remote dan mengganti beberapa channel.
Aigoo~ mengapa di pagi hari selalu ada berita gossip? Haa~ Dengan terpaksa ia
menonton acara tersebut. Yongneul masih acuh menonton televisi hingga ia mendengar
samar-samar namanya dari acara tersebut. Apa barusan dia menyebutkan namaku?
Yongneul berhenti mengunyah dan memerhatikan televisi. Di dalam acara tersebut ia
melihat sebuah video amatir yang memperlihatkan dirinya berada di sebuah gedung.
Bukankah itu acara pernikahan Sohyun semalam? tanyanya. Ia meninggikan volume
televisi dan semakin serius memerhatikan.
Choi Yongneul, yang menjadi salah seorang tamu di acara pernikahan tersebut,
datang bersama seorang pria yang belakangan diketahui bernama Cho
Kyuhyun. Mereka memperlihatkan kemesraan mereka di depan para tamu
undangan. Siapakah Cho Kyuhyun? Apakah Cho Kyuhyun adalah alasan seorang
Choi Yongneul keluar dari dunia entertaintment.
Yongneul membulatkan matanya. Shit! Cho Kyuhyun!! Yongneul mulai kesal dan
mengganti channel. Namun sayangnya ia kembali menemukan acara yang sama. Hampir
semua berita entertainment di pagi itu memberitakannya.
Banyak yang berpendapat bahwa pria itu adalah suami dari Choi Yongneul.
Pendapat itu diperkuat dengan apa yang pria itu lakukan pada Choi Yongneul.
Ucap seorang presenter bersamaan diputarnya adegan saat Kyuhyun
menciumnya malam itu.
Ya Tuhan Cho Kyuhyun! Yongneul mengusap kesal wajahnya.
Yongneul semakin kesal dan mulai marah. Ia kembali mengganti channel namun ia tetap
menemukan hal yang serupa. Apa media tidak memiliki berita lain selain sensasi yang
Kyuhyun lakukan kemarin?
Yaish~ Kyuhyun sialan! Mengapa dia harus menciumku?!! Ia membanting remote dan
melempari televisi dengan bantal sofa.

Dasar bunglon, dokter mesum, brengsek. Awas kau!! Yongneul berteriak kesal. Sekarang
bagaimana iniiii? Bagaimana aku bisa keluar rumah jika ada berita seperti ini?!

Yongneul turun keluar dari lift rumah sakit dengan sangat hati-hati. Ia menutupi wajahnya
dengan masker dan kacamata hitam. Ia bahkan memakai hoodi hari ini, tidak seperti
biasanya ia yang selalu memakai dress atau pakaian yang lebih formal. Ia berjalan
mengendap-endap seperti seorang pencuri. Ia terpaksa melakukan ini karena ia yakin
wartawan bisa saja menyamar menjadi siapapun dan baru akan segera mengejarnya jika
sudah melihat sosok Yongneul.
Yongneul berhasil berada di ruangannya tanpa tertangkap oleh siapapun. Ia mendesah
lega. Ha~ finally. Yongneul menghempaskan tubuhnya di kursi yang berada di balik meja
kerjanya. Membuka syal dan masker serta kacamata hitam yanng sudah melindunginya
tadi. Beruntung sekali ia tidak tertangkap oleh media, ia tahu pengamanan di rumah sakit ini
sangat ketat. Jadi ia tidak perlu memakai jasa bodyguard seperti dulu sewaktu ia masih
menjadi seorang artis.
Tidak lama Yongneul mendengar suara pintu ruang kerjanya diketuk seseorang. Masuk!
perintah Yongneul. Ia melihat suster Jung yang terlihat aneh. Raut wajahnya sangat
berbeda dari hari biasanya, kedua matanya bengkak dan ia menekuk wajanya saat
menatap Yongneul. Suster Jung berjalan cepat dan berdiri di depan Yongneul. Ada apa,
Jung? Yongneul terlihat bingung.
Choi Yongneul!
I-iya, ini aku. Waeyo? Yongneul semakin tidak mengerti namun ia sedikit curiga pada
tingkah suster Jung pagi itu.
Kau! Mengapa kau membohongiku? Suara suster Jung terdengar serak dan matanya
mulai memerah. Mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Mengapa kau melakukan ini
padaku? Ia mulai menangis.
Yongneul yang masih tidak mengerti dan panik melihat temannya itu menangis, menjadi
salah tingkah. Ia berdiri dan mendekati suster Jung. Jung, ada apa? Bicara yang jelas

padaku. Aku tidak mengerti. Yongneul mengusap punggung suster Jung untuk
menenangkannya.
Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Jung melepaskan tangan Yongneul dari
punggungnya. Ada apa denganmu? Seharusnya kau bicara yang jelas padaku. Aku tidak
mengerti dirimu, Yong! Ia semakin sesegukan karena emosinya. Mengapa kau tidak
mengatakan padaku jika kau sudah menikah? Dengan sajangnim
hiks.. hikss Yongneul terdiam seketika mendengar ucapan Jung. Kau tahu betapa aku
sangat menyukai dan mengaguminya tapi mengapa kau melakukan ini padaku? Apa kau
tidak menganggapku sebagai teman?
Jung.. bukan seperti itu. Yongneul sendiri tidak mengerti bagaimana caranya menjelaskan
kejadian itu pada Jung.
Bukan hanya kenyataan kalian yang sudah menikah yang membuatku sakit tapi juga saat
semalam kalian hiks.. kalian berciuman.
Haa..hiks.. hiks Jung semakin mengeluarkan rasa sedihnya. Sejak awal Yongneul
memang sudah mengetahui Jung yang sangat menyukai bahkan mungkin mencintai
Kyuhyun. Mungkin sebelum Kyuhyun berada di rumah sakit itu, Jung sudah memilih
Kyuhyun sebagai pria yang ia sukai. Selama ini Jung selalu berusaha untuk terlihat
sempurnya di depan Kyuhyun dan Kyuhyun meresponnya sesuai dengan apa yang Jung
harapkan. Pria itu selalu ramah dan bersahabat padanya. Bahkan mereka sudah beberapa
kali menghabiskan waktu untuk sekedar bertemu dan berbincang di kantin rumah sakit,
meskipun bersama Lee Sungmin juga. Kau tahu betapa aku sangat menyukainya kan,
Yongneul? Hiks.. hiks
Yongneul seperti merasa bersalah pada Jung. Maafkan aku, Jung. Tapi ini memang tidak
seperti apa yang kau kira. Aku dan Kyuhyun han-
Lihat, kau bahkan selalu memanggil namanya seperti itu. Seharusnya aku tahu kalian
memiliki hubungan yang tidak biasa. Jung mengusap airmatanya sendiri. Jika kalian
memang sudah menikah, apa kalian harus melakukannya di depan umum? Kau mungkin
membuat gempar semua penggemarmu dan membuat patah hati banyak pria tapi kau juga
harus tahu, Yong. Kau menyakiti satu wanita, yaitu aku. Aku sakit melihat kalian berciuman.
Jung kembali menangis. Sepertinya kali ini ia benar-benar patah hati.

Yongneul menatapnya iba. Kyuhyun sialan. Kau bukan hanya membuatku harus matimatian menghindar dari media tapi kau sudah membuat temanku menangis! Kami tidak
berciuman, Jung. Kyuhyun yang menciumku, aku tidak merespon.
Sekarang kau bahkan menuduh sajangnim, seolah sajangnim yang lebih mencintaimu.
HUAA~ Hisk
Yongneul mulai malas menanggapi Jung. Sejauh apapun ia menjelaskannya pada gadis itu,
sepertinya Jung tetap bersikeras bahwa Yongneul lah yang bersalah karena sudah
menutupinya. Yongneul berkacak pinggang di hadapan Jung dan hanya menatapnya hingga
Jung memelankan tangisannya. Sudah merasa lebih baik? Ingin mendengar
penjelasanku? Jung mengangguk pelan.
Dengar, aku dan Kyuhyun tidak pernah berpikir untuk menikah sebelumya. Kami
dijodohkan. Jung terkejut mendengarnya.
Sebelumnya bahkan kami selalu bertengkar, yaaa sampai tadi malam pun kami masih
bertengkar. Kami tidak seperti pasangan suami istri lainnya yang terlihat mesra, bahagia,
dan dipenuhi keromantisan. Jika aku boleh lebih jujur, kami pun tidak merasakan indahnya
bulan madu.
Bagaimana dengan cerita sajangnim yang mengiyakan ucapan pasien kulit itu?
Terkecuali itu. Kami memang pergi bersama ke Macau, tapi kami tidak melakukan apapun.
Kami lebih banyak bertengkar di sana. Aku dan Kyuhyun tidak pernah berpikir untuk tetap
hidup bersama jadi.. kami membuat kesepakatan.
Kesepakatan??
Yongneul mengangguk pelan. Hanya kau yang tahu.. selain kakakku. Yongneul terpaksa
harus menceritakan perjanjiannya dengan Kyuhyun. Ia melakukannya agar Jung
mempercayainya yang menikah hanya karena sebuah perjodohan konyol. Kami sepakat
untuk mengakhiri pernikahan kami di bulan ketiga setelah kami menikah. Dan dalam
beberapa minggu lagi, kami akan bercerai.
Jung menutup mulutnya yang menganga karena terkejut. Astaga, Yong. Ka-kau

Yongneul mengangkat kedua bahunya. Aku tidak ingin memiliki rumah tangga yang selalu
dipenuhi oleh terikan karena pertengkaran kami, begitu juga dengannya. Karena itu.. inilah
yang kami sepakati.
Jung melihat Yongneul yang menerawang ke balik jendela yang memperlihatkan gedunggedung di sekitar rumah sakit. Apa benar hubungan mereka seperti itu? Sajangnim terlihat
tulus saat menciumnya. Yong, apa kau mencintai sajangnim? Yongneul berpaling padanya
mendengar pertanyaan itu. Jung mengusap tangan kanan Yongneul. Kau mencintainya?
Kali ini Jung pasrah mendengar kemungkinan buruk yang akan didengarnya.
Bagaimanapun juga mereka sudah menikah dan Yongneul sangat punya kuasa untuk
menyukai dan mencintai Kyuhyun atau tidak.
Yongneul menatapnya dalam. Apa yang harus ia katakan? Haruskah ia berbohong pada
Jung tentang kejadian belakangan ini yang membuatnya semakin tidak mengerti sosok Cho
Kyuhyun. Dan akhirnya Yongneul memutuskan, ia akan mengatakannya pada Jung. Ani,
aku tidak mencintainya.
Benarkah? Tidak sedikitpun?
Yongneul sedikit sulit menelan salivanya namun ia tetap bersikeras menatap Jung sembari
mengucapkan kalimat yang sudah ia siapkan di otaknya. Aku tidak mencintainya. Sama
sekali. Yongneul bertahan untuk tidak mengalihkan tatapannya agar Jung mengetahui
perasaannya. Mencintai Kyuhyun? Menyukainya? Untuk saat ini mungkin memang tidak.
=== Yongneul POV ===
Sial, mengapa begitu banyak media di depan rumah sakit? Mereka pasti mencariku. Kau
benar-benar membuatku naik darah, Cho Kyuhyun! Kau pergi begitu saja dengan
meninggalkan masalah. Eugh! Aku bisa sedikit merasa lega saat pihak rumah sakit
bersedia menutupi keberadaanku yang saat ini siap untuk meninggalkan tempat itu. Mereka
menyiapkanku jalur khusus agar malam ini aku bisa pulang dengan aman tanpa diikuti oleh
mereka. Dan kini mobilku sudah berhasil melewati daerah rumah sakit yang masih dipenuhi
banyak media di depannya. Kalian tahu? Sangat sulit berada di posisiku saat ini. Dan
sekarang aku tidak tahu harus pergi kemana, aku yakin gedung apartemenku sudah
dipenuhi banyak media, begitupun jalan menuju rumah keluargaku. Ah~ sekarang

bagaimana ini? Ponselku berbunyi saat aku masih dalam perjalanan. Kuangkat panggilan
itu setelah aku melihat nama yang tertera di layar ponselku. Siabeoji. Yeoboseo, siabeoji.
Yongneul-ah? Sekarang kau berada di mana?
Aku sedang dalam perjalanan ke rumah, siabeoji. Memangnya ada apa, siabeoji?
Aku sudah melihat berita kalian di televisi sejak tadi pagi. Aku rasa akan ada
banyak media di sekitar tempat tinggalmu. Lebih baik kau datang ke sini. Aku
yakin tidak akan ada yang mengetahui tempat ini. Tawarnya. Bermalamlah di
sini.
Bermalam di rumah Kyuhyun?? Ah bagaimana yaaa.. aku baru sekali mendatangi rumah itu
tapi tidak sampai menginap. Rasanya sangat aneh jika aku datang tanpa Kyuhyun. Tapi itu
memang masuk akal, mungkin saja media sudah bisa menebak kemana aku akan pergi.
Aku rasa tawaran ini bisa menjadi kesempatanku untuk melarikan diri. Eng.. siabeoji, apa
aku tidak merepotkan?
Ani. Lagipula kau belum pernah tinggal di rumah kami bukan? Sesekali datang
dan buatlah keramaian di rumah ini. Rumah ini terasa sangat asing semenjak
Kyuhyun menikah denganmu.
Baik. Aku ke sana sekarang, siabeoji.
Eo. Berhati-hatilah.
Aku mengiyakan pesannya kemudian berbalik arah setelah menutuskan sambungan
telepon. Apa sebaiknya aku menginap beberapa hari hingga berita ini sedikit mereda? Atau
aku mencari hotel untuk melarikan diri? Ah jinjja! Cho Kyuhyun, aku akan membunuhmu jika
kau pulang nanti.
Hampir sejam sudah aku berada di rumah Kyuhyun. Seperti biasa, kedua orangtua Kyuhyun
menyambutku dengan sangat ramah. Kami berbincang banyak sebelum akhirnya ayah
Kyuhyun memutuskan lebih dulu tidur. Malam ini ayah Kyuhyun terlihat begitu lelah,
mungkin pekerjaannya sangat padat.

Aku menemani ibu Kyuhyun yang masih asik menyaksikan acara komedi di televisi. Kami
tertawa bersama melihat hiburan itu. Melihat ibu Kyuhyun yang tertawa lepas membuatku
merindukan eomma. Aku memang sudah sering tinggal di luar rumah sebelumnya tapi
setelah aku menikah aku semakin merindukan eomma.
Mungkin karena sebelumnya aku menjalani hidupku dengan baik, berbeda sejak Kyuhyun
berada di sekitarku. Setiap kali aku bertengkar dengan Kyuhyun, aku selalu berusaha
menyembunyikan diriku yang sebenarnya kalah darinya. Berkali-kali aku selalu berusaha
untuk terlihat kuat di depan seorang Cho Kyuhyun, aku tidak ingin kalah darinya. Karena itu,
rasa yang sesak karena tidak ingin kalah itu lah yang membuatku membutuhkan seseorang
di sisiku dan aku yakin eomma yang kubutuhkan.
Apa kau sudah mulai mengantuk? tanya ibu Kyuhyun padaku. Mungkin dia melihatku yang
sudah tidak terhibur oleh acara komedi itu.
Ah.. tidak juga, sieomeoni. Aku hanya sedikit lelah.
Geurae, kau pasti sangat lelah seharian bertemu dengan pasien. Kalau begitu tidurlah. Ibu
Kyuhyun bangkit dari sofa. Kamar Kyuhyun sudah dibersihkan, kau bisa memakainya. Ayo,
kuantar.
Aku mengikuti ibu Kyuhyun menuju lantai dua rumah besar itu. Di rumah yang didominasi
warna cokelat itu terdapat banya foto keluarga. Sepertinya mereka selalu mengabadiakan
moment-moment berharga setiap waktu dan tidak ingin melewatkannya. Di lantai dua
rumah ini juga terdapat fotoku. Fotoku sebelum menikah dengan Kyuhyun, saat kami
sedang fitting untuk gaun pernikahanku.
Ibu Kyuhyun membuka salah satu kamar yang di pintunya terdapat sebuah name tag
berwarna merah. Gaemgyu. Begitulah kata yang ada di name tag itu. Dasar maniak game.
Masuklah. Aku tersenyum dan kembali mengikutinya. Kyuhyun orang yang tidak pernah
melawanku sejak dia kecil, bahkan dia akan selalu menciumku setiap dia pulang sekolah.
Begitu juga kepada ayah dan nunanya. Dia anak yang sangat menyayangiku. Ibu Kyuhyun
duduk di tepi tempat tidur Kyuhyun dan mengusap salah satu foto berbingkai kecil yang
berada di atas meja. Sepertinya itu meja belajar Kyuhyun dulu. Sekarang dia sudah
menikah dan memiliki kehidupan baru. Yongneul-ah, aku senang akhirnya bisa
mendapatkanmu.

Eng? bicara apa sieomeoni barusan. Mendapatkanku??


Dia tertawa pelan dan menarik tanganku untuk duduk di sisinya. Kemarilah. Dia mengusap
tangan kananku. Sudah lama aku mengetahui tentangmu melalui appamu. Saat aku
melihatmu di layar televisi pun kau terlihat sangat menarik perhatianku. Aku bertanya pada
suamiku apa aku bisa mendapatkan seorang menantu sepertimu? Dan tanpa
sepengetahuanku ternyata suamiku dan appamu sudah merencanakan sesuatu untuk
perjodohan kalian.
Kau tahu apa yang kurasa?
Aku menggeleng pelan.
Aku sangat bahagia mendengar rencana pernikahan kalian. Karena itu.. aku rela tidak lagi
mendapatkan ciuman dan pelukan dari putra tunggalku lagi asalkan dia sudah
mendapatkan wanita yang baik baginya. Ibu Kyuhyun mendesah pelan.
Aku pikir kau sangat tidak menyukai Kyuhyun karena itu kau ingin menyembunyikan
pernikahan kalian. Tapi Kyuhyun meyakinkanku dengan alasan dia tidak ingin kau terlalu
banyak disorot kamera. Dia ingin kau merasa nyaman dengan pernikahan kalian yang
terlalu mendadak. Kyuhyun hanya ingin kau tetap menjalani hidupmu tanpa diikuti sorot
kamera lagi, kemanapun kau pergi. Dari situ aku bisa mengerti. Tapi kejadian semalam
benar-benar mengejutkanku. Ibu Kyuhyun kembali menatapku dan tersenyum lebar.
Aku senang kalian bisa bersikap romantis di depan banyak orang. Aku bisa mengerti jika
kalian sudah mulai ingin memberitahukan pada semua orang jika kalian sudah menikah.
Dia menganggap kejadian semalam adalah sebuah insiden yang sengaja kami lakukan.
Astaga! Ini salah paham. Tapi bagaimana aku menjelaskannya jika dia terlihat sangat
bahagia dengan kepalsuan ini.
Yah~ apa aku terlalu banyak bicara? Beristirahatlah, besok kau akan berangkat pagi
bukan?
Iya, sieomeoni. Sieomeoni juga, tidak baik tidur terlalu malam.
Araseo. Dia pun bangkit dan berjalan ke ambang pintu. Selamat malam, Yongneul-ah.
Ne, selamat malam, sieomeoni.

Pintu tertutup dan meninggalkanku seorang diri. Aku masih terdiam karena beberapa
kalimatnya barusan. Jadi, apakah dia yang sudah merencanakan pernikahan kami? Kukira
appa dan siabeoji. Aku merenggangkan tubuhku dan mulai membaringkannya.
Ah~ lelah sekali, untung saja aku sudah mandi saat baru tiba tadi. Aku meraih guling yang
ada di sisiku, memeluknya seperti yang biasa kulakukan di rumah. Aku menghirup aroma
yang tersisa di guling itu. Aroma parfum Kyuhyun masih tertinggal di bantal guling ini. Udara
di ruangan ini juga, sepertinya ruangan ini dipenuhi oleh parfum Kyuhyun. Aku seperti
sedang berada di ruangan yang sama dengannya.
Aku membalikkan tubuh dan menggapai ponselku. Tidak ada panggilan atau pesan masuk.
Sudah lebih dari 12 jam dia meninggalkan rumah, apa dia sudah sampai di Jepang?
Mengapa dia tidak memberi kabar? Setidaknya mengirim pesan hanya untuk sekedar
mengatakan bahwa dia sudah tiba dengan selamat di Tokyo.
Apa sulitnya mengetik beberapa kata lalu mengirimnya padaku. Eo, tunggu dulu! Mengapa
sekarang aku terlihat sangat membutuhkan kabar darinya? Mengapa aku menuntut
sesuatu?
Apa yang kulakukan? Mengapa aku jadi seperti ini? Yaish~ sepertinya aku mulai melindur.
Sebaiknya cepat tidur! Aku menarik selimut dan menenggelamkan wajah dan mulai
menutup rapat kedua mataku. Terlalu lama terjaga hanya akan membuatku menjadi berpikir
yang aneh-aneh.

=== Author POV ===


Sudah sepuluh hari Yongneul disibukkan dengan pekerjaannya. Ia juga sudah mulai pulang
ke apartemennya, ia hanya menginap selama lima hari di rumah Kyuhyun. Para media yang
sebelumnya mencari keberadaannya pun sudah tidak terlihat di sekitar Yongneul berada.
Hanya ada beberapa saja dan hal itu pun Yongneul masih bisa mengatasinya.
Hari ini Yongneul melihat berita yang membuatnya cukup tegang. Ia melihat berita di televisi
yang menyebutkan ayahnya sudah menjual sebagian sahamnya pada seorang pengusaha.
Seingat Yongneul, ayahnya bukanlah seseorang yang akan menjual sahamnya jika bukan
karena sesuatu yang benar-benar mendesak. Namun Yongneul pikir, selama ini ia tidak
pernah melihat sesuatu yang mengancam kesejahteraan perusahan ayahnya. Mengapa hal

seperti ini bisa terjadi. Karena itulah Yongneul mendatangi perusahaan yang bergerak di
bidang hiburan itu sore ini.
Yongneul yang sudah duduk di depan meja kerja ayahnya, menunggu orang yang paling ia
hormati itu menyelesaikan laporan kerja hari ini. Yongneul terlihat khawatir dengan kondisi
ayahnya. Ia yakin jika sebagian saham dijual ayahnya, sesuatu pasti sudah terjadi.
Cah! Katakan pada appa kenapa kau menemui appa sore ini. Tidak biasanya, apa ada
sesuatu yang penting? tanya Haejun sembari menutup hasil laporan kerja.
Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, appa. Apa terjadi sesuatu di perusahaan ini
hingga appa harus menjual saham?
Kau sudah mendengarnya? Yongneul mengangguk tegas. Yaa.. kau tahu tidak
selamanya kita berada di atas bukan?
Ini bukan efek dari keluarnya aku dari perusahaan dan insiden aku dengan Kyuhyun
bukan?
Haejun tertawa lepas mendengar kekhawatiran putrinya yang tidak masuk akal. Ia bangkit
dan memutari meja kerjanya untuk menghampiri Yongneul. Sayang, kau terlalu berlebihan.
Itu hal yang wajar dalam dunia bisnis jika ada istilah jual-beli saham. Kau tidak perlu
memikirkan yang tidak-tidak.
Tapi aku merasa ada yang aneh, appa.
Sudahlah, lupakan semua itu. Haejun mengambil sebuah surat dari meja kerjanya. Appa
punya sesuatu untukmu. Sebenarnya ini bukan sebuah paksaan tapi appa berharap kau
mau memikirkannya untuk menerima tawaran ini.
Apa ini? tanya Yongneul saat menerimanya.
Itu penawaran dari seorang direktur musikal. Haejun mengusap lengan kanan Yongneul.
Sudah lama kau meninggalkan dunia akting. Apa kau tidak rindu berdiri di atas panggung
teater? Yongneul membaca surat itu hingga selesai dan menatap ayahnya. Appa tidak
ingin memaksamu tapi appa merindukanmu yang tersenyum di atas sebuah panggung
teater. Semua keputusan ada di tanganmu, appa tidak ingin ikut campur. Kau temui

Shindong jika kau sudah menemukan keputusan yang sesuai dengan keinginanmu. Kau
mengerti?
Ini.. ini penawaran untuk drama musikal? Ayah Yongneul mengangguk. Mereka
menawariku? Ayah Yongneul kembali mengangguk. Yongneul tidak menyangka, disaat ia
sedang diikuti berita yang tidak mengenakkan tentang dirinya dengan Kyuhyun, kini
seseorang menawarinya untuk bermain di drama musikal. Bahkan ia mendapatkan peran
utama.
Apa ini kesempatan bagiku untuk kembali ke dunia akting? Sudah terlalu lama
aku menghilang dari semua orang? Apa mereka akan menerimaku kembali dan
menyukai kerja kerasku nanti? Yongneul memang sudah sangat merindukan
pekerjaannya yang dulu namun ia tidak pernah mengatakannya pada siapapun,
termasuk Shindong yang dulu bekerja untuk menjadi managernya. Aku harus
bertemu dengan Shidong oppa dan bertanya padanya. Aku tahu dia pasti
mengerti apa yang terbaik untukku.

Yongneul mengendarai mobilnya dengan ditemani bayang-bayang kejadian saat ia berada


di HJ building. Setelah ia berbicara dengan Shindong, ia tidak sengaja bertemu dengan Lee
Donghae. Kedua mata mereka bertemu. Seolah mereka terjebak dalam pandangan
masing-masing, mereka berdua hanya terpaku saling menatap. Yongneul tidak ingin
menghindar sama sekali karena ia merasa bahwa ia harus menjelaskan sesuatu pada
Donghae.
Flashback
Donghae oppa Seru Yongneul dengan suara yang sangat pelan. Nyaris tidak terdengar
oleh lawan bicaranya.
Eo, hai.. lama tidak bertemu, Yong. Yongneul pikir pria itu sudah muak melihat wajahnya
namun ia salah. Donghae justru tersenyum simpul padanya. Bagaimana kabarmu?
Ba-baik.. Yongneul sedikit menunduk.
Yong? Yongneul menyahut namun masih menundukkan wajahnya. Bisa kita bicara
sebentar? Ada yang ingin kutanyakan.

Eng Yongneul sedikit bimbang untuk menerima atau tidak.


Di sini saja. Aku yakin kau sangat sibuk. Gadis itu mengangguk pelan. Donghae
mengajaknya untuk bicara di ujung koridor, ia butuh sedikit waktu pribadi bersama
Yongneul. Mereka berjalan dengan jarak cukup jauh, tidak seperti dulu sebelum kejadian
beberapa waktu yang lalu terkuak. Donghae berhenti saat ia merasa sudah cukup jauh dari
banyak orang, begitupun Yongneul. Donghae melihat Yongneul yang masih menundukkan
wajahnya.
Entah ia harus bagaimana. Kejadian saat itu memang sangat memukul keras hatinya. Ia
tidak menyangka sama sekali gadis yang masih sangat ia cintai itu menutupi
pernikahaannya. Apa karena itu juga Yongneul tidak ingin menerimanya sebagai kekasih
sejak dulu?
Yong? Donghae membuka pembicaraan. Setelah kejadian itu kau baik-baik saja?
Yongneul kembali mengangguk dan masih belum mengangkat wajahnya.
Aku Aku minta maaf.
Yongneul mulai mengangkat wajahnya. Ia tidak mengerti mengapa harus Donghae yang
meminta maaf. Bukankah Yongneul yang selama ini sudah membohonginya. Kenapa
harus
Aku minta maaf, Yong. Donghae memotong pembicaraannya. Selama ini aku tidak
mengetahui tentang pernikahan kalian. Seandainya aku mengetahuinya, aku pasti tidak
akan terus menerus memaksamu untuk menjawab pertanyaanku selama ini. Aku tidak
menyadari jika kau sudah Donghae mendesah lemas. Kau selama ini kau pasti
terganggu karenaku.
Ani, oppa. Yongneul menatapnya dengan penuh rasa bersalah. Akulah yang seharusnya
meminta maaf. Aku tidak pernah mengatakannya padamu. Bahkan aku mengatakan
padamu bahwa Kyuhyun adalah sepupuhku. Aku aku minta maaf.
Donghae tersenyum dan menggeleng. Ia mengusap lengan Yongneul. Sebenarnya aku
sudah mulai merasa ada sesuatu saat itu, Yong. Tapi aku ingin hatiku tetap yakin bahwa
kau jujur padaku. Aku menampis semua anggapan buruk itu. Bahkan saat kalian bertengkar
di Jeju pun aku masih merasa ada sesuatu di antara kalian. Aku tidak begitu yakin kalian

hanya bersaudara. Ditambah lagi Donghae seperti menimbang-nimbang kalimat yang


akan ia utarakan. Saat aku melihat Kyuhyun berada di kamarmu.
Yongneul terkejut mendengarnya. Apa saat di Jeju Donghae oppa melihat Kyuhyun keluar
dari kamarku? Aish~ Di.. di depan kamarku?
Hm. Sepertinya Kyuhyun baru keluar dari kamarmu tapi aku tidak menanyakannya. Aku
bertanya apa kau ada di dalam kamarmu dan dia menjawab iya. Jadi aku yakin dia baru
saja keluar dari kamar hotelmu, bukan?
Yongneul menggigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Seolah ia
berada di ujung jurang, tidak bisa berkelit lagi. Sepertinya kali ini Yongneul harus
mengatakan semuanya pada Donghae. Semua sudah terjadi, semua sudah terbuka. Ia
hanya butuh menjelaskannya pada Donghae dan menerima apa yang akan terjadi nanti. Ia
harus siap jika Donghae membencinya karena semua ini. Dan rasa kebersamaannya
dengan Donghae akan sirnah perlahan-lahan.
Ia sendiri sebenarnya tidak terlalu yakin dengan perasaannya terhadap Donghae.
Kenyamanan tidak selamanya harus dikatakan sebagai sebuah rasa cinta bukan? Mungkin
itulah yang membuat Yongneul bimbang. Lalu sekarang, ia tidak mengerti dirinya sendiri. Di
saat ia bersama orang yang sejak dulu memberi hidupnya warna dan kebahagian, ia justru
memikirkan pria lain di otaknya. Inikah saatnya Yongneul mengatakan segalanya?
Mengatakan bahwa ia mulai merindukan Kyuhyun?
Oppa dengan sedikit kesusahan, Yongneul menelan salivanya.
Sejak dulu aku tidak pernah berniat untuk mengikatmu. Aku selalu mengatakan padamu
bahwa kau bebas memilih gadis lain untukmu. Gadis yang lebih baik dariku, lebih memiliki
banyak waktu untuk bersamamu, yang bisa selalu mengerti dirimu, dan yang pasti gadis
yang memberimu kepastian. Tidak seperti diriku yang sama sekali tidak memberikan
kejelasan di dalam hubungan kita.
Yongneul menahan airmatanya untuk tidak menetes. Aku.. Ia kembali menunduk. Maaf,
aku tidak bisa.
Donghae terdiam. Kali ini ia baru merasakan sakit di hatinya, ini lebih menyakitkan dari
pada kalimat Kyuhyun saat itu yang mengatakan bahwa mereka sudah menikah. Seperti

ribuan jarum yang ditusukkan ke jantungnya. Membuatnya sesak dan kehabisan tenaga
untuk menarik nafas. Donghae memejamkan kedua matanya untuk menahan emosi. Ini
memang yang ingin ia dengar dari Yongneul, yaitu sebuah kejujuran. Lanjutkan, Yong.
Maafkan aku, oppa. Tapi aku memang tidak bisa. Aku..
Kau mencintainya? Yongneul diam tidak menjawabnya. Ia hanya sibuk meremas sudut
kemejanya sendiri. Kau mencintainya sejak dulu? Katakan saja, Yong. Bukankah kita ingin
semua ini lebih jelas?
Tubuh Yongneul mulai bergetar menahan emosinya. Rasa bersalah, kecewa pada dirinya
sendiri, dan penyesalan, semuanya bercampur di hatinya. Membuatnya tidak bisa menahan
butiran airmata itu. Dan pada akhirnya, Yongneul manganggukkan kepalanya. Dengan
gerakan yang sangat pelan. Aku merindukannya. Kalimat itu terucap dengan suara
paraunya.
Donghae menggumpalkan kedua tangannya. Ia melihat Yongneul menangis di depannya
langsung dan mengatakan sesuatu yang membuat Donghae semakin merasa bahwa ia
ternyata tidak pernah ada di hatinya. Mengapa kau menangis, Yong? Dia bahkan berhasil
membuatmu seperti ini. Kau begitu mencintainya hingga kau seperti ini di hadapanku.
Bukan, Donghae salah. Yongneul menangis bukan karena rasa sayangnya yang mulai
tumbuh untuk Kyuhyun namun karena rasa penyesalannya terhadap Donghae.
Mungkin inilah yang selama ini Yongneul takutkan. Ia tidak yakin dengan rasanya terhadap
pria yang masih berdiri kaku di depannya ini. Ia takut sewaktu-waktu ia menyakiti Donghae.
Karena itulah ia memilih menghindari setiap pernyataan cinta Donghae. Donghae mencoba
untuk mengangkat tangan kanannya dan meletakkannya di kepala Yongneul yang masih
tertunduk. Ia mengusapnya selembut mungkin. Perlahan usapan tangan itu membuat
Donghae berpikir lebih, ia menarik pelan tubuh Yongneul yang masih bergetar karena
manahan tangisan. Ia membawa Yongneul ke dalam dekapannya dan mencoba
memberikan rasa tenang kepada Yongneul dengan mengusap punggungnya.
Donghae menepuk-nepuk ringan tubuh mungil itu dan berbisik serak.
Tidak apa. Kau tidak perlu menangis. Dia juga pasti mencintaimu.
Sekuat tenaga Donghae terlihat tegar. Ia ingin Yongneul melihatnya sebagai pria yang kuat
dan terlihat tidak terpengaruhi oleh rasa cinta Yongneul kepada orang lain. Rasa Donghae

terlalu besar untuk dirinya, hingga tidak ada satu orang pun menyadari betapa tersiksanya
ia selama menunggu Yongneul. Meski pada akhirnya tidak ada yang Donghae dapat dari
Yongneul.
Flashback end

Yongneul sibuk mencari sesuatu di dalam kamarnya. Kamarnya yang selalu tertata rapi itu,
kini terlihat hampir seperti kapal pecah. Gadis itu sibuk mencari sesuatu yang sangat
penting baginya saat ia dulu masih menjadi seorang aktris. Sebuah surat kontrak. Meski
ayahnya menjabat sebagai CEO di management yang menaunginya dulu, Yongneul
haruslah memiliki surat tersebut. Yongneul memang sudah mengundurkan diri dari
perusahaan tersebut namun ia tetap harus memiliki surat itu sebagai bukti ia akan kembali
mengikat kerjasama dengan HJ Entertainment.
Aish~ mengapa banyak sekali barang-barangku yang berpindah?
Itu memang benar, beberapa barang yang biasanya sangat mudah Yongneul temukan, kini
ia sudah sulit untuk menemukannya. Banyak sekali barang-barang yang bukan milik
Yongneul. Ini pasti perbuatan dokter mesum itu. Apa yang sudah dia lakukan pada
kamarku? Yaish! Yongneul melihat sebuah kotak cokelat di dalam laci lemari kecil di
kamarnya. Seingatku aku tidak punya barang seperti ini.
Penasaran, Yongneul pun membuka benda tersebut. Di dalam kotak tersebut ada sebuah
foto yang membuat Yongneul terdiam sejenak. Foto pernikahannya dengan Kyuhyun. Gaun
putih indah yang menyelimuti tubuhnya serta polesan make-up sederhana, membuatnya
terlihat cantik sempurna. Kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk sebuah senyuman kecil.
Ah~ sayangnya gaun ini hanya bisa kupakai sekali, padahal terlihat indah. Selain foto,
Yongneul juga menemuka sebuah kotak cincin yang isinya sudah tidak ada lagi. Mereka
melakukan pertukaran cincin saat pernikahan namun Yongneul melepasnya keesokan
harinya. Hingga sekarang Yongneul menyimpan cincin pernikahan itu di lemari pribadinya.
Ia melakukan itu karena ia ingin menyembunyikan pernikahan sejak dulu.
Tidak hanya itu, Yongneul kembali mengambil salah satu barang yang terdapat di kotak

tersebut. Ada sesuatu yang membuat Yongneul bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Apa ini? Sebuah flashdisk?? keningnya mengerut. Aih~ sepertinya tidak ada salahnya
sedikit mengintip isi benda ini hehehe.
Sifat jahil Yongneul kembali timbul. Ia membawa barang itu dan menyolokkannya di laptop.
Cha! Mari kita lihat apa yang ada di dalam benda ini. Cho Kyuhyun, kau tidak akan marah
bukan? Hahahaha.
Hanya ada satu folder di dalam benda itu dan di dalam folder itu terdapat beberapa file.
Kyuhyun menamai file-file tersebut dengan nama yang unik. Maple1, Maple2, Maple3,
Maple4 Apa ini?
Mengapa semua file memiliki nama yang sama? Lagipula.. bukankah dia tidak suka pohon
maple? Aneh. Yongneul semakin penasaran, ia mengklik salah satu file. Dan di dalam file
tersebut ada beberapa tulisan yang isinya hanya terdiri dari beberapa kalimat. Seperti
sebuah paragraf kecil.
Hari ini aku bersama eomma dan dia pergi ke sebuah butik. Aku berpikir untuk
tidak ikut tapi eomma memaksaku. Aku menuruti permintaan eomma dan aku
tidak menyesal sudah ikut. Siang tadi.. untuk pertama kalinya aku aku melihat
dia yang begitu berbeda. Gaun pengantin itu terlihat pas untuknya. Aku tidak
sabar untuk berdiri di depan altar bersamanya nanti.
Yongneul terdiam setelah membaca deretan kalimat itu. Apa ini? Mengapa ada kalimat
semacam ini di benda pribadi Kyuhyun? Mengapa kalimat itu seolah-olah seperti Kyuhyun
sedang memujinya? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang ada di pikiran Yongneul. Ia mulai
tidak mengerti dan terlihat bingung. Ia kembali membuka file yang lain.
Hari pertama pernikahanku dengannya. Aku baru tahu jika dia bukan tipe gadis
yang suka bangun pagi, dia terlihat sangat lelap, bahkan di jam yang sudah
mulai siang seperti tadi. Sebelum aku beranjak dari tempat tidur pun aku
menyempatkan diriku untuk mengamati wajahnya. Terlihat sangat damai. Ingin
rasanya aku mengusap wajah lembutnya tapi aku terlalu takut, aku takut dia
akan terbangun dan menyadari apa yang kurasakan selama ini.
Ch-cho Kyuhyun? Dia Lagi, Yongneul membuka file lainnya.

Aku benci saat dia membawa pria lain ke dalam rumah. Aku benci saat melihat
dia tersenyum pada pria lain. Dan aku benci saat dia memperkenalkanku
sebagai saudaranya pada pria lain. Mengapa dia tidak menganggapku sebagai
suaminya sama sekali? Apa aku terlihat sangat tidak berarti di matanya jika
dibandingkan dengan pria bermarga Lee itu?!
Rencanaku untuk mendapatkan bulan madu yang indah di Macau bersamanya
gagal. Aku pikir kami akan melakukan perjalanan yang menyenangkan saat aku
menawarkan untuk berbaikan di bandara tapi aku justru terbakar cemburu saat
Lee Donghae menghubunginya saat kami di Macau. Aku hampir saja
mengatakannya di telepon bahwa kami sudah menikah, sayangnya aku terlalu
baik untuk merahasiakan semua ini. Sepertinya semua akan semakin sulit jika
dia terus menerus berada di sisinya.
Untuk pertama kalinya di dalam hidupku, aku melihatnya menangis. Dia pasti
merasa sangat terpukul atas kematian tuan Han. Ingin rasanya aku melakukan
dan mengatakan sesuatu yang bisa menghiburnya. Tapi aku bukanlah pria yang
bisa mengontrol emosiku, aku tidak bisa melakukannya selembut mungkin.
Bahkan di saat ia jatuh pingsan saat pulang tadi, aku hanya bisa menatap iba
wajah lesunya. Andai aku bisa membuatmu tersenyum. Seperti halnya Lee
Donghae yang selalu bisa membuatmu bahagia.
Tubuh Yongneul terasa lemas setelah membaca beberapa file itu. Sudah tidak bisa
dibayangkan lagi seperti apa perasaan Yongneul sekarang ini. Ia yang selama ini berpikir
Kyuhyun adalah pria acuh yang sama sekali tidak melihat sedikit pun seperti apa diri Cho
Yongneul, terlihat sangat berbeda setelah Yongneul membaca penggalan catatan Kyuhyun.
Semua orang tentu bisa menebak apa yang Kyuhyun rasakan pada Yongneul jika sudah
membaca semua file itu.
Tangan Yongneul yang mulai bergetar itu menyentuh dadanya sendiri. Merasakan detak
jantung yang bertalu begitu kencang. Nafas Yongneul pun mulai tidak terkontrol. Ia
mencoba untuk memejamkan kedua matanya, mengingat kejadian malam sebelum
Kyuhyun pergi meninggalkannya. Kyuhyun yang berbeda dari sebelumnya.
Sesungguhnya Yongneul sudah merasakan sikap Kyuhyun yang berubah padanya.
Kyuhyun terasa lebih lembut dan seolah ingin mengutarakan apa saja yang ada di dalam
catatan itu. Dan Yongneul mulai merasa menyesal, mengapa di saat terakhir ia melihat

wajah Kyuhyun saat itu, Yongneul sama sekali tidak memberikan kata-kata yang lebih baik.
Setidaknya kesan yang tidak membuat mereka berpisah tanpa kata perpisahan.

Berhari-hari sudah Yongneul lewati, kini ia terlihat selalu gugup setiap kali ia mengingat apa
saja catatan yang Kyuhyun tinggalkan di folder yang sudah ia temukan itu. Mungkinkah ini
karena Yongneul juga sudah mulai merasakan hal yang sama? Namun di sisi lain, Yongneul
terlalu angkuh untuk mengutarakan semua pertanyaan yang ada di pikirannya. Mengapa di
saat Kyuhyun sudah pergi semalama lebih dari dua minggu, pria itu sama sekali tidak
memberikan kabar padanya? Seharusnya Kyuhyun menghubunginya jika ia memang
memiliki rasa pada Yongneul. Sepertinya mereka terlalu tinggi hati untuk memulai sebuah
pembicaraan halus.
Dokter Choi! Yongneul menoleh saat ia mendengar suara Lee Sungmin. Ah syukurlah
kau belum pulang. Ada yang ingin aku sampaikan. Kemarin siang putra tuan Han datang
dan ingin bertemu denganmu, sayangnya kau tidak ada. Dia menitipkan ini padaku.
Sungmin memberikan sebuah surat yang beramplop merah maroon.
Ini sebuah surat?
Iya. Putra tuan Han bilang, ini adalah tulisan tangan tuan Han yang ditemukannya di tas
yang selalu berada di ruang rawat tuan Han.
Yongneul mengamati amplop tersebut. Mungkin pasan terakhir. Ia tersenyum pada Sungmin
dan membungkuk sekilas. Terimakasih, dokter Lee. Sungmin membalas senyumannya.
Ah ada yang ingin kutanyakan, dokter Lee. Belakangan ini Yongneul memikirkan sebuah
pertanyaan. Berkali-kali Yongneul mencoba untuk menanyakannya pada Kyuhyun namun
berkali-kali juga pria itu tidak ingin menjawabnya. Yongneul pikir mungkin kali ini Sungmin
bersedia memberikan jawaban untuk Yongneul.
Dokter Lee Bisakah anda menceritakan sesuatu tentang HyunAh?
Arah mata Sungmin seketika tertuju padanya. Dari mana kau tahu nama itu?
Yongneul mendapat respon yang sama seperti yang Kyuhyun berikan. Namun kali ini
Yongneul takut untuk lebih memperjelasnya. Aku hanya

Dokter Choi, aku rasa ini bukanlah urusanku. Maksudku.. sebaiknya kau tanyakan
langsung pada Kyuhyun. Aku tidak memiliki kapasitas untuk menjawab pertanyaanmu.
Terlihat Sungmin yang enggan menjawab pertanyaan Yongneul dan ingin segera
menghindar. Ah boleh aku sarankan sesuatu? Sebaiknya kau mencari waktu yang tepat
untuk bertanya hal seperti ini pada Kyuhyun. Aku yakin tidak semudah itu dia mau bicara
tentang HyunAh.
Yongneul mengangguk pelan. Aku mengerti, dokter Lee. Maaf, mungkin ini membuat anda
tidak nyaman.
Eo, tidak apa. Aku rasa cepat atau lambat kau akan mengetahuinya. Sungmin bergegas
ingin segera pergi, mungkin ia ingin menghindari pertanyaan Yongneul berikutnya yang
mungkin akan membuatnya kembali membisu karena tidak tahu apa yang harus ia jawab
nantinya. Sudah malam, aku harus segera pulang. Kau juga, sebaiknya pulanglah.
Bukankah belakangan ini kau selalu menggunakan taksi?
Hm. Aku juga akan bersiap pulang. Anda hati-hati di jalan, dokter Lee. Sungmin
mengiyakan kemudian pergi meninggalkan Yongneul. Yongneul terdiam menatapi
punggung Sungmin yang semakin menjauh. Haa~ bahkan dokter Lee sudah mulai tertutup
padaku. Ya sudahlah. Yongneul kembali berjalan ke arah ruangannya hingga ia kembali
mendengar seseorang memanggil namanya. Seperti suara Jung.
Jung?
Ah syukurlah kau belum pulang. Ada pasien yang ingin bertemu denganmu.
Denganku?? Eish.. jam kerjaku sudah habis, dokter Cheon yang menggantikanku
sekarang. Serahkan saja pasien itu padanya. Acuhnya.
Tapi dia bilang dia tidak suka jika harus diperiksa oleh dokter yang tidak dia kenal.
Kedua alis Yongneul menyatu. Apa ia mengenali siapa itu dokter Choi? Apa dia temanku?
Aku rasa bukan. Mungkin lebih mirip seperti pamanmu hahahahaha.
Jangan bercanda. Selesaikan pernyataanmu! Atau appa datang lagi ke tempat ini?
Ok Ok, aku jelaskan. Jadi ada seorang pasien yang mengeluh sakit di bagian
jantungnya. Aku rasa karena kau adalah dokter yang berpengalaman dalam hal jantung,

jadi aku menyarankan dirimu yang menghadapinya. Jung mengusap kedua telapak
tangannya. Ayolah, temui dia. Dokter Lee akan mengadakan operasi bersama dokter Do
bukan?
Yongneul menatap datar Jung. Mengapa gadis itu sering sekali menahannya di saat ia
sudah selsai jam kerja? Sepertinya Jung tidak suka jika Yongneul pulang lebih awal. Sireo.
A! Waeeee? Dokter macam apa kau yang sering sekali menolak pasiennya?
Kau selalu menahanku jika aku ingin pulang, tentu saja aku menolak semua pasien di luar
jam kerjaku. Aku bukan egois tapi aku konsisten.
Bagaimana jika dia mati di ruang kerjamu?
Ruang kerjaku?? Apa pasien itu ada di ruang kerjaku? Jung mengangguk sembari
mempoutkan bibirnya. Yak! Mengapa kau membawanya ke dalam ruanganku? Aish jinjja!
Jung hanya tersenyum kuda, memamerkan deretan gigi kelincinya. Menghindari
penolakanmu. Tentu saja. Jung menyerahkan data pasien tersebut pada Yongneul. Ini
datanya, silahkan kau baca, dan temui dia. Aku harus kembali ke bagian dokter piket. Bye!
Jung berlari meninggalkan Yongneul secepat mungkin.
Aigoo~ mengapa satu-satunya temanku di tempat ini begitu seenaknya? Kesialan bagiku.
Tanpa mempedulikan data di tangannya, Yongneul melangkah menuju ruangannya.
Baiklah, mungkin kali ini Yongneul harus mengalah kembali pada Jung. Satu pasien lalu
pulang. Selesai.
Yongneul membuka ruangannya dan melihat sang pasien sudah menunggunya duduk di
depan meja kerja. Yongneul tidak terlalu memerhatikannya.
Maaf membuat anda menunggu. Ia menghampirinya.
Apa anda sudah lam- Kalimat Yongneul menggantung. Ia terdiam. Itu bukan seorang
pasien. Pria yang selama ini meninggalkannya tanpa kabar, pria yang selama ini
membuatnya gusar, pria yang kini mulai bisa menyentuh hatinya berada di depan
matanya. Cho Kyuhyun? Sial! Jadi Jung mulai mencoba untuk mengelabuiku sekarang.

Ingin rasanya Yongneul tersenyum lebar dan menghambur di pelukan Kyuhyun. Namun ia
terlalu angkuh untuk melakukannya. Ia hanya bisa diam menatap kedua mata Kyuhyun
yang juga tertuju padanya. Detik berikutnya Yongneul tetap kembali pada dirinya yang
semula. Menatap datar Kyuhyun tanpa memberikan sedikit sentuhan senyum di wajahnya
meski ia sangat ingin melakukannya.
Hai. Kyuhyun berdiri dan tersenyum pada Yongneul. Senyuman tulus seperti senyuman
yang Kyuhyun berikan saat terakhir kali mereka bertemu. Dan itulah yang membuat
Yongneul merindukannya. Aku pikir kau belum pulang jadi kuputuskan untuk bertemu
denganmu di rumah sakit.
Yongneul menarik nafas dalam dan mencoba bersikap biasa. Ia menghampiri meja kerjanya
dan merapikan barang-barang yang sedikit berantakan. Kapan kau pulang? Tanyanya
tanpa melihat lawan bicara.
Emm.. sekitar sejam yang lalu. Setelah dari bandara, kuputuskan untuk menemuimu lebih
dulu.
Kyuhyun memperhatikan Yongneul yang tidak menanggapinya. Gadis itu terlalu sibuk
dengan barang-barangnya. Apa dia tidak merindukanku sama sekali?
Oh ayolah, Cho Kyuhyun.. harapanmu terlalu tinggi. Seharusnya kau ingat saat terakhir kali
kalian bertemu, dia bahkan tidak peduli dengan kepergianmu. Bagaimana kabarmu?
Sepertinya kau sangat sibuk. Ini sudah malam, kau tidak melewatkan jam makan malammu
lagi bukan? Apa kau juga selalu sarapan setiap hari? Sarapan itu penting bagi setiap orang,
setidaknya kau harus minum susu untuk mengisi perutmu dan biasakan untuk bangun pag-
Aku baik-baik saja, aku sudah makan malam, dan aku selalu sarapan. Bisakah kau diam
sebentar? Aku sudah terlalu lelah malam ini jadi tolong jangan membuat kepalaku pecah.
Kata Yongneul. Lagipula semua ucapanmu barusan tidak berguna jika kau mengatakannya
sekarang. Singgung Yongneul.
Apa?
Aku lelah. Kau bisa ikut jika kau juga ingin pulang. Yongneul meraih tasnya dan melewati
Kyuhyun yang terlihat bingung. Pria itu seperti ingin menyakan sesuatu namun Yongneul
sudah lebih dulu meninggalkanya begitu saja.

Kyuhyun memperhatikan Yongneul yang bersandar di tempat tidur sembari santai


memainkan ponselnya. Sejak mereka sampai di rumah, Yongneul tidak berniat untuk bicara
lagi padanya. Bahkan saat mereka di dalam mobil Yongneul hanya berkonsentrasi menyetir
tanpa melirik Kyuhyun sedikitpun. Setelah hampir satu jam mereka sampai di rumah,
Yongneul hanya bicara sedikit padanya, menyuruhnya untuk mandi setelah dirinya.
Sungguh Kyuhyun tidak mengerti dengan sifat istrinya. Mengapa istrinya terlihat semakin
dingin setelah kepulangan dirinya. Kyuhyun sendiri bingung, di mana letak kesalahan
dirinya.
Kyuhyun duduk di tepi tempat tidur, tepat di sisi kiri Yongneul. Yongneul hanya meliriknya
sekilas dan kembali fokus pada ponselnya. Kenapa kau diam? tanya Kyuhyun.
Tidak apa.
Kita perlu bicara. Kyuhyun merampas ponsel Yongneul dan meletakkannya di laci meja.
Membuat Yongneul berdecak kesal. Ada apa denganmu? Mengapa kau terus diam seperti
ini sejak aku bertemu denganmu? Apa aku melakukan kesalahan lagi?
Cih! Yongneul menyeringai. Kau bertanya? Jadi kau belum juga menyadarinya?
Kyuhyun mengerutkan keningnya. Pikirkan sendiri.
Yongneul menghempaskan selimut dan ingin beranjak dari tempat itu namun Kyuhyun
menahan tangannya, membuat tubuh Yongneul kembali terhempas ke tempat tidur.
Aku benar-benar tidak mengerti dirimu. Mengapa kau selalu menganggap aku salah?
Mengapa kau selalu menempatkan aku di posisi yang sama sekali tidak kumengerti? Apa
yang sudah kulakukan hingga kau terlihat begitu membenciku?
Rahang Kyuhyun mengeras dan mulai tersulut emosi. Seperti biasa.
Apa kau tidak memikirkan betapa lelahnya aku? Aku sengaja pergi menemuimu ke rumah
sakit setelah aku baru tiba di bandara, aku tidak memikirkan betapa remuknya tubuhku. Aku
bahkan berpikir untuk memulai pembicaraan yang lebih baik denganmu tapi apa yang aku
dapat?! KAU BAHKAN TIDAK MELIHATKU! Suara Kyuhyun begitu menggema di telinga
Yongneul, membuat gadis itu harus memejamkan mata untuk menahannya.

Cukup lama Kyuhyun tidak mendapatkan reaksi dari Yongneul, gadis itu hanya diam
memejamkan kedua matanya sementara Kyuhyun mulai melepaskan tangan Yongneul.
Kenapa hanya diam?! Suara Kyuhyun masih saja terdengar keras.
Yongneul membuka kedua matanya dan memukul dada Kyuhyun. Meremas piyama pria itu
dengan tangan yang bergetar. Airmatanya pun entah kenapa mulai menggenang meski
belum menetes.
Aku Yongneul mengigit bibir bawahnya dan menahan emosi. Ia seperti itu karena
sesuatu yang ingin sekali ia sampaikan namun sulit untuk diungkapkan. Yongneul ingin
sekali Kyuhyun mengerti dirinya tanpa ia harus bicara. Ia ingin Kyuhyun tahu betapa
rindunya ia pada sosok pria itu, betapa sepinya rumah mereka tanpa kehadiran Kyuhyun,
dan betapa bahagianya ia setelah melihat Kyuhyun kembali.
Kau tidak akan pernah paham. Ucapnya. Airmata Yongneul mulai menetes dan Kyuhyun
semakin tidak mengerti. Yongneul menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya.
Menenggelamkan isakannya di balik selimut.
Kyuhyun terkejut melihat Yongneul yang begitu aneh malam itu. Ini pertama kalinya ia
membuat Yongneul terisak seperti itu. Apa yang tidak kumengerti? Batin Kyuhyun.
Jelaskan, bagian mana yang tidak kupahami? Suara Kyuhyun melembut. Ia mengusap
bahu Yongneul yang tertutupi selimut.
Aku minta maaf jika aku melakukan kesalahan lagi tapi kumohon berhentilah menangis.
Yongneul masih tidak ingin membuka selimutnya dan mengabaikan bujukan Kyuhyun.
Bicaralah padaku. Kyuhyun menarik pelan selimut Yongneul namun tetap memaksanya.
Kumohon, jangan seperti ini. Kita bisa membicarakannya baik-baik.
Yongneul membuang pandangannya saat Kyuhyun berhasil membuka selimut dari
wajahnya. Mengapa kau melakukan ini?
Kyuhyun menghela nafas panjang. Melakukan apa?
Yongneul segera menatap tajam wajah Kyuhyun, seperti mengitimidasinya. Ia duduk di atas
tempat tidur dan mengusap airmatanya.
Mengapa kau melakukan semua ini? Mengapa kau pergi begitu saja tanpa memberi kabar

padaku? Kau pergi seolah aku ini bukan siapa-siapa.Kau tidak mengirimiku pesan, kau
bahkan tidak menghubungiku sekalipun. Yongneul meremas selimutnya.
Aku membuka mata setiap pagi dan tidak menemukan siapapun di rumah ini. Aku bahkan
tidak menemukan orang yang selalu mengajakku berkelahi di rumah sakit. Kau pikir aku
senang? Kau pikir aku nyaman tinggal sendiri di rumah ini tanpa dirimu? Kau anggap apa
aku ini?! Yongneul kembali terisak setelah mengeluarkan emosinya.
Sementara itu Kyuhyun melongo melihat Yongneul menutupi wajahnya saat menangis. Ia
mengerjap dan menyadarkan dirinya sendiri. Kyuhyun menunduk dan mulai tersenyum
pada dirinya sendiri. Bukankah deretan caci maki Yongneul barusan menunjukkan bahwa
Yongneul merasa kesepian tanpa dirinya? Bisakah kali ini Kyuhyun menyimpulkan bahwa
Yongneul merindukannya selama ini?
Yong-i? Kyuhyun menuntun tangan Yongneul untuk membuka wajahnya. Benarkah ini
kau? Yongneul hanya diam dan sesekali sesegukan. Kyuhyun kembali tertawa ringan.
Apa yang kau tertawakan, bodoh?
Kau, tentu saja kau. Hahahaha. Kyuhyun masih tertawa dan tidak habis pikir. Jadi inikah
yang membuat Yongneul mengabaikannya sejak mereka di rumah sakit? Jika kau
merindukanku, mengapa kau tidak mengatakannya saja langsung? Kau tidak perlu
mendiamiku dan merajuk.
Yongneul melepaskan tangan Kyuhyun dan mengerut. Siapa yang merajuk? Ia kembali
meraih selimutnya. Dasar tidak peka. Desisnya tanpa terdengar oleh Kyuhyun.
Kau bicara apa? Yongneu mengabaikannya lagi dan tidur memunggungi Kyuhyun. Hei,
kita belum selesai bukan? Mengapa kau tidur?
Aku lelah.
Lelah bukan berarti mengantuk bukan? Ayolah bangun, ada banyak hal yang ingin
kuceritakan. Apa kau tidak ingin mendengar ceritaku? Kyuhyun menarik selimut Yongneul
namun gadis itu tetap mengabaikannya tanpa berniat untuk melihat wajah Kyuhyun.
Heeiiiiii..!

Satu jam sudah Kyuhyun habiskan waktu untuk memandang wajah Yongneul. Gadis itu
terus saja memejamkan matanya, mungkin sudah terlelap. Kyuhyun menjulurkan tangannya
dan mengusap pelan wajah Yongneul. Apa kata-katamu tadi itu berasal dari hatimu? Aku
akan sangat bahagia jika iya. Usapan lembut itu membangunkan Yongneul. Eo, apa aku
mengganggumu?
Kau belum tidur?
Kyuhyun menggeleng pelan. Emm.. boleh aku minta sesuatu? Yongneul mengangguk
dengan kedua matanya yang mulai terpejam. Aku.. ingin memelukmu.. kata Kyuhyun ragu.
Beberapa detik ia tidak menerima respon dari Yongneul, membuatnya mendesah lemas.
Namun detik berikutnya ia merasa sebuah tangan melingkari pinggangnya. Kyuhyun
membulatkan matanya. Yo-yong-i..?
Yongneul membuka kedua matanya. Mengapa kau tidak memberiku kabar sama sekali?
Lagi-lagi Yongneul membuat Kyuhyun kebingungan. Baru saja dua minggu lebih ia
meninggalkan gadis itu, kini Yongneul sudah mulai terlihat sangat berbeda. Malaikat mana
yang sudah merasukinya? Kyuhyun hanya membalas senyuman itu dan mengusap wajah
Yongneul. Kau benar-benar ingin tahu jawabannya? Tanpa menunggu jawaban dari
Yongneul, Kyuhyun segera mengecup bibir tipis Yongneul.
Yongneul membulatkan kedua matanya dan memukul ringan dada Kyuhyun. Ini kedua
kalinya kau mencuri ciumanku. Dasar dokter mesum! Itu memang benar. Kyuhyun bahkan
hanya mengecup keningnya di saat pernikahan mereka dulu.
Itulah jawabannya. Kyuhyun menarik lembut pingang Yongneul. Mencoba
mempertemukan kembali kedua material lembut itu. Bisa Kyuhyun dengar suara nafas
Yongneul yang mulai menggebu. Ciuman tenang itu mulai berubah, Kyuhyun sedikit
melumat bibir indah Yongneul dan semakin menarik tubuh istrinya. Apa kali ini Kyuhyun
akan memiliki Yongneul seutuhnya?
Yongneul sedikit meremas pakaian Kyuhyun, memberinya isyarat bahwa ia membutuhkan
asupan oksigen. Kyuhyun pun melepaskan ciumannya dan melihat wajah Yongneul. Gadis
itu memejamkan mata seraya mengontrol nafasnya. Kyuhyun mengecup ringan pipi kiri
Yongneul, membuat gadis itu membuka kembali kedua matanya.

Kedua pandangan mereka bertemu, mereka pun tenggelam dalam perasaan masingmasing. Hingga entah siapa yang memulai, mereka kembali berciuman. Bahkan Kyuhyun
sudah mulai berani mendorong tubuh Yongneul dan membuat istrinya itu berada di bawah
kuasanya. Tangan kiri Kyuhyun digunakan untuk menahan tubuhnya agar tidak terlalu
menindih istrinya sementara tangan kanan Kyuhyun mulai merambat di tubuh Yongneul. Ia
mengusap lembut lengan Yongneul kemudian turun hingga berhenti di perut ramping
Yongneul.
Euuunghh eluh Yongneul saat merasakan sedikit gigitan di bibirnya. Ia mengalungkan
kedua tangannya di leher Kyuhyun. Sesekali ia meremas rambut lembut Kyuhyun,
menyusupkan jemarinya di sela-sela rambut coklat itu. Bisa ia hirup aroma shampoo
Kyuhyun yang menyegarkan paru-parunya.
Yongneul merasa tangan Kyuhyun sudah berani menaikkan piyamanya. Dan Yongneul pun
melepaskan ciuman mereka, membuat tangan Kyuhyun juga berhenti. Pandangan mereka
kembali bertemu, hanya beberapa detik terdiam kemudian mereka tertawa geli. Sepertinya
ada hal lucu yang hanya mereka yang tahu.
Kyuhyun mengecup kening Yongneul. Jadi.. kau merindukanku?
Yongneul mengangkat kedua bahunya. Menurutmu?
Menurutku iya. Kata Kyuhyun lalu ia kembali memberikan sebuah ciuman di bibir Yongneul
yang sudah mulai memerah. Kegiatan mereka semakin intens. Dan malam itu, mereka
saling mengutarakan perasaan mereka dalam setiap sentuhan. Mereka saling mengluapkan
rasa rindu yang selama lebih dari dua minggu ini menyiksa mereka. Kyuhyun tidak
menyangka, kepergiannya selama ini sudah mengubah istrinya. Dan yang lebih tidak ia
sangaka adalah saat ini, Yongneul berada di bawah kuasanya. Sepertinya aku tidak boleh
melewatkan kesempatan ini.
Bibir Kyuhyun menghisap bibir lembut Yongneul dengan intens. Gadis itu melenguh
tertahan. Yongneul kembali mengalungkan tangannya seerat mungkin di leher Kyuhyun
sebagai bentuk balasannya. Mengusap pelan leher Kyuhyun dan sesekali meremas rambut
coklat Kyuhyun. Hasrat mereka sudah sama-sama muncul sekarang.

Entah bagaimana ceritanya hingga kini tubuh Kyuhyun dan Yongneul tidak berbalut apapun,
mereka terlalu menikmati kegiatan panas mereka saat ini hingga mereka tidak terlalu sadar
ketika melakukannya. Kulit tubuh mereka bersentuhan dengan peluh yang mulai terasa.
Bisa terdengar nafas mereka yang saling memburu. Kyuhyun melepaskan ciumannya dan
beralih pada leher Yongneul. Bisa Yongneul rasakan betapa lembutnya bibir Kyuhyun saat
menghisap kulit putihnya. Begitu pelan namun dalam, bisa dipastikan Kyuhyun sedang
membuat jejak kepemilikan di sana. Berkali-kali sudah Yongneul mengeluarkan desahan
akibat perbuatan Kyuhyun.
Tubuh mereka semakin tidak teratur saat bergesekan. Bergerak membuat tubuh bagian
bawah mereka seperti tidak sabaran. Kaki Yongneul yang sedari tadi bergerak menahan
setiap sentuhan lembut Kyuhyun, tidak sengaja menyentuh sesuatu di bawah sana.
Euuughh. desah Kyuhyun. Merasa Yongneul sudah melakukan kesalahan fatal,
Kyuhyun pun sedikit menekan tubuhnya di area sensitif Yongneul. Ia mencoba membalas
sentuhan istrinya.
Ouugh Kyu.. Yongneul merasa vaginanya mulai basah. Ia menurunkan tangannya dan
mengusap punggung Kyuhyun yang sudah berkeringat. Suasana di dalam kamar mereka
mulai terasa panas sekarang, bahkan AC yang menyala pun tidak bisa mendinginkan
kegiatan mereka.
Kyuhyun kembali meraih bibir Yongneul dan menghisap bibir bawah Yongneul, terasa begitu
lembut. Dan Kyuhyun merasa Yongneul mencengkram kuat bahunya saat ia mencoba untuk
menerobos masuk di dalam area sensitif Yongneul. Kyuhyun sedikit mengangkat tubuhnya
dan mencoba memasuki lubang Yongneul. Istrinya meringis kesakitan dan melepas ciuman
mereka. Dengan cepat Kyuhyun menghentakkan juniornya sebelum Yongneul merasa
semakin perih.
Aaaaarghh! teriak Yongneul tertahan. Ia merasa sesuatu di bawah sana merobek
selaput darahnya. Memberikannya rasa sakit yang begitu perih.
Kyuhyun mendiamkannya sejenak. Menatap wajah Yongneul yang masih memejamkan
kedua matanya dan menahan rasa perih yang mulai menjalar. Ia mengusap peluh di kening
Yongneul lalu mengecupnya kilat. Membuat Yongneul membuka kedua matanya. Apa
terasa sangat sakit? Yongneul mengangguk pelan. Maaf. Kyuhyun memeluknya dan
menenggelamkan wajahnya di leher Yongneul.

Yongneul kembali mengusap punggung Kyuhyun. Gwaenchanha. Ia sedikit mendorong


tubuh Kyuhyun agar bisa melihat jelas wajah pria yang ia rindukan itu.
Kyuhyun memberikan senyuman tulus pada Yongneul. Aku akan melakukannya pelanpelan. Yongneul kembali mengangguk dan meraih wajah Kyuhyun. Mencium suaminya
seolah tidak ada waktu untuk melepaskannya walau hanya sedetik. Kyuhyun
menghentakkan pinggulnya dan membuat Yongneul kembali meringis menahan sakit. Kau
bisa melakukan apapun jika ini masih terasa sakit. Yongneul berdeham dan memberikan
senyuman singkat pada Kyuhyun kemudiam mereka kembali berciuman.
Kyuhyun sedikit mendesah saat ia kembali bergerak. Ia merasa juniornya dicengkram kuat
di bawah sana. Pelan.. pelan.. begitu seterusnya hingga intensitasnya berubah. Kyuhyun
mulai bergerak lebih cepat, menaik turunkan pinggulnya. Mereka memejamkan kedua mata
mereka menikmati permainan ini.
Sungguh kepala Kyuhyun terasa pening dibuatnya. Selama ini ia hanya bisa menahan
nafsu setiap kali ia tidur di sebelah Yongneul. Berkali-kali ia harus berpikir untuk menahan
gairah setiap malam. Bagaimana tidak? Yongneul selalu memakai pakaian minim setiap
malam. Meskipun Yongneul lebih sering memunggunginya saat tidur namun Kyuhyun bisa
membayangkan seperti apa jadinya jika istrinya itu berada di bawah kuasanya. Seperti saat
ini. Mungkin julukan dokter mesum yang Yongneul berikan memang cocok untuknya.
Oppaaa desahan Yongneul tertahan saat Kyuhyun menurunkan ciumannya di leher
Yongneul. Istrinya mulai tidak bisa mengendalikan diri rupanya. Terbukti dengan ucapannya
barusan. Yongneul baru saja memanggil Kyuhyun dengan sebutan yang Kyuhyun nantikan
sejak dulu.
Pinggul Kyuhyun semakin bergerak cepat, membuat dada Yongneul ikut bergerak. Tangan
kanan Kyuhyun meremas payudara kiri Yongneul, memberikan sentuhan menggairahkan
bagi Yongneul. Sementara bibir Kyuhyun semakin turun mengecup payudara kanan
Yongneul. Sesekali menghisapnya.
Ouuhh. oo.. oop oppppaaaa.. Kyuhyun semakin bersemangat mendengar desahan
Yongneul. Suara itu seperti menyalurkan gairah berbeda di diri Kyuhyun.
Aaahh.. Yong. Suara Kyuhyun terdengar parau. Ia menikmati setiap usapan Yongneul di
tubuhnya. Ia juga bisa merasakan juniornya yang dicengkram kuat oleh Yongneul. Yong
oouuh desahnya kali ini di tepat di telinga Yongneul.

Mereka sama-sama mengerang menikmati permainan mereka. Bisa Yongneul dengar


dengan jelas desahan rancu dari bibir Kyuhyun yang menempel di daun telinganya. Junior
Kyuhyun keluar masuk dengan sangat intens.
Oppppaaa. lebih.. lebih cepaaathhh. Kyuhyun mengabulkan permintaan istrinya. Ia
bergerak semakin cepat dan menghentakkan juniornya semakin dalam. Mereka menikmati
setiap gerakan itu, mencoba mencari titik kenikmatan duniawi yang seharusnya mereka
dapatkan di awal pernikahan mereka.
Ooohh Sa-saaayaaaang rancu Kyuhyun. Ia merasa tangan Yongneul tidak hentihentinya meraba tubuhnya. Bahkan tangan lembut itu mulai merambat kebawah dan
meremas bokong Kyuhyun yang masih bergerak dengan sangat nikmat. Kyuhyun bergerak
semakin tidak teratur.
Ia sudah tidak bisa mengendalikan hasratnya. Kali ini bukan otaknya yang berpikir namun
nalurinya yang mengendalikan setiap organ tubuhnya untuk bergerak, mencari sampai di
mana kenikmatan itu terasa. Kyuhyun bisa mendengar erangan Yongneul saat merasakan
hentakan demi hentakan yang Kyuhyun buat. Junior Kyuhyun semakin cepat keluar masuk
di dalam sana, Yongneul bahkan bisa merasakan betapa kasarnya junior Kyuhyun
menggesek di dinding vaginanya.
Yongneul semakin tidak bisa menahan gairah itu, seperti sebuah gelombang akan
menenggelamkannya. Tempat tidur mereka bahkan berdecit mengikuti permainan yang
Kyuhyun pimpin. Gerakan Kyuhyun semakin cepat dan kasar, membuat Yongneul
menggerakkan pinggulnya berlawanan arah sebagai bentuk responnya. Erangan nikmat
Yongneul terdengar. Meskipun ia merasakan pergerakan Kyuhyun yang mulai kasar namun
ia tidak mengelak jika sentuhan-sentuhan Kyuhyun begitu nikmat. Bahkan Kyuhyun kembali
mengulum payudara Yongneul dan sesekali mendesah lirih.
Yongneul mulai berteriak menahan nikmat. Bagian bawahnya berkedut kencang, pertanda
akan ada sesuatu yang keluar. Aaahh ada yaangg Oouuhhh. Kyuhyun semakin
bergerak cepat saat mengetahui istrinya akan mengalami klimaks. Dan detik berikutnya,
Yongneul merasa kegelapan menelannya. Tangannya mencengkram kuat lengan Kyuhyun
ketika sesuatu di bawah sana keluar membasahi junior Kyuhyun.
Kyuhyun tidak menghentikan gerakannya, ia masih belum mencapai puncak. Ia semakin
bergerak lebih cepat, lebih brutal. Mencoba mencari titik ternikmat dalam percintaan
pertama mereka. Sementara Yongneul hanya diam tidak dapat melakukan apapun. Ia

pasrah menerima kenikmatan yang Kyuhyun ciptakan. Ia tetap memeluk Kyuhyun dan
kembali mencium suaminya.
Kyuhyun menghentakkannya beberapa kali dengan kuat hingga Yongneul bisa merasakan
tubuh Kyuhyun yang menegang. Euuughhh. eluh Kyuhyun diiring dengan cairan yang
keluar membasahi vagina Yongneul. Kyuhyun menekan juniornya untuk memastikan benih
itu tertanam di rahim Yongneul. Kyuhyun menjatuhkan dirinya di atas tubuh Yongneul,
menindihnya dan sesekali mengecup bahu polos Yongneul.
Setelah ia rasa cukup, Kyuhyun mengangkat tubuhnya dari atas tubuh Yongneul.
Melepaskan kontak mereka yang membuat Yongneul mendesah pelan. Kyuhyun sedikit
tersenyum melihatnya. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka dan meraih tubuh
Yongneul. Kyuhyun memeluk posesif istrinya dan mengecup kening yang berkeringat itu.
Gomawo.
Yongneul hanya berdeham dan mulai memejamkan kedua matanya. Ia terlalu lelah setelah
aktifitas yang baru kali ini ia lakukan. Yongneul bahkan masih sibuk mengatur nafasnya.
Kyuhyun mencium aroma shampoo Yongneul dan mengusap rambut hitam itu. Mengecup
lama pucuk kepala Yongneul. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, Yong-i.
Mwoya? sahut Yongneul yang berada di dekapan Kyuhyun. Tangannya sibuk menyentuh
dada Kyuhyun yang terekspose dan membuatnya bisa mendengar tiap detakan jantung
Kyuhyun.
Bagaimana hubunganmu dengan Lee Donghae?
Yongneul tertegun mendengar nama itu. Ia sedikit mendorong tubuh Kyuhyun dan
mendongak untuk melihat wajahnya. Yongneul menatap dalam kedua mata Kyuhyun.
Bisakah kita tidak membicarakannya? Setidaknya bukan dalam keadaan seperti ini.
Yongneul tidak ingin menunggu respon dari Kyuhyun. Ia kembali menenggelamkan
wajahnya di dada bidang Kyuhyun. Memeluk tubuh Kyuhyun seolah ia akan kehilangan jika
ia melepasnya sebentar saja. Saat ini pikirkan saja tentang kita.
Kyuhyun menurutinya. Ia tidak lagi membuka pembicaraan yang mungkin bisa
menyinggung perasaan Yongneul. Kyuhyun hanya sibuk mengusap pelan punggung lembut
Yongneul yang tidak tertutupi apapun. Pria itu tersenyum pada dirinya sendiri.

Ia tidak menyangka perubahan Yongneul selama lebih dari dua minggu ini membuatnya
mendapatkan sesuatu yang lebih. Kyuhyun sudah memiliki Yongneul seutuhnya.
Sebelumnya Kyuhyun pikir ia akan kesulitan untuk memulai hubungan yang baik dengan
Yongneul. Mengingat istrinya terlihat sangat acuh saat di rumah sakit. Namun Kyuhyun
patut bersyukur setelah apa yang sudah terjadi. Jadi, perasaan Kyuhyun berbalaskah?
Aku belum menjawab pertanyaanmu, Yong-i. Kau ingin tahu mengapa aku tidak
memberimu kabar selama aku pergi. Itu karena aku terlalu khawatir. Aku khawatir kau akan
marah padaku. Aku pasti sudah membuatmu kesulitan setelah aku menciummu di depan
umum. Karena itu aku pikir kau tidak akan mau membalas pesanku atau menjawab
panggilanku. Tapi satu hal yang perlu kau ketahui. Aku selalu membayangkanmu selama
lebih dari dua minggu ini. Aku membayangkanmu yang tertidur lelap di sampingku,
melihatmu sibuk dengan pekerjaanmu di rumah sakit, dan mengamatimu dari sudut kantin
setiap jam makan siang.
Aku membayangkan semua itu. Karena itu aku menyelesaikan pekerjaanku sesegera
mungkin agar aku bisa bertemu denganmu lagi. Dan rasa rinduku pun terbayar sudah. Kau
bukan hanya merindukanku juga, tapi kau juga membuatku sadar bahwa kau memiliki rasa
yang sama denganku. Juga aku merasa akulah pria yang paling bahagia saat ini. Kau tahu
kenapa? Kyuhyun melirik Yongneul yang diam di dalam pelukannya. Beberapa detik
kemudian Kyuhyun tertawa pelan sambil mendesah. Yongneul sudah terlelap dan
mengeluarkan hembusan nafas lembut yang teratur. Sepertinya Yongneul sudah sangat
lelah. Kyuhyun mengecup kecing Yongneul sebelum akhirnya memutuskan untuk menyusul
Yongneul ke dalam dunia mimpi.
Selamat tidur, keras kepala. Ucap Kyuhyun seraya mencari posisi yang nyaman untuk
memeluk tubuh ramping Yongneul.
Selesai

Sweet Honeymoon Part 1/2


Cinta itu bukan karena seberapa banyak hari romantis
yang selalu kita lewati bersamanya, namun yang terpenting

adalah bagaimana cara kita melewati hari-hari menjadi romantis saat


kita berada di dekatnya.
Cinta itu bukan sekedar kata-kata indah yang terucap secara lisan,
namun bagaimana cara kita menunjukkan pada seseorang betapa
berarti dirinya dalam kehidupan kita.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai


cinta,karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat
mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan
perasaan.
Kyuhyun Side
Di pagi buta saat mentari masih enggan menampakkan kemilaunya. Burung-burung pun
seolah tertidur damai berada dalam sangkar emasnya, tidak ada suara-suara gemerisik
yang bisa mengganggu tidur indah kami. Ralat bukan kami, maksudku adalah dia. Wanita
yang saat ini berada dalam dekapanku. Sepuluh menit yang lalu aku terjaga, saat
kurasakan sesuatu yang hangat dan lembut melingkari pinggangku, mendekapnya semakin
erat membuat tubuhku sedikit merasa sesak dan berakhir seperti ini.
Aku yang terjaga lebih dulu hanya mampu memandangi wajah polosnya saat tertidur lelap.
Sangat manis. Istriku memang sungguh manis. Mencondongkan kepalaku kedepan. Sedikit
menyapukan bibirku yang tidak mampu berhenti merekah ini pada keningnya.
Mengecupnya lama hingga kurasakan pergerakan dalam dekapanku. Apa aku
membangunkannya?, memandang lamat-lamat air mukanya. Masih sama, tidak ada
pergerakan lagi pada tubuhnya, membuat senyumku kembali merekah.
Cho Hyo Reen, satu nama yang kini sudah terpatri pada satu tempat paling tersembunyi
dalam otakku. Wanita yang menjadi titik pusat pada rotasi hidupku, membuat segala hal
dalam kehidupanku berbanding terbalik dari sebelumnya. Boleh percaya maupun tidak,
Kemanapun aku melangkah. Dimanapun aku berada. Hanya ada senyum merakahnya yang
melintas di balik bayanganku.

Cho Hyo Reen seberapa besar pengaruh dirimu merasuki sistem dalam tubuhku.
Menggantikan kinerja sel-sel yang telah bekerja sempurna hingga menjadi lemah di
buatnya. Tidak ada yang mampu melumpuhkan sistem kekebalan hatiku selain Cho Hyo
Reen. Bahkan tidak bertemu beberapa jam saja sudah membuatku gila.
Sekelebat bayangan melintas, saat aku dengan tidak tahu dirinya meninggalkan rapat
penting yang akan di mulai beberapa menit lagi hanya karena aku merindukannya. Gila!
Cho Kyuhyun memang sudah tergila-gila dengan pesona wanita ini. Wanita yang sangat
berbeda, setidaknya itulah yang ada di dalam spekulasi Cho Kyuhyun.
Bagi sebagian besar wanita. Hanya sekedar Ungkapkan Cinta saja yang mereka butuhkan
untuk meyakinkan hatinya pada pria yang akan menjadi tempatnya berlabuh, namun tidak
bagi Hyo Reen. Menginjak satu bulan pernikahan kami. Tidak ada satupun kata cinta yang
terucap dari bibir manisnya. Membuatku nyaris frustasi, apa aku sudah gagal meyakinkan
hatinya?. Apa perhatianku selama ini masih kurang?. Apa rayuan-rayuan manisku tidak
cukup?. Mengapa begitu sulit mengetahui apa yang ada di dalam hatinya?.
Satu keyakinan yang mampu menguatkan hatiku bahwa apa yang dia rasakan sama
denganku adalah caranya merespon semua hal yang kulakukan padanya. Pipi meronanya,
senyum malu-malunya, debaran jantungnya. hingga tingkah gugupnya yang semakin
memperjelas itu semua. Satu hal yang sangat disayangkan, hanya bibirnya saja yang tak
mampu mengungkapkan apa isi di dalam hatinya. Dan aku tidak akan pernah lelah
memaksanya agar bersedia memuntahkan berbagai macam kalimat yang seharusnya
sering dia ungkapkan padaku.
Tunggu saja Cho Hyo Reen. Ini akan menjadi kejutan terindah untukmu.

***

Positano, Italy
Hyo Reen Side

Mimpi selalu kata itu yang melintas dalam benakku. Sampai kapan kau tidak akan
percaya dengan semua ini? pertanyaan paling mendasar yang mampu menampar
kesadaranku, bahwa ini semua tidaklah mimpi.
Benar semua ini hanyalah mimpi semata sebelum aku bertemu dengannya. Cho Kyuhyun
pria penuh kejutan ini selalu berhasil membuat lidahku kelu, tidak mampu berkata apapun
padanya. Bukan berarti tidak suka dengan segala hal yang dia lakukan padaku. Namun
semua ini sungguh membuatku nyaris gila akibat tidak mampu membendung perasaan
cintaku yang semakin membuncah padanya. Darimana dia tahu tempat yang sangat ingin
aku kunjungi?
Memeluk tubuhku dari belakang seraya menyandarkan dagunya pada pundakku. Kau
menyukainya? nyaris bergumam. Tetap saja suaranya terdengar merdu di telingaku.
Hembusan nafasnya menerpa permukaan kulitku membuat tubuhku berjengit menahan
rasa geli.
Heuumm. Hanya gumaman kecil itu saja yang mampu meluncur dari sela bibirku. Saat
pandangan mata ini fokus menatap keindahan panorama yang tersaji di hadapan kami.
Undakan perbukitan dengan warna hijau yang nyaris mengilang namun terkesan cukup
elegan dengan adanya bangunan-bangunan berbentuk kubus yang memenuhi setiap
undakan mulai dari tertinggi hingga terendah, semuanya terlihat begitu sempurna dari
tempat kami berdiri saat ini. Pemandangan laut biru dibawahnya dengan warna langit yang
senada semakin menambah intensitas kekagumanku pada tempat yang biasa di
sebutPositano ini.
Positano merupakan pulau yang sangat aku kagumi dengan berbagai unsur seni yang
terkandung di dalamnya. Karena itulah aku bermimpi ingin sekali mendatangi tempat
mengagumkan ini. Pada tahun 1970-an tempat ini merupakan rumah bagi penyanyi serta
penulis lagu, Shawn Phillips merupakan salah satu dari sebagian besar seniman yang
memiliki sebuah karya paling terkenal. Mick Jagger dan Keith Richards dari The Rolling
Stones juga merupakan penulis lagu Midnight Rambler yang sering menghabiskan
waktunya di kafe-kafe Positano pada saat libur menjelang. Selain itu seorang Pianis Jerman
bernama Wilhelm Kempf yang membuat Positano menjadi tempat peristirahatan saat
musim panas.

Tentu bukan aku saja yang akan menikmati bagaimana mengagumkannya pulau ini, selain
tempatnya yang indah juga sangat populer untuk Limoncello dan Lalbertissimo,
sebuah minuman beralkohol yang hanya dapat ditemukan di sebuah kios kecil yang terletak
di pelabuhan utama. Untuk hal ini aku yakin Cho Kyuhyun juga menyukainya.
Tidak ingin melewatkan seinci pun apa saja yang berada dalam jarak pandangku hingga
membuatku terlarut dengan semuanya.
Sampai kapan kau akan mengabaikan suami tampanmu ini eoh? suara merdu dari arah
belakang menyadarkan lamunanku. Terdengar lembut namun sedikit terselip nada kesal di
dalamnya.
Astaga! Sudah berapa lama aku menikmati keindahan pulau ini hingga tak menyadari awan
putih yang menggantung cerah perlahan menghitam tergantikan oleh langit senja. Bodoh
kau Cho Hyo Reen. Menggumamkan nama marga itu membuat senyumanku merekah.
Cho memang tampan seperti pemiliknya.
Menelengkan kepalaku kebelakang. Setelah berhasil menyembunyikan senyumanku yang
terasa aneh jika dia melihatnya. Mendapati dirinya yang terduduk santai pada kursi yang
terdapat di pinggiran kolam. Kaos putih tanpa lengan serta celana boxer dengan warna
senada melekat pada tubuh atletisnya. Tampan merujuk pada hal serupa. Cho Kyuhyun
memang selalu tampan dalam balutan apapun.
Melangkahkan kaki telanjangku, berjalan mendekatinya. Retina mataku menangkap begitu
banyak kumpulan volume air jernih di belakangnya tubuhnya. Membuat diriku tergugah ingin
merasakan bagaimana sensasi jika aku menenggelamkan tubuhku ini ke dalamnya.
Merasakan dinginnya percikan air yang menerpa setiap pori-pori dalam kulitku.
Kyuhyun berdiri, mengamit pinggangku dengan kedua tangannya. Jarak kami sangat dekat.
Hingga aku bisa merasakan deruan nafasnya menerpa wajahku. Kita akan makan malam,
kau ingin disini saja atau diluar?
Melepas kaitan tangannya di pinggangku. Aku ingin berenang sebentar.
Kita makan dulu. Paksanya.
..

Diam pertanda bahwa aku tidak menyetujui keinginanya. Lagipula perutku masih cukup
kenyang hanya digunakan untuk berenang sebentar.
Baiklah, jika itu maumu. Ia menghela nafas pasrah.
Cho Kyuhyun memang selalu mengerti apapun yang kuinginkan. Sedikit berjinjit. Mengecup
bibirnya sekilas sebelum menghilang di balik pintu ganda berbahan kaca. Berniat
mengganti pakaian santaiku dengan baju renang.

***

Kyuhyun Side
Kenapa kau masih berdiam diri saja. Cepatlah masuk aku ingin berenang sebentar.
Dia fikir aku hanya akan diam dan memandanginya saja. Di dalam tidur Cho Hyo Reen.
Sudut bibirku tertarik ke atas.
Satu persatu aku menaggalkan semua kain yang melekat pada tubuhku, membuat pipinya
merona saat menyadari apa yang akan kulakukan. Ya! Cho Kyuhyun, kenapa kau malah
melepas pakaianmu?
Pertanyaan konyol dari bibir wanitaku pertanda bahwa ia sedang gugup. Aku bahkan sudah
sangat hafal dengan segala tingkahnya. Tentu saja ikut menenggalamkan diri bersamamu
sayang. Berjalan mendekati bibir kolam kemudian menurunkan tubuhku ke dalam air tepat
berada di sampingnya. Sekaligus merasakan hangatnya milikmu di dalam sana. Bisikku di
samping telingannya dengan nada seduktif.
Bola matanya yang membulat sempurna itu semakin membuat wajahnya terlihat lucu dan
manis. Dia menggerakkan tubuhnya, berenang menjauhi tubuhku. Tidak semudah itu
mengabaikan pesona Cho Kyuhyun.

Mengikuti kemanapun gerakan tubuhnya mengitari kolam ini.


Setelah kesabaranku habis, dengan sekali rengkuhan, aku mendekap tubuhnya dari
belakang, seketika menghentikan gerakannya saat itu juga.
Membalikkan tubuhnya menghadapku. Mengaitkan kedua tanganku di pinggangnya,
mengikis jarak di antara kami. Shiit! Tubuhnya yang hanya berbalut kain tipis itu terlihat
menonjol di sana-sini, membuat tubuhku terasa panas merasakan sensasi tubuh bagian
atasnya yang melekat di dadaku. Aku mati-matian menahan gejolak yang ingin segera
tersalurkan ini.
Pandangan mataku menatap lekat pada bola mata kecoklatan miliknya. Inilah akibatnya
jika kau tidak mengikuti keinginanku sayang, aku memang mengikuti keinginamu untuk
berenang sebelum makan namun dengan tanda kutip bukan berenang seperti biasanya dan
ini akan memakan waktu cukup lama. Ujarku menyeringai sebelum melanjutkan
perkatanku.Bukankah sangat indah bercinta di dalam kolam renang dengan langit menuju
senja, ditemani gemerlap kuning lampu kota serta suara deburan ombak menghantam batu
karang.

***
Hyo Reen Side
Aku hanya membatu, tak mampu membalas ucapannya. Indah, memang sangat indah.
Bahkan aku tidak pernah membayangkannya. Pada detik itu juga kurasakan sapuan lembut
pada bibirku. Pergerakannya begitu lembut dan tenang. Aku masih terdiam dengan mata
terpejam belum mampu membalas lumatannya. Yang kulakukan saat ini hanya ingin
menikmati segala sentuhannya pada bibirku.
Tidak lupa jemari tangannya bergerak sangat aktif mengeksplorasi setiap inci bagian
tubuhku. Membuatku semakin terlena dibuatnya.

Melepaskan pagutannya. Apa kau tidak keberatan kita melakukannya di sini? . Kelopak
mataku mengerjab-ngerjab. Demi apapun aku sudah hampir terbuai dengan perlakuannya
tapi dia menghentikannya begitu saja.
Menggerakkan kedua tangaku melingkar pada punggungnya yang sebagian terendam air.
Menatap dalam sorot matanya yang syarat akan permohonan. Untuk apa bertanya, apapun
jawabanku bukankah kau akan tetap melakukannya?
Kelopak matanya mengerling nakal. Sukses membuat pipiku merona, Malu tentu saja.
Kecupan singkat melayang pada bibirku. Dengan satu gerakan cepat Kyuhyun mengangkat
kedua kakiku bergantian, melingkari pinggangnya. Secara otomatis membuat kedua
tanganku mengalung pada lehernya. Kyuhyun bergerak perlahan kemudian menyudutkanku
pada pinggiran kolam dengan tubuhnya yang memerangkap tubuhku.
Dalam sekali hentakan, miliknya sudah berhasil memenuhi tubuhku, memberi kehangatan
tersendiri di dalam sana. Sangat berbeda dengan apa yang kurasakan pada permukaan
kulit tubuhku. Air di dalam kolam ini memang terasa dingin.
Kyuhyun mulai bergerak perlahan. Bibir kami kembali bertaut, saling melumat satu sama
lain. Mengimbangi gerakan teratur di bawah sana. Gelenyar panas semakin mejalari setiap
inci bagian tubuhku.
Tidak ada yang terleawatkan oleh Cho Kyuhyun. Jemari tangannya begitu lihai memainkan
tubuh bagian atasku. Membuat kepalaku semakin pening merasakan sensasi yang bertubitubi mengantam seluruh titik bagian paling sensitif yang kumiliki.
Hari semakin gelap. Suara desiran ombak menghantam karang mengiringi setiap desahan
yang meluncur dari bibir kami. Kyuhyun terus bergerak dengan tempo teratur dan
menyentak dalam. membuatku merasakan pelepasan itu akan datang sebentar lagi.
Aku mencintaimu. Ujarnya disela pergerakannya.
Kyuhyun menarik tubuhnya kemudian mendorongnya lebih dalam, membuatku semakin
tidak fokus. Astaga! Aku bisa gila jika terus seperti ini.
Kurasakan pelepasan itu semakin dekat. Berada di ambang batas kesadaranku.

Seiring pelepasan itu terjadi bibirku melenguh panjang seraya mengucapkan dua kata
tanpa aku sadari. Aku juga.
Kurasakan bukti cinta Kyuhyun mengisi penuh milikku di dalam sana, mungkin sebagian
tercecer keluar tersamarkan dengan warna biru air kolam ini yang terlihat sangat jernih.
Dengan posisi yang masih sama, kontak kami pun masih menyatu. Katakan lebih jelas.
Pintanya. Kembali aku melihat sorot mata penuh permohonan itu tergambar jelas dalam
bola mata hitam miliknya.
Malu tentu saja, perasaan itu tanpa permisi kembali menyergapku. Oh! Tuhan! Apakah aku
harus mengatakannya secara gamblang, bukankah sudah sangat jelas terlihat bahwa aku
juga sangat mencintainya.
Katakan sekali lagi Cho Hyo Reen, aku ingin mendengarnya.
Aku mencintaimu juga Cho.
Senyuman itulah yang mampu mendamaikan hatiku. Dan aku selalu berharap dapat
melihatnya setiap waktu. Dengan kebersamaan kami beserta putra putri kami kelak.
***
Kyuhyun Side
Cho Hyo Reen, tidak ada hal yang lebih aku inginkan selain dirimu. Tentu saja, Ini akan
menjadi pengganti makan malam yang jauh lebih nikmat bagiku. Mendekap pinggangnya
posesif, semakin merapatkan tubuhku padanya. Ia hanya terdiam membatu, menatap manik
mataku yang mungkin saja terlihat seperti ingin memakannya saat ini juga.
Hembusan nafas kami berbenturan, saling menggelitik, memberikan rasa hangat pada
permukaan wajah masing-masing. Membuatku tidak tahan ingin segera merasakan
kehangatan lebih. Dinginnya air kolam yang menerpa permukaan kulit tubuhku tidak
kurasakan sama sekali. Entahlah , tubuhku selalu terasa memanas jika Hyo Reen sudah
berada dalam jarak tidak lebih satu inci dariku.
Menyapukan permukaan bibirku secara perlahan, merasakan kelembutan setiap jengkal
permukaan bibir lembut dan kenyalnya. Aku selalu menyukai moment saat melumat bibirnya

seperti sekarang ini, membuatku ketagihan dan ingin merasakan lebih. Segala apapun
yang menjadi milik Hyo Reen memang selalu membuatku ketagihan. Shit! kalian lihat saja,
apa Cho Kyuhyun bisa bermain lembut untuk kali ini.
Jemari tanganku tidak mungkin bisa bertahan hanya menggantung di kedua sisi tubuhku
saja. Keduanya telah aktif mengeksplorasi setiap bagian tubuh Hyo Reen, mengikuti naluri
kelakianku yang ingin membuatnya merasakan kelembutan sentuhanku di setiap inci
permukaan tubuhnya.
Mulutku dengan kurang ajarnya semakin kuat menghisap serta menggigit bibir bawahnya,
membuat Hyo Reen dengan terpaksa memberikan celah untuk lidahku agar bisa
menerobos masuk ke dalam mulutnya. Yach! Memang itulah yang ku inginkan.
Namun sebelum memperdalam pagutan bibirku, aku teringat akan satu hal, membuatku
otomatis melepaskan tautan bibir kami. Apa kau tidak keberatan kita melakukannya di
sini?
Ia terlihat tidak rela, kelopak matanya mengerjab-ngerjab seolah ingin menyuarakan
protesnya, sorot matanya lebih menegaskan mengapa kau melepaskannya, bodoh.
Mungkin kata seperti itulah yang ingin ia lontarkan padaku. Tsk! Hyo Reen terlihat semakin
lucu jika sedang kebingungan seperti saat ini, padahal aku hanya ingin memastikan ia
bersedia atau tidak, aku terkekeh geli.
Kurasakan pergerakan kedua tangannya dengan perlahan melingkari punggungku. Hawa
panas permukaan kulit tubuhnya ikut menyeruak memasuki pori-pori kulitku, membuat
tubuhku semakin memanas. Tatapan bola mata kecoklatan miliknya menyorot penuh pada
manik mataku, seperti menyiratkan sebuah permohonan. Mungkinkah dia juga sangat
menginginkanku saat ini?
Bibirnya bergerak, menggumamkan sebaris kata. Untuk apa bertanya, apapun jawabanku
bukankah kau akan tetap melakukannya?
Tawaku nyaris akan meledak saat mendengar penuturannya, jadi seperti itulah apa yang ia
fikirkan saat ini, sepertinya istriku sudah mulai hafal dengan tabiat Cho Kyuhyun. Kelopak
mataku mengerling nakal padanya, mengisyaratkan apa yang dia katakan barusan memang
benar adanya, Cho Kyuhyun memang tidak akan melakukan suatu hal dengan setengahsetengah , apapun yang ia lakukan harus diselesaikan hingga tuntas.

Pipinya merona, membuatku semakin gemas ingin memakannya saat ini juga, mengecup
bibirnya sekilas sebagai awal permainan kami selanjutnya. Tanpa menunggu lebih lama
lagi, aku mengangkat kedua kakinya bergantian, mengaitkannya pada pinggangku.
Membuat kedua tangannya bergerak otomatis melingkar pada leherku.
Aku bergerak perlahan kemudian menyudutkan `tubuhnya pada pinggiran kolam dengan
tubuhku yang memerangkap tubuhnya. Posisi seperti ini membuatku lebih leluasa
melakukan apapun sesuka hatiku padanya.
Dalam sekali hentakan, milikku sudah berhasil memenuhi tubuhnya, membuat kerja
jantungku ikut memompa lebih cepat. Kehangatan mengalir di setiap peredaran darahku.
Otomatis membuat milikku semakin menegang di dalam sana. Sebegitu gilanyakah tubuh
Hyo Reen mempengaruhi sistem kinerja tubuhku, membuat mereka dengan terpaksa
bekerja dua kali lipat, akibat rangsangan dari dalam tubuhnya yang sialnya memberiku
sebuah kenikmatan begitu lebih.
Setiap jeritan tertahan dan desahan yang meluncur dari sela bibirnya akibat ulahku,
membuat diriku merasa bangga. Sudut bibirku terangkat, menampakkan senyuman miring
saat menikmati wajah terangsangnya yang begitu menggoda di mataku.
Aku mulai bergerak perlahan. ku sejajarkan wajah kami berdua, membuat bibir kami
kembali bertaut, saling melumat satu sama lain. Mengimbangi gerakan teratur yang
kulakukan di bawah sana. Kurasakan permukaan tubuhnya juga semakin memanas.
Bertolak belakang dengan dinginnya air kolam yang melingkupi tubuh kami.
Tidak ada satupun bagian tubuhnya yang terlewatkan oleh sentuhan jemari nakalku, kedua
tubuh bagian atasnya mendapatkan sentuhan sama rata, aku meremas dan memilin ujung
miliknya secara bergantian. Membuat Hyo Reen tidak sanggup membalas perlakuanku. Ia
hanya mampu menikmatinya saja, karena tubuhnya terasa sudah lemas dalam dekapanku.
Hari semakin gelap. Suara desiran ombak menghantam karang mengiringi setiap desahan
yang meluncur dari bibir kami. Aku terus bergerak dengan tempo teratur dan menyentak
dalam. Kurasakan otot-otot kewanitaannya semakin mencengkram kuat, milikku terasa di
remas-remas olehnya. Sepertinya pelepasan itu sebentar lagi akan menghampirinya. tapi
tidak denganku, aku masih ingin merasakan milikku berada di dalamnya lebih lama lagi.
Aku mencintaimu. Ujarku di sela pergerakan tubuhku yang terus menghujam miliknya.

..
Sepertinya ia terlalu menikmati perlakuan milikku di dalam tubuhnya. Aku menarik tubuhku
dengan tempo perlahan, menyisakan ujungnya, kemudian mendorongnya lebih dalam lagi
memenuhi setiap relung tubuhnya yang terasa semakin mengetat, aku yakin tubuhku
sebentar lagi akan lebih menghangat akibat cairan kenikmatan yang ia keluarkan melumuri
milikku di dalam tubuhnya.
.
.
.
.
.
Ku rasakan cairan hangat melingkupi milikku di dalam sana, membuatku ikut merasakan
kenikmatan itu akan datang sebentar lagi menerpa diriku, ia melenguh panjang.
Pendengaranku menangkap gumaman kecil yang meluncur dari sela bibir manisnya.
Benarkah apa yang aku dengar?
Kurasakan bukti cintaku telah berkumpul di ujung, siap keluar mengisi penuh miliknya yang
saat ini masih membungkus milikku rapat. Arrrrggghhhh!! tidak sanggup menahannya
lagi, aku mengeluarkan semua isi tubuhku memenuhi miliknya. Tidak perduli seberapa
banyak hingga miliknya tidak mampu menampungnya. Aku terdiam sejenak membiarkan ia
merasakan kehangatan cairan cintaku memenuhi setiap rongga tubuhnya.
Dengan posisi yang sama, kontak kami pun masih menyatu. Katakan lebih jelas. Pintaku.
Inilah moment yang aku tunggu. Mendengarkan kalimat cinta terlontar dari sela bibir
manisnya. Seperti apa isi hatinya selama ini yang ia rasakan padaku adalah fakta yang
sangat ingin aku ketahui. Sorot mataku menghujam penuh. Syarat akan permohonan.
Katakan sekali lagi Cho Hyo Reen, aku ingin mendengarnya.
Aku mencintaimu juga Cho.

Lega, kata yang sangat tepat untuk mendiskrisikan apa yang ku rasakan saat ini. Tanpa
kusadari kedua sudut bibirku tertarik ke atas, menampakkan senyuman merekah yang
mewakilkan perasaan bahagiaku saat ini. Ia pun tertular , menampakkan senyum yang
sama merekahnya sepertiku.
Kalau begitu, kau tidak akan keberatan bukan?
Ekspresinya berubah seketika, dahinya mengerut, tidak sepenuhnya mengerti dengan apa
yang aku maksud, demi Tuhan Cho Hyo Reen, haruskah aku menjelaskannya secara
mendetail. Tanpa bersuara. Ku gerakkan kembali milikku yang sejak tadi masih bersarang
di dalam tubuhnya.
Ouuchhhh, sialan kau Cho. Aku terkekeh geli mendengar umpatannya. Baiklah sudah
cukup berendam di kolam dingin ini. Kita lanjutkan di dalam.
Aku menaiki satu persatu tangga di dalam kolam, hingga tubuh telanjang kami terekspos
sempurna, muncul dari dalam permukaan air dengan posisi Hyo Reen masih bergelanyut,
menempel di depan tubuhku. Dengan kontak tubuh kami yang masih tetap menyatu. Ia
semakin mengeratkan pelukannya di leherku, sedangkan aku menumpu kedua tanganku di
bawah pantatnya, menahan beban tubuhnya agar tetap seimbang.
Seketika aku merasakan bulu romaku berdiri begitupun dengan Hyo Reen akibat hawa
dingin angin malam yang menyergap permukaan kulit tubuh kami, membuat Hyo Reen
berjengit, dan semakin mengeratkan pelukannya padaku.
Sebisa mungkin mempercepat langkahku, masuk ke dalam ruangan.
Kita mandi bersama.

***
Hyo Reen Side
Hawa dingin yang kurasakan beberapa saat lalu kini telah menguap seiring dengan guyuran
air hangat dari shower di atas kami. Aku mendongak menatap wajahnnya. Astaga! Kenapa

ia terlihat semakin tampan dengan rambut basah dan wajah yang di penuhi dengan titik-titik
air yang turun menerpa permukaan kulit putih pucatnya.
Apa yang kau lihat, heummm?
Menundukkan wajahku, Tsk! Mengapa ia bertanya seperti itu?, membuatku malu saja.
Berapa lama aku harus terjebak dengannya di dalam balok kaca berbentuk kubus yang
tidak terlalu luas ini?. Seperti beberapa saat yang lalu, tubuhku pasti akan lemas akibat
ulahnya. Kalau sudah begini siapa yang bisa kau salahkan Cho Hyo Reen. Lebih baik
terima nasib saja.
Kau ingin kita hanya berpelukan seperti ini sampai pagi?
Aku menggeleng cepat. Tidak lucu Cho Kyuhyun. geramku tertahan.
Baiklah kalau begitu kita selesaikan permainan ini.
Ia menyudutkanku ke dinding kaca yang memburam akibat luapan air hangat. Membalikkan
tubuhku membelakanginya. Astaga! Apa ia akan memasukiku dari belakang. Demi Tuhan
aku belum pernah melakukannya. Apakah ini akan terasa sakit?
Bersiaplah nyonya Cho.
Euughhh!
Ku rasakan milikku telah penuh olehnya, membuat kedua kakiku terasa lemas seketika,
mungkin tubuhku akan jatuh layaknya agar-agar jika kedua tangannya tidak menopang
pinggangku dengan benar.
Dengan posisi sedikit menungging, kedua tanganku bertumpu pada dinding kaca seraya
menyandarkan kepalaku yang terasa pening akibat perbuatannya.
Tidak ada sakit yang kurasakan, malah sebaliknya, milikku terasa penuh saat ia
menghujamkan tubuhnya semakin dalam memasuki kewanitaanku. Shit! tubuhku semakin
tak berdaya berada di bawah kuasanya apalagi dalam posisi seperti saat ini.

Ia mulai bergerak, menarik secara perlahan kemudian menghujamkan lagi dengan penuh
miliknya ke dalam tubuhku. Dengan sengaja aku mengeratkan otot-otot kewanitaanku,
mencengkram miliknya kuat, kita lihat sampai berapa lama ia akan sanggup bertahan.
Sialan Cho Hyo Reen, apa yang kau lakukan, Arrrggghhh!!!!
Aku tersenyum puas mendengar erangan frustasinya. Ku akui, apa yang baru saja
kulakukan semakin membuat nafsu birahinya tersulut. Memang itulah yang ku inginkan.
Menggerakkan pinggulku berlawanan arah dengannya. Sengaja ingin menggoda agar ia
bergerak lebih cepat lagi. Damn it! Ini sungguh nikmat.
Kyuhyun menggerakkan tubuhnya semakin cepat dari sebelumnya, nyaris membuatku
kewalahan tidak sanggup mengimbangi gerakannya, jemari tangannya dengan nakal
memainkan puncak tubuh bagian atasku yang menggantung sempurna di bawahnya, aku
juga merasakan bibir tebalnya tidak pernah berhenti mengecupi setiap jengkal permukaan
punggungku. Sialan! kepalaku semakin pening merasakan setiap sentuhannya di semua
titik paling sensitif milikku.
Sudah tidak terhitung berapa kali suara-suara merdu yang menyerupai desahan dan
erangan memenuhi setiap sudut kamar mandi ini, mengiringi setiap helaan nafas kami
untuk segera mencapai puncak kenikmatan. Guyuran shower yang menghujankan air
hangat semakin menambah intensitas rasa panas yang menguar dari dalam tubuh kami.
Aku merasakan pelepasan itu akan datang sebentar lagi, begitu pula dengan Kyuhyun.
Kurasakan urat-urat miliknya semakin mengeras di dalam sana. Kita lakukan bersamasama. Ujarnya di sela pergerakan tubuhnya yang semakin menggila.
Kyuhyun menghentikan gerakannya, menenggelamkan miliknya penuh-penuh di dalam
tubuhku. Hangat kurasakan sperma Kyuhyun memenuhi setiap rongga milikku, bercampur
menjadi satu dengan cairan kenikmatanku. Membuat tubuhku terisi penuh, tidak mampu
menampung semuanya hingga sebagian cairan putih itu meluber di pahaku. Kemudian
langsung menghilang akibat terpaan air hangat yang mengaliri tubuhku.
Kami masih terdiam merasakan sisa-sisa kenikmatan yang berasal dari tubuh masingmasing. Namun dengan tidak tahu dirinya, tiba-tiba perutku bersuara, membunyikan nada
nyaring pertanda ia sudah memberontak ingin segera di isi, Sial! Aku sangat lapar kali ini.
Aish! semua ini gara-gara Cho Kyuhyun.

Ia terkekeh geli, mendengar penderitaan perutku yang semakin menghawatirkan akibat


perbuatannya. Perlahan ia melepaskan kontak tubuh kami. Baiklah, untuk kali ini kita akan
benar-benar mandi. Ujarnya seraya menyeringai tanpa dosa.

***
Kyuhyun Side
Makan malam romantis dengan banyak lilin maupun bunga sama sekali bukanlah gayaku,
namun itu dulu sebelum aku bertemu dengannya. Tidak ada wanita lain yang kuperlakukan
demikian spesial seperti Hyo Reen, dialah satu-satunya wanita yang mengetahui seperti
apa sisi romantis Cho Kyuhyun, bukan sekedar membual tapi memang itulah kenyatannya.
Aku akan berlaku romantis hanya pada satu orang yang menurutku sangat spesial.
Memandangnya seperti ini tidak pernah membuatku sedikitpun mengenal kata Bosan. Hyo
Reen memang selalu istimewa bagiku. Sampai kapanpun akan tetap seperti itu.
Salah satu sisi pipinya menggembung, bergerak-gerak seiring tergilasnya makanan yang
sedang ia kunyah. Ekspresi wajahnya terlihat sangat lucu, tidak ada yang ia tutup-tutupi
dariku. Semua tingkahnya terlihat alami, bahkan tanpa menunggu makanan itu tertelan
sepenuhnya ia sudah kembali memasukkan Lasagna ke dalam mulutnya. Astaga! Aku
semakin merasa bersalah telah membuatnya kelaparan seperti ini.
Pelan-pelan saja, makanan itu tidak akan lari. Menggulung spagetti dengan garpu yang
tergenggam di tangan kananku, kemudian mengunyahnya perlahan. Bola mataku tidak
pernah lari mengamati setiap tingkah lakunya.
Ya! aku kelaparan seperti ini karena siapa?. Sergahnya ketus. Kembali menggigit
lasagnanya dengan tidak manusiawi. .
Kau sendiri yang memilih ingin berenang lebih dulu.
Tapi tidak dengan melakukan itu berkali-kali. Dengusnya tidak terima.
Salahkan saja tubuh sexymu itu yang membuatku tidak tahan ingin terus menjamahnya.

Astaga! Cho Kyuhyun, sepertinya bibir tebalmu perlu aku plester, agar kata-kata mesummu
itu tidak mudah terlontar.
Semakin ingin menggodanya Plester saja dengan bibir manismu itu sayang. Mengedipkan
sebelah mataku padanya.
Ia mendelik ke arahku dengan sorot mata tidak terima.
Jangan salahkan aku jika menginginkannya lagi. Tawaku nyaris meledak mendapati
ekspresi wajahnya yang semakin terlihat syok akibat perkataanku barusan.

