You are on page 1of 6

KODE ETIK AHLI GIZI INDONESIA

Bab I. Tanggung jawab dan Kewajiban ahli gizi terhadap Pemerintah, Bangsa dan Negara
1.1. Ahli gizi dalam membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui upaya perbaikan gizi harus senantiasa berpedoman pada kebijakan yang
telah digariskan
1.2. Ahli gizi harus senantiasa berperan serta menyumbangkan pikiran dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan dan
pembinaan kesehatan masyarakat khususnya dibidang gizi
Bab II. Tanggung jawab ahli gizi terhadap masyarakat
2.2.
Membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui upaya
perbaikan gizi dengan berpedoman pada kebijaksanaan yang telah berpedoman
digariskan.
2.3.
Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang klien karena
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya dan bilamana diperlukan oleh
hukum
2.4.
Dalam memberikan pelayanan gizi harus bertindak Sesuai dengan kemampuan
yang di tuntut oleh profesi.
2.5.
Wajib mengembangkan pengetahuan dan kecakapannya wajib di bidang gizi dan
bidang yang mengamalkannya kepada masyarakat
Bab III. Tanggung jawab dan kewajiban Ahli gizi terhadap profesi ahli gizi
3.1.
Wajib menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,perilaku
dan budi luhur serta tidak mementingkan kepentingan pribadi.
3.2.
Wajib menghargai profesi lain dan menjalin hubungan kerjasama yang baik.
3.3.
Senantiasa meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri--sendiri atau
bersama--sama guna perkembangan profesi gizi.
3.4.
Wajib membina serta memelihara nama baik dan korps Ahli gizi
Bab IV. Tanggung jawab dan kewajiban Ahli gizi terhadap diri sendiri
4.1.
Memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
4.2.
Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peka
pengetahuan dan teknologi serta peka terhadap lingkungan
4.3.
Senantiasa selalu mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri.
4.4.
Senantiasa menjaga nama baik dirinya sebagai Korps ahli gizi.
4.5.
Memberikan kesan baik serta tidak melakukan hal-hal yang merugikan pemerintah,
masyarakat, profesi dan perorangan.masyarakat,

Intisari tanggung jawab etika ahli gizi


o Menjaga kerahasiaan. Seorang ahli gizi diambil sumpah untuk tidak mengungkapkan
rahasia klien kepada siapapun. Hal--hal yang penting dapat diungkapkan langsung
kepada klien.

o Mengakui adanya keterbatasan kita sendiri. Meskipun kita adalah tenaga profesi,
namun harus diakui pula keterbatasan kita. Kalau memang tidak tahu, maka sebaiknya
kita mengakui keterbatasan itu.
o Mencari konsultasi. Konsultasi bersifat sangat pribadi, senantiasa tingkatkan
pengetahuan dan pribadi, senantiasa tingkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui
konsultasi.
o Melayani klien sebagaimana anda ingin dilayani dengan penuh respect ,keramahan,
dan sejajaran.
o Memperhatikan perbedaan individual dan kebudayaan. Seorang ahli gizi perlu
mempelajari budaya klien dan kebiasaan yang dianut budaya klien.
KODE ETIK AHLI GIZI CANADA
Sebagai seorang dietitian/nutritionis/ahli gizi profesional / berjanji untuk berlatih soft skill
dan ilmu dietetics yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki :

untuk menjaga integritas dan empati dalam praktek profesional;


mengupayakan objektivitas penilaian dalam hal-hal seperti kerahasiaan dan suatu
permasalahan;
untuk mempertahankan standar yang tinggi suatu kompetensi seseorang maka perlu
melalui pendidikan berkelanjutan dan secara terus menerus serta kritis dalam
mengevaluasi pengalaman sebagai tenaga profesional
bekerja secara kooperatif dengan rekan-rekan, tenaga profesi lainnya, dan orang
awam;
untuk melindungi anggota masyarakat (teman, tenaga profesional kesehatan, dan lain
sebagainya) terhadap perilaku yang tidak etis
untuk memastikan bahwa informasi yang kita berikan tentang sifat perawatan gizi
atau saran dan kemungkinan efek adalah benar dan mungkin untuk terjadi;
untuk mendapatkan informasi persetujuan prosedur eksperimental

Berjanji untuk mempromosikan keunggulan dari seorang profesi diet:

memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan sebagai tenaga profesi;


mendukung pelatihan dan pendidikan anggota profesi masa depan ;
mendukung kemajuan dan penyebaran nutrisi serta pengetahuan dan keterampilan
yang terkait;
untuk melibatkan diri dalam mempromosikan tenaga profesi ahli gizi.

