Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Judul Project
Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang Pada Januari Oktober 2015
1.2 Latar Belakang
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah (Varney, 2007).
Anemia pada ibu hamil disebut juga sebagai Pontential Danger to Mother And
Child (Pontensial Bahaya untuk Ibu dan Anak), karena itu anemia sangat
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan (Manuaba, 2001). Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan
gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis puerperalis,
kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, asfiksia
neonatorum, dan prematuritas. Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil
berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai
dasarnya (Manuaba, 2001). Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap
kejadian anemia pada ibu hamil diantaranya adalah pengetahuan ibu, konsumsi
suplemen zat besi, dan usia.
Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan
penanganan anemia dilakukan ketika tahapan ibu hamil, bukan dimulai sebelum
kehamilan. Total penderita anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%.
Artinya dari 10 ibu hamil, sebanyak 7 orang akan menderita anemia. Penyebab
langsung kejadian anemia karena infeksi, perdarahan, dan penyakit seperti
kelainan sumsum tulang belakang, sedangkan penyebab tidak langsung seperti
asupan makanan berupa nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan besi dalam
tubuh (Sinsin,I.,2008).
meningkatkan
pengetahuan
dan
wawasan,
serta
1.6.3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Anemia Ibu Hamil
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana
darah merah kurang dari normal, biasanya yang digunakan sebagai dasar
adalah kadar Hemoglobin (Hb). Anemia pada ibu hamil adalah keadaan
dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam darahnya
(Depkes RI, 2009).
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Padahal besi
merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi
defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini
disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk
menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang
berlebihan (Hoffbrand.AV, et al, 2005).
Kebutuhan besi yang dibutuhkan
setiap
harinya
untuk
menggantikan zat besi yang hilang dari tubuh dan untuk pertumbuhan ini
bervariasi. Kebutuhan besi meningkat pada ibu hamil. Oleh karena itu, ibu
hamil sangat mungkin menderita defisiensi besi jika terdapat kehilangan
besi yang disebabkan hal lain maupun kurangnya intake besi dalam jangka
panjang (Hoffbrand.AV, et al, 2005).
WHO menetapkan kejadian anemia ibu hamil berkisar antara 20%
sampai 89% dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Depkes RI,
2009). Klasifikasi anemia pada ibu hamil berdasarkan berat ringannya
anemia pada ibu hamil dikategorikan adalah anemia ringan dan anemia
berat. Dikatakan anemia ringan apabila kadar Hb dalam darah adalah 8 gr%
sampai kurang dari 11 gr%, sementara dikatakan anemia berat apabila kadar
Hb dalam darah kurang dari 8 gr% (Depkes RI, 2009).
2.1.2 Riwayat Alamiah Anemia Ibu Hamil
4
kehamilan.
Berdasarkan
hal
tersebut
dapat
dilihat
bahwa
terjadi
pengenceran
darah.
Hemoglobin
menurun
pada
hipotensi. Selama tahap klinis, manifestasi klinis akan menjadi hasil akhir
apakah mengalami kesembuhan, kecacatan, atau kematian. Misalnya jika
terjadi pada trimester I akan mengakibatkan abortus dan kelainan
kongenital, pada trimester II dapat mengakibatkan persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin, asfiksia, BBLR,
mudah terkena infeksi dan bahkan kematian. Sedangkan pada trimester III
akan menimbulkan gangguan his, janin lahir dengan anemia, serta
persalinan tidak spontan. (Murti, 2010).
2.1.3 Patogenesis Anemia Ibu Hamil
Tahap prepathogenesis adalah tahap sebelum terjadinya penyakit.
Sehingga, tahap ini terdiri dari fase suseptibel dan subklinis (asimtomatis).
Pada tahap ini, secara patofisiologis anemia terjadi pada kehamilan karena
terjadi perubahan hematologi atau sirkulasi yang meningkat terhadap
plasenta. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya volume plasma tetapi
tidak sebanding dengan penambahan sel darah dan hemoglobin. Selain itu,
dapat disebabkan kebutuhan zat besi yang meningkat serta kurangnya
cadangan zat besi dan intake zat besi dalam makanan. Zat besi diperlukan
untuk eritropoesis (Amiruddin, 2007).
