You are on page 1of 52

BUKU PEGANGAN

PEMBINA PRAMUKA

Disusun Oleh :
Asep Mochamad Maftuh, S.Sos.I

MTs. DARUSSALAM
CIMAHI
2008
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

KATA PENGANTAR

Asslamualaikum!
Salam Pramuka!
Syukur Alhamdulillah selayaknya kita sampaikan kepada Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan Buku Pegangan
Pembina Pramuka ini.
Penyusunan Buku Pegangan Pembina Pramuka ini semoga bermanfaat bagi
Pembina/Pembantu Pembina Pramuka sebagai bahan acuan/referensi dalam mendidik adikadik Pramuka khususnya di lingkungan YAPIDA Darussalam, Melong, Cimahi. Penyusun
menyadari akan segala kekurangan dalam penulisannya/penyusunan buku ini. Penyusun
sangat menghargai akan kritik dan sarannya untuk penyusun ke alamat E-mail:
dias_maftuh@yahoo.com atau sms ke 08122075381.
Akhirnya Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan ini, mudah-mudahan Allah SWT membalasnya dengan berlipat
ganda. Amiin.
Cimahi,
November 2008
Wassalam,
Penyusun

Asep Mocahamad Maftuh, S.Sos.I

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

KATA SAMBUTAN
Assalaamu alaikum Wr. Wb.
Salam Pramuka!
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
Karunia-Nya, Saya menyambut baik dengan dengan terbitnya Buku Pegangan Pembina
Pramuka.
Dalam era informasi dan globalisasi kegiatan Pramuka merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting dalam mendidik Adik-adik kita sebagai kader bangsa di masa depan yang
cerdas, terampil, tangguh dan berakhlak yang baik sebagai mana tertera dalam Tri Satya
dan Dasa Dharma Pramuka.
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran atau referensi bagi Para
Pembina/Pembantu Pembina Pramuka khususnya di lingkungan MTs Darussalam
umumnya bagi para Pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Penyusun
yang telah memberikan kontribusi dalam Penyususnan Buku ini demi memajukan kegiatan
pramuka. Besar harapan kami peran serta Guru/Pembina lebih meningkat.

Cimahi, Nopember 2008


Kak Mabigus/Kepala Madrasah
MTs. Darussalam, Kota Cimahi

Hj. LILIS SUMIATI,S.Ag.


NIP .150 312 363

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................

KATA SAMBUTAN .......................................................................................................................

II

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. III


Bab I.

PENGETAHUAN DASAR KEPRAMUKAAN .................................................................

1.1. Kiasan Dasar ..................................................................................................................

1.2. Sistem Among.................................................................................................................

1.3. Kode kehormatan ...........................................................................................................

1.4. Visi dan Mimi Gerakan Paramuka...................................................................................

1.5. Pokok-Pokok Penjelasan dan penjabaran Dasa Dharma Pramuka ................................

Bab II. PENGETAHUAN UMUM KEPRAMUKAAN ................................................................... 12


2.1. Lambang Gerakan Pramuka .......................................................................................... 12
2.2 Sejarah Kepramukaan Dunia .......................................................................................... 13
2.3. Sejarah Kepramukaan Indonesia .................................................................................... 15
2.4. Sejarah Bendera Merah Putih ......................................................................................... 17
2.5. Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ................................................................. 19
2.6. Bapak Pramuka .............................................................................................................. 21
2.7. Salam Pramuka .............................................................................................................. 22

Bab II. PENGETAHUAN TEKNIK KEPRAMUKAAN ................................................................... 23


3.1. Peta Panorama ............................................................................................................... 23
3.2. Berkemah Yang Baik ...................................................................................................... 25
3.3. Semaphore ..................................................................................................................... 27
3.4. Morse .............................................................................................................................. 28
3.5. Peraturan Baris-Berbaris (PBB) ...................................................................................... 29
3.6. PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ............................................................. 33
BAB IV. PERMAINAN & LAGU-LAGU PRAMUKA ..................................................................... 36
4.1. PERMAINAN PRAMUKA ................................................................................................ 36
4.2 LAGU-LAGU PRAMUKA ................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 43

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

BAB I
PENGETAHUAN DASAR KEPRAMUKAAAN
1.1. KIASAN DASAR
(1) Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam
Kepramukaan, dimaksudkanuntuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan
usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam
kegiatan. Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang tetapi
harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda
dan anggota dewasa muda.
(2) Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran
pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses
Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda dan
anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.

1.2. SISTEM AMONG


(1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina
dengan anggota muda dan anggota dewasa muda menggunakan sistem among.
(2) Sistem Among berarti mendidik anggota GerakanPramuka menjadi insan
merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan
kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
(3) Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka melaksanakan
prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh
yang baik ke arah kemandirian.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku
berdasarkan:
a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan,kesederhanaan, kesanggupan
berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama
manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, sertabertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa muda
merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan
perkembangan anggota muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar
perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
kepramukaan.
(6) Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan
sebanyak mungkin kepada anggota dewasa muda, sedangkan anggota dewasa
secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

1.3. KODE KEHORMATAN


(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode
Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :
a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan
Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji;
c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
(3) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma
adalah :
a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi
pekerti luhur.
b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan
Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan
masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong;
d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral
disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban
anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
(4) Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang
melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam hidup dan
kehidupan berorganisasi.
(5) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

1.4.

VISI DAN MISI GERAKAN PRAMUKA

VISI
Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah
kaum
MISI
1. Mempramukakan kaum mudaYang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti
bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi
lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai
bagian dari masyarakat indonesia.
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa
(Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek)Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka
harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti
perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela
negaraGerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa
sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa
perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.
4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap
terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.Hal ini dilakukan untuk memantapkan
jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai
pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada
lingkungan sekitarnya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

1.5.

POKOK POKOK PENJELASAN DAN PENJABARAN DASA DARMA

POKOK-POKOK PENGERTIAN
1. Dasadarma adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok
moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat
berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia,
dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan
Tuhan Yang Mahaesa.
2. Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila,
Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam
kehidupannya sehari-hari.
3. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk
melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka
Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan
kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.

