You are on page 1of 13

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

BAB II
DASAR TEORI
II.1. Konsep Perencanaan Sistem Transmisi
Pada perancangan suatu alat harus mempunyai konsep perencanaan.
Konsep perencanaan ini akan membahas dasar teori yang akan dijadikan pedoman
dalam perancangan suatu alat. Pada perancangan ini bagian elemen alat yang akan
direncanakan atau diperhitungkan adalah:
1. Motor
2. Daya
3. Pulley
4. Sabuk V-Belt
5. Poros

II.1.1 Motor
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot
debu. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan
ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut
sebagai elektro magnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari
magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarikmenarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah
magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu
kedudukan yang tetap (Zuhal, 1998).
Motor adalah suatu komponen utama dalam sebuah kontruksi permesinan
yang berfungsi sebagai sumber daya mekanik untuk menggerakkan suatu poros.
Komponen lain yang dihubungkan dengan poros diantaranya adalah pulley atau
roda gigi yang kemudian dihubungkan
dengan sabuk atau rantai untuk
commit to user

6
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

menggerakkan komponen lain. Menurut jenisnya motor dibagi menjadi 2 yaitu,


motor listrik dan motor bakar. Berikut adalah skema klasifikasi motor listrik
seperti pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Klasifikasi Motor Listrik


Sumber: (http://www.elektronika-dasar.web.id )

II.1.2 Daya Penggerak


Secara umum daya diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan kerja, yang dinyatakan dalam satuan Nm/s, Watt, ataupun HP.
Penentuan besar daya yang dibutuhkan perlu memperhatikan beberapa hal yang
mempengaruhinya, diantaranya adalah harga gaya, torsi, kecepatan putar dan
berat yang bekerja pada mekanisme tersebut.
2
Berikut adalah rumus untuk mencari harga daya, gaya, torsi, kecepatan putar dan
berat:
a. Mencari harga daya (P):
Berdasarkan besar usaha atau energi tiap satuan waktu, daya maka
dirumuskan:
P=

...................................................................................... (2.1)

Keterangan :
P

= Daya (watt)

= Usaha (joule)

= Waktu (second)

commit to user
sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

7
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Berdasarkan gaya yang bekerja dan kecepatan, maka daya dapat dihitung
dengan persamaan :
P = F.V

....................................................................................... (2.2)

Keterangan :
P

= Daya (watt)

= gaya (N)

= kecepatan linier (m/s)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Berdasarkan torsi yang bekerja maka persamaanya adalah:

P=

....................................................................................... (2.3)

...................................................................................... (2.4)

...................................................................................... (2.5)
Keterangan :
T

= Torsi (N.m)
= Kecepatan Sudut (rad/s)

= Kecepatan (rpm)

= Momen Inersia (kg.m3)


= Percepatan Sudut (rad/sec2)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

commit to user

8
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Berdasarkan putaran poros, Maka persamaanya adalah :


................................................................................. (2.6)
Keterangan :
n

= Putaran poros (rpm)

= Torsi (kg.m)

= Daya (watt)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

b. Mencari harga gaya (F)


Gaya adalah suatu kekuatan yang menyebabkan suatu benda dapat
bergerak.
( N atau kg.m/s2)

............................................................... (2.7)

Keterangan :
F

= Gaya ( N atau kg.m/s2)

= Massa ( kg)

= Percepatan ( m/s2)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

c. Mencari harga berat (W)


Berat suatu benda adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut.
( N atau kg.m/s2) ............................................................... (2.8)
Keterangan :
W = berat ( N atau kg.m/s2)
m = massa (kg)
g

= percepatan gravitasi (10 m/s2)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

9
digilib.uns.ac.id

d. Mencari harga torsi ( T )


Besarnya torsi adalah hasil perkalian antara gaya dengan jarak terhadap
sumbu. Seperti persamaan berikut :
............................................................................................ (2.9)
Keterangan :
T = Torsi (N.m)
F = gaya ( N)
r

