Professional Documents
Culture Documents
NIM
4. Jelaskan Efloresensi kulit dan Penyakit-penyakit dengan gejala gatal, kemerahan dan
bersisik !
Efloresensi atau ruam : gambaran ; kelainan kulit dan selaput lendir yang dapat dilihat secara
obyektif
Ada 2 jenis ruam kulit:
1. Ruam kulit primer
Makula: lesi kulit datar, fokal dan berwarna. Efloresensi yang hanya berupa
perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versikolor,
morbus Hansen
Papula: lesi yang sedikit meninggi. Penonjolan padat diatas permukaan kulit,
bebatas tegas, berukuran <1cm
Nodula: sama seperti papula tetapi diameternya >1cm, misalnya pada prurigo
nodularis
Vesikula: gelembung yang berisis cairan serosa dengan diameter <1cm, misalnya
pada varisela, herpes zozter
Bula: vesikel dengan diameter >1cm, missal pada pemfigus, luka bakae. Jika
vesikel/ bula berisi darah disebu vesikel/bula hemoregik. Jika bula berisis nanah
disebut bula purulent
Pustula: vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis, pustulosa
Urtika: penonjolan diatas permukaan kuliat akibat edema setempat dan dapat
hilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan gigitan
serangga
Kista: penonjolan diatas permukaan kuliat berupa kantong yang berisis cairan
serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid
Skuama: pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus
(TV), sedang (dermatitis), atau kasar (psoriasis). Skuama dapat berwarna putih
(psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis)
Krusta: onggokan cairan darah, kotoran, nanah dan obat yang sudah mongering
diatas permukaan kulit, misalnya impetigo krustosa, dermantitis kontak. Krusta
dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah) atau coklat
(asal darah, nanh, serum)
Erosi: kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi merah dan
keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak
Ulkus: kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi
dan isi. Missal ulkus tropikum, ulkus dorum
Parut (sikatriks): jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang
sudah hilang. Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari kulit sekitarnya (sikatriks
atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi) dan dapat normal (eutrofi/luka
sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang
Kanalikuli: ruam kulit berupa saluran-saluran pada stratum korneum yang timbul
sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada scabies
Milia (=white head): penonjolan diatas permukaan kulit yang berwarna putih
yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne
sitiska
Komedo (=black head): ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat
proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea dipermukaan kulit, seperti
pada akne
Eksantema: ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan
tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada demam berdarah
Roseola: eksantema lentikuler berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan
frambusia
Sifat-sifat Efloresensi:
1. Ukuran: Miliar (sebesar kepala jarum pentul); lenticular (sebesar kacang hijau-jagung);
nummular (sebesar uang logam seratus rupiah); dan plakat (>dari uang logam 100 rupiah)
2. Gambaran: linear seperti garis lurus; sirsinar/anular jika melingkar; arsinar menyerupai
bulan sabit; polisiklis, menyerupai bunga; korimbiformis, jika efloresensi besar
efloresensi kecil (hen and chickenconfiguration)
3. Bentuk: bundar (impetigo); lonjong (pitiriasis rosea); serpiginosa (sifilis stadium III);
herpetiformis, menyerupai dermatitis herpetiformis; dan konfluen, jika beberapa
efloresensi bergabung menjadi satu efloresensi besar (variola); iris formis, menyerupai
iris (bentuk bulat/lonjong, pada bagian tengah tampak putih/hitam), pada eritema
multiforme
4. Lokalisasi/penyebaran:
-
Simetris, mengenai kedua belahan badan yang sama; pada dermatitis medikamentosa
Merupakan penyakit kulit yang umumnya mulai dengan lesi pertama (Herald Patch) berupa
eritema dan skuama halus umumnya di badan, disertai gatal ringan. Etiologi belum diketahui,
terdapat hipotesis penyebab virus karena bersifat self limiting disease.
d. Eritoderma
Penyakit kulit yang ditandai oleh eritema seluruh tubuh atau hampir seluruh tubuh biasanya
disertai sku
ama dan gatal. Etiologi akibat alergi obat, perluasan penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk
keganasan.
e. Dermatitis Sereboik
Dermatitis seboroik adalah penyakit papuloskuamosa kronis . Lesi dermatitis seboroik tipikal
adalah bercak-bercak eritema, dengan sisik-sisik yang berminyak. Penyakit ini suka muncul di
bagian-bagian yang kaya kelenjar sebum, seperti kulit kepala, garis batas rambut, alis mata,
glabela, lipatan nasolabial, telinga, dada atas, punggung, ketiak, pusar dan sela paha. Pasien
sering mengeluhkan rasa gatal.
f. Lupus Eritematosus
Pada kulit, manifestasi SLE disebut juga lupus dermatitis, gambaran klinis pada kulit berupa lesi
diskoid yang umum bersifat fotosensitif, eritema sedikit meninggi, bersisik, pada wajah bagian
pipi dan sekitar hidung yang disebut buterfly rash karena membentuk seperti sayap kupu-kupu ,
telinga, dagu, daerah leher, punggung atas, dan bagian ekstensor dari lengan.
g. Dermatofitosis
Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. salah satu penyakit yang disebabkan jamur
golongan dermatofita adalah tinea korporis. Gambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau
lonjong dengan tepi yang aktif dengan perkembangan kearah luar, bercak-bercak bisa melebar
dan akhirnya memberi gambaran yang polisiklik,arsinar,dan sirsinar. Pada bagian pinggir
ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan
pada bagian Universitas Sumatera Utara tengah lesi relatif lebih tenang.
h. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor eksternal,
substansi-substansi partikel yang berinteraksi dengan kulit. Dua macam jenis dermatitis kontak
yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik; keduanya dapat bersifat akut maupun
kronis.
a. Gejala klasik dermatitis kontak iritan berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun
kulit tebal dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus
berlangsung maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura.
b. Dermatitis kontak alergik : Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit pada
yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan
eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi
dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas.
i. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah suatu dermatitis yang bersifat kronik residif yang dapat terjadi pada
bayi, anak dan dewasa dengan riwayat atopi pada penderita atau keluarganya. Gejala yang paling
umum adalah kulit tampak kering dan gatal. Kulit dapat menjadi merah, bersisik, tebal dan kasar,
beruntusan atau terdapat cairan yang keluar dan menjadi keropeng (krusta) dan terinfeksi. Kulit
yang merah dan basah (eksim) disebabkan peningkatan peredaran darah di kulit akibat
rangsangan alergen, stress, atau bahan pencetus lain.
j. Neurodermatitis
Merupakan penyakit peradangan kulit kronis, gatal sekali, sirkumskrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang. Etiologinya belum diketahui.
k. Dermatitis Numularis
Merupakan penyakit kulit dengan lesi berbentuk mata uang (coin), berbatas tegas, effloresensi
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). Keluhan berupa rasa gatal hebat
sehingga mengganggu. Etiologi tidak diketahui, mungkin multifactor.
l. Dermatitis Statis
Merupakan penyakit kulit dermatitis sekunder akibat hipertensi vena extremitas bawah. Akibat
tekanan vena yang meningkat, maka akan menjadi varises, edema, purpura, hemosiderosis,
hiperpigmentasi difus. Rasa gatal bervariasi sesuai dengan perubahan kulit. Mekanisme
timbulnya dermatitis ini belum jelas.