PENJELASAN MASING-MASING DARMA


1. Darma pertama : Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
1. Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan
dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan
dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam
Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya, Atau dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan
sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang
tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu
pengulangan, tetapi penekan
2. Pengertian
1. Takwa
1. Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan
lain-lain.
2. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yangsangat utama
dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang
Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian,
persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat
dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, yaitu:
1. Bertahan terhadap godaangodaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara
diri dari dorongan hawa nafsu.
2. Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi
masyarakat serta seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal
usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap
ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi
dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan
hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain
yang dianggap Mahaagung itu,
2. Tuhan Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baik
berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita
melalui para Nabi/ Rosul.
1. Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang
ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam
alam semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia tidak dapat
disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati,
dan menembus segala-galanya.
2. Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau
sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta
Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam
semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat.
Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada
menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan
luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil
karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan
mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu
Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita
tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini.
Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane
manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
3. Esa= satu/tunggal. Maksudnya bukanlah satu; yang dapat dihitung. Satu yang
dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka,
satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi
dan dibandingkan. Tiada Tuhan selain Allah;.
3. Berbicara tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat
dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak. Moral, budi pekerti
atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan
perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk,
dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta,
takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare
Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa,
berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur. Akhlak
terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada
orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong,
harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya.
Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia
mengandung unsur hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama
akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka
memelihara, beradab, dan sebagainya, Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan
mengandung unsur peri kemanusiaan. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi:
memelihara harga diri, berani membela hak, tanggungjawab, menjauhkan diri dari
takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus
asa, dan sebagainya. Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti
yang luhur, berani mawas diri, mampu menyesuaikan diri.
3. Pelaksanaan
1. Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan didik menjadi manusia
yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari
masing-masing anak didik itu diperdalam dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan
itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

2.

3.
4.
5.
6.
7.

perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik. Maka, apa yang
diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap
hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan
terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran
tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan
dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama
ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing. Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi
tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan
sempurna (Pancasilais). Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan
dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah
dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentukbentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa,
sembahyang, dan bentuk peribadatan lain. Sebagai Contoh. Sikap cinta dan kasih
saying, etia, patuh, adil, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan
perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa
sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi
dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan
sebagainya terhadap sesamanya.
Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat
dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada
bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat
menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah dibiasakan
bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak
luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat,
bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,
Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar agama.
Menghormati orang beragama lain.
Menyelenggarakan cermah keagamaan.
Menghormati orang tua.

2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia


a. Pengertian
1. Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari
manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam. Bumi, alam, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta
dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa. Wajar
dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya
(benda alam, satwa, dan tumbuhtumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia
dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan
tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan
flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang
kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi
mendatang. Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir
dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan
menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau,
serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
2. Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan
suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

10

merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan
mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat
mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian
dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa. Khususnya sebagai seorang
Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain
sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai
ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha
meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan
memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.
3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal
berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman
di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan
sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga
memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki. 1.Kasih sayang sesame
manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk
terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa
wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara
lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa
dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
3) Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan
kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan
Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak
terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
1. Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia,
seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela
tanah airnya.
2. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang
sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai
orang lain.
3. Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti
kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna
keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
4. Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara
yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya,
menjunjung tinggi martabat bangsanya.
5. Darma ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk :
1) Menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang
Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

11

2.
3.
4.
5.

2) Mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotongroyong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
3)
Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
4)
Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
Mengenal adat-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu
membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
Menghormati orang tua, guru dan pemimpin.

4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.


1. Pengertian
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan
ditentukan.Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati
pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang
otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang
lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam
bentuk-bentuk organisasi.Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila
keempat.
2. Pelaksanaan dalam Hidup Seharihari
Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di
gugusdepan dan mematuhui peraturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan
peratur perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, setia mengikuti latihan
membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
Belajar
mendengar
pendapat
orang,
menghargai
gagasan
orang
lain.Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan
kepentingan orang banyakMembiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum
melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
1. Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan
untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik
untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang
yang
ditolong
itu
dapat
menyelesaikan
maksudnya
atau
kemudian
mampumerampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi.
2. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui
bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan
tidak ragu.
3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan
tanpa diminta
1. Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
2. Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
3. Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat.
6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
1. Rajin Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan
mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

12

membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati
dalam mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk
mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu
berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu
tertib melaksanakan tugas.
2. Terampil Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki
sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan
serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang
baik.
3. Gembira Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana
hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama
dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan
yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang
kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir
cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu
mencari hal-hal yang positip dan optimistis. Sikap positip, optimis ini diperoleh
dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan
adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa
keberanian.
4. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Rajin
1. Biasakan membaca buku yang baik.
2. Biasakan untuk membuaat karya tulis.
3. Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan
pendapat.
4. Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar. Belajar selama dua jam sehari
adalah layak.
5. Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan
Gerakan Pramuka.
6. Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.

2) Bekerja
1. Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal
yang baik dan berguna.
2. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
3. Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
4. Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja.
5. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.
6. Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
7. Bergembiralah dalam tiap usaha.
8. Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
1. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
2. Latih terusmenerus.
3. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
4. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
5. Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

13

7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja


a. Pengertian
1) Hemat
1. Hemat bukan beraaati kikir; tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang
Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut
kegunaannya.
2. Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia
dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain;(uang,
mendisiplinkan diri sendiri). Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih
memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang,
tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
3. Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan
sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi
dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat; Cermat lebih berarti teliti
sikap selaku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri
(introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa
waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan
mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus
cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak
berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk
(penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang
didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat
menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti
keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari


Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan
sebagainya.Tidak ceroboh.Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak
dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar. Sadar akan dirinya sebagai suatu
pribadi.Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihanMeneliti
sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam
pelaksanaannya.Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).Pengguna air tidak terbuang
percuma.Memeriksa pekerjaan sebelum diserahkan kepada Pembina. Menggunakan
uang jajaan dengan hemat.Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan
teratur. Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain-lain.Membiasakan
untuk menabung Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana .
8. Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
a. Pengertian
1. Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin
dan atau ketentuan dan peraturan.
2. Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan
diri.
3. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu
masalah dan tantangan.
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

14

4. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.


5. Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan
perintah, ketentuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang
harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari


1. Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
2. Mentaati peraaturan.
3. Menjalani ajaran dari ibadah agama,
4. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.

9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya


a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1. Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah :
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas
perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara,
bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
1. Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
2. Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh
rasa tanggungjawab.
3. Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit
dilaksanakannya,
4. Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu
alasan yang dicari-cari, Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu
tanggungjawab yang besar kepadanya.

2. Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah :


Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya. Misalnya:
1. Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak
didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lainlain.
2. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya,
apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
3. Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya
bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya
bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang
yang tahu atau yang mengawasinya.
5. Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan, Tujuan adalah mendidik Pramuka
menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

15

a. Pengertian
1. Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah
lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan
2. Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan
sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali
pemikiran ke arah yang tidak baik.
3. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat
dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.
4. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka
Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk
kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5. Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan
menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga
Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya:
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi
pekerati dan kuat keyakinan beragamanya
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka,
dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk
mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataanperkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
3. Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat.
4. Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa
Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi
keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
5. Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

16

BAB II
PENGETAHUAN UMUM KEPRAMUKAAN
2.1.