To Be Continued
Kyuhyun Side
Sejauh mata memandang, perpaduan warna antara langit biru dan air laut yang terbias
hingga menampakkan warna senada, seolah menjadi gambaran sebuah kehidupan nyata,
sesuatu yang berbeda dan sangat jauh akan terlihat selalu dekat, nyaris tidak dapat
dipisahkan jika Tuhan sudah menghendaki keduanya selalu terlihat berdampingan.
Nampak semu bagi siapa saja yang tidak mampu merasakan kedekatan mereka. Namun
sebaliknya, akan terlihat nyata bagi layaknya dua orang insan yang bisa merasakan
bagaimana indahnya di dekatkan oleh takdir yang menyatukan keduanya.
Semakin terlihat menawan dengan adanya awan awan putih yang menggantung indah di
atasnya. Berpadu dengan gulungan ombak kecil yang berlari-lari ingin segera mencapai
permukaan. Menerpa pasir putih, membawa butiran-butiran halusnya ikut terseret bersama
gulungan air yang kembali ke dasar.
Semua itu tidaklah lebih menarik perhatianku selain Dia.
Obyek yang membuatku tidak sanggup menggerakkan sedikit saja iris bola mata ini. Tentu
karena aku tidak akan rela melewatkan sedetik pun moment indah itu. Semuanya harus

terekam dengan jelas dalam memori otakku. Membuatku dengan nistanya mengabaikan
segala keindahan yang lain.
Tidak ada yang lebih menarik lagi selain dia. Hanyalah Dia yang mampu membuatku
mematung seperti saat ini. Cho Hyo Reen , obyek utama yang terekam sangat jelas dalam
lensa mataku. Mengalihkan segala keindahan lain yang tersaji di depan mataku saat ini.
Rambut kecoklatan miliknya, ikut bergerak-gerak mengikuti terpaan angin laut yang
menghantam tubuh rampingnya.
Kaki telanjangnya berlari-lari kecil terkadang melompat-lompat ringan saat gulungan ombak
menyapu langkahnya.
Sangat lucu!, tidakkah dia ingat berapa usianya saat ini?, dua puluh empat tahun. Tapi
mengapa tingkahnya menyerupai anak kecil berumur belasan tahun yang belum pernah
menginjakkan kakinya di pasir pantai.
Sejak tadi yang dia lakukan hanyalah bermain-main, menangkup air dengan satu telapak
tangannya kemudian memercikkan sebagian yang dia dapat ke depan wajahku. Sedangkan
tangannya yang lain sibuk menenteng sandal karetnya.

Hentikan Cho Hyo Reen, kau membuat wajah tampanku ini basah. Aku memberengut
tidak suka. Tapi malah semakin membuatnya bersemangat memercikkan air-air asin itu ke
depan wajahku.
Memejamkan mata. Sedikit ada rasa perih di mataku akibat ulahnya. Membuatku tidak
leluasa menikmati apa saja tingkah lakunya. Hmmmm!! Ini tidak bisa dibiarkan. Geramku
tertahan.
Mengusap wajahku kemudian berjalan mendekatinya. Hyo Reen sepertinya sudah siap
mengambil ancang-ancang ingin lari dariku.
Tidak akan kubiarkan, sebelum hal itu terjadi, kutarik pinggangnya menggunakan tangan
kananku, Jangan pernah berfikir ingin berlari dariku nyonya Cho. Ujarku penuh

penekanan. Dia hanya mampu mengerjab-ngerjabkan kedua bola matanya. Terlihat


semakin lucu.
Merangkul pingganya dengan kedua tanganku. Mengikis jarak di antara kami. Lepaskan
aku Cho. Seolah tuli, aku semakin mengeratkan rangkulanku di pinggangnya.
Tidak sebelum kau meminta maaf padaku. Tolakku. Sengaja ingin menggodanya. Tidak
akan mudah lepas dari genggaman Cho Kyuhyun.
Baiklah aku minta maaf, kau puas?
Menggelengkan kepalaku. Tidak semudah itu sayang.
Hyo Reen memutar bola matanya malas. Seolah tahu apa yang ku inginkan. Hyo Reen
mendekatkan wajahnya. mengecup bibirku sekilas.
Hanya seperti itu?
Lalu seperti apa?, kau lupa ini tempat umum Cho.
Mengendarkan pandanganku ke sekeliling. Persetan ini tempat umum maupun tidak.
Mereka tidak akan memperdulikan orang lain. Apalagi sepasang mudi mudi yang tengah
dimabuk cinta seperti kami. Tidak akan ada yang memperhatikan apapun yang sedang
kami lakukan.
Hyo Reen hendak melepaskan rangkulan tanganku di pinggangnya. Namun dengan cepat
aku melumat bibirnya seraya mempererat rangkulanku di pinggangnya. Menyesap bibirnya
perlahan, bawah dan atas secara bergantian, tidak ingin mengakhiri dengan cepat rasa
manis bibir ini.
Semakin memperdalam ciumanku. Mengabaikan pukulan tangannya di punggungku.
Berniat mengeksplorasi setiap jengkal yang ada di dalam mulutnya, aku menggigit bibir
bawahnya. Membuat Hyo Reen sedikit memberikan celah agar lidahku bisa masuk ke
dalam. Yach! Sepertinya dia sudah terbuai dengan ciuman Cho Kyuhyun. Aku tersenyum
miring di sela ciuman kami.

Ku rasakan pasukan oksigen kami semakin menipis, membuatku dengan berat hati
melepaskan tautan bibir ini.
Hyo Reen terengah-engah , berusaha mengumpulkan kembali pasukan oksigen yang
beberapa menit lalu sempat berkurang mengisi paru-parunya.
Kedua bola matanya memicing, menatapku tidak suka. Aku hanya membalas dengan
cengiran lebar tanpa dosa. Well! Bukankah tadi dia juga sedikit menikmatinya.
Hyo Reen membalikkan tubuhnya, berjalan lebih dulu meninggalkanku dengan langkah
menghentak-hentak. Terlihat begitu kesal.
Itulah akibatnya jika menggoda Cho Kyuhyun. Ujarku lantang. Namun dia tetap
melenggang di depanku, tanpa menolehkan kembali kepalanya ke belakang. Membuat
sudut bibirku tertarik ke atas. Tunggu saja Cho Hyo Reen, kita lihat , berapa menit
lagi kau mampu merajuk padaku.

***
Hyo Reen Side
Terus berjalan menjauhi bibir pantai, mengabaikan teriakan seseorang dari arah belakang
sejak beberapa menit yang lalu, apa dia tidak bosan berteriak terus seperti itu?. Ck! Biarkan
saja, aku ingin mengacuhkannya hari ini.
Pandangan mataku mengedar ke sekeliling. Tempat ini begitu ramai. Di penuhi orang-orang
beramput pirang dengan kulit putih kemerah-merahan, mereka begitu sibuk dengan
aktivitas masing-masing.
Apa yang baru saja kulihat, sukses membuat mulutku menganga takjub. Kalian percaya?,
Terdapat berbagai macam lukisan di tempat ini, dari kejauhan semuanya nampak begitu
indah, membuatku semakin bersemangat ingin segera mendekati kumpulan lukisan-lukisan
menarik yang sedang berjejer rapi tersebut.

Well! tidak pernah sedikitpun terbersit dalam benakku, ternyata bukan hanya seniman yang
pandai menulis lagu atau menyanyi saja yang tinggal di tempat ini. Melainkan tidak sedikit
pula pelukis-pelukis berbakat yang tinggal di tempat menganggumkan
bernamaPositano ini.
Yang lebih mencengangkan lagi, hasil lukisan mereka sangat mengagumkan, terlihat begitu
hidup dan bermakna. Tidak kalah dengan lukisan Monalisa milik pelukis ternama
seperti Leonardo Da Vinci. Yach! mungkin saja mereka masih ada hubungan darah
dengan pelukis ternama tersebut. Tsk! pikiran konyol apa lagi Cho Hyo Reen?, mungkin
saja mereka memang memiliki bakat sejak lahir.
Tiba-tiba saja pergelangan tanganku di tarik paksa oleh seseorang, membuat tubuhku ikut
berputar kebelakang. Tidak perlu bertanya siapa dalang dibalik itu semua kalau bukan Cho
Kyuhyun, suamiku yang sialan begitu tampan.
Ya! Lepaskan Cho Kyuhyun. aku meronta, berusaha melepaskan tanganku dari
genggamannya. Tapi nihil, cengkramannya begitu kuat. Ya! Apa dia juga marah padaku?,
dan sekarang apa lagi?, mungkinkah dia cemburu pada lukisan?, mengingat kemarin dia
sempat cemburu, merasa terabaikan karena aku begitu fokus mengagumi keindahan
pemandangan di pulau ini, Tsk! Kenapa Cho Kyuhyun begitu kekanakan sekali.
Aku akan membuatkannya khusus untukmu.
Membuat apa maksudmu? tanyaku tidak mengerti. Namun terus mengikuti langkah
lebarnya dari belakang
Sudahlah, kau akan tahu nanti.
.
.
.
.

.
.

Apakah mungkin karena aku yang terlalu mudah luluh?, ataukah dia yang memang pandai
meluluhkan hati wanita?.
Seingatku, beberapa menit yang lalu. Aku tengah merajuk akibat ulah keterlaluannya. Tsk!
seenaknya sendiri menciumku seperti itu di tempat umum, catat seperti itu. Oh Tuhan!
Tidakkan dia berfikir, bagaimana malunya diriku. Bukankah hal itu masih bisa kami lakukan
di setiap malam. Tsk! apa yang kau fikirkan Cho Hyo Reen, sejak kapan otak polosmu
berubah menjadi mesum seperti ini. Oh! Tentu saja sejak menikah dengan pria itu, pria
yang selalu membuatku melayang setiap waktu.
Mengapa pipimu merona seperti itu?
Aku mendelik ke arahnya. Mwo, benarkah? kuraba kedua pipiku dengan telapak tangan.
Menepuk-nepuknya sekilas.
Tidak masalah, dengan begitu maka hasilnya akan semakin bagus. Dia terkekeh geli
mendapati kedua pipiku yang mungkin terlihat semakin merona akibat ucapannya barusan.
Cho Kyuhyun sialan!, haruskah aku mengajarkan bagaimana cara mengfungsikan kedua
mulut manisnya itu dengan baik dan benar agar tidak selalu melontarkan kata-kata yang
mampu membuat tubuhku ini melayang. Bagaimana nanti kalau aku tidak bisa turun?. Apa
dia mau bertanggung jawab. Ck! Pikiran bodoh macam apa lagi Cho Hyo Reen. Sepertinya
kau memang sudah dibuat gila olehnya. Menormalkan kembali wajahku seraya menggeser
sedikit posisi dudukku agar terasa lebih nyaman.
Cho.
Hmmm. Dia masih sibuk menggoreskan ujung runcing pensil hitamnya pada lembaran
kertas putih yang berada dalam genggaman tangannya.
Aku baru tahu kau bisa melukis, apakah nanti hasilnya akan memuaskan? tanyaku hatihati.

Fakta baru yang aku ketahui tentangnya. Bahwa suamiku Cho Kyuhyun bisa melukis. Entah
seperti apa lukisannya nanti apakah bisa menyaingi milik pelukis-pelukis ternama di negara
ini, seperti milik Michelangelo maupun Leonardo Da Vinci.
Kau meragukan kemampuanku?
Tidak. Sergahku cepat.Aku hanya tidak menyangka kau bisa melukis.
Ini hanya sebagian kecil yang bisa aku lakukan, masih banyak hal-hal lain yang lebih
menarik tentunya, melukis sketsa wajahmu seperti ini akan menjadi kebiasaan baruku, aku
ingin mengabadikan barbagai macam ekspresi yang kau miliki. Lain kali aku akan membuat
lukisan wajahmu di atas kanvas lebar agar kau bisa lebih puas melihatnya.
Aku hanya terdiam, tidak mampu membalas perkataanya barusan, benarkah seperti itu?,
kebiasaan barunya, ingin melukis berbagai macam ekspresi yang kumiliki, Oh! Tuhan,
mengapa Cho Kyuhyunku terlihat semakin manis saja di setiap harinya. Lalu apa yang bisa
kulakukan untuk mengimbangi rasa sayang yang terus dia curahkan padaku, aku tidak akan
mampu melakukan hal-hal yang selama ini selalu dia lakukan terhadapku.
Kau menyukainya.
Aku tersentak, dengan cepat mendongakkan wajahku. Tanpa kusadari, dia sudah berdiri di
hadapanku seraya menyodorkan buka catatan miliknya.

Membekap mulutku, tidak percaya dengan apa yang ku lihat. Benarkah ini kau yang
membuatnya Cho? tanyaku masih tidak percaya.
Hanya menggoreskan pensil hitam di atas kertas saja sudah menghasilkan sketsa yang
terlihat begitu nyata, lalu bagaimana nanti saat dia melukis di atas kanvas putih,
memadukan berbagai macam warna hingga menghasilkan sebuah lukisan, aku sangat
yakin hasilnya akan terlihat lebih indah dan menarik.
Tentu saja sayang, kau tadi melihatnya sendiri bukan. Kyuhyun menarik lenganku, agar
berdiri sejajar dengannya. Sedetik kemudian tanpa kusadari tubuhku sudah berada dalam
dekapan hangatnya.

Kau menyukainya. Gumamnya di samping telingaku. Aku mengangguk mengiyakan.


Menekan daguku berkali-kali pada pundaknya. Bohong! Jika aku berkata tidak menyukainya
Gomawo. Imbuhku lagi. Semakin mengeratkan pelukanku pada tubuhnya.
Kau harus bersedia memberiku hadiah sebagai ucapan terimakasih.
Apa yang kau inginkan Cho.
Kau.

***

Kata-kata itu kembali terngiang di telingaku. Astaga! Cho Kyuhyun apa dia tidak pernah
merasa puas. Padahal kemarin malam saja dia sudah menyetubuhiku di kolam renang, di
kamar mandi, setelah makan malam pun ia masih memintanya lagi. Dan dengan bodohnya
aku sama sekali tidak mampu untuk melontarkan kata Tidak padanya. Cho Kyuhyun benarbenar membuatku nyaris gila dengan segala sentuhan yang ia berikan. Sedikit saja ujung
jarinya menyentuh permukaan kulitku, sudah membuat tubuh ini melayang, tidak mengingat
apapun selain menginginkan sentuhannya lebih.
Menghempaskan tubuhku ke atas sofa panjang berwarna putih. Kedua tanganku melipat di
depan dada. Kesal. Tentu saja. Beralibi karena telah membuat sketsa diriku. Ia dengan
tampang bocahnya meminta hadiah dengan cara seperti itu catat seperti itu. Tsk!
mungkinkah dia hanya bercanda? . Ya! Tuhan. Lihatlah di luar sana, bahkan ini masih
menjelang tengah hari. Sinar mentari dengan angkuhnya bertengger di tengah-tengah
langit.
Ku palingkan wajahku ke arah lain saat ia dengan tidak tahu dirinya ikut duduk di
sampingku.
Kau marah?
.

Bukan marah, tapi kesal bodoh. Kenapa masih saja bertanya. Aish! dia selalu membuatku
kesal?, tapi kenapa juga aku mudah luluh dengan perlakuannya.
Tatap aku Cho Hyo Reen.

Tetap bergeming, aku lebih memilih diam daripada harus mengikuti keinginanya. Jujur saja,
tatapan tajam bola mata hitam miliknyalah yang sering meluluh lantakan akal sehatku.
Kau tahu? suaranya terdengar sendu menyapa pendengaranku.
Apa yang sebenarnya ingin ia katakan?, aku sungguh penasaran. Menolehkan kepalaku ke
samping. Retina mataku menangkap sosoknya yang kini sedang duduk berjongkok di
bawahku dengan kedua tangannya yang menumpu di pahaku. Mengapa sorot mata itu
terlihat lain dari biasanya?, tatapan itu?, entahlah aku tidak bisa mendiskripsikannya. Apa
sikapku terlalu berlebihan padanya?.
Tidak ada alasan bagiku untuk tidak mencintaimu.
Maaf atas segala sikapku yang sering membuatmu kesal.
Maaf telah membuatmu terjerat denganku.
Memang seperti inilah diriku, mungkin kau memang belum terbiasa dengan semuanya.
Jika semua yang ku lakukan membuatmu tidak nyaman, kau bisa memilih, tapi tidak
dengan cara meninggalkanku.
Omong kosong apa saja yang telah ia lontarkan, mengapa ia berfikir sejauh itu. Lihat saja,
aku sudah mulai luluh dengan perlakuannya. Sial! Cho Kyuhyun memang sialan. Tapi apa
yang baru saja ia katakan terdengar sungguh manis. Ya! Tuhan kemana perginya rasa
kesalku tadi.
Menempelkan telunjukku di depan bibirnya. Hentikan.
Kau tahu?
Sebuah alasan tidaklah penting bagiku.

Aku tidak pernah benar-benar merasa kesal padamu.


Aku tidak pernah menyesal terjerat olehmu, bahkan sampai seratus tahun kemudian, aku
masih tetap berharap akan selalu bersamamu.
Perlahan aku akan membiasakan diri dengan segala sifatmu.
Aku memang tidak akan pernah sanggup meninggalkanmu.
Menarik lengannya, kemudian mendudukkan tubuhnya di sampingku.
Kau terlalu berlebihan Cho Kyuhyun, bukankah sudah pernah kukatakan bahwa aku juga
mencintaimu, apa otak jeniusmu itu telah berkarat , heuuumm?
Kelopak matanya, mengerjab-ngerjab lucu. Astaga! Aku baru menyadari sisi lain dari
tatapan mengintimidasinya, Kyuhyun juga bisa menampakkan raut wajah kekanakannya
seperti saat ini. membuatku gemas saja.
Itu adalah ungkapan terpanjang yang pernah ku dengar dari sela bibirmu.
Benarkah?. Itu semua karena dirimu.
Senyum merekah miliknya kembali menyapa pandanganku. Membuatku mau tidak mau
membalas senyumannya.
Kau tahu apa yang sangat ku inginkan darimu?
Apalagi?
Aku ingin membuat Little Cho sebanyak mungkin. Ujarnya sambil terkekeh.
Astaga!. Secepat itukah ekspresinya berubah.
Yang benar saja, lalu bagaimana caraku mengeluarkan mereka semua. Sial, dia mulai lagi
menggodaku.
Tentu saja mereka akan keluar dari sini. Dengan kurang ajarnya Kyuhyun menyentuhkan
ujung jarinya pada kewanitaanku, mengusapnya perlahan. Membuat tubuhku berjengit geli.

Merasakan sentuhannya di daerah sensitifku. Gelenyar panas itu tanpa permisi menyeruak
di dalam tubuhku. Jangan bilang kau menginginkannya Cho Hyo Reen.
Menggigit bibir bawahku, berusaha keras meredam desahan yang siap meluncur dari sela
bibirku.
Ya Tuhan! Kau sudah basah sayang.
Pipiku memanas. Ingin sekali rasanya menenggelamkan tubuhku ini ke dasar lautan
sekaligus agar tidak ada orang yang melihat bagaimana mengerikannya pipiku yang
sedang merona ini akibat ulahnya.
Apa yang kau lakukan? Ia sudah berjongkok di depanku, membuka lebar kedua pahaku.
Membantumu mengeluarkan semuanya sayang.
.
.
.
.
.
Kyuhyun Side
Mengecup, menghisap serta menggigit-gigit kecil, semuanya telah kulakukan. Hyo Reen
tidak henti-hentinya meremas rambut hitam tebalku seiring penyiksaan yang kulakukan
pada area sensitifnya. Jujur saja. Milikku di bawah sana sudah mengeras ingin segera di
lepaskan. Tapi biarlah kali ini aku ingin memanjakannya dahulu lebih lama lagi.
Cho.
Pendengaranku menangkap suara merdunya, membuat kepalaku mendongak ke arahnya.
Apa sayang?

Kakiku kesemutan, bisakah kita melanjutkannya di kamar saja?


Dengan senang hati. Mengangkat tubuhnya ala bridal style, menuju ke tempat dimana
kami lebih sering menghabiskan waktu bersama.
.
.
.
.
.
Menghempaskan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size, sekaligus
memerangkapnya dalam dekapanku. Retina mataku tidak henti-hentinya menikmati semua
keindahan yang melekat di setiap inci tubuhnya. Mata jernihnya, hidung mancungnya, serta
bibir dengan lengkungan yang terpahat sempurna menjadi satu perpaduan yang sungguh
menarik untuk memanjakan mata ini. tidak ada keindahan lain yang mampu menandingi
apa yang telah ia miliki.
Menggulingkan tubuhku kesamping seraya menarik tubuhnya. Membuat tubuh Hyo Reen
berada di atasku saat ini.
Aku ingin kau yang memimpin.
Jemari lentiknya menelusuri garis rahangku. Mataku terpejam meresapi setiap sentuhan
yang ia berikan. Rasa penasaran menyeruak dalam sanubariku. Apa yang akan Hyo Reen
lakukan pada tubuhku?. Mungkinkah ia akan menjelma menjadi gadis agresif. Mengingat ini
pertama kalinya aku pasrah di bawah kuasanya.
Kau yakin ingin aku yang memimpin.?
Aku mengangguk mengiyakan. Lakukan sesuka hatimu.

Dalam satu tarikan, kaos tipis berlengan pendek miliku telah berpindah pada tangannya,
Hyo Reen membuangnya serampangan. Ya! Tuhan darimana ia belajar tersenyum
menyeringai seperti itu?

Sialan! Nafasku tidak beraturan saat jemarinya mengusap pelan adam appleku yang
bergerak naik turun. Membuatku kesusahan saat ingin menelan salivaku sendiri.

Apa yang kau inginkan saat ini?

Pertanyaan konyol, tentu saja aku ingin segara merasakan milikku berada di dalam
kewanitaanya. Haruskah- aku menjawabnya? tanyaku dengan nada putus-putus akibat
desakan gairah yang semakin memuncak.

Biasanya kau yang selalu mempermainkan tubuhku, sekarang nikamati saja siksaan yang
akan kuberikan padamu Tuan Cho.

Hyo Reen berhasil meloloskan boxer beserta celana dalamku sekaligus. Membuat milikku
yang sejak tadi sudah mengeras kini mencuat tepat berada di depan wajahnya.

Dia nakal sekali, tidak pernah merasa puas. Hyo Reen menyentil ujung milikku. Membuat
tubuhku berjengit geli.

Berusaha menampakkan wajah paling memelas agar ia tidak lebih lama menggodaku.
Membuatku nyaris frustasi dibuatnya. Cho Hyo Reen, sekarang cepat atasi dia. Geramku
di sela desahan tertahan yang meluncur dari bibirku.

Hyo Reen mengusap milikku dengan jemarinya, Aku menggeram, semakin frustasi
merasakan sentuhannya pada daerah sensitifku. Astaga! dari mana ia belajar ini semua?, ia
menggengam milikku, mengurutnya perlahan dengan tempo yang teratur.

Menutup sejenak kelopak mataku, kepalaku terasa pening merasakan siksaan jemari
nakalnya yang terus mengurut milikku ke atas dan kebawah secara bergantian. Tidak lupa
sebelah tangannya yang lain memainkan twinsballku.

Hyo Reen menundukkan kepalanya, berusaha mendekatkan bibirnya pada ujung milikku.
Sebelum hal itu terjadi aku menghentikan gerakannya.

Jangan lakukan itu, aku hanya ingin keluar di dalam tubuhmu saja.

Dia mengerti apa yang kuinginkan. Dengan gerakan cepat Hyo Reen menanggalkan sisa
kain yang masih melekat di tubuhnya, membuangnya asal kemudian segera memposisikan
pusat tubuhnya tepat di atas milikku. Dengan perlahan ia menurunkan tubuhnya hingga
ujung milikku hampir menyentuh kewanitaannya.

Damn it. Hyo Reen terlihat semakin sexy dari bawah sini. Tubuh sintalnya menggantung
indah di depan mataku.

Hyo Reen menggigit bibir bawahnya, kelopak matanya terpejam sempurna saat penetrasi
ini berlangsung. Hingga pada akhirnya milikku telah terbanam sempurna di dalam tubuhnya.

Ouuucchhhh. Desah kami bersamaan. Kurasakan otot-otot kewanitaanya mencengkram


milikku begitu kuat.

Sudah siap Tuan Cho.

Tentu saja sayang.

***

Hyo Reen Side

Mulai menggerakkan pinggulku ke atas dan kebawah secara perlahan, menikmati sensasi
saat milik Kyuhyun memenuhi setiap rongga kewanitaanku di dalam sana, Shit! benar-benar
melayang dengan permainanku sendiri, aku benar-benar tidak tahan merasakan dorongan
kuat di dalam otaakku yang menginginkan tubuhku untuk bergerak lebih cepat lagi.

Ya! Tuhan apa yang kulakukan saat ini. Apakah aku terlihat begitu agresif. Apa yang
Kyuhyun fikirkan saat ini?

Kyuhyun mengulurkan tangannya meraih tubuh bagian atasku yang menggantung bebas di
atasnya. Accchhh!!! racauku merasakan sentuhan jemari nakal Kyuhyun menari-nari di
kedua nippleku. Secara bersamaan, menarik , memelintir serta memijatnya. Membuatku

semakin melayang hingga tanpa sadar mempercepat gerakan pinggulku mengaduk-aduk


miliknya yang sedang terbenam di dalam tubuhku.

Posisi seperti ini sungguh nikmat, aku bisa dengan leluasan memainkan miliknya yang
terbenam di dalam tubuhku. Mencoba berbagai macam gerakan. Menarik ke atas dan
bawah secara bergantian, maju mundur bahkan memutar pun telah aku lakukan. Astaga!
miliknya begitu keras dan penuh hingga aku merasakan ujung miliknya menyentuh dinding
rahimku.

Sepertinya aku akan segera sampai. Dinding-dinding kewanitaanku semakin mengetat.


mencengkeram miliknya begitu kuat di bawah sana.

Kyuuuhh! A-aku a-akan. Sshhhhh!! Sial. Nafasku putus-putus tidak mampu bersuara lebih
banyak. Tubuh Kyuhyun benar-benar membuatku gila.

Kita lakukan bersama-sama. Kyuhyun mengimbangi setiap gerakan tubuhku,


menyentakku dari bawah. Bergerak secara berlawanan. Gerakan tubuhnya juga ikut
menggila seiring geramannya yang terus menguar dari sela bibir tebalnya.

Argggghhh!!

Shhhhhhhh!!

Seketika itu juga tubuhku ambruk di atas dadanya. Pusat tubuh kami yang masih menyatu.

Berusaha menormalkan deru nafasku yang tidak beraturan setelah pelepasan itu terjadi.
Begitupun dengan Kyuhyun, aku merasakan dada bidangnya naik turun seiring deruan
nafasnya yang masih memburu. Peluh kami melebur menjadi satu.

Kyuhyun memiringkan tubuhnya, membuat posisi kami saling berhadapan dengan tangan
saling memeluk tubuh masing-masing. Kyuhyun menarik selimut putih tipis untuk menutupi
tubuh telanjang kami berdua. Mataku terpejam merasakan deruan nafasnya yang menerpa
wajahku.

***

Dinding berwarna putih pucat dengan lantai marmer berwarna senada menjadi saksi bisu
kebahagiaan kami di tempat ini, adapun berbagai macam lukisan unik milik seniman di
negara ini tergantung indah memberi kesan elegan pada dinding putih yang menjadi
dasarannya.
Terdapat satu set sofa kecil berwarna putih di samping tempat tidur yang menggunakan bed
cover dengan warna senada. Korden berwarna putih gading menghiasi pintu kaca ganda di
samping kiri yang akan menyuguhkan kita bagaimana keindahan laut di Positano ini. Di
tempat inilah kami berdua lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Deruan nafas kami terdengar masih saling memburu sejak beberapa menit yang lalu
setelah pelepasan itu terjadi. Aku tidak benar-benar tertidur.
Masih dengan posisi saling berpelukan di dalam selimut putih. Kontak tubuh kami yang
mesih menyatu di bawah sana membuatku tidak leluasa bergerak. Apalagi rengkuhan
tangan kekarnya di pinggangku terasa semakin mengencang saja. Aku mendongak,

menatap wajahnya yang masih terpejam. Lepaskan aku Cho. Aku tahu dia hanya berpurapura tidur.
Menggerakkan sedikit tubuhku agar bisa lepas dari miliknya. Achhhhh.!! Bibirku mendesah
tanpa sadar. Sialan!, mengapa bibir ini tidak sejalan dengan otakku?. Astaga! mengapa
gelenyar-gelenyar itu tanpa permisi datang kembali.
Ternyata bergerak seperti tadi sama sekali tidak membuatku lepas dari kurungannya.
Sialan! aku merasakan cengkraman di pinggangku semakin menguat. Double sialan!
Milikku kembali terasa memanas. Cho, apa yang kau lakukan? . Pertanyaan bodoh Cho
Hyo Reen. Bukankah sudah jelas Cho Kyuhyun sedang bergerak pelan di bawah sana.
Hanya cengiran lebar yang ku dapat. Bukankah kau yang menginginkannya?, mengapa
tadi kau bergerak-gerak, aku hanya ingin menggantikanmu saja. Ujarnya ringan.
Gerakannya semakin menekan milikku di bawah sana.
Oucccchh.
Kau menyukainya bukan?
Astaga! Mengapa desahan itu selalu muncul di saat yang tidak tepat. Pipiku pasti sedang
merona saat ini. Kalau sudah begini apa yang harus aku lakukan?

***

Kyuhyun Side

Kali ini aku yang akan memimpin. Ujarku seraya menyeringai.


Melepaskan kontak kami. Euuughhhh. Ia mendesah tertahan. Mungkinkah Hyo Reen tidak
rela milikku meninggalkan tubuhnya.
Kau memang tidak akan pernah merasa puas Tuan Cho.

Aku bangun kemudian duduk di pinggiran ranjang. Kemarilah.


Damn It. Berapa kali aku harus mengatakan bahwa tubuhnya itu terlihat begitu sexy. Bola
mataku akan semakin sehat jika terus mendapatkan vitamin manis dengan pemandangan
seperti ini. Selimut tipis itu lolos begitu saja meninggalkan tubuhnya saat Hyo Reen dengan
gerakan perlahan turun dari tempat tidur.
Posisi apa lagi yang kau inginkan? Suaranya terdengar datar tapi tatap saja mampu
menggoyahkan pertahananku.
Duduklah disini. tanpa ada rasa malu. Telunjukku mengarah pada pusat tubuhku yang
hampir mengeras dan mencuat sempurna.
Ya ya.. ya , aku harus menidurkannya lagi. Ekspresinya kesal namun terlihat begitu
lucu. Anehnya dia tetap mengikuti keinginanku.
Hyo Reen mendudukkan tubuhnya di pangkuanku. Menenggelamkan milikku secara
perlahan di dalam tubuhnya.
Eugggghhh.
Desahannya selalu saja terdengar merdu. Sudut bibirku terangkat saat mendapati
keningnya mengerut, kelopak matanya terpejam sempurna seolah menahan sesuatu. Aku
rasa Hyo Reen tidak akan pernah bosan menerima milikku yang selalu memenuhi
tubuhnya.
Diam saja jika kau masih lelah, aku hanya ingin seperti ini. melingkarkan kedua tanganku
pada pinggangnya seraya menyurukkan wajahku pada belahan dadanya.
Kau semakin membuatku tersiksa Tuan Cho. Geramnya tertahan. Jemari lentiknya,
meremas -remas rambut hitam tebalku. Aku terus mengecupi setiap inci permukaan buah
dadanya. Tubuhnya menggeliat membuat milikku di bawah sana terasa di aduk-aduk. Aku
berusaha keras menahan gairahku yang kembali memuncak ini.
Aku hanya ingin menikmati ini sebentar saja. Berbagai macam bentuk tanda aku torehkan
pada permukaan buah dadanya. Membuatku tersenyum puas saat melihat hasil kerjaku.
Uuughhh! Sial, lalu kau akan mengabaikan yang di bawah sana?

Mendongakkan kepalaku, menatap wajah terangsangnya yang begitu menggoda. Tentu


saja tidak jika kau menginginkannya sayang. Bergeraklah.
Jangan salahkan aku sayang, kau yang memulainya lebih dulu. Kita lakukan satu kali lagi.
Kyuhyun kembali menggerakkan tubuhnya di bawah sana dengan tempo yang teratur.
Membuatku kembali melayang merasakan sentuhannya.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah tidak terhitung berapa kali lagi pelepasan itu terjadi. Semoga apa yang kami lakukan
sejauh ini akan cepat membuahkan hasil. Aku tidak ingin terlalu lama menunggu kehadiran
sosok kecil dalam keluarga kami.

END

Scandal Part 1 of 2
Seharusnya aku tidak ada di sini. Duduk dengan bodoh di antara barisan press,
mengajukan pertanyaan bodoh pada aktor dan aktris musikal, lalu mencatat jawaban bodoh
dari mereka. Tapi aku adalah bagian dari press. Tugasku adalah di sini. Itu jika seandainya
tidak ada Cho Kyuhyun di deretan bangku aktor musikal itu. Tapi dengan Cho Kyuhyun ada
di sana, sudah bisa dipastikan aku akan bertindak serba bodoh yang membuatku tak
pantas untuk berada di sini.

Press Conference belum dimulai. Ada sedikit waktu untukku menyiapkan jurnalku. Aku
mencarinya di dalam tas selempang kecilku, mengoreknya dalam hingga menemukannya
terselip di antara ponsel, novel tebal, dan bible. Sial! Saat aku mengambilnya, bolpoin gelink yang terselip di antara halaman jurnalku menggelinding jatuh. Membuatku harus
menahan malu untuk mengganggu kameramen InStyle yang sedang mengatur lensanya itu
untuk mengambilnya di antara celah kakinya.
Press Conference akan dimulai tak lama lagi. Aku duduk tegang, sedikit tak nyaman. Aku
bergerak sedikit di kursiku, berusaha untuk membuat diriku nyaman. Tapi yang kulakukan
malah menyenggol kamera milik Jang Huiyeong, kameramen yang ditugaskan bersamaku
di sebelahku sehingga membuat kameranya kehilangan fokus. Ada kegaduhan kecil, karena
saat aku ingin membantu memperbaiki fokusnya, Janghui mencegahku melakukannya.
Melindungi kameranya dari tanganku sehingga tanpa sadar kameranya membentur
kepalanewshen Vogue Girl yang duduk di depanku. Press Conference telah dimulai dan aku
sempat dijadikan sasaran lemparan tatapan tajam Jangan membuat gaduh dari banyak
orang di situ. Membuatku dan Janghui membungkuk rendah meminta maaf.
Ini semua salah Cho Kyuhyun yang menatapku lekat dari bangku aktor dan membuatku jadi
serba salah. Walaupun tetap saja karena aku yang melakukan semua ini, Itu. Semua.
Adalah. Salahku. Titik.
Tenanglah, oke? Meskipun kau cuma pengganti, bersikaplah tenang. bisik Janghui sambil
memfokuskan kembali kameranya.
Aku mengangguk meskipun aku tetap tak bisa tenang. Pembawa acara memberi kata
pengantar, ia tetap menatapku. Pembawa acara mempersilahkan awak media untuk
bertanya, ia masih menatapku. Pembawa acara mempersilahkannya menjawab pertanyaan
salah satu crew majalah, ia menjawabnya dengan masih menatapku. Begitu seterusnya
hingga waktu hampir habis.
Kini, pembawa acara untuk terakhir kalinya mempersilahkan penanya terakhir untuk sesi
tanya jawab. Beberapa orang dari bangku press mengacungkan tangan mereka untuk
bertanya, tapi tidak denganku. Aku sudah berencana akan menulis apa saja yang media
tanyakan dan apa saja yang aktor-aktris itu jawab. Aku ingin diam saja di sini agar aku tak
menonjol sehingga Cho Kyuhyun yang di sana tak menatapku terlalu lekat. Tapi tetap saja
dia masih menatapku.

Janghui menyenggol lenganku dan mendesakku untuk mengajukan pertanyaan. Aku hanya
diam saja. Janghui menghela nafas kecewa saat aku tak kunjung mengacungkan tangan
sedangkan pembawa acara telah memilih seseorang di sebelahku untuk memberi
pertanyaan. Namun tepat saat ia berdiri untuk membaca quest di jurnalnya, Cho Kyuhyun
mengacaukan press conference dengan berkata,
Chogi, kau sudah mengajukan pertanyaan tiga kali ini. Biarkan wanita di sebelahmu
mengajukan pertanyaan juga.
Aku menutup mataku dan menghela nafas tertahan. Apa-apaan dia? Lihat! Semua orang
tampaknya sedang menatapku sekarang. Tatapan yang berarti macam-macam, paling
banyak menatapku dengan tatapan siapa dia? dan untuk apa Cho Kyuhyun memilihnya?
Aku mencoba tersenyum dan berkata, Terimakasih, Cho Kyuhyun-ssi. Aku membasahi
kerongkonganku dengan liur setelah mengucapkan namanya. Sedangkan ia tersenyum
menyebalkan. Segera setelah itu aku menanyakan pertanyaan pertama yang tertulis pada
jurnalku. Mengucapkannya hati-hati saat harus menyebutkan namanya.
Aku berhasil menjaga getar pada suaraku saat mengatakan itu pada Kyuhyun. Tapi gagal
menyembunyikan raut muka tak suka milikku. Tapi itu tak masalah karena ia menjawabnya
dengan mudah dan semua orang langsung mengalihkan fokus pada Cho Kyuhyun. Hanya
sementara.
Karena setelah ia menjawabnya, ia kembali berkata padaku. Chogi, apa kita pernah
bertemu sebelumnya?
Ne?
Semua orang memandangku lagi dan ini begitu menggangguku. Ia berkata lagi.
Wajahmu sangat familiar.
Aku berdehem pelan. Mungkin kita pernah bertemu saat wawancara sebelumnya.
*
Wawancara sebelumnya? Kau bercanda! Kau kan bukan wartawan. Juga, bukankah ini
kali pertamamu menggantikan Jisoo? Janghui terus mencerocos sepanjang jalan menuju
basement di mana mobil kantor yang kami tumpangi untuk datang ke presscon.

Aku menggantikannya untuk wawancara bulan Juni lalu, belaku. Itu benar. Aku memang
menggantikan Jisoo bulan Juni lalu.
Dengan Cho Kyuhyun? Super Junior?
Dengan Sistar. Ya, dengan Super Junior.
Dia menyipit tak percaya. Aku hanya diam. Bicara sesuatu dan melakukan pembelaan lagi
hanya akan membuatku membuka kedok di hadapan orang paling ingin tahu sejagat ini.
Kita sudah menemukan mobil kita. Tapi Janghui bukannya masuk dan menyetir, malah
berdiri bersedekap menghalangi pintu. Aku tak percaya, katanya.
Aku memutar bola mataku jengah. Dia tak mudah ditipu. Terserah.
Dan orang di belakangmu juga tak percaya, lanjutnya.
Jantungku berhenti berdetak. Di belakang, katanya? Dengan gerakan hati-hati, aku
menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya aku karena menemukan seorang Cho Kyuhyun
dengan hoodie yang menutupi rambutnya berdiri di depanku.
Anyeong .
Aku tersenyum aneh dan membalas sapaannya, Anyeong .
Ia beralih menatap Janghui yang masih berdiri di depan mobil lalu berkata, Chogi, bisakah
aku meminjam reportermu ini? Aku akan mengantarnya pulang dengan selamat.
Janghui mengangguk, dan menyeringai menatapku. Bawa saja, ucapnya menyebalkan.
Aku membuang muka menatap Cho Kyuhyun. Tapi aku harus bekerja, ada pemotretan dan
aku harus menata bajunya, ucapku cepat.
Bukankah kau sudah menatanya sebelum berangkat ke sini? Janghui menyela.
Aku menggeram melihat wajahnya yang penuh intrik. Lebih kesal melihat wajah sok polos
Kyuhyun yang menatap Janghui dan aku bergantian dengan bingung. Jadi?

Bawa saja dia! Janghui masuk mobil dengan cepat lalu menyalakan mesinnya.
Meninggalkan aku sendiri bersama Kyuhyun.
Dia sangat baik, gumam Kyuhyun lalu menoleh padaku. Eum, chogi . Aku sudah
mengingatnya.
Apa?
Pertemuan kita . Bukankah itu one night stand diBurlesque?
Mataku membulat ke arahnya. Bisakah ia tidak mengatakannya sejelas itu? Itu adalah
peristiwa paling memalukan sepanjang hidupku. Di mana kita tak saling kenal tapi kita
sudah melakukan itu. Kau tahu maksudku .
Jangan bahas itu, ucapku kesal yang dibalasnya dengan tawa geli.
Aku mendengus. Memandangnya kesal lalu berbalik ingin ke luar dari basement gedung.
Aku ingin pulang. Tak ada Janghui tak masalah, aku masih punya uang untuk taxi. Tapi,
saat aku sudah berada di pintu keluar, tangan Kyuhyun menahanku. Aku sudah berjanji
akan mengantarmu pulang.
*
Tapi Cho Kyuhyun tak mengantarku pulang, ia malah membawaku ke acara syukuran
keberhasilan musikalnya. Sebenarnya ini bukan syukuran. Ini adalah pesta di club yang
khusus untuk hari ini disewa secara privat. Bahkan saking privatnya, ada di antara aktor
dan aktris serta crew drama melakukan kegiatan privat mereka di sini. Ya, aku
mengetahuinya karena saat aku mengedarkan pandanganku, mataku menemukan mereka
sedang menggeluti sesuatu di antara selangkangan pasangan mereka masing-masing.
Sangat menyebalkan!
Aku duduk di kursi tinggi bar dengan jengah lalu menatap Kyuhyun yang ada di sampingku
dengan tak kalah jengahnya. Bisakah kau langsung mengantarku pulang?
Ini adalah pesta privat. Saat masuk maupun keluar, kau akan diperiksa. Identitasmu dan
lain-lain. Tanpa Cho Kyuhyun, aku tak akan bisa masuk ke tempat ini dan tak bisa keluar.

Jika saja sistem keamanannya tidak seperti itu, aku dengan senang hati angkat kaki tanpa
merepotkan Cho Kyuhyun.
Ia menerima sebotol wine dari bartender sambil menatapku dengan mata menyipit. Kau tak
menyukai pesta?
Pesta? Seseorang menggerayangi tubuh seseorang lainnya, sementara sisanya mabukmabukan. Kau sebut itu pesta?
Ia tertawa, Aku belum bisa melepasmu pergi sebelum aku tahu namamu. Kau tahu? Aku
sudah pernah melihat tubuhmu tanpa busana tapi aku belum tahu namamu. Itu aneh
kan?
Namaku Yoo Areum, dan kau bisa mengantarku pulang sekarang, ucapku kesal.
Kau tidak minum dulu? tawarnya lalu meneguk wine miliknya langsung dari botol.
Kau bercanda? Apa ia tak tahu terakhir kali aku minum alkohol, aku berakhir
mengenaskan di ranjang, tanpa busana, dan bersamanya.
Ia tersenyum geli dan menenggak minumannya lagi. Kau bisa pesan sesuatu seperti
kopi?
Aku tak suka kopi. Aku lebih suka susu. Ralat, aku sangat menyukai susu. Terutama susu
strawberry. Tapi aku takut kalau aku mengatakannya, ia akan menertawakanku.
Satu menit, itu yang kulihat di jam tangan mickey milikku. Kyuhyun memanggil bartender
lagi walaupun masih ada wine dalam botol yang ia pegang. Chogi, ada minuman lain selain
kopi dan alkohol?
Susu? tawar si bartender.
Kau suka susu? lempar Kyuhyun padaku.
Ya, aku sangat suka. Aku berdehem pelan, Terserah.

Bartender mengangguk dan berjalan mengambil pesanan Kyuhyun untukku. Sementara itu
Kyuhyun kembali padaku dan bertanya, Jadi sudah berapa lama kau jadi reporter? Aku
tak pernah melihatmu.
Aku bukan reporter dan karena kau berani membawaku ke sini, kau pasti sudah
menduganya, aku menjawabnya dengan jengah.
Lalu kenapa kau ke press conference? Kau tidak sedang hamil dan ingin menuntut
pertanggung jawabanku kan?
Aku mendesah pelan. Aku menggantikan temanku dan tenang saja. Aku tak hamil.
Aku malah kecewa kau tak hamil, gumamnya.
Aku ingin melototinya dan meneriakinya. Kalau bisa menjambak rambutnya. Tapi harus
tertahan karena bartender kembali membawa pesanan susu. Setelah bartender pergi aku
baru menatapnya tajam. Kau gila? tanyaku retorik.
Ia mengendikkan bahu. Sungmin hyung telah menikah. Aku ingin menikah juga. Apa
ingin menikah termasuk perbuatan orang gila? Aku masih menatapnya tajam. Ia
mengalah. Oke, oke . Jadi, apa pekerjaanmu?
Aku mengaduk susu dalam gelas tinggi di depanku dan meminumnya. Stylist, jawabku
singkat.
Untuk Cci? Aku tak percaya! putusnya. Aku memandangnya penuh tanya, apa aku tak
meyakinkan baginya? Jawabannya, mungkin iya karena ia berkata lagi. Stylist Cci
memakai jam tangan mickey mouse?
Lima menit waktu terlewat saat aku menatap jam tangan mickeyku untuk memastikan apa
salahnya. Well, aku membaca Da Vinci Code dan aku meniru style Robert Langdon di situ.
Apa salahnya?
Tidak, hanya saja aneh melihat accesories anak kecil di tangan gadis sexy, akunya.
Pipiku merah dan aku menyembunyikan ronanya dengan meneguk susu kembali.
Kini, sudah lewat beberapa menit sejak aku datang ke sini dan Kyuhyun sudah
menghabiskan sebotol wine langsung dari botolnya. Wajahnya sudah berona merah dan ia

selalu menatapku. Membuatku memalingkan muka. Sialnya, saat aku memalingkan muka,
aku malah melihat hal menjijikan lagi dari pojok club.
Aku kembali menghela nafas gusar. Setelah meneguk tetes terakhir susu strawberry di
depanku. Kalau saja tak ada aku sebagai tamumu, kau pasti ikut berpesta bersama
mereka kan?
Ia mendengus menyamarkan tawa. Sebenarnya, aku tak pernah ikut pesta selesai pentas
dan aku tak pernah melakukan itu sebelum maupun setelah bersamamu, akunya kalem.
*
Jalanan Seoul sedang menggila. Tidak, sebenarnya mobil kami yang berjalan ugal-ugalan
karena, tentu saja, pengemudinya adalah Cho Kyuhyun. Ia menolak ku gantikan dengan
alasan aku perempuan dan ia merasa tidak jantan jika membiarkan perempuan menyetir.
Alasan macam apa itu? Apa ia tak tahu kalau sampai dia menabrak pembatas jalan atau
melakukan hal konyol lainnya dan membuatku celaka itu lebih tidak jantan dibanding
dengan apa yang ia lakukan saat ini?
Kau bisa menyetir tidak, sih?
Ia menginjak pedal gas terlalu kuat dan menginjak pedal rem setelahnya dengan
serampangan. Kemarin aku bisa mengendarainya.
Kemarin itu kapan? teriakku dengan mendekap erat sabuk pengaman.
Saat kursus.
Gila! Dia gila! Bagaimana orang yang masih kursus dengan gaya menyetir mobil dan
membiarkan orang yang sudah punya SIM duduk di kursi penumpang? Sudah cukup.
Hentikan sekarang juga!
Aku benar-benar berteriak saat itu dan tepat setelah aku berteriak dan ia menginjak pedal
remnya kuat-kuat, mobil menabrak pembatas jalan. Nafasku menderu dan aku yakin
Kyuhyun juga sedang terengah-engah. Aku melepas sabuk pengamanku dan turun ke luar.
Sehabis memastikan keadaan di luar mobil, aku masuk lagi ke dalam. Menatap Kyuhyun
dengan wajah yang masih shock.

Bempernya sedikit penyok. Setelah ini, biarkan aku menyetir.


Ia mengangguk pasrah melepasseat belt dan bangkit untuk duduk di kursiku. Kita samasama berdiri dan tanpa sengaja, kepala kita berbenturan keras sekali. Aku menatapnya
tajam sambil mengelus dahiku lalu mengambil kursi pengemudi untuk menyetir.
Seat belt telah terpasang. Aku sudah bisa menyalakan mesin dan memundurkan mobil
kembali ke jalan utama. Tapi saat aku mencoba melajukan mobil, yang ada hanya
gumpalan asap di depan. Aku mendesah pelan sambil mengurut kening. Menatapnya lalu
berkata, Kau panggil mobil derek. Aku tak bisa otomotif.
Aku melompat ke kursi penumpang di belakang dan ia mengikutiku setelah berhasil
menelepon panggilan darurat. Udara begitu gerah sehingga aku melepas sweater yang
sedari tadi kupakai, menyisakan tank top hitam di tubuh bagian atasku. Sialnya, ia
melihatku lekat-lekat.
Jangan melihatku seperti itu. Kau mesum!
Ia semakin terang-terangan menatapku dan malah bergeser lebih dekat padaku. Ia masih
mabuk. Mobil derek pasti akan datang lama sekali . Bukankah lebih baik kita
menghabiskan waktu untuk kegiatan yang lebih berguna? Ia semakin dekat denganku
membuatku mundur hingga punggungku menyentuh sandaran kursi.
Kau mau apa?
Wajahnya semakin dekat padaku dan sebelum bisa kucegah ia berhasil membungkam
mulutku dengan bibirnya dan tangannya telah berhasil menahan pinggang dan tangan
kananku. Lidahnya melesak menelusuri rongga mulutku membuatku mengeluarkan
gumaman, Ngghh , desahan aneh.
Tanganya yang tadinya berada di pinggangku berhasil masuk ke dalam tank top yang ku
kenakan dan menggerayangi dadaku hanya dengan penghalang bra. Aku hanya pasrah.
Bukan berarti aku menyerah karena sedari tadi aku sudah memukul dadanya keras. Tapi ia
masih menguasaiku.
Kini ciumannya turun ke leherku, menyusuri tulang selangkaku sambil menghisapnya kuat
sehingga meninggalkan bekas kemerahan. Turun lagi menuju belahan dadaku. Sial! Kait
braku sudah terlepas dan tangan kirinya semakin intens meremas dadaku. Memainkan

putingnya yang sudah mencuat dan mengeras. Sedangkan mulutnya mengulum puting
payudara yang belum terjamah tangannya dengan lahap. Tangan kananya menemukan
tempat di balik rok denimku. Meraba paha bagian dalamku hingga menyentuh pusat
tubuhku yang masih terlindungi celana dalam. Ia meraup bibirku lagi sementara tanganya
masih membelai gundukkan daging kecil di antara selangkanganku.
Kyuhhh hyuhhn-ssihhh .
Ia melonggarkan dominasinya. Hanya sementara untuk menurunkan celana dalamku dan
menjilat telingaku, berkata. Desahkan namaku.
Kepalanya turun menuju sesuatu diantara selangkanganku setelah membuka pahaku lebarlebar. Jarinya menemukan tempat pada lipatan di daerah kewanitaanku dan ia
menggosokannya dengan sangat nikmat. Aku basah dan aku bahkan sempat berpikir akan
orgasme hanya dengan jarinya. Tapi ia tak akan membiarkan jarinya saja yang
mendominasiku. Ia mencium clitku dan mengulumnya. Kyuhyun melarikan lidahnya di atas
clitku yang membuatku tak bisa melakukan apa-apa selain menjambak rambutnya dan
mengerang.
Ahh, Kyuhh . Akuhh .
Aku akan sampai di mulutnya. Otot kewanitaanku berkontraksi sedangkan ia masih memaju
mundurkan lidahnya ke dalam mulut kewanitaanku. Ia semakin mengetat dan aku
sampai. Dengan terengah-engah, Kyuhyun memandangku dengan tatapan yang sulit untuk
diartikan bahkan bagiku. Ia menarik zippernya turun, bersiap mengeluarkan monsternya
sebelum akhirnya suara deru mobil derek terdengar dari luar.
Ia menaikkan zippernya kembali. Sedangkan aku tergopoh-gopoh menaikkan celana
dalamku. Bodohnya, aku menganggap Kyuhyun sangat baik. Sewaktu ia membantuku
mengaitkan kembali braku dan memakaikan kembali sweaterku sambil mengecup dahiku.
Aku tersenyum merapikan anak rambutnya yang berantakan karena ulahku. Bersiap untuk
menghadapi tukang yang akan menderek mobil Kyuhyun.
Apakah aku sudah terlihat normal?
Normal sekali. Senormal menyapa tukang yang mengetuk jendela mobil dengan senyuman
manis dibuat-buat.

*
Bencana datang padaku dua kali hari ini dan mungkin akan bertambah lagi sampai akhir
hari. Bencana pertama adalah aku kehilangan dompetku yang di dalamnya ada handphone,
SIM, dan lain-lain yang berharga. Di sana juga ada fotoku saat TK. Itu tak penting, tapi
akan sangat memalukan jika foto itu ditemukan orang lain. Bencana kedua datang dari
berita di internet. Skandal. Yang. Menyangkut. Diriku. Dan skandal itu membuat Manager
Jung dari divisi kretif memanggilku.
Aku berjalan terburu-buru memasuki kantor Manajer Jung. Sangat terkejut saat
menemukan kertas-kertas majalah dan tabloid bertumpuk di meja kerjanya. Ia menyuruhku
duduk dengan isyarat tangannya. Sedangkan aku bingung akan kubawa ke mana pantatku
karena di kursi depan meja kerjanya juga bertaburan kertas cetak. Kusebut bertaburan
karena ada di antara kertas itu telah disobek kecil-kecil lalu dicampakkan begitu saja.
Duduk saja! Anggap saja kalau kau taruh pantatmu di situ, kau sedang mengejek mereka
ganti.
Aku menurutinya. Apakah .
Ya, ia menjawabnya pasti tanpa mengetahui dengan jelas apa pertanyaanku. Jadi
jelaskan padaku bagaimana kau bisa bersama Cho Kyuhyun di basement?
Aku habis wawancara untuk menggantikan Jisoo dan tak sengaja bertemu dengan
Kyuhyun. Di sana juga ada Janghui! Kau bisa tanya padanya.
Ia menyipitkan mata tak percaya. Di foto hanya ada kau dan Cho Kyuhyun.
Janghui meninggalkanku.
Kenapa dia meninggalkanmu?
Aku diam. Tak mungkin aku menjelaskan kepadanya semua yang kualami. Aku bisa
menjelaskan kalau aku ditinggal Janghui jadi aku hanya berdua bersama Cho Kyuhyun di
foto itu. Tapi setelah itu, aku tak bisa bercerita lagi. Maksudku kejadian di club dan
menunggu mobil derek itu sangat tidak patut untuk dibicarakan.

Ia menghela nafas gusar. Semua orang tahu kalau wanita di foto itu adalah kau. Dan kau
adalah stylist Cci, media memborongku sejak tadi pagi.
Aku menunduk sedikit menatap layar komputer tabletnya yang sedang berseluncur di situs
resmi Dispatch. Oh, terkutuklah Dispatch! Tidak, terkutuklah orang yang menjual fotoku
pada Dispatch! Sayangnya, sebelum aku mengutuk orang itu. Seseorang mengutukku lebih
dulu hingga aku ditimpa kesialan paling sial sepanjang hidupku.
Manager Jung mengetukkan jarinya ke meja kerjanya, seperti mendikteku. Aku tak pernah
mempersalahkanmu untuk pacaran atau tidak. Tapi, jagalah nama perusahaanmu.
Aku mengangguk sekali lagi.
Kau dalam masa percobaan. Sekarang keluarlah dari ruanganku.
Aku menunduk dan terus menunduk sampai keluar dari ruang kerjanya. Aku masih
menunduk untuk menutup pintu ruangannya dan kembali menghela nafas gusar. Kesialan
ini .
Di luar kantor Manager Jung, Jisoo menatapku prihatin. Ia menepuk pundakku, Tenanglah.
Kekasihmu sudah membereskan semuanya, ucapnya menenangkanku.
Mataku membulat. Kekasih?
Ya, Cho Kyuhyun-mu. Aku masih mengerutkan dahi sehingga ia menjelaskan lagi. Ada
press conference sebelum SM Town Seoul tadi. Dia menjelaskan semua tentangmu. Kau
seharusnya mendengar yang dia katakan. Sangat romantis, Jisoo tersenyum menatapku
sedangkan aku menatap wajah Jisoo tanpa fokus. Kau beruntung jadi kekasihnya.
Lututku mencair. Aku bisa saja hanyut dalam lantai marmer dan memelesetkan orang yang
berjalan menginjakku. Mataku menangkap bayangan Janghui di balik mesin fotokopi sambil
memakan donatnya. Berharap ia adalah orang pertama yang tergelincir saat berada di
atasku. Aku masih mengingat kelakuannya kemarin. Dia pasti yang sudah mengambil
fotoku dan Kyuhyun lalu menjualnya ke Dispatch. Tapi saat aku mengingat Kyuhyun, aku
ingin Kyuhyun menjadi orang kedua yang terpeleset. Untuk apa dia mengaku sebagai
kekasihku?
*

Malam datang begitu lambat hari ini. Selambat taxi yang kunaiki menuju rumah. Taxi ini
parah. Pintunya sedikit susah untuk dibuka. Kalau saja ini bukan taxi terakhir yang ada di
sekitar kantor mungkin aku tidak akan menaikinya.
Sebenarnya aku tak biasa naik taxi untuk pulang kantor. Aku akan sedikit membuat kakiku
susah dengan berjalan ke stasiun subway. Tapi keadaan di luar kantor ricuh sekali. Remaja
SMA, mahasiswa, dan wanita-wanita merubungi kantor. Aku harus lewat pintu belakang
saat keluar dan langsung naik ke satu-satunya taxi yang kutemukan di luar kantor.
Taxi berhenti menderu dengan sedikit tidak mulus. Asap terlihat saat aku menoleh ke
belakang. Berpikir, kendaraan seperti ini harus dimusnahkan sebelum bumi rusak.
Aku keluar dari taxi setelah sebelumnya membayar kargo. Lalu melangkah beberapa meter
menuju gedung apartemen tempatku tinggal. Tapi belum sampai lima langkah, aku mundur
lagi melihat kerumunan orang-orang yang sama yang mengerumuniku tadi di kantor.
Mereka tak menyerangku karena mereka tak melihatku. Tapi percayalah, sedikit saja mata
mereka menangkap bayanganku di sini, aku akan habis.
Aku mundur lagi mengambil langkah aman untuk kabur. Tapi sebelum memutuskan kabur
kemana, sebuah tangan membungkam mulutku dan membawaku masuk taxi bobrok yang
tadi kunaiki. Baru melepasku setelah ia menutup pintunya DENGAN MUDAH. Betapa
herannya aku.
Sejenak rasa heranku berubah menjadi takut dengan keberadaan orang asing itu di
sampingku. Tapi setelah ia melepas hoodie yang ia gunakan aku menghembuskan nafas
lega. Dia Cho Kyuhyun dan aku tak tahu kenapa aku bisa merasa lega tahu ia ada di sini.
Sopir taxi di depan kemudi menatapku dan Kyuhyun dengan heran. Kembali lagi eh?
Dengan teman?
Aku mengangguk tidak berniat menanggapi pertanyaannya. Lalu menoleh ke arah Kyuhyun.
Bagaimana bisa?
Nanti saja. Kita belum aman.
Apa kau langsung ke apartemenku setelah konser? Bagaimana kau bisa tahu alamatnya?

Ia tersenyum miring dan mengambil sesuatu dari saku hoodienya. Dompet dan ponselku.
Mataku membulat dan ia kembali bicara.
Aku menemukan alamat dari kartu identitasmu, jelasnya. Aku mengambil ponsel dan
dompetku dari tangannya. Lalu memeriksa isinya, terkejut saat aku tak menemukan fotoku
saat TK yang seharusnya ada di salah satu pocketnya. Bagaimana bisa hilang?
Sebelum aku menebak-nebak tak pasti, suara Kyuhyun masuk ke telingaku memberiku
jawaban. Apa kau mencari fotomu di dompetmu? Aku menyimpannya. Dia berdehem
sedikit. Kau manis sekali di situ.
Apa?

TBC
Hei, aku melihatmu di televisi tadi.
Baru beberapa menit setelah Kyuhyun mengatakan alamat tujuannya, tiba-tiba saja suara
tua sopir taxi di belakang kemudi memecah keheningan kursi penumpang di belakang. Aku
menatap Kyuhyun dengan tatapan menyalahkan yang dibalas Kyuhyun dengan tatapan
apa salahku lengkap dengan gerakan tangan yang persis seperti yang ada dalam drama.
Dasar aktor musikal!
Pada akhirnya Kyuhyun hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Beritanya tersebar
cepat sekali.
Jadi benar kau yang ada di televisi itu? tanya sopir sekali lagi dengan nada tertarik.
Ya, begitulah, balas Kyuhyun dengan tersenyum.
Dan apa dia kekasihmu?
Kyuhyun menatapku, aku membuang muka. Ya, jawabnya cepat membuatku menatapnya
lagi dengan tatapan apa? dibarengi dengan tatapan hentikan omong kosong ini. Dan lagilagi Kyuhyun memberikan tatapan dramanya membuatku memutar kedua bola mataku
jengah.

Jadi, kita akan ke mana?


*
Dorm Super Junior! Kau percaya? Ah, kau pasti tak percaya karena aku pun tak percaya.
Tapi pada kenyataannya aku dengan tangan Kyuhyun yang menggandeng tanganku telah
berjalan di koridor apartemen lantai 11. Hanya butuh beberapa langkah untuk bisa
menjangkau pintu dorm dengan banyak tulisan, maksudku coretan itu.
Kau jangan bercanda! Di luar apartemen banyak sekali fans dan kali ini kau membawaku
ke dorm-mu? Kau ingin membuat skandal yang lebih besar? omelku.
Ia tetap menggandengku. Mereka tak melihatmu tadi. Kau kan lewat pintu belakang.
Aku mendesah pelan. Percuma saja mendebatnya. Kini, tinggal sejangkah menuju pintu
dorm penuh coretan. Tapi kita melewatinya. Kyuhyun menarikku menuju pintu lain di
ujung koridor, meninggalkan kerutan di keningku. Saat ia menjelaskan kunci kombinasi
ruang apartemennya, aku hanya menatapnya tak mengerti. Sampai kita akhirnya telah
masuk ke dalam apartemen.
Kenapa?
Aku menggeleng. Kau tak membawaku ke dorm Super Junior?
Ia mengunci pintunya kembali dengan mendengus. Kau mau aku mengumpankanmu pada
pria-pria tua itu?
Aku mengikutinya melepas alas kakiku dan menyimpannya di rak yang ada di samping
pintu. Jadi.. ini apartemen siapa?
Apartemenku. Ia menatapku dengan senyum miring.
Aku melangkah mundur menyentuh pintu dorm lagi. Apa?
Di apartemen sendiri bersama Kyuhyun adalah hal berbahaya terakhir yang akan
kulakukan. Itu sama artinya dengan membiarkanku masuk ke dalam perangkap yang sama
yang memerangkapku di Burlesque. Itu sama artinya dengan membiarkanku terperangkap

dalam dominasinya seperti yang kualami di mobilnya. Itu sama artinya dengan meramalkan
diriku sendiri terbangun dalam keadaan tanpa busana di kamarnya.
Aku bergidik memikirkan kemungkinan itu. Sedangkan dia, setelah melepaskan hoodienya
menatapku dengan kening berkerut. Apa lagi?
Aku menyentuh gagang pintu, mencoba membukanya namun tak bisa. Berbalik dengan
pasrah dan mencoba mendobrak pintu sebisanya. Ini. Benar-benar. Tidak. Baik. Tapi
sebelum aku bisa membuka pintu -dan memang tak akan bisa, Kyuhyun berjalan
mendekatiku dan semakin dekat hingga bisa menyentuh lenganku. Aku tersentak dan
berbalik menghadap Kyuhyun. Sebelum akhirnya berakhir dalam dekapannya.
Oh, ayolah . Kau mau diserang fans?
Lebih baik diserang fans-mu daripada mendekam di sini bersamamu, gumamku dalam
pelukannya.
Bicara yang lain saja.
Dia berdecak seraya merengkuh wajahku. Menghadapkanku pada wajahnya. Wajahnya
maju semakin dekat dengan wajahku membuatku menutup mata, mengantisipasi apa yang
akan ia lakukan. Tapi ia tak melakukan apa-apa. Hanya nafasnya hangatnya yang menerpa
wajahku. Aku membuka mataku lagi dan menemukannya sempat mengendus pipiku
sebelum akhirnya membenamkan bibirnya di atas bibirku.
Kenapa dia selalu mempermainkanku?
*
Tak ada kamar tamu. Hanya ada kamar yang diubah jadi studio. Tuntas sudah malam ini
aku akan tidur di kamarnya. Atau yang lebih parah aku akan di sofa. Atau yang paling parah
aku akan disetubuhinya di kamar dan sofanya. Karena hari ini aku mendapat beribu kali
lipat kesialan, aku mendapatkan opsi nomor tiga dari opsi terburuk yang kususun.
Awalnya ia hanya mencium leherku. Tapi sekarang ini, ia sudah membawaku ke ranjangnya
setelah sebelumnya menelanjangiku. Lalu menciumku dengan ganas. Ia memainkan
lidahku dengan lidahnya dan aku bisa merasakan aroma liquorice dari nafasnya. Harusnya
aku menanyakan pasta gigi apa yang ia pakai atau obat kumur apa yang biasa ia pakai.

Aku menyentak kausnya mengharapkannya untuk mengerti isyaratku bahwa aku juga
menginginkannya. Dia mengerti isyaratku sehingga ia membuka kausnya dan kembali
menciumku. Berulang kali ia menggigit bibir bawahku dan aku bisa meramalkan keadaan
bibirku besok: pasti akan sangat bengkak. Tapi apa peduliku pada bibirku. Aku lebih suka
menyusuri lekukan dadanya yang ternyata luar biasa. Mungkin ia tak punya otot perut
seperti bintang binaraga, tapi perutnya jelas seperti yang kuinginkan bahkan dengan bekas
luka di sepanjang perut bawahnya, membuatku selalu menginginkan untuk menyentuhnya.
Aku menyusuri otot dadanya dan merasakan putingnya menegang di bawah sentuhanku.
Aku menatapnya mendamba. Menunggunya melakukan sesuatu pada tubuh pasrahku. Dia
melakukannya. Ciumannya turun ke dadaku dan hanya dalam hitungan detik mulutnya
sudah membungkus payudaraku dengan rakus. Membuatku mendesah di bawahnya
dengan meremas sprei di bawahku. Ini nikmat, bahkan saat ia menjentikkan lidahnya pada
putingku. Aku menggelinjang di bawahnya, menggesek miliknya dengan milikku yang kini
sudah sepenuhnya basah karenanya. Aku tak munafik ini sangat nikmat dan aku
menginginkan tubuhnya berada di dalamku.
Ia melepas putingku, melonggarkan tekanan terhadapku. Namun ia menggantinya dengan
kenikmatan yang lebih saat ia turun dan membuka lipatan kewanitaanku. Menusukkan
jarinya berkali-kali sehingga membuatku menjerit nikmat.
Aku tak akan memainkannya dan membuatmu basah tanpa memasukkan milikku ke
dalammu. Dia bercanda. Aku bahkan sudah basah tanpa ia menyentuhku lebih lagi.
Ia melepas celana bahannya bersama dengan boxer dan celana dalam menunjukkan
monster nikmat yang berdiri tegak di hadapanku. Sebut aku jalang, karena saat melihatnya
aku sudah ingin bagian tubuh Kyuhyun itu keluar masuk di dalamku dengan nikmat. Ya, aku
jalang karena dengan sendirinya melebarkan pahaku dan membuka vaginaku dengan
seduktif untuk jalan masuk juniornya yang panjang itu.
Aku mengerang saat Kyuhyun mencoba memasukkan kepala juniornya yang berbentuk
mirip seperti jamur itu ke dalam lipatan vaginaku. Batangnya sempat membelai klitorisku
membuatku menggelinjang dan mengeluarkan cairan basah. Hingga, batangnya telah
masuk sempurna di dalamku, aku berteriak nikmat.
Ia mendiamkannya sejenak sembari mengecup telingaku dan berbisik, Kapan terakhir kau
melakukan sex?

Berbulan-bulan lalu di Burlesque.


Ia tersenyum. Hanya aku?
Hanya kau, bisikku serak menepuk pingganya memberinya kode untuk menggerakkan
tubuhnya di atasku.
Ia melakukannya. Pinggangnya bergerak mundur, membuatku merasa kehilangan. Namun
sejalan dengan itu, ia kembali menghujamkan batangnya membuatku terisi penuh hingga
ingin menjerit. Terus begitu. Ia memacunya dengan lembut kadang keras kadang begitu
cepat. Ia sangat pandai mempermainkanku.
Kyuhhhh cepathhh .
Ia memacunya dengan kecepatan konstan. Begitu nyeri saat ia menekanku namun secara
bersamaan begitu nikmat. Ini adalah rasa nyeri yang nikmat. Sangat nikmat.
Boo, kau nikmathhh. Sempithh sehkalihhhh .
Itu milikmu, itu milikmu. Aku mendesah untuknya dan bergerak berlawanan dengan
tubuhnya. Ia mendesah keras di telingaku. Bibirnya turun menuju belahan dadaku
membuatku melengkungkan punggungku.
Tubuhnya semakin tebal dan keras di dalamku. Bolanya menumbuk clit-ku. Kini aku
meremas sprei semakin kuat saat gelombang orgasme terasa begitu dekat di ujung bibir
vaginaku. Tubuhku melengkung begitupun dengannya.
Akuhhh sampaihhh
Bersamahhh .
Sangat sulit untuk bersama. Aku datang terlebih dulu membuatnya memacu tubuhnya
keluar masuk tubuhku lebih cepat. Hingga akhirnya menumpahkan isi penisnya ke dalam
rahimku. Begitu hangat dan nikmat. Kyuhyun mencoba memasukkan semuanya hingga tak
ada yang tersisa selain yang ada dalam perutku.
Jadi, kenapa kau mengatakan pada media bahwa aku kekasihmu? Sebelum ia tertidur
aku langsung menembaknya dengan pertanyaan yang sedari tadi bersarang di kepalaku.

Ia masih menutup matanya. Bibirnya terbuka karena nikmat. Yah, juniornya masih diremas
oleh dinding vaginaku. Dan itu membuatnya tak Aku berdecak dan membalik tubuhnya. Kini
aku di atasnya dan memompa tubuhku di atasnya membuatnya mendesah nikmat untuk
sekali lagi.
Hentikanhhh, Boo.
Boo? Itu panggilan sayangmu?
Ia tersenyum dan menggerakkan badannya berlawanan dengan pompaan tubuhku. Yahh,
Tangannya berada di pinggangku terus naik menuju dadaku dan meremasnya pelan,
membuatku mendesah lagi. Aku tak akan berhentihh . Jawablah pertanyaanku .
Akan sangat aneh jika aku mengatakan kau bukan siapa-siapaku. Ia masih mendesah
nikmat. Membuatku semakin memaju-mundurkan tubuhku dengan semangat. Areum-ahhh,
aku mencintaimu. Aku ingin mengikatmu.
Ia telah selesai menjawab pertanyaanku dan aku tak berhenti malah semakin mendekapnya
erat. Kyuhyun merem melek menatapku dan dengan sentakan cepat, ia membalik tubuhku
dan kembali menyetubuhiku.
*
Skandal mereda setelah sekitar sebulan. Ia masih melanjutkan konsernya, promo
albumnya, variety shownya, dan lain-lain seputar karirnya. Bisa dikatakan ia tak terkena
imbas dari skandal kami sama sekali. Malah kupikir, ia jadi semakin terkenal. Di sisi lain,
aku selamat dari masa percobaan. Masih menjadi stylist untuk beberapa pemotretan dan
dibicarakan dari belakang oleh artis kolega Kyuhyun saat selesai pemotretan. Tentu saja,
yang paling sial adalah aku.
Hanya aku.
Kini aku jadi pembicaraan lagi saat aku tiba-tiba mual saat menata baju untuk pemotretan
sebuah idol baru yang aku tak tahu namanya. Mereka semakin jadi saat aku tak keluarkeluar dari kamar mandi. Tapi ayolah . Tak tahukah mereka kalau bau parfum mereka
yang menyengat itu menusuk hidungku? Biasanya aku tak se-sensitif ini, tapi parfumnya
memang benar-benar bau.

Aku memutar keran air untuk menghanyutkan muntahan yang ada di atas genangan air
wastafel. Melakukannya sekali lagi, saat perutku kembali bergejolak dan memuntahkan
semua isinya. Aku seperti bermain air di kamar mandi kantor. Tapi rasanya sangat parah.
Lebih parah dari memakan cokelat kuras perut. Perutku kembali bergejolak, ingin muntah.
Tapi yang ada saat aku mencoba memuntahkan isi perutku hanyalah liur dan air. Perutku
sudah terkuras sempurna.
Dengan terduduk di lantai kamar mandi, aku mencoba menenangkan perutku walau
rasanya percuma hingga akhirnya pintu kamar mandi terbuka. Jisoo datang dengan
membawa minyak angin dan langsung menghampiriku. Ia mengernyit saat mencium bau
muntahan di sudut bibirku. Mencoba membuatku bangkit dan mengoleskan minyak angin di
atas kulit perutku.
Astaga, Areum-ah . Kenapa masuk kantor kalau tahu kau sedang begini? Jisoo
mencoba mengomeliku dan itu semakin membuatku merasa mual kalau saja ia tidak
menyodorkan botol minyak angin di bawah hidungku.
Sedang apa? Aku baik-baik saja.
Ia melotot ke arahku. Yang begini kau bilang baik? Kau hamil, Reum-ah!
Kini ganti aku yang melotot ke padanya. Hamil apanya?
Ia mendengus. Kau sudah berhubungan kan dengan Cho Kyuhyun-mu itu?
Pipiku merona. Sudah berkali-kali sebulanan ini.
Mengerti rona merah di pipiku, dia mendengus menyamarkan tawa. Kau hamil. Percayalah
padaku.
Aku tak mungkin hamil. Aku .
Jangan sok suci. Kau bukan Maria yang hamil sendiri tanpa disetubuhi pria. Apalagi kau
sangat sexy. Bagaimana mungkin Kyuhyun bisa tahan tak menyentuhmu selama itu, Jisoo
memotong ucapanku. Memberi penjelasan yang membuat pipiku tambah merona.
Jisoo-ya, kalau aku memang hamil. Bagaimana?

Ia menunduk. Lalu menatapku dengan tersenyum lebar. Gampang saja. Kau tinggal
membuat Press Conference dengan Cho Kyuhyun-mu itu, mengumumkan kalau kau akan
menikah, dan aku akan mendapat job besar karena harus meliputmu.
Aku mendengus. Itu bukan saran sama sekali.
*
Hamil adalah rencanaku sesudah menikah. Bukan sebelumnya. Tapi kertas sialan dari
dokter ini mengubah semua rencanaku.
Aku memasukkan kunci kombinasi apartemenku yang sekarang hampir sama seperti
apartemen para member Super Junior, penuh coretan. Tak begitu terkejut lagi saat melihat
Kyuhyun dengan sweater hangat berdiri menyambutku di balik pintu. Aku mendesah pelan
saat ia bergerak merengkuh tubuhku. Meraba lenganku dan mengendus leherku.
Aku merindukanmu, bisik suara seraknya.
Jangan bilang dia akan menyerangku lagi malam ini. Aku tak merindukanmu.
Tangannya turun dari pinggangku menuju bokongku lalu menekannya. Membuatku
merasakan tubuhnya yang telah mengeras menggesek kewanitaanku yang masih tertutup
dress musim panas. Ayolah .
Kita sudah melakukannya kemarin malam, dan dua hari sebelumnya, dan beberapa hari
sebelumnya. Kita sudah sangat sering melakukannya dan kini saat aku hamil. Aku harus
menghentikannya. Tapi tangannya sudah menuju paha dalamku dan membelainya,
membuatku menahan desahan nikmat.
Kyuhh . Hentikanhh .
Ia mengangkat kakiku, membuatnya melingkar di pinggangnya dan semakin membuat
kejantanannya yang masih tertutup celana bahan itu menggesek diriku nikmat.
Aku tak bisahhh , gumamnya di atas kulit leherku. Ia sendiri tersiksa dengan
perlakuannya padaku. Tangan kanannya meraba punggungku, mencari resletingnya.

Ia melonggarkan tubuhnya saat akan melepas dress itu dari tubuhku. Setelah ia
melepasnya, aku menahan dadanya untuk mendekat. Kau akan menyakitinya.
Ia mengerutkan kening. Menyakiti siapa?
Aku menunduk memandang perutku yang masih rata. Menyentuh kulit perutku yang sudah
tak terhalang apapun. Lalu mendongak menatapnya. Aku hamil.
Ia menatapku dengan mata berbinar sebelum akhirnya binar di matanya mengeruh.
Bagaimana ini? Kalau kau tanya aku, aku senang sekali. Tapi aku tak yakin manager
hyung akan sama senangnya denganku.
*
Manager hyung-nya sama sekali tak senang dengan kehamilanku. Sangat. Tak. Senang. Ia
menatap Kyuhyun tak senang dan menatapku sama tak senangnya -atau mungkin lebih
parah. Ia mempersilakan kami masuk dengan gesture muka tak suka dan menutup pintu
dengan membantingnya, membuatku terlonjak kalau saja tak ada Kyuhyun yang merengkuh
pinggangku.
Jadi jelaskan! Kau menghamilinya dan sekarang kau meminta ijin padaku untuk
menikahinya?
Suasana ini sama seperti yang kualami lebih dari sebulan lalu di kantor Manager Jung.
Hanya saja kali ini kami tak dipersilahkan duduk. Tapi meskipun aku menunduk, Kyuhyun
tampaknya masih punya keberanian untuk membalas tatapan manager hyung-nya dan
berkata. Kau hanya tinggal mengijinkan kami. Aku akan menanggung semua
konsekuensinya.
Manager menyipitkan mata menatap Kyuhyun. Kau? Sendirian? Ia tertawa meremehkan.
Yang hidup dari Super Junior dan dirimu tak hanya kau saja, Kyuhyun-ah. Kau punya
sembilan hyung yang belum menikah. Kau mau melangkahinya?
Terdengar suara berisik di luar kantor, suara para member yang menguping. Mereka tak
keberatan. Maksudku akan lebih baik begitu daripada aku menelantarkan Areum.
Kini manager menatapku. Kau. Tidak bisakah kau . Arghh , kalimatnya tak selesai dan
aku bisa menjamin itu semua karena aku yang menatapnya berkaca-kaca menahan tangis.

Aku menunduk, jemari tanganku menggenggam tangan Kyuhyun semakin erat. Membuat
Kyuhyun merengkuh pinggangku tak kalah eratnya. Hyung, aku bisa berangkat wajib militer
lebih awal setelah menikah. Aku akan memastikan Super Junior masih aman tanpaku.
Bukan hanya itu. Kau tak akan mengerti.
Skandal kemarin . Bukankah aku dan Areum bisa melewatinya dengan mudah?
Maksudku, banyak dari fans yang mendukung kami, ucapnya meyakinkan.
Aku menatapnya terpana. Apa ia tak tahu aku selalu dijadikan bulan-bulanan artis wanita
yang menyukainya saat pemotretan. Apa ia tak membaca coretan dengan kalimat ancaman
di pintu apartemenku? Apa dia tak membaxa komentar fans di akun SNSnya mengenai
diriku?
Jika aku menjadi manager hyung, aku akan menolaknya dan berkata. Gugurkan saja
kandungannya! Kau tak melihat reaksi fans-mu pada Areum-mu itu? Tapi aku bukanlah
manager hyung, dan manager hyung bukanlah aku. Dia tidak sebodoh dan sepicik aku
karena ia menatap kami dengan tatapan yang melembut.
Kau tahu konsekuensinya, Kyuhyun-ssi?
Kyuhyun mengangguk mantap. Aku terpana.
Setelah ini aku akan ke Direktur dan bicara. Siap-siap saja dengan press yang akan
mengejarmu hari-hari berikutnya.
Kyuhyun mengangguk dan menatapku sambil tersenyum lebar. Tak tahukah dia kalau aku
tak siap dengan apapun itu konsekuensinya?
*
Seharusnya aku tak di sini. Duduk dengan bodoh di hadapan press, mendengar pertanyaan
bodoh dari mereka, dan menjawabnya dengan jawaban paling bodoh. Aku memang belum
siap dan tak akan pernah merasa siap. Tapi aku di sini. Aku harus siap dengan ini.
Sekarang atau tidak selamanya. Berbeda dengan dulu saat aku bertemu lagi dengan
Kyuhyun di press conference yang lain, kini aku merasa lebih siap dengan melihat manik
matanya yang meyakinkan.

Press Conference telah dimulai dengan izin Direktur. Pembawa acara mengatakan basabasi sebelum para press memborong kami dengan berbagai pertanyaan. Aku
menggenggam tangan Kyuhyun semakin erat dan membiarkannya merasakan keringat
yang membasahi tanganku karena terlalu tegang. Ia melepaskannya, tangannya beralih
merangkul pinggangku dan wajahnya condong ke telingaku lalu berbisik. Tenanglah. Aku
bersamamu.
Tapi aku tak bisa tenang. Saat pembawa acara memberi kata pengantar, barisan press
menatapku tajam. Saat pembawa acara mempersilahkan mereka mengajukan pertanyaan,
mereka bertanya seraya menatapku dengan tatapan menghakimi. Saat pembawa acara
mempersilahkan Kyuhyun menjawab, mereka mencatat jawaban Kyuhyun dengan mata
mereka masih menatapku dengan tatapan bengis. Ada apa dengan ini semua?
Mereka kejam. Menulis pertanyaan dengan kejam, membacanya dengan kejam, dan
menunggu kami menjawabnya dengan tatapan kejam. Bahkan mereka dengan tak tahu
malu menanyakan keadaan perutku. Areum-ssi, apa kau hamil? Apakah karena kau hamil
maka pernikahan ini harus disiapkan dengan terburu-buru seperti ini?
Kyuhyun tersenyum simpul. Kurasa dia telah menduga akan ada pertanyaan seperti ini
dalam press conference sialan ini. Kurasa dia juga telah mempersiapkan jawaban
terbaiknya. Sayangnya aku tak pernah memikirkannya. Yang kupikirkan setiap pagi adalah
bagaimana cara menghentikan morning sickness.
Dalam hal ini, aku terlalu gagu untuk menjawab pertanyaan mereka. Aku menutup mataku
dan menghembuskan nafas dalam sebelum membuka mulut untuk menjawab. Tapi nihil.
Aku tak merasakan suaraku keluar. Yang aa hanya suara Kyuhyun yang menebas habis
pertanyaan newshenStar1 di barisan press paling depan.
Aku tak pernah memikirkan kemungkinan hamil saat memutuskan untuk menikahinya.
Bagiku, mau hamil atau tidak, aku akan menikahinya. Aku menikahinya karena aku
mencintainya bukan karena aku menghamilinya. Ia menatapku saat mengatakannya dan
membelai rambutku di akhir kalimatnya.
Suara gaduh di barisan press membuyarkan press conference. Pembawa acara menutup
press conference sialan ini dengan kata penutup paling konvensional. Tapi aku dan
Kyuhyun tak peduli dengan itu semua. Skandal, hamil sebelum menikah, komentar buruk
media. Kyuhyun tak pernah peduli.

Ia hanya peduli bahwa saat ini ia bisa menggenggam tanganku. Lalu merengkuh wajahku
dan membawanya dalam ciuman hangatnya. Untuk sekian kalinya.

END

Marriage Lesson Part 1/3


Sreet~

Semua mata tertuju pada gadis yang berdiri di depan kelas itu. Tertuju pada gadis cantik,
tidak hanya cantik, super cantik dengan rambut panjang dan seragam sekolah model
casualnya. Gadis itu tersenyum ala kadarnya sebagaimana semestinya.

Beberapa orang dari deretan bangku tengah saling berbisik.


Bagaimana bisa murid dari kelas Dkelas yang cukup rendah bisa masuk ke kelas
berprestasi seperti ini?
Aku dengar ia telah membawa nama baik sekolah dengan kemampuan akting dan
menarinya. Bisik yang lainnya.
Ooh~ jadi tidak perlu memiliki otak pintar untuk masuk ke kelas ini. Aku rasa prestasinya di
bidang seni cukup bisa membuatnya bertahan di sekolah sebagus ini Sahut yang satunya.
Hwang Shin Joo adalah siswi terakhir yang masuk ke kelas berprestasi yang dalam satu
kelas hanya berisi 40 orang jika dibanding dengan kelas regular yang satu kelasnya
mencapai 60 orang. Siswi terakhir? Ya, karena ia memiliki banyak pertimbangan untuk
sebelumnya dimasukkan ke dalam kelas tersebut.

Hwang Shin Joo adalah siswi dari kelas 2 D dimana ia memiliki kemampuan intelektual
rata-rata, jauh dibawah siswa siswi yang berada di kelas prestasi seperti beberapa siswi
yang berbisik tadi.

Begitu banyak penghargaan Shin Joo dalam dunia aktig dan tari, membuat gadis itu digelari
sebagai siswi berprestasi non akademik oleh sekolahnya. Dan itulah yang membuat ia
berhasil masuk ke dalam kelas berprestasi.
Seorang pemuda yang duduk di deretan bangku belakang melirik cuek terhadap Shin Joo
yang berjalan melewatinya lalu kembali berkutat dengan buku fisikanya. Rupanya
Kyungsoo-pemuda itu mendapatkan tetangga baru ~ Shin Joo duduk tepat di belakangnya.

Deg deg deg deg ~

Entah perasaan apa ini, jantung Kyungsoo berdebar lebih keras ketika Shin Joo
melewatinya. Seumur hidupnya, Kyungsoo hanya menghabiskan waktunya dengan bukubuku dan hal-hal yang dianggapnya masuk dalam logika. Sementara perasaan ini?
Perasaan yang diluar logika, tidak bisa dinalar dengan apapun. Kyungsoo bahkan tidak
mengerti mengapa ia begitu sulit berkonsentrasi kembali dengan hukum archimedesnya
saat ia tak sengaja mencium aroma wangi dari Shin Joo yang lewat.
Walaupun begitu, pemuda itu tetap berlagak cuek. Ia bersikap seolah tak ada yang tidak
wajar. Ia kembali menatap lekat buku fisikanya walaupu ia sadar, ia hanya sedang berpurapura membaca untuk menutupi kegelisahan aneh yang muncul dari dirinya.

Apa ini? Tidak. Kyungsoo yakin ia hanya sedikit nervous dengan keberaaan calon istrinya
itu. Tunggu calon istri? Ya, beberapa hari lagi Kyungsoo dan Shin Joo akan menikah karena
perjodohan dari orangtuanya. Keduanya tidak saling kenal, namun saling tahu satu sama
lain. Shin Joo mengetahui Kyungsoo yang begitu terkenal akan kepandaian akademik dan
berbagai olimpiade ilmu pengetahuan yang dimenangkannya. Kyungsoo yang selalu berada
di kelas A dengan namanya yang selalu berada di list nomor satu dari beratus-ratus siswa
lainnya. Sementara Kyungsoo sendiri hanya sekedar pernah melihat Shin Joo yang berlatih
dance dengan teman-temannya. Kyungsoo tidak begitu memperhatikan gadis itu. Ia hanya
sekedar tahu bahwa gadis yang begitu terkenal di kalangan remaja itu sebentar lagi akan
menjadi istrinya.

Grep~

Shin Joo duduk di bangkunya di kelas berprestasi. Ia duduk di bangku paling belakang, dan
oh~ yang benar saja? Ia duduk di belakang Kyungsoo pemuda yang beberapa hari lagi
akan menjadi suaminya.
Shin Joo memandang Kyungsoo yang membelakanginya tanpa berkedip sedikitpun. Begitu
tenang, begitu dingin, begitu membuat Shin Joo penasaran.

Ssrrr~

Angin berhembus melalui jendela dan ventilasi udara ruang kelas Shin Joo, membuat gadis
itu memejamkan matanya, menajamkan indra penciumannya dan menikmati aroma wangi
Kyungsoo yang terbawa angin ke belakang. Aroma maskulin yang begitu menenangkan.
Menimbulkan sesuatu yang sudah dapat dimengerti oleh Shin Joo, perasaan berdebardebar, perasaan yang begitu menusuk jantungnya bahkan walau ia hanya menghirup aroma
parfum Kyungsoo.

Ia tahu, ia sedang nervous mengenai pernikahannya yang tinggal beberapa hari lagi.
Pernikahan yang tidak diminta olehnya, juga tidak ditolaknya.

Shin Joo tahu, banyak pemuda yang menginginkan dirinya di luar sana. Jongin, mantan
kekasih Shin Joo yang hingga saat ini terus mengajaknya untuk berbalikan. Suho, senior
Shin Joo yang terus perhatian kepadanya. Kris, teman dekat Shin Joo yang kadang errr~
sedikit mesra terhadapnya.

Shin Joo tahu, pasti akan banyak yang protes dengan pernikahan ini. Shin Joo tahu, pasti
akan banyak yang bertanya dan tidak setuju. Tapi bukan Shin Joo namanya jika ia menolak
sebuah tantangan. Ya, baginya menikah dengan Kyungsoo adalah sebuah tantangan. Ia
sudah bosan dengan pemuda tampan dan populer seperti Jongin. Ia tidak pernah tertarik
dengan Suho dan segala perhatiannya yang tak jauh dari uang. Ia juga tidak pernah
menganggap serius hubungannya dengan Kris yang hanya bermain-main saja.

Baginya Kyungsoo adalah suatu tantangan, bukan untuk hanya sekedar di coba, namun
untuk dijaga. Ia telah menerima perjodohan ini, tantangan baginya adalah membuktikan
bahwa ia menerima perjodohan ini bukan untuk main-main seperti yang selama ini gadis itu
lakukan. Tantangan terbesarna adalah saat nanti ia akan mengenal suaminya lebih dalam
lagi, dan pada suatu hari nanti keduanya akan saling jatuh cinta.

~~

Penat.

Itulah yang dirasakan Shin Joo sejak ia berada di dalam kelas prestasi dimana semua
muridnya belajar, belajar dan belajar.
Ia sedikit kesulitan memahami rumus-rumus fisika yang asing baginya. Asing karena Shin
Joo tidak pernah tertarik mempelajarinya. Tapi tidak untuk kali ini dan seterusnya.
Dihadapanya ada seorang lelaki pandai yang akan menjadi suaminya. Shin Joo akan
meminta calon suaminya itu mengajari rumus-rumus fisika yang rumit, sekaligus
pendekatan tentunya~.

Ehem! Min Songsaenim~!

Sreet

Semua mata tertuju pada deretan bangku terbelakang. Shin Joo disana, mengangkat
tangan dan tersenyum.

Ya, ada apa Hwang Shin Joo? Tanya Min Songsaenim.


Shin Joo kembali berdehem sebelum akhirnya berkata,
Aku sedikit kesulitan dengan pelajaran ini, dan aku rasa Kyungsoo-ssi bisa membantuku
belajar. Bolehkah aku duduk di sebelahnya untuk berdiskusi mengenai pelajaran ini? Tanya
Shin Joo yakin.

Kyungsoo membulatkan matanya yang sudah bulat.

Ia bahkan menghindar untuk berdekatan dengan Shin Joo untuk menghilangkan nervous
yang sedaritadi melandanya. Namun dengan yakin dan percaya dirinya calon istrinya itu
justru meminta untuk duduk di sebelahnya.

Kyungsoo memejamkan matanya, mencoba menenangkan dan meyakinkan dirinya bahwa


ia pasti bisa bersikap biasa terhadap Shin Joo. Ia akan tetap menjadi Kyungsoo yang
seperti biasanya. Tanpa perubahan sikap sedikitpun.

Begitu? Silahkan. Jawab Min Songsaenim yang langsung di jawab dengan senyuman dan
anggukan kepala oleh Shin Joo.

Sreet

Bruk!

Shin Joo menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kyungsoo yang masih berpura-pura


mengerjakan latihan soal-soal fisika.
Walaupun diam, keduanya merasakan debar jantung yang menggebu dari milik mereka
masing-masing.
Hai, calon suamiku~ sapa Shin Joo lirih, dan itu spontan membuat Kyungsoo sedikit
tersedak.
Ada apa?
Aku sama sekali tidak paham pelajaran ini. Bisakah kau mengajariku? Tanya Shin Joo
manja sambil menunjuk bukunya yang terbuka.
Bagian mana yang kau idak mengerti? Kyungsoo menelan ludahnya dan sebisa mungkin
menahan nafasnya yang berhembus kencang seiring dengan detak jantungnya.

Sial!

Perasaan macam apa ini?


Pemuda itu mengutuk kesal.

Semua. Jawab Shin Joo tanpa ragu.


Apa?
Ya, semua. Aku tidak mengerti sedikitpun, maka dari itu ajari aku.
Kyungsoo memandang Shin Joo dengan tatapan bingung. Baiklah, ia adalah calon suami
yang baik, ia adalah pemuda pintar yang akan mengajari gadis di depannya ini banyak hal.
Bukan hanya fisika, tapi mengenai begitu banyak hal yang akan keduanya hadapi bersama
nantinya walaupun Kyungsoo sendiri tak tahu, hal apa saja itu.

Kau bisa, Kyungsoo.

Sedari tadi Kyungsoo menerangkan ini dan itu, Shin Joo tak berhenti menatap wajahnya.
Bukan buku yang berisi penjelasan dari Kyungsoo lah yang mencuri perhatiannya,
melainkan wajah Kyungsoo yang tiba-tiba baru ia sadari ternyata tampan.
Shin Joo tersenyum-senyum sendiri memandangi wajah calon suaminya itu, memandangi
pemuda yang begitu serius dan sungguh-sungguh dalam mengajarinya. Benar-benar calon
suami yang baik.
Apakah kau sudah paham? Tanya Kyungsoo membuyarkan lamunan Shin Joo.
Ah, ya? Shin Joo tak mengerti, ia tidak fokus sedari tadi.
Kyungsoo menarik nafas dalam sebelum mengulangi pertanyaannya.
Kau sudah paham?
Shin Joo menggeleng polos.
Kau tidak mendengarkan penjelasanku sedari tadi? Tanya Kyungsoo geram.
Shin Joo tersenyum lebar.

Oppa, sebentar lagi aku menjadi istrimu, kau bisa mengajariku setiap waktu nanti jika kita
sudah bersama~ ujar gadis itu dan langsung membuat Kyungsoo kaku mendengarnya.
Jantungnya kembali berdebar kencang, keringat dingin membasahi keningnya, namun terus
ia berusaha bersikap biasa saja.
Aku mengerti, tapi sampai kapan aku akan mengajarimu hal yang sama? Masih banyak
yang akan kita lakukan dan pelajari bersama nantinya, bukan hanya sekedar pelajaran
fisika seperti ini.. Gumam Kyungsoo tenang.
Perkataan yang langsung membuat hati Shin Joo meleleh, membuat gadis itu terbang. Ia
bukan seorang gadis yang mengharapkan masa pernikahan di usianya yang masih muda,
namun ia sudah dapat melihat bahwa pernikahannya akan seindah dengan apa yang ia
rencanakan, pernikahan dengan pria yang tepat, yang ia inginkan, yang mampu membuat
jantungnya berdebar-debar Do Kyungsoo.
Tidak ingin berlarut dalam perasaan melayang yang diciptakan oleh Kyungsoo, Shin Joo
kembali bertanya.
Memang nanti apa yang akan kita pelajari bersama?
Okee, ini pertanyaan yang sedikit menjerumus dan Shin Joo memberanikan diri bertanya
kepada Kyungsoo yang kepribaiannya tidak diketahui sepenuhnya oleh Shin Joo.
Kyungsoo menatap heran ke arah gadis di sebelahnya itu.
Ia mengulang pertanyaan Shin Joo dalam benaknya,
Apa yang akan kita pelajari bersama? Pemuda itu menygernyitkan dahinya.
Apa lagi memangnya?
Tentu saja bab dari pelajaran lain yang masih banyak untuk harus kita pelajari.
Memangnya ada hal lain? Tanya Kyungsoo polos.
Shin Joo tercengang, ternyata Kyungsoo begitu polos. Namun gadis itu segera meralat
pendapatnya. Kyungsoo begitu polos atau.. Kyungsoo tidak tertarik untuk
melakukan sesuatu istimewa dengan Shin Joo saat keduanya menikah nanti?

Entahlah, semua tidak bisa sembarangan di tebak. Baik Shin Joo maupun Kyungsoo tidak
ada yang keberatan dengan perjodohan ini. Keduanya punya latar kehidupan berbeda dan
masa lalu masing-masing. Banyak yang belum mereka ketahui satu sama lain, termasuk
bagaimana perasaan keduanya sebenarnya.

~~

Shin Joo menyedot lemon tea dari gelasnya kuat-kuat lalu mendesah lega.

Bruk~

Gadis itu menghempaskan tubuhnya di sofa kantin sekolah. Di sebelahnya sudah ada tiga
orang lain yang setia menemaninya. Teman-teman Shin Joo.
Apakah begitu melelahkan belajar di kelas prestasi? Tanya Eunjae yang heran
memandang Shin Joo yang tampak begitu kelelahan.
Shin Joo hanya mengangguk, tanpa membuka matanya yang tertutup.
Yaak, apakah kau satu kelas dengan anak-anak yang super pandai di sekolah ini, eoh?
Tanya Yonhee yang lagi-lagi hanya dijawab anggukan oleh Shin Joo.
Lalu.. Kau duduk di sebelah mana? Tanya Kwang Gi.
Di belakang, di mana lagi memangnya. Jawab Shin Joo asal.

Sret sreet~

Gadis yang baru saja membuka matanya itu tampak salah tingkah saat dilihatnya sosok
Kyungsoo berjalan memasuki kantin dengan teman-temannya.
Ada apa denganmu? Tanya Eunjae heran melihat tingkah aneh Shin Joo.
Shin Joo tidak menjawabnya, pandangan matanya sibuk mengikuti sosok yang sedari
tadi memenuhi pikirannya. Ya, sosok itu sedang bercanda dengan teman-temannya di ujung
kantin.
Aigoo~ senyumnya begitu manis, dan setelah ini, semuanya akan menjadi milik
Shin Joo.
Siapa yang kau lihat? Kwang Gi ikut penasaran.
Calon suamiku.

BRAKK !!

Eunjae, Yonhee dan Kwang Gi sontak menggebrak meja di depan mereka.


APA? CALON SUAMI?!! Seru mereka tidak percaya, sementara Shin Joo sendiri terlihat
kebingungan menahan malu.
Yak! Kenapa kalian berteriak? Bagaimana jika dia mendengar? Shin Joo tampak tengah
berusaha menyembunyikan wajahnya. Takut-takut jika Kyungsoo mendengar apa yang
sedang ia dan teman-temannya bicarakan.
Untungnya kantin siang itu cukup ramai. Kyungsoo yang berada di pojok tidak akan
mendengar apa yang baru saja diteriakkan oleh teman-temannya.
Kau mau menikah? Dengan siapa humm? Tanya Eunjae penasaran.
Akan ku beri tahu, tapi jangan berteriak! Ancam Shin Joo kesal.
Ya ya ya, cepat katakan. Palli palli! Seru Kwang Gi tidak sabar.

Shin Joo mengedarkan pandangannya sejenak, memastikan keadaan di sekitarnya tenang.


Do Kyungsoo. Bisiknya.

BRAKK!!

APA?!! KYUNGSOO?!!
Kejadian yang sama kembali terulang. Kali ini Shin Joo menyembunyikan wajahnya di balik
bantal sofa kantinnya. Ia benar-benar malu!
Telinga Kyungsoo cukup peka unuk mendengar jika ada seseorang menyerukan namanya
walaupun dengan radius beberapa meter jauhnya.
Kyungsoo, kenapa mereka meneriakkan namamu? Tanya Yixing sambil menunjuk Shin
Joo dan teman-teman.

Deg!

Kyungsoo terdiam. Ternyata yang menyerukan namanya adalah Shin Joo dan temantemannya. Apakah Shin Joo telah menceritakan tentang perjodohan mereka
kepada teman-temannya?

Kenapa?

Harusnya Shin Joo menjaga rahasia ini baik-baik, sebab Kyungsoo tahu, Shin Joo begitu
populer. Ia tahu Shin Joo bisa saja kehilangan reputasi baiknya saat berita ini tersebar.

Perjodohan ini, biarlah hanya Kyungsoo dan Shin Joo yang tahu. Tapi sepertinya temanteman Shin Joo sudah mengetahuinya. Gadis itu benar-benar menyita banyak energi dari
pikiran Kyungsoo.
Kyungsoo, siapa yang kau pandangi? Tanya Yixing heran. Kyungsoo terkesikap,
tersenyum lalu menggeleng. Ia kembali terfokus pada teman-temannya walaupun sesekali
melirik ke arah Shin Joo, hanya sekedar ingin tahu apa yang calon istrinya itu sedang
lakukan.
Keadaan kembali tenang setelah Shin Joo memaki temannya satu per satu.
Shin Joo, kau yakin menerimanya? Kau tidak takut kehilangan penggemarmu? Tanya
Yonhee setengah berbisik.
Shin Joo tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya cuek.
Kau bodoh, mana mungkin aku takut kehilangan penggemar demi suami sendiri?
Jawabnya asal.
Memangnya kau menyukainya? Tanya Kwang Gi yang langsung diikuti anggukan oleh
yang lain.
Shin Joo menatap kesal kearah teman-temannya yang sungguh ingin tahu.
Tentu saja aku menyukainya. Kalau aku tidak menyukainya, mana mungkin aku bersedia
dijodohkan dengannya.

Sreet~

Yak, Shin Joo.


Gumam Eunjae sambil memandang ke arah belakang Shin Joo.
Apa? Kurang jelas? Tanya Shin Joo sedikit kesal.

Bukan itu, tapi~ Eunjae tampak menunjuk sesuatu di belakang Shin Joo.
Karena penasaran Shin Joo dengan cepat menoleh ke arah belakangnya dan

Deg!!

Tampak Kyungsoo sedang berdiri membelakaninya mengantri untuk membayar di kasir.

Suara Shin Joo cukup keras. Dapat dipastikan Kyungsoo mendengar semua yang
dibicarakannya dengan teman-temannya.

Yak! Kau bodoh Hwang Shin Joo!

Shin Joo beranjak berdiri, memutar badannya dan menatap Kyungsoo yang
membelakanginya. Ia yakin. Sangat yakin bahka Kyungsoo pasti mendengar apa yang
diucapkannya tadi.
Ah bagaimana ini?
Shin Joo menggigit bibr bawahnya bingung. Kyungsoo pasti marah karena Shin
Joo sembarangan menceritakan tentang perjodohan mereka. Bagaimana ini?
Haruskah Shin Joo meminta maaf?
Shin Joo memandang punggung Kyungsoo dari belakang. Ya, sepertinya ia harus meminta
maaf pada calon suaminya itu.

Tanpa bas-basi Shin Joo mengambil seribu langkah mendekati Kyungsoo dan
Refleks tangannya merangkul manja lengan Kyungsoo.
Maaf.. gumamnya.
Kyungsoo mematung seketika, perlahan tanpa mengubah posisinya, pemuda itu melirik ke
sampingnya. Tampak Shin Joo tengah merangkul tangannya dengan mesra, dan itu
membuat Kyungsoo

Deg deg deg deg

Kyungsoo berharap Shin Joo tidak mendengar debar jantungnya yang begitu kencang saat
ini.

Glek~

Pemuda itu menelan ludahnya yang begitu kelu. Ia menenangkan dirinya sebelum berkata,
Maaf untuk apa?
Shin Joo melepas rangkulannya, memandang Kyungsoo dengan tatapan bingung.
Jadi? Kyungsoo tidak marah? Jadi Kyungsoo tidak mendengar apa yang di
bicarakannya?
Ahhh Tuhaan!! Syukurlah kalau begitu~
Shin Joo mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dan baru menyadari bahwa ia dan
Kyungsoo tengah menjadi pusat perhatian dari seisi kantin siang itu.

Shin Joo menepuk bahu Kyungsoo lembut.


Ahahaa, tidak apa-apa oppa, aku memang sedang belajar akting meminta maaf karena
aku mendapatkan peran antagonis di sebuah film~ jawab Shin Joo asal sembari
melangkahkan kakinya mundur, meninggalkan Kyungsoo yang masih menatapnya heran.
Shin Joo membohongi Kyungsoo serta alih-alih membohongi seisi kantin supaya mereka
tidak salah paham dan menyebarkan gosip yang tidak-tidak mengenai dirinya dan
Kyungsoo.
Gadis itu terus berjalan mundur sehingga tidak tahu bahwa di belakangnya ada sebuah
anak tangga.

Bruuk!

Sebelum sempat terjatuh, Kyungsoo menangkap tubuh Shin Joo dengan sigap.
Keduanya terdiam dalam mata yang saling bertatapan.
Kali ini debar jantung milik Shin Joo lah yang begitu kencang saat dimana untuk pertama
kalinya ia merasakan pelukan hangat Kyungsoo. Okee, Shin Joo mengakui ini memang
norak, tapi beginilah adanya. Beginilah perasaan yang tidak bisa ia bohongi. Perasaan
bahagia, berdebar-debar, dan indah.
Kau ingin membatalkan pernikahan kita dengan melangkah mundur dan terjatuh di
tangga? Tanya Kyungsoo sungguh-sungguh.

Glek~

Shin Joo terpaku. Bagaimana bisa, darimana Kyungsoo mendapatkan kata-kata yang selalu
indah seperti itu? Kata-kata yang selalu berhasil membuatnya meleleh.

Shin Joo menggeleng lemah. Matanya masih menatap ke dalam mata bulat milik Kyungsoo.
Jangan berjalan mundur lagi, pernikahan kita hanya tinggal terhitung hari. Bisik Kyungsoo
lirih sebelum akhirnya menormalkan posisi keduanya, melepaskan pelukannya dan
meninggalkan Shin Joo sendiri, yang masih mematung. Berdebar-debar.
Begitu kembali dan membelakangi Shin Joo, sebuah senyum tipis terukir di wajah
Kyungsoo. Senyuman tipis dan singkat yang hanya ia sendiri yang tahu.
Kyungsoo mendengar semua percakapan Shin Joo dan teman-temannya. Sekarang ia
tahu, bahwa ternyata ada seorang gadis yang menyukainya dan gadis itu adalah calon
istrinya sendiri. Entah mengapa Kyungsoo merasa senang akan hal itu. Ia merasa ingin
mendengar kalimat itu lagi, walau ia tak tahu apa yang menyebabkannya begitu senang
dengan kata-kata Shin Joo tadi. Kyungsoo sendiri pun tak tahu harus bersikap bagaimana
saat mendengarnya tadi. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menyembunyikan perasaan
senangnya dan berpura-pura tidak mendengar apapun.
Baiklah, kalau begitu, sampai jumpa di hari pernikahan kita, pernikahan yang akan
menuntun perasaan dari kita masing-masing nantinya. Terimakasih sudah memberi sedikit
bocoran tentang perasaanmu padaku, calon istriku~

~~

TBC
Cchhsst~

Chhssst~

Shin Joo menyemprotkan parfum kesukaannya di bagian kiri dan kanan lehernya.

Sekali lagi gadis itu mengkoreksi penampilannya yang berbalut seragam sekolah casual
seperti biasanya. Sudah oke.
Ia akan pergi ke lokasi pemotretan yang tempatnya berada di sekolahnya sendiri. Kali ini ia
menjadi model foto dengan tema anak SMA bagi majalah-majalah remaja.

Aigoo~

Sedikit terlambat, Jung Manager sudah marah-marah kepada Shin Joo melalui pesan
singkat di ponselnya. Tanpa banyak acara lagi Shin Joo berangkat ke sekolah dengan
mengendarai mobilnya sendiri. White volkswagen.

Benar saja, Jung manager sudah berada di sekolahnya dengan pose berdecak pinggang
yang menandakan bahwa ia sedang marah kepada Shin Joo.

Mianhae aku terlambat~ Shin Joo bukannya berlari malah berjalan santai dengan gaya
cuek andalannya.

Yak! Mau sampai kapan kau berjalan santai? Semakin siang, semakin panas! Make up mu
bisa luntur! Seru Jung Manager.

Aissh~ selalu begitu. Cerewet, pemarah dan suka mengatur. Menyebalkan.

Shin Joo tidak mendengarnya, ia malah mendengarkan musik dengan earphone-nya dan
segera menuju ke posisinya.

Sreet~

Gadis itu menoleh. Pasangan modelnya sudah ada di lokasi juga. Kris, sedang duduk
menunggu gilirannya dan kali ini tersenyum menyapa Shin Joo.
Shin Joo tidak begitu menghiraukannya, ia hanya mengangguk lalu berpaling menuju
kamera.
Shin Joo, lihat kesana, redupkan pandanganmu! Seru sang fotografer. Shin Joo yang
sudah profesional segera mengerti apa yang di perintahkan dan

Ckrik!

Ya, bagus Hwang Shin Joo~! puji sang fotografer.


Shin Joo kembali mengatur posenya sesuai dengan skenario, dimana diharuskan berpose
dengan Kris. Sekedar pose sepasang kekasih yang masih berada di bangku SMA sedang
menghabiskan waktu istirahat bersama di halaman sekolah. Maklum, Shin Joo bukanlah
tipe model dewasa yang harus berpose mesra dengan pakaian terbuka. Selain Shin Joo
yang memang tidak pernah menawarkan diri, wajah polos dan cerianya memang lebih
cocok untuk menjadi model casual remaja.

Selagi pemotretan berlangsung, tidak sedikit penggemar Shin Joo dan Kris yang
mengerumuni mereka, terlebih lagi pemotretan kali ini dilakukan di sekolah sendiri, benarbenar suatu momen yang langka karena biasanya Shin Joo melakukan pemotretan di luar
sekolah.

