You are on page 1of 6

Laporan Praktikum Biologi

Umum
Program Studi Biologi
Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah


(Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler
Oleh
Marthen Kause
NIM 412014020
ABSTRAK
Sel sebagai unit fungsional kehidupan perlu untuk bereproduksi. Untuk memenuhi hal
tersebut maka sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel dibagi menjadi pembelahan secara
mitosis dan meiosis.Proses mitosis menghasilkan dua sel anak dengan komposisi genetik yang
sama dengan induk sedangkan proses meiosis menghasilkan empat sel anak dengan komposisi
genetik yang berbeda/variasi dengan induk. Proses mitosis terjadi pada sel somatik sedangkan
proses meiosis pada sel gonad/kelamin. Pada praktikum digunakan ujung akar tumbuhan bawang
(Allium cepa L.) yang diamati tahapan pembelahan sel-sel nya. Jenis pembelahan yang akan
diamati berupa pembelahan mitosis karena pembelahan dilakukan pada sel-sel tubuh yang
terdapat pada jaringan meristematik seperti pada ujung akar bawang tersebut. Preparat ujung
akar bawang diberi HCl untuk melunakkan dinding sel sehingga mudah untuk dipejet
(squash).Untuk pewarnaan digunakan pewarna asetocarmin agar terlihat perbedaan antara
benang-benang kromatin/penyerap warna dan sitoplasma sel. Preparat yang telah jadi diamati
dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran tertentu agar didapatkan hasil yang jelas.Tahap
pembelahan pada mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase dan telofase.Tiap tahapan
memiliki perbedaan berdasarkan posisi kromosom selama pembelahan. Pada proses mitosis tidak
terjadi proses pindah silang (crossing over) seperti yang terjadi pada proses meiosis sehingga gen
yang diturunkan oleh sel induk identik dengan gen pada sel anak.
Kata kunci: Anafase, Meiosis, Metafase, Mitosis, Profase, Sel gonad, Sel somatik, Telofase,
Ujung akar bawang (Allium cepa L.)
I.
Pendahuluan
tersebut.Setiap kali pembelahan akan diikuti
Pertumbuhan dan perkembangan
dengan pembagian organel-organel dan
setiap
organisme
tergantung
dari
kromosom
dari
sel
induk
perbanyakan (reproduksi atau pembelahan)
(Sastrosumarjo,2006).
sel-sel penyusunnya.Sel sebagai unit
Organisme pada umumnya mengenal 3
fungsional dan struktural mempunyai
macam reproduksi sel yaitu amitosis, mitosis
tanggung
jawab
dalam
proses
dan meiosis.Pembelahan secara amitosis

hanya terjadi pada organisme prokariotik


dan uniseluler seperti Amoeba, bakteri dan
ganggang. Pada pembelahan tersebut tidak
tampak
adanya
kromosom
(Pratiwi,2003).Pembelahan
sel
secara
Mitosis dan Meiosis pada umumnya
berlangsung pada organisme eukariotik dan
multiseluler yang meliputi pembagian inti
sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma
(sitokinesis).Setiap
kali
pembelahan
memiliki tahapan-tahapan yang didasarkan
pada perubahan letak kromosom selama
berlangsungnya proses pembelahan. Setiap
tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri
tertentu yang dapat diamati prosesprosesnya melalui teknik atau perlakuan
tertentu yang diberikan pada kromosom
tersebut (Jai,2011).
Mitosis yaitu pembelahan sel induk
menjadi sel-sel anak yang mempunyai
kariotipe kromosom yang identik dengan
kariotipe kromosomal sel induknya. Pada
dasarnya pembelahan ini terjadi duplikasi
kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel
anak. Proses pembelahan ini terjadi melalui
beberapa fase yaitu Profase yang ditandai
dengan pemendekan benang-benang kromatin
menjadi kromosom. Sentriol membelah
menjadi dua dan masing-masing bergerak
bersama mikrotubul menuju kutub masingmasing. Metafase ditandai dengan hilangnya
membran inti (nukleus) dan anak inti
(nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah
kebidang equator sel tersebut, dimana
masing-masing kromosom membelah diri
secara longitudinal untuk membentuk dua
kromatid. Anafase ditandai dengan saling
memisahnya kromatid anak dan berpindah ke
kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti
arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh

II.

Bahan dan Metode

Praktikum ini dilaksanakan pada hari


Selasa, tanggal 7 Oktober 2014 pukul 11.0013.00 bertempat di Laboratorium Biologi

