You are on page 1of 27

CYTOMEGALOVIRUS

Cytomegalovirus adalah herpes virus yang


terdapat dimana-mana dan umumnya
menyebabkan penyakit pada manusia.
Penyakit inklusi CYTOMEGALIK adalah infeksi
menyeluruh pada bayi yang disebabkan oleh
infeksi postnatal awal oleh cytomegalovirus
intrauteri.

SIFAT-SIFAT VIRUS

Genom DNA lebih besar dari HSV (240


kbp)
Menyebabkan efek sitopatik yang khas
Sel-sel cytomegalik yang membawa
inklusi dapat ditemukan sampel
individu yang terinfeksi.

PATOGENESIS DAN PATOLOGI

Host (inang) normal : cytomegalovirus dapat


ditularkan dari orang ke orang.
Inang dengan imunosuppressan : indivdu
yang beresiko tinggi adalah mereka yang
menerima transplantasi organ, dengan tumor
ganas yang mendapatkan kemoterapi dan
penderita HIV
Infeksi kongenital dan perinatal : virus dapat
ditularkan dalam rahim baik oleh infeksi
maternal primer maupun reaktifasi.

PATOGENESIS DAN PATOLOGI


Host (inang)
normal

cytomegalovirus dapat ditularkan dari orang


ke orang.

Inang dengan
imunosuppressan

indivdu yang beresiko tinggi adalah mereka


yang menerima transplantasi organ, dengan
tumor ganas yang mendapatkan kemoterapi
dan penderita HIV

Infeksi kongenital
dan perinatal

virus dapat ditularkan dalam rahim baik oleh


infeksi maternal primer maupun reaktifasi.

GEJALA KLINIS

Inang normal :penyakit ini ditandai dengan malayse, myalgia, demam


berkepanjangan, abnormal fungsi hati dan limfositosis
Inang dengan imunokompromis: pneumonia interstifial yang disebabkan
oleh cytomegalovirus adalah penyebab utama kematian pada penerima
transplantasi sum-sum tulang dan juga menyebabkan penyakit
menyeluruh pada pasien AIDS, gastroenteritis dan chorioretinitis
Infeksi kongenital dan perinatal : penyakit ini bisa
menimbulkan kematian janin dalam rahim.

IMUNITAS

Antibodi spesifik : IgM, IgA, IgG


Reaktivasi infeksi laten terjadi dalam
keadaan terdapatnya imunitas
humoral.

DIAGNOSIS LABORATORUM

Isolasi virus
Serologi

EPIDEMOLOGI

Cytomegalovirus bersifat endemis diseluruh dunia


Prevalensi infeksi bervariasi pada status
sosioekonomi, kondisi kehidupan dan hygiene
sehari-hari.
prevalensi antibodi (40-80%) pada orang dewasa
dalam kelompok sosioekonomi tinggi didaerah
maju
Prevalensi antibodi 90-100% pada anak dan
dewasa dinegara berkembang serta kelompok
sosioekonomi rendah dinegara maju.

PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

Gancyclovir suatu nukleusida yang secara


struktural dekat dengan acyclofir, sukses
digunakan dalam pengobatan infeksi
cytomegalovirus
Pengobatan awal dengan gancyclovir
mengurangi pneumonia cytomegalovirus
pada allogrft sum-sum tulang.
Foscarnet, suatu analog pirofosfat anorganik,
dianjurkan pengobatan retinitis
cytomegalovirus.

Vaksin : suatu vaksin cytomegalovirus hidup


telah dikembangkan melalui perluasan selsel manusia dan sudah ada percobaab
sebelumnya tetapi penggunaan vaksin virus
hidup menimbulkan kontriversi karna
pertimbangan keamanan.
imunisasi : untuk mencegah pemakaian virus
hidup yang melibatkan polipeptida,
cytomegalovirus yang mampu merangsang
pembentukan antibodi penetralisir.

VIRUS EPSTEIN BARR

Virus epstein barr (virus EB) adalah


herpes virus yang terdapat dimanamana.

SIFAT-SIFAT VIRUS

Genom DNA virus EB mengandung


sekitar 172 kbp
Mempunyai suatu isi G+C 59%.
Tidak mempunyai sistem klasifikasi
untuk isolat virus EB

PATOGENESIS DAN PATOLOGI

Mononukleosis infeksiosa :virus EB biasanya ditularkan


melalui air liur yang terinfeksi dan memulai infeksi di
orofaring.
Limfoma burkitt : virus EB menyebabkan pertumbuhan
limfoma burkitt (suatu tumor rahang pada anak_anak dan
dewasa muda di afrika)
Karsinoma nasofaring : kangker sel epitel ini sering terjadi
pada pria asal cina. DNA virus EB secara teratur pada sel
karsinoma narsofaring, dan penderitanya mempunyai
antibodi terhadap virus EB pada level yang tinggi.
Penyakit limfoproliferatif pada inang dengan imunodefisiensi
: pasien dengan imunodefisiensi mudah terkena penyakit
limfoproliferatif yang dirangsang virus EB dan bisa fatal

GEJALA KLINIS

Kebanyakan infeksi primer pada anak


bersifat asimtomatis
MONONUKLEOSIS INFEKSIOSA
Leukoplakia mulut berambut
Tumor

IMUNITAS

Infeksi virus EB menimbulkan respon


imun yang intensif yang mengandung
antibodi terhadap banyak protein
spesifik virus, sejumblah respons cellmediated, dan sekresi limfokim

