Professional Documents
Culture Documents
id
digilib.uns.ac.id
BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR
Perhitungan Daya
Perhitungan Poros
Proses Pembuatan
Perbaikan
Perakitan
Gagal
Uji kinerja
Berhasil
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Perencanaan dan Perhitungan
commit to user
18
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan tenaga dari motor listrik dengan 1 phase. Daya dari motor ini
ditransmisikan dengan pulley dan sabuk untuk menggerakkan poros berpisau
dengan kecepatan tertentu. Putaran mesin direduksi dengan perantara pulley
secara bertingkat dan dihubungkan dengan sabuk.
Adonan yang berisi berbagai campuran untuk membuat pakan pelet ikan
akan dimasukkan kedalam wadah pencampur. Didalam wadah pencampur, ada
sebuah poros berpisau yang berputar untuk mengaduk dan mengkaliskan adonan
bahan pakan pelet ikan sampai adonan siap untuk masuk ke proses selanjutnya.
Setelah adonan mengkalis, Langkah selanjutnya adalah menggeser pintu yang
berada di bawah wadah pencampur sehingga adonan akan bergerak kebawah
mengisi corong penampung screw conveyor untuk masuk ke proses selanjutnya
yang akan menggiling, memotong dan mencetak adonan bahan menjadi butir-butir
pakan pelet ikan yang siap untuk dijemur dan digunakan.
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
3
9
4
10
5
11
12
Keterangan =
1. Wadah Pengaduk.
7. Kopling Fleksibel.
2. Puli.
8. Reducer.
3. Screw Conveyor.
9. Puli transmisi.
4. Pisau Pemotong.
5. Motor Listrik.
11. Rangka.
6. Pillow Block.
12. Sabuk.
Gambar 3.2 Desain Rancangan 3D
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
daya
adalah
besarnya
daya
yang
diperlukan
untuk
mencampurkan bahan pakan pelet ikan. Besarnya kebutuhan daya tergantung dari
sifat bahan dan takaran bahan yang akan dicampurkan.
Mekanisme pencampuran dan jenis bahan menjadi pertimbangan untuk
menentukan kebutuhan daya. Pisau pencampur yang digunakan adalah hasil
modifikasi yang terbuat dari besi strip berbentuk persegi panjang yang runcing
pada ujung permukaannya. Jumlah pisau pencampur sebanyak 5 untuk setiap
keping pisau. Pisau tersebut disusun secara zig-zag memanjang segaris dengan
poros dan di baut sebagai penguat pisau.
a. Menghitung massa jenis adonan (pakan ikan)
Sebuah pengujian dan dilakukan penimbangan adonan (pakan ikan) yang
ditempatkan dalam wadah silinder berdiameter 120 mm ( 0,12m) dan tinggi 250
mm (0,25m) didapat berat bersih adonan 1,6 kg. Pada adonan juga memiliki daya
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
putus/share force (S) sekitar 0,4 kg/cm saat hampir mencapai kepulenan yang
merata, dibandingkan daya putus daging sapi 2,8 kg/cm. Komariah (2009)
Jadi,untuk mencari massa jenis adalah dengan persamaan :
Dimana :
= massa jenis adonan ( kg/m3)
M
= massa (kg)
= Volume (m3)
=
= 2,826 x 10-3 m3
Jadi
adonan
adalah :
Menghitung
adonan
=
= 566,17 kg/m3
Volume wadah pengaduk
= 0,252.0,201.0,2
= 0,0101 m3
Volume adonan
= 7,06x10-3 m3
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi Vwadah
>
volume adonan lebih kecil dari volume wadah pencampur. Karena dalam
pengadukan ,wadah harus dapat menampung besarnya volume adonan tersebut.
=
= 3,07 x 10-4 m3
c.
berikut:
A=pl
A = 7cm 2cm
A = 14 cm2 = 0,14 m2
Yang terkena dari luas permukaan pisau = 0,14m2:2 = 0,7m2
Maka luasan untuk 5 pisau adalah A5=0,7 m2x5 = 0,35 m2
Gaya pada 5 pisau
F=SA
= 0,4 . 35
= 14 Kg
= 140 N
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T =Fr
= 140101,6mm
= 140N 0,1016m
= 14 N.m
= 1420 rpm
= 710 rpm
= 157,7 rpm
= 2 inchi = 50,8 mm
= 4 inchi = 101,6 mm
= 2 inchi = 50,8 mm
= 9 inchi = 228,6 mm
= 323,872 mm
= 314,446 mm
Bahan puli
= alluminium
Jenis sabuk
= V-belt tipe A
= (T1-T2). R
14
= (T1-T2). 114,3
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
= 710 rpm
= 157,7 rpm
d.
=
= 438,658 + 628,892 + 25,133
e.
Sudut kontak 1 :
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f.
Sudut kontak 2 :
g.
Kecepatan sabuk 1
3,77 m/s
h.
Kecepatan sabuk 2
1,88 m/s
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i.
