Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II
yang dibimbing oleh Dra. Hj. Nursasi Handayani, M. Si
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2015
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembelahan pada Aves
2.1.1. Tipe Pembelahan Zigot Aves
Aves termasuk dalam amniota, yaitu vertebrata yang di dalam embrionya
terdapat amnion, sama seperti reptil dan mamalia. Aves dan reptil memiliki
perkembangan yang hampir sama, tapi perkembangan aves lebih maju dari reptil
(Gilbert, 2010).
Ayam lokal (Gallus gallus) menjadi organisme favorit dalam studi
embriologi. Karena telur ayam berukuran besar sehingga mudah untuk diamati,
selain itu perkembangan pada telur ayam dapat diprediksikan secara akurat, dan
pergerakan selnya menyerupai pergerakan sel pada mamalia (Gilbert, 2010).
Bagian kuning telur beserta blastodiskusnya pada aves merupakan sel tunggal
(ovum). Besarnya sel telur ini disebabkan oleh banyaknya timbunan zat makanan
cadangan (yolk) di dalamnya. Komponen telur lainnya adalah putih telur,
membran cangkang telur, dan cangkang telur yang bersifat nonseluler dan
dihasilkan ketika sel telur melalui saluran reproduksi betina (Surjono, 2003).
Fertilisasi pada aves terjadi di oviduk, tepatnya pada infundibulum
sebelum albumin dan cangkang telur menyelubunginya. Tipe telur aves adalah
telolecital, yaitu sel telur yang banyak mengandung yolk dan hampir mengisi
seluruh isi telur, sedangkan inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya bagian
puncak dari kutub animal (Surjono, 2003).
Tipe pembelahan pada aves adalah meroblastik diskoidal, sama seperti
pisces dan reptil. Alur pembelahan hanya terjadi pada bagian tengah blastodiskus.
Blastodiskus adalah suatu struktur berbentuk cakram atau keping keputihan pada
telur yang baru dibuahi (zigot), blastodiskus merupakan protoplasma aktif yang
berdiameter 3 mm dan terdapat di kutub animal. Daerah seputar blastodiskus
tampak gelap dan disebut periblas (Surjono, 2003). Pembelahan tidak terjadi pada
sitoplasma yang mengandung banyak yolk (Gilbert, 2010).
Gambar 2.2.1. Proses pembelahan pada bagian blastodiskus dari embrio aves: (A)
pembelahan I; (B) pembelahan II; (C) pembelahan III; (D) pembelahan IV; (E)
pembelahan V; (F) pembelahan VI. (Carlson, 1988)
2.2. Blastulasi pada Aves
2.2.1. Proses Pembentukan Blastula Aves
Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio
untuk menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya.
Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula. Blastula adalah bentuk
lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan, bentuk blastula ditandai
dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan blastosoel
(Sukra, 2000).
Blastula terbentuk saat sel blastoderm bermigrasi dan membentuk dua
lapisan hingga terbentuk blastosoel. Sel-sel blastoderm mulai bermigrasi setelah
selesai tahap pembelahan. Sel-sel blastoderm bermigrasi secara individual ke
dalam rongga subgerminal, kemudian beragregasi dan dengan proses delaminasi
terbentuk lapisan kedua. Sehingga embrio aves terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan atas (epiblas) dan lapisan bawah (hipoblas). Antara kedua lapisan tersebut
ada bagian yang disebut blastosoel (Lestari, 2013).
Dalam tahap blastula kelompok aves, bagian epiblas akan berkembang
menjadi ektoderm, mesoderm, dan notochord. Bakal endoderm berasal dari
hipoblas yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah pada daerah rongga
blastosoel. Sedangkan bakal ektoderm epidermis mengisi daerah yang akan
menjadi anterior embrio lapisan epiblas (Yatim, 1994). Setelah terbentuk blastula,
telur akan menuju tahap selanjutnya yaitu tahap gastrulasi
Pada ayam dan bebek, blastocoel terbentuk setelah terjadi delaminasi
blastoderm membentuk lapisan sel bagian bawah yang disebut hipoblas primer,
dan lapisan sel bagian atas yang disebut epiblas. Celah diantara hipoblas dan
epiblas disebut blastocoel (Gilbert, 1985).
10
11
12
13
Pada saat terjadi fusi, pesumtif pial neural dilepaskan dari ectoderm neural
dan ectoderm epidermal di atas dan sepanjang kiri dan kanan bumbung neural.
