You are on page 1of 6

Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak

bisa dilihat atau dialami secara langsung. Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan
suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994). Model ada yang bersifat prosedural, yakni
mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas-tugas, atau bersifat konseptual, yakni deskripsi verbal
realitas dengan menyajikan komponen relevan dan definisi, dengan dukungan data
Model bisa menjadi sarana untuk menerjemahkan teori ke dalam dunia kongkret untuk aplikasi ke
dalam praktek (model dari). Bisa juga model menjadi sarana memformulasikan teori berdasarkan
temuan praktek (model untuk). Model merupakan salah satu tool untuk teorisasi. Arti teorisasi adalah
proses empirik dan rasional yang menggunakan bermacam alat, seperti prosedur penelitian, model,
logika dan alasan. Tujuannya adalah memberikan penjelasan penuh mengapa suatu peristiwa terjadi
sehingga bisa memandu untuk memprediksi hasil.
Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model
mikromorf dan paramorf. Mikromorf adalah model yang visual, nyata secara fisik, contohya adalah
planetarium dan simulasi komputer,flowchart suatu proses. Paramorf adalah model simbolik yang
biasanya menggunakan deskripsi verbal. Model paramorf dibagi menjadi 3 macam, yakni (1) model
konseptual, (2) model prosedural, dan (3) model matematik
Model konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi verbal
sebuah pandangan atas realitas. Model ini tidak memberikan penjelasan penuh, tetapi komponen
yang relevan disajikan dan didefinisikan secara penuh. Model konseptual bersifat deskriptif yang
mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga
kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk
penelitian yang bisa menciptakan teori induktif.
Model prosedural mendeskripsikan langkah-langkah untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam ilmu
pembelajaran, langkah-langkah ini biasanya berdasarkan pengetahuan yang memberikan
kesuksesan produk. Pengetahuan ini berdasarkan pengalaman atau diambil dari teori yang relevan.
Model ini secara jelas adalah preskriptif. Idealnya model prosedural didasarkan pada teori daripada
pengetahuan berdasarkan pengalaman saja.
Model matematik mendeskripsikan hubungan bermacam-macam komponen dalam suatu situasi.
Model ini menjadi abstrak dibandingkan model lainnya. Intinya model ini adalah kuantifikasi dari
komponen-komponen yang mempengaruhi produk suatu peristiwa. Dengan memasukkan data dari
situasi baru ke dalam model matematik, bisa didapatkan suatu hasil.
Gustafson (1981) mengajukan 4 kategori model, yakni (1) classroom ID model, (2) product
development models, (3) systems developmen models, dan (4) organization developmen
models.Model yang berpusat pada kelas atau classroom ID model berpijak pada asumsi bahwa telah
ada seorang pembelajar, beberapa pebelajar, suatu kurikulum, dan suatu fasilitas. Sasaran

pembelajar adalah untuk melakukan peningkatan pembelajaran. Situasi pengembangan sering