T1 = 2,43. T2
Maka,
Tpengaduk = (T1-T2). r puli pengaduk
14 Nm
= (T1-T2).0,1143 m
= (T1-T2)
123
= (T1-T2)
= (2,43. T2-T2)
123
= 1,43.T2
T2
=
= 86N
Sehingga :
T1 = 2,43. T2
T1 = 2,43. 86 N
T1 = 209 N
j.
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T3 = 2,15. T4
Maka,
Ttransmisi
= 3,2 Nm
Maka,
Ttranmisi
3,2 Nm
63 N
= (T3-T4)
= (2,15. T4-T4)
63
= 1,15.T4
T4
=
= 55N
Sehingga :
T3 = 2,15. T4
T3 = 2,15. 55 N
T3 = 118,2 N
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Diketahui :
Bahan Poros
= ST 42
= 42N/mm2
= 23N/mm2
= 350gr
Berat puli
= 3,04 kg
T1
= 209 N
T2
= 86 N
T3
= 118,2 N
T4
= 55 N
Susunan pisau pengaduk dan gaya yang dihasilkan oleh sabuk dapat terlihat
pada gambar 3.8 :
commit to user
Gambar 3.9 Uraian Gaya pada Poros
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uraian gaya yang terjadi pada sabuk dapat terlihat pada gambar 3.10 :
= 3,04 kg =30,4 N
T1
= 209 N
T2
= 86 N
=
=
= 142,5N
T2v
=
=
= 70 N
Wpuli = 30,4 N
Ttotal = (T1v T2v) + Wpuli
= (142,5-70) + 30,4 = 103 N (F1)
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gaya horisontal :
Th1
=
=
= 90 N (F1)
F2 = 3,5 N
F1= 103 N
RAx
A
180
70
RAy
250
250
Gambar 3.11 Uraian Gaya Vertikal
=0
= 90 N (
RDy
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
= 16,5 N (
Keseimbangan gaya dan titik potong pada gaya vertikal seperti terlihat
pada gambar 3.12 :
F1= 103 N
F2 = 3,5 N
x
RAx
A
RAy
180
250
70
RDy
z
250
Gambar 3.12 Kesetimbangan Gaya dan Titik Potong pada Gaya Vertikal
Kesetimbangan gaya dalam :
a.
Mx
RAx
Nx
RAy
16,5 N
Vx
Nx
=0
Vx
= 16,5 N
Mx
= 16,5 N. x
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jarak
Titik
Gaya normal
Momen (Nmm
X= 0
Na= 0
Va= 16,5 N
Ma= 0 Nmm
X= 250
Nb= 0
Vb= 16,5 N
b.
F2 3,5 N
Mx
RAx
RAy
16,5 N
250
Vx
=0
Vx
= 16,5 3,5 = 13 N
Mx
= 16,5.(250 + x) 3,5. X
Jarak
Titik
Gaya normal
Momen (Nmm
x= 0
Nb= 0
Vb= 13 N
x= 180
Nc= 0
Vc= 13 N
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
RDy
Vx
90 N
Jarak
Titik
Gaya normal
Momen (Nmm
X= 0
Nd= 0
Vd= 90 N
Md= 0 Nmm
X= 70
Nc= 0
Vc= 90 N
d. Diagram :
Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada gambar 3.16 :
NFD
A
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SFD
16,5 N
13 N
90 N
D
-
BMD
6465 Nmm
4125Nmm
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F1=
90 N
70
RAx
A
430
RAy
500
x
F1= 90 N
RAx
A
430
RAy
70
y
500
Gambar 3.17 Uraian Gaya Horisontal
Kesetimbangan gaya luar
=0
RDy(500) 90 N(430) = 0
RDy =
= 77,4 N (
=0
commit to user
RDy
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesetimbangan gaya dan titik potong gaya horisontal dapat dilihat pada
gambar 3.18 :
x
F1= 90 N
RAx
A
430
70
RDy
= 77,4 N
RAy = 12,6 N
500
Gambar 3.18 Kesetimbangan Gaya dan Titik Potong pada Gaya
Horisontal
Kesetimbangan gaya dalam :
a.
Nx
RAy
12,6 N
Vx
=0
Vx
= 12,6 N
Mx
= 12,6 N. x
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jarak
Titik
Gaya normal
Momen (Nmm
X= 0
Na= 0
Va= 12,6 N
Ma= 0
X= 430
Nc= 0
Vc= 12,6 N
b.
RDy
Vx
77,4 N
Nx
=0
Vx
= 77,4 N
Mx
= 77,4 N. x
Jarak
Titik
Gaya
Momen (Nmm
normal
X= 0
Na= 0
Va= 77,4 N
Ma= 0
X= 70 N
Nc= 0
Vc= 77,4 N
c. Diagram :
Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada gambar 3.21 :
NFD
A
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SFD
12,6 N
77,4 N
+
91,7 N
BMD
5418 Nmm
+
+
d.
Nmm
Nm
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Momen ekuivalen :
e.
mm3
15 mm
f.