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan citacita setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak
Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan
Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72
tahun 1972. Bentuk dan Arti Kiasan Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah
Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia
berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang
buah nyiur yang tumbuh
itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yangbagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan
kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka
mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasanlandasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan
membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan
negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera,
papan nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikanuntuk mengingatkan dan
meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang
gerakan pramuka tersebut.
Gambar lambang gerakan pramuka

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

17

2.2. SEJARAH KEPRAMUKAAN DUNIA


A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari
riwayat pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman yang mendasari pembinaan remaja di negara
Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan
kepramukaan.
B. Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Stephenson Smyth. Ayahnya
bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal
ketika Stephenson masih kecil. Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada
kegiatan kepramukaan banyak menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b. Dari Kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah
raga dan lain-lainnya.
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik,
bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai temantemannya.
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca
indera kepada Kimball OHara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan
kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu
milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku Aids To Scouting; yang merupakan petunjuk bagi
Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade Inggris minta agar Baden Powell
melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak
berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada
tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak.
Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal
tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
C. Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan
kepramukaan dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul Scouting
For Boys;. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian
berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys
Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh
istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala)
dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

18

kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan
oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun.
Tahun 1922 menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia).
Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju
ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat
sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan terlaksana
Tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat
sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan
Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia berturut-turut oleh
Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang
pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy
sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas
di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika
Latin.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

19

2.3

SEJARAH KEPRAMUKAAN INDONESIA

A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan
nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.
B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke
berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang
Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di
Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan
Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpinpemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang
bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan
nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO
(Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale
Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah
Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Dengan
meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930
organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda
Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931
terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI
(Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh
Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi
kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di
Sala sebagai satusatunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi
kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu
Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia)
tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu
dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah.
Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar
menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi
kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri
Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda
karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satusatunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan
gerakan pramuka dilarang keberadaannya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

20

C. Perkembangan Gerakan Pramuka


Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata
banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya.
Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke
desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang
dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat
kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka
tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka
mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan
Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional
mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian
diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema
sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama
dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan
pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan
gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan
pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

21

2.4.

SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH

A . Penggunaan dan arti warna Merah Putih di bumi Indonesia


Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada
tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara
dari Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang
memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara
Jayakatwang melawan R. Wijaya.
Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama mencerirakan tentang
digunakannya warna Merah Putih dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu
pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M.
Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja yang
menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta raja puteri Lasem
dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah. Atas dasar uraian itu, bahwa
dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih merupakan warna yang dimuliakan.
Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari
kitab yang lebih tua terdapat ambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih
Hitam. Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu-Minangkabau
dalam abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-1347).
Warna Merah
= warna hulubalang (yang menjalankan perintah)
Warna Putih
= warna agama (alim ulama)
Warna Hitam
= warna adapti Minangkabau (penghulu adat)
Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula Kelapa. Warna Merah
Putih disebut Gula Kepala tidak berarti Merah; lambing gula dan Putih; lambing buah
nyiur yang telah dikupas. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bemdera Merah Putih
peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat tanah Jawa yang bernama babab Mentawis (Jilid II hal 123)
disebutkan bahwa Ketika Sultan Ageng berperang melawan negri Pati. Tentaranya
bernaung di bawah bendera Merah Putih Gula Kelapa;. Sultan Ageng memerintah tahun
1613-1645.- Juga di bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang
berwarna Merah Putih, misalnya di Aceh,Palembang, Maluku dan sebagainya meskipun
sering dicampuri gambar-gambar lain.
Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambing keberanian, kewiraan
sedangkan warna Putih merupakan lambing kesucian.
B. Merah Putih dalam ABAD XX
Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX sebagai lambang
kemerdekaan ialah di benua Eropa.
Pada tahun 1922 Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri
Belanda dengan kepala banteng ditengah-tengahnya. Tujuan perhimpunan Indonesia
Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama majalah yang diterbitkan.
Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923
untuk memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku
peringatan itu bergambar bendera Merah Putih kepala banteng.
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih kepala
banteng.
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

22

Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera ,erah Putih
sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggers Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu
berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.

C. Sang Saka Merah Putih di bumi Indonesia Merdeka


Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta bertempat di
Pegangsaan Timur 56 (JL.Proklamasi) Jakarta, atas nama bangsa Indonesia. Sesaat
kemudian bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan di gedung Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Bendera Merah Putih berkibar ntuk pertama kalinya di bumi Indonesia Merdeka.
a. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan siding yang pertama dan
menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
b. Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa
bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Denagn demikian itu, sejak
ditetapkannya UUD 1945 , SangMerah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan ditetapkannya UUD 1945 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih,
maka serntak seluruh rakyat Indonesia dan pemuda Indonesia, menegakkan,
mengibarkan dan mempertahankan Sang Merah Putih di bumi Indonesia. Pertempuranpertempuran dengan serdadu colonial Belanda yang didukung oleh tentara sekutu
berkobar di seluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda Indonesia gugur sebagai
pahlawan bangsa mempertahankan kemerdekaan Sang Merah Putih. Karena
pengorbanan mereka kini Sang Merah Putih tegak berkibar dibumi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka dan berlandaskan Pancasila.
c Sang Merah Putih dikibarkan pada Hari Proklamasi tanggal 17 Agustus 45 di gedung
Pegangsaan Timur 56 Jakartadisebut Bendera Pusaka. Bendera Pusaka itu selalu
dikibarkan di tiang yang tingginya 17 m di depan Istana Merdeka Jakarta pada tiap
perayaan peringatan Hari Prokalamasi Kemerdekaan. Mulai tahun 1969 Bndera Pusaka
itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua. Sebagai gantinya dikibarkan
duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah
jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara colonial Belanda menduduki Ibukota Negara
Republik Indonesia.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

23

2.5.

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA

Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu
bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan
dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api
perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan
kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar lagu
kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan
khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan
atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu
kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu
kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsabangsa di dunia, maka
setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. Indonesia Raya
merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia
merupakan sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan
mempertahankan kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula
pemersatu bangsa dan tekad bangsa Indonesia.
d. Lagu Indonesia Raya yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia
selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan
keberanian rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah
penghabisan dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun
mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang
bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan
Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan
bangsa dan Negara Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia
sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai
rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan
ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Untuk itu, maka setiap Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti
dan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia
merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik serta
memiliki rasa hormat terhadapnya.
g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi
patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi
abadinya Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus
menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa hormat
kepada dan
kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi
Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.i. Uraian tentang Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya sekedar pegangan bagi
para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap
Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang
berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

24

A. Sejarah Lagu Kebanggsaan Indonesia Raya


Indonesia Raya sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu &Indonesia Raya adalah gubahan komponis Muda Indonesia bernama Wage
Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga pernah menjadi
wartawan surat kabar Kaoem Moeda dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman
gemar sekali bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen
Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan
meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat
yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat
menciptakan Lagu Indonesia Raya.
a. Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat
di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung
Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untukpertama
kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat
Persatuan Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu
Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan serta merta
lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.
b. Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup
dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai
Politik, Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat
c. Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu
Kebangsaan.
d. Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi
oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di
Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu
Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan
Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dapat dilenyapkan
B. Indonesia Raya setelah 17 Agustus 1945.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu


Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi
pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir
penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.

Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal


3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu
Kebangsaan Indonesia.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

25

2.6.

BAPAK PRAMUKA
SIAPAKAH BELIAU ?
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12
April 1912 - Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988) adalah seorang
Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua
antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak
Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka (1961 - 1974)

Biografi :
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912,
HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng
Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia
memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung.
Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda (SultanHenkie).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940
dengan gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono
Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping
Songo
Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi
status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat Istimewa Sejak 1946 beliau pernah
beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan
resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973
beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978,
beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan.
Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena
tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut
pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University
Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di
Imogiri.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

26

2.7.

SALAM PRAMUKA

Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah
suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila
yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat
ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling
menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh
keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu
dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
1. Salam Biasa. Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2. Salam Hormat. Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi.
3. Salam Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan
pejabat lainnya.
Lagu Kebangsaan.Sekian dan Salam Pramuka !

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

27

BAB III
PENGETAHUAN TEKNIK KEPRAMUKAAAN
(TEKPRAM)
3.1

PETA PANORAMA

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan
suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut
atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya.
Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal
membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama.
Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita
gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan
30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri.
Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah digambar, maka langkah selanjutnya adalah
membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan
perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat
setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.

3. Pembuatan Arsiran
Pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta
panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan
kita maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah
terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk
daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang
landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati
horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka
arsiran dibuat miring mendekati tegak.

4. Pembuatan Arah Utara


Arah utara ini mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai
koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada
posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah
kompas
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

28

5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas


Untuk sudut pandang sebelah kiri dan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan
keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk
memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk
pemberian keterangan nantinya. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.

Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

29

3.2. BERKEMAH YANG BAIK


Jadi anggota Pramuka tapi gak pernah berkemah rasanya tidaklah lengkap, karena
penerapan metode pendidikan Kepramukaan salah satunya melalui kegiatan berkemah.
tujuan dan salah satu upaya penerapaasaran kegiatan tentunya anda sudah mengenal
betul. Namun demikian banyak yang kurang memahami bagaimana tatacara berkemah
yang baik. Adakalanya bahkan memiliki resiko tinggi. Nah, bagaimana berkemah yang
benar ? Untuk suatu perkemahan yang baik, pentahapan yang harus ditempuh adalah :
a. Persiapan
1)
2)
3)
4)
5)

Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya.


Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi.
Pemberitahuan dan perijinan. ( Ijin Ortu dan Keamanan setempat)
Pembentukan Panitia.
Membuat jadwal kegiatan/ acara dan mempersiapkan acara pengganti bila situasi
dan kondisi cuaca berubah-ubah.
6) Memantapkan kesiapan mental, fisik dan ketrampilan.
b. Perlengkapan Untuk Kemah Antara Lain :
1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai
banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan
sholat, bagi yang beragama islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air.
8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk.
9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung
bekas film agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak
ada ponco, bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obatobatan pribadi.

c. Pelaksanaan Kegiatan hendaknya sesuai rencana, dilaksanakan menurut


perkembangan keadaan dan diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan, serta
faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan.
d. Penyelesaian Pembongkaran tenda-tenda, kebersihan lingkungan dan pengecekan
barang harus dilaksanakan secara tertib. Syarat-syarat memilih tempat berkemah
adalah :

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

30

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Tanahnya rata atau sedikit miring berumput.


Ada pohon pelindung.
Ada saluran pengeringan pembuangan air.
Dekat sumber air.
Terjamin keamanannya, terutama ancaman dari binatang buas, melata/berbisa.
Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya.
Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan.
Hindari angin masuk ke dalam tenda, dengan cara didirikan tenda membujur
menurut mata angin.

Kalo kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda
diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa
kebutuhan tali dan pasak serta tongkat/bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda
harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat,
perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama
berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi
sebaiknya disesuaikan, tidak semua barang harus dibawa, nanti malah dikira orang mau
pindahan rumah ?

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

31

3.3. SEMAPHORE

Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45
cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna
merah selalu berada dekat tangkainya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

32

3.4.

MORSE

Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap
manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi
baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi
Internasional. Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Suara, yaitu dengan menggunakan peluit Bunyi Pendek dan Panjang


Sinar (Ap9i/Cahaya) yaitu dengan menggunakan senter Nyala Pendek dan Panjang
Tulisan/Telegrap yaitu dengan menggunakan (.) dan setrip (-)
Asap dengan Gumpalan Kecil dan Besar
Bendera yaitu dengan bendera morse.Kibaran Pendek dan Panjang

Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati :

3.5. PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)


Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

33

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni
Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris
berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam
Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI . Apa itu Baris Berbaris ?
Baris Berbaris
a. Pengertian Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan
pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
a. Pengertian Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin
kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
b. Macam aba-aba Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada
aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK (bukan lancang kanan)
b) b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)

3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba


pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

34

c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan
tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh: - jalan ditempat
- GERAK
- siap
- GERAK
- hadap kanan
- GERAK
- lencang kanan - GERAK
b. JALAN : adalah utuk gerakan-dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh :
- haluan kanan/kiri
- JALAN
- dua langkah ke depan
- satu langkah ke belakang

- JALAN

- JALAN

Catatan : Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka
abaaba harus didahului dengan aba-aba peringatan MAJU
Contoh :
- maju
- JALAN
- haluan kanan/hadap kanan/kiri maju - JALAN
- melintang kanan/kiri maju
- JALAN

Tentang istilahmaju
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan abaaba HENTI.
Misalnya : Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN , karena dapat pula diberikan aba-aba :
- balik kana henti -GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN,
- aba-aba belok kanan/kiri maju
- JALAN
terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK,
- belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : Henti
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan
pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba
peringatan henti ini harus diucapkan. Contoh :
Empat langkah ke depan JALAN, bukan barisan jalan.
Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan
wajib berhenti tanpa abaaba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh :

- hitung
- tiga bersaf kumpul

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

- MULAI
- MULAI

35

4. Cara memberi aba-aba


a) Waktu memberi aba-pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh :
Kepada Pembina Upacara hormat GERAK
Pelaksanaanya :

Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan,
maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi abaaba memberikan
aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.

c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah
2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi
antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan
dengan besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi siap GERAK
Sumber/ Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka Depdiknas.
2. Peraturan Baris Berbaris -Pusdiklat TNI-AD

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

36

3.6

PPPK (KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)

PENDAHULUAN
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu
kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman ::
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di
masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat
ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan
pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien
yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang
Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan
perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta
lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain
yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK 1.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas.
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera
dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan
nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung
sebagai berikut :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban
rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau
dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong
menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada
setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang
dalam keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat
beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan
nafas buatan sampai bantuan medis datang