dilakukan karena pembelajar ingin meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajar bukanlah bagian
dari suatu tim peningkatan mutu kelas, tetapi hanya sepanjang memilih untuk menggunakan model
yang dihasilkan. Penekanan pada upaya memilih dan mengadaptasikan bahan yang ada
dibandingkan dengan produk model sebelumnya
Model yang berpusat pada produk atau product fokus bertujuan untukmenghasilkan suatu produk
yang bersifat spesifik yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan lebih efisien.. Produk model
pembelajaran yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan karakteristik pebelajar yang telah ada
sebelumnya. Model ini digunakan dalam bidang pendidikan, di mana keputusan atas ya atau
tidaknya pengembangan harus dilaksanakan oleh seseorang selain dari pengembang itu sendiri.
Model yang berfokus pada sistem berbeda bila dibandingkan dengan pengembangan model yang
berorientasi pada produk. Model yang berfokus pada sistem mempunyai tujuan bahwa masukan dan
keluaran dianggap sebagai suatu sistem. Keluaran pengembangan meliputi material, peralatan, suatu
rencana manajemen, dan barangkali suatu pelatihan instruktur. Ini berarti bahwa " sistem" kemudian
bisa ditempatkan sebagai target. Sistem menuntut analisa yang luas: ( a) lingkungan penggunaan,
( b) karakteristik tugas, dan ( c) ya atau tidaknya pengembangan perlu berlangsung. Ini merupakan
suatu masalah yang perlu dipecahkan dengan menggunakam pendekatan menuntut pengumpulan
data secara alamiah.
Sedangkan model yang berpusat pada organisatoris atau organization fokus tujuannya tidak hanya
meningkatkan pembelajaran, tetapi juga memodifikasi atau mengadaptasi organisasi itu dan
personilnya kepada suatu lingkungan baru. Akhir-akhir ini, model yang berorientasi pada
pengembangan ini digunakan untuk pengembangan fakultas, pengembangan organisasi, dan
pengembangan pembelajaran sebagai tiga komponen yang terpisah tetapi aktivitasnya berhubungan.
Bagaimanapun, banyak pengembang pembelajaran memandang peran pengembang sebagai unsurunsur dari semua tiga area. HRD juga telah menjadi populer untuk menggambarkan pandangan ini
secara menyeluruh untuk memecahkan permasalahan organisasi.
Model yang dikembangkan dalam tulisan ini difokuskan pada upaya pengembangan suatu produk.
Model yang berorientasi pada produk ditandai dengan 3 hal, yakni : (1) suatu asumsi bahwa produk
pembelajaran itu diinginkan, (2) kelayakan suatu produk didasarkan/ mempertimbangkan hasil uji
coba dan revisi, dan (3) suatu asumsi bahwa produk harus dapat dipakai oleh berbagai "para
pengelola" pembelajaran. Produk yang dihasilkan berdasarkan analisis kebutuhan agar pembelajaran
yang akan dilaksanakan akan lebih efektif, efisien dan menarik.
Antara teori, model, dan penelitian terdapat hubungan yang erat. Penelitian memberi dan menerima
konstribusi terhadap teori belajar dan pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran memberi dan
menerima pengaruh atau kontribusi atas terbentuknya teori-teori yang preskriptif yang akhirnya
melahirkan model preskriptif. Jelas tampak bahwa model preskriptif adalah model untuk (analisis)

atau konseptualisasi teori preskriptif. Pada akhirnya evaluasi dari praktek-praktek riil akan kembali
memberikan informasi perlunya perbaikan teori-teori dan model.
Tujuan model adalah mengubah konsep kunci dan proses ke dalam pendekatan yang partukuler,
merupakan metode singkat dalam mengkomunikasikan yang diyakini menjadi faktor kesuksesan kritis
dari suatu aktivitas pembelajaran. Model kadang sebagai suatu langkah-langkah yang harus diikuti
secara prosedural (Molenda, 1996).
Model pembelajaran umumnya berangkat dari teori-teori belajar. Ini artinya ada model pembelajaran
yang berdasarkan teori belajar behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik. Sifat teori belajar
adalah deskripstif, sementara teori pembelajaran bersifat preskiptif. Kajian dari beberapa model
pembelajaran yang berdasarkan ketiga teori belajar itu menunjukkan bahwa model-model tersebut
adalah model prosedural, termasuk model yang dirujuk dalam penelitian ini.
Teori pembelajaran adalah teori yang menawarkan penduan eksplisit bagaimana membantu orang
belajar dan berkembang lebih baik. Jenis belajar dan pengembangan mencakup aspek kognitif,
emosional, sosial, fisikal, dan spiritual (Reigeluth, 1999). Ini artinya teori pembelajaran mesti
menunjukkan beberapa karakteristik (1) designed orientedyakni berfokus pada uapaya mencapai
tujuan pembelajaran, (2) mengidentifikasi metode pembelajaran (cara untuk mendukung dan
memfasilitasi belajar) dan sutuasi pada mana metode dipakai/tidak dipakai, dan (3) metode
pembelajaran bisa dirinci sebagai rencaana pelaksanaan pembelajaran.

