You are on page 1of 3

PERAN INVESTOR INSTITUSIONAL

Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong penerapan GCG adalah
dengan melakukan investasi yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan investasi yang
bertanggung jawab adalah dengan membuat kebijakan hanya akan melakukan penempatan
investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan tentu secara konsisten
menerapkan kebijakan tersebut dalam melakukan investasi. Dengan cara ini, institusi tersebut
bertanggung jawab terhadap masyarakat yang dana-nya mereka kelola, karena dana tersebut
hanya di investasikan pada perusahaan-perusahaan yang memang dapat dipercaya, sehingga
risiko hilangnya dana masyarakat karena penempatan yang salah menjadi lebih kecil, dan di
lain pihak, perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa juga menjadi lebih memberi
perhatian terhadap penerapan GCG karena dengan menerapkan GCG secara konsisten,
saham mereka menjadi lirikan investor dan masuk dalam daftar saham yang desirable atau
ingin dimiliki oleh investor, lebih jauh hal ini akan menaikan nilai saham yang secara tidak
langsung juga menaikan nilai perusahaan.

Tentu untuk bisa menerapkan investasi yang bertanggung jawab dibutuhkan usaha tambahan
oleh investor institusional, karena harus ada fungsi di dalam institusi tersebut yang bertanggung
jawab melakukan analisis secara berkesinambungan terhadap penerapan GCG perusahaanperusahaan target dengan menggunakan acuan yang benar sebagai dasar penerapan GCG.
Hal ini bukan sesuatu yang mustahil jika memang sudah menjadi sebuah itikad dalam
melakukan investasi yang bertanggungjawab, dalam mengelola dana masyarakat. Sebagai
contoh, CalPERS (California Public Employees Retirement System) adalah suatu organisasi
pengelola dana pensiun yang dibentuk pada tahun 1932 di Amerika untuk mengelola manfaat
pensiun dan kesehatan bagi pegawai negeri di negara bagian California (jika melihat fungsinya,
kurang lebih, bisa kita sejajarkan dengan Taspen atau Jamsostek di Indonesia), dan saat ini
memiliki lebih dari 1,3 juta anggota dengan total dana kelolaan senilai US$ 218 milyar per
Oktober 2010. CalPERS percaya bahwa penerapan GCG akan memberikan kinerja investasi
yang lebih baik, dan dalam upaya melindungi investornya (nasabah yang dikelola dananya oleh
CalPERS), maka institusi tersebut hanya mau melakukan penempatan investasi pada
perusahaan yang telah lulus seleksi penerapan GCG. CalPERS melakukan review terhadap
kinerja perusahaan tersebut, melihat indikator pengembalian (investment return) untuk periode
1, 3 dan 5 tahun terakhir dan melakukan pembandingan dengan indeks umum dan spesifik
untuk industri terkait; kemudian CalPERS juga melakukan review terhadap indikator governance
seperti antara lain independensi dewan, mekanisme pengangkatan anggota dewan,
kompensasi eksekutif, keragaman kemampuan anggota dewan, pelaksanaan manajemen risiko,
serta isu terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan pada perusahaan. Perusahaan yang

gagal memenuhi standar penilaian, tidak akan dijadikan target investasi; dan bukan hanya itu,
CalPERS juga mengumumkan dalam websitenya nama-nama perusahaan yang masuk dalam
daftar yang lolos sensor penerapan GCG dan nama-nama perusahaan yang dikeluarkan dari
daftar tersebut karena dianggap sudah tidak lagi menerapkan GCG; daftar ini pun diperbaharui
secara berkala. Sehingga, hasil analisis mereka bisa dilihat oleh publik, dan dapat memiliki
dampak antara lain, menunjukkan pemenuhan tanggung jawab fidusia mereka kepada para
investor/nasabah yang dananya dikelola; dan daftar tersebut dapat digunakan sebagai acuan
oleh investor lain dalam memilih perusahaan target investasi. Jika daftar tersebut digunakan
sebagai acuan oleh pihak lain, tentunya perusahaan yang masuk daftar akan senang, tapi tidak
demikian dengan perusahaan yang tidak masuk daftar atau bahkan dikeluarkan dari daftar,
karena berarti publik dapat menilai ada sesuatu yang tidak baik dalam pengelolaan perusahaan
tersebut, serta bisa mengakibatkan menurunnya harga saham di pasar.
Jadi ini saatnya bagi investor untuk melakukan investasi yang bertanggung jawab, bukan saja
hal ini merupakan refleksi dari penerapan GCG, namun juga mendorong penerapan GCG
perusahan-perusahaan di Indonesia.
http://madani-ri.com/web/?p=2891

PERAN INVESTOR ASING

1.
investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas
pasar atau merangsang penelitian dan pengembangan teknologi lokal yang baru.
2.
investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan merangsang
ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga (sektor
jasa/pelayanan).
3.
investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah pendapatan
lokal/nasional, serta memperkuat nilai mata uang lokal untuk pembiayaan impor.
4.
pembayaran utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan barang-barang
finansial di pasar internasional dan mengelola integritas sistem keuangan. Kedua hal ini,
sangat krusial uuntuk kelangsungan pembangunan.

5.
sebagian besar negara-negara Dunia Ketia tergantung pada investasi asing untuk
menyediakan kebutuhan modal bagi pembangunan karena sumberdaya-sumberdaya
lokal tidak tersedia atau tidak mencukupi.
6.
para penganjur investasi asing berargumen bahwa sekali investasi asing masuk,
maka hal itu akan menjadi batu alas bagi masuknya investasi lebih banyak lagi, yang
selanjutnya menjadi tiang yang kokoh bagi pembangunan ekonomi keseluruhan.
https://ardana45.wordpress.com/2013/05/14/peranan-investasi-dalampembangunan-ekonomi-di-indonesia-olehi-ketut/

KREDITOR
Kreditur dalam hal ini contohnya bank, bank harus dapat menilai apakah perusahaan
yang mengajukan permintaan kredit mampu mengembalikan pinjaman atau tidak.
Kreditur akan menolak usulan kredit dari suatu perusahaan bila informasi akuntansi
perusahaan itu meragukan atau tidak menunjukkan perkembangan yang positif.

You might also like