You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERWATAN INFEKSI POST PARTUM

3.1 ASKEP
Ny. Viandra (25 th) post partum hari ke 4. Status obstetri: G1P0A0,
dirawat di RS karena infeksi post partum. Saat ini Ny. Viandra
mengeluh badan terasa lemah, badan terasa demam. Terdapat luka
epiostomi latero medial. Tanda REEDA (+). Lokea rubra 1 kotek
penuh dalam 5 jam. Saat ini Ny. Viandra tampak gelisah dan mudah
marah, dan merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik. TD: 180/90
mmHg, nadi: 83x/menit, suhu: 380C, leukosit 17,9.
3.1.1 PENGKAJIAN
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
>> tanda-tanda infeksi?? , kebersihan luka??
2. Pola eliminasi
>> kebersihan pada saat BAK dan BAB ???, nyeri ??
3. Pola aktivitas dan latihan
>> nyeri saat mobilisasi ??
4. Pola kognitif dan persepsi sensori
>> nyeri ??
5. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
>> iritabilitas ??, cemas ??
6. Pola reproduksi
7. Pola tidur

8. Pola persepsi dan konsep diri


>> merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik
3.1.2 DATA
DS:
klien mengeluh demam
klien merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik
DO:
terdapat luka epiostomi latero medial
TD: 180/90 mmHg
Suhu: 380C
Leukosit: 17,9
tanda REEDA (+)
Lokea rubra 1 kotek penuh dalam 5 jam ( 50 cc x 4: 200 cc/
hari)
klien mudah marah
Klien tampak gelisah
3.2 ANALISA DATA
DATA KUNCI PROBLEM ETIOLOGI
DS:- klien mengeluh demam DO:- terdapat luka epiostomi latero
medial
TD: 180/90 mmHg
Suhu: 380C
Leukosit: 17,9

tanda REEDA (+) Kerusakan integritas kulit Hipertermi,


defisiensi imunologi
DO:
Lokea rubra 1 kotek penuh dalam 5 jam ( 50 cc x 4: 200 cc/
hari)>> hari ke 4
TD 110/90 mmHg
DS:
Klien merasa lemah
DT:
Konjungtiva anemis
Hb: 12 g/dl
Turgor kulit elastis Resiko deficit volume cairan Kehilangan
volume cairan melalui rute normal
DS: klien merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik
DO: klien mudah marah
Klien tampak gelisah Cemas Perubahan dalam status peran
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
volume cairan melalui rute normal di tandai dengan lotea lubra
pada kotek penuh
setelah 5 jam pada hari ke 4, klien mengeluh lemas, hb 12 g/dl, TD
110/90 mmHg, konjungtiva anemis.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hipertermi ,

defisiensi imunologis ditandai dengan klien mengeluh badan terasa


demam, suhu: 38C, leukosit : 17,9, tanda REEDA (+), lokea lubra
1 kotek penuh dalam 5 jam.
3. Cemas berhububungan dengan perubahan dalam setatus peran
ditandai dengan klien merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik,
klien mudah marah,klien tampak gelisah.
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/jam No. DP Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1.Resiko defisit volume cairan teratasi setelah di lakukan tindakaan
keperawatan selama 4x 24 jam dengan kriteria hasil:
tidak ada lutea lubra pada hari ke 8
kotek tidak penuh>> flek
TD: 110/70 130/90 mmHg
Klien tidak merasa lemah
Konjungtiva ananemis
Hb 12 -16 g/dl
Turgor kulit elastic
2. Kerusakan integritas kulit teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1424 jam dgn criteria hasil:
Klien tidak mengeluh demam lagi
Suhu badan klien 36,5-37,50C TD: 110/70 130/90 mmHg
Leukosit: 5.000 10.000(/ul)
tanda REEDA(-)