sentromer.
Telofase
ditandai
dengan
berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel
dan membran inti mulai muncul kembali yang
diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase
sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan
replikasi kromatin (Shelby). Mitosis berfungsi
dalam mempertahankan kromosom sel
dimana kromosom anak identik dengan
kromosom induk dengan jumlah sel anak
berjumlah dua, pembentukan jaringan baru,
perbaikan sel-sel yang rusak (Faadilah, 2012)
Meiosis dilakukan untuk untuk membagi
dua jumlah kromosom dalam gamet,
mengkompensasi penggandaan yang terjadi
pada fertilisasi (Campbell,2004). Pembelahan
meiosis dilakukan sebanyak dua kali secara
berurutan yang disebut meiosis I dan meiosis
II. Pembelahan ini menghasilkan 4 sel anak
dan masing-masing hanya mempunyai
setengah dari jumlah kromosom induknya
(Campbell,2004). Secara umum, tahapan
pembelahan meiosis hampir sama dengan
mitosis. Pada profase I terjadi proses pindah
silang (crossing over) pada tetrad (kompleks
empat kromatid). Proses ini merupakan ciri
khas dari meiosis. Tahap profase I memakan
lebih dari 90% waktu untuk meiosis
(Campbell,2004). Pada tahap proses Profase
II tidak terjadi lagi proses pindah silang tetapi
sel akan membelah seperti mitosis yang
diakhiri
dengan
proses
Sitokinesis
(Campbell,2004).Peristiwa meiosis dapat
ditemui
pada
pembentukan
sel-sel
kelamin/gonad.
Praktikum
ini
bertujuan
untuk
mengamati tahap-tahap proses pembelahan
sel secara mitosis pada sel-sel ujung akar
bawang merah (Allium cepa L.)

Dasar, Fakultas Biologi, Universitas Kristen


Satya Wacana, Salatiga. Alat yang
digunakan dalam praktikum kali ini antara
lain object glass, cover glass, mikroskop,
pipet tetes, silet dan tissue. Bahan yang

digunakan yaitu ujung akar bawang merah


(Allium cepa L.), larutan HCl, akuades dan
pewarna asetokarmin.Metode yang
digunakan yaitu ujung akar bawang merah
dipotong sepanjang lebih kurang
0,5cm.Kemudian potongan ujung akar
tersebut diletakkan pada object glass.Setelah
itu preparat ditetesi larutan HCl hingga
basah dan didiamkan selama 5 menit.Setelah
5 menit, larutan HCl diserap dengan tissue

III.
IV.
V.
No
.
IX.
1.

dan dibilas dengan akuades sebanyak 3


kali.Kemudian preparat ditetesi dengan
pewarna asetokarmin dan didiamkan selama
3 menit agar pewarna diserap oleh sel-sel
pada preparat.Setelah 3 menit pewarna
diserap kembali dengan tissue.Kemudian
preparat ditutup dengan cover glass dan
ditekan hingga pipih.Preparat kemudian
diamati dengan menggunakan mikroskop
dan dibandingkan dengan pustaka.

Hasil dan Pembahasan


A. Hasil

Tabel 1.Hasil pengamatan sel ujung akar bawang merah (Allium cepa L.)
VI.
Fase
Pembelahan

X.

VII.

Gambar Praktikum

VIII.

Profase

XI.

XII.
(Dok. Pribadi, 2014)

XIII. XIV.
2.

Gambar Pustaka

(Anonim, 2010)

Metafase

XV.

XVI.
(Dok. Pribadi, 2014)

XVII.XVIII. Anafase
3.

(Anonim, 2010)

XIX.

XX.
XXI. 2013)
(Gonzales,

(Dok. Pribadi, 2014)

XXII.XXIII. Telofase
4.

XXIV.

XXVI.
(Anonim, 2010)

XXV.

(Dok. Pribadi, 2014)

XXVII.
XXVIII.
XXIX.

B. Pembahasan
C.
Pada praktikum, preparat
diberikan HCl untuk melunakkan dinding
sel agar mudah dipejet (squash) dan diberi
pewarna asetokarmin agar dapat diserap
oleh benang-benang kromatin.Berdasarkan
hasil pengamatan, tahap profase pada hasil
praktikum tidak terlalu jelas diakibatkan
kekurangan pengamat sendiri dalam
mengamati preparat (human error).Pada
gambar pustaka, tahap profase ini benangbenang kromatin akan memadat membentuk
kromatid .Benang-benang kromatin mulai
memendek dan menebal. Pada tahap tersebut
benang spindle akan terbentuk, membran
inti mulai menghilang hingga akhir profase,
nukleolus mulai menghilang dan kromatid
akan
bergerak
menuju
bidang
ekuator(Sastrosumarjo,2006). Pada tahap
metaphase, pada hasil pengamatan terlihat
kromatid yang terbentuk mulai bergerak ke
bidang ekuator dan mulai terikat oleh
benang-benang
spindle.Pada
gambar

pustaka, kromosom mulai berkumpul pada


bidang ekuator pembelahan. Pada tahap
inisentromer
dari
setiap
kromosom
berkumpul pada bagian tengah spindel pada
bidang equator. Pada tempat-tempat ini,
sentromer-sentromer diikat oleh benangbenang spindel yang terpisah, dimana setiap
kromatid dilekatkan pada kutub-kutub
spindel yang berbeda. Kadang-kadang
benang-benang spindel tidak berasosiasi
dengan kromosom dan merentang secara
langsung dari satu kutub ke kutub yang lain.
Pada saat metafase, sentromer-sentromer
diduplikasi dan setiap kromatid menjadi
kromosom yang berdiri sendiri atau
independen (Jai,2011).
D. Pada tahap anafase, hasil
pengamatan
menunjukkan
kromosom anak(sister chromatid)
yang sudah terbentuk mulai tertarik
kearah
kutub-kutub
yang