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

37

c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah


1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain
kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan
berhenti. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih
lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau
sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika. Kalau tidak
tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor
atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak
terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih
berbahaya daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan
membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar
luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk
itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat
pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai
dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok
merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya
peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organorgan penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang
pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan
4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari
tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atasposisi
kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di
perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari : - 1 sendok teh garam
dapur - sendok teh tepung soda kue - 4-5 gelas air - dan bisa juga
ditambah air kelapa/kopi kental/teh

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

38

e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat


penanganan yang kasar bias menjerumuskan korban pada shok yang
lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter Selanjutnya Patah tulang dan Pembalutan
f. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f)
Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f)
Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan
tangan yang cidera.
2. Budaya Hidup Sehat Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya
hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki,
pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan
: secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air
putih, dsb.
3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan
berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan
tentang gizi.
5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan
pada saat berkemah
6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan
dapat meningkatkan ketahanan mental-moralspiritual, pisik, intelektual, emosional, dan
social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kepada
orang lain.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

39

BAB IV
PERMAINAN DAN LAGU-LAGU PRAMUKA
4.1 PERMAINAN

ANEKA PERMAINAN PRAMUKA


Dalam Kolam
Peralatan
Jumlah pemain
Waktu
Tujuan

: Sebatang kapur
: bebas
: biasanya 10-15 menit
: Melatih kecepatan/refleks
- Sebagai unsure hiburan
Anak-anak berdiri membentuk lingkaran dan di depan mereka digambar garis dengan kapur. Tiap
anak harus menyentuh garis tersebut. Bila ada perintah diair, maka tiap orang melompat dengan
kedua kakinya bersama-sama, masuk ke garis lingkaran. Bila perintahnya didarat, maka tiap anak
melompat mundur. Perintah yang diberikan harus bervariasi, diair, didarat, diair, diair. Satu atau
dua orang anak akan melompat dan jelas mereka akan dikeluarkan. Permainan ini cukup popular
dan menyenangkan.

Mencari Dengan Diam


Peralatan
: Perangko
Jumlah pemain
: berapa saja
Waktu
: bervariasi, tergantung jumlah pemain dan kemampuan mengobservasi
Tujuan
: Melatih kemampuan mengobservasi
- Memupuk inisiatif
Sebuah perangko ditempel di suatu tempat dalam ruangan pertemuan sebelum para peserta
datang/tiba. Instruksinya : Tiap peserta harus mencari perangko tersebut dan bila mereka telah
melihatnya, mereka harus duduk diam dan tidak boleh berkata apa pun. Akan sangat lucu
memperhatikan peserta-peserta terakhir. Dan tentu saja peserta yang paling akhir duduk adalah
yang kalah. (permainan ini dapat juga dimainkan di luar ruangan).

Perkenalan Rahasia
Peralatan
: Kain yang lebar (sprei)
Jumlah pemain
: semua pemain masuk dalam regu
Waktu
: 10 menit
Tujuan
: Saling mengenal nama
Peserta dibagi dalam 2 kelompok. Kedua regu saling berhadap-hadapan. Tetapi diantara kedua regu
itu dibentangkan kain yang lebar, sehingga kedua regu tidak dapat saling melihat. Permainannya
ialah : setiap regu menentukan wakilnya untuk menebak wakil kelompok lain tetapi juga ditebak.
Wakil kedua kelompok berlutut berhadapan. Agar supaya lebih seru para pemain ini boleh saling
memperlihatkan kaki atau sepatu. Pemimpin menghitung sampai 3 dan pada hitungan ketiga itu
kain diturunkan tiba-tiba. Kedua wakil itu harus adu cepat untuk menebak siapa wakil
lawannya.Wakil regu yang cepat menebak dengan tepat, mendapatkan angka untuk regunya.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

40

Permainan Mengenali Teman


Peralatan
: Kertas kosong, alat tulis untuk tiap peserta
Jumlah Pemain
: Berapa saja
Waktu
: 10-12 menit
Tujuan
: Saling mengenal secara lebih mendalam
- Berani Mengungkapkan diri
- Melatih kecerdasan
Pemimpin membagikan kertas kosong kepada semua peserta. Seluruh peserta lalu menulis data
pribadi mereka (nama lengkap, data keluarga, status, sekolah/pekerjaan, hobi, alamat, dan
sebagainya). Setelah itu kertas yang sudah terisi dikembalikan kepada pemimpin. Lalu pemimpin
memberikan lagi secara acak kepada peserta. Pemimpin memberikan waktu 2-3 menit kepada para
peserta untuk menghafal data pribadi kawannya itu. Kemudian pemimpin menunjuk kepada salah
seorang peserta dan bertanya kepadanya tentang data pribadi yang ia terima. Peserta harus mampu
menjawab pertanyaan pemimpin. Sementara itu yang memiliki data pribadi harus memperhatikan
benar/tidaknya jawabannya.
Petani dan Pencuri
Peralatan
: Karet gelang atau tali, kantong kacang, atau potongan kain, atau agar
kelihatan sungguhan, sebuah apel.
Jumlah pemain
: bebas
Waktu
: 8-10 menit
Tujuan
: Melatih kecepatan
- Unsur hiburan
Anak-anak membentuk lingkaran dan seorang anak, yang jadi pencuri disuruh keluar ruangan.
Selagi ia diluar, seorang anak ditunjuk sebagai petani. Sebuah benda ditaruh di tengah lingkaran.
Pencuri tadi datang dan berjalan diluar lingkaran. Ia boleh memasuki lingkaran dari mana saja dan
mencuri benda itu. Petani harus menangkapnya pada saat pencuri menyentuh benda tersebut.
Pencuri itu harus lari keluar dari lingkaran lewat jalan masuk tadi dan ia selamat bila ia dapat keluar
tanpa tertangkap. Bila ia tidak tertangkap, maka petani itu harus jadi pencuri dan dipilh petani baru.

Rebut dan Rampas


Peralatan
: Tongkat atau sapu lidi untuk tiap anak
Jumlah pemain
: bebas
Waktu
: 10 menit
Tujuan
: Melatih kecekatan
- Melatih kesetiakawanan
- Unsur hiburan
Semua anak membentuk lingkaran dengan jarak kira-kira 1 meter.. Semakin ahli, jaraknya dapat
semakin jauh. Tiap anak memegang tongkatnya hingga berdiri tegak di lantai. Bila ada perintah
ya tiap anak harus melepaskan tongkatnya dan cepat-cepat menangkap tongkat teman di sebelah
kanannya. Bila tongkat itu sudah keburu jatuh, maka ia dikeluarkan. Permainan ini sangat
menyenangkan dan dapat bervariasi. Jarak anatr anak dapat diperbesar bila anak-anak sudah
mampu, perintah dapat berupa kiri atau kanan. Bila ingin permainan lebil lama, maka setelah
jatuh 3 kali baru dikeluarkan.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

