Professional Documents
Culture Documents
A. BAHAN ELEKTRIK
Bahan elektrik adalah suatu material yang dapat dialiri ataupun
mengalirkan arus listrik. Bahan elektrik sangat penting peranannya dalam
dunia elektronika. Semua komponen elektronika tidak pernah lepas dari
penggunaan bahan elektrik. Bahan elektrik memiliki beberapa sifat yang bisa
disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya.
Suatu bahan bisa berubah sifat tergantung jenis dari bahan tersebut. Sifatsifat yang dimiliki bahan elektrik :
a.
Sifat Mekanis
yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya gayagaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu
tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa
benda tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada
tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda :
Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda
mempunyai sifat kenyal (elastis)
Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini
hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar
gaya yang bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat
kekenyalan menjadi berkurang.
Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar
gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat
kekenyalan sama sekali hilang.
b.
Sifat Fisis
Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana
pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan
bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya
benda akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap,
Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan
panas
c.
Sifat Kimia
Berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri
dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya
reaksi kimia dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi.
Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan
berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik, bahan elektrik juga dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bahan Penghantar (konduktor)
2. Bahan Penyekat (isolator/insulator)
3. Bahan Setengah Penghantar (semi konduktor)
4. Bahan Magnetis.
5. Bahan Super Konduktor.
6. Bahan Nuklir.
7. Bahan Khusus (bahan untuk pembuatan kontak-kontak, untuk
sekering, dan sebagainya).
8. Bahan Dielektrik
a. Bahan Konduktor
Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan
arus listrik sehingga konduktor sering disebut juga penghantar listrik yang
baik. Pada konduktor yang baik, jumlah elektron-elektron bebas, yaitu
Eg~ 6 eV. Secara diagramatik pita energi dari isolator, semikonduktor dan
konduktor ditunjukkan pada gambar berikut.
Ket :
P.V (Pita Valensi) = pita energi yang terisi oleh elektron valensi
P.K (Pita Konduksi) = Pita yang diatas pita valensi yang akan terisi
oleh elektron konduksi
E.g (Celah Energi) = Energi yang diperukan elektron untuk loncat
ke pita
Gambar (a) : Struktur pita energi isolator, pita larangan yang besar ini
memisahkan pita valensi yang terisi dengan pita konduksi yang kosong.
Gambar (b) : Struktur pita energi , pita konduksi terisi sebagian, jika ada
medan listrik luar elektron akan memperoleh tambahan energi sehingga
berpindah yang berakibat timbul arus listrik.
Gambar (c) : Struktur pita energi semikonduktor, Lebar pita relatif kecil,
Eg 1 eV. Pada saat suhu naik, elektron pada pita valensi mampu
berpindah ke pita konduksi. Karena adanya elektron di pita akibatnya
bahan itu menjadi sedikit konduktif, karena itu disebut semikonduktor.
1.1
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar
: hambatan jenis bahan
l : panjang penghantar
A : luas penampang kawat penghantar.
b. Koefisien Suhu Tahanan
Koefisien Suhu Tahanan, adalah kestabilan dari konduktor dalam
keadaan suhu yang berubah. perubahan suhu akan megakibatkan
perubahan volume, dan otomatis akan mempengaruhi hambat jenis
konduktor tersebut.
c. Daya Hantar panas
Daya Hantar panas, menunjukkan jumlah panas yang melalui
lapisan bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan
Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesinlistrik
beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya
hantar panas yang tinggi.
d. Kekuatan Tegangan Tarik
Kekuatan Tegangan Tarik, merupakan batas kemampuan dari suatu
konduktor pada saat konduktor tersebut ditarik (energy potensial
pegas).Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran
diatas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan
tersebut
harus
diketahui
kekuatannya.
Terutama
menyangkut
b. Bahan Isolator
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan
perpindahan
muatan
elektronnya terikat
dipergunakan
listrik.
kuat
dalam
pada
alat-alat
Dalam
bahan
atom-atomnya.
elektronika
isolator valensi
Bahan-bahan
sebagai
isolator,
ini
atau
c. Semikonduktor
Bahan semi konduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya
antara konduktor dan isolator. Atom-atom bahan semi konduktor
membentuk krristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan
kovalen.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Isolator_listrik
http://www.slideshare.net/Renha2jk/tugas-makalah-isolator
Dengan jalan yang sama, dalam sebuah atom silikon yang terasing
terdapat 14 proton dalam intinya dan 14 elektron dalam orbit-orbitnya
seperti diperlihatkan dalam Gambar 1-3b, lintasan yang pertama
mengandung 2 elektron dan lintasan yang kedua mengandung 8 elektron.