Jika total zat besi dalam tubuh menurun akibat cadangan dan
intake zat besi yang menurun, maka akan terjadi penurunan zat besi pada
hepatosit dan makrofag hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Setelah
cadangan habis, akan terjadi penurunan kadar Fe dalam plasma, padahal
suplai Fe pada sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin menurun.
Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan eritrosit tetapi mikrositik,
sehingga terjadi penurunan kadar hemoglobin (Choudry et al, 2002 dalam
Yilmaz et al, 2007). Anemia pada kehamilan tersebut dinamakan anemia
defisiensi besi. Klasifikasi anemia dalam kehamilan lainnya diantaranya
adalah anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik.
Anemia megaloblastik termasuk dalam anemia makrositik, dimana
anemia terjadi karena kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Anemia
hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran eritrosit
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil. Ibu
hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan
mempengaruhi konsumsi tablet (Fe) dan juga pemilihan makanan
dengan sumber (Fe) yang rendah. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan
konsumsi tablet (Fe) yang baik akan memiliki pola makan yang baik
pula dalam pemenuhan zat besi (Arisman, 2004).
6. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter
dalam penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan
bukan hanya zat besi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk
kehamilannya yang sedang ia jalani (Arisman, 2004).
7. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan
daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut
penelitian, orang dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah
putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang dapat
terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi
fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah, atau
menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing
tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004). Ibu yang sedang hamil sangat
peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya
meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan
dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta
cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak
diketahui saat kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir
dengan kecacatan. Pada kondisi terinfeksi penyakit, ibu hamil akan
kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi lainnya (Bahar, 2006).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin
10
11
12
c. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan
anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
Pengaruh anemia dalam kehamilan :
a. Pengaruh pada ibu hamil baik dalam masa kehamilan, persalinan dan
pascapersalinan : abortus, partus prematur, partus lama, perdarahan post
partus, infeksi, anemia, dll.
b. Pengaruh terhadap janin : kematian janin, kematian perinatal, prematur,
2.1.6
makan
dengan
(kangkung, bayam) dan buah buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain
itu
dibiasakan
pula
menambahkan
substansi
yang
mendahulukan
penyerapan zat besi, seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam, dan ikan.
Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi
patut dihindari.
2.1.7 Pengendalian Anemia Ibu Hamil
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen
Fe dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemic Hb 11
gr/dl, sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan
suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh
defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis
pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12
100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009).
Kepandaian
dalam
mengatur
pola
makan
dengan
14
15
Faktor Dasar :
Sosial Ekonomi
Pengetahuan
Umur
Paritas
Jarak Kehamilan
Riwayat Kesehatan
Faktor Langsung :
Infeksi dan Penyakit
Kurang
Energi Kronis
(KEK)
Pola Konsumsi
Tablet FE
Keterangan :
: yang diteliti
: yang tidak
diteliti
Bab III
METODE PENELITIAN
16
Variabel Terikat :
-
Kejadian Anemia
3.2 Hipotesis
Hipotesis ialah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,
2006).
Hipotesis dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian penyakit tidak
menular anemia pada ibu hamil.
2. Ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian penyakit tidak menular
anemia pada ibu hamil.
3. Ada hubungan antara konsumsi tablet oleh
control, yakni tetangga penderita yang tidak menderita anemia serta memiliki
kesamaan karakteristik usia kehamilan, wilayah tempat tinggal dengan kelompok
kasus.
3.4 Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Umumunya, Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Sabar R.
2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan Hb
darah dan menderita anemia di Puskesmas Ngesrep, Kelurahan Ngesrep dan
Sumurboto Tahun 2015 sebanyak 19 orang. Sedangkan populasi control
adalah ibu hamil yang tidak menderita anemia serta memiliki kesamaan
karakteristik usia kehamilan, dan wilayah tempat tinggal dengan populasi
b.
kasus.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006). Sampel kasus diambil dari populasi kasus sebanyak 19 ibu hamil
menderita anemia, sehingga seluruh populasi kasus dijadikan sebagai sampel
kasus. Sedangkan sampel control diambil dari populasi control yakni ibu
hamil yang tidak menderita anemia serta mempunyai kesamaan karakteristik
usia kehamilan dan wilayah tempat tinggal dengan populasi kasus dengan
menggunakan perbandingan 1:1.