DIAGNOSIS LABORATORIUM
Isolasi dan identifikasi virus : hibridisasi asam nukleat adalah
dasar yang penting untuk mendeteksi virus EB pada material
pasien.
Virus EB dapat di isolasi dari air liur, darah tepi, atau jaringan
limfoit melalui pengekalan limfosit manusia normal, basanya
diambil dari darah tali pusat.
Serologi : prosedur umum serologi untuk mendeteksi antibodi
virus EB meliputi ELISA, pengujian Imunoblot dan tes
imunofluoresen indirek yang memakai sel limfoit positif virus EB
Hasil interpretasi : tes serologis untuk antibodi virus EB
memerlukan bebrapa interpretasi. Infeksi baru biasanya
terdeteksi melalui kenaikan titer antibodi terhadap salah satu
antigen virus EB

EPIDEMOLOGI

Infeksi primer virus EB umumnya ditemukan


di seluruh dunia
Limfomaburkitt terjadi di seluruh dunia,
belahan equator Afrika merupakan daerah
insiden yang tinggi
Karsinonasofaring ini adalah tumor yang
jarang terjadi pada orang dewasa 20-50
tahun kecuali di provinsi selatan cina, dimana
insiden tahunan bisa mecapai 10 per 100.000

PENCEGAHAN, PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

Belum ada vaksin virus EB yang


tersedia
acyclovir mengurangi pelepasan EB
dari orofaring selama masa pemberian
obat, tetapi tidak mempengaruhi
pengekalan sel-sel B oleh virus EB

HERPESVIRUS 6 PADA MANUSIA

Herpesvirus 6 limfotropik T pada


manusia pertama kali di kenal pada
tahun 1986.
Isolasi permulaan dimulai dari sel-sel
mononuklear darah tepi dari pasien
dengan kelainan limfoproliferatif.

SIFAT-SIFAT VIRUS

DNA virus berukuran sekitar 160-170 kbp dan komposisi rata-rata 43-44%
(G+C)

Epidemologi
Seroepidemiologi yang menggunakan tes imunofluoresen telah menunjukan
bahwa herpesvirus 6 manusia penyebarannya meluas dalam populasi.
Strain virus B ternyak di AS, sedangkan strain A lebih umum di Afrika.
Gjala klinis
Infeksi herpesvirus 6 manusia khas terjadi pada bayi baru lahir
Infeksi ini menyebabkan eksanthem subitum (roseola infantum atau
penyakit ke 6), penyakit ringan ini terjadi pada masa anak-anak dan
ditandai demam tinggi serta ruam kulit.
Cara penularan herpesvirus 6 manusia diperkirakan terjadi melalui sekresi
oral

HERPESVIRUS 7 MANUSIA

Herpesvirus 7 manusia pertama kali diisolasi pada


tahun 1990 dari sel T aktif dari limfosit darh tepi
individu sehat.
secara imunologis berbeda dengan herpes virus 6
manusia, walaupun mereka memilik kesamaan yang
terbatas pada tingkatan DNA.
Sebagian besar infeksi terjadi pada masa anakanak, tetapi lebih lambat dari umur yang sangat dini
pada infeksi herpesvirus 6 manusia.
Infeksi menetap terdapat di kelenjar ludah dan virus
dapat diisolasi dari air liur sebgian besar undividu

HERPESVIRUS 8 MANUSIA

Suatu herpesvirus baru, juga disebut sebagai


herpesvirus penyebab sarkoma kaposi (KSHV),
pertama kali terdeteksi pada tahun 1994
dalam spesimen sarkoma kaposi.
KSHV bersifat limfotropik dan lebih dekat
hubungannya dengan virus EB dan pesvirus
saimiri daripada dengan herpesvirus lainnya.
Virus ini telah terdeteksi dalam air liur dan
ditularkan melalui transplantasi ginjal.

VIRUS B

Virus B adalah herpesvirus kera old


word yang sangat patogen dengan
manusia.
Penyakit virus B pada manusia
biasanya suatu mylitis ascendent atau
meningoensefalomylitis yang fatal

SIFAT-SIFAT VIRUS

Virus ini tumbuh baik pada kultur ginjal


kera, ginjal kelinci dan sel-sel manusia
dengan siklus pertumbuhan yang
pendek.
Efek sitopatinya sama dengan yang
ada pada virus herpes simpleks

PATOGENESIS DAN PATOLOGI

Infeksi virus B jarang menimbulkan penyakit


pada kera rhesus.
Infeksi virus B pada manusia biasanya terjadi
sebagai akibat gigitan kera, walaupun infeksi
melalui jalan pernafasan atau papran dari
percikan mata mungkin saja terjadi.
Sifat khas yang menakjubkan dari infeksi
virus B pada manusia adalah kecenderungan
yang sangat kuat untuk menimbulkan
penyakit neurologis

EPIDEMIOLOGI DAN GEJALA KLINIS

Virus B ditularkan melalui kontak langsung dengan


virus atau material yang mengandung virus.
Penularan terjadi diantara kera macacca melalui
aktivitas seksual dan gigitan serta antara kera
dengan manusia.
Virus bisa ada di air liur, cairan konjungtiva dan
vesikuler dan feses kera.
Dapat juga terjadi penularan melalui pernafasan
Sumber infeksi lain meliputi kontak langsung
dnegan kandang hewan dan dengan kultur sel kera
yang terinfeksi.

PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

Terapi pengobatan dengan acyclovir


dianjurkan setelah paparan terjadi
Gamaglobullin belum terbukti sebagai
pengobatan yang infektif terhadap
infeksi virus B.
Belum ada vaksin yang tersedia.

You might also like