Empat elektron sisanya berada di lintasan yang paling luar.
Seperti di atas, inti dan elektron-elektron dalam tidak penting untuk
dibahas.
Oleh
karena
itu
kita
memilih
diagram-diagram
yang
atom-atom
germanium
dan
silikon.
Perhatikan
bahwa
keduanya
akan
tetapi
akhirnya
hal
itu
merupakan
fisika
antara empat atom Si lainnya seperti diperlihatkan dalam Gambar 16a. Masing-masing atom yang betetangga bersama-sama memiliki
sebuah elektron dengan atom yang di tengah. Dengan demikian atom
yang di tengan memperoleh tambahan empat elektron, sehingga di
lintasan valensinya seluruhnya terdapa 8 elektron. Sebenarnya
elektron-elektron tersebut tidak lagi menjadi milik satu atom,
Gambar 1-8a menunjukkan cara menggambarkan tingkatantingkatan energi silikon pada temperatur nol mutlak. Semua elektron
yang bergerak dalam lintasan yang pertama mempunyai tingkatantingkatan energi yang sedikit berbeda, karena tidak ada dua elektron
pun yang mempunyai muatan lengkungan elektron yang tepat sama.
Oleh karena dalam lintasan pertama terdapat bermilyar-milyar
elektron, tingkatan-tingkatan energi yang sedikit berbeda membentuk
suatu gugusan atau pita. Demikian pula halnya dengan elektron yang
bermilyar-milyar yang berada di lintasan yang kedua membentuk pita
energi yang kedua, yang diperlihatkan dalam gambar. Selanjutnya
semua elektron dari lintasan yang ketiga membentuk pita valensi.
Perhatikan pita tingkatan energi yang baru dinamakan pita konduksi.
Pita ini merupakan gugusan dari lintasan-lintasan yang diperkenankan
yang berada di atas pita valesnsi. Pita ini adalah pita dari elektronelektron bebas.
Tiga pita energi yang pertama digambar itam, sebagai suatu cara
untuk menandai pita yang penuh atau jenuh, yaitu semua pita-pita
yang diperkenankan diisi sudah terisi. Apabila sebagian dari sebuah
pita tidak dihitamkan itu berarti beberapa lintasan masih kosong,
setara dengan tingkat-tingkat energi yang kosong. Oleh karena itu pita
konduksi tidak dihitamkan. Pada temperatur nol mutlak, dalam kristal
silikkon tak ada elektron bebas. Ruang yang kosong antara pita-pita
energi disebut celah-celah terlarang (forbidden gaps) karena ruang
konduktor.
Oleh
karena
itu
kristal
silikon
disebut
semikonduktor.4
Jadi semikonduktor intrinsik pada suhu 0 derajat K bersifat
sebagai isolator, dan pada suhu agak tinggi bersifat sebagai konduktor
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Jumadi,%20M.Pd.,%20Dr./Bahan%20Semikon
duktor.pdf
6http://elhanif.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/11/8.KRISTAL_SEMIKONDUKTOR.pdf
dalam
konduktor
hanyalah
elektron-elektron
bebas.
konduksi.
Namun
gradien
sebesar
itu
kurang
praktis.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
7
jenis
lainnya
dinamakan
semikonduktor
ekstrinsik.Proses
(doping).
Dengan
menambahkan
atom
pengotor
http://elhanif.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/11/8.KRISTAL_SEMIKONDUKTOR.pdf
berdekatan dengan pita konduksi lebih cepat terlaksan dari pada pita
eksistansi. Dari pita valensi kristal Si.Atom P dinamakan mendonorkan
elektronnya pada semi konduktor. Tingkat energy dari elektron ke- 5
dinamakan tingkat donor. Semi konduktor yang didonorkan dari
elemen-elemen pada nomor kolom 4 (mendonorkan muatan negatif)
disebut semi konduktor tipe n.