Di sekolah sendiri saja Shin Joo begitu populer, Kyungsoo terdiam menyaksikan proses
pemotretan itu dari lantai dua sekolahnya. Dengan Shin Joo yang sudah pasti dikenal oleh
seluruh penghuni sekolah ini, Kyungsoo tahu, jika saat nanti ia dan Shin Joo menikah dan
seisi sekolah mengetahuinya setidaknya pasti papan mading akan penuh dengan beritaberita antara Shin Joo dan dirinya yang menikah. Pernikahan di usia sekolah saat ini
memang sudah bukan hal yang tabu di masa bebas seperti sekarang, tapi~
entahlah,mungkin akan lebih baik jika pernikahannya nanti tidak diketahui banyak orang,
sederhana dimana hanya dia dan Shin Joo yang tahu.
sreeet~
oppa, tumben sekali kau berdiri disini? Seorang gadis berkacamata, berbehel gigi dengan
rambut dikepang dua berdiri menjajari Kyungsoo secara tiba-tiba, membuat pemuda itu
sedikit tersedak.
Min Ah. Ada apa? tanya balik Kyunsoo kepada teman sekelasnya itu.
annio~ sekedar heran tidak biasanya kau seperti ini. Apa yang kau lihat? Min Ah
memencarkan pandangan matanya ke bawah, mencari tahu apa yang sedari tadi dilihat
oleh Kyungsoo.
Tidak ingin menimbulkan kecurigaan Kyungsoo hanya tersenyum dan menggeleng. Min Ah
adalah gadis yang berada di list ke dua murid paling berprestasi di sekolah, ia seorang
gadis tertutup yang menghabiskan waktunya untuk belajar, belajar dan mempedulikan
Kyungsoo. Tunggu, mempedulikan? Iya, Min Ah terobsesi dengan Kyungsoo yang
sangat jenius sejak mereka berada di kelas satu. Min Ah selalu ingin berada di list yang
berurutan dengan list prestasi Kyungsoo dimana ia akan bangga jika orang-orang
menyebutnya sebagai pasangan jenius dengan Kyungsoo. Min Ah selalu ingin menjadi
couple Jenius Kyungsoo walaupun sebenarnya tidak pernah ada yang namanya couple
jenius di sekolah mereka. Semua itu hanya karena Min Ah menyukai Kyungsoo.
Begitu tertutupnya Min Ah sehingga tidak banyak yang tahu mengenai perasaan Min Ah
terhadap Kyungsoo sebenarnya. Hanya penghuni kelas berprestasi saja yang benar-benar
tahu bahwa Min Ah selalu terobsesi dengan Kyungsoo. Gadis itu benar-benar mengejar apa
yang diinginkannya. Jika Ia ingin memahami materi matematika mengenai logaritmatika
maka saat itu juga orang yang akan dia jaknya belajar bersama adalah Kyungsoo. Ia tidak
ingin belajar dengan orang lain karena ia tahu, Kyungsoo yang paling jenius diantara

semuanya. Tapi walaupun begitu, hampir sepenuhnya penghuni kelas prestasi cuek dan
tidak peduli dengan apa yang terjadi kepada Min Ah dan Kyungsoo. Bagi mereka semua itu
bukanlah urusan mereka, tidak penting untuk dipedulikan, sebab mereka sendiri juga
berlomba memperebutkan list nomor satu ataupun setidaknya nomor dua setelah
Kyungsoo. Ya, prestasi lebih penting dari apapun bagi mereka.
Beruntung sekali saat kemarin Shin Joo meminta belajar privat dengan Kyungsoo mengenai
pelajaran Fisika Hukum Archimedes di kelas, Min Ah telah memahami sepenuhnya materi
tersebut sehingga gadis itu tidak terlalu mempedulikan Kyungsoo yang sedang mangajari
Shin Joo. Seandainya Min Ah belum memahami materi tersebut, maka ia akan segera
meminta Kyungsoo untuk mengajarinya, dan seorangpun tak akan dapat mengganggu
tekadnya, termasuk Shin Joo..
Tapi tidak perlu cemas, Kyungsoo menganggap semua yang berada di kelas berprestasi
adalah temannya. Saat ia bisa dimintai bantuan, maka ia akan membantunya siapapun itu,
termasuk Min Ah.

itu kan Hwang Shin Joo? Beruntung sekali dia, di sela kesibukannya itu ia berhasil masuk
ke kelas Kita, aku saja harus belajar begitu keras demi masuk ke kelas berprestasi. Tapi
tunggu. Apakah kau sedang memperhatikannya? Min Ah menebak.
tidak. Kyungsoo berbohong, mengingat ia tidak ingin menimbulkan masalah tentang
hubungannya dengan Shin Joo.

mmm, kalau begitu ayo kita kembali ke kelas. Kita harus belajar Trigonometri, besok ada
kuis. Min Ah mengingatkan yang sedera dijawab anggukan oleh Kyungsoo.

~
~

Tit tut tut.

Jari-jari lentik milik Shin Joo menekan beberapa tombol angka pada layar ponselnya
sebelum meletakkan ponsel touchscreen itu di samping telinga kirinya.
Beberapa saat kemudian, senyuman lebar terukir indah di wajahnya.
halo sebuah suara merdu menjawab dari sebrang telepon.
oppa, ini aku. Shin Joo yang memang baru pertama kali menelpon Kyungsoo tampak
cukup gugup saat itu. Jantungnya berdebar kencang dan ia hampir berteriak kegirangan
saat ia mendengar suara jantan Kyungsoo yang lembut. Suara yang indah sekali.
Hwang Shin Joo? tanpa memperkenalkan diri, Kyungsoo sudah tahu bahwa yang
menelponnya itu adalah calon istrinya.
Shin Joo tidak menjawabnya. Ia hanya memejamkan matanya kegirangan sambil
melompat-lompat di kamar tanpa menimbulkan suara.
ada apa? Kyungsoo memulai pembicaraan setelah sempat tersenyum beberapa detik saat
mengetahui yang menelpon adalah benar calon istrinya.
Walaupun Shin Joo tak menjawab tebakannya, namun suara nafas senang Shin Joo sudah
dapat ditebak oleh pemuda jenius itu.

nggg.. sebelumnya apakah kau sibuk? Shin Joo balik bertanya.

tidak,

Shin Joo menarik nafasnya dalam sebelum kembali berbicara,


ngg.. baru saja ibu bertanya kepadaku tentang

pernikahan? Kyungsoo menebak lagi.

ia bertanya apakah aku akan mengundang teman-temanku sebenarnya aku ingin, tapi..

kita akan melakukan acara pernikahan dengan sederhana, Hwang Shin Joo.. Kyungsoo
memotong ucapan gadis itu.

ya?

sederhana, ada keluargaku dan keluargamu disana, Kyungsoo menjelaskan perlahan,


tidak ingin membuat kesalahpahaman diantara mereka.

oppa, kau tidak ingin ada orang tahu tentang pernikahan kita? Shin Joo tampak menggigit
tangannya, nervous dengan apa yang akan dikatakan calon suaminya itu selanjutnya.

aku tidak mengatakan seperti itu, kau tahu kan apa profesimu saat ini?

Shin Joo tersenyum mendengar penuturan pemuda di seberang telepon itu.


aku tahu, jadi.. kau hanya ingin melindungi reputasiku? tebak Shin Joo yang langsung
membuat Kyungsoo sedikit tersedak.

Tapi sebisa mungkin pemuda jenius itu selalu berusaha tampak tenang di depan Shin Joo.
mmm.. aku rasa begini lebih baik.

ara tapii.. apakah aku boleh mengundang sedikit temanku?

apa yang kau maksud tiga temanmu yang ada di kantin kemarin?
Shin Joo tersenyum riang mengetahui Kyungsoo mengingat baik teman-temannya.
Ya, memang mereka maksudku, oppa! Bolehkah?

undang saja,

benarkah?

hmmmm..

Shin Joo kembali melompat-lompat kegirangan dan menutupi mulutnya dengan tangannya
sendiri agar Kyungsoo tidak mendengar tawa bahagianya.
Yay! Yay! Kau memang calon suami paling pengertian Do Kyungsoo!

gomawo oppa, kalau begitu aku akan menambahkan mereka ke daftar undangan. Tukas
Shin Joo kelewat semangat.

samapi jumpa besok, Hwang Shin Joo..

Kyungsoo berusaha membuat suaranya sebiasa mungkin. Ia sendiri juga tak mengerti
darimana ia mendapatkan kalimat yang terlontar begitu saja dari mulutnya itu. Baru kali ini.
Baru kali ini seumur hidupnya ia berkata seperti itu.

Tentu saja di balik sana, Shin Joo yang mendengar ucapan calon suaminya barusan
kembali melompat-lompat girang namun kali ini tanpa menutup mulutnya sehingga
Kyungsoo dapat mendengar tawa dan nafas bahagia gadis itu.

sampai jumpa, opppa.. Shin Joo tak tahan lagi. Ia segera menekan tombol merah
pemutus panggilan pada ponselnya dan segera membanting tubuhnya sendiri ke atas
kasur.

Gadis itu berteriak-teriak kegirangan sambil berguling-guling diatas kasurnya sendiri.


Mendengar kehebohan sedari tadi, ibu Shin Joo penasaran dan membuka pintu kamar
putrinya itu.

kau baik-baik saja sayang?

Sreet

Shin Joo salah tingkah membetulkan posisi tubuhnya yang saat ini sangat tidak karuan.

ne, gwenchana ibu. Jawabnya berbohong. Mendengar itu ibu Shin Joo hanya tersenyum
dan kembali menutup pintu kamar putrinya.

Sepeninggal ibunya, Shin Joo kembali tersenyum dan mulai berguling-guling lagi. Aku
tidak baik-baik saja ibu. Aku.. aku sedang jatuh cinta dengan calon suamiku
yang baru saja ku telepon.

Gadis itu segera meraih ponselnya kembali dan mengetik sebuah pesan singkat untuk
teman-temannya. Namun sebelum sempat ia mengetik pesan, ia kembali akan
percakapannya dengan Kyungsoo di telepon tadi. Shin Joo sedikit heran bagaimana
Kyungsoo bisa tahu bahwa teman-teman yang dimaksudnya adalah ketiga
temannya yang di kantin kemarin?

Karena rasa penasaran, Shin Joo menggerakkan kembali jari-jarinya, kali ini pesan yang
diketiknya ia tujukan untuk calon suaminya, Kyungsoo.

oppa, bagaimana kau bisa tahu jika teman-teman yang ku maksud adalah
Kwang Gi, Eunjae, dan Yonhee?

Sekitar satu menit kemudian, ponsel Shin Joo bergetar. Dengan sangat antusias, gadis itu
membuka pesan yang masuk dan hampir berteriak kegirangan lagi saat ia tahu bahwa
pesan itu dari Kyungsoo.

ya, sepertinya mereka telah tahu mengenai kau dan aku saat di kantin, jadi
aku menebak mereka. Apakah tebakanku tepat?

Omo! Jadi.. Kyunsoo tahu semuanya!! Omo!! Kyungsoo tahu bahwa temanteman Shin Joo mengetahui semuanya. Ia pasti mendengar apa yang
keempatnya bicarakan di kantin siang itu. Aish.. Eottoke?

Shin Joo membenamkan wajahnya ke dalam bantal bagitu saja sambil menendangkan
kakinya ke udara berkali-kali.

Ini memalukan.
Sekali lagi, kau benar-benar bodoh, Hwang Shin Joo!

~
~

Omonaaa! Lihat aigoo cantiknya gaun ini, Shin Joo-ah! Pakai ini saja!! seru Kwang Gi
sambil meraba sebuah gaun pengantin di dalam sebuah toko.

Shin Joo mendesisi konyol,


yak.. aku akan menikah, bukan berbulan madu. Itu terlalu terbuka, Kwang Gi! serunya
sembari kembali melihat-lihat gaun lain yang terpajang di etalase-etalase dalam toko
tersebut.

justru itu, Kyungsoo pasti sangat tergoda melihatmu dengan gaun ini. Sahut Kwang Gi
sambil terkikik kecil.
mwo? Kyungsoo bukan laki-laki semacam itu. Elak Shin Joo kesal.

kkk~ aigoo, aku hanya bercanda. Kau marah?


Belum sempat Shin Joo menjawabnya, Yonhee tengah berlari mendekatinya.
Shin Joo~ coba kau pakai ini, sepertinya bagus! gadis itu menyerahkan sebuah gaun
dengan gantungannya kepada Shin Joo. Gaun yang memang indah, sedarhana namun juga
tidak terlalu terbuka. Di bagian depannya jelas tertutup rapi dengan burkat bunga-bunga
transparan berwarna putih, namun di bagian belakang sedikit terbuka, dimana dapat di
pastikan jika Shin Joo menggulung semua rambutnya ke atas, maka punggungnya akan
terekspos indah saat itu juga.

Yonhee-ah, dimana kau mendapatkan ini? Ini bagus sekali. Tidak seperti pilihan Kwang
Gi. Gumam Shin Joo mengagumi gaun pilihan Yonhee sembari melirik Kwang Gi yang
tengah mengerucutkan bibirnya.
hey, bagaimana dengan sepatu ini? Eunjae membawa sepasang sepatu yang sedada
dengan gaun yang dibawa Yonhee.
bagus! Kita sudah dapat sepatu dan gaun, kau akan terlihat bagaikan bidadari di mata
Kyungsoo nanti, kkk~ celoteh Yonhee diikuti anggukan Eunjae.
urusan kecantikanmu, serahkan pada kami! sahut Eunjae sembari mengedipkan sebelah
matanya.
hey.. kenapa kalian begitu baik padaku? Aku jadi terharu.. Shin Joo memandangi temantemannya satu per satu sambil menyeka sudut matanya yang kering tak berair.
kau kira karena apa? Tentu saja karena kami ingin segera memiliki keponakan.
hahahaha~ seru Kwang Gi tertawa terbahak-bahak.
itu benar! sahut Eunjae dan Yonhee bersamaan.

APA?! Keponakan apa? Tentu saja aku akan memiliki anak nanti setelah kami bekerja.
Menikah tidak harus selalu langsung memiliki anak kan? Shin Joo memelototkan matanya.
kau salah, menikah memang tidak harus langsung punya anak. Tapi menikah pasti
melakukan malam pertama dan bulan madu. Iya, kan Hwang Shin Joo? tanya Kwang Gi
sembari mengedipkan matanya berulang-ulang.

eoh!! Kim Kwang Gi!! Kau benar-benaar!! Shin Joo menggeram marah mengingat
sahabatnya yang paling jahil itu tidak berhenti menggodanya sedari tadi.

sudah, sudah jangan bertengkar. Tapi memangnya kau dan Kyungsoo tidak merencanakan
bulan madu? tanya Yonhee tiba-tiba.
Shin Joo hanya mengedikkan bahunya tidak tahu.
menikah saja belum, sudah memikirkan bulan madu. Jawabnya asal.
aaah, Jongin dan Suho pasti sangat patah hati begitu mendengar kabar ini. Sela Eunjae
yang kini mendapat perhatian dari ke tiga temannya.
jangan sampai mereka tahu. Shin Joo menegaskan.
kau takut menghancurkan hati mereka hmm? tebak Kwang Gi asal.
hahaha, tidak. Aku hanya menginginkan pernikahan sederhana yang bahagia tanpa
banyak dibicarakan orang, seperti kata Kyungsoo.. gumam Shin Joo dengan mata
menerawang, membayangkan bagaimana pernikahan yang ia inginkan nanti berlangsung.
ini benar-benar tidak seperti Hwang Shin Joo. Tiba-tiba Kwang Gi menempelkan
tangannya pada dahi Shin Joo yang tidak panas. Menyadari hal itu, Shin Joo segera
menarik tangan sahabatnya itu dan berkata,
sudah, ayo pergi! Kita belum menemukan hiasan rambut yang tepat. Aku harus mencoba
gaun dan sepatu ini dulu, kan?
Gadis itu berjalan mendahului teman-temannya menuju ke fitting room karena sejujurnya ia
sedang mengalihkan pembicaraan teman-temannya yang benar-benar sembarangan itu.
Begitulah ia dan teman-temannya, berbicara asal, cuek, dan heboh kadang.

~
~

Satu minggu berlalu,


Suatu hari Senin yang indah dengan tanggal merah di kalender, dimana seorang gadis
cantik tengah duduk di depan cermin rias sambil memandangi bayangan dirinya di depan
kaca. Ia terlihat begitu cantik dengan rambut panjangnya yang setengah tergulung ke atas,
namun bagian belakangnya tergerai panjang, menutupi punggungnya yang terekspos akibat
gaun pengantin yang ia kenakan. Make up nya yang natural semakin memperjelas
kecantikan wajah gadis itu.

Sekali lagi Shin Joo menggenggam tangannya erat-erat, ia gugup. Hari ini adalah hari yang
paling menegangkan sepanjang hidupnya. Jauh lebih menegangkan dibanding saat ia
harus berhadapan dengan kamera ataupun penggemarnya. Hari dimana ia akan bertukar
cincin dengan Kyungsoo, orang yang akan menikahinya hari ini. Hari dimana ia dan
Kyungsoo akan berucap janji satu sama lain dan memulai kehidupan baru sebagai sebuah
keluarga.
Dalam hati ia bertanya-tanya, sanggupkah ia nanti?
Dipandanginya layar ponselnya yang redup. Tak ada satupun pemberitahuan masuk.
Terakhir ia mendapatkan pesan dari Kyungsoo semalam yang mengatakan bahwa hari ini
mungkin pemuda itu akan datang sedikit terlambat karena ia masih ada praktikum dengan
pembimbing dan rekan laboratoriumnya. Setelah mengucapkan selamat malam, pemuda itu
tak lagi memberi kabar hingga saat ini. Sekarang pukul 8.42, pernikahan dimulai pukul
09.15 KST. Sebentar lagi.. aduh, bagaimana ini? Aku gugup.. Kenapa waktu
begitu cepat berlalu?

Sreeet

ehm.. Shin Joo-ah. Kau sudah siap? Acara akan segera dimulai. Appamu menyuruhku
untuk memanggilmu.. Yonhee memasuki ruangan rias pengantin dan berjalan perlahan

menghampiri Shin Joo. Gadis itu terkejut beberapa saat melihat kecantikan sahabatnya
dengan gaun dan riasan yang begitu sempurna.
kau cantik sekali. Sungguh. Puji Yonhee yang langsung mengambil posisi duduk di
sebelah Shin Joo.
Shin Joo tersenyum tipis menanggapinya, sekaligus untuk mengurangi rasa nervous yang
sedari tadi melanda dirinya.
apakah Kyungsoo sudah tiba? ia bertanya tanpa menanggapi komentar Yonhee.
sejauh ini aku belum melihatnya, jawab Yonhee sembari mengedikkan bahunya.
kemana pemuda itu.. apa ia lupa ini hari pernikahannya? gumam Shin Joo cemas,

Tok tok tok~

Belum sempat Yonhee berkomentar, pintu ruangan rias kembali diketuk.


Shin Joo-ah~, acara akan segera dimulai sayang~ terdengar suara teriakan ibu Shin Joo
dari luar.

Gadis itu terkesikap dan segera menjawab panggilan ibunya,


ya ibu, aku pergi~
Yonhee, temani aku. Temani akuu.. pintanya lirih sambil bangkit berdiri, tangannya kini
menggenggam erat tangan Yonhee yang berdiri di sebelahnya.
jangan takut, jangan gugup. Aku ada untukmu. Jawab Yonhee sembari merangkul pundak
Shin Joo erat, keduanya keluar bersama dari ruangan rias itu.

Sepanjang perjalanan, Shin Joo tak henti-hentinya menarik nafas dalam. Sedari tadi ia
belum melihat batang hidung Kyungsoo di gedung pernikahan ini. Apakah ia belum
datang juga?
Sementara itu, di kursi undangan yang tampak renggang karena memang tidak banyak
yang diundang, seorang gadis tampak sedang mengomel.
ibu, kemana anak itu? Bisa-bisanya ia belum hadir dan bahkan tidak memberikan sebuah
pesan apapun? Acara akan segera dimulai. Gerutunya sembari melirik jam yang ada di
pergelangan tangannya.
entahlah, adikmu itu. Ibu juga tengah menghubunginya saat ini. Jawab wanita paruh
bayah yang duduk di sebelahnya.
Tenang, bibi, mungkin Kyungsoo sebentar lagi datang, seorang pemuda yang diketahui
adalah sepupu Kyungsoo menyahut.
Sampai kapan anak itu terus seperti ini, Xiumin-ah? Sahut wanita paruh bayah tadi, ia
tampak geram. Tapi bagaimana lagi, anaknya yang satu itu memang selalu begitu, terlalu
rajin dan mencintai ilmu pengetahuan bahkan sampai menomor duakan acara sepenting ini.
ngghh sepertinya Kyungsoo Hyung kabur dari pernikahan ini. Seorang anak kecil
menyahut begitu saja, membuat wanita paruh baya tadi geram kepada anaknya itu.
Hyung-mu sedang Praktikum Kyung Bi-ah.. Jangan bicara macam-macam. Jelas ibunya.
Dasar anak kurang ajar, bisa-bisanya ia lebih mementingkan praktikum daripada
pernikahannya sendiri. Lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayah Kyungsoo menjadi ikut
geram karenanya.

Kyung Gi, kau hubungi teman-temannya terus. Appa akan mencoba menelpon ponselnya
lagi. Tambahnya sembari mendekatkan ponsel yang telah terhubung dengan ponsel
Kyungsoo tersebut ke telinganya.
Tut..tut..tut

Lagi-lagi Kyungsoo tak mengangkatnya. Aish, sebenarnya kemana anak itu?

~
~

Sementara itu di dalam sebuah laboratorium, tampak bebetapa orang sedang serius
dengan kegiatan praktikum berbasis kimia yang mereka lakukan dari berbagai bahan kimia
yang mereka campur dengan dosis tertentu. Kyungsoo dengan serius mengamati
pergerakan digit pH yang tertera pada pH meter yang detektornya dicelupkan kedalam
sampel berwarna kuning terang di dalam tabung reaksi yang dipegangnya itu.
Oh ayolah.. Ayolah.. Gumamnya lirih sambil sesekali melirik jam yang melingkar di
tangannya. Ia harus segera menyelesaikan semua ini dan pergi ke acara pernikahannya
yang harusnya diselenggarakan 5 menit lagi.
Setelah sekian menit menunggu, perubahan digit sudah tak lagi terlihat. Angka
menunjukkan 6,8 dengan stabil. Kyungsoo tersenyum lebar mendapatkannya, segera ia
catat data tersebut dalam kertas data hasil pengamatannya.
Aku telah mendapatkan pH-nya! Kyungsoo berteriak senang menuju ke arah temantemannya.
pHnya netral, kita bisa melanjutkan penelitian ini. Tambahnya yang disambut senyuman
dari rekan-rekannya.
Baguslah kalau begitu, kau bisa pergi sekarang. Tukas Profesor Han, guru kimia sekaligus
pembimbingnya dalam karya ilmiah program yang ditekuni Kyungsoo saat ini. Tampak
raut wajah Kyungsoo yang berubah menjadi berbinar-binar setelah sedari tadi ia tegang
dengan keringat yang terus membasahi keningnya.

Benarkah prof? Tanyanya tak percaya.


Ya, bukankah kau bilang kau terburu-buru karena ada acara keluarga? Kita sudah
mendapatkan datanya sementara, dan pengamatan selanjutnya dijadwalkan 1 x 24 jam
setelah ini. Tegas Profesor Han. Dangan senyum mengembang Kyungsoo mengangguk
cepat dan segera melepas jas laboratorium serta sarung tangan karetnya.

Terimakasih prof, permisi. Serunya sesaat setelah menyambar tas ransel yang tergeletak
di meja ujung laboratorium.
Melihat tingkah aneh Kyungsoo sedari tadi, rekan-rekan praktikumnya tampak heran.

Prof, mengapa Kyungsoo pergi dengan teburu-buru? Tanya Yi Xing heran.


Entahlah, ia memang terlihat begitu terburu-buru dan tidak fokus sedari tadi. Sepertinya
memang ada urusan yang sangat penting baginya, jadi sebaiknya ia pergi, toh tugasnya
sudah selesai. Apakah titrasimu sudah beres? Profesor Han balik bertanya. Pemuda yang
akrab dipanggil Lay itu tersadar bahwa ia belum selesai melakukan titrasi. Dengan kikuk
pemuda itu menggeleng dan kembali berkutat ke mejanya.
Kyungsoo menghembuskan nafas lega setibanya ia di dalam mobil yang dilengkapi dengan
supir pribadi untuknya.

Apakah kita langsung menuju kesana, Tuan? Tanya Tuan Kim, supir pribadi Kyungsoo di
balik kemudinya. Pemuda yang sudah tak fokus lagi itu hanya mengangguk asal, membuat
Tuan Kim tersenyum mengerti dan segera melajukan kendaraannya.
Acara pernikahannya dengan Shin Joo seharusnya dimulai saat ini. Kyungsoo terlambat,
benar-benar terlambat di hari pentingnya ini. Begitu cemasnya ia hingga dua hal yang terus
dipandanginya sedari tadi adalah jam tangan dan jalanan di depan. Ia bahkan sama sekali
lupa dengan ponselnya yang sengaja ia atur diam saat ia sedang berada di laboratorium.

Kyungsoo memandangi kotak cincin berwarna merah di tangannya. Sedikit cemas Shin Joo
akan kecewa padanya nanti.

~
~

Sepuluh menit berlalu, Shin Joo memejamkan matanya gelisah mendapati Kyungsoo yang
belum juga hadir di sisinya, mendampinginya. Ia benar-benar takut semuanya akan batal
jika Kyungsoo tidak segera datang.
Kegelisahan itu tak hanya tampak pada wajah Shin Joo. Kedua orangtua Kyungsoo, adik,
kakak dan yang lainnya pun menunjukkan raut wajah yang sama.
Kau dimana oppa?

Tap tap tap,

Hosh.. Hosh.. Kyungsoo berlari membuka pintu memasuki ruang acara pernikahan
dengan nafas memburu. Ia tak akan membiarkan Shin Joo menunggunya lebih lama lagi.
Pemuda itu berlari melewati kursi undangan tanpa mempedulikan apa komentar mereka
tentangnya. Beruntung tadi ia telah mengganti baju dan merapikan rambutnya begitu turun
dari mobil, sehingga kini ia sudah siap, berdiri di samping Shin Joo, gadis yang akan segera
menjadi istrinya.
Sebelum acara dimulai, Kyungsoo menatap Shin Joo yang tampak tidak baik-baik sajamarah mungkin. Masih dengan sisa nafas yang sedikit terengah, pemuda itu berbisik,
Maaf..

Kyungsoo mamandang tajam kedalam bola mata Shin Joo yang meredup, dari tatapannya
seolah ia berkata,
Maafkan aku, kau tidak marah kan?
Shin Joo menyembunyikan senyum malunya. Ia tak marah terhadap Kyungsoo, sama sekali
tidak marah. Ia malah sangat bahagia karena Kyungsoo tetap datang menepati janjinya
bahkan disaat ia disibukkan oleh praktikum. Terlambat bukan masalah bagi Shin Joo, asal
Kyungsoo tahu..
Acara pernikahan pun dimulai, Shin Joo dan Kyungsoo saling berhadapan mengucapkan
janji satu sama lain, dimana Kyungsoo mengucapkannya terlebih dulu dan Shin Joo
mengikutinya.

Hwang Shin Joo, apakah kau bersedia? Kyungsoo memandang begitu dalam ke mata
bulat Shin Joo, membuat jantung pemiliknya berdebar begitu kencang. Namun tatapan itu
seolah memberi keyakinan bahwa Shin Joo bisa melakukannya, bahwa Shin Joo memang
harus melakukannya.
A..aku bersedia..
Gemuruh tepuk tangan terdengar di seisi ruangan yang berisi sekitar tiga puluhan orang
tersebut.
Kyungsoo tersenyum sebelum akhirnya meraih tangan Shin Joo dan menyematkan sebuah
cincin indah di jari manisnya.
Aku benar-benar minta maaf karena datang terlambat.. Bisiknya. Shin Joo mengangguk
mengerti, keduanya kembali bertukar senyum.
Terima kasih sudah mengerti, kau cantik hari ini

Apa?

Semburat rona merah menghiasi wajah cantik Shin Joo. Gadis itu menutupi senyum
lebarnya dengan sebelah tangannya sebelum ia kembali terfokus untuk ganti
memasangkan cincin pada jari manis Kyungsoo.

Riuh tepuk tangan kembali terdengar menggema memenuhi ruangan yang tak terlalu besar
itu. Shin Joo menatap bahagia ke arah teman-temannya yang kini sedang melambailambaikan tangannya di bangku undangan.
Kyungsoo Hyung!! Cium diaa~ teriakan anak kecil di tengah-tengah suara tepuk tangan
yang mulai memudar terdengar begitu jelas dan membuat semua mata -termasuk-mataKyungsoo tertuju pada sumber suara, Kyung Bi, pemuda dongsaeng sang mempelai lakilaki.
Yaa benar, ayoo cium~ kalimat-kalimat serupa di serukan entah oleh siapa saja, yang
jelas lebih dari satu orang dan itu membuat Kyungsoo tersedak lalu berdehem nervous.
Matanya melihat ke seluruh tamu yang sepertinya menunggu ia mencium gadis yang kini
telah menjadi istrinya itu.
Dengan tatapan dalam yang benar-benar menusuk, Kyungsoo melangkah mendekati Shin
Joo. Di perhatikannya wajah Shin Joo yang tampak gugup dan memerah. Kini kedua mata
bulat pemuda itu tertuju pada bibir Shin Joo yang mungil.

Glek

Kyungsoo menelan ludahnya. Seandainya harus berciuman, maka inilah ciuman pertama
dalam hidupnya. Pemuda itu sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke wajah
Shin Joo hingga kedua bola mata mereka bertemu dalam jarak yang tidak jauh.

Kyungsoo meyakinkan dirinya sendiri sebelum akhirnya bertanya,

May I?

Ini benar-benar saat paling mendebarkan diantara sekian banyak susunan kegiatan
pernikahan bagi Kyungsoo dan Shin Joo.

Shin Joo meredupkan matanya, lalu menjawab lirih.


Yes, You may, dear.

Glek~

Kyungsoo memandangi wajah istrinya sekali lagi sebelum akhirnya meredupkan matanya.
Semakin lama semakin redup.

Chu~

Tepuk tangan dan sorakan penonton dua kali lebih heboh saat Kyungsoo mengecup kening
Shin Joo. Membuat si pemilik kening tersentak, sedikit kaget dan bertanya-tanya.

Kenapa Kyungsoo malah mencium keningnya? Rasanya.. Jika boleh jujur Shin Joo
sedikit kecewa.

Namun, tak lama kemudian semua pertanyaan itu terjawab saat Kyung Gi menutup mata
adiknya yang masih kecil, Kyung Bi mana kala dengan masih memejamkan matanya,
perlahan Kyungsoo menurunkan ciumannya menelusuri hidung mancung Shin Joo sebelum
akhirnya kedua nafas mereka saling bertemu, berbenturan, dan sepersekian detik kemudian
bibir Shin Joo merasakan sentuhan yang tadi sempat dipertanyakannya.

Lembut.

Entah mengapa, saat ini Shin Joo merasakan bahwa aroma nafas dan tubuh Kyungsoo
begitu wangi, membuatnya semakin

Deg deg deg deg deg

Perasaan ini.. tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Nafas keduanya saling membentur seiringan dengan debar jantung keduanya yang semakin
kencang. Keduanya masih menutup rapat mata masing-masing, merasakan sensasi satu
sama lain, merasakan adrenalin yang terpacu lebih banyak dan lebih banyak lagi
bersamaan dengan degup jantung mereka yang begitu kencang. Ciuman indah ini, adalah
yang pertama kali diberikan Kyungsoo kepada seorang gadis, dan itu adalah ciuman
pertama pula yang diterima Shin Joo dari seorang pemuda.

Ciuman indah ini, walaupun Kyungsoo belum pernah melakukan sebelumnyanya, ia


bersikap profesional berdasarkan pengetahuannya selama ini. Ciuman yang awalnya
sempat membuat Shin Joo bertanya-tanya dalam hati dengan sedikit kecewa, kali ini
Kyungsoo telah menjawab semua itu dengan begitu indah, sebab Kyungsoo tak akan
membiarkan Shin Joo kecewa terlalu lama dengannya.

Kyungsoo menarik lepas bibirnya dengan lembut, membuka kembali matanya perlahan dan
memandang tajam kedalam mata Shin Joo untuk beberapa detik selanjutnya.

Ini benar-benar mimpi indah bagi Shin Joo, dimana ia kini telah resmi menjadi istri
Kyungsoo. Dan Kyungsoo telah memberikan ciuman pertama yang sangat indah baginya.
Seandainya ini benar-benar mimpi, Shin Joo memohon kepada siapapun untuk tidak
membangunkannya.

Gadis itu memandang wajah Kyungsoo yang matanya masih sedikit meredup, memandang
sungguh-sungguh ke arahnya.
Aigoo~ apakah orang-orang ini tahu betapa tampannya Kyungsoo dengan
tampang serius seperti itu?

Acara pernikahan selesai,


Kyungsoo tersenyum sebelum akhirnya menggerakkan tangannya untuk menggandeng
tangan Shin Joo dan menariknya berjalan keluar ruangan yang diikuti oleh tepuk tangan
para undangan yang datang. Semuanya tampak bahagia pagi itu. Bahkan ibu Shin Joo
tampak menitikkan air mata bahagianya. Hal yang sama juga terjadi pada sahabat-sahabat
Shin Joo, dengan menyeka air mata bahagia, ketiganya berhamburan menghampiri Shin
Joo untuk memeluk dan memberikan ucapan selamat.

Hwang Shin Joo!! Seru Kwang Gi yang berada paling depan.

Shin Joo menoleh kepada tiga gadis yang berlari kecil menghampirinya.

Yaaak!! Ketiganya berpelukan bahagia sambil menangis.

A..aku tidak percaya ak..akhirnya kau menikah.. Gumam Eunjae terisak.


A..aku juga.. Rasanya baru kemarin kita bertemu.. Tambah Yonhee.
Selamat Shin Joo.. Kami ikut bahagia. Bahkan Kwang Gi yang biasanya paling tidak bisa
serius pun kali ini ikut terisak dalam pelukan itu.

Sreeet~

Tidak ingin banyak orang mendengar percakapan mereka, Kwang Gi menarik ketiga
temannya menepi.

Shin Joo, apakah tadi Kyungsoo benar-benar mencium bibirmu? Tanyanya polos begitu
tangisnya reda.

Shin Joo mengangguk mengiyakan.

Aaah Jinja.. Bagaimana? Bagaimana? Katakan padaku! Tanya Kwang Gi lagi.

Mwo? Pertanyaan macam apa itu?

Sudah jawab saja.

Baiklah, kau tahu kan tadi Kyungsoo sempat mencium keningku?

Teman-teman Shin Joo mengangguk,

Aku kira ia tidak akan mencium bibirku, dan itu membuatku sedikit kecewa karena di
momen idah seperti ini mengapa ia hanya memberikan yang sederhana, iya kan?

Teman-temannya kembali mengangguk.

Namun semua itu berubah saat Kyungsoo menarik bibirnya dari keningku, dan menelusuri
hidungku dengan hidungnya. Itu benar-benar membuatku shock. Tapi..

Lanjutkan

Tapi beberapa saat kemudian aku merasakan nafasnya di area bibir dan hidungku. Dan
kalian tahu sendiri kan apa yang ia lakukan setelah itu?

Eunjae, Yonhee dan Kwang Gi menggigit bibir dan jari mereka sendiri.
Aaa! Shin Joo kau membuatku iri!! Gerutu Kwang Gi kesal.

Kyungsoo memang jenius. Aku tidak pernah melihat ciuman pernikahan yang seperti itu
tadi. Ia membuatnya berbeda dan begitu indah. Aaaa~! beruntung sekali kau Hwang Shin
Joo!! Eunjae mengoceh gemas, membuat Shin Joo tertawa mendengarnya.

Sepertinya Kyungsoo sangat menikmatinya tadi, ia memejamkan matanya dan bahkan saat
ia melepaskan ciuman kalian, ia masih memandangmu mesra. Aaaa~!! Tambah Yonhee
diikuti anggukan teman-temannya.

Aku tahu, suami pilihanku memang tepat, kkk~ gumam Shin Joo yang makin membuat iri
ketiga temannya.

Gadis itu melirik sebuah meja yang tengah di kerumuni beberapa orang, Kyungsoo adalah
salah satunya.
Aku akan pergi menemui keluargaku dulu, nanti kita berbicara lagi. Shin Joo kembali
memeluk teman-temannya sebelum akhirnya berlarian kecil menuju ke meja yang tadi
dilihatnya.

Eunjae, Yonhee dan Kwang Gi terkikik geli sepeninggal Shin Joo, ketiganya merahasiakan
bahwa sebenarnya mereka yang memelopori seruan Cium saat sesaat setelah adik
Kyungsoo memulainya.

Ini dia adik iparku, aigoo cantik sekali~ seru Kyung Gi seraya melebarkan tangannya ke
samping, memeluk kedatangan Shin Joo.

Nah Shin Joo, perkenalkan, ini kakak iparmu, Do Kyung Gi ia kuliah di Jepang. Tutur ibu
Shin Joo.

Benar saja, Shin Joo belum pernah melihat Kyung Gi sebelumnya. Gadis itu tampak begitu
anggun, ramah, cantik dan berwawasan tinggi. Sungguh Shin Joo kagum dengannya
walaupun hanya pada pandangan pertama.

Gadis itu membungkukkan badannya memberi salam.

Nah, ini adik iparmu Kyung Bi, dia masih di sekolah dasar tahun ke 2.. Ah.. Sepertinya ia
kelelahan.. Ibu Kyungsoo tampak tersenyum geli memandangi Kyung Bi yang kini tertidur di
pangkuan appanya.

Aigoo~ kyeopta.. Sepertinya ia benar-benar lelah.. Shin Joo memandangi secara dekat
adik iparnya itu. Tampan.

Dalam hati ia bertanya-tanya apakah waktu masih kecil dulu Kyungsoo juga seperti
ini? Kkk~

Nah sekarang kalian temui para tamu dulu, setelah itu baru pulang.. Banyak yang perlu kita
bicarakan nanti di rumah.. Tutur ibu Kyungsoo yang dijawab anggukan oleh Kyungsoo dan
Shin Joo.

Kyungsoo-ah, sampai bertemu di rumah, noona memiliki voucher bulan madu untuk
kalian~ seru Kyung Gi sambil memegang sebuah amplop di tangannya.

Kyungsoo yang memandangnya tersedak kecil lalu tersenyum bersamaan dengan tawa
keluarganya termasuk Shin Joo dan orang tuanya.

Setelah keluarga keduanya pulang, mereka berjalan-jalan sambil menemui para undangan
yang datang memberikan udangan.

Kau lelah? Kyungsoo bertanya.

Shin Joo memandang suaminya sebelum akhirnya mengangguk pelan.


Sedikit.. Jawabnya.

Sebentar lagi kita pulang. Gumam Kyungsoo yang kemudian diikuti anggukan Shin Joo.

Kyungsoo memandang seorang pemuda yang mendekat kearah mereka.


Xiumin Hyung? Gumamnya.

Waah~ tidak ku sangka sepupuku menikah hari ini. Seru pemuda yang di sapa Xiumin itu
lalu menepuk bahu Kyngsoo.

Shin Joo ah, kenalkan ini sepupuku. Ujar Kyungsoo memperkenalkan sepupunya itu.

Shin Joo membungkukkan badannya memberi salam.

Aah ini istrimu? Benar-benar cantik. Puji Xiumin memandang wajah Shin Joo dengan
berbinar-binar.

Sreet

Kyungsoo meraih Shin Joo untuk lebih mendekat ke arahnya.


Tentu saja cantik, dia istriku. Jawab Kyungsoo yang spontan membuat wajah Shin Joo
memerah malu, bahagia.

Kkk~ kau takut aku mengambilnya, eoh? Xiumin terus menggoda Kyungsoo.

Kau kan juga akan segera menikah Hyung, jawab Kyungsoo apa adanya, sepupunya itu
memang sudah lama berpacaran dengan kekasih di kampusnya.

Ne, selamat atas pernikahan kalian~ kelak aku akan mengundakng kalian. Xiumin kembali
menepuk pundak Kyungsoo sebelum akhirnya berpamitan

Hyung, aku menunggu undanganmu! Kyungsoo balas menggoda yang dijawab dengan
acungan jempol oleh Xiumin.

Pandangan pemuda itu kini kembali tertuju kepada istrinya,


Kau ingin pulang sekarang? Tanyanya.

Apakah semua undangan sudah pulang? Shin Joo balik bertanya. Entah mengapa
undangan yang berjumlah tidak lebih dari 35 orang itu terasa begitu banyak memeriahkan
pernikahan acara mereka pagi itu

Kyungsoo menggeleng.
Belum semua. Tapi aku sudah menemui mereka tadi saat kau sedang dengan temantemanmu. Kita bisa pulang sekarang jika kau mau.

Shin Joo tersenyum mendapati suaminya yang begitu perhatian itu. Ia mengangguk
mengiyakan sebelum akhirnya berjalan di sebelah Kyungsoo dengan bahagia menuju ke
mobil mereka.

Setelah ini mungkin Shin Joo dan Kyungsoo akan membicarakan tentang kehidupan masa
depan mereka, mengenai bagaimana hubungan mereka nanti di sekolah, dimana keduanya
akan tinggal, dan masih banyak lagi.

Pernikahan bahagia tidak selalu dilakukan oleh mereka yang berpengalaman dengan cinta.
Bahkan Kyungsoo yang baru kali ini merasakan debar-debar yang belum ia ketahui pastinya
apakah cinta atau bukan mampu membuat hari ini begitu indah bagi Shin Joo.
Walaupun tak mengatakannya, keduanya berjanji akan menjaga ikatan indah ini baik-baik,
belajar lebih saling mengenal satu sama lain. Kyungsoo akan mengajarkan banyak hal yang
tidak Shin Joo ketahui, begitu juga dengan Shin Joo yang akan menemani Kyungsoo
bersama memahami bagaimana perasaan cinta yang terjadi dalam pernikahan mereka.

~
~

TBC Marriage lesson


Aaah.. Akhirnya kita tiba di rumah juga. Seru Shin Joo sembari merenggangkan ototototnya saat ia dan Kyungsoo baru saja turun dari mobil pengantin mereka, masih lengkap
dengan segala attribute pernikahan yang tadi keduanya kenakan.
Kajja. Kyungsoo mendahului langkah istrinya masuk ke dalam rumah orang tuanya. Ya,
untuk sementara ini mungkin mereka akan tinggal di rumah orang tua Kyungsoo.
Pintu terbuka, Shin Joo memandangi rumah mertuanya dengan kagum. Memang ini baru
pertama kalinya ia kesini. Rumah yang sejuk type minimalis dengan lapisan kayu di
beberapa bagian serta di lantai ruang tamunya, membuat rumah besar tersebut terasa
begitu menyatu dengan alam. Di dekat dengan sofa ada rak besar yang sepenuhnya terisi

oleh piala-piala penghargaan, dapat di pastikan piala-piala itu milik Kyungsoo, KyungBi dan
KyungGi.
Saat Shin Joo masih melihat-lihat rak piala tersebut, eomma Kyungsoo tiba-tiba datang
mendekati keduanya.
Aigoo, kalian sudah datang. Aah, pasti melelahkan sekali dengan gaun pengantin seperti
itu. Mandi dan berganti baju lah dulu.. Eomma sudah menyiapkan kamar untuk kalian, ada
kamar mandi juga di dalamnya. Setelah mandi kalian bisa turun untuk makan siang. Kyung
Gi sudah menyiapkan masakan Jepang yang sempat ia pelajari saat kuliah disana. Tutur
eomma Kyungsoo panjang lebar. Sedikit membuat Shin Joo dan Kyungsoo terkejut
menyadari bahwa mereka akan berbagi kamar.
Setelah eomma kembali ke belakang, keduanya saling berpandangan lalu salah tingkah.
Entah, malu mungkin.
Kyungsoo mendahului langkah istrinya menuju kamar sekaligus menyembunyikan raut
salah tingkahnya. Shin Joo mengikuti langkah Kyungsoo menaiki tangga menuju ke lantai
dua.
Apakah sebelumnya ini kamarmu? Tanya Shin Joo begitu memasuki kamar Kyungsoo
yang besar, dengan rak buku yang masuk ke dalam dinding kamarnya membuat ruangan
tersebut terasa lebih luas. Di tepi tempat tidur terdapat pintu kaca yang luas dengan tirai
berwarna cream yang saat ini setengah terbuka, menampakkan balkon dan pemandangan
luar yang indah.
Ya, kau ingin langsung mandi? Kyungsoo balik bertanya yang segera dijawab anggukan
oleh istrinya.
Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu di luar. Mandilah. Ujarnya kembali salah
tingkah. Shin Joo memandangi langkah suaminya yang kini beranjak melangkah keluar.
Engh.. Oppa? Panggil Shin Joo menghentikan langkah Kyungsoo. Namja itu berbalik
badan dan mendapati Shin Joo berdiri di depan Cermin sambil berusaha membuka
resleting gaun pengantinnya yang ada di belakang. Ia tampak kesusahan.
Bisa kau bantu? Pinta Shin Joo tanpa banyak pikir lagi.

Glek
Kyungsoo membulatkan mata dan menelan ludahnya susah payah. Shin Joo benar-benar
membuat namja itu salah tingkah. Membuat Kyungsoo tidak percaya bahwa ia harus
melakukan ini dan itu yang diluar akal sehatnya. Sungguh saat acara pernikahan tadi,
Kyungsoo pun memberikan ciuman itu di luar kendalinya. Shin Joo seolah memacu
adrenalin Kyungsoo untuk berbuat lebih dan lebih sebagai seorang suami.
Dengan ragu namja itu mendekati istrinya yang berdiri membelakanginya. Tampak Shin Joo
yang masih berusaha menggapai resletingnya di bagian belakang. Gaun tersebut memang
dipasangkan oleh penata rias Shin Joo, sehingga untuk melepas pun, Shin Joo tidak
mungkin bisa melepasnya sendiri.
Rambutmu menutupi resletingnya..
Shin Joo terdiam. Ia bahkan tidak bergerak dan menahan nafasnya.
Debar jantungnya seolah membuncah saat ia merasakan tangan Kyungsoo perlahan
menyibakkan rambutnya yang panjang ke depan.
Kini punggung putih mulus Shin Joo terekspos. Dan Kyungsoo lah orang pertama setelah
penata rias yang melihatnya.
Shin Joo memiringkan kepalanya, menanti pergerakan yang akan dilakukan Kyungsoo
selanjutnya.
Glek
Sekali lagi Kyungsoo menelan ludahnya susah payah. Untuk pertama kali dalam hidupnya
ia melihat secara langsung punggung polos seorang gadis cantik, terlebih lagi hal itu
dilihatnya di kamar sendiri.
Matanya kini beralih melihat wajah Shin Joo yang menoleh ke belakang, dan menantinya.
Kyungsoo sedikit membungkuk untuk mencari resleting gaun pengantin Shin Joo yang
memang kecil berwarna serupa dengan gaun tersebut. Membuatnya susah ditemukan.

Entah mengapa, walaupun sudah menahannya, nafas Kyungsoo terasa begitu kencang.
Nafas hangat tersebut berhembus keluar dari hidungnya, menyentuh permukaan kulit
punggung Shin Joo menimbulkan rasa geli bagi sang pemilik punggung.
Shin Joo memejamkan matanya rapat-rapat sambil menggenggam erat tangannya sendiri,
berusaha untuk tidak mengeluarkan reaksi apapun hingga Kyungsoo berhasil menurunkan
resletingnya.
Sepertinya Kyungsoo telah berhasil menemukan resleting gaun yang di kenakan istrinya.
Dengan perlahan namja itu menarik turun resleting tersebut hingga kini hampir seluruh
permukaan punggung Shin Joo terekspos.
Shin Joo menjilat bibirnya sendiri yang kering. Gadis itu sedikit menoleh ke belakang,
Gomawo oppa. Ucapnya lirih.
Kyungsoo yang tersadar mengangguk,
Sekarang mandi-lah. Aku akan menemui noona ku dulu selagi kau mandi. Ujarnya
sebelum akhirnya berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan kamar dan istrinya.
Jbert !
Pintu kamar tertutup dari luar seiring dengan Shin Joo yang menghembuskan nafasnya
lega. Gadis itu memegang dadanya sendiri dimana di dalamnya jantungnya masih berdebar
begitu cepat. Ia menepuk-nepuk wajahnya sendiri. Anni. Dia tidak boleh berpikiran macammacam untuk saat ini. Kyungsoo adalah namja pintar dimana ia tidak akan mengambil
resiko dengan melakukan hal lebih yang mungkin menurut namja itu tidak sepantasnya
dilakukan oleh pasangan muda seperti mereka, terlebih jika mengingat mereka masih
berada di bangku SMA.
Dengan malas Shin Joo yang sudah berganti dari pakaian pengantin dengan handuk
mandinya berjalan menuju ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar Kyungsoo. Dan
woah..
Apa ini? Di dalam kamar mandi Shin Joo mendapati sebuah bingkisan besar yang
tergeletak diatas toilet yang tertutup.

Untuk Hwang Shin Joo. Gadis itu mulai membaca secarik kertas yang terdapat di dalam
bingkisan tersebut.
Hai adik iparku ^^, selamat atas pernikahanmu. Eonni bawakan perlengkapan mandi, ada
scrub bunga sakura, ada milk bath, esens buah-buahan dan lain-lain, pakailah. Kyungsoo
pasti akan menyukai aromanya. Kkk~ Shin Joo tersenyum malu membacanya. Mwo? Apaapaan eonni ini? Kekehnya dalam hati.
Gadis itu mengeluarkan satu per satu botol yang ada di dalam bingkisan tersebut lalu
membacanya satu persatu. Dengan penasaran tangannya menuangkan beberapa cairan
dari botol-botol tersebut ke dalam bath tubenya yang sudah berisi air. Ia memainkan air
tersebut dengan tangannya hingga berbusa sebelum akhirnya melepas handuknya dan
masuk ke dalam bath tube tersebut. Ini bukan pertama kali bagi Shin Joo untuk berendam
dan melakukan perawatan seperti ini. Profesinya sebagai model menuntutnya untuk terus
merawat tubuhnya dengan baik, setidaknya setu minggu dua kali Shin Joo melakukan hal
seperti ini di rumahnya sendiri. Gadis itu memejamkan matanya, merengkangkan ototototnya yang lelah. Aroma dari cairan-cairan yang ia masukkan untuk keperluan mandinya
begitu membuatnya tenang. Rasanya Shin Joo ingin menghabiskan harinya dengan tidur
berlama-lama di bath tube tersebut, namun ia ingat bahwa saat ini keluarganya pasti
sedang menunggu. Jadi ia memutuskan untuk tidak membuang-buang waktu dengan
mandi mewah seperti yang biasa ia lakukan.
Lima belas menit kemudian, Shin Joo keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk.
Gadis itu menghampiri bingkisan yang ada di tepi ranjangnya. Bingkisan yang ia tahu dari
sahabat-sahabatnya. Mereka bilang, hadiah mereka akan mempercantik Shin Joo nantinya.
Dengan penasaran Shin Joo membuka bingkisan tersebut, dan..
APA?!! Gadis itu mendecak tidak percaya menemukan dua pasang bikini di dalamnya.
Dengan gusar di letakkannya dua pasang bikini tersebut begitu saja di atas tempat tidur
sebelum tangan satunya kembali menemukan lingerine berwarna putih tipis yang sangat
minim. Shin Joo membentangkan lingerine tersebut dan bergumam tidak percaya.
Apa-apaan mereka ini. Aishh Dengan kesal ia kembali memasukkan hadiah-hadiah
yang dianggapnya konyol tersebut ke dalam tas bingkisan yang tadi di bukanya.
Bicara mengenai hadiah konyol, Shin Joo baru ingat bahwa ia pergi tanpa membawa
sepotong pakaianpun yang seharusnya ia kenakan seusai mandi. Gadis itu terdiam berpikir

keras. Jika untuk dalaman, bukan masalah Shin Joo memakai bikini tersebut. Namun untuk
menutupi tubuhnya?
Iseng-iseng gadis itu memakai satu dari dua pasang bikini yang di terimanya sebagai
hadiah pernikahan tersebut. Yang satu berwarna biru tua, dan yang satu berwarna putih.
Shin Joo memilih yang berwarna putih karena dianggapnya senada dengan warna lingerine
yang akan dipakainya juga.
Shin Joo membulatkan matanya saat melihat bayangan dirinya di cermin yang dilihatnya.
Tangannya meraba-raba tubuhnya sendiri yang tampak begitu terekspos. Lingerine yang
dikenakannya bahkan tidak menutupi belahan dada serta paha atasnya. Ini benar-benar
tidak bisa dibiarkan. Setelah memutar otaknya beberapa saat, Shin Joo memutuskan untuk
meminjam kaos dan celana pendek milik suaminya sebab setelah ini ia akan turun dan
menemui keluarga barunya. Jelas tidak mungkin ia pergi dengan memakai lingerine seperti
itu, kecuali jika ia akan berdiam diri di kamar, dimana hanya akan ada ia dan Kyungsoo
suaminya di sana.


Nah itu dia akhirnya menantu kita turun, ayo makan dulu. Gumam eomma Kyungsoo
sambil menata piring diatas meja makannya.
Ya, ibu, maaf lama. Tadi aku tidak membawa baju ganti sehingga aku meminjam baju
Kyungsoo oppa dulu. Jelas Shin Joo yang lalu duduk di sebelah suaminya.
Gadis itu melirik ke sebelah dan tersenyum malu saat tanpa sengaja kedua matanya
bertemu pandang dengan kedua mata Kyungsoo yang kini pemiliknya terlihat salah tingkah.
Oppa, aku pinjam baju mu dulu, ya. Bisik Shin Joo di sebelah telinga Kyungsoo. Aroma
tubuh Shin Joo yang begitu wangi membuat Kyungsoo terdiam beberapa saat sebelum
akhirnya mengangguk. Entah mengapa setiap mencium aroma tubuh Shin Joo atau bahkan
aroma parfumnya pun, Kyungsoo merasakan darahnya mengalir lebih cepat, jantungnya
berdegup lebih keras sering dengan nafasnya yang tiba-tiba memburu.
Namja itu mengalihkan pandangannya menuju ke meja makan untuk membuang sekaligus
menyembunyikan perasaan aneh yang mengusiknya kesekian kalinya muncul
mengganggunya itu.

Emm, jadi apakah besok kalian akan langsung kembali masuk ke sekolah? Tanya Kyung
Gi memulai pembicaraan mengingat tanggal merah di kalender hanya ada satu yaitu hari
ini.
Kyungsoo menganggu mengiyakan,
Aku harus kembali ke laboratorium besok sebab ada pengamatan 1 x 24 jam yang harus
ku lakukan. Terangnya.
Kau? Bagaimana denganmu, Shin Joo? Kini Kyung Gi memfokuskan pandangannya ke
gadis yang tengah menyendok nasi dari piringnya itu.
Dengan santai, Shin Joo menjawab,
Entah eonni, mungkin besok manager akan memintaku melakukan pemotretan yang
tertunda hari ini.
Aah, begitu. Aigoo kalian suami istri yang sama-sama sibuk, ne? Lalu kapan kalian akan
berlibur? Aku punya voucher berlibur yang sayang jika di lewatkan.. Ujar Kyung Bi yang
diikuti anggukan eommanya.
Dalam waktu dekat ini mungkin tidak akan ada libur, noona. Kegiatan kami di sekolah
sangat banyak, sepertinya kami tidak bisa berlibur. Kyungsoo segera menjawab tegas dan
itu menyebabkan semua mata kini tertuju padanya.
Shin Joo sedikit tersedak mendengar ucapan suaminya itu. Sebegitu sibuknya kah ia?
Tidak ingin terlihat kecewa, Shin Joo menambahkan,
Dan mungkin aku juga sibuk dengan jadwal pemotretanku, eonni. Maafkan aku..
Kini Kyungsoo berganti memandang Shin Joo yang tengah menunduk. Sepertinya ia telah
membuat istrinya itu kecewa dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
Ah, kenapa harus meminta maaf? Teman kuliahku selalu memberiku voucher liburan
secara cuma-cuma sebab ia adalah anak dari pemilik agen pariwisata terbesar di Jepang
yang melayani untuk liburan ke seluruh berbagai negara. Aku bisa memberikannya
sewaktu-waktu begitu kalian sudah longgar. Terang Kyung Gi sebelum memasukkan
sendok nasi ke dalam mulutnya.

Oh ya, eonni. Ngomong-ngomong terimakasih untuk hadiahmu. Ujar Shin Joo malu-malu,
membuat Kyung Gi terkekeh senang.
Kau sudah memakainya? Tanya Kyung Gi diikuti anggukan Shin Joo. Keduanya lalu samasama tertawa. Tawa yang sama sekali tidak akan dimengerti oleh Kyungsoo mengapa.
Ngomong-ngomong, apakah kalian sudah pernah berkunjung ke rumah baru kalian? Itu
hadiah spesial dari appa dan eomma bagi pernikahan kalian. Letaknya ada di pinggiran
kota Seoul, sedikit jauh memang dari sekolah, namun mungkin kalian bisa berkunjung
kesana untuk sekedar menghabiskan weekend. Ujar eomma Kyungsoo tiba-tiba, dan itu
sedikit membuat Shin Joo tersedak. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa mertuanya
bahkan menyiapkan rumah untuknya dan Kyungsoo.
Rumah? Ulang Shin Joo tak percaya.
Ya, rumah. Dekat dengan rumah nenek Kyungsoo. Tambah eommanya lagi.
Kini Shin Joo dan Kyungsoo saling melirik, Shin Joo menatap Kyungsoo dengan tatapan
yang seolah menanyakan,
Mengapa kau tidak memberitahu sedikitpun mengenai rumah?
Astaga eomma, kenapa repot sekali? Shin Joo mengalihkan fokus.
Itu sudah eomma dan appa siapkan sejak kalian dijodohkan, tapi kami memang sengaja
tidak memberitahu Kyungsoo mengenai ini. Kau suka? Eomma balik bertanya dan itu
memberi kejelasan kepada Shin Joo bahwa Kyungsoo dan ia sama-sama baru tahu
mengenai rumah itu hari ini.
Tentu saja suka, eomma. Gamsahamnida. Kami akan berkunjung ke san..
Week end ini dan week end depan aku tidak bisa pergi, Kyungsoo memotong ucapan Shin
Joo sebelum ibunya sempat menanggapi lebih dan lebih mengenai liburan. Dapat dilihat
dengan jelas dari wajah Shin Joo jika gadis itu benar-benar kecewa. Baiklah, untuk liburan
panjang Kyungsoo sudah menolaknya, dan bahkan liburan yang hanya berlangsung selama
dua hari di sabtu dan minggu pun Kyungsoo tidak berencana untuk menggunakannya
dengan Shin Joo.

Shin Joo kira semua akan menjadi begitu indah dan dapat dilakukan dengan mudah setelah
pernikahannya berlangsung, namun ternyata Suaminya sendiri sepertinya tidak
menginginkan relasi yang lebih dengannya.
Setelah mendengaran penuturan Kyungsoo, Shin Joo tak lagi berniat untuk memandang ke
sebelah, memandang Kyungsoo. Ia tidak ingin mereka bertatap muka lagi baik secara
sengaja atau tidak. Shin Joo tidak ingin Kyungsoo melihat raut wajah kecewanya jika nanti
mereka bertatapan.
Tanpa pikir panjang lagi, Shin Joo tersenyum dan berkata,
Kyungsoo oppa memang sangat sibuk eomma. Aku akan pergi besama eomma, appa, dan
Kyung Bi jika memang Kyungsoo oppa tidak bisa menemani. Ucapannya lepas begitu saja.
Biarlah setelah ini Kyungsoo berpikir apa tentangnya, namun ia hanya tak ingin terlihat
kecewa dan marah yang sungguh kekanak-kanakan.
Shin Joo kembali menunduk dan memandang makanannya dengan tatapan kosong,
mencoba meredam kekecewaannya sendiri. Tanpa ia sadari, sepasang mata bulat milik
Kyungsoo sedang meliriknya, tatapan sepasang mata itu seolah mengerti bahwa ia
bersalah memang telah mengecewakan istrinya. Tatapan sepasang mata yang seolah
mengerti bahwa saat ini Shin Joo tengah kecewa walaupun gadis itu bersikap seolah dirinya
sama sekali tidak keberatan.
Kyungsoo kembali menatap piringnya, dalam angan ia berpikir, mungkin nanti ia akan
menjelaskan kepada istrinya tentang alasan Kyungsoo menolak semua liburan tersebut.
Kyungsoo yang baru saja merasakan bahagianya menikah tidak ingin merusak
kebahagiaan antara ia dan istrinya tersebut dengan membiarkan Shin Joo kecewa terlalu
lama dengan dirinya. Kyungsoo tidak akan membiarkan kekecewaan itu membelenggu dan
nantinya akan menimbulkan jarak diantara keduanya.


Hari ini begitu melelahkan bagi Shin Joo dan Kyungsoo dimana mereka belum sempat
beristirahat sama sekali. Rekan-rekan dokter appa Kyungsoo terus berdatangan ke rumah
untuk memberikan selamat kepada pernikahan Kyungsoo sehingga mau tak mau keduanya
harus menyambut tamu-tamu tersebut.

Menjelang pukul 21.00 KST, rumah tersebut mulai sepi. Tak ada lagi tamu yang datang
berkunjung. Shin Joo melangkahkan kakinya malas menuju ke kamarnya di lantai dua,
mendahului Kyungsoo yang masih menutup pintu. Namun sebelum Shin Joo menaiki
tangga, Kyungsoo berpesan kepada istrinya tersebut,
Jika kau lelah istirahatlah dulu, aku masih harus mengerjakan laporan di ruang belajarku.
Seolah mengerti bahwa di saat hari pertama setelah mereka menikah pun, Kyungsoo masih
saja sibuk, Shin Joo hanya mengangguk dan bergegas menuju ke kamarnya.
Jbret!
Gadis itu menutup pintu kamar dari dalam dan menghempaskan tubuhnya di ranjang besar
milik Kyungsoo. Melelahkan. Benar-benar melelahkan.
Mungkin malam ini tidak akan terjadi apapun, Kyungsoo masih sibuk dengan laporannya
dan Shin Joo pun tak berharap lebih.
Entah mengapa walaupun lelah, gadis itu tidak kunjung memejamkan matanya. Merasa
bosan karena sedari tadi hanya berguling-guling, gadis itu membuka kado pernikahan yang
ia sadari belum ia buka sepenuhnya. Tadi siang ia hanya membuka kado dari Yonhee, dan
sekarang tangannya tergerak untuk membuka kado dari Kwang Gi dan Eunjae.
Dengan semangat ia membuka kado dari Eunjae, berharap menemukan sesuatu yang
berbeda.
Shin Joo mengambil hadiah dari dalam kotaknya dan membentangkan hadiah tersebut di
depannya.
astaga.. Hanya itu yang bisa digumamkan Shin Joo dalam hati dengan bibir terbuka.
Entah apa yang meracuni pikiran Eunjae dan Yonhee sehingga keduanya memberikan
bikini dan lingerine kepada Shin Joo. Dengan geram gadis itu membuang begitu saja kado
dari Eunjae dan kini beralih ke hadiah dari Kwang Gi.
Ia berharap Kwang Gi memberikannya baju tidur yang nyaman dan hangat sekalipun saat
ini Shin Joo merasa kepanasan. Namun sepertinya ia salah berharap kepada Kwang Gi,
sahabatnya yang paling gila itu justru hampir membuatnya meledak marah karena

memberikan celana dalam super mini, atau bisa di sebut G-string sebagai hadiah
pernikahannya.
Mereka gila. Semua sahabatnya gila. Apa yang ada di pikiran mereka saat memberikan
semua ini untuk Shin Joo?
Ponsel Shin Joo bergetar tiba-tiba. Dengan malas gadis itu meraih ponselnya dan
membaca pesan yang ia dapat. Dari Eunjae. Pesan tersebut berbunyi,
Shin Joo-ah, kau sudah menerima hadiahku? Kkkk~ bagus kah? Pas kah? Coba lah ne,
jika sudah beritahu aku bagaimana pendapatmu.
Membaca itu Shin Joo mendecak tidak percaya. Dengan geram gadis itu melempar kembali
ponselnya ke tempat tidur.
Dibukanya lagi kado dari Eunjae, sebelum akhirnya ia bentangkan lagi lingerine hitam
tersebut ke udara untuk ia perhatikan lebih. Memang bagus, dan terlihat mahal, seperti
selera Shin Joo. Haruskah ia mencobanya?
Shin Joo beranjak untuk sedikit membuka pintu kamarnya, kepalanya menoleh ke kiri dan
ke kanan memastikan keadaan di sekitar kamar tersebut. Setelah dirasa aman karena
seluruh penghuni rumah sepertinya telah tidur dan Kyungsoo sepertinya masih sibuk
dengan laporannya, gadis itu menutup kembali pintu kamar tersebut. Merasa tidak ikut
memiliki kamar, Shin Joo memutuskan untuk tidak menguncinya.
Shin Joo kembali memandangi bingkisan yang tergeletak di tepi kamarnya sambil
tersenyum. Benar juga, daripada bosan sendiri di kamar tanpa tahu harus melakukan apa,
mungkin sebaiknya ia mencoba satu per satu hadiah dari sahabat-sahabatnya itu.
Shin Joo mencoba bikini berwarna hitam dari Eunjae serta merta mengenakan lingerine
hitam transparan yang memang satu paket dengan bikini tersebut. Gadis itu memandangi
dirinya di depan kaca kamar Kyungsoo.
Eunjae memang gila. Ia memberikan lingerine yang dominan bertali-tali di bagian belakang
punggungnya, sekali lagi mengekspos punggung Shin Joo yang indah.

Namun ligerine dan bikini tersebut terasa begitu nyaman bagi Shin Joo terutama di udara
malam yang panas seperti ini. Gadis itu beralih ke tempat tidurnya lagi dan meraih
ponselnya untuk membalas pesan Eunjae.
Yak, kau gila. Kenapa kau memberiku benda ini? Tapi sungguh ini sangat nyaman dipakai.
Kkk~ gomawo. Begitulah isi pesannya.
Shin Joo kembali meletakkan ponselnya begitu saja, kali ini ia berjalan mendekati rak buku
Kyungsoo yang unik. Semuanya tertata rapi di dalam dinding. Dari semua buku, entah
mengapa Shin Joo tertarik dengan sebuah buku yang tak terlalu besar yang sepertinya itu
adalah sebuah novel.
Gadis itu mangambil lepas buku tersebut dari rak nya dan mulai membuka-buka isinya,
masih dengan berdiri di depan rak, membelakangi pintu kamarnya. Seolah terlarut dalam
bacaan, Shin Joo terus membacanya bahkan sampai ia lupa bahwa ia masih memakai
lingerine.


Kyungsoo melirik jam pada dinding di ruangan pribadinya, ruangan yang dikhususkan
untuknya belajar, mengerjakan tugas, dimana semua tugas-tugas pentingnya tersimpan rapi
di sana.
Sekarang sudah jam 23.00 KST, ia merasa sudah terlalu lama ia meninggalkan istrinya
dengan segala macam kesibukan hari ini. Ia bahkan baru teringat bahwa ia belum
menjelaskan kepada Shin Joo mengenai alasan mengapa ia menolak liburan tadi. Namun
sepertinya Kyungsoo telah melewatkan kesempatan itu. Mungkin ia akan meminta maaf
dan menjelaskannya besok, ia tidak mungkin membangunkan istrinya yang sudah pasti
tertidur karena kelelahan seharian ini.
Namja itu beranjak keluar dan menutup ruang belajarnya menuju ke kamarnya sendiri di
lantai dua. Ia merapatkan telinganya ke daun pintu kamar, memastikan apakah Shin Joo
sudah tidur atau belum. Setelah dirasanya sepi, perlahan ia membuka pintu kamarnya dan
sedikit terkejut mendapati tempat tidur yang kosong.
Kyungsoo melebarkan pintu kamarnya dan mendapati Shin Joo sedang berdiri
membelakanginya. Baguslah jika Sin Joo belum tidur, itu berarti bahwa Kyungsoo dapat
meminta maaf pada istrinya itu malam ini.

Ckleerk..
Tersengar suara pintu kamar yang dilebarkan dari luar, Shin Joo terkejut dan menoleh ke
asal suara tanpa memutar badannya. Rupanya Kyungsoo telah kembali dari mengerjakan
tugasnya.
Kau belum tidur? Tanya Kyungsoo sembari menutup pintu kamar kembali. Terdengar
langkah namja itu berjalan mendekatinya. Mendekati Shin Joo yang masih berdiri
mematung membelakanginya sambil membawa sebuah buku yang tadi dibacanya.
Shin Joo menoleh sekilas lalu menggeleng. Tiba-tiba gadis itu teringat bahwa ia hanya
mengenakan lingerine tipis dan bikini saat itu. Saat ia hendak berlari ke tempat tidur untuk
menutupi tubuhnya dengan selimut, tiba-tiba
Grep
Ia merasakan kepala Kyungsoo berada di sebelah kepalanya, dagu Kyungsoo menopang di
atas pundak gadis itu.
Maafkan aku, apakah kau marah? Kyungsoo berbisik pelan di telinga Shin Joo seraya
menyibakkan anak rambut istrinya itu.
Deg deg deg deg deg deg
Glek~
Shin Joo menelan ludahnya susah payah, apa yang harus ia lakukan saat ini? Mengapa
tiba-tiba Kyungsoo bersikap begini terhadapnya? Seolah tidak mampu berpikir jernih lagi,
Shin Joo hanya menggeleng kecil tanpa menjawab pertanyaan Kyungsoo.
Maafkan aku, aku bukannya tak ingin berlibur denganmu, namun harus ku beritahukan
kepadamu, profesor Han kemarin memberitahuku, bahwa di kelas kita ada program
akselerasi, dimana akan diambil 20 siswa peringkat teratas saja untuk dimasukkan ke
program tersebut. Aku berpikir kita bisa mengikutinya, sebab kita akan lulus lebih cepat satu
tahun daripada kelas regular. Dengan lulus yang lebih cepat, maka waktu berlibur kita akan
lebih banyak nantinya. Kau mengerti, kan? Jelas Kyungsoo panjang lebar.

Shin Joo hanya menunduk dan mengangguk mendengarkan. Entah mengapa ia merasa
ucapan suaminya itu benar. Semakin cepat lulus, bukankah memang semakin baik?
Semakin banyak juga waktu yang bisa mereka gunakan bersama nantinya.
Jika kau setuju, kita akan mendaftar besok, namun sebagai gantinya, kita tidak memiliki
waktu berlibur yang cukup hingga nanti kita lulus. Aku tidak ingin mengecewakanmu
dengan mengatakan aku bisa berlibur denganmu tanpa mengetahui kepastian apakah aku
benar-benar bisa atau tidak. Aku minta maaf.. Ucapan Kyungsoo benar-benar membuat
Shin Joo mengerti dan berhasil menghapus kekecewaan yang sempat ia rasakan tadi.
Gadis itu tersenyum tipis, bersyukur memiliki suami yang benar-benar baik seperti
Kyungsoo.
Shin Joo memiringkan sedikit kepalanya lalu berkata,
Aku ingin mengikuti kelas akselerasi itu denganmu, aku juga ingin lulus lebih awal dan libur
lebih lama bersamamu nantinya. Aku sudah tidak marah, tapi kau mau kan membantuku
untuk bisa masuk ke kelas tersebut? Tanya Shin Joo lirih.
Kita akan belajar bersama setelah ini, aku akan membantumu. Jawab Kyungsoo diikuti
anggukan Shin Joo.
Entah apa yan mendorong Kyungsoo saat ini, perasaan bahagia mungkin? Namja itu
mengecup bahu polos istrinya.
Terimakasih.. Terimakasih karena tidak marah dan memaafkanku, terimakasih karena telah
memahamiku.. Gumam Kyungsoo lirih sebelum akhirnya mengecupi kembali bahu Shin
Joo.
Terimakasih, telah membuat hari spesial ini indah, Hwang Shin Joo~
Shin Joo tak menjawab ucapan suaminya. Ia sibuk memejamkan mata dan menahan
nafasnya yang memburu. Kyungsoo benar-benar membuatnya hampir gila dengan
mengecupi bahunya berkali-kali.
Shin Joo memalingkan wajahnya dari Kyungsoo, berusaha menyembunyikan raut wajahnya
yang mungkin saat ini memerah. Tanpa sadar gadis itu menggigit bibir bawahnya sendiri
saat merasakan bibir basah Kyungsoo menyentuh kembali bahunya. Nafas Kyungsoo

berhembus menyapu sekitar leher dan bahu Shin Joo membuat gadis itu semakin bergidik
geli.
Kyungsoo mengangkat bibirnya dari permukaan bahu Shin Joo, tangannya lembut
menyibakkan rambut hitam panjang istrinya itu.
Kembali dikecupinya bahu Shin Joo yang sudah sepenuhnya tak terhalang rambut tersebut,
kini ciumannya merambat keatas menuju ke leher mulus milik Shin Joo membuat sang
pemilik leher semakin merapatkan matanya yang tertutup.
Kyungsoo meraih dagu mungil istrinya dan menariknya untuk mempertemukan kedua wajah
mereka.
Namja itu menarik lepas bibirna dari leher Shin Joo dan memandangi wajah istrinya yang
kini matanya terpejam itu. Mata yang terpejam dengan bibir bawah yang tergigit seolah
menanti pemberian yang lebih dan lebih.
Mengikuti apa yang dirasakan istrinya, Kyungsoo menelan ludahnya yang kelu, menjilat
bibirnya yang tiba-tiba terasa kering dan mulai meredupkan matanya. Perlahan namja tu
mendekatkan wajahnya ke wajah Shin Joo yang matanya masih terpejam. Semakin lama
mata tersebut terpejam semakin rapat saat Shin Joo merasakan untuk kedua kalinya nafas
Kyungsoo yang berbenturan dengan nafasnya.
Nafas yang masih sama. Nafas wangi yang beraroma mint.
Kyungsoo semakin meredupkan matanya saat ia sudah bisa merasakan hangatnya nafas
Shin Joo di permukaan bibirnya.
Kyungsoo mengecup sudut bibir Shin Joo bersamaan dengan matanya yang terpejam. Shin
Joo melepaskan bibir bawahnya yang tergigit, membiarkan bibirnya terbuka untuk
menyambut ciuman dari Kyungsoo yang kini mulai merambat dari sudut ke tengah bibirnya.
Keduanya terdiam, terpejam merasakan sensasi sentuhan bibir mereka untuk yang kali
kedua.
Kyungsoo mengangkat tangannya kembali, kali ini tangan tersebut memegangi kepala Shin
Joo, menjaga agar istrinya tersebut tidak berpaling.

Kyungsoo mulai membuka bibirnya, mengecup bibir Shin Joo yang juga sedikit terbuka,
menyambut kecupan yang diberikan oleh suaminya. Shin Joo mengulum bibir Kyungsoo
yang berada diantara bibirnya, menghisap dan kembali melepaskannya mengikuti
pergerakan yang dilakukan suaminya itu.
Indah. Keduanya terpaut dalam suasana menyenangkan yang diberikan satu sama lain.
Ciuman kedua yang masih sama indahnya dengan ciuman pertama yang mereka rasakan
tadi saat acara pernikahan berlangsung. Bahkan mungkin ciuman ini terasa lebih indah
karena henya mereka berdua yang tahu, dimana mereka saling berinteraksi memberikan
lebih dan lebih dalam ciuman tersebut, membuatnya terasa semakin indah.
Perlahan Kyungsoo menarik lepas bibirnya, kedua mata mereka terbuka. Sungguh,
Kyungsoo belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Ia bahkan tidak tahu
bahwa perasaan yang dirasakannya mampu menuntun dirinya melakukan ini semua.
Semua kegiatan yang dilakukannya begitu saja berdasarkan adrenalin yang terus terpacu
dari dirinya begiu saja saat ia berada di dekat Shin Joo.
Kyungsoo menatap tajam ke dalam mata sayu milik Shin Joo. Begitu terfokusnya ia kepada
wajah Shin Joo hingga ia baru menyadari bahwa istrinya hanya mengenakan lingerine tipis
saat ini.
Namja itu kembali menelan ludahnya saat ia tak sengaja melihat punggung mulus Shin Joo
yang ditutupi oleh tali-temali hitam tipis yang kini terekspos karena Kyungsoo telah
menyibakkan semua rambut Shin Joo ke depan.
Bagaimanapun Kyungsoo juga seorang namja normal yang pasti akan merasa penasaran
dan terangsang saat melihat istri sendiri berpakaian seperti yang dikenakan Shin Joo saat
ini.
Apakah kau sengaja memakainya? Kyungsoo kembali merapatkan kepalanya ke bahu
Shin Joo.
Gadis itu menggeleng perlahan,
Anni.. Aku rasa malam ini udara begitu panas. Apakah kau tidak merasakannya? Shin Joo
bertanya ragu, takut jika Kyungsoo akan menjawab berbeda dengannya dan kembali
menyuruh gadis itu memakai pakaian normalnya sebelum akhirnya mengajak Shin Joo tidur
tanpa menyelesaikan kegiatan yang telah mereka mulai sebelumnya.

Kyungsoo berbisik pelan di telinga Shin Joo,


Panas? Ulangnya.
Shin Joo mengangguk ragu. Ia benar-benar takut jika..
Kalau begitu yang kita rasakan sama. Ayo kita keluar. Ujar Kyungsoo dan menuntun
langkah istrinya menuju ke balkon kamarnya, tanpa peduli bahwa Shin Joo masih belum
selesai terkejut saat itu.
T..tapi oppa.. Aku hanya memakai ini, bagaimana jika..
Hanya aku, suamimu yang melihatnya, sebab tidak akan ada yang bisa melihat kita di
balkon ini.
Kyungsoo membuka pintu kaca balkonnya dan kembali menuntun langkah Shin Joo hingga
keduanya merapat pada pagar balkon tersebut.
Masih dengan posisi yang sama, Kyungsoo kini mengecupi pipi Shin Joo. Sementara gadis
itu hanya terdiam sambil memejamkan matanya, merasakan sentuhan-sentuhan pada
setiap insh wajahnya yang diberikan oleh bibir Kyungsoo.
Namja itu menarik lepas kembali kecupannya sebelum akhirnya berbisik,
Kau keberatan jika aku melanjutkannya? Tanyanya.
Seolah sudah terbawa suasana, Shin Joo lagi-lagi tak menjawab, hanya menggeleng,
pertanda bahwa ia tidak keberatan dengan apa yang dilakukan Kyungsoo padanya.
Kyungsoo tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali meredupkan mata dan mendaratkan
bibirnya pada bibir Shin Joo, membuat bibir mereka saling bertautan. Keduanya bahkan
seolah lupa bahwa seharusnya mereka beristirahat karena besok pagi keduanya harus
sekolah.
Mmhh.. Desah Shin Joo saat Kyungsoo menarik leher gadis itu untuk lebih memperdalam
ciuman mereka.
Sreet~

Tanpa sadar Shin Joo menggelanyutkan sebelah tangannya di leher Kyungsoo,


mempersingkat jarak diantara mereka.
Tiba-tiba..
Tok tok tok..
Hyung.. Aku mimpi buruk. Terdengar suara Kyung Bi di depan pintu kamar mereka.
Dengan cepat keduanya melepaskan tautan ciuman mereka dan sempat salah tingkah
untuk beberapa detik.
Merasa tidak mungkin mengajak atau membiarkan Shin Joo yang berpakaian seperti itu
untuk menemui Kyung Bi, Kyungsoo memutuskan untuk menemui Kyung Bi sendiri.
Tunggu disini. Gumam Kyungsoo sesaat sebelum menghampiri pintu untuk menemui
dongsaengnya itu.
Pintu terbuka, tampak Kyung Bi berdiri di depan kamar Kyungsoo dengan raut wajah
ketakutan.
Kau mimpi buruk? Tanya Kyungsoo sembari menutup pintunya dari luar diikuti anggukan
Kung Bi. Namja itu menuntun langkah Kyung Bi menuju ke kamarnya yang berada
beberapa meter dari kamar Kyungsoo.
Kyung Bi memeluk guling saat ia telah kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Hyung, apakah Shin Joo nona sudah tidur? Apa yang kalian lakukan di dalam kamar?
Deg!!
Kyungsoo membulatkan matanya tidak percaya. Entah bagaimana dongsaengnya bisa
bertanya seperti itu.
Kyungsoo menjawab pertanyaan Kyung Bi setenang mungkin,
Ia sudah tertidur, Kyung Bi.. Sekarang kau tidurlah.. Ujarnya berbohong.
Sementara itu di kamar Kyungsoo, masih diatas balkon, Shin Joo termenung sambil meraba
bibirnya sendiri yang kini terasa lengket. Lengket atas saliva keduanya yang tertukar saat

berciuman tadi. Pikiran Shin Joo melayang, berkhayal dan bertanya-tanya bahwa Kyungsoo
telah melakukan semua itu padanya. Gadis itu berandai-andai tentang apa yang akan
terjadi setelah ini.
Ckleek~
Seolah tak membiarkan Shin Joo menunggu terlalu lama, Kyungsoo kembali dari kamar
Kyun Bi dan kali ini menutup sekaligus mengunci pintu kamarnya.
Shin Joo menoleh sejenak lalu tersenyum ke arah Kyungsoo sebelum akhirnya
pandangannya kembali tertuju ke pemandangan di depannya di atas balkon.
Kyungsoo berdiri di belakang Shin Joo dan berbisik,
Bisakah aku kembali melanjutkannya? Tanyanya lirih.
Shin Joo tersenyum tipis sebelum akhirnya mengangguk.
Kyungsoo menyibakkan kembali rambut panjang Shin Joo yang menutupi punggungnya,
kali ini namja itu mengecupi bagian belakang tubuh istrinya itu, mulai dari tengkuk, terus
turun ke bawah hingga ke punggung.
Mmmhhh.. Shin Joo menahan desahan yang keluar dari bibirnya saat merasakan sapuan
basah bibir Kyungsoo yang mengecupi punggungnya. Rasanya sungguh geli, hangat,
lembut, dan menyenangkan. Shin Joo memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit
bibir bawahnya kembali.
Dapat dirasakan olehnya bahwa saat ini Kyungsoo mulai melepas tali temali pada bagian
belakang lingerine Shin Joo, membuat lingerine tersebut mengendor begitu saja dari tubuh
gadis itu.
Tali terakhir berhasil di lepas Kyungsoo, dan saat ini tampak punggung mulus Shin Joo
yang sepenuhnya terbuka.
Tidak menunggu lama lagi, Kyungsoo mengecupi punggung polos tersebut, menyapu
seluruh permukaannya membuat pemiliknya mendesah geli. Sesekali ciuman Kyungsoo
berubah menjadi hisapan-hisapan kuat yang menimbulkan bercak merah pada punggung
Shin Joo.

Aakhh Pekik Shin Joo saat ia merasakan Kyungsoo mengigit bahunya dengan mesra,
mengulumnya, menghisapnya dan kembali meninggalkan bercak merah disana.
Merasa lingerine yang dipakainya semakin mengendor dan hampir jatuh, Shin Joo
menggunakan tangannya untuk memegang erat lingerine tersebut agar tetap menghalangi
buah dadanya yang sudah sedikit terlihat.
Kyungsoo merambatkan kecupannya kembali menuju ke leher samping Shin Joo,
merasakan wangi aroma tubuh istrinya yang unik.
Shin Joo menggerakkan kepalanya, menggeliat ke kiri dan ke kanan mengikuti pergerakan
ciuman suaminya.
Ini benar-benar nikmat dan memabukkan.
Tanpa memindah kecupannya, Kyungsoo memutar balik tubuh Shin Joo sehingga kini
keduanya saling berhadapan.
Shin Joo mengalungkan kedua tangannya di leher Kyungsoo, memeluk erat namja itu,
menyempitkan jarak diantara keduanya.
Kecupan Kyungsoo kini merambat ke leher bagian depan Shin Joo terus merambat ke atas
hingga kembali pada dagu dan bibir mungil istrinya itu.
Emmhh..
Mmhhh..
Hhhmmhh
Desahan terus terdengar dari keduanya saat lidah mereka saling bertemu, bibir mereka
saling menghisap, dan saliva mereka saling bertukar.
Tanpa melepaskan ciuman dan pelukan tangan Shin Joo di lehernya, Kyungsoo mengangat
tubuh ramping Shin Joo dan menggendongnya bridal style menuju ke dalam kamar dan
merebahkan tubuh gadis itu di atas tempat tidurnya.

Tampak lingerine yang dikenakan Shin Joo benar-benar melorot dari tempat semestinya
memperlihatkan kedua buah dadanya yang cukup besar dan sintal hanya berbalut bra bikini
hitam.
Kyungsoo menarik lepas ciumannya dari bibir Shin Joo dan beralih mengulum daun telinga
Shin Joo. Entah darimana Kyungsoo mendapat semua pelajaran ini, namja itu hanya
mengikuti nalurinya sebagai lelaki yang tak ingin mengecewakan pasangannya.
Aaah.. Oppaah.. Desah Shin Joo geli ketika ciuman Kyungsoo merambat turun ke buah
dada Shin Joo.
Namja itu memperlakukan buah dada Shin Joo sama seperti bagian tubuh Shin Joo yang
lainnya. Dikecupnya, di hisapnya, di gigitnya kecil hingga kembali membentuk bercak merah
disana.
Eunggghh.. Shin Joo mengerang sembari menjambak lembur rambut Kyungsoo saat ia
rasakan jemari Kyungsoo masuk ke dalam bra bikininya dan menemukan nipplenya di sana.
Shin Joo merasakan hampir gila saat Kyungsoo mempermainkan nipplenya dengan jarijarinya di balik bra tersebut.
Merasa kurang leluasa dengan aktivitasnya, Kyungsoo menggerakkan tangannya untuk
menarik lepas bra yang dikenakan Shin Joo dan menyingkirkan bra tersebut ke tepian
ranjang yang cukup jauh dari tempat keduanya.
Kembali memejamkan mata, Kyungsoo mencium gundukan yang sudah tak terhalang
sehelai benangpun tersebut, melumatnya, dan menghisapnya kuat. Namja itu menggeser
sedikit kecupannya hingga kali ini berada di puncak buah dada Shin Joo, mengecup lagi,
mengulum lagi, dan menghisap lagi kuat-kuat.
Ahh nggghhh.. Shin Joo menggigit bibr bawahnya kuat-kuat merasakan nikmatnya
perlakuan Kyungsoo pada nipplenya.
Selesai dengan dada kanan Shin Joo, namja itu beralih pada dada kiri istrinya dan
memberikan perlakuan yang sama.
Kyungsoo merasa akal jernihnya telah hilang, nafsu telah menuntunnya pada kebutaan
untuk melakukan lebih dan lebih.

Setelah kelar dengan kedua buah dada Shin Joo, dengan sekali gerakan namja itu menarik
lepas kaos yang dikenakannya, menunjukkan dada kurusnya yang bidang dan terbentuk.
Dengan nafas terengah engah di dekatkannya kembali wajahnya dengan wajah Shin Joo.
Namja itu kembali mencium bibir istrinya, melumat dan menghisapnya kuat, menyalurkan
perasaan yang membuncah dari dalam dirinya.
Shin Joo menyambut ciuman suaminya dengan intensitas yang sama dengan yang
diterimanya. Tangannya tergerak turun membelai tubuh Kyungsoo, mulai dari bahu, dada,
hingga perut bidang namja itu.
Shin Joo meraih ikat pinggang yang dikenakan Kyungsoo dan mencoba membukanya,
mencoba mengendorkan celana yang sepertinya sedikit menghalangi aktivitas Kyungsoo
tanpa melepas ciuman mereka.
Terdengar resleting Kyungsoo yang terbuka, membuat namja itu menghentikan sejenak
aktivitasnya. Masih dengan nafas yang memburu, Kyungsoo melanjutkan pekerjaan Shin
Joo dengan melepas celananya sendiri, menyisakan boxer hitam di tubuhnya.
Kyungsoo mengambrukkan tubuhnya di atas tubuh Shin Joo kembali, menggigiti dan
menghisap lembut bahu gadis itu menambahkan kembali jejak merah di sana.
Hhhmmhh.. Apakah kau percaya padaku? Ia berbisik di sela kecupannya.
Aaahh.. Hmm hanya itu yang keluar dari bibir Shin Joo sebagai persetujuan dari
pertanyaan suaminya tersebut.
Kyungsoo kembali melumat bibir Shin Joo dengan tangannya yang kini mulai menurunkan
celada dalam dan lingerine Shin Joo yang masih tersisa di tubuhnya.
Tangan Kyungsoo memegang kaki ramping Shin Joo, mencegahnya untuk tidak menutup.
Aaahh~ desahan nafas Shin Joo meluncur begitu saja saat dirasakannya jari Kyungsoo
menyentuh bagian tersensitifnya.
Sekali lagi, seberapa jenius polosnya Kyungsoo mengenai cinta dan sex, ia tetaplah
seorang laki-laki normal yang akan merasa terangsang dan menyukai nikmatnya bercinta
dimana hal itu membuat nalurinya menuntun dirinya untuk melakukan hal-hal

menyenangkan. Menyenangkan seperti membuat Shin Joo mendesah dan memejamkan


matanya menahan nikmat contohnya.
Ngghh.. Oh.. Oppa.. Ahh..
Kyungsoo senang memainkan jemarinya di miss v Shin Joo, dimana ia dapat
mendengarkan suara desahan merdu istrinya itu, membuat gairahnya semakin memuncak.
Penasaran dengan bagaimana rasanya apabila juniornya yang menggantikan pekerjaan
jemarinya tersebut, Kyungsoo menurunkan boxernya dan menariknya lepas, menampakkan
juniornya yang sudah berdiri menegang.
Kyungsoo menarik tangan lentik Shin Joo dan menuntun tangan itu untuk menyentuh
juniornya yang sudah sangat keras.
Enggghhh..
Desahan pertama Kyungsoo lepas saat untuk pertama kalinya ia merasakan sentuhan
seorang gadis di permukaan juniornya.
Sama halnya dengan yang dilakukan Kyungsoo, Shin Joo mengikuti nalurinya untuk
melakukan lebih demin mendengar kembali erangan nikmat suaminya itu.
Aaahh Shin Joo-ah..ah.. Desahan itu kembali meluncur saat tangan Shin Joo meremas
junior milik Kyungsoo yang semakin mengeras. Entah mengapa desahan yang keluar dari
bibir suaminya itu terdengar begitu seksi di telinga Shin Joo.
Gadis itu meremas, mengocok dan memijit batang junior Kyungsoo hingga menegang
sempurna.
Mmhhhh.. Ahh.. Desah Kyungsoo untuk kesekian kali. Merasa semakin tidak tahan
dengan nafsu yang sudah menguasainya, Kyungsoo menarik lepas Juniornya dari tangan
Shin Joo dan kini memposisikan dirinya berlutut diantara kedua paha Shin Joo.
Euungghhh desah keduanya nikmat saat kedua titik sensitif mereka bersentuhan.
Aahhkk! Pekik Shin Joo saat sesuatu yang tak lain adalah junior Kyungsoo mencoba
menerobos lubang miss V nya.

Oppah.. Enghh.. Ahhmm Shin Joo mermbuka mulutnya, merintih kesakitan.


Kyungsoo mengambrukkan tubuhnya menimpa Shin Joo seolah memberikan bahunya
untuk digigit oleh istrinya demi menahan rasa sakit tersebut.
Mengerti maksud Kyungsoo, Shin Joo menggigit pundak Kyungsoo sedikit keras, jarinya
yang berkuku rapi mencengkram erat punggung Kyungsoo yang basah akan keringat.
Aaakhhh.. Desah Kyungsoo sakit sekaligus nikmat, ia merasakan perih pada bahunya
yang digigit keras oleh Shin Joo, namun namja itu tahu, perih yang dirasakan Shin Joo pasti
jauh lebih menyakitkan daripada yang ia rasa.
Engghh akh.. Hiks.. Shin Joo menringis kesakitan dengan bibirnya yangbergantian
menggigit bahu dan leher Kyungsoo sementara tangan satunya menjambak kasar rambut
namja itu seolah memberi tahu betapa sakitnya yang ia rasakan di bawah sana.
Mianhae..hhhh..mianhae..tahan sebentar lagi.. Bisik Kyungsoo terengah di sebelah telinga
Shin Joo. Gadis itu mengangguk, memejamkan matanya erat dan
Aahhhkkk!!
Pekiknya cukup keras saat ia merasakan perih yang begitu menyakitkan di dalam
vaginanya.
Kyungsoo mendekatkan wajahnya, menawarkan ciuman kepada istrinya itu. Shin Joo yang
notabene kesakitan segera meraup bibir Kyungsoo dan menggigitnya demi menyalurkan
rasa sakit yang ia rasakan.
Walaupun sakit akibat gigitan dan jambakan Shin Joo, Kyungsoo yang kali ini memejamkan
matanya sambil melumat bibir Shin Joo tidak pernah berpikir bahwa seks bisa senikmat ini.
Enggh.. Desah Shin Joo di sela ciuman mereka saat dirasakannya tangan Kyungsoo
meremas buah dadanya.
Tanpa melepaskan ciuman mereka, perlahan Kyungsoo menarik keluar juniornya yang
sudah masuk sempurna kedalam miss v Shin Joo, menyisakan ujung kepalanya disana dan
Aakhh! Pekik Shin Joo tertahan saat Kyungsoo kembali melesakkan juniornya masuk.

Hal yang sama diulanginya berkali-kali sampai dirasanya Shin Joo mulai terbiasa dengan
keberadaan juniornya yang cukup besar di dalam sana.
Kyungsoo menarik lepas ciumannya dengan Shin Joo dan kini berganti posisi memeluk
tubuh istrinya tersebut.
Dengan sekali gerakan, Kyungsoo menggenjot juniornya keluar masuk miss v Shin Joo,
membuat pemiliknya merasakan sensasi yang tak bisa dinalar dengan kata-kata.
Nikmat, perih, ngilu, geli.
Aahh.. Ah.. Eungghh.. Emhh.. Oppah..
Hahh ahh.. Ahh ngghh..
Mmmmmhhh mcchh.. Shh.. F..faster..hhhh..
Mengerti apa ang diinginkan istrinya, Kyungsoo mempercepat gerakan juniornya untuk
keluar masuk di bawah sana, berkali-kali Kyungsoo merasakan nikmat yang luar biasa saat
juniornya terasa dihisap kuat oleh miss v Shin Joo yang sempit. Di bawah sana, sepertinya
junior Kyungsoo dipijat, dihisap, dikocok oleh miss v Shin Joo yang semakin basah. Begitu
pula dengan apa yang dirasakan Shin Joo. Miss v nya terasa diaduk, diobok-obok
dimanjakan dan diberi service memabukkan oleh kocokan junior suaminya di bawah sana.
Aaah.. Ah.. Oppah.. Nikmat.. Ngghh.. Rancau Shin Joo yang sudah kehilangan akal
sehatnya itu.
Menyalurkan nikmat yang dirasakannya, Shin Joo mengecupi leher suaminya sambil
sesekali menghisapnya lembut, meninggalkan sedikit bercak merah disana. Ia tidak ingin
terlalu mengekspos tanda merah kepemilikannya di leher Kyungsoo mengingat besok
Kyungsoo harus pergi ke sekolah dan bertemu dengan teman-temannya.
Aaahhh..ahh..mmhhh..
Aahh..oppaah.. Ahhh.. Thanks.. Inih.. Ah.. Nikmat.. Shin Joo semakin merancau tidak jelas
manakala dirasakannya sesuatu ingin keluar dari dalam miss v nya, mewakili rasa nikmat
yang melandanya.

Ngghh ooh.. Hwang Shin Jooh..


Aahkk oppah.. Akhu..aakhh akhuu mau ke..luar ooppah..
Kyungsoo mempercepat genjotannya, dan kali ini namja itu kembali meremasi kedua buah
dada Shin Joo yang sepertinya begitu ia sukai.
Ooh.. Aaah..
Remasan Kyungsoo semakin kasar dan keras seiring dengan rasa nikmat yang semakin
menjalar di rubuhnya. Ia terus meremas buah dada tersebut, membuat sang pemilik
mendesah sakit sekaligus nikmat.
Aaahh.. Ah.. Ooh.. Dearhhh.. Mmmhh.. Desahan terus meluncur dari bibirnya,
mengimbangi desahan yang keluar dari bibir Shin Joo.
Aaah oppah.. Ak..aku kel..keluarhh.. Tubuh Shin Joo menegang nikmat, bibirnya terbuka
lebar dan matanya terpejam merasakan sensasi memabukkan saat miss v nya
mengeluarkan cairan cinta pertama Shin Joo untuk Kyungsoo.
Ngghh.. Ahh.. Aku juga.m emhhh.mm..m Kyungsoo meremas keras buah dada Shin Joo
dengan mata terpejam dan bibir yang terbuka, merasakan nikmat luar biasa
Aaah.. Ahh.. Shin.. Ah.. Joohh..
Blurr~
Dapat dirasakan cairan sperma hangat dari Kyungsoo yang menembur ke dalam ruang
vagina istrinya.
Nikmat. Sungguh nikmat. Pengalaman seks yang nikmatnya jauh diluar dugaan masingmasing. Kini keduanya tahu bagaimana rasa bercinta, terlebih dengan pasangan yang
sudah terikat jalinan pernikahan seperti ini. Kenikmatan yang jauh terasa lebih bebas dan
tanpa beban, kenikmatan yang jauh terasa lebih saling memiliki karena tahu bahwa mereka
ditakdirkan untuk bersama dan melakukan semua kegiatan cinta ini. Kenikmatan yang
mungkin akan mereka rangkai bersama kembali dengan lebih dan lebih suatu saat nanti.
Kenikmatan yang bukan hanya sekedar nikmat tapi juga yang akan menuntun hubungan
mereka menjadi lebih dekat dan bahagia.

Brukk~
Kyungsoo merebahkan tubuhnya di sebelah Shin Joo setelah melepas kontak diantara
mereka. Keduanya saling bertukar pandang dan tersenyum.
Terimakasih oppa, aku mencintaimu.
Bisik Shin Joo lirih.
Untuk pertama kalinya Shin Joo berani mengungkapkan secara langsung apa yang ia
rasakan terhadap Kyungsoo selama ini.
Kyungsoo terdiam memandang istrinya yang tampak tersenyum dan terengah kelelahan.
Secara berani istrinya telah mengungkapkan prasaan kepadanya.
Namja itu berpikir sejenak. Saranghae?
Jadi perasaan indah yang selama ini ia rasakan memang benar adalah cinta? Jika boleh
memikirkan logika, sejak kapan Kyungsoo jatuh cinta pada istrinya itu?
I love you too.
Untuk pertama kalinya dalam hidup Kyungsoo ia menyatakan cinta kepada seorang gadis.
Dan itu adalah istrinya sendiri. Kini namja itu semakin yakin bahwa perasaan yang selama
ini ia rasakan saat bersama Shin Joo adalah benar-benar cinta.
Thanks to my wife~
Terimakasih karena kau telah menuntunku kepada apa itu cinta yang selama ini tak pernah
ku ketahui kepastiannya. Terimakasih karena kau yang membangkitkan debar di jantungku
untuk pertama kalinya dan membuatku merasakan apa itu bahagia. Aku tak tahu sejak
kapan aku merasakannya, tapi aku tahu, aku telah jatuh cinta padamu, istriku. Terimakasih
kau telah membuat segalanya terasa lebih indah dan hidup.
Aku mencintaimu. Ya, benar. Aku memang mencintaimu.


Kriiiing!
Kyungsoo dan Shin Joo berlari menuju ke kelas mereka bersamaan dengan suara bel tanda
yang berbunyi. Keduanya bangun terlambat karena kelelahan. Karena posisi duduk yang
berubah-ubah di dalam kelas, kali ini Kyungsoo duduk di belakang Shin Joo. Merasa ada

yang berubah dari posisi sebelumnya, Shin Joo menoleh ke belakang dan mendapati
Kyungsoo yang ternyata juga sedang memandang ke arahnya. Keduanya sama-sama
tersenyum malu dan bahagia.
Fighting! Shin Joo berseru kecil menyemangati suaminya itu. Sementara Kyungsoo hanya
memberikan winknya untuk Shin Joo. Asal Shin Joo tahu, meskipun hanya sebuah wink, itu
adalah pertama kalinya Kyungsoo memberikan wink kepada seroang gadis, dan gadis itu
adalah Shin Joo, gadis yang telah menguasai perasaannya saat ini.
Tap tap tap
Miss Suzan memasuki ruang kelas dan berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya.
Kyungsoo and Yixing, please go and meet Han Professor at laboratory now. Ucapnya.
Beberapa saat kemudian Kyungsoo dan Yixing beranjak dari tempat duduk mereka sambil
membawa keperluan laboratorium masing-masing.
Sepeninggal kedua namja tersebut, miss Suzan segera memberikan lembaran kepada
murid-murisnya.
Give to your friends ucapnya menyuruh deretan terdepan untuk melakukan estafet
lembaran tersebut ke belakang.
Sreek
Seorang gadis berkacamata kuda dan berambut kepang dua menyalurkan kertas ke orang
yang duduk di belakangnya, Shin Joo.
Gomawo. Ucap Shin Joo yang tidak dipedulikan oleh Min Ah, gadis berkaca mata itu.
Namun entah mengapa Min Ah tidak segera membalik tubuhnya kembali ke depan. Gadis
itu menatap sesuatu pada Shin Joo. Tentu saja Shin Joo menatapnya balik dengan
keheranan.
Hwang Shin Joo? Ada apa dengan bercak merah di lehermu?
Apa?
Bercak merah? Astaga! Shin Joo membulatkan mata dan menahan nafas. Ini adalah tanda
kepemilikan Kyungsoo yang ia berikan padaku, bagaimana bisa terlihat dengan jelas?

Bagaimana Min Ah bisa mengetahuinya? Apa yang harus ia katakan kepada Min Ah atas
semua ini?
Sementara itu di laboratorium, kejadian yang sama juga terjadi.
Kyungsoo merapihkan kerah jas laboratoriumnya sebelum akhirnya berjalan memasuki
laboratorium kima bersama Yixing.
Namja itu mendahului Yixing menuju ke dalam laboratorium namun sebelum ia beranjak
lebih jauh, Yixing telah berhasil menghentikan langkahnya.
Kyungsoo, kenapa ada bercak merah di lehermu? Apakah kau baru saja bercinta?
Deg!!!
N..nde?


END/

Appa Saranghae Part 1/2


Cast : Jung Hye rim / Cho Hye rim, Cho Kyu Hyun,
Other cast : Xi Lu Han Seo Joo Hyun, Seo Yoo Hyun, Kim Mae Ri, dll

Happy reading.

CHAPTER 1

@ Shinhwa high school

Terlihat seorang gadis sedang berdiri gelisah didepan gerbang sekolah shinhwa,
sedang apa? Pasti sedang menunggu jemputan, saat ia mencapai ujung kesabarannya dari
arah barat terlihat sebuah mobil audi hitam melaju kearahnya. Dengan senyum sumringah
ia meloncat gembira kedalam mobil itu setelah mobil mewah itu berhenti tepat didepannya.
ahjusshi, kenapa lama sekali eoh?, gadis itu masuk dengan wajah ditekuk, sungguh
menunggu bukanlah keahliannya.
maaf nona, tadi mobil sempat mogok, saya benar-benar minta maaf nona.., sesal si supir,
gadis yang dipanggil nona itupun segera mendengus pelan. Mobil mulai melaju dijalanan,
gerimis melanda seoul,
ahjusshi, appa sudah pulang?,
nde nona, tadi tuan pulang saat jam makan siang, tuan bilang ia sedang tidak enak
badan..,
mwo?? Appa sakit? ahjusshi cepat-cepat hye rim ingin bertemu appa cepatlah.. gadis itu
terlihat sangat panic setelah mendengar kabar dari supir-nya kalau appanya sedang tidak
enak badan, ya tentu saja, hanya laki-laki yang ia panggil appa itulah yang ia punyai di
dunia ini dan melindunginya dari bahaya dunia selama ini. Sesampainya dirumah gadis itu
berlari kecil menuju kamar utama rumah itu, dengan masih diliputi kekhawatiran si gadis

masuk perlahan-lahan kekamar bernuansa biru itu. Terlihat seorang laki-laki berbaring
disana dengan selimut yang membalut tubuhnya. Tanpa aba-aba gadis itu menghampiri
appanya itu dan duduk di samping ranjang, mencoba mencari guratan sakit diwajah appa
tercintanya itu.
jangan melihat appa sampai seperti itu hye rim sayang, gumam pria itu segera
menyadarkan gadis yang dipanggilnya hye rim dari lamunan panjangnya.
appa gwenchanha??, Tanya hye rim lemah, pria muda itu membuka mata tajamnya dan
melihat wajah cantik hye rim yang diliputi kekahawatiran, yang bahkan entah bagaimana
terlihat begitu manis dipandangannya.
ya.. appa baik-baik saja, hanya pusing tadi dan mungkin kelelahan saja, jawab kyuhyun
sembari menggeser tubuhnya keengah ranjang dan mengisyaratkan agar hye rim-gadis itu
berbaring disampingnya.
untuk apa?, tanya hyerim polos.
sudahlah, turuti saja,atau kau mau appa marah?, hye rim segera melepas tas, jas
seragamnya dan sepatunya lalu membaringkan diri disamping kyuhyun appa tercintanya.
Dengan sigap kyuhyun meraih tubuh hye rim dan mendekapnya erat, menyalurkan segala
rasa sayangnya pada gadis itu, memeikan kehanaan yan pasi hanya adis iu yan
measakannya, hanya unuk hyeimnya. Hye rim hanya terheran-heran dengan perlakuan
appanya sekarang namun, jika boleh jujur, hye rim jua tak ingin melepas pelukan ini karena
pelukan kyuhyun adalah suatu candu baginya, aroma maskulin yang kental yan menyeuak
dari uuh ayahnya itu membuatnya kecanduan, sungguh hye rim sangat-sangat suka saat
kyuhyun memeluknya, memeluk diinya, hanya memeluk, tidak leih dai itu. Sementara itu
kyuhyun mencoba meletakkan wajahnya di celah leher hye rim dan bernafas disana,
menghirup aroma mawar yang menguar dari tubuh hye rim sangat menyenangkan untuk
dinikmati, bahkan hanya dengan ini saja semua sakit kyuhyun tadi hilang menguap begitu
saja setelah menghirup aroma sedap yang menghiasi indra penciumannya selama 12 tahun
ini bersama hye rim. Janun hyeim eemuuh ia, seenanya ia aak malu dipelakukan seperi ini
oleh kyuhyun. Mereka sepei halnya pasanan kekasih, tapi, kenyataannya mereka adalah
ayah-dan anak. Ingat!! Ayah dan anak. Kyuhyun makin gencar menggoda hyerim dengan
bermain-main dileher putih nan harum itu, meski tidak sepenuhnya harum, karena sudah
bercampur keringat juga. Kecupan-kecupan kecil dilancarkan kyuhyun, dan respon dari
hyerim, gadis itu hanya menggeliat pelan, mencoba lepas dari hal aneh yang dirasakannya.

appa hentikan gelihahh, gumam hye rim karena sekarang kyuhyun mulai
meneluseri leher hye rim yang terbuka ukan hanya dengan hembusan nafasnya yang
hangat api juga kecupan dan hisapan bahkan gigitan dari mulut nakal kyuhyun, membuat
gadis kecil didekapannya itu bergerak gelisah karena perlakuan yang ia berikan.
diamlah aegi sayang, appa hanya meminta obat appa, hye rim mengrenyit dengan
jawaban dari kyuhyun, obat? Maksud kyuhyun dia obatnya? Begitu?, hye rim tersentak saat
dengan nakal kyuhyun melepas kancing seragamnya sampai dadanya terlihat dan
menampakkan bra putih yang ia kenakan dialik seragam itu.
appa apa yang appa euhh hentikan appa., hye rim mencoba mendorong kyuhyun
menjauh saat kyuhyun makin menila denan menghisap kuat lehernya dan mengukir tanda
merah disana, sementara tangannya sibuk memijat dengan lembut salah satu dadanya.
appa, andwaeyo jebal appa, mohon hye rim lirih dengan masih berusaha keras
menjauhkan kyuhyun dari tubuhnya. Merasa kalau hye rim menolak perlakuanya,
kyuhyunpun merenggangkan dekapannya lalu menatap hye rim dengan lekat,
waeyo aegi-ya. kau tidak suka dengan perlakuan appa?? Kau tidak ingin appamu
sembuh begitu?, Tanya kyuhyun dengan lembut sambil membelai pipi chubby hye rim.
Memperlihakan sebuah tatapan tanpa dosa dan tatapan selembut malaikat meskipun hyeim
tahu, seandainya memang ditakdikan terlihat, sekarang dikepala kyuhyun pasti ada dua
tanduk merah khas tanduk ilbis aura kelam dan panas yang menyelimuti appanya. Sayang,
itu semua tidak terlihat.
tapi appa. aku ooohh eunghhh, hye rim makin tak bisa menahan semua
desahannya karena sekarang bahkan kyuhyun sudah hampir melepas semua seragam
yang ia kenakan dan membuka lebar kakinya menampakkan satu bagian tubuh yang paling
digilai kyuhyun dari anaknya itu. Kyuhyun menyeiangai lega, tak peduli dengan segala
instrupsi dari hyerim, yang ia inginkan sekarang hanyalah, menikmati tubuh indah itu, tubuh
yang ia klaim secaa pribadi sebagai mliknya seorang. Hye rim menatap kyuhyun dengan
tatapan memohon, ia ingin kyuhyun menghentikan ini karena semua yang mereka lakukan
itu tidak wajar. Tentu kyuhyun tahu bahaya apa yang bisa ditimbulkan dari masalah ini
masalah kecaandunnya ini, kebutuhan konsumtifnya atas tubuh hye rim. Sebenarnya
kyuhyun pun ingin berhenti, tapi seperti tadi aroma tubuh hye rim bagai morfin yang sangat
mahal dan mencandunya. Ia tak bisa melepasnya begitu saja saat hye rim ada

didekapanya, malah tak jarang semua itu berakhir dengan hye rim yang berjalan terseokseok seperti orang keseleo.
appa ahhh eungghhh.., kyuhyun menuntun juniornya masuk kedalam vagina hye
rim tanpa persetujuan atau foreplay terlebih dahulu. Kyuhyun benar-benar tak bisa
menahan hasratnya itu saat tubuhnya dan tubuh gadis mungilnya itu bersentuhan.
Lenguhan kembali terdengar setelah kyuhyun dengan sukses memasukkan juniornya
kedalam tubuh hye rim. Hye rim bergerak gelisah karena merasa sesuatu yang tak nyaman
dibagian bawah tubuhnya. Selang beberapa menit hye rim merasa dihentak dengan amat
kasar oleh kyuhyun dan membuat segala macam desahannya keluar dengan mudah tanpa
aba-aba terlebih dahulu.
appa aaahhhh aaahh,
sayang kau sangat nikmat. kau tahu .. itu.. eeuummmhh, kyuhyun tak
memikirkan lagi status dan lain-lain yang menentang aktivitasnya sekarang, yang jelas
hanya satu yang ia perdulikan, bercinta dengan hye rim lebih baik daripada harus pergi ke
rumah sakit dan berurusan dengan obat-obatan aneh yang berbau tajam itu. Kyuhyun
kembali mencium bibir hye rim dengan tempo cepat dan dalam, dengan terburu hye rim pun
membalas ciuman penuh gairah itu dan semakin membuat kyuhyun menghentaknya
dengan kasar. Tangan hye rim bertenger manis di kedua pundak kyuhyun menjadikan itu
sebagai tumpuannya sekaligus sandarannya, hye rim benar-benar terbawa nafsu sekarang,
mendesah mendesah dan mendesah menyalurkan segala rasa yang ia alami saat ini pada
pria yang tengah menggerakkan dengan ganas kejantanannya di dalam vaginanya.

aahhh ahhh eunghh., desahan-desahan terus terdengar dari mulut manis hye rim
dan makin mengundang libido kyuhyun agar meledak-ledak dan semakin mengahantamnya
dengan keras dan nikmat. Tubuh mereka yan terus bergesekan sesekali membuat hye rim
maupun kyuhyun melenguh merasakan sentuhan-sentuhan lembut dari keduanya. Nafas
keduanya memburu membuat hye rim maupun kyuhyun mengeluarkan keringat yang
berjatuhan membasahi tubuh mereka. Kyuhyun menatap lama wajah hye rim, sungguh,
anaknya-adis di awah kuasanya ini beribu-ribu kali lebih manis saat ia memandangnya
lewat sudut pandang ini, panas-mendesah-basah-penuh gairah benar-benar sebuah
godaan besar bagi kyuhyun. Tak lama lenguhan panjang akhir dari acara bercinta itu
terdengar, kyuhyun ambruk diatas tubuh telanjang hye rim dan memeluk tubuh gadis itu

dengan gerakan posesif. Menghirup lagi dengan ganas aroma mawar dari tubuh hye rim
agar ia dapat menimpannya dalam-dalam sebagai sebuah kenangan. Hye rim masih
mengatur nafasnya yang putus-putus saat kyuhyun makin menenggelamkan wajahnya
keleher hye rim.
appa kau tidur?
hem.
ah keurayo, tapi.. appa kau berat.. uuhh dan ini tidak nyaman, kyuhyunpun bangkit
dari tubuh hye rim, berbaring disampingnya dan menyelimuti tubuh mereka dengan selimut,
segera hyerim pun ikut menutup matanya dan tidur dalam dekapan kyuhyun, merasakan
hangatnya tubuh kekar itu yang melindunginya selama ini. Melindunginya dengan kasih
sayang dan cinta selama 12 tahun belakangan.

