You are on page 1of 25

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR

III.1. Diagram Alir Proses Perancangan


Proses perancangan sistem transmisi mesin pencetak pakan pelet ikan
bagian pengaduk adonan seperti terlihat pada diagram alir berikut ini:
Mulai

Perhitungan Daya

Perencanaan sabuk dan pulley

Perhitungan Poros

Gambar Rancangan Kerja

Proses Pembuatan

Perbaikan

Perakitan
Gagal
Uji kinerja
Berhasil
Kesimpulan

Selesai
Gambar 3.1 Diagram Perencanaan dan Perhitungan
commit to user

18

19
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

III.2. Pengertian Alat


Alat pengaduk pakan pelet ikan ini dirancang untuk menghancurkan,
mengaduk, dan mengkaliskan adonan bahan pakan pelet ikan dengan metode
memutarkan dan mengaduk adonan tersebut. Bahan adonan sebelumnya sudah
dicampurkan sesuai takaran untuk membuat pakan pelet ikan yang bertujuan agar
bahan adonan dapat diproses secara lancar didalam proses selanjutnya.
Diharapkan nantinya bahan adonan tercapai spesifikasi untuk bisa digiling dan
dicetak menjadi pakan pelet ikan tercetak sempurna.

III.3. Mekanisme Kerja


Mekanisme kerja alat pencampur pakan

pelet ikan ini adalah

menggunakan tenaga dari motor listrik dengan 1 phase. Daya dari motor ini
ditransmisikan dengan pulley dan sabuk untuk menggerakkan poros berpisau
dengan kecepatan tertentu. Putaran mesin direduksi dengan perantara pulley
secara bertingkat dan dihubungkan dengan sabuk.
Adonan yang berisi berbagai campuran untuk membuat pakan pelet ikan
akan dimasukkan kedalam wadah pencampur. Didalam wadah pencampur, ada
sebuah poros berpisau yang berputar untuk mengaduk dan mengkaliskan adonan
bahan pakan pelet ikan sampai adonan siap untuk masuk ke proses selanjutnya.
Setelah adonan mengkalis, Langkah selanjutnya adalah menggeser pintu yang
berada di bawah wadah pencampur sehingga adonan akan bergerak kebawah
mengisi corong penampung screw conveyor untuk masuk ke proses selanjutnya
yang akan menggiling, memotong dan mencetak adonan bahan menjadi butir-butir
pakan pelet ikan yang siap untuk dijemur dan digunakan.

commit to user

20
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Mesin ini mempunyai bagian utama sebagai berikut:

8
3
9
4
10
5
11
12

Keterangan =
1. Wadah Pengaduk.

7. Kopling Fleksibel.

2. Puli.

8. Reducer.

3. Screw Conveyor.

9. Puli transmisi.

4. Pisau Pemotong.

10. Pillow block.

5. Motor Listrik.

11. Rangka.

6. Pillow Block.

12. Sabuk.
Gambar 3.2 Desain Rancangan 3D

commit to user

21
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 3.3 Desain Rancangan Tampak Atas

Gambar 3.4 Desain


Rancangan
commit
to user Tampak Depan

22
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 3.5 Desain Rancangan Tampak Samping

III.4. Kebutuhan Daya


Kebutuhan

daya

adalah

besarnya

daya

yang

diperlukan

untuk

mencampurkan bahan pakan pelet ikan. Besarnya kebutuhan daya tergantung dari
sifat bahan dan takaran bahan yang akan dicampurkan.
Mekanisme pencampuran dan jenis bahan menjadi pertimbangan untuk
menentukan kebutuhan daya. Pisau pencampur yang digunakan adalah hasil
modifikasi yang terbuat dari besi strip berbentuk persegi panjang yang runcing
pada ujung permukaannya. Jumlah pisau pencampur sebanyak 5 untuk setiap
keping pisau. Pisau tersebut disusun secara zig-zag memanjang segaris dengan
poros dan di baut sebagai penguat pisau.
a. Menghitung massa jenis adonan (pakan ikan)
Sebuah pengujian dan dilakukan penimbangan adonan (pakan ikan) yang
ditempatkan dalam wadah silinder berdiameter 120 mm ( 0,12m) dan tinggi 250
mm (0,25m) didapat berat bersih adonan 1,6 kg. Pada adonan juga memiliki daya
commit to user

23
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

putus/share force (S) sekitar 0,4 kg/cm saat hampir mencapai kepulenan yang
merata, dibandingkan daya putus daging sapi 2,8 kg/cm. Komariah (2009)
Jadi,untuk mencari massa jenis adalah dengan persamaan :