41

DINAMIKA KELOMPOK
Baut Barisan
Tujuan
Agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik maupun sifat-sifat mereka, sekaligus melatih
mereka bekerjasama dalam kelompok.
Langkah-langkah :
a. Peserta di bagi dalam 2 kelompok yang sama banyak (bila jumlah peserta ganjil, seorang
pemandu bisa masuk ke dalam salah 1 kelompok).
b. Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
* Kedua keompok akan berlomba menyusun barisan. Barisan disusun berdasarkan aba-aba
pemandu :tinggi badan, panjang rambut, usia dst.
* Pemandu akan menghitung sampai 10, kemudian kedua kelompok, selesai atau belum, harus
jongkok.
* Setiap kelompok secara bergantian memeriksa apakah kelompok lawan telah melaksanakan
tugasnya dengan benar.
* Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan tugasnya dengan benar dan cepat (
bila kelompok dapat meyelesaikan tugasnya sebelum hitungan ke 10 mereka boleh langsung
jongkok untuk menunjukkan bahwa mereka telah selesai melakukan tugas).
c. Sebelum pertandingan di mulai bisa dicoba terlebih dahulu untuk memastikan apakah aturan
mainnya sudah dipahami dengan benar.

Bercermin
Latihan yang menyenangkan ini digunakan untuk mendiskusikan perasaan dan sikap dalam
menuntun dan mengikuti orang lain. Acara sore yang baik.
Prosedur :
a. Setiap peserta memilih pasangannya dan berdiri berhadapan dengan tangan ke atas dalam jarak
kira-kira sejengkal. Mereka menirukan gerak pasangannya, layaknya sebuah cermin, demikian
bergantian sesuai dengan keinginan mereka.
b. Untuk putaran kedua, pasangan meneruskan bercermin, tapi kali ini kedua tangannya bersentuhan
dengan lembut.
c. Pada putaran ketiga, mintalah mereka merapatkan tangan dengan kuat, dan melanjutkan
menuntun mengikuti bergantian.
Bahan diskusi :
1. Apa bedanya antara ketiga pengalaman tadi ?
2. Bagaimana perasaan anda pada setiap latihan menuntun dan mengikuti tadi ?
3. Adakah persamaan yang anda temukan dalam hal menuntun dan mengikuti dengan kenyataan
sehari-hari?
Bermain Tali
Latar belakang
Dalam segala hal, selalu akan kita hadapi berbagai masalah, dan kita tidak akan dapat terhindar dari
masalah itu. Melalui kegiatan ini kita akan dihadapkan dengan suatu masalah dan bagaimana kita
dapat keluar dari masalah itu.
Bahan
Tali raffia
Langkah langkah
a. Potong tali raffia dengan ukuran 1,5 m dan bagikan kepada setiap peserta
b. Minta mereka berpasangan pasangan, lalu masing masing ujung tali yang satu diikatkan ke
tangan sebelah kiri. Sebelum mengikat tali yang satu lagi ke tangan kanan, silangkan tali tersebut ke
tali pasangannya, kemudian ikatlah ke tangan masing masing, ingat, sebaiknya iaktan tidak terlalu
kencang
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

42

c. Setelah itu minta mereka untuk dapat melepaskan diri dari ikatan tadi tanpa melepaskan ikatan
tali
d. Jika ada pasangan yang berhasil melepaskan diri dari ikatan tersebut, mintalah mereka
menunjukkan bagaimana cara mereka untuk melepaskan diri kepada teman teman yang lain
Tanyakan kepada mereka apa hikmah dari permainan tersebut

Lingkaran Berbelit
Tujuan
Menyadarkan peserta tentang pentingnya rasa 1 tim untuk memudahkan proses belajar dan bekerja
dalam kelompok.
Langkah-langkah :
a. Peserta berdiri dalam lingkaran, lalu menjulurkan kedua tangannya ke depan. Kemudian
memegang tangan 2 peserta lainnya (missal : tangan kiri memegang tangan si A, tangan kanan
memegang tangan si B) sampai membentuk suatu belitan besar.
b. Semua kerjasama untuk coba membentuk kembali lingkaran sempurna tanpa melepaskan tangan
yang dipegang dan tanpa berbicara.
Menggambar bersama
Latar Belakang
Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjadi komunikasi antar
orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Tujuan
Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok.
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor
urut sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai 5.
2. Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk menggambar.
3. Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing diminta
menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh bertanya atau bicara satu sama
lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh
yang lain pada kertas yang sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan
seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masing-masing untuk
menggambar.
Bahan Diskusi :
a. Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?
b. Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya?
c. Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu memuaskan semua
orang dalam kelompok yang bersangkutan ?
Menggambar Wajah
Tujuan :
a. Membantu peserta untuk memandang langsung ke dalam mata pasangannya, saling mengenal
cirri-ciri wajahnya, dengan harapan hal ini bisa membantu peserta untuk saling terbuka dan tidak
lagi kikuk dengan yang lainnya.
b. Melatih peserta satu cara sederhana tentang menggambar dan menghilangkan perasaan peserta
bahwa mereka tidak mampu menggambar.
Langkah-langkah :
a. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah
pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.
b. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya.
c. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya,
mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5
menit saja untuk setiap peserta.
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

43

d. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara
menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan :Nama saya(nama pasangannya),
tempat tinggal.dan seterusnya.
Menggambar Rumah
Pengantar
Latihan ini bisa digunakan untuk mendiskusikan kerjasama dan pengawasan di dalam kelompok.
Kadang kita mengira bekerjasama dengan orang lain, padahal dalam kenyataan kita hanya
mengawasi seluruh proses, tanpa kita sadari.
Langkah langkah
a. Mintalah peserta untuk berpasangan
b. Peganglah bolpoin / pensil bersama sama sedemikian rupa sehingga keduanya bisa menulis dan
menggambar.
c. Di atas kertas yang dibagikan, keduanya menggambar secara bersama sama dan menuliskan
judulnya
d. Selama menggambar dan menulis dilarang berbicara
Bahan diskusi
a. Bagaiman perasaan dan reaksi anda selama menggambar tadi ?
b. Factor apa yang membantu dan menghambat anda selama menggambar tadi ?
Kemudian, mintalah peserta membentuk kelompok 4 (dua pasangan bergabung) untuk
mendiskusikan apkah ada hubungan antara pengalaman tadi dengan kenyataan sehari hari dan
masalah kerjasama. Waktunya cukup 15 menit saja, lalu setiap kelompok kecil
mempresentasikannya di hadapan kelompok besar.
Mutiara Dalam Guci
Tujuan
Merangsang kreativitas dan keberanian peserta untuk berpendapat.
Langkah-langkah :
a. Gambarlah sebuah guci dengan berisi berbagai benda di dalamnya, di papan tulis (atau di tempat
yang bisa dilihat oleh sluruh peserta).
b. Katakan kepada peserta bahwa itu adalah gambar sebuah guci yang berisi penuh dengan
bermacam kerilik, pecahan beling, dan batu-batu yang tidak berguna. Di bagian dasar ada mutiara
yang sangat mahal harganya.
c. Tanyakan kepada peserta, bagaimana caranya mengeluarkan mutiara itu dalam waktu yang
singkat dan gampang.
d. Diskusikan apa hikmah yang bisa dipetik dari permainan ini.