Jadi, seperti apakah persisnya hubungan hye rim dengan kyuhyun. Ya,. seperti
bagaimana cara hye rim memanggil kyuhyun tadi, hye rim adalah anaknya. Tapi kyuhyun
masih terlalu muda jika punya anak yang umurnya sudah 16 tahun, sedangkan kyuhyun
berumur 34 tahun. Meman normal, hanya saja, terlihat agak aneh, karena meski umunya
sudah kepala tiga, pria tampan itu masih terlihat seperti umur 26 tahunan. Hyerim adalah
anak angkat kyuhyun, mereka bertemu di nowon. Semua ini berawal saat kyuhyun berjalanjalan di nowon tempat kelahirannya. Saat itu mungkin usianya berkisa 23-24 tahunan, waktu
itu tak sengaja ia melihat sebuah panti asuhan yang akan digusur sementara wanita paruh
baya yang sepertinya adalah pemilik panti itu berusaha keras menghalangi orang-orang
yang akan menggusur banguna kecil itu. Terlihat beberapa anak yang menangis histeris.
Kyuhyun adalah orang yang sangat dermawan, ia menghampiri orang-orang yang sedang
bersitegang itu dan mencoba menjadi penengah dalam masalah itu, setelah mendengar
permasalahan yang terjadi tanpa berfikir panjang kyuhyun membebaskan panti asuhan itu
dari penggusuran/penyitaan.

flashback

tuan.. terima kasih banyak.. saya tidak tahu harus dengan apa saya membalas budi baik
tuan, kata ahjuma panti asuhan itu. Kyuhyun tersenyum lebar dan tulus sebagai tanda ia
ikhlas membantu mereka. Saat ia beristirahat sejenak dipanti asuhan itu sambil berbincangbincang dengan ahjuma panti asuhan , ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil yang
umurnya sekitar 3-4 tahunan sedang duduk termenung sendiri di ayunan. Kyuhyun
memperhatikan dengan serius anak itu.
ahjuma.. dia.. juga anak panti asuhan ini??, ahjuma itu mengikuti aarah pandangan
kyuhyun lalu ia mengangguk mengiyakan pertanyaan kyuhyun.
tapi kenapa dia sendirian??, tanya kyuhyun tanpa melepas pandangannya dari gadis itu
sama sekali. Entah kenapa saat melihat anak kecil itu, hatinya terasa damai dan jantungnya
eemuuh ia. Aneh.
dia memang seperti itu sejak awal ia datang kemari beberapa bulan yang lalu, orang
tuanya meninggal dalam kecelakaan dibusan 2 bulan sebelum ia kemari, setelah ia menjadi
yatim piatu dan hanya hidup sebatang kara disini karena ia tak punya kerabat, tetangganya
membawanya kemari..,
dia asli nowon?
iya, sejak awal kemari ia sudah seperti itu, tetangganya bilang dulu ia anak yang sangat
ceria namun setelah kejadian itu ia jadi begitu, tatangganya juga bilang saat dia tersenyum,
kau akan lupa jika dia masih kecil, dia akan terlihat seperti seorang bidadari kecil yang
sangat cantik, kyuhyun mendengarkan dengan baik cerita ahjuma panti itu. Dengan
keyakinan penuh ia menghampiri anak yang sedang termenung itu, berlutut dihadapannya
dengan senyum ramah andalannya.
selamat sore gadis kecil.. sedang apa kau disini?, anak itu hanya diam tak menjawab
kyuhyun. Ia hanya mendongak menatap kyuhyun, menatap kosong tepat dimata kyuhyun,
membuat laki-laki berumur 22 tahun itu terpaku dengan tatapan dua mata besar
dihandapannya itu. Hatinya tiba-tiba menjadi sangat sakit karena tatapan dari anak kecil itu.
Perlahan tangannya naik membelai rambut tipis gadis itu dengan lembut dan senyuman
yang masih mengembang diwajah tampannya. Anak kecil itu sedikit terkejut dengan
perlakuan laki-laki asing didepannya ini.

gadis kecil. kau mau ikut ahjussi tidak? Dirumah ahjussi ada banyak permainan, ada
bianglala, komedi putar, ada permen kapas juga, dan dirumah ahjusshi juga ada coklat
yang sangat lezat, kyuhyun tak mengerti kenapa ia berbicara seperti itu, yang penting
sekarang ia ingin sekali menjadi pelindung bagi anak ini yang bahkan ia tak tahu namanya.
Si anak masih terdiam, tapi ia mengerti betul dengan kata-kata kyuhyun,
ada boneka tidak ahjusshi??, kyuhyun membelalak, anak ini merespon perkataanya dan
menjawabnya dengan polos membuat senyuman kyuhyun semakin lebar.
tentu saja ada banyak sekali.. bahkan ada yang besarnya melebih ahjusshi, balas
kyuhyun sambil menunjuk dirinya sendiri dengan gaya yang kekanakan. Membuat sebuah
lengkungan kecil di bibir kecil anak itu.
kalau begitu hye rim mau ikut ahjusshi., kyuhyun sangat senang dengan jawaban anak
itu, spontan ia menggendong tubuh mungil itu dan mendekapnya dengan erat.
kau benar-benar mau ikut ahjusshi?, anak itu mengangguk antusias, ahjuma panti yang
berdiri dibelakang kyuhyun juga ikut senang dengan kejadian ini. Setelah mengurus
administrasi adopsi dan sebagainya (yurin g ngerti soalanya ga pernah diadopsi) kyuhyun
kembali ke seoul bersama anak adopsinya itu.
sayang.. siapa namamu eoh? Ahjusshi belum tahu?, tanya kyuhyun dengan nada
menggoda, memancing agar anak itu menyebutkan nama marganya.
namaku hye rim ahjusshi, jung hye rim
hye rim sekarang namamu menjadi cho hye rim, bukan jung hye rim lagi
wae ahjusshi?
karena sekarang kau adalah anakku, hye rim menatap kyuhyun dengan pandangan
bingung yang menggemaskan. Kyuhyun terkekeh pelan, ia mengusap lembut kepala hye
rim.
sekarang panggil ahjusshi dengan sebutan appa eottae?
appa?? hye rim punya appa lagi? kyuhyun mengangguk dan mengangkat hye rim ke
pangkuannya. Hye rim tersenyum lagi dengan lebar dan memeluk tubuh besar appa

barunya. Dengan senyuman lebar kyuhyun memeluk balik tubuh kecil itu, ia juga menciumi
pipi bulat anak itu, sangat menggemaskan sekali. Kyuhyun sendiri sempat tak percaya
kenapa ia bisa betindak sejauh ini pada anak kecil yang bahkan nama ayah dan ibunya saja
dia tidak tahu.

flashback end

Awalnya hye rim dan kyuhyun menjalani hubungan normal seperti hubungan ayah dan anak
seperti itu saja, tidak lebih atau apapun tapi ternyata seiring bertumbuhnya usia, hye rim
mulai merasa aneh dengan dirinya, hye rim baru sadar kalau ayahnya punya wajah yang
tampannya diatas rata-rata. Ayahnya juga masih sangat muda. Mereka sering tidur bersama
karena hye rim takut dengan kegelapan, saat usianya menginjak 14 tahun, jantung hye rim
selalu serasa seperti mau keluar setiap kyuhyun mendekapnya dan hatinya selalu berdesir
hebat setiap tatapan sayang yang ditunjukkan kyuhyun untuknya menghipnotisnya. Jadi
mulai saat itu hye rim menyimpulkan satu hal, bahwa ia telah jatuh cinta pada ayah
angkatnya yang super tampan itu
Begitulah yang terjadi dengan hubungan kyuhyun dan hye rim selanjutnya, mereka menjadi
sangat amat intim dluar hubungan mereka sebagai ayah dan anak. Dan itu berlanjut sampai
pada kejadian malam dimana saat itu kyuhyun kehilangan kendali atas dirinya karena ia
terlalu marah dan sakit hati entah karena apa.

***

Chos residence

Hye rim melangkah dengan santai menuju kamarnya yang ada di lantai dua, saat ia
memegang kenop pintu kamarnya hendak membukanya ia mendengan suara aneh yang
berasal dari kamar appanya diseberang kamarnya. Hye rim mendelik, kenapa tamu
appanya ada dikamar?? Dengan langkah mengendap-endap hye rim mendekat ke kamar
appanya, membuka sedikit pintu itu dan tercengang sekektika mendapati kyuhyun ayahnya
sedang berciuman mesra dengan seorang wanita lain, hye rim hafal betul dengan wajah itu,
ia tahu benar siapa yang tengah bersama dengan appanya sekarang, ya, namanya seo joo
hyun, seorang wanita karier pemimpin sebuah perusahaan property di korea. Ia cantik,
tinggi, putih, dan terlihat sangat dewasa, jauh jika dibandingkan dengan hye rim sekarang
yang dalam usianya 17 tahun ia masih akan menangis karena jarinya tergores pisau dapur.
Hye rim mundur beberapa langkah kemudian berbalik menuju kamarnya. Hatinya tiba-tiba
terasa sesak, sakit luar biasa menggeogoti hatinya dengan tiba-tiba. Hye rim tidakmengerti
kenapa saat appa terlihat berama gadis lain hye rim jadi termakan cemburu dan sakit hati.
Hye rim menangkupkan wajahnya pada kedua tangannya. Wanita itu memang dari dulu
menjadi saingan utama hye rim dalam hal memperebutkan hati kyuhyun, dan wanita itu
selalu berhasil menipu kyuhyun dengan wajah polosnya.
Hye rim menyenderkan kepalanya menumpu dikedua lututnya, ia menangis, perasaanya
sudah terlalu dalam untuk kyuhyun dan hye rim serasa tak bisa lagi memendam semua ini.
Terkadang sangat sakit saat kyuhyun baru menidurinya lagi lalu ia terlihat bermesraan
dengan wanita itu. Hye rim cemburu? Sangat amat cemburu pastinya. Tapi apa ia bisa
protes, semua orang, bahkan kyuhyun sendiripun hanya menganggapnya sebagai anak,
tidak ada yang lebih dari itu. Hye rim mulai menyalahkan dirinya sendiri karena 13 tahun
yang lalu ia menerima ajakan kyuhyun. Dan sekarang, ia benar-benar menyesalinya,
seharusnya ia tetap berada di panti asuhan itu dan terus berkabung akan kesedihan dan
kesendiriannya, seharusnya ia tak memperdulikan ajakan kyuhyun dan rayuannya tentang
rumahnya yang seperti taman bermain, toh apa yang dikatakan kyuhyun waktu itu semua

bohong karena begitu hye rim masuk kerumah super mewah itu, hanya ada perabotanperabotan mahal yang statis dan membosankan bagi hye rim kecil.

Paginya, hyerim menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri begitu ia sampai di meja
makan, ia telihat bingung mencai sesuatu.
ahjumma..,
ya nona ada apa?,
eung.. appa dimana? Dia tidak ikut sarapan?,
oh, tuan besar sudah berangkat dari tadi nona, sepertinya beliau buru-buru., hyerim
menatap mangkuk nasi dihadapannya dengan pandangan gusar. Setelah acara bercinta
mereka saat kyuhyun sakit tempo hari, kyuhyun sering sekali menghindar darinya. Hyerim
menghembuskan nafas panjang. Ya, mungkin appanya hanya sedang sibuk saja. Hyerim
segera menyantap makanannya dan segrea berangkat kesekolah.

Shinhwa high school

Hye rim tengah berjalan santai bersama maeri temannya, ia terlihat agak murung, murung
karena sudah seminggu ini kyuhyun sama sekali tidak menyentuh dirinya, menyentuh dalam
arti bukan hanya meniduri tapi juga hal yang lainnya, bahkan bertatap mukapun tidak.
kau memikirkan sesuatu hye-ah??, Tanya maeri karena sedari tadi gadis disampingnya ini
tak berjalan dengan fokus, buktinya ia sudah beberapa kali menabrak tiang koridor dan
menabrak siswa lain saat perjalanan mereka menuju kelas.
ooohhh aniya gwenchanayo jeongmal, jawab hyerim sekenannya, itu memuat
maeri makin kebingungan.
kau pasti sedang memikirkan sesuatu! Chaa! Ceritakan padaku, jangan disimpan sendiri..,
hyerim menggeleng sambil tersenyum tanda ia tak ingin membahas atau menceritakan apa
yang tengah ia fikirkan dari tadi, ah bukan dari tadi, tapi dari 1 minggu yang lalu.
hye-ah. Apa.. kau tahu kapan luhan sunbaenim akan kembali dari china???,
memangnya kenapa???,
bukan apa-apa aku hanya bertanya, hyerim tersenyum kecil,
kau suka pada luhan oppa ya.???? Ya??? Jujur padaku!!! Kim maeri.., maeri
mencoba cuek, wajahnya sedikit memerah karena pertanyaan hyerim tadi.
sudahlah, kajja., maeri menarik tangan hyerim agar gadis itu tak lagi menanyakan hal
tadi, ia masih enggan menjawab pertanyaaan itu, maeri hanya ragu, karena gadis itu tahu,
orang yang bernama luhan itu menyukai sahabatnya ini sejak dulu.

Saat ia akan memasuki kelas, seorang siswa laki-laki menahan tangannya, hyerim
menolehkan kepalanya, seketika ia membulatkan mata runcingnya. Laki-laki itu
menampakkan senyuman yang mempesona dibalik wajah menawannya. Hye rim menatap
lamat laki-laki itu, dan seketika senyuman lebarnyapun menghiasi wajahnya.
luhan oppa..,
hye rim-ahapa kabar??, hye rim segera menghambur kepelukan laki-laki bernama
luhan itu, hye rim tak lagi perduli dengan dimana ia sekarang berada. Ia sangat meridukan
laki-laki itu, laki-laki yang sudah ia anggap kakaknya sendiri itu. Hyerim memeluk luhan
sana erat
oppa bogoshippo. jeongmallayo. hiks
eiy ya! Hye-ah jangan menangis astaga. ya!,
mianhae aku terlalu senang.
Mereka masih berpelukan sampai sebuah interupsi kasar menyadarkanya dan segera
melepas pelukannya. Park seonsangniem berdiri tepat dibelakangnya dengan pandangan
datar. Hye rim menelan ludahnya agak kasar dan berlari kecil menuju mejanya. Ia merutuki
kecerobohannya sendiri sambil sesekali melirik park seonsangneim yang masih berbincang
dengan luhan oppanya.
josseohamida seonsangniem., ucap luhan berlalu dari kelasnya setelah selesai
berbincang dengan park seonsangniem karena kebetulan kelas luhan berbeda dengan hye
rim. Setelah hampir 12 jam berada di sekolahnya hye rim pulang kerumah. Keadaan rumah
sepi berarti appanya belum pulang. Hye rim melangkah malas menuju kamarnya. Beberapa
hari ini hye rim jarang melihat kyuhyun dirumah, kadang saat hye rim terbangun dari tidur
karena haus, ia bisa melihat pintu kamar kyuhyun yang terbuka. Hye rim menengokkan
kepalanya dan melihat appanya tidur dengan posisi bermacam-macam. Hanya dalam
kesempatan itulah hye rim bertemu dengan kyuhyun. Entah karena apa, hye rim merasa
appanya itu menyembunyikan sesuatu darinya dan mencoba menghindari hye rim, cuba
saja, berangkat pagi buta sebelum hyerim bangun tidur dan pulang larut malam saat hye
rim sudah tidur

Hye rim mengetuk-ngetuk pulpennya kemeja belajarnya. Ia benci soal trigonometri yang
rumit, menyesakkan. Ia butuh appanya sekarang, tapi apa? Bahkan dari sudah satu minggu
ini kyuhyun tidak menampakkan wajahnya dihadapan hye rim. Hye rim menenggelamkan
kepalanya diantara buku nya dan mengeram kecil. Ia frustasi, bukan karena soal itu, tapi
karena kyuhyun, kyuhyun seakan-akan menghilang dari pandangannya akhir-akhir ini, dan
ia sangat amat tidak suka dengan situasi ini. Hye rim mengelus lengannya perlahan.
aku rindu belaianmu appa.. nae bogoshippeo, hye rim menggumam hampir seperti
bisikan. Setelah berfikir ia tidak akan bisa menyelesaikan soal itu, hye rim menutup bukunya
dan beranjak tidur, ia sangat lelah, bahkan kedatangan luhan kerumahnya tadi sore tak
mampu membuat hye rim menghilangkan rasa gundahnya. Hye rim meringkuk sambil
menarik selimut tinggi-tinggi, ia memegangi dadanya yang terasa sesak, entah kenapa ia
begitu khawatir pada appanya itu.
appa..neomu bogoshippo..,

Hye rim bangun begitu merasa sinar matahari menerangi kamarnya. Ia berdiri dengan mata
yang masih setengah sadar, membuka pintu kamarnya dan menemukan sesuatu yang
menarik. Kamar kyuhyun dan hye rim berhadapan, saat hye rim membuka pintunya tadi,
pintu diseberangpun ikut terbukan dan menampilkan seaorang pria yang sudah rapi dengan

setelan kantornya. Hye rim tahu benar siapa laki-laki itu, laki-laki yang membuatnya pusing
tujuh keliling beberapa hari ini. Tanpa pikir panjang hye rim menghamburkan dirinya
kedalam pelukan pria itu, kyuhyun, pria itu hanya mematung menerima pelukan hye rim
yang tiba-tiba seperti ini. Samar-samar kyuhyun mendengar isakan kecil yang berasal dari
hye rim, ia melepas pelukan itu dan menatap hye rim. Wajah manis yang masih setengah
mengantuk itu terlihat keruh dengan tetesan air mata dan mata yang mulai memerah.
appa aku merindukanmu. hikshiks., meski hye rim menggumamkan itu,
kyuhyun masih bisa mendengar dengan jelas kata-kata itu. Kyuhyun membelai wajah hye
rim dengan lembut, tiba-tiba kyuhyun menarik hye rim kedalam kamarnya dengan kasar,
menutup pintu itu dengan tak sabaran dan menguncinya. Kyuhyun menarik hye rim keatas
ranjang besarnya lalu menindih tubuh kecil itu. Hye rim masih memproses semua gerakan
itu dan berharap gerakan-gerakan itu terulang dalam slow motion agar ia dengan jelas bisa
melihat dan mencerna apa yang akan dilakukan appanya, hye rim tersadar dari lamunannya
saat tangan kyuhyun dengan nakalnya meremas payudara kirinya yang masih berbalut
piyama bergambar kucing yang lucu.
akh appa,kyuhyun mengarahkan wajahnya kehadapan hye rim dan segera melumat
bibir indah itu dengan memburu. Tangan hye rim mencengkram erat kedua pundak kyuhyun
karena sekarang bibir kyuhyun tak lagi di mulutnya tapi dilehernya, menghisap dan
menggigigt kecil leher itu sampai meninggalkan bekas keunguan, dan tangan kyuhyyun
yang masih setia meremas payudara milik hye rim dengan segala nafsunya.
aahhh appa.aahh., tangan kyuhyun merambat turun menuju ujung piyama hye rim,
menyingkap keatas piyama berwarna hitam putih itu sampai celana dalam hye rim terlihat.
Dengan langkah tak sabaran kyuhyun merobek celana itu sehingga tersingkaplah vagina
hye rim yang sudah sangat basah., kyuhyun menghentikan cumbuannya di leher hye rim
dan berganti ke payudara hye rim yang sudah terlihat sangat menonjol dibalik piyama tipis
yang ia pakai, kyuhyun menjilat ujung nipple hye rim dan mengulumnya tanpa melepas
pakaian hye rim.
appa appa. ooohhh eunghh., kyuhyun melepas kulumannya saat merasakan
vagina hye rim mengalirkan sesuatu. Ia menyeringai dan kemudian kembali melumat bibir
hye rim, mengulumnya dengan lembut dan sesekali melesakkan lidahnya kedalam mulut
hye rim. Hye rim mengeratkan pelukannya saat kyuhyun mencoba melesakkan juniornya
yang sudah tegak sempurna itu kedalam vagina hye rim.

akkhh. appa,. appoyo..!!, teriak hye rim begitu merasakan sakit karena junior
kyuhyun. Kyuhyun berhenti sebentar. Ia kembali mengecup bibir hye rim dan mencoba
memasukkannya kembali. Setelah penetrasi mereka sukses, kyuhyun mendiamkannya
sebentar sebelum bergerak dengan cepat dan kasar seakan sedang diburu waktu. Hye rim
bergerak tersentak-sentak karena gerakan kyuhyun yang jauh dari kata lembut.
eeeeuunngg.. uuhhhhhhhhh.. aaa..a..app..ppaa. pe.lanhoohhh,
hye rim bahkan tak lagi mendesah, tapi memekik dan sesekali berteriak. Sebuah pagi yang
gila menurunya. tapi dibalik semua itu hyerim sedikit senang, ayahnya menyentuhnya itu
berarti ayahnya merindukannya, hyerim bahagia akan hal itu. tanpa tahu apa yang ada
dalam hati dan pikiran kyuhyun sekarang.

Setelah bertahan hampir 45 menit, akhirnya kyuhyun melepas spermanya didalam rahim
hye rim. Ia segera melepas kontak tubuh mereka dan merapikan lagi pakaiannya dan
menyeka keringatnya. Ia menatap sekilas hye rim yang masih terduduk di ranjangnya
dengan wajah muram. Kyuhyun menghampiri hye rim dan memeluknya dalam diam. Hye
rim melepas pelukan itu dan menatap wajah kyuhyun yang datar dan dingin, hye rim takut
dengan wajah itu, hye rim tak suka dengan raut wajah itu.
appa.,lirihnya pelan, tangannya terangkat membelai wajah kyuhyun, membelai dengan
penuh sayang, kyuhyun menggenggam erat tangan mungil itu dan menurunkannya
perlahan.
jangan mencintaiku sayang, serasa seperti dihentak kedalam neraka dengan kasar hye
rim amat terkejut dengan penyataan kyuhyun tadi. kyuhyun berdiri dan keluar dari
kamarnya, meninggalkan hye rim dengan segala pertanyaanya. Apa maksud ayahnya
dengan jangan mencintaiku hye rim menundukkan kepalanya dan dengan pelan bulir-bulir
itu jatuh lagi, mengalir deras membasahi wajahnya. Dadanya tiba-tiba sesak, memikirkan
arti dari ucapan ayahnya tadi, hye rim hampir merasa sesak nafas karena isakannya,
ayahnya akan pergi? Atau bagaimana? Hye rim tak tahu pasti alasan apa yang mendasari
ayahnya untuk berkata seperti itu tadi. Hye rim memegangi kepalanya yang terasa pening.
Tubuhnya bergetar hebat, ayahnya memang sangat berbakat membuat dirinya, melayang
kemudian menjatuhkannya dengan mudah, sangat mudah.

@shinhwa high school

Setelah pagi itu hye rim makin jarang melihat ayahnya dirumah dan itu membuat hati hye
rim terlampaui sakit karenanya. Ia tidak bisa berfikir lagi kenapa. Hye rim tengah berdiam
diri diperpustakaan dengan buku yan dihiaukan saja di hadapannyaa. Ia tak membaca,
matanya hanya fokus pada satu hal, ayahnya, cho kyuhyun, kenapa pia sampai berkata
seperti itu padanya? Apa salahnya?, semua pikiran itu mengganggu hye rim, sangat
mengganggu.
nona ini bukan tempat untuk melamun, hye rim mendongak mendengar sebuah
interupsi yang lucu sebenarnya, hye rim menampilkan sebuah senyuman manis setelah
tahu siapa orang yang sudah membuyarkan lamunannya.
oppa kenapa disini?, itu adalah pertanyaan bodoh akibat dari ketidak-konsenannya.
Otaknya konslet.
ini perpustakaan, siapa saja bebas kesini!, jawab laki-laki itu dengan nada agak jengkel,
hye rim tertawa melihatnya, tadi ia menyudahinya begitu ingat kalau ini perpustakaan yang
berarti tidak boleh ada keributan.
oppa kapan kembali dari china? Kenapa tidak memberitahuku? Aku kan ingin
menyambutmu,
terimakasih kalau begitu, aku lebih suka memberikanmu kejutan manis, dan aku
berhasil,hye rim menganggukkan kepalanya, entah kenapa, saat ia bersama luhan ia akan
merasa nyaman, jika hye rim menganggap kyuhyun adalah rumah pertamanya, maka
luhanlah rumah keduanya saat rumah pertama tidak bisa ia kunjungi. Xi luhan, awalnya
hanyalah seorang sunbaenya saja, tapi setelah mereka terlibat didrama sekolah bersama

membuat mereka jadi sangat dekat seperti sekarang. Dan sebenarnya kedekatan mereka
diawal mengundang kecemburuan kyuhyun, kyuhyun tidak suka jika melihat luhan disekitar
anaknya.
oppa
mwo?
ah aniya, hye rim mengurungkan niatnya untuk menceritakan tentang masalahnya pada
luhan meski luhan sudah tahu semua itu, masalah hye rim mencintai kyuhyun, masalah
hubungan terlarang hye rim dengan kyuhyun, dan lain-lain. Luhanlah satu-satunya yang hye
rim percayai untuk menjaga rahasia hye rim. Luhan beranjak dari duduknya dan
mengahmpiri hye rim, duduk disebelah gadis itu lalu membelai dengan penuh kasih sayang
rambut lembut hye rim.
ada sesuatu yang mengganggu adik kecilku ini??? Apa itu? Katakana padaku? Ayolah,
hyerim menggeleng pelan. Ia sedang tidak berselera untuk bercerita apapun sekarang. Ia
hanya ingin diam dan merenungkan semuanya sendiri, bahkan jika memang kemungkinan
terburuk yang ia ikirkan akan tejadi, maka ia juga akan menanggung kesedihannya itu
seorang diri. Meskipun ia juga tak yakin apa kemungkinan teburuknya itu.
kau tidak bisa berbohong jika itu denganku hye-ah,
aniya. Sungguh tidak ada apa-apa oppa, luhan menyeah.
baiklah terserahlah., hyerim mengangguk sambil menampilkan senyuman terindhanya
meski itu terkesan dipaksakan.
bogoshippo nae hye rim-ah
nado rusa oppaku yang tampan, luhan mendengus saat hye rim menyebutnya rusa
meski secara garis besar itu tidak salah. Mereka masih bermesraan, tiba-tiba deheman
seseorang mendorong hye rim lepas dari luhan dan mereka memutar mata bosan begitu
tahu suara deheman itu berasal dari mana dan dari siapa.
ya!! Seo yoo hyun!!! Tidak punya sopan sekali mengganggu kegiatan orang!, cibir hye rim
sambil memeasang wajah jengkel berpura-pura kesal. Dan gadis yang dipanggil seo yoo
hyun itu hanya tersenyum meremehkan dan duduk dihadapan mereka.

hai yoohyun-ah, lama tak berjumpa., sapa luhan pada yoohyun dan kembali hanya
dibalas dengan anggukan singkat.
ada apa tanduk iblis???, Tanya hye rim dengan nada datar, ia bisa menangkap sebuah
maksud dari raut wajah yoohyun yang tak biasa. Yoohyun meringis dan tersenyum sangat
lebar membuat hye rim ngeri karena untuk pertama kali gadis cuek dan datar seperti
yoohyun tersenyum begitu lebar sampai memperlihatkan susunan giginya yang rapi dan
putih.
coba tebak, kakakku akan menikah!!!, gadis itu menepuk kedua tangannya pertanda ia
sangat bahagia.
menikah? Dengan siapa??? Aku tidak pernah melihat kakakmu itu bersama lelaki.,
yoohyun menyeringai dan itu makin membuat hye rim takut. Ia menangkap sebuah kesan
buruk dari semua ini, tiba-tiba perasaannya terganggu dan mendadak jadi sesak.
coba tebak anak kecil, kau akan menjadi keponakanku, hahahahahaaaaa!!!!!!!!!!!, tawa
yoohyun makin memperburuk suasana ini. Hye rim mencoba meresapi kata-kata yoohyun
tadi. Sedetik kemudian, ia membelalakkan matanya dan menatap yoohyun penuh tanda
tanya.
jangan bilang kalau.,
kau tahu, kyuhyun appamu itu satu minggu yang lalu datang kerumahku dan melamar
kakakku dirumah dan lalu, kemarin kakakku menerimanya dan mereka akan segera
menikah. Kyuhyun ahjusshi adalah ayahmu, dan seohyun onni adalah kakakku jadi kau
akan menjadi keponakanku.,., hye rim terdiam tubuhnya gemetar dengan semua
penjelasan yang menyakitkan dari yoohyun. Jadi itu alasan kenapa kyuhyun jarang pulang
akhir-akhir ini? Jadi itu alasan kyuhyyun menghindariinya selama ini? Dan itu juga alasan
kenapa kyuhyun bilang jangan mencintainya tempo hari?, hye rim menatap kosong buku
yang ditenteng yoohyun tadi, matanya merah menahan tangis, ia mengepalkan tangannya
kuat-kuat.
aa.aaku haus, aku kekantin dulu. permisi., hye rim melengos dengan cepat
meningglkan yoohyunn dan luhan yang masih berfikir dengan tindakan hye rim, beberapa
saat kemudian luhan beranjak menyusul hye rim, ia mencari hye rim kesegala koridor tapi ia

tidak menemukannya dimanapun. Saat luhan melewati ruang music, ia berhenti begitu
mendengar suara piano dan isakan-isakan kecil dari sana, dugaan luhan benar, itu hye rim.
bisakah kau memainkannya dengan baik nona cho???, hye rim menoleh kearah luhan
yang sekarang duduk disebelahnya, ikut memainkan tuts-tuts piano itu dengan nada yang
lembut dan tenang. Tubuh hye rim masih gemetar bahkan ia melepaskan isakannya saat
luhan meerengkuhnya kedalam pelukan laki-laki keturunan china itu.
tenanglah..,
kenapa??? Kenapa ia melakukan ini padaku oppa kenapa?? Apa salahku????, luhan
makin mempererat pelukannya untuk meredam tangisan hye rim.
mungkin ia punya alasan melakukan semua ini hye-ah. tenanglah.,
tapi, oppa. aku mencintainya aku menyukainya, aku sudah memberikan semua yang
aku punya untuknya oppa, dan sekarang, ia bahkan tidak memebritahuku kalau ia akan
menikah dan mencampakkan aku.,
hye rim-ah.. aku tahu bagaimana perasaanmu.enanlah.,luhan makin mendekap hye
rim dengan erat mencoba menahan seluruh isakan yang keluar dari hye rim, namun, nihil,
airmata hye rim masih saja mengalir.
oppa antar aku pulang, aku sedang tidak enak badan., luhan menganggu dan menuntun
hye rim keluar dari ruang musik dan menana adis itu pulang. Sesampainya dirumah hyeim
mengurung diri dikamarnya dan menangis sejadi-jadinya.

A few days later @dance studio

one two.. three four.. two two.. three four ya oke kalian sudah bagus.
berhenti, hye rim mengatur nafasnya, ia terlihat sudah lebih baik daripada 2 hari yang
lalu, mungkin. Setelah instruksi berhenti dikatakan oleh instrukturnya, hye rim segera
meraih botol berisi air minum dan menengaknya dengan ganas, seperti ia sudah tidak
minum beberapa bulan lamannya. Tapi mungkin itu wajar, karena pentas seni sekolahnya
akan segera diadakan dan dance groupnya dari excul tari adalah salah satu pengisi
acaranya, hye rim senang dengan hal itu, setidaknya fokus dengan latihan dan menghafal
berbagai koreografi dance membuatnya sedikit melupakan masalahnya, dengan appanya
tentu saja. Hye rim masih menikmati minumannya sebelum dengan tanpa perasaan kim
maeri-temannya menarik botol itu dari tangannya, membuat gadis bermata bulat itu
mendelik tidak suka. Ia hamper tersedak tadi. Dasar kim maeri yan jahat, rutuk hyerim
dalam hati.
berhenti minum, diluar ada orang yang ingin bertemu denganmu., kedua alis hye rim
menaut, siapa yang mencarinya? Dia tidak ingat punya janji dengan siapa-siapa.
memangnya siapa?, dan hye rim makin kesal saat pertanyan yang menurutnya penting itu
hanya dijawab maeri dengan mengendikkan bahunya saja. Hye rim berjalan dengan malas
menuju pintu studio tari dan segera terperanjat melihat siapa yang berdiri diluar
menunggunya. Orang itu tidak menyadari kehadiran hye rim, masih fokus dengan foto-foto
yang dipajang disalah satu mading didepan ruang tari. Hye rim menetralkan emosinya.
Memasang wajah datar tanpa ekspresi, meski dalam hati ia ingin sekali memotong-motong
orang itu dengan pisau pemotong daging yang sering digunakan hwang ahjuma dirumah.
ekhem., deheman hyerim cukup membuat wanita yang tadi mencarinya menoleh
kearahnya. Wanita itu cantik dia tersenyum dengan sangat manis dihadapan hyerim dan itu
membuat hyerim mual.
ada perlu apa mencariku? Apa yoo hyun membuat masalah lagi dengan nilai
kalkulusnya?,
tidak, aku kemari tidak untuk mebicarakan masalah adikku, aku kemari untuk
membicarakan masalah kita bertiga, alis hyerim bertautan, tentu saja masalah mereka
bertiga, tapi hyerim mecoba tetap bersikap polos dan tidak tahu apa-apa.

maksudnya masalah kita bertiga? Saya tidak pernah punya masalah dengan anda..,
jangan bersikap terlalu polos, hyerim, setidaknya jangan didepanku. Aku muak dengan
sikap kyuhyun yang selalu gamang karena dia selalu memikirkanmu, aku harap kau
mengerti apa yang kumaksudkan, hyerim mencoba tetap bersika dingin dan cuek. Ia ingin
ahu apa yang ingin dikatakan wanita yang katanya idaman para pria itu.
maaf aku tidak mengerti sama sekali, kenapa anda membawa-bawa appa? Apa
hubungannya dengan appa..
jangan bersikap bodoh hyerim!! Aku muak dengan semua ini, tinggal selangkah lagi untuk
aku mendapatkan kyuhyun, tapi kau selalu menghalanginya!! Aku minta padamu,
menjauhlah dari kyuhyun, jadi dia tidak akan bimbang terhadapku!, hyerim mengepalkan
tangannya, ia menatap penuh kedengkian kearah wanita itu, wanita yang tak lain bernama
seo joo hyun itu.
kenapa aku harus menjauhi ayahku sendiri??? Apa hakmu memintaku menjauhinya??
Seenaknya saja kau bicara seperti itu!,
ohh aku punya hak sayang, sebentar lagi aku akan menjadi eommamu, jadi kau harus
menuruti semua perkataanku!lai pula kau hanya anak angkatnya saja,
shireo!!!,tidak perduli aku anak ankat ataupun kandung aku masih punya hak untuk appa
jadi, aku tidak menyetujui pernikahan kalian! Sampai kapanpun!!!,
benarkah??? Bahkan tanpa persetujuanmu pun, ayahmu kyuhyun akan tetap menikahiku,
memangnya siapa dirimu?? Anak ankat itu, hanyalah orang asing! Dia tidak butuh
persetujuanmu untuk menikah dengan siapapun!!!, hyerim sudah hampir melayangkan
tamparannya ke wajah mulus seohyun tapi ia urungkan, tangannya mengepal kuat dan
wajahnya memerah, air matanya jatuh begitu saja. Dan tentu saja melihat hyerim bergetar
sepeerti itu, senyum puas muncul menghiasi wajah seohyun, ia berbalik dan berlalu
meninggalkan hyerim yang masih mematung didepan ruang tari.
ingat kata-kataku baik-baik, segeralah enyah dari hidup kyuhyun! Kau sudah membuatnya
menderita sekian lamanya, kau tidak berhak untuk mendapatkan apapun darinya meski itu
hanyalah kasih sayang seorang ayah, kau bahkan tidak berhak mendapatkannya dari
kyuhyun!! Kau tidak berhak! Sampai kapanpun!!, hyerim terduduk di lantai, kakinya terlalu

lemas untuk menopang tubuhnya yang bergetar, air matanya makin deras mengalir. Ia
memegangi dadanya yang sesak, hyerim memutuskan untuk pulang, ia tidak bisa lagi
berfikir fokus untuk hal lain, ia akan menenangkan diri dirumah. Jika ia mampu.

@ cho recidence

Setelah pulang kerumah, hye rim mengurung diri dikamar ayahnya dan menangis dengan
keras menumpahkan semua sakit hati dan kekesalannya. Ini bukanlah hal yang mudah, 12
tahun hidup bersama kyuhyun bukanlah waktu yang sebentar sampai tumbuh sebuah
perasaan mustahil itu dihatinya. Ia fikir perlakuan kyuhyun selama ini, juga Karena kyuhyun
mencintainya sebagai seorang wanita. Bukan kasih sayang ayah pada anaknya. Tapi
semua pemikiran itu salah besar. Kyuhyun tak pernah menganggap hye rim lebih dari
sekedar anak angkatnya saja. Ia juga mulai menyadari alasan kenapa kyuhyun
menyentuhnya, ya, satu-satunya kemungkinan hanya ia dijadikan sebagai pelampiasan
saja. Itulah yang berterbangan menghiasi kepalanya sekarang. Apalagi setelah
perdebatannya tadi dengan seohyun. Hyerim telah hancur sekarang, semua harapannya
telah pupus. Bukan, bukan harapan, tapi cinta, cinta pertamanya telah hilang, hilang sudah
musnah sudah bersama kepingan-kepingan hatinya yang telah hancur seperti debu.

Kyuhyun pulang sore hari ini, entah kenapa hatinya begitu tidak tenang, dan otaknya hanya
terpenuhi pada anaknya, gadisnya, yang selama beberapa hari ini diacuhkannya. Kyuhyun
sampai didepan kamarnya. Ia hendak membukan kenop pintu kamarnya sesaat sebelum
suara isakan halus terdengar dari dalam kamarnya. Kyuhyun menarik tangannya dan
menempelkan telinganya di pintu putih itu. Isakan-isakan itu bukanlah hal yang asing
baginya. Jung hye rim, ya hanya nama itu yang terlintas perlahan ia membuka kamarnya
dan hatinya terasa ngilu segera setelah pintu itu terbuka. Hye rim-nya, anak angkat-ya anka
itu tengah menangis sambil memeluk guling diranjang besar kamar itu, hye rim masih
berseragam dan ia terlihat sangat lusuh.

Kyuhyun mendekat dengan sangat hati-hati, agar gadis itu tak terkejut, duduk disamping
gadis itu dalam diam, merasa ranjang yang ia tempati bergerak, hye rim menghentikan
isakannya dan membalikkan tubuhnya, ia mendapati seorang pria tampan dengan setelan
jas kantor yang agak berantakan memang tengah duduk disampingnya dengan segala raut
wajah yang tak dapat ia definisikan sendiri. Hye rim bangkit dari tidurnya dan segera
beranjak dari kamar itu tanpa sepatah kata apapun. Kyuhyun menatap kepergian hye rim
dengan hati yang masih terasa amat ngilu. Ia tahu, ialah penyebab buruknya keadaan anak
itu sekarang. Bahkan ia masih ingat bagaimana pertemuan terakhir mereka, saat dalam
diam ia menyeret hye rim kekamarnya dan melakukannya, lalu setelah itu sebuah kata yang
amat menyakitkan keluar dari mulutnya sendiri, meminta gadis itu, hye rim, agar tidak
mencintainya.

Suasana makan malam hari ini terasa aneh bagi kyuhyun, selain karena akhir-akhir ini ia
lebih sering makan direstoran daripada dirumah, ia merasa sangat hampa dengan suasana
ini, biasanya ia akan mendengar celotehan hye rim yang bercerita harinya disekolah, atau

kalau tidak mereka akan makan sambil bercengkrama dan mungkin mereka juga makan
sambil dibarengi acara suap-menyuap seperti sepasang kekasih. Bahkan kyuhyun
merindukan hal-hal itu. Kyuhyun meindukan sifat manja hyerim padanya, ya, dia sangat
meindukan iu. Hye rim didepannya duduk dengan tenang memakan makanannya dengan
sangat cepat tanpa jeda, kyuhyun tahu hye rim sedang marah, karena itu kebiasaannya dari
dulu. Hye rim menghentikan makannya. Mendongak menatap kyuhyun dengan datar.
Merasa diperhatikan kyuhyun mendongakkan kepalanya dan ia tersentakk seketika,
pandangan hye rim saat ini, sungguh merupakan hal dihindari kyuhyun sejak pertama kali
mereka bertemu. Pandangan itu. sorot mata itu. kyuhyun ingat betul kapan terakhir kali
hye rim menatapnya seperti itu, 12 tahun lalu saat mereka pertama kali bertemu di panti
asuhan, dan sejak saat itu kyuhyun bersumpah tak akan membiarkan anak ini
mengeluarkan tatapan itu untuk siapapun lagi.
aku mendengarnya dari orang lain,, kyuhyun menatap dalam kearah hye rim, ia tahu apa
yang dibicarakan hye rim.
kenapa harus dari orang lain? Sebegitu tidak pentingnyakah aku? Sampai harus
mendengar kabar bahagia itu dari orang lain?, kyuhyun terdiam, tubuhnya kaku, kyuhyun
tahu gadis itu ttengah menahan emosinya. Dan ini merupakan siksaan baginya.
hye rim,
appa aku senang kau akan menikah.. aku senang, tapi tidak begini caranya!!, hye
rim beranjak dari ruang makan meninggalkan kyuhyun yang masih terdiam ditempat. Jadi,
anaknya sudah tahu? Bahkan kyuhyun memang tak berniat memberitahu hye rim karena
suatu alasan dan sekarang semua rencananya kacau.
Hubungan mereka makin memburuk, hari ini, kyuhyun mengajak hye rim menemui
halmeoninya, selama perjalanan mobil mercy itu hanya terisi kesunyian saja dan itu
membuat kyuhyun makin gelisah.
halmeoni.., hye rim dengan segera meringkuk pada pelukan neneknya dan disambut
dengan hangat oleh eomma kyuhyun.
cucu halmeoni yang paling cantik. kau kenapa eoh??, hye rim tak menjawab pertanyaan
neneknya dan masih betah berdiam dalam pelukan neneknya. Mereka berbincang bersama
dan hye rim terlihat sangat ringan, kyuhyun menarik nafas lega. Namun, perasaanya serasa

memburuk setelah ia merasa dua wanita yang sangat ia cintai didunia ini seperti mengganti
topik mereka, hye rim berubah jadi sendu dan kesan jengkel keluar dari eommanya setelah
beberapa detik mereka menoleh kearah kyuhyun yang berada diluar.
Kyuhyun berdiri saat hye rim dengan tiba-tiba berlari keatas dari ruang tamu itu. Ia hendak
menyusulnya karena melihat hye rim berkaca-kaca tadi, tapi langakahnya terhenti saat
eommanya menahan tangannya.
eomma.,
biarkan dia, eomma ingin bicara denganmu., kyuhyun dengan hati yang masih ingin
menyusul hye rim dengan enggan duduk disamping eommanya.
bisa-bisanya kau bersikap seperti itu pada anakmu eoh??? Kau itu benar-benar ya.
tuhan sadarlah cho kyuhyun, umurmu itu sudah masuk kepala tiga.. dan bahkan
kelakuanmu masih seperti 10 tahun yang lalu, kyuhyun tahu apa yang baru saja
eommanya dengar dari hye rim, pasti masalah itu batinnya.
kau juga harus memikirkan hye rim kyu, dan lebih baik batalakan saja pernikahan
bodohmu itu, janagn berharap kau bisa menikah sebelum kau berubah dan sadar!!!,
eomma apa yang kau bicarakan sih? Berubah dan sadar dari apa?,
yang penting eomma tidak setuju kau menikah dengan wanita manapun. Asaa. Aku
benar-benar tidak habis fikir, kenapa kau bertindak seperti ini? Bukankah 5 tahun yang lalu
kau sudah menambil keputusan? Tapi kenapa sekarang??? Astaga, Lihatlah bahkan
masalah ini membuat gadis itu sangat berbeda sekali, kau memang benar-benar.
batalkan rencana konyolmu itu sebelum eomma turun tangan!, kyuhyun hanya diam ia tak
berani menginterupsi apapun tentang percakapan ini, dan ia tahu, langakah nekadnya
menikahi seo joo hyun adalah langkah yang sangat berat dan amat mustahil, ia hanya
mendesah kecewa dan bergumam ya.

Dalam perjalanan pulang, hye rim masih betah diam dan tidak mengucapkan satu katapun
pada kyuhyun. Merasa semua ini sudah cukup menyiksanya kyuhyun mengerem dengan
mendadak mobilnya sehingga membuat hye rim tersentak kaget dan terpaksa menolehkan
kepalanya kearah pria yang duduk dibelakang kemudi itu.
kau tidak bisa bersikap seperti ini terus pada appa hye-ah.., suara kyuhyun yang rendah
selalu berhasil membuat hye rim gemetar, tapi ia tetap bertahan, bertahan pada diamnya.
oke! Appa mengaku salah, tapi kau tidak perlu memberi hukuman seberat ini kan???!,
suara kyuhyun mulai meninggi, suasana diantara mereka berdua makin tegang.
bisakah berhenti bicara appa? Aku malas mendengar semua perkataanmu yang tidak
berguna itu!, kyuhyun sukses membulatkan matanya karena kalimat hyerim tadi. Gadis itu
anak-nya kini dengan wajah merah menahan emosi menatapnya dengan penuh amarah.
berhentilah berakting seakan-akan appa yang menjadi korban dari semua ini!!! Akulah
korbannya! Dan appa, kau tersangkanya!!!, hye rim keluar dari mobil dengan menggebrak
pintu mobil kyuhyun dengan keras dan berlari meninggalkan kyuhyun. Dengan sigap
kyuhyun keluar dari mobil dan mengejar hye rim tapi ia kehilangan jejaknya. Gadis itu,
sekarang taka da dimanapun ia mengedarkan pandanganya.
CHO HYE RRIMMMM!!!!!!!!!!!,

Kyuhyun berteriak dengan keras sangat amat keras, ia tidak perduli dengan umpatanumpatan orang-orang dijalan yang mencibirnya, pria itu hanya ingin hye rim menampakkan
dirinya dihadapan kyuhyun sekarang juga, tapi sampai tenggrokkannya serak, anak-nya,
gadis itu tak terlihat sama sekali, dengan segela perasaan perih dan cemasnya kyuhyun
kembai kemobilnya. Ia mengendarai mobilya seperti orang yang kesetanan.
hyerim!!!!!! Hyerim!!!!!!!!!!!!! Cho hyerim!!!!!!!!!!!!!,

hyerimmm!!!! Kau dimana sayang. Hyerim.,kyuhyun mengerem mobilnya dengan


keras, ia membanting keplanya ke kemudi moil dan mengerang dengan keas, kyuhyun sana
usasi sekaan. Dan iu karena hyerim, anak yan ia cintai.

hye-ah.. Kembalilah sayang kumohon..,

TBC
CHAPTER 2

Cho kyuhyun masuk rumah dengan gontai, wajahnya sangat menyedihkan, ia tidak pernah
membayangkan kejadian ini akan menimpanya, sungguh, kyuhyun hanya selalu berfikir, hye
rim sangat menurut dan menyayanginya, namun, perdebatan mereka tadi mematahkan
semua asumsi itu, kyuhyun sudah bisa mengira kalau gadis itu pasti marah dan kecewa,
dan ia sangat amat terkejut saat untuk pertama kalinya, gadis itu menatapnya dengan
tatapan marah dan emosi yang membludak-bludak. kali ini ia sudah sangat keterllaluan.
Kyuhyun membaringkan tubuh lelahnya ke ranjang dikamar hye rim. Menelusup lebih dalam
ketumpukan bantal-bantal itu berharap dengan cara ini ia masih bisa merasakan kalau
anaknya itu masih bersamanya.

Disisi lain, hye rim terus berlari dan berlari agar kyuhyun tak berhasil menemukannya. Ia
sampai disebuah bangunan biasa ditengah distrik cheongdamdeong. Dengan ragu hye rim
memencet bel salah satu pintu apartemen disana, menunggu dengan gelisah, apakan
pemilik apartemen itu sedang berada di rumah atau tidak. Yang jelas, hye rim benar-benar
ingin bertemu dengan orang pemilik apartement ini. Sudah beberapa kali hye rim mengetuk
pintu apartement itu, setelah menunggu setelah kurang lebih 10 menit, pemilik apaertement
itu membuka pintunya, hye rim menghela nafas lega. Ia segera menghambur kepelukan
laki-laki itu, terlihat bingung dengan hal tiba-tiba yang dilakukan hye rim, luhan-pemilik
apartement yang didatangi hyerim merasa agak canggung saat dipeluk hye rim seperti itu.
Setelah terkumpul kembali rasionalisme otaknya luhan melepas pelukan hye rim dan
melihat gadis itu seluruhnya. Hye rim menunduk dalam, ia hanya tak mau luhan melihat
wajah berantakannya sekarang.

ada apa?,

oppa boleh aku tinggal disini sementara waktu??,

apa?? Tapi.. kenapa hyerim? Ada masalah apa??, hyerim masih diam, ia merunduk
seakan memberi isyarat pada luhan bahwa ia tak mau menjawab pertanyaan itu, luhan
mengerti, ia menarik tangan hyerim untuk masuk kedalam apartemen kecilnya. Setelah
hyerim menyamankan dirinya disofa kecilnya, luhan mulai mencoba lagi bertanya pada
hyerim, akhirnya hyerim mau bercerita pada luhan, saat airmata gadis itu mengalir lagi,
luhan dengan sigap merengkuh tubuh kecil hyerim kedalam dekapannya.

tenanglah jangan sedih, aku ada disni untukmu hyerim, luhan terus mencoba
menenangkan hyerim.

tenanglah, ayahmu pasti punya alasan melakukan ini hyerim, luhan mencoba
memberikan senyuman termanisnya untuk hyerim, agar gadis itu tak terlalu terbebani
dengan masalah yang sedang dihadapinya sekarang.

oppa. Apa aku salah mencintainya sebagai seorang laki-laki???, luhan tersenyum miris,
ia mengelus rambut hyerim penuh sayang,

lalu biarkan aku juga bertanya seperti ini hyerim, salahkah aku jika aku mencintaimu
sebagai seorang wanita, bukan seorang adik??, hyerim mendongak menyejajarkan
wajahnya dengan luhan, sampai jelas sekarang wajah lelaki didahapannya yang
menatapnya dengan tatapan terluka, hyerim kembali menyandarkan kepalanya di bahu
luhan,

maafkan aku oppa. Aku tidak bermaksud membuatmu sakit hati, aku kesini bukan untuk
menjadikanmu pelampiasan saja, aku kesini, karena aku tidak menemukan orang lain lagi
yang bisa berbagi perasaan denganku oppa.. maaf jika itu membuatmu sakit hati,
luhan mempererat pelukannya dan hyerim tak keberatan soal itu, ia juga merasakan betapa
hancurnya perasaan luhan karena cintanya pada hyerim yang tak terbalaskan.

kau lelah?? Jika ia, tidurlah. Ini juga sudah hampir malam,, hyerim menggeleng tanda
menolak tawaran luhan.

aku lapar oppa, hyerim mengatakannya dengan berbisik membuat luhan hampir
meledakkan tawanya begitu saja. Luhan melepas pelukannya dengan paksa, sehingga mau
tak mau hyerim harus kehilangan sandarannya yang nyaman dengan terpaksa, itu
membuatnya mengrenyitkan alisnya.

wae???, tanyanya tak terima dengan perlakuan luhan.

kau bilan kau lapar, manis? Kau mau makan apa?, hyerim terlihat menautkan alisnya dan
berfikir.

ooo.. aku mau makan sup kimchi dan chapjae, luhan mengangguk tanda ia mengerti,

baiklah tapi aku hanya bisa membuat ramen saja., hyerim melongo begitu jawaban
paling konyol sejagat raya itu keluar dari mulut luhan. Jika begitu seharusnya dari awal
luhan tidak usah bertanya tentang apa yang ingin dimakannya kalau pada akhirnyapun
yang bisa dimasak laki-laki imut itu hanyalah semangkuk ramen. Hyerim menghembuskan
nafas kasar.

apa-apaan itu? Lalu kenapa bertanya aku ingin makan apa tadi? Apa maksudmu oppa?,
luhan tersenyum dengan lebarnya, dan itu membuat hyerim lagi-lagi memberengut,

hei! Hentikan ekspresi itu aku hanya bercanda tadi, jadi kau benar-benar ingin makan sup
kimchi dan chapjae?, hyerim mengangguk antusias.

keurae!, tunggu disini manis, aku akan memasakkannya untukmu.,

eeehh.. oppa benar-benar bisa memasak??, luhan menatap hyerim dengan tatapan
menghina.

tentu saja manis, kau fikir aku sepertimu? Yang meski usiamu sekarang 16 tahun saat
jarimu teriris pisau dapur, akan menangis? Tentu saja tidak!, hyerim menggelembungkan
pipinya dan menukikkan alisnya, mencoba membuat ekspresi wajah paling seram dan
menyebalkan yagn ia bisa. Sayang ekspresi itu malah berakhir menjadi ekspesi terkonyol
dan sangat lucu dari seorang hyerim, bukannya takut luhan justru mendekatkan wajahnya
kewajah hyerim dan mengecup singkat bibir gadis itu, membuat hyerim sedikit tersentak
karena perlakuan tiba-tiba luhan.

oppa.,

maaf kau terlihat menggemaskan sepeerti Ny. Puff di kartun spongebob,

****

Tiga minggu sudah hyerim pergi dari rumah, dan itu membuat kyuhun jadi sering uringuringan tak jelas, semua pekerjaannya berantakan, ia kalang kabut mencari hyerim
kemana-mana tapi tak ia temukan dimana-mana. Kyuhyun sangat frustasi karena itu. Ia
bahkan seperti lupa bernafas saat hyerim tak ada disampingnya. Ia sudah mencoba untuk
datang kesekolahan hyerim tapi sayangnya ia tak pernah berhasil menemukan hyerim
karena anak itu selalu berhasil menghindar. Hyerim masih tidak bisa menerima semua ini,
ia terlalu frustasi, dan fikirannya juga terpecah dengan ujian akhir sekolahnya, berhubung
sekarang ia ada di tingkat tiga SMA. Kali ini kyuhyun hampir saja membanting laptopnya
dari meja kebesarannya karena kesabarannya hampir habis, untung saja, Kim Donghyun
sekretarisnya masuk dan menghentikan tindakann konyol itu.

tuan, anda benar-benar membuatku was-was, kumohon kendalikan emosi anda tuan, nona
hyerim pasti akan segera ditemukan..,

aku tidak bisa berfikir lagi donghyun-ah, anak itu benar-benar membawa semua kewarasan
dan logikaku pergi, aku,

anda menyukai anak anda sendiri Pak?, kyuhyun menatap skretarisnya itu dengan
pandangan tak suka, detik berikutnya ia berdiri dari kursi direkturnya dan menatap kota
seoul disiang hari yang riuh lewat jendela ruangannya.

hyerim bukan anak kandungku donghyun-ah, jadi wajar saja kalau aku menyukainya
ah bukan, aku mencintainya donghyun-ah, aku mencintanya,

donghyun menatap atasannya itu dengan senyum simpul yang sederhana, kyuhyun sedang
dalam keadaan tidak baik, kyuhyun membelakangi donghyun dengan alasan agar
sekretarisnya itu tidak bisa melihat ekspresi sedihnya sekarang. Sayangnya donghyun
tetap tahu itu.

ah, pak. Apa anda sudah memeriksa rumah xi luhan? Bukankah anak itu juga dekat
dengan nona hyerim?, kyuhyun menoleh dengan kelewat semangat kearah donghyun,
kemudian, seringaian setan muncul diwajah tampan kyuhyun, itu membuat donghyun
tersenyum kaku karena bingung. Tapi, ia tetap bisa menebak isi kepala atasannya itu pada
akhirnya.

Kyuhyun menunggu waktu yang tepat untuk membawa hyerim pulang dan setelah ia tahu
kalau hyerim selama ini bersembunyi di apartemen milik luhan, esama laki-laki china itu,
tinggal berdua, semua itu membuat kesabaran kyuhyun sampai pada batasnya, ia datang
ke apartemen kecil itu, ia mengacau di apartemen itu, hyerim tahu karena itu ia tidak bisa
diam dari tadi, ia berdiam diri didalam apartemen. Terlalu takut mungkin untuk menghadapi
kyuhyun, tangannya terus bergerak gelisah, ia hanya takut, luhan akan bertemu dengan
monster yang sekarang tengah mendobrak-dobrak pintu apartemennya dan mereka akan
terlibat cek-cok. Hyerim sudah hafal diluar kepala, diantara semua teman-temannya hanya
luhan saja yang mendapat blacklist dari kyuhyun, kyuhyun dengan terang-terangan tidak
suka dengan laki-laki blasteran cina itu karena luhan menyukai anaknya, anak yang ia
cintai. Beberapa menit kemudian luhan sampai didepan apartemennya, ia tidak terlalu

terkejut melihat kyuhyun yang berdiri dengan gusar didepan apartemennya, karena ia juga
sudah menantikannya sejak lama.

annyeong cho kyuhyun ahjusshi, kyuhyun menoleh begitu mendengar seseorang


memanggilnya, ia tersenyum sinis saat tahu kalau luhanlah yang memanggilnya seperti itu.
Tanpa basa-basi kyuhyun menghampiri laki-laki itu dan meninju wajah imut luhan sampai
laki-laki itu tersungkur kelantai. Kyuhyun meraih kerah jacket yang dikenakan luhan,
menjinjingnya sampai lelaki muda itu kembali berdiri dengan tubuh sedikit terangkat karena
kyuhyun.

kembalikan hyerim sekarang juga!!,

maaf ya ahjusshi, apa maksudmu dengan mengembalikan hyerim? Apa aku menculiknya?
Dia kabur darimu?? Kenapa??, rahang kyuhyun mengeras karena nada bicara yan
dilontarkan luhan. Anak itu sama sekali tidak takut dengannya.

kau!!! Sudah kubilang, jangan dekat-dekat dengan anakku!! Kembalikan sekarang dia, aku
tahu dia ada disini! Cepat kembalikan dia!!, bbuukk!!! Kyuhyun kembali meninju luhan
dengan sepenuh hati. Tangannya mengepal kuat. Didalam apartemen hyerim takut bukan
main. Ia melihat dari intercom apartemen luhan, betapa bengisnya kyuhyun menghabisi
oppa yang ia sayangi. Hyerim tidak tahan lagi, ia keluar dari apartemen itu dan mencoba
menghalangi kyuhyun untuk memukul luhan lagi.

apppa cukup!!!!!!!!, hyerim bediri didepan luhan yang wajahnya.. ya, tidak setampan tadi
sebelum dipukuli kyuhyun. Hyerim menatap kyuhyun dengan tubuh yang masih bergetar,
jujur ia sangat takut dengan tatapan kyuhyun yang sekarang tengah menatapnya. Tatapan
itu sama saat ia kehilangan keperawanannya 8 bulan yang lalu. Melihat kini hyerim ada
dihadapannya serasa melihat surga didepan mata. Kyuhyun menormalkan wajahnya dan

dengan tanpa basa-basi ia meraih hyerim kedalam pelukannya. Hyerim masih terdiam
dalam pelukan hangat itu. Ia sangat merindukan pelukan itu, pelukan yang selalu bisa
membuat jantungnya seperti habis berlari cepat. Berdetak terlalu keras,

sayang.. kau benar-benar hyerim?? Akhirnya aku menemukanmu sayang,

kyuhyun mempererat pelukannya pada hyerim, sangat erat seakan jika ia melonggarkan
sedikit saja pelukannya gadis itu akan kembali menghilang seperti beberapa hari yang lalu,
sampai beberapa menit yang lalu. Hyerim mencoba melepas pelukan kyuhyun, saat
usahanya berhasil ia sedikit menjauh dari kyuhyun. Melihat itu, kyuhyun menatap heran
kearah hyerim sambil melangkah pelan mendekati anaknya.

appa. Pergilah, aku tidak mau melihat appa lagi! Aku tidak mau pulang!, suara hyerim
terdengar sangat lirih ditelinga kyuhyun. Membuat hati pria itu tiba-tiba ngilu, rasanya
sangat perih bahkan ia sampai meringis sakit saat mendengar ucapan itu.

hye. Rim dengarkan appa sayang, appa tidak bermaksud untuk tidak memberitahumu,
dengarkan penjelasan appa dulu. Appa,

tidak, semua sudah jelas, kau akan menikah dengan kakaknya yoohyun, dan benar, aku
memang tidak punya hak apapun untuk melarangmu menikah dengan siapappun, karena
aku ini hanya anak angkatmu jadi lebih baik sekarang acuhkan saja aku seperti yang
appa lakukan belakangan ini, aku tidak keberatan seandainya kau mengembalikanku ke
panti asuhan yang dulu aku lebih nyaman disana., kyuhyun membelalakkan matanya,
ia mengambil langkah lebar dan meraih tangan hyerim dengan cepat, mencengkram tangan
mungil itu dengan emosi yang membludak-bludak.

aapppa. Sakiitttt.., kyuhyun menatap hyerim dengan tatapan bengisnya, ia menarik


hyerim dengan kasar keluar dari apartemen itu. Luhan ingin menyusul dan menyelamatkan
hyerim saat dengan tanpa perasaan kyuhyun menarik hyerim dengan paksa membuat gadis
itu meringis kesakitan, sayangnya kesadarannya hilang saat hyerim juga hilang dari
jangkauan pandangnya. Dalam perjalanan hyerim hanya diam membisu, menghiraukan
segala belaian dan pelukan dari kyuhyun. Kyuhyun juga tidak menghiraukan itu, dia lebih
sibuk memeluk dan membelai penuh rindu gadis yang hilang dari pandangannya hampir 2
bulan ini. Setelah menghabiskan waktu hampir 30 menit di dalam mobil akhirnya mereka
sampai di sebuah rumah mewah yang sangat minimalis. Rumah dari cho kyuhyun. Didalam
rumah, sudah menunggu ayah dan ibu kyuhyun yang menanti cucu kesayangan mereka
pulang. Begitu melihat kyuhyun putra mereka masuk kerumah mewah itu bersama seorang
gadis yang wajahnya masih dingin tanpa ekspresi dibelakangnya.

hyerim sayang, wanita paruh baya bertubuh kecil itu berlari kecil ke arah hyerim dengan
wajah sumringah. Segera sesampainya dijangkauannya wanita itu memeluk dengan amat
erat pada hyerim, agak luluh gadis itu membalas pelukan nenek tersayangnya dan sedikit
menarik garis senyum dibibir indahnya.

cucuku sayang, halmeoni sangat merindukanmu sayang.,

iya halmeoni. Aku juga, hyerim membalas dengan lirih, setelah melepas pelukannya,
halmeoninya itu mengantarnya kekamar, kamar yang sudah cukup lama tak ia tempati,
kamar yang menyimpan banyak kenangan tentang cintanya. Setelah memasangkan selimut
untuk hyerim, cho hanna, wanita itu membelai-belai rambut hyerim penuh sayang, wajah tua
itu terlihat begitu sumringah begitu cucunya telah kembali, bagaimanapun juga hanna tahu
apa yang dirasakan kyuhyun pada hyerim, perasaan sebenarnya anak tunggalnya itu pada
gadis 16 tahun ini. Sebuah perasaan tulus yang ingin disimpan dalam hati namun tak
mampu, cinta.

istirahatlah sayang. Kau pasti lelah. Halmeoni akan menjagamu, hyerim tersenyum
sekilas, ia merasa tenang, tapi dibalik itu, ia tetap gelisah. Jadi saat halmeoninya itu ingin
pergi, ia menahan tangannya.

ada apa nak??,

halmeoni aku bingung, melihat kegelisahan diwajah cucunya, hanna kembali


memposisikan diri disisi ranjang gadis itu dan siap mendengan keluhannya.

apa yang membuatmu bingung sayang???, hyerim bangkit dari berbaringnya, dan duduk
berhadapan dengan halmeoninya.

appa. Perhatian appa yang dia berikan padaku membuatku bingung aku tidak tahu,
apakah appa punya perasaan yang lain padaku??? Aku bingung halmeoni.., wanita itu
tersenyum lembut dan meraih tangan hyerim lalu mengelusnya pelan.

****

Dibawah, kyuhyun terlihat cukup gelisah, ia takut kalau hyerim tahu yang sebenarnya gadis
itu akan semakin memencinya dan meninggalkannya lagi. Dan sejujunya ia tak ingin hal itu,
kyuhyun terlihat gugup, sangat jelas dimata ayahnya, kalau anak laki-lakinya itu tengah
mengalami kesulitan.

jika kau berfikir dunia itu sempit nak, sesempit apapun dunia itu, pasti tetap ada celah
disana untukmu bernafas dan mencari jalan keluar, percayalah.., kyuhyun cukup tenang
setelah mendengar kalimat itu dari ayahnya. Kyuhyun berdiri dan menuju kamar hyerim, ia
berhenti didepan pintu saat mendengar percakapan antara hyerim dan eommanya.

ibumu bernama shin hye eun, itu benar kan?, hyerim menganggukkan kepalanya,
ia menatap neneknya dengan tatapan bingung, entah kenapa tiba-tiba neneknya bertanya
siapa nama ibunya.
asal kau tahu sayang, dulu, ibumu punya hubungan dengan kyuhyun, ayahmu,

maksud halmeoni apa? Eommaku punya hubungan dengan appa? Kenapa?,

dulu saat kyuhyun masih berumur 18 tahun mungkin, ia bertemu dengan seorang wanita
yang 4 tahun lebih tua darinya, aku tidak tahu bagaimana pertemuan mereka, yang jelas,
tidak lebih dari 3 bulan mereka saling mengenal,aku tahu kyuhyun telah jatuh cinta pada
wanita itu, wanita itu adalah shin hye eun, hampir satu tahun mereka menjalin hubungan,
aku membiarkannya karena kufikir hye eun itu wanita yang baik, ya, dia memang baik,
sampai dia menghancurkan cinta ayahmu demi laki-laki lain, ya, ibumu meninggalkan
kyuhyun demi ayah kandungmu, aku tidak tahu pasti alasannya kenapa? Yang jelas, semua
itu membuat ayahmu, kyuhyun, benar-benar hancur, kuakui, shin hye eun mungkin adalah
cinta pertamanya saat itu, setelah mendengar berita pernikahan hye eun, kyuhyun benarbenar seperti orang gila, dia menderita depresi berat, aku benar-benar khawatir saar itu,
tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, dia terus terpuruk dalam masa lalunya, aku benarbenar sedih waktu itu, sampai 4 tahun berlalu dan dia bertemu denganmu, saat itu melihat
dia pulang dengan membawa anak kecil bersamanya, kufikir dia telah kembali menjadi
kyuhyunku yang dulu, aku masih belum tahu kalau ternyata kaulah anak dari wanita yang
sudah menghancurkan hidup anakku,, hyerim mendengar dengan baik segala yang
diceritakan neneknya, wajahnya murung, dia juga sangat terkejut dengan apa yang
disembunyikan kyuhyun dan mungkin halmeoninya darinya selama ini.

saat aku tahu kau anak dari hye eun, aku benar-benar marah, aku berniat untuk
memberimu pelajaran tapi kyuhyun menghalangiku, kufikir waktu itu usiamu 13 tahun, aku
tahu kenapa kyuhyun menghalangiku, saat itu dia sadar, dia sudah jatuh cinta padamu
karena kau mirip dengan hye eun, hye eun-nya yang dulu sangat ia cintai, tangan hyerim
bergetar, matanya sudah bekaca-kaca dari tadi, kepalanya juga mendadak pusing.

hyerim, halmeoni tahu ini begitu mengejutkan bagimu, tapi yang bisa halmeoni katakan
padamu, adalah, bahwa ayahmu, kyuhyun, benar-benar mencintaimu dengan tulus, dia
berencana menikah dengan si. seo joo hyun itu, karena dia berfikir dia bisa menekan
perasaannya padamu, dia berfikir dia lebih baik tetap menjadi appamu dan
menyembunyikan perasaannya, sampai ia tidak sanggup lagi menahan semuanya,

pandangan hyerim menyendu, ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Semuanya masih
terasa seperti mimpi baginya, ia. benar-benar tersiksa sekarang.

halmeni pastikan, cinta kyuhyun itu sangat tulus padamu, dia bahkan sampai harus ya
halmeoni tidak bodoh hyerim, halmeoni tahu apa yang terjadi 8 bulan belakangan ini,
seharusnya kyuhyun tidak seperti itu, tapi semuanya sudah terlanjur, aku tahu, sampai
sekarang mungkin ayahmu masih belum bisa melupakan shin hye eun sepenuhnya, tapi
halmeoni yakin, dengan kejelasan ini, kalian bisa bersatu dalam arti yang sesungguhnya
sayang..,

Hyerim memejamkan matanya sesaat, jadi seperti itu masa lalu seorang kyuhyun, ia
membuka matanya lagi, ia menatap halmeoninya dengan tatapan gamang. Hyerim masih
tidak percaya dengan kisah yang diceritakan neneknya barusan, serasa seperti dongeng
yang menggambarkan betapa sempitnya dunia ini dan betapa takdir telah mempermainkan
hidupnya.

sekarang, semua keputusan ada di tanganmu sayang, kau bisa pergi atau kau bisa
tetap ada disis ayahmu itu semua kuserahkan padamu, halmeoni tahu ini sangat
mengejutkan untukmu, tapi inilah kenyataannya hyerim sayang,

jadi selama ini.. appa menyembunyikan semua ini dariku? Jadi dulu eommaku adalah
orang yang dicintai appa? Cinta pertama appa, air mata hyerim mengalir dengan
derasnya, dadanya sesak lagi, ia merasa seperti dipermainkan.

tapi, percayalah sayang, kalau bukan karena kau bercerita tentang siapa nama ayah dan
ibumu dulu, kyuhyun appamu maupun halmeoni juga tidak akan tahu kalau kau adalah

anak dari shin hye eun. waktu itu halmeoni sama kagetnya, terlihat kekecewaan yang
sangat besar terlihat diwajah ayahmu, tapi ia tetap menjagamu sampai sekarang, bahkan
sampai masalah serumit ini muncul diantara kalian. halmeoni minta maaf sayang,
seharusnya halmeoni ceritakan ini dari awal agar kau mengerti dan kyuhyun juga tetap
pada batasannya, tapi sayang halmeoni sudah terlambat, hyerim menyeka airmatanya
dengan kasar, ia tidak tahu seperti apa sekarang hatinya merespon, ia masih tidak bisa
berfikir jernih, kepalanya terasa seperti berputar-putar dan itu membuatnya pusing,

halmeoni aku lelah boleh aku istirahat sekarang? Aku sudah tidak sanggup lagi
berfikir., wanita paruh baya itu tersenyum, ia mengecup hangat kedua pipi hyerim,

istirahatlah sayang, kau baru saja mendengar dongeng yang berat, hyerim tersenyum
samar, ia segera berbaring dan memejamkan kedua matanya yang terasa amat berat untuk
terbuka, hyerim terlelap dengan mudah. Diluar kamar kyuhyun hanya bisa berdiri mematung
melihat semua ekspresi yang dikeluarkan hyerim saat eommanya bercerita panjang lebar
mengenai dia, dan hyerim yang sebenarnya. Tangan kyuhyun gemetar, ia sana ingin
menenangkan hyerim adi saat gadis itu terlihat sangat shock karena cerita itu, tapi apa
daya, ia tak sanggup bahkan hanya untuk melihat hyerim saja. Ia terlalu pengecut untuk hal
itu.

ini sangat melelahkan.. berdoalah agar dia bisa menerima semua ini., ucap
eommanya begitu wanita itu keluar dari kamar hyerim. Kyuhyun hanya mengangguk lemah,
ya, sekarang yang bisa ia lakukan hanya berdoa saja, berdoa pada tuhan agar ia tak
kehilangan orang yang ia cintai lagi, sudah cukup hye eun yang pergi. Ia memohon,
semoga hyerim bisa berfikir lebih jernih dan akhirnya gadis itu tetap ada disisinya
selamanya.

Pagi menjelang, hyerim merasa kepalanya masih pening, ia teringat cerita halmeoninya tadi
malam, hyerim bangun dari tidurnya, ia duduk dengan pandangan mata kosong. Perlahan
airmatanya jatuh begitu saja,

tuhan.. kenapa jalan hidupku harus serumit ini?, hyerim menangkup wajahnya untuk
meredam tangisannya yang mulai mengeras, seiring makin derasnya aliran air matanya
yang keluar. Tok.. tok mendengar pintunya yang diketuk dari luar hyerim mendongakkan
kepalanya dan bersuara dengan sediikit serak.

masuk, tapi matanya melebar sempurna saat yang masuk kedalam kamarnya adalah
kyuhyun, appanya. Hyerim memalingkan muka kearah lain saat kyuhyun duduk
dihadapannya.

pagi sayang.,

hhhmmm.., kyuhyun tersenyum miris mendengan jawaban dari hyerim, biasanya hyerim
akan dengan sangat antusias memeluknya dipagi hari dan memberikan ciuman selamat
pagi yang manis untuknya. Setidaknya itulah kebiasaan mereka sampai 3 bulan yang lalu.

kau sudah bangun?? Apa kau merasa lebih baikan setelah tidur??,

me memangnya aku kenapa?, kyuhyun mencoba meraih tangan hyerim tapi gadis itu
menepisnya, membuat kyuhyun lagi-lagi tersenyum dengan sedihnya.

kau begitu membenci appa, hye-ah?? Bahkan untuk memegang tanganmu saja aku
dilarang??, hyerim masih bungkam namun air matanya sudah menetes keluar. Ia
mengusapnya dengan kasar. Kyuhyun dengan sigap memeluk hyerim, gadis itu mencoba
meronta namun kekuatan kyuhyun lebih besar darinya.

appa lepas,

shireo. Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi, sudah cukup, sudah cukup dengan
apa yang selama ini telah kusembunyikan darimu hye-ah, appa tidak bisa lagi appa tidak
bisa lagi menyembunyikannya. Dengarkan appa baik-baik hyerim, aku mencintaimu
hyerim, jauh, jauh sebelum aku tahu kebenaran tentang orang tuamu yang sebenarnya,
appa mencintaimu sejak appa melihatmu di panti asuhan hyerim apa mencintaimu sejak
dulu, tapi sayang apa yang sudah appa putuskan membuat kita berdua sakit hati, appa
benar-benar minta maaf sayang, meski appa yakin maaf saja tidak akan cukup, untuk
semua kesalahan yang sudah appa perbuat padamu. Hyerim masih betah diam
dipelukan kyuhyun.

sayang menikahlah dengan appa., begitu mendengar penuturan itu, hyerim


melepas paksa pelukan kyuhyun.

appa jangan gila!!!,

tidak, appa cukup waras saat mengambil keputusan ini sayang , yerim beranjak dari
ranjangnya dengan tergesa, berusaha menghindari pria bernama cho kyuhyun itu.

appa, berhentilah menaruh luka dihatiku setelah apa yang kau lakukan padaku selama
ini, dengan mudahnya kau mengatakan kalimat bodoh tadi??, kyuhyun menunduk ia
menghembuskan nafasnya pelan.

appa yakin kau tidak sepenuhnya membenci appa nak, iya kan? katakan sebenarnya
kau juga ingin menikah dengan appa ya kan?, hyeim menautkan alisnya dengan
ekspresi marah dan jengkel. Ia makin bingung sekarang, ayahnya, sekarang, disini,
dihadapannya, menyatakan perasaan bodoh yan memuatnya serasa mau melumpat dari
kamarnya kehalaman rumah itu.

aku tidak akan menikah denganmu appa. apapun keadaannya,, serasa dijatuhi
bongkahan batu panas dari dalam gunung berapi, dada kyuhyun terasa sesak dan panas,
ia cukup terkejut dengan pernyataan dari hyerim barusan, kyuhyun beranjak dari duduknya
dan menghampiri hyerim, ia menyentak tangan kecil gadis itu sehingga membuat gadis itu
berbalih menghadap dirinya.

kenapa??? Bahkan setelah kau mengetahui semua kebenarannya hyerim, kau masih
meragukanku? Kenapa??, hyerim mengalihkan pandanganya kebawah, ia tak suka dengan
tatapan kyuhyun sekanrang padanya.

kenapa hyerim? Jawab appa hyerim!!!!!,

appa!!!!!! Kenapa aku harus menikah denganmu??? Kau ayahku, apa kau tidak ingat itu?
Ayah tidak boleh menikahi anaknya kau tahu itukan?, wajah kyuhyun memerah, rahangnya
mengeras, ia benar-benar marah sekarang, emosinya sudah sampai di ubun-ubun,
cengkraman tanganya makin erat, hyerim meringis sakit karena genggaman kyuhyun yang
etramat erat seperti menghancurkan tulang dan pembuluh darahnya.

kenapa aku mencintaimu hyerim, aku tulus padamu dan kau masih tidak bisa
menerimanya? Jangan mengelak lagi hyerim , appa tahu kalau kau juga mencintai appa
kan?? Hyerim jawab appa!!!, bentak kyuhyun sekeras-kerasnya, hyerim refleks
memejamkan matanya karena takut, kyuhyun sangat menyeramkan. Ia menggeleng
dengan cepat sambil membekap kedua telinganya karena teriakan kyuhyun tadi.

appa. Kumohon hentikan., suara hyerim bergetar hebat, cukup untuk menjelaskan
bagaimana ketakutannya sekarang pada pria yang sedang memaksanya untuk menikah itu,
meski sebenarnya hyerim juga ingin menikah dengan kyuhyun, namun hanya saja jalan
yang ditempuh bukanlah jalan ini. Ini salah. Dia selalu mensugestikan dirinya tentang hal
itu.

apa lagi. Apa lagi yang membuatmu ragu hye-ah. Appa mohon hentikan penderitan
appasudah cukup aku kehilangan hye eun waktu itu, aku tidak ingin ini terulang lagi
jebal, hye-ah jebal,

appa masih banyak wanita diluar sana yang lebih baik dariku kenapa harus aku
appa., hyerim menatap ayahnya dengan tatapan putus asa, melihat itu kyuhyun segera
memeluk hyerim sepenuh hati.

katakan hyerim, katakan, apa yang harus kuperbuat agar kau bisa menerimaku?? Apapun
yang bisa membuatmu menerima appa lagi hye-ah katakan katakan., kyuhyun
memelankan suaranya, terdengar cukup lirih dan memilukan.

meski aku ingin appa aku tidak akan penah menikah dengan dirimu bagaimanapun
juga,

Hye rim masih berkeras dengan keputusannya, dan itu membuat kyuhyun kehabisan
kesabaran. Ditariknya paksa tangan anaknya itu menuju pintu utama rumah mereka, hye
rim tidak mengeerti mau kemana kyuhyun ditengah perdebatan itu, ia tidak mengerti jalan
fikiran kyuhyun dan tidak akan pernah bisa mengerti. Mereka hampir sampai di pintu utama,
sebelum hye rim mengeluarkan intruksinya lagi.

appa. kita mau kemana???,kyuhyun berhenti, suara hye rim berubah, bergetar dan
takut, kyuhyun menolehkan sedikit kepalanya kesamping dengan tatapan yang tajam,
membuat hye rim makin bergetar. Tak perduli dengan rengekan yang mulai dikeluarkan
anaknya, kyuhyun masih melangkah menerjang hujan deras yang turun sore itu, kyuhyun
berhenti di halaman depan rumahnya, ia melepas genggaman tangannya dari hye rim dan
langsung berbalik menghadap gadis itu, ia tidak perduli dengan hujan yang membasahi
tubuhnya juga tubuh hye rim, yang ia inginkan sekarang adalah meledak. Cukup untuk
penderitaan dan penantiannya selama 17 tahun ini, memang terlalu banyak yang kyuhyun
sembunyikan dari hye rim, tapi itu semua semata-mata hanya agar gadis itu-gadisnya tidak
lagi pergi dari dirinya sepperti yang dilakukan wanita bernama hye eun dulu padanya.
Sudah cukup semua itu, yang ia inginkan hanyalah menikahi gadis kecilnya, menikah
dengan seseorang yang punya kesamaan dengan hye eunnya dulu, seseorang yang
didalamnya mengalir sebagian kehidupan dari hye eunnya dulu.

sayang, tidak bisakah berhenti menyiksaku seperti ini??, wajah kyuhyun berubah jadi
sendu, begitu juga nada bicaranya. Ia menatap lurus-lurus kearah hye rim, menggenggeam

erat kedua pergelangan tangan kecil itu, seperti memohon dengan sangat agar dia tak lagi
diberi siksa untuk tak memiliki gadis yang ia cintai.

appa aku

aku tahu kau pasti masih marah pada appa atas semua yang appa sembunyikan tentang
dirimu, tapi kau sudah tahu kan kenapa appa lakukan itu?. appa hanya,

takut kehilangan aku?? Appa ingin bilang begitu? Lalu kenapa appa merencanakan
pernikahan dengan wanita bernama seo joo hyun itu!!!!!!!, bukan hanya kyuhyun, hye rim
juga sudah cukup dengan menahan semua emosinya selama ini. Apalagi setelah dengan
gamblang mantan-calon-istri-appanya itu menghinanya di studio tari beberapa waktu lalu,
dan tenntang kemesraan mereka di busan beerapa waktu yang lalu juga, hye rim tentu saja
sakit hati, ia seperti dipermainkan sendiri oleh kyuhyun, diajak terbang kelangit dengan
segala kebahagiaan yang terindah lalu setelah terbuai, terhempas dengan begitu keras
kebumi dan hancur berkeping-keping.

appa tidak pernahkan memikirkan aku? Aku juga punya perasaan appa aku
mencintaimu appa. tapi kenapa bahkan setelah appa tahu bagaiman perasaanku yang
sebenarnya appa masih saja dengan terang-terangan membeberkan semua kemesraan itu
didepanku, lalu setelah aku hancur dengan mudahnya appa kembali. appa pikir aku ini
apa??? Siapa aku dimatamu appa?? Siapa???!!!!!!!!!!!, airmata hye rim jatuh menetess
bersama hujan yang makin membasahi kedua manusia itu, tubuh hye rim bergetar, ia
benar-benar tak tahan dengan semua ini.

jadi kau fikir aku melakukan itu tanpa sebuah alasan hye rim??,

lalu apa alasanmu appa???? Apa alasanmu?!!, hye rim menatap kyuhyun dengan tatapan
terluka yang sangat menyakitkan.

apakah begini alasannya, karena aku mirip dengan seorang bernama kim hye eun kau
mencintaiku karena aku mirip dengan gadis itu, saat sadar kalau aku bukan gadis yang kau
maksud kau meninggalkanku yang sudah bergantung padamu dengan menghancurkanku
lewat wanita bernama seohyun itukan????, kyuhyun menggeleng kuat, tidak seperti itu,
alasannya tidak seperti itu, kyuhyun tahu, hye rim terlalu terluka dengan kelakuannya, tapi
ai juga terluka amat terluka sampai rasanya hantinya sudah membatu tak bisa merasakan
sakit atau bahagia lagi, lebih parah jika gadis ini tak ada disampingnya, ia akan jadi mayat
hidup jika begitu terus-terusan.

kau salah hye rim, bukan seperti itu. awalanya memang appa mengira kalau saat
melihatmu hye eun ada dalam dirimu, appa tidak mengelak saat kau bilang begitu, tapi
setelah appa sadar, sayang,. perasaan ini sepenuhnya adalah pada dirimu bukan ibumu
atau seohyun, appa sadar seiring berjalannya waktu kau berbeda dari ibumu dan aku jatuh
cinta padamu bukan karena kemiripanmu dengan hye eun sayang, hujan masih
mengguyur dan hari beranjak gelap, tapi itu tak mengusik sama sekali perdebatan antara
kyuhyun dengan hye rim. Mereka harus menyelesaikan ini sekarang juga atau tidak
selamanya.

jika kau berfikir demikian kau salah besar hye rim, aku melamar seohyun dengan alasan
kufikir aku tidak punya lagi kesempatan untuk memilikimu, appa berfikiran kalau kau tak
mungkin mau menikah dengan appamu ini, kau pasti tidak mau menikah dengan laki-laki
dengan jarak umur lebih dari 15 tahun, itulah yang appa takutkan, tapi perasaan ini
membuat appa takut, perasaan ini tumbuh terlalu besar sayang, dan appa takut tak bisa
mengendalikannya, jika suatu hari kau tidak mau menikah denganku, meninggalkanku
dengan segala perasaan ini, appa takut baik dirimu atau appa tidak ada yang hidup tenang,
karena jika perasaan ini makin besar, maka tidak akan kubiarkan kau pergi dari diriku lagi
hye rim barang satu jengkalpun tak akan bisa.., kyuhyun menaruh tangan hye rim
didadanya membiarkan hye rim tahu debaran dan gejolak jantungnya saat ini, hye rim

merasakan debaran-debaran itu dalam diam, hatinya makin perih, airmata yang ia
keluarkan semakin deras, dan kyuhyun bisa mendengar isakannya., tangan besar itu tak
tinggal diam, kyuhyun meraih wajah hye rim mencoba menghapus airmata yang mengalir
itu meski tahu usahanya hanya sia-sia karena airmata anaknya itu telah bercampur aduk
dengan air hujan.

aku melamar seohyun, kupikir dengan cara itu bisa kutahan perasaan ini dan merelakanmu
pergi sayang, awalnya appa ragu, tapi, semua itu appa fikir karena appa tak terbiasa jauh
darimu, jadi appa lanjutkan meski appa rasa semua ini terlalu berat ditambah lagi kaau
yang menghilang entah kemana itu membuatku makin tak sanggup,

kau pantas marah padaku hye rim. kau pantas kecewa dan sakit hati. appa sadar
dengan apa yang telah appa lakukan padamu sayang, appa tahu kau masih perlu
menenangkan diri, tapi. appa mohon sudilah kiranya setelah kau siap dan sudah menata
hatimu lagi, kau kembali padaku. hye rim mendengarkan kyuhyun dalam diam, ya, inilah
yang ia tunggu dari awal. penjelasan secara rinci itulah yang ia inginkan dan sekarang ia
mendapatkannya, tapi itu belum cukup, hye rim sudah terlanjur sakit hati. Hye rim melepas
genggaman kyuhyun dan berjalan meninggalkan teras dengan pelan jika kyuhyun benarbenar menginginkannya, ia akan mencegah hye rim pergi. Sementara kyuhyun sekarang
berganti ia yang menatap hye rim dengan tatapan terluka teramat dalam hatinya rasanya
disayat sepelan mungkin oleh gadis kecilnya itu, dengan segera kyuhyun menghampiri hye
rim, mengcengkram kedua lengan hye rim dengan sekencang-kencangnya untuk
mengehntikan laju langkah hye rim.

sampai hati kau menginggalkanku lagi hye rim ingin appamu ini mati sekarang hye rim,
kau bisa menghukumku, tapi tidak dengan cara seperti ini jangan tinggalkan aku lagi hye
rim. kumohon, hye rim meringis kesakitan karena cengkraman itu. Ia ingin menyerah,
tapi entah kenapa tubuhnya terus ingin menolak kyuhyun, hatinya tak sanggup lagi, benarbenar tak sanggup lagi. Kyuhyun makin mendekat dan cengkraman tadi berubah menjadi
back hug yang segera mebuat jantung hye rim berdesir tak karuan, lengan panjang

kyuhyun melingkar dengan erat di bahunya melingkupi dada dan pundaknya membuat ia
merasa terlindungin kembali.

Kyuhyun meletakkan kepalanya dengan manja dibahu sebelah kiri hye rim, terihat sedikit
menggoda gadis itu karena sekarang hye rim mulai bergerak gelisah dalam pelukan
nyaman itu. Dan satu fakta lagi yang tak boleh ia lupakan, mereka ada dibawah guyuran
hujan cukup lama, hye rim tahu tubuh mereka basah kuyup dan bibirnya mulai bergetar
karena kedinginan.

appa., suaran hye rim terdengan serak dan sangat berat, dan hanya dijawab gumaman
oleh kyuhyun, ia tahu hye rim tak akan meninggalkannya lagi jadi ia bisa santai sekarang.

aku sudah memaafkanmu appa le lepaskan kumohon diluar dingiiin., serasa


baru sadar dengan kondisinya cepat-cepat kyuhyun melepas back hug-nya dan memutar
tubuh hye rim, agak pucat memang.

astaga.. sayang maafkan appa sungguh, appa tidak bermaksud mengajakmu hujanhujanan begini.. appa hanya., minrin tersenyum menahan tawa, ia lega setelah sekian
lama merasakan sakit, ia bisa tersenyum lagi seperti ini, sungguh, kyuhyun yang setengah
panik sangat manis dimatanya, dengan wajah rupawannya yang berubah jadi cemas dan
khawatir itu membuat hye rim sampai menutup mulutnya dengan tangannya, dari
kekhawatirannya saja seharusnya hye rim yakin dari awal kalau pria ini-ayahnya sangat
mencintainya. Kyuhyun menautkan alisnya bingung melihat tingkah hyerim yang.
menertawakannya. Sadar akan hal itu kyuhyun merubah lagi raut wajahnya menjadi skeptis.

wae? Menertawakanku??, hye rim tersenyum, hujan mulai berhenti, tinggal gerimis kecil
yang tersisa dan itu membuat hye rim melihat sebuah pemandangan yang amat
menakjubkan. Tubuh mereka berdua memang basah, da hye rim memang sudah terbiasa

dengan tubuh telanjang dada kyuhyun, tapi sekarang, rambut pendek ayahnya basah dan
jatuh berantakan dengan tetes-tetes air yang masih turun dari helaian rambutnya. Kemeja
putih yang dipakai kyuhyun basah total dan memperlihatkan bentuk tubuh tegapnya dibalik
kemeja itu. Hye rim menunduk malu, wajahnya pastu sudah sangat memerah sekarang.
Kyuhyun melihat perubahan raut wajah di muka hye rim, ia menarik bibirnya membentuk
senyuman ah bukan, lebih tepatnya seringaian yang sangatlah menggoda. Kyuhyun
dengan sangat tiba-tiba mengangkat hye rim menggendongnya dan membawa gadis itu
masuk kedalam rumah dengan segera. Sesampainya dikamar, kyuhyun menurunkan
hyerim diatas ranjang, awalnya hyerim menolak karena takut kalau ranjang besar itu akan
basah karena dirinya yang basah, tapi karena cengakraman kyuhyun yang terlampaui erat
hyerim tetap duduk ditempat dan tak berani beranjak lagi. Kyuhyun menyejajarkan wajahnya
dengan wajah hyerim, mata mereka bertemu, dan sesaat seperti terhipnotis, terbawa aliran
yang menenangkan dan membuat hati keduanya terasa damai.

sarangahae.. uri hyerim neomu sarangahae jeongmal, hyerim terenyuh


dengan kata-kata itu, kata-kata termanis yang pernah keluar dari bibir kyuhyun yang pasti
kata-kata itu hanya ia tunjukkan untuk hyerimnya. Hyerim tersenyum

nado appa..,

Kyuhyun tersenyum kelewat lebar, ia mengecup dengan lembut bibir merah hyerim,
menyesapnya dalam, melumat dan mengulumnya seperti permen. Ia sangat merindukan
bibir itu, bibir yang selalu berucap manja padanya, satu-satunya bibir yang menjadi
kegemarannya. Kyuhyun menekan lebih dalam ciumannya, memaksa gadis itu membalas
perlakuannya agar rasa yang dia dapat lebih dari lebih. Dengan tergesa, hyerim membalas
ciuman kyuhyun, dan hal itu cukup membuat kyuhyun puas, tangannya mulai bergerak
menelusuri tubuh kecil dibawahnya yang basah itu, membelai dengan lembut, mencoba
membuat gadis yang tengah menikmati cumbuan darinya itu terlena.

aahh , desahan lirih keluar dari bibir manis hyerim, kyuhyun berhenti memainkan bibir
indah yang kini terlihat agak bengkak itu dan beralih ke leher jenjang putih dihadapannya,
kyuhyun menjilat dan menghisap kuat leher gadis itu, mencoba menjadi vampire yang
menghisap darah segar nan nikmat dari korbannya. Tangan kyuhyun berhenti di pinggang
hyerim, mengelusnya dan sesekali meremasnya pelan sampai lagi-lagi desahan hyerim
lolos begitu saja. Hyerim mulai bergerak gelisah dibawah kungkungan kyuhyun, tubuhnya
terus menggeliat tangannya-pun tak berdiam saja, bingung mencari tumpuan ditubuh
kyuhyun, terus bergerak mencari bagian yang tepat yang akan ia jadikan pegangan,
bergerak dari punggung ke kepala dan terus seperti itu.

appa ahhh eungghhh, tangan kyuhyun naik menuju dada hyerim, bermain
lembut memang bukan gayanya jadi begitu ia bertemu dengan payudara hyerim, ia
langsung akan kehilangan akalnya dan menyerang hyerim sepenuh hati dan nafsu. Tanpa
perlu basa-basi lagi kyuhyun menyobek dress yang dipakai hyerim dan melepas dengan
agak kasar pakaian dalam yang dikenakan hyerim. Kyuhyun berhenti sebentar, ia menatap
tubuh hyerim tanpa berkedip, meski telah berulang kali mereka melakukan ini, tapi kyuhyun
tak pernah bosan melihat tubuh indah hyerim.

sayang, boleh appa melakukannya., sebenarnya hyerim senang mendengar


ayahnya meminta izin terlebih dahulu padanya meski terdengar agak aneh, karena meminta
izinpun bukan gaya seorang cho kyuhyun. Hyerim menahan tawanya.

appa,. Kau minta izin padaku?? Aku jadi takut, kau tidak seperti biasanya, hyerim
meraih wajah kyuhyun, dan membelai lembut wajah yang sangat sempurna itu, menelusuri
rahang yang sangat indah dan tajam itu. Kyuhyun tersenyum miring.
kenapa tidak, appa hanya ingin memberikan sebuah hadiah manis, sebelum kau resmi
menjadi seorang istri besok,, senyuman hyerim pudar, tunggu apa maksud kyuhyun
dengan besok?,

appa jangan bilang kalau kita menikah besok., kyuhyun tersenyum, tatapannya tetap
pada hyerim sementara dua jarinya sudah terbenam di lubang vagina hyerim dan
mengacau disana, gadis itu menggeliat pelan dan mendesah-desah menerima perlakuan
itu.

jika appa bilang iya bagaimana???, jawab kyuhyun sembari menyeriangai dan menarik
keluar jarinya.

mwoya???,

appa tidak menerima penolakan sayang,

APPPAAA!!!!! SAKIITTT BODOH!!! PELAN-PELAN!!!!, teriak hyerim karena kyuhyun


tiba-tiba melesakkan dengan amat kasar penisnya kedalam vagina hyerim. Gadis itu
memukuli tubuh kyuhyun dengan kesal.

****

Kyuhyun masih mencoba menggoda hyerim, agar gadis itu mau membuka matanya, tapi,
bukan hal mudah untuk itu. Ia sudah hafal betul tabiat hyerim yang susah sekali bangun,
apalagi setelah mereka melakukan kegiatan intim berdua, biasanya butuh waktu paling
cepat adalah 30 menit usaha untuk membuat hyerim membuka kedua matanya, dengan
sempurna.

appa geumanhae. aku masih mengantuukkk. aku sangat lelah appa., kyuhyun
tersenyum, ya, selalu kata-kata itu juga yang keluar dari bibir manis hyerim untuk mengulur
waktu bangunnya. Hyerim memang sangat mudah kelelahan dan itu sering membuat
kyuhyun frustasi karena tak jarang gadis itu tertidur ditengah kegiatan panas itu, dan
akhirnya kyuhyun harus bekerja sendiri dan merasakan nikmat sendiri, tapi itu wajar, hyerim
masih sangat muda, mungkin ia belum kuat untuk melayani seorang kyuhyun.

sayang bangunlah, kau tidak mau pernikahan kita batal karena kau terlambat bangun
kan???, seketika itu juga, setelah mendengar kata pernikahan dengan sigap hyerim
terbangun dan efeknya adalah pusing yang menjadi-jadi.

appa.. kau kejam sekali padaku.., kyuhyun tertawa kecil mendengar rengekan dan
gumaman hyerim yang tak jelas.

ini aneh, dengan begitu mudahnya kau merencanakan pernikahan meskipun baru kemarin
aku menyetujuinya? Aku curiga kau sudah mempersipkannya jauuh harii iya kan?
Appa kyuhyun tersenyum, ia mengecup kening hyerim dengan hangat.

menyebalkan, aku bahkan belum lulus sekolah., kyuhyun tertawa lagi. Tapi, acara
tertawanya terhenti begitu saja saat melihat pemandanan konyol didepannya. Sepertinya
hyeim belum 100% sadar, buktinya ia bahkan lupa kalau ia sama sekali tidak menggunakan
baju, tapi ia malah berjalan kekamar mandi dengan santainya. Kyuhyun menahan nafasnya
karena terlalu terkejut, ia menyusul hyerim kekamar mandi, sebelum gadis itu meraih knop
pintu kamar mandi, tangannya telah tertangkap oleh kyuhyun.

hyerim anakku yang paling cantik. aku menyekolahkanmu di shinhwa bukan belajar
untuk menggodaku, tapi kenapa sekarang kau berjalan dengan santainya kekamar mandi
dengan tubuh telanjang???!!!, hyerim terdiam, ia mencerna dengan lambat pekataan
ayahnya, begitu ia sadar, ia segera menoleh kebawah dan tersentak saaat tahu kalau
sekarang ia tengah berdiri didepan kamar mandi tanpa menggunakan apa-apa. Refleks
hyerim memeluk kyuhyun karena malu,

ma maaf. appa aku lupa..,

kau lupa kalau tadi malam kita bercinta? Kau lupa kalau bajumu yang kemarin itu basah?
Kau itu benar-benar ya. ingin mempermainkan appa hyerim?, hyerim menggeleng, ia
kembali tersentak saat dengan tanpa sengaja, tubuhnya menyentuh milik kyuhyun yang
sudah sangat tegang, hyerim menatap kyuhyun dengan polosnya.

appa. kau berdiri tegang. apa kau. ingin., belum sempat hyerim
menyelesaikan kalimatnya, mulutnya telah tertutup oleh ciuman kyuhyun yang sarat nafsu,
kyuhyun membuka pintu kamar mandi, menyeret hyerin dan merebahkannya di bath tub
mewah didalam kamar mandinya, tanpa babibu lagi, dengan cepat kyuhyun melesakkan
juniornya kedalam vagina hyerim, lagi, tanpa foreplay terlebih dahulu.

appaa!!!! Aaakkhhh!!!!, hyerim mencengkram kedua lengan kekar kyuhyun sebagai


tumpuannya. Astaga, ini pagi yang gila untuknya, dipaksa bangun dipagi hari, melupakan
kejadian tadi malam sehingga ia tak sengaja menggoda appanya, dan sekarang bercinta
dikamar mandi tanpa pemanasan terlebih dahulu, oh ayolah. siapa yang tidak akan gila
dengan semua itu?. Tapi bagaiamana dengan kyuhyun? Pria itu tidak pernah bisa menahan
nafsunya pada hyerim seperti apapun keadaannya. Ia sangat mencintai gadisnya dan ia
ingin merasakan kehangatan dari vagina hyerim saat itu juga, saat ia sudah terangsang.

aahh aahh eungg. aahhh.. aahh. aaahhhh. aappppaaaahhh., desahan


hyerim semakin membuat kyuhyun menggila, gerakannya semakin cepat, ia mengangkat
hyerim keatas pangkuannya, melahap payudara ranum hyerim sembari menggigit-gigit kecil
nipplenya membuat hyerim makin tak karuan.

apppaaa. aaahhhh., gerakan kyuhyun makin menggila, ia seperti orang kesetanan,


beberapa menit kemudian kyuhyun mencapai pelepasannya, keduanya terengah, kyuhyun
tersenyum lembut, ia mengusap keringat yang keluar mengalir membasahi wajah manisnya.
Kyuhyun mengecupi pipi, kening, dan bibir hyerim dengan penuh cinta.

sarangahae. nae aegi., hyerim yang masih mengatur nafasnya, hanya bisa tersenyum
lembut kearah kyuhyun.

menikahlah denganku hyerim, ucap kyuhyun sembari mengecup kening hyerim dengan
dalam.

kata-kata itu tidak berguna appa.. kurang dari 24 jam lagi, aku sudah resmi menjadi istrimu
kan., kyuhyun terkekeh, ia mengusap rambut hyerim yang berantakan.

terimakasih. kau sudah mau tinggal disisi appa, sampai kapanpun sayang,

iya.. aku juga bahagia., kyuhyun bangkit dari bathub dan menyalakan shower untuk
mereka berdua.

sekarang mandi dan jadilah yang tercantik nanti,, ucap kyuhyun sembari memandikan
hyerim yang masih tenang berendam di bahtub.

tentu saja, akulah yang tercantik, buktinya seorang cho kyuhyun pemilik cho corp. saja
jatuh dalam pesonaku.., canda hyerim membuat pria 36 tahun itu tersenyum.

terserah kau saja..,

Setelah 2 minggu hyerim menghabiskan liburan pribadinya, bukan liburan sebenarnya, lebih
tepanya itu seperti bulan madu. Dan sekarang, ia benar-benar harus okus dengan ujian
akhirnya. Hyerim sebenarnya ingin mengumpat suaminya-ayahnya yang menurutnya terlalu
terburu-buru mengajaknya menikah, memang siapa yang tidak teburu dengan mengajak

gadis umur 17 tahun hampir 18, menikah dengan laki-laki umur 36 tahun? Hei, itu terlalu
teburu bukan?. tapi meski begitu hyerim sangat senang, untuk sekarang, ia masih harus
menyembunyikan satusnya sebagai istri dari cho kyuhyun, memang harus seperti itu, tidak
mungkin ia mengumbar berita kalau ia sudah menikah dengan ayahnya sendiri kan..

hai manis, hyerim menoleh kebelakang dan mendapati seorang laki-laki yang
mengenakan seragam yang sama dengannya berdiri dihadapannya dengan banyak buku
yang ditentengnya.

kenapa banyak sekali???,

ujian sudah dekat dan kau! 2 minggu menghilang. Itu sangat merugikan tahu!!,

maaf, hyeim menunduk lemas, ia memainkan jarinya dengan gelisah.

oppa.,

hmmm,

kau tidak marah kan???,

marah kenapa?,

aku kan sudah..,

jika itu keputusanmu aku bisa apa? Semoga kau bahagia dengan ayahmu ya cintanya
padamu memang luar biasa aku tidak bisa menandinginya., hyerim tersenyum sekilas.

ah.. oppa.. sebenarnya aku punya rahasia, tapi jangan terkejut yah,,,, merasa tertarik
luhan mendekatkan wajahnya kearah hyerim,

apa itu?,

sebenarnya maeri, sudah lama menyukaimu lho,

jinja?? Kau tidak bohong kan??, hyerim menggeleng tanda ia serius dengan ucapannya.
Luhan terlihat berfikir sejenak.

baiklah, dia juga cantik, dan lebih pintar darimu!, aku akan mendapatkannya dah
habiskan buku-buku ini! Sampai kau mengerti! Jangan dimakan! Dibaca ok! Aku akan
melakukan pdkt dulu dengan maeri, hyerim memberengut, tapi sedetik kemudian dia
tersenyum.

berjuanglah oppa,

Hyerim mematut dirinya sudah cukup lama didepan cermin, ia terus berputar untuk melihat
sisi belakang gaunnya, sebenarnya sudah sangat cantik, hanya saja ia merasa ada kurang
dari penampilannya sekarang. Hyerim menautkan alisnya tanda ia sedang mencari sesuatu
yang salah dengan penampilannya.

Krriiieetttt!!!! Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang saat melihat
tingkah lucu hyerim menampakkan senyumannya. Wanita itu menghampiri hyerim dengan
tatapan gemas.

apakah menantu omma ini belum siap??, hyerim mengerucutkan bibirnya mencoba
menampakkan ekspresi merajuk.

halmeoni.. apa aku sudah cantik??? Apa gaun ini bagus??? bagaimana kalau appa tidak
menyukainya???, ceroscos hyeim tanpa jeda membuat senyuman wanita itu kian
sumingah.
kau sudah cantik sayang, kyuhyun pasti menyukainya, kajja, jangan sampai appamu itu
menunggu terlalu lama., hyerim menghembuskan nafasnya pasrah, ia mengambil tas
kecilnya diatas ranjang dan berjalan mengikuti neneknya menuju mobil yang sudah
menunggunya 2 jam yang lalu di halaman rumahnya.

semoga sukses, halmeoni yakin appamu itu sudah menyiapkan yang trebaik untuk
kalian. Ucap neneknya dengan wajah semringah yang sangat mempesona. Hyeim
masuk kedalam mobil dan memberikan senyuman terbaiknya meski sekarang ia sangat
gugup. Tak lama mobil audi hitam itu sudah melaju dijalanan, hyerim masih mencoba
menetralkan gugupnya, ini adalah kencan pertamanya dengan suaminya tentu saja. Hyerim
cukup terkejut sebenarnya saat tadi siang dengan entengnya kyuhyun ayahnya-suaminya
mengajakanya makan malam bersama diluar, sebenanya hyeim ingin menolak, tapi. Saat
ia fikirkan lagi, bukankah kencan untuk sepasang suami-istri itu wajar. Hyerim sedikit
tesenyum saat melihat cincin indah dijari manisnya, ia mengingat bagaimana
pernikahannya hampir 1 bulan lalu. Pernikahan itu memang tidak mewah sama sekali tapi
cukup indah untuk hyerim, kyuhyun merencanakan semuanya dengan baik, pernikahan
ditempat terbuka dengan sedikit orang, pengucapan janji suci mereka diwarnai dengan
guguran bunga dan daun mapel tanda musim gugur akan datang. Mengingat semua itu
membuat hyerim sedikit lebih tenang.

choo chogiyo ahjusshi, kau akan membawaku kemana???,

maaf.. nona tuan muda melarang saya mengatakannya pada nona, hyerim
memberengut. Semua kejutan ini membuatnya semakin gugup.