= jarak terhadap sumbu (m)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

II.1.3 Pulley
Sebagai pengubah kecepatan dari sumber daya, mesin ini menggunakan
pulley untuk mereduksi kecepatan yang dihasilkan dari sumber daya yakni berasal
dari motor listrik. Pulley merupakan suatu alat yang mekanisme kerjanya untuk
menjalankan suatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara
kerja puli sering digunakan untuk mengubah arah gaya yang diberikan, mengirim
gerak dan mengubah arah rotasi.
Diameter pulley yang digerakkan menggunakan persamaan :

................................................................................ (2.10)
Keterangan :
D2

= Diameter pulley yang digerakkan (mm)

D1

= Diameter pulley penggerak (mm)

n1

= Putaran pulley penggerak (rpm)

n2

= putaran pulley yang digerakkan (rpm)

sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

II.1.4. Sabuk V
Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung dengan
roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah
solusi
commit to
user yang dapat digunakan. Sabuk-V

10
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai
penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi
alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan
mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar
(Sularso, 1991:163).
Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam
penangananya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki keungulan
lain dimana sabuk-V akan menghasilhan transmisi daya yang besar pada tegangan
yang relatif rendah serta jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai,
sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Sabuk-V selain juga memiliki
keungulan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga
memiliki kelemahan dimana sabuk-V dapat memungkinkan untuk terjadinya slip.
Berikut adalah factor koreksi transmisi sabuk-V yang ditunjukkan pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 faktor koreksi transmisi sabuk-V

Sumber: ( Sularso, 1991)


Dalam menentukan besarnya
daya
yang ditransmisikan tergantung dari
commit
to user

11
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

beberapa faktor antara lain :


1. Tegangan sabuk.
2. Kecepatan linier sabuk.
3. Bentuk sisi kontak sabuk dan pulley.
4. Kondisi sabuk.
Bahan sabuk-V antara lain adalah berasal dari kulit, anyaman benang dan
karet. Sabuk V inipun dibagi menjadi beberapa tipe yaitu :
1. Tipe standar ; Dengan karakteristik tanda huruf A, B, C, D dan E.
2. Tipe sempit ; Dengan karakteristik symbol 3V, 5V dan 5L.
3. Tipe beban ringan ; dengan karakteristik tanda 3L, 4L dan 5L.

Gambar 2.2 Tipe Sabuk V


Sumber : (Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)

Gambar 2.3 Jenis Sabuk


commitR.S.
to user
Sumber : ( Khurmi,
& Gupta, J.K. 2002)

12
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Bagian-bagian sabuk-v:

Gambar 2.4 Bagian Sabuk


Sumber : ( Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002)
1. Canvas = Berfungsi sebagai bahan pengikat struktur karet.
2. Rubber = Berfungsi sebagai Elastisitas dan agar tidak slip.
3. Cord

= Berfungsi penguat agar V-Belt Tidak Gampang Putus.

Perhitungan pada Sabuk :

Gambar 2.5 Tegangan pada Sabuk dan Pulley


Sumber: ( Sularso, 2002)

a. Menentukan panjang sabuk :

)+

........................................ (2.11)

Keterangan :
L

= panjang sabuk (mm)

= jarak sumbu poros (mm)


commit to user
= jari-jari poros kecil (mm)

r1

13
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

r2

= jari-jari poros besar (mm)

Sumber: ( Sularso, 2002)

b. Kecepatan sabuk :
..................................................................................... (2.12)
Keterangan :
V

= kecepatan sabuk (m/s)

dp

= diameter puli penggerak (mm)

= putaran puli penggerak (rpm)

Sumber : ( Sularso, 2002)

c. Sudut kontak untuk sabuk terbuka :


.................................................................................. (2.13)
(

....................................................................... (2.14)

Keterangan :
r1

= jari-jari pulley besar (mm)

r2

= jari-jari pulley kecil (mm)