Pecah Balon
Latar Belakang
Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa penyelesaian yang memuaskan
pada kegiatan sebelumya, hal ini akan sangat mempengaruhi konsentrasi mereka untuk mengikuti
kegiatan berikutnya.
Tujuan
Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya.
Langkah-langkah :
a. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia (kira-kira sepanjang 2 jengkal).
b. Mintalah mereka meniup balon masing-masing.
c. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya.
d. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar.
e. Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang lain sebanyak
mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut.
f. Beri aba-aba untuk mulai.
Buku Pegangan Pembina Pramuka
MTs Darussalam, Kota Cimahi

44

g. Bahas bersama peserta apa saja yang mereka rasakan, lihat dan dengar selama kegiatan tadi.
Kenapa begitu ? Apa kesimpulan yang dapat ditarik?
h. Sekarang topic yang direncanakan sudah bisa dimulai.
Bahan-bahan :
Balon dan tali raffia sebanyak jumlah peserta

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

45

PERMAINAN PENGGALANG
1. Kereta Buta
Alat
: Hasduk dan benda lain
Tempat
: lapangan
Pelaksanaan
: Formasi barisan per regu
Jalannya permainan :
Mata ditutup Semuanya dengan menggunakan hasduk, kecuali yang belakang, semuanya
memegang kebahu didepannya, orang yang belakang mengemudi apabila akan belok ke kiri
ditepuk bahu kanan, begitu pula akan belok kekiri ditepuk bahu sebelah kiri, siapa yang
paling cepat mengambil benda itulah yang menang.
2. Gambar Estafet
Alat
: Alat tulis ( buku dan pensil )
Tempat
: lapangan
Pelaksanaan
: Formasi barisan per regu
Jalannya permainan :
Dengan hitungan waktu, barisan paling depan menggambar yang sudah disepakati oleh
masing-masing regu, kemudian dilanjutkan orang yang kedua, sampai pada yang terakhir
hingga terbentuklah gambar yang diinginkan masing-masing regu, gambar yang paling
bagus dan sempurna menjadi pemenangnya.
3. Kelipatan
Alat
: Tempat
: lapangan
Pelaksanaan
: lingkaran / barisan / duduk dengan rapi
Jalannya permainan : misalnya kelipatan 5
Dengan kata Bus atau kata lain tergantung dari pembina, dengan menggunakan
kelipatan5, maka pada hitungan 5,10,15,20,25 . dst, harus mengucapkan kata Bus
kalau salah maka akan dikena hukuman.
4. Kata Ali
Alat
: Tempat
: lapangan / ruangan
Pelaksanaan
: berbentuk lingkaran
Jalannya permainan : Misalnya Kata Ali
Setiap ada kata Pembina yang diawali dengan Kata Ali melaksanakan perintah tersebut.
Jika tidak diawali denganKata Ali perintah tidak boleh dilaksanakan.
5. Umpan Benda Sambil Bernyanyi
Alat
: benda mati
Tempat
: lapangan / ruangan
Pelaksanaan
: lingkaran / barisan / duduk dengan rapi
Jalannya permainan :
Semua peserta menyanyikan sebuah lagu sembarang atau lagu melalui sound systme,
dengan bergiliran benda diumpan kepada teman berikutnya, ketika pembina
memberhentikan lagu tersebut secara bersamaan peserta yang memegang benda tersebut itu
yang mendapat hukuman.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

46

6. Mencari Pemimpin Gerakan


Alat
: Tempat
: lapangan / ruangan
Pelaksanaan
: berbentuk lingkaran
Jalannya permainan :
Salah satu peserta yang ditunjuk oleh pembina maju ke tengah, tanpa sepengatahuan peserta
tersebut, pembina menunjuk peserta lain untuk menjadi pemimpin gerakan. Gerakan
sewaktu-waktu dapat dirubah sesuai dengan pemimpin gerakan pada waktu pemimpin
gerakan memperagakan gerakannya secara bersamaan peserta yang lain mengikutinya lalu
peserta yang ditengah mencari siapa yang menjadi pemimpin gerakan, peserta yang ditengah
mencari pemimpin gerakan dengan cara menyebutkan nama atau kalau tidak tahu namanya
bisa menunjukkan orangnya apabila sampai 3 kali salah menunjukkan orang, maka dia
mendapat hukuman dan kalau benar maka peserta yang menjadi pemimpin gerakan
menggantikan posisinya di tengah dan seterusnya.
7. Merubah Kebiasasn
Alat
: Tempat
: lapangan / ruangan
Pelaksanaan
: lingkaran atau berisan dengan cara berdiri
Jalannya permainan :
Dengan kata yang diucapkan pembina, maka peserta harus memperagakan kata-kata dari
pembina, dengan tangannya peserta memperagakan apa yang dikatakan pembina dengan
kebalikannya. Misalnya pendek harus memperagakan panjang. Kata-kata yang
diucapkan : panjang >< pendek, tinggi >< rendah, besar >< kecil.
8. Topi Bundar
Alat
: Tempat
: lapangan/ruangan
Pelaksanaan
: berbentuk barisan/duduk
Jalannya permainan :
Pembina menyanyikan lagu topi bundar, lalu peserta memperagakan kata-katanya, peserta
yang salah memperagakan itu, mendapatkan hukuman. Bait-baitnya tidak harus berurutan.
Keterangan :
Topi
: kedua tangan menunjukkan kepala
Saya
: ibu jari tangan kanan menunjukkan badan
Bundar
: kedua tangan membentuk lingkaran kecil
Kalau
: kedua tangan kedepan dengan telapak tangan diatas
Tidak
: tangan kanan melambai kedepan
Bukan
: kedua tangan melambai ke depan
9. Kerapan Sapi
Alat
: Tempat
: lapangan
Pelaksanaan
: masing-masing sapi terdiri 3 orang
Jalannya permainan :
2 orang menjadi sapi menghadap kedepan dengan salah satu tangan saling berpegangan, 1
orang menjadi pengemudi/pemilik sapi ada di belakang sapi dengan cara salah satu kaki
berada di atas tangan sapi yang berpegangan sedangkan satu lagi menyentuh tanah dan
tangan kanan memegang pundak sapi kanan sebelah kanan sedangkan tangan kiri memegang
pundak sapi kiri sebelah kiri, pada hitungan ketiga semua sapi berlomba-lomba lari kedepan
sampai finish yang ditentukan pembina, sapi yang sampai duluan itu yang menang.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