30 menit perjalanannya hyerim hanya diam mencoba mengatasi kegugupannya. Supir tadi
membawanya kesebuah bukit indah dipinggiran kota yang jauh dari keramaian. Setelah
turun dari mobil, supir itu menyuruh hyerim untuk naik ke puncak bukit disana. Dari bawah
sini hyerim bisa melihat temaram cahaya dipuncak bukit tersebut. Dengan langkah perlahan
hyerim menuju puncak itu, saat jaraknya makin dekat, cahaya itupun terlihat lebih jelas.
Bukanlah cahaya lampu yang menyilaukan, tapi cahaya dari ribuan lilin yang mempesona.
begitu sampai disana hyeim sempat takjub dan tak bisa mengalihkan pandangannya dari
ribuan lilin itu. Puncak bukit ini cukup luas, terdapat kolam kecil yang juga dihiasi oleh lilinlilin kecil diatas mangkuk lilin berbentuk bunga mawar. belum berhenti disitu, ditengah-

tengah lilin-lilin itu ada satu meja makan dan dua buah kursi yang tentu ditunjukkan
untuknya dan ayahnya-kyuhyun. Meja berbentuk bundar itu berada dilingkupan kubah
berbentuk seperti setengah lingkaran yang sisi-sisi tiangnya berhiaskan bunga yang melilit
indah berwarna-warni.

kau menyukainya sayang????, sontak hyerim menolehkan kepalanya ke elakang dan


menemukan sosok paling ia cintai berdiri desana dengan begitu mempesona, dengan
setelan jas berwarna putih, memuatnya begitu mencolok dimalam yang bertabur bintang
dan ribuan kilauan lilin disekitarnya. Cho kyuhyun menjelma menjadi bintang paling terang
dimata hyerim. Hyerim menunduk malu, entah kenapa situasi seperti ini membuatnya jadi
salah tingkah.

i.ini sangat. Indah appa., kyuhyun tersenyum dan melangkah menghampiri gadis
muda yang berdiri kikuk di antara cahaya lilin yang ia persiapkan, semua kejutan manis ini
hanya untuk gadis yang paling ia cintai, gadis yang sudah membutakan matanya dan
membuatnya tergila-gila. gadis yang sampai sekarang masih berstatus sebagai anak
angkanya.

Kyuhyun sampai dihadapan hyerim, meraih tangan gadis itu dan menuntunnya menuju meja
di puncak bukit indah itu. Setelah mereka duduk berhadapan hyerim merasa sedikit lebih
baik.

appa menyiapkan semuanya??? Untukku??, kyuhyun terkekeh mendengar pertanyaan


itu keluar dari mulut hyerim. Apakah kurang jelas bagi hyeim? 12 jam yang lalu kyuhyun
menelponnya, menyuruhnya berdandan karena mereka akan kencan, dan semuanya sudah
kyuhyun persiapkan seharian tadi.

aku menyiapkannya untuk wanita paling berharga dalam hidupku, sekarang dia ada
dihadapanku ., hyeim meunduk, ia cukup tersanjung dengan pujian kyuhyun untuknya,
ya, hanya untuknya. Ia juga sudah agak lega, selain karena ia resmi lulus sekolah 3 bulan
yang lalu, tinggal menunggu waktu saja untuknya benar-benar diakui sebagai istri sah dari
CEO yang tampan paling sukses sekorea itu.

Proookk.. prookk

Suara tepukan kyuhyun tadi disambut dengan kedatangan serentetan pelayan dengan baki
makanan di tangan mereka, memenuhi meja yang sebenarnya tak terlalu besar itu dengan
makanan mewah yang menggiurkan. Mata hyerim membulat sempurna, sepertinya cacingcacing nakal dalam perutnya mulai berontak saat tudung saji makanan-makanan itu
terbuka, aroma yang begitu lezat membuat hyerim menegak air liurnya dengan ganas.
Kyuhyun tertawa pelan melihat ekspresi hyerim yang menurutnya terlalu berlebihan, seperti
mengisyaratkan kalau istri-17 tahunnya itu belum pernah ia ajak makan mewah direstauran
mewah. Padalah setiap akhir minggu mereka selalu menjelajahi restoran-restauran mewah
di seoul.

sayang.. kau sepertinya sangat lapar?, goda kyuhyun yang masih tak bisa
menghentikan tawa kecilnya.

appaaa.. seharian ini aku tidak makan, karena kau ingin mengajakku kencan, halmeoni
melarangku untuk makan. Aku hanya minum air putih saja seharian ini, jawab hyerim
mengenaskan sambil menunjukkan wajah paling memelas yang ia miliki. Lagi-lagi bibir
kyuhyun mengembang tersenyum, ia mengangkat tangannya meraih dagu hyerim agar
gadis itu menatapnya.

kau tahu. Aku sangat bersyukur karena aku mencintai gadis sepertimu sayang, terlepas
dari kau adalah anak hye eun noona aku mencintaimu sebagai cho hyerim , bukan yang
lain. Saranghae,

Mata hyerim berkaca-kaca saat kyuhyun mengucapkan hal itu, semburat merah muncul
begitu saja dikedua pipinya yang bulat.

appa. kau membuatku malu..!!!, seru gadis itu sambil mengacak-acak tatanan
rambutnya sakin salah tingkahnya.

Tak lama mereka melansungkan acara makan malam super romantis itu. Hyerim sangat
menikmati detik tiap detik kebersamaannya bersama kyuhyun. Hyerim tahu itu, ia tahu
benar kalau ia sangat mencintai kyuhyun. Karena itu ia berdoa pada tuhan, doa sedehana
saja. Semoga ia tak dipisahkan dari kyuhyun. Karena ia sangat mencintai ayah angkatnya
itu.
THE END!

FF // MY BABY MY LOVELY
Tittle : my baby, my lovely
Author : @DayDream_sj
Type : series
Rating : 17+
Genre : familyship, complicated.
Main cast :

Cho Kyuhyun

Cho Hasun

Support cast :
Cho's family

Lee Hyukjae

Jessica Jung

Park Jiyeon

Disclaimer : Kim hasun milik wiwit eonni. All cast milik Tuhan. Cacakyu+ is my ID. Ff ini milik saya
murni tercurah dari otak saya yg suka berkhayal (?) ff ini saya persembahkan untuk eonni saya
wiwit ajah.
Warning : FF ini mengandung unsur dewasa di part tertentu, harap yang dibawah umur ga usah
baca.... hehe takut otaknya kotor kkkk~
Summary : aku menunggu takdirku, terus menjalani hidup entah benar atau salah. -kyuhyunSeorang pemuda yg masih berusia 17 tahun masih suka bersenang-senang dan menghamburkan uang
untuk berfoya-foya. Cho Kyuhyun, nama pemuda itu. Tinggi, tampan, kaya & cerdas. Benar-benar perfect
dan menjadi idaman semua wanita.
Seperti malam ini ia mabuk-mabukkan dengan teman-teman sebayanya di sekolah.
"kyuhyun-ah kau sudah sangat mabuk, ja! Pulang!" usir hyukjae teman kyuhyun.
Kyuhyun yg sudah benar-benar di bawah pengaruh alkohol hanya tersenyum dgn mata yg setengah
terbuka dan tubuh sempoyongan.
"ingat hyukjae, jangan katakan pada jessica jika aku mabuk" ujar kyuhyun sembari melangkah
sempoyongan menuju pintu bar.
~0o0o0~
Kyuhyun mengendarai mobilnya dengan cepat membelah jalanan yg sepi dan basah akibat hujan yg
mengguyur deras. Pandangan kyuhyun kabur karna ia setengah sadar, wajahnya benar-benar kusut.
Kyuhyun tak menyadari ada sesosok yeoja yg tengah menyeberang ditengah derasnya hujan dan
gelapnya malam.
Sampai ketika kyuhyun menyadarinya posisi mobilnya sudah sangat dekat dan kencang.
mata kyuhyun terbelalak, tangannya memencet klakson sesering mungkin dan kakinya menginjak pedal
rem semampunya.
Ciiiiittttt Brakkk!
Mobil hyundai silver kyuhyun terhenti mendadak merasakan ada sesuatu yg tertabrak. Dgn segera
kyuhyun keluar dari mobilnya berlari ke arah depan mobil dan kyuhyun mendapati sesosok tubuh yeoja
yg tengah mengandung merintih kesakitan.
Mata kyuhyun membulat diantara air hujan yg mengguyur tubuhnya, ia setengah tak percaya menatap
apa yg dilihat sekarang.
"arh hmmm t tuan t t tolongh arh!" yeoja itu merintih, dari selangkanganya mengalir darah yg hanyut
bersama air hujan.
Kyuhyun menoleh kesana kemari berharap akan menemukan bantuan. Tapi nihil, tak ada seorangpun
disini.
Kyuhyun berlutut berniat menolong yeoja itu, tubuhnya gemetaran karena takut.
"nona bertahanlah aku akan menolongmu" ujar kyuhyun yg sesaat kemudian berusaha membopong
tubuh yeoja itu masuk ke dalam mobilnya.
~0o0o0~
Cheonan hospital
02.00 am KST
Kyuhyun meremas-remas tangannya sendiri menahan ketakutan yg melandanya. Giginya bergemelatuk,
tubuhnya basah kuyup, dan pandangannya lurus ke bawah menatap lantai rumah sakit. Kyuhyun takut
terjadi sesuatu pada yeoja yg ditabraknya tadi. Ia bahkan tak berani mengangkat telepon dari ibu dan
teman-temannya. Ia tak mau memberitahu siapapun karna takut dipenjara.
"tuan, anda yg membawa nona itu kemari?" tanya dokter yg baru keluar dari kamar operasi.

Kyuhyun terlonjak, ia hanya mengangguk takut menatap dokter dihadapannya.


"anda saudaranya?" lanjut dokter itu.
"s saya a adiknya dok" jawab kyu berbohong.
"cepat temui nunamu, sepertinya dia ingin berbicara padamu" dokter itu menepuk bahu kyuhyun.
Kyu bergegas masuk ke ruang ICU.
~0o0o0~
Ditatapnya takut, sosok tubuh yeoja yg terbaring lemah. Kyuhyun berjalan pelan mendekati ranjang
rawat, tubuhnya semakin gemetaran.
"nona, kau... Baik-baik saja?" tanya kyuhyun lirih.
Yeoja itu tersenyum lemah menatap kyuhyun.
"tuan, tolong jaga dan rawat bayi saya, perlakukan dia seperti anakmu sendiri. Saya sudah tidak sanggup
lagi menjaganya" ucap yeoja itu susah payah.
Mata kyuhyun makin membulat, ia melirik perut yeoja itu, ia baru sadar perut yeoja itu tak lagi membuncit
seperti 2 jam lalu.
"t t tapi n no nona..."
"tolongh t tuan, tolongh emh awh!" yeoja itu merintih.
"nona! Nona! Dokter! Dokter!" teriak kyuhyun panik.
~0o0o0~
Keesokan harinya...
Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi.
Kyuhyun menatap gundukan tanah di hadapannya dgn tatapan kosong. Wajahnya pucat, baju yg ia
kenakan masih sama dgn yg semalam, kyu benar-benar tampak berantakan.
Sesekali kyuhyun menyeka airmatanya yg membasahi pipi. Ia tak menyangka yeoja itu meninggal setelah
melahirkan, ia amat merasa bersalah dan takut. Ia tak tau harus berbuat apalagi selain merawat bayi
yeoja itu untuk menebus dosanya.
"Tuhan, maafkan aku. Tempatkanlah nona ini di sisi-Mu" do'a kyuhyun sebelum beranjak dari
pemakaman itu.
~0o0o0~
Sepanjang perjalanan pulang menuju seoul, kyuhyun terus memandangi bayi yg terlelap di jok
disampingnya. Kyuhyun tak tau harus berbuat apa, selain membawa bayi itu pulang. Ia tidak peduli jika
nanti orangtuanya akan memarahinya habis-habisan.
Ting tong!
Ceklek~
"oh tuan muda pulang, syukurlah" sapa bibi oh ketika mendapati kyuhyun dari balik pintu.
"bi,eomma appa mana?" tanya kyu.
"tuan muda itu bayi siapa?" bibi oh terkejut melihat bayi dalam gendongan kyuhyun.
"ini...bayiku, cantik kan?" jawab kyuhyun enteng, lalu berjalan masuk menuju kamarnya tanpa
memperdulikan ekspresi kaget di raut wajah bibi oh.
~0o0o0~
"kyu-ah putraku, ibu mencemaskanmu nak" terang cho hanna ibu kyuhyun ketika masuk kedalam kamar
kyuhyun. Cho hanna langsung memeluk tubuh putranya erat.
"eomma, aku sudah besar" protes kyu sembari melepas pelukan ibunya.
"sayang kau pucat sekali, kau sakit? Kau sudah makan? Kau sudah..."
"hoe..hoe..hoe.." ucapan ibu terhenti oleh suara tangis bayi yg tiba-tiba menggema keras.
Ibu kyuhyun, mengalihkan pandangan menuju tempat tidur kyuhyun.

"hah!!" desus ibu kyuhyun terkejut, matanya terbelalak tak percaya.


"putraku, bayi siapa itu?" selidik ibu kyuhyun.
"eomma,mianhe. Jebal jangan marah. Biarkan aku mengurus bayi itu" mohon kyuhyun memelas.
"nde, tapi itu bayi siapa?"
"itu..itu..bayiku eomma"
"mwo!!!"
~0o0o0~
"jadi apa yg sebenarnya terjadi?" tegas cho yonghwan ayah kyuhyun.
Kini orangtua, kakak kyuhyun, dan bibi oh berkumpul di ruang keluarga untuk menyelidiki masalah
kyuhyun.
Kyuhyun sedari tadi hanya menunduk, ibu kyu terus memegangi dahinya merasa pusing dgn tingkah
putra satu-satunya. Cho ahra kakak perempuan kyuhyun, menatap kyuhyun tajam begitu pula dgn ayah
kyuhyun yg mimik mukanya menyiratkan kemarahan. Sedangkan bibi oh sibuk menenangkan nyonya
cho.
"jawab kyuhyun-ah!!!" bentak tuan cho marah.
Kyu bingung, jika berkata yg sebenarnya ia takut akan dipenjara, lalu dia harus menjawab apa?
Walaupun jawaban apapun tetap akan kena marah ayahnya, tapi setidaknya kyu aman.
"i..itu bayiku a..appa..." jawab kyu lirih.
"bayimu? Darimana kau mendapatkannya?apa kau menghamili seorang gadis!" selidik tuan cho.
Kyuhyun mengangkat wajahnya menatap ayahnya.
"menghamili seorang gadis?" kyu membalikkan pertanyaan.
"ya! Lalu bagaimana kau bisa mengatakan itu bayimu jika kau tidak menghamili gadismu!"
"appa, ibu bayi itu sudah meninggal ketika melahirkannya! Jadi aku harus merawat bayi itu!" tegas kyu
dgn suara meninggi.
"kenapa kau harus merawatnya! Buang saja di panti asuhan!"
"andwae!"
"wae?"
"karna dia... Bayi itu.. Em.. Bayi itu.. Anakku appa!"
Tegang. Itulah suasana ruang keluarga cho saat ini. Seketika hening ketika sebuah pernyataan
mengejutkan meluncur dari bibir kyuhyun.
"jadi... Benar kau menghamili seorang gadis" ujar tuan cho lirih, seolah pasrah dgn keadaan yg menimpa.
Kyuhyun diam tak berani menjawab. Dia pikir lebih baik dituduh seperti itu agar keluarganya tak
menganggap bayi itu sbg orang lain. Dan kyu tetap bisa merawat bayi itu untuk menebus rasa
bersalahnya.
~0o0o0~
Kyuhyun masih duduk di bangku kelas 3 SMA, sebentar lagi ia akan lulus. Semenjak kehadiran bayi itu,
kehidupan kyu berubah. Ia tak lagi berfoya-foya, ia benar-benar bertanggung jawab atas bayi yg belum
kunjung ia beri nama itu. Meskipun kyu mengandalkan bantuan, bibi oh, ibu dan juga kakaknya. Tapi itu
justru membuat kyu senang karena kehadiran bayi itu disambut baik oleh keluarganya.
"oppa, akhir-akhir ini kau menghindariku? Wae?" tanya jessica pacar kyuhyun sudah 2 tahun ini.
Ya, meskipun kyu suka berfoya-foya tapi dia bukan tipe namja playboy.
"sica-ya,mianhe. Sepertinya kita harus berakhir" jawab kyuhyun dgn nada terpaksa.
"wae? Apa ada yeoja lain?"selidik jessica. Kyu menggeleng lemah.
"lalu?"
"sica, saranghae. Tapi aku..aku tak mau membuatmu kecewa, karna aku.. Memiliki seorang bayi"
"mwoya?! Tidak mungkin" mata jessica melebar dan berkaca-kaca menahan tangis dan sakit hati yg

menusuknya.
"jadi kau... Sudah memiliki bayi dari yeoja lain? Kau! Brengsek!" plak!! Jessica menampar pipi kyu dan
berlari pergi.
Kyuhyun mendesah pasrah menatap kepergian yeoja yg masih dicintainya itu.
"jessica,mianhe.kau pantas mendapatkan yg terbaik" gumam kyuhyun lirih.
~0o0o0~
Sepulang sekolah kyuhyun menjaga bayinya yg terlelap. Kyu menatap wajah bayinya lama. Ia senyumsenyum sendiri menyadari bayinya begitu lucu dan menggemaskan.
Kyu meraih sebuah amplop dari rumah sakit tempo lalu, yg belum sempat ia buka. Kyu membaca dgn
teliti kata per kata yg tertulis rapi di kertas itu.
"jadi, nama nona waktu itu kim hasun, berasal dari chunceon, berusia 25 tahun" ujar kyu membaca
deretan tulisan.
"suaminya bernama choi siwon? Tapi dinyatakan sudah meninggal, hemh.." kyu kembali melipat kertas
itu dan menaruhnya di laci.
"baiklah aku akan memberimu nama cho hasun, seperti nama ibumu, kau adalah cho hasun putri cho
kyuhyun my baby" kyu mengecup pipi bayinya.
"argh! Aku masih 17 tahun sudah menjadi appa, ck. Tapi tidak apa-apa,aku akan menjagamu seperti
darah dagingku sendiri" kyu mengusap pipi bayinya, bibirnya tak henti-hentinya tersenyum.
~0o0o0~
16 tahun berlalu...
Cahaya matahari sudah menembus masuk melalui celah ventilasi sebuah kamar yg serba biru. Penghuni
kamar itu masih tenggelam didalam selimut tebalnya yg bermotif doraemon. Cahaya matahari yg
menelusup ke kamarnya tak membuat sosok gadis remaja itu terganggu.
Ceklek~
Seorang namja memasuki kamar itu, berkacak pinggang dan geleng-geleng kepala melihat putrinya -cho
hasun- masih terlelap.
"chagi, ireona! Ini hampir jam 7! Kau bisa telat datang ke sekolah!" teriak namja itu -cho kyuhyunsembari membuka gorden kamar hasun. Membuat cahaya matahari menelusup masuk dgn terang di
kamar hasun.
"enghhh" lenguh hasun sembari menutup kepalanya dgn bantal.
"chagiya, ja! Ireona!" kyu duduk ditepi ranjang & mengoyak tubuh putrinya.
"appa, aku masih mengantuk. 5menit saja" tawar hasun masih memejamkan matanya.
"cepat ke kamar mandi ! Appa tidak mau kau telat lagi !" kyu menarik tubuh hasun hingga terduduk dan
memaksa mata hasun terbuka malas.
"appa jahat" rajuk hasun manja.
"chagi, kau harus ke sekolah" jelas kyu sabar.
"ish!" dengus hasun kesal, bibirnya mengerucut dan dgn malas hasun melangkah ke kamar mandi.
Kyuhyun hanya tersenyum melihat tingkah putrinya yg sangat manja itu.
Ya, selama 16 tahun ini kyu benar2 fokus membesarkan hasun, sampai ia lupa jika hidupnya juga
membutuhkan wanita sbg pendamping. Tapi kyu pikir mana ada wanita yg mencintainya dgn tulus dgn
adanya hasun sbg putrinya. Itulah yg membuat kyu malas mencari pendamping, ia juga takut jika istrinya
akan menyakiti hasun sbg anak tiri. Kyuhyun sudah terlanjur menyayangi hasun begitu dalam seperti
darah dagingnya sendiri. Selama 16 tahun hanya ibu dan kakanya lah yg membantu merawat hasun. Tapi
ketika hasun berumur 10 tahun kyu memutuskan untuk tinggal dirumah sendiri bersama hasun seorang.
Kyu juga sering ke chuncheon untuk menyembahyangi arwah kim hasun. Begitulah kehidupan kyuhyun
selama 16 tahun ini. Hanya dipenuhi oleh cho hasun, putri tunggalnya yg sangat manja.

~0o0o0~
"pagi appa" sapa hasun sembari memeluk kyuhyun dari belakang tak lupa hasun mencium pipi appanya
yg tengah duduk dikursi ruang makan.
"pagi chagi, cepat sarapan" kyu menunjuk piring berisi sandwich didkat piringnya.
"nde" hasun duduk dsamping kyu dan segera melahap sandwichnya.
"appa, belikan aku mobil. Aku sudah besar dan appa masih saja antar jemput" hasun memulai obrolan.
Mulutnya masih mengunyah sandwich.
"tidak! Appa tidak mau kau berulah" tolak kyuhyun tegas.
"appa, aku malu teman2 selalu mengejekku" rengek hasun.
"tidak! Jangan pedulikan temanmu! Kau putri appa! Arraseo!"
"ish! Appa kejam!" hasun melempar sisa sandwichnya ke piring. Segera ia beranjak keluar rumah.
"hasun-ah! Tunggu appa!"teriak kyu yg berlari mengejar putrinya yg sedang ngambek.
Sepanjang perjalanan ke sekolah tak ada perbincangan apapun antara kyuhyun dan hasun.
Sesampainya disekolah pun hasun bergegas keluar dari mobil.
"hasun-ah" panggil kyuhyun. Hasun berhenti tanpa menoleh. Kyu berjalan mendekati hasun.
perlahan memutar tubuh hasun agar menghadapnya.
"chagi, ada alasan kenapa appa tak membelikanmu mobil. Appa takut terjadi sesuatu padamu. Kau tau,
appa sangat menyayangimu" kyu menatap mata hasun dalam.
"appa,mianhe" hasun berhambur memeluk tubuh kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum sembari mengusap rambut putrinya itu lembut.
~0o0o0~
Kyuhyun tengah menyeduh secangkir teh bersama hyukjae -teman SMAnya dulu- disofa ruang kerjanya.
"apa aku perlu membantumu mencari istri?" sindir hyukjae karena sudah muak dgn kesendirian kyuhyun,
apalagi usianya sudah menginjak 33 tahun.
"hahaha kau tak perlu khawatir hyuk-ah,jika suatu hari aku jatuh cinta,akan langsung kunikahi wanita itu"
kyu menyeruput tehnya.
"kapan itu?"
"entahlah"
"ck"
Tok tok tok
"masuk" perintah kyu.
Tak lama muncullah sosok yeoja dari balik pintu. Tangannya menenteng kotak bekal.
"oh jiyeon-ssi" sapa kyu.
"apa kabar oppa, aku datang lagi membawakanmu makan siang" yeoja bernama jiyeon itu berjalan ke
sofa dan duduk disana berhadapan dgn kyu dan hyuk.
Sudah seminggu ini jiyeon datang ke kantor kyuhyun membawakan bekal makanan. Kyu baru mengenal
jiyeon yg ternyata suruhan ibunya untuk mendekatinya.
"kau tak perlu repot2 membawa makan siang untukku setiap hari" sergah kyuhyun merasa risih.
"dia bukan pacarmu?" desis hyuk pada kyu.
"aniyo,aku baru mengenalnya seminggu" jawab kyu yg juga berdesis.
"kau tidak tertarik?"
"tidak sama sekali"
"ehem! Apa yg kalian bicarakan?"sahut jiyeon.
"tidak ada hehe" hyuk memamerkan gummy smilenya.
~0o0o0~
Jam sudah menunjuk pukul 7 malam. Hasun sedari tadi sudah merasa bosan menanti appanya didepan
layar tv.

Ceklek~
"appa pulang..." kyuhyun yg baru datang mengendurkan dasinya dan mulai berjalan mendekati ruang tv.
Kyuhyun duduk ditepi sofa menatap hasun yg tertidur, lebih tepatnya pura-pura tidur. Kyuhyun menyeka
poni hasun yg menutupi matanya, dan tiba-tiba hasun bangkit dan memeluk leher kyuhyun.
"chagi,kau mengerjaiku" kyu membalas pelukan hasun.
"appa kau lama sekali" protes hasun, menatap appanya dgn beraegyo.
Kyu mencubit hidung hasun gemas.
"ada yg harus appa kerjakan chagi"
"kalo begitu gendong aku" rajuk hasun manja.
"chagi, kau sudah 16 tahun" elak kyuhyun.
"aku tidak mau tau!" hasun melingkarkan kedua kakinya dipinggang ayahnya dari belakang, lalu ia juga
melingkarkan kedua tangannya di leher kyuhyun. Memaksa ayahnya agar menggendongnya.
"kau ini" gerutu kyuhyun sembari berdiri menggendong hasun, membawanya ke kamar.
"eh! Aku mau ke kamar appa" seru hasun ketika kyu hendak menuju kamar hasun.
"hm?" gumam kyu.
"aku mau tidur di kamar appa" rengek hasun.
"hah...geurae. Apapun kulakukan untukmu chagi" jawab kyu dengan langkah berat menuju kamarnya.
Brekkk! Hasun menghempaskan tubuhnya dikasur big size appanya.
"appa mandi dulu, ne?" pamit kyuhyun.
"cepat ya appa xixixixi" sahut hasun sembari guling-gulingan di kasur.
~0o0o0~
15 menit kemudian...
Kyuhyun keluar kamar mandi sembari menggosok rambutnya dengan handuk kecil. Tatapannya seketika
tertuju pada hasun yg sepertinya sudah terlelap di ranjangnya.
Kyuhyun mendekati hasun, dan setengah terbaring sembari menatap hasun. Kyuhyun menatap wajah
hasun, wajah yg dulunya menggemaskan sudah berubah menjadi cantik jelita. Lalu tatapan kyuhyun
turun ke leher dan dada hasun. Mata kyu sedikit membulat menyadari ada 2 tonjolan khas seorang yeoja
di dada hasun, entah kenapa kyu ingin menyentuhnya, perlahan tangan kyu menyentuh piyama hasun
lembut dan membuka satu kancingnya, mata kyu semakin membulat menyadari putri kecilnya sudah
beranjak dewasa sekarang. Mata kyuhyun turun hingga ke paha hasun yg tersingkap, putih mulus.
Meskipun besar tanpa ibu tapi ternyata hasun bisa merawat tubuhnya dengan baik. Entah kenapa
jantung kyuhyun bergemuruh, nafasnya menderu dan birahinya muncul seketika.
"tidak! Dia putriku!" kyuhyun bangkit duduk, berusaha mengusir pikiran kotor yg mulai menguasainya.
Kyuhyun tetaplah namja normal yg butuh akan pemuasan nafsu birahi, selama ini ia hanya
mengkonsumsi film yadong dan berkhayal memuaskan libidonya sendiri.
"argh!" kyu berteriak frustasi menyadari bayi mungil cho hasun sudah tumbuh dewasa menjadi gadis
cantik sekarang. Kyu menarik selimut menutupi tubuh hasun. Kyu beranjak keluar kamarnya tak mau
sesuatu yg tidak di inginkan terjadi nantinya.
~0o0o0~
Hari ini kyuhyun & hasun diminta berkunjung kerumah nyonya cho.
"eomma, ada apa? Kenapa menyuruh kami datang?" tanya kyuhyun yg duduk berdampingan dgn hasun
diruang tamu.
"kau harus segera menikah dgn park jiyeon" ujar ny. Cho tanpa basa-basi.
"mwo?! Menikah?" seru hasun & kyuhyun bersamaan.
"tentu saja! Tak ada alasan untuk menolak!" ujar ny. Cho angkuh.

Kyuhyun & hasun terbelalak dan menatap satu sama lain.


"park jiyeon? nuguseyo???" seru hasun terkejut.

My Husband is My Father ?
Ditulis pada September 9, 2014 oleh HandaGyu

15 Votes

# Project anniversery
Author : Rashisa
Title : My husband is My Father ?
Gendre : Family life, Romance, Yadong
Length : Oneshoot
Main Casts : Cho Kyuhyun
Goo Minhyun
Other Casts : Goo Junhoe, Kim Heechul, Goo Hyesun
~Happy Reading~
Kyuhyun memandang gadis yang ada di hadapannya ini dengan tatapan
memuja. Wajahnya bersemu terlihat kontras dengan warna kulitnya yang putih
bersinar. Titik-titik keringat menyebar memenuhi hampir seluruh tubuhnya. Yang
tertangkap jelas di mata Kyuhyun sekarang adalah bagian pelipis gadis itu yang
mengeluarkan tetesan peluh lewat pori- pori kulitnya. Tangan Kyuhyun
mengusapnya lembut membuat mata gadis itu membuka perlahan.

Kyuhyun merasa kata cantik saja tidak cukup untuk menggambarkan sosok
gadis yang sekarang ini bersamanya. Jika ada kata yang maknanya bisa
melebihi kata cantik itu sendiri sudah pasti Kyuhyun akan menyematkannya
untuk gadis itu. Mata indahnya yang biasanya cerah berbinar sekarang
menatapnya sayu. Ternyata Tuhan memberikan kesempurnaan di tubuh wanita
ini. Kyuhyun merasa dia adalah pria yang paling beruntung di dunia karena
berhasil mendapatkannya.
Aku mencintaimu bisik Kyuhyun. Sesaat ia mengecup bibir gadis itu lalu
tersenyum manis padanya. Kyuhyun sama sekali tidak berniat untuk menggoda.
Apa yang dia lakukan sekarang adalah refleksi hati pria itu dalam
mengungkapkan perasaannya. Tidak ada kebohongan yang berusaha ia
ciptakan untuk gadis itu.
Kyuhyun mencoba menyatukan tubuh mereka kembali dengan sangat pelan.
Melihat ekspresi gadis itu yang terlihat seperti kesakitan membuatnya harus
melakukannya dengan sangat hati-hati. Mata gadis itu kembali terpejam serta
mulutnya meringis mengeluarkan desisan. Sepertinya dia memang sedang matimatian menahan rasa sakit. Kyuhyun menautkan bibirnya dengan bibir gadis itu
mengajaknya bertukar saliva. Melumatnya sampai dia melupakan rasa sakitnya
dan merasa lebih nyaman.
Naluri keegoisan Kyuhyun sebagai pria tiba-tiba muncul. Merasa tidak tahan
dengan keadaan mereka yang terus seperti ini. Miliknya sudah terasa sangat
gatal ingin masuk ke dalam. Hanya tinggal mendorongnya sedikit lebih keras
lagi maka dia akan segera merasakan hal yang lebih nikmat dari sekarang ini.
Pagutan mesra kembali terjadi. Kali ini Kyuhyun lebih agresif dan menuntut.
Semakin dalam dan semakin menggila hingga membuat gadis yang berada di
bawahnya kewalahan untuk mengimbanginya. Gadis itu tidak sanggup untuk
menghindar. Kyuhyun membawanya melayang serasa di awang-awang. Sesuatu
yang belum pernah di alaminya dan Kyuhyun adalah orang pertama yang
memperkenalkan nikmat ini padanya.
Kenikmatan itu seketika menghilang berganti dengan rasa nyeri yang dia
rasakan. Entah apa yang dilakukan Kyuhyun padanya. Tapi rasa ini jauh lebih
menyakitkan di banding dengan apa yang ia rasakan sebelumnya. Perih dan

sangat menyiksa. Tanpa di komando, air mata gadis itu perlahan mengalir di
kedua sudut matanya. Sampai beberapa menit berlalu, ia masih bersikeras tidak
ingin membuka matanya.
Kyuhyun yang melihatnya semakin tak tega. Sebegitu sakitkah setelah sekian
lama wanita itu tidak melakukannya? Yang terlintas dalam benak pria itu adalah
membuatnya nyaman sekali lagi. Dia tidak ingin membuat gadis itu tersiksa dan
merasa kesakitan. Apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang
menyenangkan. Sesuatu yang akan membawa keduanya merasakan indahnya
surga dunia. Dan Kyuhyun tidak ingin hanya dirinya yang mendapat kenikmatan
itu.
Kyuhyun tidak bisa menjabarkan apa yang tengah dia rasakan. Kata-kata saja di
rasa tidak cukup untuk mengungkapkannya. Mungkin jika kau mengalaminya
sendiri maka kau akan tahu bagaimana rasanya. Sensasi yang di ciptakan akibat
gesekan kulit saat dua insan yang berbeda kelamin bertemu mampu
mengirimkan gelenyar tersendiri bagi mereka yang mengalaminya.
Kyuhyun tidak asing dengan situasi seperti ini. Ia bahkan sudah berteman akrab
dengan kegiatan menguji keperkasaan semacam itu. Hasratnya sebagai pria
dewasa mendorongnya untuk mengeksplorasi kemampuannya. Selain untuk
menghilangkan penatnya, dia juga menganggap jika ini bagian dari menjaga
kebugarannya karena tidak bisa berolah raga secara rutin.
Gadis itu semakin mengernyit membuat Kyuhyun bingung saat melihatnya. Dia
bahkan belum sama sekali menggerakkan tubuhnya. Kyuhyun menegakkan
badannya namun tetap membiarkan tubuh mereka menyatu. Memandang
keseluruhan tubuh gadis itu yang tak tertutup apapun membuatnya meneteskan
air liur. Mungkin dengan memberikan sentuhan di sekujur tubuh gadis itu lagi
akan membuatnya sedikit rileks.
Kyuhyun mengeluarkan miliknya, mencoba menggerakkannya dengan pelan.
Sedangkan gadis itu masih memalingkan wajahnya. Menghindari tatapan mata
Kyuhyun saat tidak sengaja bertemu pandang. Kyuhyun tidak terlalu peduli
dengan hal itu. Dia berkonsentrasi menikmati apa yang tengah dia rasakan
sekarang. Rasa geli itu perlahan mulai muncul menggelitik perutnya hingga
membuat bulu kuduknya meremang. Dari ujung rambut sampai ujung kaki pria
itu ikut merasakan sensasinya.

Kyuhyun ingin menggerakan tubuhnya sedikit lebih cepat. Mencoba mencari


kenikmatan yang belum dia temukan. Tangannya semakin menekan pinggul
gadis itu agar semakin dekat dengan tubuhnya. Sesekali matanya terpejam saat
kenikmatan menyambangi dirinya. Kepalanya tertunduk melihat penyatuan
tubuh mereka berdua yang begitu intens.
Kyuhyun merasa seperti ada yang baru saja menghantamnya. Menyadarkannya
dari kenikmatan yang baru setengah dia peroleh. Dia memandang bagian tubuh
bawahnya dan wajah gadis itu bergantian dengan ekspresi yang sulit untuk di
terjemahkan. Sama halnya seperti Kyuhyun, gadis itu juga menatapnya bingung.
Dia sengaja membuka matanya karena merasa penasaran saat tak lagi
merasakan pergerakan dari Kyuhyun.
Minhyun, kau berdarah suara Kyuhyun bergetar. Dia segera melepaskan
kontak fisik mereka dan melihat tetesan darah yang keluar dari dalam tubuh
gadis itu. Bahkan terlihat jelas sebagian darah itu juga melekat di miliknya.
Minhyun tidak bergeming. Perih di bagian bawah tubuhnya masih dia rasakan.
Mungkin ini efek dari bagian sensitivenya yang mengeluarkan darah. Seperti
yang sempat dia dengar sebelumnya, Kyuhyun mengatakan bahwa dia
berdarah. Tentu saja, kau sudah mengambil mahkotaku. Batinnya bicara.
Bukankah salah satu tanda kehilangan kehormatan bisa di buktikan dengan
keluarnya darah saat hubungan badan pertama kali? Itulah mitos yang sering
kali di percayai oleh hampir seluruh masyarakat. Bahkan sangat kuatnya
kepercayaan itu menjadi tolak ukur dalam menilai apakah seseorang benarbenar masih gadis atau tidak. Padahal tidak semua wanita bisa di anggap sama.
Kyuhyun terlihat kebingungan. Dia yakin ini bukan darah biasa, sekalipun bagi
wanita yang pertama kali bersetubuh. Ini terlihat lebih banyak dan tak pelak
menimbulkan banyak pertanyaan di benaknya. Wajah Minhyun yang terlihat
pucat semakin membuatnya ketakutan. Tanpa berfikir panjang dia beranjak dari
tempat tidur dan mengambil air hangat di kamar mandi untuk
membasuhkannya.
Minhyun masih setengah sadar. Tubuhnya terasa semakin melemas. Bahkan
sakit itu menjalar sampai ke bagian kepalanya. Rasanya dia hampir pingsan
karena tak kuat menahan denyutan itu. Penglihatannya semakin berkurang dan
pandangan matanya pun mengabur. Dia sudah pasrah dengan apa yang tengah

Kyuhyun lakukan pada tubuhnya. Semuanya terlalu sulit untuk di cerna oleh
akalnya.
Kyuhyun mengusap bagian tubuh Minhyun dengan handuk yang sebelumnya
sudah ia basahi dengan air hangat. Raut kecemasan tidak bisa di sembunyikan
di wajah tampannya apalagi saat melihat darah Minhyun yang tak juga berhenti
mengalir setelah ia membasuhnya. Ini tidak benar. Batinnya berontak.
Ketakutan Kyuhyun bertambah berkali lipat saat melihat mata Minhyun yang
terpejam. Dia tidak sadarkan diri.
Minhyun, buka matamu. Sadarlah sayang Kyuhyun membawa Minhyun ke
dalam pangkuannya. Menepuk-nepuk pipinya dengan hati berdebar. Tidak ada
reaksi yang di tunjukkan gadis itu padanya. Tuhan, apa yang terjadi dengan
istrinya? Di tengah kekalutannya Kyuhyun mencari keberadaan ponselnya.
Bermaksud menghubungi seseorang yang bisa membantu dirinya.
Hyung, kau di mana? Kyuhyun langsung menerobos bicaranya saat
sambungan telephone seketika terhubung.
Tunggu aku di depan rumah sakit. Minhyun terluka perintah Kyuhyun lalu
menutup panggilannya tanpa mau mendengarkan penjelasan dari orang yang
berada di seberang telephone. Dia segera mengambil pakaian Minhyun dan
langsung memakaikannya. Begitupun dia lakukan untuk dirinya sendiri. Bahkan
sejak tadi pria itu tidak sadar kalau dia masih bertelanjang bulat. Kekhawatiran
akan kondisi istrinya membuatnya lupa segalanya.
Kyuhyun duduk di belakang dengan memangku tubuh istrinya. Mobil yang dia
tumpangi melaju sedikit lebih cepat dari biasanya. Darah segar masih mengalir
dari tubuh istrinya di tambah badannya juga mendingin. Tidak bisa di ingkari,
fikiran-fikiran buruk tengah berkecambuk di dalam batinnya. Dia takut sesuatu
yang tidak di inginkannya terjadi pada Minhyun.
Kyuhyun keluar dari mobil kemudian membawa Minhyun dalam gendongannya.
Di pelataran rumah sakit sudah ada seseorang yang berpakaian putih layaknya
dokter tengah menunggunya. Pria itu bergegas menghampiri Kyuhyun setelah
matanya menangkap kehadirannya.

Apa yang terjadi dengannya cecar Heechul tidak peduli dengan keadaan
Kyuhyun yang terengah-engah menggendong istrinya.
Dia mengeluarkan darah ucap Kyuhyun di tengah usahanya mengambil nafas.
Beberapa suster mendekati mereka dengan membawa kereta dorong khusus
pasien rumah sakit. Dengan tetap hati-hati Kyuhyun langsung merebahkan
tubuh istrinya di sana.
Heechul belum sepenuhnya mengerti apa maksud perkataan Kyuhyun tapi
begitu melihat lelehan darah di kedua paha Minhyun membuatnya lebih cepat
tanggap. Mereka membawa tubuh Minhyun masuk ke dalam ruang pemeriksaan
dengan di ikuti oleh Kyuhyun dan juga Heechul tentunya. Pria itu segera
menahan tubuh Kyuhyun saat ingin ikut masuk ruangan.
Tunggulah di sini, aku akan memeriksanya kilat di mata Kyuhyun sedikit
enggan menerima itu tapi kemudian tidak ada pilihan lain, dia mematuhinya.
Heechul berbalik lalu lekas menutup pintunya rapat dan meninggalkan Kyuhyun
yang di selimuti kecemasan tentang keadaan istrinya.
Kyuhyun berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan Minhyun. Satu menit
menjadi sangat lama bagi Kyuhyun saat ini. Tidak ada kesempatan dirinya untuk
sekedar duduk. Hatinya yang tidak tenang membuatnya tak nyaman melakukan
apapun. Dia hanya ingin mendengar bahwa keadaan istrinya baik-baik saja.
bagaimana keadaan Minhyun? Kyuhyun langsung menghampiri Heechul
seusai pria itu membukakan pintu. Wajah datar yang di perlihatkan oleh dokter
pribadi keluarganya membuatnya was-was.
Dia mengalami pendarahan dan untuk menghentikan itu harus segera di
lakukan operasi. Rumah sakit perlu tanda tanganmu sebagai bukti persetujuan.
Kau ikutilah Suster Shin, dia akan membantumu mengurusi administrasinya
Heechul menunjuk gadis dengan seragam perawat yang berada di sampingnya.
Kenapa hal itu sampai terjadi? gumamnya setengah bingung. Raut ketidak
percayaan tergambar jelas di wajah Kyuhyun.
Harusnya aku yang menanyakannya padamu, bukankah kau yang
melakukannya sembur Heechul tidak terima. Lebih baik kau cepat urus

semuanya, aku akan menyiapkan operasi untuk istrimu kejengkelan Heechul


makin menjadi karena kepolosan yang tengah Kyuhyun tunjukkan padanya.
Tidakkah pria itu sadar bahwa dia sendiri yang menyebabkan istrinya terbaring
di rumah sakit?
-oOo2 hours later
Kyuhyun membenci situasi seperti sekarang ini. Berdiam diri melihat Heechul
mengacuhkannya. Awalnya pria itu mengabaikannya dengan berkutat bersama
laporan kesehatan dari para pasiennya dan setelah itu menatapnya tajam
seakan ingin membunuhnya hidup-hidup.
Kau bermaksud memperkosa Minhyun? tanya Heechul setelah puas
memandang tajam Kyuhyun.
Mwo, tuduhan macam apa itu. Aku ini suaminya jadi wajar saja kalau kami
melakukan hubungan suami istri sanggah Kyuhyun tidak terima.
Kalau begitu ceritakan padaku apa yang kau lakukan pada Minhyun cecarnya
menuntut. Kyuhyun terlihat keberatan untuk menjelaskannya. Bagaimanapun itu
menyentuh wilayah privasinya. Dia menggaruk tengguknya asal, merasa
kesulitan untuk mengeluarkan suaranya.
Kenapa aku harus mengatakannya padamu? Harusnya kau yang memberiku
penjelasan penyebab Minhyun bisa sampai mengalami pendarahan
Justru itu Cho Kyuhyun. Sebelum aku memberi tahumu, aku ingin mendengar
alasanmu terlebih dahulu karena jika dilihat dari segi kesehatan, alat reproduksi
istrimu tidak di temukan masalah. Dia sudah cukup matang untuk melakukan
hubungan seksual
Lalu? tanya Kyuhyun semakin bingung.
Analisisku, besar kemungkinan kesalahan ini terjadi saat kau melakukan
penetrasi. Apa kau memaksanya lalu memasukkannya dengan kasar? Atau kau
melakukan penetrasi di saat istrimu belum siap sepenuhnya? Kyuhyun melongo
dengan banyaknya pertanyaan yang di tujukan Heechul padanya.

Hyung, aku tidak memaksanya. Kami melakukannya dengan sadar walaupun


awalnya dia memang sempat menolaknya tapi setelah itu dia tidak melawan
ujarnya mulai jujur. Saat itu, aku memang sempat memasukkannya sedikit
lebih keras lanjutnya sambil mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan waktu itu hyung karena kau
seorang gay Heechul membelakkan matanya merasa terkejut. Wajah memelas
sekaligus frustasi coba Kyuhyun tunjukkan di depannya. Kenapa sekarang pria
itu seolah menyalahkan dirinya atas kejadian ini?
Lagipula seharusnya itu bukan menjadi masalah besar. Minhyun pernah
melahirkan anak dan kami juga sudah pernah melakukannya, terlepas itu sudah
lama sekali untuknya
Heechul membuang nafasnya kasar. Dia juga cukup heran dengan kenyataan
yang baru saja di temukannya. Kyuhyun memberi tahunya bahwa dia menikahi
Minhyun dengan status wanita itu yang sudah mempunyai seorang putra. Tapi
Heechul tidak tahu pasti apakah itu memang anak kandungnya atau bukan. Di
lihat dari pernyataan yang baru saja Kyuhyun lontarkan menguatkan jika dia
mengganggap bahwa anak itu memang darah daging Minhyun.
Kau yakin istrimu pernah hubungan intim dan membuatnya melahirkan?
Kyuhyun mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan pertanyaan yang di
ajukan Heechul. Perlu kau ketahui sebelumnya, sebenarnya kondisi Minhyun
masih perawan saat kalian melakukan hubungan badan. Dan dengan kata lain
kau orang pertama yang memasuki miliknya
Kau menuduh Minhyun telah membohongiku selama ini? ucapnya tak percaya.
Aku tidak menuduhnya tapi aku sedang membicarakan kenyataan di sini. Saat
mengoperasinya aku menemukan robekan di hymen istrimu dan itu terlihat
masih baru. Jadi bisa di pastikan itu di sebabkan saat kau melakukan penetrasi.
Hal ini tidak akan terjadi bila istrimu memang benar terbukti pernah melahirkan
sebelumnya
Di kutip dari ucapanmu tadi, jika pun kalian pernah melakukan hubungan
seksual meskipun kejadian itu sudah lama sekali menurutku robekan itu
seharusnya juga tidak akan ada. Kecuali jika istrimu memang melakukan operasi

untuk mengembalikkan bentuknya jelas Heechul yang membuat Kyuhyun


terpengkur dengan fikirannya.
Lalu dengan pendarahan itu tanya Kyuhyun penasaran.
Bodoh. Itu karena perbuatanmu itu, bukankah saat itu kau bilang
memasukkannya dengan keras ucapnya kesal karena pertanyaan bodoh
Kyuhyun.
Ada beberapa sebab pendarahan bisa terjadi. Mungkin dalam kasusmu ini kau
terlalu kuat saat mendorongnya sehingga menimbulkan robekan yang cukup
parah di bagian hymennya. Dan di tambah factor pendukung lainnya misalnya
seperti ketidaksiapan mental Minhyun sendiri sehingga menimbulkan ketakutan
yang berlebihan. Perlu kau ingat, psikologis wanita sangat berpengaruh pada
saat mereka berhubungan intim
oOo
Kyuhyun duduk di samping tubuh istrinya yang terbaring di ranjang dengan
mata tertutup. Setelah selesai menjalani operasi tubuh Minhyun langsung bisa
di pindahkan di ruang perawatan. Menurut dokter yang menanganinya,
keadaanya Minhyun sudah cukup membaik. Dia hanya butuh banyak istirahat
untuk memulihkan kondisinya.
Kyuhyun menautkan tangannya. Menggenggam tangan istrinya sambil sesekali
mengecupnya. Kekhawatirannya sedikit demi sedikit berkurang meskipun rasa
cemas masih menggelayuti hatinya. Tubuhnya terasa lelah namun tak membuat
matanya mau mengantup. Obrolannya dengan Heechul sedikit mengusik
fikirannya. Benarkah Minhyun menipunya?
Kyuhyun sadar jika dia memang tak begitu mengenal Minhyun dengan baik.
Pernikahan mereka yang terjadi karena keterpaksaan membuatnya tidak peduli
dengan kehidupan gadis itu. Informasi yang dia dapat tidak lebih dari fakta
bahwa Minhyun adalah mantan model top majalah khusus pria dewasa sewaktu
berada di Jepang. Selain itu dia tidak mengetahuinya.
Beragam pertanyaan memenuhi isi otak Kyuhyun saat ini. Bagaimana mungkin
Minhyun yang dia nikahi 6 bulan yang lalu pada kenyataannya masih virgin?

Lalu anak itu, anak siapa? Oke. Kita akan menganggap itu bukanlah sesuatu
yang perlu di persoalkan karena bisa saja Minhyun mengadopsinya. Itu sangat di
mungkinkan terjadi. Tapi bagaimana dengan kejadian saat mereka di Jepang?
Bukankah alasan Kyuhyun menikahi Minhyun karena peristiwa itu?
Kyuhyun mulai meragukan keyakinannya selama ini. Ingatannya di paksa untuk
kembali mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat bersama Minhyun.
Waktu itu Kyuhyun begitu percaya dengan apa yang di katakan gadis itu
padanya. Bukti yang terlalu kuat serta dirinya yang juga merasa mengalami
membuatnya tak bisa mengelak. Tapi setelah mengetahui kenyataan ini apakah
pria itu masih tetap yakin?
Gerakan jemari tangan Minhyun menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya.
Wanita itu terdengar mengeluh sesaat sebelum membuka lebar matanya.
Pungung Kyuhyun menegak sempurna agar lebih jelas melihat kondisi istrinya.
Kau terbangun? tanya Kyuhyun melihat Minhyun mengerjapkan matanya.
Kita sedang di rumah sakit sekarang lanjutnya lagi saat menangkap
kebingungan di mata istrinya. Kepala Minhyun mengangguk lalu mencoba
membangunkan tubuhnya.
Akhh Minhyun meringis begitu merasakan nyeri di bagian bawah tubuhnya.
Kyuhyun bangkit dan segera menahan lengannya, menyuruh gadis itu kembali
berbaring. Kau mau apa tanyanya setengah khawatir.
Aku hanya ingin minum tanpa mengatakan apapun Kyuhyun mengambil
segelas air putih dan memberikannya pada Minhyun. Wanita itu terdiam sesekali
matanya melirik Kyuhyun ketika meneguk minumannya. Dia terlihat pasrah saat
Kyuhyun ikut membantunya kembali berbaring.
Tidurlah, pagi masih sangat lama ujar Kyuhyun sambil membenahi selimut
istrinya.
Kenapa aku bisa ada di sini? Minhyun tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
Kejadian terakhir yang dia ingat adalah saat berada di atas tempat tidur.
Meskipun Minhyun menolak mengingat kejadian itu lagi tapi bayang-bayang itu
masih terekam jelas di memorinya. Dalam hati Minyun berucap jika dia tidak
akan mengulangi hal bodoh semacam itu.

Kau mengalami pendarahan terselip nada penyesalan saat Kyuhyun


mengeluarkan suaranya.
Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu seperti sekarang ini tambahnya
melihat kediaman gadis itu. Minhyun menutup rapat mulutnya. Tidak berniat
menanggapi permintaan maaf yang Kyuhyun ucapkan. Otaknya tengah
memikirkan sesuatu yang lebih penting.
Tidakkah ada yang ingin kau katakan padaku tanyanya berusaha memancing
Minhyun.
Aku lelah, bolehkah aku kembali tidur? ucap Minhyun berusaha menghindar.
Kyuhyun melemaskan bahunya. Memilih mengalah dan menghentikan
perbincangan mereka. Kenyataannya Minhyun memang butuh beristirahat.
Padahal jauh di dalam hatinya masih ingin mendengarkan alasan yang akan di
ungkapkan gadis itu. Akan lebih puas rasanya jika mendengarkan pengakuan
langsung dari mulut Minhyun.
Baiklah Minhyun mencoba memejamkan matanya namun perasaan gadis itu
berkata bahwa Kyuhyun belum melepas pandangannya. Apakah dia sudah tahu
jika Minhyun berbohong?
oOo
Hari masih terlalu pagi saat Minhyun membuka matanya. Otaknya yang penuh
memikirkan banyak hal membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kyuhyun
tertidur dengan posisi yang sama dengan saat terakhir kali dia melihatnya.
Punggungnya pasti akan sakit sekali karena terlalu lama tidur di kursi. Mengapa
pria itu tidak memilih tidur di sofa saja? Setidaknya itu jauh sedikit lebih
manusiawi.
Minhyun memandangi wajah Kyuhyun yang masih terpejam sempurna.
Ketampanannya tetap bertahan meski umurnya tak lagi muda. Bahkan terlihat
semakin mempesona di matanya. Kenapa hatinya merasa tidak rela untuk
melepaskan pria ini? Entah sudah berapa kali Kyuhyun berusaha menggoyahkan
pendiriannya. Membuatnya selalu bimbang untuk kembali melanjutkan tujuan
awalnya.

Kenapa kau harus berubah secepat ini gumaman Minhyun lebih mirip seperti
bisikan untuk dirinya sendiri. Mempertanyakan sikap Kyuhyun yang semakin hari
menunjukkan perhatian lebih. Tidak hanya pada dirinya tapi juga untuk Junhoe.
Seharusnya Minhyun senang dengan kenyataan ini tapi faktanya dia sama sekali
tidak merasa bahagia. Waktu kebersamaannya dengan Kyuhyun yang hampir
habis membuatnya merana. Siap atau tidak Minhyun harus berpisah dengan
pria itu. Kebenaran yang selama ini dia simpan rapat akan segera di ketahui
oleh Kyuhyun. Seandainya malam itu dia tidak mengijinkan Kyuhyun
menyentuhnya mungkin harapannya bersama pria itu akan bisa lebih lama
lagi.
Maaf, aku tidak bermaksud membangunkanmu Kyuhyun menggeliat. Matanya
mengeriyip berusaha membukanya. Kondisi ruangan yang lebih cerah
menyadarkan pria itu bahwa matahari sudah menyingsing. Senyum menawan
seketika terbit dari bibirnya saat hal pertama yang di lihatnya adalah wajah
istrinya.
Sepertinya aku terlambat bangun cicitnya malu. Bagaimana keadaanmu?
Sudah merasa lebih baik? Minhyun menganggukkan kepalanya lalu sedikit
menarik ujung bibirnya.
Kenapa melihatku seperti itu? Minhyun tidak tahan di tatap Kyuhyun terusmenerus. Sorot matanya yang dalam seolah ingin membaca mata batinnya.
Kyuhyun yang melihat kegelisahan Minhyun hanya mampu mengulum
senyumnya.
Kenapa? Kau malu kekehnya yang membuat langsung Minhyun menghela
nafasnya lega. Dia memanyunkan bibirnya berpura-pura kesal. Hampir saja
gadis itu terkena serangan jantung dadakan akibat terlalu lama menahan
nafasnya.
Kyuhyun menggapai wajah Minhyun, mengelus pipinya yang di hiasi semburat
merah di sana. Hal apa yang kau sembunyikan dariku? Bukankah kita sepakat
memperbaiki semuanya dari awal? Aku bahkan berubah karenamu. Ucapnya
seolah mengajak Minhyun berbicara lewat tatapan mata mereka. Seandainya
dia bisa mendengarnya.

Kau melamun Kyuhyun menggelengkan kepala membuat Minhyun semakin


terlihat bingung.
Aku sudah menghubungi managermu, mungkin sebentar lagi dia akan datang.
Selagi aku tidak ada di sini dia yang akan menemanimu Minhyun tidak
membantah lagipula akan sangat bosan jika tidak ada yang menemaninya.
Minhyun-ah, aku datang
Mereka berdua sontak menolehkan kepalanya kearah pintu begitu mendengar
suara lengkingan. Terlihat seorang gadis dengan kacamata besar menerobos
masuk. Dia segera menundukkan kepalanya sebelum melangkahkan kakinya
mendekati tempat Minhyun berbaring.
Sepertinya perawatmu sudah tiba ucaplah pelan sambil melirik istrinya.
Kyuhyun beranjak dari kursi yang ia duduki lalu mendaratkan ciumannya di dahi
Minhyun.
Saat makan siang nanti aku akan kesini lagi
Kau mampir ke rumah dulukan? Sampaikan salamku untuk Junhoe. Dia pasti
kebingungan karena tidak melihatku Kyuhyun menganggukkan kepalanya.
Pandangannya kini beralih pada sosok gadis yang sejak tiba diam berdiri tak
jauh dari tempatnya.
Jaga istriku baik-baik
Ne, sajanim gadis itu kembali menundukkan kepalanya kemudian
memandangi punggung Kyuhyun yang berjalan menjauh sampai benar-benar
keluar dari ruangan.
Jangan terus bersedih. Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang bayi.
Jika waktunya tiba kau pasti akan dikaruniai momongan lagi Minhyun
membelalakkan matanya terkejut. Apa yang sedang di bicarakan wanita ini
padanya? Dirinya mempunyai bayi? Mustahil. Apa yang sudah di katakan
Kyuhyun pada gadis itu?
Aiko, kau_
Stttt, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku akan menutup mulutku dan
merahasiakan ini dari awak media. Kau tenang saja. Kau itu artisku dan sebagai
manager aku akan selalu melindungimu Minhyun menghela nafasnya malas.
Dia bermaksud ingin menceritakan yang sebenarnya tapi mendengar rentetan

kalimat tanpa jeda yang keluar dari mulut Aiko membuatnya mengurungkan
niatnya. Lagipula jika dia bercerita apa yang akan dia katakan? Bisa-bisa
managernya itu akan mentertawakannya.
oOo
Bisakah kau jelaskan ini padaku Minhyun mengambil map biru yang Kyuhyun
lemparkan padanya. Baru beberapa jam lalu dia tiba di rumah setelah di ijinkan
pulang dari pihak rumah sakit. Melihat wajah Kyuhyun yang terlihat. Eerr
marah membuatnya bertanya-tanya. Apa gerangan yang menyebabkan
suaminya menjadi seperti itu. Minhyun saja tidak marah saat Kyuhyun
membatalkan janjinya untuk menjeputnya di rumah sakit.
Minhyun memberanikan diri membukanya. Urat saraf di wajahnya seperti
tertarik hingga menimbulkan ketegangan di sana. Masih dalam keadaan syok
Minhyun mencoba mengembalikan kembali ekspresinya. Mungkin inilah jawaban
Tuhan atas keraguannya selama ini. Oemma ingin aku mengatakannya
sekarang?
Kau sudah tahu? Lalu apa yang ingin kau tanyakan padaku tanyanya balik.
Minhyun meredam suaranya agar terdengar biasa. Menutupi kenyataan bahwa
dia ingin menangis. Dia menutup map yang berisi foto-foto beserta biodatanya
dan melemparkannya kembali pada Kyuhyun.
Kyuhyun berdecak. Giginya gemeretak menahan luapan emosi yang sedari tadi
dia pendam. Dia merasa di permainkan. Bagaimana bisa dirinya di perdayai oleh
gadis yang baru berusia 20 tahun ini. Dan sialnya, gadis itu adalah istrinya
sendiri. Terlihat menyedihkan. Satu-satunya orang yang dia bisa percayai
terbukti membohonginya.
Apa motifmu menikah denganku? Uang? Kau ingin menguasai hartaku dengan
menjadikanmu istriku? Minhyun merasa tertohok dengan pernyataan Kyuhyun.
Semiskin apapun dirinya dulu ayah dan juga neneknya tidak pernah
mengajarkannya mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
Aku tidak tertarik dengan uangmu, Tuan Cho dan perlu kau tahu, aku juga tidak
pernah merasa bangga menjadi istrimu hati Minhyun terasa sangat perih saat
mengatakannya. Bohong. Semua yang keluar dari mulutnya adalah dusta

belaka. Pada kenyataannya dia mulai merasa telah menemukan kebahagian di


pernikahannya. Dia bahagia bisa menikah dengan Cho Kyuhyun.
Lalu apa kalau bukan uang? Tidak ada wanita yang tak terliur dengan uang
ucapnya meremehkan. Kau berhasil menipuku dengan mengarang cerita
bahwa pernah terjadi sesuatu di antara kita saat berada di Jepang lalu kemudian
kau menjadikan itu sebagai senjata agar bisa memaksaku untuk menikahimu
tuduhnya sarkatis.
Minhyun menjaga pernafasannya agar tetap stabil. Cercaan yang bertubi-tubi
keluar dari mulut Kyuhyun membuatnya sesak nafas. Air mata yang
menggenang di pelupuk matanya pun sudah siap mengalir keluar. Dia harus
kuat dan segera mengatakan kebenarannya agar Kyuhyun berhenti
menuduhnya hal yang lebih menyakitkan dari ini.
Aku tidak memaksamu Cho Kyuhyun, kita melakukan kesepakatan saat
melakukan itu
Yah, karena pada saat itu aku tidak punyai pilihan lain. Kau menyodorkanku
foto-foto itu dan beracting seolah-olah kita tertangkap basah tengah melakukan
sesuatu Minhyun mengambil nafasnya dalam. Mengisi paru-parunya dengan
udara lebih banyak lagi. Dalam hatinya pun dia tidak berusaha menyangkal hal
itu.
Apa yang sebenarnya ingin kau dapatkan dariku? Pengakuan di hadapan orang
banyak bahwa kau telah menikah denganku? Oh, atau kau ingin aku
mengontrakmu sebagai model ekslusive di perusahaanku?
Jangan pernah berharap aku akan mengabulkan salah satu dari itu. Aku tidak
akan mengakui pernikahan ini. Lagipula bakat apa yang kau miliki selain
memamerkan kemolekan bentuk tubuhmu itu. Aku rasa kau tidak punya. Ahh,
tapi mungkin kau bisa melamar sebagai aktris di agensi lain karena
keberhasilanmu menipuku
CUKUP. Berhenti menghinaku Cho Kyuhyun. Pria brengsek sepertimu tidak
berhak mengatakannya Minhyun mengusap air matanya kasar. Sialan, pria ini
membuatnya menangis. Tidak pernah sebelumnya dia mengeluarkan air
matanya saat orang lain memandang rendah dirinya. Tapi setelah mendengar
langsung dari mulut orang yang dia cintai membuatnya sangat sakit.

Apa kau bilang? Kyuhyun mulai terpancing emosinya.


APA? tantangnya tak gentar walaupun Kyuhyun melayangkan tatapan
tajamnya. Kau memang pantas di juluki lelaki berengsek. Menelantarkan
seorang wanita yang jelas-jelas mengandung anakmu. Adakah sebutan lain
untukmu selain berengsek?
Kau kaget aku mengetahuinya? melihat Kyuhyun yang diam membuat
Minhyun terus memojokkannya. Matanya membulat terkejut. Siapa sebenarnya
gadis ini? sejauh mana dia mengetahui masa lalu Kyuhyun?
Goo Hyesun, kau masih mengingatnya? Artis yang pernah kau kencani sampai
kau meninggalkannya karena tahu bahwa dia hamil anakmu. Masih mau
menyangkal hal ini? Minhyun tak henti membeberkan kebenaran yang dia
ketahui selama ini. Sementara itu Kyuhyun tidak berkutik. Minhyun mampu
mengendalikan keadaannya seperti saat dia menekan gadis itu. Dia
mengepalkan tangannya kuat, ingin marah tapi berusaha menahannya.
Kenapa kau mengatakan ini padaku? ucapnya dingin. Wajahnya datar tanpa
ekspresi menyembunyikan rasa bersalahnya.
Kenapa kau bilang? Tentu saja aku ingin kau bertanggung jawab atas
perbuatanmu itu bertanggung jawab? Kyuhyun menatap Minhyun dengan sorot
mata tidak mengerti. Apa arti tanggung jawab yang di maksud gadis itu?
memenjarakannya dengan melaporkan dirinya ke kantor polisi? Sejauh mana
bukti yang dia miliki?
Goo Hyesun,dia tetap melahirkan anakmu. Bayi itu masih hidup hingga
sekarang. Dan dia tinggal di rumah ini Kyuhyun semakin binggung. Hanya ada
satu anak yang tinggal di sini. Bocah kecil yang dia ketahui sebelumnya sebagai
anak Minhyun.
Yah, Goo Junhoe adalah darah dagingmu. Anak yang di lahirkan dari rahim Goo
Hyesun Minhyun menjawab apa yang di fikiran pria itu. Mendadak perasaan
lega menyelimuti hatinya. Dia sudah menepati janjinya. Kyuhyun sudah
mendengar semua ceritanya. Dia tidak akan terbebani dengan rahasia ini lagi.

Di mana Hyesun sekarang? Dan apa hubunganmu dengannya? Minhyun


mencibirnya. Setelah sekian lama berlalu kenapa pria itu baru menanyakan
keberadaan wanita itu.
Kau tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi. Sekalipun kau berlutut
dan meraung-raung ingin meminta maaf padanya. Dia tidak akan menemuimu
karena.. Kyuhyun menantikan kelanjutan ucapan Minhyun. Gadis itu terlihat
kesulitan untuk berkata-kata. Karena ibuku meninggal setelah melahirkan
Junhoe
Kyuhyun merasa kehilangan orientasinya sejenak. Mengetahui jika Hyesun telah
meninggal menghantam tubuhnya. Rasa bersalah yang sejak tadi berusaha dia
kubur malah semakin menyerangnya. Dan tadi, apa yang Minhyun bilang? Ibu?
Hyesun adalah ibu gadis itu? Mengapa dia baru menyadari bahwa mereka
mempunyai marga yang sama. Takdir macam apa yang sedang
mempermainkannya.
oOo
Minhyun tak henti mengeluarkan air matanya sedetik setelah Kyuhyun pergi
meninggalkannya. Matanya memerah dan bahkan nyaris membengkak karena
terlalu lama menangis. Berulang kali gadis itu menasehati dirinya sendiri jika dia
akan baik-baik saja tanpa pria itu. Kyuhyun tidak berarti apapun baginya. Tapi
saat dirinya kembali mengingat kepergian pria itu yang meninggalkannya begitu
saja membuat hatinya teriris.
Oemma, aku tidak boleh mencintainya kan? Dia milikmu. Aku tidak boleh
merebutnya darimu entah berapa kali Minhyun mengatakannya. Yang pasti dia
tidak pernah berhenti merancau. Berbicara seolah ibunya ada bersamanya.
Di sisi lain Cho Kyuhyun tidak kalah mengenaskannya. Jika dulu biasanya dia
akan pergi ke club sekedar melupakan masalahnya tapi tidak untuk kali ini. Dia
tidak tahu harus pergi kemana tapi juga tidak ingin berada di rumah. Hingga
akhirnya tubuhnya menggiring Kyuhyun datang menemui Heechul.
Tidak ada yang ingin Kyuhyun katakan setibanya di rumah pria itu. Saat Heechul
mendekatinya dan mencoba untuk bertanya dia tetap konsisten untuk
bungkam. Kyuhyun hanya butuh waktu untuk berfikir sendirian. Semuanya
terasa sangat mengejutkan bagi dirinya. Apa yang baru saja dia alami masih

sulit di terima oleh akal sehatnya.


Rasa marah, kecewa dan juga sedih bercampur menjadi satu di benaknya. Tapi
dari sekian banyaknya perasaan yang semakin membuatnya lelah itu terselip
sekelumit luapan kesenangan di sana. Kyuhyun senang mengetahui jika
kenyataannya dia memiliki anak. Seseorang yang dengan bangganya akan
selalu memanggilnya dengan sebutan ayah. Seseorang yang di dalam tubuhnya
mengalir darah darinya.
Kyuhyun memandangi bocah kecil yang tengah terlelap bersama mimpinya.
Semua letih yang dia rasakan sirna dalam sekejap begitu melihat wajah
malaikat kecilnya. Mengapa selama ini dia tidak memperhatikannya dengan
seksama? Bahkan mereka banyak sekali kemiripan. Wajah Junhoe persis dirinya
sewaktu masih kecil.
Appa.. Bocah laki-laki itu terbangun karena merasa ada yang mengusik
tidurnya. Membuka matanya sesaat lalu menutup lagi. Rasa kantuk yang
menderanya membuatnya enggan bergeming.
Panggil appa sekali lagi sayang pintanya sambil menciumi pipi Junhoe.
Appa ucap bocah kecil itu lagi dengan suara paraunya.
Lagi sayang
APPA Kyuhyun tersenyum melihat raut kesal putranya dengan matanya masih
terpejam sempurna. Rasanya seperti mimpi. Ini bukanlah pertama kalinya
Junhoe memanggilnya ayah tapi hari ini terdengar sangat istimewa di
telinganya.
oOo
Minhyun menatap nanar surat yang ada dalam genggamannya. Sudah sejak
semalam dia selalu memandanginya tanpa henti. Pilihan yang sangat berat
untuk dia putuskan tapi tetap harus di ambilnya. Tidak ada alasan dirinya
bertahan di sisi Kyuhyun lagi. Semuanya sudah berakhir. Perceraian yang dulu
selalu dia idamkan kini terasa hambar.
Tidak ada yang perlu di cemaskan oleh Minhyun. Semua berjalan sesuai dengan
harapannya. Cho Kyuhyun menerima Junhoe dengan tangan terbuka. Bahkan
beberapa minggu berlalu kedekatan mereka semakin bertambah erat. Hanya
satu yang membuatnya kecewa, pria itu menghindarinya.

Melihat kenyataan bahwa Kyuhyun sudah tidak menganggapnya membuatnya


terluka. Pulang larut malam dan terkadang lebih memilih tidur di kamar yang
berbeda berhasil mencoreng harga dirinya. Minhyun tidak tahan di perlakukan
seperti itu. Apa yang bisa di harapkannya dari seorang Cho Kyuhyun? bahkan
pria itu sama sekali tak mengiraukan kehadirannya.
Minhyun melirik kembali arloji yang melingkar di pergelangan kirinya. Sudah 15
menit berlalu namun tak kunjung ada tanda-tanda akan kedatangan pria itu. Jika
bukan karena permintaan Kyuhyun sendiri dia tidak akan mau mengantarkan
surat perceraian mereka.
Pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok pria yang berbalut jas kerja
lengkap. Wajahnya terlihat lebih cerah dari yang terakhir Minhyun melihatnya.
Tentu saja dia pasti sangat gembira akan menyambut status barunya. Hanya
Minhyun satu-satunya pihak yang merasa sedih karena ini.
Sesuai permintaanmu, aku sudah membawa surat cerainya kemari. Aku juga
sudah menandatanganinya. Jika perlu sesuatu kau bisa menghubungi
pengacaraku ujarnya tanpa basa-basi. Minhyun bangkit dari duduknya ingin
segera keluar dari ruangan itu.
Bukankah aku menyuruhmu datang saat jam makan siangku? Kau membuatku
harus meninggalkan rapat penting Minhyun mencibirnya pelan.
Pekerjaanku tidak hanya mengantarkan surat itu. Aku juga memiliki kesibukan
lain. Lagipula aku tidak memintamu menemuiku, sekretarismu yang menahanku
di sini
Kau mau pergi kemana? Kyuhyun menggapai tangan Minhyun
menggenggamnya kuat.
Bukan urusanmu Minhyun menyentak tangan Kyuhyun, melepaskan
pegangannya dan segera melenggang pergi dari ruangan itu.
oOo
Minhyun duduk di ruang tunggu bandara. Masih tersisa 1 jam lagi pesawatnya
akan take off. Keputusannya untuk kembali lagi ke Jepang sudah bulat. Semua
urusannya di sini juga sudah selesai. Sepertinya hidup Minhyun akan sepi
karena tidak adanya Junhoe di sisinya lagi.
Oemma, kau bahagia sekarang? Kyuhyun akan membesarkan Junhoe dengan

baik Minhyun memandangi foto ibunya dan kembali mengajaknya bicara.


Selalu seperti itu. Setiap kali Minhyun merindukan ibunya, dia akan melihat
fotonya lalu bercerita banyak hal.
Aiko calling
Yoboseo Minhyun langsung mengangkat panggilannya begitu tahu bahwa
managernya menelephone. Lebih tepatnya mungkin calon mantan manager.
Minhyun-ah, cepatlah ke sini. Junhoe.. dia_
Ada apa dengan Junhoe, bicara yang jelas Minhyun seketika panic ketika
mendengar Aiko menyebut nama Junhoe. Nada suaranya yang terdengar seperti
menangis membuatnya ketakutan.
Aku tidak bisa mengatakannya, kau harus melihatnya sendiri
Kau sekarang ada di mana? desaknya. Fikiran-fikiran buruk bergelayutan
memenuhi otaknya.
Minhyun langsung menutup telephonenya setelah tahu kemana dia harus pergi.
Announcement dari pihak bandara yang menyuruhnya untuk segera naik ke
pesawat tak lagi di gubrisnya. Fokusnya hanya tertuju pada keadaan Junhoe.
Sepanjang perjalanan Minyun tak henti mengumpat. Tangannya sibuk
menghubungi seseorang tapi orang yang dia hubungi tak sekalipun menjawab
panggilannya. Cho Kyuhyun, kau dimana? ucapnya geram. Awas saja, jika
terjadi sesuatu pada Junhoe aku tidak akan memaafkanmu
Minhyun berlari sekuat tenaga menyusuri lorong yang akan membawanya ke
ruangan Kyuhyun. Aiko mengatakan bahwa Junhoe sedang beristirahat di ruang
kerja mantan suaminya itu. Sesaat setelah dirinya turun dari taksi dan melihat
wajah Aiko yang seperti habis menangis membuatnya berfikiran negative
tentang kata istirahat yang di maksud gadis itu.
Junhoe Minhyun membuka pintunya lebar-lebar mencari keberadaan Junhoe.
Oemma melihat ibunya sudah datang, Junhoe langsung melepar psp yang dia
mainkan lalu berlari menghampiri Minhyun. Desahan penuh kelegaan tergambar
jelas di wajah Minhyun. Mengetahui bahwa Junhoe baik-baik saja membuatnya
senang luar biasa. Junhoe melingkarkan kedua tangannya memeluk leher
Minhyun dengan erat.

Kau tidak kenapa-napa kan sayang? Apa ada yang terluka Minhyun lelepaskan
pelukannya lalu memeriksa semua bagian di tubuh Junhoe. Memastikan bahwa
memang tidak terjadi sesuatu padanya.
Aku baik-baik saja oemma. Aku hanya bosan menunggu sendirian disini
sedangkan oemma lama sekali datang ke sini keluh Junhoe. Tangan kecilnya
mengusap pelipis Minhyun yang mengeluarkan peluh. Oemma, kau
berkeringat
Semua sudah siap?Minhyun membawa Junhoe dalam gendongannya.
Kepalanya spontan menoleh ke belakang dan mendapati Kyuhyun berdiri di
depannya. Tidak hanya pria itu tapi juga ada beberapa lelaki yang
mendampinginya. Termasuk managernya berdiri di belakang Kyuhyun.
Kyuhyun menahan diri untuk tidak tertawa. Raut wajah Minhyun yang bingung
terlihat sangat lucu di matanya. Dia mendekati istrinya, menautkan tangan
mereka berdua.
Ayo, kita sudah di tunggu
Kau mau membawaku ke mana? Minhyun menahan langkahnya. Mencoba
melepaskan tangannya tapi genggaman Kyuhyun yang terlalu kuat sedikit
menyulitkannya.
Appa akan mengajak kita jalan-jalan sahut Junhoe lebih dulu. Kyuhyun hanya
tersenyum menanggapinya. Dia tidak akan bicara apapun sebelum Minhyun
melihat apa yang dia akan lakukan.
Minhyun terpaksa mengikuti Kyuhyun. Berjalan di samping pria itu dengan
banyak tanda tanya. Aiko hanya bisa menundukkan kepalanya saat berpapasan
dengan Minhyun. Mata wanita itu yang meliriknya tajam seolah tengah
melayangkan protes padanya.
Wajah Kyuhyun yang dingin dan tanpa ekspresi membuat Minhyun semakin
takut. Dadanya berdebar serta di iringi degup jantungnya yang berdetak
kencang. Semua terasa semakin mencekam saat dirinya di bawa masuk ke
sebuah aula. Mata Minhyun kontan tercengang kala mendapati ruangan itu telah
di penuhi oleh puluhan wartawan.
oOo

Kenapa kau melakukan ini. Bukankah kita akan bercerai Kyuhyun hanya
tersenyum. Matanya masih memandangi riak sungai han yang ada di
hadapannya. Setelah acara conference pers yang dia lakukan siang tadi dia
langsung membawa pergi Minhyun dan Junhoe tanpa menerima sesi tanya
jawab.
Cho Kyuhyun ! Kyuhyun akhirnya mengalihkan pandangannya kepada
Minhyun. Melihat Minhyun yang sepertinya sudah geram karena tindakannya
yang sejak tadi tidak mengajaknya bicara.
Apa tanyanya lembut. Bukanlah kau juga sudah mendengar semuanya? Apa
perlu aku mengulanginya lagi hem? Kyuhyun mengangkat tangan Minhyun
yang sejak tadi tak pernah dia lepas. Menangkupnya menjadi satu lalu terakhir
menciumnya.
Goo Minhyun, mari kita mulai semuanya dari awal lagi ucap Kyuhyun
bersungguh-sungguh.
Apa kau bilang? Suara Minhyun bergetar. Matanya sudah berkaca-kaca. Hari
ini sudah banyak sekali kejutan yang Kyuhyun berikan padanya. Mulai dari
pengumuman pernikahan mereka hingga pengakuan Kyuhyun bahwa Junhoe
adalah putranya.
Aku mencintaimu Goo Minhyun. Kau mau kan menerimaku lagi sebagai
suamimu? tanda ragu Minhyun menganggukkan kepalanya. Air matanya yang
sejak tadi tertahan akhirnya menetes juga. Sungguh ini hal yang paling Minhyun
inginkan meskipun cara Kyuhyun mengungkapkannya sama sekali tidak
romantis menurutnya tapi dia tidak peduli.
Terima kasih, sayang
Oemma, appa, aku masih di sini teriak Junhoe saat melihat Kyuhyun yang
ingin mencium Minhyun. Dia merentangkan tangannya meminta Minhyun untuk
menggendongnya.
Aish, Cho Junhoe. Kau mengganggu saat-saat romantis appa dan oemma oeh
decak Kyuhyun sambil menyentil pelan hidung Junhoe. Bocah itu berenggut

kesal, bibirnya yang mengerucut semakin menambah kesan lucu hingga


membuat kedua orang tuanya tertawa.
The End

My Handsome Stepfather part 1


aku tidak suka eomma menikah dengannya
apapun yang terjadi eomma akan tetap menikah dengannya
eomma..tidakkah kau sadar, namja itu lebh cocok menjadi kakakku dari pada
suamimu, dia terlalu muda untukmu, usia kami saja hanya terpaut tujuh tahun
.
eomma.. jebal, aku tidak mau menanggung malu karena eomma menikahi
namja itu

eomma..???
eomma akan tetp menikah dengannya..

Nara membuka matanya terbangun dari mimpi yang terasa nyata. Tidak, lebih tepatnya
adalah memori yang selalu masuk kedalam mimpinya sejak ibunya meninggal 3 bulan yang
lalu. Nara mengusap wajahnya dengan sebelah tangan dan meraih handphonenya untuk
melihat jam. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, waktunya ia untuk bangun, mandi dan
bergegas ke sekolah.
Biasanya ibunya yang selalu membangunkannya di pagi hari, tapi semenjak ibunya pergi
untuk selamanya Nara harus mulai terbiasa bangun labih cepat karena dia ingin
menghindari seseorang yang kemungkinan saat ini sedang berjalan menuju kamarnya.
CEKLEEEEKK.. tidak membutuhkan waktu lama, apa yang baru saja Nara pikirikan pun
terjadi. Nara bangun sudah pagi suara bass seorang namja yang mengalun indah itu
terdengar dari ambang pintu.
aku sudah bangung jawab Nara ketus. Duduk dari posisinya yang tadi masih berbaring.

well, bersiaplah kesekolah kalau begitu


Suara namja itu menghilang dari ambang pintu, Nara melongokkan kepalanya ke arah pintu
lalu menoleh ke tempat tidurnya. Ia bangun dan mulai merapikan tempat tidurnya sendiri,
biasanya Nara akan melakukan ini setelah ibunya mengomelinya karena pergi tanpa
merapikan tempat tidurnya. Tapi sekarang, ia merapikkannya sebelum ibunya
melakukannya, atau ibunya tidak akan pernah bisa melakukannya lagi.
Setelah merapikan tempat tidur Nara bergegas mandi dan menyiapkan diri untuk berangkat
kesekolah. Aroma wangi makanan tercium ketika ia masuk ke dapur, Nara bisa melihat
namja itu berdiri di dapur dengan celemek bercorak bunga. Namja yang usianya baru saja
menginjak usia 24 tahun itu terlihat mempesona dengan balutan pakaian seperti apapun,
bahkan dengan celemek bercorak bunga itu sekali pun. Tubuhnya yang tinggi dan wajahnya
yang terpahat sempurna selalu membuat Nara tidak bisa berpaling darinya. Namja itu
memiliki daya tarik yang besar, selalu bisa menarik perhatian Nara.
Namja itu tersenyum padanya ketika berputar dan melihat Nara sedang
memperhatikkannya. selamat pagi sweetie pie, sarapan dulu
ne appa.. appa.. benar, begitulah Nara seharusnya memanggilnya, karena namja
mempesona ini adalah ayah-nya; ayah tirinya. Ibunya Shin Heewon memutuskan untuk
menikah dengan laki-laki yang usianya berbeda sangat jauh. Nara berusaha mati-matian
untuk menentang pernikahan ini, karena tentu saja namja ini lebih cocok untuk menjadi
kakaknya atau mungkin saja kekasihnya. Tetapi mungkin karena besarnya cinta diantara
mereka berdua, mereka memutuskan untuk menikah.
Nara duduk di atas kursi makan lalu merilik kearah ayah tirinya dalam diam. Cho Kyuhyun,
adalah namja yang memiliki banyak sekali pekerjaan, sebagai pemilik sebuah perusahaan
besar namja itu seharusnya saat ini duduk di atas kursi menunggu istrinya yang
menyiapkan makanan, tapi herannya namja itu melakukan hal yang sebaliknya. Bangun
lebih pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuk anak tirinya. Nara yakin semua karyawan
di kantornya pasti akan bengong jika mereka melihat direktur mereka berada di dapur
sedang memasak dengan memakai celemek bercorak bunga. Sebesar itukah cinta namja
ini kepada ibunya hingga ia rela melakukan hal ini?.

hari ini kau pulang jam berapa? Kyuhyun meletakkan panci sop Miso di atas meja dan
menuangkannya di dalam mangkok milik Nara.
aku harus ketempat kursus setelah pulang sekolah, appa tidak perlu menjemputku jawab
nara dingin.
Kyuhyun menatap Nara. sudah kubilang kan jangan memanggilku appa
wae..? kau kan memang appaku, meskipun kau ayah tiriku
Kyuhyun mengigit pipi bagian dalamnya, menatap Nara dengan alis berkerut. pulang dari
tempat kursus jam berapa?
aku bisa pulang sendiri bantah Nara
jam berapa? Kyuhyun mengulangi dengan nada penuh penekanan yang tidak bisa
dibantah lagi.
Nara menatap Kyuhyun dengan berang, semenjak namja itu menjadi ayah tirinya Nara
selalu harus mematuhi apapun yang di perintahkan oleh namja itu. Setiap hari ia diantar
dan dijemput kesekolah, membuat teman-temannya bertanya-tanya siapa Kyuhyun. Nara
harus diam membisu karena sama sekali tidak ingin memberitahukan siapapun bahwa
Kyuhyun adalah ayah tirinya, memalukan? Bukan.. bukan karena Nara malu, tapi karena
Nara tidak ingin teman-temannya tahu bahwa namja tampan dan mempesona ini adalah
ayah tirinya, Nara tidak ingin mereka tahu bahwa diam-diam ia telah jatuh cinta kepada
ayah tirinya.
jam 5 akhirnya Nara pun menjawab pertanyaan itu.
euhm.. aku akan berada di depan tempat kursus tepat setelah kau selesai
Nara tersenyum sinis, tunggu saja karena kau tidak akan menemukan aku disana. Nara
hanya berbohong mengatakan bahwa ia harus pergi ketempat kursus. Nara hanya
beralasan agar Kyuhyun tidak pergi menjemputnya. Entah kenapa perasaan benci ini

muncul lebih kuat dari biasanya, Nara sebisa mungkin ingin menghindari Kyuhyun karena ia
sadar telah jatuh cinta pada ayah tirinya. Nara sadar, ibunya menikahi Kyuhyun pasti karena
mereka saling mencintai, hingga akhirnya mengabaikan perbedaan usia yang besar itu.
karena itu Nara berusaha untuk mengabaikan perasaannya sendiri, ia tidak bisa
menghianati ibunya dengan mengejar namja ini. Ia yakin ibunya yang berada disurga saat
ini akan merasa sakit hati melihat namja yang dicintainya didekati oleh putrinya sendiri.
Cho Kyuhyun panggil Nara, memang seperti itulah biasanya Nara memanggil Kyuhyun.
bukan appa bukan juga oppa. setelah eomma meninggal tidakkah seharunya kita tinggal
terpisah?. Kau tidak perlu bertanggung jawab mengurusku, aku bisa sendiri
Selama kau masih sekolah kau merupakan tanggung jawabku, terlebih lagi karena ibumu
sudah meninggal jawab Kyuhyun santai, tanpa menoleh ke arah Nara sedikitpun. Kyuhyun
tahu pembicaraan seperti ini tidak akan bisa dihindari cepat atau lambat.
aku bisa tinggal di tempat saudara ibuku yang lain, tidak harus denganmu
ibumu tidak memiliki keluarga
eomma punya satu adik
adik yang suka mabuk-mabukan
itu lebih baik dari pada aku harus hidup bersamamu
Kyuhyun menghentikan kegiatanya yang sedang mengunyah lalu menoleh kearah Nara.
ibumu memintaku untuk merawatmu sebelum dia meninggal, dan itu akan kulakukan
Nara menggigit bibirnya menahan airmata yang hendak keluar disana. kenapa tidak kau
berikan saja aku satu rumah dan tinggalkan aku disana sendirian desisnya.
aku tidak bisa melakukan itu
kenapa tidak bisa?

karena aku menikahi ibumu itu artinya aku bertanggung jawab padanya juga pada dirimu.
Dengan arti lain aku akan memastikan kesejahteraanmu, kebahagianmu dan juga
kehidupanmu. Jangan banyak bertanya lagi Nara, habiskan sarapanmu
tapi..
sudah cukup Kyuhyun mengepalkan tanganya lalu memukul meja sedikit lebih keras.
jangan membantah lagi, kita akan tetap tinggal bersama
Nara diam tidak bisa berkutik lagi. Nara mau saja tetap tinggal bersama Kyuhyun, tapi ia
takut akan perasaannya kepada Kyuhyun yang semakin hari semakin kuat ini.
.
.
Nara-yaa.. Nara menolehkan kepalanya kebelakang kearah sahabatnya yang berlari
menghampirinya. hari ini kau tidak dijemput?
Nara mencibirkan bibrinya kesal, pasti selalu ada yang bertanya seperti itu. hari ini aku
ingin pulang menaikki kereta saja
aaah.. sayang sekali, padahal aku ingin melihat namja yang misterius itu. apa kau tetap
tidak akan bilang padaku siapa dia?. Kekasihmu atau kakak laki-lakimu?
bukan siapa-siapa jawab Nara ketus. Hyemi-aa.. bagaimana jika kita jalan-jalan ke mall
hari ini?
shireo.. kita ada kursus hari ini, kau ingat? Sebentar lagi kita ada ujian
ayolah, belajar terus apa tidak membuatmu sakit kepala?,Hyemi mengerutkan alisnya,
tentu saja siapa yang tidak pusing. kajja, kita jalan-jalan dulu hari ini
eeiiss.. kau ini. jika aku dapat nilai kecil kau harus tanggung jawab ya?

kyaaa kajja. Kita shopping Nara pun menarik tangan Hyemi, bergegas kearah mall
terdekat. Ia ingin melupakan tentang Namja tampan yang menjadi ayah tirinya, ingin
terbebas dari namja yang menjerat hatinya itu. Jika namja itu marah, ia bisa melakukannya
nanti, apa-pun hukuman yang diberikan oleh Kyuhyun akan ia terima dengan senang hati.
Yang pasti Nara ingin menghindar untuk sementara waktu dari namja itu.
.
Ddrrrttdddrrrtttdddrrrtt
Hari menjelang malam Nara masih asik bermain bersama dengan Hyemi, gadis itu sekali
lagi memaksa sahabatnya untuk bermain ke game station terdekat, bermain sepuasnya
dengan segala macam permainan disana.
nara-yaa.. ponselmu terus bergetar dari tadi Hyemi menoleh ke arah ponsel Nara yang
terletak di saku tas yang transparan, menampilkan sebuah nama yang tertera disana.
siapa itu Cho Kyuhyun?
bukan siapa-siapa.. Hyemi-aa, konsentrasi saja pada permainannya teriak Nara,
mengimbangi suara musik yang keluar dari mesin permainan dan menggerakkan tangannya
memukul kepala-kepala kodok yang muncul dari lubang-lubang itu.
Bukannya melanjutkan permainan Hyemi malah mengambil ponselnya sendiri. eommaku
menelponku Nara-yaa, sudah waktunya aku pulang
sebentar lagi saja.. ayolah
shireo, eommaku bisa marah.. sudah yaa Hyemi pun menyambar tasnya dan berlari keluar
dari gametation itu. meninggalkan Nara seorang diri.
Nara berhenti bermain lalu menudukkan dirinya di bangku kosong yang terletak tidak jauh
dari tempat bermain itu, tanganya terulur mengambil handphonenya. Matanya mengernyit
melihat 50 panggilan tak terjawab dan puluhan SMS yang isinya sama.

From: Cho Kyuhyun


Anak nakal, kau dimana?
_
Angkat teleponku
_
Nara.. angkat teleponnya, kau dimana sweetie?
_
Jangan membuatku cemas.. aku akan melapor ke polisi sekarang juga
_
Shin Nara..!!!! kau ingin membuatku mati muda?
_
Ya Tuhan, tidak bisakah kau menjawab teleponnya?
_
Sudah cukup aku akan melapor kepolisi
_
.
Nara menarik sudut bibir kananya keatas, tersenyum sinis. Namja ini benar-benar total
menjalani perannya sebagai seorang ayah. Benar-benar perhatian kepada anak perempuan

satu-satunya. Nara menggigit bibir bawahnya. Menyembunyikan kepalanya dilututnya


menahan isak tangisnya, seandainya saja namja ini bukan ayah tirinya. kenapa kau harus
menikah dengan eomma..? waee..? kenapa kau harus menjadi ayah tiriku?.
.
Setelah mengirimkan pesan balasan dimana Kyuhyun bisa menemukannya, Nara pun
bergegas ke pinggiran jalan di depan mall. Menunggu Kyuhyun datang menjemputnya, Nara
bisa melihat di dalam kepalanya kecemasan di wajah kyuhyun saat ini. Tentu saja, siapa
yang tidak akan merasa cemas jika anak dari wanita yang kau cintai menghilang tanpa
kabar sedikitpun.
Sebuah mobil BMW berwarna hitam melaju pesat dari ujung jalan, dengan cepat pula mobil
itu berhenti di hadapan Nara. Namja bertubuh tinggi itu keluar dari mobil itu berlari
menghampiri Nara. Nara melebarkan matanya terkejut mendapati namja itu basah kuyup,
seperti baru saja keluar dari kolam renang atau baru saja di guyur oleh satu ton air.
kenapa kau basah?
kemana saja kau?
Secara bersamaan mereka menanyakan pertanyaan yang berbeda. aku memutuskan
untuk merefresingkan diriku. Jadi aku bermain di mall jawab Nara santai.
kau kan bisa menghubungiku
aku tidak mau diganggu
Shin Nara kau..
Cho Kyuhyun, kau harus ingat, aku bukan anakmu, kau tidak bisa mengaturku ini atau itu.
aku bebas melakukan apapun juga

Sialan, Nara.. Kyuhyun menyambar lengan atas gadis itu lalu mengguncangnnya keras,
ekspresinya sarat akan kecemasan. jika terjadi sesuatu padamu apa yang harus aku
lakukan?
kau tinggal mengatakan pada Eomma di surga, bahwa anaknya adalah anak yang sangat
nakal dan kau tidak bisa lagi mengurusnya Nara membalas tatapan Kyuhyun dengan
berang.
Kyuhyun bernafas dengan cepat, menatap Nara dengan emosi yang terpancar jelas dari
matanya. Ia menarik Nara mendekat padanya hingga wajah mereka hanya tinggal beberapa
senci lagi. jangan menguji kesabaranku. Aku sudah cukup menahan diri selama ini
lalu kenapa tidak kau buang saja aku
tidak akan pernah, seumur hidupku kau akan tetap tinggal bersamaku. Kau mengerti..?
Kyuhyun mengguncang Nara sekali lalu menarik gadis itu bersamanya menuju kearah
mobil. mulai besok akan ada bodyguard kemanapun kau pergi
mwo..?
itu karena kau tidak patuh padaku
oh yaa.. tentu saja, maafkan aku karena tidak patuh.., appa jawab Nara sinis ketika
mengucapkan kata appa.
Kyuhyun menoleh kearah Nara dengan ekspresi keras. Nara pun membalas tatapan itu
dengan sama kerasnya seperti Kyuhyun. lama mereka saling bersikeras pada pendirian
masing-masing. Kyuhyun yang pertama kali memutuskan untuk menyudahi perdebatan itu
dengan membuka pintu mobil dan menyuruh Nara masuk, setelahnya ia pun masuk ke
dalam mobil.
Nara bisa melihat kursi kemudi yang basah, sesaat ia lupa bahwa Kyuhyun datang dalam
keadaan basah kuyup, apa yang sebenarnya terjadi pada namja itu. kau habis berenang
dimana? sindir Nara.

kau tahu, selagi kau asik bermain di dalam mall di luar orang-orang sedang kewalahan
karena tiba-tiba hujan besar datang
di luar hujan? Nara membelalakkan matanya. dan kau basah-basahan mencariku? batin
Nara, sebegitu cemaskah Kyuhyun pada nara?. Pada anak dari wanita yang dicintainya?.
Nara menolehkan kepalanya ke arah luar jendela. Memandang jalanan yang ternyata
memang basah karena sempat terguyur hujan. Nara sebisa mungkin menahan emosinya,
ia merasa cemburu kepada ibunya yang sudah meninggal, cemburu karena tahu betapa
besar Kyuhyun mencintai ibunya. Kenapa Kyuhyun harus mencintai ibunya sebesar ini?.
.
.
haachiii
Nara menoleh kearah Kyuhyun dengan sumpit berada di mulutnya, ini sudah kesepuluh
kalinya Kyuhyun bersin. Setelah pulang dalam keadaan basah Kyuhyun tidak langsung
mandi, namja itu langsung menuju keruang kerjanya dan bekerja hingga waktu yang tidak
Nara ketahui. Hingga keesokan paginya Nara bangung dengan melihat namja itu sedikit
pucat dan bersin-bersin selama menyiapkan sarapan pagi.
Nara tidak mendapatkan hukuman karena kenakalannya kemarin, ia bersyukur karena
Kyuhyun tidak marah besar, dan keesokan paginya masih bersedia menyiapkan sarapan
untuknya. Nara ingin sekali menyentuhkan tanganya di dahi lebar itu, tetapi ia bertahan
hanya dengan memperhatikan gerak gerik Kyuhyun.
hachiii..
kau sakit? Nara tidak bisa menahan dirinya lagi untuk tidak bertanya.
gwencana jawab Kyuhyun
tapi kau terlihat pucat

aku tidak apa-apa Sweetie.. kau pulang jam berapa nanti?


Nara mengigit bibirnya. seperti biasa jawabnya.
tunggu aku, dan jangan pergi kemana-mana lagi. arraso?
ne..
Hacchiii.. Kyuhyun berdiri lalu berjalan mengambil air putih hangat, menuangkannya
kedalam gelas lalu meneguknya pelan-pelan.
sebaiknya minum obat usul Nara
anniya.. aku tidak apa-apa. kau sudah selesai sarapan?. Aku akan siap-siap, tunggu aku
dimobil setelah memberikan perintahnya, Kyuhyun pun pergi ke kamarnya untuk berganti
pakaian dengan pakaian kerjanya.
Nara menunggu dengan sabar di mobil seperti yang di perintahkan oleh Kyuhyun, ia melirik
kearah jam tangannya. Sudah hampir setengah jam tetapi namja itu tidak juga muncul. Nara
mengerutkan alisnya bingung, ia sudah terlambat, dan sebaiknya bergegas dengan pergi
sendiri tanpa menunggu Kyuhyun, tapi kekhawatirannya kepada Kyuhyun lebih besar dari
keinginannya untuk masuk ke sekolah, karena itu Nara keluar dari mobilnya dan bergegas
masuk ke dalam rumah.
Nara menemukan Kyuhyun sedang berdiri di dalam kamarnya, tanganya menopang dirinya
dengan bersandar di lemari. Berdiri dengan sambil mengusap pelipisnya, Nara menelan
salivanya melihat kemeja Kyuhyun yang tidak terkancing sepenuhnya. Namja itu terlihat
sedang menahan sakit, keringat dingin pun keluar dari tengkuk dan kepalanya.
kyuhyun.. panggil Nara.
Kyuhyun menoleh kearah Nara dengan alis berkerut. cankaman, aku tinggal memakai baju
Kyuhyun sedikit terhuyung ketika hendak mengancingkan lagi sisa kancing kemejanya.
Nara berlari cepat kearah Kyuhyun lalu mengalungkan lengannya di seputar pinggang

Kyuhyun, menahan namja itu agar tidak jatuh. Nara menarik nafasnya tertahan merasakan
tubuh Kyuhyun yang panas di balik kemejanya.
sepertinya kau sakit, kau istirahat saja
anniya, kau harus sekolah
aku bisa pergi sendiri
anniya, aku akan mengantarmu
Cho Kyuhyun, diam dan dengarkan aku sekali saja sentak Nara. Kyuhyun mengerutkan
alisnya mendengar sentakan itu, matanya menatap Nara dengan pandangan buram,
kepalanya serasa berputar dan bisa pingsan kapan saja. Nara benar, ia tidak bisa pergi
mengantar gadis itu jika tidak mereka akan mengalami kecelakaan karena Kyuhyun tidak
bisa berkonsentrasi membawa mobil.
Kyuhyun pun pasrah ketika di tuntun ke arah tempat tidur, ia terbanting keras di atas tempa
tidur. Erangan terlontar keluar dari mulut Kyuhyun, seumur hidupnya Kyuhyun jarang sekali
sakit, ini pertama kalinya ia merasa tidak berdaya seperti ini.
Nara mengerutkan alisnya melihat betapa lemahnya Kyuhyun saat ini. apa yang harus ia
lakukan? Apa yang biasanya eommanya lakukan jika Nara sakit?. Nara menarik selimut dan
menutupi tubuh Kyuhyun. Kyuhyun sudah memejamkan matanya, pelan-pelan Nara
mengulurkan tangannya ke arah kepala Kyuhyun. ia ragu sejenak tetapi tetap memutuskan
untuk menyentuh dahi itu.
panas desis Nara. Nara hendak memutar tubuhnya ketika tangan Kyuhyun menahan
pergelangan tangannya.
hati-hati disekolah eoh? telepon aku jika ada apa-apa bisik Kyuhyun dengan mata masih
terpejam.

Nara mengerutkan alisnya sambil mengigit bibirnya. Meskipun dalam keadaan panas dan
sakit namja ini masih menghawatirkannya?.
Setelah terlepas dari tangan Kyuhyun, Nara pun mengambil thermometer dan kompres,
melupakan kewajibannya yang harus berangkat ke sekolah Nara pun menjaga dan merawat
Kyuhyun dengan masih menggunakan seragam SMA nya. Seperti yang sering ibunya
lakukan pada Nara, Nara pun memberikan Kyuhyun obat lalu mengusap tubuh Kyuhyun
yang basah.
Kyuhyun sempat terbangun ketika Nara menggantikan pakaiannya, namja itu tidak bertanya
kenapa Nara masih di rumah bukannya ke sekolah. Namja itu hanya menatap Nara selama
gadis itu membuka pakaiannya dan memakaikan pakaian yang baru. Dengan wajah yang
memerah Nara berkonsentrasi mengusap tubuh basah Kyuhyun yang berkeringan dengan
kain basah. Matanya sesekali menoleh kearah Kyuhyun yang menatapnya lekat.
Kyuhyun langsung memejamkan matanya lagi ketika sudah merasa nyaman karena
berganti dengan pakaian kering. Nara pun menghembuskan nafasnya lega. Memeriksa
panas tubuh Kyuhyun yang sudah menurun, dan iapun bergegas memasakkan bubur untuk
Kyuhyun.
.
Menjelang malam Nara masuk ke dalam kamar Kyuhyun dengan membawa nampan berisi
semangkuk bubur yang ia masak di campur dengan sayuran dan kaldu ayam. Nara
menghampiri Kyuhyun dan meletakkan nampan itu di atas nakas. Yang terletak di sebelah
tempat tidur Kyuhyun.
Kyuhyun membuka matanya lalu menoleh kearah Nara.
makan buburnya, agar kau cepat pulih ujar gadis itu, duduk di tepian tempat tidur dan
membantu Kyuhyun duduk bersandar di tempat tidur. kau bisa makan sendiri? tanya Nara
canggung. Kyuhyun hanya menatap Nara dengan pandangan kosong, sebagai jawaban ia
belum terlalu kuat mengangkat mangkuk bubur.

Nara pun tersenyum pelan, lalu mengambil mangkuk, menyendok sedikit bubur lalu
meniupkannya sebelum menyuapi Kyuhyun. Kyuyun menerima suapan itu dengan lemah
dan menelan pelan buburnya, matanya tidak lepas sedetik pun dari wajah Nara.
kau tidak sekolah? tanya Kyuhyun setelah suapan keempat.
Nara menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan itu.
mianhae, aku tidak bermaksud membuatmu bolos ujar Kyuhyun tulus.
anniya.. aku melakukan ini karena kita mencintai orang yang sama. Kyuhyun menaikkan
alisnya bingung. kau merawatku karena rasa cintamu kepada eomma, begitu juga
denganku. Aku tidak akan membiarkan namja yang dicintai oleh eomma sakit tanpa dirawat
sedikit pun
Kyuhyun memejamkan matanya lalu membukanya, kepalanya bersandar pada bantal di
belakangnya. lagi ujar Nara menyodorkan satu sendok bubur lagi.
tidak.. Kyuhyun mengelak dari sodoran sendok itu. keluarlah Nara
wae..? tapi, kau harus menghabiskan bubur ini
keluarlah.. tinggalkan aku
Nara bingung, kenapa tiba-tiba Kyuhyun menyuruhnya keluar? Apa karena baru saja ia
menyinggung perihal ibunya?. Apa Kyuhyun tiba-tiba saja dilanda perasaan rindu pada
ibunya?. Tidak ingin membuat kyuhyun kesal, Nara pun keluar dari kamar itu, meninggalkan
bubur yang masih mengepulkan asap itu.
.
Setelah mandi dan berganti pakaian Nara memasak nasi goreng untuk dirinya sendiri,
sepanjang hari telepon di rumah berdering, beberapa pegawai Kyuhyun menanyai kabar
namja itu. Mereka sama sekali tidak terdengar terkejut ketika Nara yang menjawab telepon-

telepon itu. Di rumah besar ini sebisa mungkin Nara tidak mengangkat teleponnya, karena
ia tahu yang menelpon pasti berkepentingan kepada Kyuhyun.
Nara tidak pernah tahu, apakah orang-orang tahu kyuhyun menikahi ibunya. Hidup berdua
saja dengan Kyuhyun membuatnya menyimpuklan tidak ada yang tahu tentang
keberadaanya, karena itu Nara cukup terkejut mendapati orang-orang itu tidak kaget
mendapati dirinya menjawab telepon Kyuhyun.
Nara membuka perlahan pintu kamar Kyuhyun, melongkokkan kepalanya ke dalam, melihat
Kyuhyun sedang terlelap dalam tidurnya. Nara masuk dengan langkah yang perlahan agar
namja itu tidak terbangung, tangannya menyentuh kedahi Kyuhyun untuk kesekian kalinya
hari ini. Nara tersenyum dan bernafas lega karena panasnya sudah turun. Nara duduk di
tepian tempat tidur dan memeriksa pakaian Kyuhyun. Jika basah ia harus menggantikannya
lagi. Ada sedikit perasaan kecewa di hati Nara karena pakaian itu tidak basah. Nara cukup
menyukai kegiatan menggantikan pakaian Kyuhyun.
Seharusnya Nara keluar setelah memastikan namja itu baik-baik saja, tetapi gadis itu
masih bergeming disana, menatap wajah damai Kyuhyun yang sedang tidur.
Memperhatikan dengan seksama bentuk mata, hidung dan bibir namja itu. Selama ini Nara
tidak berani memperhatikan Kyuhyun seperti ini, karena itu Nara tidak ingin melepaskan
kesempatan ini.
Kyuhyun bergerak sedikit, membuat Nara Harus menahan nafas, takut namja itu
terbangung. Beruntungnya Nara namja itu sama sekali tidak membuka matanya, Narapun
kembali melanjutkan kegiatannya memandangi wajah Kyuhyun. Nara tersenyum kecut
memikirkan betapa beruntungnya ibunya karena mendapatkan cinta dari namja ini.
Perasaan iri dan cemburu itupun kembali muncul di benaknya. Nara pun bertanya-tanya
seperti apa Kyuhyun memperlakukan ibunya? Apa Kyuhyun mencium ibunya? Apa mereka
sering bercinta?. Nara pun menoleh kearah tempat tidur yang kosong disebelah Kyuhyun.
Jika mereka bercinta mereka pasti melakukannya disini. Pikirnya..
Nara menggelengkan kepalanya, membuang jauh-jauh pikiran itu. ia tidak bisa
membayangkan ibunya berada di bawah kekuasaan Kyuhyun, Nara benar-benar merasa iri
dan cemburu kepada ibunya. kenapa harus eomma..? sekali lagi Nara mempertanyakan
hal itu.

Cho Kyuhyun, kenapa harus eomma? Bukan aku? Nara menahan getaran hebat dari
tubuhnya, airmata jatuh di pipinya, merasakan sesak di dadanya karena rasa cemburu.
kenapa kau bertemu dengan eomma terlebih dulu..? Nara tertawa miris. aah.. anniya..
jika kau bertemu denganku lebih dulu kau mungkin tidak bisa mengelak mencintai eomma
bukan?. Karena cinta tidak pernah bisa diduga Nara mengusap airmata di pipinya, menarik
nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.
yaah.. siapa yang mengira jika cinta juga datang padaku Nara menyentukan satu jarinya
dipelipis Kyuhyun. namja yang terlelap seperti bayi itu sama sekali tidak terganggu oleh
sentuhan dan suara Nara. appa.. bisik Nara, apa aku salah jika jatuh cinta padamu?.. apa
aku salah jika mencintai namja yang di cintai oleh eomma..? airmata kembali jatuh
dipipinya. appa.. jawab aku..
Kyuhyun diam, tidak terbangun sedikitpun. jika kau tahu aku mencintaimu apa yang akan
kau lakukan?. Mengusirku, karena aku telah menghianati eomma..?. Jika benar begitu
maka kau harus tahu agar kau mengusirkan dan aku bisa jauh darimu hingga perasaan ini
sirna dengan sendirinya.. Nara tidak berhenti menangis, berbisik dalam keheningan malam
di sebelah Kyuhyun yang tertidur. tapi aku ragu perasaan ini bisa menghilang.. appa
ottoke..?
Nara menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menyembunyikan isak tangisnya. Nara
menarik nafas panjang lalu mengusap airmatanya, menoleh kearah Kyuhyun yang masih
terlelap. Dengan berani nara membungkuk di atas Kyuhyun, berhenti di wajah Kyuhyun
beberapa senti menatap wajah malaikat Kyuhyun. Nara memejamkan matanya
menyentuhkan bibirnya di atas bibir Kyuhyun untuk beberapa detik. I love you my step
Father. Bisikan itu di ucapkan dengan sangat pelan, hingga hanya Nara yang bisa
mendengarnya.
Nara menjauhkan wajahnya kemudian berjalan ke luar kamar lalu menutup pintu secara
perlahan. Sudah di putuskan, Nara akan tetap mencintai Kyuhyun sebagai ayah tirinya.
Tidak peduli apapun yang terjadi nanti. Nara akan tetap memendam perasaannya, agar
bisa terus berada di dekat Kyuhyun.