Kode Etik ini dikembangkan oleh ahli gizi dari Kanada dan secara resmi diadopsi oleh diet
provinsi asosiasi dan badan pengawas:

Alberta Registered Dietitians Association


British Columbia Dietitians' and Nutritionists' Association
College of Dietitians of Ontario
New Brunswick Association of Dietitians
Newfoundland Dietetic Association
Nova Scotia Dietetic Association

KODE ETIK AHLI GIZI NEW ZEALAND


1. Kompetensi Tenaga Profesional
Registered Dietitian Selandia Baru (NZRD):
(a) praktik diet diinformasikan dengan bukti dan prinsip-prinsip manajemen.
(b) menghormati prinsip kerjasama, melindungi dan berpartisipasi sebagai
penegasan Perjanjian Waitangi.
(c) meletakkan tanggung jawab dan akuntabilitas sebagai kompetensi seseorang
dalam melakukan praktik. Memegang Sertifikat Pelatihan yang diberikan
setiap tahun dan berkomitmen untuk mengembangkan tenaga profesional
melalui partisipasi dalam program kompetensi profesi diet
secara
berkelanjutan
(d) berlatih dan memahami cara untuk mengambil keputusan sebagai seorang
tenaga profesional dalam batas-batas tertentu atau sesuai dengan kompetensi
nya dan berusaha untuk memberikan nasihat dan membuat rujukan yang
sesuai.
(e) Tidak ber promosi dengan cara yang salah atau menyesatkan.
(f) Ahli gizi bertanggung jawab untuk menetapkan biaya pada nilai layanan dan
harus siap untuk membahas biaya dengan pasien / klien.
2. Hubungan dengan Pasien atau Klien
Registered Dietitian Selandia Baru (NZRD):
(a) Menyediakan pelayanan yang menginformasikan hal terkait gizi dengan bukti
yang benar dan profesional secara objektif dan menghormati perbedaan dan
nilai-nilai dari semua individu tanpa diskriminasi.
(b) Menjaga kerahasiaan informasi pasien / klien dan mencatatat secara obyektif,
komprehensif, akurat dan terkini.
(c) Memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan pasien / klien dalam
membuat keputusan sendiri yang kemudian diinformasikan kepada ahli gizi
dan pasien/ klien bertindak sebagaimana yang dianjurkan (konseling)
(d) Melakukan dengan kejujuran, integritas dan keadilan tanpa fisik, seksual,
keuangan dan bertindak untuk mencegah suatu konflik / masalah

3. Hubungan dengan tenaga profesi lainnya


Registered Dietitian Selandia Baru (NZRD):
(a) Menyediakan lingkungan yang mendukung di tempat kerja dan di organisasi
profesional yang mampu mendorong dan mempromosikan perilaku etis,

(b)
(c)

(d)
(e)

profesional dengan standar tinggi dan memberikan kesempatan untuk


mengembangkan karir.
Bertindak dan mendukung kebutuhan khusus dari seorang ahli gizi baru agar
memenuhi syarat.
Membuat semua usaha yang berdasar (tidak asal asalan) untuk menghindari
bias dalam mengevaluasi kegiatan tenaga profesional, mengakui adanya
perbedaan pendapat.
Menyediakan penjelasan penuh ketika sebuah konflik nyata timbul.
Dalam hubungan-profesional antar ahli gizi harus memiliki rasa saling
menghormati dalam praktek nya dengan batas-batas kompetensi profesional
dan juga menghormati perbedaan pendapat antar tenaga profesional lainnya

4. Penyediaan layanan dan Lingkungan yang Kompetitif


Registered Dietitian Selandia Baru (NZRD):
(a) Menerima tanggung jawab untuk memberikan layanan standar terbaik bagi
pasien / klien dengan sumber daya tersedia.
(b) Tidak kompromi dengan standar praktek jika untuk memenuhi target
komersial.
(c) Ahli gizi tidak dizinkan mendirikan praktik secara profesional jika digunakan
dalam dukungan langsung dari komersial produk. Bukti ilmiah adalah satusatunya dasar yang dijadikan sebagai pernyataan kesehatan yang harus di buat
untuk melakukan prinsip-prinsip produk atau jasa
(d) Ketika ahli gizi bertindak sebagai agen untuk, atau yang memiliki kepentingan
keuangan dalam sebuah organisasi komersial, mereka harus menyatakannya
kepada pasien / klien.
(e) Tidak menerima bujukan, atau hadiah dalam bentuk apapun yang dapat
mempengaruhi atau terlihat mempengaruhi penilaian ketika membuat suatu
arahan atau mengatur pengobatan