18
: Nominal
Keterangan :
M = Mean
N = Jumlah Total Responden
FX = Jumlah Total X
SD =
b. Deviasi Standar :
SD =
Keterangan :
20
X : Skor Respon
N : Jumlah Respon
M : Rata-rata skor kelompok
SD : Standar deviasi skor kelompok
Menentukan Kategorisasi
Kategorisasi dilakukan untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok - kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Pada penelitian ini
penentuan kategorisasi yang digunakan sebagai berikut (Azwar,
2009)
a. Tinggi = X (M + 1,0 SD)
b. Sedang = (M-1,0 SD) X < (M+1,0 SD)
c. Rendah = X (M 1,0 SD)
2. Umur
Adalah lama hidup seseorang sejak lahir sampai saat penilitian yang
dihitung
1. Risiko Anemia
35 tahun
20 tahun sampai 35 tahun
21
Data primer adalah sumber sumber dasar yang terdiri dari bukti
bukti atau saksi dari kejadian obyek yang diteliti dan juga gejala yang terjadi
di lapangan (Sumantri, 2011). Dimana, data primer diperoleh dari jawaban
atas pertanyaan yang disediakan melalui kuesioner oleh responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia di lapangan, selain itu
dikaitkan dengan sumber selain dokumen langsung yang menjelaskan tentang
suatu gejala (Arif S., 2011). Dimana, data sekunder didapatkan dari
Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
3.7 Instrumen
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
pada para ibu hamil di Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden diminta
mengisi sendiri kuesioner yang telah dibagikan lalu peneliti meminta kembali
kuesioner yang telah diisi oleh responden saat itu juga.
3.8 Pengelolaan Data
1. Pengelolaan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto S., 2006
adalah :
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya
c. Skoring
Skoring adalah kegiatan memberi angka berdasarkan jawabanjawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden.
22
d. Entri Data
Merupakan kegiatan memasukan data ke dalam alat bantu untuk
menganalisis, yaitu computer.
e. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan ke
dalam table.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisa ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini
berupa distribusi dan persentase setiap variabel.
b. Analisis Bivariat
Analisa ini digunakan untuk menghubungkan antara variabel bebas
dan variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik yang
digunakan yaitu uji chi-square.
3.9 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Kecamatan
Banyumanik,
Kota
Semarang.
Proses
penelitian
dilaksanakan
dengan
No
Uraian Kegiatan
Pembuatan proposal
Pengambilan data
2
3
4
5
6
lapangan
Pengolahan data
Analisis data
Penyusunan laporan
Presentasi hasil
Bulan / Minggu ke
Oktober
November
1 2 3 4 1 2 3 4
23
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
4.2
Hasil Penelitian
Tabel 4. 1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Umur
Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari Oktober 2015
Variabel
Umur
Mean
Median
Mode
26.95
26.00
23
Simpangan
Deviasi (SD)
Min-Mak
3.756
17-36
25
0
6
7
11
11
3
38
0
19.8
18.4
28.9
28.9
7.9
100
23
9
4
2
38
60.5
23.7
10.5
5.3
100
n
13
18
6
1
38
%
34.2
47.4
15.8
2.6
100
26
n
19
19
38
%
50
50
100
Pada tabel 4.5 di atas, menunjukan bahawa distribusi ibu hamil anemia
(Hb<11gr%) sebesar 50% dan ibu hamil tidak anemia (Hb 11 gr%) sebesar
50%.
Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Ibu Hamil Wilayah
Kerja Puskesmas Ngesrep Januari Oktober 2015
Pengetahuan
Rendah
Sedang, Tinggi
Kejadian Anemia
Anemia
Tidak Anemia
n
%
n
%
13
6
17
21
100
100
76.5
28,6
4
15
23.5
71,4
Total
OR
0.003 8,125
27
Umur
(tahun)
< 20 dan > 35
20 35
Kejadian Anemia
Anemia
Tidak Anemia
n
%
n
%
2
17
2
36
100
100
100
47.2
0
19
0
52.8
Total
0.486
Pada tabel 4.7 menunjukan bahwa dari 2 ibu hamil yang umurnya
berisiko terkena anemia (<20 dan > 35) terdapat 100% ibu hamil mengalami
anemia dan 0% ibu hamil tidak mengalami anemia. Sedangkan dari 36 ibu
hamil yang umurnya tidak berisiko anemia (20-35 tahun) terdapat 47.2% ibu
hamil yang menderita anemia dan 52.8% ibu hamil tidak menderita anemia.