.
.
.
Kyuhyun bangun keesokan paginya dalam keadaan yang sudah kembali sehat. Tidak ada
suhu badan yang panas lagi atau pun kepala yang berdenyut pusing. Pagi ini ia bisa
beraktifitas seperti biasanya. Kyuhyun keluar dari kamarnya setelah mandi dan memakai
celana kain serta kaos putih. Langkahnya berhenti ketika melihat gadis bertubuh ramping,
dengan rambut cokelat panjangnya terurai di punggungnya. Seragam SMA nya tertutupi
celemek bercorak bunga. Gadis itu bersenandung pelan sambil mengaduk panci beraroma
sup ayam bercampur gingseng.
kau bangun lebih pagi hari ini Kyuhyun mengejutkan gadis itu. Nara memutar tubuhnya
cepat menghadap kearah Kyuhyun. Gadis ini terlihat cantik seperti biasanya. kau masak
apa sweetie pie..? ujarnya, menghampiri Nara.
Mata Nara tidak lepas dari Kyuhyun. sup gingseng, itu untukmu. Bagaimana keadaanmu?
Kyuhyun melongokkan kepalanya ke arah panci lalu menunduk agar bisa menatap wajah
Nara, yang tingginya hanya sebatas lehernya. tidak pernah lebih baik dari hari ini
jawabnya sambil menyunggingkan senyum yang membuat jantung Nara hampir saja
melompat dari dadanya. aku tidak tahu kau bisa memasak.
kau tidak pernah tahu, karena eomma yang selalu masak, lalu setelah eomma meninggal
kau yang memutuskan untuk meneruskan pekerjaan eomma Nara berputar dan kembali
mengaduk isi dari panci itu.
perlu ku bantu? Kyuhyun mendekat pada Nara, membuat jarak yang sangat dekat hingga
dadanya hampir mengenai punggung Nara.
tidak perlu, appa duduk saja jawab Nara gugup.
Kyuhyun mengertukan alisnya mendengar gadis itu memanggilnya appa. Nara terlihat
berbeda, lebih ceria dan lebih membuka diri dari biasanya. Tidak ada kata-kata ketus atau-

pun ekspresi dingin, tapi yang mengganggu Kyuhyun adalah gadis itu memanggilnya appa.
Mungkin kemarin Nara memanggilnya appa karena gadis itu ingin menyindir Kyuhyun, tapi
hari ini gadis itu terdengar serius memanggilnya appa.
hari ini aku akan mengantarmu sampai ke kelas dan bertemu dengan gurumu untuk
meminta maaf karena kau sudah bolos kemarin Kyuhyun duduk dengan pandangan tidak
lepas dari Nara.
ne.. jawab Nara patuh. ini di makan Nara mengulurkan sup itu di depan Kyuhyun lalu ikut
duduk bersama namja itu. selamat menikmati appa selesai memberikan ucapan selamat
makan kepada Kyuhyun, Nara pun mulai menyantap sarapannya. Tidak menyadari sama
sekali tatapan menyelidik dari Kyuhyun.
Kyuhyun menata Nara bingung. kenapa kau berubah pagi ini?
oo..? Nara menoleh kearah Kyuhyun dengan mulut penuh. itu karena aku sadar akan
kesalahanku, appa sakit kemarin karena mencariku di bawah guyuran hujan, belum lagi.
appa sudah banyak berkorban untukku. Aku tahu appa banyak menghabiskan waktu di
rumah karena tidak bisa membereskan pekerjaanmu di kantor, kau harus mengantar dan
menjemputku, memasak makan malam untukku sampai pekerjaanmu terbengkalai. Tidak
ada lagi yang bisa kulakukan sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih selain
menjadi anak yang berbakti padamu
Nara
karena itu, appa.. mulai sekarang, appa tidak perlu mengurus makanan untukku, biar aku
yang masak untuk kita berdua. Aku juga bisa mengurus rumah. Aku akan menjadi anak
yang manis.. tidak akan nakal lagi
Nara..
nee appa..
Kyuhyun mengeraskan rahangnya. jangan memanggilku appa

tapi kau memang ayahku


hanya ayah tiri, jadi berhenti memanggilku appa
wae..?
Kyuhyun tersenyum kepada Nara, karena aku terlalu muda untuk di panggil appa, benar
kan?
Nara ikut tersenyum kepada Kyuhyun. benar, jadi.. aku akan memanggilmu seperti biasa
saja
itu lebih baik Kyuhyun mengangguk menyetujui.
jadi.. Cho Kyuhyun.. kita berteman? Nara mengulurkan tangannya ke depan untuk
berjabat tangan.
teman Kyuhyun pun menyambut uluran tangan Nara. habiskan makananmu sweetie, aku
harus menemui gurumu karena kemarin kau membolos
oo..
.
.
.
Setibanya di sekolah Kyuhyun menemui wali kelas Nara dan menjelaskan alasan kenapa
Nara tidak masuk sekolah. aah.. jadi Nara tidak masuk sekolah kemarin karena harus
merawatmu yang sedang sakit guru Kim.
yee.. seperti itulah..
jika saya boleh tahu apa hubungan kalian berdua?

Kyuhyun menaikan alisnya, apa yang harus ia jawab?. Berkata jujur bahwa ia adalah ayah
tiri dari Nara?.
dia ayah tiriku.. jawab Nara. Sadar bahwa Kyuhyun tidak akan menjawab pertanyaan guru
itu.
Kyuhyun menolehkan kepalanya kearah Nara, terkejut tentu saja, ia tidak mengira Nara
akan berkata sejujur itu.
oo.. jinjja.. guru Kim memandang Kyuhyun dari atas kebawah. Ayah tiri Nara muda sekali
pikirnya. baiklah, terima kasih atas penjelasannya, untuk Nara yang sekarang sedang di
masa tingkat akhir memang tidak boleh membolos
Kyuhyun kembali menoleh kearah guru itu lalu menganggukkan kepalanya. mohon
bimbingannya untuk Nara
.
Selesai menemui sang wali kelas, Kyuhyun pun keluar bersama dengan Nara. terima kasih
karena mau menemui guruku Nara berhenti tepat dibelakang Kyuhyun yang berjalan
didepannya. Kyuhyun pun berhenti dan memutar tubuhnya.
memang sudah seharusnya bukan? jawab Kyuhyun.
Nara menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. malam nanti biar aku yang masak, kau
bisa santai bekerja jika punya
joah..
geurom.. hati-hati menyetirnya
oo.. belajar yang rajin

Nara memutar tubuhnya lalu berjalan kearah kelasnya, Kyuhyun menatap lama punggung
Nara yang menjauh sebelum akhirnya ia pun berjalan keluar dari sekolah itu, namun
langkahnya terhenti ketika mendengar suara seorang namja memanggil nama Nara.
Nara-ya.. Kyuhyun memutar tubuhnya melihat ke arah namja yang memanggil Nara,
seorang pemuda yang memakai seragam yang sama dengan Nara. kau sudah sembuh?
pemuda itu pun menghampiri Nara yang berhenti setelah namanya dipanggil.
aku tidak sakit jawab nara
ooh.. mereka bilang kau sakit, aku hendak mengunjungimu begitu tahu kau sakit, tapi aku
tidak tahu rumahmu, sebenarnya kau pindah kemana sih?
Nara tertawa ringan lalu menggelengkan kepalanya. jika kuceritakan kau tidak akan
percaya
ooh.. kenapa? Memangnya kau pindah kemana?
ke sebuah istana megah Nara merentangkan tangannya lebar sambil meneruskan
langkahnya menuju kelas.
yaa.. ceritakan padaku pemuda itupun berjalan mengejar Nara, setelah berhasil mengejar
Nara, pemuda itu mengalungkan lengannya dibahu Nara, lalu mereka masuk kedalam kelas
bersama-sama.
Kyuhyun berdiri cukup lama setelah kedua orang itu masuk ke dalam kelas, entah apa yang
ia pikirkan saat itu namun ekspresi wajahnya terlihat benar-benar tidak suka dengan apa
yang baru saja ia lihat.
.
.
.
.

tuan Cho ada yang ingin bertemu dengan anda


Kyuhyun melirik ke arah pintu dimana saat ini sekretarisnya sendang berdiri diambang
pintu. siapa?
Shin Daewoo
Kyuhyun mengerutkan alisnya mengenali nama itu, ia tidak akan ragu lagi siapa yang
datang padanya di jam kerja dan apa maksud kedatangan dari orang itu. persilahkan
masuk dengan kasar Kyuhyun meletakkan pulpen yang tadi di pegangnya di atas meja lalu
berdiri dan memutari meja kerjanya. Kyuhyun mendudukkan pantatnya di tepian meja
kerjanya dan melipat kedua tangannya menanti kedatangan tamu tidak di undang itu.
Pintu ruang kerjanya terbuka dan menampilkan sosok seorang namja bertubuh lebih
pendek dari Kyuhyun, dengan rambut yang acak-acakan dan baju yang berantakan.
Wajahnya di tumbuhi oleh beberapa bakal jenggot, terlihat kasar dan lelah.
ada apa lagi? tanya Kyuhyun sinis
yaa.. adik ipar macam apa yang menyambut kakak iparnya seperti itu?
cihh.. jangan berbasa-basi, langsung saja Shin Daewoo
aku butuh uang akhirnya namja itu pun menyampaikan dengan gamlang maksud
kedatangannya.
dengar, aku bukan bank yang bisa kau mintai uang setiap kali kau butuh uang untuk
mabuk-mabukan
kau tahu, kakakku yang cantik selalu memberikan uang padaku, jadi seperti Nara yang
menjadi tanggunganmu sudah seharusnya kau juga menanggungku, berikan uang padaku
semasa hidup Heewon tidak pernah memberikanmu uang, kau tidak perlu mengarang
cerita

ciih.. Daewoo meludah kesal kearah kanan, matanya menatap berang Kyuhyun. tapi ia
tidak akan menyerah, ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan sebotol soju
ataupun bir. baiklah, jika kau tidak mau memberikan uang padaku, aku yakin keponakanku
yang cantik bersedia memberikan sedikit uangnya padaku
Daewoo memutar tubuhnya lalu melangkah pergi setelah mengatakan ancamannya.
Kyuhyun melangkah lebar dan menahan Daewoo dengan mencengkeram pundak namja
itu, dengan ekspresi keras dan marah Kyuhyun mengeluarkan dompetnya dari kantung
celana dan mengeluarkan beberapa puluh won. Dengan sigap Daewoo mengambil dompet
Kyuhyun dari tangan Kyuhyun dan mengeluarkan semua uang Kyuhyun.
Daewoo tersenyum puas melihat banyaknya uang yang ada ditangannya, diberikannya lagi
dompet yang sudah kosong itu kepada Kyuhyun. gomawo.. nee.. aku akan datang lagi jika
uang ini habis setelah memberikan cengiran yang menjijikkan namja itupun pergi dari
ruangan itu. Kyuhyun mengeram kesal sambil menyisir jari-jarinya kerambutnya yang
berwarna cokelat. Selalu berakhir seperti ini jika ia harus berhadapan dengan adik dari
mendiang istrinya.
.
.
.
Nara-ya.. kenapa kau terburu-buru sekali? suara Hyemi mengalun dari kejauhan, Nara
harus memutar kepalanya agar bisa melihat Hyemi yang berlari mengejarnya.
aku harus cepat, aku sudah dijemput
Hyemi tiba disebelah Nara dengan nafas yang menderu cepat, butuh waktu bagi Nara untuk
menormalkan kembali nafasnya. hari ini aku bosan, ayo kita bolos lagi seperti kemarin.
andwee., aku bisa dimarahi

dimarahi siapa? Pamanmu? Hyemi mengerutkan alisnya bingung, ia tahu ibu Nara sudah
meninggal dan Nara tidak memiliki siapa-siapa lagi selain pamannya yang sudah mabukmabukkan. jadi kau tinggal bersama pamanmu?
anniya.. aku tinggal dengan ayah tiriku
mwoo..?
ceritanya panjang Hyemi-aa, dan aku tidak mau menjelaskannya . karena itu menyiksaku
batin Nara. yang pasti, namja yang sering kau lihat menjemputku itu adalah ayah tiriku
MWOO????
Nara memejamkan sebelah matanya mendengar teriakan kaget dari Hyemi, ia tahu semua
akan bereaksi seperti itu, bukan karena ternyata ia memiliki ayah tiri, tapi karena ayah
tirinya masih sangat muda.
sudahlah, aku tidak ingin dimarahi lagi hari ini, aku pergi dulu.. annyeong hyemi-aa Nara
pun berlari meninggalkan Hyemi yang masih terkejut di tempatnya berdiri. Nara tersenyum
miris melihat keterkejutan Hyemi, seandainya saja Nara memperkenalkan Kyuhyun sebagai
pacarnya itu akan membuat hatinya lebih bahagia dari pada seperti saat ini. rasanya seperti
mengumumkan bahwa ada batasan antara dirinya dan Kyuhyun. hanya ayah dan anak.
heeii.. gadis manis kau mau kemana terburu-buru? sekali lagi seseorang memanggil Nara,
Nara menolehkan kepalanya ke samping, ke arah namja yang menghentikan laju
sepedanya tepat di sebelah Nara.
aa.. Jinyoung-aa aku harus segera pulang
naiklah.. kuantar tawar namja yang di panggil Jinyoung itu.
aku sudah dijemput
dijemput? Apa namja yang sering menjemputmu itu?

oo..
pacarmu?
anniya.. dia..
Nara-yaa.. namja itu memotong kalimat Nara, seolah-olah tidak sabaran karena tiba-tiba
namja itu merasa takut, takut di dahului oleh seseorang. bagaimana kalau kita berpacaran
saja?
nee..? Nara melebarkan matanya terkejut, ini pertama kalinya ia mendengar seseorang
mengajaknya berpacaran, terlebih lagi yang mengajaknya dalah temannya sendiri, teman
yang selalu ada bersamanya sejak ia kecil.
sudah lama aku ingin mengatakannya padamu, tapi akhir-akhir ini sepertinya kau susah di
dekati dan aku tidak tenang setiap kali melihatmu di jemput oleh namja yang membawa
mobil. Aku sudah sangat ingin menanyaimu tentang hal ini, tapi aku takut kau akan
mengejekku. Tapi, jika aku tidak mengatakannya aku juga takut tidak akan punya
kesempatan lagi. meskipun kau menolakku, aku tetap ingin kau tahu perasaanku padamu,
aku menyukaimu
Nara mengerjabkan matanya berkali-kali, ekspresinya benar-benar tidak terbaca, terkejut
tentu saja, Syok sudah pasti. kau punya cara aneh untuk mengungkapkan perasaan jawab
Nara gugup.
jadi? Kau mau..?
aku.. Nara menggerakkan bola matanya dengan resah, meskipun ia tahu ia mencintai
Kyuhyun tapi jika ada seseorang mengajaknya berpacaran seperti ini pun tetap membuat
Nara gugup. ini terlalu cepat
Jinyoung tersenyum. kalau begitu pikirkan dengan baik ne.. aku tunggu jawabanmu
setelah itu pun Jinyoung pergi dengan mengayuh sepedanya, meninggalkan Nara yang
masih terdiam bengong. Sama seperti halnya Hyemi yang ia tinggalkan tadi

dibelakangnnya. Nara mendegnus pelan, entah eknapa hari ini sepertinya adalah hari yang
penuh dengan kejutan untuk beberapa orang.
Nara pun memutar tubuhnya dan terkejut karena kepalanya berbenturan dengan dada
seorang namja yang berdiri tepat dibelakangnya. omo.. yaaa.. kau mengagetkanku teriak
Nara pada namja yang ternyata adalah Cho Kyuhyun.
pacarmu? tanya Kyuhyun sinir, matanya tidak lepas menatap Jinyoung yang menjauh
bersama sepedanya.
Nara menghembuskan nafasnya, kenapa sepertinya hari ini orang-orang terus mengajukan
pertanyaan padanya. bukan, tapi dia baru saja memintaku untuk menjadi pacarnya jawab
nara jujur.
lalu apa jawabanmu? tanya Kyuhyun penasaran.
aku belum menjawabnya, mendadak sekali aku jadi bingung Nara pun terkekeh pelan
karena rasa malu, ia merasa berpuas diri, ternyata dirinya cukup lumayan disukai bukan?
Buktinya Park Jiyoung menyukainya.
tolak saja
Nara mengerjapkan matanya menoleh kearah Kyuhyun. menolaknya? Wae..? ini pertama
kalinya ada namja yang mengajakku berpacaran, tidakkan itu membuatmu juga ikut
senang? Anak tirimu ini cukup laku Cho Kyuhyun, seharusnya kau mendukungku untuk
menerimanya
aku tidak akan mendukungmu untuk berpacaran
waee..? aku juga ingin menikmati masa muda, ingin tahu seperti apa rasanya berpacaran
tidak sekarang, kau masih kecil

mwo..? yaa.. apa aku terlihat kecil untukmu appa?. lihat tinggiku saja melewati batas
bahumu, aku tergolong tinggi bukan? Aku bukan anak kecil lagi Nara mengulurkan
tanganya di atas kepalanya mengukur tingginya dengan Kyuhyun.
dengar bagiku kau masih seorang bocah, karena di bantalmu masih ada iler, kau juga
harus di bangunkan setiap pagi, kau juga masih hobi nonton film kartun dan kau juga masih
memakai celana dalam bergambar hello kitty
kyaa Cho Kyuhyun Nara membekap mulut Kyuhyun dengan tangannya, terlalu
terkejut dengan apa yang baru saja Kyuhyun katakan, bagaimana mungkin Kyuhyun tega
mengatakan hal itu sesantai itu. baginya Kyuhyun yang melihat celana dalamnya saja
sudah memalukan apa lagi namja itu harus mengatakannya.
aku sudah bilang kan pakaian dalamku akan kucuci sendiri
aku tidak mencucinya, kau menjemurnya di kamar mandi, bagaimana mungkin aku tidak
melihatnya, celana dalam hello kitty, bra yang berenda di..
Kyaaa.. berhenti bicara sekali lagi Nara membekap mulut Kyuhyun dengan tangannya.
Nara mengerutkan alisnya kesal, ia selalu lupa untuk mengambil celana dalam yang ia
jemur di kamar mandi, eommanya selalu menegurnya karena hal itu. di lihat oleh Kyuhyun
benar-benar hal yang memalukan. Dengan wajah yang sudah memerah Nara pun
melepaskan tangannya yang membekap mulut Kyuhyun. Baiklah, namja itu sudah melihat
pakaian dalamnya bukan? Nara tidak harus merasa malu lagi setelah ini.
kau lihatkan kan, kau masih bocah untuk berpacaran
tapi ada satu hal yang kau lupakan potong Nara, Kyuhyun menaikkan alisnya bertanya.
kau lupa aku sudah mendapati tamu setiap bulan dan kau juga lupa, aku sudah punya
payudara jawab Nara dengan wajah yang merah, sudah terlanjur, sekalian saja ia buat
malu dirinya sendiri.

Kyuhyun terdiam mendengar jawaban dari Nara, ia tidak menyangka Nara akan
mengatakan hal seperti itu. kau melihat Bra ku bukan? Jangan lupa jika bra itu juga punya
isinya
Kyuhyun otomatis menurunkan pandangan matanya dari wajah Nara keleher dan tiba di
tempat yang disebut oleh Nara isi dari bra itu tadi. Kyuhyun tersedak pelan lalu menolehkan
kepalanya kesamping. Melihat Kyuhyun salah tingkah Nara pun berpuas diri, Kyuhyun
boleh saja menganggap Nara masih kecil karena ia masih sekolah tapi namja itu tidak tahu
bahwa anak muda jaman sekarang lebih gamlang dan lebih berani.
sudah.. pokoknya kau belum boleh berpacaran
aku tidak akan mendengarkanmu
jika kau tidak salah pagi tadi kau bilang mulai hari ini kau akan patuh padaku
kecuali yang ini
Shin Nara.. tegur Kyuhyun tegas
Cho Kyuhyun Nara pun membalas panggilan Kyuhyun
kau boleh pacaran setelah kau lulus Sekolah, itu pesan dari ibumu. Kau menegerti?
Nara terdiam, dan mau tidak mau ia pun patuh karena Kyuhyun menyebutkan tentang
ibunya. ya sudah.. aku mengerti
Kyuhyun tersenyum senang. kajja.. kita pulang
malam ini kau mau makan apa Cho Kyuhyun?
apa yang bisa kau masak?
kimbab

itu saja..
aku juga bisa masak ramen
semua juga bisa memasak ramen.. eeyy
TENGTENG suara bel sekolah terdengar di seluruh ruangan kelas, menandakan jam
pelajaran telah usai dan seluruh siswa bergegas merapikan peralatan sekolahnya sambil
berbisik-bisik kemana mereka akan menghabiskan liburan musim panas mereka sebulan
kedepan.

Nara-yaa.. apa kau punya rencana untuk liburan musim panas ini? Hyemi memutar
tubuhnya ketika Nara sedang memasukkan kotak pensilnya ke dalam tas.

aku tidak tahu, ayah tiriku belum memberikanku izin untuk berlibur jawab Nara sedikit
kesal.

oo..wae.. kenapa ayah tirimu pelit sekali?, saat ibumu masih hidup dan kalian tinggal
berdua saja kau boleh pergi kemana saja

molla, Kyuhyun bilang, karena aku harus fokus belajar. Kau tahu kan kita sebentar lagi
menghadapi ujian kelulusan

aku tahu, tapi heii.. ini liburan musim panas bukan? Kita tidak perlu belajar setiap hari,
bayangkan kau harus belajar selama sebulan penuh. setidaknya kita harus bersenangsenang paling tidak sehari atau dua hari untuk menyegarkan pikiran kita

Nara tertawa pelan. itu yang ku katakan padanya kemarin, tapi dia tetap bersikeras aku
tidak boleh kemana-mana

yaaahh.. tidak asik.. tadinya aku ingin mengajakmu ikut liburan yang diadakan oleh kelas
sebelah, mereka mau ke pantai

pantai..?

oo.. bayangkan kita bisa pakai bikini di pantai Hyemi menjadi lebih bersemangat ketika
Nara menunjukkan sedikit ketertarikannya.

Nara mengerutkan alisnya, ia juga bosan harus belajar terus. Kyuhyun memang terlalu ketat
memasang peraturan, dia tidak boleh kesini atau kesana. Tidak boleh ini atau itu, bahkan
tidak boleh berpacaran, khas seorang ayah yang tidak ingin putrinya celaka. aku juga ingin
ke pantai

kalau begitu ayo

baiklah.. aku akan meminta izin darinya terlebih dahulu jika tetap tidak boleh aku akan
kabur

itu baru Shin Nara yang ku kenal teriak Hyemi bersemangat, ia langsung memeluk Nara
dengan girang melupakan jika di kelas masih ada guru yang juga sedang merapikan alatalat mengajarnya.

.
.
.

Annabelle..

anniya.. Rio 2

aku tidak nonton film kartun

yaaa.. Cho Kyuhyun, hari ini giliranku memilih film kan? jadi aku ingin nonton Rio 2

Kyuhyun mendecakkan lidahnya melihat sampul kotak film yang di sodorkan oleh Nara, film
kartun yang menceritakan tentang burung berwarna biru. Kyuhyun mengerutkan alisnya
tidak suka, ia tahu kegemaran Nara menonton film kartun. Tapi yang benar saja, apa dia
juga harus menonton film kartun?.

Kyuhyun mengambil kotak film itu lalu membuangnya ke atas sofa. nonton yang lain saja

eeyy tidak ada yang lebih aku inginkan dari pada menonton film itu Nara mengambil lagi
kotak film itu lalu tanpa persetujuan dari Kyuhyun ia pun mulai menyalakan film itu.

Kyuhyun mendesah pasrah, kau masih ingin mengelak kalau kau memang anak kecil Shin
Nara?

apa salahnya jika wanita dewasa juga hobi nonton film kartun? Eomma juga menyukai film
kartun bantah Nara.

Kyuhyun memutar tubuhnya dan berjalan menuju dapur, mau tidak mau ia mengikuti
keinginan Nara. Setelah mereka memutuskan untuk menjalin pertemanan, mereka
membuat jadwal baru untuk lebih akrab dan tidak bertengkat terus-terusan dengan
menonton film bersama-sama di Home teater mini milik Kyuhyun yang terletak di salah
satu ruangan di rumahnya itu. Tetapi, meskipun adanya peraturan tersebut Kyuhyun dan
Nara tetap bertengkar dari hal-hal kecil ataupun besar, tapi sebagian besar pertengkaran itu

terjadi karena Kyuhyun yang terlalu mengekang dan mengatur Nara. Wajar saja jika gadis
itu sedikit membangkang dari Kyuhyun.

aku bukan anakmu, jangan mengaturku


kau janji mau mematuhiku kemarin
aku tidak tahu jika kau begitu banyak aturan, eomma saja tidak pernah seketat
ini mengaturku. Aku seperti anak berpenyakitan saja dikurung terus di rumah

Meskipun begitu, Nara tetap mematuhi Kyuhyun. Mungkin karena janji yang pernah ia buat
di saat mereka sepakat untuk bersahabat saja. Karena itu, untuk membalas Nara yang
mematuhinya Kyuhyun memanjakannya dengan membelikan/memberikan apa yang Nara
inginkan.

aku ingin handphone keluaran terbaru


aku ingin Tv sendiri di kamarku
aku ingin punya sepatu baru
aku ingin punya mobil

Kyuhyun mengernyitkan alisnya teringat akan permintaan Nara yang terakhir, mobil?. Sim
saja gadis itu tidak punya bagaimana ia mau minta mobil?. Dari sana Kyuhyun memberikan
penjelasan panjang lebar bahwa Nara belum boleh punya mobil sendiri, Kyuhyun akan
membelikan mobil jika gadis itu sudah cukup umur dan memiliki sim. Setelah ceramah
panjang lebar, Nara mengurung diri di kamarnya karena keinginannya yang tidak tercapai.
Tidak ingin gadis itu berlama-lama marah padanya, akhirnya Kyuhyun pun membelikan
sesuatu yang lain untuk Nara. Sebuah Sepeda.

sementara ini saja ujar Kyuhyun saat itu. Nara tertawa terbahak-bahak ketika melihat
sepeda itu, setelahnya Kyuhyun tahu bahwa permintaan ingin satu buah mobil hanyalah
akal-akalan Nara yang memang ingin menjahili Kyuhyun.

Kyuhyun marah? Tentu saja, tapi tidak lama kemudian ia ikut tertawa, ia senang karena
gadis itu tidak lagi merasa keberatan dengan keberadaan Kyuhyun di sisinya, dan tidak
marah-marah lagi karena di jaga terlalu ketat oleh Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum, rasanya
aneh.. hubungan mereka tidak terlihat seperti ayaht tiri dan anak tiri. Entahlah, seperti apa
yang terlihat di mata orang lain.

aku bawa popcorn nya Kyuhyun masuk lagi ke dalam Home theater mini miliknya
dengan membawa semangkuk besar popcorn. Nara yang duduk di karpet berbulu
mengulurkan tangannya mengambil mangkuk besar itu dan meletakkannya di
pangkuannya. Kyuhyun ikut duduk tepat di sebelah Nara, mengabaikan sofa empuk
berwarna hitam yang berada di belakang mereka. Rasanya lebih nyaman duduk di karbet
berbulu itu dari pada di sofa, itu yang Nara katakan ketika ia tidak mau mengikuti Kyuhyun
yang duduk di sofa.

Layar besar itu menampilkan sepasang burung berwarna biru yang bernyanyi sebagai
pembukaan dari film itu. bagaimana mungkin burung bisa bernyanyi dengus Kyuhyun.

ssssttt Nara menempelkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri, menyuruh Kyuhyun diam.
Kyuhyun mengerutkan alisnya, bagaimana mungkin gadis itu bisa sangat serius hanya
menonton film kartun, dan tidak ingin diganggu sedikit pun.

Film baru berputar sepertiga jam dan Kyuhyun sudah merasa bosan, burung biru yang
bernama Blue itu beserta istri dan ketiga anaknya menjelajahi hutan Amazon dan akhirnya
bertemu kembali dengan keluarga sang istri di sana. Sungguh film yang mengharukan, itu
untuk Nara. Pikir Kyuhyun, karena mata Nara sedikit berkaca-kaca ketika menontonnya.
Kyuhyun tertawa pelan sambil memutar bola matanya. Ia tidak mengerti jalan pikiran para
wanita.

Kyuhyun menoleh ke arah Nara yang saat ini sedang menatap serius layar lebar itu dengan
sesekali memasukkan popcorn ke dalam mulutnya. Kyuhyun mengerutkan alisnya. kapan
filmnya abis? Aku bosan

ssssttttt.tttttttt.. sekali lagi Nara mengeluarkan suara agar Kyuhyun tidak berbicara lagi.
Kyuhyun semakin tertawa, ia pun menyandarkan kepalanya di sofa yang berada di
belakangnnya, memeluk sebuah bantal dan mulai memejamkan matanya. Lebih baik dia
tidur saja.

Dengan adanya barisan tulisan di layar besar itu menandakan bahwa film telah berakhir.
Nara menguap kecil sambil meregangkan tubuhnya yang kaku, filmnya benar-benar
mengharukan, ia selalu bisa tersentuh menonton sesuatu, bahkan itu hanyalah cerita kartun
sekalipun.

filmnya sudah habis, sekarang kau mau nonton apa? tanya Eunso, menolehkan kepalanya
ke arah Kyuhyun. mata gadis itu melebar terkejut melihat namja yang duduk di sebelahnya

sedang tidur nyenyak , sambil memeluk sebuah bantal. Nara memberengut kesal, namja itu
tidur, bukanya ikut menonton. Pantas saja ia tidak mendengar suara Kyuhyun lagi.

Nara menyandarkan kepalanya juga di sofa dengan mata tetap fokus memandangi wajah
Kyuhyun. Ayah tirinya ini emmang sangat tampan, dan harus Nara akui, perasaannya
kepada namja ini bukannya menghilang malah semakin berkembang. Haruskah ia
menyerah dengan kepada perasaannya saja dan mengatakannya kepada Kyuhyun?.
Kyuhyun mungkin akan menganggapnya gila karena mencintai ayah tirinya, suami dari
ibunya sendiri. Tapi harus bagaimana lagi? Nara masih terlalu kecil untuk menanggung rasa
tersiksa tidak bisa memiliki namja yang ia cintai.

Nara mengulurkan tangannya menepis anak poni Kyuhyun pelan. Nara bisa saja nekat,
mengingat anak jaman sekarang memang sering melewati batas kesopanan, tetapi ia
masih sangat menyayangi ibunya dengan tidak mengatakan perasaannya kepada Kyuhyun.

Tapi, sampai kapan ia sanggup bertahan dari rasa sakit karena mencintai namja yang
salah?. Kenapa namja itu harus Cho Kyuhyun bukan Park Jinyoung saja?.

Nara menurunkan tatapannya pada bibir tebal Kyuhyun, bibir yang selalu mengeluarkan
kata-kata larangan untuk Nara, bibir yang selalu terlihat menggiurkan untuk di cium. Tidak..
tidak.. tidak boleh Nara, apa yang kau pikirkan? Bukankah kau sudah membuat keputusan
untuk mengubur perasaanmu saja?. Nara menggelengkan kepalanya lalu menoleh ke layar
yang sudah gelap.

Lagi pula, bagaimana ia bisa berfikir untuk mencium Kyuhyun? betapa kotor pikiran gadis
berusia 17 tahun itu?. tapi.. Hei.. jaman sudah berkembang bukan, coba tanya pada
siapapun siswa di dunia ini, siapa yang tidak tergoda untuk mencium Cho Kyuhyun jika
melihat bibir seksi itu. Nara pun kembali menoleh ke arah Kyuhyun. ia mungkin tidak harus
mengubur perasaannya, Nara bisa saja terus mencintai Kyuhyun tanpa Kyuhyun tahu.
Benar bukan?.

Nara berlutut dan mendekat ke arah kyuhyun, bertumpu dengan tangan kanannya di atas
sofa dan tangan kirinya di lantai Nara pun menunduk di atas wajah Kyuhyun. Ia
memejamkan matanya dan semakin mendekat, hingga bibirnya menyentuh material lembut
milik Kyuhyun. bibir Kyuhyun terasa hangat, sama seperti ketika Eunso mencuri ciuman
ketika Kyuhyun sedang sakit, tapi kali ini bibir itu terasa sedikit basah. Nara terus
memejamkan matanya, berlama-lama menempelkan bibirnya disana.

Merasa sudah cukup, Nara pun menjauhkan kepalanya sedikit, tersenyum Nara membuka
matanya. Dan hal pertama yang Nara lihat setelah matanya terbuka adalah mata Kyuhyun,
namja itu sudah bangun dan sekarang sedang menatapnya.

DEG DEG DEG.. Nara bisa mendengar deguban jantungnya sendiri. Dia tertangkap
basah sedang mencuri ciuman, bagaimana ini? apa yang harus ia katakan sebagai
alasan?. Mata Kyuhyun masih terus menatapnya, tanpa berkedip, tanpa mengeluarkan
sepatah katapun. Nara pun tidak bisa bergerak, ia menelan salivanya gugup. Mataya
bergerak liar karena tatapan Kyuhyun membuatnya semakin gugup.

ituu Nara mulai mnegeluarkan suaranya gugup, dan mulai menjauhkan kepalanya.
Tuhan, apa yang harus ia katakan?. Kyuhyun pasti tahu, Kyuhyun pasti tahu bahwa Nara

mencintainya. ini tidak seperti yang kau pikirkan Cho Kyuhyun , tadi itu hanya eksperimen..
aku ingin tahu bagaimana rasanya berciuman

Kyuhyun mengulurkan tangannya ke tengkuk Nara lalu menarik kepala Nara agar mendekat
lagi padanya. bukan seperti itu caranya berciuman suara Kyuhyun terdengar berat dan
serak oleh hasrat yang tiba-tiba muncul, namja itu lalu menemplekan lagi bibir Nara pada
bibirnya, tangannya yang bebas menarik pinggang Nara dan memeluk gadis itu hingga
gadis itu duduk di pangkuannya. Kyuhyun mengecap bibir bawah Nara lalu bibir atas Nara,
lidahnya keluar dan menyentuh bibir Nara dan membuka pelan bibir gadis itu.
menelusupkan lidahnya dan mendesah nikmat ketika lidahnya bertemu dengan lidah Nara.

Nafas Nara memburu karena ciuman Kyuhyun, ini pengalaman baru untuknya, ia memang
sering melihat adegan berciuman seperti ini di film atau drama. Ia tahu kedua insan di
dalam film itu terlihat begitu menikmati proses berciuman mereka, tapi ia tidak bernah tahu
rasanya akan senikmat ini.Kyuhyun terus mengecap bibirnya, sesekali menyesap lidah
Nara, membuat gadis itu semakin mengerang nikmat. Ini seperti mimpi bisa di cium seperti
ini, tubuhnya tiba-tiba saja seperti terserang aliran listri yang menggelikan, ia ingin
menempel lebih dekat dengan Kyuhyun karenanya.

Suara decapan itu mengisi ruang Home theater Kyuhyun. Waktu seakan berhenti, mereka
saling menikmati reaksi dari tubuh mereka masing-masing. Kyuhyun mengeratkan
pelukannya pada Nara dan mulai menggerakkan tangannya membelai punggung Nara,
begitu juga Nara yang mulai menelusupkan jari-jarinya di rambut Kyuhyun. Mereka
menggerakkan kepala mereka ke kiri dan kanan saling mencari kenikmatan dari bibir
masing-masing.

hhhhhhahhh Nara menarik nafasnya panjang-panajang setelah kyuhyun melepaskan


ciumannya, rasanya ia bisa saja pingsan jika kyuhyun tidak melepaksan pagutan bibirnya.

gadis nakal.. sekarang bagaimana rasanya? bisik Kyuhyun kasar di telinga Nara.

Gadis itu masih bernafas tersengal-sengal, ia menelan salivanya sebelum menjawa.


basah jawabnya polos.

hanya itu?

aku tidak tahu apa la heemmmpp belum sempat Nara melanjutkan kalimatnya Kyuhyun
telah menciumnya kembali, kali ini tangan Kyuhyun tidak hanya membelai punggungnya,
tapi juga daerah sekitar pantatnya, menarik gadis itu agar lebih menempel padanya, Nara
bisa merasakan sesuatu yang keras menempel di selangkangannya. Namja itu terangsang,
Nara tahu itu, dia memang adalah gadis kecil yang nakal seperti yang sering Kyuhyun
katakan padanya. Meskipun tidak pernah mengalami hal seperti ini, Nara tahu apa yang
saat ini Kyuhyun alami, namja itu mengalami ereksi hingga benda miliknya mengeras
karena terangsang. Apa Kyuhyun akan melakukannya?, tapi itu terlarang untuk mereka
berdua bukan?

Cho Kyuhyun.. kau terangsang Desah Nara, ia memejamkan matanya ketika bibir Kyuhyun
turun ke lehernya.

sial, apa yang kau tahu tentang itu geram Kyuhyun parau, ia menarik wajah Nara agar
bertatapan dengannya.

aku bukan anak kecil Cho Kyuhyun jawab Nara dengan tatapan yang mengatakan aku
tahu segalanya. Kyuhyun menatap Nara dengan penuh tanda tanya, ia butuh kejelasan.
Dari mana Nara tahu entang ereksi, dan kenapa Nara tidak terlihat takut dengan ciuman
yang panas itu. apa gadis ini pernah mengalimanya?, Sial..

hyemi pernah mengajakku untuk menontonnya?

menonton apa? film dewasa?

oo..

jinjja.. kau memang benar-benar gadis nakal, itu bukan tontonan untuk anak kecil

tapi kami penasaran

siapa yang memberikan video itu pada kalian, sial.. kau jangan dekat-dekat lagi dengan
Hyemi atau siapapun temanmu yang lain

shireo..

Shin Nara

kau harus maklum, itu hanya rasa penasaran anak seumuran kami

Kyuhyun mengeram keras lalu mencium Nara lagi, gadis itu memekik pelan karena
benturan bibir mereka yang sedikit keras, Kyuhyun kembali menjelajahkan lidahnya di mulut
Nara, dan itu membuatnya kembali terangsang. Kyuhyun menghentikan ciumannya lagi
sebelum ia tidak bisa menahan dirinya. kau pernah berciuman sebelum ini? kapan ciuman
pertamamu tanya Kyuhyun tajam.

ini ciuman pertamaku

bohong!! Katakan yang sejujurnya

aku jujur jawab Nara bohong, ia tidak mungkin bilang bahwa ciuman pertamanya adalah
tempo hari ketika ia mencuri ciuman dari Kyuhyun yang sedang sakit.

Sial, sekarang aku harus memperketat kegiatanmu

mwo..?

tidak boleh berjalan-jalan dengan teman-teman lagi

mwoo..???

untuk menghindari kejadian menonton film dewasa terulang lagi

kami tidak akan menontonnya lagi,hyemi dan aku sudah membakar video itu

aku tetap tidak akan memperketat kegiatanmu

kau tidak bisa begitu, Cho Kyuhyun..

aku bisa.. apalagi setelah kau menghancurkan semua pertahananku

nee..? apa maksudmu? Kyuhyun menggeser Nara dari pangkuannya dan mendudukkan
gadis itu kembali di atas karpet berbulu.

semuanya berantakan karena kau menciumku, ya Tuhan. Kyuhyun memijat pelipisnya lalu
menatap Nara tajam. kenapa kau menciumku?

Nara menundukkan kepalanya, wajahnya memerah karena malu, kenapa Kyuhyun akhirnya
bertanya setelah mereka berciuman dengan sangat hebat barusan?. sudah kubilang kan?
aku penasaran bagaimana rasanya berciuman, aku juga belum boleh pacaran, jika kau
membolehkan ku pacaran aku akan mencobanya dengan pacarku

Sial, kau tidak akan kuizinkan untuk memiliki pacar jika niatmu berpacaran hanya itu

jadi jangan protes karena aku menciummu jawab Nara kesal. Ia menolehkan wajannya ke
samping.

apa aku protes? Aku hanya bertanya, kenapa kau melakukannya? Kyuhyun menarik wajah
Nara, agar kembali menatap wajahnya lagi. dengar, ini semua salahmu jika nanti terjadi
hal-hal yang tidak kau inginkan?

apaa..? Nara membelalakan matanya terkejut, apa maksud Kyuhyun

setelah kau menciumku Nara.., hubungan kita tidak akan bisa sama seperti dulu lagi

Nara memutar bola matanya, tentu saja ia tahu. Mereka akan merasa canggung setelah
ciuman tadi, mereka tidak akan bisa akrab lagi seperti sebelum ini. Tidak bisa menjadi ayah
tiri dan anak tiri yang akur lagi. hubungan mereka menjadi kaku kembali. Dan itu semua
adalah kesalahannya. aku tahu, maafkan aku

Kyuhyun mendesah lalu memejamkan matanya kemudian tertawa, tertawa begitu puas.
Nara harus mengerutkan alisnya karena bingung, kenapa kyuhyun tiba-tiba tertawa seperti
orang gila?. Apa karena pengaruh ciumannya begitu dasyat untuk namja itu?. tapi, memang
Nara yang mulai mencium Kyuhyun duluan, dan itu hanya sebatas menempelkan bibirnya di
bibir Kyuhyun, namja itulah yang kemudian melanjutkan ciuman itu menjadi ciuman panas,
hingga bermain lidah.

Nara masih duduk dalam diam, menunggu Kyuhyun berhenti tertawa, rasanya ia butuh
kejelasan kenapa namja itu bisa tertawa?. Apa namja itu tidak merasa aneh dengan
tindakannya tadi? Mencium ayah tirinya sendiri, tapi Kyuhyu juga jadi bersemangat
setelahnya. Ini aneh.. sungguh aneh..

Kyuhyun berhenti tertawa lalu menoleh kepada Nara, Nara menatap Kyuhyun bingung
karena tiba-tiba Namja itu mendekat padanya dan kembali menciumnya lagi. Nara kembali
terhanyut dalam ciuman itu. Kyuhyun menciumnya tanpa habis, seolah-olah ia memang

ingin meresapi dan menikmati bibir Nara, ini aneh sungguh aneh. Ada apa dengan
Kyuhyun? tapi apapun itu, Nara menyukainya.

Nara mengulurkan tangannya memeluk leher Kyuhyun, dan ikut membalas ciuman
Kyuhyun. nafas mereka seolah-olah menjadi satu, menderu dengan tempo yang sama,
mengirimkan getaran-getaran sensual melalui tangan Kyuhyun yang mengusap lemput
paha Nara, Kyuhyun bisa gila jiak terus berciuman seperti ini.

Kyuhyun melepaskan ciumananya, mengusap bibir Nara yang bengkak akibat


perbuatannya. Berbisik dengan nada suara yang terdengar seksi dan menggetarkan nurani
Nara . aku tahu rasa bibirmu pasti akan sangat manis tapi tidak pernah kubanyangkan
ketika merasakannya akan membuatku mabuk. Bibirmu.. Tuhan, benar-benar membuatku
gila.. akhirnya aku bisa merasakannya Kyuhyun mencium Nara lagi. begitu lembut, manis
dan mencium Nara lagi. membuatku ketagihan

Nara tidak mengerti apa yang Kyuhyun katakan, apakah maksudnya namja itu sudah lama
ingin menciumnya? Tapi sejak kapan?

aku tidak mengerti. Cho Kyuhyun.. apa kau tidak merasa ini aneh? Aku menciummu dan
kau balas menciumku. Tidakkah ini perbuatan yang gila, kita ayah dan anak

tiri.. potong Kyuhyun. kau jangan lupa.. kita bukan ayah dan anak kandung

memang ada bedanya?

tentu saja ada.. kau tidak pernah memanggilku appa kan?

kau tidak menyuruhku

benar.. karena itu, kita bukan ayah dan anak

lalu.. kita apa..?

Kyuhyun menempelkan bibirnya di permukaan leher putih Nara. Mereka apa..? Kyuhyun
tidak menemukan kata lain untuk itu. pasangan aneh? jawab Kyuhyun asal. Nara
mendorong jauh Kyuhyun dengan menempelkan tangannya di dada Kyuhyun.

Nara menatap Kyuhyun lama, ia masih tidak mengerti apa yang merasuki Kyuhyun.
bukankah Kyuhyun mencintai ibunya? Lalu kenapa namja itu sekarang mencium putri dari
wanita yang dicintainya?. Cho kyuhyun.. kenapa kau mencintai eomma..?

Kyuhyun membalas tatapan Nara, ia sudah tidak bisa menahannya lagi, dia akan
mengatakannya sekarang. aku tidak mencintai ibumu

ne..? apa katanya? Kyuhyun tidak mencintai ibunya? Lalu kenapa dia menikahi ibunya?

kami menikah karena..

dddrrttt..ddrrttdrrrtt.. Kyuhyun menoleh ke arah ponselnya yang bergetar, menampilkan


nama seseorang yang juga ia sayangi; Ibunya. sebentar Kyuhyun mengangkat teleponnya
karena tahu ibunya jarang menelpon jika bukan karena keadaan mendesak. nee eomma?

Kyuhyun-aa.. apa kau bisa pulang nak?

waeyo..?

ada seseorang disini yang mengacau di rumah


Kyuhyun mengerutkan alisnya. siapa..?

dia menyebutkan namanya Shin Daewoo

samchon..? Kyuhyun menolehkan kapalanya ke arah Nara, jelas wanita itu mendengar
suara ibunya.

arraso aku kesana Kyuhyun menutup teleponnya lalu menurunkan Nara dari
pangkuannya.

kenapa Samchon mencarimu? tanya Nara bingung.

aku tidak tahu.. jawab kyuhyun acuh.

kau mau pulang? Aku ikut

tidak kau disini saja

kenapa?

karena dia berbahaya untukmu

tapi dia pamanku, pamanku tidak pernah kasar padaku

aku tetap tidak ingin mempertemukan kalian

mungkin samchon merindukanku

Kyuhyun mendengus pelan, jika memang hanya itu alasannya Kyuhyun akan senang hati
mempertemukan mereka. Tapi masalahnya adalah namja itu hanya ingin memerasnya
dengan memakai alasan Nara. Kyuhyun menyentuh dagu Nara pelan tetap disini

shireo..

Naraaa..

baiklah.. tapi dengan satu syarat

Kyuhyun tersenyum lalu mengangguk. kali ini kau ingin apa?

aku ingin liburan bersama teman-temanku di pantai

Kyuhyun terdiam, liburan? Di pantai? Ada banyak orang, namja.. bikini.. andwee.. minta
yang lain, handphone baru?

aku ingin liburan kepantai.. pantai.. pantai.. tegas Nara,

Kyuhyun memejamkan matanya, apa pilihannya, mengizinkan Nara berlibur ke pantai atau
mengajak gadis itu ikut bersamanya. asal kau janji tidak ada bikini

bikini itu termasuk ke dalam paket liburan ke pantai

tidak ada bikini, kau boleh pergi

cck.. kenapa kau terdengar seperti pacar yang protektive decak Nara. baiklah, tidak ada
bikini

baiklah.. kau boleh pergi

kyaa.. Kyu.. kau yang terhebat Nara memeluk Kyuhyun sebagai ungkapan
kegembiraannya, pelukan itupun Kyuhyun manfaatkan lagi dengan kembali mencium Nara.
Bibir mereka seperti memang tercipta untuk saling saling mengecap. Nara mendesah ketika

Kyuhyun mencecap lidah gadis itu, rasanya begitu nikmat, membuat dirinya dan juga
Kyuhyun kembali diserang oleh rasa saling membutuhkan. Butuh waktu lama untuk
Kyuhyun tersadar bahwa waktu telah berlalu cukup lama karena ciuman itu, ia melepaskan
bibir Nara. Lalu mengusap bibir itu lagi.

apa setelah ini kita memiliki hubungan terlarang Kyu..? bisik Nara dengan nafasnya yang
memburu.

entalah, apa kau mau menjalin hubungan terlarang denganku? tanya Kyuhyun.

aku gadis yang suka hal-hal yang menantang Kyuhyun tersenyum mendengar jawaban
Nara.

kalau begitu, kita menjalin hubungan terlarang ayah dan anak tiri

Nara menelpon Minhye dan mengatakan bahwa ia akan ikut pergi ke pantai karena telah
mendapatkan izin dari Kyuhyun. Minhye berseru gembira saat itu juga, begitu juga Nara
yang sangat bersemangat menyambut liburan mereka. Kyuhyun terkejut ketika tahu bahwa
Nara akan berlibur besok, setelah menceramahi Nara tentang harus memberitahukannya

jauh-jauh hari jika ingin berlibur Kyuhyun pun akhirnya pasrah dan mengizinkan gadis itu
pergi besok pagi.

Nara lansung mengemasi pakaiannya ke dalam tas berpergiannya. Ia memasukkan


beberapa celana hotpant serta beberapa kaos dan bikini. Nara mengerutkan alisnya
teringat akan syarat yang di ajukan oleh Kyuhyun kemudian gadis itu menaikkan bahunya.
Toh, Kyuhyun tidak akan melihat dia memakai bikini, lalu Nara pun akhirnya menyimpan
bikini itu ke dalam tas dan tertawa puas. Dia memang gadis nakal, ibunya selalu kewalahan
mengatasi kenakalan Nara. Di bibir dia memang selalu patuh tapi diam-diam Nara selalu
melanggar larangan yang di berikan ibunya, begitu juga dengan Kyuhyun.

haaah.. Cho Kyuhyun, kau bukan apa-apa jika bisa menghentikanku memakai bikini ini
gadis itu kembali tertawa puas.

.
.

Kyuhyun menatap geram namja itu. ia tidak mengerti bagaimana namja itu bisa
menemukan rumah ibunya, sekaligus lega karena rumah ini yang ia ketahui, bukan rumah
yang ia tinggali bersama Nara. Shin Daewoo. aku sudah memberikanmu uang minggu lalu
kenapa kau datang lagi?

Namja itu meludah kasar. uang itu kurang

itu cukup untuk kebutuhanmu selama tiga bulan, jika saja tidak kau pakai untuk berjudi

yaaakk.. aku tidak butuh ceramahmu, berikan saja aku uang

aku tidak akan memberikanmu uang lagi, pergilah

baiklah aku akan memintanya pada keponakan tersayangku saja namja itu memutar
tubuhnya lalu melangkah menjauh, ia memutar lagi tubuhnya karena Kyuhyun tidak
menghentikannya seperti sebelum-sebeum ini.

jika kau berani melakukannya, aku akan menjamin kau akan masuk penjara. Tidak peduli
kau paman Nara sekalipun

oh yaa..? kita lihat saja nanti Cho Kyuhyun

Kyuhyun memandangi namja itu pergi menjauhi rumah ibunya. Ia melirik ke halaman rumah
yang sudah kacau akibat perbuatan namja pemabuk itu tadi. Beruntung namja itu tidak
pernah tahu dimana dia dan Nara tinggal, jika namja itu berhasil menemukan Nara,
kyuhyun bisa gila.

apa dia adik iparmu? Kyuhyun mengernyitkan alisnya mendengar kalimat itu,namun ia
tidak bisa membantah namja itu memang adik iparnya.

eomma tidak terluka kan?

tidak.. eomma baik-baik saja,ada Sunjin yang melindungi eomma jawab ibunya
menenangkan. sebenarnya apa yang dia inginkan?

uang.. untuk berjudi

Ibunya menarik nafasnya, ia tahu alasan kenapa putranya menikah dengan wanita yang
usianya jauh di atas Kyuhyun, bahkan usia wanita itu hanya lebih mudah tiga tahun dari
ibunya. Awalnya Hanna menolak pernikahan itu, tapi karena Kyuhyun bersikeras dan
mengatakan alasan yang sebenarnya Hanna pun menyerah. Semua demi gadis yang
bernama Nara itu.

kau sudah makan? tanya ibunya.

Kyuhyun memegang perutnya, mendadak ia kelaparan, memang dirumah tadi ia belum


sempat menyantap apa-apa, terlalu asik menikmati bibir Nara setelah mereka selesai

menonton, melupakan makan malam yang harus mereka santap. Kyuhyun tiba-tiba
tersenyum teringat tentang ciumannya dengan Nara.

wae..? kenapa tersentum bahagia seperti itu? ada apa? tanya Hanna curiga.

anniya Kyuhyun mengelengkan kepalanya dan semakin tersenyum bahagia.

ooh.. wae..? apa ada kejadian yang membahagiakan? Ceritakan pada eomma?

anniya.. eomma.. aku lapar, ayo makan Kyuhyun mendorong ibunya untuk masuk ke
dalam rumah, mengelak pertanyaan bertubi-tubi ibunya itu. ia tidak akan mengatkaan pada
siapapun tentang apa yang membuatnya tersenyum, cukup dia dan Nara saja yang tahu,
apa yang terjalin di antara mereka berdua.

.
.
.
.

lala..lalalal..lalalala gadis itu bersenandung ringan sambil mendengarkan alunan musik


yang terpasang melalu earphone di telinganya. Dengan memakai celana hotpants
berwarna biru dan kemeja berwarna putih yang ia ikat ujung bajunya dia atas perutnya Nara
keluar dari kamarnya. Menenteng tasnya dan berjalan ke dapur.

Mendengar suara lembut Nara, Kyuhyun yang sedang memanggang pancake di


penggorengan tersenyum. sweetie pie.. kau terdengar sangat gembira pagi ini Kyuhyun
memutar tubuhnya dan melebarkan matanya melihat penampilan Nara.

oo.. ini liburan pertamaku setelah penat dengan pelajaran di sekolah Nara
melepaskanearphone dari telingannya dan duduk di meja. Kyuhyun mematikan api kompor
dan mendekati Nara.

bajumu apa tidak terlalu minim?

oh.. ayolah Kyuhyun.. apa yang kau harapkan dariku? Ini musim panas, tentu saja baju
seperti ini yang harus dipakai.

Kyuhyun memelototkan matanya lalu melirik ke tas Nara yang berada di atas meja. kau
tidak bawa bikini kan?

tidak jawab Nara cepat, bahkan terlalu cepat. Kyuhyun mengerutkan alisnya lalu berjalan
menghampiri tas itu. di bukanya tas Nara dan mulai memeriksa isi tas itu.

yaakk.. apa yang kau lakukan? Nara berdiri dari kursinya dan berusaha menghentikan
Kyuhyun, namun namja itu tidak bisa dihentikan, tangan Nara terlalu kecil untuk
menghentikan kekuatan Kyuhyun. Kyuhyun mengeluarkan satu stel bikini berwarna kuning
dengan corak bunga berwarna pink. Kyuhyun menatap tajam kearah Nara. Ia tahu Nara
memang gadis yans selalu bandel, seperti anak seusia Nara yang lainnya.

sialan.. kau melanggar persyaratanku, kau mau di larang pergi eoh? geram kyuhyun.

aku hanya membawanya saja, belum tentu memakainya elak Nara

kau tidak akan membawanya jika tidak memakainya geram Kyuhyun.kau tidak boleh
pergi

Nara menatap kyuhyun geram, namja itu kenapa sangat protektiv padanya?, Kyuhyun
memang ayah tirinya, tapi semenjak ciuman yang mereka lakukan kemarin hubungan
mereka otomatis berubah menjadi hubungan yang aneh, tapi namja itu tetap tidak berhak
melarang Nara bukan?.

Nara memasang ekspresi sedih, melirik sekali ke arah Kyuhyun dan mendesah. ini
liburanku setelah aku lelah harus terus belajar, kenapa kau tega membuatku terkurung disini
terus? gadis itu mulai berakting seperti seorang gadis lemah yang tersiksa karena dilarang

untuk berlibur. Seperti yang sering ia lakukan kepada ibunya berpura-pura sedih hingga
akhirnya ibunya mengalah dan memberikan apa yang Nara inginkan.

aku tidak akan termakan akting bodohmu itu jawab Kyuhyun, yang langsung mematahkan
akting Nara. Nara mendesah kemudian menatap tajam Kyuhyun, apa ada cara lain
membujuk namja ini?.

Nara mendekati Kyuhyun, lalu menyentukan jari telunjuknya di dada Kyuhyun. Kyu-aaa..
ujarnya manja, mengeluarkan semua aegyo nya untuk merayu Kyuhyun. boleh yaaa..?
yaa..? sekali saja Nara menarik jarinya dan menunjuk angka satu tepat d idepan bibirnya,
sambil memasang ekspresi memohon dnegan puppy eyes andalannya. Semua oang
selalu luluh jika seseorang memasang puppy eyes bukan?.

Kyuhyun menggigit pipi bagian dalamnnya, bagaimana mungkin gadis ini bisa membuatnya
menegang hanya dengan melihat puppy eyes itu. Sial.. Kyuhyun menyandarkan pantatnya
di tepian meja makan lalu melipat tangannya di depan dada. cium aku, lalu kau boleh
pergi ujar Kyuhyun.

Nara tersenyum lalu mengalungkan tangannya di leher Kyuhyun, menempelkan tubuhnya


begitu dekat dengan Kyuhyun. Kyuhyun langsung melingkarkan tangannya di pinggang
Nara dan menarik gadis itu agar lebih menempel padanya, bahkan bagian bawah tubuh
mereka pun ikut menempel, Nara sedikit terlonjak namun tidak melangkah mundur, dia
harus pergi berlibur apapun juga caranya.

Kyuhyun mendesah ketika bagian bawah tubuhnya di tekan oleh tubuh Nara, kau lihat Cho
Kyuhyun, ini akibatnya jika kau keluar dari pertahananmu. Sial, gadis ini masih di bawah

umur untuk merasakan betapa kerasnya dirimu. Baiklah, tahan libidomu bung.. kau boleh
menciumnya tapi tidak menidurinya, Kyuhyun memeluk pNara, menahan gadis itu agar
tetap berada pada tempatnya.

apa hubungan terlarang kita dimulai dari sekarang appa?

jangan memanggilku seperti itu sweetie

Nara tertawa kemudian mendekatkan bibirnya di permukaan bibir Kyuhyun, Kyuhyun


menelengkan kepalanya sedikit lalu membuka mulutnya ketika bibir Nara menempel diatas
bibirnya, dengan cepat Kyuhyun pun melahap bibir manis gadis itu. Nara harus menjerit
tertahan karena gerakan yang tiba-tiba itu, tangannya mencengkeram kuat rambut
Kyuhyun. Mereka menyesap dan mengecap bibir masing-masing, saling menerima dan
memberi.

hhhh Kyuuu Kyuhyun melepaskan bibir Nara, menurunkan bibirnya keleher Nara,
mengecup garis nadi yang berdennyut di leher gadis itu, semakin turun dan turun hingga ke
kerah teratas kemeja Nara. Nara merasakan sensasi aneh pada tubuhnya, menginginkan
bibir Kyuhyun tidak hanya berhenti di lehernya. Ia ingin lebih, dan keinginannya itu terkabul
ketika Kyuhyun melepaskan satu kancing teratas Nara, lalu kancing kedua hingga Bra Nara
terpampang di depan mata Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum melihat bra itu, ia tahu Nara sering memakai Bra yang bermotif lucu,
tentu saja Kyuhyun sering melihat itu di jemuran pakaian mereka. Kyuhyun menyentuhkan

bibirnya di atas gundukan dada Nara, membuat gadis itu memekik pelan dan semakin
mencengkeram rambut Kyuhyun.

kau benar-benar memiliki payudara eoh? kukira bra ini hanya hiasan bisik Kyuhyun diatas
dada Nara.

aku sudah bilang, aku bukan anak kecil jawab Nara dengan nafas yang tersengal.

Kyuhyun tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya menghisap kulit putih gadis itu. tidak
hanya disatu tempat Kyuhyun menghisap ditempat lain lagi, membuat Nara mengerang
frustasi. Apa yang ia inginkan? Ia ingin Kyuhyun tidak hanya menghisap dadanya, ia ingin
namja itu melepaskan bra nya dan mencium puncak payudaranya. Ya Tuhan, Shin Nara
apa yang kau pikirkan? Kenapa otakmu jadi begitu kotor?. Ini semua salah kyuhyun.

Kyu Kyuhyun menurunkan bibirnya melewati bra Nara dan mengecup perut Nara, namja
itu kembali menghisap kulit putih Nara, membuat gadis itu semakin gila, ia ingin lebih,
sesuatu dibawah tubuhnya menghangat dan basah. Apa itu? apa yang kyuhyun lakukan
padanya?.

Kyuhyun mengeram tertahan, celananya semakin sempit, ia tahu Nara basah dibawah
sana, karena saat ini tempat itu menghangat meyentuh pangkal pahanya yang menegang.
Tuhan, Kyuhyun menginginkan gadis ini, ingin memasuki gadis ini.

Tidak, Cho Kyuhyun tahan dirimu.

Kyuhyun menarik kepalanya menjauh, nafasnya tersengal-sengal begitu juga dengan Nara,
mata mereka saling bertatapan. Nara memandangi Kyuhyun dengan perasaan bingung,
mereka mungkin sudah sepakat dengan hubungan ini, tapi gadis itu masih terlihat bingung
dengan perlakuan Kyuhyun padanya. Apa ini wajar untuk mereka lakukan bersama?.

Kyuhyun kembali mengancingkan kemeja Nara, menghindari untuk menatap dada Nara
yang terekspos, Kyuhyun menahan sekuat tenaga sejak tadi untuk tidak melepaskan bra itu
dari tempatnya, Bertahanlah Cho Kyuhyun. Selama ini kau bisa menahannya kan, maka
sekarang kau pun bisa.

setelah kau pulang dari berlibur, aku harus mengatakan sesuatu padamu ujar Kyuhyun.

apa..?

tentang semuanya, tentang kenapa kau menikah dengan ibumu, dan kenapa aku
menciummu seperti ini gadis itu menganggukkan kepalanya. Ia memang butuh penjelasan.

apa kau menyukaiku Kyu? tanya Nara takut-takut.

lebih dari sekedar menyukaimu Bisik Kyuhyun, mencium pelan pelipis kanan Nara. hingga
aku rela melakukan ini semua tambah Kyuhyun dalam hati. nanti akan kujelaskan, setelah
kau pulang

arraso.. Nara tersenyum, dengan kalimat setelah ia pulang itu artinya Kyuhyun
mengizinkan Nara untuk pergi berlibur.

Kyuhyun melepaskan Nara dari pelukannya dan memasukan kembali bikini milik Nara ke
dalam tas gadis itu, Nara menaikkan alisnya bingung, dia boleh memakainya?. Kyuhyun
yang melihat ekspresi bertanya itu tersenyum licik.

coba saja jika kau berani memakianya sweetie pie

wae..? kau mau mengancamku?

anni Kyuhyun menggelengkan kepalanya, dan menyalakan lagi kompornya dan lanjut
memasak. jika kau tidak malu orang-orang akan melihat tanda itu

tanda? Nara mengerutkan alisnya, ia kemudian menoleh ketubuhnya, bagian bajunya


sudah terkancing sampai ke atas tapi Nara bisa melihatnya, dadanya memerah di beberapa
tempat, merah keunguan. Nara memeriksa sampai kebagian perut dan melihat tanda merah
itu juga disana.

ini apa..?

Kyuhyun memutar kepalanya sambil menaikkan alisnya sebelah. Kiss mark, kupikir Shin
Nara tahu segalanyaledek Kyuhyun.

aku tahu, tapi kenapa kau melakukannya? Kyuhyun menaikkan bahunya sebagai jawaban,
namja itu sengaja memberikan banyak kissmark di dada dan perut Nara agar nara tidak
bisa memakai bikini.

Cho Kyuhyun. sialan kau

hahahahahaha

.
.
.

Kyuhyun menghentikan mobilnya tepat di depan stasiun kereta api. Matanya menyipit tajam
melihat kerumunan para siswa yang sekarang sudah memakai pakaian bebas berkumpul

menjadi satu, berbincang-bincang sambil menunggu teman-teman mereka datang


semuanya. Kyuhyun melihat satu wajah yang memang sengaja ia hapal.

namja itu juga ikut? tanya Kyuhyun ketika Nara mengambil tasnya di belakang. Mendengar
pertanyaan itu Nara menoleh ke arah teman-temannya, siapa namja yang Kyuhyun
tanyakan?.

Nara melihat Jinyoung ada bersama teman-temannya yang lain, sekarang gadis itu
mengerti siapa yang dimaksud oleh Kyuhyun. aah.. tentu saja, kami kan berada di satu
sekolah yang sama

Kyuhyun menyipitkan matany lalu menghentikan gerakan Nara yang hendak membuka
pintu. jangan pergi

apa lagi Cho Kyuhyun..? apa kau tidak bosan berdebat terus denganku? rengek Nara
kesal. Dia hanya ingin menikmati liburannya, tapi kenapa Kyuhyun susah sekali
melepaskannya?.

aku tidak suka pada namja itu, dia pasti berusaha mendekatimu lagi, apa kau sudah
menolaknya?

Nara diam sejenak lalu mendesah. aku berusaha menghindarinya akhir-akhir ini jadi aku
belum sempat menolaknya

wae..? apa kau menyukainya?

tidak

lalu kenapa di ulur-ulur. Tolak saja langsung

karena aku tidak ingin merusak persahabatan kami, jika aku menggantungnya itu
memberikan kesempatan padanya untuk memikirkan ulang tentang perasaannya bukan?

jika kau mengulur waktu itu akan membuatnya semakin penasaran dan terus mengejarmu.
Tolak dia segera

okee.. aku akan menolaknya sekarang.. kau puas? Jadi biarkan aku pergi Kyuhyun masih
diam, memegang tangan Nara semakin erat. kyuu desah Nara frustasi. Kyuhyun
menoleh ke arah depan, ke kerumunan teman-teman Nara, sial.. kenapa sulit sekali baginya
untuk melepas Nara yang hanya ingin menikmati masa-masa sekolahnya? Kyuhyun ingin
sekali mengurung Nara di rumah, jauh dari para namja lain. sebelum ini ia masih bisa
menahan diri untuk tidak terlihat cemburu, tapi sekarang? Setelah mereka berciuman
panas, Kyuhyun tidak bisa menahan dirinya lagi untuk merasa takut gadis ini akan jatuh

cinta pada pemuda yang seumuran dengannya, gadis yang sengaja ia dekati melalui
ibunya. Gadis yang membuatnya rela menikahi ibunya dulu baru mendekatinya.

kau tahu, Setelah kejadian kemarin dan pagi tadi, kau sudah menjadi milikku jawab
Kyuhyun tiba-tiba.

apa maksudmu?

hubungan terlarang kita Nara, bukan hanya sekedar bualan. Kau harus ingat ada kata
hubungan disana yang berarti ada komitmen di dalammnya Nara menaikkan alisnya
bingung. Kyuhyun menarik pinggang Nara hingga tubuhnya terbawa ke dalam pelukan
Kyuhyun. kata hubungan terlarang di dalamnya menjelaskan bahwa ada sepasang kekasih
yang menjalin cinta tetapi terlarang, kau mengerti?

Nara mengerjabkan matanya sekali. apa itu artinya kita sepasang kekasih?

Genius.. itulah maksudku Puji Kyuhyun, Nara tersenyum mendengarnya. Apa itu artinya
cintanya akan berbalas? Jadi sekarang ia tidak perlu menyembunyikan perasaan cintanya
lagi? ia bisa terang-terangan memperhatikan Kyuhyun? mencium Kyuhyun dan memeluk
Kyuhyun?.

Tetapi tia-tiba Nara terdiam, jika mereka sepasang kekasih, itu artinya Nara menghianati
ibunya, begitu juga dengan Kyuhyun. mereka berdua menghianati ibunya. tidak.. tidak
boleh, eomma pasti sedih jika tahu tentang hubungan kita

Ibumu tidak akan sedih, dia malah akan bahagia

kenapa begitu?

bagaimana jika kita pulang, dan aku akan menjelaskannya padamu?

andwee.. aku ingin kepantai

Kyuhyun menempelkan hidungnya di permukaan leher Nara lalu berbisik dengan nada
sensual. ke pantainya nanti saja bersamaku, berdua saja.. eoh?

shireo.. aku ingin bersama teman-temanku jawab Nara, bersikeras ingin menikmati
liburannya bersama teman-temannya. kyuuu yaaa..???

Kyuhyun menjauhkan wajahnya lalu menatap lama wajah Nara. kau ingat, kau sudah
memiliki kekasih, jadi jangan melirik namja lain Nara tersenyum malu lalu menganggukkan
kepalanya. cium aku dulu sebelum kau pergi

Dengan semangat Nara mendekat dan menempelkan bibirnya pada bibir Kyuhyun, belajar
dari cara Kyuhyun menciumnya Nara pun mencium Kyuhyun dengan memainkan lidahnya
dengan sangat ahli, membuat Kyuhyun mengerang nikmat dan semakin memeluk Nara,
menarik Gadis itu dengan satu tarikan yang membawa Nara duduk dipangkuannya. Mobil
sempit itu terasa semakin sempit ketika Nara berada di pangkuan Kyuhyun.

Tangan Kyuhyun bergerak mengusap punggung Nara dengan gerakan sensual,


mengirimkan sengatan listrik di sekujur tubuh gadis itu, Nara mendesah dan membalas
Kyuhyun dengan mengusap rahang namja itu, ia menyukai rahang namja itu karena rahang
itulah yang membuat kesan Kyuhyun semakin tampan dan tegas. Tangan Kyuhyun bergerak
ke depan mencari-cari dua gundukan lembut yang penuh yang baru ia temukan pagi tadi di
tubuh Nara. Membuat Nara sedikit terlonjak kaget karena Kyuhyun meremasnya secara
mendadak Hingga tangan Nara menyentuh klakson mobil.

TEEEETTTT Nara dan Kyuhyun berhenti berciuman, nafas mereka terenga-engah


menoleh ke depan, orang-orang yang berada di luar otomatis menoleh pada mobil mereka,
termasuk teman-teman Nara. Bagaimana ini, mereka pasti melihat nara duduk di pangkuan
Kyuhyun. cepat-cepat Nara pindah ke bangkunya tadi dan merapikan dirinya.

Kyuhyun mengatur nafasnya sambil melirik ke kiri dan kanan. Beruntung karena kaca
mobilnya adalah kaca spy yang hanya bisa melihat keluar tetapi tidak bisa melihat ke
dalam. pergilah sweetie pie.. sebelum aku melahapmu lagi

oo.. annyeong.. Nara menarik nafas panjang lalu keluar dari mobil, melambai untuk
terakhir kalinya kepada Kyuhyun dan berlari ke arah teman-temannya. Nara menoleh sekali
lagi ke arah mobil dan bernafas lega ketika ia tidak bisa melihat Kyuhyun dari luar, jika ada
yang melihat mereka bercumbu seperti tadi apa yang akan orang-orang bicarakan?.
Sepasang ayah dan anak tiri bercumbu?. Tidaaakk.. orang-orang tidak boleh tahu tentang
hubungan terlarang mereka berdua. Nara tahu, jika itu akan berpengaruh buruk untuk
reputasi dirinya dan juga Kyuhyun. jadi ini harus di sembunyikan, yaah.. sesuai dengan
namanya bukan? Hubungan terlarang.

Nara menghembuskan nafasnya lalu menoleh ke atas, ke langit biru yang berawan putih.
eomma izinkan aku mencintai suamimu.., izinkan aku menjadi kekasihnya.

nara-yaa.. kenapa lama sekali, cepatlah Nara menoleh ketika mendengar suara
sahabatnya, dan tersenyum bahagia, setelah akhirnya ia tidak perlu lagi menutupi
perasaannya pada Kyuhyun sekarang Nara akan menikmati liburannya bersama temantemannya.

mianhae.. ayah tiriku sedikit cerewet pagi ini

aah.. aku tidak akan mengeluh jika yang mengomeliku setampan ayah tirimu,
beruntungnya kau. Nara

apanya yang beruntung?, kau ini Nara menoyor kepala hyemi, tapi Hyemi memang benar.
Siapapun pasti rela jika di omeli oleh ayah sekeren Kyuhyun.

Nara.. suara Jinyoung menginterupsi Nara dan Hyemi, Nara menegakkan dirinya lalu
menghadap kepada Jinyoung. akhir-akhir ini kau terlihat sekali menghindariku ujar namja
itu kecewa.

Nara menolehkan kepalanya ke arah mobil kyuhyun, hanya untuk memastikan apakah
namja itu sudah pergi atau belum, dan ternyata namja itu belum pergi. Dia malah berdiri
bersandar dikepala mobilnya menatap Nara, Namja itu membuat garis lurus di lehernya
seperti gerakan memotong leher, memberikan peringatan kepada Nara untuk cepat
menyelesaikan urusannya dengan Jinyoung. Nara tertawa pelan lalu menoleh lagi kepada
Jinyoung.

Jinyoung-aa.. ada yang ingin kukatakan padamu

.
.
.
.

Namja itu tersenyum puas ketika melihat keponakannya ayng cantik masuk ke dalam
kereta, ia tidak suka jika keinginannya tidak terpenuhi. Ia akan menadapatkan uang dari pria
kaya itu. Apapun akan ia lakukan untuk bisa berjudi atau minum minuman beralkohol lagi,
hidupnya tergantung dari itu semua. Maka inilah yang ia lakukan, membuntuti
keponakannya pergi bersama teman-temannya jauh dari Cho Kyuhyun yang mengurung
Nara terus menerus di rumah yang ia tidak tahu berada dimana.

aaahh.. Nara, samchon rindu padamu Namja itu berbisik penuh arti ketika melangkahkan
kakinya ikut masuk ke dalam kereta yang dinaiki oleh Nara. semoga kau bisa banyak
menghasilkan uang untukku

.
.

Kyuhyun masuk lagi ke dalam mobilnya dan bersiap untuk melajukan mobilnya ketika ia
melihat namja itu. Shin Daewoo. apa yang ia lakukan disini?. Kyuhyun mengerutkan alisnya,
Sial Kyuhyun memukul kemudi sambil melajukan mobilnya kencang ke arah tujuan
kereta Nara. Menyusul kereta denga mobil lebih mudah, karena laju mobilnya bisa lebih
cepat dari kereta.

Namja itu tidak pernah menyerah untuk mendapatkan keuntungan dari hubungannya
dengan Nara, tidak salah jika Heewon menyuruhnya menikahinya agar perwalian Nara jatuh
padanya dari pada adiknya yang sering mabuk-mabukan. Apa jadinya jika Nara hidup
berdua saja dengan namja itu? Kyuhyun berdigik, ia tidak bisa membayangkan apa ayng
akan terjadi, tidak.. Nara tidak akan pernah ia serahkan pada namja itu, pada siapapun

juga. Nara miliknya, sejak ia pertama kali melihat Nara, Kyuhyun sudah mengatakan pada
dirinya sendiri bahwa ia akan menjadikan gadis itu miliknya. Dan setelah sekarang Kyuhyun
bisa menjaga dan meraih Nara, siapapun tidak boleh mengambilnya dari Kyuhyun.

Tittle : TANGAN TANGAN MUNGIL


Author : Dee Yoara
Genre : Sad, Drama (Family)
.
.
.
*****

Di dalam kamarnya yang disetting dengan beberapa gambar spiderman,


Erfan terlihat tengah duduk berdua bersama Ayahnya di atas kasur. Bocah
kecil yang luar biasa tampan itu nampak memeluk Ayahnya, menempatkan
kepalanya di dada sang Ayah.
"Yah... Erfan boleh tanya sesuatu gak?" tanyanya, ketika ia merasakan
Ayahnya mengelus-elus kepalanya penuh cinta.
Bisma mengangguk sambil tersenyum kecil,"Tanya apa, Sayang hem?"
"Erfan kapan dikasih Dede sama Ayah dan Bunda? Erfan kesepian disini.
Kan enak kalau punya Dede. Pasti rumahnya jadi rame deh. Terus Erfan
jadi punya temen di rumah."
Bisma terhenyak kaget. Namun detik berikutnya dia justru tersenyum
hangat. Dengan pelan, ia membenarkan posisi duduknya yang sambil
bersandar pada bantal Erfan. Iapun semakin erat mendekap Putra
kesayangannya itu.
"Ayah sama Bunda belum mau punya anak lagi, Sayang." ujarnya, dengan
lembut. Erfan mendongak lucu, menatap Ayahnya dengan raut penuh
tanya.
"Kenapa, Yah?"

"Soalnya, Ayah sama Bunda udah cukup bahagia punya Erfan. Ayah sama
Bunda mau fokus sama Erfan dulu."
Erfan terlihat manyun mendengar jawaban Ayahnya. Dia melepaskan
lingkaran tangan sang Ayah, kemudian duduk dengan muka ditekuk,"Tapi
temen-temen kelasnya Erfan semuanya punya Dede. Bahkan, ada yang
Dedenya udah dua. Sementara Erfan? Satu aja gak punya." ucapnya, lesu.
Bisma yang melihat semua itu segera mendekat. Ia raih dagu Erfan dan
didongakkannya perlahan menghadapnya,"Nanti kalau anak Ayah yang
pintar ini udah sembuh, Ayah dan Bunda kasih Dede. Tapi sekarang Ayah
sama Bunda mau fokus ke kesembuhan Erfan dulu. Kalau Ayah sama
Bunda punya Dede, nanti yang rawat Erfan siapa? Yang jagain Erfan kalau
Erfan sakit, siapa?"
Erfan terdiam membisu. Dia menatap kedua mata Ayahnya yang berada di
depannya hanya berjarak beberapa senti saja."Tapi Erfan pengin punya
Dede,Yah..." ucapnya, lirih.
Bisma menurunkan dagu Erfan, kemudian meraih tubuh kecil kurus itu
kedalam dekapannya,"Iya deh... Nanti Ayah kasih Dede. Tapi harus janji
dulu sama Ayah."
"Janji apa?" Erfan melepas pelukan Ayahnya segera dan bertanya dengan
antusias. Nampaknya, keinginannya untuk punya adik benar-benar besar.
"Janji untuk mau minum obat, mau makan, dan gak boleh nolak kalau
diperiksa sama Om Dokter."
Erfan tercengang mendengar syarat yang diajukan sang Ayah kepadanya,
namun akhirnya ia mengangguk juga meski dengan tampang tak rela,"Iya
deh, Yah." ucapnya, ragu."Tapi Ayah juga harus janji sama Erfan."
"Hemm, apa?"
"Dedenya harus laki-laki dan pintar kayak Dede Ishaan. Bisa gak bikinnya?"
Bisma mengerutkan keningnya, mendengar permintaan aneh Putranya itu.
"Gimana, mau gak?" tantang Erfan.

Bisma terkekeh geli, kemudian menjawil dagu Putranya itu,"Gimana kalau


Dedenya Dede Ishaan aja?"
"Tapi kan Dede Ishaannya gak mungkin mau dibawa kesini, Yah." tolak
Erfan, yang sebenarnya memang sangat menyayangi Ishaan, putra dari
penjual roti bakar favoritenya.
"Ajakin dong kalau pulang sekolah. Bikinin nasi goreng kesukaannya pasti
mau." goda Bisma, membuat Erfan langsung ceria seketika.
"Oh iya ya, Yah! Yaudah besok Erfan ajakin Dede Ishaan kesini. Tapi ntar
Ayah mau nganterin Dedenya pulang lagi kan pake mobil?"
"Iya, Sayang..." Bisma mengangguk, kemudian merengkuh tubuh Erfan
kedalam dekapannya. Berulangkali dia tersenyum. Dia begitu bahagia jika
bisa melihat Erfan sebahagia ini, karna setiap hari Putranya itu jarang
sekali tersenyum. Yang sering ia lihat justru Erfan menangis, mengeluh,
sakit, dan segala macam hal lain yang membuatnya terus miris. Namun
aneh sekali malam ini Erfan terlihat bahagia. Dan semua itu karna Ishaan.
Bocah kecil yang sangat disukai oleh Erfan dan sudah dianggapnya adik
sendiri.
"Anak Bunda kok belum tidur?" Franda masuk ke dalam kamar Erfan
seraya membawa segelas susu yang memang harus diminum Erfan setiap
Bocah itu akan tidur,"Ini udah malem lho...."
Erfan tersenyum kecil, melepas dekapan Ayahnya dan menghampiri sang
Bunda. Dengan semangat, dia meraih gelas susu itu dan menenggaknya
sampai habis. Franda dan Bisma dibuat heran akan tingkah Erfan yang
mendadak sangat nurut dan tak rewel seperti biasanya.
"Sayang... Kamu kok jadi nurut begini?" Franda duduk di sudut ranjang
seraya mengelus pipi Erfan. Putra kecilnya yang sangat tampan itu justru
tersenyum kemudian memberikan gelas yang kosong itu padanya.
"Erfan kan mau sembuh, Bund." ujarnya, semangat.
Franda mengerutkan keningnya bingung. Sementara Bisma malah
tersenyum penuh arti.

"Jagoan kita lagi minta Dede tuh, Bund." ujar Bisma, melirik Franda, sang
istri.
"Iya, Bund. Tapi Dedenya yang kayak Dede Ishaan yah, Bund."
"Dede Ishaan? Siapa itu, Sayang?" tanya Franda, sambil mengelus kedua
pipi putih Erfan yang sangat menggemaskan. Terlebih jika tersenyum dan
kedua lesung pipitnya terlihat, Bocah itu akan semakin terlihat
kesempurnaan wajahnya.
"Anaknya Tante Di....."
"Udah malem, Sayang. Sekarang bobok yah." potong Bisma. Dia
menggendong Erfan dan membaringkannya ke atas ranjang, lalu menutupi
sebagian tubuh Bocah kecil itu dengan selimut tebal.
"Tapi kan Erfan belum selesai cerita, Ayah..." Erfan merengek. Membuat
Franda dan Bisma tersenyum. Keduanya sama-sama membungkuk dan
mengecup pipi Erfan bersamaan. Bisma di sebelah kiri, Franda di sebelah
kanan.
"Met bobok jagoan Ayah..." ucap Bisma.
"Met bobok yah, malaikat kecilnya Bunda..." Franda mengecup pipi mungil
Erfan cukup lama, sampai Putranya itu tak lagi ngoceh dan memejamkan
matanya dengan lelap.
Bisma yang melihat semua itu tersenyum.
"Memangnya Ishaan itu siapa, Yah?" tanya Franda, yang masih duduk di
sebelah pembaringan Erfan.
"Anaknya tukang roti bakar kesukaan Erfan, Bund. Gak penting kok. Tidur
yuk..."
Franda mengangguk. Sekali lagi dia mengecup Erfan sebelum akhirnya
mengikuti Bisma keluar dari kamar buah hatinya itu.
.
.
.

*****
Elzy terlihat tak tenang dalam tidurnya. Sesekali, ia mengeliatkan badannya
seraya kedua tangannya terus saja menekan kuat perutnya yang terasa
sangat lapar.
Mamah, Zy lapar, Mah isaknya. Tangisnya akhirnya tumpah juga karna
tak kuat menahan lapar sekaligus perasaan derita yang harus
ditanggungnya sendirian karna nampaknya, papanya tak mempedulikannya
lagi.
Zy pengen Mamah disini Zy pengeng sama Mamah ajah. Zy pengen
nyusul Mamah ke kuburan imbuhnya lagi semakin mengiris hati.
Perlahan, bocah kecil berusia 6 tahun itu beranjak dari berbaringnya dan
melangkah pelan keluar dari kamarnya. Entah apa yang dilakukannya
ditengah malam pekat begini. Ia terlihat meraih mantel tebal milik sang
Papa yang tergeletak di ruang tengah rumahnya, kemudian pelan-pelan
berjalan keluar dari rumah besarnya yang sudah tak nyaman baginya karna
tak adalagi ketentraman dalam hidupnya itu.
Zy harus susul Mamah. Siapa tau ajah Mama punya makanan yang bisa
Zy makan buat ngisi perut Zy yang keroncongan. gumam Elzy, polos. Ia
tak sadar sama sekali, kenekadannya pergi dari rumah malam-malam
sebenarnya sangatlah berbahaya untuk anak seusianya. Terlebih lagi
tempat yang ia tuju adalah sebuah pemakaman yang letaknya cukup jauh
dari kediamannya itu.
Zy pengen banget makan omelet buatan Mamah. Pasti rasanya enak deh.
Apalagi kalau ujan-ujan gini. Hummmm pasti sedaaapp
Bocah mungil nan tampan itu terus berjalan, ia tak membiarkan tetes air
hujan yang menyambutnya. Bibirnya terus mengulum senyum
membayangkan omelet kesukaannya akan dihidangkan sang Mama
setibanya mereka bertemu nanti. Entah apa yang dipikirkan anak itu. Ia tak
begitu paham bahwasanya Mamanya sudah berada di alam baka dan tak
mungkin menemuinya apalagi membuatkan omelet kesukaannya.
.

.
.
*****
Dina terlihat mondar-mandir gelisah di depan ruang UGD. Sejak tadi, ia
menanti Ishaan yang tengah diperiksa di ruang UGD karna demamnya
yang sudah sangat meninggi. Beruntung, ia tadi ingat akan sahabat
lamanya yang menjadi Dokter. Iapun tak canggung lagi menghubungi
sahabatnya yang bernama Ilham tersebut.
Ya Allah semoga Ishaan gak kenapa-napa ucap Dina, sambil
sesekali mengusap wajahnya dengan perasaan gelisah tak menentu. Ia
benar-benar khawatir Ishaan akan kenapa-napa mengingat ia hanya
memiliki Ishaan di dunia ini. Hartanya yang paling berharga melebihi
apapun.
Din.
Dina menoleh cepat begitu mendengar suara Ilham
memanggilnya.Gimana, Ham? Ishaan gak papa kan?
Ilham menggeleng sambil tersenyum,Nggak papa kok. Kamu tenang aja.
Dia hanya kena virus ringan. Cukup bahaya sebenarnya. Tapi utungnya
cepet dibawa kesini. Terlambat sedikit saja, akan mengenai otak kecilnya
dan susah disembuhkan.
Dina mengigit bibir bawahnya dengan getir. Air matanya menetes tanpa
diminta. Ilham dengan cepat menyentuh bahunya.
Tapi aku udah berhasil menyelamatkan dia. Dia gak akan kenapa-napa.
Wajar anak kecil sakit, Din. Mereka kan belum bisa jaga diri sendiri
Dina mengangguk lemah. Air matanya menets lagi,Makasih yah, Ham
aku gak tau seandainya gak ada kamu
Ssssstttt Ilham memotong perkataan Dina dan mendekap wanita itu
kedalam pelukannya. Disana, Dina menumpahkan tangisnya yang sejak
tadi ia tahan. Tangis yang menghimpitnya sampai benar-benar ia seolah tak
bias lepas dari beban derita itu.

.
.
.
*****
Music rock terdengar mengalun keras dari dalam kamar Yudis. Sedari tadi,
bocah kelas 4 tahun itu tengah berjoged ria, meliuk-liukkan badannya
kesana kemari mengikuti alunan music yang terdengar tak sepantasnya
untuk anak seusianya.
Di sebelahnya, terlihat Reza sang Papa yang malah asik memvidio ulah
Yudis tersebut. Reza terlihat senang dan malah bahagia melihat tingkah
polah Yudis yang cenderung bersikap seperti orang dewasa itu. Dancenya
jangan kayak gitu terus dong, Dis. Nih, lihat gerakan Papa. Reza
meletakkan camera di tangannya kemudian dia mengajari Yudis dengan
gerakan lincah. Gerakan yang lebih mirip tarian setan (?).
Kok kayak gitu, Pah? Selem banet kommentar Yudis sambil berkacak
pinggang. Dia mengamati Papanya dengan seksama.Tapi Papa hebat bisa
nali kayak gitu. Imbuhnya, malah memuji Papanya yang sebenarnya sudah
sangat menjerumuskannya itu.
Ahhhh Papa capek, Dis. Kamu terusin sendiri deh. Papa mau tidur.
Reza beranjak dari tempatnya dan langsung membaringkan tubuh lelahnya
ke kasur. Dalam hitungan menit, dia sudah mendengkur.
Yudis tersenyum kecil melihat cara Papanya tertidur.Gimanapun Papa,
Yudis sayan banet sama Papah. Yudis janji akan sealu jadi apapun yan
Papa mao, ujar bocah kecil itu. Iapun kembali melakukan aksinya.
Menyetel music keras-keras. Anehnya, Reza sama sekali tak terganggu
dan tidurnya justru semakin lelap.
.
.
.
.
TOBE CONTINUED.

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun


menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario
tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan
pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi,
kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit,
makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia
pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia
tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak
memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua,
bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di
meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan
obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok
garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan
anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam,
aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan
kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku
tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di
kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat
di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di

ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri,


bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah
melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar
indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2
waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan
penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin
serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu,
Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman
yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor
mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising
akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk
perusahaan tempatnya bekerja..
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada
Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam
sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan
mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan
komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia
bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat
di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah
kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan
menyapa dengan suara riangnya,

Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau
makan juga? uhh dasar anak nakal, sini piringnya, lalu dia terus
mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi
itu sudah habis ditangannya. Dan.aku tidak pernah melihat tatapan
penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak
pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah
sedetikpun!
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya
membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku.
Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan
anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan
masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit
ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami
kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu
komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha
begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan
membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang
mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya
yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati
bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang
bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah


menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun,
rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil
membuka password email Papanya, dan memanggilku, Mama, mau lihat
surat papa buat tante Meisha?
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung
hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada
Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku
mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2
mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku
memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika
aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya.
Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi
aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan
yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa
hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti
ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang
tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti

pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun


tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik
orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen
pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa,
asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan
segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan
seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku
berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya
berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun
baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti
dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku.
Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap
hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di
lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya..
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku
mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu

aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario


merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan
bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku
dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran,
sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak
pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang
perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ?
Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan
tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan
mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku..
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia.
Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2
tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan
itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan
selalu mencintainya.
============
Setahun kemudian
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah
pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
Mario, suamiku.
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja
dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona

padamu yang pendiam dan tampak dingin.. Betapa senangnya aku ketika
aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif
ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja,
dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya
diam dan menuruti keinginanku Aku pikir, aku si puteri cantik yang
diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu
mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku..
Ternyata aku keliru. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan
kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor
dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario..
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, kenapa, Rima? Kenapa
kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu
menjadi istriku?
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah
bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu.
Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima
Di surat yang lain,
Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi
sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak
pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat
cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat
memandang Meisha

Disurat yang kesekian,


.Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu,
aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku
belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku
tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar
dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan
aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku
makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat
engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping
tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit
pencernaanmu yang selalu bermasalah.
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap
berusaha dan menantinya..
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata
indahnya dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini
..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9.
Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan
memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling
enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati,
sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras
sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran

dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya


tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan
hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran
itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat
keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya
kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama
seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku,
tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang
jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan
dengan kecepatan tinggi aku tidak sanggup melihatnya terlontar,
Tante aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi
bergerak. Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini
masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat
dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario
mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima
membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi
marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang
dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan
memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki

dia. Hatiku mulai bergetar. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?


Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha.
Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan
mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana.
Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku.
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk
disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya
telah terjadi, Mario.
Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu
telah pergi meninggalkan kita.
Pesan dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga
istrinya
Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai
suaminya

[FREELANCE] FF | Like a Dandelion the wind Flower | Oneshoot

Permisi, Cheogiyo~ Ujar Kyuhyun didepan sebuah toko bunga. Suara vibranya menggema
memenuhi setiap sudut ruangan, pertanda toko bunga itu sedang sepi. Merasa tidak ada jawaban
stelah menunggu beberapa menit, Pria itu berniat pergi. Namun, pemandangan didepannya
menyembunyikan niat itu lebih dalam. Ketika dia mulai memperhatikan bunga-bunga itu.
Secara keseluruhan ia tidak terlalu menyukai bunga, namun melihat bunga-bunga itu tertata rapi
bersama, ia jadi berpikir bahwa mungkin inilah salah satu kesempurnaan dunia, ketika ada beberapa
hal yang dapat menjadi buruk seperti alam yang mulai menjauh mungkin bunga-bunga ini menutupi
ketidak-sempurnaan itu. Pria itu menarik sudut bibir kirinya membentuk seulas senyum yang terlihat
seperti seringaian mempesona. Di bacanya beberapa nama-nama bunga sesuai jenis bunga
didepannya; Mawar, Daisy, Krisan.. dan beberapa lagi yang terlihat sama cantiknya.
Kyuhyun mendongakkan kepalanya melihat papan nama besar yang dipajang sebagai identitas toko
ini.
Dandelion Florist. Ujarnya tidak mengerti, pria itu mengerutkan dahinya membentuk lipitan-lipitan
kecil. Lalu memilih mengendikkan bahunya, seolah masa bodoh. Berpikir bahwa sepertinya dia
pernah mendengar nama Dandelion tapi bentuknya seperti apa ia tidak terlalu mengerti, tentu saja

dia bukan tipe pria penyuka bunga ataupun jenis tanaman, tapi toh apa perdulinya? ia disini hanya
pembeli yang berniat membeli bunga untuk seseorang yang sepertinya akan menemani pria itu
dihari-hari kedepan. Kyuhyun berjalan kedalam.. pemandangan tak jauh beda yang menghiasi
etalase toko. Terlihat beberapa buket sepertinya siap diantar dan sisanya tahap pembuatan.
Disentuhnya beberapa bunga itu kagum, hingga tanpa sadar sebuah senyum sumringah tergambar
jelas dimatanya. Mungkin efek dari Toko bunga ini, mengingat ini pertama kalinya ia datang sendiri
ke toko bunga.
Ahh~ Jwesounghamnidda, tidak mengira ada pelanggan yang datang. Sapa seorang gadis dari
dalam toko.
Kyuhyun memutar tubuhnya mencari suara lembut yang datang dari arah belakang tempatnya
berdiri. Pria itu terdiam sejenak, didetik pertama ia merasa tubuhnya tidaklah berpijak, dan ia lupa
bagaimana mengambil nafas yang baik dan benar. Pria itu terdiam membeku memandang sosok
gadis yang ada didepannya. Manis dan Sepertinya dalam hidup ia pernah mengenal Gadis itu
sebelumnya, padahal jelas-jelas ini pertama kalinya dia dating ketempat ini.
Ma'af Tuan, apakah Tuan sedang mencari bunga? tanya gadis itu kemudian, Sepertinya ia sedikit
terganggu dengan cara pria itu memandangnya. Sontak suara itu mengembalikkan dunia dimana
Kyuhyun ada didalamnya. Membuyarkan pikiran-pikiran aneh yang mulai melanda otaknya.
Sepertinya ia sedang tidak waras?
Eunggg~..... Cheogi.. aku-ingin-memesan-bunga!. Jawabnya cepat, bahkan terlalu cepat hingga
gadis itu malah menampilkan ekspresi bingung. ah! Ma'afkan aku agashi, aku hanya ingin
memesan bunga disini. Lanjutnya lagi sembari menggosok-gosok tengkuknya yang tidak gatal.
Malu.
Gadis itu tersenyum ramah, cara tepat menghadapi pelanggan dengan baik. Pria itu
dipersilahkannya duduk didepan meja kerjanya yang berhias Kertas-kertas pesanan dan satu vas
bungayang menurut pria itu, aneh..
Jadi, anda ingin pesan bunga seperti apa, Tuan..?
Tuan Jo, Jo Kyuhyun atau Cho Kyuhyun. Jawab Kyuhyun mantap.
ah, nde arraseo Cho Kyuhyun-ssi. Joneun Kim Yuu-ra imnidda.
Jadi, namanya Yuu-ra? gadis yang menggulung rambutnya keatas tanpa poni, gadis yang memakai
Celemek bergambar bunga Daisy dan menemui pelanggannya, gadis yang didetik pertama mampu
membuatku kehilangan nafas, gadis yang berhasil merebut seluruh perhatian darinya? Kim Yuu-ra?
-Yuu-ra.
Sejujurnya aku tidak tau harus memesan bunga seperti apa, Kau tau? aku sama sekali tidak tau
bagaimana atau seperti apa bunga yang terlihat cocok dengan perasaan wanita. Aku.. aku
sebenarnya tidak terlalu paham tentang itu. Astaga! Cho Kyuhyun, jadi begitukah caramu merayu
gadis yang kau suka didetik pertama kau melihatnya? Tidak ada bakat sama sekali. Umpat pria itu
dalam hati.
Yuu-ra menyunggingkan senyum manis, sembari menatap Kyuhyun mencoba mencari tau apa yang
diinginkan pelanggannya itu.
Gwaenchana~ aku akan mencoba membantu, kalau begitu ini pertanyaan sederhana. Bagaimana
karakter wanita anda itu? Misalnya apa dia menyukai bunga? jenis apa? tanya Yuu-ra meletakkan
penanya
Mollaneunde.. Jawab Kyuhyun polos sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Pasrah.

Gadis itu melongo tidak jelas, sepertinya ingin tertawa tapi tidak bisa. Rasa-rasanya baru pertama
kali ini ada seorang namja yang gadisnya sendiri saja ia tidak mengerti.
Maksud anda, Tuan? Ujar Yuu-ra meminta penjelasan.
Yah~ ini bukan kehendak ku, Aku hanya mencoba menerimanya saja. Dan aku juga baru akan
menemuinya Lusa atas perjanjian yang telah ditentukan.
Di Jodohkan? Tepat sasaran! Pria itu tertuduk. Antara malu dan malas mengakui bahwa itu
merupakan fakta.
Kyuhyun lebih memilih diam sekarang, menyembunyikan kedua tangannya dibalik saku celana.
Pikirannya teralih ketika ia menatap bunga didepannya dengan rasa aneh. Bunga Angin.
Mungkin ini sedikit sulit. ujar Yuu-ra memecah keheningan.
Kau menyukai bunga apa? tanya Kyuhyun dingin, merubah haluan pandangannya menatap Yuu-ra
tajam sekaligus Cool. Setidaknya itu yang dirasakan gadis itu.
Aku? tanya gadis itu mengulangi, dan dijawab hanya Kyuhyun dengan anggukan saja. Dandelion.
Ucap Yuu-ra sambil mengambil Vas bunga Dandelion itu dengan seksama. Sepertinya ia berusaha
memberitahu bahwa Bunga yang menghias meja kerjanya, bunga yang dianggap oleh KYuhyun,
aneh. Itu adalah bunga favoritenya? Dandelion.
Jadi, itu adalah Dandelion? tanya Kyuhyun tak percaya. Pria itu mengernyit, setaunya yang
didepannya ini adalah bunga Kapas. Bahkan ia tidak tau apakah itu bisa disebut bunga atau rumput.
Pasalnya jika ia meniupnya saja putik dari bunga-bunga itu akan segera berguguran
Apa istimewanya bunga ini? tidak harum? tidak cantik? dan jika ia harus membelinya apa tidak
salah? Mungkin yang ada hanyalah fakta bahwa ia sudah gila jika benar-benar membawa bunga
angin itu pulang. Atau mungkin juga ia hanya akan rugi saja membeli bunga angin itu lalu
memberikannya pada gadis yang dijodohkan dengannya. Dan bagaimana kalau gadisnya itu nanti
akan pingsan begitu menerima pemberian darinya. Bagaimana kalau gadis yang dijodohkan itu
berpikir kalau calon suaminya ini sangat miskin sampai-sampai membeli setangkai bunga saja tidak
bisa?
Kyuhyun mengunci bibirnya rapat-rapat. Namun, setelah itu jangan berharap ia dapat berhenti
tertawa. Karena suaranya sekarang ini benar-benar sudah memenuhi ruangan ini.
Yuu-ra meringis sebentar efek dari pria didepannya ini. Berpikir apa yang membuat Pria terhormat
dengan setelah jas ini sebegitu mengenanya.
Waeyo? Kyuhyun-ssi? tanya Yuu-ra dengan tatapan keingintahuan. Gadis itu memajukan sedikit
tubuhnya, meletakkan kedua tangannya saling bertumpuan diatas meja kerja.
Anniyo, geundae.. kau ini sangat lucu agashi. Begini, kau bilang kau suka Dandelion. Dan aku baru
tau kalau Dandelion adalah nama asli dari Bunga Angin. Bahkan orang menyebutnya Bunga Kapas,
benar, kan? ujar Kyuhyun sambil membenarkan posisi duduknya.
Nde, geurae.
Aku jadi berpikir saja, Bunga Angin ini, Bunga Kapas ini, Bunga berbentuk bulat bola dengan Putik
yang akan terbang jika aku meniupnya, atau Dandelion jika kau yang menyebut. Apa istimewanya?
Tidak.. tidak.. sesaat aku hanya berpikir bagaimana jika gadisku nanti maksudku gadis yang
dijodohkan dengan ku nanti mempunyai ketertarikan yang sama sepertimu.
Gadis itu tersenyum remeh, tatapan mata yang ditunjukkan pada Kyuhyun penuh dengan rasa
ketidak-sukaan. Dan segera saja pria bertubuh tegap itu menyadarinya. Entahlah sepertinya gadis
itu tidak suka cara mendeskripsikan bunga ini. Kyuhyun berdehem kecil, mengembalikan kesadaran

penuh tentang apa yang baru saja ia lakukan. Tatapan gadis itu mengenai jantungnya, yang ia rasa
hanya pertanyaan Kenapa gadis yang terlihat biasa ini, gadis yang mungkin tidak dapat dikatakan
terlalu cantik tapi mempunyai mata pengikat, dan gadis yang membuat jantungnya tidak dapat
berkerja dengan normal serta selalu membuat aliran darahnya berdesir disetiap ia memandang
gadis itu, dan mendapatkan sesuatu yang tidak ia rasakan setiap hari. Dan sekarang ia sadar, gadis
ini baru saja mendapatkan pikirannya. Kyuhyun -Pria itu menyukainya.
Aku hanya bermaksud, jika gadis yang ingin ku temui itu bisa saja mempunyai kesamaan
yang sama dengan mu, maka aku lebih memilih membuat yang sama seperti yang kau suka. Lanjut
pria itu menjelaskan. Dan sejak kapan dia yang terkenal dengan mulut pedas, sikap angkuhnya,
menjadi perhatian pada seseorang yang bahkan ia takut jika terjadi kesalah pahaman dan membuat
gadis itu marah. Sejak kapan dia menjadi perduli?
Kyuhyun-ssi.. Tidak perduli ketika kita menganggap sebuah hal menjadi buruk, dimata yang lain
mungkin akan tidak sama. Arachi? Yuu-ra tersenyum manis bahkan sangat manis sampai-sampai
membuat pria itu membeku ditempatnya.
Nde..
Begini saja, datanglah lagi lusa nanti, dan kupastikan gadis mu nanti akan menyukainya.
Bagaimana kalau aku yang menyukaimu dan kau yang menjadi gadisku? itu akan terlihat lebih
menyenangkan. Kyuhyun mengunci bibirnya rapat-rapat agar tidak membuat gadis itu berpikir bahwa
dia adalah satu dari sekian pria dengan kepribadian buruk didunia. Namun kenyataannya Kyuhyun
memanga ingin mengucapkan kalimat itu,
he~m, aratseoyo.. dan kemudian hanya itu yang dapat ia ucapkan. Sekaligus mengakhiri
pertemuan hari ini. Dan sadar bahwa pria itu mungkin menginginkan kegilaan lebih setiap harinya
bersama gadis ini. Bukan yang lain. Kegilaan yang akan membuatnya bahagia.
*******
Kyuhyun berjalan santai menuju taman dekat rumahnya, suntuk sekali rasanya mendengar
eommanya terus merecoki dirinya untuk mempersiapkan diri menemui gadis, anak teman Appanya,
besok. Tentu saja itu pilihan terbaik Appa untuknya. Noonanya sudah menikah dan ia dituntut
menjadi Direktur utama menggantikan Appanya mengurus sekolah Swasta di China. Sedangkan
Noonanya memilih bisnis toko musik Ibunya. Seharusnya itu 'kan aku? rutuknya dalam hati.
Kyuhyun menendang-nendang batu didepannya sembari dia berjalan. Besok adalah penentuan
tentang Hidupnya, sejujurnya ia telah menolak mentah-mentah ide gila itu. Siapa sangka Appanya
malah sakit, menambah pusing kepalanya saja. Pria itu menghela nafas keras, mencoba membuang
jauh-jauh pikiran-pikiran buruk yang mengisi otaknya minggu-minggu ini. Kadang ia merasa payah
dalam beberapa hal, dan seperti sekarang ini. Menurut. Dia hanya mencoba ingin menjadi anak
yang baik.
Kyuhyun duduk disebuah kursi dibawah pohon Maple ditaman. Musim Semi sepertinya akan segera
berakhir mengingat betapa teriknya pagi ini. Pria itu menengadahkan kepala melihat langit-langit,
tubuhnya ia sandarkan dipunggung kursi. Satu tangannya menutupi kedua mata Pria itu,
menghalangi sinar matahari yang terasa menyilaukan.
Ahjussi..ah! anni.. oppa bolehkah aku duduk disini? Tanya seorang gadis kecil pada Kyuhyun, Pria
itumendengar suara panggilan disampingnya, sepertinya itu ditujukan padanya. Kyuhyun membuka
matanya perlahan, dan ia mendapati seorang gadis kecil tengah berdiri polos menatapnya.

Nde.. Jawabnya penuh senyum. Gadis kecil itu membungkukan badannya lalu berusaha menaiki
kursi. Tapi, karena kursi itu terlalu tinggi akhirnya Kyuhyun membantunya naik.
Gamsahamnida.Ucap anak kecil itu kental dengan suara cadel yang khas. Kyuhyun menjawabnya
dengan anggukan sambil mengusap kepala gadis kecil itu lembut. Gadis kecil itu duduk tenang,
menikmati lolipop yang dibawanya, gadis kecil itu mengeluarkan sebuah buku bergambar
bertuliskan A Story about Dandelion. Lantas saja rasa keingin-tahuan yang besar Kyuhyun
muncul. Mengingatkan seorang gadis yang menyukai bunga jenis ini, Yuu-ra.
eung~ Gadis manis, oppa ingin meminjam buku ini, apakah boleh? Anak kecil itu menoleh,
beberapa saat berpikir antara iya atau tidak. Gadis kecil itu takut bukunya akan rusak mengingat ini
adalah buku kesayangannya.
Tentu saja kau akan memiliki sebuah Ice Cream rasa Coklat sebagai gantinya, otteo? Lanjut
Kyuhyun setelah melihat ekspresi bimbang gadis kecil itu. Dan akhirnya buku itu diserahkan
kepadanya dengan suka rela. Dan tentu akhir dari senyuman gadis kecil itu adalah Tebusan sebuah
Ice Cream.
Kyuhyunitu mengangkat bukunya perlahan, menatap buku lekat-lekat, memperhatikan buku
seukuran dengan besar telapak tangannya. Rasanya satu coretan saja tidak ingin ia lewatkan
mengenai kisah didalanya. Dibuka lembaran pertama sebuah tinta emas yang timbul menyambutnya
begitu indah
Between.. Dreams, Love, and.. a Free
Disuatu kisah ada bunga bernama Bunga Dandelion, Bunga itu tumbuh menyepi diantara bungabunga lainnya. Seperti biasa, setiap pagi ia mencoba menikmati sinar matahari dan air sebagai
sumber makanannya hari ini. Suatu hari bunga itu bertemu dengan Bunga Mawar yang indah, ia
bertanya;
Bagaimana kau bisa mekar begitu cantik? tanyanya penuh dengan kepolosan
Aku memang ditakdirkan menjadi Cantik, dan aku dilambangkan sebagai bunga Cinta. Kau tau?
jawab Si bunga Mawar.
Dan dihari berikutnya, Dandelion bertemu dengan Bunga Lili, karena semerbak harum bunga yang
menyegarkan, Dandelion-pun kembali bertanya;
Lili~a, bagaimana bisa kau terlihat harum dengan kesegeran yang selalu menyelimutimu Ujarnya
penasaran
Aku memang ditakdirkan menjadi harum, dan aku adajdjah salah satu jenis bunga yang banyak
digunakan sebagai jenis parfum. Membuat orang yang memakainya menjadi Cinta Jawab Si bunga
Lili mantap.
Takdir? Ulang Dandelion lirih. Sekarang ia memilih bungkam. Mendapati banyak pertanyaan yang
menghiasi pikirannya. Bertahun-bertahun ia hidup menyendiri di kebun petani bunga ini, tidak
pernah sekalipun ia merasa akan adanya takdir. Teman-teman bunganya datang dan pergi begitu
cepat, hanya dia sendiri yang tetap setia dengan tanah ini. Hingga sekarang rasa keingin-tahuan
muncul diotaknya.
Kenapa ia berbeda? kenapa tidak cantik? kenapa tidak harum? setidaknya ia ingin merasa berguna.
Jika benar itu takdir, apakah itu berarti dia akan hidup seperti ini dan terus berlanjut?

bagaimana kalau takdir menunjujukkan hal lain? Bagaimana jika kenyataan bahwa ia ditakdirkan
sebagai bunga yang selalu layu. Dan kenyataan terburuk adalah bahwa Dandelion tumbuh sebagai
rumput, bukan sebagai bunga.
Hatinya berkecamuk, disatu sisi ia mempunyai mimpi dapat menjadi bunga, dalam hal lain Dandelion
ingin berguna, tidak terus-terusan dipandang hama, ingin dilirik banyak orang bukan kehidupan
kesendiriannya ini yang ketika senang dan sedih hanya dirinya yang tau. Dan satu hal yang ingin
dilakukannya adalah kebebasan.
Selama berhari-hari Dandelion selalu terlihat murung tanpa cahaya, Kekuatan yang selama ini
bersamanya menguap begitu saja. Setiap kali teman-teman bunganya bertanya; ia hanya
menggelengkan kepalanya dan berkata Tidak apa-apa.
Hingga suatu saat ia berpikir; Aku juga ingin mencari kebahagiaanku. Tapi, ia tidak tau caranya.
Ditengadahkan kepalanya menghadap langit. Dia merasakannya; angin yang berhembus kencang,
melambai-lambaikannya kesana-kemari. Membuatnya terhuyun lunglai.
"Aku ingin terbang menggapai Asa ku." Dandelion menutup kedua matanya, dan membiarkan
tubuhnya hancur terbawa angin. Putiknya berpencar tak tentu arah. Sayangnya tak ada seorangpun
ada yang melihat peristiwa tragis itu.
Putik bunga Dandelion jatuh, tercerai berai. Dandelion kecil mati, tapi kemudian keajaiban datang
pada musim semi. Ternyata Putik itu tumbuh sebagai tunas baru. Bereinkarnasi menjadi bunga baru
yang lebih kuat. Ladang kosong tak berpenghuni itu telah menjadi lautan Dandelion yang putih dan
cantik. Dan sekarang Bunga itu tak sendirian lagi, Dandelion merasa bahagia. Hingga ia tidak
mengira bunga akhirnya bermekaran indah berwarna kuning cerah.
Ya, warna asli Dandelion adalah Kuning cerah. Bunganya hampir mirip dengan bunga Krisan,
membentangkan setiap mahkotanya.
Dan inilah Dandelion, Mimpi merubahnya.. Cinta dari keluarga ia dapatkan dan Kebebasan pernah
ia rasakan.
Flying Like a Wind Flower
She's not afraid
Just believed
The Hope doesn't die
End.Kyuhyun menutup buku itu, terselip sebuah rasa bahagia sekaligus kegundahan hatinya yang tibatiba muncul.Yuu-ra, gadis itu.. tidak akan ia lepaskan. Tak akan ia biarkan gadisnya menghancurkan
dirinya.
******
Senja ini,
Kyuhyun keluar dari apartemennya. Pria itu memakai Sweater Hangat berwarna Mocca, celana
hitam panjang, dan Kaos sebagai dalaman. Kancingnya ia biarkan tak saling bertautan, membuat
dada bidangnya terlihat jelas. Pakaian kasual musim semi. Rambutnya dicat hitam berponi
menyamping menambah kesan santai namun angkuh.