berlawanan.Hal tersebut juga dapat


dilihat pada gambar pustaka. Pada
tahap
anafase
dua
sister
chromatid(kromosom) bergerak ke
arah
kutub
berlawanan.
Sentromernya
tertarik
karena
kontraksi dari benang gelendong.
Selain itu mungkin ada gaya tolak
menolak dari pembelahan sentromer
itu. Terjadi penyebaran kromosom
dan DNA yang seragam di dalam sel.
Pada akhir anafase sekat sel mulai
terbentuk (Rahma, 2011).Pada tahap
telofase,
hasil
pengamatan
menunjukkan kedua sel mulai
terpisah dimana sel anak sudah
memiliki
kromosom
sendiri.Penggambaran tersebut juga
sesuai pada gambar pustaka.Pada
tahap telofase nampak adanya
dinding pemisah yang berupa sekat
yang
belum
sempurna
yang
memisahkan kromosom-kromosom
yang telah mencapai kutub (gambar
hasil pengamatan dan pustaka).
Sekat belum sempurna dan sel belum
benar-benar terpisah tetapi tanda
akan terbentuknya dua sel sudah
mulai tampak. Penampakan kembali
nukleus, merupakan tanda bahwa
mitosis sudah berakhir.Sitokinesis
pada sel tumbuhan berbeda dengan
sel hewan, pada sel tumbuhan tidak

terbentuk lekuk cleavage. Hal ini


disebabkan karena adanya dinding
sel yang kaku. Sitokinesis pada
dinding
sel tumbuhan tinggi
melibatkan vesikula-vesikula yang
berasal dari badan golgi dan
mikrotubul-miktotubul yang tersusun
paralel dan disebut fragmoplas.
Vesikula-vesikula yang berasal dari
badan golgi berasosiasi dengan
mikrotubula
fragmoplas
dan
ditranslokasikan
sepanjang
mikrotubula ke arah equator.
Vesikula-vesikula
tersebut
selanjutnya
terakumulasi
pada
daerah
dimana
mikrotubula
fragmoplas mengalami overlap.
Kemudian berfusi satu sama lain
membentuk lempeng sel (cell plate).
Lempeng sel meluas secara lateral
hingga mencapai membran plasma,
dan dua sel baru terpisah secara
sempurna
dengan
terbentuknya
dinding sel baru (Schultz-Schaeffer,
1980).
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.

L.

XXX. Kesimpulan
M. Sel sebagai unit fungsional memiliki kemampuan bereproduksi yang pada
umumnya dikenal dengan Mitosis dan Meiosis.Mitosis berfungsi dalam pertambahan
jumlah sel yang terdapat pada jaringan meristematik seperti ujung akar bawang.Preparat
diberikan HCl untuk melunakkan dinding sel dan diberi pewarna agar benang-benang
kromatin terlihat jelas.Pada pembelahan mitosis terdiri dari lima tahap yaitu profase,
metafase, anafase dan telofase. Pada mitosis tidak terjadi proses pindah silang seperti
pada meiosis tetapi kromoson dari induk akan diturunkan secara identik kepada sel anak.
Hasil dari mitosis berupa dua sel anak yang memiliki kromosom yang identik dengan
induknya.Hasil pengamatan pada mikroskop menunjukkan hasil yang mirip dengan
gambar pustaka untuk tahap metafase, anafase dan telofase.

XXXI.

Daftar Pustaka

N. Anonim1http://www.uaz.edu.mx/2010/histo/Pics2/1_25_50.jpg diakses tanggal 08 Oktober


2014
O. Anonim2http://www.generasibiologi.com/2012/08/pembuatan-preparat-mitosisdengan.htmldiakses tanggal 13 Oktober 2014
P. Campbell, Neil A.,Reece, Mitchell.2004.BIOLOGI Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
Q. Gerking, Shelby.1969. BIOLOGICAL SYSTEMS.Arizona: Arizona State University Press.
R. Gonzales,A.M.2013. BOTANICA.Argentina:Universidad nacional del nordeste.
S.
http://www.biologia.edu.ar/botanica/tema9/9-2mitosis.htm diakses pada 12 Oktober 2014
T. Jai.2011. Analisis Mitosis pada Ujung Akar Bawang Merah Bawang Bombai dan Aglonema.
Bogor:IPB Press.
U. http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/analisis-mitosis-pada-ujung-akar-bawang-merahbawang-bombay-dan-aglaonema/ diakses pada 12 Oktober 2014
V. Rahma,F.2011.ModulMateriPembelahanSel.Cirebon: Institut Agama Islam Negeri Syekh
Sudjati .
W. http://www.academia.edu/6035548/MODULMATERI_PEMBELAHAN_SELdiaskses
tanggal
X.
7 Oktober 2014
Y. Sastrosumarjo, S.2006.Panduan Laboratorium.Bogor:IPB Press
Z. Schulz-Schaeffer, J. 1980.Cytogenetics : Plants, Animals, Humans. Springer-Verlag.New
York, Heidelberg, Berlin.

You might also like