Setelah dilakukan uji statistic chi square hasil analisa menunjukan p value =
0.486 (p>a (0,05), sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat hubungan
antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Ngesrep pada Januari Oktober 2015.
Tabel 4.8 Hubungan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Ibu Hamil
Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari Oktober 2015
Konsumsi Tablet Fe
Tidak Mengkonsumsi
Mengkonsumsi
Kejadian Anemia
Tidak
Anemia
Anemia
n
%
n
%
11
8
13
25
100
100
84.6
32.0
2
17
15.4
68.0
Total
OR
0.002
11.688
Pada tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 13 Ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi tablet Fe saat kehamilan terdapat 84.6% ibu hamil menderita
anemia dan terdapat 15.4% ibu hamil tidak menderita anemia. Sedangkan dari
25 ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe saat kehamilan terdapat 32% ibu
28
hamil menderita anemia dan terdapat 68% ibu hamil tidak menderita anemia.
Setelah dilakukan uji statistic chi square hasil analisa menunjukan p value =
0.002 (p< (0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan
antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe saat kehamilan dengan kejadian
anemia di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep pada Januari Oktober 2015.
Analisis lebih lanjut diperoleh nilai OR = 11.688 (95%Cl = 2.082 <OR<
65.606), artinya ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet Fe berisiko 11.688
kali menderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang mengonsumsi
tablet Fe.
4.3
Pembahasan
1. Karakteristik Ibu Hamil
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Ngesrep pada bulan Januari Oktober 2015 dan telah
melakukan pemeriksan Hb (Hemoglobin) dengan tenaga medis dan
didiagnosa menderita anemia (Hb< 11gr%). Ibu hamil yang menderita
anemia maka oleh petugas puskesmas akan diarahkan langsung ke unit
pelayanan gizi untuk mendapatkan pengarahan tentang anemia oleh petugas.
Bila ibu hamil belum mendapatkan tablet Fe, maka petugas akan
memberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet per hari (3x1)
atau tergantung persedian obatnya.
Penderita anemia pada ibu hamil pada bulan Januari Oktober
2015 di wilayah kerja Puskeskas Ngesrep sebanyak 19 orang dan ibu hamil
penderita anemia tersebut menjadi subjek penelitian kelompok kasus.
Sedangkan kelompok control (ibu hamil tak menderita anemia) ialah
tetangga penderita yang memiliki kesamaan karakteristik usia kehamilan
dan wilayah tempat tinggal sebanyak 19 orang dengan perbandingan 1:1
dengan kelompok kasus. Kesamaan karakteristik usia kehamilan antara
kelompok kasus dan kelompok control menggunakan pembagian kehamilan
menurut trimester. Trisemester I yaitu usia kehamilan 112 minggu,
29
trimester II usia kehamilan 13-28 minggu dan trimester III usia kehamilan
minggu ke 29 hingga kelahiran.
Pada penelitian ini, umur Ibu hamil menderita anemia berkisar
antara 17-36 tahun, dengan rerata 26.58 tahun. Sedangkan umur ibu hamil
bukan penderita anemia berkisar antara 23-32 tahun dengan rerata 27.32
tahun. Proporsi umur terbanyak responden adalah umur 23 dan 26 tahun
masing masing sebanyak 15.8%.
Sedangkan proporsi tingkat pendidikan ibu hamil yang menderita
anemia paling banyak adalah SMP yaitu sebanyak 7 jiwa (36.8%).