Kyuhyun memakirkan mobilnya didepan toko bunga itu. Ia keluar dengan santai lalu menutup pintu
mobil menimbulkan suara keras. Pria itu berjalan menuju pintu, membukanya kemudian masuk.
Tanpa sengaja menggoyangkan lonceng diatasnya.
Beberapa kali Kyuhyun memanggil nama pemilik toko bunga ini, namun tidak ada tanda-tanda
sahutan. Yang ia dapati hanya 1 buket bunga diatas meja. Disampingnya terselip sebuah kertas;
Untuk Cho Kyuhyun-ssi,
ini bunga yang anda pesan. Karena saya sedang keluar jadi silahkan diambil saja. Uangnya letakkan
saja di meja. Terimakasih.
Yuu-ra.
Yuu-ra tidak benar-benar pergi ia berada didalam ruangan, semoga saja pria itu tidak tau. Bukannya
takut karangan bunga itu jelek atau Kyuhyun tidak menyukainya. Dia hanya takut ketika dia dengan
terus-terusan bersama Kyuhyun, ataupun sekedar melihat pria itu. Gadis itu tak dapat menolak lagi
pesona pria tampan itu. Dia takut tak dapat bernafas lagi, dan ia takut jatuh kedalam perasaan yang
menjatuhkannya. Pria itu akan menjadi milik orang lain, lagipula siapa dirinya? ia bukanlah
Cinderella ataupun Snow white yang mempunyai pangeran tampan. Dan dia tau, pria itu bukan
takdirnya.
Kyuhyun melengos pergi, tidak apa-apa jika tidak bertemu sekarang. Ia berniat datang lagi besok.
Digenggamnya 1 buket bunga dengan rangkaian bunga Krisan putih, dan ditengah jajaran bunga itu
terbentuk sebuah tanda hati dari bunga Mawar. Balutan kain berwarna soft pink dan kain tile putih
yang anggun menambah kesan romantis.
******
Keesokan harinya..
Gadis itu menyukainya, namanya Eun-so. Ujar Kyuhyun membuka pembicaraan. Pria itu dengan
paksa mengajak Yuu-ra keluar menemaninya menikmati secangkir kopi disore ini. Awalnya gadis itu
menolak namun Kyuhyun berusaha membujuknya meski dengan cara sedikit paksa. Menyeret
tangan gadis itu, menggenggamnya kuat lalu mengajaknya pergi ke cafe ini.
Jinjjayo? Hhuah~ Cukkahanda. Aku sedikit takut kalau kau tidak menyukainya. Lagipula aku tidak
dirumah. Jawab gadis itu menampilkan wajah yang dibuat sumringah, namun dihatinya ia tau bukan
itu maksudnya. Gadis itu menyeruput Kopi Karamel dengan taburan krim itu sedikit, berharap
ketegangan ini dapat ia atasi.
Aku tau kau dirumah kemarin. ujar Pria itu menatap Yuu-ra dengan sikap dinginnya. Mendadak
rasa kopi itu tercekat ditenggorokan, membuat ia tersedak. Tenggorokannya menjadi sakit, sesekali
terbatuk-batuk menetralkan rasa pahit akibat perkataan Kyuhyun.
Gwaenchana? tanya Kyuhyun khawatir, pria itu mengambil beberapa tisu didepannya,
mengulurkannya pada Yuu-ra. Lalu menyapukan sisa kopi yang menempel dibibir dan tangan gadis
itu.
Aku tidak akan mati hanya karena tersedak. Ucap Yuu-ra kesusahan mengontrol suaranya dan itu
menimbulkan suara serak. Kyuhyun mengelus punggung gadis itu lembut. Tiba-tiba saja ia merasa
sesal telah mengatakannya. Seharusnya ia berpura-pura tidak tau saja tadi. Kau tau aku dirumah?
Tanya Yuu-ra dengan kening mengernyit, masih saja memegangi dadanya menggunakan tangan
kanannya. Kyuhyun mengangguk. Ia kembali keposisi duduknya. Berhadapan dengan gadis itu.
Mianhae. lanjut gadis itu mendesah.

Aku Menyukaimu. Ujar Kyuhyun berterus terang. Pria itu menatap gadis itu intens, sedetik
saja ia tidak ingin melewatkan moment ini begitu saja.
Kyuhyun-ssi. Panggil Yuu-ra lirih, seakan meminta ia menghentikan apapun yang ingin ia katakan
sekarang.
Aku tidak perduli, kau menyukaiku atau tidak. Tapi, kumohon hiduplah bersamaku. pinta
Kyuhyun.Yuu-ra merasa tubuhnya membeku. Ia bingung harus berkata apa untuk pria yang baru 3
hari dikenalnya.
Kyuhyun~a, apa yang kau suka dariku? aku ini tidak cantik, tidak pintar, dan aku tidak punya apaapa. Kau tau aku hidup sendiri, sebatang kara. Apa yang kau harapkan dariku? Aku ini memiliki
banyak kekurangan dan..?
Dan kau pikir kau tidak sempurna dan tidak pantas untukku? ujar Kyuhyun memotong pembicaraan
Yuu-ra. Gadis itu menghela nafas keras, menyerah. Pria ini terlalu pintar untuk diajaknya berdebat.
Sejujurnya itu adalah mimpi, angin segar yang siap membuatnya melambung bagaikan Bunga
Angin.Putih dari Dandelion yang akan bersiap terbang. Lalu apa yang ia tunggu? ada seorang pria
yang dengan sukarela menunggunya?
Dengar, Yuu-ra~a! Didunia ini tidak ada yang namanya sempurna. Dan kau tau kesempurnaan
hanya milik Tuhan. Jadi, jika kau berpikir aku ingin menjadikanmu milikku karena kau cantik atau kau
sempurna. Apa yang kurasakan tidaklah akan bertahan lama. Pria itu menjelaskan, Kyuhyun sendiri
tidak tau apa yang tengah diucapkan itu benar atau tidak. Karena kalimat itu meluncur begitu lancar
dari mulutnya. Dia tidak takut lagi. Baginya gadis ini, dia yang bernama Yuu-ra, Kim Yuu-ra.. gadis
yang memiliki bagian terpenting dari hidupnya didetik pertama ia melihatnya. Gadis yang dia minta
menemaninya sejati.
Ya, aku mau. Sejujurnya itulah yang ingin dikatakan Yuu-ra. Tapi, tentu saja ada beberapa hal yang
membuatnya menyimpan kalimat itu untuk dikatakan.
Tidak, Kyuhyun~a.. ada seseorang yang akan tersakiti nantinya. ujar gadis itu Lirih.
Eun-so? aku akan memperkenalkan pada mu, tunggu saja.
*******
Seminggu setelah itu, Kyuhyun tidak pernah datang ataupun menemui Yuu-ra lagi. Rasanya hadis
itu hampir mati menunggu pria itu dengan kehadiran disisinya, seperti saat ini. Gadis itu hanya
melamunkan pria milik orang lain, dadanya sesak terus memikirkan lontaran demi lontaran kalimat
yang sempat ia bicarakan. Pria itu memberinya waktu memikirkan kembali untuk hidup bersama.
Jujur saja, tidak sulit menerima Kyuhyun dihidupnya. Pria itu tampan. Dan dia mencintai pria itu, lahir
batin jika ia ingin bersamanya. Tapi..?
Sebuah gerakan menyadarkannya dari lamunan. Suara lonceng pintu berdentang, tanda bahwa ada
pelanggan yang datang,
Eoso Oseyo. Sambutnya berdiri dari meja kerja tempatnya melamun lalu membungkuk memberi
sapaan hormat bagi sang tamu. Yuu-ra menajamkan matanya, jika ia tidak salah lihat itu adalah
Kyuhyun. Pria yang membuatnya pusing minggu-minggu ini dan jika matanya belum minus Pria itu
bersama seorang wanita.Gadis itu menggandeng tangan kanan Kyuhyun mesra. Sedangkan pria
lebih memilih menyimpan rapi tangannya didalam saku celana. Dan itu membuatnya terlihat angkuh.

Gadis itu cukup tinggi, cantik, kulitnya putih dan rambutnya panjang terlihat sangat terawat. Memakai
Mini Dress dengan warna soft Cream membuatnya anggun begitu pantas disandangkan dengan
seorang pangeran. Jadi, apakah dia Eunso? batin Yuu-ra dalam hati.
Annyeonghasseo.. Joneun Yang Eun-so imnidda. Sapa Eun-so sambil menundukkan kepalanya
sebagai tanda hormat.
Ah! nde.. Annyeonghasseo, Naneun Kim Yuu-ra ieyo. Bangapseumnidda. Jawab Yuu-ra
menyunggingkan senyum tipis yang membuat Kyuhyun meliriknya. Yuu-ra mendelikkan matanya ke
arah Kyuhyun menginterupsinya agar pria itu tidak berbuat hal yang macam-macam.
Eun-so yang melihat kedua orang itu saling berpandangan dalam diam menjadi bingung sendiri,
kalaupun ia tidak bisa melihat bahkan ia tak ingin melihat. Tatapan Kyuhyun.. sangat berbeda ketika
pria itu memandang Yuu-ra. Mata itu begitu saling mengikat seakan-akan keduanya tidak ingin ada
tembok pemisah. Bahkan jika terjadi tsunami ataupun gunung meletus ia yakin mereka tidak akan
tau. Selama beberapa detik Eun-so bingung sendiri, bahkan setelah gadis itu melepaskan
genggaman tangan yang ia kaitkan tadi pada lengan Kyuhyun, Pria itu tetap tidak bergeming sama
sekali.
Sepertinya kalian begitu mengenal satu sama lain dengan begitu baik. Ujar Eun-so memecah
keheningan. Sontak saja dua insan itu langsung merubah pandangan mereka dan akibatnya hanya
ada rasa canggung.
An..Animnidda. Bukan apa-apa, kami ini hanya teman. Antara pelanggan dan penjual. Ucap Yuu-ra
seadanya, sejujurnya dia sendiri bingung harus berkata apa. Dan bodohnya kenapa dia harus
menekankan kata 'teman', karena sialnya Eun-so sudah menyadari itu.
Kyuhyun masih memilih bertahan dengan diamnya, karena inilah yang dia maksud.
Memperkenalkan Yuu-ra pada Eun-so, agar gadis itu tau itu, betapa hatinya hanya bermuara di satu
tempat, agar Eun-so mau melepasnya tanpa pria itu harus menyakitinya ataupun menolak secara
langsung. Harapan semoga gadis itu peka akan apa yang terjadi sekarang.
Aku suka bunga yang kau rangkai, itu mempunyai arti yang sangatdalamBunga Krisan yang
sederhana namun ceria dan Bunga Mawar yang elegant berbentuk pengokohan. Ujar Eun-so.Yuura tersenyum mendengarnya. Gadis itu lalu mempersilahkan tempat duduk untuk Kyuhyun dan Eunso. Menikmati pembicaraan yang seperti tiada akhirnya
Kyuhyun sendiri yang memilihkannya dan memesan khusus untukmu." Ujar Yuu-ra mengerlingkan
matanya, membuat Eun-so tersipu malu.
Kyuhyun menatap Yuu-ra geram, gadis itu benar-benar jauh dari ekspektasinya. Sebelumnya dia
mengira mungkin saja gadis itu bisa saja menangis ataupun menampilkan raut wajah yang sedih
hingga dapat membuat Eun-so merasa bersalah. Tapi, nyatanya itu tak dapat diharapkan sama
sekali.
Benarkah? tapi, pria ini tak pernah menceritakannya padaku? Ujar Eun-so prihatin sembari melirik
Kyuhyun dengan sikap masa bodoh, atau pria itu sengaja berpura-pura tidak mendengarkan.
Hei~ tentu saja dia malu. Kau tau kan Pria memang memang memiliki ego yang besar untuk
sekedar mengakui sebuah kenyataan dari dalam hatinya Ujar Yuu-ra menambahkan.
Kyuhyun menatap Yuu-ra iba, pria itu berharap gadis itu segera menghentikan kegilaan ini. Dia tidak
sudi dipuji dengan cara ilegal seperti itu. DanBersikap seolah tidak perduli, Yuu-ra terus saja
mengoceh yang tidak-tidak tentang pria itu.

Sejujurnya kami datang untuk menyampaikan beberapa hal pada mu. Ucap Eun-so, dari
kalimatnya itu terdengar suara yang sangat membahagiakan, wajahnya terlihat berpendar cerah
membuat pipinya merona merah.
*********
Ya, Aku akan menikah akhir musim semi ini, lalu tinggal di Jepang. Ujar Kyuhyun datar. Seperti
biasa menghabiskan waktu sore di Coffe-shop bersama Yuu-ra. Mendengar ucapan pria itu
membuat tubuh Yuu-ra lemas, atau kalaupun bisa dia ingin berpura-pura tidak mendengarnya. Tapi,
bagaimana? kenyataan bahwa udara dan angin itu tidak cukup kuat menerbangkannya. Jadi,
apakah dia harus mengejar angin yang mulai menjauh itu?
Kyuhyun menatap Yuu-ra lekat-lekat, berharap ada satu huruf saja keluar dari mulut gadis itu. Cinta
memang telah membutakan hati pria itu, secara fisik mungkin Eun-so lebih cantik, tinggi dan berasal
dari keluarga baik-baik. Lalu apa yang membuatnya menyukai Yuu-ra? Gadis itu bodoh, tidak cantik?
tidak bisa merawat dirinya sendiri dengan baik? dan dia.. dibesarkan di Panti Asuhan. Sesuatu yang
mungkin jauh dari tingkat layak bagi ayahnya.
Pria itu mengalihkan pandangan ke arah pelataran Kafe. Pikirannya menerawang jauh, Mungkin ini
memang bukan Cinta pertamanya atau Pria itu tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Pria itu,
-Kyuhyun hanya merasa gadis inilah yang bisa dilihatnya kelak dimasa depan, dia -Yuura, tidak
perduli gadis ini cinta pertamanya atau tidak? Dia hanya ingin melihat gadis itu bersamanya.
Menikahlah bersamanya. Ujar gadis itu, bekerja sekeras mungkin mengontrol pita suaranya agar
tidak terdengar memilukan.
Bukan itu yang ingin ku dengar, Yuu-ra~ya. Pinta Kyuhyun memelas, dan itu terdengar bukan
seperti dirinya. Kau tau? Aku bukan tipe orang yang dengan mudah menyatakan perasaan secara
nyata. Bagiku itu sangat memalukan, tapi aku melakukannya dan sekarang dengan jelas kau
menolak ku?
Aku tidak bermak...
Dengarkan aku! Sentak Kyuhyun setengah berteriak, membuat tamu lain dalam Kafe itu
menatapnya penuh minat. Kyuhyun membuang nafas frustasi, serendah mungkin dia kontrol
emosinya yang hampir saja meledak. Pria itu tidak marah pada Yuu-ra, sama sekali tidak, ia hanya
bermaksud melangkah bersama wanita ini dimasa depan. Bukan yang lain. Kyuhyun menatap Yuura nanar. Bersalah, pertama kali dalam hidupnya ia merasa sebegitu menyesal dan takhluk.
Mianhae.. Ujar Pria itu lirih begitu melihat genangan air yang terkumpul begitu banyak dimata Yuura. Dan sebelum airmata itu jatuh segera disapunya dengan jari-jemarinya yang begitu cekatan
bergerak hingga sisa-sisanya benar-benar hilang.
Gwaencha-seumnidda. Aku ini cengeng sekali, ya? Hem?! Ujar Yuu-ra kembali menatap Kyuhyun
dengan senyuman yang begitu mendamaikan.
Katakan.. jebal padaku sekali saja. Mohonlah agar aku tidak pergi. Maka aku tidak akan pergi.
Katakan padaku, Yuu-ra~ya.. Pinta Kyuhyun memohon sembari meraih kedua tangan Yuu-ra diatas
meja. Aku hanya ingin mencoba menjadi Anginmu, kau tau kan apa artinya? lanjut Kyuhyun
tertunduk dan melepas genggaman tangan gadis itu pelan. Rasanya ia ingin sekali menyerah tapi
tidak bias, karena tujuannya adalah gaid ini.
Yuu-ra menarik kedua sudut bibirnya membentuk busur,

Jadi, kau sudah tau Apa itu Dandelion si bunga Angin? terdengar seperti sebuah tanda pengertian
dan perhatian yang ditujukan pada Kyuhyun.
Kyuhyun~a, menurutmu bagaimana Dandelion itu? tanya Yuu-ra membenarkan posisi duduknya
dan sesekali mencuri-pandang kearah setiap sudut pandang Kafe.
Bunga Rapuh yang kesepian dan menyedihkan. Jawab Kyuhyun jujur dan tentu saja dengan
kening berkerut.
Kau salah Kyuhyun~a..Dandelion adalah bunga yang kuat, meski putiknya sangat rapuh jika
diterjang angin namun kenyataannya Dandelion memang ditakdirkan hidup bahagia? Ujar Yuu-ra
menjelaskan.
Apanya yang bahagia kalau tubuhnya saja hancur. Bantah Kyuhyun tidak menerima penjelasan
Yuu-ra.
Kau ingin jadi angin, kan? bukankah itu juga akan menghancurkan Dandelion, menghancurkan ku,
eoh?
Tidak! Ucap pria itu gusar
Angin adalah Kesempatan, suatu siklus yang membawa Dandelion pada tanah lapang yang
akan ia tinggali nanti, dan aku ingin kau menjadi Hal yang lapang itu untuk menerimaku. Semua hal
itu tidak akan tertebak.. Dandelion adalah bunga rapuh, ya itu benar. Tapi, taukah kau tangkai itu
sangat kuat hingga jika kau memetiknya saja dengan bertelanjang tangan itu akan membuat tangan
mu memerah. Kyuhyun dengarkan aku, Ketika kau melihat Putik itu beterbangan apa yang kau
rasakan?
Bebas?
Benar, dan seperti itulah hidup Dandelion. Mungkin sekarang ini angin kuat sedang menerjang ku,
kemudian terombang-ambing dan melayang di angkasa. Namun, taukah kau bahwa itu rasanya
bebas. Bunga kecil yang mencapai tempat tertinggi. Maka dari itu ada sebagian teori yang
menyebutkan Dandelion adalah Bunga Harapan dan Bunga Kehidupan. Karena setelah jauh terbang
ia akan terjatuh dan memulai siklus kehidupan baru hingga ia berbunga sebagaimana Dandelion
berwarna kuning merekah. Anggap saja aku akan datang padamu atau kau yang sedang menunggu
takdir itu datang. Sekarang apa kau sudah mengerti?
*********
Hari pernikahan itu tiba. Disana seorang pria tengah menunggu wanita yang sama sekali tidak
dicintainya. Wanita yang tidak ada dalam bayangan masa depannya.
Dari depan altar ia justru melihat seorang gadis yang selama ini ia kira adalah takdirnya. Berjalan
menuju kearahnya bertindak sebagai pengiring dengan senyum paksa, dia terlihat tegar. Dari
matanya terlihat layu, mungkin habis menangis semalam. Tapi, make-up itu merubah gadis itu
menjadi sosok orang lain.
Mengenakan baju terusan, putih, dan high-hels mewah berwarna senada. Pria itu jadi berpikir mungkin akan lebih pantas jika pengiring itu saja yang menjadi pengantinku*******
Upacara pernikahan selesai, tidak ada keajaiban sama sekali seperti yang diharapkan Kyuhyun.
Pernikahan yang tidak diharapkannya terjadi, membuat rasa sesal membuncah dihati pria itu;

Ini tidak seharusnya terjadi. Ujarnya pada dirinya sendiri dibawah sebuah pohon Maple yang
berdiri jauh dari keramaian.
Apanya yang tidak terjadi? sapaan dari seorang gadis dengan suara yang sangat dihafalnya
terdengar nyaring ditelinganya. Kyuhyun memutar tubuhnya memandang pemilik suara itu.
Yuu-ra? Desahnya tertahan. Gadis itu berjalan mendekati Kyuhyun, membenarkan Tuxedo
hitamnya, merapikan letak dasi dengan baik, lalu menyibakkan rambut pria itu agar terlihat pantas.
Digerakan tangannya kebawah, dibelainya dada bidang pria itu sembari berpesan;
Cukkahandda. Hidup dengan baik, berbagi dengan baik, selalu jaga kesehatan dan
berbahagialah..hm?! Yuu-ra tersenyum, bermaksud meringankan beban yang sedang ditanggung
pria ini, ia tau benar bahwa pria ini sedang merasa tidak yakin sekarang. Rasanya ada yang
mendesak keluar dari kedua matanya tapi gadis itu mencoba menahannya sekuat mungkin. Sudah
cukup tangisannya semalam memenuhi wajahnya, dan ia rasa itu tidak perlu lagi.
Alih-alih bertahan dengan egonya, ia justru mendapati Kyuhyun berlinangan airmata yang tidak
sengaja terjatuh ketangan gadis yang tadinya masih tertunduk memegangi kerah tuxedo Kyuhyun.
Kau Menangis?" tanya Yuu-ra mendongakkan wajahnya memandangi Kyuhyun.
Lihat apa kau? Dasar gadis bodoh! Aku tidak menangis, aku hanya... Kyuhyun menanggalkan
kalimatnya begitu saja. Ditariknya gadis itu ke dalam pelukannya, mendekapnya penuh hangat,
mencurahkan rasa sesak yang terus-menerus timbul.
Saranghae.. Saranghae.. Saranghae.. bisik Kyuhyun tepat ditelinga Yuu-ra membuat pertahanan
gadis itu runtuh seketika, namun sebelum Kyuhyun melihatnya gadis itu cepat-cepat menghapusnya
agar tidak menambah beban penyesalan pria itu.
Sementara itu ditempat lain, terlihat ada seorang pria paruh baya melihat kejadian tersebut.
Bermaksud pergi kedapur namun justru yang didapati pria paruh baya itu melihat putranya memeluk
gadis yang bukan menantunya. Tidak berniat menganggu sedikitpun, baru pertama kali dalam
sejarah putranya itu menangis hanya untuk seorang gadis. Dan itu membuat pria paruh baya itu
menjadi sosok seorang Ayah yang kejam.
Appa.. panggil Ahra, noonanya Kyuhyun mendekati Appanya memandang keluar jendela.
Siapa gadis yang berhasil membuat pria angkuh itu menangis? tanya Mr. Cho pada anak
perempuannya.
Ah.. Chogi.. Kalau tidak salah namanya.. Yuu-ra. Kim Yuu-ra, gadis yang beberapa waktu lalu
menolk KYuhyun demi alas an menghormati keputusan Appa. jawab Ahra sembari melihat keluar
mengikuti tatapan Appanya.
*******
Dandelion was successfully flown
Reaching the highest peak in the sky
Waiting for the day when she can find her airy living soil
Sudah sekian tahun semenjak Kyuhyun menikah. Tapi, gadis itu -Yuu-ra tetap saja merasa bayangan
pria itu masih terasa nyata. Ingin sekali rasanya beraktivitas dan melakukan hal-hal seperti biasa,
sebelum pria itu muncul dikehidupannya dan merubah separuh dari hidupnya. Berpura-pura bahwa
pria itu mungkin tidak pernah ada. Tapi, tetap tidak bisa dan ia tau itu tidak akan pernah bisa.

Kemudian anehnya itu tidak pernah ia sesali sama sekali. Untuknya Kyuhyun adalah anugrah,
Hadiah terindah yang dikirimkan Tuhan untuk dirinya. Namun, anggap saja hadiah itu belum berhasil
ia genggam.
Musim Dingin ini, di Coffe-shop tempat yang menyimpan banyak kenangan, ditempat duduk yang
sama, diwaktu yang sama yaitu senja hari dengan kapasitas orang yang tidak terlalu ramai. Aroma
tempat itu tetap sama, yang membedakan adalah pria itu sedang tidak ada dihadapannya saja. Yuura terduduk sendiri. namun, kenyataan bahwa ada dua cangkir Kopi menghias meja gadis itu, meski
ia tau dia sedang sendiri. Yuu-ra tetap menganggap Kyuhyun tetap bersamanya meski dengan
bayangan-bayangan diotak yang mulai melupakan wajah pria itu.
Kyuhyun~a, Saengil Cukkahamnidda." Ujar gadis itu tertunduk. Menganggap bahwa pria itu
sedang Duduk dihadapannya, memandangnya lekat-lekat, dan mendengarkannya berbicara.
Hei, gadis bodoh sedang berbicara dengan siapa? Terdengar sebuah teguran dengan suara yang
terdengar familiar ditelinganya.Yuu-ra mengangkat kepalanya bingung, antara nyata dan tidak nyata
ia merasakan kehadiran pria itu. Namun, sepeti tidak mungkin.Yuu-ra mendesah pelan, ia hanya
bermimpi ternyata atau suara tersebut hanya halusinasi akibat dia terlalu merindukannya?
Aku disini, Nona Pabo. Dengus Kyuhyun kesal. Kali ini suaranya lebih terdengar teriakan daripada
sekedar berujar.Yuu-ra memutar tubuhnya kearah belakang kemudian berdiri secara perlahan.
Didapatinya seorang Pria dengan balutan jaket tebal dengan scarft yang menutupi sebagian dari
wajahnya.
Kyuhyun~a.. Ujar gadis itu lirih, terdiam ditempat dengan sejuta perasaan yang meledak-ledak
dihatinya.
Appa, siapa orang itu? Kata seorang gadis kecil berusia 4 tahun yang mengenggam tangan
Kyuhyun erat. Sepertinya ketakutan. Yuu-ra sedikit terkejut mendengar kata Appa keluar dari mulut
gadis itu. Jadi, apakah itu putrinya? Tapi, itu bukanlah hal yang mengejutkan pula. Kyuhyun sudah
menikah wajar kalau dia sudah memiliki anak.
Kau terkejut aku sudah memiliki seorang putri? tanya Kyuhyun sambil menyeruput kopi yang mulai
mendingin. Seperti biasa ekspresinya sangat datar dan terlihat dingin. Gadis itu jadi berpikir, apa
pria itu tidak mempunyai ekspresi?
Kau sudah menikah, apanya yang terkejut? itu wajar. Jawabnya bohong, setidaknya setidaknya itu
berhasil menutupi kecemasannya terhadap pria ini.
Kau bahagia? Putrimu cantik sekali, Seperti Ibunya. Puji Yuu-ra sambil memandang Eun-ra gadis
kecil itu yang sekarang tengah sibuk memasukkan beberapa potong Wafel ke dalam mulutnya yang
mungil.
Jaga bicara mu Nona Kim? Kau bisa saja membuat putriku tersedak mendengarmu berbicara yang
tidak-tidak. Ujar Kyuhyun memperingatkan
Apanya yang tidak-tidak? bukankah aku berbicara apa adanya?
Dengarkan aku, kau tidak tau apa-apa. Bahkan mungkin sudah menghilangkan banyak memori
otakmu, jika kau masih saja menganggap Eun-ra mirip ibunya? Bantah Kyuhyun.
Yuu-ra terdiam, mengamati setiap detail wajah gadis kecil itu. Sejujurnya dia tidak teringat akan
seperti apa wajah Eun-so dulu, yang ia bilang hanya menebak-nebak saja. Gadis itu kecil itu
mendongakkan kepalanya menatap Yuu-ra, bahkan gadis sekecil ini sangat peka melihat dirinya
diperhatikan. Yuu-ra mengambil beberapa potong tisu lalu membersihkan mulut Eun-ra dengan
lembut.

Eun-ra adalah anak adopsiku. Kata Kyuhyun akhirnya, sejujurnya ia merasa berat
mengucapakannya karena ia memang tak pernah berkata demikian. Baginya Eun-ra adalah malaikat
kecil yang ditakdirkan untuk menemaninya, bukan sebagai anak angkat. Yuu-ra mendelik tajam,
memberi isyarat agar Kyuhyun segera menghentikan ucapannya didepan gadis kecil itu, memohon
dengan tatapan -jangan bicara lagi- Kyuhyun mendesah, ditingkat kesadarannya yang tinggi ia
melanjutkan kisahnya;
Kata Orang seiring berjalannya waktu itu akan membuat orang yang tidak biasa jadi terbiasa. Ya,
mungkin untuk sebagian orang. Tapi.. aku tidak bisa. Mungkin karena aku bodoh atau cinta itu terlalu
membodohkan? Sudah ku bilang aku ingin memiliki banyak waktu seperti yang ku inginkan bersama
mu. Kau menolak, dan aku sama sekali tidak pernah sekalipun menyentuh Eun-so. Tidak, bukan
karena berat.. hanya tidak bisa saja. Dan akhirnya setelah 6 bulan hidup berdua kami sepakat
mengambil seorang bayi.
Gadis kecil ini, tenang saja dia tidak terlalu paham aksen Seoul, jadi mungkin dia tidak akan
mengerti. Kami mengambilnya diKorea, karena waktu itu kami sempat kembali. Dan, kau bisa
menebaknya. Aku mencarimu dan mereka bilang kau sudah tidak ada, pindah ketempat yang satu
orangpun tidak mengetahuinya. Aku berpikir.. ah baiklah mungkin dandelion itu berhasil terbang
setelah dia menghancurkan dirinya sendiri. Dan, yang ku tau sekarang dia sedang melayang-layang
diudara.. hingga dia menemukan peraduan yang ditunggunya, atau mungkin saja putiknya itu akan
jatuh ke tanganku.. lalu tumbuh kembali.
Kyuhyun~a.. Ujar Yuu-ra menginterupsi. Sadar atau tidak dia berharap Kyuhyun menarik
kalimatnya, karena itu tidak mungkin.
Apa? Kau mengira aku bercanda?
Tidak. Bukan itu maksudku.. Aku hanya.. Yuu-ra menghentikan kalimatnya, ia memandang kesanakemari dengan perasaan gusar. Tidak tau harus berkata apa. Dibalik meja yang cukup tinggi itu dia
meremas tangannya yang gemetar lemas.
Aku sudah terang-terangan meminta mu kembali, apa yang kau pikirkan lagi? lanjut pria itu
menekan setiap kalimat yang terlontar dari mulutnya
Chogi.. Eun-so? Tanya Yuu-ra cepat
Ah.. Kau takut akan ada yang tersakiti, eoh? Ujar Kyuhyun sambil membenarkan cara duduk
putrinya
Kami bercerai. Lanjut pria itu santai, berbeda dengan Yuu-ra yang menatap menyelidik
Kau yang menceraikannya? Kata Yuu-ra memicingkan mata
Bukan, dia yang meminta cerai dariku. Dia bilang aku ini adalah batu yang dipahat sempurna
kemudian memiliki kesempatan untuk hidup. Maksudnya adalah aku sangat kaku, dan angkuh.
Mungkin itulah alasan kenapa dia ingin bercerai.. Jelas Kyuhyun mantap
Tapi,....... ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan dengan mu.
Katakan?
Aku.. sejujurnya aku sudah menikah Kyuhyun~a. Ujar Yuu-ra dengan suara yang terdengar seperti
sebuah penyasalan
Deg!
Kyuhyun membeku, tubuhnya terasa menegang mendengar kalimat yang terlontar dari mulut gadis
itu, didetik pertama ia terasa mengambang. Rasanya ingin sekali menghindari kenyataan itu.
Kyuhyun mendesah pelan.. tidak tau harus berkata apa.

Benarkah? Ujarnya terlihat lelah


Tidak! Aku berbohong. Jawab gadis itu Cekikikan
Apa?! HYA! Gadis Gila, kau mau mati, eoh? Umpat Kyuhyun kesal
Saengil Cukkahandda. Seru gadis itu gembira, sedangkan Kyuhyun mengalihkan pandangannya
ketempat lain. Sedikit kesal. Pria itu tidak habis pikir saja baru pertama kali ini dia dibullying hinga
rasanya ingin mati
Kyuhyun~a panggil Yuu-ra merajuk, mianhae.. Lanjutnya lagi dengan senyum yang mengias
manis diwajahnya. Yuu-ra berdiri, mendekati Kyuhyun lalu memeluk lehernya dari belakang.
Kyuhyun berusaha menghindar dari wajah gadis yang sedang menempelkan pipi mereka satu sama
lain.
Pria itu memalingkan wajahnya ke kanan membuat Yuu-ra memutar tubuhnya lalu berdiri tepat
dihadapan pria itu. Ditangkupnya pipi Kyuhyun dengan tangannya yang dingin, lalu mengecup bibir
pria itu 1/4 Detik. Membuat sang empunya menginginkan lebih.
Saranghae. bisik Yuu-ra sambil menempelkan kedua kepala mereka
Appa... Celetuk Eun-ra yang membuat Kyuhyun dan Yuu-ra tersentak dan menghentikan ciuman
mereka.
-ENDKyuhyun..
Aku berpikir jika saja aku dapat mengendalikan angin, aku ingin sekali memipin angin-angin untuk
membawa mu kepadaku.
Yuu-ra..
Terbang tinggi menggapai angkasa, bunga kecil yang tidak berarti itu telah membawaku ke dalam
kehidupan baru. Bermekaran sebagaimana ditakdirkan dan seperti aku yang beruntung datang lagi
kepadanya.
Tidak ada akhir yang berbahagia selamanya, seperti hidup kita, ketika kita mencapai akhir siklus
akan dimulai lagi. Kesempurnaan bukanlah apa-apa jika kau tidak mengerti kebahagiaan.
Epilog
Aku masih tidak mengerti kenapa Eun-so begitu menyukai bunga dari mu?
Mawar adalah Cinta, dan itu sudah sangat dimengerti, Krisan..
Krisan adalah..?
Takdir.
Jadi, kau dengan suka rela menyerahkan pria yang hidup untukmu kepada orang lain?
Hahahaha..
Jangan tertawa, itu tidak lucu, tau.
Aku hanya ingin melihatmu menangis sekali lagi. kKkkkkkk~!!
HYA! Cho Yuu-ra!!! berhenti meledekku.
Fin.

Remember I'm Your


Husband

Title: Remember, I'm your husband


Genre: Romance, Merriege Life, Friendship, dll
Cast: -Cho Kyuhyun
- Kim Yumi as You
- Baek Su Ji a.k.a Suzy
- Park He Ra (OC)
- Lee Donghae
- Lee Sungmin
Desclaimer : Ini ff murni dari otak mimin, yaa walaupun ada beberapa film yg menjadi inspirasi
mimin tapi mimin usahain pasti beda. tapi asli nya ini murni dari otak mimin. jadi NO COPAS NI
PLAGIATOR!!! and don't forget to Read Cimment Like Be carefull to TYPO's !!!
-Happy Reading#part 1
'Cinta pasti akan timbul jika dua insan saling hidup bersama. Kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki itu bukan menjadi perbedaan tapi untuk saling melengkapi satu sama lain dan mengisi
kekurangan. rasa cemburu pun juga akan menjadi penghias dari isi sebuah cinta'.
----Nampak seorang wanita setengah baya keluar dengan muka yang putus asa, mengelap dahinya dan
menghembuskan nafas kasar. dan di hadapannya kini nampak seorang gadis yang tengah melipatkan
lengan baju nya seperti orang yg sudah siap untuk berperang disertai evil smirk yang ia miliki.
"Eommanim, aku yang akan mengatasinya!" ucap yeoja itu mantap, kemudian melangkah layaknya
preman pasar, menendang pintu sebuah kamar dengan keras dan kemudian melangkah masih
dengan evil smirk yang ia miliki.
dan di dalam kamar itu, nampaklah seorang namja yang masih sibuk berada dalam alam mimpinya
dengan posisi tidur telungkup, rambut coklatnya yang berantakan dan selimut yang sudah tak
terposisi dengan benar. walaupun nampak berantakan, tapi namja itu tidur dengan tenang layaknya
bayi yang tak mempunyai dosa. membuat siapapun akan mengira bahwa ia adalah sosok yang
lembut.
tapi berbeda dengan yeoja yg sudah berada di hadapannya, ia tengah berdecak pinggang kemudian
menarik nafas yg panjang, mendekatkan mulutnya ke arah telinga namja itu, dan..
"CHO KYUHYUN IREONAAAAA!!!"
suara yeoja itu amat keras sampai2 burung yang sedang bersantai di dahan pohon segera terbang
karena ketakutan. tapi, namja ini hanya berdecak dan masih menutup matanya, mungkin namja ini
sudah kebal.
"M..mwo ?! ia tidak bangun ?!" yeoja ini hanya bisa mengangakan mulutnya saat namja di
hadapannya tak kunjung bangun. dan jujur saja, suara yeoja ini sudah hampir habis karena

berteriak sekencang tadi.


maka dengan perasaan kesal, yeoja ini pun membisikkan sesuatu ke telinga namja yang bernama
Kyuhyun itu, kemudian mengendus kesal dan kembali turun ke lantai bawah.
"Eottokhae ? apa ia sudah bangun ?" tanya wanita paruh baya itu di meja makannya.
"Aniya eommanim, tapi tenang saja, sebentar lagi ia akan turun" sahut yeoja ini santai.
dan benar saja, selang waktu 10 menit kyuhyun pun segera turun dari kamarnya dengan keadaan
sudah memakai seragam sekolah namun dengan rambut yang belum di sisir dan dasi yg belum di
pasang. wajahnya nampak syok, namun ketika melihat yeoja yg membangunkannya tadi masih
duduk tenang di meja makan, ia pun segera kembali memasang tampang dinginnya.
"Ahh kyunie, kau sudah bangun, kajja sarapan" ajak Ny.Cho selaku ibu dari Cho Kyuhyun, namun
kyuhyun hanya diam dan kemudian melirik yeoja itu sebentar.
"Kajja pergi" datar kyuhyun kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu rumah.
"Aishh eommanim, aku pergi sekolah dulu ne ? paii !!" pamit mu kemudian mengikuti kyuhyun dari
belakang.
---"Ini sisir" sebuah sisir kau berikan pada kyuhyun yang tengah sibuk menyetir, namun namja ini
hanya melirikmu sebentar kemudian kembali fokus pada jalanan, "apa aku harus menyisirkan
rambutmu ?" lanjut tanyamu lagi dengan nada yg ragu-ragu. namun lagi-lagi namja ini diam
membuatmu mengendus kesal, kemudian menarik tas nya dan memasukkan sisir itu ke dalam
tasnya.
"Aku sudah meletakkan sisir di tas mu, jadi saat di kelas nanti, menyisirlah.. aku tak ingin suamiku
terlihat jelek" nasihatmu di akhiri dengan ledekan di akhirnya, namun namja disampingmu ini tak
menghiraukanmu dan terus fokus menyetir.
-You POVBeginilah kami, aku dan Cho Kyuhyun, sepasang suami istri yang sudah menikah 4 tahun yang lalu.
saat itu aku berumur 13 tahun dan aku masih terlalu polos untuk mengerti tentang pernikahan, dan
aku juga tak terlalu mengerti tentang apa itu cinta. tapi kini umurku sudah 17 tahun dan aku sudah
mengerti semuanya, pernikahan dan cinta.
jika kalian bertanya mengapa seorang yeoja biasa seperti ku bisa menikahi pangeran tampan yg
super kaya seperti ini, itu karena sebuah takdir. appa dan eomma bersahabat dengan Ny dan Tuan
Cho sudah sejak lama. namun sebuah kejadian naas menimpa keluargaku, saat itu kami hendak
pergi berlibur ke sebuah taman dan piknik. namun tiba-tiba sebuah mobil truk datang dari arah
kanan kami dan menabrak mobil bagian kanan membuat mobil kami terpental dan berguling-guling.
disitu aku dapat melihat dengan jelas, kepala appa yang sudah membentur keras kemudi dan
eomma yang masih saja terus melindungiku di pelukannya.

Sampai pada akhirnya aku tak sadarkan diri. dan ketika aku tersadar, aku sudah berada di rumah
sakit dengan kondisi tangan kiri dan kaki kanan yang patah karena terhimpit bagian-bagian tertentu
mobil. dan wajah yg pertama kali ku lihat adalah Eommanim, ia menatapku sendu dengan mata yg
sembab dan abbeoji yg tengah memeggang tanganku erat kemudian berkata "Kau akan jadi keluarga
kami, kami akan mengurusmu nak" ucapnya mantap. membuatku tau akan sesuatu yg telah terjadi
saat itu. ya, kedua orangtuaku meninggal, meninggal akibat insiden kecelakaan tersebut.
Hingga akhirnya aku pun di bawa ke kediaman keluarga Cho yg super kaya ini. Seingatku, waktu itu
abbeoji mengatakan bahwa aku akan di jadikan anak angkat olehnya, namun eommanim segera
menepis dan mengatakan bahwa sebaiknya aku dinikahkan saja dengan putranya, karena jika aku di
jadikan anak angkat, mungkin saja kami akan saling mencintai dan tidak bisa di nikahkan. dan
karena keadaanku yg masih polos itu, aku pun dinikahkan oleh mereka dengan keadaan tak tau
sama sekali akan 'cinta'.
kemudian kami pun tinggal di rumah yg sama. sifat suamiku ini, kyuhyun. tidak pernah berubah, ia
masih saja dingin seperti saat pertama kali kami bertemu dan di nikahkan. tapi aku tak peduli akan
itu semua, aku.. Kim Yumi, mencintai namja yg berstatus suamiku ini. aku tak tau ntah ini cinta
atau bukan, aku tetap saja merasa nyaman bersamanya, dan saat aku jauh darinya, aku
merindukannya dan selalu mengkhawatirkannya. ntah ini karena kami yg selalu tinggal bersama
atau memang perasaan cinta, aku tak peduli. yg aku pikirkan hanyalah, aku ingin selalu
bersamanya dalam keadaan apapun dan tak peduli akan sifat dinginnya. karena bagaimanapun ia
tetap saja suamiku.
-Author POVKau pun turun dari mobil dan berjalan bersama dengan kyuhyun. hampir semua yeoja di sekolah ini
sangat mengagumi sosoknya. ia bak artis di sekolah ini.
"Kyuhyun-ah!! Saranghae!"
"Kyu.. jadilah namjachinguku!!"
"Kyu.. ini coklat untukmu, semoga kau suka!"
"Saranghae kyu! jeongmal saranghae!"
"Ini surat untukmu, kau balas nde ?!"
itulah teriakan-teriakan para penggemar sosok Cho Kyuhyun. bagaimana ia tak digilai semua yeoja
jika ia memiliki wajah yg tampan, sifat yg misterius, dingin, tinggi, tubuh yg tegap, dan berasal dari
keluarga kaya raya. ia bagaikan sosok pangeran di negri dongeng. sedangkan kau ? kau hanyalah
yeoja biasa, tak begitu cantik tapi memiliki wajah yg manis, bibir yg merah merona mata bulat yg
indah dan senyuman menawan. tapi bagi para fans kyuhyun, kau hanya di anggap sebagai saudara
sepupunya saja tak lebih.
ya, itu benar, pernikahan kalian tidak ada yg menhgetahuinya, dan kyuhyun pun pernah
mengancammu agar kau tak membocorkan pernikahan mereka, ntah apa yg ada di fikiran kyuhyun.
namun yg ada di pikiranmu hanyalah 'kyuhyun pasti malu karena menikah dengan yeoja biasa'. tapi
kau tak mempermasalahkan itu, karena menikah dengannya saja bagaikan sebuah mimpi indah
bagimu yg tak dapat di capai oleh yeoja2 lainnya.

dan seperti biasa, kyuhyun selalu mengantarmu sampai depan kelas dan mengatakan "belajar yg
rajin, dan jangan ceroboh" kemudian meninggal kan mu. dan setelah kyuhyun pergi, kelas pun
menjadi ribut dengan pujian2 mereka terhadap kyuhyun.
"Aishh kenapa sepasang suami istri seperti kalian ini nampak seperti orang biasa ?" keluh suzy
sahabatmu saat kau duduk di sampingnya.
"Jangan banyak bicara, ia memang seperti itu" dengusmu pelan kemudian kembali memainkan psp
mu.
---"Hei, itu sepupumu Yumi kan ? Aishh mengapa ia semakin manis di setiap harinya ? membuatku
seakan jatuh cinta akan pesonanya" sahut donghae menatap Yumi dengan pandangan jatuh cinta.
mendengar ucapan donghae membuat kyuhyun melirik donghae tajam, sekan ia ingin membunuh
donghae saat itu juga. bagaimana ia tak menatap donghae seperti itu ? bayangkan saja jika istrimu
sendiri dicintai oleh pria lain selain suaminya sendiri. melihat kejadian ini, membuat sungmin
berdehem sehingga perhatian donghae tertuju padanya.
"Hmm.. setelah pulang sekolah ini bagaimana kalau kita mengerjakan tugas bersama ?" dalih
sungmin tak sanggup melihat tatapan kyuhyun tadi.
ya, di antar mereka bertiga hanya sungmin yg tau tentang pernikahan kalian, karena sungmin
adalah sahabat kyuhyun sejak kecil. sedangkan donghae adalah sahabatnya sejak masuk SMA ini.
hanya sungmin yg tau sifat kyuhyun, hanya sungmin yg menjadi tempat curhatnya kyuhyun, dan
hanya sungmin yg menjadi penasihat bagi kyuhyun.
"Kyuhyun oppa, jadilah namjachinguku!" tiba2 saja seorang yeoja mendekati kyuhyun dan
memintanya menjadi namjachingunya. dan dengan jarak 2 meja dari kyuhyun kau dapat melihat
pemandangan ini. kau tak begitu marah karena ini adalah hal yg biasa bagimu. namun yg
membuatmu spot jantung adalah..
CUP
yeoja itu mencium pipi kyuhyun seketika dan itu terlihat dengan sangat jelas dimatamu beserta
seluruh isi kantin ini. sedangkan yeoja itu segera berlari sambil tersipu malu karena berhasil
mencium pipi kyuhyun, sedangkan kyuhyun sendiri jujur saja juga ikut tercengang dengan kejadian
ini. bagaimana tidak ? ada seorang yeoja yg berani mencium pipinya di tempat umum seperti ini.
sedangkan istrinya saja tak pernah mencium pipinya. Istri ? Ya istri ! astaga bagaimana bisa
kyuhyun melupakan hal penting ini. dan dengan segera ia membalikkan badannya melihatmu yg
masih syok dengan kejadian tadi dengan air mata yg tampak menggenang. menggenang ? ahh
ntahlah, ini terjadi tanpa kau inginkan. hatimu terasa begitu sakit dengan tiba-tiba sehingga
matamu mulai menghasilkan cairan bening itu.
walaupun dengan jarak yg di halangi 2 meja, kyuhyun dapat melihat cairan bening itu. dengan
segera ia pun berdiri menghampirimu yg masih terlihat syok. menarik tanganmu dan membawamu
keluar dari kantin ini menuju ke atap gedung sekolah.

di atap ini kalian sama2 diam, menikmati hempasan angin yg menerpa wajah kalian dan
menyibakkan helaian2 rambut kalian. kyuhyun memandang ke depan, walaupun sejujurnya ia
kerap kali melirikmu diam2. ntah mengapa terbesit perasaan bersalah di wajah namja ini. dan
tanpa kau perhatikan wajahnya, kau tau apa yg di pikirkan namja ini. sehingga kau pun menarik
nafas dalam dan menghembuskannya kasar.
"Jangan merasa bersalah, aku tau bukan kau yg salah, dan aku pun tak pantas untuk marah"
ucapmu membuka perbincangan.
"Kau istriku" jawab kyuhyun singkat dan dengan mudahnya kau mengerti apa maksud perkataan
namja ini. ya, ia membiarkanmu untuk marah. tapi kau hanya menunduk diam. jika bisa, tentu saja
kau ingin marah, bagaimana tidak ? suamimu sendiri di cium oleh wanita lain ? namun kau kembali
pada kenyataan kyuhyun tak meencintaimu dan seakan tak pantas jika kau marah padanya.
melihatmu yg terus diam membuat kyuhyun semakin merasa bersalah, ia pun melangkah
mendekatimu. ia tau kau merasa sedih dan sakit hati namun ia tau kau hanya merasa tak pantas
untuk marah. ia pun memeggang pundakmu membuatmu menghadap padanya. kyuhyun
menatapmu dalam dan kau pun juga balas menatapnya.
'mianhae' itu yg dapat kau artikan dari tatapan mata kyuhyun, dan dengan hembusan nafas kasar
kau pun mengangguk tanda kau memaafkannya. dan kau kembali menatap mata kyuhyun yg seakan
berkata 'jangan seperti itu lagi' dan seakan kyuhyun pun juga mengerti, ia pun mengangguk dan
mengacak rambutmu pelan. walaupun dengan ekspresi yg masih saja datar, kau dapat merasakan
kehangatan disana, di dalam hati kyuhyun.
dan beginilah kalian, tanpa perlu ucapan2 kata yg panjang seperti pasangan pada umumnya...
hanya dengan tatapan mata, kalian dapat berbicara dan mengungkapkan apa yg ada di benak kalian
satu sama lain. dan beginilah cara kalian berbicara, bukan dengan lisan tapi dengan mata.
To Be Continue..

[FF] kyuhyun gonna be a daddy~


Kyuhyun Gonna Be Daddy
Autor: Carmen
Genre: Romance, comedy, family, oneshoot
Cast : Cho Kyuhyun
Hwang Chaeri
Cho Ahra
Super Junior

Annyeong chinguddeul. Author balik lagi kali ini coba bikin oneshoot, maaf kalo
cerita dan judulnya nggak singkron. Jangan lupa kritiknya ya chingu. Happy
Reading!

~AUTHOR POV~
Kyuhyun dan Ahra sedang duduk di halaman belakang rumah orang tua
mereka, Schedulenya dengan Super Junior sedang kosong dan kakaknya sedang
berkunjung ke rumah orang tua mereka.
Bagaimana kehidupanmu? Tanya ahra.
Jauh lebih baik, fansku sudah mulai menerima Chaeri walaupun masih banyak yang
belum bisa menerima kalau aku sudah menikah ujar Kyuhyun tenang.

Magnae dari Super Junior ini memang sudah menikah sejak enam bulan
yang lalu, menyusul Choi Siwon yang menikahi kakaknya sendiri. Pada awalnya
keputusan Siwon untuk menikah mendapatkan reaksi yang sangat buruk, tapi ketika
elf mengetahui kalau Siwon menikahi Ahra yang tidak lain kakak dari Kyuhyun,
banyak elf yang merestui mereka. Dan tiga tahun kemudian Kyuhyun memutuskan
untuk menikahi kekasihnya Hwang Chaeri, dan Kyuhyun meyakini kalau elf akan
memberikan restunya sama seperti mereka merestui Hyung dan Noonanya.
Namun semuanya tidak semudah itu, Kyuhyun yang merupakan member
dengan fans terbanyak hanya berhasil mendapatkan amarah dari elf terutama
sparkyu. Tapi itu semua tidak mengurungkan niatnya, Kyu tetap menikahi gadis
yang selama ini selalu mendukungnya. Kyuhyun sangat mencintai Chaeri begitupun
sebaliknya, Chaeri selalu berada di samping Kyuhyun untuk mendukungnya . Gadis
itu bahkan tetap bertahan meskipun banyak mendapatkan hujatan dari fans
Kyuhyun yang tidak rela idola mereka menikahinya. Itulah Chaeri, ia selalu
mendukung semua yang Kyuhyun lakukan tanpa pernah mengeluh atau cemburu
dengan semua gossip yang menerpa kekasihnya, ia bahkan selalu menyuntikkan
semangat ketika Kyuhyun terjatuh atau merasa lelah dengan pekerjaanya dan itu
pula yang membuat Kyuhyun mantap untuk memperistrinya, Kyuhyun ingin Chaeri
selalu ada disampingnya.

Kau bahagia? Tanya Ahra lagi, Kyuhyun langsung mengangguk tanpa berfikir
lama.

Aku mempunyai istri yang sempurna, Super Junior masih bersinar, dan keluargaku
juga bahagia. Sepertinya semua sudah lengkap Kyuhyun tersenyum memandangi
Chaeri yang sedang bermain dengan bocah perempuan berumur hampir 3 tahun.
Masih belum lengkap sampai kau memberikanku keponakan Ahra tersenyum
memandangi putri kecilnya. Sedangkan Kyuhyun mendengus mendengar noonanya
membahas tentang masalah ini lagi.
Kami baru menikah enam bulan yang lalu, aku masih ingin pacaran dengannya.
Dan noona tau kan kalau aku tidak suka anak kecil.
Tapi kau menyukai Hye Eun, kau juga menyanginya Ahra masih memandangi
putrinya yang asik bermain.
Itu karena dia keponakanku, kurasa Chaeri juga belum menginginkannya. Kami
masih terlalu muda untuk menanggung tanggung jawab sebesar itu Kyuhyun
belum siap menjadi seorang ayah, ia takut kalau ia tidak dapat menghabiskan
waktu dengan buah hatinya karena kegiatan Super Junior yang super padat. Ia tidak
ingin buah hatinya nanti kekurangan kasih sayang seorang ayah karena terlalu
sering ditinggal bekerja.
Uncle Kyu, lets play with us Suara mungil itu menghampiri Kyuhyun dan menarik
tangannya. Kyuhyun langsung menuruti keinginan keponakannya.
Kau tau hidupmu akan terasa semakin lengkap kalau kau memiliki anak Kyu Ahra
hanya memandangi adiknya kini ikut bermain dengan Hye Eun dan Chaeri.

~Chaeris POV~
Seperti biasa Kyuhyun selalu disibukkan dengan schedule Super Junior,
apalagi mereka sedang mempersiapkan album ke 5 mereka. Dan Kyuhyun semakin
sering meninggalkanku di apartment ini sendirian, walaupun tidak jarang juga
member suju yang lain main ke apartment kami. Ya, aku dan kyuhyun sengaja
membeli apartment yang masih satu gedung dengan dorm suju, ini supaya Kyu bisa
lebih efektiv kalau-kalau mereka berkumpul.
Malam ini Kyu ada siaran radio bersama semua hyungnya di sukira, dan
berpesan padaku untuk tidak menunggunya pulang, tapi tetap saja aku tidak bisa.
Aku sudah mencoba untuk tidur tapi mataku tetap terjaga, akhir-akhir ini jadwalnya
terlalu sibuk dan aku takut kalau dia sakit. Berhubung aku tidak bisa tidur, jadi
kuputuskan untuk menonton dvd. Di pertengahan film bell berbunyi, itu pasti
Kyuhyun, siapa lagi yang bertamu tengah malam begini kalau bukan dia. Kubukakan
pintu untuknya dan melemparkan senyum pada suamiku.
Kau belum tidur? tanyanya sambil mengganti sneakernya dengan sandal rumah.

Tidak bisa tidur, sudah makan? ku bawa tasnya dan menaruhnya di kamar. Lalu
menyiapkan air hangat untuk mandinya.
Sudah, tadi Yesung hyung mentraktir makan di cafenya ia menelungkupkan
tubuhnya di kasur.
Mandilah dulu, setelah itu kau bisa istirahat sampai puas aku duduk di tepi
ranjang dan memijat punggungnya, berharap ini bisa sedikit menghilangkan rasa
letihnya. Lalu ia berbalik dan bangun, kini dia duduk terdiam dihadapanku.
Gumawo Jagi ia kemudian mendekapku hangat.
Cheonmaneyo, Sudah sana mandi aku tidak mau kau tertular bau seperti Hyukkie
oppa kulepas pelukannya dan mendapati Kyu yang sedang cemberut, persis
seperti anak kecil.
Cepat mandi Kyu, kalau tidak
Arasso nyonya Cho ia lalu masuk ke kamar mandi.

Aku bersandar pada kepala tempat tidur sambil membaca buku ketika
Kyuhyun selesai mandi, dia hanya berdiri di depan pintu kamar mandi
menggunakan training panjang abu-abu dan kaus oblong. Kemudian ia naik ke
tempat tidur dan berbaring di sampingku.
Kau tidak mengantuk? ia memiringkan tubuhnya sehingga dia bisa menatapku.
Tidak. Aku tidak bisa tidur aku tetap terfokus pada buku yang kubaca. Tiba-tiba
dia menarik bukuku dan menaruhnya di buffet yang ada di sampingnya.
Tidak baik membaca malam-malam ia menarikku sehingga aku ikut berbaring.
Tapi aku tidak bisa tidur Kyu kuhadapkan tubuhku ke samping dan kini aku bisa
melihat jelas wajah tampan suamiku.
Aku bisa menemanimu sampai pagi ia menyingkap rambut panjangku ke belakang
kupingku.
Kau butuh istirahat, tidurlah. Aku juga mau tidur ia tersenyum lalu aku
membelakanginya berusaha untuk memejamkan mata, sudah sepuluh menit tapi
tetap saja aku tidak bisa tidur. Tiba-tiba saja Kyuhyun memelukku dari belakang.
Bogoshippo ia membisikkan kalimat itu di kupingku, membuatku bergidig.
Na do Kyunnie gumamku pelan. Lalu ia membalikkan tubuhku dan mengurungku
di pelukannya.

Kenapa kau jadi manja begini? kuusap dada bidangnya, tumben sekali magnae
yang tidak bisa diam ini menjadi manja.
Hanya merindukan istriku, apa tidak boleh? bisa kurasakan ia mengecup puncak
kepalaku.
Bukan begitu, hanya saja hhmmfft ia sudah melumat bibirku dengan lembut dan
aku tidak memiliki alasan untuk tidak membalasnya, ciuman lembut itu kini berubah
menjadi French kiss.

Kyuhyun terlalu bernafsu menciumiku dan sekarang ia menopang


tubuhnya yang sudah berada di atasku dengan kedua tangannya. Aku mulai
kehabisan nafas dan mendorong tubuhnya agar aku bisa bernafas sejenak, dan ia
menyunggingkan senyum termanisnya dengan nafas yang memburu. Baru
beberapa detik aku merasakan udara di paru-paruku ia sudah kembali menciumiku
dengan ganas.
Kyu hhmmffftt kau hhmmffftt harus hhmmffftt istira.. aku tidak sanggup lagi
meneruskan kalimat itu karena Kyuhyun terus melumat bibirku, dan akupun tidak
keberatan dengan perlakuannya toh aku juga menginginkannya. Kemudian ia mulai
menciumi leherku dan melepaskan semua rasa rindunya.

Matahari pagi menyengat mataku, aku mengerjap pelan berusaha


menyesuaikan pandanganku. Bisa kurasakan deru nafas Kyuhyun yang teratur
menerpa bahuku yang tidak tertutup selimut, tangannya melingkari perutku, aku
bangkit perlahan supaya Kyu tidak terbangun dan beranjak ke kamar mandi.
Setelah membersihkan tubuh dan berpakaian, kulihat Kyuhyun masih
nyenyak dibawah selimut dan memeluk guling. Kupunguti pakaian yang berserakan
di lantai dan memasukkannya ke dalam mesin cuci. Dan aku mulai memasak, menu
sarapan kali ini hanya nasi goreng. Aku terlalu malas untuk membuatkannya
sarapan, ketika sedang mengaduk nasi tiba-tiba Kyuhyun memelukku dari belakang
dan menciumi leherku, membuatku kembali bergidig.
Sabarlah sedikit tuan muda, sarapanmu sebentar lagi selesai aku mematikan
kompor dan berusaha mengambil piring tapi Kyuhyun membuat konsentrasiku
terpecah. Tangannya mulai menjalar di dalam kausku yang kebesaran. Aku
berusaha melepaskan pelukannya secepat mungkin sebelum Kyuhyun melanjutkan
aksinya. Dan akhirnya aku bisa membuatnya mengentikan kegiatannya, aku mulai
menyajikan sarapan untuk kami tapi Kyuhyun hanya duduk terdiam di kursi
wajahnya terlihat murung. Kuletakkan dua piring yang ada di tanganku dan
menghampirinya.

Kenapa murung Kyu? Aku membelai rambutnya pelan. Tapi dia hanya diam,
memelukku dan menyandarkan kepalanya di perutku. Dia selalu ngambek kalau
keinginannya tidak dipenuhi, lebih parah dari donghae oppa. Kau kan harus
sarapan. Apa kau tidak lapar? ujarku setenang mungkin sambil memainkan rambut
coklatnya, ia kembali menggeleng lalu menarikku ke pangkuannya. Kau harus
menggunakan waktu kosongmu untuk hal yang lebih penting, jangan hanya
bermanja-manja denganku. Kau bahkan belum menyentuh gamesmu dari kemarin,
kurasa mereka sudah meraung-raung meminta dimainkan aku menelusuri hidung
mancungnya, berusaha mengalihkan fikirannya pada games-gamesnya.
Kau kan memang lebih penting dari apapun, dan kurasa mereka bisa menunggu
beberapa jam lagi aku hanya menghela nafas dan memejamkan mata ketika ia
menecup bibirku lembut.
Jagi~~ kubuka mataku ketika dia melepaskan ciumannya dan mendapatinya
menatapku dengan puppy eyesnya. Ash aku paling tidak bisa melihat puppy eyes
yang hanya dikeluarkannya ketika menginginkan sesuatu.
Ara ara kemudian senyum evil kebanggaannya terpampang jelas diwajahnya yang
tampan dan sedetik kemudian ia menggendongku ke kamar sambil tetap
menciumiku, aku hanya memejamkan mata menikmati penjajahannya di tubuhku.
Bisa dipastikan kalau tubuhku akan remuk beberapa jam lagi -.-

Sudah siang tapi beruntungnya sekarang hujan mulai mengguyur seoul,


Kyuhyun memeluk pinggangku dan menempelkan dagunya di bahuku, aku hanya
menatapi langit-langit kamar. Ia menoel-noel pipiku dengan telunjuknya sehingga
aku menatapnya.
Kau tidak suka? dan aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan bodohnya,
bagaimana mungkin aku tidak menyukai semua yang dilakukannya padaku.
Tapi kenapa kau diam saja dari tadi? Mianhe, aku terlalu memaksakan... aku
membungkam bibirnya dengan telunjukku.
Kenapa kau minta maaf? Bukankah ini tugasku sebagai istrimu? Aku senang kalau
kau juga senang senyum tulus terpampang di bibirku.
Gumawo Jagi~ya ia tersenyum riang lalu mengecup pipiku lembut. Sekelebat
wajah kecil dengan mata bulat dengan warna coklat dan kulit putih pucat dan
rambut gurita coklat dengan senyuman termanis tiba-tiba terpampang di pikiranku,
Kyuhyun kecil.
Jagi wae? Kyuhyun membuatku tersadar dari lamunannya, ia melambai-lambaikan
tangannya di depan wajahku.

Aniyo, aku lapar. Sebaiknya kita makan siang sebelum magh mu kumat aku
bangkit menuju kamar mandi.

Kyuhyun semakin disibukkan dengan Comeback Super Junior, dan


semakin jarang menghabiskan waktu bersamaku, tapi aku sama sekali tidak ingin
mengeluh karena dunia ini memang yang diinginkannya, ia mencintai pekerjaannya
dan aku harus selalu mendukungnya. Ketika Kyu berkumpul dengan Hyunghyungnya aku suka datang mengunjungi mereka dan membawakan beberapa
cemilan, terkadang aku juga membantu ahjumma membereskan dorm yang hampir
seperti kapal pecah itu.
Hari ini Kyuhyun pulang lebih awal, ia terlihat kelelahan dan langsung
masuk ke kamar ketika sampai di rumah. Aku sengaja membiarkannya beristirahat
dan melanjutkan pekerjaanku membereskan rumah. Keringat mengalir dari dahiku,
akhir-akhir ini aku mudah sekali capek tapi aku menghiraukannya. Ku masukkan
persediaan makanan yang kubeli tadi ke dalam kulkas, menata buah dan telur di
tempatnya. Dan ketika melihat sayuran perutku mual tapi masih bisa ku tahan, ku
ambil sayuran itu hendak meletakkannya di kulkas rasa mualku benar-benar
memuncak. Aku segera berlari ke washtafel dan memuntahkan isi perut tapi nihil,
tidak ada yang keluar namun aku masih mual dan hanya mengeluarkan suara
Hooeek Hooek.
Jagi gwenchana? Kyuhyun sudah memijati tengkukku, mian Kyu kau terbangun
karna aku.
Aku mengangguk dan menepis tangan Kyuhyun Tidurlah aku memasukkan air
sebanyak mungkin ke mulutku, berkumur.
Mana bisa aku tidur kalau kau seperti ini ia membuka kulkas dan menuangkan air
ke dalam gelas dan menyodorkannya padaku, habis dalam sekali teguk.
Kau sakit? ia menghapus peluh di dahiku, dan memapahku ke meja makan.
Mendudukkanku di salah satu kursinya.
Aniyo, aku melihat sayuran yang kubeli dan merasa sangat mual kusenderkan
kepalaku di kursi.
Aku juga mual melihatnya, makanya aku tidak suka makanan kambing itu ia
menatap jijik pada sayuran yang tergeletak di samping washtafel, aku tersenyum
melihatnya. Istirahatlah, kalau kau masih mual kita bisa ke dokter ia mengusap
kepalaku.
Aku tidak suka dokter daripada ke rumah sakit yang baunya minta ampun itu
lebih baik aku istirahat mungkin hanya kecapean lalu aku bangkit tapi tubuhku
oleng, dengan sigap Kyuhyun menyambar tubuhku dan membopongku ke kamar

dan aku hanya bersender pada dada bidangnya. Ia membaringkan tubuhku di


tempat tidur dan menyelimutiku. Ketika ia beranjak pergi aku menarik tangannya
Jangan pergi Kyu, tetaplah di sini ujarku lirih.
Aku hanya ingin mengambilkanmu air minum, sebentar saja ia tersenyum lalu ku
lepaskan genggamanku. Kepejamkan mataku menekan rasa mual yang ada di
perutku. Bisa ku rasakan Kyuhyun naik ke tempat tidur dan berbaring di sampingku,
kubuka mataku dan mendapati suamiku sedang menatapiku. Aku langsung
bergelung ke pelukannya, dan ia mempererat pelukannya. Kyuhyun membelai
rambutku dengan lembut dan hebatnya mual yang sedari tadi kurasakan hilang
begitu saja.
Gumawo Kyu ujarku lirih.
Untuk? ia mengangkat daguku dan menatap wajahku.
Rasa mualnya hilang ketika kau memelukku aku tersenyum melihatnya.
Jinja? Kalau begitu aku akan memelukmu terus ia kembali memelukku erat, terlalu
erat.
Kyu, sesak.. ia segera melepaskan pelukannya dan menatapku panik
Mian Jagi~ah ia menghapus peluhku, sepertinya hari ini aku terlalu banyak
berkeringat.
Gwencana Kyu, nan gwencana aku melepaskan tangannya dari wajahku dan
menenggelamkan kepalaku di dadanya yang bidang, menghirup aroma maskulin
parfumnya.
Istirahatlah, aku akan terus memelukmu
memberikan ruang supaya aku bisa bernafas.

ia

memelukku

erat

tapi

tetap

Gumawo Kyu, jeongmal gumawoyo setetes air mengalir dari mataku, mengiringi
mimpi indahku.

Hari ini Kyuhyun mengajakku ke dorm, dan membiarkanku sendirian di


apartment karena sore nanti Super Junior akan comeback di Music Bank. Kubawa
strawberry cheseecake yang kemarin baru ku beli, member lain pasti senang.
Kyu!! Donghae oppa langsung memeluk Kyuhyun begitu ia membukakan pintu.
Ash! Aku kan hanya tinggal beberapa lantai dari sini hyung ujar Kyuhyun.
Tapi aku merindukanmu. Chaeri! Aku juga merindukanmu, sudah lama tidak main
kemari Donghae oppa melepaskan pelukannya, sedangkan Kyuhyun sudah duduk

manis di sofa. Disini hanya ada Donghae, Eunhyuk, Yesung, Shindong dan Sungmin
oppa. Sedangkan yang lain sibuk dengan urusannya sendiri.
Sudah baikan? Sungmin oppa langsung menanyaiku begitu aku masuk ke dapur.
Oppa tau? aku hanya bingung kenapa dia langsung menodongku dengan
pertanyaannya.
Kyuhyun memintaku membantu membuat bubur untukmu ujarnya sambil tetap
mencuci piring.
Gumawo oppa sudah membantu Kyuhyun. Aku sudah.. wush, tubuhku harusnya
menghantam meja makan kalau saja Sungmin oppa tidak menangkapku.
Gwencana? ia langsung mendudukkanku di kursi.
Gwencana oppa, hanya sedikit pusing aku berusaha tersenyum, menghilangkan
rasa pusingku.
Kyu bilang kau mual dan cepat lelah akhir-akhir ini, apakah kau hamil? Sungmin
oppa berbisik sambil menyodorkanku segelas air dan duduk dihadapanku.
Entahlah oppa, tapi kurasa hanya masuk angin aku menyeluarkan Cheseecake
yang tadi kubawa dan memotongnya.
Kau tidak menginginkannya? ia kembali bertanya.
Sangat ingin, tapi kau kan tau kalau Kyu.. aku tidak meneruskan ucapanku, saat
wajah Kyuhyun kecil kembali terpampang difikiranku. Sudahlah oppa, lebih baik
kita makan cake saja Aku membawa nampan berisi 6 piring cheseecake ke ruang
tengah, dan langsung diserbu oppadeul.
Kau tidak mau? tanya Kyuhyun ketika aku menyodorkan cheseecake untuknya.
Aku hanya menggeleng dan kembali menonton tv, tapi fikiranku terpaku pada
strawberry yang menjadi tooping cake, aku ingin memakannya, tapi ku tahan.
Kyu... boleh aku minta? aku menunjuk piring kecil ditangannya dengan malumalu, aku sudah tidak bisa menahan keinginanku.
Katanya tidak mau ia menyodorkan sesendok cheseecake padaku.
Aku mau itu aku menunjuk strawberry dan Kyuhyun langsung menyuapiku.
Wajahku langsung mengkerut ketika merasakan strawberry itu lumat, rasanya asam
dengan sedikit manis tapi aku suka.
Sejak kapan kau suka strawberry? Kyuhyun menatapku aneh, karena biasanya
aku paling anti dengan buah asam itu.

Aku juga tidak tau, tiba-tiba saja aku menginginkannya Sungmin oppa yang duduk
bersender di kaki sofa langsung menatapku, aku bisa mengerti arti tatapannya.
Kau aneh, semalam kau bermanja-manja denganku dan sekarang kau makan buah
yang kau tidak suka Kyuhyun langsung melahap cakenya.
Biar saja, toh kau tetap mencintaiku ucapku ketus. Aku mengalihkan tatapanku ke
Hyukkie oppa yang sedang disuapi cake oleh Donghae oppa, sedangkan Donghae
oppa sudah menghabiskan cakenya. Lagi-lagi aku ingin memakan strawberry, tapi
kali ini strawberry milik Hyukkie oppa.
Oppa Eunhyuk dan Donghae oppa yang sedang suap-suapan langsung melihat ke
arahku.
Wae? tanya Donghae oppa.
Aku mau itu, strawberrymu
dipegang Donghae oppa.

aku

menunjuk

ke

piring

yang

sedang

Shireo! Ini punyaku Eunhyuk oppa langsung menarik piring beserta Donghae oppa
ke pelukannya. sudah pasti dia tidak akan memberikannya, selain dia pelit dan
strawberry kan buah favoritenya.
Punyaku saja Yesung oppa menyodorkan pirinya ke arahku, disana masih ada
strawberry utuh tapi aku sama sekali tidak berminat. Aku menggeleng sambil
tersenyum padanya.
Makan Strawberryku saja Chaeri~ah, Hyuk Jae tidak akan memberikannya padamu
dia kan pelit ujar Shindong oppa.
Andwae, aku mau Strawberry milik Eunhyuk oppa rengekku, air mataku sudah
mendesak keluar. Aku sendiri merasa aneh karena menginginkan strawberry milik
Eunhyuk oppa, padahal Yesung oppa sudah menawarkan strawberry miliknya tapi
aku sama sekali tidak berminat. Begitu pula Shindong oppa yang jarang-jarang
merelakan makanannya untukku, tapi aku hanya ingin makan strawberry milik
Eunhyuk oppa.
Hyuk, berikan strawberrymu! Lihat Chaeri sudah hampir menangis Sungmin oppa
sedikit membentaknya tapi eunhyuk oppa tetap menggeleng keras. Aku hanya
menatapi Kyuhyun yang merangkul pundakku, berharap ia mau meminta
Strawberry itu dari hyungnya.
Kenapa harus strawberry monyet itu sih? Kenapa tidak makan punya Sungming,
Yesung atau Shindong hyung keluhnya.
Aku hanya mau strawberrynya. Kyu... aku kembali merengek dan menununjukkan
puppy eyesku,dan Kyuhyun langsung bangkit dan membisikkan sesuatu pada
Eunhyuk oppa, kemudian ia kembali duduk di sofa.

Sekarang kau bisa memakannya Kyuhyun menunjuk Eunhyuk oppa dengan


dagunya. Dan aku langsung menghambur ke hadapan Donghae oppa, menyambar
strawberry yang ada di tangannya. Sementara si pemilik cake hanya manyun
melihatku mengambil harta miliknya. Hmm rasanya sangat senang bisa
mendapatkan apa yang sedari tadi ku inginkan.
Gumawo op.. aku menatap Hyukkie oppa dan saat melihat wajahnya yang
cemberut aku langsung bergegas ke washtafel. Rasa mual menjalari perutku, buat
apa aku memperjuangkan strawberry itu kalau pada akhirnya aku memuntahkannya
lagi. Kyuhyun sudah berada dibelakangku dan menepuk-nepuk punggungku.
Kurasa kita harus ke dokter, aku tidak ingin kalau terjadi apa-apa denganmu
ia menyodorkan segelas air padaku.
Shireo aku memberikan gelasku padanya, kemudian ia meletakkannya di
washtafel, aku meninggalkannya di dapur dan kembali duduk di sofa, sementara
lima pasang mata mengamatiku.
Kau butuh istirahat ujarnya saat duduk di sampingku.
Nan gwencana oppa aku meyakinkan orang-orang yang ada di hadapanku dan
berbaring di pangkuan Kyuhyun. Sungmin oppa masuk ke kamarnya dan keluar
dengan membawa selimut untukku, aku tersenyum pada pair Kyuhyun. Ia selalu
baik padaku, walaupun member lain juga baik tapi Sungmin oppa sangat
menyayangiku sama seperti ia menyayangi suamiku.
Nanti siang ku antar kau ke dokter. Kali ini kau tidak boleh menolak ujar Kyuhyun
tegas, apa boleh buat aku tidak bisa lagi membantahnya.
Hyukkie~ah Donghae oppa tiba-tiiba merengek pada couplenya.
Wae? tanya Hyuk oppa tanpa memandangi couplenya, ia sedang asyik menonton
tv dengan setoples keripik di pangkuannya.
Aku mau seperti mereka Donghae oppa menunjuk ke arahku dan Kyuhyun,
membuat Eunhyuk oppa membalik badannya sehingga bisa melihatku yang sedang
tidur-tiduran di pangkuan Kyuhyun. Matanya menatap kami dengan aneh,
sedangkan Kyuhyun yang sudah ayik dengan pspnya sama sekali tidak menyadari
tatapan aneh Hyungnya.
Aish, tidak mau. Ambil saja bantal kalau kau mau tidur Eunhyuk oppa kembali
menonton tv, sementaraDonghae oppa merengek-rengek sambil menarik baju
Eunhyuk oppa.
Hyuk Jae~ah, turuti saja ikan amis itu. Dia terus-terusan merengek membuat
Kkoming tidak bisa tidur ujar Yesung oppa yang merasa anjingnya terganggu
dengan kelakuan dua dongsaengnya.

Iya Hyuk, turuti saja biar dia diam. Aku tidak bisa menonton tv dengan nyaman
kalau dia terus merengek seperti itu timpa Shindong oppa sambil memasukkan
potato chips ke mulutnya, sehingga membuat pipinya menggembung, lucu. Aku
tersenyum melihatmood maker Super Junior itu.
Aish! Sini tiduran akhirnya Eunhyuk oppa mengalah dan membiarkan Donghae
oppa meletakkan kepalanya di pangkuannya. Baru beberapa detik Donghae oppa
langsung bangun dan berpindah ke pangkuan Shindong oppa, membuat Eunhyuk
oppa bingung dan meminta penjelasan kenapa pasangannya itu meninggalkannya.
Kepalaku seperti bersender di bantal paku! Pahamu tajam, bisa-bisa kepalaku
pecah kalau terus disitu ujar Donghae oppa cuek, dan langsung mendapatkan
lemparan tutup toples dari Eunhyuk oppa. Aku tertawa kecil melihat tingkah laku
pasangan monyet dan ikan itu, kelakuan mereka seperti balita. Rasa kantuk
menjalariku dan membuatku memejamkan mata, mengistirahatkan tubuhku
sebentar.

~Author POV~
Chaeri terbangun dan menyadari dorm sudah sepi, hanya tinggal ia dan
Kyuhyun di apartment yang berukuran besar. Ia segera bangun dari pangkuan
suaminya.
Mana yang lain? Tanya Chaeri sambil melipat selimut yang digunakannya.
Sudah berangkat duluan, sudah lebih baik? Tangan Kyuhyun memegangi kening
Chaeri, memastikan kalau istrinya baik-baik saja.
Hanya sedikit pusing Chaeri melepaskan tangan Kyuhyun dari keningnya Kenapa
kau tidak berangkat? Bukankah kalian akan tampil di MuBank? tanya Chaeri lagi.
Aku harus memastikan kalau kau baik-baik saja, tidak ingat? Kyuhyun meletakkan
pspnya ke dalam tas yang ada di hadapannya Kajja ia bangkit dari sofa dan
menggenggam tangan Chaeri, meninggalkan dorm.
Kau tidak terlambat? tanya Chaeri ketika mereka sudah sampai di rumah sakit.
Masih ada 20 menit lagi sebelum rehersal jawab Kyuhyun sambil melepaskan
seatbelt, di pakainya topi yang ada di dashboard untuk penyamaran.
Pergi saja, aku tidak mau kau terlambat dan dimarahi oppadeul Chaeri
melepaskan topi yang baru saja Kyuhyun pakai.
Tapi aku sudah janji.. belum selesai Kyuhyun bicara Chaeri sudah keluar dari
mobil.

Kau harus profesional Kyu, aku bisa pergi sendiri Chaeri sedikit membungkuk
supaya bisa melihat Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun memberikan tanda agar Chaeri
mendekat padanya, otomatis Chaeri mendekatkan wajahnya pada kaca mobil dan
langsung dihadiahkan kecupan singkat dari suaminya. Membuat pipi chaeri
menimbulkan semburat merah.
Hubungi aku kalau sudah tau hasilnya Kyuhyun langsung melesat meninggalkan
rumah sakit.

Chaeri langsung melangkah masuk ke rumah sakit, sebelumnya Kyuhyun


sudah memberi tahu kalau ia sudah membuat janji dengan dokter pribadi Chaeri
jadi istrinya tidak perlu lagi mengantri untuk melakukan check up. Chaeri duduk di
hadapan dokter Han setelah melakukan pemeriksaan sementara sang dokter
menatapnya sambil tersenyum.
Chukkae nyonya, anda sedang mengandung ucap dokter Han.
Mwo? Mengandung? Hamil? Chaeri terkejut mendengar ucapan dokter pribadinya.
Ne, usia kehamilan anda sudah menginjak minggu ke enam. Dan bayi anda
mengandung bayi kembar Dokter Han lagi-lagi sukses membuat Chari kembali
terkejut. Secara tak sadar Chaeri mengusap perutnya, air matanya mengalir begitu
mengetahui kalau ia sedang mengandung anaknya dan Kyuhyun.
Anda tidak boleh terlalu lelah dan stress karena akan membuat kandungan anda
lemah, banyak istirahat dan pastikan makan makanan yang bernutrisi dokter Han
memberikan amplop coklat hasil pemeriksaan pada Chaeri.
Gamsahamnida Chaeri menerima amplop besar itu dan meninggalkan ruangan.

Ia duduk di bangku yang ada di depan ruangan dokter, Chaeri sangat


senang mengetahui ia akan memiliki Kyuhyun kecil yang dua hari ini selalu hinggap
di pikirannya. Ia mengambil ponsel di tasnya, ingin rasanya menghubungi Kyuhyun
dan memberitahu kabar bahagia ini tapi tiba-tiba pikirannya tertuju pada suaminya
yang tidak suka dengan anak kecil dan juga belum mau menjadi seorang ayah.
Chaeri takut kalau Kyuhyun tidak menginginkan bayi yang dikandungnya, air
matanya jatuh memikirkan hal tersebut. Dengan cepat ia mengetikkan beberapa
nomer dan menghubunginya.
Yoboseo ujarnya begitu nomer yang dihubunginya di angkat.
Onnie sedang di rumah? Tanya Chaeri.

Ada yang ingin ku bicarakan, penting Ujar Chaeri sambil berjalan ke luar rumah
sakit.
Onnie tunggu saja di rumah, setengah jam lagi aku sampai di sana lalu chaeri
memutskan sambungan telefon dan segera masuk ke dalam taksi yang
mengantarkannya ke rumah kakak iparnya.

Waeyo? Apa yang ingin kau beri tahu? tanya Ahra yang duduk di samping Chaeri.
Chaeri tidak menjawab dan langsung memberikan amplop coklat hasil pemeriksaan
pada kakak iparnya. Ahra yang penasaran langsung membuka amplop besar yang
disodorkan Chaeri, dan matanya membulat ketika menemukan tulisan Positive yang
tercetak tebal pada kertas putih itu. Ia langsung berhambur memeluk Chaeri.
Chukkae Chaeri~ah Ahra memeluk Chaeri erat. Akhirnya bocah itu akan menjadi
appa. Omma, appa kalian akan mendapat cucu Ahra menjerit riang mengetahui
kalau adiknya akan segera menjadi ayah.
Hei kenapa diam? Kau sakit? atau mual? Ahra melepaskan pelukannya dan
mendapati Chaeri hanya diam tidak bergeming.
Yeobo~ jangan berisik Hye Eun baru saja tidur ujar Siwon yang keluar dari kamar
putrinya, ia tidak ikut perform dengan Super Junior karena sedang terlibat drama
baru yang dibintanginya.
Chukkae Yeoboya Ahra langsung memeluk suami yang duduk di sampingnya.
Congratulation for what? tanya siwon bingung.
Youre gonna be uncle Ahra melepaskan pelukannya dan menatap wajah siwon
dengan sumringah.
ooh uncle.. Mwo? Uncle? Me? siwon menunjuk dirinya sendiri ketika sadar dengan
apa yang di ucapkan istrinya. Lalu ia menatap Chaeri Are you pregnant? tanya
Siwon penasaran.
Ne, Twins ucapan Chaeri sukses membuat Ahra dan Siwon kembali terkejut dan
langsung memeluk Chaeri. Chaeri senang mengetahui kalau Ahra dan Siwon
menyambut kehamilannya, tapi ia malah menangis memikirkan apa tanggapan
suaminya nanti.
Chaeri~ah kenapa kau malah menangis? Bukankah harusnya kau senang Ahra
langsung melepaskan pelukannya, begitu menyadari kalau Chaeri menangis.
Kyuhyun tidak menyukai anak kecil, bagaimana kalau dia tidak menginginkan
mereka, otthoke onnie? Chaeri menangis sambil memegangi perutnya. Ia menatapi
ponselnya yang sedari tadi bergetar, sejak ia meninggalkan rumah sakit, Kyuhyun

terus-terusan menghubunginya tapi tidak menggubrisnya. Ia belum siap menjawab


pertanyaan Kyuhyun.
Kyunnie akan menyukainya Chaeri~ah, tidak mungkin dia tidak menyukai anaknya
sendiri Siwon menenangkan Chaeri.
Jadi dia belum tau kalau kau hamil? tanya ahra, ia menghapus air mata adik
iparnya.
Kyu belum mengetahuinya, dari tadi dia menghubungiku tapi aku takut
memberitahunya, aku takut dia marah Chaeri berusaha menenangkan fikirannya,
ia tidak boleh stress.
Tenanglah, kalau kau takut kami yang akan memberitahunya Ahra memandangi
Siwon dan mendapatkan anggukan mantap dari suaminya.
Aku sendiri yang akan memberitahunya, terima kasih oennie dan oppa sudah
menerima mereka Chaeri tersenyum sambil mengusap perutnya lembut.
Tentu saja kami menerima mereka, mereka kan keponakanku Ahra mengelus
perut Chaeri Anneyong egideul, ini aunty. Kalian harus tumbuh dengan sehat,
arachi ujar Ahra sambil menatapi perut Chaeri.
Yeobo, mereka kan belum mengerti ucapanmu. Lebih baik bantu aku membuatkan
makanan bergizi untuk mereka Siwon beranjak ke dapur. Chaeri sangat senang
melihat keluarga barunya, mereka menerimanya dengan sangan terbuka.

Chaeri kembali ke apartmentnya di antar oleh Ahra dan Siwon, ia


mengeluarka barang-barang yang dibelikan oleh Ahra dan Siwon sebelum
mengantarkannya pulang ada makan malam untuknya dan Kyuhyun, susu untuk ibu
hamil, dan buah-buahan. Ketika selesai mengganti baju, ponsel nya berdering. Kali
ini Sungmin yang menghubunginya.
Yoboseo, oppa ujar Chaeri.
Kenapa kau mengangkat telfon dari Sungmin hyung, sedangkan telfon dari
suamimu sendiri tidak kau angkat? bukan suara Sungmin yang Chaeri dengar,
melainkan suara suaminya. Air matanya kembali mengalir begitu mengetahui
Kyuhyunlah si penelfon.
Aku di dorm, saat aku pulang kau tidak ada, kau kemana saja? Kenapa belum
pulang? Kenapa telfonku tidak di angkat? Bagaimana hasilnya? Kau tidak sakit
kan? Kyuhyun menghujaninya pertanyaan.

Pulanglah, aku sudah sampai Chaeri berusaha menyembunyikan tangisnya, tapi


Kyuhyun bisa mengetahuinya dan langsung panik begitu mengetahui istrinya
menangis.
Kenapa tidak menjawab pertanyaanku, kau menangis? terdengar suara pintu di
tutup dari sebrang sana. Sedangkan Chaeri semakin terisak mengetahui kepanikan
dari suaminya, dan langsung memutuskan sambungan telfon. Ia duduk di sisi
tempat tidur, dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan, berusaha untuk tidak
menangis, di sampingnya sudah ada amplop coklat yang akan diberikannya pada
Kyuhyun.

~Kyuhyuns POV~
Pulanglah, aku sudah sampai suaranya terdengar lirih, kemudian ia sedikit terisak,
apa dia menangis?
Kenapa tidak menjawab pertanyaanku, kau menangis? aku segera keluar dari
dorm tanpa memperhatikan hyung-hyung yang memanggil namaku aku masih
menunggu lift dan jawabannya tapi sambungan telfonnya sudah putus
Kau membuatku panik Chaeri~ah runtukku ketika pintu lift terbuka.

Aku segera masuk ke apartment dan tidak mendapatinya di ruang tengah


atau di dapur, kubuka pintu kamar dan mendapatinya duduk di sisi ranjang.
Tubuhnya bergetar dan ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, ia menangis.
Chaeri aku berlutut dihadapannya dan ia langsung memelukku.
Kyu.. hanya itu ucapannya di tengah-tengah isak tangisnya.
Sstt.. tenanglah, jangan menangis lagi aku mengusap punggungnya pelan,
kemudian ku lepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Apa hasilnya? Kau
sakit? ia hanya menggeleng dan menghapus air matanya.
Ia menarik nafas pelan, lalu menghembuskannya kembali Kau harus janji tidak
akan marah, dan kau juga harus menerima apapun hasilnya ia menangkupkan
tangannya di wajahku.

Aku mengangguk, memangnya aku punya alasan untuk marah padanya,


dan apa maksud dari menerima apapun hasilnya sekalipun dia membuang psp dan
terkena penyakit mematikan aku tidak akan marah atau meninggalkannya kan?,
beberapa detik ia mencari jawaban di mataku meyakinkan dirinya sendiri kalau aku

menerima apapun hasilnya. Lalu ia melepaskan tangannya dari wajahku dan dan
mengambil amplop coklat besar dan memberikannya padaku.
Bukalah aku hanya mengikuti perintahnya dan membuka amplop besar yang
kuketahui sebagai hasil pemeriksaannya tadi siang.
Tertera nama Ny. Cho Chaeri beserta semua data-datanya, juga tabeltabel yang sama sekali tidak kumengerti. Aku melewati istilah-istilah kedokteran
dan mencari inti dari hasil pemeriksaannya, mataku tertuju pada huruf yang
sengaja dicetak tebal dengan tulisan Positive. Apa maksudnya? Aku sama sekali
belum mencerna tulisan yang ada di hadapanku, keningku berkerut ketika
menatapnya tapi dia hanya menghapus air matanya dan kembali memelukku.

Im pregnant Kyu, youre gonna be daddy ucapnya pelan. Aku masih bergeming
mendengar ucapannya. Tiba-tiba kemampuan berbahasa inggrisku turun menyamai
kemampuan
bahasa
inggris
Eunhyuk
Hyung,
tapi
aku
mendengar pregnant dan daddy. Ku lepaskan pelukannya dan memegangi
bahunya.
Tadi kau bilang apa? aku memintanya mengulangi ucapannya, takut kalau
pendengaranku salah.
Im pregnant and youre gonna be daddy aku mengikuti arah pandangannya dan
melihat tangannya sedang berada di perut seolah-olah memeluk apa yang ada di
dalamnya. Aku melepaskan tanganku dari bahunya dan menyanggah tubuhku pada
bibir kasur, aku hanya menunduk. Masih mengolah kalimatnya, Chaeri hamil dan
aku akan menjadi seorang ayah, aku yang selama ini tidak menyukai anak kecil
tiba-tiba membayangkan bocah yang memiliki mata bulat, dengan pipi chubby,
hampir mirip denganku hanya saja rambutnya ikal coklat seperti yang dimiliki
Chaeri. Tiba-tiba saja aku tersenyum, rasanya bahkan lebih senang jika
dibandingkan ketika elf meneriakkan namaku, tapi tangisan chaeri membuyarkan
semuanya. Ia kembali menangis dan menutupi wajahnya dengan tangan, kenapa
dia menangis? Bukankah harusnya dia senang? Beberapa bulan lagi rumah ini akan
kedatangan penghuni baru dan dia tidak akan kesepian menungguku bekerja.
Mian, aku tau kau tidak menyukai anak kecil. Tapi aku menginkan mereka ia
kembali menangis, hamil membuatnya terlalu sensitive. Kupeluk dia erat dan
mengelus rambut sampai punggungnya, berharap ia sediki tenang.
Aku memang tidak menyukai anak kecil, tapi aku tidak mengatakan kalau aku tidak
menginginkannya kan ujarku tenang.
Kau menginginkan mereka? dan aku langsung mengangguk.

Mereka? kulepaskan pelukanku, alisku berkerut mendengar kata mereka. Chaeri


tersenyum dan menarik tanganku lalu meletakkannya di perut bagian bawah.
Disini ada Kyuhyun atau Chaeri kecil. Bayi kita kembar Kyu aku kembali dibuat
takjub, bisa kurasakan dua gundukan kecil di perutnya.
Anneyong uri egi, ini appa kalimat itu meluncur dari bibirku, bahkan tanganku
sudah bergerak mengelus perut Chaeri, senyum tipis terukir di bibirku.
Gumawo, gumawo sudah mau menerima mereka Chaeri menghapus air mata
yang entah sejak kapan mengalir dipipiku.
Aku yang harusnya berterima kasih karena kau mau menjadi ibu dari anak-anakku
ku kecup bibirnya pelan dan menghapus air matanya.

Pagi ini aku mengajaknya ke dorm, untuk mengumumkan penambahan


anggota dalam keluarga Super Junior. Sebenarnya bukan keinginanku, tapi Chaeri.
Ia ngotot ingin memberi tahu hyung-hyungku bahwa aku akan segera menjadi appa,
tadinya aku menolak karena tidak mau tapi Chaeri langsung menangis. Dia
beranggapan kalau aku masih belum bisa menerima bayi kami, apa boleh buat aku
harus menurutinya karena kalau tidak dia akan terus menangis dan bisa
menyebabkan gangguan pada janinnya, dan aku tidak ingin terjadi hal buruk pada
anak-anakku dan juga ibu mereka. Dan sekarang kami sedang berkumpul di ruang
tengah, hyung-hyungku terus menggerutu karena aku minta untuk berkumpul
sepagi ini, ini baru jam delapan dan rata-rata mereka masih berada di dalam mimpi
kecuali Leeteuk, Sungmin dan Ryewook hyung.
Ya! Ada hal apa sampai membuat kami berkumpul pagi-pagi buta begini, cepat
katakan Chaeri langsung bersembunyi di belakangku begitu mendengar Heechul
hyung angkat bicara. Apa ku bilang, chaeri hanya akan membangunkan anak singa.
Kyuhyun~ah bisa tidak memberitahunya siang nanti, aku baru memejamkan mata
dua jam yang lalu. Jadi biarkan aku tidur sebentar ya Donghae hyung langsung
memeluk guling yang sedari tadi dipegangnya, tapi sebelum itu Leeteuk hyung
sudah angkat bicara.
Donghae~ah kita dengarkan penjelasan Kyuhyun dan Chaeri dulu setelah itu
semua boleh kembali tidur. Kyu cepat, ada berita apa? suara Leeteuk hyung yang
pelan namun tegas membuat ikan bau itu mengurungkan niatnya.
Chaeri yang akan bicara, jagi cepat katakan ia memegangi tangan Chaeri yang
dingin.
Um, mianhe karena kami membuat
mengganggu waktu istirahat oppa..

oppadeul

berkumpul

sepagi

ini

dan

Chaeri~ah tidak usah pakai basa-basi, langsung saja katakan belum selesai
Chaeri bicara, Hyukjae hyung sudah memotongnya.
Kau yang diam monyet jelek, Chaeri akan menjelaskan kalau kau tidak memotong
pembicaraannya aku berusaha menolong Chaeri tapi malah mendapatkan cubitan
darinya, ia sangat tidak suka kalau aku tidak sopan terhadap hyung-hyungku.
Mianhe oppa, aku hanya ingin mengatakan kalau kalian akan mendapatkan
keponakan dan Kyu akan menjadi seorang appa beberapa bulan lagi ujar chaeri
pelan.

~Author POV~
Mianhe oppa, aku hanya ingin mengatakan kalau kalian akan mendapatkan
keponakan dan Kyu akan menjadi seorang appa beberapa bulan lagi ujar Chaeri
pelan dan langsung dihujani pelukan oleh Leeteuk, Sungmin dan Ryeowook.
Sementara member lain melanjutkan tidurnya yang tertunda.
Oh Heechul kembali berbaring di lantai memeluk Heebum.
Kita akan punya keponakan Hae~ah Hyukkie langsung memeluk donghae yang
sudah tidur terlebih dulu.
Hyung tadi Chaeri bilang apa? tanya shindong pada Yesung yang berbaring sambil
memeluk boneka kura-kura berukuran sedang.
Kyunnie akan jadi appa, dan kita akan menjadi ahjushi dongie~ah gumam Yesung.
OMO! mereka semua akhirnya sadar apa yang dibicarakan chaeri tadi dan
langsung duduk bangun dari tidurnya.
Kyu, kau akan jadi appa? tanya Heechul diikuti tatapan dari lima pasang mata,
sementara yang di tanya hanya mengangguk dan meberikan senyum terbaiknya.
Whoaaa kita akan mempunyai satu keponakan lagi ujar Donghae sambil memeluk
Eunhyuk, sementara yang lain sudah saling berpelukan dan memberi selamat pada
Kyuhyun dan Chaeri.
Oppa bukan satu, tapi dua Chaeri meralat ucapan Eunhyuk di balik pelukan
Shindong. Dan mereka semua kembali bersorak ketika tau Chaeri mengandung
anak kembar.
Hyuk, kita akan punya dua sekaligus. Satu untukmu dan satu untukku giliran
Donghae yang memeluk Eunhyuk, mereka berdua bersorak riang. Tapi langsung
mendapatkan jitakkan dari Yesung.

Sejak kapan kalian boleh memiliki bayi-bayi itu. Kalian juga harus berbagi dengan
kami, arasso! Donghae dan Eunhyuk hanya mengangguk sambil memegangi
kepala masing-masing mendengar ucapan Yesung.
Chullie~ah kenapa tidak mengucapkan selamat untuk Kyuhyun dan Chaeri
Leeteuk menegur Heechul yang masih asik memainkan ponselnya.
Sebentar dulu Jungsoo~ah, aku sedang menyebarkan berita ini pada elf ujar
heechul tanpa beralih dari ponselnya, seperti biasa memberikan kabar terbaru
untuk elf. Chukkae Kyuhyun~ah, Chaeri~ah heechul kemudian meletakkan
ponselnya dan memeluk pasangan suami istri itu Anneyong uri egi. This is your
beautiful uncle haha Heechul menatap perut Chaeri sambil memberikan tatapan
yang membuat elf meneriakkan namanya.

Setelah memberikan selamat pada Kyuhyun dan Chaeri, mereka semua


bekumpul di meja makan dan sarapan bersama. Seperti biasa Ryeowook
memasakkan menu sarapan yang sehat dan bergizi untuk semua member dan
Chaeri di bantu oleh Sungmin. Makanan sudah tersaji di meja makan yang
berukuran besar itu, menu hari ini 4 sehat 5 sempurna.
Kenapa dipisahkan? tanya Sungmin pada Chaeri yang sedang memisahkan
sayuran yang ada di piringnya.
Dari kemarin aku mual kalau melihat sayuran oppa Chaeri masih terfokus
memisahkan sayurannya ke tepi piring.
Aku juga mual kalau melihatnya, apalagi rasanya.. iuuuh Kyuhyun langsung
menyambar dan menatap istrinya dengan senyuman, ia senang karena selama
beberapa bulan ini Chaeri tidak akan memaksanya makan sayuran yang
menurutnya memiliki rasa yang aneh dan tidak enak.
Cih, itu sih alasanmu saja Kyu jawab Sungmin yang di amini oleh member lain.
Chaeri hanya tersenyum dan asik memindahkan sayuran, kali ini ia memindahkan
sayuran dari piringnya ke piring Kyuhyun.
Kenapa kau taruh makanan kambing itu ke piringku jagi? Kyuhyun langsung
cemberut melihat kelakuan Caeri, mendengar ucapan Kyuhyun tiba-tiba Chaeri ingin
melihat Kyuhyun menghabiskan semua sayurannya.
Kyu
buka
mulutmu
Chaeri
menyumpit sayuran
menyodorkannya ke hadapan Kyuhyun.

dari

piringnya

Shireo Kyuhyun langsung menutup mulut dengan tangannya.


Kyu, tiba-tiba saja aku ingin melihatmu menghabiskan sayuran ini ujar Chaeri.

dan

Itu yang dinamakan ngidam Kyuhyune~ah, kau harus menuruti kemauan Chaeri
kalau tidak anakmu akan jadi tukang ngiler seperti Hyukkie Donghae yang ada di
depan Kyuhyun menjelaskan dengan rinci dan langsung mendapatkan hujaman
sendok dari Eunhyuk yang ada di sampingnya.
Jinja? Ash kenapa harus sayuran, jagi bisa tidak diganti yang lain? Kyuhyun
merengek pada istrinya tapi hanya mendapatkan gelengan dari Chaeri ini demi
kalian Kyuhyun memegangi perut Chaeri dan melahap sayuran yang disodorkan
Chaeri. Kyuhyun menutup mata, mengunyah sayuran tersebut dangan cepat dan
langsung menelannya dengan bantuan air. Semua member langsung tertawa
melihat magnae mereka akhirnya mau menelan makanan yang paling dibencinya,
begitu pula dengan chaeri.
Hahaha liat wajahnya, sekarang dendam kami sudah terbalaskan Kyu Eunhyuk
sangat puas melihat dongsaengnya. Chaeri yang berhadap-hadapan dengan
Eunhyuk langsung berhenti tertawa mendengar ucapannya.
Oppa, cepat bertukar tempat duduk dengan Yesung oppa! ujar Chaeri jutek,
mendengar ucapan Eunhyuk membuat Chaeri mual melihat mukanya, ia ingin
melihat Yesung dan Donghae di hadapanya.
Wae? Eunhyuk dan member lain yang sedang tertawa langsung berhenti
danmenatap chaeri yang tiba-tiba jadi galak.
Aku mual melihat wajahmu sontak ucapan Chaeri membuat member lain tertawa
keras termasuk Kyuhyun. Sementara Eunhyuk sudah berkaca-kaca mendengarkan
ucapan Chaeri.
Jangan menangis Hyuk, Chaeri kan sedang ngidam. Jadi ini bukan kemauannya,
tapi kemauan bayinya Donghae berusaha menenangkan Eunhyuk.
Lebih baik kita pindah Eunhyuk menarik tangan donghae untuk bertukar tempat
dengan Yesung dan Shindong.
Donghae oppa tidak boleh pindah, cukup Hyukkie oppa yang pindah Chaeri
langsung melarang Donghae pindah, dan dengan terpaksa Eunhyuk harus duduk
terpisah dengan Donghae.
Asal kau tau, anak-anakku ini sangat menyayangi appanya. Dan ini hasilnya kalau
kau menertawai appa mereka Kyuhyun tertawa puas melihat Eunhyuk yang hanya
cemberut meratapi nasibnya dan diikuti tawa dari member lain.

~Chaeris POV~
Semua orang menyambut kehamilanku terutama member Super Junior
dan semenjak Heechul oppa memberitahukan kabar kehamilanku di twitternya elf

langsung gempar dan akhirnya SM mengadakan conferensi pers dan menyebarkan


kabar gembira itu pada elf. Dengan kehamilanku membuat banyak elf dan sparkyu
yang tadinya tidak rela Kyuhyun menikah denganku akhirnya memberikan restu
mereka, bahkan banyak dari mereka yang mengirimi hadiah yang rata-rata berupa
perlengkapan bayi.
Aku masih sering mual sampai usia kandungannya memasuki tiga bulan,
tapi Ahra onnie, oemma dan oemma Kyuhyun membantunya melewati masa-masa
sulit itu. Kyuhyun juga selalu di rumah ketika ia tidak memiliki schedule, dan selalu
mengontrol keadaanku. Begitu pula dengan member lain, mereka kerap berkunjung
ke apartment ketika memiliki waktu kosong.
Memasuki bulan keempat, mual yang kurasakan sudah tidak ada lagi,
kecuali ketika melihat Eunhyuk oppa. Aku sering ngidam dan terkadang emosiku
juga selalu berubah-ubah. Terkadang aku sangat manja dengan Kyuhyun tapi juga
aku pernah mengusir Kyuhyun dari kamar mereka sehingga ia harus tidur di kamar
tamu. Aku ingat saat Kyuhyun mengantarkanku untuk mengecek kandungan, dan
untuk pertama kalinya kami mengetahui bahwa bayi kami kembar laki-laki dan
perempuan. Begitu pulang dari rumah sakit Kyuhyun memamerkan foto hasil USG
pada semua member yang sudah menunggu di dorm. Dan foto itu langsung
disebarakan oleh Heechul, Leeteuk dan Donghae oppa melalui twitter mereka.
Di bulan ke lima perutku semakin membesar, dan pada saat itu juga
Heechul oppa mengikuti pelayanan masyarakat. Aku memang kurang dekat dengan
Heechul oppa menangis kencang begitu mengetahui kalau Heechul oppa baru akan
keluar setelah 22 bulan. Aku tau kalau ia yang terlalu frontal sebenarnya
memperhatikan keadaanku dan janinku walaupun cara penyampaian Heechul oppa
yang dingin atau bisa di bilang galak. Selama dua hari Kyuhyun berusaha
menenangkanku yang selalu bersedih karena kepergiannya namun aku tetap saja
murung. Tapi begitu Heechul oppa menghubungi dan memarahiku karena terus
bersedih, keesokan harinya aku langsung berubah, tidak lagi bersedih karena oppa
berjanji padaku ia akan datang saat aku melahirkan nanti.
Bulan ke enam, Kyuhyun mulai disibukkan dengan beberapa acara televisi
yang mengundangnya untuk menjadi bintang tamu. Tapi itu tidak membuatku
kesepian karena member Super Junior yang lain selalu menemaniku di sela jadwal
mereka yang padat. Ryeowook oppa yang selalu datang dengan kotak makan yang
berisi makanan bernutrisi untukku, sehingga aku tidak perlu khawatir kekurangan
gizi. Ada Shindong oppa yang berkunjung dengan Nari onnie tunangannya dan
membawa mainan atau perlengkapan bayi, aku senang bisa berbagi pengalaman
dengan Nari onnie yang sebentar lagi resmi menjadi istri Shindong oppa. Leeteuk
oppa datang dengan pengetahuannya tentang cara merawat bayi yang didapatnya
dari acara Hello Baby dan selalu membuatku merasa aman, aku berharap kelak
anakku nanti memiliki hati sebaik Leeteuk oppa. Ada juga Donghae oppa yang rajin
menjejaliku baju khusus untuk ibu hamil dengan model terbaru, ia juga selalu

membuatku nyaman dengan perhatian dan sifatnya yang seperti anak kecil. Siwon
oppa yang selalu berkunjung dengan Ahra onnie dan Hye Eun membuat apartment
menjadi ramai, mereka sering memberikanku vitamin atau makanan untuk
menguatkan kandungan.
Ada Yesung oppa dengan suaranya yang merdu selalu menyanyikan lagu
untukku, dan setiap Yesung oppa bernyanyi aku bisa merasakan perutku di tendang
oleh dua makhluk kecil yang ada di dalamnya. Ada Eunhyuk oppa, beberapa minggu
yang lalu aku sedang sendirian di apartment dan tidak sengaja terpeleset di kamar
mandi dan saat itu Eunhyuk oppa menemukanku yang sudah hampir pingsan dan
segera melarikanku ke rumah sakit. Semenjak itu mual mual yang selalu kurasakan
ketika melihat Eunhyuk oppa tidak pernah kurasakan lagi, Eunhyuk oppa yang
kegirangan melihatku tidak lagi mual langsung menari-nari tidak karuan dengan
gummy smile andalannya. Dan aku dikejutkan karena bayi yang ada di perutku
tidak berhenti menendang perut ibunya ketika melihat Eunhyuk oppa menari atau
mengeluarkan gummy smilenya, mungkin bayi-bayi itu ingin berterima kasih pada
Eunhyuk oppa karena sudah menyelamatkan nyawa kami. Juga ada Sungmin oppa
yang paling sering mengunjungiku dan memainkan gitarnya untukku, kontraksi
selalu terjadi ketika Sungmin oppa memainkan gitarnya, aku senang karena bayiku
menyukai suara dan permainan gitar Sungmin oppa. Dan terakhir Kyuhyun yang
kedatangannya selalu ditunggu-tunggu olehku dan malaikat kecil yang ada di
perutku, walaupun tidak banyak kegiatan outdoor yang bisa kami lakukan karena
kegiatannya yang semakin padat. Saat Kyuhyun ada di sampingku bayi yang di
kandunganku selalu menendang perutku, mereka bisa merasakan keberadaan
ayahnya, membuat Kyuhyun semakin rajin mengajak mereka bicara dan
mendengarkan suara merdunya, bahkan kontraksi itu lebih keras ketika aku sedang
bersama member yang lain.
Bulan ke tujuh jadwal Super Junior semakin padat kerena mereka
mengeluarkan single terbaru, sehingga Kyuhyun dan member lainnya jarang
menemaniku, alhasil aku lebih sering mengungsi ke rumah Ahra onnie, atau rumah
orang tua Kyuhyun begitu pula sebaliknya.
Aku ingat Bulan ke delapan dimana aku sempat dirawat selama beberapa
hari di rumah sakit karena terlalu stress, Kyuhyun menjadi model video clip dari
rekan satu manajemennya bersama Victoria onnie, gadis yang selalu digosipkan
menyukai suamiku. Aku yang awalnya sama sekali tidak cemburu akhirnya
menyaksikan sendiri Kyuhyun dan Victoria onnie sedang berpelukan saat hendak
mengantarkan makan siang untuk Super Junior di suatu acara, Aku hanya bisa
menahan rasa cemburuku sampai akhirnya aku jatuh pingsan dan dirawat di rumah
sakit. Hatiku sakit menahan semua rasa cemburu pada laki-laki yang sebentar lagi
akan menjadi ayah dari anak yang ku kandung tapi aku tidak bisa menceritakan
semua padanya, aku hanya menceritakan semuanya pada Sungmin oppa karena
dialah yang paling dekat denganku dan sudah ku anggap seperti kakak kadungku
sendiri. Tanpa sepengetahuanku Sungmin oppa menceritakan semuanya pada

Kyuhyun dan membuatnya terus-terusan merasa bersalah dan karena tidak tega
melihat Kyuhyun yang uring-uringan aku pun memafkan Kyuhyun. Sungmin oppa
bilang kalau Victoria onni lah yang memeluk Kyuhyun, dan Aku tidak punya alasan
untuk tidak memaafkan Kyuhyun.
Setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit Kyuhyun bukannya
mengantarku ke apartement tapi malah membawaku ke dormnya, sesampainya di
dorm Ahra dan Nari onnie langsung menyambutku dan menyeretku ke kamar
Sungmin oppa, mereka langsung mendandani dan menyuruhku mengganti bajuku
dengan dress yang sudah mereka siapkan. Aku tidak mendapatkan penjelasan
dengan apa yang mereka lakukan padaku dan hanya menyuruhku untuk menunggu
Kyuhyun setelah aku selesai berganti baju dengan dress berwarna biru muda
dengan potongan selutut dan flat shoes putih. Aku duduk di ruang tengah basih
dengan rasa penasaran. bagaimana tidak, aku yang baru pulang dari rumah sakit
langsung diseret untuk didandani dan yang membuatku heran mengapa Kyuhyun
malah membawaku ke dalam dormnya yang kosong dan bukannya membiarkanku
beristirahat di apartment. Kyuhyun keluar dari kamar Eunhyuk oppa dan berjalan ke
arahku dibalut jeans hitam dengan kemeja biru muda berlengan panjang yang
lengannya digulung sebatas siku, dan baju bergaris hitam putih tersampir
pundaknya, dan tidak lupa sneaker hitam membuatnya sangat tampan dan kami
sangat serasi dengan warna pakaian yang senada *bayangin aja waktu Kyu di
inkigayo sama K.R.Y waktu nyanyi good person*
Ia hanya tersenyum lalu menuntunku keluar dorm masuk ke mobilnya.
Aku terus bertanya mengapa Ahra dan Nari onnie mendandaniku, dan kemana ia
akan membawaku. Tapi Kyuhyun hanya menjawab dengan senyum evilnya, ia
bahkan sama sekali tidak mengajakku bicara dengan alasan ingin focus menyetir.
tidak lama kemudian Kyuhyun menyuruhku untuk menutup mata dan tidak boleh
membuka mataku sampai ia sendiri yang menyuruhku, dengan terpaksa aku
menuruti kemauannya apa dia ingin memberikan kejutan sebagai permintaan
maafnya batinku saat itu. aku terus memejamkan mata sampai kurasakan mobil
yang melaju berhenti dan mati, kudengar suara pintu tertutup dan kemudian
Kyuhyun menggandeng tanganku dan menuntunku untuk keluar dari mobil. Ia
memberikanku instruksi agar aku bisa menaiki tangga dengan benar. Aku semakin
menajamkan indra pendengaranku ketika terdengar suara pintu besi yang terbuka,
dan aku mendengar suara Donghae oppa memanggil namaku tapi kemudian
terdengar banyak gerutuan dari sana. Kyuhyun menyuruhku berhenti dan
menyuruhku membuka mataku.
WELCOME HOME teriakan yang sangat ramai ketika aku membuka mataku.
Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat apa yang ada dihadapanku,
Ada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku, Ahra onnie beserta keluarga kecilnya,
dan yang mengejutkanku member Super Junior yang mengatakan kalau mereka
sedang ada acara sudah berdiri di depan sebuah rumah yang cukup besar dengan

arsitektur semi minimalis. Aku tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap
mereka dengan tatapan antara tidak percaya dan senang, kemudian aku beralih
menatap Kyuhyun yang ada disampingku. Kita akan tinggal disini, kau suka?
Kyuhyun menatapku ragu-ragu karena semenjak membuka mata aku sama sekali
tidak berkata apa-apa. Aku hanya mengangguk dan airmataku jatuh begitu saja
karena terlalu senang dan Kyuhyun menghapus air mataku lalu mengecup keningku
Saranghae ucapnya pelan.

