You are on page 1of 22

Anestesi Untuk Pasien

Dengan Penyakit Paru


Obstruktif Kronis Berat
Wa Ode Asfiyai Sahrul
Pembimbing: dr. Hj. Andi Hasnah, sp. An.

REFERAT BAGIAN ILMU


ANASTESIOLOGI, FK UHO, RSU

Pendahuluan
PPOK

Komplikasi
paru intra
operatif dan
pasca operatif

Memperpanj
ang lama
tinggal di RS
Kematian

Untuk mengurang komplikasi, perlu


dilakukan evaluasi pre operatif dan
persiapan pasien pre operasi

Tujuan: mempertahankan rasio perfusi-ventilasi,


mencegah perkembangan hipoksemia,
bronkospasme, pneumothorax, dan
gangguan sistem kardiovaskuler

Definisi
PPOK : penyakit paru kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran napas
yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial.

Faktor risiko
Faktor Host
Faktor genetik
Jenis Kelamin
Hiperaktivitas
airway,
immunoglobulin E
dan asma

Paparan

Merokok
Status sosial ekonomi
Pekerjaan
Polusi
Penyakit perinatal dan masa
anak-anak
Infeksi paru berulang
Makanan

faktor-faktor yang mendukung kolapsnya


saluran nafas kecil antara lain
Meningkatnya tekanan intratoraks.
Kerusakan patologis dari elastisitas atau 'recoil'
dalam parenkim paru yang biasanya
mempertahankan terbukanya saluran nafas.
perubahan patologis mengurangi kekakuan dinding
bronkiolus, sehingga predisposisi untuk kolaps
selama ekspirasi.
Peningkatan kecepatan gas pada bronchiolus yang
menyempit,
peningkatan sekresi paru

Hiperinflasi dinamis
keterbatasan aliran ekspirasi,
elastisitas rendah, tuntutan
ventilasi tinggi dan waktu
ekspirasi yang pendek karena
pernapasan meningkat

Resistensi abnormal aliran nafas yang


terutama selama ekspirasi
memperparah

bronkokonstriksi
peradangan dinding saluran
napas
sekresi

Disfungsi

otot-otot
pernafasan
Pertukaran gas yang
tidak efisien
Kelainan Kardiovascular

Evaluasi Pre Operasi dan


Optimalisasi Medis

penyebab reversibel dapat diobati terlebih


dahulu
Melakukan pemfis dasar dll

pengobatan agresif dengan bronkodilator


dan steroid inhalasi dan sistemik diperlukan
beberapa hari sebelum operasi
Nebulisasi bronkodilator harus diberikan
sebelum operasi dan 24-48 jam setelah
operasi
Infeksi paru mesti diobati secara tepat

Cont.
merokok dihentikan lebih dari 4 minggu
sebelum operasi
Status gizi buruk dengan tingkat serum
albumin rendah (<3,5 mg / dl)
meningkatkan risiko kebocoran udara pasca
operasi tujuh kali lipat intervensi gizi pra
operasi

Management Pre Induksi


inisiasi ventilasi tekanan positif (PPV)
Menempatkan Kateter Arterial beat-to-beat
blood pressure untuk respon cepat
terhadap hipotensi

akses arteri untuk analisis gas darah

Tidak dianjurkan menggunakan sedasi


berlebihan dan narkotika dekompensasi
pernafasan

Manajemen intraoperatif

Mekanisme ketidakstabilan
cardiopulmonary pada fase induksi

Ventilasi
Tekanan
Positif

volume
dan tekanan
intrathorax

aliran balik vena


sistemik ke jantung

Ketegangan
ventrikel kanan
Hiperinflasi paru

Membatasi
kemampuan
jantung untuk
mengembang

Maka, mengurangi preload dan


meningkatkan afterload ventrikel kanan
mungkin signifikan

Mendeteksi adanya udara yang Terjebak


pengisian yang relatif lambat dari kantong
ventilator manual
Kapnografi menunjukkan bahwa tracing CO2 tidak
plateau namun masih condong keatas pada akhir
nafas.
Pengukuran langsung aliran udara dapat
ditampilkan secara grafis dengan ventilator,
menunjukkan bahwa aliran ekspirasi belum
mencapai dasar (nol) sebelum memulai napas
berikutnya.

Mengurangi efek udara yang terperangkap

Udara yang
terperangkap
(air trapping)

Hipotensi
Barotrauma
Hiperkapnia
Asidosis

Prinsip
Memperpanjang
ekspirasi

Peralatan
Kesukaran
waktu Menurunkan laju pernapasan
Hiperkapnia
menyebabkan
Menurunkan rasio I:E
hiperkalemia, aritmia jantung,
Memperbolehkan hiperkapnia
hipertensi pulmoner, gagal
Meningkatkan tingkat aliran jantung kanan dan hipotensi
inspirasi
dan
mentoleransi Tekanan puncak yang lebih
tekanan puncak yang lebih tinggi meningkatkan resiko
tinggi
dehiscence dari anastomose
surgical airway

Pengobatan medis
bronchospasme

untuk Inhalasi bronkodilator kerja cepat Aritmia jantung akibat stimulasi


Inhalasi antikolinergik
simpatis
Peningkatan konsentrasi anastesi Anastesia dalam menyebabkan
volatile dan sefofluran
hipotensi
Propofol menumpulkan refleks
jalan napas

Profilaksis terhadap gagal Bronkodilator periekstibasi dan Atrial fibrilasi


napas post extubasi
pengobatan antikolinergik
insuflasi lambung dan
Dosis stress intraoperatif untuk saluran
pencernaan,
pasien
dengan
riwayat sehingga meningkatkan
penggunaan steroid
risiko
muntah
dan
Ekstubasi ke CPAP atau BIPAP
aspirasi

Manajemen Postoperasi
memerlukan pemantauan ketat dengan
pulse oxymetry, analisis gas darah, dan
pemeriksaan fisis serta radiologis berulang
Pengawasan lebih ketat pada pasien
dengan PPOK di ruang pemulihan atau ICU
membutuhkan reintubation pada periode
pasca operasi

Terapi Oksigen
Oksigen 100%

Intubasi endotrakeal dan


Ventilasi Tekanan positif

Oksigen 70 %
Oksigen 60%

Masker dan reservoir bag


Ventimask

Pemberian oksigen harus mencapai saturasi


oksigen di atas 90%

Kesimpulan

Penyakit paru obstruktif kronis merupakan faktor risiko


komplikasi paru intraoperatif dan postoperatif
evaluasi pre operatif dan persiapan pasien pre operasi
menjadi hal yang penting
Pre Operatif: perawatan obstruksi jalan napas reversibel
pra operasi dan infeksi saluran pernapasan, berhenti
merokok, dan intervensi gizi
Intraoperatif: pemahaman yang baik tentang mekanisme
patofisiologi yang mendasari terperangkapnya udara,
dapat memberikan ventilasi yang memadai
Post Operasi: pemantauan ketat di ruang pemulihan atau
ICU
Direkomendasikan pasien PPOK postoperasi disediakan
suplementasi oksigen yang cukup untuk mencapai
saturasi oksigen minimal 90%.

Terima Kasih

You might also like