Model adalah tiruan sebuah sistem yang disusun untuk mempelajari karakteristik sistem
nyatanya. Oleh karena tiruan, maka karakteristik sistem yang digambarkan dalam model
biasanya tidak menyeluruh, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan tujuan studi. Dengan
demikian, model memiliki sejumlah asumsi yang berkaitan dengan proses/struktur sistem
maupun input/output dalam sistem. Sebagai contoh, dalam rangka mempelajari jumlah teller
(server) yang ideal di sebuah layanan bank, maka dibuatlah model sistem antrian dan layanan
pada teller bank tersebut. Beberapa asumsi yang mungkin dibentuk terkait dengan model yang
dibangun antara lain waktu antar kedatangan nasabah berdistribusi eksponensial (asumsi input)
dan diasumsikan semua nasabah mau menunggu/masuk ke dalam antrian apabila semua teller
sedang sibuk. Asumsi input yang dibangun tersebut, meskipun diperoleh melalui analisis data di
lapangan, tetap saja rata-rata antar kedatangan tersebut adalah sebuah pendekatan nilai yang
didekati dengan sebuah distribusi probabilitas tertentu.
Singh (2009) mengemukakan bahwa model dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis sebagai
berikut.

Contoh model fisik statik adalah model bangunan yang dirancang oleh para arsitektur maupun
teknik sipil. Model tersebut dapat berupa gambar maupun maket bangunan. Contoh model fisik
dinamik adalah model pesawat (berukuran kecil) yang sedang dalam pengujian di ruang
pengujian angin. Ruang pengujian tersebut berupaya mencontoh kondisi udara, kecepatan dan
lain sebagainya dengan berbagai kondisi ukuran untuk menguji model pesawat yang akan
dibangun. Contoh lain model fisik dinamik adalah model bangunan anti erosi yang akan dibangun

di pantai. model bangunan ini sebelum dipasang di pantai memerlukan pembangunan dalam
skala kecil (model) yang diuji dalam laboratorium dengan berbagai kondisi gelombang selama
beberapa waktu.
Model matematik merupakan imitasi
sistem nyata dalam bentuk simbolsimbol matematik. Model matematik
statik tidak mempertimbangkan waktu
dalam pengolahan datanya sehingga
sistem tidak berubah oleh waktu,
sedangkan model matemtik dinamik
adalah
sebaliknya.
Contoh
model
matematik adalah model inventori
(persediaan). Model persediaan ini ada
yang statik yaitu yang data permintaan,
data lead time diasumsikan berfsifat
statik (deterministik), ada pula model
persediaan
dinamik
dimana
data
permintaan, dan lead time bersifat probabilistik.
Model komputer menurut Singh (2009) merupakan perkembangan lanjut dalam pemodelan
karena seluruh model matematik baik statik maupun dinamik dapat dimodelkan secara lebih baik
melalui komputer. Model komputer dinamik dapat kita lihat secara sederhana pada model
permainan (game) yang meniru dunia nyata.
Berbeda dengan singh (2009), Banks et al (2001) hanya mengelompokkan model dalam dua jenis
yaitu model fisik dan model matematik. Model matematik ini dapat dinyatakan dalam
bentuk notasi simbol atau persamaan matematik, dan bisa juga disajikan dalam
bentuk model simulasi. Model simulasi ini kemudian lebih jauh dapat diklasifikasin sebagai
model simulasi statik atau dinamik, model simulasi deterministik atau stokastik, dan model
simulasi diskrit atau kontinu.
Model simulasi statik dikenal juga dengan nama Simulasi Monte Carlo yang merepresentasikan
sebuah sistem pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh, ingin dismulasikan jumlah pelanggan
yang membeli suatu produk di sebuah toko berdasarkan data historis yang berdistribusi
eksponensial. Kemudian dibangkitkan bilangan random untuk menunjukkan jumlah pelanggan
yang dibangkitkan sesuai posisi interval distribusinya. Model simulasi dinamik merepresentasikan
sistem dari waktu ke waktu, misal, simulasi sebuah bank dalam rentang jam kerja tertentu.
Namun harus diperhatikan bahwa model simulasi dinamis dalam pengertian ini berbeda dengan
model simulasi sistem dinamis (dynamic system). Simulasi sistem dinamis akan dijelaskan dalam
tulisan lainnya.
Model simulasi deterministik adalah model simulasi yang tidak memiliki variable random dalam
inputnya. Sebagai contoh, simulasi kedatangan pasien seorang dokter praktek yang telah diatur
jadwal pelayanannya. Model simulasi stokastik adalah model simulasi yang memiliki satu atau
beberapa variabel random dalam inputnya. Random input ini akan menghasilkan output yang
random pula. Simulasi layanan teller bank adalah salah satu contoh model simulasi stokastik.
Model simulasi diskrit adalah model simulasi yang status variabelnya berubah secara diskrit pada
satu waktu tertentu. Contohnya, simulasi layanan teller bank, dimana jumlah pelanggan yang
menunggu/antri berubah secara diskrit dari waktu ke waktu. Model simulasi kontinu adalah model
simulasi yang status variabel berubah secara kontinu dari waktu ke waktu. Simulasi permukaan
air bendungan adalah contoh simulasi kontinu.