Terdapat
tiga
jenis
semikonduktor
ekstrinsik
yaitu
Semikonduktor tipe-n
Semi konduktor tipe N termasuk dalam semi konduktor
ekstrinsik
(tak
murni).
Semi
konduktor
ekstrinsik
adalah
plus
yang
dilingkari
itu
melambangkan
elektron
donor
yang
mengandung
elektron
bebas
dalam
Semikonduktor tipe-p
Semikonduktor ini diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang
dikotori dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al, atau
Ga. Karena perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat
kecil, maka setiap atom pengotor hanya bervalensi 3 maka hanya
10
tanda
plus
merupakan
lambang
dari
suatu
satuan
yang
netral.Namun
bila
suatu
lubang
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Jumadi,%20M.Pd.,%20Dr./Bahan%20Semiko
nduktor.pdf
12
12
BAB II
B. BAHAN DIELEKTRIK
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat
kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat,
cair dan gas. Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat
elektron-elektron
dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua
elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu
struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau
gas,
dimensi sistem
C. MATERIAL DIELEKTRIK
Material dielektrik umumnya jenis kovalen dan ionik, mempunyai senjang
energi yang besar antara pita valensi dan pita konduksi. Material ini
mempunyai tahanan listrik tinggi dan aplikasi terpenting adalah sebagai
isolator, yang menghalangi transfer muatan listrik, dan kapasitor yang
menyimpan muatan listrik. Material dielektrik juga mempunyai sifat
piezoelektrik dan feroelektrik.13
Material dielektrik memisahkan dua konduktor listrik tanpa aliran arus.
Dengan demikian, logam bukanlah dielektrik, tetapi banyak (tidak semua)
keramik dan polimer digolongkan ke dalam kategori ini. Dalam keadaan yang
paling sederhana, dielektrik merupakan isolator, memainkan peran inert di
13
Smallman, R. E dan R. J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material (Edisi
Keenam). Jakarta : Erlangga. Hal: 207-209
dalam rangkaian listrik. Sifat utama yang harus dimiliki suatu isolator ialah
kekuatan dielektrik. Isolator yang bagus memiliki nilai yang tinggi untuk
keduanya, akan tetapi tidak ada korelasi antara keduanya karena pada akhirnya
kegagalan listrik umumnya terjadi akibat adanya pengotor, retak, garit (flaw),
dan ketaksempurnaan lainnya, dan bukan karakteristik bawaan material
tersebut. Ini juga menjelaskan mengapa kekuatan dielektrik merupakan fungsi
ketebalan.
Material material dielektrik tidak mengahantarkan arus listrik. Namun
demikian, material-material dielektrik tersebut tidak sepenuhnya inert terhadap
medan listrik. Elektron dan nukleus-nukleus atom mengandung proton akan
menggeser posisi mereka sebagai tanggapan terhadap medan ini. Sebagai
contoh posisi rata-rata elektron akan terletak pada sisi atom yang lebih dekat ke
elektroda positif, sementara nukleus atomiknya sendiri yang mengandung
proton, akan sedikit bergeser ke arah elektron negative. Kita menyebut
pergeseran ini sebagai polarisasi.14
Tabel 1.1 sifat sifat Isolator Listrik
14
Lawrence H. Van Vlack, Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, (Jakarta : Erlangga, 2001),
hlm 478
2. Polarisasi Ionik
Pada padatan ionik yang berada dalam medan listrik, ikatan antar
ion mengalami deformasi elastik dan bergantung pada arah medan, jarak
antara anion-kanion mengecil atau membesar. Dipole terinduksi ini
mengahasilkan polarisasi yang dapat menimbulkan dimensi.