Dimana :
= massa jenis adonan ( kg/m3)
M

= massa (kg)

= Volume (m3)

Menghitung volume wadah adonan

=
= 2,826 x 10-3 m3
Jadi

adonan

adalah :

Menghitung

adonan

=
= 566,17 kg/m3
Volume wadah pengaduk

= 0,252.0,201.0,2
= 0,0101 m3

Volume adonan

= 7,06x10-3 m3

commit to user

24
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Jadi Vwadah

>

Vadonan. Dengan hasil dari perhitungan diasumsikan bahwa

volume adonan lebih kecil dari volume wadah pencampur. Karena dalam
pengadukan ,wadah harus dapat menampung besarnya volume adonan tersebut.

b. Volume adonan yang dapat diaduk pisau


Menghitung volume adonan yang dapat diaduk pisau:

=
= 3,07 x 10-4 m3

Jumlah pisau ada 5 sehingga volume total yang diaduk:

c.

Perhitungan Torsi pencampur


Luas penampang pisau pencampur yang mengenai bahan adonan sebagai

berikut:
A=pl
A = 7cm 2cm
A = 14 cm2 = 0,14 m2
Yang terkena dari luas permukaan pisau = 0,14m2:2 = 0,7m2
Maka luasan untuk 5 pisau adalah A5=0,7 m2x5 = 0,35 m2
Gaya pada 5 pisau

F=SA
= 0,4 . 35
= 14 Kg
= 140 N

commit to user

25
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

T =Fr
= 140101,6mm
= 140N 0,1016m
= 14 N.m

III.5. Perhitungan pulley dan sabuk


Alat pencampur adonan pakan pelet ikan ini memiliki 4 pulley sebagai
transmisinya. Dengan data perencanaan sebagai berikut :
Putaran motor (N1)

= 1420 rpm

Putaran transmisi (N2)

= 710 rpm

Putaran pencampur (N3)

= 157,7 rpm

Diameter puli penggerak (D1)

= 2 inchi = 50,8 mm

Diameter puli transmisi 1 (D2)

= 4 inchi = 101,6 mm

Diameter puli transmisi 2 (D3)

= 2 inchi = 50,8 mm

Diameter puli pencampur (D4)

= 9 inchi = 228,6 mm

Jarak antar sumbu poros (x1)

= 323,872 mm

Jarak antar sumbu poros (x2)

= 314,446 mm

Bahan puli

= alluminium

Jenis sabuk

= V-belt tipe A

Torsi pisau = Torsi puli


Didapat persamaan :
Torsi pisau

= (T1-T2). R

14

= (T1-T2). 114,3

commit to user

26
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 3.6 Tegangan Sabuk ( Puli motor dan puli transmisi )

Gambar 3.7 Tegangan Sabuk ( Puli transmisi dan puli poros )


commit to user

27
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a. Perhitungan putaran poros transmisi:


N1 . D1 = N2 . D2
1420.2 = N2 . 4
N2

= 710 rpm

b. Perhitungan putaran poros pencampur:


N2 . D3 = N3 . D4
710 . 2 = N3 . 9
N3

= 157,7 rpm

c. Panjang sabuk 1 (L1) :

= 239,268 + 647,774 + 1,99


= 889,03 mm = 35,001 inchi (25,4mm = 1 inchi)
Jadi , sabuk 1 yang dipakai adalah sabuk jenis V tipe A - 35 dengan
panjang sabuk 889,03 mm

d.

Panjang sabuk 2 (L2) :

=
= 438,658 + 628,892 + 25,133

= 1092,683 mm = 43,019 inchi (25,4mm = 1 inchi)


Jadi , sabuk 2 yang dipakai adalah sabuk jenis V tipe A - 43 dengan
panjang sabuk 1092,683 mm

e.

Sudut kontak 1 :
commit to user

28
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

f.

Sudut kontak 2 :

g.

Kecepatan sabuk 1

3,77 m/s

h.

Kecepatan sabuk 2

1,88 m/s

commit to user

29
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

i.

Tarikan sisi kencang dan kendor (T1 dan T2) sabuk :

T1 = 2,43. T2
Maka,
Tpengaduk = (T1-T2). r puli pengaduk
14 Nm

= (T1-T2).0,1143 m
= (T1-T2)

123

= (T1-T2)

Dengan persamaan T1 = 2,43. T2 maka :


123

= (2,43. T2-T2)

123

= 1,43.T2
T2

=
= 86N

Sehingga :
T1 = 2,43. T2
T1 = 2,43. 86 N
T1 = 209 N
j.