Neurolasi berlangsung di sebelah anterior nodus hensen setelah ectoderm neural
diinduksi oleh notokorda. Terjadinya pelipatan atau pelekukan keeping neural
disebabkan antara lain : (1) adanya kontraksi mikrofilamen di bagian apeks sel
(2)adanya molekul pengait (sehingga notokorda berpaut dengan keeping neural
yang berada tepat di atasnya) ; (3) adanya perubahan bentuk sel-sel alas keeping
neural karena kontriksi mikrofilamen bagian apeks sel. Kejadian nomer dua
tersebut disertai dengan proses poliferasi sel-sel penyusun neural, sehingga tepi
kiri dan kanan keeping neural akan terangkat dan melipat. Kontriksi mikrofiamen
mengakibatkan sel-sel alas berubah menjadi bentuk baji, yang dikenal dengan
nama medianhinge (MH).pada sisi dirsal lateral terdapat dorsal lateral hinge
(DLH) atau engsel dorsal lateraljuga menyebabkan lekukan dan membantu
bersatunya kedua lipatan sehingga terbentuk bumbung neural. Rongga di daam
bumbung neural dinamakan neurosoel. Saluran ini untuk sementara berhubungan
dengan arkenteron melalui suatu saluran pendek yang disebut kanalis
neurenterikus (Lestari, 2013).
Neurulasi pada aves termasuk dalam neurulasi primer, dimana bumbung
neural dibentuk dengan cara pelipatan keeping neural dan bertemunya kedua
lipatan itu. Perkembangan pada suatu embrio berlangsung sefalokaudal yang
berarti tahap perkembangan di wilayah kepala atau anterior sudah berlanjut
sampai bagian ekor atau posterior. Pada kebanyakan hewan, sel-sel pial neural
terlepas dari perbatasan ectoderm neurak dan ectoderm apidermal setelah kedua
lipatan neural bertemu membentuk bumbung neural. Selain itu, hasil tranplantasi
keeping neural puuh pada ectoderm non-nerual embrio aves mebuktikan bahwa
baik epidermis maupun keeping neural terlibat dalam pembentuka pial neural. Pial
neural berdift migratif dan akan bermigrasi cukup jauh ke tempat-tempat tertentu
di dalam embrio. Di tempat kedudukannya yag terakhir, pial neural akan
berdiferensiasi menajdi berbagai struktur (Lestari, 2013).
Pembentukan notokorda dan pembentukan lanjut mesoderm, sebenarnya
berlangsung secara simultan dengan proses neurulasi. Mesoderm pada aves
terdapat sebagai suatu lempengan di sebelah kiri dan kanan, ventral dari alur
14
primitive atau dari ectoderm neural. Mesoderm baagian peroksimal, yang sejajar
dengan notokorda disebut mesoderm paraksial atau keeping segmental. Mesoderm
paraksial ini akan beragresi dan membentuk struktur epithelial memadat dan
bersegmen-segmen, disebut somit. Di bagian kepala terdapat agresi mesoderm
yang tidak begitu mampat, disebut somitomer. Somit pertama dibentuk posterior
dari somitomer ke 7 (Lestari, 2013).
Pasangan somit pertama dibentuk mulai somiter ke delapan, sedangkan
somitomer- somitomer sebelumnya tetep tersusun renggang dan berperan dalam
pembentukan otot skelet di daerah kepala. Somit-somit berikutnya bermunculan di
ujung rostral dari mesoderm paraksial, di posterior dari somit yang terdahulu.
Yang berlangsung satu pasang tiapp jam. Jumlah somit adalah spesifik untuk
setiap spesies. Pada aves jumlah somit adalah 50 pasang. Pembagian dan
perkembangan wilyah-wilayah somit, yaitu dermatom, miotom, dan skleretom
(Lestari, 2013).
2.5. Organogenesis pada Aves
Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh eksternal
dan internal, yang berasal dari lapisan-lapisan germinal ectoderm, mesoderm, dan
endoderm. Organogenesis merupakan suatu tahap embrio yang memerlukan
waktu paling lama, dan merupakan tahap paling sesitif selama perkembangan
embrio (Surjono, 2003).
2.5.1. Organogenesis pada derivat ektoderm.
Sistem integumen
Dimulai dari proses pembentukan periderm yang kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan kulit, terutama bagian epidermis. Interaksi yang terjadi antara
lain adalah interaksi yang terjadi antara jaringan ectoderm pembentuk
epidermis dan jaringan endoderm pembentuk dermis untuk membentuk
15
2013).
Sistem respirasi
Pada system repirasi aves, pembentukan dari turunan endoderm adalah
pembentukan trakea, bronki, dan paru-paru (Surjono, 2003).
Anggota badan
Anggota bada berasal dari dua jaringan yang saling berinteraksi yaitu ectoderm
dan mesoderm. Saat tunas anggota berbentuk, sel-sel mesoderm menginduksi
ectoderm di atasna untuk membentuk apical ectodermal ridge. Pembentukan
digit pada anggota badan diakibatkan oleh adanya kematian sel. Jumlah sel
yang mati ditentukan oleh jenis hewan dan bentuk jari (Lestari, 2013).
17