5. Hukum dan Peraturan


Registered Dietitian Selandia Baru (NZRD):
(a) Sesuai dengan Undang-Undang Ahli gizi 1950, dan The Health Practitioners
Competence Assurance Act serta semua hukum dan peraturan yang terkait
(b) Menerima kewajiban untuk melakukan sesuai dengan prinsip-prinsip etika
yang dianut di kode ini.

(c) pihak yang berwenang perlu melapor pendaftar Dewan Dietitians jika seorang
dia mempunyai kompetensi profesional, keahlian, status kesehatan pribadi,
keadaan atau kemampuan untuk praktik mungkin lemah dan perlu dibatasi.
(d) Menerima kewajiban untuk mengangkat isu-isu mengenai pelanggaran kode
dan / atau keluhan tentang pelanggaran kode ini dengan pendaftar Dewan
Dietitians.
(e) Sesuai dengan tanggung jawab yang ditetapkan dalam Kode Hak Konsumen '.

Analisis Perbedaan
Indonesia
Kode etik ahli gizi di indonesia cenderung menjelaskan tanggung jawab seorang ahli gizi
kepada setiap elemen yang dihadapi, di mulai dari hal luas hingga sempit. Seperti negara,
pemerintah, masyarakat, dan diri sendiri.
Terdapat aturan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri sebagai seorang ahli gizi, dan
aturan atau etika ini tidak terdapat di kode etik ahli gizi canada dan new zealand.
Canada
Kode etik ahli gizi di canada di paparkan lebih sederhana dan simple. Menekankan pada
kompetesi,atau keahlian atau yang perlu dilakukan seorang tenaga profesional ahli gizi dan
ikut serta dalam mempromosikan atau mengenalkan tenaga profesional ahli gizi
New Zealand
Kode etik yang di paparkan lebih kompleks dan jelas dibanding kode etik di indonesia
terutama jika dibandingkan dengan kode etik di canada. Tidak hanya menjelaskan mengenai
tanggung jawab kepada subjek yang di hadapi, tapi juga degan lingkungan sekitarnya.
Selain itu dalam kode etik new zealand terdapat aturan yang mengatur hubungan peran ahli
gizi dengan lingkungan globalisasi/lingkungan kompetitif, yaitu lingkungan yang banyak
dipengaruhi oleh tujuan komersil. Contohnya seperi produk produk kesehatan dari suatu
perusahaan komersil. Aturan ini cukup ketat untuk diterapkan. Karena daam aturan ini sangat
menekankan nilai moril sebagai ahli gizi dalam menyampikan informasi kesehatan.

Analisis Persamaan
Indonesia-new zealend sama sama menjelaskan pentingnya saling menghargai perbedaan
untuk setiap individu /pasien/klien sehingga tidak terjadi diskriminasi
Indonesia-canada-new zealand sama sama menjelaskan pentingnya menjaga kerahasiaan
informasi dari pasien/klien

Indonesia-canada-new zealandsama sama menjelaskan pentingnya ikut serta dalam


mengembangkan ilmu pengetahuan dan soft skill sebagai seorang tenaga profesional ahli gizi
Indonesia-new zealend sama sama menjelaskan mengenai pentingnya pengakuan akan
keterbatasan kemampuan diri sendiri sebagai seorang tenaga profesional ahli gizi

Sumber :
Power Point ketua DPP PERSAGI 2001, ada di alamat
http://bppsdmk.depkes.go.id/ckfinder/userfiles/files/ETIKA%20PROFESI%20GIZI.pdf
diakses pada tanggal 5 mei 2015
Code of Ethics for the Dietetic Profession in Canada 1996 , ada di alamat
<https://www.dietitians.ca/Downloads/Public/code_of_ethics.aspx> diakses pada tanggal 5
mei 2015
New Zealand Dietitans Board 2003, ada di alamat
http://www.dietitiansboard.org.nz/webfm_send/78 diakses pada tanggal 5 mei 2015

You might also like