3. Polarisasi Molekuler
Polarisasi molekuler terjadi dalam material molekuler. Material
seperti ini disebut polar dan pengaruh medan pada material ini akan
mengubah polarisasi dengan perpindahan atom dan dengan demikian
terjadi perubahan medan pada momen dipol (yaitu kemampuan polarisasi
15
Smallman, R. E dan R. J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material (Edisi
Keenam). Jakarta : Erlangga. Hal : 217
16
4. Perhitungan Polarisasi
1. Momen Dipol
Momen dipol listrik dari suatu atom molekul (atau atom atau sel
satuan) yang terpolarisasi merupakan hasilkali antara muatan Q dan
jarak antara pusat muatan-positif dan pusat muatan-negatif:
=
2. Konstanta Dielektrik
Apabila kedua permukaan plastik disapu bahan isolator, kemudian
di atas bahan isolator diempatkan plat logam paralel satu sama
lainnya, dan jika kedua plat diberikan medan listrik tetap terjadi tarik
menarik antara keduanya. Medan listrik yang terlindung oleh plat
17
Smallman, R. E dan R. J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material (Edisi
Keenam). Jakarta : Erlangga. Hal : 219
dalam keadaan ini, apabila tidak terdapat apa-apa di antara kedua pelat
itu (Gambar 13-2.1 a), densitas muatan, 0 pada setiap pelat
berbanding lurus terhadap medan , dengan konstanta kesebandingan
0 sebesar 8,85 x 1012 C/V. m:
= 0 = (8,85 1012
. )
Christian Ghartsen, LISTRIK MAGNET DAN OPTIK, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa), hlm 35
a.
Dielektrik Keramik
1. Material piezoelektrik
Apabila material tertentu diberi tegangan, terjadi polarisasi listrik
sebanding dengan besar tegangan yang diterapkan. Efek terkenal ini
disebut efek piezoelektrik. Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik
terbentuk ketika material dikenai tekanan mekanik. Pada saat ini medan
listrik
melewati
material,
molekul
yang
terpolarisasi
akan
lebih
memahami
lihatlah
gambar
skema
material
piezoelektrik berikut :
piroelektrik
digunakan
sebagai
detector
radiasi
merupakan
kelompok
material
dielektrik
dengan
atom-atom
tertentu
mengalami
pergeseran
dan
analogi
dengan
feroelektrik
dengan
untuk
anti
Aplikasi Dielektrik
1. Kapasitor dan Isolator
Pada kapasitor, muatan disimpan dalam material dielektrik yang
mudah terpolarisasi dan mempunyai tahanan listrik yang tinggi ~1011 V
A-1 m untuk mencegah aliran muatan di antara pelat kapasitor.
Kemampuan material untuk polarisasi dinyatakan sebagai permivitas ,
dan permitivitas relative atau konstanta dielektrik adalah rasio antara
permitivitas material dan vakum 0 . Nilai yang tinggi penting untuk
kapasitor, disamping itu juga diperlukan kekuatan dielektrik tinggi atau
tegangan tembus tinggi. Nilai konstanta dielektrik untuk vakum, air,
poletilen, gelas pyrex, alumina, dan barium titanat masing-masing
adalah 1; 78,3; 2,3; 4; 6,5 dan 3000.
Struktur merupakan ciri perilaku dielektrik yang penting. polimer
mirip gelas dan material kristalin mempunyai nilai yang lebih rendah
dibandingkan dengan material amorf. Polimer dengan rantai asimetris
mempunyai yang lebih tinggi karena kekuatan dipol molekuler
terkait; jadi polivinil klorida (PVC) dan polistiren (PS) mempunyai
yang lebih besar daripada polietilen (PE). BaTiO3 mempunyai nilai
yang sangat tinggi karena sturktur yang asimetris. Respon terhadap
frekuensi juga penting untuk aplikasi dielektrik, bergantung pada
mekanisme polarisasi. Material yang mempunyai dipol elektronik dan
ionik mempunyai respon cepat terhadap frekuensi 1013-1016 Hz tetapi
respon padatan polarisasi molekuler lebih lambat, karena di sini
dielektrik
kecil
untuk
menghalangi
polarisasi
dan
19
Smallman, R. E dan R. J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material (Edisi
Keenam). Jakarta : Erlangga. Hal : 210
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Bahan elektrik adalah suatu material yang dapat dialiri ataupun mengalirkan
arus listrik.
2.
3.
4.
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan
muatan listrik
5.
6.
7.
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat
kecil atau bahkan hampir tidak ada.
8.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Jumadi,%20M.Pd.,%20Dr./Bah
an%20Semikonduktor.pdf diakses pada 10 september 2015 pukul 14:32
http://elhanif.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/11/8.KRISTAL_SEMIKONDUKTOR.p
df diakses pada 10 september 2015 pukul 14:45
Robi, Ramdhani. 2012. Semikonduktor (Pdf). Malang: Universitas Negeri Malang
diakses pada 2 Oktober 2015 pukul 14:40