Model adalah penyederhanaan (abstraction)dari sesuatu. Model mewakili


sejumlah objek atau aktivitas yang disebut dengan entitas (entity). Manajer
menggunakan model untuk memecahkan permasalahan.

Jenis-jenis model.
Dibawah ini terdapat empat jenis model dasar, yaitu :
1.

Model fisik,

2.

Model naratif,

3.

Model grafik,

4.

Model matematika

1.

Model Fisik

Adalah penggambaran entitas dalam bentuk tigas dimensi. Model fisik yang
digunakan dalam dunia bisnis meliputi maket pusat perbelanjaan, atau prototype
model baru.

Model fisik membantu suatu tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda nyata.
Contohnya investor pusat perbelanjaan dan pembuat mobil dapat membuat
sejumlah perubahan dengan lebih murah melalui rancangan model fisik mereka
dibandingkan dengan produk akhir.

2.

Model Naratif

Menggambarkan entitasnya secara lisan atau tulisan. Semua komunikasi bisnis


adalah model naratif, sehingga model naratif merupakan model yang paling
populer. Model ini sering digunakan para manajer, namun jarang dikenali sebagai
suatu model.

3.

Model Grafik

Menggambarkan entitasnya dengan sejumlah garis, symbol atau bentuk. Model


grafik digunakan dalam bisnis untuk mengkomunikasikan informasi. Banyak
laporan tahunan perusahaan kepada para pemegang saham berisikan grafikgrafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik juga
digunakan untuk mengkomunikasikan informasi kepada para manajer.

Model grafik juga digunakan dalam rancangan sistem informasi. Banyak


peralatan yang digunakan oleh analisis sistem dan programmer yang bersifat
grafik. Contohnya bagan arus (flowchart) dan diagram arus data (data flow
diagram DFD).

4.

Model Matematika

Sebagian besar perhatian dalam pembuatan model bisnis (business modeling)


saat ini tertuju pada model matematika. Semua rumus atau persamaan
matematika adalah suatu model matematika. Model matematika yang digunakan
para manajer bisnis umumnya tidak lebih rumit daripada model yang biasa
digunakan dalam matematika.

Keunggulan model matematika adalah ketelitiannya dalam menjelaskan


hubungan antara berbagai bagian dari suatu objek serta menyediakan
kemampuan prediksi. Matematika dapat menangani hubungan-hubungan yang
berdimensi lebih banyak disbanding model grafik yang hanya dua dimenasi atau
model fisik yang tiga dimensi. Bagi ahli matematika dan manajer yang
menyadari kerumitan sistem bisnis, kemampuan multidimensional model
matematik adalah modal yang berharga.

You might also like