Tidak terjadi tanda-tanda infeksi>> kemerahan, bengkak, gatal di


sekitar luka,

tidak ada puss

1. monitor jumlah perdarahan >> kotek @ shift


2. monitor konjungtiva dan turgor kulit @
shift
3.kolaborasi pemeriksaan lab darah Hb
4.Kolaborasi pemberian infus RL/NaCl
5.koolaborasi tranfusi bila di perlukan
6.anjurkan klien untuk minum air putih sebanyak 2500 cc/hari
1. Monitor suhu nadi dan pernafasan @ 4jam , perhatikan adanya
mengigil atau malaise
2. Anjurkan mencuci tangan dengan ketat untuk perawat, klien dan
pengunjung
3. Monitor adanya tanda infeksi lain dan catat adanya infeksi
lain(lokea rubra atau drainase yang berbau busuk)
4. Berikan posisi semi fowler
5. Lakukan perawatan luka tiap hari
6. Kolaborasi pemberian antibiotik

7. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium leukosit


8. Ganti alas tempat tidur tiap pagi dan sore
9. Kolaborasi pemberian diit Tinggi protein
10. Lakukan kompres hangat
11. Kolabolasi antipiuretik
12. Anjurkan untuk menggunakan baju yang tipis dan mengatur
suhu ruangan 1.jumlah perdarahan pada klien dapat di ketahui dari
jumlah perdarahan pada kotek sehingga dapat di lakukan tindakan
selanjutnya
2. konjungtiva dan turgor kulit adalah tanda-tanda fisiologis pada
defisit volume cairan
3.pemeriksaan Hb menentukan kadar volume cairan dalam darah
4.pemberian infus dapat membantu mengatasi defisit volume cairan
pada klien
5.apabila Hb dalam darah berkurang perlu tindakan transfusi untuk
mengembalikan keseimbangan volume cairan klien
6. air minum yang cukup dapat membantu mengembalikan volume
cairan dalam tubuh.

1. Peningkatan tanda vital menyertai infeksi fluktuasi atau


perubahan gejala menunjukan perubahan pada kondisi klien
2. Mencegah kontaminasi silang
3. Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan , meningkatkan
resolusi infeksi ( nyeri tekan pada uterus, kemerahan drainase dan
edema
4. Meningkattkan aliran lokea dan drainase uterus
5. Perawatan luka dapat Mengurangi resiko infeksi
6. Membasmi mikroorganisme infeksius lokal, menurunkan resiko
penyebaran infeksi dengan farmakologi
7. Membantu dalam jalur resolusi proses infeksius atau inflamaasi
8. Mengganti linen tiap pagi dan sore dapat mencegah terjadinya
infeksi melalui linen
9. Pemeberian kalori tinggi protein dapat membantu dalam proses
penyembuhan luka.
10. Kompres hangat dapat membantu menurunkan demam
11. Farmakologi untuk menurunkan demam
12. Penggunaan baju yang tipis dan pengaturan suhu ruangan dapat
membantu menurunkan demam dengan terjadinya perpindahan

suhu panas tubuh ke lingkungan


3 Cemas teratasi setelah setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 124 jam dengan criteria hasil:
Klien tampak segar lagi
Klien tampak tenang, tidak gelisah
Klien percaya diri menjadi seorang ibu
1. Motivasi klien untuk menurunkan ketegangan emosi seperti teknik
relaksasi dan pengungkapan masalah
2. monitor tanda prilaku kegelisahan
3. Libatkan klien atau orang terdekat dalam pengembangan perawatan
4. Berikan penkes tentang perubahan post partum 1. Teknik pelepasan
energi dan mengungkapkan masalah dapat mengurangi kecemasan.
Relaksasi mencegah kelelahan otot dan memungkinkan klien untuk
beristirahat
2. Dapat menunjukan perubahan pada tingkat kecemasan
3. Memberikan informasi dan membantu klien dan orang terdek
memahami kebutuhan serta memberikan mereka perasaan mampu
mengendalikan situasi
4. Menurunkan rasa takut akan ketidak tauan serta meningkatkan
pembelajaran

You might also like