Aku berada di ruangan yang akan menjadi kamar tidur kami nantinya,
semua barang sudah tertata pada tempatnya lengkap dengan ranjang king size tv
flat dan ruang wardrobe yang menyimpan pakaian kami, lebih tepatnya pakaian
Kyuhyun yang super banyak, serta kamar mandi yang cukup besar dan semuanya
diatur sedemikian rupa sehingga terlihat nyaman.
Kau suka? Tanya Kyuhyun sambil membawakan segelas air hangat dan
menyerahkannya padaku.
Sangat kuserahkan gelas yang sudah kosong itu padanya.
Tunggu sampai kau lihat ini ia meletakkan gelas di buffet yang ada di samping
tempat tidur dan menarik tanganku menuju ke pintu kayu yang sedari tadi menarik
perhatianku karena Kyuhyun tidak menceritakan apa yang ada dibalik pintu
tersebut.
Aku kembali dikejutkan karena pintu yang ada dihadapanku adalah pitu
yang menghubungkan kamar kami dengan sebuah kamar yang sedikit lebih kecil
dengan dinding yang dibalut wallpaper bernuansa biru muda, ada box baby
berukuran besar beserta mainan yang tergantung di atasnya, kemudian lemari yang
di dalamnya sudah berisi pakaian-pakaian bayi dengan warna-warna lembut, kamar
mandi yang didalamnya duah lengkap dengan peralatan untuk memandikan bayi,
ada banyak mainan dan boneka di dalam kamar ini da yang menarik perhatianku
adalah foto-foto yang ada di kamar ini. Pertama fotoku dan Kyu yang di ambil ketika
kami berbulan madu di pulau nami, lalu foto kami beserta keluarga besar Kyuhyun
yang di ambil ketika kehamilanku menginjak lima bulan, dan foto kami dengan
Super Junior formasi lengkap ditambah Zhoumi dan Hendry yang diambil saat
pernikahan kami dan terakhir sebuah foto berukuran lumayan besar di dinding
dekat box baby adalah foto Super Junior ketika mereka menyanyikan lagu do re mi
di Super Show 4 seoul.
Hyungdeul yang memaksa memajang foto itu disitu Kyuhyun memelukku dari
belakang.
Aku suka, kalian terlihat lucu disini. Semoga saja anak kita tampan dan lucu seperti kau di foto
ini aku tersenyum lebar menatap foto yang ada dihadapanku.

Dan cantik sepertimu ia mengecup pipiku, kubalikkan badanku sehingga sekarang kami
berhadap-hadapan. tanganku membelai pipinya dan aku sedikit berjinjit mengecup bibirnya
Gumawo, Kyu appa ucapku pelan, senyumku masih belum lepas menatap pria dihadapanku.
Kyuhyun membalas senyumku menangkupkan kedua tangannya di wajahku dan
membungkukkan badannya sedetik kemudian bibirnya sudah melumat bibirku, aku berusaha
untuk melepaskan ciumannya ketika mulai merasa kehabisan nafas tapi Kyu tidak
memperhatikanku dan tetap sibuk melahap bibirku. Dengan terpaksa aku mencubit lengannya
dengan kencang, ia sedikit menjerit dan melepaskan ciumannya. Akhirnya aku mendapatkan
oksigen juga.
Kenapa mencubitku? Kau tidak suka kalau aku menciummu ya? ia menggerutu sambil
mengusap tangannya yang tadi ku cubit.
Kau bisa membunuh mereka kalau terus menciumiku seperti itu terus Kyuhyun masih
menggerutu mendengar penjelasanku. Ayo turun, kita makan malam aku menggenggam
tangannya dan meninggalkan kamar.
Kau harus cepat melahirkan supaya aku bisa menciummu sampai puas beginilah kalau sifat
manjanya keluar.

Sudah seminggu kami menempati rumah ini, dan seperti biasa para member yang
memiliki waktu luang menemaniku di rumah. Kyuhyun sedang disibukkan dengan rekaman
untuk soundtrack sebuah drama dan juga album terbaru K.R.Y. Dan hari ini Sungmin oppa yang
menemaniku di rumah.
Jadi kapan kau melahirkan Tanya Sungmin oppa.
Mungkin sekitar satu minggu lagi, wae oppa? tanyaku sambil mengaduk cream sup yang
kubuat untuknya.
Apa Kyuhyun bisa menemanimu melahirkan, akhir-akhir ini kan dia sibuk sekali
Aku sih berharap dia bisa menemaniku tiba-tiba saja perutku sakit luar biasa, aku menjerit
kesakitan.
Chaeri~ah waeyo? Sungmin oppa panic melihatku kesakitan.
Appo!!!! Oppa sepertinya aku mau melahirkan! aku mencengkram tangan Sungmin oppa.
YA! Kau bilang seminggu lagi! Othoke othoke othoke? Sungmin oppa semakin panic melihatku
yang sudah terduduk di lantai.
Bawa aku ke rumah sakit! aku semakin menjerit karena rasa sakit yang luar biasa ini.

Kau masih bisa jalan kan? Ayo kita ke rumah sakit Sungmin oppa membantuku berdiri, sekuat
tenaga aku berusaha untuk berdiri.
Oppa Kompornya aku melihat kompornya masih menyala, sungmin oppa langsung mematikan
kompor dan membawaku ke mobil, di perjalanan Sungmin oppa menelfon rumah sakit dan
memesan kamar bersalin untukku. Aku terus-terusan menjerit menahan sakit, dan sungmin
oppa juga terus memberikan instruksi agar aku dan dia yang panic sedikit tenang.
Tarik nafas, fuuuuu fuuuu kami sama-sama berusaha bernafas dengan benar.
Oppa, Kyuhyun. Cepat beritahu dia! aku mencengkram lengannya samppai kukuku hampir
menancap di sana.
Ya! Aku tidak bisa menyetir dengan benar kalau kau menyakitiku Sungmin oppa juga menjerit
kesakitan karena ulahku. Lalu dengan apa aku harus menahan rasa sakit ini? Mataku tertuju
pada boneka babi berwarna pink yang ada di dashboard dan aku menggigitnya untuk menahan
rasa sakitku, masa bodo kalau Sungmin oppa marah. Sungmin oppa sedari tadi sibuk
menghubungi Kyuhyun tapi sepertinya tidak ada jawaban darinya.
Hyung, Chaeri akan melahirkan. Aku sedang mengantarnya ke sakit Sungmin oppa menelfon
member lain, karena tidak mendapatkan jawaban dari Kyuhyun.
Aku sudah menelfonnya tapi tidak ada jawaban. Seoul Hospital, beritahu yang lain dan suruh
ahra noona membawa perlengkapan untuk Chaeri Sungmin oppa menutup telfonnya dan
kembali focus menyetir, sementara aku masih berusaha menahan rasa sakit yang hampir
membunuhku. Dalam lima menit kami sudah sampai di rumah sakit dan aku langsung bawa ke
ruang bersalin.
Aku sudah menghubungi yang lain, sebentar lagi mereka sampai ujar Sungmin oppa sebelum
aku masuk ke ruangan. Aku sama sekali tidak mendengarkan ucapannya karena terlalu sibuk
menahan perutku yang rasanya mau meledak. Istrimu akan melahirkan tapi kau malah tidak
ada, mati kau Cho Kyuhyun!!

Di dalam ruangan suster terus memberikan instruksi agar aku bisa melahirkan bayibayiku, fuuu fuuu fuuu aku terus mengejan dan menarik nafas dengan benar Sedikit lagi
nyonya.. tarik nafas Suster dan dokter terus menyemangatiku. Aku menarik nafas dan kembali
mengejan sampai akhirnya terdengar suara tangisan dan aku bisa melihat bayi yang
berlumuran darah di tangan dokter dan menyerahkannya pada suster yang ada disampingnya.
Bayi anda laki-laki nyonya suster yang tadi menggendong bayiku langsung meletakkannya di
dadaku agar bayiku bisa menyusu, aku tersenyum melihat bayi laki-laki bermata bulat dengan
pipi yang chubby dan rambut coklatnya yang sedikit ikal, Kyuhyun kecil. Baru sebentar aku bisa
bernafas dengan lega, tiba-tiba saya rasa sakit itu kembali datang dan suster langsung

mengambil bayiku dan membawanya entah kemana. Aku meringis kesakitan dan kembali
mengatur nafas seperti tadi, ketika sedang mengejan aku merasakan ada yang menggenggam
tanganku. Aku tidak menyadari kapan Kyuhyun masuk, yang jelas dia suah ada disampingku
dan memberikanku semangat.
Ayo jagi, kau pasti bisa. Tarik nafas ia merocos panic, sementara aku terus menggengam
tangannya kencang dan kembali mengejan tidak berlangsung lama terdengar suara bayi. Aku
sudah memejamkan mata saat Kyuhyun mengusap keringat dari wajahku.
Bayi kita perempuan, gumawo jagi kemudian ia mengecup keningku dan aku sudah tidak
sadarkan diri.

Aku mendengar suara berisik yang diciptakan oleh para laki-laki yang ada di ruangan
ini, tapi yang membangunkannku adalah suara tangisan mungil yang tenggelam di antara suara
lainnya. kubuka mataku dan menyesuaikan cahaya yang menusuk mataku, otakku langsung
mengingat apa yang baru saja ku lalui.
Kau sudah bangun jagi Kyuhyun duduk di bibir ranjang menggendong bayi kami dan
tersenyum manis, wajahnya sangat berseri. Di ruangan ini juga ada member super junior yang
lain.
Mana bayiku? tanyaku sedikit panic, karena hanya ada satu bayi yang di gendong Kyuhyun.
Ini Kyuri, dia sudah mencarimu dari tadi Ahra oennie meletakkan bayi perempuan yang
sedang menangis disampingku, bayi ini sangat cantik dengan kulit yang pucat, mata bulat,
rambutnya hitam sama seperti Kyuhyun dan hidung mungil yang mancung serta bibir tipis
berwarna pink persis sepertiku, perpaduan yang sempurna.
Kyuri? aku menatap Ahra onnie yang duduk disampingku.
Cho Kyuri, Kyuhyun yang memilihkan nama untuknya ujarnya. Aku menatap Kyuhyun dan ia
kembali tersenyum manis. Ia pintar memilih nama untuk anak kami, aku suka.
Sedari tadi Kyuri terus menangis mencarimu, beda sekali dengan kakaknya yang dari tadi
tertidur pulas aku membelai pipi chubby Kyuri, lembut. Dan hebatnya ia langsung berhenti
menangis, dan kemudian menguap dan sedetik kemudian ia sudah tertidur lelap.
Kau harus memberikannya nama jagi, aku tidak tau harus memanggilnya apa Kyuhyun
tersenyum menatap bayi laki-laki yang di gendongnya, disampingnya ada Sungmin oppa yang
sedang mengelus-elus pipi bayi kami. aku harus memberikan nama apa ya? Aku belum
menyiapkan nama untuk anak kami. Ah.. aku tau!

Kyumin, namanya Cho Kyumin ujarku riang, sedangkan Kyuhyun agak bingung. Kyuhyun dan
Sungmin. Aku ingin memakai nama belakang Sungmin oppa karena dia yang telah
menyelamatkan kami. Boleh kan oppa Aku dan Kyuhyun langsung menatap Sungmin oppa,
meminta izin menggunakan nama belakangnya untuk putra kami.
Nama yang bagus, Cho Kyumin. Aku suka namanya, Annyeong Kyumin~ah Sungmin oppa
akhirnya memberti izin dan mencium pipi Kyumin.
Chukkae ujar Hendry, Zhoumi,Hankyung, Kibum dan Kangin oppa bersamaan, sedari tadi aku
tidak menyadari kedatangan mereka.
Gumawo Hendry, gumawo oppadeul aku tersenyum melihat mereka, apalagi Kangin oppa.
terakhir kami bertemuu ketika aku ikut mengantarnya masuk wajib militer bersama member lain,
ia terlihat lebih dewasa sekarang. Semua member datang, kalau saja ada Heechul oppa pasti
akan lebih lengkap senyumku hilang menyadari masih ada satu orang yang kurindukan, dia
kan sudah berjanji akan datang.
Kau merindukanku panjang umur, aku baru saja mengharapkan kedatangannya dan disambut
dengan pelukan dari semua member. Jadi siapa nama kecua malaikat ini Heechul oppa berdiri
di samping Kyuhyun dan Sungmin oppa diikuti dengan member lain, kurasa mereka belum
mengetahui nama anak kami.
Namanya Cho Kyuri aku membelai wajah putriku yang masih terlelap.
Lalu jagoan kecil ini Tanya Donghae oppa yang sedang asik menoel-noel pipi Kyumin.
Kyumin, namaya Cho Kyumin ujar Kyuhyun, senyum kembali terpasang di wajahnya.
Hey bukankah itu nama pair Kyuhyun dan Sungmin? Tanya Yesung oppa.
Aku memakai nama Sungmin oppa karena dia sudah menyelamatkanku, kalai oppa tidak
datang ke rumah pasti aku sudah melahirkan di rumah semua orang yang ada di ruangan ini
mengangguk mendengar penjelasanku.
Aku kan juga pernah menyelamatkanmu Chaeri~ah, kenapa tidak pakai namaku saja, kenapa
cuma nama Sungmin hyung? protes eunhyuk oppa yang di dukung oleh Donghae oppa.
Ya, kalau mau buat saja anakmu sendiri. Kalau memakai namamu bisa-bisa keponakanku
nanti berotak yadong, pelit, dan bau sepertimu ucapan Heechul oppa membuat kami tertawa.

~Kyuhyuns POV~
Sekarang semuanya lengkap, aku memiliki orang tua dan kakak yang sangat
menyangiku, juga hyungdeul yang selalu menjagaku, elf yang selalu mendukungku dan yang

terpenting aku memiliki Chaeri akan menemaniku menghabiskan hidup dengan dua malaikat
kecil kami. Bukankah tuhan sangat menyayangiku?
-ENDTitle: Peach Blossom
Author: Angelcandy
Cast: Cho Kyuhyun
Park Hyojin (OC)
Aiden Lee
Blog: stationgenie.wordpress.com
Haloo my lovely genie mania, my lovely reader.. sambil nunggu lanjutan ffku yang lain, ini aku kasih ff
oneshoot, Ini ada adegan NC-nya, dan special untuk kali ini aja, ff ini ngak aku protect, so happy
reading..
Emosi Kyuhyun luar biasa buruknya pagi itu dan menyebar ke seluruh penjuru kantor. Suasana
Kantor jadi menegangkan. Seluruh karyawan tampak pucat mendengar makian Kyuhyun yang tiada
henti. Mereka merasa frustasi karena Kyuhyun marah-marah seharian ini.
Apa ini hal terbaik yang bisa kau lakukan? Perbaiki!! Bentak Kyuhyun melemparkan map berisi filefile kehadapan salah satu karyawannya.
Tunggu apa lagi?Keluar! Ucap Kyuhyun ketus.
Brengsek! Kyuhyun mengeram, ketika pikirannya tak lepas dari percakapan dia dengan Park Hyojin
tadi pagi, sebelum berangkat ke Kantor.
Gadis itu datang dengan angkuh ke kediman Cho Kyuhyun. Menawarkan perjanjiian yang gila.

Apa-apaan ini? tanya Kyuhyun menyipitkan matanya saat membaca rentetan tulisan yang
disodorkan gadis itu pada Kyuhyun.
Bukankah sebelumnya kau menginginkan tubuhku. Aku akan menjual tubuhku padamu. Kyuhyun
menatap Hyojin tajam.
Itu perjanjiaannya. Hyojin melemparkan pulpen pada Kyuhyun.
Tanda tangan, Hyojin mengerenyit melihat Kyuhyun hanya diam saja. Ah atau kau berubah
pikiran? Baiklah Aku akan memilih pria Kyuhyun mencengkram pergelangan tangan Hyojin.
Jangan berani-beraninya kau melakukan hal itu. Semua hal yang sudah tercap sebagai milik Cho
Kyuhyun, tidak akan pernah tersentuh oleh orang lain. Hyojin mendengus dan balik menatap
Kyuhyun tak kalah tajam, menghentakan tangannya agar terlepas dari cengkraman Kyuhyun.
Kuperingatkan kau Tuan Cho yang terhormat. Pertama, aku bukan milikmu. Kedua, jika kau
menginginkanku, tanda tangani perjanjian itu. Ketiga, bayar aku, dan kita selesai.Gigi Kyuhyun

berglemetuk menahan amarah yang siap meledak. Hyojin menyenggol pundak Kyuhyun saat
melewati-nya.
Permisi. ucap terakhir gadis itu, sebelum pergi dari ruangan tersebut.
Sebuah suara, menyadarkan Kyuhyun dari lamunan.
Sajangnim, Tuan Aiden Lee ingin bertemu dengan anda.
Biarkan dia masuk. sekertaris Cho Kyuhyun membungkuk hormat, melangkahkan kakinya ke arah
pintu ganda yang sangat besar.
Beberapa saat kemudian Aiden masuk dan membungkuk, memberi salam. Aiden adalah orang
kepercayaan Kyuhyun yang bertugas mengawasi Hyojin. Nona Hyojin saat ini berada di sebuah
club elite, Tuan Cho. rahang Kyuhyun mengeras, batas sabarnya sudah habis. Kyuhyun mengumpat
dan bergegas bersama Aiden menuju Club.
***
@Luxuries Club, Gangnam.
Hyojin menuangkan botol vodka pada seorang pria yang baru ia temui. Tangan pria itu
mengerayangi paha Hyoin. Gadis itu tersenyum nakal dan menggoda. Hyojin adalah seorang wanita
yang memiliki pekerjaan special. Special karena dia bekerja untuk laki-laki yang membayarnya. One
night stand. Gadis itu tidak melakukan hubungan sex dengan Kliennya. Hanya hal
sederhana, skinship ringan, atau mungkin berciuman sampai lemas.
Kau tau kau sangat cantik ucap pria yang menjadi kliennya saat ini.
Pujian itu sudah sering kuterima Tuan Shim, tapi haruskah aku ucapkan termakasih? tutur Hyojin.
Laki-laki itu tertawa kecil.
Jadi kau selalu menemani laki-laki minum. Setiap malamnya? tanya pria itu menyelusuri lekukan
tubuh Hyojin.
Tidak tiap malam, hanya jika aku membutuhkan uang saja. Hyojin tersenyum manis. Melingkarkan
tangannya pada leher pria bermarga Shim itu.
Membutuhkan uang? mata Pria itu menyipit.
Iya, aku butuh uang, untuk hidup mewah, membeli tas Louis Vuitton kesukaanku misalnya, tapi kau
tau, aku tak suka terikat, maka dari itu, aku melakukan pekerjaan ini. Bayar aku, bekerja dan selesai
Menarik. tukas sang pria, mengecup bibir Hyojin singkat.
Mau mendengar hal lucu? tanya Hyojin.

Ehm.. Apa? jawab sang pria, jarak mereka masih sangat tipis, hingga bibir sang pria dengan
mudah mengecup pipi Hyojin yang merona alami.
Ada salah seorang Klien-ku, aku rasa dia terobsesi padaku, padahal saat itu aku hanya melakukan
hal ini padanya Hyojin berpindah posisi, duduk dipangkuan pria itu, tanganya menyelusuri rahang
pria itu dan meghadiahi satu kecupan yang panas untuk sang klien.
Hhh hanya seperti itu tukas Hyojin, mengusap bibir sang pria yang basah. Pria itu tersenyum.
Apa yang dia lakukan padamu? Biar aku hajar dia ujar Tuan Shim.
Kau ingin tau? Baiklah.. Kalau begitu, hitung sampai sepuluh. Pria itu mulai nenghitung, tepat pada
hitungan kesepuluh, pintu ruangan itu didobrak paksa. Ada Kyuhyun disana, yang ternyata
menendang pintu itu, hanya dengan sekali tendangan membuat pintu itu lepas dari engselnya.
Kepala Kyuhyun terasa berdenyut, mendidih emosi melihat pemandangan yang ada dihadapannya.
Mata Kyuhyun menggelap. Dia berjalan terburu menghampiri Hyojin dan pria itu. Kyuhyun
memberikan bogem mentah pada laki-laki brengsek itu, yang telah berani menyentuh gadisnya.
Berkali-kali Kyuhyun melayangkan tinjunya. Membuat Pria yang menjadi klien Hyojin saat ini,
terkapar, wajahnya penuh dengan darah karena Kyuhyun benar-benar meluapkan emosinya.
Kyuhyun menatap Hyojin tajam, menarik tangan gadis itu.
Sudah cukup kau menguji kesabaranku, ini sudah batas toleransiku padamu. Aiden! Aiden
menyerahkan pistol pada Kyuhyun. Mata Hyojin membulat, terkejut.
Jika, kemarin dua bajingan yang menyentuhmu hanya ku kirim ke rumah sakit, kali ini dia akan ku
kirim ke Neraka. Kyuhyun menarik platuk pistol dan siap menembakannya.
APA YANG KAU LAKUKAN?! Bentak Hyojin panik, Hyojin menggeleng menatap Kyuhyun.
Aku ingin otak cantikmu merekam semua ini, jangan pernah menguji kesabaranku.
DOOR!
Hyojin berteriak menutup matanya.
Cho Kyuhyun kau gila!! suara Hyojin bergetar manahan tangis. Hening, terdengar suara tuan Shim
merintih kesakitan. Hyojin memberanikan diri membuka matanya. Dia melihat kaki tuan Shim
tertembak. Sekali lagi Kyuhyun mengarahkan pistol pada tuan Shim, tepat di jantung pria itu.
Cho Kyuhyun! Hentikan. pinta Hyojin, air mata sudah membasahi wajahnya. Hyojin tidak
menyangka Kyuhyun akan bertindak sejauh ini, terakhir kali dia bekerja, Kyuhyun hanya membuat
pria yang menjadi klien-nya babak belur, tidak tergeletak bersimbah darah seperti saat ini.

Bereskan dia! Perintah Kyuhyun pada Aiden Lee. Kyuhyun menarik tangan Hyojin kasar
menggeretnya paksa keluar dari club. Hyojin meronta, mencoba melepaskan diri, tapi sia-sia karena
Kyuhyun menggenggam tangan Hyojin begitu kuat.
Cho Kyuhyun! Lepaskan! Hyojin meringsek mencoba melepaskan diri. Semua usahanya berakhir
ketika Kyuhyun menghempaskan kuat tubuhnya pada badan mobil. Hyojin meringis kesakitan.
Berhenti bersikap seperti ini Kyuhyun memegang bahu Hyojin.
Sayang aku lelah, Oke! Jangan bermain-main lagi denganku. seru Kyuhyun mengecup kening
Hyojin.
Hyojin terhenyak. Menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bahunya bergetar. Terisak dalam
tangisnya. Kyuhyun membawa Hyojin dalam dekapan-nya. Membuat gadis itu semakin terisak hebat.
Gadis itu menangis sejadi-jadinya.
***
HyoJin Pov
Pria itu membawaku ke rumahnya. Memberikanku susu hangat. Cih! Dia pikir aku seperti ini karena
siapa? Aku masih diam, tidak berniat memulai percakapan dengannya.
Ji aku menoleh padanya.
Minum susumu sayang, atau mau mengunakan cara lain untuk meminumnya? pria itu
mengeluarkan seringaian licik, yang entah harus kubenci atau aku sukai.
Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengannya saat itu? Kenapa dia harus menjadi Klien-ku waktu
itu? Hingga aku terjebak seperti ini.
Aku tidak suka rasa vanila ucapku, Kyuhyun tersenyum simpul. Sejak kapan kau tidak
menyukainya huh? cibir pria itu.
Kyuhyun meminum susu itu, dan tiba-tiba saja dia mencium bibirku, menekan bibirku, dan
memasukan susu itu melalui ciumannya. Brengsek!

Aku mendorong bahunya, menampar wajahnya. Mengusap kasar bibirku. Aku bangkit hendak
berdiri, namun lenganku ditahan olehnya.
Mau kemana kau? tanyanya.
Pulang ketusku
Mulai saat ini kau tinggal bersamaku aku mendelik tidak suka. Kyuhyun menatapku marah,
membuatku mundur kebelakang. Takut.

Mulai saat ini kita tinggal bersama lagi. Arata? Kyuhyun mengacak rambutku. Ini benar-benar
memuakan, tetapi sialnya, aku tak bisa melawan.
Tuan Cho, apa kau sudah membayarku? tanyaku. Aku harus membuat keputusan, bukankah
begitu? Aku akan mengikuti permaianannya, mengambil uangku dan pergi.
Kyuhyun membuat satu gerakan yang menyudutkan posisiku, tangannya ia letakan pada sisi
kepalaku. Kyuhyun membelai rambutku. Aku menahan nafas. Pria ini sungguh bajingan yang
berbahaya karena pesonanya membuat aku sesak.
Maksudmu uang bulan sayang? tanyanya dengan suara rendah, membuat bulu romaku bergidik.
Pria ini benar-benar sakit. Terserah, dia mau menyebut apa, yang jelas, aku sudah membuat
keputusan. Tidak ada perjanjian tidak apa, asal aku mendapatkan uangku.
Bernafas godanya. Sial! Kenapa aku bersikap memalukan seperti ini.
Dia tersenyum geli, mengecup bibirku lembut. Lalu dia pergi begitu saja, entah kemana. Aku duduk
di pantry. Mengumpat kesal.
end of Hyojin Pov

***
Kyuhyun Pov
Ketika oksigen ditarik paksa dari diriku, ketika aku merasa hampa. Saat itu dia kembali.
Gadis itu datang dengan identitas baru yang membuatku gila. Hingga aku tak mampu berkata.
Flassback
Kyuhyun merasa penat, pria itu selalu sibuk bekerja menghabiskan berjam-jam di kantor, emosinya
tidak pernah stabil tiga tahun terakhir ini. Alasannya satu, karena dia putus asa, karena dia terpuruk
ditinggal oleh tunangannya. Nama gadis itu Nam Jihyun. Meninggal tiga tahun lalu karena sebuah
kecelakaan. Pria itu melampiaskan semuanya dengan bekerja dan bermain wanita. Dia mencoba
menyangkal kenyataan bahwa Nam Jihyun kekasihnya sudah meninggal.
Suatu hari, Kyuhyun mendengar cerita dari rekan bisnisnya, pria itu baru saja berkencan dengan
gadis club yang memiliki julukan Peach Blossom Pria itu bilang Peach Blossommemiliki semua
aspek yang harus dipunyai oleh seorang wanita. Ia memiliki tubuh seperti biola, dengan pinggang
yang ramping dan bentuk payudara yang indah. Wajahnya juga terlihat sangat natural dan tetap
terlihat memesona walau tampil dalam make-up minimalis. Gadis itu juga tipe yang mengasyikan
untuk diajak bicara. Gadis itu bisa membuat kecanduan hanya dengan sebuah kecupan.
Kyuhyun yang penasaran membuat janji berkencan dengan Peach Blossom. Saat pertama bertemu.
Kyuhyun menatap gadis itu kosong.

Kau kembali satu kata yang meluncur dari bibir Kyuhyun.


Flassback end
Ketika dia kembali padaku, tidak akan aku biarkan dia pergi lagi. Aku mengambil sebuah cek. Lalu
kembali lagi keruang tengah. Aku melihatnya tertidur dimeja pantry. Tersenyum simpul, karena
sesuatu dalam hatiku terasa begitu damai. Aku dengan hati-hati membawanya ke kamar,
membaringkannya. Wajah ini, adalah wajah yang kurindukan. Sangat rindu, hingga aku tak ingin
lepas menatapnya. Melakukan rutinitasku favoritku yang dulu. Mendekapnya saat tidur.
End Of Kyuhyun Pov
***
Sinar matahari masuk dari celah tirai kamar yang sedikit terbuka. Hyojin menggeliat dalam tidurnya.
Merasa begitu nyaman hingga engan untuk membuka matanya. Sebuah tangan masih setia
melingkar dipinggang Hyojin dan dia menyadarinya. Matanya membuka, pemandangan yang
pertama kali ia lihat adalah wajah tentram Kyuhyun. Hati Hyojin mencelos. Tangannya bergerak
menyetuh hati-hati wajah Kyuhyun.
Hanya orang yang tak memiliki hati, yang tak terjebak dalam pesona-mu. Kau datang begitu saja
lalu mengganggu. Dan kau tidak melihatku sebagi aku. Hyojin mendesah.
Kyuhyun adalah Klien pertamanya yang memperlakukannya dengan sopan. Dan Klien pertama yang
menatap matanya dengan cinta, bukan nafsu. Tapi itu bukan untuknya. Mengapa
begitu sial? Kepalanya selalu berdenyut menahan amarah, setiap kali Kyuhyun memanggilnya
dengan Jihyun. Hatinya selalu ingin tau tetapi dia terlalu takut, jika asumsinya benar.
Aku tau aku tampan, tapi tidak perlu kau menatapku seolah kau kelaparan sayang.. Kyuhyun
membuka matanya.
Selamat pagi sapa Kyuhyun, wajah Hyojin memerah, malu karena tertangkap basah menatap pria
itu.
Yak! Jerit protes Hyojin saat Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Membuat jarak mereka hanya
sejengkal. Hyojin bahkan bisa merasakan nafas Kyuhyun yang hangat menerpa wajahnya. Jantung
gadis itu seolah dipompa berlebihan. Berdetak tak wajar. Tangan Hyojin mencoba melepaskan
pelukan Kyuhyun pada pinggangnya.
Astaga! Cho Kyuhyun keluhnya saat Kyuhyun malah menarik gadis itu hingga merapat pada
dadanya. Kyuhyun memeluk Hyojin, seperti ia memeluk bantal guling.
Aigoo.. Kenapa kau begitu manis. Aku ingin seperti ini seharian. oceh Kyuhyun.
Lepas!! Dasar kau pria tak waras!! omel Hyojin memukul-mukul Kyuhyun. Dengan sekuat tenaga
Hyojin mendorong tubuh Kyuhyun. Bangkit berdiri, menatap Kyuhyun sangar.

Ya Tuhan!! Kenapa ada pria seperti ini?! Hyojin menendang kaki Kyuhyun kesal. Menghentakan
kakinya sebal, dan berjalan keluar.
Argh! Hyojin menutup mulutnya saat menemukan dua penjaga berbadan tegap dibalik pintu. Dan
entah sejak kapan Kyuhyun berdiri dekat Hyojin dengan wajah innocent menyebalkan.
Kau kenapa? tanyanya polos. Hyojin menurunkan tangan Kyuhyun yang hinggap dipundaknya.
Apa-apaan ini???? tunjuk Hyojin pada dua penjaga tersebut.
Jaga-jaga jika kau ingin kabur ujar Kyuhyun santai. Kyuhyun menarik pinggang Hyojin dan
menahan tengkuk gadis itu.
Morning Kiss ujarnya perlahan Kyuhyun mendekat. Kyuhyun mengecup bibir Hyojin beberapa kali,
membuat tangan Hyojin tanpa sadar meremas ujung kaos yang pria itu kenakan. Ada apa ini? Hyojin
yang lihai berciuman dengan banyak pria dibuat bodoh, seperti gadis yang baru dicium pria.
Menggelikan. Hyojin merasakan sebuah perasaan yang tak terjabarkan. Kyuhyun melumat lamatlamat. Megulum bibir atas dan bawah Hyojin. Mendesakkan lidahnya dengan sangat anggun.
Bergerak begitu memabukkan. Membuat pikiran Hyojin melayang. Hyojin begitu menikmati sentuhan
bibir Kyuhyun pada bibirnya, hingga melupakan ada dua orang lagi selain mereka, dan ditambah
Aiden Lee disana. Pura-pura tidak melihat apapun.
Nghh desah Hyojin, yang sialan tak bisa tertahan. Gadis itu menjadi ragu dengan keputusannya.
Jika ciuman saja Hyojin dilumpuhkan seperti ini, bagaimana dengan bercinta?
Dada Hyojin dan Kyuhyun naik turun, terengah. Kyuhyun tersenyum simpul, seperti tersihir, Hyojin
juga membalas senyum itu. Tangan Kyuhyun mengait jemari Hyojin.
Jadi kau mau sarapan apa pagi ini Ji..? tanya Kyuhyun. Hyojin tercenung. Dia benar-benar
dijatuhkan ke dasar. Perasaan sakit menyeruak menyelimuti hatinya. Hyojin dengan kasar melepas
genggaman tangan Kyuhyun. Kyuhyun mengerenyit. Menatap Hyojin tajam seolah berbicara.
Uangku pinta Hyojin.
Ah Kyuhyun merogoh sakunya, mengeluarkan selembar kertas yang berisi nominal yang cukup
besar.
Ini sayang ujarnya, Hyojin tertawa getir, mengambil cek itu. Kyuhyun meraih tangan Hyojin lagi,
dan Hyojin melepaskannya lagi.
Wae? tanya Kyuhyun mulai marah. Kyuhyun menatap Hyojin, dan dia begitu kaget melihat setetes
air mata keluar dari pelupuk mata gadis itu.
Ada apa sayang? tanya Kyuhyun lagi lembut, mendekatinya. Hyojin benar-benar muak dengan
perhatian Kyuhyun yang bukan untuknya. Hyojin berjalan cepat meninggalkan Kyuhyun dibelakang.
Hyojin duduk dimeja makan, mengambil beberapa helai roti kasar, dan memakannya cepat.

Kyuhyun mengeret kursi dan duduk dihadapan Hyojin.


Kau kenapa oe? tanya Kyuhyun heran. Hyojin hanya diam.
Sayang? Hyojin masih diam.
Nam Jihyun!! bentak Kyuhyun. Hyojin bangkit dari kursinya,
Seharusnya aku yang bertanya. ADA APA DENGANMU HUH?! Hyojin berlari ke kamar.
Sedangkan Kyuhyun nampak berpikir. Ia memijat keningnya yang terasa pusing. Karyawan
kantornya harus siap dengan moodnya yang buruk pagi ini.
***
Sudah dua jam, sejak kejadian tadi pagi, Hyojin masih diam nampak berpikir untuk terbebas,
sedangkan Kyuhyun sudah berangkat ke kantor menghadiri meeting penting. Hyojin memutar
otaknya menyusun rangkain rencana. Beberapa saat kemudian, Hyojin tampak menghubungi
seseorang. Gadis itu berbicara sangat serius.
Aiden Lee mengetuk pintu kamar Hyojin. Gadis itu segera mengakhiri komunikasinya.
Masuk kata Hyojin. Aiden menekan knop pintu itu dan membukanya, membungkuk pada Hyojin.
Aku bosan. rengek Hyojin.
Tuan tidak mengizinkan anda keluar rumah nona.tukas Aiden. Hyojin mendesah.
Kau benar-benar anjing pesuruhnya ya? Sangat Patuh! Cibir Hyojin. Aiden diam saja, dan hanya
mengucapkan maaf.
Aihs.. Hyojin mengacak rambutnya.
Aku tidak akan kabur, setidaknya izinkan aku pergi berbelanja, aku frustasi disini. ujar Hyojin.
Mianheyo nona kata Aiden Lee.
Hyojin menatap tajam Aiden, Gadis itu menggerutu, mengambil ponselnya, mencari kotak ponsel
Kyuhyun.
Aku bosan! Aku ingin berbelanja ucap gadis itu langsung, saat terdengar suara Kyuhyun.
Bukankah kau selalu membunuh waktu dengan memasak uh? Hyojin mendesah berat saat
mendengar jawaban Kyuhyun.
Aku mohon pinta gadis itu.
Baiklah, tapi dalam pengawasanku tegas Kyuhyun.

Terserah. serunya, lalu mematikan panggilan itu begitu saja.


See? tutur Hyojin pada Aiden.
Lotte Avanue Mart tukas Hyojin, meminta diantarkan ketempat tersebut
***
Lotte Avanue Mart, Gangnam-Seoul 01:30 AM
Menurutmu yang mana yang bagus? Black Hermes atau Klasik Chanel? tanya Hyojin pada Aiden
Lee.
Dua-duanya bagus nona. jawab Aiden. Hyojin memukul Aiden dengan tas Chanel yang ia pegang.
Kau menyebalkan, kau tau? jika aku tanya, kau selalu bilang, itu bagus, ini bagus. Ish! dumel
Hyojin, Aiden terkekeh melihat tingkah lucu gadis itu.
Wow, kau bisa tersenyum goda Hyojin. Aiden berdehem dan bertingkah kikuk. Hyojin berjalan
menuju butik pakaian. Memilih beberapa gaun malam yang sexy. Aiden memalingkan wajahnya,
berpura-pura tidak melihat setiap kali Hyojin menunjukan gaun tersebut. Hyojin mengelembungkan
pipinya sebal meliat tingkah Aiden yang kaku.
Hyojin melanjutkan lagi berbelanjanya, kali ini menuju stan makanan.
Makanan apa yang Kyuhyun sukai?
Beliau menyukai seafood nona Hyojin mengangguk dan membeli seafood dari resto terbaik di
tempat itu.
Kaki jenjang yeoja itu melangkah lagi menuju kedai kopi. Aiden memesankan kopi carmel untuk
Hyojin dan kue coklat.
Temani aku minum Aiden Aiden menatap Hyojin, tampak berpikir sebelum dia memutuskan duduk.
Hyojin menatap Aiden lekat. Dengan hati-hati Yeoja itu berucap.
Boleh aku bertanya?
Apa yang ingin anda tanyakan nona?! Aiden melirik Hyojin dari sudut matanya. Gadis itu
mengaduk minumannya.
Jihyun, Siapa itu? Aiden menghela nafas, akhirnya pertanyaan itu telontar juga. Pria itu berusaha
berpikir, bagaimana caranya mengucapkan kata yang tepat, untuk menjelaskan.
DiaKekasih tuan muda.
Sudah kuduga, lalu dimana dia sekarang? Hyojin begitu santai tampak tak terkejut. Gadis itu
bahkan memotong kuenya dan memakan dengan lahap.

Dia meninggal tiga tahun lalu karena sebuah kecelakaan. gerakan tangan Hyojin terhenti diudara
saat akan memakan kue itu lagi.
Ehm Hyojin berdehem.
Apa dia memiliki kemiripan denganku, Aiden? suara Hyojin bergetar. Merasa takut jika dugaannya
benar. Dia hanya dijadikan penganti kekasih Kyuhyun.
Aiden menatap mata Hyojin dalam-dalam. Menghela nafasnya berat.
Kau dapat melihat pantulan dirinya pada cerminan dirimu, nona Hyojin memejamkan matanya.
Tiba-tiba nafasnya terasa berat, begitu sesak. Hatinya terasa perih, terluka.
Ironis desisnya, Hyojin tersenyum, memaksakan diri.
Nona..
Tuan akan bisa melihat dirimu yang sesungguhnya. Bisakah kau bertahan. Sesaat lagi? Aiden
mengucapkan hal itu tulus, mencoba meyakinkan Hyojin.
Kau benar-benar anak buah yang sangat baik Hyojin tersenyum, membelai ringan rambut Aiden,
lalu memberikan dua jempol pada Aiden.
Aiden tertegun dengan hal yang dilakukan Hyojin. Begitu tiba-tiba, membuat dia merasa syok.
Maaf Aiden meminta maaf, untuk sesuatu hal yang tidak ia tau. Hyojin menertawakan sikap gugup
Aiden. Pipi Aiden merona.
Well.. Aku tak mau pria itu, berada dirumah terlebih dahulu. Kita pulang kata Hyojin, mengedipkan
sebelah matanya.
***
06:00 PM
Hyojin memakai gaun mini berwarna hitam, gaun itu membungkus tubuh Hyojin dengan sempurna,
membuat gadis itu terlihat cantik, sexy, sekaligus elegan.
Selamat datang Hyojin menyambut Kyuhyun.
Namja itu terkejut pastinya, melihat Hyojin berdiri dekat dengan meja makan dan tubuh yeoja itu
dibalut dengan gaun minim yang menggoda, tersenyum manis padanya.
Makan malam romantis, dan wine Hyojin tersenyum, mengecup pipi Kyuhyun. Kyuhyun membeku,
mengumpat dalam hati, berdiam diri seolah tak percaya dengan tindakan Hyojin.

Kau membuat banyak sekali kejutan untukku akhir-akhir ini Ji Dan ini adalah hal yang paling aku
sukai tangan Kyuhyun menyusuri lekuk tubuh Hyojin dan berhenti pada pinggang ramping Hyojin.
Kyuhyun meletakan tangan yang satunya pada pipi Hyojin. Mendekatkan wajahnya, mencium bibir
Hyojin lembut, dan Hyojin membalasnya ciuman tersebut. sama lembutnya, romantis dan penuh
keintiman.
Hyojin menyentuh bibir Kyuhyun saat mereka selesai berciuman, mengusap lembut bibir namja itu
yang basah dengan ibu jarinya.
Makan? tawar Hyojin, melirik pada seafood yang sudah tertata dipiring crystal mewah. Dan
sebuah wine tentunya.
Mereka duduk berhadapan, memilih jarak terdekat.
Katakan padaku, untuk apa semua ini? Kyuhyun mengangkat gelas wine-nya.
Memikatmu Hyojin mengedipkan matanya. Kyuhyun terkekeh
Jihyun-ah tak perlu memikatku, aku sudah jatuh dan terpikat padamu. Hyojin tersenyum. Lagi-lagi
hatinya merasa terluka. Hyojin menatap dalam Kyuhyun
Kau tau tidak jika hati dipenuhi oleh bayangan, membuat orang itu menipu diri, dan melukai orang
lain kyuhyun mengerenyit, Maksudmu?
Maksudku.. lupakan sakitnya, itu membuat dirimu menjadi lebih bahagia Hyojin tersenyum tulus.
Apa yang kau bicarakan Ji..?
Jihyun memutar gelas wine-nya. Siapa namaku?
Kyuhyun mengakat alisnya, meletakan sendok makannya, bersedekap.
Namamu, Nam Jihyun. Hyojin tertawa sinis.
Aku Park Hyojin Kyuhyun tertawa mendengarnya.
Baiklah.. Lelucon-mu sangat lucu Hyojin menatap sedih Kyuhyun, gadis itu memaksakan diri
tertawa.
Lupakan, dia tidak akan melihatmu batin Hyojin.
Mau mendengar cerita yang lain? tawar Hyojin.
Hmmm.. mmm.. Apa?
Kau tau? Aku pernah melihat kelinci, entah kenapa kelinci ini sangat lambat Hyojin mengucapkan
itu dengan mimik wajah serius. Kyuhyun merasa geli dengan hal itu.

Semua kelinci melompat dengan sangat cepat honey..


Aku serius, dia berjalan seperti ini Hyojin mencontohkan jalan kelinci dengan jarinya, jari telunjuk
dan jari tengah Hyojin berjalan lambat, perlahan-lahan, se-inchi demi se-inchi, mendekat pada
tangan Kyuhyun, mata Hyojin mengunci mata Kyuhyun, Mengoda, saat jarinya menyentuh tangan
kokoh Kyuhyun. Mereka seperti tersengat listrik. Hyojin menarik tangannya, tersenyum lebar.
Seperti itu Kyuhyun masih menatapnya, tiba-tiba saja Kyuhyun berdiri, menarik tengkuk Hyojin dan
mencium bibir yeoja itu.
Kenapa akhir-akhir ini kau selalu mencoba, meruntuhkan pertahananku sebagai pria? tanya
Kyuhyun dalam ciuman mereka.
Hyojin tersenyum. Karena aku ingin mengakhiri semua ini ucap Hyojin dalam pikirannya.
Aku rasa pertahananmu saja yang terlalu payah Kyu.. ucap Hyojin dan menarik tengkuk Kyuhyun
lagi, mencium bibir namja itu, melumat bibir pria itu. Kyuhyun mengerang, ciuman gadis itu begitu
menyiksa dirinya.
Memberikan jedah, untuk meraup oksigen.
Aku menginginkan-mu, Cho Kyuhyun. Hyojin mengucapkan hal itu dengan mata sayu seolah
memohon, menyentuh wajah namja itu, membuat jantung Kyuhyun berdebar.
Kyuhyun mengerang merasakan gairahnya yang sudah panas semakin terbakar. Hal liar tentang
tubuh gadis itu yang selalu Kyuhyun bayangkan begitu menyiksa naluri prianya. Ketika gadisnya
dengan suka rela menyerahkan diri. Membuat Kyuhyun menjadi sulit berkata. Dengan usaha berat,
pria itu mengeluarkan suara.
Aku lebih menginginkanmu dibanding, kau menginginkan aku Kyuhyun mengecup telapak tangan
Hyojin.
Mengangkat tubuh yeoja itu ala bridal style, membawa kekamarnya. Perlahan-lahan, Kyuhyun
membaringkan Hyojin di tengah ranjang king size milik pria itu, Kyuhyun memposisikan tubuhnya di
atas Hyojin, berusaha agar tidak menindihnya. Tangan Kyuhyun membelai rambut Hyojin lembut,
mengecup kening gadis itu, mata, pipi dan berakhir pada bibir tipis wanitanya. Hyojin merasa
istimewa diperlukan seperti itu tapi ketika menyadari pria ini melakukan semua hal itu karena
menganggapnya adalah kekasihnya yang sudah mati Jihyun, membuat Hyojin terjatuh hingga
kedasar, begitu sakit dan terasa gelap.
Ada cinta dimata pria ini, tapi bukan untuknya
Ada rasa sayang yang begitu besar dari pria ini, tapi bukan untuknya
Nghh Hyojin mendesah ketika Kyuhyun mengecup leher jenjangnya, menghisap dan meninggalkan
bekas merah keungun disana. Tangan Kyuhyun merayap di sepanjang dada Hyojin, lalu menyentuh
pundak gadis itu, menurunkan tali gaun yang dikenakan gadis itu. Mengecup pundak Hyojin yang
terbuka. Hyojin memejamkan mata dan kepalanya mendongak saat bibir Kyuhyun mengecup
permukaan dadanya.

Sentuhan ini bukan untuknya ucap Hyojin dalam hati.


Kyuhyun terpesona dengan bagian atas tubuh Hyojin yang sudah terekspose. Memandangnya
penuh kekaguman.
Ah desah Hyojin saat Kyuhyun mengecup nipple-nya. Mengulumnya lalu lidah pria itu dengan
lihai menggoda Hyojin.
Kyuhhhh.. Hyojin mendesah gelisah saat ia merasakan desakan di bagian bawah tubuhnya,
sesuatu seperti ingin meledak dari dalam dirinya. Kyuhyun menyeringai mendengar desahan Hyojin,
pria itu semakin mempermainkan tubuh bagian atas Hyojin. Kyuhyun meremas dada Hyojin yang
satunya, mencubit ringan nipple gadis itu.
Kyuhyun-ah Hyojin begitu merasa tersiksa dengan sensasi gila yang baru pertama ia rasakan,
karena Kyuhyun adalah klien pertama dan pastinya lelaki pertama yang ia izinkan menyentuhnya
begitu jauh.
Kyuhyun tidak mengatakan apapun. Namja itu menikmati ekspresi tersiksa diwajah Hyojin. Hyojin
meremas sprei ketika gelombang pertama itu datang, menggulung Hyojin dalam rasa nikmat yang
membuatnya merasa mengambang dalam samudra surgawi. Tangan Kyuhyun bergerak mengusap
titik-titik peluh yang muncul di pelipis Hyojin. Gadis itu membuka mata dan pandangan mereka
bertemu. Kyuhyun tersenyum.
Andai senyum tulus itu untukku lirih Hyojin dalam pikirannya.
Kyuhyun melumat bibir Hyojin lagi, mengajak lidah mereka berdansa. Tangan Hyojin membuka
setiap kancing kemeja Kyuhyun, membuang pakaian itu sembarangan. Hyojin mengusap perlahan
dada Kyuhyun, mengoda nipple pria itu, saat tangan gadis itu menemukannya. Kyuhyun mengerang
tertahan. Masih berciuman dan mengeluarkan usaha lebih, untuk melepaskan semua pakaian yang
melekat ditubuh mereka berdua.
Hhh mereka terengah, berlomba meraup oksigen. Hanya sesaat karena bibir mereka saling
bertaut lagi, Kyuhyun menghisap bibir bawah Hyojin, dan gadis itu melakukan hal sama pada bibir
atas Kyuhyun. Secara tak sengaja pusat gairah mereka bersentuhan, menimbulkan desiran-desiran
hebat yang menyerang seluruh syaraf tubuh Hyojin dan Kyuhyun.
Kyuhyun menurunkan ciumannya ke perut rata Hyojin, mencium kulit halusnya. Tangan Hyojin
meremas lembut rambut Kyuhyun, tubuh gadis itu menegang saat ciuman itu makin turun pada
pusat tubuh bagian bawah Hyojin.
Ouh Cho! Hyojin menjerit merasakan bibir halus Kyuhyun mencium daerah kemaluannya. Hyojin
gelisah, kakinya bergerak, Kyuhyun tak membiarkanya karena kedua tangan namja itu memegang
paha Hyojin, menahannya agar tetap terbuka, pada posisi yang Kyuhyun inginkan. Kyuhyun meniup
pusat tubuh Hyojin pelan, membuat gadis itu mendesah. Kyuhyun mencium lagi daerah sensitif itu,
kali ini menjulurkan lidahnya dan menjilatnya perlahan. Hyojin menengadah, kakinya terasa lemas.
Sialan kau Cho Kyuhyun! Jangannn nghh siksa a-aku ucap Hyojin terbata-bata. Nikmati saja
ujar Kyuhyun, tersenyum simpul. Hyojin menengadah.

Ingin rasanya memaki dan mengumpat pada pria itu, karena rasa yang ia berikan begitu
menyiksanya dalam kenikmatan. Dan kembali lagi, gelombang itu menerpanya, tubuhnya bergetar
dan dia mengeluarkan desahan lega. Kyuhyun membuka mulutnya dan meneguk cairan itu. Kedua
tangannya membuka kewanitaan Hyojin lalu menghisap klitorisnya.
Astaga! Ugh Punggung Hyojin sedikit membusung. Kyuhyun benar-benar menikmati menyentuh
tubuh Hyojin, begitu merasa puas dan senang ketika Hyojin mendesah ataupun meleguh tersiksa
karenanya. Kyuhyun menghisap klitoris gadisnya hingga membuatnya sedikit bengkak, pria itu
kemudian kembali mendaki tubuh Hyojin dan menciumnya lagi.
Mhmmfttt desahan Hyojin tertahan karena bibir Kyuhyun masih menjajah bibirnya. Kyuhyun
benar-benar menggodanya. Jari pria itu tanpa aba-aba memasuki tubuhnya dan bergerak perlahanlahan. Hyojin mendorong bahu Kyuhyun, melepaskan ciuman pria itu.
Kenapa tidak kau masuki aku sekarang- nghh! Ugh Kyuhyun menyeringai menambahkan satu jari
dan melakukan gerakan memutar. Kepala Hyojin terasa pening, terlebih melihat Kyuhyun menarik
sudut bibirnya melengkung keatas, membuat pria itu luar biasa tampan.
Ini akan mempermudahnya nanti sayang Kyuhyun mengecup kening Hyojin.
Sarangheyo Ji seperti kilat, Hyojin yang semula sedikit terbuai, menyadari lagi posisinya, bagai
ditusuk ribuan jarum. Hatinya sakit sekali.
Ini akan sakit. Arata? Aku akan melakukannya dengan hati-hati. Kau boleh, genggam aku kuat, atau
cakar aku jika rasanya sakit. OK? Hyojin tak mendengar apa yang Kyuhyun katakan, semuanya
seperti di-mute. Hening. Hanya terdengar suara hati Hyojin sendiri, yang berteriak Pria ini bukan
untukmu! Pria ini mencintai orang lainKyuhyun memposisikan dirinya diantara paha gadis itu,
mendorong tubuhnya perlahan.
Argh! Jerit Hyojin kesakitan. Tangan gadis itu memeluk Kyuhyun kuat. Hyojin merasa panas dan
perih pada pusat tubuhnya, tetapi rasa perih itu tak sebanding dengan luka hatinya.
Air mata Hyojin menetes.
Uljima Kyuhyun menghapusnya dengan ibu jarinya.
Ini hanya sesaat ujar Kyuhyun.
Kyuhyun membiarkan sesaat gadis itu tenang dan terbiasa menerima dirinya. Saat dirasakannya
tepat, pria itu mulai bergerak. Kyuhyun menggerakan pinggulnya naik turun, tak beraturan,
sesukanya. Rasa sakit itu terasa untuk beberapa saat bagi Hyojin tetapi detik-detik berikutnya gadis
itu mau tak mau mendesah.
Kyuhyun menghujamkan juniornya tepat pada titik rangsang Hyojin, yoeja itu mempererat kakinya di
punggung pria itu.
Kyuhyun-ahhh.. sshhh desah Hyojin tangannya menggerat memeluk leher Kyuhyun.
Sayang..K-au sempit.. ngghh Kyuhyun semakin menggeram, suaranya serak dan nafasnya begitu
berat memburu

Aaakkhh..ngghh Kyuhyun.. desah Hyojin saat dia merasa akan tiba.


Bersama ujar Kyuhyun, mengejar pelepasannya. Kyuhyun menyentakkan junior lebih keras,
membuat gelombang itu datang, begitu dahsyat sensasinya untuk mereka, menyeret mereka dalam
pusaran kelegaan, merasa puas atas percintaan pertama mereka.
Hyojin mengerang, merasakan cairan hangat dari junior Kyuhyun mengeliar masuk ke dalam
tubuhnya. Ssedangkan pria itu mendesah lega, Kyuhyun mengecup bahu Hyojin.Gomawo,
saranghae.. bisiknya, lalu membenamkan wajahnya dileher gadis itu masih dengan pusat tubuhnya
yang menyatu. Keduanya tersengal-sengal.
Kyuhyun membaringkan dirinya disamping Hyojin, menarik selimut dan memeluk tubuh gadis itu
erat. Hyojin dengan ragu-ragu meletakan tangannya pada tangan Kyuhyun.
Nado saranghae Cho Kyuhyun lirih Hyojin dengan suara yang hampir tak terdengar. Merasa
begitu miris dengan jalan cintanya.
***
Tangan itu meraba kesisi sebelah ranjangnya, mengerenyit. Kelopak mata Kyuhyun terbuka.
Mengerjap silau akibat dari sinar matahari yang menyelinap langsung menusuk retina matanya.
Kesadaranya pulih total saat menyadari ranjang sebelahnya kosong. Kyuhyun bangkit, mengambil
asal pakaiannya dari dalam lemari, keluar kamar, berteriak mencari Hyojin.
Jihyun-ah? Kyuhyun masih memanggil Hyojin dengan nama Jihyun, berkeliling kesetiap ruangan.
Dan nihil. Tidak ada Hyojin. Pria itu membuat maid dan penjaga panik.
Kyuhyun kembali kekamarnya, mencari ponsel, Kyuhyun menelpon Hyojin dan tak diangkat, lalu ia
menghubungi Aiden karena pria itu yang Kyuhyun tugaskan, untuk selalu berada dekat Hyojin,
memantaunya.
Di lain pihak tangan Aiden di borgol oleh Hyojin di dekat halte yang jaraknya cukup jauh dari rumah
Kyuhyun, halte itu sepi karena masih sangat pagi, mulut Aiden di sumpal oleh sapu tangan.
Hyojin tersenyum licik.
Seharusnya kau tidak percaya pada wanita cantik Aiden-ssi..
Flassback
Mata Hyojin tak pernah terpejam, saat merasa Kyuhyun sudah terlelap, ia bergerak perlahan,
berganti pakaian dan keluar kamar, seperti biasa, Kyuhyun menempatkan penjaganya.
Hyojin berakting kesakitan, seolah ia membutuhkan obat lambung miliknya yang tertinggal di
apartementnya, gadis itu meyakinkan Aiden untuk bisa keluar pergi karena dia yang tau dimana
meletakan obat itu. Hyojin meyakinkan Aiden, bahwa gadis itu sudah mendapatkan izin dari
Kyuhyun.

Aiden mengawal Hyojin kembali ke apartemennya saat ditengah jalan gadis itu berakting lagi, kali ini
seperti ingin muntah, hingga membuat Aiden terpakasa menepikan mobilnya. Dengan gerakan
cepat Hyojin meraih tangan Aiden dan memborgolnya pada tiang dekat halte.
Flassback end
Hyojin tersenyum licik, saat Aiden melawan, gadis itu memutar kebelakang, mendorong tubuh Aiden
dan menarik tangan yang satunya yang bebas untuk ia borgrol. Hyojin menyumpal mulut Aiden
dengan sapu tangan.
Kau pasti tak menyangka dengan gerakan gesitku kan? Aku beri tau kau tuan Aiden Lee, aku
pemegang sabuk hitam taekwondo. Hyojin tersenyum, tiba-tiba ada mobil yang berhenti didekat
mereka. Hyojin berbalik hendak menaiki mobil tersebut.
Aiden Lee Hyojin menunduk sedih. Gadis itu menarik nafas panjang.
Aku tidak suka terikat, apalagi memaksakan diri bertahan untuk seseorang yang tak pernah melihat
diriku Hyojin tersenyum.
Selamat tinggal Aiden Lee Hyojin memasuki mobil yang menjemputnya.
HmptttHmptttttt Teriak Aiden.
***
Kau bawa semua yang kuminta? tanya Hyojin pada Seulbi.
Ada dibagasi mobilku, aku benar-benar tak percaya, hidupmu seperti didrama Hyojin-ah Hyojin
mendesah, menatap sinis sahabatnya.
Kim Seulbi, karakter utama wanita biasanya selalu happy ending kan? Lalu aku apa? Kenapa
kisahku sad ending? protes Hyojin.
Mungkin pria itu akan mengejarmu, lalu berlutut memohon kau kembali seru Seulbi, memfokuskan
matanya pada jalanan.
Bermimpi saja kau! dengus Hyojin.
Ngomong-ngomong, terimakasih sudah membantuku Seulbi menatap Hyojin, tersenyum.
Itulah gunanya teman. Kau bisa menghubungiku lagi nanti Seulbi merogoh tas yang ada di sisinya.
Ponsel, dengan nomor baru. Hyojin mengambil ponsel itu. Mencari ponsel lamanya, Hyojin hendak
membuang ponsel lama itu melalui kaca jendela, agar tak bisa dilacak atau diganggu Kyuhyun lagi.
Tapi gerakannya berhenti diudara saat screen layar ponsel itu berkedap-kedip.
Namja Pabbo Calling
Dengan ragu Hyojin, mengangkat panggilan itu.

Kau dimana? pekik Kyuhyun disebrang sana.


Di jalan, mencoba membuat jarak darimu jawab Hyojin santai.
Nam Jihyun! Jangan main-main. Katakan kau dimana? panik Kyuhyun. Mata Hyojin terpejam saat
Kyuhyun memanggilnya dengan nama itu lagi.
Namaku Park Hyojin tutur Hyojin dengan suara rendah.
Aku sedang tidak ingin mendengar Lelucon Ji!
AKU PARK HYOJIN!! DAN INI BUKAN LELUCON! Hyojin berteriak, meluapkan emosinya. Gadis
itu mengela nafas panjang, dan tertawa sinis.
Aku Park Hyojin, bukan Nam Jihyun, wajahku mungkin mirip. Tapi aku bukan dia! Dan aku tak ingin
menjadi penganti kekasihmu yang sudah mati Hyojin mengatakannya dengan suara parau.
Kyuhyun bagai ditampar menerima kenyataan itu. Dia seperti tersadarkan bahwa Jihyun-nya sudah
mati. Sebuah bayangan masa lampau melintas di otak Kyuhyun, semua seperti diputar ulang. Darah
ditangannya dan dia yang berteriak histeris mendekap tubuh Jihyun dalam sebuah kecelakaan.
Pertemuannya dengan sosok wanita yang mirip dengan Jihyun-nya. Dan perkataan Hyojin saat
dimeja makan.
Kau tau tidak jika hati dipenuhi oleh bayangan, membuat orang itu menipu diri, dan melukai orang
lain
Kyuhyun memejamkan mata, dia melukai gadis itu, entah kenapa Kyuhyun merasakan rasa terluka
seperti disayat saat mendapatkan kenyataan dia melukai hati wanita yang mirip dengan kekasihnya
yang suda mati itu.
Mianhe Hyojin-ah ucap Kyuhyun bergetar. Hyojin tersenyum kecil.
Selamat tinggal Cho Kyuhyun ucap Hyojin, gadis itu menjatuhkan ponselnya keluar jendela, lalu
menangis terisak.
***
Dua bulan kemudian..
Hyojin berjalan santai disebuah pasar tradisional pulau jeju. Gadis itu memakai topi lebar berwarna
putih dan dress yang senada. Langkah gadis itu berhenti pada sebuah toko yang menjual tas-tas
wanita. Matanya mengincar salah satu tas tersebut.
Hyojin mengelus perutnya,

Aku tau kau menginginkannya, karena ibu juga mau tas itu gadis itu dengan semangat meraih tas
berwarna hitam dengan garis merah vertikal incarannya itu, tetapi sebuah tangan lain juga
meraihnya.
Ini milikku ujar Hyojin menarik tasnya. Seorang wanita yang juga mengincar tas itu tak menerima
jika Hyojin memilikinya.
Hey nona! Tanganku duluan yang memegang tas ini. Jadi ini milikku! Gadis itu menarik lagi tas
tersebut sehingga terjadi tarik-menarik antara keduanya. Dan ketika wanita itu merasa sangat kesal,
wanita itu tersenyum licik dan melepaskan tas tersebut, membuat Hyojin kehilangan keseimbangan
dan terjatuh kebelakang, gadis itu memejamkan matanya. Tetapi ternyata dia tidak menyentuh
tanah, karena seseorang meraih tubuhnya dan menahannya agar tak terjatuh.
Apa tidak bisa kau lebih hati-hati? suara bass rendah yang membuat tubuh Hyojin menegang.
Suara yang dua bulan terakhir ini tanpa sadar ia rindukan.
Hyojin menoleh.
Kyuhyun-ssi Kyuhyun membantu Hyojin berdiri,
Tuntut dia atas tuduhan, melukai seseorang dengan sengaja, membuat tidak nyaman dan tidakan
tidak mengenakan. Buat dia mendekam di penjara untuk waktu yang lama.
Wanita itu menatap tak percaya. Merasa takut dengan pria yang berdiri menatap tajam padanya.
Sedangkan mulut Hyojin menganga. Sial! Cho Kyuhyun luar biasa memukau saat ini. Gadis itu
menggeleng, baru sadar bahwa dia dalam persembunyian dan Cho Kyuhyun tidak boleh
menangkapnya. Hyojin mengendap-ngendap berniat untuk melarikan diri. Baru selangkah, gadis itu
tertahan. Kyuhyun dengan gerakan sigap, meletakan tangannya antara paha dan betis Hyojin, dan
tangan yang satunya pada punggung gadis itu, menggendong wanita itu.
Kya! Apa yang kau lakukan turunkan aku! Hyojin memberontak, tapi sia-sia. Kyuhyun terlalu kuat
untuknya.
Berhenti memberontak. Kandungan-mu tidak boleh terguncang. Ucap Kyuhyun, dengan ekspresi
datar. Hyojin menutup mulutnya.
Bagaimana bisa? tanya Hyojin tak percaya, bahwa Kyuhyun tau, dirinya hamil. Pria ini tau dia
dimana saja itu mengejutkan, dan sekarang double surprise, Kyuhyun tau dia hamil. Dia sudah
menghilang dua bulan, tanpa kabar, jadi seharusnya pria ini tidak mengetahui apa-apa lagi tentang
dirinya.
Kyuhyun membawa Hyojin kedalam mobil mewahnya. Pria itu duduk dalam mobil sambil memangku
Hyojin. Tangan Kyuhyun begitu kuat menahannya.
Apa-apaan ini? Lepaskan!! Hyojin mulai berteriak. Kyuhyun menatap Hyojin, tepat pada iris
matanya.

Aku sudah meberikan waktu dua-bulan. Itu sudah cukup. Aku tidak bisa membiarkan kau dan calon
anakku berkeliaran diluar, jauh dari jarak pandanganku. Itu membuatku cemas Kyuhyun mengecup
kening Hyojin. Seolah tau tentang pertanyaan dalam benak gadisnya.
Aku selalu tau semua hal tentang dirimu Hyojin, karena aku tidak pernah melepaskan dirimu. Kau
pikir, aku tidak bisa menemukanmu dengan mudah huh? Dua bulan ini, aku hanya memberikan
waktu untukmu. Untuk menyembuhkan luka hati-mu.Maafkan aku Hyojin menatap Kyuhyun tak
percaya. Mencoba mencari kebenaran dalam mata pria itu. Dan gadis itu menemukan-nya. Hal jujur
dan tulus dari pria itu. Membuatnya berkaca.
Siapa namaku? Kau memanggil-ku apa tadi? tanya Hyojin.
Park Hyojin Ah- Aniya, Cho Hyojin ulang Kyuhyun tersenyum.
Saranghae Cho Hyojin Hyojin tak tau harus bicara apa, atau bersikap bagaimana. Ketika Kyuhyun
mendekapnya, dia menjadi wanita melankolis yang benar-benar merasa terharu sekaligus
tersanjung.
Jangan menangis oe.. Kyuhyun menghapus air mata Hyojin dengan ibu jarinya.
Aku menangis karena kesal padamu, kenapa kau membuatku seperti ini.. Hiks.. Hyojin menangis
semakin kencang.
Aigoo.. Selain kau yang tidak bisa minum susu vanila, dan kau yang tidak bisa memasak, suka
sekali belanja. Ternyata kau ini juga cengeng uh? ledek Kyuhyun. Hyojin memukul kepala Kyuhyun
kencang.
Dan kau sangat kasar, aihs berhenti bersikap seperti itu bagaimana jika tabiatmu menurun pada
anakku huh? Hyojin memutar bola matanya, gadis itu turun dari pangkuan Kyuhyun.
Katakan padaku, dari mana kau tau aku di Jeju? Aku hamil? tanya Hyojin
Dari temanmu, sangat mudah bagiku untuk menemukanya. Kau pikir semua kemudahan yang kau
dapat di Jeju, jika bukan aku yang melakukannya siapa lagi ehm? Suami-istri yang tinggal di depan
rumahmu adalah orang-orangku,
Hyojin mendengus. Pantas mereka baik padaku.
Tukang susu, orang yang membantu mengurusi rumahmu, mereka semua orang-orangku juga
Hyojin menarik nafas panjang.
Seharusnya aku curiga. Dan jangan katakan. Dokter itu juga orangmu Kyuhyun mengangguk.
Aku sangat senang saat mendengar kau hamil, sekaligus khawatir karena anak buahku bilang kau
terlihat sedih. Tapi syukurlah itu hanya sesaat. Hyojin memukul Kyuhyun.

Itu semua karena-mu!


Yak! Hyojin-ah protes Kyuhyun. Hyojin menatap Kyuhyun intens, saat mendengar namanya-lah
yang terlontar dari mulut namja itu. Bukan yang lain.
Apa kau benar mencintaiku? Bukan karena wajah ini? tanya Hyojin meyakinkan.
Kau tau, percakapan kita terakhir membuat mataku terbuka. Bahwa aku memiliki perasaan yang
berbeda denganmu. Jantung-ku berdebar. Perasaan yang sulit aku jelaskan. Dan aku rasa itulah
yang dinamakan cinta.
Lalu Jihyun?
Aku dan Jihyun, bersama dari kecil, dan terbiasa melakukan apapun berdua. Hal itu aku kira cinta,
tapi aku rasa aku salah setelah bertemu denganmu, perasaanku pada Jihyun tak lebih dari perasaan
sayang karena terlalu lama bersama dan perasaan bersalah, karena aku yang menyebabkan
kecelakaan itu. Bukan cinta. Kyuhyun meraih tangan Hyojin meletakan di jantungnya.
Ini berdebar karenamu, Hyojin tertegun mendegar debaran jantung Kyuhyun.
Dan ini bereaksi juga hanya padamu. Kyuhyun menyentuhkan jemari Hyoji ke kejantanannya
yang menegang. Mata gadis itu melebar.
Ya Tuhan! Aku tidak ingin terikat dengan namja mesum sepertimu seru Hyojin. Kyuhyun terkekeh.
Itu garis yang ditakdirkan padamu. Untuk terikat selamanya disisi Cho Kyuhyun. Kita menikah
besok.
Cih! Itu sebuah lamaran?
Aku rasa Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan mencium Hyojin. Lalu mereka terlarut dalam keintiman dan keromantisan yang mereka ciptakan.
The end

FF // Nappeun Sunbae // NC 21
21 Januari 2013 pukul 1:26

1. Author : Mrs. Evil


2. Judul : nappeun sunbae
3. Kategori:
NC 21, Yadong, Oneshoot

4. Cast:
- Cho Kyuhyun
- Park Eunri
- Kim Kibum
Annyeong ncsplode, author balik lagi dengan cerita yang lain. Ini request dari author eunri park .
pada kenalkan ? ituloh author yang daebak ituuu. haha author marathon bikinnya, setengah hari .
wowowow. Hahaha mian kalo gaje dan disini author menyuguhkan nuansa yang berbeda dari ff
sebelumnya. Disini kesannya lebih ceria . udah deh langsung baca aja ya. Mian kurang hot! Selamat
membaca !

Author POV

Bunyi bel sekolah siang itu menggema diseluruh antero Seoul High School. Dan sedetik kemudian
ribuan siswa-siswi berhamburan menjauhkan diri dari kelas mereka yang membosankan. Tak
terkecuali seorang yeoja manis itu. Dia menyeret kakinya keluar dari kelasnya.

Dengan sebuah buku bertengger digenggamannya dia menempati tempat duduk yang biasa ia
tempati ketika istirahat tiba. Tempat duduk itu berhadapan dengan lapangan basket . Diliriknya
sekilas suasana di lapangan basket yang tengah berpenghuni itu. Lalu dia membuka halaman buku
yang sedari tadi ia genggam . Itu bukanlah sebuah buku cerita, novel, atau komik melainkan buku
pelajaran biologi.

eunri-yaa, kau tidak makan ? kajja kita ke kantin dua orang gadis menghampirinya yang sudah
mulai tenggelam pada bacaannya itu.

ah mianhae hyemi-ya nari-ya, aku sedang tidak lapar. Kalian duluan saja. Dia menatap kedua
sahabatnya itu dengan senyum yang tersungging dibibirnya, menambah kecantikan diwajahnya.

tentu saja, menurutmu kan materi yang diajarkan Kim seonsangnim itu lebih menarik daripada
makanan di kantin. Ya kan ? yeoja yang bernama hyemi itu menggodanya dan disambut tawa oleh
mereka bertiga.

kau sudah tahu kan ? haha. Kalau begitu pergilah jangan sampai cacing-cacing diperut kalian demo
karena tidak diberi makan

Setelah kedua sahabatnya itu melenggang menuju dia kembali memusatkan pikirannya kedalam
bacaannya itu. Yeoja itu masuk kedalam kategori yeoja yang cerdas. Dia meraih peringkat tertinggi
diangkatannya, dan menjadi peringkat kedua di satu sekolah. Terkadang dia iri kepada si peringkat
pertama karena tanpa perlu setekun dirinya untuk menjadi peringkat. Bahkan sunbaenya yang
menjadi peringkat pertama itu masuk kedalam kategori nappeun namja. Bermasalah, sering
berganti-ganti yeoja, dan dia sering kabur saat jam pelajaran. Namun tak bisa dipungkiri di balik
kenakalannya dia memiliki otak yang cemerlang dan emmm.wajah yang tampan. Dan itu sukses
membuatnya tak bisa tidur setiap malam sejak dia pertama kali masuk ke sekolahnya.

Eunri masih fokus pada bukunya sehingga tidak menyadari teriakan orang-orang disekitarnya dan
tidak menunggu waktu lama sebuah hantaman keras sebuah bola basket tepat mengenai keningnya
yang membuatnya pusing dan terjungkal dari tempat duduknya.

gwaenchanayo? suara berat namja menggelitik telinganya. Diapun merasakan lengan kuat
melingkar di pinggangnya dan mengguncang tubuhnya. Dan dirasakannya semua gelap seketika.

Eunri POV

Aku membuka mataku yang terasa sangat berat ini dan kurasakan kepalaku sangat sakit. Aku
meringis sebentar lalu mengedarkan pandanganku disekelilingku.

bukankah ini di ruang kesehehatan? Apa yang terjadi? aku mencoba bangkit dari posisiku yang
terlentang ditempat tidur . Dan reflek bibirku mengeluarkan suara erangan saat sakit itu kembali
mendera kepalaku.

kau sudah sadar rupanya. Bagaimana kepalamu? Pusingkah ? seorang namja menghampiriku dan
mengelus kepalaku lembut. Aku terlalu shock hingga tak mampu mengeluarkan sepatah katapun
dari bibirku. Ah bodoh sekali kau eunri! Rutukku dalam hati.

Dia mengibas-ngibaskan tangannya tepat didepan wajahku dan nampak raut wajahnya yang
khawatir. ah ne sunbaenim. Nan gwaenchana. aku terbata-bata menjawab pertanyaannya itu.

jinjja? Ah syukurlah. Jika terjadi apa-apa denganmu sainganku untuk meraih peringkat pertama
disekolah ini bisa berkurang satu dia menyunggingkan senyum yang mampu membuat seluruh
yeoja di sekolah mimisan.

ah ye, aku lupa. Gomawo sunbaenim karena kau telah menolongku tadi. Aku merasa berhutang
budi. Aku menundukkan kepalaku sebentar sebagai tanda penghormatanku. Dan lagi-lagi aku
meringis karena kepalaku berdenyut.

aissh jangan banyak bicara dulu, lihatlah kau sedang sakit. Lagipula memang aku yang
membuatmu seperti ini jadi jangan merasa seperti itu. Arrachi? dia membaringkan tubuhku .
Wajahnya hanya berjarak beberapa centimeter dari wajahku, dan dapat kurasakan sapuan nafasnya
diwajahku. Bisa kupastikan wajahku memerah saat ini dan jantungku melonjak-lonjak tak karuan.

ne sunbaenim. Mian, apakah kau tidak masuk kelas? Bukankah ini masih jam pelajaran aku
berusaha mengalihkan suasana yang menegangkan tadi.

ne kau benar, sekarang masih jam pelajaran. Tapi kau tahukan kalau tanpa masuk ke kelaspun aku
sudah hafal semua materi pelajaran di otakku? dia terkekeh sejenak. Lagipula aku lebih senang
menemani yeoja cantik yang sedang tertidur tadi.

Aku melongo mendengar perkataannya tadi. Yang benar saja hey? Aku cantik? Kurasa yeojayeojanya diluar sana ratusan kali lebih cantik dariku. ssssunbaenim aakku entahlah aku tak
tahu harus berkata apa. Aku bahkan sudah tidak peduli di anggap bodoh olehnya saat ini.

sssttdia menempelkan telinjuknya tepat dibibirku jangan seformal itu padaku, panggil saja aku
oppa dia berbisik tepat ditelingaku dan bisikannya itu sukses membuat bulu romaku berdiri. Ingin
sekali aku teriak Cho Kyuhyuuuuun!!! Kau membuatku gilaaa namun aku masih dapat mengontrol
diriku.

nneeKyuuu..oppaa aku tertunduk malu. Sungguh aku ingin sesegera mungkin menghilang dari
hadapannya. Jantungku benar-benar berpacu lebih cepat.

Dia kembali mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kurasakan ibu jarinya menyapu bibirku dengan
lembut. Membuat sensasi yang pertama kali kurasakan.

baru kusadari bibirmu cukup sexy Eunri-ya dia menunjukkan smirk andalannya lalu menjilat ibu
jarinya yang tadi menyapu bibirku. manis dan sepertinya akan lebih manis jika kucoba dengan
bibirku langsung ucapnya kemudian. Mataku terbelalak mendengarnya. Aku menggigit bibirku
untuk membuktikan bahwa semua ini nyata. Ya Tuhan Cho Kyuhyun kau membuatku gila.

o..oppaaa.appaaa..yyangg..kkaauu..lakkukkaannn?? aku mengerjapkan mataku melihatnya lebih


mendekatkan wajahnya padaku. Dan aku tak dapat kemana-mana lagi karena posisi yang sedang
terlentang ini tidak memungkinkanku.

Mataku terpejam saat kurasakan bibirnya mendarat mulus di bibirku. Dia melumat lembut bibirku dan
menjilatnya sekilas kemudian ditariknya kembali bibirnya dari bibirku. Aku kembali membuka mataku
dan tak sengaja melihatnya yang sedang menjilat bibirnya sendiri. Bibirnya yang sebelumnya sudah
merah itu kini lebih memerah lagi.

istirahatlah, aku sudah cukup lama disini. Aku tak ingin orang-orang berpikiran kita melakukan hal
yang tidak-tidak. Dia berlalu dengan santainya keluar dari ruangan ini.

mwo? Apa yang dia katakan ? berpikir yang tidak-tidak? Memangnya mencium seorang yeoja di
ruang kesehatan sekolah bukan hal yang tidak-tidak? Aiisshh jinjjaaa aku mengacak-ngacak
rambutku frustasi. Tak tahu harus bagaimana jika harus bertemu lagi dengannya. Dia sudah mencuri
ciuman pertamaku dan itu membuatku sangat malu!

Aku melirik jam dinding yang terpasang di pergelangan tanganku. Ommo, sebentar lagi jam pulang
sekolah. Dan keadaanku sudah lebih baik jadi aku putuskan untuk keluar dari ruang kesehatan.

Aku berjalan gontai menyusuri koridor yang menuju ke kelasku. Kulihat beberapa pasang mata
melirikku dengan tatapan ingin membunuh. Aku bergidik ngeri. Aku bukanlah yeoja yang senang
menjadi pusat perhatian seperti itu, apalagi mendapat tatapan seolah-olah ingin menelanku. Akupun
mempercepat jalanku dan tepat beberapa meter sebelum kelasku kulihat kedua sahabatku
menghampiriku sambil membawa tasku. Beruntunglah aku mempunyai chingu seperti mereka.

gwaenchanayo? tampak mereka sangat khawatir padaku. Mereka sampai memegang pipiku dan
menilisik tubuhku dengan tatapan mereka.

ne gwaenchana. Jangan terlalu berlebihan mereka nampaknya masih belum yakin dengan katakataku hingga membuatku terheran-heran sendiri. Aku hanya terkena bola basket, bukannya
tertabrak bus lalu tergilas truk.

tidak ada yang menyakitimukan? Hyemi menatapku cemas.

atau melabrakmu? nari menyambung ucapan Nari denga cepat.

mwo? Melabrak? Nuguya? Issh aniyo. Apa yang sebenarnya kalian bicarakan huh ? mereka
membuatku sangat bingung, jelas saja apa hubungannya tersambar bola basket dengan dilabrak ?
siapa yang tidak waras sebenarnya?

aigooo, neomu babboya ! Tadi saat kau pingsan dan yang menggendongmu ke ruang kesehatan itu
adalah Kyuhyun oppa mereka menjelaskan kepadaku dengan gemas, tapi aku masih tetap tidak
mengerti.

lalu? Memangnya ada yang salah ? aku bertanya dengan wajah polos yang sukses membuat
mereka berdua menggeram tak percaya.

bagaimana bisa kau menjadi murid peringkat kedua di sekolah ini huh ? Nari mencubit pipiku
gemas.

kau tahukan kalau Kyu oppa itu adalah namja terpopuler di sekolah ini ? aku menganggukkan
kepalaku. dan kau tahukan saking populernya dia, dia mempunya fans club di sekolah ? aku
menganggukkan kepalaku lagi. kau sudah mengerti kan? dan kali ini aku menggeleng. Hyemi
nampak putus asa .

Park Eunri!!! Acara gendong-menggendongmu itu dengan Kyuhyun oppa di tengah lapangan dan
saat jam istirahat. Dan itu artinya seluruh murid disekolah ini melihat kegiatanmu dengan Kyuhyun
oppa, termasuk fans-fans fanatiknya itu. Dan bisa saja mereka menyerangmu babbo Nari
menjelaskan dengan cepat secepat lari marathon. Aku berfikir sejenak merenungkan kata-katanya .
Dan ada benarnya juga.

jinjja? Satu sekolah melihatnya ? Pantas saja tadi ketika aku berjalan kesini murid-murid disini
melirikku sinis kulihat mereka memutar bola mata mereka. Astagaa kenapa aku baru sadar?
Apakah ini efek benturan kepalaku dengan bola basket tadi ?

sudahlah kajja kita pulang. Dan kurasa otakmu sedang bermasalah eunri-ya Hyemi berkicau tak
jelas dan diikuti Nari yang mengangguk mantap . Dan sedetik kemudian mereka sudah menyeretku
menuju gerbang.

Kami berjalan menuju gerbang diiringi dengan tatapan sinis dari seluruh penjuru, ani bukan kami
tapi aku. Ini sangat membuatku tak nyaman, tapi kedua sahabatku terus mengalihkan pikiranku
dengan obrolan konyolnya dan ya tak bisa dipungkiri membuatku sedikit mengacuhkan tatapantatapan itu.

Kami duduk di halte bus depan sekolah menunggu bus yang biasa kami naiki. Tak lama berhenti
sebuah mobil mewah tepat di depan kami. Dan sang pengemudi turun untuk menghampiriku.

kuantar kau pulang. Kajja lagi-lagi dia berhasil membuatku melongo.

ani Kyu oppa, aku bisa pulang bersama teman-temanku. aku menolaknya halus. Dan bisa
kurasakan semua murid yang masih berdiri di gerbang menusukku dengan tatapan mereka.

andwae, kau masih sakit. Apalagi aku yang menyebabkan kau sakit seperti ini. Sebaiknya kau
kuantar, dan bukankah lebih aman jika naik mobil denganku. Dan tentu saja tidak merepotkan
teman-temanmu jika tiba-tiba kau pingsan di bus. Aku terpojok oleh kata-katanya.

t..tapi oppaa belum sempat kuselesaikan ucapaku dia sudah menarik tanganku dan menyeretku
masuk ke mobilnya.

Sepanjang perjalanan kerumahku kami tidak melakukan obrolan apapun, dan membuat suasananya
sedikit canggung untukku. Tapi yang aku herankan aku bahkan belum mengatakan letak rumahku
tapi dia sudah melajukan mobilnya dengan pasti.

Dia memberhentikan mobilnya tepat di depan rumahku. Dan entahlah nafsuku untuk bertanya
bagaimana dia mengetahui rumahku hilang begitu saja. Aku membuka sit belt yang melekat di
pinggangku kemudian menatapnya.

gomawo Kyu oppa. Sungguh kau tak perlu melakukan ini padaku lagi. Kejadian tadi bukan salahmu,
dan ini hanya akan merepotkanmu. Aku benar-benar merasa tak enak hati jika aku harus menjadi
bebannya.

aniyo Eunri-ya. Aku sama sekali tak merasa direpotkan sekalipun kau memintaku untuk mengantar
jemputmu setiap hari. Aku membulatkan mataku dan disambut gelak tawa olehnya.

andwae Kyu oppa. Aku tidak ingn menjadi bulan-bulanan fansmu itu aku panik seketika dan kulihat
dia terdiam. Kemudian dia tersenyum penuh arti.

jadi itu alasanmu tak ingin dekat-dekat denganku ha? Kau takut diserang oleh fans-fansku? dia
kembali tertawa. Aku hanya terdiam, karena aku tidak menemukan kelucuan sama sekali dari katakatanya.

begitulah. Aku menjawabnya singkat.

ah mianhae, tapi jangan perdulikan mereka. Mereka tak akan menyakitimu. Percayalah padaku.
Karena akan kubunuh mereka dengan tanganku sendiri jika mereka menyakitimu. Dia
menyunggingkan evil smirk andalannya.

mwo? aku menatapnya tak percaya. Apalagi ini Tuhan ?

wae ? Kau tak percaya? Kau adalah yeoja yang sangat berarti bagiku, jadi aku akan melindungimu
dengan kekuatanku sendiri. Smirknya itu kini berubah menjadi senyuman lembut yang
meneduhkan. Entahlah, apakah dia mempunyai dua kepribadian ? Dia bisa menjadi iblis dan sedetik
kemudian dia bisa menjadi malaikat. Ah, molla.

a..akkuu..percayaa aish otakku memang selalu kacau bila didekatnya.

yasudah pulanglah. Dan istirahat. Jangan kelelahan jika kau ingin cepat sembuh aku mengangguk
pelan lalu membuka pintu dan hendak berdiri namun kurasakan tanganku tertahan.

CHU~

Bibirnya beradu dengan pipi kiriku. Aku menatapnya tak percaya. Namun segera aku keluar dari
mobilnya. Aku membungkukkan badanku sebentar kemudian berlalu dari hadapannya. Setengah
berlari aku memasuki rumahku yang lumayan besar itu. Kudapati eoma menatapku didepan pintu
rumah.

siapa itu chagi? Temanmu? eomma bertanya padaku tepat saat aku didepannya. Jebal eomma
jangan menanyaiku disaat seperti ini.

ne eomma aku langsung berlari menuju kamarku dilantai atas. Menghindari seluruh penghuni
rumah ini. Aku sangat ingin menjernihkan pikiranku saat ini.

Sesampainya dikamarku aku langsung menyimpan tasku dan masuk kekamar mandi.
Menanggalkan seluruh kain yang ada di tubuhku. Selesai membersihkan tubuhku aku ingin
berendam sejenak dengan aromatherapi. Kupilih ekstrak lily untuk menenangkanku.

Aku meluruskan kakiku, menyenderkan punggungku ke bathup, dan kutengadahkan kepalaku.


Kupejamkan mataku untuk menikmati dentuman instrumen piano yang putar tadi. Baru sampai
kebait keempat kubuka mataku dan menarik kakiku kedalam pelukanku. Kutumpu daguku dilututku.
Pikiranku sangat kacau, aku terus memikirkannya. Sekelebat memory tadi siang kini memenuhi
otakku. Saat sapuan nafasnya menerpa wajahku, saat suara bisikannya menggelitik telingaku, saat
tangannya menarik tanganku, saat ibu jarinya merayap di bibirku, saat bibirnya melumat dan
lidahnya menjilat bibirku. Semua itu merusak kinerja otakku, melumpuhkan sistem sarafku. Membuat

tubuhku memanas, wajahku memerah, nafasku menderu, dan yang pasti membuat jantungku
berdetak seribu kali lebih cepat.

hhhCho Kyuhyun. Apa salahku? Mengapa kau membuatku sekacau ini? mataku kembali
terpejam. kau tau aku hanya takut kau mempermainkanku. Karena aku tak secantik yeoja-yeoja
disekelilingmu.

Author POV

Eunri melenggangkan kakiku cepat menembus puluhan pasang mata yang mengawasinya. Dan
dengan waktu kurang lebih 3 menit Eunri berhasil masuk ke ruang kelasnya yang lumayan jauh dari
gerbang. Eunri menghela nafas lega saat dia duduk di bangkuku. Namun sepertinya nasib baik
belum berpihak kepadanya, kini seluruh mata dikelas ini memperhatikannya. Dia pun hanya
mengerang kesal menikmati kesialannya hari ini.

Bel istirahat telah berbunyi, namun tak seperti biasanya dia berdiam diri dikelas. Padahal hari-hari
sebelumnya pasti dia sudah duduk di bangku depan lapangan basket. Tetapi tidak hari ini. Dia
sedang menghindar dengan Kyuhyun. Begitupun setiap harinya. Saat tak sengaja berpapasan dia
akan pura-pura tak melihat dan mendengar Kyuhyun yang jelas-jelas berteriak dibelakangnya. Dia
pun akan bersembunyi jika matanya menangkap sosok Kyuhyun. Sungguh dia merasa seakan-akan
dia adalah seorang teroris dan Kyuhyun adalah polisinya.

Jujur saja, seminggu yang lalu dia sempat diancam oleh sunbaenya. Dan kejadian itu masih sangat
jelas diingatannya.

Siang itu dia tengah mencuci tangannya di toilet wanita, didalam toilet maupun di sekitarnya sedang
sepi karena memang saat itu masih jam pelajaran. Dan sebuah tangan mencengkram kerah bajunya
sangat kuat dan mendorong tubuhnya sehingga membentur dinding toilet. Dan ternyata itu adalah
sunbaenya. Yang dia tahu dia adalah Song Jejin murid kelas 3-A, satu kelas dengan Kyuhyun. Dan
setahu Eunri, dia sangat dekat dengan Kyuhyun bahkan mereka sempat digosipkan berpacaran.
Tapi seiring berjalannya waktu gosip itu hilang bagai ditelan bumi.

neo! Kuperingatkan kau yeoja jelek! Jangan dekati Kyuhyun, atau kubuat kau akan menyesal
seumur hidup.

mian sunbaenim, tapi aku tak pernah mendekatinya. Eunri mencoba membela diri karena memang
dia tak salah.

mwo? Jadi maksudmu Kyuhyun yang mendekatimu? Eunri mengangguk pelan. Terdengar suara
tawa meremehkan dari kedua temannya yang berdiri tepat dibelakangnya.

tck, kau jangan mimpi babbo! Mana mungkin Kyuhyun mendekatimu ha? Kau ini bukan siapa-siapa.
Cantik saja tidak, apalagi sekaya aku. Kau hanya kutu buku yang tidak berguna perkataan itu telak
menusuk hatinya. Ya yang dikatakan Jejin benar, dia bahkan tidak pantas dengan Kyuhyun. Ingin
sekali rasanya ia menangis, tapi tidak saat ini. Tidak disaat dia harus ditindas, karena jika dia
menangis itu hanya akan membuat mereka bertambah senang.

mianhae sunbaenim suaranya dibuat senormal mungkin. Dan akhirnya mereka pergi keluar dari
toilet.

Eunri POV

Eunri-yaaa!!!! kurasakan gendang telingaku nyaris pecah karena teriakan teman-temanku yang
kelewat batas itu.

yak! Tak bisakah kalian menurunkan volume suara kalian ha? Kau ingin membuatku mati karena
serangan jantung ha? mereka hanya terkekeh tak jelas saat mendengar omelanku. Ingin sekali
kutelan bulat-bulat mereka saat ini juga.

kkkk~ mianhae. Kami hanya terlalu senang Hyemi masih tersenyum simpul saat melakukan
pembelaan diri.

waeyo? aku bertanya sekenanya, karena memang aku tidak begitu penasaran.

kau tahukan sekolah kita dari dulu menjalin hubungan yang kurang baik dengan Gwangju High
School. kulihat Hyemi sangat semangat saat bercerita. Apa seseru itu?

nah, dan kau tahu siang ini selepas sekolah tim basket sekolah kita akan mengadakan
pertandingan persahabatan dengan tim basket Gwangju High School. Kini Nari yang menggebugebu. Aku hanya memutar bola mataku.

lalu apa hubungannya denganku? aku bertanya dengan wajah tak berdosa dan sukses
mendapatkan jitakkan dikepalaku. yak!! Appo..shhh aku merintih.

tentu saja kita harus menontonnya. Ini pertandingan harga diri. Eotte? Nari dan Hyemi
menunjukkan puppy eyesnya yang sebenarnya sama sekali tidak berpengaruh padaku.

baiklah singkat, padat, dan jelas. Namun jawabanku itu membuat mereka berjingkrak senang.
Sekali lagi kutekankan puppy eyes mereka tak mempan olehku. Aku menerimanya karena aku
sedikit merindukan Kyuhyun oppa. Aku rindu saat dia bermain basket.

Jam menunjukkan pukul 2 siang saat aku sudah berdiri di lapangan dan dibarisan terdepan. Yang
benar saja, kenapa kedua temanku yang bodoh ini sangat bernafsu sih? Issh jinjjaaa. Kuperhatikan
keselilingku lumayan ramai rupanya, dan sepertinya tidak hanya tim dari Gwangju High School saja
yang datang tapi murid-murid dari sana pun ikut bertamu.

Aku tidak begitu perduli dengan yang lain karena aku hanya memperhatikan Kyuhyun yang sedang
memberi arahan kepada timnya. Ya dia adalah kapten tim basket Seoul High School. Kuperhatikan
dengan seksama raut wajahnya yang serius itu, dan itu menambah ketampanannya seribu kali lipat.

Kurasakan segerombolan orang tengah berlomba untuk mendapat barisan dan itu membuatku
terdorong sehingga hilanglah keseimbanganku. Aiish memalukan sekali. Kenapa aku harus terjatu
disaat seperti ini ?

Kurasakan seseorang menggapai tubuhku dan membantuku berdiri. Dia adalah salah satu pemain
dari Gwangju High School terlihat dari seragam tim yang digunakan.

gwaenchana? suara berat namja itu terdengar tak asing di telingaku. Aku masih sibuk dengan
merapihkan pakaianku yang menjadi kusut.

ah ne, gwaenchana. Gomawo aku membungkukkan tubuhku dan menatap matanya. Mataku
terbelalak melihat namja dihadapanku. Benarkah itu dia ?

Park Eunri ? dia memosisikan kedua telapak tangannya di kedua pipiku. kau Park Eunri kan?
astaga, itu dia.

n..neee, kibum-ahh aku sungguh tak percaya, bagaimana bisa aku bertemu dengan cinta
pertamaku sekaligus namjachingu pertamaku itu disini. Dulu aku berpisah dengannya karena dia
harus pindah ke amerika karena urusan pekerjaan orang tuanya. Sebenarnya kami belum berpisah,
belum ada kata putus diantara kami.

ommo, kau tambah cantik Eunri-yaaa! Bogoshippoyooo. Mian aku tak menghubungimu selama aku
di amerika karena ponselku hilang. Dia memelukku dan kurasakan wajahku bersemu merah. Aku
sudah melupakan dimana aku berada sekarang.

Tiba-tiba kurasakan tubuhnya menjauh dengan paksa dariku dan itu perbuatan Kyuhyun. Dia
menarik dengan kasar tubuh Kibum agar menjauh dariku. Dan bisa kulihat aura hitam keluar dari
tubuhnya.

jangan pernah menyentuh yeojaku lagi. Arraseo? suaranya datar namun tersirat ketidak sukaan.
Ommo aku bahkan bergidik melihatnya. Sesaat kemudian dia beralih manatapku dan pandangannya
melembut.

gwaenchana? dia menilisik tubuhku dengan tatapannya.

ne Kyu oppa, gwaenchana. aku mencoba tersenyum padanya, dan dia pun membalas
senyumanku.

Dia mendekatkan bibirnya ketelingaku dan berbisik tunggu aku setelah pertandingan ini, ada yang
ingin kubicarakan aku hanya mengangguk karea lidahku kelu untuk berbicara. Selalu saja dia
berhasil merusak sistem kinerja otakku.

yasudah, berhati-hatilah. Jangan sampai kau terjatuh lagi. Doakan aku menang chagi. Chu~
melumat dan menjilat bibirku sekilas, rupanya dia senang sekali menjilat bibirku. Dan seperti ada
alarm peringatan di otakku aku tersadar. Bisa kulihat tatapan tak percaya dari seluruh mata di
sekolah ini, dan suara pekikkan mereka. Tak sedikit yang histeris melihat kejadian itu. Dan kualihkan
tatapanku ke namja dihadapanku.

Kyuhyun menyapu bibirku sekilas lalu menjauh untuk kembali ke tempat timnya. Dan aku menatap
Kibum dengan perasaan yang campur aduk. Antara senang dan sedih. Guratan kecewa jelas terlihat
diwajahnya.

Akhirnya pertandingan selesai, akupun memutuskan untuk menjauh dari lapangan. Aku berjalan
menuju kelasku yang sudah kosong itu. Dan kurasakan sebuah tangan menarik tanganku. Dan tepat
saat aku berbalik kurasakan bibir sang pemilik tangan itu mendaratkan bibirnya dan bibirku. Dan
seketika itu juga aku meronta dan mendorongnya hingga dia mundur beberapa langkah.

waeyo? Kau menolakku? dia menatap jauh kemataku. aku menunggumu, aku selalu
menunggumu Eunri-ya. Kau tau betapa tersiksanya aku ha?

kibum-ah, mianhae. Aku tak bisa. Kau adalah masa laluku. Aku menunduk tak berani menatap
wajahnya.

waeyo? Kenapa kau seperti ini Eunri-ya? dia mengguncang tubuhku dengan frustasi.

aku menyukai namja lain kibum-ah. Kumohon lupakan aku.

baiklah jika itu maumu, berbahagialah Eunri-ya. Saranghae dia mengecup keningku sesaat
sebelum dia melangkah menjauh dariku. Andaika Kyuhyun tidak masuk kehidupku saat ini, mungkin
aku akan senang saat melihatnya. Namun semuanya sudah terjai, hatiku telah memilih Kyuhyun.

Aku berbalik menuju kelasku, dan baru saja aku terduduk tiba-tiba kudengar suara debaman pintu
yang ditutup secara paksa. Tentu saja hal itu membuatku terkejut setengah mati.

sunbaenim, wae geurae ? aku menatapnya ngeri. Dia mendekatiku dan menampar pipiku dengan
keras. Aku meringis tertahan, kurasakan pipiku memanas dan perih. Baru kali ini ada orang yang
menamparku seumur hidupku.

kau yeoja murahan! Sudah kuperingatkan kau jangan mendekati Kyuhyun lagi! Tapi apa yang kau
lakukan tadi ha ? Kau sengaja menggodanya kan ? dia berteriak keras sekali didepan wajahku. Aku
tersentak saat sebuah tangan menjambak tanganku. Aissh apakah mereka tidak malu
mengeroyokku yang seorang diri ini ?

BLAMM..

Suara pintu terbuka itu mengagetkan aku dan sunbaenim, begitupun dengan anak buahnya. Mereka
langsung menjauhkan tubuh mereka begitu melihat siapa yang baru saja membuka pintu itu.

jangan pernah kau mengatainya seperti itu Song Jejin! Atau kubunuh kau ! Kyu menghampiri
seunbaenim seperti orang yang kesetanan. dan kau jangan pernah menyentuhnya dengan tangan
kotormu itu, atau kau akan kutendang dari sekolah ini. Kau tahukan aku anak pemilik dari sekolah
ini? Kyu beralih kepada yeoja yang tadi menjambak rambutku.

mi..mianhaaeee Kyu mereka segera berlari meninggalkanku dengan Kyu.

aissh kenapa kau tidak bilang mereka pernah mengganggumu ? Kyu menghampiriku lalu
memelukku. Hangat, aku merasa nyaman saat dia memelukku.

aku tidak apa-apa oppa, lagi pula ini tidak penting untuk dibahas aku tersenyum kecil saat dia
melepas pelukannya dan menatapku tak percaya.

tidak penting apanya? Mereka menyakitimu Eunri-ya. Aissh jinjaakau ini dia sangat lucu saat
khawatir seperti ini. Ini kejadian langka, karena bayangkan saja setiap hari dia hanya memasang
tampang dingin disekolah. Jadi siapa sangka pangeran setan ini bisa sepanik ini.

sudahlah oppa, apa yang ingin kau bicarakan padaku? aku melihat wajah paniknya kini menjadi
serius.

jadilah milikku. Dia terlihat kalap a..akku tidak bisa merangkai kata-kata. Jadi aku langsung to the
point saja.

Aku terbelalak mendegar pernyataan cintanya yang sangat tidak lazim itu. Mungkin masih wajar bila
dia mengatakan jadilah yeojaku tapi ini dengan percaya diri yang tinggi dia memintaku menjadi
miliknya. Aigooo namja macam apa dia.

oppa, apa yang kau suka dariku? Aku tak cantik, dan aku tak sekaya jejin eonni

entahlah, aku tak punya alasan kenapa menyukaimu. Karena yang aku tahu jika aku punya alasan
menyukaimu, dan bila suatu saat nanti alasan itu sudah tidak ada kurasa rasa sukaku pun pasti
akan hilang. Tapi yang pasti aku menyukaimu apa adanya dan bagaimana dirimu dia mencium
pipiku lembut dan kembali menatap mataku sendu . saranghae

nado oppa, nado saranghae aku memelukknya karena aku benar-benar tak menyangka jawaban
yang keluar dari mulutnya itu. Aigoo nappeun namja ini benar-benar diluar dugaanku.

Aku melepas pelukkanku dan sedetik kemudian bibirnya sudah melumat ganas bibirku. Dan tak lupa
sapuan lidahnya dibibirku. Kini lidahnya menjelajahi setiap rongga dimulutku. Kubalas setiap lumatan
yang dia berikan. Tangannya menari tengkukku agar lebih memperdalam ciuman kami. Dan tak mau
kalah, tanganku sudah bergerilya menyusuri helaian-helaian rambutnya.

oppaahhhh. aku mendesah saat ciumannya berpindah kebagian leherku. Aigooo nikmat sekali.

ughhh.oppaaahhh.jangannnhhdisituuuhh. aku mencegah perbuatannya untuk membuat


kissmark di leherku, yang benar saja. Bagaimana aku kesekolah jika leherku penuh dengan
kissmark yang ia buat?

Dia menggendongku lalu merebahkan diriku diatas meja belajar yang cukup besar. Dengan terburuburu dibukanya seragamku hingga tak bersisa, lalu dia pun melepaskan seluruh pakaian yang
berbalut ditubuhnya. Mataku terbelalak melihat juniornya yang sudah menegang sempurna itu.

Dia kembali mencium bibirku secara membabi buta, entahlah kenapa dia begitu terobsesi dengan
bibirku ini. Decakan ciuman kami terdengar memenuhi ruang kelasku. Mungkin aku sudah gila
karena bercinta di sekolahku sendiri.

Tangannya tak tinggal diam, jemarinya itu kini telah menyusuri lekuk tubuhku. Mulai dari leher turun
kepayudaraku, bergerak liar disekitar nippleku yang membuatku terbuai, lalu turun mengelus perutku
yang rata.

ahhhoppaahhhgelhiiiiougghhh hanya desahan itu lah yang mampu keluar dari bibirku.

Kini lumatannya turun ke nippleku, dia menyedotnya dengan kencang. Membuatku menjerit karena
perlakuannya itu. Sungguh aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Ini terlalu nikmat .

oppaahjebhaallllougghhh.nikmathhh.errrrmmmm aku terus meracau tak jelas . Disaat


mulutnya sibuk menyedot nipple kananku, tangan kanannya meremas kuat payudaraku yang masih
ranum itu. Aku tak dapat mendeskripsikan bagaimana kenikmatan ini. Terlalu memabukkan.

Dia bangkit dan mencium pipiku sekilas. Aku sedikit kecewa karena kegiatannya itu terhenti disaat
kenikmatannya merusak kesadaranku.

waeyo? Kenapa berhenti oppa? kulihat dia mengeluarkan evil smirknya sambil melebarkan jarak
antara kedua pahaku. Dan tanpa menjawab pertanyaanku, kurasakan sesuatu yang hangat
danbasah menyapu permukaan vaginaku.

Tubuhku tersentak saat lidahnya bergelut dengan vaginaku. Ini bahkan lebih nikmat dari
permainannya di payudaraku. Aku hanya terlentang tak berdaya menerima perlakuannya itu.

sshhhjebhaaall..opphaaajangannhh..permainkhankhuuuuuhhhneo nappeunnnhh
sunbae.ohhhh tubuhku menegang saat dia menggoda clitorisku. Dia menjilatnya lalu setelah itu
mulai mengulumnya secara cepat. Semua titik kenikmatan seolah berkumpul didalam vaginaku, dan
kurasakan sesuatu mendesak keluar dari dalam tubuhku.

Byuurr

Cairan orgasmeku sudah keluar dengan mulus, menyisakan tubuhku yang penuh dengan peluh dan
dengan nafas yang tersengal. Kulirik kearahnya yang sedang meneguk cairan orgasmeku. Dia
bangkit lalu kembali mencium bibirku lembut.

bagaimana rasanya chagi? dia bertanya sambil mengelus bibirku dengan ibu jarinya.

neomu mashitaaa oppaaa senyum seduktif tersungging dibibirnya saat mendengar jawabanku.
sekarang giliranku oppa segera ku genggam juniornya dan kukocok perlahan. Namun semakin
lama semakin kutingkatkan frekuensinya. Kutatap wajahnya yang memerah itu, dia memejamkan
matanya sambil menengadahkan kepalanya. Dan dia menggigit bibirnya menahan nikmat yang
kuberikan. Hah, yang benar saja.

Kumasukkan juniornya kemulutku dan kukocok dengan mulutku. Rasanya sama seperti mengemut
permen. Kugoda lubang juniornya dengan lidahku sambil terus mengocok dan menghisapnya.
Kudengar suara desahannya sudah mulai terdengar,bahkan semakin lama semakin menjadi
erangan.

ahhh, chagiiineomu mashitaahhohhh..teruskaannn..chagiii.. dia menggerakkan kepalanya


kekiri dan kekanan tanpa terkontrol. Dia sangat seksi jika sedang bercinta. Membuat tingkat
ketampanannya bertambah seribu persen lagi.

Aku terus mengerjai juniornya yang besar itu, dan bisa kurasakan urat-uratnya sudah timbul dan
kurasakan semprotan dari juniornya itu diikuti lenguhan panjang olehnya. Aku tersedak karena
serangan mendadak itu.

ohhh..ParkEunriiii dia tampak menghirup oksigen dengan paksa untuk mengisi paruparunya. Aku tersenyum saat menelan cairan spermanya. Dia menghampiriku dan lagi-lagi mencium
bibirku.

kaupintar sekali chagi, darimana kau belajar? dia bertanya sambil mengocok juniornya yang sedikit
melemas tadi, namun sekarang tegang kembali karena rangsangannya itu.

aku memang kutu buku oppa, tapi bukan berarti aku polos aku memanyunkan bibirku dan dengan
segera dia melumat bibirku itu. Dan saat lumatan panas kami, kurasakan benda tumpul mengoyak
vaginaku dengan paksa. Sakit sekali rasanya. Ingin sekali aku berteriak namun lumatan bibir Kyu
oppa membungkamku. Aku hanya memejamkan mata menikmati rasa sakit yang ditimbulkan oleh
tiap inci juniornya yang tenggelam di vaginaku. Saat seluruh juniornya sudah terbenam sempurna
dia melepaskan lumatannya dibibirku.

mianhae aku menyakitimu. Tapi sebentar lagi pasti nikmat chagi dia mengusap air mata yang
meleleh disudut mataku dengan ibu jarinya. Sekitar lima menit dia mendiamkan juniornya, kini dia
mulai menggerakkan pinggulnya perlahan. Perih memang, namun tak seperih saat pertama kali
menorobos liang vaginaku. Perih yang ini bercampur rasa nikmat yang tak bisa kulukiskan.

ahhh..oppaahhuhmmm..yeahhhh. aku menggumam tak jelas, karena perih yang tadi


kurasakan sudah benar-benar hilang digantikan oleh kenikmatan yang luar biasa. Bisa kurasakan
genjotannya dipercepat dan sukses membuat tubuhku ikut terguncang. Dilumatnya nippleku yang
ikut berguncang karena genjotannya itu, merangsang titik kenikmatanku yang satu lagi. Ini benarbenar nikmat.

Sepuluh menit dia menggenjot juniornya dan lidahnya bermain di nippleku, akhirnya dia melepaskan
lumatannya dan kembali berkonsentrasi pada genjotannya. Dia memperdalam setiap hentakannya,
membuat g-spotku berhasil digapai olehnya. Dan tidak perlu menunggu lama lagi karena lagi-lagi
kurasakan desakkan itu datang kembali. Aku semakin lupa daratan, terus kurapatkan kaitan kakikku
dipunggulnya yang entah sejak kapan bertengger disana. Tanganku pun sudah memeluk
tengkuknya dengan erat dan

aahhhh Cho Kyuhyyuunnnnnn!!!!! Ohhhhh aku melenguh panjang dan kurasakan dia juga sudah
menyemprotkan spremanya di rahimku. Senikmat inikah bercinta? Sungguh sulit untuk aku jelaskan
kenikmatannya.

ahhh.chagiii.ohhhh..saranghaeeee desahannya sangat seksi saat orgasme tadi.

Dia memutuskan kontak ditubuh kami, dan kulihat cairan kami yang bercampur darah di juniornya.
Dia terduduk dilantai dan masih mengendalikan nafasnya. Tubuhnya penuh dengan peluh, dan itu
membuatku semakin cinta padanya.

oppaa, kajja kita pulang. Sudah jam 6 oppa aku terkejut saat kulirik jam dikelasku itu.

tapi aku menginginkannya lagi chagiii dia kini sudah melumat nippleku lagi. Dia senang sekali
menggodaku.

neo nappeun sunbae! Jangan disini oppa. jujur saja aku sedikit takut dengan sekolah ini karena
desus-desusnya sekolah ini berhantu.

baiklah, kita keapartmentku saja. Eotte? dia memungut bajuku lalu menyerahkannya padaku.
Dengan sigap kupakai langsung seragamku yang sudah kusut itu.

ne, kajja. Aku menarik tangannya. Lalu seakan sadar sesuatu aku berbalik dan membersihkan
cairan kami yang meluber di meja tempat kami bercinta tadi.

gawat jika sampai ada yang tahu oppa aku tertawa kecil lalu kami berlalu menuju ke apartmentnya
untuk melanjutkan ronde selanjutnya.

-END-

You might also like