Tarikan sisi kencang dan kendor (T3 dan T4) sabuk :

commit to user

30
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

T3 = 2,15. T4
Maka,
Ttransmisi

= (T1-T2). r puli transmisi


= (209-86).0,0254 m
= (123) 0,0254 m

= 3,2 Nm
Maka,
Ttranmisi
3,2 Nm

= (T3-T4). r puli tranmisi


= (T3-T4).0,0508 m
= (T3-T4)

63 N

= (T3-T4)

Dengan persamaan T3 = 2,15.T4 maka :


63

= (2,15. T4-T4)

63

= 1,15.T4
T4

=
= 55N

Sehingga :
T3 = 2,15. T4
T3 = 2,15. 55 N
T3 = 118,2 N

III.6. Perhitungan Diameter Poros Pencampur


Spesifikasi perencanaan poros :
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan poros dan tersedia dipasaran
adalah besi ST 42.
commit to user

31
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Diketahui :
Bahan Poros

= ST 42

Tegangan tarik ijin ( )

= 42N/mm2

Tegangan geser ijin ( )

= 23N/mm2

Berat total pisau (5 x 70gr)

= 350gr

Berat puli

= 3,04 kg

T1

= 209 N

T2

= 86 N

T3

= 118,2 N

T4

= 55 N

Susunan pisau pengaduk dan gaya yang dihasilkan oleh sabuk dapat terlihat
pada gambar 3.8 :

Gambar 3.8 Susunan Pisau Pengaduk

commit to user
Gambar 3.9 Uraian Gaya pada Poros

32
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Uraian gaya yang terjadi pada sabuk dapat terlihat pada gambar 3.10 :

Gambar 3.10 Uraian Gaya T1 dan T2 pada Sabuk

III.6.1. Perhitungan gaya yang bekerja


Beban pada poros pengaduk dipengaruhi oleh :

Berat total pengaduk

= 350 gram = 0,35 kg

Berat puli pengaduk

= 3,04 kg =30,4 N

T1

= 209 N

T2

= 86 N

Gaya berat dari pisau:


F2 = massa total . gaya gravitasi
= 0,35 kg . 10m/s2
= 3,5 N
Gaya vertikal :
T1v

=
=
= 142,5N

T2v

=
=

= 70 N
Wpuli = 30,4 N
Ttotal = (T1v T2v) + Wpuli
= (142,5-70) + 30,4 = 103 N (F1)
commit to user

33
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gaya horisontal :
Th1

=
=
= 90 N (F1)

III.6.2. Uraian gaya vertikal


Uraian gaya vertikal seperti terlihat pada gambar 3.11 :

F2 = 3,5 N

F1= 103 N

RAx
A

180

70

RAy
250

250
Gambar 3.11 Uraian Gaya Vertikal

Kesetimbangan gaya luar

RDy (500) F1(430) F2(250)

=0

RDy(500) -103(430) 3,5(250) = 0


RDy =
=

= 90 N (

RAy (500) F2(250) F1(70) commit


= 0 to user

RDy

34
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

RAy(500) -3,5(250) 103(70) = 0


RAy =
=

= 16,5 N (

Keseimbangan gaya dan titik potong pada gaya vertikal seperti terlihat
pada gambar 3.12 :

F1= 103 N

F2 = 3,5 N
x

RAx
A

RAy

180

250

70

RDy

z
250

Gambar 3.12 Kesetimbangan Gaya dan Titik Potong pada Gaya Vertikal
Kesetimbangan gaya dalam :
a.

Potongan x-x kiri seperti terlihat pada gambar 3.13 :

Mx
RAx

Nx
RAy

16,5 N

Vx

Gambar 3.13 Reaksi Gaya Dalam Potongan x-x Kiri Vertikal

Nx

=0

Vx

= 16,5 N

Mx

= 16,5 N. x

commit to user

35
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Jarak

Titik

Gaya normal

Gaya geser (N)

Momen (Nmm

X= 0

Na= 0

Va= 16,5 N

Ma= 0 Nmm

X= 250

Nb= 0

Vb= 16,5 N

Mb= 4125 Nmm

b.

