You are on page 1of 3

Antipsikosis/Transkuiliser mayor sebagai neuroleptik adalah obat yang pertama kali dibuat

untuk mengobati pasien muda yang mengidap Skizoprenia sehingga sering disebut obat
Skizoprenia. Seringkali obat Transkuiliser Mayor diresepkan untuk pasien Demensia dengan
gejala agitasi, delusi (melihat dan mendengar yang tak ada), kesulitan tidur.

Bagaimana obat Skizoprenia bekerja?


Tidak ada yang tahu secara persis bagaimana obat Skizoprenia ini bekerja. Kebanyakan obat
Skizoprenia berefek sedatif, dan memblokade efek dari dopamin, zat kimia yang bertanggung
jawab membawa sinyal di antara sel otak. Obat Skizoprenia menginterupsi arus informasi
yang mungkin terlalu tinggi pada penderita Skizoprenia.
Berapa cepat obat Skizoprenia bekerja?
Hal ini tergantung pada bagaimana obat Skizoprenia digunakan, apakah diminum secara oral
atau disuntikkan. Jika digunakan dengan cara disuntikkan efek sedatifnya cepat dan mencapai
puncaknya hanya 1 jam. Jika digunakan dengan cara diminum baik tablet maupun sirup,
biasanya efek sedatifnya baru tercapai berjam-jam lebih lama. Akan tetapi, untuk
menghilangkan gejala mendengar suara yang aneh memerlukan waktu beberapa hari atau
minggu.
Obat-obat Skizoprenia
1. Chlorpromazine
Memiliki potensi yang lemah, dan merupakan obat pembanding bagi obat lainnya.
Tersedia dalam bentuk tablet untuk oral dan larutan suntik.
2. Fluphenazine
Fluphenazine memiliki efek samping yang lebih ringan dari Chlorpromazine dalam
hal sedasi dan efek muskariniknya, tetapi efek samping kejang otot dan sulit istirahat
lebih berat. Hal ini dapat menyebabkan depresi. Tersedia dalam bentuk tablet 2,5 mg
dan 5 mg.
3. Haloperidol
Merupakan golongan Butirofenon, obat Skizoprenia ini berguna untuk menenangkan
keadaan mania pada penderita psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberi
Fenotiazin.
Pemakaian bersamaan dengan Litium dan Fluoxetine dapat meningkatkan kadar obat
Haloperidol dalam darah.
4. Levomepromazine/methotrimeprazine

Merupakan senyawa dimetilaminopropil yang mempunyai potensi rendah dengan efek


samping sedasi lebih besar dibanding Chlorpromazine. Pada pasien berumur lebih
dari 50 tahun harus diperhatikan tekanan darahnya.
5. Pimozide
Pimozide adalah turunan Diphenylbutylpiperidine dengan kegunaan neuroleptiknya
untuk menangani Skizoprenia kronis. Obat Pimozide tidak memberikan efek sedasi
dan dapat diberikan dalam satu kali pemakaian sehari.
Mekanisme kerja dari Pimozide berhubungan dengan aksi kerjanya pada reseptor
aminergik pusat. Obat ini mempunyai kemampuan secara selektif untuk memblokade
reseptor Dompaminergik pusat, meskipun pada dosisi tinggi mempengaruhi
perubahan Norepineprin
6. Prochlorperazine
Prochlorperazine merupakan derivat Fenotiazin yang bekerja dengan cara memblok
reseptor Dopamin di otak. Penyakit kejiwaan terutama Skizoprenia menurut penelitian
disebabkan oleh overaktivitas dari Dopamin di otak. Prochlorperazine digunakan
untuk jangka panjang pada gangguan jiwa seperti Skizoprenia. Obat ini juga dapat
untuk jangka pendek untuk mengatasi rasa cemas dan mania yang akut.
7. Thioridazine
Thioridazine merupakan turunan dari Fenotiazin yang dapat menyebabkan detak
jantung tak menentu sehingga perlu pengawasan dokter dalam pemakainnya.
Penderita harus menjalankan ECG dan tes darah sebelum menggunakan obat ini. Obat
ini digunakan bila penderita Skizoprenia tidak merespon dengan obat lainnya. Ikuti
cara pemakaian seperti yang diresepkan dokter, tanyakan ke dokter atau farmasis
segala hala yang anda perlu tahu. Minum obat sesuai dengan resep tidak lebih tidak
kurang.
8. Trifluoperazine (Stelazine)
Trifluoperazine merupakan turunan Fenotiazine, tersedia dalam bentuk tablet 1 mg
dan 5 mg.
9. Aripiprazole
Obat ini dilisensikan di Inggris untuk digunakan sebagai obat Skizoprenia pada bulan
Juni 2004. dalam penelitian obat ini efektif untuk mngurangi gejala-gejala
Skizoprenia dengan efek samping lebih kecil dibanding Haloperidol. Obat ini juga
tidak menyebabkan berat badan naik seperti obat antipsikotik lainnya.
10. Clozapine
Clozapine diresepkan untuk mengobati Skizoprenia bila obat antipsikosis lainnya
tidak cocok.

11. Olanzapine
Olanzapine efektif dalam menjaga kesehatan penderita Skizoprenia dan kejiwaan
lainnya. Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi.
12. Quetiapine
Digunakan terutama untuk penderita dengan gejala parkinson yang tak bisa ditolerir,
atau gejala-gejala yang disebabkan meningkatnya prolactin oleh obat lain. Cara kerja
mirip dengan Clozapine.
13. Risperidone
Risperidone dapat mengurangi gejala positif dan negatif dari skizoprenia. Efeknya
mirip dengan Chlorpromazine, tetapi mempunyai efek neuromuskular yang tidak
kentara.
Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi.

You might also like