Sedangkan proporsi tingkat pendidikan bukan penderita paling banyak
adalah Diploma yaitu sebanyak 9 jiwa (47.4%). Tingkat pendidikan
seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang tentang
anemia dan hal-hal yang mempengaruhi tentang anemia, sehingga dengan
pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba mempenyai prilaku
pencegahan terhadap anemia. Pendidikan ibu juga meningkatkan kesadaran
ibu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam rangka memantau
kesehatan kehamilannya. Hal ini dapat mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil. Sesuai dengan pendapat dari hasbullah (2008) menyebutkan
pendidikan akan mengembangkan pengetahuan kearah yang lebih baik
khususnya di bidang kesehatan.
30
yang
mengalami
anemia
dibandingkan
ibu
hamil
yang
31
32
ibu dan anak masih sangat tinggi bila umur wanita tersebut kurang dari 20
tahun.
4. Hubungan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil
Berdasarkan uji bivariat didapatkan bahwa variable konsumsi
tablet Fe memiliki hubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil.
Selain itu, berdasarkan odd ratio ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi
tablet Fe memiliki resiko 11.688 kali terkena anemia dibandingkan dengan
ibu hamil yang patuh mengonsumsi tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas
Ngesrep. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dibuat oleh Sari
Mutiara pada tahun 2012 mengenai Hubungan Konsumsi Tablet Zat Besi
(Fe) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pulo Brayan Kota Medan, bahwa ketidakteraturan dalam mengonsumsi
tablet Fe dapat menyebabkan kejadian anemia. Ibu yang tidak patuh
mengonsumsi tablet Fe dapat dipengaruhi oleh efek samping yang kurang
nyaman yang dirasakan oleh ibu ketika mengonsumsi tablet Fe, seperti
mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin
(2008) bahwa suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah,
keram lambung, nyeri ulu hati dan konstipasi. Namun, derajat mual yang
ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah elemen zat besi
yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek
samping yang tidak bisa diterima pada ibu hamil sehingga terjadi
ketidakpatuhan dalam pemakaian obat.
Faktor yang mempengaruhi ibu hamil mengonsumsi tablet Fe
menurut Never (2002) dalam Wipayani (2008), faktor faktor yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi yaitu
pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan manfaat dari zat besi yang
didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut
melakukan pemeriksaan ANC. Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi
33
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan,
sebagai berikut :
1. Karakteristik
2. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil,
dengan nilai p value 0,486 (p>a(0,05). Semua Ibu hamil yang berumur
(<20 dan > 30 tahun) menderita anemia, ibu hamil yang berumur 20-35
tahun dan mengalami anemia sebanyak 47,2% dan tidak mengalami
anemia sebanyak 52,8%.
3. Terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan nilai p value 0,003 (p<a(0,05) dan OR = 8,125.
Presentase ibu hamil dengan pegetahuan rendah terdapat 76,5% yang
mengalami anemia dan 23,5% tidak mengalami anemia, pengetahuan
sedang, tinggi terdapat 28,6% mengalami anemia dan 71,4% tidak
mengalami anemia.
4. Terdapat hubungan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai p value 0,002 (p<a(0,05) dan OR = 11,688. Presentase
ibu hamil yang mengonsumsi tablet Fe terdapat 32% yang mengalami
anemia dan 68% yang tidak mengalami anemia, sedangkan yang tidak
mengonsumsi tablet Fe terdapat 84,6% yang mengalami anemia dan 15,%
yang tidak mengalami anemia.
5.2 Saran
1. Diharapkan bagi Ibu hamil hendaknya lebih menperhatikan kesehatan
dirinya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengkonsumsi
tablet Fe sesuai dengan ketentuan selama hamil.
2. Diharapkan kepada pihak Puskesmas agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran ibu hamil terkait anemia defisiensi besi ibu
hamil dengan cara melakukan penyuluhan secara rutin .