Potongan y-y kiri seperti terlihat pada gambar 3.14 :

F2 3,5 N

Mx

RAx
RAy
16,5 N

250

Vx

Gambar 3.14 Reaksi Gaya Dalam Potongan y-y Kiri Vertikal


Nx

=0

Vx

= 16,5 3,5 = 13 N

Mx

= 16,5.(250 + x) 3,5. X

Jarak

Titik

Gaya normal

Gaya geser (N)

Momen (Nmm

x= 0

Nb= 0

Vb= 13 N

Mb= 4125 Nmm

x= 180

Nc= 0

Vc= 13 N

Mc= 6465 Nmm

commit to user

36
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

c.

Potongan z-z kiri seperti terlihat pada gambar 3.15 :


Mx
Nx

RDy
Vx

90 N

Gambar 3. 15 Reaksi Gaya Dalam Potongan z-z Kiri Vertikal


Nx = 0
Vx = 90 N
Mx = 90 N. x

Jarak

Titik

Gaya normal

Gaya geser (N)

Momen (Nmm

X= 0

Nd= 0

Vd= 90 N

Md= 0 Nmm

X= 70

Nc= 0

Vc= 90 N

Mc= 6465 Nmm

d. Diagram :
Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada gambar 3.16 :

NFD
A

commit to user

37
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

SFD
16,5 N

13 N

90 N

D
-

BMD

6465 Nmm
4125Nmm

Gambar 3.16 NFD, SFD dan BMD Gaya Vertikal

III.6.3. Uraian gaya horisontal


Uraian gaya horisontal seperti terlihat pada gambar 3.17 :

commit to user

38
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

F1=

90 N

70

RAx
A

430

RAy
500

x
F1= 90 N

RAx
A

430

RAy

70
y

500
Gambar 3.17 Uraian Gaya Horisontal
Kesetimbangan gaya luar

RDy (500) F1(430)

=0

RDy(500) 90 N(430) = 0
RDy =
= 77,4 N (

RAy (500) F1 (70)

=0

RAy(500) -77,4N (70) = 0


RAy =
= 12,6 N (

commit to user

RDy

39
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Kesetimbangan gaya dan titik potong gaya horisontal dapat dilihat pada
gambar 3.18 :

x
F1= 90 N

RAx
A

430

70

RDy

= 77,4 N

RAy = 12,6 N
500
Gambar 3.18 Kesetimbangan Gaya dan Titik Potong pada Gaya
Horisontal
Kesetimbangan gaya dalam :
a.

Potongan x-x kiri seperti terlihat pada gambar 3.19 :


Mx
RAx

Nx
RAy

12,6 N

Vx

Gambar 3.19 Reaksi Gaya dalam Potongan x-x Kiri Horisontal


Nx

=0

Vx

= 12,6 N

Mx

= 12,6 N. x

commit to user

40
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Jarak

Titik

Gaya normal

Gaya geser (N)

Momen (Nmm

X= 0

Na= 0

Va= 12,6 N

Ma= 0

X= 430

Nc= 0

Vc= 12,6 N

Mc= 5418 Nmm

b.

Potongan y-y kiri seperti terlihat pada gambar 3.20 :


Mx
Nx

RDy
Vx

77,4 N

Gambar 3.20 Reaksi Gaya dalam Potongan y-y Kiri Horisontal

Nx

=0

Vx

= 77,4 N

Mx

= 77,4 N. x

Jarak

Titik

Gaya

Gaya geser (N)

Momen (Nmm

normal
X= 0

Na= 0

Va= 77,4 N

Ma= 0

X= 70 N

Nc= 0

Vc= 77,4 N

Mc= 5418 Nmm

c. Diagram :
Diagram NFD, SFD dan BMD seperti terlihat pada gambar 3.21 :

NFD
A

commit to user

41
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

SFD
12,6 N

77,4 N
+

91,7 N

BMD

5418 Nmm

+
+

Gambar 3.21 NFD, SFD dan BMD Gaya Horisontal

d.

Momen resultan terbesar antara momen vertikal dan horisontal :

Nmm
Nm

commit to user

42
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Momen ekuivalen :

e.

Perhitungan diameter poros yang diijinkan :

mm3
15 mm

f.

Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan silinder pencampur


Menghitung daya yang dibutuhkan:

= 231 watt = 0,3 hp ( 1watt = 0,00134hp)

Diameter poros pengaduk yang diijinkan minimal adalah 15 mm


Dalam kenyataanya poros yang digunakan adalah berdiameter 25 mm
commit to user
Jadi, Kontruksi dinyatakan AMAN.

You might also like