= jarak antar poros (mm)

Sumber: ( Sularso, 2002)

d. Tarikan sisi kencang (T1) dan tarikan sisi kendor (T2) pada sabuk :
=

................................................................. (2.15)

Keterangan :
T1

= Tarikan sisi kencang (kg)

T2

= Tarikan sisi kendor (kg)


= Koefisien gesek untuk puli dengan sabuk (0,3)
= sudut kontak (rad)

Sumber : ( Sularso, 2002)


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

14
digilib.uns.ac.id

II.1.5. Poros
Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya
berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung
sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya.. Poros dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Poros transmisi/Shaft
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan
lentur. Daya yang ditransmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk, atau sproket rantai, dan lainlain.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama pada mesin bubut,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.
c. Line shaft
Poros ini berhubungan langsung dengan mekanisme yang digerakkan dan
berfungsi memindahkan daya dari motor penggerak ke mekanisme tersebut.
Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah
poros, yaitu:
1) Kekuatan poros
Poros transmisi mengalami beban puntir atau lentur maka kekuatannya
harus direncanakan sebelumnya agar cukup kuat dan mampu menahan beban.
2) Kekakuan poros
Lenturan yang dialami poros terlalu besar maka akan menyebabkan
ketidaktelitian atau getaran dan suara. Oleh karena itu kekakuan poros juga perlu
diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin.
3) Putaran kritis
Putaran kerja poros haruslah lebih rendah dari putaran kritisnya demi
keamanan karena getarannya sangat besar akan terjadi apabila putaran poros
dinaikkan pada harga putaran kritisnya.
commit to user

15
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4) Korosi
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang
terbuat dari bahan yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya perlindungan
terhadap korosi secara berkala.
5) Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon
yang bervariasi. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Penggolongan Bahan Poros


Golongan

Kadar C (%)

Baja lunak

-0,15

Baja liat

0,2-0,3

Baja agak keras

0,3-0,5

Baja keras

0,5-0,8

Baja sangat keras

0,8-1,2

Sumber : ( Hermann Jutz & Eduard sharkus, 2006)

Dalam perhitungan poros dapat diketahui dengan melihat dari pembebanan :


a. Torsi yang terjadi pada poros :
........................................................................................ (2.16)
Keterangan :
T

= Torsi pada poros (Nm)

= Daya (watt)

= Putaran poros (rpm)

Sumber : ( Sularso, 2002)

b. Momen yang terjadi pada poros :


......................................................................................... (2.17)
Keterangan :
M

= Momen (kgmm)
commit to user

16
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

= Gaya yang terjadi (kg)

= Jarak terhadap gaya (mm)

Sumber : ( Sularso, 2002)

c. Torsi ekuivalen :

............................................................................. (2.18)

Keterangan :
Te

= Torsi ekuivalen (kgmm)

= Momen bending atau (kgmm)

= Torsi (kgmm)

Sumber : ( Sularso, 2002)

d. Diameter Poros :

................................................................................... (2.19)

Keterangan :
D

= Diameter poros (mm)


= Tegangan tarik maksimum (kg/mm2)

Sumber : ( Sularso, 2002)

II.1.6. Pengelasan
Berdasarkan definisi dari duetche Industri Norman (DIN) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. (Budiman, Anton, 1999 )

Pengelasan dapat diklasifikasikan dalam tiga kelas yaitu :


a. Pengelasan cair
Pengelasan cair adalah pengelasan dimana sambungan dipanaskan
commit to user
sampai mencair dengan menggunakan sumber panas dari busur listrik atau

17
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

semburan api yang terbakar.


b. Pengelasan tekan
Pengelasan

tekan

adalah

cara

pengelasan

dimana

sambungan

dipanaskan kemudian ditekan menjadi satu


c. Pematrian
Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah, dalam
cara ini logam tidak turut mencair.

commit to user

You might also like