47

10. Memakan Buntut Ular


Alat
: Tempat
: lapangan/ruangan
Pelaksanaan
: 2 regu formasi per regu
Jalannya permainan :
Per regu berbanjar ke belakang saling berhadapan, pada hitungan ketiga regu A memakan
buntut ular regu B dan regu B memakan buntut ular regu A. Regu yang duluan
memakan buntut itu yang menang.
11. Kepala, Pundak, Lutut, Kaki
Alat
: Tempat
: lapangan
Pelaksanaan
: berbentuk barisan atau bersaf
Jalannya permainan :
Dengan kata-kata kepala, pundak, lutut, kaki dari pembina, peserta memperagakannya
peserta yang salah itu yang mendapatkan hukuman.
Keterangan
:
Kepala
: kedua tangan memegang kepala
Pundak
: kedua tangan memegang pundak
Lutut
: kedua tangan memegang lutut
Kaki
: kedua tangan memegang kaki
12. Lari, Jembatan, Kucing, Bom
Alat
: Tempat
: lapangan
Pelaksanaan
: berbentuk lingkaran/bersaf
Jalannya permainan :
Dengan kata-kata lari, jembatan, kucing, bom dari pembina, peserta memperagakannya
peserta yang salah itu yang mendapatkan hukuman.
Lari
: kedua tangan menepuk kedua paha
Jembatan
: kedua tangan menepuk kedua bahu secara bersilang
Kucing
: kedua tangan mencengkram dan lingkungkan kedepan
Bom
: tangan kanan seolah-olah melempar bom kedepan dan mulut
mengatakan deemmm
13. Lelucon
Alat
: kertas dan bolpoin
Tempat
: ruangan
Pelaksanaan
: duduk
Jalannya permainan :
Sebelum permainan ini dilaksanakan terlebih dahulu masing-masing melipat kertasnya
menjadi 7 lipatan, setelah dilipat dibuka kembali lalu peserta menulis kata-kata yang
diperintahkan oleh pembina dimasing-masing lipatan, setiap selesai menulis lalu dilipat 1
lipatan dan diberikan kepada teman sebelahnya (jangan dibaca).
Keterangan :
Lipatan 1
: (tulis namanya sendiri) : Budi
Lipatan 2
: SUKA ME.. (kata kerja yang berawalan me): Suka memakan
Lipatan 3
: (anggota badan yang paling disenangi dan ditambah kata-nya) : Bibirnya
Lipatan 4
: (salah satu teman yang disenangi) : Desy
Lipatan 5
: sampai. (kata akibat) : Sampai luka
Lipatan 6
: setiap hari. (hari kelahirannya sendiri) : Setiap hari minggu
Lipatan 7
: Di (nama tempat yang paling disenangi) : Di sekolah

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

48

4.2

LAGU-LAGU PRAMUKA
SENANG HATI
PRAMUKA

Bukanlah karena baju


Dan bukan karena kacu
Aku menjadi Pramuka
Hanya karena cita-cita
Baju, kacu dan sepatu
Itu bukan tujuanku
Tapi maksudku yang nyata
Hanya karena bela bangsa

Kalau kau senang hati Tepuk tangan 2 x


Kalau kau senang hati Petik Jari
2x
Kalau kau senang hati Tepuk Paha 2 x ( dan
memangnya begitu .. )
Kalau kau senang hati Injak Bumi 2 x
Kalau kau senang hati Kata Amin 2 x
Kalau kau senang hati Semuanya !

TONG
KELUH PRAMUKA
Oleh : Kak Syarifudin, KMD
Aduhaduh . Aduh ieung !
Kieu rasanya jadi Prmuka
Komo mun jadi Tantara
Batur mah ka pesta
Urang mah ka tenda
Tapi tetu nanaon
Demi bela Bangsa
SWEET
Oleh : Kak Ihwan Hadiyin. ( Gontor)
Peganglah teguh- cita-citamu
Dan Swet- Sweet
Buanglah smua kesusahanmu
Habis perkara, buat apa bersusah
Tak ada gunanya
Tapiiii..!

BEDUNG AGUNG

Tong 3 x takitong kitong


Ale masu sa sua
Dibantu sadema gua
Alua masa sua . (Kembali diulangulang)

KODOK
Kodok ngorek 2 x
Ngorek di pinggir kali
Tek dung la la la

HUSALE
Husale-husale .. girang-girange
Basile-kecile ya sama-samae
Pramuka selalu gembira
Senyum dalam bekerja
Membangun Negara
Itulah tugas Pemuda
Aku jadi Pramuka

Bedung agung, bedug agung


Yang tergatung, yang tergangtung
Nyaring bunyinya, nyaring bunyinya
Dung dung rek ketek, tek dung reketek
KANBANGLAH BUNGO

IRAMA DATINK
Oleh : Kak Ihwan Hadiyin
Iq kee qulub la lve 2 x
Iq kee qulub la lve some bell
Taraxi maa team pee
**
Iq kee Da gink and Doge 2 x
Iq kee Da gink and Doge
Biq in daa rah tink gi wae

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

Kambanglah bungo parawitan


Simambang riang ditarikan
Di Desa dusun tanah ming
Bungo kambang simara anjuang
Pusaka minang tanah pagaruyuang
Di pasuntiang siang malam
Tabayang-bayang rumah nan gadang

49

LACAMBO

UZ KIDARAN

Lacambo di mama
Chingo cailo
Cing-cing
Dipuncailo
Cing. Chingo cailo

Uz Kidaran
kidareda ade
dabe zamur
Kate min zetere ze ozom
Kate be zamur

2x

SIPIT
Sim-sim lay-lay euh
Babah cileuhan
Olay lamete
Liang Taina

SAMOA
Vini 4 x
Vana 4 x
Talusi talusi
Tamalo samoa
Humpa 3 x pa

2x

GOSONG
Wawarow 2x
Meganotime

SENYUM PRAMUKA

Anteso sme lite


Makan telo gong
Sama kulit-kulite
Gosong-Gosong- Gosong .

MIDLEY

SISIG NINI

Acungkan tinju kita


Hari mulai malam
Terdengar burung hantu
Suaranya merdu
Ayo terus maju
Cangkul-cangkul yang dalam
Menanam jagung di kebon orang
1, 2, 3, 4 ..4, 3, 2, 1
Semalam di Ci Anjur
Tra la la la

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

Senyum Pramuka 2 x
Mamih Papih
(tengok kiri kanan)
Tink

2x

Digalar di gilir na waos hideung


Ageungna sami peureup
Rupina hideung
Sakapeung Ambu teh linglung
Sok nyimpeun dina piring alas
Ku abdi dicicipan
Panginteun peuyeum ketan hideung
Di icip icip bet pait
Sihoreng the sisig Nini

50

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.pramukanet.org - pramukanet.org Powered by Mambo
Generated:19 June, 2009, 02:13
2. http://www.pramukanet.org - pramukanet.org Powered by Mambo
Generated:19 June, 2009, 02:54
3. Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan Kwarnas
Gerakan Pramuka. Jakarta. 1983.

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

51

Buku Pegangan Pembina Pramuka


MTs Darussalam, Kota Cimahi

52

You might also like