35
kepada
peneliti
lain
untuk
melaksanakan
penelitian
36
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Dr. Chrisdiono M, Sp.OG. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Amiruddin. 2007. Asupan Gizi Pada Ibu Hamil. [Online]. Tersedia : http:
www.scribd.com/doc/47810533/makalah-anemia-bumil. (30 September 2015,
19:37)
Antoni, Condra. 2012. Yogyakarta : Wacana Ruang. Penerbit Andi
Ayudhitya, Dhiana, dkk. 2013. Cara Ampun Deteksi Penyakit Sebelum Periksa ke
Dokter. Jakarta: Penebar Plus
Bagus, Ida. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Biladi, Bilqis. 2014. Memahami dan Menjelaskan Eritropoesis. [Online]. Tersedia :
https://www.academia.edu/9012400/Memahami_dan_Menjelaskan_Eritropoes
is. (28 Oktober 2015, 17:10)
BKKBN. 2006. Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi
Konseling. Jakarta :
BKKBN
Budiarti, Milani. 2009. Jurnal KTI Hubungan pengetahuan Ibu hamil Trimester
III tentang zat besi dengan kejadian anemia di Puskesmas Mangkang
Kota Semarang
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga
Depkes RI, 2010. Pertemuan Koordinasi Tingkat SR Dan SSR Kegiatan Intensifikasi
Pengendalian Malaria Gf ATM Malaria Round 8 Wilayah Kalimantan Dan
Sulawesi.Ditjen
P2PL.
[Online].
Tersedia
37
http://www.penyakitmenular.info/def_menu.asp?
menuID=17&menuType=1&SubID=1&DetId=518. (28 Oktober 2015, 17:52)
Departemen Kesehatan RI. Buku Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
[Online].
Tersedia
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINS
I_2012/13_Profil_Kes.Prov.JawaTengah_2012.pdf. (1 Oktober 2015, 20.34)
Dinas Kesehatan Kota (DKK) tahun 2011 Kota Semarang
Djojodibroto, Dr. R. Darmanto. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta :
Penerbit Yayasan Obor Indonesia
Fuaddy, Mardhatillah. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia
Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Gibson, John. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
Handayani, Wiwik dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Helen, Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
H., Riwidikdo. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Ika Putri Damayanti, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ibu Bersalin dan
Universitas
Esa
Unggul
Jakarta.
[Online].
Tersedia
:
38
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-736-BABI.pdf. (28
Oktober 2015, 16:09)
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kartamihardja, Emmy. Anemia Defisiensi Besi. Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya
Lee,
Rae
Lynne.
2004.
Iron
Deficiency
Anemia.
[Online].
Tersedia
Fakultas Ilmu
39
PT. Rineka
Cipta
40
S., Sudigdo. 2011. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed. 4. Jakarta :
Sagung Setio
Sastrawinata, Sulaiman. 2003. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : ObstetriPatologi.
Jakarta : EGC
Smeltzer,
S.
2001.
Buku
Ajar
Keperawatan
Medikal
Bedah
Brunner
Sumatera
Utara.
[Online].
Tersedia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf.
(28 Oktober 2015, 16:15)
Uliyah, Musrifatul dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Yaze, Igus Ulfa. 2014. Hubungan Antara Jarak Kehamilan dan Status Gizi dengan
Anemia pada Ibu Hamil di Bidan Praktek Swasta Nyonya Dessy Jalan Slamet
Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung. Skripsi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran
Universitas
Lampung.
[Online].
Tersedia
41
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
*Diisi oleh
peneliti
1. Data Responden
1. Nama
2. Alamat
3. Umur
:
:
: Tahun
4. Pendidkan ibu
5. Pekerjaan ibu
6.
1. Pertama
2. Kedua
3. Ketiga
4. > Ketiga
Gravida
42
3.
pemeriksaan.
a. Hb kurang dari 11 gr%
b. Hb 13 gr %
c. Hb lebih dari 12 gr %
Anemia dalam kehamilan disebut juga dengan anemia kekurangan ..
a. Protein
b. Zat besi
c. lemak
4.
B. Penyebab Anemia
5. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dapat
mengakibatkan..
a. Kegemukan
b. Anemia (kekurangan darah)
c. Tekanan darah tinggi
6.
7.
8.
Salah satu faktor penghambat penyerapan zat besi yang mengakibatkan terjadi
anemia defisiensi besi adalah
43
44
darah? .bulan
Hingga sekarang sudah berapa kali (bungkus) ibu menerima tablet tambah
4.
darah?
Berapa lama ibu minum tablet tambah darah setiap hamil?.................
45
5.
F. Pengukuran
1. Kadar Hb Darah
2. Lingkar lengan atas
: mg/dl
: cm
46
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI
47
48
49
50